BAB III TINJAUAN TEORI Tanggal Pengkajian : 12 Januari...

29
BAB III TINJAUAN TEORI Tanggal Pengkajian : 12 Januari 2009 A. Identitas Pasien Nama : Sdr. A Umur : 25 Tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Suku / Bangsa : Jawa Pendidikan : MTS Pekerjaan : Buruh Status : Belum menikah Alamat : Tempuran Rt 2 Rw 1, Demak Bangsal : Graha Hudowo (Ruang V11) Tanggal Masuk : 10 Januari 2009 No RM : 038197 Diagnosa Medis : Skizofrenia Paranoid Penanggung Jawab Nama : Tn. S Alamat : Tempuran Rt 2 Rw 1, Demak Jenis Kelamin : Laki-laki

Transcript of BAB III TINJAUAN TEORI Tanggal Pengkajian : 12 Januari...

Page 1: BAB III TINJAUAN TEORI Tanggal Pengkajian : 12 Januari ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sriwahyuni... · A mempunyai afek yang labil dimana saat dilakukan ...

BAB III

TINJAUAN TEORI

Tanggal Pengkajian : 12 Januari 2009

A. Identitas Pasien

Nama : Sdr. A

Umur : 25 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Suku / Bangsa : Jawa

Pendidikan : MTS

Pekerjaan : Buruh

Status : Belum menikah

Alamat : Tempuran Rt 2 Rw 1, Demak

Bangsal : Graha Hudowo (Ruang V11)

Tanggal Masuk : 10 Januari 2009

No RM : 038197

Diagnosa Medis : Skizofrenia Paranoid

Penanggung Jawab

Nama : Tn. S

Alamat : Tempuran Rt 2 Rw 1, Demak

Jenis Kelamin : Laki-laki

Page 2: BAB III TINJAUAN TEORI Tanggal Pengkajian : 12 Januari ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sriwahyuni... · A mempunyai afek yang labil dimana saat dilakukan ...

Pekerjaan : Buruh

Hubungan dengan Pasien : Ayah Pasien

B. Alasan Masuk

Sdr. A dibawa ke RSJD Dr Amino Gondohutomo Semarang karena

dirumah sering mengamuk, mengancam dan memukul orang jika merasa sebel

yaitu memukul tetangganya. Selain itu Sdr. A juga sering menyendiri dan

jarang mengikuti kegiatan dalam masyarakat. Saat pasien mengamuk,

keluarga sudah mencoba memperingatkan dan memisah karena keluarga sudah

terbiasa dengan perilaku Sdr. A jika kambuh. Karena alasan itulah keluarga

memutuskan memasukkan Sdr. A ke RSJD Dr Amino Gondohutomo

Semarang berdasarkan musyawarah keluarga.

C. Faktor Predisposisi

1. Riwayat Penyakit Dahulu

Sdr. A pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu dan dirawat di

rumah sakit jiwa yang sama yaitu RSJD Dr Amino Gondohutomo

Semarang yang keempat kalinya. Pertama kali dirawat pada tahun 1994,

kemudian masuk lagi tahun 1997, 1998 dan 2009. Sdr. A pernah

mengalami aniaya fisik di masa lalu karena pernah mengambil barang

dijalan sehingga dimassa oleh orang banyak. Pengobatan sebelumnya

kurang berhasil karena Sdr. A tidak pernah kontrol saat obat habis dengan

alasan tidak punya dana.

Page 3: BAB III TINJAUAN TEORI Tanggal Pengkajian : 12 Januari ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sriwahyuni... · A mempunyai afek yang labil dimana saat dilakukan ...

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Dalam keluarga Sdr. A tidak ada yang mengalami sakit seperti ini.

Hubungan Sdr. A dengan keluarga dan tetangga mulai merenggang karena

± dalam satu minggu yang lalu Sdr. A sering mengamuk hingga memukul

orang, bicara sendiri, sering keluyuran dan sering tidur malam. Riwayat

asma, hipertensi, diabetus mellitus dan penyakit keturunan lain disangkal

oleh pasien dan keluarga. Pengalaman masa lalu yang tidak

menyenangkan adalah saat ibunya meninggal dunia. Sdr. A merasa

terpukul atas kepergian ibunya.

Masalah Keperawatan : Perilaku Kekerasan

D. Faktor Presipitasi

Tanda – tanda vital pada tanggal 13 Januari 2009

1. Keadaan umum pasien : TD : 130/100 mmHg

N : 80x/ menit

S : 36,50C

RR : 20x/ menit

BB : 50 kg

TB : 174 cm

2. Pemeriksaan fisik pada tanggal 13 Januari 2009

Rambut : warna hitam, kotor, berminyak

Mata : konjunctiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Hidung : bersih, tidak ada kelainan

Page 4: BAB III TINJAUAN TEORI Tanggal Pengkajian : 12 Januari ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sriwahyuni... · A mempunyai afek yang labil dimana saat dilakukan ...

Telinga : bersih, tidak ada discharge

Mulut : mukosa mulut lembab, tidak ada sariawan, tidak bau

mulut

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe

Dada : simetris, pengembangan paru kanan dan kiri sama, tidak

ada keluhan nyeri dada

Abdomen : bentuk datar, tidak ada ascites

Ekstrimitas : tidak ada kelemahan atau kekakuan anggota gerak

atas maupun bawah, kuku panjang dan hitam

Kulit : kering, berdaki

3. Pemeriksaan laboratorium pada tanggal 14 Januari 2009

Hb : 12 gr% Kolesterol : 140

GDS : 90 mg/dl Trigliserid : 69

Ureum : 23,2 mg/dl Protein total : 5,9

Creatinin : 0,98 mg/dl Asam urat : 4,88

SGOT : 15 U/L SGPT : 15 U/L

Albumin : 4,40

Masalah keperawatan :Defisit perawatan diri

Page 5: BAB III TINJAUAN TEORI Tanggal Pengkajian : 12 Januari ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sriwahyuni... · A mempunyai afek yang labil dimana saat dilakukan ...

E. Psikososial

1. . Genogram:

Keterangan :

: Laki – laki

: Perempuan

: Meninggal

: Anggota Keluarga

: Pasien

Sdr. A tinggal serumah dengan ayah, satu adik perempuan dan dua

adik laki-lakinya. Ibu dan adik laki-lakinya yang terkecil telah meninggal

dunia sejak lama. Sdr. A merupakan tulang punggung keluarga untuk

memenuhi kehidupan sehari-hari. Dalam keluarga tidak ada yang

menderita gangguan jiwa.

Page 6: BAB III TINJAUAN TEORI Tanggal Pengkajian : 12 Januari ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sriwahyuni... · A mempunyai afek yang labil dimana saat dilakukan ...

2. Konsep Diri

a. Gambaran Diri

Sdr. A mengatakan bahwa dirinya menyukai seluruh bagian tubuhnya

tanpa membeda-bedakan satu dengan yang lainnya.

Masalah Keperawatan : -

b. Identitas Diri

Pasien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang laki-laki dewasa dan

seorang kakak yang harus menuntun adik-adiknya agar jadi orang yang

berguna.

Masalah Keperawatan : -

c. Peran

Didalam keluarganya Sdr. A berperan sebagai seorang kakak bagi adik-

adiknya dan sebagai tulang punggung keluarga dalam membantu

perekonomian keluarganya dengan bekerja untuk mengumpulkan

uang.

Masalah Keperawatan : -

d. Ideal Diri

Sdr. A adalah seorang lelaki yang mempunyai kemampuan untuk

bekerja dan membantu perekonomian keluarga. Selain itu Sdr. A

mengatakan ingin membahagiakan keluarganya.

Masalah Keperawatan : -

Page 7: BAB III TINJAUAN TEORI Tanggal Pengkajian : 12 Januari ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sriwahyuni... · A mempunyai afek yang labil dimana saat dilakukan ...

e. Harga Diri

Sdr. A mengatakan pernah dihina oleh tetangganya sehingga Sdr. A

merasa malu. Meskipun begitu Sdr. A mengatakan bahwa dalam hidup

memang seperti itu, ada rasa iri dan saling menghina.

Dan saat ditanya tentang bagian tubuhnya yang paling disukai adalah

semua anggota tubuhnya tanpa terkecuali.

Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah

3. Hubungan Sosial

a. Orang yang berarti

Sdr. A mengatakan bahwa orang yang paling berarti bagi dirinya adalah

semua anggota keluarganya.

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat

Sdr. A jarang mengikuti kegiatan yang diadakan oleh masyarakat seperti

kerja bakti ataupun kegiatan lainnya.

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Sdr. A tidak mudah bergaul dengan orang lain dan lebih sering menyendiri

daripada berinteraksi dengan orang lain.

4. Spritual

a. Nilai dan Keyakinan

Didalam keluarganya Sdr. A mempunyai nilai-nilai dan keyakinan yang

harus ditaati dalam kehidupan sehari-hari. Sdr. A dan keluarga menganut

agama islam dan taat dalam beribadah.

Page 8: BAB III TINJAUAN TEORI Tanggal Pengkajian : 12 Januari ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sriwahyuni... · A mempunyai afek yang labil dimana saat dilakukan ...

b. Kegiatan Beribadah

Sebelum dirawat di RSJD Dr Amino Gondohutomo Semarang Sdr. A taat

dalam beribadah seperti sholat lima waktu dan sering mengaji dirumah.

Setelah dirawat di RSJD Dr Amino Gondohutomo Semarang, Sdr. A jarang

melakukan kegiatan ibadah seperti sholat.

Masalah Keperawatan : Disstres Spiritual

F. Status Mental

1. Penampilan

Pasien berpakaian kurang rapi dan agak kotor, tapi setelah mandi pasien

terlihat lebih rapi dan bersih.

Masalah Keperawatan : Sindroma Defisit keperawatan diri

2. Pembicaraan

Saat dilakukan pengkajian pasien berbicara cepat dan jelas. Selain itu

pasien mampu memulai pembicaraan dan menjawab pertanyaan dari

perawat.

Masalah keperawatan : -

3. Aktivitas Motorik

Pasien terlihat gelisah tetapi masih dalam tahap normal

Masalah keperawatan : -

4. Alam Perasaan

Saat dilakukan pengkajian dan ditanya, Sdr. A lebih sering tertawa dan saat

perawat bertanya, bagaimana perasaan Sdr. A hari ini ? pasien menjawab

Page 9: BAB III TINJAUAN TEORI Tanggal Pengkajian : 12 Januari ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sriwahyuni... · A mempunyai afek yang labil dimana saat dilakukan ...

“saya ceria dan gembira”.

Masalah keperawatan : -

5. Afek

Sdr. A mempunyai afek yang labil dimana saat dilakukan pengkajian

pasien mampu mengendalikan emosinya.

Masalah keperawatan : -

6. Interaksi selama Wawancara

Saat dilakukan pengkajian dengan interview langsung pada Sdr. A pasien

menunjukkan sikap kooperatif pada perawat dan kontak mata terjaga.

Masalah keperawatan : -

7. Persepsi

Halusinasi :

Sdr. A tidak mengalami halusinasi pendengaran, penglihatan, perabaan,

pengecapan, maupun penglihatan.

Masalah keperawatan : -

8. Proses Pikir

Sdr. A tidak mengalami gangguan pada proses pikirnya saat dilakukan

pengkajian. Dalam pembicaraan tidak ada pengulangan – pengulangan

ataupun pembicaraan yang berputar – putar dan gangguan proses pikir

yang lainnya.

Masalah keperawatan : -

9. Isi Pikir

Sdr. A tidak mengalami gangguan pada isi pikir seperti obsesi,

Page 10: BAB III TINJAUAN TEORI Tanggal Pengkajian : 12 Januari ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sriwahyuni... · A mempunyai afek yang labil dimana saat dilakukan ...

depersonalisasi, fobia, ide yang terkait, hipokondria, ataupun magis dan

juga waham.

Masalah keperawatan : -

10. Tingkat Kesadaran

Tingkat kesadaran Tn. A bingung dan mengalami disorientasi tempat saat

pertama kali datang di RSJD Dr. Amino Gondo Hutomo Semarang.

Masalah Keperawatan : -

11. Memori

Sdr. A tidak mengalami gangguan daya ingat jangka panjang, pendek, daya

ingat saat ini.

Masalah keperawatan : -

12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung

Sdr. A mampu berkonsentrasi dengan baik dan mampu berhitung

sederhana. Saat ditanya pengurangan pasien mampu menjawab benar.

Masalah keperawatan : -

G. Kebutuhan Persiapan Pulang

1. Makan

Sdr. A makan atas inisiatif sendiri tanpa bantuan dari perawat bahkan

pasien mampu mencuci alat makannya sendiri.

2. BAB / BAK

Sdr A BAB dan BAK di kamar mandi (WC), tanpa bantuan dari perawat.

Page 11: BAB III TINJAUAN TEORI Tanggal Pengkajian : 12 Januari ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sriwahyuni... · A mempunyai afek yang labil dimana saat dilakukan ...

3. Mandi

Sdr. A mandi atas inisiatif sendiri. Mandi dua kali sehari yaitu pagi dan

sore hari tanpa bantuan perawat.

4. Berpakain / berhias

Dalam berpakaian atau berhias, Sdr. A tidak membutuhkan bantuan dari

perawat. Pasien ganti baju sekali dalam sehari.

5. Kebersihan diri

Sdr. A mampu merawat kebersihan dirinya sendiri tanpa bantuan perawat

seperti mandi, gosok gigi dan ganti pakaian meskipun kadang harus

disuruh terlebih dahulu.

6. Istirahat dan Tidur

Sebagian besar waktu pasien setiap harinya digunakan untuk istirahat dan

tidur.

Sdr. A tidur siang mulai pukul 13.00 sampai jam 15.00 Sore dan tidur

malam mulai pukul 21.00 sampai 05.00 pagi. Kegiatan sebelum dan

sesudah tidur hanya digunakan Sdr. A untuk nonton TV dan santai.

7. Penggunaan Obat

Dalam penggunaan obat diberikan oleh perawat dan pasien mampu

meminum obatnya sendiri.

H. Aspek Medik

1. Diagnosa Medik : Skizofrenia Paranoid

2. Terapi Medik pada tanggal 15 Januari 2009

Page 12: BAB III TINJAUAN TEORI Tanggal Pengkajian : 12 Januari ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sriwahyuni... · A mempunyai afek yang labil dimana saat dilakukan ...

Clorpromazine 2 x 100 mg per hari

Halopenidol 2 x 5 mg per hari

Trihexiphenidyl 2 x 5 mg per hari

ECT 5 x ( setiap hari selasa dan kamis )

3. Rehabilisasi : Melatih ketrampilan dalam bidang pertukangan

I. Analisa Data

No Hari/ Tanggal Data Masalah TT1. Senin, 12 Januari

2009

Data Subyektif :

- Sdr. A mengatakan pernah

memukul tetangganya kerena

orangnya pelit dan sering

menghina hingga membuat

sebel Sdr. A sebel

- Sdr. A mengatakan pernah

memukul adik laki-lakinya

karena emosi dengan

tetangganya

Data Obyektif :

- Nada suara tinggi

- Otot tegang

- Muka merah

- Mata melotot

- Tangan mengepal

Perilaku kekerasan

2. Selasa, 13 Januari

2009

Data Subyektif :

- Sdr. A mengatakan kalau sebel

sering mengumpat

- Sdr. A akan memukul adiknya

saat Sdr. A sebel

Data Obyektif :

- Pandangan mata tajam

- Tampak mudah tersinggung

- Otot tegang

Resiko tinggi

menciderai diri sendiri,

orang lain dan

lingkungan

3. Rabu, 14 Januari Data Subtektif : Harga Diri Rendah

Page 13: BAB III TINJAUAN TEORI Tanggal Pengkajian : 12 Januari ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sriwahyuni... · A mempunyai afek yang labil dimana saat dilakukan ...

2009 - Sdr. A mengatakan pernah

dihina oleh tetangganya

sehingga Sdr. A kadang merasa

malu

- Sdr. A mengatakan lebih senang

menyendiri daripada ngobrol

dengan orang lain

Data Obyektif :

- Kontak mata kurang

- Sering menyendiri

J. Daftar Masalah Keperawatan

1. Perilaku Kekerasan

2. Resiko tinggi menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

3. Harga Diri Rendah

K. Pohon Masalah

Resiko tinggi menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Perilaku Kekerasan

Harga Diri Rendah

L. Daftar Diagnosa Keperawatan

Page 14: BAB III TINJAUAN TEORI Tanggal Pengkajian : 12 Januari ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sriwahyuni... · A mempunyai afek yang labil dimana saat dilakukan ...

1. Perilaku kekerasan

2. Resiko tinggi menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

3. Harga diri rendah

M. Intervensi

Hari/ Tanggal No.

Diagnosa

Perencanaan

TTTujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

Senin, 12

Januari 2009

1 TUM : Pasien dapat

mengontrol perilaku

kekerasan

TUK :

1. Pasien

dapat membina

hubungan saling

percaya

1. Setelah satu

2. kali pertemuan pasien

menunjukkan tanda-

tanda percaya kepada

perawat :

1.1 Wajah cerah,

tersenyum

1.2 Mau berkenalan

1.3 Ada kontak mata

1.4 Bersedia

menceritakan

perasaannya

1. Bina

hubungan saling percaya

dengan :

1.1 Memberi

salam setiap berinteraksi

1.2 Perkenalkan nama,

nama panggilan perawat

dan tujuan perawat

berinteraksi

1.3 Tanyakan dan panggil

nama kesukaan pasien

1.4 Tunjukkan sikap empati,

jujur dan menepati janji

setiap kali berinteraksi

1.5 Tanyakan

perasaan pasien dan

masalah yang dihadapi

pasien

1.6 Buat kontrak interaksi

yang jelas

1.7 Dengarkan dengan

penuh perhatian

ungkapan perasaan

Page 15: BAB III TINJAUAN TEORI Tanggal Pengkajian : 12 Januari ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sriwahyuni... · A mempunyai afek yang labil dimana saat dilakukan ...

pasienSelasa, 13

Januari 2009 1 2. Pasien

dapat mengidentifikasi

penyebab perilaku

kekerasan yang

dilakukannya

2. Setelah dua kali

pertemuan pasien

menceritakan penyebab

perilaku kekerasan yang

dilakukannya :

2.1 Menceritakan

penyebab perasaan

jengkel/ kesal baik

dari diri sendiri

maupun

lingkungannya

2. Bantu pasien

mengungkapkan perasaan

marahnya :

2.1 Motivasi pasien untuk

menceritakan penyebab

rasa kesal atau

jengkelnya

2.2 Dengarkan tanpa

menyela atau memberi

penilaian setiap

ungkapan perasaan

pasienSelasa, 13

Januari 2009 1 3. Pasien dapat

mengidentifikasi

tanda-tanda perilaku

kekerasan

3. Setelah dua

kali pertemuan pasien

menceritakan tanda-tanda

saat terjadi perilaku

kekerasan

3.1 Tanda fisik : mata

merah, tangan

mengepal, ekspresi

tegang dll

3.2 Tanda emosional :

perasaan marah,

jengkel, bicara kasar

3.3 Tanda sosial :

bermusuhan yang

dialami saat terjadi

perilaku kekerasan

3. Bantu pasien

mengungkapkan tanda-

tanda perilaku kekerasan

yang dialaminya :

3.1 Motivasi pasien

menceritakan kondisi

fisik (tanda-tanda fisik)

saat perilaku kekerasan

terjadi

3.2 Motivasi pasien

menceritakan kondisi

emosinya (tanda-tanda

emosional) saat terjadi

perilaku kekerasan

3.3 Motivasi pasien

menceritakan kondisi

hubungan dengan

oranglain (tanda-tanda

sosial) saat terjadi

perilaku kekerasanRabu, 14

Januari 2009 1 4. Pasien

dapat mengidentifikasi

4. Setelah tiga kali

pertemuan pasien

4. Diskusikan dengan pasien

perilaku kekerasan yang

Page 16: BAB III TINJAUAN TEORI Tanggal Pengkajian : 12 Januari ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sriwahyuni... · A mempunyai afek yang labil dimana saat dilakukan ...

jenis perilaku

kekerasan yang pernah

dilakukannya

menjelaskan :

4.1 Jenis-jenis ekspresi

kemarahan yang

selama ini telah

dilakukannya

4.2 Perasaannya saat

melakukan

kekerasan

4.3 Efektivitas cara yang

dipakai dalam

menyelesaikan

masalah

dilakukannya selama ini :

4.1 Motivasi pasien

menceritakan jenis-

jenis tindak kekerasan

4.2 Motivasi pasien

menceritakan perasaan

pasien setelah tindak

kekerasan tersebut

terjadi

4.3 Diskusikan apakah

dengan tindak

kekerasan yang

dilakukannya masalah

yang dialami teratasi

Rabu, 14

januari 2009 1 5. Pasien

dapat mengidentifikasi

akibat perilaku

kekerasan

5. Setelah tiga

kali pertemuan pasien

menjelaskan akibat

tindak kekerasan yang

dilakukannya :

5.1 Diri sendiri : luka,

dijauhi teman

5.2 Orang lain/ keluarga :

luka, tersinggung,

ketakutan dll

5.3 Lingkungan : barang

atau benda rusak dll

5. Diskusikan

dengan pasien akibat negatif

(kerugian) cara yang

dilakukannya pada :

5.1 Diri sendiri

5.2 Orang lain/ keluarga

5.3 Lingkungan

Kamis, 15

Januari 2009 1 6. Pasien

dapat mengidentifikasi

cara konstruktif dalam

mengungkapkan

kemarahan

6. Setelah empat

kali pertemuan pasien :

6.1 Menjelaskan cara-

cara sehat

mengungkapkan

marah

6. Diskusi dengan

pasien :

6.1 Apakah pasien mau

mempelajari cara baru

mengungkapkan marah

yang sehat

6.2 Jelaskan berbagai

alternatif pilihan untuk

Page 17: BAB III TINJAUAN TEORI Tanggal Pengkajian : 12 Januari ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sriwahyuni... · A mempunyai afek yang labil dimana saat dilakukan ...

mengungkapkan marah

selain perilaku

kekerasan yang

diketahui pasien

6.3 Jelaskan cara-cara

sehat untuk

mengungkapkan marah

6.3.1 Cara fisik :

tarik nafas, pukul

bantal atau kasur,

olahraga

6.3.2 Verbal :

mengungkapkan

bahwa dirinya

sedang kesal

kepada orang lain

6.3.3 Sosial :

latihan asertif

dengan orang

lain

Spiritual :

sembahyang/

doa, dzikir,

mediasi, dsb

sesuai keyakinan

agamanya

masing-masingKamis, 15

Januari 2009 1 7. Pasien

dapat

mendemonstrasikan

cara mengontrol

perilaku kekerasan

7. Setelah empat

kali pertemuan pasien

memperagakan cara

mengontrol perilaku

kekerasan :

7.1 Fisik : tarik nafas

dalam, memukul

bantal atau kasur

7.2 Verbal :

7.1 Diskusikan cara

yang mungkin dipilih dan

anjurkan pasien memilih

cara yang mungkin untuk

mengungkapkan

perasaannya.

7.2 Latih pasien

memperagakan cara yang

dipilih :

Page 18: BAB III TINJAUAN TEORI Tanggal Pengkajian : 12 Januari ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sriwahyuni... · A mempunyai afek yang labil dimana saat dilakukan ...

mengungkapkan

perasaan kesal atau

jengkel pada orang

lain tanpa menyakiti

7.3 Spiritual : dzikir atau

doa, mediasi sesuai

agamanya.

7.2.1 Peragakan

cara melaksanakan

cara yang dipilih

7.2.2 Jelaskan

manfaat cara

tersebut

7.2.3 Anjurkan

pasien menirukan

peragaan yang sudah

dilakukan

7.2.4 Beri

penguatan

pada pasien,

perbaiki cara yang

masih belum

sempurnaJum’at, 16

Januari 2008 1 8. Pasien

mendapat dukungan

keluarga untuk

mengontrol perilaku

kekerasan

8. Setelah satu kali

pertemuan keluarga :

8.1 Menjelaskan cara

merawat pasien

dengan perilaku

kekerasan

8.2 Mengungkapkan

rasa puas dalam

merawat pasien

8.1 Diskusikan

pentingnya peran serta

keluarga sebagai

pendukung pasien untuk

mengatasi perilaku

kekerasan

8.2 Diskusikan

potensi keluarga untuk

membantu pasien

mengatasi perilaku

kekerasan

8.3 Jelaskan

pengertian, penyebab,

akibat dan cara – cara

merawat pasien perilaku

kekerasan yang dapat

dilaksanakan oleh

keluarga.

8.4 Peragakan cara Merawat

pasien (menangani

Page 19: BAB III TINJAUAN TEORI Tanggal Pengkajian : 12 Januari ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sriwahyuni... · A mempunyai afek yang labil dimana saat dilakukan ...

perilaku kekerasan)

8.5 Beri

kesempatan

keluarga untuk

memperagakan ulang

8.6 Beri pujian

kepada keluarga setelah

peragaan

8.7 Tanyakan

perasaan keluarga setelah

mencoba cara yang

dilatihkanSabtu, 17

Januari 2009 1 9. Pasien

menggunakan obat

sesuai program yang

telah ditetapkan

9.1 Setelah lima

kali pertemuan pasien

menjelaskan :

9.1.1 Manfaat

minum obat

9.1.2 Kerugian

tidak minum

obat

9.1.3 Nama obat

9.1.4 Bentuk dan

warna obat

9.1.5 Dosis yang

diberikan

kepadanya

9.1.6 Waktu

pemakaiannya

9.1.7 Cara pemakaian

9.1.8 Efek

yang dirasakan

9.2 Setelah lima

kali pertemuan pasien

menggunakan obat

sesuai program.

9.1 Jelaskan

manfaat menggunakan

obat secara teratur dan

kerugian jika tidak

menggunakan obat

9.2 Jelaskan

kepada pasien :

9.2.1 Jenis obat ( nama,

warna dan bentuk

obat)

9.2.2 Dosis yang tepat

untuk pasien

9.2.3 Waktu

pemakaian

9.2.4 Cara

pemakaian

9.2.5 Efek yang akan

dirasakan pasien

9.3 Anjurkan pasien

9.3.1 Minta dan

menggunakan obat

tepat waktu

9.3.2 Lapor ke perawat

atau dokter jika

Page 20: BAB III TINJAUAN TEORI Tanggal Pengkajian : 12 Januari ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sriwahyuni... · A mempunyai afek yang labil dimana saat dilakukan ...

mengalami efek

yang tidak biasa

Page 21: BAB III TINJAUAN TEORI Tanggal Pengkajian : 12 Januari ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sriwahyuni... · A mempunyai afek yang labil dimana saat dilakukan ...

Senin, 19

Januari 2009

2 TUM : pasien memiliki

konsep diri yang positif.

TUK :

1. Pasien dapat

membina hubungan

saling percaya

dengan perawat

1. Setelah enam kali

interaksi, pasien

menunjukkan ekspresi

wajah yang bersahabat,

menunjukkan rasa

senang, ada kontak

mata, mau berjabat

tangan, mau

menyebutkan nama,

mau menjawab salam,

pasien mau duduk

berdampingan dengan

perawat, mau

mengutarakan masalah

yang dihadapi.

1. Bina hubungan saling

percaya dengan

menggunakan prinsip

komunikasi terapeutik:

1.1. Sapa pasien dengan

ramah baik verbal

maupun non verbal

1.2. Perkenalkan diri dengan

sopan

1.3. Tanyakan nama lengkap

dan nama panggilan

yang disukai pasien

1.4. Jelaskan tujuan

pertemuan

1.5 Jujur dan menepati janji

1.6. Tunjukkan sikap empati

dan menerima pasien

apa adanya

1.7. Beri perhatian dan

perhatikan kebutuhan

dasar pasienSelasa, 20

Januari 2009

2 2. Pasien dapat

mengidentifikasi

aspek positif dan

kemampuan yang

dimiliki.

2. Setelah tujuh kali interaksi

pasien menyebutkan:

2.1. Aspek positif dan

kemampuan yang

dimiliki pasien

2.2. Aspek positif keluarga

2.3. Aspek positif

lingkungan pasien

2.1. Diskusikan dengan pasien

tentang:

2.1.1. Aspek positif yang

dimiliki pasien,

keluarga,

lingkungan

2.1.2. Kemampuan yang

dimiliki pasien

2.2. Bersama pasien buat daftar

tentang:

2.2.1. Aspek positif yang

dimiliki pasien,

keluarga,

lingkungan

2.2.2. Kemampuan yang

dimiliki pasien

Page 22: BAB III TINJAUAN TEORI Tanggal Pengkajian : 12 Januari ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sriwahyuni... · A mempunyai afek yang labil dimana saat dilakukan ...

2.3. Beri pujian yang realistis,

hindarkan memberi

penilaian negatifRabu, 21

Januari 2009

2 3. Pasien dapat

menilai

kemampuan

yang dimiliki

untuk

dilaksanakan.

3. Setelah delapan kali

interaksi pasien

menyebutkan

kemampuan yang dapat

dilaksanakan

3.1. Diskusikan dengan pasien

kemampuan yang dapat

dilaksanakan

3.2. Diskusikan kemampuan

yang dapat dilanjutkan

pelaksanaannya

Kamis, 22

Januari 2009

2 4. Pasien dapat

merencanakan

kegiatan sesuai

dengan

kemampuan

yang dimiliki.

4. Setelah sembilan kali

interaksi pasien membuat

rencana kegiatan harian

4.1. Rencanakan bersama pasien

aktivitas yang dapat

dilakukan setiap hari

sesuai kemampuan pasien:

4.1.1. Kegiatan mandiri

4.1.2. kegiatan dengan

bantuan

4.2. Tingakatan kegiatan sesuai

kondisi pasien

4.3. Beri contoh cara

pelaksanaan kegiatan yang

dapat pasien lakukan Jum’at, 23

Januari 2009

2 5. Pasien dapat

melakukan

kegiatan sesuai

rencana yang

dibuat.

5. Setelah sembilan kali

interaksi pasien

melakukan kegiatan

sesuai jadwal yang dibuat

5.1. Anjurkan pasien untuk

melaksanakan kegiatan

yang tekah direncanakan

5.2. Pantau kegiatan yang

dilaksanakan pasien

5.3. Beri pujian atas usaha yang

dilakukan pasien

5.4. Diskusikan kemungkinan

pelaksanaan kegiatan

setelah pulangSabtu, 24

Januari 2009

2 6. Pasien dapat

memanfaatkan

sistem pendukung

yang ada.

6. Setelah sembilan kali

interaksi pasien

memanfaatkan sistem

pendukung yang ada di

keluarga

6.1. Beri pendidikan kesehatan

pada keluarga tentang cara

merawat pasien dengan

harga diri rendah

6.2. Bantu keluarga

memberikan dukungan

Page 23: BAB III TINJAUAN TEORI Tanggal Pengkajian : 12 Januari ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sriwahyuni... · A mempunyai afek yang labil dimana saat dilakukan ...

selama pasien dirawat

6.3. Bantu keluarga

menyiapkan lingkungan

dirumah

N. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Nama pasien : Sdr. A Usia : 25 tahun

No. CM : 038197 Ruang : Graha Hudowo (Ruang VII)

Hari /

tanggal

No. Diagnosa Implementasi Evaluasi TT

Page 24: BAB III TINJAUAN TEORI Tanggal Pengkajian : 12 Januari ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sriwahyuni... · A mempunyai afek yang labil dimana saat dilakukan ...

Selasa, 13

Januari

2009

1 SP1P

1. Mengidentifikasi penyebab

PK

2. Mengidentifikasi tanda dan

gejala PK

3. Mengidentifikasi PK yang

dilakukan

4. Mengidentifikasi akibat PK

5. Mengajarkan cara

mengontrol PK

6. melatih pasien cara kontrol

PK fisik I (nafas dalam)

7. Membimbing pasien

memasukkan ke dalam

jadwal kegiatan harian

S : Pasien

mengatakan, ” Kalau

sebel saya marah –

marah dan bicara saya

keras sampai semua

orang takut dengan

saya karena saya

memukul tetangga saya

sampai terluka”

O :

1. Pasien dapat mengenal

penyebab marahnya

dan sudah mau

mencoba cara

mengontrol marahnya

dengan nafas dalam.

2. Pasien mau mengisi

jadwal kegiatan harian.

A : Pasien dapat

memahami penyebab,

tanda dan gejala,

respon, akibat dan cara

mengontrol PK dengan

nafas dalam juga

mengisi jadwal

kegiatan harian.

P : Perawat melanjutkan

SP2P ( cara kontrol

yang kadua yaitu

memukul bantal atau

kasur)

Pasien :

menganjurkan pasien

mengingat penyebab

marah yang lain dan

berlatih kembali untuk

cara kontrol PK yang

Page 25: BAB III TINJAUAN TEORI Tanggal Pengkajian : 12 Januari ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sriwahyuni... · A mempunyai afek yang labil dimana saat dilakukan ...

Kamis, 15

Januari

2009

1

SP2P

1. Memvalidasi masalah dan

latihan sebelumnya

2. Melatih pasien cara kontrol

PK fisik II (memukul

bantal atau kasur)

3. Membimbing pasien

memasukkan dalam jadwal

kegiatan harian

pertama (nafas dalam)

dengan memberikan

PR.

S : pasien

mengatakan ”Saya

masih ingat pertemuan

kemarin yaitu kalau

marah saya harus tarik

nafas dalam”

O :

1. Pasien

mempraktekkan

tarik nafas dalam

saat mau marah

2. Pasien mau belajar

cara mengontrol

marah yang kedua

yaitu memukul

bantal atau kasur.

A : Pasien masih

ingat pertemuan

kemarin dan sudah bisa

cara yang kedua yaitu

memukul bantal atau

kasur dan belajar

memasukkan ke jadwal

harian.

P :

Perawat :

melanjutkan SP3P cara

kontrol yang ketiga yaitu

cara verbal dengan

mengungkapkan bahwa

dirinya sedang marah

Pasien :

Menganjurkan pasien

Page 26: BAB III TINJAUAN TEORI Tanggal Pengkajian : 12 Januari ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sriwahyuni... · A mempunyai afek yang labil dimana saat dilakukan ...

Kamis, 15

Januari

2009 1

SP3P

1. Memvalidasi masalah dan

latihan sebelumnya

2. Melatih pasien dengan cara

verbal (meminta, menolak

dan mengungkapkan marah

secara baik)

3. Membimbing pasien

memasukkan ke dalam

jadwal kegiatan harian.

mengingat cara kontrol

ketiga yaitu cara verbal

dengan mengungkapkan

bahwa dirinya sedang

marah.

S : Pasien

mengatakan ” Saya

masih ingat pertemuan

tadi pagi yaitu kalau

marah saya tidak boleh

memukul orang atau

benda tapi harus

memukul bantal dan

kasur”

O :

1. Pasien mengambil

bantal dan

memukulnya

2. Pasien mau belajar

cara kontrol marah

yang ketiga yaitu

mengungkapkan

marah secara baik

A : Pasien masih

ingat pertemuan tadi

pagi dan sudah

melakukan cara kontrol

yang ketiga yaitu

mengungkapkan marah

secara baik.

P :

Perawat :

Melanjutkan ke SP4P

untuk cara kontrol PK

yang keempat secara

spritiual yaitu dengan

Page 27: BAB III TINJAUAN TEORI Tanggal Pengkajian : 12 Januari ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sriwahyuni... · A mempunyai afek yang labil dimana saat dilakukan ...

Selasa, 20

Januari

2009

1

SP4P :

1. Memvalidasi masalah dan

latihan sebelumnya

2. Melatih pasien cara kontrol

PK secara spiritual (berdoa,

berwudlu dan sholat)

3. Membimbing pasien

memasukkan dalam jadwal

kegiatan harian.

berdoa, berwudlu dan

sholat.

Pasien :

Menganjurkan pasien

untuk berlatih kembali

cara kontrol PK yang

sudah diajarkan dan

memasukkan kedalam

jadwal kegiatan harian

S : Sdr. A masih mengingat

pertemuan yang

kemarin dan

mengatakan ”Kalau

marah saya harus

mengungkapkan

marah secara baik”

O : Sdr. A masih

mengingat pertemuan

kemarin dan cara

kontrol PK yang ketiga

dan sudah

mempraktekkannya

juga di masukkan ke

dalam jadwal kegiatan

harian.

A : Sdr masih

ingat pertemuan

kemarin dan saat ini

belajar untuk cara

kontrol dengan spiritual

yaitu dengan berwudlu

dan sholat dan juga

memasukkan ke jadwal

harian.

P :

Perawat :

Page 28: BAB III TINJAUAN TEORI Tanggal Pengkajian : 12 Januari ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sriwahyuni... · A mempunyai afek yang labil dimana saat dilakukan ...

Rabu, 21

Januari

2009

1

SP5P :

1. Memvalidasi masalah dan

latihan sebelumnya

2. Menjelaskan cara kontrol

PK dengan minum obat

(prinsip 5 benar minum

obat)

3. Membimbing pasien

memasukkan ke dalam

jadwal kegiatan harian

Melanjutkan ke SP5P yaitu

cara kontrol PK dengan

prinsip 5 benar minum

obat.

Pasien :

Menganjurkan pada Sdr. A

untuk mengingat dan

mempraktekkan cara

kontrol PK yang sudah

diajarkan dan

memasukkannya ke dalam

jadwal harian

S : Pasien

mengatakan masih

mengingat latihan yang

kemarin dan sudah

melakukan cara kontrol

PK yang keempat yaitu

dengan berwudhu dan

sholat.

O : Sdr. A sudah

mempraktekkan cara

kontrol PK dengan

spiritual dan

memasukkan ke jadwal

kegiatan harian.

A : Sdr. A masih

ingat pertemuan

kemarin dan saat ini

belajar kontrol PK

dengan minun obat

(prinsip lima benar) dan

sudah memasukkan ke

jadwal kegiatan harian

P :

Perawat :

Page 29: BAB III TINJAUAN TEORI Tanggal Pengkajian : 12 Januari ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sriwahyuni... · A mempunyai afek yang labil dimana saat dilakukan ...

Melanjutkan ke SP1K

(Mendiskusikan masalah

yang dirasakan keluarga,

menjelaskan pengertian

PK, tanda dan gejala PK,

serta proses terjadinya PK

)

Pasien :

Menganjurkan pasien

untuk mengingat cara

kontrol PK dari yang

pertama sampai terakhir

dan terus

mempraktekkannya jika

mau marah kemudian

memasukkan ke dalam

jadwal kegiatan harian.