BAB IV 555555

27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN A. Gambaran Umum SMP Negeri 3 Kayoa Pengalaman yang sangat berharga dalam proses kehidupan adalah salah satu sejarah atau historis yang tercatat. Karena sebuah tatanan kehidupan bermasyarakat tidak lepas dari aspek histories (sejarah). Yang merupakan bahan pijakan dan renungan begitu pula halnya SMP Negeri 3 Kayoa Selatan, dimana sekolah ini didirikan pada tahun 1983 yang terletak di desa Laluin, pertama kali dibukanya sekolah menengah ini menggunakan gedung yayasan yang masih sederhana di desa Laluin, dan SMP Negri 3 Kayoa ini, yang menjadi kepala sekolah yang pertama adalah Mokhtar Djuma, setelah itu sekolah berjalan beberapa tahun kemudian, baru di negerikan pada tanggal 26/10/2004. 1 Adapun tokoh-tokoh pendiri Sekolah (SMP Negeri 3 Kayoa) ini antara lain sebagai berikut: 1. Mokhtar Djuma 1 Hasil Observasi, SMP Negeri 3 Kayoa, 18 Juli 2011 30

description

materi

Transcript of BAB IV 555555

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAANA. Gambaran Umum SMP Negeri 3 Kayoa Pengalaman yang sangat berharga dalam proses kehidupan adalah salah satu sejarah atau historis yang tercatat. Karena sebuah tatanan kehidupan bermasyarakat tidak lepas dari aspek histories (sejarah). Yang merupakan bahan pijakan dan renungan begitu pula halnya SMP Negeri 3 Kayoa Selatan, dimana sekolah ini didirikan pada tahun 1983 yang terletak di desa Laluin, pertama kali dibukanya sekolah menengah ini menggunakan gedung yayasan yang masih sederhana di desa Laluin, dan SMP Negri 3 Kayoa ini, yang menjadi kepala sekolah yang pertama adalah Mokhtar Djuma, setelah itu sekolah berjalan beberapa tahun kemudian, baru di negerikan pada tanggal 26/10/2004.[footnoteRef:2] [2: Hasil Observasi, SMP Negeri 3 Kayoa, 18 Juli 2011]

Adapun tokoh-tokoh pendiri Sekolah (SMP Negeri 3 Kayoa) ini antara lain sebagai berikut:1. Mokhtar Djuma2. Abdurrahman Latara3. Kadir Kadam4. Umar A.Rahim5. Moh Saleh Arsad, S.Pd6. Rusdi Ali, S,Pdi7. Anhar Saban8. Fatah Kadir, S. Pdi[footnoteRef:3] [3: Hasil Wawancara Bersama Kepala Sekolah, SMP Negeri 3 Kayoa, 19 Juli 2011]

Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan pada anak didik. Guru pada pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan ditempat-tempat tertentu, tidak mesti dilembaga pendidikan yang formal, tetapi bisa juga dimesjid, dirumah dan lain sebagainya`Guru memang menempati kedudukan terhormat di masyarakat. Kewibawaan yang menyebabkan guru dihormati, sehingga masyarakat tidak meragukan figur guru. Masyarakat yakin bahwa gurulah yang dapat mendidik anak didik mereka agar menjadi orang yang berkepribadian mulia. Dalam kepercayaan yang diberikan masyarakat, maka guru diberikan tugas dan tanggung jawab yang berat, mengemban tugas yang berat. Tetapi lebih berat lagi mengemban tanggung jawab, sebab tanggung jawab guru tidak hanya sebatas dinding sekolah, tetapi juga diluar sekolah. Pembinaan yang harus guru berikanpun tidak hanya secara kelompok (klasikal) tetapi juga secara individual. Hal ini tidak menuntut guru agar selalu memperhatikan sikap, tingkah laku dan perbuatan anak didiknya, tidak hanya dilingkungan sekolah tetapi diluar sekolah sekalipun.Karena itu, tepatlah apa yang dikatakan, Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid secara individual maupun kelompok, baik di sekolah maupun di luar sekolah, dengan segala kekurangan yang ada guru berusaha membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia yang berguna bagi nusa dan bangsa di kemudian hari. Gaji yang kecil jauh dari memadai tidak membuat guru berkecil hati dengan sifat frustasi, meninggalkan tugas dan tanggung jawab sebagai gerakan karenanya sangat wajar dipundak guru atribut sebagai pahlawan tanda jasa.Guru adalah seorang figur yang mulia dan dimuliakan oleh banyak orang, kehadiran guru di tengah-tengah kehidupan masyarakat sangat penting, sangat sulit dibayangkan jika ditengah kehidupan masyarakat tidak adanya deorang guru, maka bekal tidak akan ada seseorang yang akan dapat di tiru, atau di teladani turuti untuk belajar dan berkembang , mengetahui budaya, norma, dan ilmu pengetahuan yang lainya serta agama.Guru merupakan orang yang pertama mencerdaskan manusia, orang yang memberi bekal ilmu pengetahuan, pengalaman dan menanamkan nilai-nilai, budaya dan agama terhadap peserta didik. Pada pelaksanaan pendidikan guru memegang peranan penting setelah orang tua dan keluarga, dalam institusi pendidikan guru menjadi orang pertama , yang bertugas membimbing, mengajar, dan melatih peserta didik mencapai kedewasaan. Menjadi guru berdasarkan tuntutan hati nurani tidaklah semua orang dapat melakukannya, karena orang harus merelakan sebagian besar dari seluruh hidupnya dan kehidupannya mengabdi kepada Negara dan bangsa guna mendidik anak didik menjadi manusia susila yang cakap, demokratis dan bertanggung jawab atas pembangunan dirinya dan pembangunan bangsa dan Negara. Tabel 4.1. Keadaan Guru Pada SMP Negeri 3 Kayoa Selatan.NoNama GuruL/PJabatanBidang studi

1Fatah kadir, S.pdiLKep Sekolah-

2Ali kwuairumaratu S.pdLWakasekPKN

3Anhara saban, S.PdLKesiswaanPenjaskes

4Djamel usman, S.PdLKurikulumPen Seni Budaya

5Nurlaila A. Abd Salam S.PdPBendaharaMatematika

6Hisbullah S. PdiLKep PerpusBhs Indoneesi

7Julaida W.HI. Jabid S. PdiPGuruEkonomi

8Sahrun sahdin S. PdiLGuruSejara

9Hasdi K. murad S. PdLGuruBahasa Inggris

10Dina basing S,pdiPGuruGeografi

11Faizah Y. Hi, Ismail S.pdiPGuruPen Agama

12Farida Ali S.pdiPGuruBhs Indonesia

13Irwan sahdinLGuruTIK

14Bakri andiLGuruFisika

15Ajmain ahmad S. PdLGuruMatematika

16Mursid Asri, S.PdLGuruBahasa Ingris

17Erni W. Murad, S.PdPGuruBiologi

18Darni Selang, S.PdiPGuruFisika

19Aksan Yakib, S.PdiLGuruSejara

20Rita D.Madang PTUPen seni budaya

Sumber Data : SMP Ngeri 3 Kayoa Selatan Dengan klasifikasi pendidikan terakhir guru serta pegawai SMP Negeri 3 Kayoa Selatan Kec. Kayoa Selatan dapat dilihat pada tabel yang tertera di bawah ini:Tabel 4.2 Pendidikan Terakhir Guru dan Pegawai.NoKatagoriPendidikan TerakhirJumlah

SMA/SMAD2/D3S1

1.Guru Tetap--1414

2.Guru Tidak Tetap1135

3.Pegawai/ T.U11

Jumlah211720

Sumber Data : SMP Ngeri 3 Kayoa Selatan 2012 Itulah tenaga pengajar (guru) yang selama ini melakukan tugas yang mulia, guna untuk memberikan ilmu pengetahuan kepada anak-anak (murid) agar mereka menjadi orang yang memiliki ilmu penegtahuan, guna untuk menjawab berbagai persoalan kedepan. Siswa yang merupakan tumpuan akan berjalan lancarnya suatu pendidikan (sekolah) karena tanpa siswa atau peserta didik, sekolah tidak akan berjalan lancar dan berlangsung. Ini membuktikan karena terjadinya pendidikan itu karena ada anak atau siswa yang akan diajar dan dibina, sehingga kelak ia akan menjadi orang yang berguna dalam arti bahwa siswa (anak) kosong dan siap menerima coretan itulah siswa yang sangat membutuhkan ilmu pengetahuan guna untuk mengenal dirinya.Anak didik adalah orang yang membutuhkan bantuan bimbingan dan pertolongan yang secara sadar, yang di berikan oleh pendidik yatu guru, yang sesuai dengan perkembangan jasmaninya dan rohaninya kearah terbentuknya manusia yang insan. Anak dalam mencari nilai-nilai harus mendapat bimbingan sepenuhnya dari pendidik, dalam keadaan lemah dan suci/ fitra sedaangkan alam sekitarnya yang memberikan corak/warna terhadap nilai hidup atas pendidikan anak atau pengetahuan dan perubahan anak.Selain dari itu, adapula jumlah siswa secara keseluruhan mulai dari kelas satu sampai pada kelas tiga, di antaranya dapat di lihat pada tabel jumlah siswa di bawah ini:

Tabel 4.3Jumlah Siswa Dari Kelas Satu, Kelas Dua dan Kelas Tiga.KelasLPJumlahKET

I384280Aktf

II424284Aktf

III303060Aktf

Jumlah110114224Siswa

Sumber Data: Kantor SMP Negeri 3 Kayoa Selatan Seperti tabel di atas, dapat dikatakan bahwa siswa yang mulai dari kelas satu, kelas dua, dan kelas tiga lebih banyak siswa yang jenis kelami wanita, yang selama mengikuti pendidikan, hal ini merupakan masukan yang saangat baik dalam menjalankan roda pendidikan di kelas dalam proses belajar dan mengajar di kelas. Siswa yang merupakan harapan bagi guru, adalah siswa yang selalu taat dan patuh serta disiplin dalam proses belajar mengajar berlangsung. Dan siswa-siswi inilah yang penulis jadikan sample dalam melakukan penelitian. Selain dari siswa ada pula sebahagiaan guru-guru, yang turut memberikan data-data yang menyagkut dengan penelitiaan.SMP Negeri 3 Kayoa, Kecamatan Kayoa Selatan, yang memiliki luas bangunan 605 M2, dan luas pekarangan 12.000 M2 yang terdiri dari 4 gedung, 6 ruangan belajar, dari 4 gedung tersebut di pergunakan sebagai ruang perpustakan dan leb komputer, serta ruang kantor. Adapun perincian Yang lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.4 Jumlah Kelas Dan Ruang Guru/ KantorNoKelasJumlahRuanganKeterangan

1VII2Sederhana

2VIII2Sederhana

3IX2Sederhana

4Ruang Kepala Sekolah1Sederhana

5Ruang Guru1Sederhana

6Ruang Perpustakaan/ Lab.1Sederhana

Jumlah9Sederhana

Sumber Data: Kantor SMP Negeri 3 KayoaSesuai dengan tabel di atas, dapat di jelaskan bahwa lokasi SMP Negeri 3 Kayoa yang sudah terpakai di jadikan sebagai ruangan kelas VII sebanyak 2, ruang kelas VIII sebanyak 2, ruang kelas IX sebanyak 2, dan ruang kantor untuk kepala sekolah 1 ruang guru sebanyak 1 dan perpustakaan serta lep computer 1 ruangan. Jadi jumlah keseluruhan sebanyak 9 ruangan. B. Hasil Penelitian Data penelitian ini diperoleh dari tes yang dilakukan pada siswa kelas IX SMP Negri 3 Kayoa Selatan tahun 2012 dengan jumlah sampel 30 yang dilaksanakan pada tanggal 1 oktober 2012 melalui tes awal tentang kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal volume bangung ruang sisi lengkung (kerucut) dengan pembelajaran metode proyek. Setelah siswa menyelesaikan soal tes awal maka pemberian nilai dilakukan sesuai dengan skor yang ada pada masing-masing soal tes. Jika siswa dapat menjawab semua item soal dengan benar, maka diberi nilai 100.1. Siklus Ia. Perencanaan TindakanPada tahap perencanaan tindakan siklus I, kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi yang akan diajarkan sesuai dengan metode Proyek. RPP berguna sebagai pedoman peneliti dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. 2. Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi dengan bimbingan guru matematika. Lembar observasi yaitu lembar observasi kemandirian belajar siswa dengan pembelajaran menggunakan pembelajaran metode Proyek3. Mempersiapkan soal tes awal dan tes akhir tindakan siswa yang disusun oleh peneliti.b. Pelaksanaan TindakanPelaksanaan tindakan dilaksanakan mulai tanggal 1 oktober 2012. Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun oleh peneliti. Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti dibantu oleh guru yang melakukan pengamatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Selama kegiatan berlangsung, guru melakukan partisipatif dengan ikut serta mendampingi siswa dalam belajar kelompok, membantu peneliti dalam membagikan soal tes, mengamati aktivitas siswa tanpa mengganggu kegiatan siswa, sebelum menerapkan metode pembelajaran proyek. Dalam mengajarkan volume bagun ruang sisi lengkung (Kerucut), peneliti melakukan tes awal (pre test). Hasil pre test pada siswa kelas IX (sembilan) SMP Negeri 3 Kayoa Selatan (dalam Lampiran 2). Tes awal (pre test) dilaksanakan untuk mengetahui tingkat kemampuan awal atau pemahaman siswa terhadap materi volume bagun ruang sisi lengkung (Kerucut). Setelah dilakukan tes awal (pre test), hasil yang diperoleh di analisis dengan menggunakan Pedoman Acuan Patokan (PAP) skala 5 sebagai berikut :Tabel 4.5 Hasil Tes Awal (Pre Test)NoTingkat penguasaankualifikasiFreuensiPersentase (%)

190% - 100%Baik sekali26,67

280% - 89%Baik26,67

365% - 79%Cukup826,67

455% - 64%Kurang sekali723,33

50% - 54%Gagal1136,67

Jumlah30100%

Dari tabel hasil Tes Awal (pre test) di atas menunjukan bahwa siswa yang berkualifikasi baik sekali diperoleh 2 (6,67%), siswa masih dalam kualifikasi baik. 2 (6,67%), siswa masuk dalam kualifikasi cukup 8 (26,67%), siswa yang masuk dalam kualifikasi kurang sekali 7 (23,33%), dan siswa masuk dalam kualifikasi gagal 11 (36,67%). Rata-rata kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal volume bangun ruang sisi lengkung (kerucut) adalah dengan angka penguasaan ini menunjukan bahwa kemampuan dasar siswa tentang volume bangun ruang sisi lengkung (kerucut) belum mencapai ketuntasan, sehingga secara klasifikasi Tingkat Penguasaan (TP) siswa masih dalam kategori gagal.Rata-rata kemampuan siswa dalam menyelesaikan tes awal tentang volume bangun ruang sisi lengkung (kerucut) adalah 63,5%, dengan angka penguasaan ini menunjukkan bahwa kemampuan dasar siswa tentang soal volume bangun ruang sisi lengkung (kerucut) belum mencapai ketuntasan atau dapat di katakan masih kurang. Dari hasil pre test di atas dapat di lihat bahwa pencapaian siswa terhadap penguasaan materi ajar volume bangun ruang sisi lengkung (kerucut) terlihat dengan jelas rata-rata siswa tidak memiliki ketuntasan belajar. Pada siklus I di atas metode yang di gunakan adalah metode pembelajaran konvensional dengan demikian, tolak ukur kemampuan siswa menjadi tidak menentu.c. Refleksi Refleksi tindakan pada siklus I difokuskan pada masalah yang muncul pada pelaksanaan tindakan. Peneliti dan guru mendiskusikan hasil pengamatan yang dilakukan dalam pelaksanaan tindakan, melalui evaluasi terhadap keberlangsungan tindakan.Siswa masih belum paham dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran metode proyek , sehingga siswa mengalami kesulitan dalam meringkas, membuat pertanyaan, dan menjelaskan kembali ke depan kelas. Hal ini dikarenakan model pembelajaran metode proyek ini merupakan metode pembelajaran baru bagi siswa. Kemandirian belajar pada siswa kurang begitu nampak karena mereka kurang percaya diri dalam bertanya atau mengungkapkan pendapat.Peneliti berperan sebagai fasilitator dan membantu siswa selama proses pembelajaran berlangsung, hanya saja perlu adanya ketegasan peneliti dalam mengingatkan siswa yang kurang serius dalam mengikuti pembelajaran. Pelaksanaan tes siklus I belum berjalan dengan baik, beberapa siswa ada yang belum berhasil dalam mengerjakan soal tes. Hal ini disebabkan kurangnya kontrol dari pengawas yaitu peneliti.Berdasarkan hasil refleksi akan dilakukan perbaikan rencana tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus II Rencana tindakan yang akan dilaksanakan tersebut antara lain 1. Guru memberikan penjelasan kembali tentang pembelajaran metode proyek. Hal ini dilakukan agar masing-masing siswa paham dan mempunyai perhatian yang lebih kepada kelompoknya masing-masing dan mau bekerja.2. Guru memodelkan kembali bagaimana siswa menjadi guru. Hal ini dilakukan agar siswa menjadi aktif dan memberi penegasan bahwa siswa menjadi guru itu memberi penjelasan sendiri dihadapan teman-teman dan memberikan motivasi lebih kepada siswa untuk aktif.3. Peneliti selalu mengingatkan kepada siswa agar lebih serius dalam belajar kelompok dan memaksimalkan waktu yang telah diberikan.

1. Siklus IIa. Perencanaan Tindakan Dalam tahap perencanaan tindakan siklus II ini peneliti menyusun rancangan tindakan yang akan diberikan sebagai berikut:1) Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran.2) Mempersiapkan soal tes awal dan tes akhir siklus.b. Pelaksanaan Tindakan Peneliti Menyadari bahwa kelemahan pada pembelajaran siklus I di atas, pada siklus II, peneliti berusaha maksimal dengan mengunakan metode proyek terhadap materi ajar volume bangun ruang sisi lengkung (kerucut). Pada siklus II, siswa di bagi menjadi 5 kelompok. Pengelompokkan dilakukan dengan tetap memperhatikan kemampuan siswa sehingga setiap siswa mempunyai kemampuan diatas, sedang dan di bawah rata-rata. Guru membentuk kelompok menjadi 5 kelompok dengan jumlah masing-masing anggota perkelompok 6 orang siswa dalam 1 kelompok. Setelah pembentukan kelompok siswa diberikan kepercayaan untuk saling mengajarkan dan berdiskusi kaitannya dengan materi yang diajarkan, yakni volume bangun ruang sisi lengkung (kerucut). Siswa yang memiliki kemampuan diatas mengajarkan pada siswa yang memiliki kemampuan sedang dan seterusnya siswa yang memiliki kemampuan di atas dan sedang mengajarkan pada siswa yang memiliki kemampuan di bawa rata-rata. Setelah melalui proses pembelajaran pada siklus II kemudian dilakukan test akhir (post test) (dalam lampiran 3). Di mana hasil post test tersebut dapat di lihat pada tabel berikut:Tabel 4.6 Hasil Tes Akhir (Post Test) NoTingkat penguasaankualifikasiFreuensipersentase (%)

190% - 100%Baik skali 1136,67

280% - 89%Baik 723,33

365% - 79%Cukup723,33

455% - 64%Kurang sekali26,67

50% - 54%Gagal 310,00

Jumlah30100%

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pada tes akhir (prot test) terdapat 11 (36,67%) masuk dalam klasifikasi sangat baik, 7 (23,33%) masuk dalam klasifikasi baik, 7 (23,33%) termasuk dalam klasifikasi cukup dan hanya 2 (6,67%) masuk dalam klasifikasi kurang, Sedangkan masuk dalam kualifikasi gagal adalah 3 (10,00%) Dengan demikian rata-rata kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal volume bangun ruanng sisi lengkung pada kerucut setelah menggunakan metode proyek adalah 90,17%. Klasifikasi ini menunjukkan bahwa dengan penggunaan metode proyek dapat meningkatkan hasil belajar siswa matematika khususnya pada volume bangun ruanng sisi lengkung (kerucut) dengan mampu menyelesaikan soa-soal tes yang telah di berikan.c. RefleksiBerdasarkan data yang diperoleh melalui pengamatan peneliti, hasil tes terlihat bahwa siswa dalam pembelajaran sudah meningkat dibandingkan dengan siklus I. Siswa yang tadinya takut bertanya sudah berani menanyakan kesulitan kepada peneliti, maupun temannya dibandingkan pada siklus I. Siswa jarang bertanya ketika kelompok lain menjelaskan di depan kelas, hal ini karena mereka sudah paham.Siswa semakin paham dengan pembelajaran yang digunakan. peneliti sudah mampu berperan sebagai fasilitator dan membantu siswa selama proses pembelajaran berlangsug, hanya saja perlu adanya ketegasan peneliti dalam mengingatkan siswa yang kurang serius dalam mengikuti pembelajaran. Sebagian besar siswa sudah aktif dalam berdiskusi. Siswa menjadi guru dalam menjelaskan dan menyampaikan hasil diskusinya sudah baik. d. Evaluasi TindakanAdapun evaluasi selama program tindakan dilakukan dapat di lihat peningkatan ketuntasan siswa dapat di sajikan pada tabel berikut:Tabel 4.7 Hasil BelajarSiklusBanyaknya SiswaHasil Belajar

Tertinggi TerendahRata-RataKetun-Tasan

I3021163,5%6,67%

II3011390,17%36,67%

Peningkatan9826,67%30,00 %

Dari tabel di atas rata-rata siklus I sebesar 63,5% di mana hasil ini tergolong cukup, dengan ketuntasan 6,67% pada siklus ini juga dapat dilihat bahwa terdapat 11 orang siswa tidak tuntas dalam pembelajaran volume bangun ruang sisi lengkung pada kerucut dan hanya 2 orang mendapat nilai tertinggi.Pada siklus II rata-rata penugasaan siswa terhadap materi volume bangun ruang sisi lengkung (kerucut) sebesar 90,17% dengan ketuntasan 36.67% bila di cermati lebih jauh pada siklus II hanya terdapat 3 orang yang mendapatkan nilai rendah dan nilai tertinggi dicapai oleh 11 orang siswa.Dengan demikian peningkatan ketuntasan belajar siswa dari pembelajaran siklus I ke siklus II terdapat 30,00%, peningkatan hasil belajar rata-rata 26,67% sehingga pada siklus I yang pada mulanya mendapatkan nilai rendah 11 orang siswa mengalami peningkatan menjadi 3 orang, dengan demikian nilai terendah dari siklus I ke siklus II adalah 8. Demikian halnya dengan ketuntasan hasil belajar siswa antara siklus I dan siklus II. Di mana pada siklus I hanya dua orang siswa yang tuntas dalam belajar, dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 11 orang siswa yang tuntas. E. PembahasanBerdasarkan pada hasil penelitian di atas maka peneliti menguraikan proses yang dilakukan dalam penelitian yaitu pembelajaran metode proyek. Dalam mengajarkan volume bangun ruang sisi lengkung pada kerucut dilakukan pre-test, dengan tujuan untuk melihat kemampuan dasar siswa dalam menyelesaikan soal volume bangun ruang sisi lengkung (kerucut). Sebagai bahan untuk melakukan perbaikan terhadap bahan ajar dan strategi yang digunakan pada proses belajar mengajar. Dari hasil pre-test 30 orang siswa yang diteliti sesuai dengan tingkat kualifikasi kemampuan diperoleh:1. Terdapat 2 orang siswa (6,67%) siswa yang masuk dalam klasifikasi baik skali (tuntas)2. Terdapat 2 orang siswa (6,67%) siswa yang berada dalam klasifikasi baik,3. Terdapat 8 orang siswa (26,67%) yang masuk dalam klasifikasi cukup4. Terdapat 7 orang siswa (23,33%) masuk dalam klasifikasi kurang5. Terdapat 11 orang siswa (36,67%) masuk dalam klasifikasi gagalKemudian dilihat dari kualifikasi penguasaan siswa dalam menyelesaikan soal per butir yaitu untuk soal nomor 1 terdapat 1 orang siswa (3,33%) siswa yang mampu menyelesaikan soal nomor 2 terdapat 2 orang siswa (6,67%), siswa yang mampu menyelesaikan untuk soal nomor 3 terdapat 14 (46,67%) orang yang menyelesaikan soal nomor 4 terdapat 7 orang (23,33%), Serta soal nomor 5 terdapat 14 (46,67%).Setelah dilakukan pre test untuk mengetahui tes awal sebelum di adakan pemberlakuan. Kemudian peneliti melakukan pendekatan metode proyek dalam pembelajaran volume bangun ruang sisi lengkung (kerucut). metode proyek adalah siswa dapat mengembangkan kemauan belajar mandiri dan kelompok, memiliki kemampuan untuk mengembangkan pengetahuannya sendiri, melatih siswa agar dapat mempresentasikan idenya, dan guru berperan sebagai fasilitator, mediator, dan mandengar dari proses pembelajaran tersebut . Setelah proses belajar mengajar dengan memakai pendekatan metode proyek kemudian diadakan tes akhir (pos-test) untuk mengetahui kemampuan akhir setelah diadakan pemberlakukan tersebut, maka siswa kelas IXa (sembilan) SMP Negri 3 Kayoa Selatan dapat diklasifikasikan menjadi kelompok :1. Kelompok siswa yang memiliki kemampuan sangat baik, yaitu sebanyak 11 orang siswa (36,67%) 2. Kelompok siswa yang memiliki kemampuan baik, yaitu sebanyak 7 orang siswa (23,33%) 3. Kelompok siswa yang memiliki kemampuan cukup yaitu sebanyak 7 orang siswa (23,33%) 4. Kelompok siswa yang memiliki kemampuan kurang 2 orang siswa (6,67%) yang dinyatakan kurang.5. Dan 3 orang (10%) siswa di anggap gagal.Sehubungan dengan hasil kualifikasi menurut butir soal, maka peneliti dapat menguraikan hasil tes kemampuan siswa kelas IXa (sembilan) SMP Negri 3 Kayoa Selatan dalam menyelesaikan soal kerucut bahwa pemeriksaan lembaran kerja dari 30 siswa yaitu sebagai berikut:a) Untuk soal nomor 1, 17 orang siswa (56,67%) siswa mampu menyelesaikan soal volume bangun ruang sisi lengkung pada kerucut.b) Untuk soal nomor 2 terdapat 16 orang (53,33%) yang mampu menyelesaikan soal volume bangun ruang sisi lengkung (kerucut).c) Untuk soal nomor 3 terdapat 22 orang (73,33%) yang dapat menyelesaikan.d) Soal nomor 4 terdapat 21 orang (70,00%) yang dapat menyelesaikan soal volume bangun ruang sisi lengkung.e) Soal nomor 5 terdapat 23 orang (76,67%) yang dapat menyelesaikan soal volume bangun ruang sisi lengkung pada kerucut.

30