BAB IV

download BAB IV

of 33

description

BAB IV

Transcript of BAB IV

52

BAB IVPROSES HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Proses Perbaikan Proses perbaikan dilakukan dengan membongkar seluruh mekanisme komponen mesin. Pembongkaran dilakukan untuk mengetahui kondisi komponen mesin dan menganalisa kerusakan mekanisme mesin. Adapun hasil dentifikasi awal menurut hasil pengukuran dan berdasarkan keluhan pemilik kendaraan sebagai berikut : 1. Identifikasi Awala. Kendaraan Toyota Kijang 5 K kondisi mesin menyala mengeluarkan asap putih pada knalpot dan bau oli terbakar, ini menandakan minyak pelumas terbakar di dalam mesin. b. Jumlah oli mesin berkurang 1 liter setiap seminggu sekali.c. Kondisi mesin hidup terdengar suara kasar.d. Tenaga mesin menurun.e. Pemakaian bahan bakar lebih boros.f. Menentukan kompersi bocor atau tidak maka dilakukan pengukuran tekanan kompresi. Adapun hasil tekanan kompresi sebagai berikut :1). Siliinder 1 : 9,5 kg/2). Silinder 2 : 10 kg/3). Silinder 3 : 11 kg/4). Silinder 4 : 9 kg/Dari hasil identifikasi awal dan pengukuran tekanan kompresi silinder 1 dan 2 di bawah limit 9,5 kg/ sehingga perlu dilakukan pembongkaran dan pemeriksaan lebih lanjut.2. Proses Pembongkaran Pemeriksaan dan Pemasangan Komponena. Membongkar Kepala silinder dan Mekanisme Katup1). Membongkar kepala silindera). Sebelum proses pembongkaran dimulai dengan menempatkan kendaraan posisi datar, melepas baterai, menetralkan transmisi, dan memasang rem tangan. b). Menguras minyak pelumas mesin.c). Melepas distributor, kabel tegangan tinggi, dan busi.d). Menguras air pendingin, melepas radiator, dan selang bypass air.e). Melepas selang dan pompa bahan bakar.f). Mengentorkan baut penyetel altenator dan melepas tali kipas g). Melepas dan mengentorkan 4 baut tali kipas h). Melepasan manifold dan karburator dengan melepas 6 baut. i). Melepas selang PCV dari tutup kepala silinder.j). Melepasan tutup kepala silinder dengan melepas dua buah mur pengikat.k). Melepas rakitan rocker arm dan shaft dengan mengendorkan enam baut dan dua mur.l). Melepas push rod dan menempatkan secara berurutan.m). Mengendorkan dan melepaskan 10 baut kepala silinder dengan urutan dalam gambar.

Gambar 47. Urutan pelepasan baut kepala silinder (anonim, 1981 : 3-3)

n). Mengangkat kepala silinder dari blok silinder dan diletakan di atas balok kayu.2). Membongkar Komponen Kepala Silinder a). Melepas saluran keluar air atau rumah termostat. Melepas dua buah baut dan gasket. b). Melepas katup dengan menggunakan alat penekan pegas katup, menekan pegas katup dan melepas 2 buah keeper. Melepas penahan katup, pegas katup, dan katup serta diletakan berurutan. c). Melepas seal katup.3). Membersihkan, Memeriksa dan Memperbaiki Kepala Silinder a). Membersihkan permukaan kepala silinder dan blok silinder dari kotoran kerak karbon dan oli.b). Membersihkan ruang bakar dengan menggunakan sikat kawat dan bensin dari karbon.4). Memeriksa kepala silindera). Memeriksa kerataan kepala silinder dengan menggunakan mistar baja dan feeler gauge.b). Memeriksa kebocoran katup. Memeriksa kebocoran katup dengan cara memasukan minyak tanah atau bensin ke dalam lubang saluran katup intake port dan exhaust port. Kemudian memperhatikan apakah minyak terdapat rembesan di bagian ruang bakar.c). Memeriksa kondisi visual katup.d). Memeriksa kebengkokan katup dengan menggunakan blok V dan dial indicator.e). Memeriksa kekocakan katup dengan penghantar katup dengan dial indicator.b. Membongkar Rantai Timing Dan Camshaft1). Membongkar rantai timing dan camshafta). Melepas puli crankshaft dengan menggunakan SST dan melepas baut puli.b). Melepas tutup rantai timing dengan melepas 8 baut dan mur.c). Melepas pemegang rantai dan peredam getaran d). Melepas roda gigi camshaft dengan melepas baut pengikat bersamaan dengan rantai timing. e). Melepas roda gigi crankshaft.f). Melepas valve lifter.g). Melepas trusht plate dengan melepas 2 baut dan mengeluarkan camshaft.2). Memeriksa komponen rantai timing a). Memeriksa panjang rantai timingb). Memeriksa ketebalan tensioner dan peredam getaran 3). Memeriksa camshafta). Memeriksa tinggi cam lobeb). Memeriksa jurnal camshaft4). Memeriksa pegas katupa). Memeriksa tegangan pegas katup dengan menggunakan alat pengetes pegas katup dengan panjang sesuai spesifikasi.b). Memeriksa panjang pegas katupc). Memeriksa kelurusan pegas katupc. Membongkar Blok Silinder1). Membongkar blok silinder dan komponennyaa). Melepas pompa air, dan front end plate. b). Melepas roda gigi, rear and plate, dan rear oil seal retainer. c). Melepas penampung oli dan pompa oli. d). Melepas mouting engine dan oil filter e). Melepas penahan oli seal belakang dengan melepas 5 buah baut, penahan, dan gasket.f). Memeriksa celah connecting rod dengan menggunakan dial indicator kemudian connecting rod digerakan secara vertikal.g). Memeriksa celah ke samping crankshaft dengan menggunakan dial indicator, kemudian crankshaft digerakkan secara vertikal.h). Melepas connecting rod dengan melepas 2 baut pada bearing rod cap dimulai dari silinder 1 sampai 4. i). Mengeluarkan torak dan connecting rod dengan menekan connecting rod ke atas dari sisi bawah blok silinder. j). Menempatkan bearing, connecting rod, dan cap bersama-sama. Menempatkan torak dan connecting secara berurutan.k). Melepas bearing cap dengan mengendorkan dan melepas 10 baut secara merata dengan urutan sebagai berikut.

Gambar 48. Urutan pelepasan baut bearing cap . (anonim, 1981 : 37)

l). Menggunakan 2 buah baut untuk mengukit bearing cap agar dapat dilepas dengan mudah. Menyimpan bearing cap dan bearing secara berurutan. m). Mengangkat crankshaft, sehingga bearing atas dan thrust washer atas tertinggal di blok silinder.

Gambar 49. blok silinder

2). Memeriksa blok silindera). Memeriksa kerataan blok silinder dengan menggunakkan mistar baja dan feeler gauge.b). Memeriksa secara visual blok silinderc). Memeriksa diameter lubang silinder menggunakan bore gauge, jangka sorong, dan micrometer. Pemeriksaan dilakukan dengan arah samping dan aksial. 3). Membongkar torak dan connecting roda). Melepas ring torak dari torak b). Melepas connecting rod dari torak dengan melepas dua pengunci pen torak.

Gambar 50. torak

4). Memeriksa connecting roda). Memeriksa kelurusan connecting rod dengan menggunakan alat connecting rod aligner dan feeler gauge.b). Memeriksa kebengkokan connecting rod.c). Memeriksa puntiran connecting rod.d. Pemasangan kembali komponenHasil pemeriksaan akan diperoleh kesimpulan data, dan komponen apa saja yang mengalami kerusakan. Perbaikan atau penggantian komponen yang rusak telah dilakukan, maka selanjutnya pemasangan kembali komponen-komponen tersebut.1). Merakit blok silindera). Memasang 5 bearing cap pada blok silinder dengan memposisikan kuku bearing dengan lekukan pada blok silinder.b). Memasang 5 buah bearing cap bawah pada lengkukan pada main bearing cap c). Memasang 2 buah thurst washer pada jurnal nomor 3 pada blok silinder dengan alur oli menghadap ke luar.d). Memasang 2 buah thurst washer pada main bearing cap nomor 3.e). Memberikan minyak pelumas pada bearing cap dan main bearing cap.f). Memasang crankshaft pada blok silinder. g). Memasang thurst washer dengan alur menghadap ke luar dan main bearing cap bawah nomer 3 pada blok silinder.h). Memasang 5 main bearing cap pada blok silinder dengan urutan nomor dan tanda pada main bearing cap.2). Memasang baut main bearing cap a). Memberikan pelumas pada ulir baut bearing cap.b). Memasang dan mengencangkan 10 baut secara bertahap dengan urutan yang merata, sambil memutar crankshaft untuk memastikan putaran crankshaft berputar lembut.

Gambar 51. Urutan pengencangan baut main bearing cap(anonim, 1981 : 3-46 )c). Momen pengencangan 5,4-6,6 kg-m.3). Merakit torak dan connecting rod.a). Mengoleskan minyak pelumas pada pen torak dan lubang pada torak.b). Melurusakan tanda pada torak dan connecting rod serta memasukan pen torak ke dalam lubang pada torak. c). Memasang 2 buah pengunci penahan pen torak.

Gambar 52. tanda pada torak dan connecting rod (anonim, 1981 : 3-47)

d). Memasang ring torak yang terdari 2 ring kompresi dan 1 buah ring oli dengan memperhatikan tanda menghadap ke atas. Memposisikan ujung ring torak seperti dalam gambar.

Gambar 53. Posisi pemasangan ujung ring kompresi torak (anonim, 1981 : 3-47)

e). Memasang bearing cap dengan meluruskan kuku bearing dengan lengkukan pada conneting rod atau connecting rod cap.4). Memasang torak dan connecting rod ke dalam blok silindera). Memberi minyak pelumas ke dinding silinder dan torakb). Menggunakan penekan pegas torak untuk memasukan torak dan connecting rod ke dalam lubang silinder dengan tanda menghadap ke depan kemudian dipasang ke crankshaft.c). Memasang connecting rod cap dan connecting rod dengan menyesuaikan nomor dan tanda ke depan.d). Memasang 10 baut connecting rod cap dengan momen pengencangan 4.0-5.2 kg-me). Memutar crankshaft untuk memastikan berputar dengan dengan baik.

Gambar 54. Memasang torak dan connecting rod ke dalam blok silinder(anonim, 1981:3-48)5). Merakit rantai timing a). Memasang camshaft dan trusht plate. Memberi minyak pelumas pada camshaft kemudian memasang trusht plate dengan 2 buah baut.b). Menempatkan posisi poros engkol pada TMA silinder 1. Meluruskan pin pasak atau pin pada camshaft dengan tanda pada trusht plate. Meluruskan tanda timing pada roda gigi crankshaft dengan tanda pada trusht plate dan pin pasak seperti dalam gambar.

Gambar 55. Tanda pemasangan rantai timing(anonim, 1981 :3-26)

c). Memasang roda gigi camshaft pada rantai timing. Memasang rantai timing pada roda gigi crankshaft.d). Memasang baut pada roda gigi camshaft.e). Memasang penekan rantai dan peredam getaran dengan 4 buat baut.f). Menganti oil seal depan crankshaft dengan yang baru.g). Memasang tutup rantai timing dan gasket baru dengan 8 baut dan mur.h). Memasang puli crankshaft dengan diikat 1 baut.

Gambar 56. Menganti oil seal depan crankshaft (anonim, 1981:3-24)6). Merakit kepala silindera). Memasang 8 seal katup yang baru.b). Memasang katup, pegas katup, dan penahan pegas. c). Menggunakan alat penekan pegas untuk menekan pegas katup dan memasukan 2 keeper ke dalam batang katup.d). Menggunakan palu untuk memukul ujung batang katup untuk meyakinkan pemasangan keeper terpasang benar.e). Memasang rumah saluran air atau termostat dengan gasket baru dan 4 baut.f). Memasang plat belakang dengan gasket baru dan 4 baut.g). Meletakan gasket baru di atas permukaan blok silinder dengan arah pemasangan yang sesuai.h). Meletakan kepala silinder di atas gasket yang baru dipasang.i). Memberikan minyak pelumas ke ulir baut kepala silinder. Memasang dan mengencangkan 10 baut kepala silinder dengan beberapa pengencangan secara bertahap dan urutan. Pengencangan menggunakan kunci momen dengan momen pengencangan 5.3-6.6 kg-m. Gambar 57. Urutan pengecangan baut kepala silinder (anonim, 1981 :3-15 )

j). Memasang 8 push rodk). Memasang rocker arm shaft dengan 6 baut dan 2 mur.l). Memasang gasket baru tutup kepala silinder dan tutup kepala silinder dengan 2 seal dan mur. m). Memasang manifold dan karburator dengan gasket baru.n). Memasang pompa oli dengan dengan diikat dengan 2 baut.o). Memasang penampung oli dengan gasket baru .p). Memasang pompa air dan front end plat end.q). Memasang flywheel dan rear oil seal retainer. 3. Melakukan Penyetelan Mesin dan Pemeriksaan Penyetelan pada mesin Toyota Kijang 5 K dilakukan setelah semua komponen yang berupa sistem bahan bakar, sistem pelumas, kelistrikan, dan pendingin terpasang semua, serta memasang mesin ke dalam ruang mesin kendaraan Toyota Kijang 5 K. Komponen yang sudah terpasang semua kemudian dilakukan pemeriksaan ulang untuk memastikan komponen terpasang sesuai standar dan dilakukan penyetelan. Penyetelan pertama kali sebelum mesin dinyalakan yaitu penyetelan celah katup. Penyetelan kedua setelah mesin menyala antara lain penyetelan celah platina dan sudut dwell, penyetelan timing pengapian, dan penyetalan putaran mesin. Adapaun langkah-langkahnya sebagai berikut :a). Penyetelan celah katup1). Menempatkan silinder nomor 1 langkah akhir kompresi dengan memutar puli crankshaft untuk meluruskan tanda pada puli dengan tanda 0 tutup rantai timing.2). Ukuran celah katup hisap 0.20 mm dan katup buang 0.30 mm.3). Bagain yang di setel katup hisap dan buang silinder nomor 1, katup hisap silinder nomor 2, dan katup buang silinder nomor 3.4). Menggunakan feeler gauge untuk mengukur celah antara batang katup dengan rocker arm. Mengendorkan mur pengunci dan memutar sekrup penyetel untuk mengatur celah. Menahan sekrup penyetel dan mengencangkan mur pengunci.5). Memutar crankshaft 360 dan meluruskan tanda 0. Melakukan penyetelan dengan urutan katup hisap dan buang silinder nomor 4, katup hisap silinder nomor 3, dan katup buang silinder nomor 2. b). Penyetelan celah platina dan sudut dwell1). Memutar puli crankshaft untuk membuka celah platina 2). Mengukur dan memeriksa celah platina menggunakan feeler gauge dengan celah 0,45 mm.3). Memeriksa sudut dwell pada putaran langsam. Sudut dwell dengan spesifikasi 52.c). Penyetelan saat pengapian.1). Memasang timing light 2). Melepas selang vakum kemudian disumbat.3). Memeriksa saat pengapian pada putaran langsam. Standar timing pengapian 5 2 sebelum Titik Mati Atas.4). Mengendorkan baut distributor. Memutar distributor untuk meluruskan tanda. Memeriksa saat pengapian kembali sesudah mengencangkan baut distributor.5). Memasang selang vakum dan memeriksa saat pengapian dengan spesifikasi 12 5 sebelum Titik Mati Atas.d). Penyetelan putaran mesin 1). Menghidupkan mesin.2). Memasang tachometer.3). Memutar skrup penyetel campuran hingga diperoleh putaran maksimal. 4). Memutar skup penyetel idle sampai diperoleh putaran idle 750 rpm5. Hasil dan Kesimpulan Pemeriksaan Komponena. Memeriksa kepala silinder1). Memeriksa kerataan kepala silinder dengan menggunakan mistar baja dan feeler gauge. Limit: 0,05 mm.

Gambar 58. Posisi pengukuran kerataan kepala silinder(anonim, 1981: 3-5)

Hasil:Sisi A : 0,0 mmSisi B : 0,0 mmSisi C : 0,0 mmSisi D : 0,0 mmSisi E : 0,0 mmSisi F : 0,0 mm

Kesimpulan:Permukaan kepala silinder masih kondisi bagus (baik).

2). Memeriksa kebocoran katup. Memeriksa kebocoran katup dengan cara memasukan minyak tanah atau bensin ke dalam lubang-lubang saluran katup intake port dan exhaust port. Kemudian memperhatikan apakah minyak terdapat rembesan di bagian ruang bakar. Hasil:Katup mengalami kebocoran katup hisap dan buang silinder nomor 1 dan katup hisap silinder nomor 3 serta katup buang silinder nomor 4

Kesimpulan: Katup mengalami kebocoran sehingga diperlukaan perbaikan dengan cara pemolesan menggunakan grease khusus katup.

3). Memeriksa kondisi visual katup.Hasil:Semua katup dipenuhi oleh kerak karbon pada daun katup sehingga diperlukan pembersihan. Pada permukaan katup terdapat korosi

Kesimpulan:Kerak karbon terjadi akibat dari terbakar oli mesin. Kemungkinan katup bocor disebabkan korosi pada permukaan katup.

4). Memeriksa kekocakan katup dengan dudukan katup menggunakan alat dial indicator. Standar kekocakan untuk katup hisap 0,019- 0,079 mm dan katup buang 0,24-0,075 mm. limit katup hisap 0,08 mm dan katup buang 0,10 mm.Hasil:Silinder nomor 1 katup hisap:0.08 mm

katup buang:0.08 mm

Silinder nomor 2 katup hisap:0.10 mm

katup buang:0.08 mm

Silinder nomor 3 katup hisap:0.10 mm

katup buang:0.08 mm

Silinder nomor 4 katup hisap:0.10 mm

katup buang:0.10 mm

Kesimpulan:Kekocakan katup dengan penghantar katup masih memenuhi standar.

b. Memeriksa komponen rantai timing dan camshaft 1) Memeriksa panjang rantai timing. Panjang rantai standar 272,2 mmHasil:Hasil pengukuran 275 mm

Kesimpulan:Panjang rantai masih kondisi baik

2) Memeriksa ketebalan pengencang rantai dan peredam getaran. Ukuran Standar ketebalan pengencang rantai 12 mm dan peredam getaran 4 mm.Hasil:Hasil pengukuran ketebalan pengencangan rantai 9 mm dan peredam getaran 3,5 mm.

Kesimpulan:pengencangan rantai dan peredam getaran perlu dilakukan pengantian. Tebal tensioner dan peredam getaran berkurang maka rantai timing tidak dapat ditekan dengan kuat sehingga menimbulkan bunyi pada rantai tersebut.

3). Memeriksa camshaft Memeriksa kelurusan camshaft dan kemungkinan aus atau cacatHasilKesimpulan ::0,0 mmCamshaft kondisi lurus dan tidak ada kondisi kerusakan (baik)

4). Memeriksa tinggi cam lobe. Tabel 6. Hasil pengukuran tinggi cam lobeHisap Buang

cam lobe 1 36,3 mmcam lobe 1 36,3 mm

cam lobe 2 36,3 mmcam lobe 2 36,3 mm

cam lobe 3 36,3 mmcam lobe 3 36,3 mm

cam lobe 4 36,3 mmcam lobe 4 36,3 mm

Kesimpulan:Cam lobe pada Camshaft kondisi masih standar

5). Memeriksa jurnal camshaft. Jurnal camshaft standar :jurnal camshaft nomor. 1 : 43,209-43,225 mmjurnal camshaft nomor. 2 : 42,945-42, 97 mmjurnal camshaft nomor. 3 : 42,701-42,720 mmjurnal camshaft nomor. 4 : 42,459-42,475 mm

Hasil:jurnal camshaft nomor. 1 : 43,210 mmjurnal camshaft nomor. 2 : 42,960 mmjurnal camshaft nomor. 3 : 42,710 mmjurnal camshaft nomor. 4 : 42,450 mm

Kesimpulan:Diameter jurnal camshaft masih sesuai dengan Spesifikasi (baik)

6).Memeriksa tegangan pegas katup pegas katup dengan menggunakan alat pengetes pegas pada panjang sesuai spesifikasi saat terpasang. Panjang terpasang (38,5mm), beban terpasang(((standar : 31,8 kg dan limit : 25 kg).Hasil:Katup hisap Katup buang

Katup no. 1:Katup no. 2:Katup no. 3:Katup no. 4:30,4 kg28,6 kg28,8 kg28,2 kgKatup no. 1:Katup no. 2:Katup no. 3:Katup no. 4:28,6 kg28,2 kg28,4 kg26,4 kg

Kesimpulan:Tegangan pegas masih sesuai spesifikasi (baik)

7). Memeriksa panjang pegas katup (standar : 46,5 mm) Hasil:Pegas hisapPegas buang

Pegas no. 1:46,5 mmPegas no. 1:46,5 mm

Pegas no. 2:46,5 mmPegas no. 2:46,5 mm

Pegas no. 3:46,5 mmPegas no. 3:46,5 mm

Pegas no. 4:46,5 mmPegas no. 4:46,5 mm

Kesimpulan:panjang pegas katup masih sesuai spesifikasi (baik)

8). Memeriksa kelurusan pegas katup dengan menggunakan mistar dddan feeler gauge (limit : 1,6 mm)Hasil:Pegas inPegas ex

Pegas no.1:1,2 mmPegas no.1:1,4 mm

Pegas no.2:0,9 mmPegas no.2:1,2 mm

Pegas no.3:1,5 mmPegas no.3:1,5 mm

Pegas no.4:1,6 mmPegas no.4:1 mm

Kesimpulan: kelurusan pegas katup masih sesuai spesifikasi (baik)

c. Memeriksa blok silinder1). Memeriksa kerataan blok silinder dengan menggunakkan mistar baja dan feeler gauge. Limit: 0,05 mm.

Gambar 59. Sisi pemeriksaan permukaan blok (anonim, 1981 : 3 -32)Hasil:Sisi A : 0,0 mmSisi B : 0,0 mmSisi C : 0,0 mmSisi D : 0,0 mm

kesimpulan:Kondisi permukaan masih kondisi bagus.

2). Memeriksa secara visual blok silinderHasil:Semua silinder mengalami kerusakan goresan secara vertikal.

kesimpulan:Silinder mengalami goresan sehingga perlu dilakukan perbaikan dengan cara pembesaran lubang silinder atau oversize.

3). Memeriksa diameter lubang silinder menggunakan bore gauge, jangka sorong, dan micrometer. Pemeriksaan dilakuakan dengan arah samping dan aksial. Standar diameter lubang silinder 80,50 mm-80,53 mm. Limit keausan: 0,02 mm

Gambar 60. Posisi pengukuran diameter silinder Tabel 7. Hasil pengukuran diameter silinderNomor silinderPosisi Pengukuran (mm)

123

ABABAB

180,4980,50 80,4980,52 80,5180,53

280, 51 80,58 80,5380,5580,5280,50

380,55 80,59 80,5380,5780,4980,49

480, 5280,55 80,5180,5580,5080,53

Tabel 8. Hasil pengukuran ketirusan dan keovalan silinderNomor silinderKetirusanKeovalanSelisih

10,02 mm0,01 mm0,01 mm

20,01 mm0,07 mm 0,06 mm

30,06 mm0,04 mm0,02 mm

40,02 mm0,03 mm0,01 mm

Kesimpulan:Hasil pengukuran ketirusan dan keovalan silinder telah melebihi limit, sehingga perlu dilakukan pembesaran oversize

d. Memeriksa torakMemeriksa torak secara visual Kepala torak dipenuhi dengan kerak karbon, hal ini menandakan bahwa oli mesin terbakar di ruang bakar dan terjadi keruskan cincin torak dan seal katup.

Gambar 61. Kondisi torak

e. Mengukur diameter torak. Standar diameter torak 80,45 mm-80,48 mmHasil:Torak nomor 1: 80,42 mm

Torak nomor 2: 80,45 mm

Torak nomor 3: 80,44 mm

Torak nomor 4: 80,43 mm

Kesimpulan:Torak dalam kondisi aus.

f. Memeriksa celah torak dengan mengurangi diameter lubang silinder dikurangi diameter torak. Limit : 0,04 mm-0,06 mm Hasil:nomor 1. 80,53 - 80,42 = 0,11 mm

nomor 2. 80,53 - 80,45 = 0,8 mm

nomor 3. 80,53 - 80,44 = 0,9 mm

nomor 4. 80,53 - 80,43 = 0,10 mm

Kesimpulan:Torak dalam kondisi aus.

g. Memeriksa connecting rod1). Memeriksa kebengkokan dan puntiran connecting rod. Limit kebengkokan (0,05 mm per 100 mm) dan limit puntiran (0,15 per 100 mm)Tabel 9. Hasil pengukuran kebengkokan dan puntiran connecting rod.UrutanBatangtorak Hasil pengukuran

KebengkokanPuntiran

10,05 mm0,05 mm

20,05 mm0,05 mm

30 mm0 mm

40,05 mm0,05 mm

Kesimpulan: connecting rod masih sesuai dengan spesifikasi (baik)

2). Memeriksa bantalan connecting rodHasil

:Bantalan connecting rod mengalami banyak goresan dan endapan minyak pelumas serta bantalan sudah tipis atau aus

Kesimpulan:Bantalan yang aus menimbulkan celah yang besar antar connecting rod dengan crankshaft yang dapat menimbulkan bunyi kasar pada mesin. Bantalan perlu diganti yang baru, sehingga celah kontak antara bantalan connecting rod menjadi rapat.

Gambar 62. Kondisi Bantalan connecting rod

h. Memeriksa crankshaft1). Memeriksa celah end play crankshaft. Celah end play standar 0,04-0,24 mm. Limit : 0,3 mmHasil:Celah end play hasil pengukuran sebesar 0,5 mm

Kesimpulan:Celah end play di atas batas maksimal sehingga perlu penggantian bantalan thrust washer yang baru.

2). Memeriksa crankshaft kemungkianan lonjong. Limit lonjong 0,04 mm.Hasil:Kelonjongan crankshaft sebesar 0,0 mm

Kesimpulan:Hasil pemeriksaan masih di bawah limit, sehingga crankshaft tidak perlu dilakukan perbaikan( baik)

3). Memeriksa diameter jurnal crankshaft.Ukuran standar diameter jurnal 49,97-50 mm. Batas ketirusan dan kelonjongan 0,01 mm

Gambar 63. Posisi pengukuran diameter crankshaft

Tabel 10. Hasil Pengukuran Diameter Jurnal No. jurnalPosisi pengukuran diameter jurnal (mm)

A 1A2B1B2

15049,9749,9749,99

249,9949,9949,9949,99

349,5749,9749,9950

450505050

549,9949,9849,9949,99

Tabel 11. Tabel hasil pengukuran ketirusan dan keovalan jurnalNoKetirusan jurnal(mm)Keovalan jurnal (mm)

1. 0,030,01

2. 00

3. 0,40,01

4. 00

5. 0,010,01

Kesimpulan:Hasil pemeriksaan ketirusan dan keovalan jurnal masuk batas limit, akan tetapi masih aman untuk digunakan karena belum semuanya melebihi batas limit.

4). Memeriksa bantalan crankshaft secara visual.Hasil:Bantalan crankshaft mengalami goresan atau aus tidak merata, terdapat endapan minyak pelumas, dan bantalan sudah tipis.

Kesimpulan:

Bantalan mengalami keausan sehingga menimbulkan celah antar bantalan dengan crankshaft yang dapat menimbulkan bunyi kasar. Bantalan perlu dilakukan penggantian yang baru

Gambar 64. Bantalan crankshaft

6. Hasil Perbaikan dan Penggantian Komponen Yang Mengalami KerusakanBerdasarkan data pemeriksaan dan pengukuran di atas, maka didapat hasil komponen yang dapat diperbaiki dan yang harus diganti. Komponen yang harus diganti adalah gasket keseluruhan, bantalan, torak, ring torak dan penekan rantai timing serta rantai timing. Komponen yang harus diperbaiki adalah blok silinder, dan permukaan yang bersinggungan dengan katup.a. Perbaikan blok silinder. Tabel 12.Hasil pengukuran ketirusan dan keovalan silinder (limit 0,02 mm)Nomor silinderKetirusanKeovalanSelisih

10,02 mm0,01 mm0,01 mm

20,01 mm0,07 mm0,06 mm

30,06 mm0,04 mm0,02 mm

40,02 mm0,03 mm0,01 mm

Berdasarkan data di atas, hasil ketirusan dan keovalan telah melebihi limit dan hasil pemeriksaan visual silinder mengalami goresan, sehingga perlu dilakukan perbaikan berupa pembesaran lubang silinder atau oversize sesuai torak yang baru, dengan pembesaran sebesar atau oversize 0.50 mm. Torak diganti bersamaan dengan penggantian ring torak keseluruhan.b. Perbaikan permukaan katup.Proses perbaikan permukaan katup, pertama dilakukan pemeriksaan kebocoran dengan cara memasukan minyak tanah atau bensin ke dalam lubang-lubang saluran katup intake port dan exhaust port. Apabila terdapat rembesan bensin atau minyak tanah pada permukaan katup, maka menandakan katup bocor. Hasil pemeriksaan adalah katup yang mengalami kebocoran katup hisap dan buang silinder nomor 1 dan katup hisap silinder nomor 3 serta katup buang silinder nomor 4. Proses perbaikannya menghilangkan bagian permukaan katup yang korosi, dengan cara pemolesan permukaan katup dengan dudukan pada kepala silinder menggunakan grease pemoles khusus katup. Pemolesan ini akan menghaluskan permukaan katup dan permukaan dudukan katup sehingga antara muka katup dan dudukan katup dapat rapat. Setelah proses ini selesai, kemudian komponen katup-katup dipasang kembali pada kepala silinder. Katup yang sudah terpasang kemudian dilakukan pemeriksaan kebocoran ulang.c. Penggantian gasket, bantalan poros engkol dan bantalan batang torak serta trust washers.Proses ini dilakukan pada saat perakitan. Semua gasket dan seal yang tidak bisa dipakai lagi diganti. Pemasangan gasket harus sesuai posisi, tidak boleh terbalik atau sampai menutupi saluran-saluran tertentu. Bantalan poros engkol dan bantalan batang torak dilakukan..penggantian karena hasil pemeriksaan visual bantalan mengalami goresan atau aus tidak merata, terdapat endapan minyak pelumas, dan bantalan sudah tipis. Tebal tensioner atau penekan rantai timing yang sudah di bawah spesifikasi, sehingga perlu diganti. Trust washers dilakukan penggantian dikarenakan hasil pemeriksaan celah end play poros engkol melebihi limit sebesar 0,5 mm.B. Hasil Perbaikan telah dilakukan dan diselesaikan selanjutnya proses pengujian kinerja mesin berupa pengukuran tekanan kompresi dan konsumsi bahan bakar. 1). Tujuan Pengujian Tujuan pengujian untuk mengetahui kinerja mesin bekerja dengan normal sesuai dengan ketentuan spesifikasi pada mesin tersebut. Jika belum sesuai maka dilakukan perbaikan ulang pada bagian yang bermasalah.2). Pengukuran tekanan kompresi Langkah Uji tekanan kompresi diantaranya :a). Melepas 4 buah busi menggunakan kunci busib). Memasang alat compression tester di lubang busic). Membuka throttle gas secara penuhd). Menstart mesin sambil melihat tekanan kompresi yang terjadi.e). Mengulangi untuk semua silinder. Standar tekanan kompresi :12,6 kg/ dan limit : 9,6 kg/2). Pengukuran konsumsi bahan bakar Uji konsumsi bahan bakar dengan menggunakan gelas ukur yang diisi dengan bensin. Gelas ukur dihubungkan dengan karburator melalui selang. Mesin dihidupkan kemudian diuji bervariasi putaran mesin dari 750 rpm , 1500 rpm, 2500 rpm, dan 3000 rpm selama 1 menit. 3). Hasil Tabel 13. Data Hasil Uji Tekanan KompresiNomorSilinderSebelum DilakukanPerbaikanSesudah DilakukanPerbaikan

1. 9,5 kg/12,5 kg/

2. 10 kg/12 kg/

3. 11 kg/12 kg/

4. 9 kg/12,5 kg/

Tabel 14 . Hasil pengukuran pemakaian bahan bakarNoPutaran mesin

WaktuMenitHasil(cc)

1. 750 rpm116

2. 1500 rpm120

3. 2500 rpm141

4. 3000 rpm155

C. Pembahasan 1. Pembahasan Perbaikan Perbaikan mesin Toyota Kijang 5 K tinjauan komponen utama motor yang meliputi mekanisme katup, kepala silinder, mekanisme poros engkol, dan blok silinder ada beberapa hal yang perlu dibahas, diantaranya adalah sebagai berikut :a). Kepala Silinder dan Mekanisme Katup Hasil pemeriksaan bahwa komponen rantai timing sudah memanjang dari ukuran standar sehingga diperlukan penggantian. Pada permukaan katup yang bersinggungan dengan dudukan katup mengalami korosi sehingga berdampak kebocoran tekanan kompresi. Proses perbaikan adalah menghilangkan bagian permukaan katup yang terkorosi, dengan cara memoles permukaan katup dengan dudukan katup pada kepala silinder menggunakan grease pemoles khusus katup. Pemolesan dengan memutarkan katup pada dudukan katup searah dan harus hati-hati agar sudut permukaan katup tidak berubah dan seimbang. Penggantian seal katup dilakukan sebelum katup-katup dirakit.b). Mekanisme poros engkol Hasil pemeriksaan yang meliputi torak, ring torak, batang torak, dan poros engkol serta bantalan. Hasil pemeriksaan diameter poros engkol belum melewati batas limit secara keseluruhan sehingga tidak diperlukan perbaikan berupa pemolesan poros engkol. Perbaikan pada poros engkol hanya penggantian bantalan poros engkol dengan ukuran standar. Hasil pemeriksaan torak dan ring torak mengalami keausan maka diperlukan penggantian torak dan ring torak yang lebih besar dari ukuran standar yaitu 0,50 mm. c). Blok SilinderHasil pemeriksaan blok silinder secara visual dan pengukuran bagian permukaan silinder mengalami goresan dan silinder mengalami keausan. Hasil pemeriksaan kerataan blok silinder masih dalam batas standar. Hasil pengukuran ketirusan dan keovalan sudah melebihi limit terbesar 0,07 mm, sehingga diperlukan perbaikan dengan cara melakukan pembesaran silinder atau overzise sebesar 0,50 mm.2. Pembahasan Hasil Pengujian a). Pengukuran Tekanan Kompresi Hasil uji merupakan indikator keberhasilan proses perbaikan yang telah dilakukan. Pembahasan indikator keberhasilan uji kinerja mesin meliputi hasil tekanan kompresi yang sebelum diperbaiki rata- rata hanya 9,8 setelah diperbaiki meningkat menjadi rata rata 12,5 . Hal ini menandakan bahwa tidak ada kebocoran tekanan kompresi di ruang bakar akibat dari kerusakan komponen.b). Pengukuran Pemakian Bahan Bakar Uji konsumsi bahan bakar dengan menggunakan gelas ukur yang diisi dengan bensin. Gelas ukur dihubungkan dengan karburator melalui selang. Mesin dihidupkan kemudian diuji bervariasi putaran mesin dari 750 rpm , 1500 rpm, 2500 rpm, dan 3000 rpm selama 1 menit. Dari data di atas disimpulkan konsumsi bahan bakar tidak boros karena dapat dihitung dalam waktu 1 jam pada putaran 750 rpm menghabiskan 960 cc (0,96 liter) bahan bakar, dan waktu 1 jam pada putaran tinggi 3000 rpm menghabiskan 3300 cc (3,3 liter) bahan bakar. D. Kebutuhan Bahan Dan Komponen Serta Pembiayaan Keseluruhan biaya perbaikan ini menyesuaikan dengan kenyataan yang terjadi di lapangan, sehingga biaya yang dibutuhkan tidak sesuai dengan rancangan biaya sebelumnya. Proses perbaikan mesin Toyota Kijang ini memakai bahan dan komponen serta menghabiskan dana sebagai berikut:Tabel 15. Daftar Pemakaian Bahan dan Komponen Serta HargaNoBahan/KomponenJumlahHarga

1. Torak oversize 50, pen, dan pengunci pen 4 buah Rp 1.300.000

2. Cincin torak dan cincin oli4 buahRp 1.042.000

3. Gasket mesin1 setRp 150.000

4. Metal jalan1 setRp 100.000

5. Metal duduk1 setRp 96.000

6. Metal bulan 1 setRp 36.000

7. Oil Filter 1 buahRp 40.000

8. Rantai timing1 buahRp 360.000

9. Oli mesin 4 literRp 130.000

10. Platina 1 buah Rp 50.000

11. Packing knalpot2 buah Rp 10.000

12. Lem Threebond1 buah Rp 20.000

13. Lem Sealer1 buahRp 20.000

14. Jasa oversizeRp 180.000

Jumlah Rp 3. 534.000

46