BAB III Terbaru Bismillah1

download BAB III Terbaru Bismillah1

of 12

Transcript of BAB III Terbaru Bismillah1

  • 8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1

    1/39

    LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    BAB III

    URAIAN KEGIATAN

    Dalam Bab ini akan dijelaskan apa saja yang dikerjakan praktikan selama

    menjalani kerja praktik di Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Timur selama 2

     bulan. Sesuai dengan posisi praktikan dalam kerja praktik ini sebagai Pembantu PP

    Teknis Kegiatan sehingga pekerjaan yang dilakukan memahami aturan dasar Dinas

    Pekerjaan Umum, memelajari perbedaan jalan, menjelaskan ara kerja alat, dan

    menjelaskan metode yang digunakan untuk menghitung. !inian semua kegiatan akan

    dijelaskan sebagai berikut "

    3.1 Spesifikasi Umum

    Spesi#ikasi Umum yang dimiliki oleh Dinas Pekerjaan Umum merupakanaturan$aturan dasar yang menjadi auan untuk melakukan pekerjaan pada proyek.

    Sehingga, para konsultan maupun kontraktor harus menggunakan aturan ini karena sudah

    standart yang ada di %ndonesia. &da banyak divisi didalamnya, namun setiap proyek 

    memiliki bidang divisi yang berbeda beda untuk di kerjakan. Untuk pengerjaan proyek 

    !ehabilitas 'alan dalam Kota Samarinda, divisi yang digunakan sebagai berikut"

    3.1.1 Divisi 1

    UU

    (ingkup pekerjaan dari kontrak ini meliputi pelaksanaan pekerjaan jalan

    dan)atau

     jembatan *termasuk pekerjaan pendukungnya+, pada ruas jalan dan)atau jembatan

    tertentu. Pekerjaan $ pekerjaan yang diakup di dalam Spesi#ikasi ini dibagi tiga

    kelompok, Pekerjaan Utama-, Pekerjaan Pengembalian Kondisi dan inor-, dan

    Pekerjaan Pemeliharaan !utin-.

    Kegiatan Pemeliharaan !utin harus dimulai sejak tanggal mulai sampai dengan

    Serah Terima Pekerjaan Sementara *Pro#esional /and 0ver+. Kegiatan$kegiatan ini

    meliputi pekerjaan yang bersi#at untuk menegah setiap kerusakan jalan)atau jembatan

    lebih lanjut namun tidak dimaksudkan untuk mengembalikan kondisi jalan dan)atau

     jembatan ke kondisi semula atau ke kondisi yang lebih baik dari semula.

      Pekerjaan Pengembalian Kondisi harus dimulai paling lambat 1 hari sejak 

    tanggal mulai kerja dan dalam periode mobilisasi dan dimaksudkan untuk 

    mengembalikan dalan lama dan jembatan minor yang ada ke suatu kondisi yang dapat

    digunakan, konsisten dengan kebutuhan normal untuk jalan dan)atau jembatan menurut

     jenisnya

    Pekerjaan Utama akan diterapkan pada ruas jalan termasuk pekerjaan jembatan

    minor yang pengembalian kondisinya telah selesai dan dimaksudkan untuk meningkatkan

    kondisi jalan termasuk jembatan minor ke kondisi yang lebih baik daripada sebelumnya.

    Pekerjaan Utama juga diterapkan untuk pembangunan jalan dan jembatan baru atau

     penggantian jembatan lama. Pekerjaan semaam ini umumnya memperbaiki kerataan

    19

  • 8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1

    2/39

    LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    maupun bentuk permukaan jalan dan)atau meningkatkan proyeksi umur struktur 

     perkerasan pada ruas jalan tersebut.

    (ingkup kontrak ini megharuskan Penyedia 'asa untuk melakukan surveilapangan yang ukup detail selama periode mobilisasi agar Direksi Pekerjaan dapat

    melakukan revisi minor dan menyelesaikan detil pelaksanaan pekerjaan sebelum operasi

     pelaksanaan pekerjaan sebagaimana diisyaratkan dalam Pasal 3.3.1 dari Spesi#ikasi ini.

    Penyedia 'asa harus melaksanakan semua pekerjaan yang diperlukan dan

    memperbaiki aat mutu selama Periode Kontrak harus diselesaikan sebelum berakhirnya

    4aktu yang diberikan untuk memperbaiki aat mutu, termasuk pekerjaan Pemeliharaan

    !utin yang dilaksanakan selama Periode Pelaksanaan.

    (ingkup pekerjaan termasuk, tetapi tidak terbatas, seluruh pekerjaan yang

    terkait dengan"

    *a+ Penanganan Keselamatan dan Kesehatan Kerja *K1+ Konstruksi *termasuk  penyuluhan /%5)&%Ds, jika disebutkan dalam Kontrak+ yang dituangkan

    dalam !K1K *!enana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi+

    *b+ Pengamanan (ingkungan /idup, dan anajamen utu

    3.1.! Divisi 3

    PEKERAJAN TANA"

    Pekerjaan ini harus menakup penggalian, penanganan, pembuangan atau

     penumpukan tanah atau batu atau bahan lain dari jalan atau sekitarnya yang diperlukan

    untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam Kontrak ini.

    Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan saluran air dan selokan,

    untuk #ormasi galian atau pondasi pipa, gorong$gorong, pembuangan atau struktur 

    lainnya, untuk pekerjaan stabilisasi lereng dan pembuangan bahan longsoran, untuk 

    galian bahan konstruksi dan pembuangan sisa bahan galian, untuk pengupasan dan

     pembuangan bahan perkerasan beraspal)atau perkerasan beton pada perkerasan lama, dan

    umumnya untuk menentukan pro#il dan penampang yang sesuai dengan Spesi#ikasi ini

    dan memenuhi garis, ketinggian dan penampang melintang yang ditunjukkan gambar atau

    sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerja.

    Pekerjaan yang diperukan untuk pembuangan bahan yang tak terpakai dan tanah

    humus akan diapai oleh Seksi 1.6 dari Spesi#ikasi ini. Seksi ini berlaku untuk semua

     jenis galian.

    3.1.3 Divisi #

    PELEBARAN PERKERASAN

    Pekerjaan ini harus menakup penambahan lebar perkerasan sama sampai lebar 

     jalan lalu lintas yang diperlukan dalam ranangan, yang ditunjukkan pada 7ambar atau

    yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Pekerjaan harus menakup penggalian dan

     pembuangan bahan yang ada, penyiapan tanah dasar, dan penghamparan serta pemadatan

     bahan dengan garis dan dimensi yang diberikan dalam 7ambar atau yang disetujui oleh

    20

  • 8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1

    3/39

    LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    Direksi Pekerjaan. Pekerjaan harus sudah selesai sebelum pelaksanaan dari pelapisan

    lapis perata.

    Pelebaran perkerasan harus dilaksanakan seperti yang ditunjukkan dalam7ambar. Penentuan pelebaran perkerasan apakah satu sisi maupun dua sisi harus

    dilakukan dengan mempertimbangkan !uang ilik 'alan *!umija+ yang tersedia,

     bangunan tetap dan lingkungan yang ada termasuk pembebasan tanah *jika ada+ sehingga

    dapat meniptakan suasana aman bagi pemakai jalan seperti kebebasan samping yang

    ukup dengan disediakannya lebar bahu jalan seperti kebebasan samping yang ukup

    dengan disediakannya lebar bahu jalan yang memenuhi standar teknis.

    Bilamana alinyemen jalan lama tidak memenuhi ketentuan minumum dari #ungsi

     jalan tersebut *arteti, kolektor, dan lokal+, maka pelebaran perkerasan harus dilkasanakan

    dengan perbaikan alinyemen sedemikian hingga sumbu jalan menjadi lebih lurus dan

    lengkung pada tikungan maupun pada punak tanjakan dapat dikurangi.

    3.1.# Divisi $

    PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON SEEN

    Seksi $.1 Lapis P%&'asi A()e(a*

    Pekerjaan ini harus meliputi pemasokan, pemrosesan, pengangkutan,

     penghamparan, pembahasan, dan pemadatan agregat diatas permukaan yang telah

    disiapkan dan telah diterima sesuai dengan detil yang ditunjukan dalam gambar atau

    sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan, dan memelihara lapis pondasi agregat yang

    telah selesai sesuai dnegan yang disyaratkan. Pemrosesan harus meliputi, bila perlu

     pemeahan, pengayakan, pemisahan, penampuran, dan operasi lainya yang perlu untuk 

    menghasilkan suatu bahan yang memenuhi ketentuan dari Spesi#iaksi.

    Seksi $.! Pe)ke)asa& Be)+u*i) Ta&pa Pe&u*up Aspa,

    Pekerjaan ini harus meliputi pemasokan, pengangkutan, penghamparan, dan

     pemadatan bahan untuk pelaksanaan Perkerasan Berbutir Tanpa Penutup &spal *(apis

    Permukaan &gregat dan (apis Pondasi &gregat+ diatas permukaan yang telah disiapkan

    dan diterima sesuai dengan ketentuan dan detail yang ditunjukan dalam gambar atau

    sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan. Pemrosesan harus meliputi, bila perlu

     pemeahan, pengayakan, pemisahan, penampuran, dan operasi lainya yang perlu untuk 

    menghasilkan suatu bahan yang memenuhi ketentuan dari Spesi#iaksi.

    Seksi $.3 Pe)ke)asa& Be*%& Seme&

    Pekerjaan ini meliputi pembuatan Perkerasan Beton Semen *Perkerasan Kaku+

    dan (apis Pondasi Ba4ah yang dilaksanakan sesuai dengan ketebalan dan bentuk 

     penampang melintang seperti yang ditunjukan dalam gambar atau sebagaimana

    diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

    Seksi $.# Lapis P%&'asi Seme& Ta&a-

    21

  • 8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1

    4/39

    LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan (apis Pondasi yang terbuat dari tanah yang

    diambil dari daerah sekitarnya yang distabilisasi dengan semen, diatas tanah dasar yang

    telah disiapkan, termasuk penghamparan, pembentukan, pemadatan, pera4atan, dan penyelesaian akhir, semuanya sesuai dengan ketentuan adri Spesi#ikasi ini dan sesuai

    dengan dimensi dan tipikal penampang melintang seperti ditunjukan dalam gambar serta

    garis dan ketinggian seperti yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.

    Seksi $.$ Lapis P%&'asi A()e(a* Seme&

    Pekerjaan lapis Pondasi &gregat Semen Kelas & *8ement Treated Base+ dan

    (apis Pondasi &gregat Semen kelas B *8ement Treated Sub$Base+ ini meliputi penyedian

    material, penampuran dengan alat penampuran berpenggerak sendiri *sel# propelled

    mi9er+, pengangkuran, penghamparan, pemadatan dengan roller, pembentukan

     permukaan *shaping+, pera4atan *uring+, dan penyelesaian *#inishing+, dan kegiataninsedentil yang berhubungan dengan pelaksanaan perkerjaan lapis pondasi agregat semen,

    sesuai dengan Spesi#ikasi garis, kelandaian, ketebalan, dan penampang melintang

    sebagaimana tertera pada 7ambar !enana atau yang ditntukan oleh Direksi Pekerjaan.

    3.1.# Divisi

    PERKERASAN ASPAL

    Seksi .1 Lapis Resap Pe&(ika* 'a& Lapis Pe)eka*

    Pekerjaan ini harus menakup penyedaan dan penghamparan bahan aspal pada

     permukaan yang telah disiapkan sebelumnya untuk pemasangan lapisan beraspal

     berikutnya. (apis !esap Pengikat harus dihampar diatas permukaan pondasi tanpa bahan

     pengikat (apis Pondasi &gregat, sedangkan (apis Perekat harus dihampar di atas

     permukaan berbahan pengikat *seperti " (apis Penetrasi aadam, laston, (aatston, dan

    diatas Semen tanah+

    Seksi .! La+u)a& Aspa, Sa*u Lapis /Bu)*u0 'a& La+u)a& Aspa, Dua Lapis /Bu)'a0

    Pekerjaan ini menakup pelaksanaan pekerjaan pelaburan aspal *sur#ae

    dressing+ yang dapat terdiri dari laburan aspal satu atau dua lapis, setiap lapis diberi

     pengikat aspal kemudian ditutup butiran agregat *hipping+. Pelaburan aspal *sur#ae

    dressing+ ini umumnya dihampar di atas lapisan pondasi &gregat Kelas & yang sudah

    diberi (apis !esap Pengikat atau (apis Pondasi Berbahan Pengikat Semen atau aspal,

    atau diatas permukaan aspal lama.

    Seksi .3 Campu)a& Be)aspa, Pa&as

    Perkeraan ini meakup pengadaan lapisan padat yang a4et berupa lapis perata,

    lapis pondasi,lapis antara atau lapis aus ampuran beraspal panas yang terdiri dari agregat

    dan bahan aspal yang diampur seara panas dipusat instlasi penampuran, serta

    menghampar, dan memadatkanampuran tersebut diatas pondasi atau permukaan jalan

    yang telah disiapkan sesuai dengan Spesi#ikasi ini dan memenuhi gars, ketinggian, dan

     potongan memanjang. Semua ampuran diranang dalam spesi#ikasi yang ada pada

    22

  • 8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1

    5/39

    LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

     bagian ini untuk menjamin baha4a asumsi ranangan yang berkenaan dengan kadar 

    aspal, rongga udara, stabilitas, kelenturan, dan kea4etan sesuai dengan lalu$lintas

    renana.

    Seksi .$ Campu)a& Aspa, Di&(i&

    Pekerjaan ini meliputi penyediaan, penghampran, dan pemadatan ampuran

     bitumen dingin untuk perkeraan pemeliharan dan perbaikan jalan, termasuk "

     penambahan dan pekerjaan : perkerjaan keil, perbaikan bentuk permukaan, pelebaran

    tepi untuk jalan dengan volume lalu lintas rendah dan sedang dan pelapisan embali jalan

    dengan volume lalu lintas rendah.

    8ampuran diranang agar sesuai dihampar dan dipadatkan seara dingin setelah

    disimpan untuk suatu jangka 4aktu tertentu. Kelas 8 adalah ampuran bergradasi semi

     padat dengan menggunakan aspal air *ut$bak+. 8ampuran kelas ; adlah bergradasiterbuka dan sesuai untuk digunakan dengan aspal emulsi.

    Seksi . Lapis Pe&e*)asi aa'am

    Perkejaan ini terdiri dari penyediaan lapis permukaan atau lapis pondasi terbuat

    dari agregat yang distabilisasi oleh aspal. Pekerjaan ini dilaksanakan dimana biaya untuk 

    menggunakan ampuran aspal sulit dilaksanakan akibat situasi lingkungan.

    23

  • 8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1

    6/39

    LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    3.! Pe)+e'aa& Ri(i' 'a& 2,ei+,e Paveme&*a

    3.!.1 Flexible Layer 4Lapis Pe)ke)asa& Le&*u) Flexible Layer adalah lapisan perkerasan lentur, dengan sturktur berlapis. Bahan

     pengikat aspal dengan agregat halus dan kasar sebagai pengisi material. Keuntungan yang

    didapat dari penggunaan lapisan perkerasan jalan ini adalah sebagai berikut"

    3. Bersi#at ekonomis, karena berdasarkan penyebaran gaya luas tekanan yang

    dihasilkan kendaraan semakin ke ba4ah semakin besar, sehingga mutu bahan

     perkerasan yang digunakan harus berdasarkan asumsi di atas, semakin ke

     ba4ah mutu material semakin rendah

    2. &spal merupakan material perkerasan jalan yang memiliki si#at tahan tarik,

    sehingga tidak mudah retak atau peah dan lentur 

    &dapun kerugian dari penggunaan lapisan perkerasan jalan ini mempunyai #aktor  penentu yang lebih banyak, adapun #aktor$#aktor tersebut antara lain"

    a.

  • 8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1

    7/39

    LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    pada 7am"ar 3$1 dan juga potongan renana perkerasan dapat

    dili!at pada 7am"ar 3$2$

     

    Adapun proses pelaksanaan perkerasan aspal pada %alan MT$

    &arono' #amarinda se"agai "erikut (

    a$ Ta!ap Persiapan

    Pada ta!ap persiapan !al dilakukan adala! mem"ersi!kan

    "adan jalan ang dari de"u 8 de"u dan sampa! menggunakan

    Compressor $ #elanjutna di"eri airan lapis perekat ang

    "erungsi untuk mem"erikan daa ikat antara lapis lama dan

    lapis "aru$ Alat ang digunakan adala!  Asphalt Sprayer   ang

    memiliki kapasitas 1000 liter$ Pelaksanaan pem"erian lapis

    25

    7am"ar 3$1 )okasi %alan MT$

    7am"ar 3$2 Potongan

    Melintang design renana 

  • 8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1

    8/39

    LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    perekat menggunakan  Asphalt Sprayer   seperti terli!at pada

    7am"ar 3$3$

    +. Pe&(-ampa)a& Campu)a& Aspa,Setelah badan jalan sudah di bersihkan dan diberi lapis perekat, tahap

    selanjutnya adalah penghamparan ampuran aspal. &spal yang sudah di proses

    sebelumnya menggunakan &P, memiliki suhu standart pada saat ingin di

    hampar tidak boleh kurang dari =o8. Pihak kontraktor pelaksana bisa menolak 

    aspal yang datang ke lapangan apabila suhu tidak memenuhi standart yang

    telah ditentukan. 0leh karena itu sebelum penghamparan aspal penga4as

    selalu melakukan ek temperature.

    >aktu pelaksanaan penghamparan aspal sendiri memiliki beberapa

     perbedaan pendapat. Pertama penghamparan ampuran aspal dilakukan

    sebelum airan (apis perekat mengering, kedua penghamparan ampuran

    aspal dilakukan pada saat lapisan perekat sudah mengering. ?amun,

    kenyataan dilapangan sering menggunakan pendapat yang pertama.

    Penghamparan ampuran aspal dilakukan menggunakan alat  Aspalt Finisher.

    &lat ini ber#ungsi untuk menghamparkan material yang telah diproses dari

    &P  *asphalt mixing plant + untuk mendapatkan lapisan aspal yang merata.

    &lat ini dilengkapi pengatur ukuran ketebalan aspal yang akan dihamparkan.

    Proses penghamparan aspal bisa dilihat pada 7ambar 1.6

    2:

    7am"ar 3$3 Pem"erian )apis Perekat

  • 8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1

    9/39

    LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    . Pema'a*a& Aspa,Setelah penghamparan ampuran aspal selesai sesuai elevasi yang sudah

    diatur, pekerjaan selanjutnya adalah memadatkan hamparan aspal dengan

    menggunakan Tendem Roller. &lat ini ber#ungsi untuk memadatkan material

    yang sudah dihamparkan, hingga didapatkan stabilitas dan kepadatan tertentu.

    Proses yang mengikuti dibelakangnya adalah pemadatan tahap terakhir 

    menggunakan  Peneumatic Tired Roller yang ber#ungsi untuk pemadatan

    ampuran aspal dengan kata lain penghalus pemadatan. Setelah permukaan

    aspal sudah benar : benar padat, transportasi diatasnya bisa kembali seperti

    normal. Proses pelaksanaan pemadatan seperti pada 7ambar 1.@ dan 1.A

    2;

    7am"ar 3$4 Peng!amparan Aspal

    7am"ar 3$5 Pemadatan Menggunakan PT

  • 8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1

    10/39

    LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    %ni merupakan tahap)langkah terakhir yang dilakukan.

    Permukaan aspal sudah mulus serta elevasi sudah sesuai dengan perhitungan

    yang ada. Sehingga, jalan sudah bisa langsung digunakan tanpa menunggu

     berhari : hari seperti Rigid Pavement .

    Selama proyek rehabilitas jalan Kota Samarinda di 'alan T. /aryono ini

     berlangsung, ada beberapa hal yang perlu di perhatikan.

    • >aktu mulai pekerjaan yang selalu tidak sesuai renana a4al.

    • Pemadatan aspal seharusnya pada tahap terakhir adalah menggunakan

    Tendem !oller lagi untuk meratakan bekas ban yang dibuat oleh PT!,namun karena keterbatasan alat sehingga tidak dilakukan tahap terakhir 

    ini.

    • Para pekerja yang sangat tidak memperhatikan K1( dalam proyek ini,

    tidak menggunaka &PD yang seharusnya.

    2*

    7am"ar 3$: Pemadatan Menggunakan

     

  • 8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1

    11/39

    LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    3.!.!  Rigid Layer 4Lapis Pe)ke)asa& Kaku

     Rigid Layer adalah suatu jenis lapisan perkerasan jalan yang terdiri

    dari pengikat semen dan  filler , dengan material perkerasan berupa agregatkasar dan agregat halus. Pada beberapa pekerjaan sebagai penambah

    kekuatan maka lapisan perkerasan ini menggunakan geotexstile dan tulangan

     baja.

    Keuntungan dari lapisan perkerasan jalan jenis ini adalah si#atnya

    yang kaku dan gaya yang dipikul ukup ditahan oleh satu lapis perkerasan

    *beton+.

    &dapun kerugian dari penggunaan lapisan perkerasan jalan ini adalah"

    3.  ?on ekonomis, karena harga material penyusunnya yang relati# mahal.

    /al ini dikarenakan persentase semen yang dipakai tinggi.

    2. Karena kekakuannya sehingga lapisan perkerasan jalan ini mudahmengalami keretakan sebagaimana beton konvensional lainnya. Dengan

    kata lain gaya tarik yang dapat ditahannya relati# keil.

    1. Karena daya rekat antar material penyusunnya kuat sehingga perbaikan

    kerusakan pada lapisan perkerasan jalan ini relati# sulit.

    6. Dari seluruh kerugian dari pengguanaan lapisan perkerasan jalan ini

    sebagian besar dikarenakan ketidak #leksibelannya.

    Pada APBD Kalimantan Timur 2015 Dinas Pekerjaan Umum

    Bidang Bina Marga memiliki proek re!a"ilitas jalan dalam Kota

    #amarinda$ Ada "e"erapa titik jalan ang dira!a"ilitas sala! satuna

     %alan K& a!id &asim' #amarinda$ Adapun data teknik ang dimiliki

     %alan MT$ &arono (

    Panjang %alan ( 2 km

    )e"ar %alan ( * meter

     %enis Perkerasan (

  • 8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1

    12/39

    LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    Do=el ( > 25 8 300 mm

     %oint #ealent ( : 8 10 mm

    Pipa P? ( >1@@ 8 Panjang Do=el

     Tie Bars ( D1::00 mm

     Tul$ #engkang ( > 10 8 300 mm

     Tul$ )ongitudinaal ( 4 > 10

    #lump Test adala! pengujuian kadar air pada "eton$ #lump Test

    dilakukan dengan ara memasukan "eton segar kedalam orong lalu

    mangangkat orong ke atas' se!ingga "eton segar akan melele!

    ke"a=a!$ Besar penurunan "eton segar diukur dan dise"ut nilai

    slump$ Makin "esar nilai slump' maka "eton segar semakin ener

    dan "egitu pun se"alikna$ Adapun standart nilai slump sesuai

    dengan ke"utu!an pekerjaan "eton se"agai "erikut (

    #etela! mengetaui spesi.kasi dari struktur pekerasan jalan$

    #elanjutna letak %alan MT &arono seara keseluru!an di peta

    seperti pada 7am"ar 3$; dan juga potongan renana perkerasan

    dapat dili!at pada 7am"ar 3$*$

    30

  • 8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1

    13/39

    LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    31

    7am"ar 3$; )okasi %alan K&$ a!id

    7am"ar 3$10 Penulangan Memanjang7am"ar 3$9 Penulangan Melintang

    7am"ar 3$* Potongan Melintang

    design renana perkerasan "eton

  • 8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1

    14/39

    LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    &dapaun proses pelaksanaan perkerasan beton yang berbeda dari

     perkerasan aspal adalah sebagai berikut "

    a. Ta-ap Pe)siapa&

    Tahap persiapan sebelum melakukan pengeoran adalah menggali

     perkerasan jalan lama. Penggalian tidak bisa langsung dilakukan pada pada

    seluruh badan jalan karena arus lalu lintas pada 'alan K/. >ahid /asyim

    harus tetap berjalan, sehingga dilakukan bertahap dengan menggali

    sebagian badan jalan seperti terlihat pada 7ambar 1.33.

    &lat yang digunakan untuk menggali perkerasan lama adalah

     Excavator.

  • 8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1

    15/39

    LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    33

    7am"ar 3$12 Memasukan !asil galian ke

     

    7am"ar 3$11 Penggalian Badan %alan

  • 8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1

    16/39

    LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    +. e)a*aka& Ba'a& Ja,a&

    Setelah badan jalan selesai digali hal selanjutnya yang harus

    dilakukan adalah meratakan badan bekas galian agar mempermudah

     pepbuatan lantai kerja. &lat yang digunakan pada 7ambar 1.31 adalah

    Tendem Roller  yang ber#ungsi untuk memadatkan dan juga meratakan.

    . Pemasa&(a& Bekis*i&( 'a& La&*ai Ke)5a

    Bekisting dipasang disisi badan jalan yang sudah digali dan ingin

    dilakukan pengeoran. Setelah bekisting dipasang, pengeoran lantai kerja

    seperti terlihat pada 7ambar 1.36. (apisan lantai kerja ini ber#ungsi untuk 

    menutup tanah dasar diatasnya dan juga menegah partikel : partikel dari

    tanah naik keatas.

    34

    7am"ar 3$13 Meratakan "adan jalan

  • 8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1

    17/39

    LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    '. Pe)aki*a& Tu,a&(a&

    Setelah lantai kerja siap, tahap selanjutnya adalah perakitantulangan.

    Sebelum diletakan diatas lantai kerja, tulangan dirakit terlebih dahulu di

    sekitar lapangan. Tulangan yang digunakan berdiameter 3mm untuk 

    tulangan longitudinal dan tulangan sengkang. Untuk tulangan arah

    melintang, struktur perkerasan ini menggunakan do4el berdiamer 2@mm.

    Setelah selesai dirakit, sebelum proses pengeoran tulangan diletakan sesuai

    dengan renana yang sudah ada.

    e. Pe&(e%)a&

    Pemberian beton ready mix  ke badan jalan yang sudah disiapkan

    sebelumnya menggunakan !oncrete "ixer yang selanjutnya diratakan oleh para

     pekerja. Detik : detik sebelum pengeoran dimulai hal yang dilakukan adalah

    meletakan penunalang dan juga do4el ke badan jalan yang sudah dirakit

    sebelumnya. Dan pada saat beton ready mix sampai adalah melakukan #lump

    Test agar mengetahui kadar air dari beton. Seperti terlihat pada 7ambar 1.3@

    hasil Slump Test yang didapat adalah m, dan sesuai tabel 2 pada (PB 3=3.

    35

    7am"ar 3$14 Pengeoran )antai Kerja

  • 8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1

    18/39

    LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    '. Pe&6e+a)a&7 Pema'a*a& se)*a Pe)a*aa& Pe)mukaa&

     Ta!ap ang dilakukan setela! pengeoran selesai' di

    ratakan sesuai "ekisting ang suda! diatur dan dipadatkan

    menggunakan concrete viber   atau "antuan dari pekerja

    lapangan seara manual$ #eperti terli!at pada 7am"ar 3$1:'

    pene"aran dilakukan seara manual$

    3:

    7am"ar 3$15 Slump Test 

    7am"ar 3$1: Pemadatan dan Perataan Beton

  • 8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1

    19/39

    LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    e. Pem+ua*a& A,u)

    Setelah hasil or : oran sudah dipadatkan dan sudah diratakan, hal

    terakhir yang perlu dilakukan adalah pembuatan alur. Butuhnya alur diatas

     permukaan jalan agar tidak terjadi aus antar ban dan permukaan jalan,

    sehingga dibutuhkan pembuatan alur menggunakan alat seperti di 7ambar 

    1.3=

    3;

    7am"ar 3$1; Meratakan Permukaan %alan

    7am"ar 3$1* Mem"eri Alur pada Permukaan

  • 8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1

    20/39

    LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    Setelah di beri alur seara kesuluruhan, beton didiamkan dan ditutup

    menggunakan karung goni. Setelah or : oran sudah menapai umur 

    2Chari, jalan sudah bisa digunakan. Tapi pada kenyataan dilapang rata : rata

    sebelum umur renana itu sudah banyak yang mele4ati jalan itu.

    Selama proyek rehabilitas jalan Kota Samarinda di 'alan K/ >ahid /asyim

    ini berlangsung, ada beberapa hal yang perlu di perhatikan.

    • >aktu mulai pekerjaan yang selalu tidak sesuai renana a4al

    • Setelah pengeoran selesai, jalan bisa digunakan setelah umur 2C hariuntuk menjaga mutu beton. Tetapi kenyataan dilapangan tidak 

    • Para pekerja yang sangat tidak memperhatikan K1( dalam proyek ini,

    tidak menggunaka &PD yang seharusnya.

    3*

    7am"ar 3$19 Perkerasan

  • 8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1

    21/39

    LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    3.3 AP /Aspa,*- i P,a&*0

    &P merupakan seperangkat peralatan yang menghasilkan produk berupaampuran aspal panas. &P singkatan dari &sphalt i9ing Plant.

    Bagian : bagian dari &P adalah "

    a. Bi& 'i&(i& /C%,' Bi&0

    Bin dingin atau 8old Bin ini adalah bak tempat menampung material

    agregat dari tiap$tiap #raksi mulai dari agregat halus sampai agregat kasar yang

    diperlukan dalam memproduksi ampuran aspal panas atau hotmi9 tiap$tiap

    #raksi agregat ditampung dalam masing$masing bak sendiri$sendiri. aksudnya

    adalah agar banyaknya agregat dari masing$masing #raksi yang diperlukan untuk 

     produksi ampuran aspal panas sesuai #ormula ampuran kerja *'ob i9

  • 8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1

    22/39

    LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

     pembatas antara pada mulut *bagian atas+ bin dingin yang satu dengan yang

    lainnya, disamping itu kapasitas ban berjalan dan atau elevator dingin *old

    elevator+ harus ukup untuk memba4a sejumlah agregat dingin setiap jamnyadisesuaikan dengan renana produksi yang sudah ditentukan *misalnya 1 TP/

    atau @ TP/ atau lainnya+.

    . Pe&(e)i&( /D)6e)0

    Pengering ini berbentuk silinder dengan panjang dan diameter tertentu

     berdasarkan kapasitas maksimum produksi yang direnanakan per jamnya.

    Peletakan silinder pengering di atas 2 *dua+ pasang bantalan rol putar, serta

    silinder pengering ini dalam proses pengeringan agregatnya bergerak berputar,

    melalui roda gigi sekeliling silinder yang dihubungkan dengan motor listrik. Di

     bagian dalam dinding silinder pengering ini dilas sudu$sudu yang terbuat dari

     pelat baja ekung atau biasa disebut li#ting #lights.

    Sudu$sudu ini ditempatkan sedemikian rupa sehingga dapat mengangkat

    agregat yang sedang dikeringkan ke atas dan sekaligus menjatuhkannya sehingga

    agregat yang jatuh tersebut dapat membentuk tirai. Pemanasan agregat di dalam

    silinder pengering *dryer+ dilaksanakan dengan memakai alat penyembur api atau

     burner yang ditempatkan di muka ujung silinder pengering *dryer+ tempat agregat

     panas keluar.

    Dengan tekanan yang ukup tinggi solar disemprotkan melalui nole

     pada burner ke dalam silinder pengering. Untuk kesempurnaan pengapian serta

    untuk mengatur jauh dekatnya semburan api dari burner tersebut, diperlukantambahan tekanan udara yang diperoleh dari blo4er yang dipasang menyatu

    dengan burner. Penambahan tekanan solar serta tekanan angin dari blo4er 

    tersebut akan menambahkan jumlah bahan bakar yang dikonsumsi dan jelas akan

    menambah kalori yang dihasilkan, serta menambah jauh jangkauan semburan

    apinya, sehingga dapat menambah panas agregat dan memperepat penurunan

    kadar air agregat. Penyetelan api dari penyembur api atau burner ini tidak 

    diperbolehkan terlalu tinggi sebab akan mempengaruhi karakteristik dari

    agregatnya, yaitu agregat menjadi rapuh dan peah karena terlalu panas.

    Untuk melindungi panas dari api pada penyembur api *burner+ ini, maka

    disekeliling nole dipasang dinding pelindung yang terbuat dari batu tahan api.

    Bentuk tirai dari agregat yang jatuh tersebut memberikan e#isiensi dalam

     pemanasan dan pengeringan agregat seara merata.

    &lat pengering atau dryer ditempatkan dengan posisi miring, untuk 

    memberikan kesempatan kepada agregat dingin yang dituangkan ke dalam

     pengering *dryer+ dari ujung yang satu *yang letaknya lebih tinggi+, dapat keluar 

    lagi dari ujung yang lainnya *yang letaknya lebih rendah+ setelah melalui proses

     pemanasan dan pengeringan selama 4aktu tertentu.

    40

  • 8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1

    23/39

    LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    Besar sudut kemiringan letak silinder pengering ini sudah ditentukan oleh

     pabrik berdasarkan renana desain kapasitas produksi dan renana desain mutu

     produksi yang ingin dihasilkan.akin besar sudut kemiringan *lebih besar dari sudut kemiringan yang

    telah ditentukan pabrik+, akan mengakibatkan agregat yang masuk akan epat

    keluar lagi, sehingga agregat dingin mengalami pemanasan yang pendek.

    &kibatnya adalah agregat yang keluar temperaturnya masih rendah serta kadar 

    airnya masih ukup tinggi. Sebaliknya apabila kemiringannya lebih rendah, maka

    agregat terlalu lama dalam silinder yang berakibat temperatur agregat terlalu

    tinggi, namun kapasitas per jamnya rendah, sehingga silinder akan epat penuh

    diisi agregat dingin.

    '. E,eva*%) pa&as /"%* E,eva*%)0

    ;levator panas atau hot elevator ber#ungsi sebagai pemba4a agregat

     panas yang keluar dari silinder pengering atau dryer ke saringan *ayakan+ panas

    atau hot sreening unit untuk dipilah$pilah sesuai ukuran #raksi masing$masing.

    ;levator panas ini berupa mangkok$mangkok atau buket$buket keil yang

    dipasang pada rantai yang berputar naik ke atas, di mana setelah sampai di atas

    agregat panas yang berada dalam mangkok$mangkok keil tadi ditumpahkan ke

    atas ayakan panas untuk dipisah$pisah sesuai ukuran #raksinya. ;levator panas ini

    mempunyai penutup *rumah pelindung+ yang ber#ungsi sebagai pelindung

    terhadap kehilangan panas dari agregat yg di ba4ahnya sekaligus menjadi debu

    debu

    e. Bi& pa&as /"%* Bi&0

    Bin panas atau hot bin adalah tempat penampungan agregat panas setelah

    lolos dari saringan panas.&gregat panas yang lolos dari saringan tersebut masing

    $ masing #raksinya akan mengisih ruangan sendiri$sendiri yg sudah terpisah

    didalam bin panas. 'adi di dalam bin panas ini ada dinding$dinding pemisah yang

    memisahkan tiap #raksi agregat panas.

    Pada umumnya untuk peralatan penampur aspal panas *&P+ tipe

    takaran atau bath tipe bin panasnya terbagi menjadi 6 ruangan terpisah masing$

    masing diperuntukkan penampungan masing$masing #raksi agregat sendiri$

    sendiri hasil dari penyaringan.Kapasitas masing$masing ruangan *ompartment+ disesuaikan dengan

     persentase komposisi ampuran agregat dalam ampuran aspal panasnya,

    dikaitkan dengan kapasitas produksi peralatan penampur aspal panas *&P+.

    f. Bi& pe&im+a&( /8ei(-* Bi&0

    Bin penimbang atau 4eigh bin adalah bin tempat menampung sekaligus

    menimbang agregat dari setiap #raksi agregat yang dibutuhkan untuk tiap kali

     penampuran atau bath sebelum dioperasikan bin penimbang harus

    dipemeriksaan kelayakan oleh ja4atan meteorologi yang dibuktikan dengan

    41

  • 8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1

    24/39

    LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    serti#ikat pemeriksaan kelayakan. Di bagian ba4ah bin terdapat pintu

     pengeluaran yang bisa dibuka dan ditutup seara manual atau seara otomatis.

    Pintu pengeluaran ini akan dibuka untuk mengeluarkan agregat panas yangditampung di dalamnya setelah penampur atau pugmill kosong *ampuran yang

    diproses sebelumnya telah dikeluarkan+.

    (. Pe&ampu) /Pu(mi,,0

    Di dalam penampur atau pugmill ini semua material *dalam keadaan

     panas+ yaitu agregat dan aspal diampur untuk menghasilkan produk berupa

    ampuran aspal panas atau hotmi9.

    >aktu pengadukan pada umumnya tidak terlalu lama, E 6@ detik. >aktu

     pengadukan apabila terlalu epat akan mengakibatkan penampuran kurang

    sempurna, permukaan agregat ada yang tidak terselimuti aspal. Sedangkan

    apabila terlalu lama akan mengakibatkan penurunan temperatur ampuran aspal

     panasnya disamping itu juga penurunan kapasitas produksinya. Bisa juga

     berakibat segregasi karena ampuran butiran halusnya akan terkumpul pada

     bagian dasar pugmill. /asil penampuran berupa ampuran aspal panas dari

     pugmill langsung dituangkan ke atas bak truk pengangkut.

    Temperatur dari agregat panas yang berada di dalam pugmill harus

    sekitar 3@8. Kondisi ini diperlukan untuk dapat memperoleh temperatur 

    ampuran beraspal panas *hotmi9+ E3@8, maksimum 3A@8.

    Temperatur agregat panas tidak boleh terlalu tinggi untuk menegah

    aspal yang disemprotkan ke atas agregat terbakar. Untuk pembuatan ampuran

    aspal panas pada umumnya diperlukan juga tambahan bahan pengisi atau #iller.Bahan pengisi ini tidak dipanaskan *temperatur udara luar+.

    -. Ba-a& pe&(isi a*au fi,,e)

    Bahan pengisi atau #iller dituangkan ke dalam penampur atau pugmill

    melalui 2 ara, yaitu melalui penimbangan bersama$sama agregat panas di dalam

    4eigh bin atau ditimbang sendiri dan langsung dituangkan ke dalam

     penampuran atau pugmill.

    Penuangan #iller bisa seara mekanis, yaitu dialirkan memakai semaam

    ulir atau auger, atau seara pneumatik, yaitu dipompakan. Fang harus

    diperhatikan pada #iller ini adalah jumlah #iller yang dituangkan untuk tiap kali

     pengadukan atau bath. Terlalu banyak #iller atau melebihi yang diperlukan akanmenyebabkan ampuran beraspal panasnya menjadi kaku, getas dan mudah retak.

    Sedangkan apabila kurang terjadi sebaliknya.

    i. Pemas%k aspa,

    &spal yang diperlukan untuk penampuran disimpan di dalam bak 

     penampung, bisa berbentuk bak kubikal atau bisa juga berbentuk silinder. &spal

    yang disimpan di dalam bak penampung aspal dipanaskan untuk memperoleh

    tingkat keeneran yang ukup guna kemudahan dalam penyemprotan serta bentuk 

     butiran$butiran aspal yang disemprotkan.

    42

  • 8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1

    25/39

    LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    Temperatur aspal dalam pemanasan maksimum 38 untuk aspal

     polimer atau aspal modi#ikasi, 3A8 untuk aspal keras pen A agar temperatur 

    aspal panas disemprotkan ke atas agregat panas dalam pugmill masih dapatmenapai sekitar 36@8 : 3@8 tergantung jenis aspal.

    Pada umumnya untuk menegah penurunan temperatur aspal maka pipa$pipa

     penyalur ke arah penyemprot dibalut bahan penahan panas. Pamanasan aspal

    dalam penampung dapat dilaksanakan dengan 2 ara, yaitu "

    3. Pemanasan langsung, yaitu panas dari api pemanas atau burner dialirkan ke

    dalam pipa yang melingkar$lingkar di dalam bak penampung di mana

    aspalnya tersimpan, sehingga aspal tersebut bersentuhan langsung dengan

     pipa$pipa yang panas tersebut.

    2. Pemanasan tidak langsung, yaitu pemanasan yang terjadi karena aspal yang

     bersentuhan dengan dinding$dinding pipa panas yang dialiri minyak *oli+

     panas yang sudah dipanaskan terlebih dahulu di tempat pemanasan minyak 

    tersendiri.

    &spal panas disemprotkan ke atas agregat panas pada temperatur 36@8

    sampai 3@8 dengan memakai pompa aspal bertekanan ukup tinggi agar dapat

    membentuk semprotan aspal yang baik.

    Pada penyemprotan aspal ini dipasang alat penimbang jumlah aspal yang

    disemprotkan untuk tiap kali penampuran *bath+ serta alat pengukur temperatur 

    aspal.

     5. Pe&(umpu, 'e+u a*au 'us* %,,e*%)

    Pengumpul debu atau dust olletor ini merupakan komponen yang selalu

    harus ada untuk menjaga kebersihan udara dan lingkungan dari debu$debu halus

    yang ditimbulkan selama proses &P berjalan. &da 2 jenis pengumpul debu atau

    dust olletor, yaitu "

    3. 'enis kering atau dry ylone, dimana debu$debu dari buangan silinder 

     pengering atau dryer dihisap ke dalam silo ylone dan diputar sehingga

     partikel yang berat akan turun ke ba4ah sedangkan udara yang sudah tidak 

    mengandung partikel debu lagi akan dikeluarkan melalui erobong. Partikel

    yang berat tersebut sering dipakai sebagai #iller juga.

    2. 'enis basah atau 4et sruber, dimana pada jenis ini debu$debu yang terba4a

    udara buangan dari dryer dialirkan ke dalam suatu bak atau ruangan dan

    disemprot air, sehingga partikel$partikel debunya akan terba4a air turun dan

    ditampung dalam bak$bak penampung. Udara yang keluar sudah bersih dari

    debu$debu dan keluar melalui erobong asap.

    k. Rua&( pe&(e&'a,i pe&(%&*)%, a*au )ua&( pe&(%&*)%, /%&*)%, )%%m0

    43

  • 8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1

    26/39

    LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    Seluruh kegiatan operasi unit peralatan penampur aspal panas *&P+

    dikendalikan dari ruang pengontrol atau ontrol room ini. &da 1 ara

     pengendalian operasi yang dikenalG yaitu ara manual, ara semi otomatis danara otomatis

    Pada pengendalian operasi ara manual, pengaturan)pengoperasian

    komponen atau bagian bagian peralatan penampur aspal panas *&P+ dilakukan

    dengan mengatur sakelar atau tombol mengunakan tangan. Faitu pengaturan

     pemasokan agregat, aspal, pembakaran pada burner, penimbangan, penampuran

    serta pengeluaran ampuran dari penampur atau pugmill.

    Pengendalian seara semi otomatis, beberapa pengaturan pembukaan dan

     penimbangan masih dikontrol seara manual, termasuk bukaan pintu pengeluaran

     pugmill.

    Pengendalian operasi seara otomatis, maka semua operasinya sudah

    diatur seara otomatis dengan sistem komputerisasi,termasuk kontrol apabila ada

    kesalahan$kesalahan atau ketidakookan dan ketidaklanaran operasi dari satu

    atau beberapa bagian kegiatan) operasi, misalnya temperatur agregat panas

    rendah maka terkontrol pada burnernya, misalnya ditingkatkan pemanasannya.

    Pada pengendalian operasi seara otomatis harus lebih teliti pengamatan

    alat$alat ukurnya serta hubungan$hubungan sirkuit dari peralatan penampur 

    aspal panas *&P+ ke ruang pengendalian, karena besaran$besaran yang sudah

    diprogram bisa saja bersalahan akibat sirkuit yang terganggu, sehingga

    kemungkinan produk akhir berada di luar spesi#ikasi yang sudah diranang atau

    di#ormulasikan sebelumnya.

    44

  • 8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1

    27/39

    LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    3.# e*%'e A&a,isa K%mp%&e&

    Perenanaan tebal perkerasan menggunakan etoda &nalisa Komponen

    telah sering dipakai di %ndonesia. etoda ini telah bakukan dalam Standar  ?asional %ndonesia *S?% 1$312$3=C=+. etoda ini telah dipakai banyak dalam

     perenanaan tebal perkerasan baik yang berupa perenanaan jalan baru maupun

     perenanaan tebal lapis tambah *overlay+. Perhitungan empiris dimana untuk 

    masing$masing lapisan dari sistem perkerasan yang ada mempunyai kekuatan

    struktural tertentu yang di4akili oleh koe#isien relati#.

    Beberapa parameter yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metoda ini antara

    lain "

    $ (alu lintas.

    $ Tanah dasar.

    $ (ingkungan.

    3.#.1 e*%'%,%(i 6a&( 'i(u&aka&

    3.#.1.1 P)%ses Pe&(%,a-a& 'a& A&a,isa Da*a

    Dalam perenanaan tebal perkerasan pada proyek peningkatan jalan

    Tebing Bulang : Kertajaya ini yaitu dengan menggunakan metode berdasarkan

     perhitungan dari Dinas Pekerjaan Umum Bina arga.

    &dapun langkah$langkah dalam perenanaan tebal perkerasan adalah

    sbagai berikut "

    a. e&e&*uka& Umu) Re&a&a

    !ehabilitas jalan merupakan perbaikan jalan yang berrati lajur renana

     jalan sudah ada, oleh karena itu hal yang pertama dilakukan adalah menentukan

    umur renana dan menganalisa keadaan jalan lama)sebelumnya.

     Te"al lapis tam"a! jalan lama 1 jalur 2 ara!' data lalu lintas ta!un 2015 seperti di"a=a! ini'

    Umur renana   ( 5 ta!un

    Umur renana   ( 10 ta!un

    Susunan perkerasan jalan lama

    )aston )apis Antara / A B   ( 5  m

    Aggregat Klas A / B< min 90 6   ( 15   m

    #irtu Pitrun Klas B / B< min 506   ( 20   m

    45

    &asil penilaian kondisi jalan menunjukkan "a!=a pada lapis pemeriksaan A B terli!at rak

    "e"erapa deormasi pada jalur roda / kondisi ;0 6 aki"at "e"an lalu lintas mele"i!i perkiraan

    +< C 1$0 ;06

  • 8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1

    28/39

    LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    Fang di maksud dari jenis tiap lapisan perkerasan adalah "

    • Sur#ae 8ourse

    (aston *(apis &spal Beton+, adalah suatu lapisan pada konstruksi jalan yang

    terdiri dari ampuran aspal keras dan agregat yang mempunyai gradasi menerus,

    diampur, dihampar dan dipadatkan pada suhu tertentu.

    • Base 8ourse

    Batu Peah kelas &, mempunyai gradasi yang lebih kasar dari batu peah kelas B.

    • Sub Base 8ourse

    Sirtu ) Pitrun Kelas B lapisan pondasi ba4ah * sub base course+, terletak di antara

    lapis pondasi atas *base course+ dengan lapisan tanah dasar * sub grade course+.

    +. e&(-i*u&( pe)kem+a&(a& ,a,u ,i&*as

    Data jumlah kendaraan tiap tahun di Samarinda yang terus meningkat

     bisa kita dapat dari instansi UPT D%SP;?D& Kota Samarinda. Selanjutnya dari

    dta itu kita bisa mengetahui berapa persen kenaikan tiap tahunnya. Dan untuk 

    mengetahui lebih spesi#ik jumlah kendaraan yang mele4ati jalan ini, dilakukan

    ounting selama 26 jam dan didapatkan hasil seperti ini "

    Data data

    Kendaraan ringan 2 ( 104 Kendaraan

    Bus * ( 30 Kendaraan

     Truk 2 as 13 ton   ( 1 Kendaraan

     Truk 3 as 20 ton   ( 1* Kendaraan

     Truk 5 as 30 ton   ( 3; Kendaraan

    )&<2010

    ( 1912

    Kendaraan !ari 2 lajur

    Perkem"agan lalu lintas / i   C   :6 2 ta!un

    C   :6 5 ta!un

    . e&e&*uka& A&(ka Ekiva,e&si /E0 Be+a& Sum+u Ke&'a)aa&

    &ngka ekivalen *;+ dari suatu beban sumbu kendaraan adalah angka yang

    menyatakan perbandingan tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh suatu beban

    lintasan sumbu tunggal kendaraan terhadap tingkat kerusakan yang ditimbulkan

    oleh satu lintasan beban standar sumbu tunggal seberat C,3A ton *3C. lb+.

    &ngka ekivalen *;+ dari masing$masing jenis beban sumbu kendaraan

    tersebut ditentukan menurut rumus "

    4:

  • 8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1

    29/39

    LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    Dengan menggunakan beban satu sumbu tunggal ataupun sumbu ganda

     pada rumus diatas akan diperoleh angka ekivalen *;+ seperti pada tabel

    telampir.  Tabel 1.= &ngka ;kivalensi *;+

    Beban Sumbu &ngka ;kivalen

    Kg (b Sumbu Tunggal Sumbu 7anda

    3

    2

    1

    6

    @

    A

    C

    C3A

    =

    3

    33

    32

    31

    36

    3@

    3A

    22@

    66=

    AA36

    CC3C

    3321

    3122C

    3@612

    3A1

    3C

    3=C63

    226A

    262@3

    2A6@@

    2CAA

    1CA6

    11A=

    1@2=

    ,2

    ,1A

    ,3CA

    ,@

    ,363

    ,2=21

    ,@63@

    ,=21C

    3,

    36,=C

    22,@@@

    11,22

    6A,

    A6,63=

    CA,A6

    336,3C6

    336,C@

    ,

    ,1

    ,3A

    ,@

    ,323

    ,2@3

    ,6AA

    ,=6

    ,CA

    ,321

    ,3=6

    ,2C6

    ,622

    ,@@6

    ,6@2

    ,=C2

    ,232#umber$ %uu$ Pererasan Lentur &alan Raya

    #etela! di!itung angka eki-alen / masing masing kendaraan se"agai "erikut (

    Kendaraan ringan 2 ton /1 E 0$0002   E 0$0002   C 0$000

    Bus * ton /3 E 5   0$01*3   E 0$141   C 0$159

     Truk 2 as 13 ton /4 E : 0$141   E 0$923*   C 1$0:4

     Truk 3 as 20 ton /5 E *   0$2923   E 0$;452   C 1$03;

     Truk 5 as 30 ton / : E ; E ;   1$03;2   E 2 0$141   C 1$319

    '. e&(-i*u&( La,u Li&*as "a)ia& Ra*a9Ra*a /L"R0

    (alu lintas harian rata:rata merupakan lalu lintas kendaraan

     bermotor,beroda empat atau lebih yang diatat selam 26 jam sehari, untuk dua

     jalur. (alu lintas harian rata:rata setiap kendaraan ditentukan pada a4al umur 

    renana yang dihitung untuk jalan pada dua arah pada jalan tanpa median atau

    masing:masing arah pada jalan dengan median. /asil perhitungan (/! yang

    didapat pada umur renana @ dan 3 tahun "

    4;

  • 8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1

    30/39

    LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    Dalam menghitung perkembangan lalu lintas pada tahun ke$n digunakan rumus sebagai

     berikut "

    (/! n H (/! o *3 I i+n

    Dimana "

    (/! n " (alu lintas harian pada jalur yang ditinjau

    (/! o " (alu lintas harian hasil survey

    i " Pertumbuhan lalu lintas

    n " Periode sejak tahun survey

    e. e&(-i*u&( Li&*as Ekiva,e& Pe)mu,aa& /LEP0(intas ekivalen permulaan adalah jumlah lalu lintas ekivalen harian rata$

    rata dari sumbu tunggal seberat C.3A ton *3C. lb+ pada jalur renana yang

    diduga terjadi pada permulaan umur renana.

    Menghitung LEP

    Kendaraan ringan 2 ton 0$5   , 104   ,   0$0004   C 0$21

    Bus * ton 0$5   , 302   ,   0$1593   C 24$05

     Truk 2 as 13 ton 0$5   , 1 ,   1$0:4*   C 0$53

     Truk 3 as 20 ton 0$5   , 1*;   ,   1$03;5   C 9;$01

     Truk 5 as 30 ton 0$5   , 3;;   ,   1$3192   C   24*$:;

    LEP   = 370.47

    (intas ekivalen permulaan dihitung dengan rumus sebagai berikut "

    (;P H (/! 9 8 9 ;

    Dimana "

    (/! " (alu lintas harian rata$rata *a4al umur renana+

    8 " Koe#isien distribusi kendaraan

    ; " &ngka ekivalen beban sumbu kendaraan

    4*

    )&< pada ta!un ke 5 / ak!ir umur renana rumus ( / 1 E

     n

    Kendaraan ringan 2 1045   , / 1 E   :6    5 C 13*: KendaraanBus * 302   , / 1 E   :6    5 C 401 Kendaraan

     Truk 2 as 13 ton   1 , / 1 E   :6    5 C 1 Kendaraan

     Truk 3 as 20 ton 1*;   , / 1 E   :6    5 C 24* Kendaraan

     Truk 5 as 30 ton 3;;   , / 1 E   :6    5 C 500 Kendaraan

    )&< pada ta!un ke 10 / ak!ir umur renana rumus ( / 1n

    Kendaraan ringan 2 13*5$9:   , / 1 E   :6    10 C 24*2 Kendaraan

    Bus * 400$54   , / 1 E   :6    10 C ;1; Kendaraan

     Truk 2 as 13 ton 1$33   , / 1 E   :6    10 C 2 Kendaraan

     Truk 3 as 20 ton   24*$01   , / 1 E   :6    10 C 444 Kendaraan

     Truk 5 as 30 ton   500$01   , / 1 E   :6    10 C *95 Kendaraan

  • 8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1

    31/39

    LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    f. e&(-i*u&( Li&*as Ekiva,e& Ak-i) /LEA0

    (intas ekivalen akhir adalah jumlah lintas ekivalen dari sumbu tunggal

    seberat C.3A ton *3C. lb+ pada jalur renana yang diduga terjadi pada akhir umur renana. Dari devinisi tersebut nilai dari lintas ekivalen akhir berkaitan

    erat dengan perkembangan lalu lintas per tahun selama umur renana yaitu pada

     jumlah 4aktu dalam tahun, yang dihitung sejak jalan tersebut mulai dibuka

    sampai saat diperlukan perbaikan berat atau dianggap perlu untuk diberi lapis

     permukaan yang baru.

    Meng!itung )A 5 ta!un

    Kendaraan ringan 2 ton 0$5   , 13*   , 0$000   C 0$2*

    Bus * ton 0$5   , 401   , 0$159   C 31$90

     Truk 2 as 13 ton 0$5   ,   1   , 1$0:4   C 0$;1

     Truk 3 as 20 ton 0$5   , 24*   , 1$03;   C   12*$::

     Truk 5 as 30 ton 0$5   , 500   , 1$319   C   329$*0

    LEA 5   = 491.35

    Meng!itung )A 10 ta!un

    Kendaraan ringan 2 ton 0$5   , 24*   ,   0$0004   C 0$50

    Bus * ton 0$5   , ;1;   ,   0$1593   C 5;$13

     Truk 2 as 13 ton 0$5   ,   2   ,   1$0:4*   C 1$2:

     Truk 3 as 20 ton 0$5   , 444   ,   1$03;5   C   230$41

     Truk 5 as 30 ton 0$5   , *95   ,   1$3192   C   590$:3

    LEA 10   =   79.93

    (intas ekivalen akhir dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai

     berikut "

    (;& H (/! *3 I i+U!  9 8 9 ;

    Dimana "

    (/! " 'umlah lalu lintas harian rata$rata *akhir umur renana+

    *3 I i +U!  "

  • 8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1

    32/39

    LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    (intas ekivalen tengah dapat dihitung dengan menggunakan rumus

    sebagai berikut"

    Dimana "

    (;T " (intas ekivalen tengah

    (;P " (intas ekivalen permulaan

    (;& " (intas ekivalen akhir 

    -. e&(-i*u&( Ekiva,e& Re&a&a /LER0(intas ekivalen renana adalah suatu besaran yang digunakan dalam kg

     penetapan tebal perkerasan untuk menyatakan jumlah lintas ekivalen dari

    sumbu tunggal seberat C.3A ton *3C. lb+ pada jalur renana yang diduga

    terjadi pada akhir umur renana.

    (intas ekivalen renana dapat dihitung dengan menggunakan rumus

    sebagai berikut "

    (;! H (;T 9

  • 8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1

    33/39

    LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

     5. e&e&*uka& 2ak*%) Re(i%&a, /2R0

    Kelandaian %

    * A J+

    Kelandaian %%

    *A : 3 J+

    Kelandaian %%%

    *L 3 J+

    J Kendaraan

    Berat

    J Kendaraan

    Berat

    J Kendaraan

    Berat

    1 J L 1 J 1 J L 1 J 1 J L 1 J

    %klim

    = mm)th,@ 3, : 3,@ 3, 3,@ : 2, 3,@ 2, : 2,@

    %klim

    L= mm)th3,@ 2, : 2,@ 2, 2,@ : 1, 2,@ 1, : 1,@

    #umber$ %uu$ Pererasan Lentur &alan Raya

    k. e&e&*uka& I&'eks Pe)mukaa& /IP0

    %ndeks permukaan adalah suatu angka yang dipergunakan untuk 

    menyatakan kerataan, kehalusan dan kekokohan permukaan jalan yang

    menyatakan berkaitan dengan tindakan pelayanan bagi lalu lintas yang le4at.

    Beberapa nilai indeks permukaan adalah "

    %P " 3. enyatakan permukaan jalan dalam keadaan rusak berat sehingga

    sangat mengganggu lalu lintas kendaraan yang le4at.

    %P " 3.@ erupakan tingkat pelayanan terendah yang masih mungkin *jalan tidak  putus+.

    %P " 2. &dalah tingkat pelayanan terendah bagi jalan yang masih mantap.

    %P " 2.@ enyatakan bah4a permukaan jalan masih ukup stabil dan baik.

    %ndeks permukaan dibedakan atas %ndeks Permukaan akhir umur renana

    *%Pt+ dan %ndeks Permukaan a4al umur renana *%P0+. Dalam menentukan

    %ndeks Permukaan akhir umur renana perlu dipertimbangkan #aktor$#aktor 

    klasi#ikasi #ungsional jalan dan jumlah (intas ;kivalen !enana *(;!+, seperti

     pada tabel berikut"

    51

  • 8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1

    34/39

    LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    Tabel 1.31 %ndeks Permukaan akhir umur renana *%Pt+

    (intas ekivalen

    !enana *(;!+

    Klasi#ikasi 'alan

    (okal Kolektor &rteri Tol

    3

    3 : 3

    3 : 3

    L3

    3, : 3,@

    3,@

    3,@ : 2,

    3,@

    3,@ : 2,

    2,

    2, : 2,@

    3,@ : 2,

    2,

    2, : 2,@

    2,@

    2,@

    #umber$ %uu$ Pererasan Lentur &alan Raya

    Sedangkan dalam menentukan indeks permukaan jalan pada a4al

    renana *%Po+ perlu diperhatikan jenis lapisan permukaan jalan *kerataan atau

    kehalusan serta kekokohan+ pada a4al umur renana. Fang dapat dilihat pada

    tabel berikut"

    Tabel 1.36 %ndeks Permukaan a4al umur renana *%Po+

    'enis (apis

    Perkerasan%Po

    !oughnessM+

    *mm)km+

    (aston

    (asbutag

    /!&

    Burda

    Burtu

    (apen

    (atasbum

    Buras

    (atasir 

    'alan Tanah

    'alan Kerikil

    N 6

    1,= : 1,@

    1,= : 1,@

    1,6 : 1,

    1,= : 1,@

    1,6 : 1,

    1,= : 1,@

    1,6 : 1,

    1,6 : 1,

    2,= : 2,@

    2,= : 2,@

    2,= : 2,@

    2,= : 2,@

    O 2,6

    O 2,6

    O 3

    L 3

    O 2

    L 2

    O 2

    L 2

    2

    2

    O 1

    L 1

    #umber$ %uu$ Pererasan Lentur &alan Raya

    Sehingga dari penjelasa diatas %P yang didapat adalah "FPt ( 2$50 Arteri

    ,. I&'eks Te+a, Pe)ke)asa& /ITP0

    %ndeks tebal perkerasan adalah suatu angka yang digunakan untuk 

    menentukan tebal perkerasan. Untuk perhitungan perenanaan perkerasan lentur 

    didasarkan pada kekuatan relative masing : masing lapisan perkersan. Penetuan

    tebal perkersan dinyatakan dengan rumus sebagai beriukut "

    %TP H a3.D3 I a2.D2 I a1.D1

    Dimana "

    52

  • 8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1

    35/39

    LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    %TP " %ndesk Tebal Perkerasan

    a3.a2.a1 " Koe#isien kekuatan relative bahan perkersan

    D3.D2.D1 " Tebal masing : masing lapisan perkerasan *m+&ngka 3, 2, dan 1 masing:masing untuk lapisan permukaan, lapisan

     pondasi atas dan lapisan pondasi ba4ah.

     ?ilai %TP ditetapkan dari nomogram bedasarkan besar dari renana yang

    ditetapkan sebelumnya yaitu "

    3. Daya Dukung Tanah *DDT+

    2. 1. (intas ;kivalen !enanan *(;!+

    6. %ndeks Permukaan &4al *%Po+

    @. %ndeks Permukaan &khir *%Pt+

    Pola penentuan %TP dari nomogram tersebut adalah nilai dari koe#isienrelative bahan dan kegunaannya sebagai lapis permukaan. (apis pondasi ba4ah

    ditentukan seara kolerasi sesuai kuat tekan untuk bahan yang distabilisasi.

    Dalam merenanakan tebal perkersan lentur, dilakukan batasan minimum

    terhadap masing : masing perkerasan sesuai dengan petunjuk perenanaan tebal

     perkerasan lentur jalan raya Departemen Pekerjaan Umum Tahun 3=A,

    sedangkan kriteria : riteria tersebut dapat dilihat pada tabel berikut "

    Tabel 1.3@ Tebal inimum (apisan Permukaan

    %TPTebal inimum

    *m+Bahan

    1, @ (apis pelindung " *BU!&S ) BU!TU ) BU!D&+1, : A, @ (&P;? ) &spal aadam, /!&, (asbutag (&ST0?

    A,3 : ,6= ,@ (&P;? ) &spal aadam, /!&, (asbutag (&ST0?

    ,@ : =,== ,@ (asbutag, (&ST0?

    L 3, 3 (&ST0?

    #umber$ %uu$ Pererasan Lentur &alan Raya

    Tabel 1.3A Tebal inimum (apisan Pondasi

    %TP

    Tebal inimum

    *m+ Bahan

    1, 3@Batu peah, stabilitas tanah dengan semen, stabilitas

    tanah dengan kapur 

    1, : ,6=2

    Batu peah, stabilitas tanah dengan semen, stabilitas

    tanah dengan kapur 

    3 (aston &tas

    ,@ : =,== 2Batu peah, stabilitas tanah dengan semen, stabilitas

    tanah dengan kapur, pondasi aadam

    3 : 32,36 3@ (aston &tas

    53

  • 8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1

    36/39

    LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    2

    Batu peah, stabilitas tanah dengan semen, stabilitas

    tanah dengan kapur, pondasi aadam, (apen, (aston

    &tas

    L 32,2@ 2@

    Batu peah, stabilitas tanah dengan semen, stabilitas

    tanah dengan kapur, pondasi aadam, (apen, (aston

    &tas

    #umber$ %uu$ Pererasan Lentur &alan Raya

    54

  • 8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1

    37/39

    LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    3.$ P)%ses Pe&(am+i,a& Kepu*usa&

    8ara metode pengambilan keputusan adalah dengan membandingkan

    hasil perhitungan. Pertama membandingkan hasil perhitungan denganmetode yang berbeda, seperti antara metode bengkelman beam dan metode

    analisa komponen yang hasil akhirnya sama : sama mendapat ketebalan

     perkerasan. ?amun, untuk metode bengkelman beam berdasarkan lendutan

    yang terjadi di beberapa titik dan metode analisa komponen berdasarkan

    volume kendaraan yang le4at diatasnya. Setelah melakukan perhitungan

    menggunakan 2 metode itu lalu dibandingkan mana yang lebih e#ekti# serta

    lebih hemat. Biasanya perhitungan menggunakan metode bengkelman beam

    lebih e#ekti# dan hemat karena setiap beberapa meter memiliki ketebalan

    yang berbeda sesuai dengan lendutan yang terjadi pada titik : titik tinjau.

    3. Pe)+e'aa& pe&'apa* 'e&(a& PKP

    Perbedaan pendapat yang terjadi pada a4alnya adalah perbedaan mengambil

    keputusan, karena yang PKP pahami dan diajarkan dikampus hanya

    menggunakan metode analisa komponen. Setelah diberikan pengetahuan tetang

    metode lain, antara PKP dan Dosen Pembimbing (apangan tidak terjadi

     perbedaan pendapat.

    3.; S*u'i Kasus P)%6ek Ta&((ap Da)u)a*

    Proyek tanggap darurat yang terjadi pada saat itu adalah 'alan Putus antar Kota

    Samarinda dan Kab. Kutai Kartanegara. 'alan putus sepanjang kurang lebih 3A

    m dengan lebar 3 meter.

    3.;.1 em+ua* "PS4OE

    /arga Perkiraan Sendiri */PS+ atau 04ner ;stimate *0;+ adalah

     perkiraan harga pengadaan barang)jasa yang dianalisa seara pro#essional.

    04ner ;stimate *0;+ ber#ungsi sebagai auan dalam melakukan evaluasi

    harga pena4aran barang dan jasa dengan tujuan untuk mendapatkan harga

     pena4aran yang 4ajar, dapat dipertanggungja4abkan, dan dapat

    dilaksanakan oleh rekanan sesuai dengan ketentuan kontrak. (angkah : 

    langkah menghitung /PS)0; adalah sebagai berikut "

    a. e&(-i*u&(

  • 8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1

    38/39

    LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    volume kebutuhan beton sesuai gambar yang sudah dibuat oleh konsultan.

    8ontoh perhitungan volume beton seperti diba4ah ini "

    Selain volume beton, ada beberapa volume yang perlu di hitung seperti

    galian saluran, drainase, geote9tile, baja, dan juga eruuk. Detai

     perhitungan volume dan juga gambar desain ada pada lampiran 2.

    +. e&e&*uka& Divisi Peke)5aa&

    Setela mengetahui volume dari proyek adalah menentukan divisi pekerjaan.

    Setiap proyek memiliki kebutuhan detail divisi yang berbeda : beda, sesuaidengan kedaan dan kebutuhannya. Seara keseluruhan ada 3 divisi, seperti

    diba4ah ini.

     ?o. Divisi Uraian

    3 Umum

    2 Drainase

    1 Pekerjaan Tanah

    6 Pelebaran Perkerasan dan Bahu 'alan

    @ Pekerasan ?on &spal

    A Perkerasan &spal

    5:

  • 8/19/2019 BAB III Terbaru Bismillah1

    39/39

    LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

    Struktur  

    C Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan inor  

    = Pekerjaan /arian3 Pekerjaan Pemeliharaan !utin

    Didalam setiap divisi ini terdapat banyak sekali detail pekerjaan dan semua

    detail pekerjaan akan dilampikan pada lampiran 2.

    . e,akuka& Su)ve6

    Untuk bisa menyesuaikan harga material yang digunakan, maka perlu

    dilakukan survey lokasi pekerjaan dan menari in#ormasi sumber uarry

    material loal terdekat.

    '. e&(a&a,isa I*em Peke)5aa&

    Untuk analisa setiap item pekerjaan, pada beberapa tender proyek telah

    diberikan analisa setiap detail analisa pekerjaan, baik itu koe#isien pekerja,

    koe#isien bahan, koe#isien alat.

    e. em+a&'i&(ka& )ekap +ia6a

    Bila harga satuan pekerjaan dan jumlah)rekap harga pekerjaan telah

    didapatkan, maka o'ner  dapat membandingkan rekap biaya pekerjaan yang

    dihitung */PS)0;+ dengan rekap biaya dari jasa konstruksi yang ada.

    Dengan melakukan perbandingan o'ner  bisa memilih jasa konstruksi yang

    tepat yang rekap biayanya hamper sama atau bisa lebih murah tapi kualitasmaterial sama.