BAB IV

6
BAB IV PELAKSANAAN 4.1. Persiapan Dalam persiapan pelaksanaan pengukuran dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut : 1. Mobilisasi manusia 2. Waktu 3. Peralatan Mobilisasi Manusia Agar pelaksanaan pengukuran dapat berjalan dengan lancar maka diperlukan tenaga yang cukup supaya hasilnya maksimal. Adapun jumlah manusia disesuaikan situasi dan kondisinya terlebih dahulu. Setelah kondisi lapangan barulah ditentukan : a Kalau yang diukur luas bisa menggunakan beberapa kelompok dalam sekali pengukuran, misalnya tiga kelompok untuk satu kali pengukuran. b Kalau jaraknya kurang luas bisa menggunakan satu kelompok saja. Sedangkan dalam satu bagian pekerjaan itu terdapat pembagian tugas. Biasanya dalam satu kelompok terdiri dari kurang lebih sepuluh orang, dengan pembagian tugas sebagai berikut : 1. Pembacaan alat 2. Pencatat data 3. Pembawa baak ukur 4. Pengukur jarak 5. Pembawa perlengkapan lain 42

description

sdsf

Transcript of BAB IV

BAB I

PAGE 45

BAB IV

PELAKSANAAN

4.1.Persiapan

Dalam persiapan pelaksanaan pengukuran dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut :

1. Mobilisasi manusia

2. Waktu

3. Peralatan

Mobilisasi Manusia

Agar pelaksanaan pengukuran dapat berjalan dengan lancar maka diperlukan tenaga yang cukup supaya hasilnya maksimal. Adapun jumlah manusia disesuaikan situasi dan kondisinya terlebih dahulu. Setelah kondisi lapangan barulah ditentukan :

a Kalau yang diukur luas bisa menggunakan beberapa kelompok dalam sekali pengukuran, misalnya tiga kelompok untuk satu kali pengukuran.

b Kalau jaraknya kurang luas bisa menggunakan satu kelompok saja. Sedangkan dalam satu bagian pekerjaan itu terdapat pembagian tugas. Biasanya dalam satu kelompok terdiri dari kurang lebih sepuluh orang, dengan pembagian tugas sebagai berikut :

1. Pembacaan alat

2. Pencatat data

3. Pembawa baak ukur

4. Pengukur jarak

5. Pembawa perlengkapan lain

Diharapkan masing-masing melaksanakan dengan maksimal, agar hasil pengukuran lebih teliti dan memungkinkan kesalahan yang dibuat seminimal mungkin.

Waktu

Biasanya pengukuran suatu daerah diberi batas waktu, hal ini dikarenakan:

1. Hasil pengukuran dibutuhkan segera

2. Agar bila terjadi kesalahan dapat segera diketahui untuk mengambil tindakan selanjutnya.

Semakin cepat waktu yang ditargetkan dalam suatu pengukuran, maka semakin banyak yang dibutuhkan. Manusia mempunyai tenaga yang terbatas, oleh karena itu pekerjaan pengukuran dibagi dalam beberapa tahap. Hal ini memerlukan watu yang lama oleh karena itu perencanaan waktu harus benar-benar diperhatikan. Peralatan

Yang paling penting dari suatu pengukuran adalah alat yang digunakan, apabila salah satu alat kurang atau ketinggalan, akan dapat menghambat jalannya pengukuran. Oleh sebab itu sebelum melakukan pengukuran hendaknya diperhatikan alat apa saja yang perlu dibawa. Apabila lokasi pengukuran dekat, tidak ada masalah apabila ada salah satu alat ketinggalan, tetapi kalau lokasi pengukuran jauh akan dapat menghambat jalannya pengukuran. Alat yang digunakan meliputi alat utama dan alat bantu. Alat utama meliputi : Theodolit, statif dan baak ukur. Sedangkan alat bantu meliputi : patok, unting-unting, meteran/roll meter dan payung.

4.1.1. Alat-alat yang DigunakanPelaksanaan praktikum ini dilaksanakan di lingkungan kampus Universitas Brawijaya Malang. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini meliputi :

Alat-alat utama :

TheodolitMerupakan alat utama yang digunakan untuk mengukur sudut (vertikal dan horisontal) dan pengukuran jaraknya secara optis.

Statif kaki tiga/tripodDigunakan untuk meletakkan alat ukur, sehingga memungkinkan alat selalu dalam keadaan mendatar ke segala penjuru. Bak ukurDigunakan sebagai penunjuk angka yang terlihat pada alat ukur sudut (theodolit) bila baak ukur tersebut diletakkan pada suatu titik yang ditentukan.

Alat-alat bantu

KompasDigunakan untuk menunjukkan arah utara Rollmeter

Digunakan untuk mengukur jarak mendatar di lapangan secara langsung. Unting-untingDigunakan untuk meneliti apakah theodolit telah berada tepat diatas titik ukur (sumbu I alat tepat diatas titik). Patok Patok diperlukan untuk menentukan titik-titik dalam pengukuran (titik sementara). Payung.Digunakan untuk melindungi alat ukur dari penyinaran matahari secara langsung atau melindungi alat dari hujan.4.1.2. Formulir Pengukuran

FORMULIR PENGUKURAN

Jurusan/Kelompok: .

Tanggal

: .

Lokasi

: .

Asisten

: .................................................Letak Alat &TargetPembacaan SudutPembacaan BaakJarak Metris

Tinggi Alat (m)VHbabtbb(m)

4.2. Pengukuran di Lapangan

Setelah mengetahui keadaan lapangan kita dapat membuat sketsa tentang keadaan lapangan itu sendiri. Hal ini sangat penting karena dengan melihat sketsa kita dapat mengetahui urutan titik yang akan diukur dan jarak-jarak yang perlu diketahui ketinggiannya.

Dalam sketsa yang dibuat pertama dicari titik yang akan dibidik dan sebagai tanda ditancapkan yalon atau patok. Dalam pengukuran ini meggunakan dua titik di tiap titik untuk mengetahui tiap gedung yang terdapat pada tiap poligon. Selain itu kita juga tancapkan patok pada dua titik yaitu P dan Q sebagai titik awal dan titik akhir.

Pada pembidikan, satu pesawat kita tempatkan di titik A setelah terlebih dahulu yalonnya kita cabut dan unting-unting tegak lurus terhadap titik A. Kemudian kita stel pesawat sampai memenuhi syarat yang telah ditentukan agar didapatkan hasil yang baik. Setelah pesawat memenuhi syarat maka di titik A kita bidikkan ke titik B selanjutnya sesuai dengan sketsa dan rencana yang telah kita buat.

Didalam pembidikan titik tersebut dibaca skala nonius I dan II serta dibaca pula pembacaan tinggi tempat yang dibaca melalui benang atas, benang bawah, dan benang tengah. Setelah pembidikan dari titik A selesai maka pesawat kita pindahkan ke titik lain searah dengan jarum jam. Demikian pengukuran dilakukan pada titik dan seterusnya hingga selesai.

Pelaksanaan pemetaan dilakukan dalam tahapan sebagai berikut :

1. Pembuatan titik-titik kerangka dasar (TTKD).

Titik-titik kerangka dasar (TTKD) adalah sejumlah titik yang dibuat dan dipasang di lapangan (koordinat telah diketahui) yang terbuat dari kayu (patok beton). Fungsi TTKD ini adalah sebagai titik pengikat pengukuran detail serta pengontrol titik-titik lainnya. TTKD arah horisontal berupa titik satu ke titik lainnya dan elevasi satu titik. TTKD disebut juga pengukuran titik kontrol yang dibagi empat yaitu: primer, sekunder, tersier, dan kuarter. Pembagiannya tergantung dari jarak titik satu dengan titik yang lainnya. Untuk TTKD primer antara 40 km 60 km, sekunder antara 10 km 40 km, tersier antara 3 km 10 km, dan kuarter antara 1 km 3 km.

2. Pembuatan titik-titik detail (TTD).

Titik-titik detail (TTD) adalah berupa titik yang ada di lapangan berupa pojok bangunan dengan kerapatan tertentu. Pengukuran detail dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :

a. Dengan cara ekstra polasi.

Dengan sistem koordinat orthogonal.

Dengan sistem koordinat kutub (disebut juga pengukuran tachimeter).

b. Dengan cara interpolasi.

Cara ini hampir sama dengan koordinat orthogonal, perbedaannya terletak pada pengukuran garis ukurnya.

4210