BAB IV
-
Upload
marmutkupluk1396920 -
Category
Documents
-
view
29 -
download
1
Transcript of BAB IV
![Page 1: BAB IV](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071703/55cf9c61550346d033a9a40f/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB IV
HASIL KEGIATAN PUSKESMAS
4.1. Profil Puskesmas Inpres 5/74 Tanjung Pinang
4.1.1 Sejarah Puskesmas Tanjung Pinang
Puskesmas Inpres 5/74 Tanjung Pinang Kota Jambi berdiri Tahun 1974, dengan
nama Puskesmas Inpres 5/74. Puskesmas Tanjung Pinang berada bersama 3
puskesmas lainnya dalam Kecamatan Jambi Timur. Keberadaannya strategis dengan
wilayah kerja yang luas dan jumlah penduduk yang banyak.
4.1.2 Visi dan Misi Puskesmas
4.1.2.1 Visi Puskesmas
Menjadikan Puskesmas Inpres 5/74 Tanjung Pinang sebagai pusat pelayanan
kesehatan masyarakat yang terdepan dan bermutu di Kota Jambi.
4.1.2.2 Misi Puskesmas
Misi Puskesmas Tanjung Pinang adalah :
1. Melaksanakan 6 program pokok Puskesmas: Pemberantasan Penyakit menular,
Kesehatan ibu dan anak, Gizi, Promosi kesehatan, Kesehatan lingkungan serta
pelayanan kesehatan yang bermutu pada masyarakat.
2. Memelihara dan meningkatkan kerjasama lintas sektoral, lintas program,
masyarakat dalam upaya melaksanakan program kesehatan.
3. Membina SDM Puskesmas menjadi terampil dan bertanggung jawab terhadap
tugasnya.
4. Memelihara sarana dan prasarana Puskesmas yang mendukung pelayanan
kesehatan.
5. Melaksanakan sistim pembiayaan Puskesmas sesuai PERDA yang berlaku
dengan sisitim pelayanan satu pintu.
6. Melaksanankan sistem informasi kesehatan yang cepat dan tepat.
19
![Page 2: BAB IV](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071703/55cf9c61550346d033a9a40f/html5/thumbnails/2.jpg)
4.1.3 Kelembagaan
Puskesmas Inpres 5/74 Tanjung Pinang diklasifikasikan puskesmas rawat jalan,
dengan membawahi tiga buah puskesmas pembantu.
4.1.4 Fasilitas Puskesmas Tanjung Pinang
Puskesmas Inpres 5/74 Tanjung Pinang dengan sarana dan prasarana puskesmas
rawat jalan yang cukup lengkap, seperti; alat dan ruang UGD, poli umum, poli gigi,
poli KIA dan KB, imunisasi, laboratorium sederhana, konsultasi gizi dan kesling,
serta apotik dan gudang obat yang cukup. Selain itu puskesmas juga punya satu buah
mobil ambulan dan sembilan buah sepeda motor.
4.1.5 Ketenagaan
Ketenagaan Puskesmas Inpres 5/74 Tanjung Pinang sampai 31 Desember
2011sebagai berikut:
NO JENIS TENAGASTATUS PEGAWAI
JUMLAH KETPNS PTT HONOR TKS
1. DOKTER 2 - - - 2
2. DOKTER GIGI 2 - - - 2
3.DOKTER
SPESIALIS- - - - -
4. APOTEKER - - - - -
5. SKM - - - - -
6. S.1 LAINNYA - - - - -
7. AKPER 3 - 3 6
8. AKBID 5 - - - 5
9. AKZI 1 - - - 1
10. AKFAR 2 - - - 2
20
![Page 3: BAB IV](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071703/55cf9c61550346d033a9a40f/html5/thumbnails/3.jpg)
11. AAK 1 - - - 1
12. APK/AKL - - - - -
13. D.3 LAINNYA - - - - -
14. BIDAN 8 - - - 8
15. PERAWAT 3 - 1 4
16. PERAWAT GIGI 3 - - - 3
17. SAA/SMF 2 - - - 2
18. SPPH 3 - - - 3
19. SMAK 1 - - - 1
20. SMP 1 - - - 1
21. LPCK 1 - - - 1
J U M L A H 38 - - - 42
4.1.6 Analisa Lingkungan Puskesmas Tanjung Pinang
4.1.6.1 Geografi
Puskesmas Tanjung Pinang terletak di kecamatan Jambi Timur dengan wilayah
kerja puskesmas mencakup 5 kelurahan, yaitu:
1. Kelurahan Tanjung Pinang
2. Kelurahan Kasang
3. Kelurahan Kasang Jaya
4. Kelurahan Rajawali
5. Kelurahan Sijenjang.
Batas-batas wilayah Puskesmas Inpres 5/74 Tanjung Pinang adalah:
1. Sebelah Timur berbatasan Kelurahan Tanjung Sari
2. Sebelah Barat berbatasan Kelurahan Pasar Jambi
3. Sebelah Utara berbatasan Sungai Batanghari
4. Sebelah Selatan berbatasan Kelurahan Talang Banjar
21
![Page 4: BAB IV](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071703/55cf9c61550346d033a9a40f/html5/thumbnails/4.jpg)
4.1.6.2 Demografi
Puskesmas Inpres 5/74 Tanjung Pinang memiliki luas wilayah 2.021 km2.
Dengan jumlah penduduk sampai Desember Tahun 2011 berdasarkan data dari
kecamatan adalah 35.898, yang terdiri dari :
No Kelurahan Jumlah penduduk
1. Tanjung Pinang 12.779 jiwa
2. Rajawali 8.136 jiwa
3. Kasang 5.418 jiwa
4. Kasang Jaya 6.327 jiwa
5. Sijenjang 3.238 jiwa
J U M L A H 35.898 jiwa
4.1.6.3 Sosial Budaya
1. Mayoritas penduduk pribumi dengan persentase 85,05% dan 14,94% adalah
warga keturunan.
2. Perilaku masyarakat dalam masalah kesehatan dengan berobat jalan ke
Puskesmas Inpres 5/74 Tanjung Pinang dan 3 pustu Kasang Jaya, Sijenjang I
dan Sijenjang II.
4.1.6.4 Politik
Otonomi daerah dengan dukungan pemerintah daerah cukup baik ditandai
dengan keikutsertaan aparat pemerintah mulai dari perangkat desa sampai kecamatan
dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan.
22
![Page 5: BAB IV](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071703/55cf9c61550346d033a9a40f/html5/thumbnails/5.jpg)
4.1.6.5 Ekonomi
No Pekerjaan
1. Petani sendiri
2. Buruh tani
3. Nelayan
4. Pengusaha
5. Buruh bangunan
6. Pedagang
7. Pengangkut jasa-jasa
8. Pertukangan/kerajinan
9. Pensiunan
10. PNS/ABRI
11. Lain-lain
4.1.6.6 Pendidikan
No Tingkat pendidikan Persentase (%)
1. Tamat S1/Akademi 4,01
2. Tamat SLTA 20,11
3. Tamat SLTP 18,13
4. Tamat SD 15,23
5. Masih sekolah SD /sederajat 11,47
6. Tidak/Belum sekolah 31,05
4.2 Kegiatan Program TB Paru
4.2.1 Jumlah Penderita TB Paru
Dari data yang didapatkan bahwa jumlah penderita TB Paru di wilayah
Puskesmas Tanjung Pinang selama tahun 2012 sejumlah 23 penderita.
23
![Page 6: BAB IV](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071703/55cf9c61550346d033a9a40f/html5/thumbnails/6.jpg)
Tabel 4.1 Penemuan Kasus TB Paru Tahun 2010 – 2012
No Tahun Jumlah
1 2010 43
2 2011 30
3 2012 23
Sumber : Buku Register TB Paru ( TB 03 ) Puskesmas Tanjung Pinang Jambi
Tabel 4.2 Distribusi Penderita TB Paru Yang Diobati di Puskesmas Tanjung Pinang
Berdasarkan Kategori OAT Tahun 2010 – 2012
No Kelompok Obat OAT Tahun
2010 2011 2012
1 Kategori I 36 29 21
2 Kategori II 0 0 0
3 BTA ( - ) Rontgen ( + ) 3 1 2
4 Kategori Anak 4 0 0
5 Extra Paru 0 0 0
JUMLAH 43 30 23
Sumber : Buku Register TB Paru ( TB 03 ) Puskesmas Wilayah Tanjung Pinang Jambi
4.2.2 Tenaga Kesehatan
Jumlah tenaga kesehatan yang dimiliki Puskesmas Tanjung Pinang untuk
penanggung jawab program P2M sebanyak 1 orang dan penanggung jawab untuk
petugas laboraturium sebanyak 2 orang petugas.
4.2.3 Obat – obatan TB Paru
Jenis obat TB Paru yang diberikan di Puskesmas Tanjung Pinang adalah
menggunakan paket obat Fixed Dose Combination (FDC). Ketersediaan semua jenis
obat TB lini pertama merupakan bagian dari lima strategi utama DOTS dan
seharusnya dijamin oleh pemerintah dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi
24
![Page 7: BAB IV](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071703/55cf9c61550346d033a9a40f/html5/thumbnails/7.jpg)
kebutuhan di Indonesia. FDC mempunyai kandungan yang terdiri dari Isoniazid 75
mg, Rifampisin 150 mg, Pirazinamid 400 mg dan Etambutol 275 mg.
4.2.4 Program Kegiatan TB Paru
Penemuan penderita TB Paru di Puskesmas Tanjung Pinang dilaksanakan
secara pasif. Pasif yang berarti penemuan penderita dengan penjaringan tersangka
penderita dilaksanakan pada saat mereka datang berkunjung ke Puskesmas. Dari hasil
pemeriksaan ulang dahak untuk memantau kemajuan pengobatan yang dilakukan oleh
penderita TB didapatkan sebanyak 13 orang yang melakukan pemeriksaan awal
sputum, 8 orang melakukan pemeriksaan akhir tahap intensif dan 1 orang melakukan
pemeriksaan 1 bulan sebelum akhir pengobatan
Tabel 4.3 Hasil Pemeriksaan Sputum
No Kategori Jumlah
1
2
3
4
Pemeriksaan Awal
Akhir Tahap Intensif
1 bulan sebelum akhir pengobatan
Akhir Pengobatan
13 orang
8 orang
1 orang
-
4.2.5 Hasil Akhir Pengobatan
Dari hasil pengobatan TB Paru selama tahun 2012, didapatkan data sebanyak 9
orang yang dinyatakan sembuh dan 2 orang telah menjalani pengobatan lengkap, 1
orang dinyatakan meninggal dan 11 orang yang masih menjalani pengobatan.
Tabel 4.4 Hasil Akhir Pengobatan
No Kategori Jumlah
1
2
3
4
Sembuh
Pengobatan lengkap
Meninggal
Pindah
9 orang
2 orang
1 orang
-
25
![Page 8: BAB IV](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071703/55cf9c61550346d033a9a40f/html5/thumbnails/8.jpg)
5
6
7
Drop out
Masih dalam pengobatan
Gagal
-
11 orang
-
4.3 Hasil Wawancara Dengan Petugas P2M dan Penderita serta Keluarga
Penderita TB Paru tentang Permasalahan Penemuan dan Pengobatan
Kasus TB Paru di Puskesmas Tanjung Pinang Tahun 2012
1. Berdasarkan pencatatan dan pelaporan penyakit menular (P2M) khususnya
penyakit TB Paru di Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi Tahun 2012
menunjukan bahwa masih belum tercapainya prefentif dan kuratif terhadap
penyakit TB Paru. Hal ini terlihat dari hasil penemuan penderita TB,
pemeriksaan penderita TB yang berobat secara teratur dan pemeriksaan sputum
secara lengkap, dan masih kurangnya pengetahuan penderita TB Paru dan PMO
tentang pengobatan TB Paru dan pencegahan menularnya TB Paru.
2. Beberapa masalah yang ada dalam proses pengobatan penderita TB Paru di
Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi Tahun 2012 adalah :
a. Cakupan penemuan penderita TB Paru BTA (+) di Puskesmas Tanjung
Pinang pada tahun 2012 hanya 21 kasus dari target seharusnya yaitu 57
kasus.
Dari hasil wawancara dengan petugas pemegang program P2M di
Puskesmas Tanjung Pinang diperoleh bahwa:
“…Penemuan penderita TB Paru BTA (+) yang dicapai Puskesmas
Tanjung Pinang pada tahun 2012 hanya 21 kasus atau sebanyak 21 kasus
hal ini tidak mencukupi dari target yang seharusnya dicapai yaitu 57 kasus
penemuan penderita TB Paru BTA (+)…”
b. Beberapa pasien yang menjalani pengobatan TB berasal dari luar wilayah
kerja Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi.
26
![Page 9: BAB IV](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071703/55cf9c61550346d033a9a40f/html5/thumbnails/9.jpg)
Dari hasil wawancara dengan petugas pemegang program P2M di
puskesmas Tanjung Pinang diperoleh bahwa:
“...Beberapa penderita TB yang menjalani proses pengobatan di
Puskesmas Tanjung Pinang berasal dari luar wilayah, sedangkan
beberapa penderita TB yang berasal dari wilayah kerja Puskesmas
Tanjung Pinang berobat ke Puskesmas lain. Hal ini menyebabkan sedikit
kesulitan dalam mendata dan mendatangi pasien untuk di pantau.
Sebelumnya petugas telah merekomendasikan kepada pasien untuk berobat
di puskesmas wilayah tempat tinggalnya tetapi pasien menolak dan
menginginkan mendapatkan pengobatan di Puskeksmas Tanjung Pinang
Kota Jambi…”
c. Kurangnya petugas pelaksana
Dari hasil wawancara dengan petugas pemegang program P2M di
puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi diperoleh informasi bahwa:
“...Penanggung jawab program P2M di Puskesmas Tanjung Pinang Kota
Jambi hanya 1 orang, sehingga bertugas rangkap dan pelaksanaan
programnya kurang maksimal...”
d. Kurang optimalnya partisipasi kader serta masyarakat dalam penemuan
kasus TB Paru.
Dari hasil wawancara dengan petugas pemegang program P2M di
puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi diperoleh informasi bahwa:
“…Dalam penemuan dan pencegahan TB Paru, perlu kerjasama dari
berbagai pihak seperti peran kader dan masyarakat, apalagi mereka
berada langsung dilingkungan sekitar sehingga mereka dapat langsung
memberikan penyuluhan dan mengenali penderita secara dini dan
menyarankan untuk memeriksakan diri ke Puskesmas. Namun, kader dan
masyarakat di daerah Puskesmas Tanjung Pinang belum berperan aktif…”
27
![Page 10: BAB IV](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071703/55cf9c61550346d033a9a40f/html5/thumbnails/10.jpg)
e. Sulit mendapatkan kualitas dahak yang baik
Dari hasil wawancara dengan petugas program P2M di puskesmas Tanjung
Pinang Kota Jambi diperoleh informasi bahwa:
“…Sulit mendapatkan dahak dengan kualitas yang baik, karna sebagian
besar dahak yang diberikan pasien hanya air liur saja…”
f. Pasien tidak mau melanjutkan pengobatan jika sudah merasa sembuh.
Dari hasil wawancara dengan petugas pemegang program P2M di
puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi dan 5 orang penderita TB Paru
serta PMO diperoleh bahwa:
“...Sebagian besar penderita TB Paru dan juga PMO dari keluarga kurang
mengetahui proses pengobatan TB berlangsung selama 6 bulan dan tidak
boleh putus obat, serta dampak jika pasien putus obat. Selain itu penderita
TB Paru dan PMO tidak tahu bahwa walau sudah sembuh masih harus
tetap memeriksakan dahak dan apalagi bila terdapat gejala ulangan...”
g. Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk langsung memeriksakan
penyakitnya
Dari hasil wawancara dengan petugas pemegang program P2M di
puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi diperoleh informasi bahwa:
“…Sebagian besar penderita TB Paru yang sudah mengalami gejala klinis
TB Paru tapi belum tahu bahwa ia sakit, tidak mempunyai kesadaran untuk
memeriksakan penyakitnya ke Puskesmas dan menganggap remeh bahwa
penyakitnya bisa sembuh sendiri…”
h. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang TB Paru
Dari hasil wawancara dengan 5 orang penderita TB dan PMO diperoleh
bahwa:
“...Kebanyakan dari penderita TB dan PMO nya kurang mengetahui apa
itu penyakit TB Paru, bagaimana proses penularannya, bagaimana proses
pencegahannya serta pengobatannya, maka timbul bermacam sugesti dari
penderita mengenai penyakitnya bahwa penyakitnya parah dan tidak dapat
28
![Page 11: BAB IV](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071703/55cf9c61550346d033a9a40f/html5/thumbnails/11.jpg)
sembuh sehingga ia mengasingkan diri dari keluarga. Atau juga penderita
menganggap remeh penyakitnya sehingga batuk dan buang dahak
sembarangan. Dan dari PMO pun karena kurang mengetahui mengenai
penyakit penderita ia hanya sekedar mengingatkan saja tidak menjelaskan
sehingga penderita merasa di atur...”
i. Kurangnya motivasi dari keluarga
Dari hasil wawancara dengan 5 orang penderita, keluarga dan PMO
penderita diperoleh bahwa:
“...Keluarga atau PMO yang bertanggung jawab hanya sekedar
mengingatkan pasien untuk minum obat, kurang memberikan semangat
atau motivasi agar pasien memiliki semangat untuk kesembuhannya serta
memberikan dukungan untuk hidup sehat, bersih guna mencegah
penularan penyakitnya sehinga pasien bisa sembuh dan bekerja
sebagaimana biasanya...”
29