BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI ORGANISASI A ...

24
23 BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI ORGANISASI A. Pola komunikasi Kata pola dalam kamus besar bahasa Indonesia artinya bentuk atau sistem. 1 Cara atau benuk yang tetap sehingga pola dapat dikatakan sebagai contoh atau cetakan. Secara etimologis menurut onong uchjana Effendi “istilah komunikasi berasal dari perkataan inggris communication yang bersumber dari bahasa latin, communication berarti pemberitahuan atau pertukaran pikiran. Makna hakiki dari communication adalah communis yang berarti sama, atau kesamaan arti sama, atau kesamaan arti sama halnya dengan pengertian tersebut. 2 Sedangkan menurut Wilbur Schramm dalam uraiannya mengatakan bahwa definisi komunikasi berasal dari bahasa latin communis, common. Bilamana kita mengadakan komunikasi itu artinya kita mencoba untuk berbagi informasi,ide, atau sikap.Jadi esensi dari komunikasi adalah menjadikan si pengirim dapat berhubungan bersama dengan si penerima guna menyampaikan isi pesan tersebut. 3 1 Departemen pendidikan dan kebudayaan,” kamus besar bahasa Indonesia”,(Jakarta : balai pustaka, 1996),P.778 2 Onong Uchjana Effendi, spectrum komunikasi”, ( Bandung : Bandar maju, 1992), cet ke-1,P.4 3 T. A. Latief Rosyidi, “Dasar-dasar rethorika komunikasi dan informasi”, (medan: 1985),P.48.

Transcript of BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI ORGANISASI A ...

23

BAB III

TINJAUAN UMUM TENTANG KOMUNIKASI

ORGANISASI

A. Pola komunikasi

Kata pola dalam kamus besar bahasa Indonesia artinya bentuk atau

sistem.1 Cara atau benuk yang tetap sehingga pola dapat dikatakan

sebagai contoh atau cetakan.

Secara etimologis menurut onong uchjana Effendi “istilah

komunikasi berasal dari perkataan inggris communication yang

bersumber dari bahasa latin, communication berarti pemberitahuan

atau pertukaran pikiran. Makna hakiki dari communication adalah

communis yang berarti sama, atau kesamaan arti sama, atau kesamaan

arti sama halnya dengan pengertian tersebut.2

Sedangkan menurut Wilbur Schramm dalam uraiannya

mengatakan bahwa definisi komunikasi berasal dari bahasa latin

communis, common. Bilamana kita mengadakan komunikasi itu artinya

kita mencoba untuk berbagi informasi,ide, atau sikap.Jadi esensi dari

komunikasi adalah menjadikan si pengirim dapat berhubungan

bersama dengan si penerima guna menyampaikan isi pesan tersebut.3

1 Departemen pendidikan dan kebudayaan,” kamus besar bahasa

Indonesia”,(Jakarta : balai pustaka,1996),P.778 2 Onong Uchjana Effendi, “spectrum komunikasi”, ( Bandung : Bandar maju,

1992), cet ke-1,P.4 3 T. A. Latief Rosyidi, “Dasar-dasar rethorika komunikasi dan informasi”,

(medan: 1985),P.48.

24

B. Organisasi

1. Pengertian Organisasi

Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa yunani yang

berarti alat. Pengertian organisasi telah banyak di sampaikan ahli, dan

pada dasarnya tidak ada perbedaan yang prinsip. Sebagai bahan

perbandingan, berikut ini adalah sebagian pendapat mereka.

a. Chester I. Barnard (1938), dalam bukunya “The Executive

Funcition”’ mengatakan bahwa, Organisasi adalah system kerja

sama antara dua orang atau lebih” (Organitation as a system of

cooperatives of two more person).

b. James D. Mooney mengatakan “Organitation is the form of

every human assoccation of the attainment of common purpose”

(Organisasi adalah setiap bentuk kerja sama untuk tujuan

bersama).

c. Menurut Dimock, “Organitation is the systematic bringing

together of interdependentpart to form a unified whole through

which authority, coordination, and control may be exercised to

achive a given purpose” (Organisasi adalah perpaduan secara

sistematis bagian-bagian yang saling bergantung/berkaitan untuk

membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan,

koordinasi, dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang

telah di tentukan).

d. Robbins, S.P., (1986) “Organization is a consciously

coordinated social units, composed of two or more people, that

function on arelatively continuous basis to achieve a common

goal or set of goals” Organisasi adalah suatu system yang terdiri

25

dari pola aktivitas kerja sama yang dilakukan secara teratur dan

berulang ulang oleh sekelompik orang untuk mencapai suatu

tujuan (Gitosundarmo, I., dkk., 1997).

Berdasarkan defenisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa

sekumpulan orang dapat di katakan sebagai organisasi jika

memenuhi empat unsur pokok (Sopian, 2008), yaitu:

a. Organisasi itu merupakan system;

b. Adanya suatu pola aktivitas;

c. Adanya sekelompok orang;

d. Adanya tujuan yang telah di tetapkan;

Sedangkan dari perspektif administrasi dan menejemen, dalam

setiap organisasi selalu ada seseorang atau beberapa orang yang

bertanggung jawab untuk mengoordinasikan sejumlah orang yang

bekerja sama dengan segala aktivitas dan fasilitasnya. Dalam banyak

hal orang yang bertanggung jawab tersebut harus mengoordinasikan

beragam kegiatan sekumpuilan orang yang lazimnya mempunyai

kepentingan berbeda. Ketentuan-ketentuan yang seharusnya di setujui

bersama, sering tidak di ketahui oleh semuanya dan bahkan mungkin

terpaksa di setujui. Hal ini jelas terluhat dalam organisasi yang besar

seperti depertemen, di lingkungan pemerintahan, perusahaan Negara,

pemerintah daerah, dan sebaginya. Dengan perkataan lain, pengertian

organisasi menjadi makin kompleks, strukturnya menjadi rumit, dan

tingkat formalitas menjadi makin besar. Semua itu pada akhirnya akan

26

sangat mempengaruhi setiap orang yang bekerjasama dalam organisasi

demikian.4

Organisasi didefenisikan sebagai “suatu kumpulan (atau

system) individu yang bersama-sama, melalui hirarki pangkat dan

pembagian kerja, berusaha mencapai tujuan tertentu.

Pada awal revolusi industri, ditemukan bahwa organisasi dapat

memberi hasil lebih banyak bila individu dimungkinkan melakukan

spesialisasi melalui suatu pembagian kerja, daripada jika setiap orang

menyelesaikan suatu produk sendirian seperti yang di lakukan para

perajin selama berabad-abad. Sebagai contoh klasik, sebuah pabrik

menhasilkan peniti dengan kecepatan dua puluh peniti per orang per

hari secara tradisional. Setelah karyawan dikelompokkan dalam dalam

belas operasi spesifik yang berbeda-bed, setiap orang dapat

menghasilkan 4.800 peniti ( dengan kualitas sebanding ) per orang per

hari.5

Untuk mencapai sasaran dan tujuan, di perlikan suatu perangkat

yang mampu memenej gerakan. Dalam hal ini, di perlukan suatu

organisasi, sehingga gerakan dan aktivitas oergtanisasi dapat berhasil

memenuhi sasaran dan tujuan yang hendak di capai.

Organisasi mempunyai dua pengertian, yaitu

4 Prof. Dr. H. Hendi Suhendi, M.Si dan Drs. Sahya Anggara, M.si., “Perilaku

Organisasi” (Bandung: Pustaka Setia, 2010) Cet. Ke 1, P.22-23 5 Dr. Deddy Mulyana, M.A dan Gembirasari, “Humman Communication:

Konteks-konteks Komunikasi” (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 1996 s.d 2001) Cet.

Ke 2, P. 164-165

27

1. Organisasi sebagai kesatuan susunan yang mempunyai fungsi

mencapai suatu tujuan.

2. Organisasi sebagai unsur atau elemen kesatuan susunan, yang

mempunyai fungsi mengatur persoalan intern.

Untuk mencapai tujuannya, organisasi harus berjalan dan dapat

melakukan fungsinya. Hal ini akan terlaksana, abila unsur-unsur

kesatuan dapat bekerja baik, baik sebagai bagian tersendiri,

maupun dalam hubungan dengan unsur-unsur yang lain atau

dalam kesatuan fungsi.

Secara umum organisasi atau institusi di Indonesia dapat

dikolompokkan kedalam dua bagian besar, yaitu

a. Organisasi formal ialah sebagai organisasi yang strukturasinya,

eksistensi formal atau statusnya diakui baik oleh kalangan luar

maupun kalangan dalam. Di kelompokan organisasi formal ini,

berdasarkan kegiatan utama dan himpunan anggotanya dapat

dikelompokkan lagi menjadi yang berciri vertical atau horizontal,

integral atau sektoral.

b. Organisasi non formal ialah organisasi atau ikatan jama’ah yang

mempunyai ciri-ciri;

1) Ikatan anggota dengan organisasi bersifat tidak formal. Ikatan ini

hanya karena ide atau kegiatan saja.

2) Kepemimpinanya bersifat fungsional.

3) Jama’ahnya bersifat terbuka, heterogen dan nonafilatif.

Organisasi nonformal mempunyai ciri sektoral atau territorial.

28

Dari uraian di atas , dapat kita ketahui bahwa organisasi yaitu

usaha dan gerakan yang di lakukan oleh orang banyak dan

mempunyai susunan yang teratur untuk mencapai tujuan dengan

cara yang baik dan tepat.6

Satu hal yang terpenting dalam suatu organisasi ialah tidak

terjadi dualisme kepemimpinan, dengan tujuan semua pekerjaan

yang di lakukan oleh anggota organisasi bersumber dan

bertumpu pada satu kepemimpinan.7

2. Elemen-elemen organisasi

Organisasi sangat bervariasi ada yang sangat sederhana ada

juga yang sangat kompleks. Maka untuk membantu kita memahami

organisasi tersebut perhatikanlah model berikut yang menggambarkan

elemen dasar dari organisasi dan saling keteerkaitansatu elemen harus

bersifat dinamis, pujian dan kritikan harus ditanggapi dengan

denganelemen lainnya.

a. Struktur sosial

Struktur sosial adalah pola atau aspek hubungan yang ada

antara partisipan di dalam suatu organisasi. Struktur sosial dapat

dipisahkan menjadi dua komponen yaitu struktur normatif dan

struktur tingkah laku. Struktur normatif menyangkut nilai, norma

dan peranan yang diharapkan. Nilai adalah kriteria yang digunakan

dalam memilih tujuan tingkah laku. Sedangkan norma adalah aturan

6 Drs. Samsul Munir Amin, M.A. “Ilmu Dakwah” ( Jakarta: Amzah,2013 ) Ed.

1, Cet. 2. P. 132-133 7 Samsul Munir Amin, “ilmu Dakwah”…P.232

29

umum mengenai tingkah laku membentuk norma-norma

sebagaimana halnya norma membentuk tingkah laku.

b. Partisipan

Partisipan adalah individu-individu yang memberikan

kontribusi kepada organisasi. Semua individu berpartisipasi lebih

dari pada satu organisasi dan keterlibatannya pada masing-masing

organisasi tersebut sangat bervariasi. Misalnya, seorang karyawan

pada suatu perusahaan adalah anggota organisasi dari perkumpulan

perusahaannya, juga anggota dari perkumpulan agamanya, anggota

dari masyarakat dan organisasi lainnya. Sifat dari kepribadian dari

seorang partisipan juga akan bervariasi dari suatu organisasi kepada

organisasi lainnya, tergantung kepada tipe dan peranan dalam

organisasi tersebut.

c. Tujuan

Konsep tujuan organisasi adalah yang paling penting dan

kontroversial dalam mempelajari organisasi. Ahli analisis

mengatakan bahwa tujuan sangat diperlukan dalam memahami

organisasi, yang lainnya mengatakan apakah tujuan terbentuk suatu

fungsi lain dari pada membenarkan tindakan yang lalu. Kemudian

ahli tingkah laku menjelaskan bahwa individu-individu yang

mempunyai tujuan, organisasi tidak.

d. Teknologi

Yang dimaksud dengan teknologi adalah penggunaan mesin-

mesin atau perlengkapan mesin juga pengetahuan teknik dan

keterampilan partisipan. Tiap-tiap organisasi mempunyai teknologi

30

dalam melakukan pekerjaannya. Beberapa organisasi memproses

materi input atau masukan dalam membangun perlengkapan

perangkat keras (hard ware). Organisasi lainnya memproses orang,

hasil produksinya menghasilkan individuindividu yang

berpengetahuan, yang terampil atau individu yang lebih sehat.

e. Lingkungan

Sebagai organisasi berada pada keadaan fisik tertentu,

teknologi, kebudayaan dan lingkungan sosial, terhadap mana

organisasi tersebut harus menyesuaikan diri. semua tergantung pada

lingkungan yang lebih besar untuk dapat untuk hidup, tetapi

pekerjaan sekarang menitik beratkan kepada limgkungan hidup.

3. Ciri-Ciri Organisasi

Tiap organisasi disamping mempunyai elemen yang umum

juga mempunyai karakteristik yang umum, yaitu:

a. Dinamis, yaitu terbuka terus menerus mengalami perubahan

b. Memerlukan informasi

c. Mempunyai tujuan

d. Terstruktur

Organisasi memang bijak untuk kemajuan organisasi. Untuk

mempermudah dalam koordinasi dibutuhkan struktur organisasi agar

ada pembagian kerja yang jelas sehingga roda organisasi dapat

berputar.8

8 Dr. Arni Muhammad, komunikasi Organisasi,(Jakarta:PT. Bumi

Aksara,2007), cet. Ke-8, P, 23.

31

C. Pengertian Komunikasi Organisasi

1. Pengertian Komunikasi Organisasi

Organisasi adalah studi tentang bagaimana orang-orang yang

bekerja di dalam organisasi berkomunikasi dalam konteks organisasi;

serta interaksi dan pengaruh antara struktur organisasi dengan

pengorganisasian.9

Menurut Redding dan Sanborn yang dikutip oleh Arni

Muhammad dalam buku komunikasi organisasi, menurut mereka”

komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi

dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk dengan bidang ini

adalah komunikasi internal, komunikasi upward, dan lain-lain.10

Komunikasi organisasi adalah komunikasi yang terjadi

dilingkungan organisasi atau dalam lingkungan system sosial tertentu

yang merupakan kelompok independen dalam mencapai tujuan-tujuan

yang telah di tetapkan. Sedangkan unit analisanya adalah struktur

organisasi itu sendiri. Sementara itu, yang di pelajari adalah proses dan

pola-pola komunikasi yang terjadi di dalamnya. Hokum dan fungsi-

fungsi komunikasi pada umumnya tetap berlaku untuk ranah

organisasional ini.11

9 Prof.Dr. Alo Liliweri, M.S., Sosiologi dan Komunikasi Organisasi,(Jakarta:

PT. Bumi Aksara,2014),Cet. Ke.1,P.365 10 Arni Muhammad, komunikasi organisasi,…P. 65 11

Drs. H. Pawit M Yusup,M.S. “ilmu informasi, komunikasi, dan

kepustakaan”,(Jakarta: Bumi Aksara,2014),Ed. 1, Cet. 3, P. 166

32

Berbeda dengan Redding dan Sanborn, dalam buku komunikasi

organisasi karya R. Wayne Pace dan Don F. Faules menjabarkan

bahwa definisi komunikasi organisasi dapat dilihat dari sudut pandang

yaitu Definisi Subjektif dan definisi Objektif. Keduanya memiliki ciri

khas masing masing.

Komunikasi dalam prespektif subjektif adalah perilaku

pengorganisasian yang terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat

dalam proses itu bertransaksi dan memberi makna atas apa yang

terjadi. Pada prespektif ini yang ditekankan adalah proses penciptaan

makna atas interaksi yang menciptakan, memelihara, dan mengubah

organisasi.

Sedangkan dalam definisi objektif adalah kegiatan penanganan

pesan yang terkandung dalam suatu batas organisasi. Pada prespektif

ini yang lebih ditekankan pada komunikasi sebagai suatu alat yang

memungkinkan orang beradaptasi dengan lingkungan mereka.12

Hampir sama dengan Redding dan Sanborn, Joseph Devito

yang dikutip oleh Arni Muhammad, dalam buku komunikasi organisasi

menyatakan bahwa” komunikasi organisasi adalah pengiriman dan

penerimaan pesan baik dalam organisasi di dalam kelompok formal

maupun informal organisasi”

Dari ketiga pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

komunikasi organisasi adalah suatu proses komunikasi yang kompleks,

12 R. Wayne Pace dan Don F. faules, Komunikasi Organisasi, ( Bandung:

Rosdakarya, 2006), P.33

33

komunikasi tersebut dapat menimbulkan pengertian yang sama

sehingga dapat mewujudkan organisasi tersebut.13

2. Arus Informasi Dalam Organisasi

Bila pesan mengalir melalui jalur resmi yang ditentukan

hirarki resmi organisasi atau oleh fungsi pekerjaan maka pesan

itu menurut jaringan komunikasi foemal. Pesan dalam jaringan

komunikasi formal biasanya mengalir dari atas kebawah atau

dari bawah ke atas atau dari tingkat yang sama atau secara

horizontal. Ada tiga bentuk utama dari arus pesan dalam

jaringan komunikasi formal yang mengikuit garis komunikasi

yang digambarkan dalam struktur organisasi yaitu :

Dalam berkomunikasi terdapat arus informasi yang perlu

diperhatikan, untuk itu akan di bahas berdasarkan tempat dimana

khalayak sasaran berada, yaitu:

1. Komunikasi vertikal( downward communication)

Komunikasi vertikal adalah arah arus komunikasi yang

terjadi dari atas ke bawah (downward communication) atau

komunikasi ke bawah dalam organisasi berarti bahwa informasi

mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka

yang berotoritas lebih rendah. pimpinan menyampaikan pesan

kepada bawahan. alur ini memiliki fungsi sebagai berikut:

13

, M. Burhan bungin, sosiologi komunikas,…P.276-277

34

Pemberian atau penyampaian intruksi kerja, bentuknya perintah,

arahan, penerangan, manual kerja, uraian tugas.14

Untuk menyampaikan informasi kepada bawahan dapat

dilakukan dengan berbagai metode. Pace (1989) mengemukakan

empat klasifikasi metode yaitu : metode lisan, tulisan, gambar

dan campuran.15

Ada lima jenis informasi yang biasa di komunikasikan

dari atasan kepada bawahan:

1. informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaan

2. informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan

pekerjaan

3. informasi mengenai kebijakan dan prakti-praktik oeganisasi

4. informasi mengenai kinerja pegawai

5. informasi mengembangkan rasa memiliki tugas

para pegawai diseluruh tingkat dalam organisasi merasa perlu

di beri informasi. Kualitas dan kuantitas informasi harus

tinggi agar dapat membuat keputusan yang bermanfaat dan

cermat. Menejemen puncak harus memiliki informasi untuk

semua unit. Aliran informasi dan menejemen puncak yang

turun ketingkat operatif merupakan aktivitas

berkesinambungan dan sulit.16

14 Arni Muhammad, komunikasi organisasi,…p.107 15 Arni Muhammad, komunikasi organisasi,…p.114 16 R. Wayne Pace dan Don F. faules, Komunikasi Organisasi,…p.184-186

35

2. Komunikasi ke atas (upward communication)

Yang dimaksud dengan komunikasi ke atas adalah pesan yang

mengalir dari bawahan kepada atasan atau dari tingkat yang

lebih rendah kepada tingkat yang lebih tinggi.

3. Komunikasi Horizontal

Komunikasi horizontal yaitu informasi yang terjadi

secara mendatar atau sejajar di antara para pekerja dalam satu

unit atau pertukaran pesan diantara orang-orang yang sama

tingkatan otoritasnya di dalam organisasi. Pesan mengalir

menurut fungsi dalam organisasi diarahkan secara horizontal.

Pesan ini biasanya berhubungan dengan tugas-tugas atau tujuan

kemanusiaan seperti koordinasi, pemecahan masalah,

penyelesaian konflik dan saling memberikan informasi.

Tujuan dari arus informasi ini antara lain.

a. Mengkoordinasikan pekerjaan tugas

b. Bertukar informasi dalam rencana dan kegiatan

c. Mengatasi masalah

d. Mendapatkan pemahaman bersama.

e. Memusyawarahkan, negosiasi, dan menengahi

perbedaan.

f. Membangun dukungan interpersonal.

Dalam penerapan jalur komunikasi horizontal banyak

cara yang digunakan para karyawan, misalnya percakapan pada

saat istirahat, percakapan, melalui telephone, menggunakan

36

memo, dengan diadakannya rapat diantara para karyawan yang

sejajar kedudukannya, dan lain-lain.17

3. Iklim Komunikasi Organisasi

Iklim komunikasi dan organisasi merupakan hal yang perlu

menjadi perhatian seorang pemimpin organisasi karena factor tersebut

banyak sedikitnya ikut mempengaruhi kepada tingkah laku karyawan.

Untuk dapat menciptakan iklim komunikasi dan organisasi yang baik

perlu memahami kedua hal tersebut serta keadaan karyawan.18

“istilah

“Iklim” disini merupakan kiasan(metafora). Kiasan adalah bentuk

ucapan yang didalamnya suatu istilah atau frasejelas artinya dalam

situasi yang berbeda yang bertujuan menyatakan suatu kemiripan.

Contohnya: tempat ini di rumah sendiri, nyaman, suasananya

kekeluargaan, meskipun perbandingan Figuratif, perbandingan tersebut

memberi informasi mengenai ini, struktur, dan arti situasi baru

tersebut.

Dalam menelaah iklim komunikasi organisasi, kita harus

memilah terlebih dahulu apa itu iklim komunikasi dan iklim organisasi.

Kedua bentuk iklim tersebut saling mempengaruhi satu sama lain.

Untuk pertama-tama akan dibahas terlebih dahulu iklim komunikasi.

Iklim komunikasi merupakan gabungan dari persepsi-persepsi

suatu evaluasi makro mengenai peristiwa komunikasi, perilaku

manusia, respon terhadap pegawai, harapan-harapan, konflik-konflik

antarpersonal dan kesempatan bagi pertumbuhan dan organisasi

17 Arni Muhammad, komunikasi Organisasi,…p.121. 18 Arni Muhammad, komunikasi organisasi,…P.82

37

tersebut. Iklim komunikasi berbeda dengan iklim organisasi dalam arti

iklim komunikasi meliputi persepsi-persepsi mengenai pesan-pesan

dan peristiwa yang berhubungan dengan pesan-pesan dan peristiwa

yang berhubungan dengan pesan yang terjadi dalam organisasi.

Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa iklim

komunikasi berhubungan dengan persepsi- persepsi anggota

perusahaan terhadap informasi dan peristiwa yang terjadi. Dengan

begitu jika komunikasi berjalan positif diantara anggota, maka akan

timbul suasana kerja yang penuh dengan persaudaraan, para anggota

perusahaan berkomunikasi secara terbuka, rileks, ramah tamah, dengan

anggota lain. Hal ini dengan sendirinya dapat meningkatkan kinerja

mereka. Sedangkan iklim komunikasi negative dapat menyebabkan

saling curiga dan tertutup antar karyawan.

Sebenarnya pengertian iklim organisasi belum ada kesepakatan

yang sama dari para ilmuwan. Menurut penulis hal ini dikarenakan

iklim organisasi sangat kompleks cakupan pembahasannya, karena

mencakup semua unsur dasar organisasi yaitu anggota, pekerjaan,

praktik-praktik yang berhubungan dengan pengelolaan, struktur dan

pedoman.

Namun dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa iklim

organisasi yang terbentuk dari perpaduan unsur-unsur organisasi yang

dapat mempengaruhi kinerja anggota organisasi.

Dari perjalanan iklim komunikasi dan iklim organisasi di atas,

ditemukan kesamaan diantara keduanya, yaitu sama-sama dapat

38

mempengaruhi kinerja anggota organisasi. setelah kita menelaah iklim

organisasi komunikasi dan iklim organisasi, maka kita akan membahas

secara keseluruhan yaitu iklim komunikasi organisasi. Menurut

Falcionone yang dikutip oleh Wayne Pace dan Don F.Faules dalam

buku komunikasi organisasi menjelaskan bahwa:

Iklim komunikasi organisasi adalah suatu citra makro, abstrak

dan gabungan dari suatu fenomena global yang disebut komunikasi

organisasi. Kita mengasumsikan bahwa iklim berkembang dari

interaksi antara sifat-sifat itu. Iklim dipandang sebagai suatu kualitas

pengalaman subjektif yang berasal dari persepsi atas karakter-karakter

yang relatif langgeng pada organisasi.19

Ada hubungan yang sirkuler antar iklim organisasi dengan

iklim komunikasi. Tingkah laku komunikasi mengarahkan pada

perkembangan iklim, diantaranya iklim organisasi. Iklim organisasi di

pengaruhi oleh bermacam-macam cara anggota organisasi bertingkah

laku dan berkomunikasi. Iklim komunikasi yang penuh persaudaraan

mendorong para anggota organisasi berkomunikasi secara terbuka,

rileks, ramah tamah dengan anggota yang lain. Sedangkan iklim yang

negative menjadikan anggota tidak berani berkomunikasi secara

terbuka dan penuh rasa persaudaraan.

Untuk mengetahui iklim komunikasi organisasi

dapat mengkaji teori Charles Redding yang dikutip oleh

Arni Muhammad dalam buku komunikasi organisasi yang

19 R. Wayne Pace dan Don F. faules, Komunikasi Organisasi,...P. 146-149

39

mengemukakan lima dimensi penting dari iklim organisasi

yaitu:

a. Supportivennes atau bawahan mengamati bahwa

hubungan komunikasi mereka dengan atasan

membantu mereka membangun, dan menjaga

perasaan diri berharga, dan penting.

b. Partisipasi membuat keputusan.

c. Kepercayaan, dapat dipercaya, dan dapat

menyimpan rahasia.

d. Keterbukaan, dan keterusterangan.

e. Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat mana

tujuan kinerja dikomunikasikan dengan jelas

kepada anggota organisasi

Supportiveness dapat dibagi lagi menjadi beberapa

kategori, menurut Gibb yang dikutip oleh Soleh Soemirat,

dkk dalam buku komunikasi organisasional bahwa”

tingkah laku komunikasi tertentu dari anggota organisasi

mengarahkan kepada iklim supportiveness. Di antara

tingkah laku tersebut adalah sebagai berikut:

1. Deskripsi, anggota organisasi menfokuskan pesan

mereka kepeda kejadian yang diamati dari pada

evaluasi secara subjektif atau emosional.

2. Orientasi masalah, anggota organisasi menfokuskan

komunikasi mereka kepada pemecahan kesulitan secara

bersama.

3. Spontanitas, anggota organisasi berkomunikasi dengan

sopan dalam merespons situasi yang terjadi

40

4. Empati, anggota organisasi memperlihatkan perhatian

dan pengertian terhadap anggota lainnya

5. Kesamaan, anggota organisasi memperlakukan anggota

yang lain sebagai teman dan tidak menekankan kepada

kedudukan dan kekuasaan.

6. Provisionalism, anggota organisasi bersifat fleksibel

dan menyesuaikan diri pada situasi komunikasi yang

berbeda.20

D. Kepemimpinan

1. Pengertian Kepemimpinan

Di dalam kamus bahasa inggris-indonesia yang di tulis oleh

Jhon M. Echolis dan hasan Shadaly, kata leadership artinya

kepemimpinan, yang berasal dari kata kerja lead yang artinya

memimpin. Leader diterjemahkan sebagai pemimpin atau tokoh. Setiap

menulis mendefenisikan Leadership sesuai dengan perpektif dan

orientasi tulisannya masing-masing. Sehingga sampai di penghujung

abad ke-20, belum ada defenisi yang betul-betul baku. Walaupun

demikian, sebagian besar penulis-penulis tersebut mengungkapkan

kepemimpinan adalah suatu seni dan mengarahkan cara berfikir,

bersipak dan bertindak orang yang di pimpinnya sedemikian rupa

sehingga bertujuan pencapaian visi organisasi.21

Kepemimpinan atau leadership sering dianggap sebagai inti

dari menejemen. Keberhasilan suatu organisasi atau lembaga

20 Arni Muhammad, komunikasi organisasi,…P.85-86 21

Eko Maulana Ali Suroso, “Kepemimpinan Integratif Brebasis ESQ”

(Jakarta: Bars Media Komunikasi,2004), Cet.ke-1, P.20

41

pemerintahan pada dasarnya bertumpu pada pimpinan atau menejer di

dalam memimpin. Seorang pimpinan harus bisa mementingkan

kepentingan organisasi atau lembaga yang di pimpinnya. Seorang

pemimpin dalam memimpin sifatnya tidak memaksa. Dia menjadi

teladan dan sebagai pendorong bagi yang di pimpin untuk mencapai

tujuan yang digariskan. Jika kepemimpinan atau leadership diartikan

suatu proses untuk mempengaruhi tindakan kelompok yang

terorganisir untuk mencapai penyelesaian, demikian juga sebagai

pengarah organisasi atau orang-orang dibawahnya agar mereka para

pengikut menerima dengan kemauannya untuk diarahkan dan diawasi

oleh pimpinan tersebut.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kepemimpinan

adalah tenaga-tenaga professional dimana mereka yang mempunyai

ciri-ciri atau nilai-nilai pribadi pimpinan dan keahlian memimpin

(leadership and managerial skill). Seorang pemimpin harus mempunyai

nilai-nilai kepemimpinan dan kemauan serta keahlian menejemen.

Sebab dua hal tersebut merupakan dua syarat yang harus dimiliki

seorang pemimpin. Pemimpin yang bergerak di bidang lapangan apa

saja barulah dapat dikatakan sebagai pemimpin yang efektif bilamana

dua syarat tersebut terpenuhi.22

Sedangkan menurut robbins, seperti yang di kutip oleh

Sudarwan Danim dan Suparno, kepemimpinan adalah memengaruhi

kelompok kearah pencapaian tujuan.”Owens mendefenisikan

kepemimpinan sebagai suatu interaksi antara satu pihak sebagai yang

22

Samsul Munir Amin, “ilmu Dakwah”… P.229-230

42

memimpin dengan pihak yang di pimpin.”sedangkan,James Lipham

seperti yang di ikuti oleh M. Ngalim Purwanto, mendefenisikan

kepemimpinan adalah permulaan dari suatu struktur atau prosedur baru

untuk mencapai tujuan-tujuan dan sasaran oorganisasi atau untuk

mengubah tujuan-tujan dan sasaran organisasi.

Dari beberapa defenisi kepemimpinan tersebut dapat di

simpulkan bahwa kepemimpinan adalah suatu kegiatan memengaruhi

orang lain agar orang tersebut mau bekerja sama (mengolaborasi-

mengolaborasi potensinya) untuk mencapai tujuan yang telah di

tetapkan. Kepemimpinan juga sering di kenal sebagai kemampuan

untuk memperoleh consensus anggota organisasi untuk melakukan

menejemen agar organisasi tercapai.23

2. Klasifikasi gaya kepemimpinan

Kepemimpinan adalah komunikasi yang secara positif

mempengaruhi untuk bergerak kearah tujuan (cragan dan wright,1980:

73). Seorang pemimpin dapat ditunjuk atau muncul stelah proses

komunikasi. Apaun yang terjadi, kepemimpinan adalah factor yang

paling menentukan keefektifan komunikasi. Tidak mungkin disini kita

membicarakan seluruh aspek kepemimpinan, yang dibahas secara

mendalam baik secara psikologi sosial maupun menejemen. Cukuplah

di sini dijelaskan secara singkat hubungan berbagai gaya

kepemimpinan dengan ke efektifan kelompok.

23

Abd. Wahab dan Umiarso, “kepemimpinan pendidikan dan kecerdasan

spiritual” (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,2011), Cet. Ke 1, P.89

43

Klasifikasi gaya kepemimpinan yang klasik dilakukan oleh

white dan Lippit (1960). Mereka menyebutkan tiga gaya

kepemimpinan:

a. Otoriter, Kepemimpinan otoriter ditandai dengan keputusan dan

kebijakan yang seluruhnya di tentukan oleh pemimpin. Menurut

Gordon kepemimpinan otoriter, lebih cenderung mencerminkan

gambaran tentang manusia yang negative, pesimis, dan

mengecilkan hati. Pemimpin otoriter dalam penelitian Lewin,

Lippitt, dan White mengeksploitir ketergantungan pengikutnya

dengan cara menentukan kebijaksanaan kelompok dalam tanpa

berkonsultasi terlebih dulu pada anggota kelompok, dengan

mendikte tugas pada kelompok, mnenmpatkan pada prosedur

dalam mencapainya, menguji dan mengkritik anggota kelompok

secara subjektif serta menganut sikap mengambil jarak dan

formal. Komunikaasi dalam kelompok tersebut pada dasarnya

dilakukan melalui pemimpin; para anggota tidak di anjurkan

untuk berkomunikasi secara langsung satu sama lain.

kepemimpinan otoriter menimbulkan permusuhan, agresi, dan

sekaligus prilaku submifis. Di sini, tampak lebih banyak

ketergantungan dan kurang kemandirian, disamping adanya

kekecewaan yang tersembunyi.

b. Demokratis, pandangan seorang pemimpin yang demokratis

terhadap orang lain lebih optimis dan positif daripada pandangan

pimpinan otoriter. Ia berpendapat orang mampu mengarahkan

diri sendiri dan berusaha menyajikan kepada pengikut-

pengikutnya suatu kesempatan untuk tumbuh, berkembang, dan

44

bertindak sendiri (self-actualization). Dalam penelitian Lewin,

Lipit, dan White, pemimpin demokratis mendukung komunikasi

diantara para anggota kelompok dengan cara mendorong mereka

untuk menentukan sendiri kebijaksanaan dan kegiatan kelompok.

Pemimpin berbuat demikian dengan cara mengajukan beberapa

sasaran dan prosedur alternative, memperkenankan anggota

untuk memilih sendiri pasangan dalam bekerja, memuji dan

mengkritik anak-anank muda secara objektif dan kritis serta

dengan meminta sasaran. Adalah suatu hal yang paling penting

untuk dicatat bahwa pemimpin demokratis tidak perlu berkurang

kekuasaannya dibandingkan seorang pemimpin otoriter. Mereka

semata-mata menggunakan kekuasaan untuk disebar dan bukan

untuk membatasi tanggung jawab serta untuk menciptakan

suasana yang saling mendukung dan saling menghormati, jadi

bukan menimbulkan ketidak percayaan dan kecurigaan diantara

sesame anggota.

Kepemimpinan demokratis menampilkan pemimpin

yang mendorong dan membantu anggota kelompok untuk

membicarakan dan memutuskan semua kebijakan.

Kepemimpinan demokratis terbukti paling efesien dan

menghasilkan kuantitas kerja yang lebih tinggi daripada

kepemimpinan otoriter. Di dalamnya terdapat lebih banyak

kemandirian dan persahabatan. Dari segi kemunikasi, white dan

lippit menunjukkan bahwa pemimpin demokratis cenderung

tidak seberapa banyak meberikan saran, mempunyai disiplin

diri, tidak kritis dan bersikap objektif dalam hubungannya

dengan anggota-anggota kelompok. Pemimpin otokratis

45

cenderung banyak memberikan perintah, berkuasa untuk

menyetujui dan memuji orang, dan pada umumnya agak kritis.

c. Laissez fair, pada dasarnya menunjukkan suatu pola pengabaian

yakni dimana pemimpin yang di pilih atau tokoh berwenang

dalam suatu kelompok berusaha menghindari suatu tanggung

jawab terhadap para pengikutrnya. Orang dewasa yang bertindak

sebagi pemimpin laissez faire dalam penelitian Lewin, Lippitt,

dan White menghindari partisipasi dan menganut suatu sikap

yang tak acuh terhadap anak-anak di dalam kelompok mereka.

Mereka menyediakan materi dan informasi hanya apabila

diminta dan jarang bahkan tidak samam sekalli memberi pujian

dan kritik.

Selama ini kepemimpinan laissez faire tidak pernah mendapat

perhatian sebesar yang diberikan pada gaya kepemimpinan

otoriter dan demokratis sebagaimana yang di uraikan dan diteliti

oleh Lewin, Lippitt, dan White. Gaya kepemimpinan “otoriter”

dan “demokratis” mewakili sisi yang berlawanan dari sejumlah

gaya kepemimpinan, dan gaya-gaya tersebut merupakan gaya

yang lebih sering disebut dalam pembahasan tentang pola-pola

kepemimpinan.

Kepemimpinan laissez faire memberikan kebebasan

penuh bagi kelompok untuk mengambil keputusan individual

dngan partisipasi pemimpin yang minimal. Pemimpin laissez

faire hanya memiliki kelebihan dalam menyampaikan informasi

saja. Penelitian-penelitian berikutnya tidak menunjukkan

keterangan yang konsisten. Kepemimpinan ototriter dapat lebih

46

produktif pada situasi teretentu daripada kepemimpinan

demokratis.24

Cecil gibb (1969) menyimpulkan syarat-syarat yang

menentukan apakah gaya kepemimpinan tertentu bersifat

produktif. Menurut Gibb, kepemimpinan demokratis paling

efektif bila

1) Tidak ada anggota yang merasa dirinya lebih mampu mengatasi

persoalan daripada kelompok yang lain.

2) Bila metode komunikasi yang tepat belum diketahui atau tidak

dipahami.

3) Bila semua anggota kelompok berusaha mempertahankan hak-

hak individual mereka.

4) Sebaliknya kepemimpinan otoriter akan efektif apabiala:

5) Kecepatan dan efesiensi pekerjaan lebih penting daripada

perundingan, misalnya dalam situasi darurat.

6) Situasinya begitu baru sehingga mereka tidak tahu apa yang

harus mereka lakukan, dan memerlukan pengarahan dari

pemimpin.

24

Alvin A. Goldberg. Carl E. Larson, “komunikasi kelompok: proses-proses

diskusi dan penerapannya” (Jakarta: universitas Indonesia (UI-Press) 1985), Cet. Ke-

1, P. 161-162