BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN A. DESAIN...
Transcript of BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN A. DESAIN...
63
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016 PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
Menurut Nasution (2009, hal. 23) mengemukakan bahwa “Desain
penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data
agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian
itu.”Dalam penelitian ini, secara umum dicari determinasi Authentic Leadership
Kepala Sekolah (X1) dan Manajemen Perubahan (X2), dengan Efektivitas
Penerapan Nilai Visi (Y), baik secara terpisah maupun simultan.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang hubungan variabel
bebas dengan variabel terikat, pada digambarkan dalam konstalasi variabel
sebagai berikut:
€
rX1Y
rX1 X2Y
rX2Y
Gambar 3.1
Desain Penelitian X1, X2 dan Y
Keterangan:
X1 : AuthenticLeadershipKepala Sekolah
X2 : Manajemen Perubahan
Y : Efektivitas Penerapan Nilai Visi
r X1 Y : Korelasi antara variabel X1 dengan Y
r X2 Y : Korelasi antara variabel X2 dengan Y
r X1 X2 Y : Korelasi antara variabel X1 dan X2 terhadap Y
X1
X2
Y
64
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016 PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Metode Penelitian
Menurut Sugiyono(2011, hal. 3)menyatakan bahwa, “Metode penelitian
diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu”. Kemudian lebih lanjut ia mengemukakan bahwa, “ada empat
kata kunci dari sebuah metode penelitian yaitu cara ilmiah, data, tujuan, dan
kegunaan.” Cara ilmiah berarti penelitian berdasarkan ciri-ciri keilmuan meliputi
rasional yang berarti bahwa penelitian harus dapat diterima oleh logika; empiris
berarti cara yang dilakukan dalam penelitian dapat diamati oleh indera manusia;
sistematis berarti penelitian dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan atau langkah
yang terstruktur dan tentunya bersifat logis.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif. Menurut Winarno Surakhmad(1998, hal. 139), mengemukakan
pengertian metode deskriptif yaitu :
Metode deskriptif adalah metode penyelidikan yang ditunjukkan
pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, karena
penyelidikan deskriptif lebih merupakan istilah umum yang mencakup
berbagai teknik deskriptif. Diantaranya ialah penyelidikan yang
menuturkan menganalisis dan mengklasifikasi; penyelidikan dengan
teknik survei dengan teknis tes; studi kasus, studi komparatif, studi waktu
dan gerak, analisa kuantitatif, studi kooperatif atau operasional.
Dengan demikian, dengan menggunakan metode ini dapat dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Melakukan studi kepustakaan terhadap berbagai referensi yang berkaitan
dengan penelitian yang dilakukan. Topik-topik yang akan dikaji antara lain
meliputi: manajemen pembelajaran/perkuliahan
2. Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang
3. Mengumpulkan data, menyusun data yang telah terkumpul, dijelaskan dan
kemudian di analisa.
2) Pendekatan Penelitian
Sedangkan pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif, yakni pendekatan yang memungkinkan dilakukan
pencatatan dan penganalisisan perhitungan-perhitungan statistik. Lebih lanjut
Sugiyono(2011, hal. 114) menjelaskan mengenai metode penelitian dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif adalah,
65
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016 PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, teknik
pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.
Pendekatan kuantitatif bertolak dari anggapan bahwa suatu kebenaran itu
diluar dirinya, sehingga hubungan antara peneliti dengan yang diteliti harus dijaga
jaraknya sehingga bersifat independen. Pengumpulan data dengan menggunakan
angket, yang mana peneliti hampir tidak mengenal siapa yang diteliti atau yang
memberikan data. Untuk melihat hubungan antar setiap variabel terhadap objek,
penelitian kuantitatif lebih bersifat sebab akibat (causal), sehingga dalam
penelitiannya ada variabel independen (yang mempengaruhi) dan dependen (yang
dipengaruhi).
B. PARTISIPAN
Lokasi penelitian merupakan tempat pelaksanaan penelitian tersebut
dilakukan. Penelitian ini dilakukan di SMK Teknologi Rekayasa Paket Keahlian
Teknik Kendaraan Ringan di Kota Bandung yang sudah memiliki Akreditasi A
oleh BAN-PT. Penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu
AuthenticLeadershipKepala Sekolah, Manajemen Perubahan dan Efektivitas
Penerapan Nilai Visi. Untuk menggali informasi mengenai bagaimana kondisi
faktual dari variabel tersebut, maka data penelitian ini merupakan nilai persepsi
para guru di sekolah yang dijadikan responden penelitian, maka dari itu yang
dijadikan pengisi data adalah para guru.
C. LOKASI, POPULASI DAN SAMPLE PENELITIAN
1) Populasi dan sampel penelitian
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek
yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2011, hal. 117).
Sedangkan menurut Creswell(2012, hal. 142) mendefinisikan populasi sebagai:
.. a groupofindividualswhohavethesamecharacteristic. For example,
allteacherswouldmakeupthepopulationofteachers,
andallhighschooladministrators in a
schooldistrictwouldcomprisethepopulationofadministrators. As
theseexamplesillustrate, populationscanbesmallorlarge.
66
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016 PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Populasi dalam penelitian ini adalah guru yang ada di SMK Teknologi
Rekayasa Paket Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di Kota Bandung. Peneliti
membatasi populasi penelitian berdasarkan sekolah yang telah memiliki akreditasi
A. Terdapat 20 sekolah SMK negeri dan swasta yang memiliki akreditasi A di
Kota Bandung. Jumlah guru pada masing-masing sekolah dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 3.1
Populasi Penelitian
Nomor Sekolah Status
Jumlah Guru
Teknik
Kendaraan
Ringan
1 SMK ANGKASA HUSEIN S BANDUNG Swasta 6
2 SMK CIPTA SKILL Swasta 5
3 SMK DHYANA SAKTI BANDUNG Swasta 2
4 SMK ICB CINTA TEKNIKA BANDUNG Swasta 5
5 SMK IGASAR PINDAD BANDUNG Swasta 6
6 SMK KARTIKA SILIWANGI 1 BANDUNG Swasta 2
7 SMK KIFAYATUL ACHYAR BANDUNG Swasta 2
8 SMK LPPM - RI 1 BANDUNG Swasta 5
9 SMK MEDIKACOM Swasta 10
10 SMK MERDEKA BANDUNG Swasta 14
11 SMK NEGERI 6 BANDUNG Negeri 23
12 SMK NEGERI 8 BANDUNG Negeri 16
13 SMK PASUNDAN 2 BANDUNG Swasta 14
14 SMK PRAKARYA INTERNASIONAL 1 BANDUNG Swasta 2
15 SMK PURAGABAYA Swasta 3
16 SMK PUTRA PAJAJARAN BANDUNG Swasta 7
17 SMK TAMANSISWA BANDUNG Swasta 3
18 SMK VIJAYA KUSUMA Swasta 9
19 SMK WIDYA DIRGANTARA Swasta 5
20
SMK-PU NEGERI BANDUNG PROVINSI
JAWA BARAT Negeri 20
TOTAL 159
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2011, hal. 118). Bila populasi besar dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
67
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016 PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel
yang diambil dari populasi itu. Sampel penelitian merupakan himpunan bagian
(subset) atau sebagian dari populasi yang ingin diteliti, yang dalam penentuannya
menggunakan teknik tertentu sesuai dengan kebutuhan penelitian.
Untuk menentukan berapa jumlah sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik proportionatestratifiedrandom sampling. Teknik ini
digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan
berstrata secara proporsional.
Atas dasar tersebut, peneliti selanjutnya melakukan penentuan sampel
berdasarkan rumus TaroYamane sebagai berikut:
n = 𝑁
𝑁.𝑑2+1
Keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
d = presisi yang ditetapkan
Diketahui jumlah populasi sebesar 153 guru dan tingkat presisi yang
ditetapkan sebesar 5%. Jadi, berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel
(n) guru SMK Teknologi Rekayasa Paket Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di
Kota Bandung adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Sampel Penelitian
Nomor Sekolah Rumus
Proporsi Sample
Perhitungan Sample
1 SMK ANGKASA HUSEIN S BANDUNG 6/159 x 113 4
2 SMK CIPTA SKILL 5/159 x 113 4
3 SMK DHYANA SAKTI BANDUNG 2/159 x 113 1
4 SMK ICB CINTA TEKNIKA BANDUNG 5/159 x 113 4
5 SMK IGASAR PINDAD BANDUNG 6/159 x 113 4
6 SMK KARTIKA SILIWANGI 1 BANDUNG 2/159 x 113 1
7 SMK KIFAYATUL ACHYAR BANDUNG 2/159 x 113 1
8 SMK LPPM - RI 1 BANDUNG 5/159 x 113 4
9 SMK MEDIKACOM 10/159 x 113 7
68
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016 PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nomor Sekolah Rumus
Proporsi Sample
Perhitungan Sample
10 SMK MERDEKA BANDUNG 14/159 x 113 10
11 SMK NEGERI 6 BANDUNG 23/159 x 113 17
12 SMK NEGERI 8 BANDUNG 16/159 x 113 12
13 SMK PASUNDAN 2 BANDUNG 14/159 x 113 10
14 SMK PRAKARYA INTERNASIONAL 1 BANDUNG 2/159 x 113 1
15 SMK PURAGABAYA 3/159 x 113 2
16 SMK PUTRA PAJAJARAN BANDUNG 7/159 x 113 5
17 SMK TAMANSISWA BANDUNG 3/159 x 113 2
18 SMK VIJAYA KUSUMA 9/159 x 113 7
19 SMK WIDYA DIRGANTARA 5/159 x 113 4
20 SMK-PU NEGERI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT 20/159 x 113 14
TOTAL 114
Dari hasil perhitungan sampel diatas, dapat disimpulkan bahwa jumlah
sampel dalam penelitian ini dengan presisi sebesar 5% adalah sebanyak 114 guru
yang tersebar pada SMK Teknologi Rekayasa Paket Keahlian Teknik Kendaraan
Ringan di Kota Bandung.
D. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
Dengan merujuk pada teori yang ada, peneliti merumuskan definisi
operasional untuk menghindari timbulnya salah pengertian, penafsiran maupun
persepsi dari pembaca, dan agar maksud penelitian ini lebih dipahami maka perlu
dijelaskan definisi operasional dalam penelitian ini, yaitu:
1) Efektivitas Penerapan Nilai Visi
Efektivitas penerapan nilai visi berarti bahwa bagaimana proses
pencapaian tujuan nilai visi di sekolah dapat diterapkan dengan baik sehingga
melekat dan menjadi pedoman dalam kehidupan bermasyarakat yang didasarkan
pada nilai kehidupan dan nilai agama.Asep Suryana dan Jalaludin (2013, hal.
3)menyatakan bahwa dalam pencapaian tujuan pendidikan, ada hal kunci yang
perlu diperhatikan, yaitu:
Pertama, nilai yang menjadi acuan yang didasarkan pada nilai
agama dan nilai kehidupan. Kedua, nilai yang berkembang adalah nilai
dasar yang diakui bersama. Ketiga, nilai-nilai yang dipahami dan ada pada
diri peserta didik (siswa) adalah nilai yang menjadi pedoman dalam
kehidupannya di masyarakat. Keempat, nilai yang ditransformasikan
melekat menjadi kekuatan untuk mengamalkan ilmu pengetahuan. Kelima,
69
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016 PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
proses transformasi nilai yang baik diperoleh dari kepemilikan dan
pemahaman nilai. Keenam, nilai yang berkembang dalam organisasi
efektivitas penerapannya dimulai dari pimpinan sekolah.
Dari teori diatas, definisi variabel efektivitas penerapan nilai visi dalam
penelitian ini dimaksudkan mengetahui sejauh mana proses penerapan nilai visi
yang ada disekolah sebagai upaya untuk memenuhi tujuan pendidikan dan proses
pencapaian tujuan sekolah itu sendiri. Efektivitas penerapan nilai visi diharapkan
mampu menghasilkan manusia terdidik dimana nilai dapat melekat dalam proses
pendidikan dan bermasyarakat.
2) AuthenticLeadership
Bill George (2003, hal. 11)mengemukakan teori mengenai
AuthenticLeadership, ia menyebutkan bahwa pemimpin itu bukan perkara gaya
seperti apa yang akan dijalankan, tetapi bagaimana menjadi otentik atas dirinya
sendiri. Artinya, seorang pemimpin harus mampu menjadi dirinya sendiri
walaupun dalam kondisi tertekan maupun yang sulit sekalipun.
AuthenticLeadership (AL) adalah tipe kepemimpinan yang mengharuskan
pemimpin bertindak otentik. AL adalah pemimpin yang harus jujur pada diri
sendiri (May dkk., 2003). Artinya, dimilikinya kesejalanan antara perilaku dengan
keyakinannya.
Dari teori diatas, definisi operasional variabel AuthenticLeadership
(kepemimpinan otentik) dalam penelitian dimaksudkan mengetahui bagaimana
perilaku Kepala Sekolah berperan sebagai ujung tombak keberhasilan pencapaian
tujuan sekolah yang mampu menjadi suri tauladan yang baik dan dapat
memperbaiki proses pembelajaran melalui percontohan yang baik dan benar
melalui proses pencapaian tujuan, menerapkan nilai penting, memimpin dengan
hati, membangun hubungan jangka panjang dengan berbagai warga sekolah serta
mampu bertindak disiplin.
3) Manajemen perubahan
Kepala sekolah adalah ujung tombak keberhasilan pencapaian tujuan
sekolah. Sebagai pemimpin dia harus dapat berperan sebagai pendidik yang
mampu mentransformasikan arah dan pencapaian tujuan sekolah, proses
pencapaian tujuan, strategi dan metode pencapaian tujuan, serta mampu membawa
70
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016 PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perubahan dengan mengelola perubahan di sekolah secara halus dan tidak
mengganggu keharmonisan serta dinamika organisasi (Suryana & Jalaludin, 2013,
hal. 3). KurtLewin mengembangkan model perubahan terencana dalam 3 tahapan
yang menjelaskan bagaimana mengambil inisiatif, mengelola dan menstabilisasi
proses perubahan (Lewin, 1951). Ketiga tahap tersebut yaitu:
1) Unfreezing (penyadaran), yaitu proses penyadaran atau pencairan tentang
perlunya atau adanya kebutuhan untuk berubah.
2) Changing(tindakan perubahan), langkah berupa tindakan, baik memperkuat
(drivingforces) maupun memperlemah (resistences). Changingmerupakan
tahap pembelajaran dimana pekerja diberi informasi baru, model perilaku baru
atau cara baru dalam melihat sesuatu. Maksudnya adalah membantu pekerja
belajar konsep atau titik pandang baru.
3) Refreezing (keseimbangan), membawa kembali organisasi kepada
keseimbangan yang baru (a newdynamicequilibrium). Refreezing atau
pembekuan kembali merupakan tahapan dimana perubahan yang terjadi
distabilisir dengan membantu pekerja mengintegrasikan perilaku dan sikap
yang telah berubah ke dalam cara yang normal untuk melakukan sesuatu.
Dari teori diatas, definisi operasional variabel manajemen perubahan
dalam penelitian ini adalah bagaimana proses mentransformasikan arah dan
pencapaian tujuan sekolah, proses pencapaian tujuan, strategi dan metode
pencapaian tujuan, serta bagaimana membawa perubahan dengan mengelola
perubahan oleh Kepala Sekolah yang dilakukan berdasarkan ketiga tahap diatas.
Serta mengetahui tipe pemimpin perubahan yang ada disekolah sebagai orang
yang mampu mengatasi resistensi perubahan.
E. KISI-KISI PENELITIAN
Kisi-kisi penelitian dari tiga variabel yang diteliti (authenticleadership,
manajemen perubahan dan Efektivitas Penerapan Nilai Visi) dilihat pada tabel
berikut.
71
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016 PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.3
Kisi-kisi Penelitian
Variabel Dimensi Indikator No.
Item
AuthenticLeadership
Purpose (memahami
tujuan Anda)
1) Mempunyai tujuan dalam memimpin
2) Mempunyai arah kendali dalam
memimpin
3) Memiliki semangat
4) Memotivasi diri sendiri
5) Mendedikasikan diri untuk tujuan
bersama
1-5
Values (menerapkan nilai
penting)
1) Mempunyai nilai dan karakter
2) Mempunyai moral dan integritas
3) Mempunyai rasa benar dalam
melakukan tindakan
4) Tidak melanggar nilai yang dianut
6-9
Heart (memimpin
dengan hati)
1) Memimpin dengan hati nurani
2) Mempunyai rasa simpati
3) Peka terhadap kesulitan orang lain
4) Mampu memotivasi
5) Bersedia membantu orang lain
10-
14
Relationship(membangun
hubungan jangka
panjang)
1) Mengembangkan hubungan jangka
panjang
2) Membangun jalinan komunikasi
3) Meningkatkan komitmen dalam bekerja
4) Mempunyai loyalitas
5) Bersedia membagi cerita
15-
19
Self-discipline(bertindak
disiplin)
1) Disiplin diri melalui tindakan
2) Membuat semua orang
bertanggungjawab
20-
24
72
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016 PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel Dimensi Indikator No.
Item
3) Bisa saling menghormati
4) Tenang dalam melakukan tindakan dan
putusan
5) Memberikan energi untuk melakukan
pekerjaan yang sesuai dengan nilai
pimpinannya
Manajemen
Perubahan
Unfreezing (penyadaran) 1) Menciptakan motivasi untuk berubah
2) Mengenali kebutuhan untuk berubah
3) Mencairkan kebekuan (mengganti sikap
lama dengan yang diinginkan)
4) Mendorong individu dan kelompok
untuk berubah dan membuka diri
1-4
Changing(tindakan
perubahan
1) Menciptakan keadaan baru yang
diharapkan
2) Menyampaikan gagasan untuk berubah
3) Membangun perubahan sebagai proses
pembelajaran berkelanjutan
4) Membangun kesadaran bahwa pada
dasarnya kehidupan adalah proses
perubahan terus menerus
5) Memulai transisi perubahan
5-9
Refreezing
(keseimbangan)
1) Membantu mengintegrasikan perilaku
dan sikap yang telah berubah
2) Memberikan kesempatan untuk
menunjukkan perilaku dan sikap baru
3) Membentuk sikap dan perilaku yang
sudah mapan
4) Menjadikan perubahan sebagai norma
baru yang diakui kebenarannya
5) Memperhatikan perubahan sesuai
10-
15
73
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016 PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel Dimensi Indikator No.
Item
dengan perkembangan lingkungan
6) Evaluasi tindakan perubahan yang
terjadi
Pemimpin Perubahan 1) Melakukan pendekatan yang melihat
kedepan
2) Mau menerima saran
3) Bersedia memikul tanggung jawab
4) Bangga akan pekerjaan dan
organisasinya
5) Bersedia untuk bekerja sama
16-
20
Mengatasi Resistensi
Perubahan
1) Memberikan pendidikan dan
komunikasi
2) Melibatkan seseorang dalam perubahan
3) Memberikan fasilitasi dan dukungan
4) Dapat bernegosiasi
5) Memberikan penghargaan dan
dukungan melalui proses perubahan
21-
25
Efektivitas
Penerapan Nilai Visi
Nilai yang menjadi acuan
didasarkan pada nilai
agama dan nilai
kehidupan
1) Penerapan nilai visi disekolah dilakukan
melalui program dan kegiatan-kegiatan
keagamaan
2) Penerapan nilai visi disekolah
membangun peserta didik yang
memiliki jiwa kepemimpinan STAF
(sidiq, tabligh, amanah, fathanah)
1-2
Nilai yang berkembang
adalah nilai dasar yang
diakui bersama
1) Penerapan nilai visi disekolah
mengembangkan peserta didik yang
berakhlak mulia
2) Penerapan nilai visi disekolah
mengembangkan peserta didik yang
sehat jasmani dan rohani
3-9
74
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016 PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel Dimensi Indikator No.
Item
3) Penerapan nilai visi disekolah
mengembangkan peserta didik yang
berilmu pengetahuan
4) Penerapan nilai visi disekolah
mengembangkan peserta didik yang
cakap dalam berbicara kepada siapapun
5) Penerapan nilai visi disekolah
mengembangkan peserta didik yang
kreatif dan terampil
6) Penerapan nilai visi disekolah
mengembangkan peserta didik yang
mandiri dalam belajar
7) Penerapan nilai visi disekolah
mengembangkan peserta didik yang
demokratis dan bertanggung jawab
Nilai-nilai yang dipahami
dan ada pada diri peserta
didik (siswa) adalah nilai
yang menjadi pedoman
dalam kehidupannya di
masyarakat
1) Penerapan nilai visi disekolah
didasarkan nilai-nilai Pancasila
2) Penerapan nilai visi disekolah memiliki
nilai kepercayaan pada Tuhan Yang
Maha Esa
3) Penerapan nilai visi disekolah
membangun nilai kemanusiaan yang
adil dan beradab
4) Penerapan nilai visi disekolah
membangun nilai persatuan
5) Penerapan nilai visi disekolah
membangun nilai kerakyatan dan
kebijaksanaan
6) Penerapan nilai visi disekolah
membangun nilai keadilan sosial
10-
15
75
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016 PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel Dimensi Indikator No.
Item
Nilai yang
ditransformasikan
melekat menjadi
kekuatan untuk
mengamalkan ilmu
pengetahuan
1) Penerapan nilai visi disekolah yang
dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan
dapat melekat dalam sikap peserta didik
2) Penerapan nilai visi disekolah
dilaksanakan melalui proses
pembelajaran baik di dalam kelas
maupun luar kelas
16-
17
Proses transformasi nilai
yang baik diperoleh dari
kepemilikan dan
pemahaman nilai
1) Adanya perubahan perilaku siswa di
sekolah.
2) Perkembangan potensi siswa
3) Kepala sekolah dan guru-guru bersedia
memunculkan sikap keterbukaan dalam
mengamalkan nilai visi sekolah
18-
20
Nilai yang berkembang
dalam organisasi
efektivitas penerapannya
dimulai dari pimpinan
sekolah
1) Kepala sekolah memiliki nilai dan visi
dalam menjalankan tugasnya
2) Penerapan nilai visi disekolah dilakukan
oleh kepala sekolah terlebih dahulu
3) Kepala sekolah membagi nilai-nilai
kepada warga sekolah sebagai pondasi
utama tujuan pendidikan.
21-
23
F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1) Jenis dan Sumber Data
Penelitian menggunakan dua jenis data, yakni data primer dan data
sekunder. Data primer mengandung pengertian data yang diperoleh oleh peneliti
secara langsung dari sumber utama atau aslinya(Indriantoro & Supomo, 2002, hal.
147). Data langsung bisa dalam bentuk hasil wawancara, observasi, diskusi, hasil
penilaian, maupun hasil pengisian angket/instrumen. Data primer pada penelitian
ini bersumber dari hasil jawaban yang diberikan responden melalui
76
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016 PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
angket/instrumen yang diberikan. Data primer merupakan informasi dalam
pengolahan data penelitian baik pada penelitian kualitatif maupun kuantitatif
karena melalui data primer inilah peneliti mengkaji, melakukan penafsiran dan
juga menarik kesimpulan hasil penelitian sesuai dengan rumusan masalah yang
ditetapkan. Pada penelitian ini, yaitu guru SMK Teknologi Rekayasa Paket
Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di Kota Bandung. Data sekunder merupakan
data yang diperoleh peneliti dari sumber tidak langsung atau melalui perantara,
atau informasi yang dicatat oleh pihak lain (Indriantoro & Supomo, 2002, hal.
147). Data sekunder dapat bersumber dari literatur seperti: buku, jurnal, majalah,
prosiding, skripsi/tesis/disertasi, surat kabar, dan lain-lain
2) Instrumen Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan angket dalam memperoleh data
primer. Angket merupakan alat pengumpul data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya (Sugiyono, 2011, hal. 199). Penjelasan lebih lanjut mengenai
pengertian instrumen dikemukakan oleh Creswell(2012, hal. 240) yakni
“aninstrumentis a toolusedtogatherquantitative data bymeasuring, observing,
ordocumentingresponsestospecificitems. The instrumentmaybe a test,
questionnaire, tallysheet,log, observationalchecklist, inventory, survey,
orassessmentinstrument.”
Angket yang diberikan berupa angket tertutup dimana peneliti
memberikan opsi atau pilihan jawaban dengan menggunakan kaidah skala
pengukuran, yakni Skala Likert. Angket tertutup adalah angket yang disajikan
dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda
centang (√) pada kolom atau tempat yang sesuai (Arikunto, 2009, hal. 103).
Selanjutnya Sugiyono (2011, hal. 134) mengatakan bahwa “skala likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial. Dalam hal ini alasan mengapa peneliti menggunakan
skala Likert dalam penyusunan instrumen adalah untuk mempermudah proses
pengisian instrumen dan proses pengolahan data yang dilakukan. Bobot dan
kriteria yang digunakan peneliti sebagai berikut:
77
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016 PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4
Bobot dan Kriteria Penelitian
Bobot
Kriteria
AuthenticLeadership
(X1)
Manajemen
Perubahan (X2)
Efektivitas
Penerapan Nilai
Visi (Y)
5 Selalu Selalu Selalu
4 Sering Sering Sering
3 Kadang-kadang Kadang-kadang Kadang-kadang
2 Jarang Jarang Jarang
1 Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Pernah
3) Pengembangan Instrumen Penelitian
Penggalian data primer penelitian ini menggunakan instrumen angket yang
dikembangkan sesuai dengan teori dan konsep yang relevan. Pada penelitian
kuantitatif salah satu prosedur yang harus ditempuh oleh peneliti sebelum
melakukan penggalian data atau penyebaran instrumen penelitian adalah dengan
melakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen. Uji validitas instrumen adalah
proses pengujian terhadap instrumen penelitian untuk melihat kehandalan dan
kemampuan instrumen memperoleh data penelitian yang akurat. Sedangkan uji
reliabilitas adalah proses pengujian terhadap instrumen untuk melihat sejauh mana
instrumen memiliki derajat keajegan atau konsistensi dalam mengukur variabel
yang diteliti sehingga dapat digunakan pada lokasi atau sumber data yang
berbeda.
a) Uji Validitas Instrumen
Untuk mengetahui kehandalan instrumen yang digunakan, peneliti
melakukan uji validitas instrumen sehingga data yang diperoleh dapat menjawab
rumusan masalah yang dimunculkan. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono,
2011, hal. 173). Instrumen dikatakan valid apabila nilai rata-rata indikator
78
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016 PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
variabel yang diukur menunjukkan interpretasi data yang sesuai dengan
kebutuhan penelitian. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Creswell(2012, hal.
42)yakni:
valid meansthatthescoresfromaninstrument are
accurateindicatorsofthevariablebeingmeasured 70
andenabletheresearchertodrawgoodinterpretations. Thatis,
thescoresshouldbeusefulandmeaningfulmeasuresofthevariableofinterest.
Pengujian validitas dapat diketahui melalui perhitungan dengan
menggunakan rumus PearsonProductMomentterhadap nilai-nilai pada setiap item
pertanyaan variable dengan probabilitas 5%. Peneliti dalam melakukan uji
validitas menggunakan aplikasi Microsoft Excel 2016 sebagai alat
pengolahannya.Adapun rumus yang digunakan dalam uji validitas instrumen ini
adalah PearsonProductMoment(Akdon & Hadi, 2005, hal. 144)sebagai berikut:
Keterangan:
rhitung = koefisien korelasi
n = jumlah responden
∑XiYi = jumlah perkalian X dan Y
∑Xi = jumlah skor item
∑Yi = jumlah skor total (seluruh item)
∑X12 = jumlah skor-skor X yang dikuadratkan
∑Yi2 = jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan
Uji validitas ini dilakukan pada setiap item pernyataan dalam angket. Hasil
koefisien korelasi tersebut selanjutnya diuji signifikasi koefisien korelasinya
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
t = Nilai thitung
r = Koefisien korelasi hasil rhitung
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑟 𝑛 − 2
1 − 𝑟2
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = n ∑XiYi − ∑Xi ∑Yi
n∑X12 − ∑Xi ²}{n∑Yi
2 − ∑Yi ²
79
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016 PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
n = Jumlah responden
Hasil dari nilai thitung dikonsultasikan dengan distribusi (tabel t) untuk α = 0,05
dan dk = 15 – 2 = 13, dengan uji satu pihak, maka diperoleh ttabel = 1,77093.
Kaidah keputusan: Jika thitung >ttabel berarti valid dan thitung <ttabel berarti
tidak valid.
Berdasarkan hasil perhitungan ditunjukkan dalam tabel 3.5 dibawah ini yaitu
untuk variabel X1 terdapat 24 item pernyataan, tabel 3.6 untuk variabel X2
terdapat 25 item pernyataan, tabel 3.7 untuk variabel Y terdapat 23 pernyataan.
1) Hasil Uji Validitas Variabel X1(AuthenticLeadership Kepala Sekolah)
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas
Variabel X1 (AuthenticLeadership Kepala Sekolah)
No
Item
Koefisien
Korelasi r Hitung
Harga
t
hitung
Harga t tabel Keterangan
1 0,158 0,579 1,771 Tidak Valid
2 0,128 0,465 1,771 Tidak Valid
3 0,885 6,850 1,771 Valid
4 5,186 5,186 1,771 Valid
5 0,648 3,070 1,771 Valid
6 0,782 4,526 1,771 Valid
7 0,833 5,431 1,771 Valid
8 2,421 2,421 1,771 Valid
9 0,203 0,749 1,771 Tidak Valid
10 0,626 2,893 1,771 Valid
11 0,214 0,790 1,771 Tidak Valid
12 0,681 3,351 1,771 Valid
13 0,520 2,194 1,771 Valid
14 0,578 2,552 1,771 Valid
15 0,836 5,489 1,771 Valid
16 0,732 3,875 1,771 Valid
17 0,675 3,301 1,771 Valid
18 0,589 2,627 1,771 Valid
19 0,587 2,617 1,771 Valid
20 0,875 6,507 1,771 Valid
21 0,652 3,103 1,771 Valid
22 0,214 0,790 1,771 Tidak Valid
80
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016 PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No
Item
Koefisien
Korelasi r Hitung
Harga
t
hitung
Harga t tabel Keterangan
23 0,866 6,252 1,771 Valid
24 0,849 5,798 1,771 Valid
2) Hasil Uji Validitas Variabel X2 (Manajemen Perubahan)
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas
Variabel X2 (Manajemen Perubahan)
No
Item
Koefisien
Korelasi r Hitung
Harga t
hitung Harga t tabel Keterangan
1 0,653 3,106 1,771 Valid
2 0,532 2,267 1,771 Valid
3 0,749 4,074 1,771 Valid
4 4,667 4,667 1,771 Valid
5 0,639 2,992 1,771 Valid
6 0,742 3,990 1,771 Valid
7 0,788 4,607 1,771 Valid
8 5,200 5,200 1,771 Valid
9 -0,135 -0,491 1,771 Tidak Valid
10 0,602 2,716 1,771 Valid
11 0,831 5,395 1,771 Valid
12 0,600 2,706 1,771 Valid
13 0,378 1,473 1,771 Tidak Valid
14 0,838 5,546 1,771 Valid
15 0,791 4,669 1,771 Valid
16 0,809 4,959 1,771 Valid
17 0,559 2,428 1,771 Valid
18 0,560 2,437 1,771 Valid
19 0,704 3,570 1,771 Valid
20 0,559 2,428 1,771 Valid
21 0,538 2,304 1,771 Valid
22 0,339 1,300 1,771 Tidak Valid
23 0,268 1,004 1,771 Tidak Valid
24 0,463 1,881 1,771 Valid
25 2,311 1,771 1,771 Tidak Valid
81
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016 PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3) Hasil Uji Validitas Variabel Y (Efektivitas Penerapan Visi Nilai)
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas
Variabel Y (Efektivitas Penerapan Visi Nilai)
No
Item
Koefisien Korelasi
r Hitung
Harga
t
hitung
Harga t tabel Keterangan
1 0,609 2,769 1,771 Valid
2 0,729 3,836 1,771 Valid
3 0,764 4,263 1,771 Valid
4 0,660 3,169 1,771 Valid
5 0,828 5,327 1,771 Valid
6 0,823 5,230 1,771 Valid
7 0,582 2,579 1,771 Valid
8 0,755 4,151 1,771 Valid
9 0,805 4,895 1,771 Valid
10 0,736 3,915 1,771 Valid
11 0,855 5,941 1,771 Valid
12 0,878 6,609 1,771 Valid
13 0,638 2,989 1,771 Valid
14 0,924 8,722 1,771 Valid
15 0,844 5,681 1,771 Valid
16 0,861 6,092 1,771 Valid
17 0,925 8,753 1,771 Valid
18 0,808 4,944 1,771 Valid
19 0,806 4,911 1,771 Valid
20 0,690 3,434 1,771 Valid
21 0,687 3,406 1,771 Valid
22 0,750 4,084 1,771 Valid
23 0,724 3,786 1,771 Valid
Setelah dilakukan uji validitas terhadap angket variabel X1, dapat ditarik
kesimpulan bahwa dari 24 item yang diujikan, ada 5 pernyataan yang tidak valid,
keputusannya dilanjutkan tetapi ada perbaikan terlebih dahulu. Untuk variabel X2,
dapat ditarik kesimpulan bahwa dari 25 item yang diujikan, ada 5 pernyataan yang
82
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016 PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tidak valid, keputusannya dilanjutkan tetapi ada perbaikan terlebih dahulu. Untuk
variabel Y, dapat ditarik kesimpulan bahwa dari 23 item yang diujikan, semuanya
memiliki validitas kontruksi yang baik. Jadi kesimpulannya, instrumen yang telah
disusun memiliki validitas yang baik setelah adanya perbaikan dan dapat dipakai
untuk angket dalam pengolahan data.
b) Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas menunjuk pada tingkat kehandalan sesuatu. Suatu instrumen
dikatakan reliabel jika cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik, tidak bersifat tendensius,
dapat dipercaya, datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya hingga
berapa kali pun diambil, hasilnya akan tetap sama. Instrumen yang reliabel adalah
instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama,
akan menghasilkan data yang sama(Sugiyono, 2011, hal. 173). Untuk menghitung
uji reliabilitas, penelitian ini menggunakan rumus Cronbachalpha.
Cronbachalpha merupakan koefisien reliabilitas yang menunjukkan bagaimana
bagian-bagian dari suatu set berkorelasi secara positif satu sama lainnya.
Keputusan akan reliabel tidaknya instrumen yang digunakan didasarkan pada
hasil perhitungan koefisien yang ditunjukkan. Uma Sekaran(2011, hal. 207)
menyatakan bahwa :
Jika koefisien alpha(α) pengujian lebih besar dari (≥) 0,6 maka instrumen
layak digunakan (reliable).
Jika koefisien alpha(α) pengujian kurang dari (≤) 0,6 maka instrumen tidak
layak digunakan (tidak reliable).
Dalam penelitian ini uji realiabilitas dilakukan melalui bantuan komputer
dengan menggunakan program Microsoft Excel 2016.
Tabel 3.8
Hasil Perhitungan Reliabilitas Instrumen
No Variabel r Alpha r kritis Keterangan
1 X1 (AuthenticLeadership
Kepala Sekolah)
0,938
0,514 Reliabel
2 X2 (Manajemen Perubahan) 0,514 Reliabel
83
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016 PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1,042
3 Y (Efektivitas Penerapan
Nilai Visi)
0,968 0,514 Reliabel
Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen, menunjukkan
nilai koefisien CrombachAlpha untuk ketiga variabel seluruhnya diatas adalah
lebih dari 0,514 yaitu r alpha untuk variabel X1 (AuthenticLeadership Kepala
Sekolah) sebesar 0,938, r alpha untuk variabel X2 (Manajemen Perubahan)
sebesar 1,042 dan r alpha untuk variabel Y (Efektivitas Penerapan Nilai Visi)
sebesar 0,968. Seluruhnya memiliki reliabilitas tinggi, dengan demikian ketiga
instrumen ini dinyatakan handal (reliabel) sehingga memiliki dasar pengambilan
keputusan hasil penelitian.
G. PROSEDUR PENELITIAN
Prosedur penelitian merupakan gambaran mengenai pendugaan pengujian
serta untuk mengetahui apakah ada atau tidak hubungan antara masing-masing
variabel. Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas yaitu Authentic Leadership Kepala Sekolah (X1) dan Manajemen
Perubahan (X2), sedangkan variabel terikat adalah Efektivitas Penerapan Nilai
Visi (Y).
Langkah-langkah penelitian dilakukan bertahap diawali dengan studi
pendahuluan terhadap kondisi yang ditemukan dilapangan mengenai kinerja guru
Adapun teahapan-tahapan yang ditunjukkan pada gambar alur penelitian sebagai
berikut :
StudiPendahulu
an
IdentifikasiMas
alah
MasalahPeneliti
an
StudiLiteratur PenyusunanInst
rumen
ValiditasdanRel
iabilitas
Pengumpulan
Data
Analisis Data Kesimpulan
84
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016 PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.2
Alur Penelitian
H. TEKNIK PENGOLAHAN DATA
Teknik pengolahan data merupakan tahap lanjut dalam penelitian
kuantitatif dimana peneliti melakukan kegiatan pengolahan data setelah
melakukan uji validitas, reliabilitas instrumen dan penyebaran instrumen kepada
responden. Pengolahan data dilakukan dengan mendasarkan pada prosedur
perhitungan statistik, dalam bentuk: (1) perhitungan skor kecenderungan
responden dan analisis deskriptif, (2) pengujian persyaratan analisis; uji
normalitas data, uji homogenitas data, dan uji linearitas data, serta (3) pengujian
hipotesis; uji korelasi, uji koefisien determinasi, uji regresi. Dalam pengolahan
data, peneliti menggunakan alat bantu aplikasi/program pengolahan data berupa
Ms. Excel 2016, IBM SPSS Statistic 23.0.
1) Analisis Data Deskriptif
Analisis deskriptif dimaksudkan untuk melihat kecenderungan distribusi
frekuensi variabel dan menentukan tingkat ketercapaian responden pada masing-
masing variabel. Gambaran umum setiap variabel digambarkan oleh skor rata-rata
yang diperoleh dengan menggunakan teknik WeightedMeansScored (MWS),
sebagai berikut:
𝑋 =𝑋
𝑁
Keterangan:
𝑋 = skor rata-rata yang dicari
𝑋 = jumlah skor gabungan (hasil kali frekuensi dengan bobot nilai untuk setiap
alternatif jawaban)
N= jumlah responden
Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan tabel 3.9 kriteria dan penafsiran
seperti dibawah ini:
Tabel 3.9
Kriteria Skor Rata-rata Variabel
KonsultasiHasilPerhitungan WMS
85
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016 PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No RentangSkor Kriteria
1 4,01 – 5,00 Sangat Tinggi
2 3,01 – 4,01 Tinggi
3 2,01 – 3,00 Sedang
4 1,01 – 2,00 Rendah
5 0,01 – 1,00 Sangatrendah
Sumber :DiadaptasidariAkdondanHadi(2005, hal. 39)
2) Pengujian Persyaratan Analisis
Ada beberapa tahapan yang harus dipenuhi sebelum melakukan analisis
regresi, baik regresi linier sederhana maupun regresi ganda.
a) Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui dan menentukan
analisis dan menentukan apakah pengolahan data menggunakan parametrik atau
nonparametrik. Untuk data parametrik, data yang dianalisis untuk berdistribusi
normal, sedangkan pengolahan data non parametrik data yang dianalisis
berdistribusi tidak normal. Pengujian ini bertujuan untuk ketiga variabel penelitian
tersebut memiliki penyebaran data yang normal atau tidak. Uji normalitas data
dapat dilakukan dengan menggunakan program IBM SPS 23 forwindows, atau
dapat pula menggunakan rumus Chi Kuadrat.
X² =Ʃ 𝑂₁ − 𝐸₁
𝐸₁
Keterangan:
X²= Chi Kuadrat yang dicari
O₁= Frekuensi hasil penelitian
E₁= Frekuensi
b) Uji Linieritas Data
Uji linieritas dalam penelitian ini diperlukan untuk menganalisis apakah
terdapat hubungan yang linier (garis lurus atau searah) antara masing-masing
variabel bebas dengan variabel terikatnya. Uji linieritas dilakukan dengan uji
kelinearan regresi dengan uji-t. Pengujian linieritas data meliputi data Authentic
86
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016 PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Leadership Kepala Sekolah, Manajemen Perubahan dan Efektivitas Penerapan
Nilai Visi. Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara masing-masing
variabel bebas dengan variabel terikat makadapat dilihat dari nilai signifikasi
darideviationoflinearityuntuk X₁ terhadap Y serta X₂ terhadap Y. Apabila nilai
signifikasi < 0,05 dapat disimpulkan bahwa hubungannya bersifat linier.
3) Uji Hipotesis
Tujuan dari uji hipotesis yaitu untuk mengetahui apakah kesimpulan
berakhir pada penerimaan atau penolakan. Adapun cara-cara yang digunakan
dalam uji Hipotesis ini antara lain:
a) Analisis Korelasi
Analisis korelasi merupakan teknik statistik yang berusaha menemukan
kekuatan hubungan antar variabel. Analisis korelasi berkaitan erat dengan analisis
regresi. Beberapa perhitungan dalam analisis regresi dapat dipergunakan dalam
perhitungan analisis korelasi. Mencari koefisien korelasi antar variabel yang
dijelaskan sebagai berikut:
Hipotesis yang dimunculkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh authenticleadershipkepala sekolah (X1) terhadap efektivitas
penerapan nilai visi (Y).
Hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
Ha : authenticleadershipkepala sekolah memberikan pengaruh
terhadap efektivitas penerapan nilai visi di SMK Kota
Bandung.
Ho : authenticleadershipkepala sekolah tidak memberikan
pengaruh terhadap efektivitas penerapan nilai visi di SMK Kota
Bandung.
2. Pengaruh manajemen perubahan (X2) terhadap efektivitas penerapan nilai visi
(Y).
Hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
Ha : manajemen perubahan memberikan pengaruh terhadap
efektivitas penerapan nilai visi di SMK Kota Bandung.
Ho : manajemen perubahan tidak memberikan pengaruh terhadap
efektivitas penerapan nilai visi di SMK Kota Bandung.
87
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016 PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Pengaruh authenticleadershipkepala sekolah (X1) dan manajemen perubahan
(X2) terhadap efektivitas penerapan nilai visi (Y) di SMK Kota Bandung.
Hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
Ha : authenticleadershipkepala sekolah dan manajemen
perubahan memberikan pengaruh terhadap efektivitas
penerapan nilai visi di SMK Kota Bandung.
Ho : authenticleadershipkepala sekolah dan manajemen
perubahan tidak memberikan pengaruh terhadap efektivitas
penerapan nilai visi di SMK Kota Bandung
Menafsirkan koefisien korelasi yang diperoleh dengan menggunakan tabel
sebagai berikut:
Tabel 3.10
Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,800 - 1,000 Sangat Tinggi
0,600 – 0,799 Tinggi
0,400 – 0,599 Cukup
0,200 - 0,399 Rendah
0,001- 0,199 Sangat Rendah
b) Koefisien Determinasi
Mencari Koefisien determinasi yang dipergunakan dengan maksud untuk
mengetahui sejauh mana kontribusi yang diberikan variabel X1 dan X2 terhadap
variabel Y, dengan rumus:
KD= r² x 100%
Keterangan:
KD = Koefisien Determinasi yang dicari
r² = Koefisien Korelasi
c) Analisis Regresi
Analisis regresi digunakan untuk mencari pola hubungan fungsional antara
beberapa variabel. Dalam hal ini Sudjana (2004) :
88
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016 PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jika kita mempunyai data yang terdiri atas dua atau lebih variabel,
sewajarnya untuk dipelajari cara bagaimana variabel-variabel itu
berhubungan. Hubungan yang didapat pada umumnya dinyatakan dalam
bentuk persamaan matematik yang menyatakan hubungan fungsional antara
variabel-variabel. Studi yang menyangkut masalah ini dikenal dengan
analisis regresi.
Dengan kata lain analisis regresi digunakan untuk melakukan prediksi
seberapa jauh nilai dependen (variabel Y) bila variabel independen (variabel X1
dan variabel X2) diubah. Adapun analisis regresi yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu regresi sederhana dan ganda. Regresi sederhana dengan rumus yang
dikemukakan oleh Sugiono (2011, hal. 218)sebagai berikut:
Y= a + Bx
Keterangan:
Y = subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan
X = subjek variabel independen yang mempunyai nilai tertentu
a = konstanta (harga Y bila X = 0)
b = menunjukkan perubahan arah atau koefisien regresi.
Sedangkan untuk menghitung persamaan regresi ganda menggunakan
rumus yang akan dijelaskan selanjutnya. Ini dapat digunakan untuk melakukan
prediksi seberapa nilai variabel dependen bila nilai kedua variabel independen
secara bersama-sama dimanipulasi atau diubah (Sugiyono, 2011, hal. 267)Adapun
persamaan regresi ganda yang dimaksud adalah:
Y =a + b₁X₁+ b₂X₂
Keterangan :
Y= nilai yang diprediksikan
a = konstanta
b₁ = koefisien regresi independen 1
b₂ = koefisien regresi independen 2
X₁ = nilai variabel independen 1
X₂= nilai variabel independen 2
89
GILANG GUMILANG DAWOUS, 2016 PENGARUH AUTHENTIC LEADERSHIP KEPALA SEKOLAH DAN MANAJEMEN PERUBAHAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN NILAI VISI DI SMK KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Perhitungan analisis korelasi dan analisis regresi dilakukan menggunakan
program IBM SPSS 23 forwindows yang hasilnya dibahas di bab selanjutnya.