Bab Iiievaporasi

download Bab Iiievaporasi

of 33

Transcript of Bab Iiievaporasi

  • 7/22/2019 Bab Iiievaporasi

    1/33

    EVAPORASI&

    INFILTRASI

    Created by:Andrea Sumarah AsihKarni Natalia P.RRatna Septi H

  • 7/22/2019 Bab Iiievaporasi

    2/33

    Siklus Hidrologi

    http://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_10/siklus%20hidrologi.ppthttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_10/siklus%20hidrologi.ppt
  • 7/22/2019 Bab Iiievaporasi

    3/33

    EVAPORASIBeberapa definisi evaporasi1. Penguapan (Evaporation), adalah proses perubahan dari zat cair

    atau padat menjadi gas. Lebih spesifik dapat didefinisikan bahwapenguapan adalah transfer air (moisture) dari permukaan bumike atmosfer.

    2. Transpirasi (Transpiration) adalah penguapan air yg terseraptanaman, tidak termasuk penguapan dari permukaan tanah.

    3. Evapotranspirasi adalah penguapan yg terjadi dari permukaanbertanaman.

    Evapotranspirasi potensial adalah evapotrans-pirasi yg terjaidapabila kandungan air (moisture supply) tidak terbatas

    Evapotranspirasi nyata (actual evapotranspirasi), lebih tergantung dari

    ketersediaan air.

  • 7/22/2019 Bab Iiievaporasi

    4/33

    EVAPORASI

    Proses Evaporasi

    Pendekatan Teoritik

    Pengukuran Evaporasi

  • 7/22/2019 Bab Iiievaporasi

    5/33

    Proses Evaporasi

    Evaporasi hanya terjadi apabila terdapat perbedaan tekanan

    uap air antara permukaan & udara sehingga akan terjadi

    perpindahan molekul air ke udara.

    Proses evaporasi juga diimbangi oleh adanya kondensasi yaitu

    perpindahan molekul udara ke dalam air. Dengan demikianproses evaporasi dan kondensasi terjadi bersamaan & terus

    menerus.

    Laju evaporasi adalah laju neto antara evaporasi dan

    kondensasi yang sebanding dengan perbedaan tekanan uap airdipermukaan air & tekanan uap air di udara di atasnya.

  • 7/22/2019 Bab Iiievaporasi

    6/33

    Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prose evaporasi

    1. Faktor meteorologis, meliputi : suhu, kelembaban(humadity), tekanan udara (barometer) dan angin.

    2. Faktor fisik/geografis, meliputi : kualitas air, bentuk, luas

    dan kedalaman air

  • 7/22/2019 Bab Iiievaporasi

    7/33

    Proses Transpirasi

    Definisi : penguapan air yang terserap tanaman

  • 7/22/2019 Bab Iiievaporasi

    8/33

    Pendekatan Teoritik

    Beberapa pendekatan teoritik yang digunakan dalam memperkirakan

    besaran evaporasi

    1. Persamaan Empirik (Empirical Equation)

    2. Keseimbangan air (Water Balance Method)

    3. Aerodynamic Method

    4. Energy Balance Method

    5. Combination Method

    6. Priestley- Taylor Method

  • 7/22/2019 Bab Iiievaporasi

    9/33

    SOI

    Keseimbangan Air (Water Balance Method)

    Secara teoritik, cara ini merupakan cara terbaik untuk menghitung

    besar evaporasi, karena semua unsur yg perlu diukur batasannya

    jelas.

    Dengan : I = masukan (Inflow)

    O = keluaran (outflow)

    S = perubahan tampungan (change in storage)

  • 7/22/2019 Bab Iiievaporasi

    10/33

    Cara Gabungan (Penman, dalam Chow, 1988)

    dengan :Er = laju penguapan dihitung dengan keseimbangan energi,Ea = laju penguapan dihitung dengan cara aerodinamik = gradien tekanan uap jenuh = tetapan psikometrik (psychometric constant)

    Cara aerodinamik baik, bila energiyang tersedia tidak terbatas.

    Cara keseimbangan energi memerlukan transport uap yang tidakterbatas.

    ar EEE

  • 7/22/2019 Bab Iiievaporasi

    11/33

    Pengukuran Evaporasi

    1.Panci Penguapan (Evaporation Pan)

    Harapannya :Laju penguapan terukur laju penguapan muka air luas

  • 7/22/2019 Bab Iiievaporasi

    12/33

    2.Atmometer

    Prinsip :

    Pengukuran penguapan melaluimedia berpori (porous media)

  • 7/22/2019 Bab Iiievaporasi

    13/33

    Hasil pengukuran Cumulative ET denganAtmometer dan hasil perhitungan dengan Penman

  • 7/22/2019 Bab Iiievaporasi

    14/33

  • 7/22/2019 Bab Iiievaporasi

    15/33

    3. Lysimeter

    Prinsip :

    Pengukuran perubahan kelengasan tanah

  • 7/22/2019 Bab Iiievaporasi

    16/33

    Peletakan Lysimeter

    http://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_10/AAAA/Lysimeter%20Installation_files/installation_fill_1.jpghttp://www.rickly.com/MI/IMAGES/LYSIMETE.JPG
  • 7/22/2019 Bab Iiievaporasi

    17/33

    INFILTRASI

    Proses Infiltrasi

    Pendekatan Teoritik

    Pengukuran Infiltrasi

    Konsep Indeks PHI

  • 7/22/2019 Bab Iiievaporasi

    18/33

    Proses Infiltrasiproses masuknya air kebawah permukaan tanah

    P

    Muka tanah

    Proses infiltrasi

  • 7/22/2019 Bab Iiievaporasi

    19/33

    Pendekatan Teoritik

    1. Persamaan Horton

    2. Persamaan Philip

    3. Metode Green-Ampt

  • 7/22/2019 Bab Iiievaporasi

    20/33

  • 7/22/2019 Bab Iiievaporasi

    21/33

    Persamaan Horton

  • 7/22/2019 Bab Iiievaporasi

    22/33

    fc

    tGAMBAR LIKU INFILTRASI DGN HUJAN TERPUTUS (INTERMITTEN)

  • 7/22/2019 Bab Iiievaporasi

    23/33

    Modifikasi Horton

    berlaku bila intensitas hujan kurang dari laju

    infiltrasi.

    secara umum :

    dtefcfodtfcfp tk

    tt

    ..)()(

    2

    1

    )(12

    t

    t

    dtfcfkfpfp

    tfcfkfp )(1

  • 7/22/2019 Bab Iiievaporasi

    24/33

    i

    f0

    GAMBAR MODIFIKASI HORTON

    t1 t2

  • 7/22/2019 Bab Iiievaporasi

    25/33

    2. Persamaan Phillip

    Infiltrasi kumulatif F(t) dapat didekatidengan :

    Laju infiltrasi

    tKtStF ..)( 21

    KtStf

    21

    ..2

    1

    )(

  • 7/22/2019 Bab Iiievaporasi

    26/33

    3. Persamaan Green-Ampt

    Laju infiltrasi f (t) dapat dinyatakandengan:

    Infiltrasi kumulatif F (t), dapat dihitungdengan:

    1

    )(

    ..)(

    tFKtf

    .)(1ln...)( tFtKtF

  • 7/22/2019 Bab Iiievaporasi

    27/33

  • 7/22/2019 Bab Iiievaporasi

    28/33

    Pengukuran Infiltrasi

    1. Single ring Infiltrometer

    2. Double ring infiltrometer

    4. Perkiraan dengan analisis hidrograf3. Rainfall Simulator

  • 7/22/2019 Bab Iiievaporasi

    29/33

    Pengukuran Infiltrasi

    1. Single ring infiltrometer

    berupa silender baja yang dimasukkan kedalamtanah dan dilengkapi dengan skala dalam mm dan

    hook gaugeuntuk mengukur penurunan muka airdalam rentang waktu tertentu. Data waktu yangdiperoleh dapat dibaca sebagai laju infiltrasi tiapsatuan waktu

  • 7/22/2019 Bab Iiievaporasi

    30/33

    Pengukuran Infiltrasi

    2. Double ring infiltrometer

    3. Rainfall Simulatorseperangkat alat pembuat hujan buatan yang dilengkapidg alat pengukur debitlaju infiltrasi f (i,q,tc, dp)Ket : i = intensitas hujan (mm/jam)

    q = debit (mm/jam)tc = tampungan cekungan (mm)dp = detensi permukaan (surface detention)

    hampir sama dengan single ringinfiltrometer, hanya saja digunakan duabuah silinder baja untuk menahan rembesanair ke arah horizontal dengan cara mengisiair pada ruang di antara dua silinder baja

  • 7/22/2019 Bab Iiievaporasi

    31/33

    KONSEP INDEKS PHI ()

    Kehilangan air akibat infiltrasi dihitung sebagai kehilangan

    tetap (constant loss). Cara ini misalnya dilakukan dengan andaian kehilangan tetap

    sebagai indeks (index).

    Gambar. Penetapan indeks

    index

    i

    t

    index

  • 7/22/2019 Bab Iiievaporasi

    32/33

    KONSEP INDEKS PHI ()

    Contoh kasus

    Pada suatu DAS dengan luas 411.67 km2, hujan terjadiselama 6 jam, berturut-turut sebesar 15 mm, 15 mm, 11.70mm, 5.70 mm, 0.45 mm,dan 0.15 mm. Hujan tersebut

    mengakibatkan terjadinya limpasan langsung (direct run off)sebesar 5113746.50 m3 . Tentukan index phi.

    Jawab :Kedalaman run off = 12.42 mm

  • 7/22/2019 Bab Iiievaporasi

    33/33

    t

    i

    15 15

    11.70

    5.70

    0.45

    0.15

    1 2 3 4 5 6

    indeks

    P = 51.7 mm

    Dari hasil trial diperoleh :

    mm76.93

    42.127.111515

    Cek dengan menghitung Peff :

    Peff 1 = 15 9.76 = 5.24

    Peff 2 = 15 9.76 = 5.24

    Peff 3 = 11.70 9.76 = 1.96

    = 12.42