BAB III TINJAUAN KASUS A....
Transcript of BAB III TINJAUAN KASUS A....
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
I. Identitas Pasien
Pengkajian dilakukan pada tanggal 5 Januari 2008 diruang II Rumah
Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo semarang, dengan
Skizofrenia berkelanjutan. Klien bernama Nn.S, Umur 25 tahun, jenis
kelamin perempuan, pendidikan klien SLTA, dan tidak bekerja, klien
tinggal di Kendal dank lien dibawa ke RS. Jiwa oleh ayahnya Tn S, jenis
kelamin laki-laki sebagai penanggung jawab dari klien selama di Rumah
Sakit Jiwa. Klien masuk ke Rumah Sakit jiwa pada tanggal : 31 Desember
2007.
II. Riwayat Keperawatan
a. Alasan Masuk
Bicara kacau, sering melamun
b. Predisposisi
Kurang lebih 2 minggu pasien sulit tidur, sering melamun,
menyendiri, sedih. Klien sedih karena pernikahannya gagal.
Klien dulu pernah dirawat pada tahun 2004 dinyatakan sembuh
dengan keluhan yang sama. Didalam keluarga klien, tidak ada yang
sakit seperti klien. Klien mempunyai pengalaman masa lalu yang saat
ini sulit dihilangkan yaitu gagal dalam pernikahan dan ditinggalkan
oleh calon suaminya itu.
c. Faktor prespitasi
Klien sering melamun, menyendiri dan sering bicara kacau sehingga
klien dibawa di rumah sakit.
III. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda – tanda vital
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 37oC
RR : 22 x/menit
b. Data antropometri
Tinggi Badan : 157 cm
Berat Badan : 48 kg
c. Keluhan fisik
Kepala : Rambut kotor
Mata : Konjungtivitis
Hidung : Tidak terdapat penumpukan sekret
Telinga : Simetris, kotor
Mulut : Bibir kering, kotor
Leher : Tidak terdapat pembesaran tiroid
Kulit : Kulit kering, kurang bersih.
2
IV. Psikososial
1. Genogram
Klien tinggal bersama orang tuanya dan kakaknya. Keluarga klien
tidak ada yang sakit seperti klien. Yang menanggung kebutuhan
keluarga adalah ayah klien yang bekerja sebagai petani. Pengambilan
keputusan klien meminta bantuan kepada ibu atau bapak.
2. Konsep diri
a. Gambaran Diri
Klien mengatakan tidak ada masalah dengan anggota tubuhnya,
klien menyukai semua bagian tubuhnya.
b. Identitas Diri
Klien adalah anak kedua dari dua bersaudara, klien mengakui
berjenis kelamin perempuan. Klien tidak ada/ tidak mempunyai
masalah dengan jenis kelaminnya, dan merasa puas sebagai
seorang perempuan.
3
c. Ideal Diri
Klien berharap dapat menikah dengan orang yang disayangi dan
ingin cepat sembuh agar cepat pulang kerumah membantu
bapaknya bertani.
d. Peran Diri
Klien mengatakan dalam keluarga perannya sebagai anak terakhir
yaitu anak kedua dari dua bersaudara.
e. Harga Diri
Klien mengatakan merasa malu karena pernikahannya gagal dan
merasa mlinder dengan keadaannya sekarang.
3. Hubungan sosial
Orang yang terdekat dengan klien adalah ibunya. Hubungan dengan
masyarakat atau teman merenggang karena klien lebih suka
menyendiri, kurang bergaul dan menyendiri, klien juga merasa malu.
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien adalah seorang yang beragama islam dan percaya Tuhan
pasti akan memberi kesembuhan.
b. Kegiatan Ibadah
Waktu dirumah klien jarang sholat begitu juga saat di Rumah
Sakit ini.
4
5. Status Mental
a. Penampilan
Saat dikaji penampilan kurang bersih, kurang rapi, pakaian sesuai
yang digunakan.
b. Pembicaraan
Bicara lambat, nada bicara tidak keras. Bicara seperlunya dan
kata-kata jelas. Setiap kalimat satu dengan kalimat lain saling
berhubungan. Kadang butuh mengulang pertanyaan dua kali untuk
menjawab pertanyaan.
c. Aktivitas Motorik
Saat pengkajian klien gelisah, duduk berdiri.
d. Alam Perasaan
Saya sedih karena saya merasa kecewa, karena pernikahan saya
telah gagal.
e. Afek
Afek klien sesuai, contoh: saat diberikan cerita tentang keadaan
sedih, klien merasa ikut sedih dan sebaliknya.
f. Interaksi selama wawancara
Saat wawancara semua pertanyaan dijawab walaupun dengan
suara yang lambat. Kontak mata dengan perawat kurang klien
lebih suka menunduk dan kurang kooperatif. Tidak ada sikap
bermusuhan saat wawancara.
5
g. Persepsi
Klien mengatakan halusinasi pendengaran. Klien mengatakan
mendengar suara-suara yang selalu mengejek dan menakutinya.
Suara itu datang saat klien menyendiri dan melamun. Suara-suara
itu seperti orang sekampungnya, suara itu muncul kurang lebih
2 kali sehari, atau tidak pasti karena suara itu muncul saat
melamun, lama suara tersebut kurang lebih tiga menit. Klien
merasa ketakutan dan terkadang jika klien tidak bisa menahan,
klien mengucapkan kata Bismillah, dan suara itupun menghilang.
h. Proses fikir
Kadang ada blocking setiap pertanyaan.
Contoh: Ada waktu beberapa detik untuk menjawab pertanyaan.
Walupun begitu, jawaban tidak berbeli-belit.
i. Isi Pikir
Klien tidak mengalami ganguan dalam isi fakir.
j. Tingkat Kesadaran
Klien nampak bingung, tapi masih dapat berorientasi terhadap
waktu, tempat dan orang terdekat, klien juga mengetahui orang
yang mengajak bicara.
k. Memori
Klien masih dapat mengingat keadaan masa lalu karena masih ada
kejadian yang lebih dari satu tahun klien masih dapat mengingat.
6
l. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Klien dapat berhitung degan baik, masih dapat konsentrasi dengan
cukup baik terbukti bahwa klien bisa menyebutkan saudaranya dan
bisa menghitung sudah berapa lama klien dirawat.
m. Kemampuan Penilaian
Klien dapat mengambil keputusan sederhana tanpa bantuan, misal:
selesai klien makan, klien langsung mencuci piring sendiri.
n. Daya Tilik Diri.
Daya tilik klien baik, klien menyadari kalau dia sedang sakit, dan
sehingga dibawa di Rumah Sakit Jiwa daerah Semarang.
V. Kebutuhan persiapan Pulang
a. Makan
Klien bisa makan sendiri. Saat makanan klien langsung makan tanpa
harus nunggu perintah. Makan 3 kali sehari. Dan setiap porsi makanan
selalu habis satu porsi.
b. BAB / BAK
Untuk kebutuhan BAB ataupun BAK klien tidak membutuhkan
bantuan dari siapapun. Klien mampu melakukan semua itu sendiri.
c. Mandi
Klien biasanya mandi sehari 2 kali. Setiap pagi dan sore. Dan tanpa
bantuan siapapun. Klien mandiri.
7
d. Berpakaian
Klien mampu berpakaian sendiri sesuai pasangannya. Setiap klien
mandi klien ganti baju, klien mampu menyisir rambutnya sendiri
selama di RSJD, klien tidak memakai bedak karena tidak tersedia.
e. Istirahat dan Tidur
Klien tidur sehari kurang lebih 8 jam, tidak ada persiapan khusus jika
ingin tidur. Tidur malam biasanya jam 20.00-05.00 WIB.
f. Penggunaan Obat
Selama di Rumah Sakit Jiwa Daerah klien diberi obat 2 kali yaitu
sebelum makan siang dan setelah makan malam. Obat selalu diminum,
tidak dibuang, reaksi obat yang dirasakan klien yaitu klien merasa
mengantuk.
g. Pemeliharaan kesehatan
Tekad keluarga sudah bulat dan berani menerima konsekuensinya
untuk mengobati anaknya di Rumah Saki Jiwa Daerah ini, keluarga
akan mengunjungi klien. Klien mengatakan jika sudah pulang nanti
akan rutin kontrol dirumah sakit.
h. Kegiatan dirumah
Klien mengatakan jika nanti sudah pulang kerumah, klien akan
mencari kesibukan dengan bekerja membantu ayah dan ibu.
8
i. Kegiatan diluar rumah
Klien tidak pernah melakukan kegiatan diluar selama sakit, tetapi
kalau pulang nanti klien ingin mengikuti kegiatan yang ada
dikampungnya, misalnya pengajian.
VI. Mekanisme Koping
Bila klien mempunyai masalah, klien selalu memendam dan tidak mau
terbuka, klien enggan bercerita.
VII. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan darah :
Nama Hasil Nilai Normal
Glukosa sewaktu 95 mg / dl < 140 mg/100 ml
Ureum 13 mg /100ml 10-50 mg/100 ml
Creatinin 0,7 mg /100ml L: 0,6-1,1 D: 0,5-09
Cholesterol total 155 mg / 100 ml 150-220
Trigliserid 50 mg s/d 150
Protein total 6,3 – 8,0
Albumin 3,6 mg / 100ml 3,8 – 5,1
SGOT 16 U / L L : s/d 37 P : s/d 31
SGPT 16 U/L L : s/d 42 P : s/d 32
Uric acid 61 mg/100ml L : s/d 3,5-7 P : 2,5-5,7
9
b. Therapi medik
1) Halloperidol : 2 x 5 mg
2) Tryhexyphenidyl : 2 x 2 mg
3) Promactil : 2 x 100 mg
4) Chloramphenicol : 2 x 2 tetes
10
B. Analisa Data
NO Tgl dan jam Data Fokus Masalah
1 5 januari 2008
14.00
DS : Saya merasa kesal, sampai- sampai
dulu tangan saya, saya sayat dengan
pisau kecil (silet).
DO : Terdapat luka sayatan
Resiko menciderai diri
sendiri. Orang lain dan
lingkungan
2 DS : Saya sering mendengar suara- suara
yang selalu mengejek saya, suara itu
datang saat saya menyendiri dan
melamun Suara itu seperti orang
sekampung, suara itu muncul kurang
lebih 2 sampai 3 kali sehari
DO : Klien nampak bicara- bicara sendiri,
dan senyum- senyum.
Gangguan persepsi
sensori : halusinasi
dengar
3 DS : Saya males ngobrol mbak
DO : Kontak mata kurang, sering
menunduk, tidak fokus.
Isolasi sosial: Menarik
diri
4 DS : Saya malu, karena pernikahan saya
telah gagal
DO : Klien senang menyendiri, klien
nampak malu.
Gangguan konsep Diri :
Harga Diri Rendah
11
C. Pohon Masalah
D. Diagnosa Keperawatan
3. Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
1. Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan
halusinasi dengar.
2. Gangguan sensori persepsi : halusinasi dengar berhubungan dengan
menarik diri.
Gangg
Resiko Menciderai Diri Sendiri, Orang Lain, dan Lingkungan
uan Sensori Perse
Gangguan Konsep Diri: Harga Diri
Isolasi Sosial: Menarik Diri
psi : Halusinasi Pendengaran
12
Core Problem
E. Perencanaan
Perencanaan No No.
DX
Diagnosa
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi
Intervensi
1 Resiko menciderai diri, orang
lain dan lingkungan
berhubungan dengan halusinasi
dengar
Tujuan umum:
Klien tidak menciderai orang
lain
Tujuan khusus 1:
Klien dapat membina hubungan
saling percaya
Ekspresi wajah bersahabat
menunjukkan rasa senang,
ada kontak mata dan berjabat
tanan dan menyebut nama,
mau menjawab salam, klien
mau duduk berdampingan
dengan perawat, mau
mengutarakan masalah yang
dihadapi
Bina hubungan saling percaya dengan
menggunakan komunikasi terapeutik.
a. Sapa klien dengan ramah baik
verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan
nama panggilan yang disukai klien
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap menerima klien
apa adanya
g. Beri perhatian kepada klien dan
perhatikan kebutuhan dasar klien
38 13
Tujuan khusus 2:
Klien dapat mengenali
halusinasi
Klien dapat menyebutkan
waktu, isi, frekuensi
timbulnya halusinasi. Klien
dapat mengungkapkan
perasaan terhadap
halusinasinya
a. Adakan kontak sering & singkat
secara bertahap.
b. Observasi tingkat laku klien terkait
dengan halusinasinya bicara, dan
tertawa tanpa stimulus memandang
ke kiri / ke kanan / ke atas / ke
bawah seolah ada teman bicara
c. Membantu klien mengenal
halusinasinya
- Jika menemukan klien yang
sedang halusinasi, tanyakan.
Apakah ada suara-suara yang
didengar
- Jika klien menjawab ada
lanjutkan apa yang dia katakan
- Katakan bahwa perawat percaya
bahwa klien mendengar suara itu
namun perawat sendiri tidak
mendengarnya (dengan nada
bersahabat tanpa menuduh dan
menghakimi)
39 14
- Katakan bahwa klien lain juga
ada seperti klien
- Katakan bahwa perawat akan
membantu klien
d. Diskusikan dengan klien:
- Situasi yang menimbulkan dan
tidak menimbulkan halusinasi
- Waktu dan frekuensi halusinasi
e. Diskusikan dengan klien apa yang
dirasakan jika terjadi halusinasi
(takut, marah, senang, sedih)
Tujuan khusus 3:
Klien dapat mengontrol
halusinasinya
Klien dapat menyebutkan
tindakan yang biasanya
dilakukan untuk
mengendalikan
halusinasinya.
- Klien dapat menyebutkan
cara baru
a. Identifikasi bersama klien cara
tindakan yang dilakukan jika terjadi
halusinasi (tidur, marah,
menyibukkan diri dan lain-lain)
b. Jelaskan manfaat cara yang
dilakukan klien, jika bermanfaat
beri pujian
c. Diskusikan cara baru untuk
memutus / mengontrol halusinasi
40 15
- Katakan saya tidak mau
mendengar kamu (pada saat
halusinasi)
- Memuji orang lain (perawat,
teman atau anggota keluarga)
untuk bercakap-ckap atau
mengatakan halusinasi yang
terdengar
- Membuat jadwal kegiatan sehari-
hari agar halusinasi tidak sampai
muncul
d. Bantu klien memilih dan melatih
cara memutus halusinasi secara
bertahap
e. Beri kesempatan cara yang telah
dilatih, evaluasi halusinasinya dan
beri pujian jika berhasil
f. Anjurkan klien mengikuti terapi
aktifitas kelompok, orientasi realita,
stimulasi persepsi
41 16
Tujuan khusus 4:
Klien dapat dukungan dari
keluarga dalam mengontrol
halusinasinya
Klien dapat membina
hubungan saling percaya
dengan perawat
- Keluarga dapat
menyebutkan pengertian
tanda dan tindakan untuk
mengendalikan halusinasi
a. Anjurkan keluarga untuk
membantu klien jika mengalami
halusinasi
b. Diskusikan dengan keluarga (pada
saat keluarga berkunjung / pada
saat kunjungan di rumah)
- Gejala halusinasi yang dialami
klien
- Cara yang dapat dilakukan klien
dan keluarga untuk memutus
halusinasi
- Cara merawat anggota keluarga
yang terkena halusinasi, dirumah,
beri kegiatan jangan biarkan
sendiri, makan bersama
c. Beri informasi waktu follow up
atau kapan berlumen dapat bantuan
halusinasi tidak terkontrol dan
resiko menciderai diri
42 17
18
43
Tujuan khusus 5:
Klien dapat memanfaatkan obat
dengan baik
- Klien dan keluarga dapat
menyebutkan manfaat,
dosis dan efek samping
obat.
a. Diskusikan dengan klien dan
keluarga tentang dosis, frekuensi
dan manfaat
- Klien dapat
mendemonstrasikan
penggunaan obat benar
- Klien dapat informasi
tentang efek samping obat
b. Anjurkan klien meminta sendiri
obat pada perawat dan merasakan
manfaatnya
c. Anjurkan klien bicara dengan
dokter tentang manfaat dan efek
samping obat yang disediakan
F. Implementasi
Tgl /
jam
No.
DX
Implementasi Keperawatan Respon TTD
5/1/08
14.00
Tujuan khusus 1: Bina Hubungan
Saling Percaya
a. Menyapa klien dengan ramah
b. Memperkenalkan diri dengan
menyebutkan nama lengkap,
panggilan, alamat dan berjabat
tangan
c. Menanyakan nama lengkap,
panggilan serta alamat klien
d. Menjelaskan tujuan pertemuan
yaitu ingin menyelesaikan
masalah
Tujuan khusus 2
Menanyakan pada klien tentang
waktu, isi dan frekuensi terjadinya
halusinasi
S : Klien menjawab “Selamat siang” nama
saya Nn.S biasa dipanggil S, saya
berasal dari Kendal, klien
menceritakan masalah yang terjadi
Klien mendengar suara-suara yang
selalu mengejek dan menakut-
nakutinya. Suara itu orang sekampung,
suara muncul saat klien melamun,
lamanya kurang lebih 3 menit
O : Klien mau menjabat tangan perawat,
mau duduk berdampingan dengan
perawat, tersenyum
A : Tujuan khusus 1 dan tujuan khusus 2
tercapai,klien mau mengenal halusinasi
P : Lanjutkan Tujuan khusus 3
Perawat : Ajarkan cara mengontrol
halusinasi
Klien : Mengingat-ingat apa ada
masalah yang belum
disampaikan kepada
perawat
6/1/08
09.00
Tujuan khusus 3
a. Menyapa klien dengan ramah
dan menanyakan kabar
b. Memvalidasi Tujuan khusus 2
c. Menanyakan pada klien
tentang cara yang biasa
dilakukan klien saat
halusinasi datang
S : Klien menjawab “Selamat pagi”
kabarnya baik, klien mengatakan bila
bisikan itu datang klien mencoba
menahan dan baca bismillah,
Terkadang bisikan tersebut semakin
kuat.
d. Ajarkan cara mengontrol
halusinasi
1. Dengan cara menghardik
2. Berbicara dengan perawat
O : - Klien kooperatif saat berinteraksi
- Klien memperhatikan saat perawat
mendemonstrasikan cara pertama
mengontrol halusinasi dan
19
atau orang lain pada saat
halusinasi datang
menghardik
“Pergi….., pergi aku tidak mau
mendengar, pergi……….”
Dan cara kedua saat mendengar
suara-suara bisa lapor / cerita dengan
perawat
- Klien mampu mendemonstrasikan
cara mengontrol halusinasi dengan
menghardik dan cerita pada perawat
A : Tujuan khusus 3 tentang mengontrol
halusinasi cara pertama dan kedua
tercapai
P : Lanjutkan Tujuan khusus 3
Perawat : Lanjutkan Tujuan
khusus 3 lagi tentang
mengontrol halusinasi
cara ke 3 dan ke 4 yaitu
mengontrol halusinasi
dengan melakukan
aktifitas sehari-hari /
membuat jadwal
kegiatan sehari-hari
Klien : Mendemontrasikan cara
mengontrol halusinasi
dengan menghardik bila
suara-suara itu muncul
lagi
7/1/08
09.15
Melanjutkan
Tujuan khusus 3
a. Menyapa klien dengan ramah
b. Menanyakan kabar
c. Memvalidasi Tujuan khusus3
yang membahas kemarin
S : - Klien menjawab salam
“Selamat pagi” kabar pagi ini baik.
- Cara kemarin pernah saya lakukan
yaitu menghardik, saya suruh
pergi….. pergi jangan ganggu saya….
- Iya, saya mau dibuatkan jadwal
aktifitas sehari-hari dari Bangun tidur
sampai tidur lagi
O : Klien kooperatif, tersenyum dan mau
20
dibuatkan jadwal aktifitas agar klien
tidak melamun.
Klien memperhatikan
A : Tujuan khusus 3 klien mampu mengontrol
halusinasi dengan cara 3 dan 4 yaitu
melakukan aktifitas / membuat jadwal
sehari-hari
P : Lanjutkan Tujuaqn khusus 5
Perawat : Lanjutkan Tujuan
khusus 5 m enjelaskan
manfaat, macam, efek
obat samping
Klien : Memilih cara efektif
untuk mengontrol
halusinasi
21