BAB IV

4
BAB IV PEMBAHASAN KASUS Pasien laki-laki berumur 50 tahun datang dengan keluhan mata merah dan nyeri, keluar cairan dan kotoran berwarna kekuningan sejak 3 hari yang lalu. 1 bulan yang lalu menderita keratitis, telah diobati dan sembuh 2 minggu yang lalu. Penglihatan kabur sejak lama, 2 bulan yang lalu didiagnosis dokter menderita katarak pada kedua mata. Gejala-gejala yang dialami pasien ini yaitu mata merah, nyeri, keluar sekret kekuningan, dan ditambah dengan pemeriksaan mata anterior didapatkan injeksi konjungtiva dan edema konjungtiva, tidak terdapat pembesaran folikel dan papil, serta pembesaran kelenjar periaurikel (-), sesuai dengan kepustakaan yang menuju kearah konjungtivitis bakteri. Berbeda dengan konjungtivitis viral dimana mata cenderung berair tanpa sekret kekuningan dan terdapat pembesaran folikel. Pemeriksaan yang disarankan pada kasus ini adalah pemeriksaan langsung swab konjungtiva untuk mengetahui bakteri penyebab agar dapat diberikan terapi yang sesuai. Sambil menunggu hasil lab, diberikan terapi dengan antibiotik spectrum luas, dapat diberikan tetes mata kloramfenikol dengan deksametason untuk meredakan inflamasinya. Antibiotik oral spectrum luas dapat 60

description

mm

Transcript of BAB IV

61

BAB IVPEMBAHASAN KASUS

Pasien laki-laki berumur 50 tahun datang dengan keluhan mata merah dan nyeri, keluar cairan dan kotoran berwarna kekuningan sejak 3 hari yang lalu. 1 bulan yang lalu menderita keratitis, telah diobati dan sembuh 2 minggu yang lalu. Penglihatan kabur sejak lama, 2 bulan yang lalu didiagnosis dokter menderita katarak pada kedua mata. Gejala-gejala yang dialami pasien ini yaitu mata merah, nyeri, keluar sekret kekuningan, dan ditambah dengan pemeriksaan mata anterior didapatkan injeksi konjungtiva dan edema konjungtiva, tidak terdapat pembesaran folikel dan papil, serta pembesaran kelenjar periaurikel (-), sesuai dengan kepustakaan yang menuju kearah konjungtivitis bakteri. Berbeda dengan konjungtivitis viral dimana mata cenderung berair tanpa sekret kekuningan dan terdapat pembesaran folikel.Pemeriksaan yang disarankan pada kasus ini adalah pemeriksaan langsung swab konjungtiva untuk mengetahui bakteri penyebab agar dapat diberikan terapi yang sesuai. Sambil menunggu hasil lab, diberikan terapi dengan antibiotik spectrum luas, dapat diberikan tetes mata kloramfenikol dengan deksametason untuk meredakan inflamasinya. Antibiotik oral spectrum luas dapat diberikan, seperti cefadroxil, untuk mengurangi rasa nyeri dan sekaligus sebagai antiinflamasi sistemik diberikan natrium diklofenak. Natrium diklofenak bekerja dengan menghambat sintesa prostaglandin sehingga memiliki efek samping pada lambung maka perlu diberikan ranitidin, suatu antagonis reseptor histamine H2 yang menghambat sekresi asam lambung.Selain menggunakan obat-obatan, kebersihan mata juga perlu dijaga. Konjungtivitis bakteri jika diobati dengan baik dapat sembuh dalam waktu 1-3 hari.Dari hasil anamnesis diketahui pasien mengalami penglihatan kabur yang sudah lama, dan dari hasil pemeriksaan mata terlihat kekeruhan lensa yang menyeluruh, sesuai dengan kepustakaan yang menuju ke arah katarak senilis hipermatur. Pada pemeriksaan fisik didapatkan visus pasien pada mata kanan dan kiri sebesar 1/300, terdapat kekeruhan pada lensa kedua mata yang jika disinari dengan menggunakan senter pada kemiringan 45o tidak terdapat bayangan iris. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa pada lensa normal yang tidak terdapat kekeruhan, sinar dapat masuk kedalam mata tanpa ada yang dipantulkan. Jika kekeruhan merata pada bagian lensa, maka sinar obliq yang mengenai bagian yang keruh ini, tidak akan dipantulkan lagi, sehingga pada pemeriksaan, terlihat dipupil, tidak terdapat daerah yang terang sebagai reflek pemantulan cahaya pada daerah lensa yang keruh. Keadaan ini disebut bayangan iris (-). Penatalaksanaan pada katarak hipermatur adalah dengan pembedahan ekstraksi lensa. Dalam kasus ini, pasien disarankan untuk dilakukan operasi katarak untuk mencegah terjadinya komplikasi yang dapat terjadi yaitu glaucoma sekunder, uveitis, dan endoftalmitis. Operasi katarak yang dianjurkan untuk dipilih adalah EKEK (Ekstraksi Katarak Ekstra Kapsuler) dan pemasangan Intra Ocular Lens (IOL) pada OD dengan pertimbangan bahwa derajat kekeruhan lensa pasien sudah merata sehingga nukleus lentis tergolong keras.

Perawatan Pasca Operasi :1. Mata dibebat 2. Diberikan tetes antibiotika dengan kombinasi antiinflamasi3. Tidak boleh mengangkat benda berat, menggosok mata, berbaring di sisi mata yang baru dioperasi, dan mengejan keras.4. Kontrol teratur untuk evaluasi luka operasi dan komplikasi setelah operasi.

Komplikasi operasi katarak bervariasi berdasarkan waktu dan luasnya. Komplikasi dapat terjadi intra operasi atau segera sesudahnya atau periode pasca operasi lambat. Oleh karenanya penting untuk mengobservasi pasien katarak paska operasi dengan interval waktu tertentu yaitu pada 1 hari, 1 minggu, 1 bulan, dan 3 bulan setelah operasi katarak. Angka komplikasi katarak adalah rendah. Komplikasi yang sering terjadi endoftalmitis, ablasio retina, dislokasi atau malposisi IOL, peningkatan TIO, dan edema macula sistoid. Prognosis pasien ini baik, hal ini disebabkan karena konjungtivitis bakteri yang ditangani dengan baik dapat sembuh tanpa komplikasi dan katarak merupakan suatu kekeruhan pada lensa yang dapat diperbaiki. Sehingga tajam penglihatan pasien setelah dioperasi akan lebih baik dibandingkan dengan sebelum dioperasi.

60