BAB IV

20
BAB IV PROSEDUR DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Prosedur Penelitian Dalam pengambilan data di lapangan penulis melakukan pengamatan secara langsung terhadap aktivitas pemboran eksplorasi yang dilakukan untuk mengetahui tebal lapisan tanah penutup (overburden) batubara, dan tebal batubara itu sendiri. Adapun prosedur-prosedur penelitian yang dilakukan adalah : 1. Melakukan studi pustaka melalui literatur- literatur yang relevan dengan objek penelitian. 2. Melakukan pengambilan data sekunder judul penelitian diantaranya sebagai berikut : Geologi dan geografi daerah penelitian serta alat bor yang digunakan. 3. Mengadakan pengamatan langsung di lapangan dan pengumpulan data terhadap kegiatan pemboran. 22

Transcript of BAB IV

Page 1: BAB IV

BAB IV

PROSEDUR DAN HASIL PENELITIAN

4.1 Prosedur Penelitian

Dalam pengambilan data di lapangan penulis melakukan pengamatan secara

langsung terhadap aktivitas pemboran eksplorasi yang dilakukan untuk

mengetahui tebal lapisan tanah penutup (overburden) batubara, dan tebal batubara

itu sendiri.

Adapun prosedur-prosedur penelitian yang dilakukan adalah :

1. Melakukan studi pustaka melalui literatur-literatur yang relevan dengan

objek penelitian.

2. Melakukan pengambilan data sekunder judul penelitian diantaranya

sebagai berikut : Geologi dan geografi daerah penelitian serta alat bor

yang digunakan.

3. Mengadakan pengamatan langsung di lapangan dan pengumpulan data

terhadap kegiatan pemboran.

4. Melakukan wawancara langsung dengan pembimbing lapangan.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Kegiatan Eksplorasi

Kegiatan eksplorasi dilakukan dengan cara menyusuri daerah aliran sungai

yang diperkiran terdapat singkapan batubara atau mendatangi langsung daerah

yang telah diketahui singkapan batubaranya dari pernyataan penduduk setempat

sehingga kegiatan eksplorasi yang dilakukan menjadi mudah.

22

Page 2: BAB IV

Dalam kegiatan eksplorasi yang telah dilakukan peralatan yang digunakan

antara lain :

1. GPS (Global Position Sytem),

2. Kompas geologi,

3. Palu geologi,

4. Sounto,

5. Rollmeter (50 meter),

6. Pita, dan

7. Alat tulis.

Gambar 4.1Peralatan eksplorasi

Adapun tujuan dari kegiatan eksplorasi ini antara lain untuk memetakan

suatu daerah penelitian dengan GPS (global position sytem) dan mengukur

kemiringan lereng dengan sounto, penentuan titik bor, mencari singkapan

batubara dan mengukur tebal serta arah sebarannya.

Dari hasil kegiatan yang eksplorasi yang dilakukan diukur arah strike/dip

beberapa titik singkapan batubara dengan litologi daerah berupa soil, batu pasir,

lempung pasiran dan batu lempung sebagai tanah penutup dari batubara.

23

Page 3: BAB IV

Gambar 4.2Singkapan batubara

Gambar 4.3Profil daerah eksplorasi PT Bumi Mulia Sejati

24

N

Page 4: BAB IV

4.2.2 Pemboran

Kegiatan pemboran dimaksudkan untuk mencari korelasi dan kebenaran

dari data batubara dengan pola penarikan searah strike/jurus lapisan maupun

kemenerusan lapisan batubara yang ada searah down dipnya, selain itu juga untuk

mencari jumlah lapisan batubara yang tidak tersingkap.

Penampatan titik bor didasarkan pada hasil evaluasi singkapan batubara

yang ada. Sedangkan pola pemboran yang dilakukan menggunakan system open

hole dengan hasil berupa “cutting”.

Gambar 4.4Kegiatan pemboran

Dalam kegiatan pemboran eksplorasi didaerah Trinsing Kecamatan

Teweh Tengah Kabupaten Muara Teweh peralatan yang digunakan antara lain

sebagai berkut:

a. Mesin Bor Jenis Yamaha MT - 110 (Power rig)

Mesin ini adalah satu – satunya mesin bor yang digunakan dalam kegiatan

pemboran eksplorasi didaerah Trinsing. Mesin bor ini kurang efesien karena

kegiatan pemboran dilakukan dengan cara manual sehingga kegiatan pemboran

25

Page 5: BAB IV

berlangsung lama, tetapi karena ukurannya yang kecil sehingga memudahkan

untuk dibawa dan dipindah –pindah pada daerah pemboran eksplorasi sehingga

sangat efektif dalam pengangkutannya.

Dari pengamatan penulis dilapangan, untuk pemindahan alat bor ini dapat

dilakukan dengan cara diangkat secara bersama-sama karena melihat ukuran

mesin ini yang cukup kecil dan pemindahan dilakukan dengan tenaga manusia

atau secara manual, jumlah kru ( pekerja yang ada sebanyak 6 orang pekerja).

Mesin bor ini mempunyai tipe yang sama dengan mesin air yang digunakan

untuk mengalirkan air ke mesin bor tetapi telah mengalami modifikasi sesuai

fungsinya.

Mekanisme kerja alat bor jenis ini sangat dipengaruhi oleh manusia,

yang mana mesin sebagai penggeraknya ( secara umum ). Tetapi agar dapat

menembus batuan yang keras maka tenaga manusia sangat dibutuhkan dengan

cara memberi beban pada alat bor atau menaikinya agar batuan tersebut dapat

ditembus dan cutting hasil bor selalu keluar bersama air yang disemprotkan

kedalam lubang bor.

Gambar 4.5Mesin bor (power rig)

26

Page 6: BAB IV

Adapun spesifikasi alat secara umum antara lain :

- Mesin penggerak : Yamaha MT – 110 yang dimodifikasi sesuai

fungsinya.

- Bahan bakar : Bensin

b. Mesin Air MT – 110 ( 1 Unit )

Mesin air ini mempunyai tipe yang sama dengan alat bor yang digunakan

dalam kegiatan pemboran eksplorasi tetapi tidak mengalami modifikasi seperti

alat bor. Adapun cara penggunaan mesin air yaitu dengan memasangkan pipa

pada mesin dan pada salah satu bagian dimasukkan ke dalam air sungai dan

bagian lain digunakan untuk mengisi sumuran sementara yang nantinya akan

dialirkan kembali dengan mesin mesin yang lain ke alat bor.

Mesin ini digunakan untuk mengalirkan air dari sungai yang letaknya jauh

dari alat bor dan mengisikannya ke dalam sumuran sementara yang digunakan

sebagai tempat penampungan air.

Gambar 4.6Mesin Air MT – 110

27

Page 7: BAB IV

Adapun spesifikasi alat secara umum antara lain :

- Mesin penggerak : Yamaha MT – 110

- Bahan bakar : Bensin

c. Mesin Air MZ 175 ( 1 Unit )

Selain mesin air MT – 110 terdapat juga mesin air MZ 175 yang

digunakan untuk mengalirkan air dari sumuran sementara ke alat bor yang

berfungsi untuk mengeluarkan lumpuran yang berupa cutting kepermukaan dari

lubang bor hasil kegiatan pengeboran agar dapat diketahui jenis batuannya.

Adapun air yang keluar bersama cutting hasil pengeboran tersebut akan

diendapan disumuran pengendapan dan dialirkan lagi ke sumuran sementara untuk

digunakan kembali.

Gambar 4.7Mesin Air MZ – 175

Adapun spesifikasi alat secara umum antara lain :

- Mesin penggerak : Yanmar – 175

- Bahan bakar : Bensin

28

Page 8: BAB IV

d. Pipa bor

Pipa bor yang digunakan pada pemboran eksplorasi sebanyak 20 buah

dengan panjang setiap pipa bor 1,5 m dan diameter pipa bor 4,5 cm. Dengan

jumlah pipa sebanyak 20 buah maka pemboran yang dilakukan mencapai 30 m.

Gambar 4.8Pipa Bor

e. Mata bor

Ada dua jenis mata bor yang digunakan dalam kegiatan pemboran

eksplorasi ini antara lain ; mata bor jenis win bit dan mata bor jenis blake bit.

Perbedaan dari kedua jenis mata bor tersebut dapat terlihat dari bentuknya, jenis

mata bor jenis blake bit berbentuk kepingan sedangkan mata bor jenis win bit

menyatu.

Dari kedua jenis mata bor tersebut menggunakan matawidia dengan

ukuran 4,5 mm, 5,5 mm dan 6,5.

29

Page 9: BAB IV

Gambar 4.9Mata bor jenis Black bit

Gambar 4.10Mata bor jenis Win bit

30

Page 10: BAB IV

Sumuran Sementara

Mesin Air MT 110

Air sungai

Mesin Bor Power Rig

Sumur Pengendapan

Mesin Air MZ 175

f. Pipa air

Pipa air yang digunakan ada dua jenis yaitu pipa jenis karet dan pipa jenis

plastik, pipa jenis plastik digunakan untuk mengalirkan air dari sungai ke sumuran

sementara sedangkan pipa jenis karet digunakan untuk mengalirkan air dari

sumuran sementara ke alat bor untuk memudahkan dalam proses pemboran.

Adapun tujuan dari penggunaan air dalam pemboran eksporasi ini antara

lain :

1. Agar dapat mengelurkan lumpuran (cutting) hasil bor untuk diamati,

2. Untuk menjaga agar mata bor tetap dingin, dan

3. Untuk memudahkan menembus batuan yang keras.

Gambar 4.11Proses pengaliran air

31

Page 11: BAB IV

Gambar 4.12Pipa Karet

Gambar 4.13Pipa Plastik

32

Page 12: BAB IV

g. Kunci Inggris

Kunci inggris digunakan untuk memasang atau melepaskan pipa bor

dengan cara memasang kunci inggris dan menjepitkannya ke pipa bor kemudian

memutarnya sampai pipa bor tersebut terlepas.

Gambar 4.14Kunci inggrsi

4.2.1. Mekanisme Pemboran Eksplorasi

Dalam kegiatan pemboran perlu mengikuti aturan serta langkah – langkah

kerja atau mekanisme kegiatannya sehinnga memperoleh hasil yang semaksimal

mungkin dan sisi lain peralatan yang digunakan juga dapat bertahan lama.

Adapun langkah kerja atau mekanisme pemboran ekplorasi dari hasil

penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Penentuan titik bor hasil evaluasi pengukuran arah stike/dip dari singkapan.

2. Mempersiapkan peralatan bor yang akan digunakan, seperti : power rig, mesin

air, pipa bor, dan mata bor.

3. Pembuatan sumuran sementara dan sumuran pengendapan.

4. Pemasangan peralatan.

5. Kegiatan pemboran.

33

Page 13: BAB IV

Gambar 4.15Daerah pemboran PT Bumi Mulia Sejati

Dari hasil kegiatan pemboran yang telah dilakukan dengan kedalam lubang

bor 30 m didapat beberapa lapisan batubara dengan tebal dan kedalaman yang

berbeda – beda sebagai berikut :

Tabel 4.1Data hasil pemboran

Bore Hole

Total Depth ( m)

SeamCoal Roof

(m)Coal Floor

(m)Thickness

(m) Keterangan

1 30 A 2.28 2.38 0.10B 15.91 16.35 0.44C 28.30 29.30 1

2 30 A 2.59 2.90 0.31B 3.13 3.73 0.60C 7.81 8.22 0.41D 19.61 20.10 0.47

3 15 Stop DrillBatuan Keras

dan Water Lose

4 30 Tidak Dapat Batubara

5 30 A 9.47 9.87 0.40B 19.93 20.32 0.39

6 30 A 5.08 5.78 0.70B 6.17 6.46 0.29C 13.94 14.69 0.75D 22.94 24.26 1.32

34

Page 14: BAB IV

7 30 A 2.85 3.86 1.018 30 A 10.73 11.22 0.499 30 A 5.40 7.35 1.95

B 7.50 9.00 1.50C 12.38 13.07 0.69D 26.90 27.50 0.60

10 30 A 11.40 12.00 0.60B 24.00 24.93 0.93

11 30 A 15.44 18 2.56B 19.15 19.50 0.35C 25.30 25.70 0.40

12 30 A 9.00 12.18 3.18B 14.20 15.26 1.06C 23.45 23.86 0.41

13 30 A 6.00 6.36 0.36B 13.15 13.90 0.75C 25.25 26.71 1.46

14 30 A 11.25 14.55 3.30B 16.40 17.00 0.60C 18.00 18.25 0.25

15 30 A 6.31 8.61 2.30B 10.50 11.22 0.72

16 30 A 6.62 6.95 0.33B 22.93 25.99 3.60

17 30 A 6.31 8.69 2.38B 10.50 11.22 0.72

18 30 A 5.50 6.69 1.19B 13.25 13.90 0.65C 24.00 25.15 1.15

19 30 A 4.80 8.00 3.20B 15.00 16.50 1.50

20 30 A 2.69 3.32 0.63B 13.50 14.13 0.63

21 30 A 5.60 7.00 0.40B 15.90 16.50 0.60

22 30 A 6.00 6.56 0.56B 11.53 12.00 0.47

23 30 A 12.70 13.50 0.80B 13.65 15.50 2.85C 18.80 19.25 0.45D 23.75 24.00 0.30

24 30 Tidak Dapat Batubara

25 30 A 9.40 9.74 0.34

35

Page 15: BAB IV

26 30 A 11.65 14.44 2.75B 16.50 17.44 0.94C 21.95 22.35 0.40

27 30 A 1.80 2.23 0.43B 12.88 13.75 0.87C 25.18 27.25 2.70

28 30 A 5.60 6.38 0.6929 30 A 15.90 16.65 0.75

B 28.00 30.00 2.00

30 30 Tidak Dapat Batubara

31 30 A 11.55 12.00 0.45B 21.70 22.50 0.80

32 30 A 19.88 22.00 2.12B 25.50 26.00 0.50C 26.65 27.00 0.35

33 30 A 20.60 23.10 2.50B 26.40 27.10 0.70

34 30 A 9.75 11.77 2.02B 14.82 15.40 0.58C 22.00 22.50 0.50D 24.97 25.70 0.73

35 20 A 4.32 6.35 2.03Stop Drill

Batuan KerasB 9.51 10.09 0.58C 17.59 18.00 0.41

36 30 A 3.48 4.28 0.80B 9.52 10.17 0.65C 19.30 20.43 1.13

37 30 A 6.19 6.37 0.38B 9.42 9.72 0.30C 16.30 16.67 0.37D 24.61 25.50 0.89

38 30 A 7.91 9.95 2.04B 13.50 14.05 0.55C 20.28 21.41 1.13

39A 30 A 11.00 13.04 2.04B 16.59 17.14 0.55C 23.47 24.60 1.13

39B 15 A 13.86 15.00 1.15

Stop Drill Water Lose,

pipa kejepit & mesin rusak

40A 30 A 17.54 18.00 0.46B 19.66 20.01 0.35C 27.34 28.08 0.74

36

Page 16: BAB IV

40B 30 A 18.00 20.25 2.25B 21.75 22.25 0.50

41 30 A 18.00 20.26 2.25B 21.75 22.25 0.50

42A 30 A 4.83 6.40 1.57B 8.25 9.00 0.75C 15.50 16.07 0.57D 25.25 26.80 1.55

42B 30 A 9.75 12.00 2.25B 13.50 14.00 0.50C 26.75 28.50 1.50

43 30 A 16.57 17.04 0.47B 17.34 18.95 1.61

44 30 A 6.19 6.39 0.40B 9.42 9.72 30.00C 16.30 16.67 0.37D 24.61 25.50 0.89

45 30 A 3.37 3.84 0.47B 4.14 5.75 1.61C 24.60 25.50 0.90

37