BAB III YAI

16
BAB III Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini berisi tentang gambaran proyek studi, gambar rencana, lokasi rencana, flo wchart (di agr am alir) peny usunan peneli tia n, met ode analis is por tal sampai pada batasan-batasan masalah perencanaan 3.1. Perencanaan Proyek Studi !alam tugas akhir ini perencanaan bangunan industri struktur ba"a dibagi dalam # bagian, yaitu ruang produksi, dan ruang kantor Pada perencanaan ruang  produksi terdapat hoist crane didalamnya, dan pada ruang kantor ada bagian yang dibagi men"adi # lantai dengan me$$anine dan pelat bondeck sebagai penyangganya %ambunga n yang di pakai pada pere nca naan ban gunan indust ri menggun aka n sambungan baut dan las Arief &ukman ' ## *+

Transcript of BAB III YAI

8/16/2019 BAB III YAI

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-yai 1/16

BAB III Metode Penelitian

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang gambaran proyek studi, gambar rencana, lokasi

rencana, flowchart (diagram alir) penyusunan penelitian, metode analisis portal

sampai pada batasan-batasan masalah perencanaan

3.1. Perencanaan Proyek Studi

!alam tugas akhir ini perencanaan bangunan industri struktur ba"a dibagi

dalam # bagian, yaitu ruang produksi, dan ruang kantor Pada perencanaan ruang

 produksi terdapat hoist crane didalamnya, dan pada ruang kantor ada bagian yang

dibagi men"adi # lantai dengan me$$anine dan pelat bondeck sebagai penyangganya

%ambungan yang dipakai pada perencanaan bangunan industri menggunakan

sambungan baut dan las

Arief &ukman ' ## *+

8/16/2019 BAB III YAI

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-yai 2/16

8/16/2019 BAB III YAI

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-yai 3/16

BAB III Metode Penelitian

3.2. Rencana Lokasi

9encana lokasi yang akan digunakan pada tugas akhir ini adalah %erpong,

2angerang %elatan, Pro?insi Banten &okasi sangat menentukan dari koefisien gempa

Arief &ukman ' ## *@

• Penentuan !enah Potongan Proyek %tudi

• Penentuan .riteria Bahan

Perhitungan %truktur 

• Pelat &antai Pembebanan

Portal Ba"a

Input dengan Program

%2AA! Pro

utput

2idak aya !alam %ruktur 

M, &, / dan &endutan

Cek .elayakan %truktur 

• Analisa %ambungan

• Analisa Pondasi

ambar .er"a

8/16/2019 BAB III YAI

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-yai 4/16

BAB III Metode Penelitian

yang akan dipakai !an data tanah yang dipakai untuk fondasi memakai sampel

 boringlog, pada daerah %erpong yang sudah diu"i

!ata sampel boring log terlampir pada lampiran 3.4

3.3. Data rane

%truktur crane terdiri dari balok7gelagar yang melintang dan balok7gelagar 

yang meman"ang Crane yang digunakan adalah produksi dari !emag, dengan

rencana bentang balok7gelagar yang melintang + meter dan kapasitas beban angkat

crane 2on, "enis crane yang digunakan adalah electric overead travelling crane

dengan dou!le gelagar !o"

ambar << Perencanaan %truktur Crane

%truktur crane akan direncanakan seperti gambar diatas !ata-data perencanaan yang

akan digunakan adalah sebagai berikut1

> 4enis Crane 1 =lectric ?erhead 2ra?elling (=2) Crane

!ouble irder Crane .elas A

> .apasitas Angkat 1 2on

> Pan"ang Balok Crane 1 +m E ,5m F <:,5m

> Berat 2roli !an #oi$t  1 @< kg

> 4umlah 9oda 1 # roda per end truck dengan bentang + m

Arief &ukman ' ## *6

8/16/2019 BAB III YAI

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-yai 5/16

d

tw

b

tf 

d

BAB III Metode Penelitian

> 9el Cran 1 9el khusus untuk crane tipe no#

> Berat 9el Crane 1 <#,# kg7m

> !ata lainnya sesuai peraturan banguan yang digunakan

3.!. S"esi#ikasi Teknis

%pesifikasi teknis didapatkan berdasarkan hitungan struktur sesuai dengan

metode &oad 9esistance 3actor !esign (&93!) %/I <-6#:-##, 2ata Cara

Perencanaan %trtuktur Ba"a untuk Bangunan edung  Beberapa standar konstruksi

Indonesia menggunakan Ba"a Profil .ebutuhan konstruksi secara permanen, kokoh,

dan stabil secara kualitas men"adi prioritas utama terselenggaranya pembangunan

yang mapan Berikut ini adalah spesifikasi ba"a profil yang akan digunakan dansambungannya

Profil Wide Flange (WF) atau IWF

G3 biasa digunakan untuk 1 balok, kolom, tiang pancang, top bottom chord

member pada truss, composite beam atau column, kantile?er kanopi, dll

  Profil Kanal C

Biasa digunakan untuk 1 purlin (balok dudukan penutup atap), gording, girts

(elemen yang memegang penutup dinding misalnya metal sheet, dll), member 

 pada truss, rangka komponen arsitektural

Arief &ukman ' ## **

Contoh: WF. 700.300.13.24

  d b t tf 

!ala" #atuan "ili"eter 

tf 

tf 

8/16/2019 BAB III YAI

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-yai 6/16

tw

tf 

b

BAB III Metode Penelitian

Bondeck 

Bondek adalah bahan penulangan positif satu arah (tarik) berbentuk ba"a

gelombang dengan tebal berkisar 65 E mm yang kemudian dicor beton

untuklantai bangunan bertingkat

%pesifikasi1

• B/!=H dibuat dari ba"a bermutu tinggi, dengan mutu ba"a 55

atau tegangan leleh minimum 55 MPa (55 .g7Cm#)

• inc Coated1 merupakan lapisan seng dengan berat lapisan #gr7M#

• Berat persatuan luas 1 , .g7M# untuk ketebalan ,65 mm, Berat

 per satuan pan"ang 1 @@ .g7M#

• Pan"ang modul m &ebar modul m

%pandek 

!apat diinstalasi sebagai penutup dinding atau atap

Beton

Beton yaitu suatu campuran yang berisi pasir, krikil7 batu pecah7 agregat lain

yang dicampurkan men"adi satu dengan suatu pasta yang terbuat dari semen

Arief &ukman ' ## *:

Contoh: Kanal C. 1$0.7$.%.$.10

  d b t tf 

8/16/2019 BAB III YAI

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-yai 7/16

BAB III Metode Penelitian

dan air yang membentuk suatu masa yang sangat mirip seperti batu dapat

digunakan untuk membuat pondasi, balok, plat cangkang, plat lantai

%pesifikasi beton seperti fcJF#5 Mpa, <MPa, <5Mpa, +Mpa dll sesuai

kebutuhan dan peraturan

3.!.1 Sa$%un&an Baut

Baut  adalah alat sambung dengan batang bulat dan berulir, salah satu u"ungnya

dibentuk kepala baut (umumnya bentuk kepala segi enam ) dan u"ung lainnya

dipasang mur7pengunci

!alam pemakaian di lapangan, baut dapat digunakan untuk membuat konstruksi

sambungan tetap, sambungan bergerak, maupun sambungan sementara yang dapatdibongkar7dilepas kembali Bentuk uliran batang baut untuk ba"a bangunan pada

umumnya ulir segi tiga (ulir ta"am) sesuai fungsinya yaitu sebagai baut pengikat

%edangkan bentuk ulir segi empat (ulir tumpul) umumnya untuk baut-baut penggerak 

atau pemindah tenaga misalnya dongkrak atau alat-alat permesinan yang lain

 Jenis Baut

• Baut ;itam

Daitu baut dari ba"a lunak ( %t-<+ ) banyak dipakai untuk konstruksi ringan 7 sedang

misalnya bangunan gedung, diameter lubang dan diameter batang baut memiliki

kelonggaran mm

• Baut Pass

Arief &ukman ' ## :

8/16/2019 BAB III YAI

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-yai 8/16

BAB III Metode Penelitian

Daitu baut dari ba"a mutu tinggi (K%t-+# ) dipakai untuk konstruksi berat atau beban

 bertukar seperti "embatan "alan raya, diameter lubang dan diameter batang baut relatif 

 pass yaitu kelonggaran L , mm

'kuran Dia$eter Baut

ambar<+ 8kuran !iameter baut

(euntun&an Sa$%un&an Baut 

&ebih mudah dalam pemasangan7penyetelan konstruksi di lapangan

# .onstruksi sambungan dapat dibongkar-pasang

< !apat dipakai untuk menyambung dengan "umlah tebal ba"a K +d ( tidak

seperti paku keling dibatasi maksimum +d )

+ !engan menggunakan "enis Baut Pass maka dapat digunakan untuk 

konstruksi berat 7"embatan

Arief &ukman ' ## :

8/16/2019 BAB III YAI

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-yai 9/16

BAB III Metode Penelitian

)arak* )arak Baut Pada Sa$%un&an

• Banyaknya baut yang dipasang pada satu baris yang se"a"ar arah gaya, tidak 

 boleh lebih dari 5 buah

• 4arak antara sumbu buat paling luar ke tepi atau ke u"ung bagian yang

disambung, tidak boleh kurang dari ,# d dan tidak boleh lebih besar dari <d atau @ t

(t adalah tebal terkecil bagian yang disambungkan)

• Pada sambungan yang terdiri dari satu baris baut, "arak dari sumbu ke sumbu

dari # baut yang berurutan tidak boleh kurang dari #,5 d dan tidak boleh lebih besar 

dari 6 d

• 4ika sambungan terdiri dari lebih satu baris baut yang tidak berseling, maka

 "arak antara kedua baris baut itu dan "arak sumbu ke sumbu dari # baut yang

 berurutan pada satu baris tidak boleh kurang dari #,5 d dan tidak boleh lebih besar 

dari 6 d atau + t

Prinsi" '$u$ )arak* )arak Sa$%un&an Baut

d F tebal pk7baut

t F tebal batang ba"a utama

t F tebal plat penyambung

Arief &ukman ' ## :#

8/16/2019 BAB III YAI

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-yai 10/16

BAB III Metode Penelitian

Syarat (ea$anan Sa$%un&an 

2ebal plat penyambung F (t N t) lebih besar atau sama dengan tebal ba"a batang

utama (t)

2t ' ≥ t 

u F "arak u"ung F #d - <d

c F "arak tepi F ,5d - <d

s F "arak antar pk7baut F <d - 6d ( atau maksimum +t )

khusus untuk batang tekan FFFFFFFFK s F <d - +,5d( maks :t )

Prinsi"* "rinsi" Baut dari SNI

)arak

4arak antar pusat lubang pengencang tidak boleh kurang dari < kali diameter nominal

 pengencang 4arak minimum pada pelat harus melalui perhitungan struktur seperti

 pada %/I

• 4arak tepi minimum

4arak minimum dari pusat pengencang ke tepi pelat atau pelat profil harus memenuhi

spesifikasi dalam tabel1

Ta%e+ 3.1 4arak 2epi Minimum

2epi dipotong dengan

tangan

2epi dipotong dengan

mesin

2epi dipotong dengan

 potongan

,65 d b ,5 d b ,#5 d b

• 4arak tepi maksimum

Arief &ukman ' ## :<

8/16/2019 BAB III YAI

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-yai 11/16

BAB III Metode Penelitian

4arak dari pusat tiap pengencang ke tepi terdekat suatu bagian yang

 berhubungan dengan tepi yang lain tidak boleh lebih dari # kali tebal pelat

lapis luar tertipis dalam sambungan dan "uga tidak boleh melebihi 5 mm

3.!.2 Sa$%un&an Las

%ambungan las adalah sambungan antara dua logam dengan cara pemanasan, dengan

atau tanpa logam pengisi %ambungan ter"adi pada kondisi logam dalam keadaan

 plastis atau leleh %ambungan las banyak digunakan pada1 .onstruksi ba"a, .etel uap

dan tangki,

a 4enis E 4enis %ambungan &A%1

ambar <5 Pengelasan Busur /yala

) %ambungan %ebidang

%ambungan sebidang dipakai terutama untuk menyambung u"ung-u"ung plat datar 

dengan ketebalan yang sama atau hampir sarna .euntungan utama "enis sambungan

ini ialah menghilangkan eksentrisitas yang timbul pada sambungan lewatan tunggal

seperti dalam ambar <55(b) Bila digunakan bersama dengan las tumpul penetrasi

sempurna (full penetration groo?e weld), sambungan sebidang menghasilkan ukuran

sambungan minimum dan biasanya lebih estetis dari pada sambungan bersusun.erugian utamanya ialah u"ung yang akan disambung biasanya harus disiapkan

secara khusus (diratakan atau dimiringkan) dan dipertemukan secara hati-hati

sebelum dilas ;anya sedikit penyesuaian dapat dilakukan, dan potongan yang akan

disambung harus diperinci dan dibuat secara teliti Akibatnya, kebanyakan

Arief &ukman ' ## :+

8/16/2019 BAB III YAI

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-yai 12/16

BAB III Metode Penelitian

sambungan sebidang dibuat di bengkel yang dapat mengontrol proses pengelasan

dengan akurat

#) %ambungan &ewatan

%ambungan lewatan pada ambar <5 merupakan "enis yang paling umum

%ambungan ini mempunyai dua keuntungan utama1

• Mudah disesuaikan Potongan yang akan disambung tidak memerlukan ketepatan

dalam pembuatannya bila dibanding dengan "enis sambungan lain Potongan tersebut

dapat digeser untuk mengakomodasi kesalahan kecil dalam pembuatan atau untuk 

 penyesuaian pan"ang

• Mudah disambung 2epi potongan yang akan disambung tidak memerlukan persiapan

khusus dan biasanya dipotong dengan nyala (api) atau geseran %ambungan lewatan

menggunakan las sudut sehingga sesuai baik untuk pengelasan di bengkel maupun di

lapangan Potongan yang akan disambung dalam banyak hal hanya di"epit (diklem)

tanpa menggunakan alat pemegang khusus .adang-kadang potongan-potongan

diletakkan ke posisinya dengan beberapa baut pemasangan yang dapat ditinggalkan

atau dibuka kembali setelah dilas

• .euntungan lain sambungan lewatan adalah mudah digunakan untuk menyambung

 plat yang tebalnya berlainan

<) %ambungan 2egak 

4enis sambungan ini dipakai untuk membuat penampang bentukan (built-up) seperti

 profil 2, profil , gelagar plat (plat girder), pengaku tumpuan atau penguat samping

(bearing stiffener), penggantung, konsol (bracket) 8mumnya potongan yang

disambung membentuk sudut tegak lurus seperti pada ambar <5(c) 4enis

sambungan ini terutama bermanfaat dalam pembuatan penampang yang dibentuk dari

 plat datar yang disambung dengan las sudut maupun las tumpul

+) %ambungan %udut

Arief &ukman ' ## :5

8/16/2019 BAB III YAI

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-yai 13/16

BAB III Metode Penelitian

%ambungan sudut dipakai terutama untuk membuat penampang berbentuk boks segi

empat seperti yang digunakan untuk kolom dan balok yang memikul momen puntir 

yang besar

5) %ambungan %isi

%ambungan sisi umumnya tidak struktural tetapi paling sering dipakai untuk men"aga

agar dua atau lebih plat tetap pada bidang tertentu atau untuk mempertahankan

kese"a"aran (alignment) awal

a. Pembatasan Ukuran Las Sudut

 Tabel 3.2 Ukuran Minimum Las Sudut

 Tebal Pelat (t,mm) Paling

 Tebal

Ukuran Minimum Las Sudut

(a,mm)t ≤ 7

7<t ≤ 10

10<t <15

15<t 

3

!

"

Sedangkan #embatasan ukuran maksimum las sudut$

b. Untuk %&m#&nen dengan tebal ",mm,diambil setebal k&m#&nen

'. Untuk k&m#&nen dengan tebal ",mm atau lebi, diambil ,"mm

kurang dari tebal k&m#&nen

Pan*ang efektif las sudut adala seluru #an*ang las sudut

berukuran #enu dan #aling tidak arus em#at kali ukuran las, *ika

kurang maka ukuran las untuk #eren'anaan diangga# sebesar +

kali #an*ang efektif..

3., (e%i-akan '$u$ Pe$%e%anan

Arief &ukman ' ## :@

8/16/2019 BAB III YAI

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-yai 14/16

BAB III Metode Penelitian

Pembebanan yang dipikul struktur dan yang akan ditin"au dalam desain ini terdiri dari

Beban Mati (!), Beban ;idup akibat perawatan gedung (&a), Beban ;u"an (;) dan

Beban Angin (G) Beban E beban lain yang "uga dian"urkan untuk diperhatikan oleh

%/I < E 6#: E ## butir @## seperti beban gempa (=) dan beban hidup oleh

 penggunaan gedung atau beban-beban khusus (&) tidaklah ditin"au

Berikut ini adalah pen"elasan umum bagaimana setiap beban ditin"au dalam desain ini

dan membebani komponen E komponen struktur

• Beban Mati (!)

Beban mati adalah semua beban yang berasal dari bangunan dan7atau unsur 

 bangunan, termasuk segala unsur tambahan tetap yang merupakan satu

kesatuan dengannya Contoh unsur tambahan yang dimaksud adalah beban penutup atap yaitu plat bondek yang membebani gording sebagai beban

terbagi merata areal kemudian membebani gording sebagai beban terbagi

merata linear sehingga ditransfer pada sagrod sebagai beban aksial dan "uga

 beban plat yang membebani gird hori$ontal sebagai beban terbagi merata

linear dan ditransfer pada gird ?ertical sebagai beban aksial

• Beban ;idup (&&)

Beban hidup adalah semua beban tidak tetap dalam hal ini beban yang

ditimbulkan oleh orang yang berada di atap baik itu petugas pemadam

kebakaran dan peralatannya maupun petugas perbaikan dan perawatan atap

Beban ini dianggap sebagai beban terpusat membebani gording 8ntuk beban

hidup dapat dilihat pada lampiran Peraturan Pembebanan Indonesia 8ntuk 

edung :*< hal < (beban hidup pada atap bangunan) pasal <# ayat

dimana diperoleh beban hidup akibat orang yang berada di atap baik itu

 petugas pemadam kebakaran dan peralatannya maupun petugas perbaikan dan

 perawatan atap sebesar minimum kg dengan momen lentur yang di

hasilkan dapat dilihat pada perhitungan dibawah ini 1

- Menurut Peraturan Pembebanan Indonesia 8ntuk edung :*< berat

seorang peker"a F kg, dan +kg untuk &i?e &oad pada perencanaan

kantor

Arief &ukman ' ## :6

8/16/2019 BAB III YAI

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-yai 15/16

BAB III Metode Penelitian

• Beban ;u"an (;)

Beban ;u"an adalah beban akibat berat genangan dan aliran air hu"an pada

 penutup sebagaibeban merata areal selama turun hu"an lebat ke atas bangunan

.emudian beban ditransfer ke gording sebagai beban merata linear yang

kemudian di transfer pada sagrod sebagai beban aksial dan sebagai beban

terpusat yang diterima rafter Berikut perhitungan momen lentur 

 beban hu"an1

- !imana dapat dihitung dengan rumus Peraturan Pembebanan Indoensia

8ntuk edung :*< pasal <# ayat #a yaitu 1

(+-*O)kg7m# "adi diperoleh (+-*5) F # kg7m# karena hasil yang

diperoleh lebih besar dari # kg7m# maka untuk beban hu"an digunakan sesuaidengan an"uran Peraturan Pembebanan Indonesia 8ntuk edung :*< tidak 

 boleh lebih dari # kg7m#

• Beban Angin (G)

Beban angin adalah semua beban yang beker"a pada gedung atau bagian

gedung yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara Beban ini terdiri

dari tekanan angin positif (tiup) dan tekanan angin negatif (isapan) Beban

angin diidealisasikan sebagai beban terbagi merata areal dan berorientasi

tegak lurus bidang

8ntuk beban angin dapat dilihat pada Peraturan Pembebanan Indonesia 8ntuk 

edung :*<pada pasal +# ayat #,berdasarkan peraturan tersebut beban

angin ditentukan sesuai dengan "arak lokasi pembangunan hanggar 8ntuk 

lokasi %erpongber"arak lebih dari 5 km sesuai dengan syarat maka beban

angin yang digunakan untuk pembebanan struktur bangunan industri adalah

diambil maksimum + kg7m#

• Beban empa

!alam perencanaan suatu struktur bangunan (gedung, "embatan, dermaga, dan

sebagainya) beban gempa merupakan salah satu parameter beban yang paling

menentukan %ecara nyata hal ini dapat dilihat dari banyaknya kerusakan dan

kegagalan bangunan yang disebabkan bencana gempa bumi Banyaknya

Arief &ukman ' ## :*

8/16/2019 BAB III YAI

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-yai 16/16

BAB III Metode Penelitian

korban yang ber"atuhan "uga ikut mendorong para ahli untuk lebih

memperhatikan efek gempa dalam perencanaan

8ntuk merencanakan bangunan tahan gempa yang baik beberapa institusi

telah membuat pedoman dalam merencanakan beban gempa !i Indonesia, pedoman yang wa"ib digunakan saat ini untuk perencanaan beban gempa

adalah %/I <-6#@-##%/I <-6#@-## menentukan bahwa analisis beban gempa dapat dilakukan

dengan < prosedur, yaitu analisis gaya lateral eki?alen, analisis spektrum

respons ragam, dan prosedur riwayat respons seismik Penentuan prosedur 

analisis yang dapat digunakan bergantung pada kategori desain seismik 

struktur, sistem struktur, properti dinamis, dan keteraturan .etentuan

 prosedur analisis yang dii$inkan dapat dilihat pada 2abel %elain ketiga

 prosedur tersebut %/I memperbolehkan dilakukannya prosedur alternatif 

dengan persetu"uan pemberi i$in yang mempunyai kuasa hukum (%/I Pasal

6@)

3." Met&de nalsis P&rtal

P&rtal -ang digunakan #ada #eren'anaan bangunan industri

ini adala #&rtal gable, dan 'rane sebagai beban dinamis

didalamn-a. Peritungan struktur akan menggunakan bantuan

#r&gram analisa struktur ST. Pr&

Peren'anaan struktur menga'u #ada S% SNI 03-1729-2002,

Tata Cara Perencanaan Strtuktur Baja untuk Bangunan Gedung,

Badan Standar /asi&nal. da#un k&nse# -ang di#akai adala untuk

#eritungan bal&k, k&l&m, batang tekan dan batang tarik

menggunakan Met&de L01 (L&ad 0esistan'e 1a't&r esign) sesuai

#eraturan tersebut -ang suda di*elaskan #ada BB 2. Sedangkan

untuk #eritungan #&ndasi dan sl&&f menggunakan k&nse# S.

Arief &ukman ' ## ::