BAB IV

18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Praktik ini dilaksanakan di industri Tahu milik Bapak Suyatno yang beralamat di Dusun Gesikan, Tamantirta, Kasihan, Bantul, Yogyakarta di mana di dusun ini terdapat struktur masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai jenis dan perbedaan, di antaranya yaitu seperti mata pencaharian. Sebagian besar warga Dusun Gesikan adalah industry Tahu. Industri tahu milik Bapak Suyatno berdiri pada tahun 2009 dengan luas ruangan produksi yaitu 16x15 meter. Pada awal berdiri industri ini tidak memperkerjakan orang lain, melainkan dikerjakan secara mandiri. Industri Tahu ini mulai memperkerjakan orang lain/tenaga kerja pada tahun 2008. Pada saat ini industri Tahu Bapak Suyatno memiliki lima (5) orang tenaga kerja. Jenis tahu yang dihasilkan yaitu tahu putih,tahu goring,tahu bakso, tahu asin, tahu coklat dan segala macam tahu. Proses pemasaran yaitu meliputi Pasar Kranggan, Pasar Gamping, Pasra Kolombo untuk tahu yang belum di masak (mentah), untuk tahu matang yang berupa tahu bakso di pasarkan di Mirota dan Superindo.

description

Bab IV

Transcript of BAB IV

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian1. Gambaran Umum Lokasi

Praktik ini dilaksanakan di industri Tahu milik Bapak Suyatno yang beralamat di Dusun Gesikan, Tamantirta, Kasihan, Bantul, Yogyakarta di mana di dusun ini terdapat struktur masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai jenis dan perbedaan, di antaranya yaitu seperti mata pencaharian. Sebagian besar warga Dusun Gesikan adalah industry Tahu.

Industri tahu milik Bapak Suyatno berdiri pada tahun 2009 dengan luas ruangan produksi yaitu 16x15 meter. Pada awal berdiri industri ini tidak memperkerjakan orang lain, melainkan dikerjakan secara mandiri. Industri Tahu ini mulai memperkerjakan orang lain/tenaga kerja pada tahun 2008. Pada saat ini industri Tahu Bapak Suyatno memiliki lima (5) orang tenaga kerja.

Jenis tahu yang dihasilkan yaitu tahu putih,tahu goring,tahu bakso, tahu asin, tahu coklat dan segala macam tahu. Proses pemasaran yaitu meliputi Pasar Kranggan, Pasar Gamping, Pasra Kolombo untuk tahu yang belum di masak (mentah), untuk tahu matang yang berupa tahu bakso di pasarkan di Mirota dan Superindo.

Di daerah Gesikan, Tamantirta, Kasihan, Bantul terdapat 3 industri yang memproduksi tahu. Satu industri terletak ditengah pemukiman dan sungai sedangkan industri yang lainnya terletak di tengah pemukiman.1. Hasil Pengukurana. Pengukuran fisik lingkungan1) PencahayaanTabel 1

Hasil pengukuran pencahayaan

NoHasil pengukuran (lux)Rata-rata

Titik ATitik BTitik CTitik DTitik E

1. 17,787,262,439,2224,59

2. 18,357,532,1410,4021,29

3. 18,007,452,6510,1022,29

Rata-rata18,047,412,459,9122,7212,106

2) Pengukuran Suhu dan Kelembaban Ruang Produksi

Tabel 2

Hasil pengukuran suhu dan kelembaban

NOHasil Pemeriksaan

SuhuKelembaban

1. 32,1 oC80,2%

2. 32,0 oC74,3%

3. 32,2 oC71,7%

Rata-rata32,1 oC74,4%

b. Pengukuran kimia limbah cair1) Pengukuran pH

Tabel 3

Hasil pengukuran pH pada limbah cair

NoKode pengukuranHasil pengukuran

1. Pengukuran I4

2. Pengukuran II4

3. Pengukuran III4

Rata-rata4

2) DO dan BOD

Tabel 4

hasil pemeriksaan volume titrasiNOKode sampelV.awalV.akhirV.titrasi

1. Do segera---

2. AC1 088

3. AC2055

4. AP1814,56,5

5. AP25105

Tabel 5

hasil pemeriksaan kadar DO

NoKodeKadar DO (mg/L)

1. DO awal

2. AC18

3. AC25 x 1,345 = 6,6

4. AP16,5

5. AP25 x 1,275 = 6,3

Waktu koreksi AC eram

= 2 hari 23 jam

= 5 hari ().(1,38-0,54)

= 1,38 (). (1,38-0,54)

= 1,34

Waktu koreksi AP eram

= 2 hari 21 jam

=5 hari ( ) . (1,38-0,54)

= 1,38- () . (1,38-0,54)

= 1,38-0,105

= 1,275

BOD AC = (DO AC1-DO AC2)

= (8-6,6)

= 1,4 mg/L

BOD AP = (DO AP1-AP2)

= 6,5-6,3

= 0,2

Kadar BOD sampel= (BOD AC-BOD AP)x P

= (1,4-0,2) x 100

= 1,2 x 100

= 120 mg/L

3) Pengukuran COD

Tabel 6

-Hasil pemeriksaan COD

NOKode tabungV.awal (ml)V.akhir (ml)V.titrasi (ml)

1. Blanko9123

2. Sampel1215,53,5

Kadar COD = 1000/2 x ( ml Titrasi Blanko ml Titrasi Sampel) x 0,1 x 1x8

= 1000/2 x ( 3,5 ml 3 ml ) x 0,1 x 1x8

= 500 x 0,5 x 0,1 x 1x8

= 200 mg/l

4) Pengukuran TSS

Tabel 7

Hasil pemeriksaan TSS

NOperlakuanBerat awal (gram)Berat akhir (gram)

1. Kertas saring0,26800,4020

Kadar TSS = 1000/100 x (Berat kertas saring akhir Berat kertas saring awal) x 1000 mg/gr

= 1000/100 x (0,4020 0,2680) x 1000 mg/gr

= 1000/100 x 0,134 x 1000 mg/gr

= 10 x 0,134 x 1000 mg/gr

= 1340 mg/gr

c. Pengukuran aspek sosial

NodampakHasil wawancara

Ya (mengganggu)Tidak (tidak mengganggu)

1. Bau24

2. Kebisingan33

3. kualitas air05

4. kualitas udara33

3. Pembahasana. Pengukuran Fisik Lingkungan

Pengukuran pencahayaan di industry tahu milik bapak Suyatno yang dilakukan pada 6 titik disudut ruangan pengolahan tahu. Hasil pengukuran tersebut kemudian di rata-rata dan didapatkan hasil 12,106 lux. Menurut Kepmenkes RI Nomor 1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri syarat minimum intensitas cahaya di ruang kerja yaitu 100 lux. Hasil pengukuran pencahayaan tidak memenuhi persyaratan jika dibandingkan dengan Kepmenkes RI Nomor 1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.

Intensitas cahaya di industry tahu milik bapak Suyatno rendah dikarenakan penerangan pada ruang produksi hanya berasal dari pencahayaan alami dengan menggunakan beberapa genteng kaca. Lokasi tempat produksi yang berada dibawah pepohonan juga memungkinkan penerangan pada ruang tersebut kurang. Pada ruang produksi terdapat beberapa lampu tetapi tidak digunakan.

Kurangnya intensitas pencahayaan dapat menimbulkan gangguan pada pekerja yang berupa kenyamanan dalam bekerja dan produktivitas pekerja. Penerangan yang kurang baik akan menyebabkan pekerja tidak dapat melihat benda-benda dengan jelas dan juga tidak dapat melihat sumber bahaya atau mengenali sumber ketika terjadi bahaya di ruang produksi. Pada pekerja yang memerlukan ketelitian dalam pembuatan tahu seperti pada proses pencetakan tahu dan pemotongan tahu dengan alat khusus tanpa penerangan yang memadai, maka dampaknya akan sangat terasa pada kelelahan mata. Terjadinya kelelahan otot mata dan kelelahan syaraf mata adalah sebagai akibat tegangan yang terus menerus pada mata, walaupun tidak menyebabkan kerusakan mata secara permanen, tetapi menambah beban pada pekerja, mempercepat lelah yang mengakibatkan pekerja sering istirahat, kehilangan jam kerja dan dapat menurunkan produktivitas kerja.

Pengukuran suhu dan kelembaban dilakukan pada ruang produksi. Didapatkan hasil pengukuran suhu sebesar 32,10C dan kelembaban sebesar 75,4%. Sehingga Suhu dan Kelembaban pada ruang produksi tersebut melebihi ambang batas berdasarkan persyaratan yang ditentukan dalam Kepmenkes RI Nomor 1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri yaitu suhu 18-280C,pada kelembaban 40%-60%. Suhu pada ruangan tersebut cukup panas dikarenakan dalam ruang produksi terdapat tungku besar yang digunakan dalam proses perebusan dan kurangnya ventilasi dalam ruang produksi. Kelembaban didapatkan hasil yang cukup tinggi dikarenakan pencahayaan yang kurang, proses perendaman dan sebagian proses pencucian kedelai dilakukan pada ruang produksi yang memungkinkan berpengaruh pada tingkat kelembaban. Suhu dan kelembaban memiliki hubungan keterbalikan. Semakin rendah suhu, umumnya akan menaikkan nilai kelembaban dan semakin tinggi suhu, maka nilai kelembaban semakin rendah (Riawan, 2007)Suhu yang cukup panas pada ruang produksi dapat mempengaruhi performansi kerja dan juga kesehatan tubuh pekerja. Temperature ruang yang panas dapat mengakibatkan cepat timbulnya kelelahan tubuh pekerja dan dalam proses produksi cenderung membuat banyak kesalahan karena ketidaknyamanan temperature ruang. Efek dari temperature panasbagi pekerja yang paling berat yaitu tekanan panas yang berlebih dalam tubuh yang menjadi beban tambahan tubuh sehingga kerja jantung bertambah. b. Pengukuran kimia limbah cair

Pada pengukuran parameter limbah cair tahu, dilakukan pengambilan sampel kimia limbah cair pada outlet. Kemudian dilakukan pengukuran parameter BOD, COD,TSS,pH dan kekeruhan. Sebelum melakukan pengukuran BOD pada limbah cair, menentukan pengenceran dengan mengukur kadar DO segera. Pada pengukuran DO segera air sampel limbah tau tidak timbul endapan kuning coklat yang menandakan bahwa tidak adanya oksigen dalam sampel. Pemeriksaan dilanjutkan dengan uji penegasan pada BOD dengan pengenceran sebanyak 100 kali.

Hasil pemeriksaan BOD yaitu 120 mg/L. Pengeraman pada AC eram dan AP eram hanya menggunakan waktu 2 hari lebih 21 jam untuk AC eram dan 2 hari lebih 23 jam untuk AP eram, sehingga perlu perhitungan koreksi waktu. Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Baku Mutu Air Limbah usaha dan atau kegiatan pengolahan kedelai khususnya tahu kadar BOD maksimum yaitu 150 mg/L. Hasil pemeriksaan BOD masih memenuhi jika dibandingkan dengan baku mutu limbah yang ditentukan dalam peraturan tersebut.

Kadar BOD yang cukup tinggi pada air limbah tahu menunjukkan indikasi adanya penurunan kadar oksigen terlarut akibat tingginya konsentrasi oksigen yang dibutuhkan oleh mikoorganisme untuk memecah atau mendegradasi zat organic terlarut dalam limbah tersebut.Pada pemeriksaan COD air limbah industry tahu milik bapak Suyatno didapatkan 200 mg/L. hasil tersebut masih memenuhi baku mutu berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Baku Mutu Air Limbah usaha dan atau kegiatan pengolahan kedelai khususnya tahukadar COD minimum dalam limbah cair yaitu 300 mg/L.

Kadar COD masih cukup baik sehingga jika limbah dibuang ke badan air tidak menimbulkan dampak bagi lingkungan. Kadar COD lebih tinggi dari BOD yang disebabkan oleh beberapa faktor, yang diantaranya adalah hasil COD tidak tergantung aklimasi bakteri sedangkan tes BOD sangat dipengaruhi aklimasi bakteri.

Pada pemeriksaan TSS didapatkan hasil 1340 mg/gram, kadar tss pada limbah cair sangat tinggi dikarenakan limbah tahu yang dibuang merupakan hasil air bekas pencucian kedelai dan air perendaman bubur kedelai sehingga residu padatan sangatlah banyak. Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Baku Mutu Air Limbah usaha dan atau kegiatan pengolahan kedelai khususnya tahu kadar TSS minimum dalam limbah cair yaitu 200 mg/gram. Hasil pemeriksaan TSS dalam air limbah industry tahu milik bapak Suyatno melebihi baku mutu yang telah di tentukan dalam peraturan tersebut.Air limbah yang bercampur zat padat yang berasal dari proses pencucian dan bekas perendaman. Oleh karena itu dapat dipastikan bahwa air buangan atau air limbah tahu dapat menyebabkan dampak jika dibuang ke badan air. Air limbah yang mengalir ke outlet sangatlah keruh menandakan bahwa kandungan TS memiliki hubungan erat dengan kecerahan perairan. Keberadaan padatan tersuspensi tersebut akan menghalangi penetrasi cahaya yang masuk ke perairan sehingga hubungan antara TSS dan kecerahan akan menunjukkan hubungan yang berbanding balik.

Pada pemeriksaan pH dilakukan 3 kali pengukuran agar nilai pH yang di dapatkan konstan. Hasil dari pengukuran pH yang didapatkan yaitu 4 (asam). Hal ini menunjukan bahwa pH melebihi NAB Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Baku Mutu Air Limbah usaha dan atau kegiatan pengolahan kedelai khususnya tahu nilai pH dalam limbah cair yang diperbolehkan untuk di buang ke badan air yaitu 6-9..Air limbah yang bersifat asam dikarenakan dalam proses produksi tahu menggunakan asam cuka. Asam cuka berfungsi untuk mengendapkan atau memisahkan air dengan konsentrat tahu. Asam cuka mengandung cuka dan garam sehinga bersifat asam.

Pada limbah cair bersifat asam dikarenakan belum ada pengolahan khusus untuk menurunkan pH pada limbah. Air limbah industry yang belum terolah dan memiliki pH yang rendah (asam) dapat mengganggu kehidupan mikroorganisme pada badan air. Hal ini akan semakin parah jika daya dukung lingkungan rendahserta debit air sungai yang rendah. Limbah dengan pH yang asam bersifat korosif terhadap logam

c. Pengukuran aspek Sosial

Pengukuran aspek social dilakukan pada hari Jumat 12 Juni 2015 dengan wawancara dan kuesiner pada masyarakat sekitar industry tahu milik bapak Suyatno. Jumlah KK pada dusun tersebut yaitu 50 KK dan yang dilakukan pengukuran dengan kuesioner hanya masyarakat yang memiliki rumah dengan jarak kurang dari 100 meter dari idustri. Dari survey lokasi, terdapat 6 rumah dengan jarak kurang dari 100 meter dari industry tahu milik bapak Suyatno. Beberapa aspek yang diukur meliputi bau,kebisingan, asap dan kualitas air bersih. Dari hasil pengukuran bau terdapat 2 responden yang mengatakan bahwa bau dari proses pembuatan tahu menyengat dan mengganggu. Hal ini disebabkan karena limbah cair yang dibuang ke lingkungan merupakan hasil endapan kedelai yang direndam selama kurang lebih 5 jam, selain itu bau juga bersumber dari proses pencucian. Empat responden lain mengatakan bahwa bau dari proses produksi tahu tidak mengganggu. Untuk mengurangi bau yang tidak sedap pada limbah cair tahu, perlu adanya pengolahan khusus atau penggunaan ebsorben sebagai penyerap bau.Kebisingan

Asap..

Kualitas air sumu

4. Analisis Dampak Kesehatan Lingkungana. Informasi pengamatan simpul

simpulPengertianpencahayaanSuhu dan kelembabanKualitas air

(BOD,COD,TSS,ph)baukebisinganasap

IJenis dan skala kegiatan yang diduga menjadi sumber pencemar atau lokasi yang menjadi tempat buangan bahan pencemarKurangnya sinar matahari yang masuk ke ruang produksi karena pemasangan genteng kaca yang kurang dan letak industri dibawah pepohonananTemperature panas berasal dari proses perebusan dengan memakai tungku besar yang berada pada ruang produksi dan kurangnya ventilasi sebagai aliran udara. Kelembaban berasal dari proses pencucian perendaman yang dilakukan dalam ruang produksi dan kurangnya sinar matahari yang masuk ke dalam ruang produksi.Sumber bau berasal dari limbah cair tahu bekas pencucian dan perendaman kedelai.Kebisingan berasal dari proses penggilingan dengan alat khusus.Asap berasal dari proses pembakaran yang masih menggunakan alat tradisional yang berupa tungku dan kayu bakar yang dicampur dengan serbuk gergaji.

IIMedia lingkungan (air, tanah, udara, biota) dengan segala komponen dan sifatnyaUdaraudaraairUdaraudaraudara

IIIHasil kontak (pemajanan) antara bahan pencemar dan manusia pada titik pemajanan.Orang yang kontak dengan pencahayaan yaitu tenaga kerja industri, khususnya pekerja di industry tahu.Orang yang kontak langsung dengan suhu dan kelembaban yaitu pekerja yang bekerja di industry tahu.Orang yang kontak lansung dengan bau yaitu masyarakat sekitar industry tahu, karena limbah tahu berbau menyengat ketika sudah dibuang ke lingkunagan.Orang yang kontsk langsung dengan kebisingan yaitu pekerja yang berada pada ruang produksi.Orang yang kontak langsung dengan asap yaitu pekerja yang berada di ruang produksi ketika melakukan proses perebusan dan masyarakat sekitar.

IVDampak kesehatan yang timbul akibat kontak atau terpajan oleh pencemar melalui berbagai cara.Gangguan pekerja yang berupa kenyamanan dalam bekerja, kurang produktif dalam bekerja, kelelahan kerja, meningkatnya kecelakaan kerja dan gangguan pada mata.mempengaruhi performansi kerja dan juga kesehatan tubuh pekerja, kelelahan kerja dan mengganggu kinerja jantungMengganggu kenyamanan pekerja dan masyarakat.Pada pekerja mengganggu kenyaman bekerja, jika terus menerus dapat menimbulkan sesak napas. Pada masyarakat menggangggu kenyamanan masyarakat.

b. Identifikasi dan Evaluasi Jalur Pemajanan

1) Sumber pencemarSumber pencemar yaitu mesin penggiling kedelai yang menimbulkan kebisingan. Tungku yang digunakan pada proses perebusan menimbulkan partikel debu dan kepulan asap hitam serta temperature panas pada ruang produksi. Selain itu, pencahayaan di ruang produksi kurang dan adanya bau yang berasal dari limbah cair tahu. 2) Media lingkunganKebisingan, partikel debu, dan asap hitam dapat menimbulkan gangguan pada media udara. Sedangkan pencahayaan yang kurang dan bau-bauan menimbulkan gangguan pada udara ruang produksi dan juga pada masyarakat sekitar.

3) Titik pemajanan

4) Lintas pemajanan

5) Populasi penerima atau terpajan