BAB III TINJAUAN KASUS -...
Transcript of BAB III TINJAUAN KASUS -...
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. BIODATA PASIEN
a. Identias pasien
Nama : Ny Z
Umur : 46 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
SukuBangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Betah, Walang, Demak
Tanggal Masuk : 6 Mei 2007
Tanggal Pengkajian : 8 Mei 2007
No Register : 5519340
Dx Medis :Contusio Serebri Temporo Parietalis Dekstra Sinistra dan
DI Grade III (Diabetes Insipidus Grade III).
b. Penanggung Jawab
Nama : Tn S
Umur : 53 Tahun
Jenis Kelamin : Laki- laki
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pedagang
Hub dgn Pasien : Suami Pasien
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama
Klien dalam kesadaran sopor dengan nilai Glasgow Coma Scale (GCS): E1M4V2 = 7
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien post kecelakaan lalu lintas dan merupakan rujukan dari RSI NU Demak.
Kurang lebih dua hari yang lalu klien kecelakaan, klien diboncengi sepeda motor
tanpa memakai helm, motor menabrak dan klien terpental jatuh dengan kepala
terbentur aspal, klien langsung pingsan, kemudian sempat sadar tapi pingsan lagi,
klien sempat muntah dua kali. Selama di RSI NU Demak, klien menjalani perawatan
selama satu hari, tapi tidak mengalami perubahan. Karena tidak mengalami
perubahan, kemudian klien dirujuk ke Rumah Sakit Karyadi Semarang pada tanggal 6
Mei 2007.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Sebelum dibawa ke Rmah Sakit Karyadi Semarang, klien dirawat di RSI NU Demak.
Karena tidak mengalami perubahan klien kemudian dirujuk ke RSDK Semarang.
Keluarga klien mengatakan sebelumnya klien belum pernah dirawat, klien belum
pernah sakit seperti ini dan klien tidak punya riwayat prnakit kronis, seperti:
hipertensi, DM dan lain- lain.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga klien, tidak ada yang mengalami sakit seperti yang dialami klien.
Dan dalam keluarga juga tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit kronis dan
penyakit menular/ keturunan.
3. POLA KESEHATAN FUNGSIONAL MENURUT GORDON
1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Keluarga klien mengatakan bila sakit, klien dan keluarga biasa membeli obat
diwarung dan langsung sembuh. Bila masih sakit klien dan keluarga membawa ke
puskesmas/ ke klinik umum terdekat.
2) Pola nutrisi dan metabolik
Setelah sakit klien hanya mendapat masukan dari diit susu personde 6x 250 cc (1500
cc) dan ditambah air putih 50 cc setiap diit diberikan (± 300 cc) untuk membilas
sonde. Klien terpasang infuse ringer laktat (RL) 20 tetes per menit, klien juga
terpasang kateter urin yang pada saat pengkajian berisi 200cc. Setelah dihitung
balance cairannya selama satu hari didapat hasil + 875cc.
3) Pola eliminasi
Setelah sakit klien belum pernah BAB, klien BAK melalui kateter urine ± 1500cc
sehari.
4) Pola istirahat tidur
Setelah sakit klien 24 jam tidur dan dapat dibangunkan jika dirangsang kasar.
5) Pola aktifitas dan latihan
Setelah sakit klien tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari (badrest total),
sehingga dalam memeuhi kebutuhan aktivitas sehari-harinya klien sepenuhnya
dibantu oleh keluarga dan para perawat.
6) Pola sensori dan kognitif
a. Nervus olfaktorius : tidak dapat dikaji
b. Nervus optikus : saat dikaji dengan menggunakan sinar (senter/
baterai), reflek terhadap cahaya yang masuk kemata masih ada. Namun klien
belum bisa membuka mata.
c. Nervus okulomotorius : peka terhadap sinar yang masuk kemata
d. Nervus troklearis : tidak dapat dikaji
e. Nervus trigerminal : tidak dapat dikaji
f. Nervus abdusen : tidak dapat dikaji
g. Nervus fasialis : tidak dapat dikaji
h. Nervus auditorius : tidak dapat dikaji
i. Nervus glosofaringeus : tidak dapat dikaji
j. Nervus vagus : saat pemberian diit susu melalui selang NGT klien
tampak ingin menelan (ada rangsangan untuk menelan)
k. Nervus asesoris : pergerakan bahu dan leher masih baik
l. Nervus hipoglosus : tidak dapat dikaji
7) Persepsi diri dan konsep diri
Tidak dapat dikaji
8) Pola hubungan peran
Tidak dapat dikaji
9) Pola seksual
Tidak dapat dikaji
10) Pola mekanisme koping
Tidak dapat dikaji
11) Pola nilai kepercayaan dan keyakinan
Keluarga klien mengatakan klien beragama islam dan rajin solat
4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Pemeriksaan primer
1. AIRWAY
Jalan napas bersih, tidak ada akumulasi secret di jalan napas dan tidak ada bunyi
snoring saat bernapas.
2. BREATHING
Napas menggunakan nasal kanul dengan O2 3 liter/ menit, RR 30 x/ menit, ada
bunyi cuping hidung, ekspansi dada simetris dan suara dasar vesikuler.
3. CIRCULATION
TD: 160/100mmHg, S: 375 0C, RR: 30 x/mnt, N: 60 x/mnt, saturasi O2 80%,
capillary refill 5 detik, produksi urine ± 1500 cc dalam sehari dan gambaran EKG
iskemik anterior.
4. DISSABILITY
Kesadaran sopor dengan nilai GCS: E1M4V2 = 7
b. Pemeriksaan sekunder
Keadaan Umum: klien tampak lemah dan gelisah
Kesadaran : sopor dengan nilai GCS: E1M4V2= 7
TTV= TD: 160/100 mmHg N: 60x/ menit
S: 37 5 ºC RR: 30x/ menit.
Pengukuran = BB: 55 kg
TB: 147cm
Kepala : bentuk mesosephal, terdapat memar dibagian temporal kanan dan kiri dan
dibagian parietal terdapat luka
a. Rambut: hitam, ikal dan tampak kusut
b.Mata: isokor 3/3mm, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik dan
ada reflek terhadap cahaya.
c. Hidung: tidak secret, terdapat napas cuping hidung, terpasang O2 3 ltr/mnt
dengan menggunakan nasal kanul
d.Telinga: tidak terdapat sekret, terdapat luka lecet dan tidak
menggunakan alat bantu dengar
e. Mulut: mukosa mulut kering, bau mulut dan bibir kering
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tiroid. DVJ mengalami
pembesaran
Dada : Inspeksi : datar dan tidak ada luka
Palpasi : pergerakan simetris
Perkusi : bunyi sonor
Auskultasi : tidak ada bunyi tambahan
Paru- paru : Inspeksi : datar
Palpasi : simetris, pergerakan paru kanan = kiri
Perkusi : bunyi sonor
Auskultasi : bunyi vesikuler
Abdomen : Inspeks : datar
Auskultasi : bising usus normal 24 x/ menit
Palpasi : supel
Perkusi : bunyi timpani
Genital : terpasang kateter urine dan saat dikaji tertampung 400 cc
Ekstremitas : kapilari refill lebih dari 3 detik (5 detik), terdapat edema pada tangan
dan kaki. Pada tangan kanan terpasang infuse RL 20 tetes per menit,
pada kedua kaki terdapat luka lecet, kekuatan otot masih baik dan karena
gelisah kedua tangan dan kaki difiksasi (ditali)
5. DATA PENUNJANG
a. Pemeriksaan laboratorium, tanggal 06 Mei 2007
1) Hematologi Hasil Normal
Analyzer Hema
Hb 11.8 12.00- 15.00
Ht 35.0 35.0- 47.0
Eritrosit 3.80 3.90- 5.60
MCH 31.10 27.00- 32.00
MCV 92.10 76.00- 96.00
MCHC 33.70 29.00- 36.00
Lekosit 16.70 4.00- 11.00
Trombosit 249.0 150.0- 400.0
2) Plasma Protrombin Time (PPKT)
Waktu Protrombin 15.8 10.0- 15.0
PTT Kontrol `13.7
3) Partial Tromboplastin T
Waktu Tromboplatin 22.5 23.4- 36.8
APPT Kontrol 31.8
4) Kimia Klinik
Glukosa Sewaktu 101 80- 110
Ureum 28 15- 39
Kreatinin 0.82 0.60- 1.30
5) Elektrolit
Natrium 146 136- 145
Kalium 3.5 3.5- 5.1
Klorida 114 98- 107
Kalsium 2.28 2.12- 2.52
b. Pemeriksaan EKG, tanggal 06 Mei 2007
Hasil: Iskemik anterior
c. Pemeriksaan Rontgen, tanggal 06 Mei 2007
CT Scant: terdapat edema serebri
d. Terapi, tanggal 08 Mei 2007
Injeksi : Cefriaxon 3 x 1 gram
Ketorolak 3 x 1 ampul
Neurotam 3 x 1 gram
Peroral : Penitoin 1 x 200 gram
Sonde 6 x 250 cc (1500 cc)
Infus: RL 20 tetes permenit + manitol 3 x 175 mg
Terpasang kateter urine tertampung 400 cc
Terpasang NGT
Terpasang O2 3 liter/ menit dengan nasal kanul
Trauma pada jaringa lunak
Robekan (distorsi)
Rusaknya jaringan / pembuluh darah
Cedera jaringan otak
Hematoma
Peningkatan darah ke daerah trauma
Benturan kepala (deselerasi)
Trauma kepala
Luka terbuka Perdarahan
Resti infeksi
J
Rep
Rangsangan aktivitas ke hipotalamus
Hipotalamus terfiksasi
pe↑ produksi ADH & aldesteron
Retensi Na + H2O
Edema
Kelebihan volume cairan dan elektrolit
Permeabilitas kapiler ↑
vasodilatasi
B. PATHWAYS KASUS
aringan sekitartertekan
pe↑ TIK
siko perubahan erfusi jaringan
serebral
Hipoksia jaringan
pe↓ kesadaran (sopor)
Hipoventilasi
- Nafas cuping hidung - Perubahan tekanan
darah
Kerusakan pertukaran gas
Resiko pola nafas tidak efektif
Edema otak
C. PENGELOMPOKAN DATA
NO Tanggal Data (DS + DO) TT
08/05/2007 DS: -
DO:- TD: 160/100mmHg, S: 375 0C, RR: 30 x/mnt, N: 60
x/mnt
- Kesadaran sopor
- Klien terpasang NGT
- Klien terpasang kateter urine yang berisi 400cc
- Klien terpasang infuse RL 20 tts/ mnt
- Lekosit: 16.70
- Na: 146
- Cl: 114
- GCS: E2 M4 V1= 7
- CT Scant: edema serebral
- Klien tampak gelesah
- Terpasang O2 3 ltr/mnt dengan nasal kanul
- napas cuping hidung
- Saturasi O2 80%
- Balance cairan: +875cc
- Capilary refill: 5 detik
- Edema pada kedua kaki dan kedua tangan: 1cm
D. ANALISA DATA
DATA (DS + DO) MASALAH ETIOLOGI
DS: -
DO:- TD: 160/100 mmHg, S: 375 0C,
N: 60 x/mnt, RR: 30x/mnt
- Kesadaran sopor
- GCS: E2M4V1 : 7
- CT Scant: edema serebral
- Klien tampak gelisah
- Capillary refill 5 detik
DS: -
DO:- TD: 160/100 mmHg, S: 375 0C,
N: 60 x/mnt, RR: 30 x/mnt
- Kesadaran sopor
- Terpasang O2 3 ltr/mnt dengan
nasal kanul
- Napas cuping hidung
- Saturasi O2 80%
- Capilary refill: 5 detik
DS: -
DO:- Na meningkat (146)
- Cl meningkat (114)
- Edema pada kedua kaki dan
tangan sedalam 1cm
- Balance cairan + 875 cc
- TD: 160/100 mmHg, N: 60 x/mnt,
S: 375 0C, RR: 60 x/mnt
Perubahan perfusi
jaringan serebral
Resti pola napas tidak
efektif
Kelebihan volume
cairan dan elektrolit
TIK meningkat
sekunder dan
edema serebri
Kerusakan
pertukaran gas
Retensi cairan dan
natrium
DS: -
DO:- Lekosit meningkat (16.70)
- Suhu 375 0C
- Terpasang kateter urine 400cc
- Terpasang NGT
- Terpasang infuse RL 20 tts/mnt,
dan karena klien gelisah infus
sering lepas dan sering berganti-
ganti tempat
- Klien tampak gelisah
- Terdapat luka pada kepala dan
lecet- lecet pada kaki
Resti infeksi Trauma jaringan
dan perdarahan
serebral
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan TIK meningkat sekunder
dan edema serebral ditandai dengan TD: 160/100 mmHg, S: 375 0 C, N: 60 x/mnt,
RR: 30 x/mnt, kesadaran sopor, GCS: 7, CT Scant: edema cerebri, capillary refill 5
detik dan klien tampak gelisah.
2. Resiko tinggi pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kerusakan petukaran gas
ditandai dengan tekanan darah 160/100 mmHg, S: 375 0 C, N: 60 x/mnt, RR: 30
x/mnt, kesadaran sopor, klien terpasang O2 3 liter/menit, nafas cuping hidung, saturasi
O2 80%, Capilari refill 5 detik.
3. Kelebihan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan retensi cairan dan
natrium ditandai dengan natrium meningkat, klorida meningkat, klien terdapat edema
pada kedua tangan dan kaki, balance cairan + 875 cc, tekanan darah 160/100 mmHg,
S: 375 0 C, N: 60 x/mnt, RR: 30 x/mnt.
4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan dan perdarahan cerebral
ditandai dengan leukosit meningkatkan, suhu 375 0 C terpasang kateter urine 400 cc,
terpasang NGT, terpasang infuse dan sering diganti karena klien gelisah, terdapat
luka pada kepala dan lecet-lecet pada kaki.
F. INTERVENSI
1. Dx I
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam
kesadaran klien mulai membaik.
KH : TTV stabil, tidak ada tanda-tanda peningkatan TIK dan GCS
meningkat.
Intervensi :
a) Tentukan factor-faktor penyebab peningkatan TIK
R : untuk memantau tekanan TIK
b) Catat status neurology secara teratur (GCS: 7)
R : mengkaji kecenderungan pada tingkat kesadaran klien
c) Monitor TTV (TD: 160/100 mmHg, S: 375 0 C, N: 60 x/mnt, RR: 30 x/mnt)
R :Peningkatan tekanan darah merupakan tanda gejala terjadinya peningkatan
TIK
d) Evaluasi keadaan pupil (pupil isokor 3/3 mm)
R : untuk menentukan apakah batang otak terkena atau tidak
e) Pantau output dan input (input: 3300 cc, output: 2425 cc)
R : Total cairan tubuh yang terintegrasi terhadap perfusi jaringan
f) Kolaborasi batasi pemberian cairan
R : untuk menurunkan edema serebral
g) Kolaborasi pemberian oksigen sesuai program
R : untuk menurunkan hipoksia.
2. Dx II.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam pola nafas
kembali efektif
KH : Pola nafas kembali normal
Intervensi
a) Pantau frequensi, irama dan kedalaman pernafasan
R : Perubahan menandakan awitan komplikasi pulmonal
b) Catat kompensasi reflek gag atau menekan
R : Kemampuan memobilisasi dan membersihkan sekresi untuk pemeliharaan
jalan nafas.
c) Menaikkan kepala tempat tidur sesuai aduis
R : untuk memudahkan ekspansi paru
d) Kolaborasi pemberian O2 sesuai program
R : memaksimalkan oksigenasi masuk
3. Dx III
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam tidak terjadi
kelebihan volume cairan
KH : Tidak terjadi edema, haluaran urine odekuat
Intervensi
a) Pantau TTV (TD: 160/100 mmHg, S: 375 0 C, N: 60 x/mnt, RR: 30 x/mnt)
R : Peningkatan tekanan darah merupakan tanda terjadinya peningkatan TIK
b) Evaluasi haluaran dan input pasien (input: 3300 cc, output: 2425 cc)
R : untuk mengetahui balances cairan
c) Pertahankan pembatasan cairan dan natrium
R : untuk meminimalkan cairan dan natrium
d) Kolaborasi pemberian obat diuretik
R : mengurangi edema
4. Dx IV
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam infeksi tidak
terjadi
KH : bebas dari tanda-tanda infeksi
Intervensi
a) Berikan perawatan aseptik dan antiseptik
R : Untuk meminimalkan terjadinya infeksi
b) Observasi daerah kulit yang mengalami kerusakan luka
R : Deteksi dini pertembangan infeksi
c) Pantau suhu tubuh secara teratur (suhu: 375 0 C)
R : suhu yang meningkat menandakan terjadinya infeksi
d) Kolaborasi pemberian antibiotik (cefotaxim 3x1 gram)
R : menurunkan infeksi.
G. IMPLEMENTASI
No Dx Waktu Tindakan Respon TT
1,2,3,4
4
1,2,3,4
1,2,3
1,2,3,4
1,2
1,2,3,4
1,3
1,2,3
3
08.05.07
07.30
08.00
09.00
09.30
10.00
10.40
11.00
12.00
13.15
13.30
Mengobservasi
keadaan umum pasien
Merawat luka pasien
Mengkaji nilai GCS
Mengganti flabot
infuse RL 20 tpm
Menginjeksi sesuai
program
Menambah cairan
aquades di monometer
O2
Memonitor TTV
Memberikan diit susu
melalui selang NGT
Mengukur saturasi O2
Menghitung balance
cairan selama satu hari
S : -
O: klien masih belum sadar,
terpasang O2 3 liter, NGT,
infuse dan DC 400 cc
S : -
O : luka sudah kering pada kaki
dan kepala
S : -
O : Klien belum sadar, nilai GCS:
E1M4V2 = 7
S : -
O : Cairan masuk melalui selang
infuse, RL 20 tetes per menit
S : -
O : Obat masuk melalui selang
infuse secara IV
S : -
O : Klien tampak bernafas melalui
nasal kanul 3 liter/mnt
S : -
O : TD : 160/100 mmHg, S : 375 0
C, N : 60, RR =24
S : -
O : Susu masuk melalui NGT 250
cc ditambah 50 cc untuk bilas
S : -
O : Saturasi O2 79%
S: -
O: I: diit susu 1500cc + 300cc
1,2,3,4
1,2,3,4
1,3
1,2,3
1,2,3,4
1,2,3,4
09.05.07
21.05
22.00
22.15
22.30
02.00
05.00
06.15
Mengobservasi
keadaan umum pasien
Menginfeksi pasien
sesuai program
Memberikan diit susu
melalui NGT
Menciptakan
lingkungan yang
nyaman dan tenang
Mengganti cairan
infuse RL 20 tetes per
menit
Memonitor TTV
Mengkaji tingkat
kesadaran klien
untuk membilas, infuse
1500cc= 3300cc. O: urine
1500cc, IWL 825cc dan
keringat 100cc=
2425cc.Balance= +875cc
S : -
O : Pasien tampak belum sadar,
GCS masih 7 dan tampak
gelisah
S : -
O : Obat masuk melalui selang
infuse secara IV
S : -
O : Susu masuk melalui selang
NGT 250 cc dan air putih 50
cc untuk bilas
S : -
O : Klien masih tampak gelisah
S : -
O : Cairan RL 20 tetes per menit
masuk melalui IV
S : -
O : TD : 140/90 mmHg
N : 72 x/mnt
RR : 30 x/mnt
S : 37 ºC
S : -
O : Klien masih sopor, nilai GCS
= E1M4V2 = 7
3 06.30
07.00
Menghitung balance
cairan selama 24 jam
Mengikuti Operan Jaga
S: -
O: I: Diit susu 1500cc + 300cc,
infuse 1500cc= 3300cc. O:
urine 1800cc, IWL 825cc,
keringat 100cc. Balance
cairan= +575cc
S : -
O : Kesadaran klien masih sopor,
klien tampak gelisah
H. EVALUASI
No Dx Waktu Evaluasi TT
I
II
III
10.05.07
21.30
22.30
11.05.07
05.15
S : -
O : - Kesadaran klien sopor dan klien tampak gelisah
- GCS : E1 M4 V2 = 7
- TD : 140/90, N : 72 x/mnt, S : 37 ºC, RR : 20
- Pupil isokor 3/3 mm
- kapilary refill 3detik
A : Masalah belum teratasi
P : Kaji ulang intervensi
- Kaji factor penyebab peningkatan TIK
- Kaji status neurologis
- Pantau TTV
- Batasi cairan
S : -
O : - Pasien masih terpasang O2 3 ltr/mnt
- Pasien belum sadar (sopor)
- Saturasi O2 85%
- TD : 140/90, N : 72 x/mnt, S : 37 ºC, RR : 20
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Pantau frequensi, pernafasan
- Kolab pemberian O2
S : -
O : - Pemeriksaan lab belum di periksa ulang
- Masih terlihat edema pada kedua tangan dan kaki
- TD : 140/90, N : 72 x/mnt, S : 37 ºC, RR : 20
- Balance cairan : +572
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Kaji TTV
IV
06.15
- Batasi cairan dan eatrium
- Kolaborasi pemberian diuretic
S : -
O : - Pasien tampak belum sadar (sopor) dan gelisah
- Masih terpasang NGT, DC (300 cc), dan infuse pada
kaki kanan 20 tetes per menit
- Luka sudah kering
- S : 37 ºC
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Berikan perawatan secara aseptik
- Observasi keadaan luka
- Pantau suhu tubuh pasien
- Kolaborasi pemberian antibiotik