BAB IIujjian

40
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Dasar Kehamilan a. Pengertian Kehamilan Kehamilan merupakan masa dimulai dari konsepsi sampai sebelum janin lahir. Kehamilan normal berlangsung selama 280 hari (40 atau 9 bulan 7 hari! dihitung mulai dari hari pertama mentruasi ter ("uliana! 2008# $8. Kehamilan adalah suatu masa %ang dimulai dari konsepsi sampai lahirn%a janin (&ai'uddin! 200 # )$. Kehamilan dibagimenjadi $ tri*ulan %aitutri*ulan pertama dimulai dari konsepsi sampai $ bulan! tri*ulan kedua dimulai dari bu ke+4 sampai bulan ke+ ! tri*ulan ketiga dimulai dari bulan ke+7 sampa bulan ke+9 (,iknjosastro! 200)# 142. b. Proses terjadin%a Kehamilan Dalam buku %ang ditulis oleh -anuaba (2009#1$2!proses kehamilan merupakan mata rantai %ang berkesinambungan %ang ha terdiri dari# 1 /ulasi pelepasan o/um. 2 erjadi migrasi sperma dan o/um. $ erjadi nigasi (implantasi pada uterus . 4 Pembentukan plasenta. 10

description

asdasd

Transcript of BAB IIujjian

BAB II

PAGE 49

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Konsep Dasar Kehamilan

a. Pengertian Kehamilan

Kehamilan merupakan masa dimulai dari konsepsi sampai sebelum janin lahir. Kehamilan normal berlangsung selama 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari), dihitung mulai dari hari pertama mentruasi terakhir (Huliana, 2008: 38).

Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin (Saifuddin, 2006: 53).

Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dimulai dari bulan ke-4 sampai bulan ke-6, triwulan ketiga dimulai dari bulan ke-7 sampai bulan ke-9 (Wiknjosastro, 2005: 142).

b. Proses terjadinya Kehamilan

Dalam buku yang ditulis oleh Manuaba (2009: 132), proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan yang harus terdiri dari:

1) Ovulasi pelepasan ovum.

2) Terjadi migrasi sperma dan ovum.

3) Terjadi nigasi (implantasi pada uterus ).

4) Pembentukan plasenta.

5) Tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm.

c. Tanda dan Gejala Kehamilan

Dalam buku yang ditulis oleh Huliana (2008: 40), untuk dapat menegakan kehamilan ditetapkan dengan melakukan penilaian terhadap tanda dan gejala hamil antara lain:

1). Tanda dan gejala dugaan hamil

a) Amenorrhea (terlambat datang bulan)

Terjadi karena konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel degraaf dan ovulasi, hal ini penting untuk hari pertama haid terakhir. Sehingga umur kehamilan dan perkiraan persalinan dapat ditentukan.

b) Mual dan muntah

Terjadi karena hormon progesteron tinggi sehingga terjadi pengeluaran asam lambung yang berlebihan menimbulkan rasa mual dan muntah

c) Ngidam (ingin makan dan minuman khusus).

d) Sinkope (pingsan)

Terjadi bila berada di tempat yang ramai dan sesak sehingga sirkulasi udara dan darah ke daerah kepala terganggu

e) Payudara membesar dan tegang

Terjadi karena pengaruh hormon estrogen-progestron dan somatomamotropin yang menimbulkan deposit lemak air dan garam pada payudara

f) Sering kencing

Terjadi karena desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan sering kencing

g) Konstipasi

Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus sehingga sulit buang air besar

h) Varises (penampakan pembuluh darah vena)

2). Tanda dan Gejala Tidak Pasti Hamil

a) Rahim membesar sesuai dengan tuanya kehamilan

b) Perubahan organ dalam pelviks

(1) Tanda chadwicks yaitu warna vagina lebih valid

(2) Tanda hegar yaitu segmen bawah rahim teraba lunak

(3) Tanda piscaseck yaitu uterus berkontraksi kesalah satu jurusan

(4) Tanda Braxton yaitu uterus berkontraksi bila dirangsang

(5) Tanda ballottement yaitu teraba benda melayang seperti bola dalam uterus

c) Pemeriksaan tes biologis

3). Tanda dan Gejala Pasti Hamil

a) Teraba gerakan dan bagian janin jika di palpasi

b) Terdengar denyut jantung janin dengan monorail laenec dan dopler

c) Terlihat tulang-tulang janin dengan foto rontgen

d) Terlihat gambaran janin dengan ultrasonografi

d. Diagnosa Kehamilan

Lamanya kehamilan dimulai dari ovulasi sampai partus yaitu kira-kira 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Bila hasil konsepsi dikeluarkan dari kavum uteri dibawah usia kehamilan 20 minggu disebut abortus. Kehamilan antara 28-36 minggu disebut kehamilan prematuritas. Kehamilan antara 38-40 minggu disebut hamil aterem dan bila kehamilan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur atau serotinus (Wiknjosastro, 2005: 143).

e. Perubahan Fisiologi Wanita Hamil

Dalam buku yang ditulis oleh Huliana (2008: 40), Perubahan fisiologi wanita hamil adalah:

1) Uterus

Rahim yang semula besarnya sejempol atau 30 gram akan mengalami hipertrofi dan hyperplasia, sehingga menjadi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan. Otot rahim mengalami hyperplasia dan hipertrofi menjadi lebih besar, lunak dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin.2) Vagina

Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiru-biruan (tanda chadwick).3) Ovarium

Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada umur 16 minggu.

4) Payudara

Penampakan payudara pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

a) Payudara menjadi lebih besar

b) Areola payudara makin hiperpigmentasi

c) Glandula montgomeri makin tampak

d) Putting susu makin menonjol

e) Pengeluaran Air Susu Ibu (ASI) belum berlangsung karena prolaktin belum berfungsi, karena hambatan dari PIH (Prolaktin Inhibiting Hormone) untuk mengeluarkan ASI

f) Setelah persalinan, hambatan prolaktin tidak ada sehingga pembuatan ASI dapat berlangsung.

5) Sirkulasi darah ibu

a) Volume darah

Volume darah semakin meningkat di mana jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi semacam pengeceran darah (hemodilusi), dengan puncaknya umur hamil 32 minggu.

b) Sel darah

Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah merah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodilusi yang disertai anemia fisiologis.c) Sistem respirasi

Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat memenuhi kebutuhan oksigen. Disamping itu terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang membesar pada umur 32 minggu. Sebagai kompensasi desakan rahim dan kebutuhan oksigen yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20% sampai 25 % dari biasanya.

d) Sistem pencernaan

Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat yang dapat menyebabkan :

(1) Pengeluaran air liur berlebihan

(2) Daerah lambung terasa panas

(3) Terjadi mual dan sakit dan pusing kepala terutama pagi hari, yang disebut morning sickness

(4) Muntah yang terjadi disebut emesis gravidarum

(5) Muntah berlebihan sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari disebut hiperemesis gravidarum

(6) Progesteron menimbulkan gerak usus makin berkurang dan dapat menyebabkan obstipasi.e) Traktus urinarius

Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada hamil tua terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering kencing. Desakan tersebut menyebabkan kemih cepat terasa penuh. Terjadinya hemodilusi menyebabkan metabolisme air makin lancar sehingga pembentukan air senipun akan bertambah.

f) Perubahan pada kulit

Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore stimulating hormone lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum livide atau alba, areola mammae, papilla mammae, linea nigra, pipi (chloasma gravidarum).

g) Metabolisme

Perubahan metabolisme dalam kehamilan

1) Metabolisme basal naik sebesar 15% sampai 20% dari semula, terutama pada trimester ketiga.

2) Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 m Eq per liter menjadi 145 m Eq per liter disebabkan hemodilusi darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan janin.

3) Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi. Dalam makanan diperlukan protein tinggi sekitar gr / kg BB atau sebutir telur ayam sehari.4) Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil :

(a) Kalsium 1,5 gram per hari

(b) Fosfor, rata-rata 2 gram dalam sehari

(c) Zat besi, 800 mg atau 30 sampai 50 mg per hari

(d) Air

5) Berat badan ibu hamil bertambah bertambah antara 6,5 sampai 16,5 kg selama hamil.f. Perubahan dan adaptasi psikologi dalam masa kehamilan

Dalam buku yang ditulis oleh Pantikawai & Saryono (2010: 30), perubahan dan adaptasi psikologi dalam masa kehamilan adalah

1) Pada Kehamilan Trimester I

Trisemester pertama ini sering dirujuk pada masa penentuan yang membuat fakta bahwa wanita itu hamil. Kebanyakan wanita bingung tentang kehamilannya, hampir 80% wanita hamil kecewa, menolak, gelisah. depresi dan murung. Ibu hamil trimester I akan merenungkan dirinya. Hal tersebut akan muucul kebingungan tentang kehamilannya, kebingungan secara normal berakhir spontan ketika ibu hamil tersebut menerima kehamilannya. Beberapa ketidaknyamanan pada trimester I:

a) Mual

b) Lelah

c) Perubahan selera

d) Emosional

Trimester pertama merupakan masa kekhawatiran dari penantian kehamilan menjadi aman. Terutama bagi wanita yang pernah mengalami keguguran sebelumnya dan profesional pelayanan kesehatan wanita yang khawatir terhadap keguguran dan teratogen. Bertambah berat juga menjadi bagian yang signifikan pada wanita selama trimester pertama. Wanita hamil juga memiliki perubahan keinginan seksual yang dalam trimester pertama. Meskipun beberapa wanita mengalami peningkatan hasrat, umumnya pembicaraan trimester I adalah waktu menurunnya libido. Libido dipengaruhi oleh kelelahan, mual, depresi, sakit dan pembesaran payudara, kekhawatiran, kekecewaan, dan keprihatinan yang semuanya merupakan bagian yang normal pada trimester I.2) Pada Kehamilan Trimester II

Trimester kedua sering dikatakan periode pancaran kesehatan. Hal ini disebabkan selama trimester II ini wanita umumnya merasa baik dan terbebas dari ketidaknyamanan kehamilan. trimester II dibagi menjadi dua fase prequickening dan postquickening. Quickening sebagai fakta kehidupan, bertambahnya daya dorong psikologi wanita yang mengalami trimester II. Akhir dari trimester II dan selama prequickening trimester II, wanita tersebut akan terus melengkapi dan mengevaluasi segala aspek yang menghubungkan dengan ibunya sendiri. Wanita hamil mungkin mengalami konflik yang bertentangan dengan ibunya untuk dapat terlihat sebagai ibu yang baik. Kejadian ini tidak terjadi sampai setelah bayi lahir, tapi wanita hamil menikmati kedekatan dengan ibunya dan proses dikaitkan mengurangi transfer identitasnya sendiri. Pada waktu yang bersamaan dia menjadi penerima. Menuntut berada padanya sebagai pemberi perhatian. Kebanyakan wanita merasa lebih erotis selama trimester II hampir 80% wanita hamil mengalami peningkatan dalam hubungan seks. Pada trimester II relatif lebih bebas dari ketidaknyamanan fisik, ukuran perut belum menjadi suatu hal yang bermasalah. Lubrikasi vagina lebih banyak, lebih menarik keraguan dan hal yang menyebabkan kebingungan dan depresi sudah surut, wanita hamil berganti dari mencari perhatian ibunya menjadi mencari perhatian pasangannya, semua faktor ini berperan pada peningkatan libido dan kepuasan seks.

3) Pada Kehamilan Trimester III

Trimester ketiga sering disebut sebagai periode penantian. Sekarang wanita menanti kehadiran bayinya sebagai bagian dari dirinya, wanita hamil tidak sabar untuk segera melihat bayinya. Ada perasaan tidak menyenangkan ketika bayinya tidak lahir tepat pada waktunya. Fakta yang menempatkan wanita tersebut gelisah hanya bisa melihat dan menunggu tanda-tanda dan gejala. Trimester ketiga adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orang tua seperti terpusatnya perhatian pada kelahiran bayi. Seorang ibu juga mengalami selama hamil, terpisahnya bayi dari bagian tubuhnya dan merasa kehilangan kandungan dan menjadi kosong. Ibu merasa canggung, jelek dan tidak rapi, dan memerlukan lebih besar dan frekuensi perhatian dari pasangannya.2. Hiperemesis Gravidarum.

a. Pengertian

Hiperemesis gravidarum adalah suatu keadaan dimana wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga berat badannya sangat turun, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang dan timbul asetonuri (Unpad, 2003: 54).b. Tingkat Hiperemesis Gravidarum

Menurut Wiknjosastro (2005: 154), hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam tiga tingkatan :

1) Hiperemesis gravidarum tingkat I ditandai antara lain:a) Muntah terus menerusb) Lemahc) Nafsu makan tidak adad) Berat badan menurune) Nyeri pada epigastriumf) Nadi meningkat 100 permenitg) Tekanan darah sitolik menurunh) Turgor kulit mengurangi) Lidah keringj) Mata cekung.

2) Hiperemesis gravidarum tingkat II, ditandai dengan :

a) Lebih lemah dan apatisb) Turgor kulit lebih mengurangc) Lidah kering dan nampak kotord) Nadi kecil dan cepate) Suhu kadang-kadang naik

f) Mata sedikit ikterisg) Berat badan turunh) Mata cekungi) Tensi turunj) Homo konsentrasik) Konstipasi3) Hiperemesis gravidarum tingkat III.

Disini keadaan lebih parah.

a) Muntah berhenti

b) Kesadaran menurun dari samnolen sampai koma

c) Nadi kecil dan cepat

d) Suhu meningkat dan

e) Tensi menurun

Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagi ensefalofati Wernicke dengan gejala :

a) Nistagmus

b) Diplopia dan

c) Perubahan mental

Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B-kompleks. Timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati. Hiperemesis yang terjadi terus menerus dapat menyebabkan kekurangan makanan pada janin, sehingga pengobatan perlu segera diberikan.

Dengan pembahasan hiperemesis gravidarum dengan berbagai tingkatan dan gejala. Penulis akan mnguraikan lebih spesifiktentang hipermesis gravidarum tingkat I yang penulis ambil sebagai proposal penelitian

c. Etiologi

Belum diketahui pasti namun beberapa faktor mempunyai pengaruh:

1) Faktor adaptasi dan hormonal (meningkatnya kadar hormone HCG)

a) Primigravida

b) Mola hidatidosa

c) Kehamilan ganda2) Faktor alergi

a) Vilikorialis, masuk ke peredaran darah ibu

b) Resistensi ibu yang menurun

3) Faktor psikologis

Besar kemungkinan pada wanita menolak hamil, takut kehilangan pekerjaan, keretakan hubungan dengan suami (Manuaba, 2007: 134).

d. PatofisiologiPerasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimesterpertama. Pengaruh fisiologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat atau akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapatberlangsung berbulan-bulan. Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda terjadi terus menerus yang dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.

Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan volume cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida air kemih turun. Selain itu juga dapat menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah berkurang.

Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah frekuensi muntahmuntah lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran yang sulit dipatahkan. Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan pada selaput lender esophagus dan lambung (Sindroma Mallory Weiss) dengan akibat perdarahan gastrointestinal. Pada umumnya robekan ini ringan dan perdarahan dapat berhenti sendiri, jarang sampai diperlukan transfusi atau tindakan operatif (Wiknjosastro, 2005: 154).

Bagan 2.1. PatofisiologiSumber: Mansjoer (2001: 243)e. Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis yang khas dan jika perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium. Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan adanya kehamilan muda dan muntah yang terus-menerus, sehingga mempengaruhi keadaan. Namun demikian harus dipikirkan kehamilan muda dengan penyakit gastritis, kolesistitis, pankreatitis, hepatitis, ulkus peptikum, pielonefritis, ulkus ventrikuli dan tumor serebri yang dapat pula memberikan gejala muntah (Wiknjosastro, 2005: 147).Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan pasien lemah, apatis sampai koma, nadi meningkat sampai 100 kali per menit, suhu meningkat, tekanan darah turun, atau ada tanda dehidrasi lain. Pada pemeriksaan elektrolit darah ditemukan kadar natrium dan klorida turun. Pada pemeriksaan urin kadar klorida turun dan dapat ditemukan keton (Wirakusumah, 2004: 147).Menurut buku yang ditulis oleh Wiknjosastro (2005: 148), kriteria diagnosis:

1) Sering muntah (lebih dari 10 kali per 24 jam)

2) Tenggorokan terasa kering dan terus-menerus merasa haus

3) Kulit menjadi keriput (dehidrasi)

4) Berat badan mengalami penyusutan

5) Pada keadaan yang berat dapat terjadi ikterus sampai dengan gangguan syaraf atau kesadaran.Hiperemesis gravidarum yang terus-menerus dapat menyebabkan kekurangan makanan yang dapat mempengaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan perlu segera diberikan (Manuaba, 2007: 342).f. PenatalaksanaanDalam buku yang ditulis oleh Wiknjosastro (2005: 139), penatalaksanaan hiperemesis gravidarum adalah

1) Pencegahan Hiperemesis Gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinana sebagai suatu proses yang fisiologik

2) Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.

3) Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil, tapi lebih sering

4) Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biscuit dengan the hangat.

5) Makanan yang berminyak atau berbau lemak sebaiknya dihindarkan

6) Makanan dan minuman seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin

7) Defekasi yang teratur hendaknya dijamin, menghindarkan kekurangan karbohidrat merupakan factor yang penting oleh karenanya dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula.g. Therapi

Menurut buku FK-UNPAD (2006: 40), penderita Hiperemesis Gravidarum juga diberi vitamin dan obat. Adapun vitamin yang paling sering dipergunakan adalah:

1) Vitamin B6 (Piridoksin)

2) Vitamin B1

3) Vitamin C, atau

4) B Komplek

Dapat diberikan obat anti muntah seperti :

1) Prometazin

2) Proklorperazin

3) Klorpromazin (largaktil) dan infus droperidol-difenhidramin.3. Dehidrasi Masa Hamila. Pengertian

Dehidrasi adalah kondisi tubuh yang kekurangan cairan, merupakan akibat dari cairan yang keluar lebih banyak dari yang masuk. Dehidrasi merupakan sinyal bahwa air tidak tersedia untuk proses tubuh lainnya. Dehidrasi pada ibu hamil dan menyusui disebabkan karena rendahnya cairan amnion (Epochtimes, 2010: 1).Selama masa kehamilan, air putih merupakan nutrisi yang paling kurang dimanfaatkan. Setelah pembuahan, kebutuhan air harus ditingkatkan karena diperlukan untuk pembelahan sel janin dan menaikkan volume darah ibu. Ibu hamil dan menyusui seharusnya didorong untuk meningkatkan asupan air putih dan cairan lainnya untuk memenuhi kebutuhan tubuh yang digunakan untuk mendukung sirkulasi janin, cairan amnion (cairan di dalam selaput ketuban), dan volume darah yang lebih tinggi (Epochtimes, 2010: 1).b. Tanda dan gejala

Tanda dan gejala dehidrasi menurut Mayo (2009: 1), antara lain 1) Kelelahan

2) Sensitif 3) Dan sakit kepala4) Rasa mual dan muntah, biasanya terjadi di pagi hari pada kehamilan trisemester pertama

5) Mata bengkak

6) Pergelangan kaki bengkak dan penimbunan cairan abnormal (edema)Sedangkan dehidrasi terbagi dalam tiga jenis, antara lain

1) Dehidrasi ringan ciri-cirinya adalah mulut kering, mengantuk, haus, air mata kurang, pusing.

2) Dehidrasi sedang ciri-cirinya adalah mulut kering dan lengket, mengantuk atau lelah, haus, urin sedikit, airmata kurang atau kering dan otot lemah, dan sakit kepala atau pusing atau silau melihat sinar.3) Dehidrasi berat ciri-cirinya adalah haus berat, sangat mengantuk dan kebingungan, tidak berkeringat, urin sedikit berwarna kuning gelap atau tidak ada urin, mata cekung, menggigil, kulit kering dan elastisitas hilang, tekanan darah rendah, nadi cepat, panas serta kesadaran menurun.c. Akibat DehidrasiMenurut Mayo (2009: 1), dehidrasi masa hamil dapat mengakibatkan

1) Tekanan pada organ janin dapat mengakibatkan cacat lahir2) Meningkatkan kemungkinan keguguran atau janin meninggal dalam kandungan3) Hambatan pertumbuhan janin (intrauterine growth restriction atau IUGR)4) Persalinan dini

5) Komplikasi persalinan seperti pemampatan korda, cairan amnion bermekonium (meconium stained fluid ini biasanya dikaitkan dengan terhirup mekonium yang tercampur dalam cairan ketuban oleh janin, mekonium adalah tinja janin yang pertama) dan bedah caesar

d. Penanganan

Ibu hamil yang mengalami dehidrasi diberikan cairan berupa larutan garam elektrolit, misalnya oralit. Tetapi jika sakit berlanjut ibu hamil dehidrasi perlu diberi cairan melalui infus di rumah sakit.

(Lazuardi, 2010: 1)e. Pencegahan

Menurut Lazuardi (2010: 2), Cara pencegahan dehidrasi adalah:

1) Minum sesuai kebutuhan (8-12 gelas/hari), atau paling tidak minum setiap 15 menit sekali. Bentuknya dapat berupa air putih, sari buah, jus atau buah-buahan serta sayuran berkuah, sebaiknya tidak terlalu banyak minum-minuman bersoda, teh atau kopi, karena minuman ini mengandung kafein yang bersifat diuretik (meningkatkan frekuensi buang air kecil).2) Jika beraktivitas di luar ruangan, gunakan pakaian yang menyerap keringat, misalnya dari katun. Pakaian yang menyerap keringat bisa membantu mengurangi penguapan tubuh.B. Konsep Dasar Manajemen Kebidanan1. Asuhan KebidananAsuhan kebidanan adalah proses pengambil keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat bidan (Kepmenkes RI, 2007: 5).

2. Manajemen KebidananManajemen asuhan kebidanan adalah pendekatan dan kerangka pikir yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis dari pengumpulan data, analisa data, diagnosa kebidanan, kerentanan, pelaksanaan dan evaluasi (Kepmenkes RI, 2007: 5).3. Proses Manajemen KebidananProses manajemen kebidanan merupakan sebuah metode dengan pengorganisasian pemikiran dan tindakan-tindakan dengan urutan yang logis dan menguntungkan baik bagi pasien maupun bagi tenaga kesehatan.Proses manajemen terdiri dari tujuh langkah yang berurutan dimana setiap langkah disempurnakan secara periodik. Proses dimulai dari pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi (Varney, 2007: 28).

Ketujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut:

a. Langkah 1 (pertama): Pengumpulan data dasar

Langkah ini merupakan pengumpulan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien, baik yang bersifat subyektif maupun obyektif.

1) Data Subyektifa) Biodata, mencangkup biodata pasien atau klien.(1) Nama

yang jelas dan lengkap, bila perlu ditanyakan nama panggilan sehari-hari. Hal ini menghindari kekeliruan. (2) Umur

dicatat dalam hitungan tahun.

(3) Agama untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan pasien

(4) Suku atau bangsa

untuk mengetahui karakteristik budaya, seperti pantangan mengkonsumsi makanan bagi ibu hamil.(5) Pendidikan

untuk mengetahui tingkat intelektualnya sehingga memudahkan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan.

(6) Pekerjaan

untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan terhadap permasalahan kesehatan klien. (7) Alamat

untuk mempermudah hubungan bila dalam keadaan mendesak.

(8) Identitas suami

untuk mengetahui identitas suami dan sikap yang bertanggung-jawab atas dirinya. b) Keluhan UtamaDitanyakan keluhan yang sangat dirasakan sehingga mengganggu kesehatan dan mendorong klien untuk memeriksakannya, misalnya mual-mual sampai mengganggu aktivitas sehari-hari. c) Riwayat PerkawinanDitanyakan untuk mengetahui apakah klien sudah berkeluarga atau belum, sebab ini pengaruh pada kondisi pasien. d) Riwayat Kesehatan(1) Riwayat kesehatan sekarang: untuk mengetahui keadaan pasien sekarang yang berhubungan dengan penyakit atau masalah klien, seperti mual-mual dan muntah saat kehamilan.(2) Riwayat kesehatan yang lalu: untuk mengetahui adanya riwayat penyakit akut atau kronis seperti DM, penyakit jantung, hipertensi pada pasien yang dapat menimbulkan komplikasi atau memperberat keadaan pada waktu memberikan pelayanan atau tindakan, sehingga dapat diantisipasi sebelumnya.(3) Riwayat kesehatan keluarga: untuk mengetahui adanya kemungkinan pengaruh penyakit terhadap kesehatan klien, yaitu keluarga yang pernah menderita penyakit tumor atau penyakit keturunan.

e) Riwayat ObstetriDitanyakan riwayat haid untuk mengetahui perihal yang berhubungan dengan menstruasi dan apakah kelainan atau masalah dalam siklus dan lamanya adalah terjadi gangguan pendarahan.f) Riwayat KBUntuk mengetahui kapan, berapa lama dan jenis kontrasepsi yang pernah digunakan.

g) Riwayat Kehamilan, persalinan, dan nifas yang laluUntuk mengetahui berapa kali ibu pernah hamil, melahirkan dan adakah komplikasinya.

h) Pola Kebutuhan sehari-hari

(1) NutrisiData ini perlu ditanyakan untuk mengetahui pola makan sehari-hari klien karena akan berpengaruh pada status kesehatan seperti makan makanan saat hamil(2) EliminasiDiperlukan untuk mengetahui adanya gangguan dalam pola miksi dan defekasi. (3) IstirahatUntuk mengetahui kecukupan istirahat pasien. (4) AktivitasUntuk mengetahui berat ringannya aktivitas pasien sehari-hari.

(5) Personal HygieneUntuk mengetahui sejauh mana pasien menjaga kebersihan diri karena akan berpengaruh pada proses kehamilan. (6) Pola seksualUntuk mengetahui apakah pasien mengalami gangguan pada hubungan seks pada saat hamil.i) Riwayat PsikososialUntuk mengetahui tanggapan klien terhadap kondisi yang dialami, saat menjalankan ibadah atau tidak, pengetahuan pasien tentang kondisi yang dialami, mekanisme pemecahan masalah. j) Lingkungan tempat tinggalUntuk mengetahui pasien tinggal dengan siapa saja dan hewan peliharaan yang dimiliki.

2) Data Obyektifa) Pemeriksaan Umum

(1) Keadaan Umum

Untuk mengetahui bagaimana keadaan pasien dilihat secara umum, baik dan buruk.(2) Kesadaran

Untuk mengetahui bagaimana keadaan tingkat kesadaran pasien, misalnya composmentis (sadar penuh)

(3) Tekanan darah

Untuk mengetahui bagaimana keadaan tekanan darah, karena akan berpengaruh pada kondisi pasien.(4) Suhu

Untuk mengetahui keadaan suhu pasien, suhu tubuh yang melebihi 37 C ada kemungkinan terjadi infeksi.

(5) Pernafasan

Untuk mengetahui frekuensi pernafasan pasien dan mendeteksi apakah ada kelainan atau tidak.

(6) Nadi atau denyut nadi

Untuk mengetahui denyut jantung pasien.(7) Berat Badan

Untuk mengetahui kenaikan berat badan setelah mengalami kehamilanb) Pemeriksaan Fisik atau status present(1) Kepala

Bentuk kepala, kulit kepala bersih atau tidak, rambut rontok atau tidak.

(2) Muka

pucat atau tidak. oedema atau tidak.(3) Mata

conjungtiva pucat atau tidak, sklera kuning atau tidak.(4) Hidung

bersih atau tidak, ada polip atau tidak(5) Muka

bersih atau tidak, ada stomatitis atau tidak, ada caries atau tidak.(6) Telinga

bersih atau tidak.(7) Leher

adakah pembesaran tyroid atau vena jugularis.(8) Dada

simetris atau tidak, pernafasan teratur atau tidak.(9) Perut

nyeri tekan atau tidak, ada pembesaran hepar atau tidak.(10) Genetalia

bersih atau tidak, ada varises atau tidak, ada oedem atau tidak.(11) Ekstremitas

simestris atau tidak, oedema atau tidak, varises atau tidak. c) Pemeriksaan Penunjang(1) LaboratoriumPada pemeriksaan ini yang perlu dikaji adalah darah lengkap meliputi: HB, golongan darah, leukosit, trombosit, glukosa, creatinin, SGOT, SGPT.(2) Foto rontgenBerfungsi untuk mengetahui ada tidaknya hidrotorak dan mengetahui keadaan jantung, paru dan costa.

(3) USGUntuk menegakkan diagnostik secara pasti blighted ovum atau untuk memastikan kondisi kehamilan.b. Langkah II (kedua) yaitu menginterpretasi data untuk mengidentifikasiPada langkah ini bidan harus mampu mengidentifikasi data yang didapat, menganalisa dan merumuskan diagnosa dan masalah yang dihadapi klien. Diagnosa dan masalah ini dirumuskan sesuai dengan data yang diperoleh, untuk mengambil keputusan tentang masalah yang dihadapi klien dan merumuskan diagnosa kebutuhan.Diagnosa kebidanan yang ditegakkan harus memenuhi standart nomenklatur diagnosa kebidanan, yaitu:

1) Diakui dan telah disahkan oleh profesi

2) Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan3) Memiliki ciri khas kebidanan4) Didukung oleh clinical judgement dalam praktek kebidanan5) Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidananc. Langkah III (tiga) yaitu menentukan diagnosa potensialPada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial yang akan terjadi apabila tidak dilakukan tindakan segera. Langkah ini membutuhkan antisipasi atau pencegahan, bila kemungkinan menunggu hasil sambil mengamati dan bersiap-siap bila hal tersebut benar-benar terjadi. Misalnya pada kasus Hipereesis gravidarum akan muncul diagnosa potensial dehidrasi dan hiperemesis gravidarum tingkat II atau III. Tetapi hal tersebut dapat tidak muncul apabila bidan melakukan antisipasi bersiap-siap terhadap kemungkinan terjadinya hal-hal tersebut dengan berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan sebelumnya. d. Langkah IV (keempat) yaitu menetapkan antisipasi terhadap diagnosa potensialLangkah ini menuntut bidan untuk memikirkan tindakan yang harus segera dilakukan untuk menyelamatkan jiwa klien. Ini hampir selalu dibutuhkan oleh semua kasus kegawat daruratan obstetri. Bila bidan terlambat merumuskan tindakan segera ini, maka akan menimbulkan kefatalan.Pada langkah ini bidan juga harus mengevaluasi kondisi pasien untuk menentukan perlunya konsultasi. Kolaborasi atau rujukan yang paling tepat dalam manajemen kebidanan, yaitu: 1) KonsultasiKonsultasi adalah proses pemecahan masalah dimana bidan tetap bertanggung jawab dalam asuhan kebidanan pasien. Bidan minta nasehat atau rujukan dari dokter atau tim kesehatan yang lain.

2) KolaborasiKolaborasi ialah proses dimana bidan dan dokter secara bersama-sama menangani asuhan pada pasien yang mengalami masalah medik, ginekologik atau obstetrik.

3) RujukanRujukan adalah proses dimana bidan mengarahkan atau mengirimkan klien ke dokter atau profesi kesehatan yang lain untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

e. Langkah V (lima) yaitu merencanakan asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah sebelumnya.Pada hal ini bidan harus mampu merumuskan tindakan-tindakan yang akan dilakukan pada kliennya, dengan pertimbangan yang logis dan mempertimbangkan keefektifan tindakan yang akan dilakukan. Sebagai tenaga yang profesional hendaknya tindakan yang direncanakan terbukti bermanfaat dalam rangka pemecahan masalah berdasarkan data, sehingga resiko terjadinya kegagalan atau datangnya masalah potensial dapat dihindari.Seluruh tindakan yang dirumuskan baik bersifat antisipasi, emergency, rujukan, kolaborasi, support, pendidikan dan konseling serta follow up harus diketahui dan disetujui oleh klien atau keluarga, karena inform consent ini mutlak untuk segala tindakan, baik bersifat lisan atau tulisan.f. Langkah VI (keenam) yaitu pelaksanaan langsung asuhan secara efektif dan efesien sesuai rencana.Pada langkah ini bidan melaksanakan langsung tindakan yang telah direncanakan kepada kliennya, sehingga masalah yang ada dapat teratasi dan masalah potensial tidak terjadi. Klien dan keluarga mengetahui kondisi kesehatannya dan mampu mengambil keputusan yang benar dan rnengetahui apa yang harus dilakukan dalam rangka menjaga kesehatannya.g. Langkah VII (ketujuh) yaitu mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan dan mengulangi kembali manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif.Langkah ini merupakan penilaian terhadap apa yang telah dilakukan bidan dari mulai pengkajian sampai dengan evaluasi. Dalam kasus kegawat daruratan proses evaluasi ini dilaksanakan secara cepat, tidak mengganggu sampai seluruh tindakan selesai.Observasi terhadap keadaan umum setelah dilakukan tindakan, dilakukan secara terus menerus. Oleh karena itu dituntut ketelitian bidan untuk menilai kondisi klien baik yang bersifat fisik, psikologik dan sosial. Proses evaluasi ini dapat melihat dari data subyektif dan obyektif.4. Data PerkembanganDalam data perkembangan dilakukan pendokumentasian dengan menggunakan SOAP Notes. Aplikasi kebidanan dalam SOAP Notes adalah :

a. Subjektif, yang berarti subjek data, didokumentasikan tentang data subjektif.

b. Objektif, yang berarti objek data, didokumentasikan tentang data-data objektif yang meliputi pemeriksaan-pemeriksaan.

c. Analisa, yang berarti analisa yang meliputi pendokumentasian diagnosa dari masalah baik aktual maupun potensial.

d. Penatalaksanaan, yang berarti plan, yang meliputi pendokumentasian tindakan dan evaluasi (Purwanti, 2003: 56).C. Landasan Hukum1. Praktek bidan

Seorang bidan dalam menjalankan tugasnya harus sesuai dengan kewenangan yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: PERMENKES NO.164/2010 Tentang Izin Dan Praktik Bidan.

a. PERMENKES NO.164/2010 tentang penyelenggaraan praktik Pasal 8 Bidan dalam menjalankan praktik berwenang untuk memberikan pelayanan meliputi:1) Pelayanan kebidanan2) Pelayanan reproduksi perempuan3) Pelayanan kesehatan masyarakat

b. PERMENKES NO.164/2010 tentang penyelenggaraan praktik Pasal 8 tentang Registrasi dan Praktek BidanPasal 9

1) Pelayanan kebidanan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 huruf a ditujukan kepada ibu dan bayi2) Pelayanan kebidanan kepada ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan pada masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas dan masa menyusui.

3) Pelayanan kebidanan pada bayi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan pada bayi baru lahir normal sampai usia 28 (dua puluh delapan) hari.

Pasal 10 1) Pelayanan kebidanan kepada ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (2) meliputi:

a. Penyuluhan dan konselingb. Pemeriksaan fisikc. Pelayanan antenatal pada kehamilan normald. Pertolongan persalinan normale. Pelayanan ibu nifas normal

2. Kompetensi bidan

Melakukan asuhan kebidanan pada wanita atau ibu dengan gangguan sistem reproduksi sesuai KEPMENKES RI NOMOR 369 /MENKES/ SK/ III/ 2007.

Kompetensi ke-3 : Bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi: deteksi dini, pengobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu.

Pengetahuan Dasar 1. Anatomi dan fisiologi tubuh manusia.

2. Siklus menstruasi dan proses konsepsi.

3. Tumbuh kembang janin dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

4. Tanda-tanda dan gejala kehamilan.

5. Mendiagnosa kehamilan.

6. Perkembangan normal kehamilan.

7. Komponen riwayat kesehatan.

8. Komponen pemeriksaan fisik yang terfokus selama antenatal.

9. Menentukan umur kehamilan dari riwayat menstruasi, pembesaran dan atau atau tinggi fundus uteri.

10. Mengenal tanda dan gejala anemia ringan dan berat, hyperemesis gravidarum, kehamilan ektopik terganggu, abortus imminen, molahydatidosa dan komplikasinya, dan kehamilan ganda, kelainan letak serta pre eklamsia.

11. Nilai Normal dari pemeriksaan laboratorium seperti Haemaglobin dalam darah, test gula, protein, acetone dan bakteri dalam urine.

12. Perkembangan normal dari kehamilan: perubahan bentuk fisik, ketidaknyamanan yang lazim, pertumbuhan fundus uteri yang diharapkan.

13. Perubahan psikologis yang normal dalam kehamilan dan dampak kehamilan terhadap keluarga.

14. Penyuluhan dalam kehamilan, perubahan fisik, perawatan buah dada ketidaknyamanan, kebersihan, seksualitas, nutrisi, pekerjaan dan aktifitas (senam hamil).

15. Kebutuhan nutrisi bagi wanita hamil dan janin.

16. Penata laksanaan immunisasi pada wanita hamil.

17. Pertumbuhan dan perkembangan janin.

18. Persiapan persalinan, kelahiran, dan menjadi orang tua.

19. Persiapan keadaan dan rumah atau keluarga untuk menyambut kelahiran bayi.

20. Tanda-tanda dimulainya persalinan.

21. Promosi dan dukungan pada ibu menyusukan.

22. Teknik relaksasi dan strategi meringankan nyeri pada persiapan persalinan dan kelahiran.

23. Mendokumentasikan temuan dan asuhan yang diberikan. 24. Mengurangi ketidaknyamanan selama masa kehamilan.

25. Penggunaan obat-obat tradisional ramuan yang aman untuk mengurangi ketidaknyamanan selama kehamilan.

26. Akibat yang ditimbulkan dari merokok, penggunaan alkohol, dan obat terlarang bagi wanita hamil dan janin.

27. Akibat yang ditimbulkan atau ditularkan oleh binatang tertentu terhadap kehamilan, misalnya toxoplasmasmosis.

28. Tanda dan gejala dari komplikasi kehamilan yang mengancam jiwa seperti pre-eklampsia, perdarahan pervaginam, kelahiran premature, anemia berat.

29. Kesejahteraan janin termasuk DJJ dan pola aktivitas janin.

30. Resusitasi kardiopulmonary. Pengetahuan Tambahan 1. Tanda, gejala dan indikasi rujukan pada komplikasi tertentu dalam kehamilan, seperti asma, infeksi HIV, infeksi menular seksual (IMS), diabetes, kelainan jantung, postmatur atau serotinus.

2. Akibat dari penyakit akut dan kronis yang disebut diatas bagi kehamilan dan janinnya. Keterampilan Dasar 1. Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan serta menganalisanya pada setiap kunjungan atau pemeriksaan ibu hamil.

2. Melaksanakan pemeriksaan fisik umum secara sistematis dan lengkap.

3. Melaksanakan pemeriksaan abdomen secara lengkap termasuk pengukuran tinggi fundus uteri atau posisi atau presentasi dan penurunan janin.

4. Melakukan penilaian pelvic, termasuk ukuran dan struktur tulang panggul.

5. Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk detak jantung janin dengan menggunakan fetoscope (Pinrad) dan gerakan janin dengan palpasi uterus.

6. Menghitung usia kehamilan dan menentukan perkiraan persalinan.

7. Mengkaji status nutrisi ibu hamil dan hubungannya dengan pertumbuhan janin.

8. Mengkaji kenaikan berat badan ibu dan hubungannya dengan komplikasi kehamilan.

9. Memberikan penyuluhan pada klien atau keluarga mengenai tanda-tanda berbahaya serta bagaimana menghubungi bidan.

10. Melakukan penatalaksanaan kehamilan dengan anemia ringan, hyperemesis gravidarum tingkat I, abortus imminen dan pre eklamsia ringan.

11. Menjelaskan dan mendemontrasikan cara mengurangi ketidaknyam anan yang lazim terjadi dalam kehamilan.

12. Memberikan immunisasi pada ibu hamil.

13. Mengidentifikasi penyimpangan kehamilan normal dan melakukan penanganan yang tepat termasuk merujuk ke fasilitas pelayanan tepat dari:

a. Kekurangan gizi.

b. Pertumbuhan janin yang tidak adekuat: SGA (Short for Gestational Age) & LGA (Large for Gestational Age).

c. Pre eklamsia berat dan hipertensi.

d. Perdarahan per-vaginam.

e. Kehamilan ganda pada janin kehamilan aterm.

f. Kelainan letak pada janin kehamilan aterm.

g. Kematian janin.

h. Adanya adema yang signifikan, sakit kepala yang hebat, gangguan pandangan, nyeri epigastrium yang disebabkan tekanan darah tinggi.

i. Ketuban pecah sebelum waktu (KPD=Ketuban Pecah Dini).

j. Persangkaan polyhydramnion.

k. Diabetes melitus.

l. Kelainan congenital pada janin.

m. Hasil laboratorium yang tidak normal.

n. Persangkaan polyhydramnion, kelainan janin.

o. Infeksi pada ibu hamil seperti : IMS, vaginitis, infeksi saluran perkemihan dan saluran nafas.

14. Memberikan bimbingan dan persiapan untuk persalinan, kelahiran dan menjadi orang tua.

15. Memberikan bimbingan dan penyuluhan mengenai perilaku kesehatan selama hamil seperti nutrisi, latihan (senam), keamanan dan berhenti merokok.

16. Penggunaan secara aman jamu atau obat-obatan tradisional yang tersedia.Keterampilan Tambahan 1. Menggunakan Doppler untuk memantau DJJ.

2. Memberikan pengobatan dan atau atau kolaborasi terhadap penyimpangan dari keadaan normal dengan menggunakan standar local dan sumber daya yang tersedia.

3. Melaksanakan kemampuan Asuhan Pasca Keguguran.3. Hubungan bidan dengan rumah sakit

Perikatan bidan dengan rumah sakit adalah dalam hubungan ketanakerjaan, yaitu berbentuk hubungan antara rumah sakit sebagai pemberi kerja dan bidan sebagai penerima kerja. Berlaku ketentuan tentang ketenagakerjaan (UU No. 13 / 2003). Rumah sakit mempunyai tanggung jawab untuk membayar gugatan ganti rugi. Bida sebagai profesi dalam melakukan pekerjaannya, tunduk pada hukum, standar profesi dan etika profesi. Sebaiknya perlu di buat perjanjian khusus karena menyangkut pekerjaan bidan di ruang tertentu degnan sistem sift ( Wahyuningsih, 2007: 139).Menurut Wahyuningsih (2007: 139), hak dan kewajiband bidan di Rumah Sakit adalah sebagai berikut :a. Hak bidan

1). Mendapat kepastian hukum degnan dibuatnya hospital by laws2). Mendapat imbalan jasa yang sesuai dengan keahlian dan pengalaman masing masing

3). Mendapat kenyamanan dan keamanan kerja

4). Mendapat perlindungan hukum

b. Kewajiban bidan di Rumah Sakit adalah

1). Bekerja sesuai standar profesi bidan

2). Mematuhi seluruh ketentuan Rumah Sakit

3). Bekerjasama dengan dokter atau sejawat lain

Kesalahan atau kelalaian dalam praktek kebidanan sering dimaknai sama. Sebenarnya ada perbedaan, kesalahan berarti ada unsur kesenjangan sedangkan kelalaian berarti tidak ada unsur kesengajaan. Disebut kesalahan atau kelalaian apabial menimbulkan kerugian. Tanpa kerugian tidak ada ganti rugi (Wahyuningsih, 2007: 139).

Resiko dalam pelayanan kebidanan ukurannya adalah dapat terjadi pada siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Seharusnya tidak dapat dimintakan ganti rugi, yang penting adalah penanganan setelah kejadian harus sesuai prosedur operasional. Dalam suatu instusi rumah sakit, maka rumah sakit sebagai majikan harus bertanggung jawab apabila ada kesalahan atau kelalaian yang diperbuat oleh bawahan. Namun intinya yang salah atau lalai harus bertanggung jawab sendiri, jadi pihak rumah sakit harus melakukan ganti rugi (Wahyuningsih, 2007: 139).

Estrogen Meningkat

Mual dan Muntah Terus

Dehidrasi, Hiponatremia, Hipokloremia

Mengurangi Perfusi Darah Kejaringan

Oksidasi lemak tidak sempurna

Ketodis

Merusak hepar, Selaput lender esophagus dan lambung dapat robek

Pendarahan gastro intestinal

10