BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI

41
BAB III TINJAUAN PERENCANAAN PROYEK A. Uraian Umum Perencanaan konstruksi yang baik sangat menentukan keberhasilan dan kesuksesan suatu perusahaan dalam menyelesaikan proyek sesuai spesifikasi owner. Membuat rencana proyek adalah hal pertama yang harus dilakukan ketika melakukan setiap jenis proyek. Perencanaan dikatakan matang apabila perencanaan tersebut lebih memperhatikan aspek biaya, waktu, tenaga, dan dengan ketentuan tidak melupakan segi estetika dan arsitektural dari bangunan tersebut. Sehingga perencanaan proyek berguna dalam menghemat waktu, uang dan mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaannya tetapi tidak menurunkan mutu yang diinginkan. Perancangan bangunan memerlukan tahap awal pelaksanaan proyek. Perencanaan konstruksi (planning) dapat dikelompokan menjadi dua tahap yaitu, yang pertama perencanaan atau planning dalam garis manajemen konsultan dan perencanaan yang kedua dalam garis manajemen kontraktor. Perencanaan yang ditangani oleh konsultan mencakup perencanaan fisik struktur secara terperinci sampai pada perencanaan anggaran biaya dan durasi pekerjaan. Perencanaan yang ditangani oleh kontraktor mencakup perencanaan metode pelaksanaan pekerjaan, rencana

description

TEKNIK SIPIL - KERJA PRAKTEK

Transcript of BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI

BAB IIITINJAUAN PERENCANAAN PROYEKA. Uraian Umum

Perencanaan konstruksi yang baik sangat menentukan keberhasilan dan kesuksesan suatu perusahaan dalam menyelesaikan proyek sesuai spesifikasi owner. Membuat rencana proyek adalah hal pertama yang harus dilakukan ketika melakukan setiap jenis proyek.Perencanaan dikatakan matang apabila perencanaan tersebut lebih memperhatikan aspek biaya, waktu, tenaga, dan dengan ketentuan tidak melupakan segi estetika dan arsitektural dari bangunan tersebut. Sehingga perencanaan proyek berguna dalam menghemat waktu, uang dan mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaannya tetapi tidak menurunkan mutu yang diinginkan. Perancangan bangunan memerlukan tahap awal pelaksanaan proyek.Perencanaan konstruksi (planning) dapat dikelompokan menjadi dua tahap yaitu, yang pertama perencanaan atau planning dalam garis manajemen konsultan dan perencanaan yang kedua dalam garis manajemen kontraktor. Perencanaan yang ditangani oleh konsultan mencakup perencanaan fisik struktur secara terperinci sampai pada perencanaan anggaran biaya dan durasi pekerjaan. Perencanaan yang ditangani oleh kontraktor mencakup perencanaan metode pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran dalam pelaksanaan dan perencanaan administrasi lapangan maupun perusahaan.

Perencanaan mencakup penentuan berbagai cara yang memungkinkan kemudian menentukan salah satu cara yang tepat dengan mempertimbangkan semua kendala yang mungkin ditimbulkan. Bentuk perencanaan dapat berupa perencanaan prosedur, perencanaan metode kerja, perencanaan standar pengukuran hasil perencanaan anggaran biaya, perencaaan program (rencana kegiatan beserta jadwal). Dalam bab ini akan dibahas tentang tinjauan perencanaan yang dilakukan sebelum pelaksanaan dimulai. Tahap-tahap perencanaan pembangunan suatu proyek, antara lain:1. Tahap Perancangan

Keterlibatan antara pemilik proyek beserta yang terlibat didalamnya seperti ketelibatan pemilik proyek dengan general kontraktor ataupun general kontraktor dengan sub kontraktornya. Tahapan ini terdiri dari membuat konsepan maupun gambar gambar sketsa atau merupakan out line dari bangunan berikut dengan biaya proyek. Gambar gambar tersebut dikembangkan lebih rinci kembali untuk dapat dipakai sebagai dasar pembahasan berikutnya.2. Tahap Perencanaan

Ketika lahan yang di inginkan sudah ada, luasan yang diperlukan sudah ada, tahapan selanjutnya terdiri dari uraian lanjutan dari gambar-gambar sketsa yang telah dibuat pada saat perancangan tersebut dikembangkan kembali menjadi gambar dasar dengan skala yang lebih besar. Gambar-gambar ini kemudian dikembangkan menjadi gambar-gambar detail yang telah dilengkapi dengan urutan kerja dan syarat-syarat serta perhitungan anggaran biaya bangunan.a. Studi KelayakanPada studi kelayakan, berfungsi untuk meyakinkan pemilik proyek (owner) bahwa proyek yang diusulkan layak untuk dilaksanakan.Pihak yang terlibat aktif dalam perencanaan/Planning adalah pemilik proyek dan dapat dibantu oleh konsultan perencana. Kegiatan yang dilaksanakan:

1) Menyusun rancangan proyek secara kasar dan mengestimasi biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut.

2) Mendiskusikan manfaat yang akan diperoleh jika proyek tersebut dilaksanakan, baik manfaat langsung (manfaat ekonomis) maupun manfaat tidak langsung (fungsi sosial).

3) Menyusun analisis kelayakan proyek, baik secara ekonomis maupun finansial.

4) Menganalisis dampak lingkungan yang mungkin terjadi apabila proyek tersebut dilaksanakan.b. BreafingHal yang akan direncanakan adalah sesuai dengan keinginan pihak owner, oleh karena itu diperlukan tahap breafing/penjelasan. Pada tahap ini owner akan menjelaskan fungsi dan biaya proyek, sehingga konsultan perencana dapat secara tepat menafsirkan keinginan pemilik proyek dan membuat taksiran biaya. Kegiatan yang dilaksanakan:

1) Menyusun rencana kerja dan menunjuk pada perencana tenaga ahli.

2) Mempertimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi dan lapangan, merencanakan rancangan, taksiran biaya, dan persyaratan mutu.

3) Mempersiapkan ruang lingkup kerja, jadwal waktu, taksiran biaya dan implikasinya, serta rencana pelaksanaan.4) Mengecek dan mempersiapkan kesehatan dan keselamatan kerja, serta kelengkapan APD.Perencanaan teknis dan perencanaan non teknis sangat diperlukan pada setiap pekerjaan pembangunan agar tercapai hasil yang berkualitas, biaya yang optimal, dan waktu yang cepat.

c. Perencanaan teknis

Perencanaan teknis merupakan syarat yang paling mutlak dalam perencanaan pekerjaan pembangunan. Persyaratan teknis pada proyek adalah:

1) Gambar kerja

Gambar rencana dari pekerjaan yang akan dilaksanakan secara lengkap yang dapat memberikan informasi sedetail mungkin sehingga tidak terjadi keraguan-raguan dalam pelaksanaannya, meliputi:

(a) Gambar situasi, denah dan tampak

(b) Gambar potongan melintang dan memanjang

(c) Gambar detail struktur berupa penulangan beton

(d) Gambar mekanikal dan elektrikal yang berisi gambar denah serta lokasi penempatan peralatan-peralatan seperti pipa air, saluran listrik dan penempatan lampu jalan.2) Spesifikasi teknis

Spesifikasi teknik adalah uraian terperinci dari suatu pekerjaan yang memuat secara jelas keinginan dari pemilik proyek terhadap bangunan yang akan dilaksanakan. Spefisikasi teknis ini memuat antara lain uraian bagian pekerjaan, persyaratan bahan bangunan yang akan digunakan, ukuran detail dari suatu bangunan, cara pengujian, serta peraturan normalisasi yang digunakan sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan mutu yang diharapkan.d. Perencanaan non teknis

Perencanaan non teknis terdiri dari jadwal proyek (time schedule), sumber daya yang dibutuhkan dan control pelaksanaan.

1) Jadwal Proyek (time schedule)

Jadwal dibuat untuk mengetahui kemajuan/progress tahapan pekerjaan sehingga pelaksanaan pekerjaan pembangunan lebih terkontrol.Jadwal proyek mencakup volume pekerjaan, jenis pekerjaan, dan waktu pelaksanaan. Fungsi dari penjadwalan pekerjaan adalah sebagai berikut:

a) Untuk mengetahui kapan suatu pekerjaan dapat dimulai dan kapan harus selesai

b) Untuk mengkoordinasi pemesanan barang yang akan dipakai agar datang tepat saat dibutuhkan

c) Untuk mengatur jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada waktu tertentu, agar dapat dipersiapkan jika dibutuhkan tenaga kerja yang banyak

d) Untuk mengontrol apakah pekerjaan telah dilaksanakan tepat waktu.2) Sumber daya yang dibutuhkan oleh sebuah proyek konstruksi:

Perencanaan ini mengatur 5 unsur sumber daya yang sangat dibutuhkan oleh sebuah proyek konstruksi, yaitu:

a) Sumber daya manusia (man) yaitu perlu direncanakan dengan baik apakah diperlukan tenaga ahli khusus untuk masalah tertentu, serta untuk menentukan jumlah tenaga kerja yang perlu disiapkan.

b) Sumber daya peralatan (Machines) yaitu Peralatan didata sesuai kebutuhan, baik peralatan yang biasa maupun peralatan khusus yang perlu disiapkan dari jauh hari. Direncanakan juga untuk peralatan apakah akan dibeli atau disewa.

c) Sumber daya keuangan (money) yaitu Direncanakan dengan baik system pembayaran yang akan dilakukan.

d) Sumber daya bahan (Material) yaitu Bahan perlu direncanakan dengan baik sesuai keperluan saat pengerjaan, sehingga saat dibutuhkan material tersebut ada dan tidak membuang waktu pelaksanaan.

e) Sumber daya matode (method) yaitu metode konstruksi yang digunakan pada pelaksanaan pembangunan.3. Pembuatan Gambar-Gambar DetailTahap ini merupakan pembuatan gambar detail yang menjelaskan secara rinci pekerjaan kontruksi disamping sebagai dasar pelaksanaan juga dipakai sebagai dokumen lelang. Gambar-gambar detail ini dibuat oleh konsultan perancana.4. Pembuatan Uraian Pekerjaan

Uraian kerja dan syarat-syarat ini mencakup semua aspek antara lain material, peralatan, tenaga kerja mapun mutu pekerjaan. Rangkaian pelaksanaan pekerjaan harus direncanakan dengan matang dan dibuat metode pelaksanaan.5. Perhitungan Anggaran Biaya

Perhitungan biaya-biaya yang diperlukan untuk tiap pekerjaan dalam suatu proyek konstruksi disebut rancangan anggaran biaya. RAB memuat analisa harga satuan pekerjaan struktur yang dihitung secara konvesional. Hal ini berfungsi untuk estimasi cost untuk kontsruksi secara terperinci. Pemilik proyek, konsultan, maupun kontraktor akan sangat terbantu dengan adanya RAB dimana akan menjadi dasar dan pelaksanaan pekerjaan baik saat pembelian material maupun saat pelaksanaan sedang berlangsung. Kesulitan pembiayaan juga dapat terbantu dan disederhanakan jika kita mempunyai detail RAB dan anggaran biaya merupakan perhitungan banyaknya biaya yang dibutuhkan untuk bahan, upah dan biaya lain yang berhubungan dengan proyek. Anggaran biaya merupakan perhitungan banyaknya biaya yang dibutuhkan untuk bahan, upah dan biaya lain yang berhubungan dengan proyek. Perencanaan Proyek Pembangunan Gedung Bank Yudha Bhakti meliputi :

a. Perencanaan pekerjaan Tanah dan Pondasib. Perencanaan pekerjaan Struktur Bawahc. Perencanaan pekerjaan Struktur Atas

Perencanaan-perencanaan pekerjaan tersebut saling terkait dan harus mampu mewujudkan bangunan yang diinginkan serta struktur yang kuat yang menjamin keamanan dan kenyamanan pemakainya

Pertimbangan segi fungsi dapat dilihat dari fasilitas yang tersedia yang akhirnya menentukan besaran dan bentuk bangunan. Pertimbangan atas segi keindahan dapat dilihat dari design struktur dan jenis material finishing. Pertimbangan-pertimbangan tersebut tidak lepas dari keinginan pemilik proyek (owner).

Gambar 7. Flowchart Perencanaan Suatu Proyek(Sumber : Analisa Penulis, 2015)a. Pengumpulan DataTahapan ini merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pengumpulan semua bentuk data yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek kontruksi. Data-data seperti tujuan fungsional, peraturan/standar proyek, geometri struktur dan lainnya sebagai data acuan dalam perencanaan proyek kontruksi.

b. Pra-Rencana

Tahapan ini merupakan uraian lanjutan dari kegiatan pemgumpulan data, data yang telah dikumpulkan menjadi acuan dalam perencanaan proyek. Data tersebut digunakan untuk asumsi perencanaan dimensi elemen-elemen struktur dari tujuan atau fungsi gedung tersebut.

c. Analisa Struktur

Analisa struktur dilakukan setelah asumsi dimensi struktur gedung bertingkat selesai. Analisa ini bertujuan untuk mengetahui asumsi dimensi yang ditentukan apakah telah memenuhi standar perencanaan gedung dan aman untuk dirikan.

d. Perencanaan Elemen-elemen Struktur

Tahap ini merupakan tahapan lanjutan dari analisa struktur. Perencanaan elemen struktur dilakukan sesuai dengan hasil analisa struktur dan dilakukan perencanaan struktur yang aman dan ekonomis. Perencanaan struktur akan dilakukan pengecekan berulang hingga struktur dinyatakan aman dan ekonomis, jika tidak akan dilakukan tahap analisa ulang jika iya maka akan berlanjut pada tahap gambar rencana dan rencana biaya.

e. Gambar Rencana dan Hitung Biaya

Membuat gambar rencana dilakukan untuk mengetahui bentuk atau wujud dari suatu bangunan yang akan direalisasikan sekaligus untuk mengetahui jumlah material yang digunakan dalam bangunan dan dapat diketahui pula perkiraan biaya pembangunan gedung.

f. Pelaksana KonstruksiPelaksanaan Konstruksi adalah pemberian jasa oleh orang pribadi atau badan yang dinyatakan ahli yang profesional di bidang pelaksanaan jasa konstruksi yang mampu menyelenggarakan kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi bentuk bangunan atau bentuk fisik lain, termasuk di dalamnya pekerjaan konstruksi terintegrasi yaitu penggabungan fungsi layanan dalam model penggabungan perencanaan, pengadaan, dan pembangunan (engineering, procurement and construction) serta model penggabungan perencanaan dan pembangunan (design and build).

B. Tinjauan Perencanaan Arsitektual Perencanaan arsitektural adalah tahap awal dari perancangan bangunan termasuk perancangan didalamnya perancangan interior, eksterior, landscape, dan utilitas. Dalam tahap desain arsitektural ini akan ditentukan bentuk, dimensi ruang, dan tata letak/layout bangunan yang disesuaikan dengan fungsi bangunan tersebut.

Gambar 8. Arsitektural Gedung Bank Yudha Bhakti(Sumber : Data Proyek, 2015)Pertimbangan segi fungsi dapat dilihat dari fasilitas yang tersedia yang akhirnya menentukan besaran dan bentuk bangunan. Pertimbangan atas segi keindahan dapat dilihat dari desain struktur dan jenis material finishing. Pertimbangan-pertimbangan tersebut tidak lepas dari keinginan pemilik proyek.C. Tinjauan Perencanaan Struktur BawahStruktur bawah atau Sub Structure merupakan bagian struktur yang mempunyai fungsi meneruskan beban ke dalam tanah pendukung. Perencanaan struktur bagian bawah harus benar-benar optimal, sehingga keseimbangan struktur secara keseluruhan dapat terjamin dengan baik dan sekaligus ekonomis. Selain itu beban seluruh struktur harus dapat ditahan oleh lapisan tanah yang kuat agar tidak terjadi penurunan diluar batas ketentuan, yang dapat mengakibatkan kehancuran atau kegagalan struktur, oleh karena itu, ketepatan pemilihan struktur merupakan sesuatu yang penting karena menyangkut faktor resiko dan efisiensi kerja, baik waktu maupun biaya.

Perencanaan Struktur bagian bawah pada proyek Gedung Bank Yudha Bhakti meliputi perencanaan berupa :1. Pondasi

Pondasi adalah suatu kontruksi pada bagian dasar struktur/bangunan yang berfungsi meneruskan beban dari bagian atas struktur/bangunan (Upper Structure) kelapisan tanah bawahnya, tanpa mengakibatkan keruntuhan geser tanah dan penurunan (settlement) tanah/pondasi yang berlebihan.

Karena itu pemilihan jenis pondasi sesuai dengan kondisi tanahnya juga merupakan hal penting. Faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan jenis pondasi yang akan digunakan, antara lain :a. Fungsi bangunan

b. Beban yang bekerja pada bangunan

c. Kondisi tanah dibawah bangunan

d. Faktor Ekonomi

e. Peralatan dan teknologi yang tersedia

f. Keadaan disekitar lokasi bangunan

Hal yang juga penting berkaitan dengan pondasi adalah apa yang disebut soil investigation , atau penyelidikan tanah. Pondasi harus diletakkan pada lapisan tanah yang cukup keras dan padat.

Untuk mengetahui letak/kedalaman tanah keras dan besar tegangan tanah/ daya dukung tanah, maka perlu diadakan penyelidikan tanah, yaitu dengan cara:

a. Pemboran (drilling): dari lubang hasil pemboran (bore holes) diketahui contoh-contoh lapisan tanah yang kemudian dikirim ke laboraturium mekanika tanah.

b. Percobaan penetrasi (penetration test) : yaitu dengan menggunakan alat yang disebut sondir static penetrometer. Ujungnya berupa conus yang ditekan masuk kedalam tanah, dan secara otomatis dapat dibaca hasil sondir tegangan tanah (kg/cm2).Adapun spesifikasi pondasi yang digunakan pada proyek Gedung Bank Yudha Bhakti meliputi:a. Jenis pondasi : Tiang Pancangb. Ukuran

: (400 x 400) mm c. Supplier

: PT. KIKIPile Foundation / Pondasi Tiang Pancang

Pondasi tiang pancang, beban, bobot disalurkan dengan mekanisme pergeseran antara tanah dan pondasi (tiang), dan dukungan dari lapisan tanah keras pada kedalaman tertentu. Pile adalah komponen penerus beban yang berbentuk panjang dan vertikal. Pile dapat terbuat dari bahan kayu, besi/baja. beton atau kombinasi diantaranya, tergantung dari berat beban yang dipikul.Pile digunakan dengan pertimbangan:

Beban yang dipikul sangat besar

Penggunaan jenis pondasi yang lain dinilai tidak ekonomis

Kondisi air tanah yang bervariasi dan perlu dipertimbangkan

Apabila dikemudian akan dibangun saluran dalam tanah/canal

Digunakan pada konstruksi bangunan dipelabuhan atau daerah air lainnya.2. Pile CapPile cap berfungsi sebagai penghubung antara kolom dan pondasi di bawahnya, juga berfungsi meratakan beban dari kolom untuk kemudian dilimpahkan pada pondasi tiang pancang sedemikian rupa sehingga diperoleh keseimbangan beban yang terima oleh pondasi tersebut. Urutan pelaksanaan pembesian Pile Cap adalah sebagai berikut :a. Persiapan

Siapkan gambar kerja beserta Bar Bending Schedule (BBS).

Siapkan material besi lengkap dengan ukuran yang diperlukan.

Siapkan peralatan yang diperlukan seperti bar bending,bar cutter, gegep, dll.

Pastikan lahan sudah siap untuk di install.

Potong besi sesuai dengan panjang yang dibutuhkan, sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.

Bentuklah besi beton yang telah dipotong sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui. Pastikan bahwa jarak tekukan harus sesuai dengan yang telah diisyaratkan.

b. Pemasangan Untuk mengetahui jarak besi satu dengan yang lainnya, maka lantai kerja harus di-marking terlebih dahulu dengan menggunakan kapur tulis. Pemasangan besi dimulai dari lapisan bawah terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan cakar ayam. Setelah bagian bawah selesai dipasang, dilanjutkan dengan lapisan atasnya. Besi di ikat sebaik mungkin. Pemasangan beton decking pada daerah dinding.

Pile Cap yang digunakan pada proyek ini terbuat dari beton bertulang dengan mutu beton fc K-350/30 MPa. Untuk pile cap yang diambil harus memenuhi persyaratan teknis dan ekonomis.Tabel 1. Spesifikasi Pile Cap yang digunakan

Tipe Pile CapUkuran (mm)

P53100 x 3100 x 1000

P93800 x 3800 x 1200

P116200 x 3800 x 1200

(Sumber : Data Proyek, 2015)

3. Tie Beam

Tie Beam adalah bentuk lain dari sloof. Pada pondasi setempat dari plat beton bertulang (foot plate) ,antara foot plate yang satu dengan yang lain akan dihubungkan dengan balok beton bertulang Tie beam adalah balok penghubung antara pile cap, yang berfungsi :

a. Sebagai balok pengikat antar pile cap.b. Meratakan gaya beban bangunan.

c. Balok penahan gaya reaksi tanah.

d. Bila ada penurunan pada bagian bangunan, maka penurunan akan sama.

e. Peningkatan kekuatan antar pile cap.Tabel 2. Tipe tie beamTipe tie beamUkuran

B1B400 x 800 mm

B1B200 x 500 mm

B2200 x 300 mm

( Sumber : pulau intan, 2015)Tie beam yang digunakan pada proyek ini terbuat dari beton bertulang dengan mutu beton beton fc30 Mpa. Untuk tie beam yang diambil harus memenuhi persyaratan teknis dan ekonomis.D. Tinjauan Perencanaan Struktur Atas

Struktur atas (upper structure) adalah bagian dari struktur yang berfungsi menerima beban mati, beban hidup, berat sendiri struktur dan beban-beban lainya yang direncanakan. Selain itu, struktur bangunan atas harus mampu menjamin segi keamanan dan kenyamanan serta ekonomis.

Beban-beban yang digunakan dalam bangunan ini harus mampu mempunyai kriteria perencanaan antara lain kuat, tahan api (untuk struktur utama), awet dalam jangka waktu umur rencana, mudah didapat dan diaplikasikan, ekonomis (kualitas baik, harga rendah serta mudah pemeliharaannya). Bahan kontruksi yang memenuhi kriteria tersebut adalah beton bertulang. Struktur bangunan ini tersusun atas beberapa elemen yang memiliki fungsi berbeda antara satu dengan yang lainnya.

Pekerjaan struktur atas di proyek pembangunan Gedung Bank Yudha Bhakti, terdapat empat pekerjaan utama yaitu:

1. Kolom (column)

2. Balok (beam)3. Pelat lantai (slab)

4. Dinding Geser (Shear Wall)1. Perencanaan Kolom

Kolom merupakan struktur utama dari bangunan yang berfungsi untuk memikul beban vertikal, beban horisontal maupun beban momen baik yang berasal dari beban tetap maupun beban sementara. Besarnya beban bangunan tersebut juga menentukan dimensi kolom. Semakin besar bebannya, maka bisa semakin besar dimensi kolom yang digunakan. Beban tersebut antara lain beban mati berupa beban berat sendiri, beban akibat balok dan plat lantai serta beban hidup. Selain itu kolom juga memikul momen akibat beban lateral bangunan.

Untuk kolom pada bangunan sederhana bentuk kolom ada dua jenis yaitu kolom utama dan kolom praktis.a. Kolom Utama

Yang dimaksud dengan kolom utama adalah kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban utama yang berada diatasnya. Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom utama adalah 3.5 m, agar dimensi balok untuk menompang lantai tidak begitubesar, dan apabila jarak antara kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka struktur bangunan harus dihitung. Sedangkan dimensi kolom utama untuk bangunan rumah tinggal lantai 2 biasanya dipakai ukuran 20/20, dengan tulangan pokok 8 d12 mm, danbegel d 8-10cm ( 8 d 12 maksudnya jumlah besi beton diameter 12mm 8 buah, 8 10 cm adalah begel diameter 8 dengan jarak 10 cm).b. Kolom Praktis

Adalah kolom yang berfungsi membantu kolom utama dan juga sebagai pengikat dinding agardinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter,atau pada pertemuan pasangan bata, (sudut-sudut).Dimensi kolom praktis 15/15 dengantulangan beton 4 d 10 begel d 8-20.

Kekuatan balok dihitung berdasarkan anggapan sebagai berikut :

1) Distribusi regangan linier di seluruh tebal beton.

2) Tidak ada selip antara beton dan tulangan baja yang berarti regangan pada baja sama dengan regangan pada beton yang mengelilinginya.

3) Regangan beton maksimum yang diijinkan pada keadaan runtuh adalah 0,003.

Keruntuhan kolom dapat terjadi bila tulangan baja lelehnya karena tarik, atau terjadi kehancuran pada beton yang tertekan, ada 3 kondisi keruntuhan, yaitu:

1) Keruntuhan bahan dengan suatu lendutan kesamping yang tidak berarti, yang biasanya terjadi pada kolom-kolom pendek tetapi dapat pula terjadi pada suatu kolom dengan suatu rasio kelangsinga sedang apabila terdapat momen ujung yang besar.

2)Keruntuhan diperhebat oleh lendutan kesamping dan momen tambahan, type keruntuhan biasanya terjadi pada kolom-kolom sedang.

3)Keruntuhan goyang yang terjadi pada kolom-kolom langsing dan mungkin didahului oleh lendutan yang berlebihan.Dimensi kolom yang dirancang bervariasi menurut beban yang diterima. Perencanaan kolom yang direncanakan pada proyek Gedung Bank Yudha Bhakti.Tabel 3. Dimensi KolomLantaiTipeUkuran (mm)TulanganPokokTulangan Beigel

Pit LiftCT350x15010D10

CL250x1508D10

BasementC0900x90020D25D10-150

C0B900x90028D25D10-150

C0C900x90032D25D10-150

Lantai 1C1800x80020D22D10-150

C1B800x80020D22D10-150

C1C800x80024D22D10-150

Lantai 2C2800x80020D22D10-150

C2B800x80020D22D10-150

C2C800x80024D22D10-150

Lantai 3C3800x80020D22D10-150

C3B800x80020D22D10-150

C3C800x80024D22D10-150

Lantai 4C4700x70020D19D10-150

C4B700x70020D19D10-150

C4C700x70024D19D10-150

CS700x70020D19D10-150

Lantai 5C5700x70020D19D10-150

C5B700x70020D19D10-150

C5C700x70024D19D10-150

Lantai 6C6700x70020D19D10-150

C6B700x70020D19D10-150

C6C700x70024D19D10-150

Lantai 7C7600x60016D19D10-150

C7B600x60016D19D10-150

C7C600x60016D19D10-150

Lantai 8C8600x60016D19D10-150

C8B600x60016D19D10-150

C8C600x60016D19D10-150

Lantai AtapC8500x50016D13D10-150

Sumber: (Drawing Detail Ukuran Tulangan Kolom, 2015)a. Mutu beton

: K-350/30 MPa

b. Selimut beton : 75 mm

c. Mutu Baja Tulangan: Ulir (U50 / Fy = 500 Mpa)d. Nilai Slump beton: 12 2 cmSemakin ke atas ukuran dimensi kolom akan semakin kecil, selain itu jumlah tulangan kolom juga akan semakin dikit. Tulangan menggunakan baja ulir.Sambungan tulangan kolom dilakukan apabila panjang tulangan kolom tidak lagi mencukupi. Sambungan diusahakan pada posisi dimana kolom menerima gaya momen lebih kecil. Sambungan tulangan kolom dilakukan apabila panjang tulangan kolom tidak lagi mencukupi. Sambungan diusahakan pada posisi dimana kolom menerima gaya momen lebih kecil.2. Perencanaan Balok

Perencanaan balok digunakan untuk menahan gayalintang, normal, momen dan puntir yang mungkin bekerja pada balok tersebut. Balok berfungsi sebagai :

a. Memikul beban yang diterima plat dan meneruskan beban ke kolom.

b. Penghubung antar kolom yang satu dengan yang lain. c. Membagi plat menjadi segmen-segmen yang lebih kecil.

Balok anak berfungsi untuk mengurangi lendutan pada plat dan meneruskan beban dari plat ke balok induk. Dimensi balok induk pada bangunan ini sangat bervariasi tergantung dari besar kecilnya beban dan luas plat yang dipikul oleh balok induk dan disesuaikan dengan perencanaan arsitekturnya. Spesifikasi balok sebagai berikut : Tabel 4. Dimensi BalokTipe UkuranTulangan PokokTulangan Beigel

TumpuanLapanganTumpuanLapanganTumpuanLapangan

B1B400x800400x8007D25, 4D10,

5D253D25, 4D10, 5D25D10-75D10-150

B2B400x700400x7006D19, 4D10, 3D193D19, 4D10, 5D19D10-100D10-200

BA2400x600400x6006D22, 2D10, 3D223D22, 2D10, 5D22D10-75D10-150

BA1400x600400x6005D19, 2D10, 3D193D19, 2D10, 5D19D10-100D10-200

B1B200x500200x5006D19, 2D10, 3D19 2D19, 2D10, 4D19D10-75D10-150

BA2200x500200x5004D19, 2D10, 3D192D19, 2D10, 3D19D10-150D10-200

Sumber: (Drawing Detail Ukuran Tulangan Balok, 2015)a. Mutu beton

: K-350/30 MPa

b. Selimut beton : 75 mm

c. Mutu Besi

: Ulir (U50 / Fy = 500 Mpa)d. Nilai Slump beton: 12 2 cm3. Perencanaan Pelat Lantai

Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, jadi merupakan lantai tingkat. Plat lantai direncanakan mampu menahan beban mati dan beban hidup pada waktu pelaksanaan konstruksi maupun pada waktu gedung dioperasikan. Plat lantai ini didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan. Ketebalan plat lantai ditentukan oleh :

a. Besar lendutan yang diijinkan

b. Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung

c. Bahan konstruksi dan plat lantai

Berdasarkan aksi strukturalnya, pelat dibedakan menjadi empat (Szilard, 1974):

1) Pelat kaku

Pelat kaku merupakan pelat tipis yang memilikki ketegaran lentur (flexural rigidity), dan memikul beban dengan aksi dua dimensi, terutama dengan momen dalam (lentur dan puntir) dan gaya geser transversal, yang umumnya sama dengan balok. Pelat yang dimaksud dalam bidang teknik adalah pelat kaku, kecuali jika dinyatakan lain.2) Membran

Membran merupakan pelat tipis tanpa ketegaran lentur dan memikul beban lateral dengan gaya geser aksial dan gaya geser terpusat. Aksi pemikul beban ini dapat didekati dengan jaringan kabel yang tegang karena ketebalannya yang sangat tipis membuat daya tahan momennya dapat diabaikan.

3) Pelat flexibel

Pelat flexibel merupakan gabungan pelat kaku dan membran dan memikul beban luar dengan gabungan aksi momen dalam, gaya geser transversal dan gaya geser terpusat, serta gaya aksial. Struktur ini sering dipakai dalam industri ruang angkasa karena perbandingan berat dengan bebannya menguntungkan.4) Pelat tebal

Pelat tebal merupakan pelat yang kondisi tegangan dalamnya menyerupai kondisi kontinu tiga dimensi Perencanaan plat lantai harus memasukkan beban mati dan hidup dengan dikalikan koefisien angka keamanan.Fungsi plat lantai dalam konstruksi antara lain adalah :a. Sebagai lantai untuk kendaraan

b. Sebagai diafragma untuk kestabilan konstuksi.

c. Menahan beban diatasnya, seperti Beban kendaraan (mobil), Beban Material atau Kendaraan lainnya.

d. Menyalurkan beban ke balok di bawah.Konstruksi pelat lantai pada Proyek Pembangunan Gedung Bank Yudha Bhakti memiliki karakteristik sebagai berikut :

a. Tebal Pelat Basement

: 200 mm

Lantai 1 8

: 120 mm

b. Mutu beton

: K-350/30 MPac. Nilai Slump beton: 12 2 cmd. Jenis Pelat

Wiremesh ( M7 150) Wiremesh ( M10 150)4. Perencanaan ShearwallShearwall (Dinding Geser) digunakan sebagai bagian struktur yang memperkaku bangunan, terutama untuk menahan gaya lateral, seperti tiupan angin atau goncangan gempa bumi.

Fungsi Shear Wall pada Gedung secara Umum :

1. Memperkokoh Gedung.Dengan struktur dinding Beton bertulang, maka Dinding bukan hanya sebagai penyekat ruangan tetapi berfungsi juga sebagai Struktur Bangunan yang ikut memikul gaya2 beban yang bekerja pada Balok dan kolom sekitarnya. 2. Meredam Goncangan akibat Gempa.Secara Geografis Negara kita pada umumnya dan daratan Flores pada khususnya adalah tempat yang sangat rentan terhadap Gempa, Dengan Dinding sistem Shearwall maka gaya gempa yang terjadi akan direduksi, sehingga mampu mengurangi akibat yang terjadi pada bentuk bangunan yang ada.3. Mengurangi Biaya Perawatan Gedung.Dengan semakin Kokohnya Gedung yang menggunakan Shearwall, maka kerusakan-kerusakan yang timbul akibat guncangan Gedung akibat Gempa bisa di minimalisir sehingga akan mengurangi biaya perawatan yang seharusnya dikeluarkan apabila gedung tidak menggunakan jenis dinding ini. 4. Daya Pikul Beban disekitar dinding mampu ditingkatkan.Dengan dinding jenis Shearwall maka kemampuan lantai beton diatasnya untuk menerima beban semakin naik, besarnya kekuatan lantai akan berbanding lurus dengan ketebalan shearwall itu sendiri. 5. Umur Pakai Gedung semakin lama.Pada proyek Pembangunan Gedung Bank Yudha Bhakti ini Kontruksi Shearwall ini memiliki karakteristik sebagai berikut : a. Tipe Shearwall

: SW1b. Tebal dinding

: 250 mmc. Mutu beton

: K-350/30 MPad. Mutu Besi

: Ulir (U50 / Fy = 500 Mpa)e. Nilai Slump beton

: 12 2 cmE. Tinjauan Perencanaan Mekanikal dan ElektrikalPerencanaan mekanikal dan elektrikal sebagai kelengkapan fasilitas yang harus dipenuhi sebagai fungsi gedung untuk perkantoran. Instalasi tersebut merupakan hal penting dan menjadi kebutuhan primer. Pekerjaan mekanikal dan elektrikal meliputi :

1. ConveyorSistem pengangkutan berupa muatan material biji besi dengan kapasitas yang cukup besar yang terhubung dengan chute dan transfer tower.

2. Chute

Sistem Pengarah keluarnya material dari conveyor agar keluarnya material terarah dan discharge ini juga sebagai loading chute conveyor yang lain.3. Transfer tower

Perencanaan transfer tower untuk menyokong conveyor agar elevasinya dapat lebih tinggi dari tempat jatuhnya material.

4. Cable Tray

Cable tray merupakan dudukan kabel dalam system elektrikal.

5. Pulling Cable

Perencanaan elektrikal berupa tempat kumpulan kabel yang berguna untuk penarikan kabel.

6. Field Device

Perencanaan sistem perangkat elektrikal di lapangan yang membentuk sebuah jaringan distribusi elektrikal.

7. Lighting / Instalasi PeneranganPerencanaan terhadap tata letak kabel-kabel pada struktur, kabel ditanam dalam plat/balok atau diletakan di luar plat/balok. Perencanaan terhadap tata latak lampu-lampu pada ruangan atau bagian lain termasuk jenis lampu yang digunakan.8. Tata Suara

Perencanaan terhadap tata letak kabel-kabel pada struktur, kabel ditanam dalam plat/balok atau diletakan di luar plat/balok. Perencanaan terhadap tata latak lampu-lampu pada ruangan atau bagian lain termasuk jenis lampu yang digunakan.9. Penangkal Petir

Perencanaan peletakan penangkal petir yaitu direncanakan dipasang pada ujung-ujung atap yang tinggi dan diperkirakan sebagai tujuan arah petir.10. Sistem Komunikasi (telepon)

Sistem jaringan komunikasi yang ada adalah berupa jaringan telepon, wireless, serta koneksi internet.11. Sistem Fire Alarm dan hydrant

Pemasangan fire alarm sebagai standar keamanan pada setip lantai gedung dan pemasangan instalasi hydrant bertujuan untuk mengantisipasi dan merupakan penanggulangan pertama bila sewaktu-waktu terjadi kebakaran.

12. Sistem Pekerjaan Plumbing (air bersih, air kotor, air hujan, air limbah)

Perencanaan terhadap letak pipa-pipa pada struktur, pipa ditanaman dalam plat atau diletakan di luar kolom/balok. Sistem pekerjaan plumbing dikerjakan sebelum proses pengecoran. 13. MATV (Master Antena Television)

Perencanaan terhadap MATV (Master Antena Television) diletakkan pada atas gedung.14. Genset

Perencanaan peletakan genset yaitu direncanakan dipasang pada setiap lantai yang letaknya berada di setiap sudut ruangan yang tidak dapat mengganggu aktivitas orang bekerja.15. Instalasi Pemadam Kebakaran

Perencanaan instalasi pemadam kebakaran yang baik harus mampu memberikan peringatan dini tentang adanya kebakaran dan melakukan pemadaman api dan evakuasi dalam waktu singkat. Namun tak jarang, kondisi normal menyebabkan pengguna lalai untuk memperhatikan managemen pengaturan, kesiapan, utilisasi dan kelayakannya16. Tata udara

Perencanaan tata udara harus memperhatikan hal sebagai berikut :

a. Kenyamanan.

b. Paket peralatan pengkondisian udara.

c. Peralatan paket air sejuk jenis sentrifugal atau rotari.

d. Peralatan pendingin unitari (unitary cooling equipment).

e. Psychometric.

f. Sistem.

g. Terminal.

h. VAC (Ventilating and air conditioning = ventilasi & pengkondisian udara).17. Sewage Treatment PlantSewage Treatment Plant merupakan bangunan instalasi sistem pengolah limbah rumah tangga atau limbah cair domestik termasuk limbah dari dapur, air bekas, air kotor, limbah maupun kotoran. Limbah yang mengandung logam berat akan mendapat perlakuan khusus, bukan termasuk dalam limbah domestik.

Tujuan dari system pengolahan limbah cair domestik adalah agar limbah tidak mengandung zat pencemar lingkungan, sehingga layak buang sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku.

Selanjutnya, bila kita telaah pengertian STP (Sewage Treatment Plant) kata demi kata, sewage artinya kotoran atau limbah, Treatment artinya perawatan, dan plant artinya Bangunan atau instansi atau tempat, Maka Sewage Treatment Plant atau sering disingkat STP ini adalah Proses Pengolahan Limbah di suatu Bangunan atau Instansi. STP ini Tidak jauh berbeda dengan Septik Tank. STP biasanya digunakan di suatu bangunan yang besar, sementara septink tank identik dengan rumahan. Didalam STP terdapat bagian-bagian utama. STP mempunyai beberapa Chamber yang setiap chamber memiliki fungsinya tersendiri. Ada yang disebut sistem Aerasi atau system back wash. Pada intinya system ini merupakan pemberian gelembung udara yang dimaksudkan untuk menghidupkan bakteri yang terdapat didalammnya. Bakteri ini berfungsi untuk menghancurkan sewage yang berbentuk keras. Bakteri pengurai ini menghancurkan sewage hingga di akhir output STP berupa limbah yang berbentuk air bening.

Sewage Treatment plant ini biasanya digunakan di hotel, gedung bertingkat dan sebagainya. Hasil-hasil buangan dari Sewage Treatment Plant seperti minyak dan lemak dari buangan dapur harus dipisahkan dahulu minyak dan lemaknya dari air sebelum masuk ke bak bak pengolahan.

Demikian juga dengan hasil buangan laundry, idealnya harus melalui pretreatment dahulu yaitu koagulasi, flokulasi, netralisasi, dan sedimentasi. Untuk itu diperlukan chemical atau bahan kimia yang sesuai dengan fungsi masing masing.

Hasil dari buangan WC atau Toilet diperlukan penghancur untuk benda benda kasar dan kemudian disaring, baru hasil buangan tersebut masuk ke dalam bak-bak pengolahan sehingga effluent dari prosess pengolahan sewage ini dapat dibuang ke saluran kota dengan kualitas yang disyaratkan, bahkan dapat di recycling untuk penyiraman tanaman.Bagian-bagian STP1.Motor dan mesin blower

2.Control Panel

3.Pompa-pompa

4.Peralatan sedimentasi

5.Water level control (WLC) dan Elektroda18. Ground Water TankKebutuhan air yang cukup besar dan kurangnya pasokan air yang memadai menjadi alasan dibutuhkannya sistem penyimpan air tambahan, salah satunya adalah dengan tower water tank (menara tangki air) dan ground tank (tangki bawah tanah). Untuk alasan estetika/ keindahan dan biaya, biasanya banyak orang lebih memilih menggunakan ground tank, karena letaknya yang tidak kelihatan (terpendam di bawah tanah) dan dari segi pembuatan juga relatif lebih murah jika dibandingkan tower water tank karena tidak perlu struktur kolom dan balok. Mekanisme kerjanya adalah sumber air dari sumur dipompa keatas, kemudian disimpan di ground tank. Lalu dari ground tank ini akan dipompa lagi ke water tank di atap (ukuran kecil), baru diedarkan ke saluran-saluran air dibawahnya.Campuran beton yang dipakai dalam pembuatan ground tank harus tepat dan kedap air (water proof).19. Lift

Didalam perencanaan instalasi Lift, yang harus di perhatikan :

a. Pola lalu lintas orang dan barang disekitar dan didalam gedung harus diperhatikan

b. Lift penumpang barang dan kebakaran harus terpisah.

c. Cara penanggulangan jika terjadi keadaan darurat.F. Tinjauan Perencanaan Pembebanan

Analisis pembebanan merupakan hal yang pertama kali harus dihitung dalam melakukan desain pada perencanaan struktur. Analisis pembebanan, bisa didapatkan gaya-gaya dalam ultimate seperti momen ultimate (MU), geser ultimate (VU), Torsi, dan gaya aksial. Dari gaya dalam yang telah didapatkan, dapat dilakukan desain penampang struktur untuk menahan gaya-gaya dalam tersebut. SK-SNI 2002, dikenal istilah kuat rencana yang merupakan kekuatan yang direncanakan untuk dapat memikul beban-beban gaya dalam terfaktor ultimate. Metoda LRFD, kuat rencana ini dihitung dari kuat nominal yang direduksi oleh suatu faktor keamanan sehingga beban yang terjadi tidak lebih besar dari kapasitas penampang yang ada. Pembebanan pada Proyek pembangunan Gedung Bank Yudha Bhakti , direncanakan untuk memikul beban hidup dan beban mati. Perencanaan pembebanan untuk masing-masing lantai adalah berbeda tergantung dari fungsi lantai tersebut. Bangunan Gedung Bank Yudha Bhakti ini memiliki bagian-bagian yang memiliki fungsi yang berbeda-beda, maka dalam pembebanannya, dapat dilakukan pembagian-pembagian. Peraturan yang digunakan dalam perencanaan pembebanan, yaitu peraturan dari Buku Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung 1987. Untuk perencanaan penampang beton dan baja digunakan Peraturan Beton Indonesia 1971, SNI 2002 dan ASTM. Berdasarkan arah dari beban, maka dapat dikelompokan dua macam beban, yaitu:1. Beban Vertikal

Beban vertikal dapat dibagi lagi menjadi dua, yaitu beban mati dan beban hidup. Beban mati adalah berat dari semua bagian bangunan gedung yang bersifat tetap, termasuk peralatan tetap yang tidak terpisahkan dari gedung. Beban hidup adalah berat semua beban yang terjadi akibat penggunaan dari gedung tersebut, termasuk peralatan yang sering berpindah posisi sehingga mengakibatkan perubahan pada pembebanan yang ada. Tabel 5. Besar Beban Mati untuk Material Bangunan

MaterialSpecific Gravity (Kg/m3)

Beton tanpa tulangan2200

Beton bertulang2400

Baja7850

Kayu1000

Pasir1600

(Sumber: Buku pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987)Tabel 5 menjelaskan material bangunan yang digunakan dalam proyek pembangunan Gedung Bank Yudha Bhakti dan termasuk beban mati dalam pembebanan.Tabel 6. Besar Beban Mati untuk Komponen Bangunan

KomponenBerat Satuan ( Kg/m2)

Mortar ( per 1 m)21

Batu bata250

Tegel semen10

Langit-langit (tidak termasuk penggantung)11

Struktur penggantung langit-langit7

Keramik (tidak termasuk mortar)24

Struktur atap baja10 + 0,8 L

(Sumber: Buku pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987)Tabel 6 menjelaskan material komponen bangunan yang digunakan dalam proyek pembangunan Gedung Bank Yudha Bhakti dan termasuk beban mati dalam pembebanan.Tabel 7. Besar Beban Hidup untuk Struktur Bangunan

RuangBeban(Kg/m2)

Tangga, bordes tangga300

Lantai pabrik, bengkel, perpustakaan, toko buku, ruang mesin400

Lantai dan tangga rumah tinggal200

Lantai sekolah, kantor, toko, restoran, hotel250

Lantai ruang olahraga400

Lantai gedung bertingkat

Lantai bawah Lantai tingkat lainnya Balkon yang menjorok keluar (minimum)800400

300

(Sumber: Buku pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987)Tabel 7 menjelaskan struktur bangunan yang digunakan dalam proyek pembangunan Gedung Bank Yudha Bhakti dan termasuk beban hidup dalam pembebanan.2. Beban Horisontal

Beban horisontal adalah beban yang bekerja dalam arah lateral dari bangunan, ada dua beban yang bekerja secara lateral yaitu:

a. Beban angin, yaitu semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang disebabkan oleh selisih dari tekanan udara.

b. Beban gempa, yaitu semua beban statik ekivalen yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa tersebut. Pengaruh gempa pada gedung dicari dengan menggunakan analisis dinamik, maka yang diartikan dengan beban gempa disini adalah gaya-gaya didalam struktur yang terjadi akibat adanya gerakan tanah akibat gempa.3. Beban Khusus

Beban khusus adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang terjadi akibat adanya selisih suhu, pengangkatan dan pemasangan, penurunan pondasi, susut, gaya-gaya tambahan yang berasal dari beban hidup seperti gaya sentrifugal dan gaya dinamis yang berasal dari mesin-mesin, serta pengaruh-pengaruh khusus lainnya.4. Beban anginyaitu semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang disebabkan oleh selisih dari tekanan udara.5. Beban gempa

Yaitu semua beban statik ekivalen yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa tersebut. Jika pengaruh gempa pada gedung dicari dengan menggunakan analisis dinamik , maka yang diartikan dengan beban gempa disini adalah gaya - gaya didalam struktur yang terjadi akibat adanya gerakan tanah akibat gempa.

Pengumpulan Data :

Tujuan Fungsional

Peraturan/Spesifikasi

Geometri Struktur

Gambar Gambar Rencana dan Hitungan Biaya Bangunan

Perencanaan Elemen Elemen Struktur

Pra Rencana :

Asumsi dimensi elemen struktur

CEK

Pelaksanaan Konstruksi

Asumsi OK dan Hasil Optimal

Revisi

Analisis Struktur