BAB IV

16
BAB IV METODE PENELITIAN IV.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan secara cross sectional. Survey cross sectional adalah mempelajari hubungan antara variable bebas (infeksi cacing) dengan variable tergantung (status gizi) dengan melakukan pengukuran sesaat. Dengan cara melakukan survey ke sekolah dasar dan mengambil sambil feses yang kemudian langsung dibawah ke laboratorium untuk diuji dan dinilai. IV.2 Tempat Dan Waktu Penelitian IV.2.1 Tempat penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di sekolah dasar yang berada di IV.2.1 Waktu penelitian Penelitian ini mulai dilakukan pada tanggal

description

u

Transcript of BAB IV

BAB IV

BAB IV

METODE PENELITIAN

IV.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan secara cross sectional. Survey cross sectional adalah mempelajari hubungan antara variable bebas (infeksi cacing) dengan variable tergantung (status gizi) dengan melakukan pengukuran sesaat. Dengan cara melakukan survey ke sekolah dasar dan mengambil sambil feses yang kemudian langsung dibawah ke laboratorium untuk diuji dan dinilai.IV.2 Tempat Dan Waktu Penelitian

IV.2.1 Tempat penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di sekolah dasar yang berada di IV.2.1 Waktu penelitian

Penelitian ini mulai dilakukan pada tanggal

IV.3 Populasi Dan Sampel Penelitian

IV.3.1 PopulasiPopulasi target (sasaran) yaitu populasi yang menjadi sasaran pengamatan atau populasi dari mana suatu keterangan akan diperoleh. Populasi diambil dari siswa SDN Maradekaya 1.IV.3.2 Sampel penelitian

a. Tehknik pengambilan sampel

Sampel penelitian ini adalah siswa sekolah dasar kelas III-V dari sekolah yang sudah dipilih. Alasan peneliti tidak mengambil siswa kelas I dan II karena mereka baru atau masih dini mengenal sekolahnya dan untuk kelas VI karena mereka dalam persiapan ujian.Kriteria inklusi yaitu :

1. siswa sekolah dasar kelas II sampai V

2. bersedia berpartisipasi dalam penelitian

3. siswa yang hadir pada saat dilakukan penelitian.

Kriteria eksklusi :

1. siswa sekolah dasar kelas I dan VI

2. tidak bersedia menjadi responden. IV.4 Pengumpulan Data

IV.4.1 Data primer

Data hasil laboratorium kejadian infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah pada anak sekolah.IV.4.2 Data sekunder

Data yang dipakai sebagai data pendukung untuk melengkapi penulisan skripsi ini yang didapat dari instansi yang terkait dan relevan dengan penelitian ini.

IV.4.3 Pemeriksaan Tinjaa. Tujuan

Pemeriksaan tinja bertujuan untuk menegakkan diagnosis pasti, ada dan tidaknya infeksi cacing, berat ringannya infeksi serta jenis telur cacing yang ada.

b. Alat dan Bahana) Aquadest

b) Glycerin

c) Malachite green (hijau malasit)

d) Gelas obyek

e) Cellophane tape (selofan), ukuran lebar 2,5 cm.

f) Karton ukuran tebal 2 mm dan dilubangi dengan perforator

g) Kawat saring atau kawat kasa (wire screen).

h) Pot plastik ukuran 10 15 cc atau kantong plastik obat.

i) Lidi atau tusuk gigi

j) Kertas minyak

k) Kertas saring atau tissue

l) Spidol tahan air

m) Tutup botol dari karet

n) Gunting logam

o) Waskom plastik kecil

p) Sabun dan deterjen

q) Handuk kecil

r) Sarung tangan karet

s) Formalin 5 10 %

t) Mikroskop

u) Formulir

v) Ember

w) Counter (alat penghitung)

c. Cara Pembagian dan Pengumpulan Tinjaa) Sebelum pot tinja dibagi perlu dilakukan wawancara dan penyuluhan tentang pengetahuan akan cacingan dan kebiasaan hidup sehat.b) Responden dibagikan pot tinja yang telah diberi kode.

c) Pot tersebut diisi dengan tinjanya sendiri dan langsung dikumpulkan.

d) Jumlah tinja yang dimasukkan ke dalam pot sekitar 100 mg (sebesar kelereng atau ibu jari tangan).

e) Spesimen harus segera diperiksa pada hari yang sama, sebab jika tidak telur cacing tambang akan rusak atau menetas menjadi larva. Jika tidak memungkinkan tinja harus diberi formalin 5-10% sampai terendam.

IV.4.4 Metode Pemeriksaan Kato-Katz

Yang dimaksud dengan Larutan Kato adalah cairan yang dipakai untuk merendam/memulas selofan (cellophane tape) dalam pemeriksaan tinja terhadap telur cacing menurut modifikasi

a. Teknik Kato dan Kato-Katz.

a) Untuk membuat Larutan Kato diperlukan campuran dengan perbandingan: Aquadest 100 bagian, Glycerin 100 bagian dan Larutan malachite green 3% sebanyak 1 bagian.

b) Timbang malachite green sebanyak 3 gram, masukkan ke dalam botol/beker glass dan tambahkan aquadest 100 cc sedikit demi sedikit lalu aduk/kocok sehingga homogen, maka akan diperoleh larutan malchite green 3%.

c) Masukkan 100 cc aquadest ke dalam Waskom plastik kecil, lalu tambahkan 100 cc glycerin sedikit demi sedikit dan tambahkan 1 cc larutan malachite green 3%, lalu aduk sampai homogen. Maka akan didapatkan Larutan Kato 201 cc

b. Cara merendam / memulas selofan (cellophane tape)

a) Buatlah bingkai kayu segi empat sesuai dengan ukuran Waskom plastik kecil. Contoh:

b) Misal bingkai untuk foto

c) Libatkan / lilitkan selofan pada bingkai tersebut.

d) Rendamlah selama + 18 jam dalam Larutan Kato.

e) Pada waktu akan dipakai, guntinglah selofan yang sudah direndam sepanjang 3 cm.c. Cara Pemeriksaan Kualitatif (modifikasi teknik Kato)

Hasil pemeriksaan tinja kualitatif berupa positif atau negatif cacingan. Prevalensi cacingan dapat berupa prevalensi seluruh jenis cacing atau per jenis cacing.

Cara Membuat Preparat

a) Pakailah sarung tangan untuk mengurangi kemungkinan infeksi berbagai penyakit.

b) Tulislah Nomor Kode pada gelas objek dengan spidol sesuai dengan yang tertulis di pot tinja.

c) Ambillah tinja dengan lidi sebesar kacang hijau, dan letakkan di atas gelas obyek.

d) Tutup dengan selofan yang sudah direndam dalam larutan Kato, dan ratakan tinja di bawah selofan dengan tutup botol karet atau gelas obyek.

Biarkan sediaan selama 20-30 menit.

Periksa dengan pembesaran lemah 100 x (obyektif 10 x dan okuler 10 x), bila diperlukan dapat dibesarkan 400 x (obyektif 40 x dan okuler 10 x).

Hasil pemeriksaan tinja berupa positif atau negatif tiap jenis telur cacing.d. Cara Pemeriksaan Kuantitatif

Pemeriksaan kuantitatif diperlukan untuk menentukan intensitas infeksi atau berat ringannya penyakit dengan mengetahui jumlah telur per gram tinja (EPG) pada setiap jenis cacing.

Cara Membuat Preparat

a) Saringlah tinja menggunakan kawat saring.

b) Letakkan karton yang berlubang di atas slide kemudian masukkan tinja yang sudah disaring pada lubang tersebut.

c) Ambillah karton berlubang tersebut dan tutuplah tinja dengan selofan yang sudah direndam dalam larutan Kato.

d) Ratakan dengan tutup botol karet hingga merata. Diamkan kurang lebih sediaan selama 20 30 menit.

e) Periksa di bawah mikroskop dan hitung jumlah telur yang ada pada sediaan tersebut.Cara Menghitung TelurHasil pemeriksaan tinja secara kuantitatif merupakan intensitas infeksi, yaitu jumlah telur per gram tinja (Egg Per Gram/EPG) tiap jenis cacing.

(a) Intensitas Cacing Gelang = Jumlah telur cacing gelang

x 1000/R

Jumlah specimen positif telur Cacing Gelang

(b) Intensitas Cacing Cambuk = Jumlah telur cacing cambuk

x 1000/R

Jumlah specimen positif telur Cacing Cambuk

(c) Intensitas Cacing Tambang = Jumlah telur cacing tambang

x 1000/R

Jumlah specimen positif telur Cacing Tambang

Ket : R = berat tinja sesuai ukuran lubang karton (mg).

Untuk program cacingan adalah 40 mg.

e. Klasifikasi Intensitas Infeksi

Klasifikasi intensitas infeksi merupakan angka serangan dari masing-masing jenis cacing. Klasifikasi tersebut digolongkan menjadi tiga, yaitu ringan, sedang dan berat. Intensitas infeksi menurut jenis cacing dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel - Klasifikasi Intensitas Infeksi Menurut Jenis Cacing

IV.4.5 Mengukur status gizi

Alat yang digunakan adalah :

1) Untuk mengukur tinggi badan digunakan alat Microtoice/meteran2) Pengukuran berat badan menggunakan timbangan berat badan (bathroom scale/platform balance scale) dengan ketelitian 0,1 kg.Cara mengukur tinggi badan

a. Sewaktu diukur , anak tidak boleh menggunakan alas kaki(sepatu , sandal) dan penutup kepala.b. Anak berdiri membelakangi dinding dengan pita meteran berada ditengah bagian kepala.c. Posisi anak tegak bebas. Tidak sikap tegap sepeerti tentarad. Tangan dibiarkan tergantung bebas menempel ke badane. Tumit rapat, tetapi ibu jari kaki tidak rapatf. Kepala, tulang belikat, pinggul, dan tumit menempel ke dinding.g. Anak menghadap dengan pandangan lurus ke depan.Cara menimbang anak

Sebelum digunakan periksalah secara saksama alat timbangan , apakah dalam kondisi baik atau tidak. Baik apabila bandul geser berada pada posisi skala 0,0 kg, jarum penunjuk berada pada posisi seimbang.

a. Murid harus melepaskan sepatu, kaos kaki, jam dan acessoris lain, terkecuali seragam sekolahnya saat akan ditimbang.

b. Lihat hasil yang ditunjukkan pada timbangan tersebut

c. Karena pengukuran dilakukan untuk beberapa siswa, maka untuk penimbangan berikutnya timbangan harus kembali menunjukkan angka 0,0 kg dan prosedur diulang dari point 1Keadaan gizi anak sekolah dasar yang diukur dengan antropometri dengan indeks BB/U, dan BB/TB dan TB/Ua. Indikator BB/U

Indikator BB/U berguna untuk mengukur status gizi saat ini.

1.Cara Pengukuran

Pengukuran dilakukan dengan cara :

a) Timbang berat badan anak.

b) Siapkan tabel rujukan WHO-NCHS untuk indikator BB/U yang sesuai dengan jenis kelamin anak.

c) Perhatikan kolom paling kiri untuk variabel perujuk yaitu umur.

d) Bandingkan hasil pengukuran dengan angka yang ada dalam tabel.

b. Indikator BB/TB

Merupakan pengukuran antropometrik yang terbaik

1. Cara Pengukuran Pengukuran dilakukan dengan cara :a) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan anak

b) Siapkan tabel rujukan WHO-NCHS untuk indikator BB/TB yang sesuai dengan jenis kelamin anak

c) Perhatikan kolom paling kiri untuk variabel perujuk yaitu Tinggi Badan

d)

Bandingkan hasil pengukuran dengan angka yang ada dalam tabel yang ada di daftar tabel.V.5 Pengolahan Dan Analisa Data

V.5.1 Metode pengolahan

setelah semua data terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data. Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan terhadap hasil dari pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan status gizi.V.5.2 Analisa data

a. Analisa univariat Analisa univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Dengan menggunakan distribusi frekuensi untuk mengetahui gambaran terhadap variabel yang diteliti.

b. analisa bivariat menggunakan analisa bivariat yaitu untuk mengetahui hubungan kejadian infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah dengan status gizi pada anak sekolah di kota Makassar. Setelah menggunakan analisa data maka di lanjutkan dengan menggunakan uji chi square.V.6 Etika Penelitian1. Menyertakan surat izin penelitian dari Dinas Pendidikan KotaMakassar

2. Meminta izin kepada Kepala Sekolah Dasar sekolah yang akan diteliti

3. Meminta izin kepada wali kelas sebelum melakukan penelitian terhadap anak murid kelas III - V

4. Melakukan pengukuran terhadap siswa-siswa SD jika siswa tersebut bersedia untuk ikut serta dalam penelitian ini