BAB III TAKHRIJ HADIS TENTANG AURAT …repository.uinbanten.ac.id/2166/5/BAB III.pdf40 hadis.3 Sanad...
Transcript of BAB III TAKHRIJ HADIS TENTANG AURAT …repository.uinbanten.ac.id/2166/5/BAB III.pdf40 hadis.3 Sanad...
39
BAB III
TAKHRIJ HADIS
TENTANG AURAT PEREMPUAN
A. Analisa Sanad (Naqd al-Sanad)
Analisa merupakan alih bahasa dari kata naqd atau tamyiz.
Sekali pun kata tersebut tidak ditemukan dalam Alquran maupun dalam
hadis, namun kegiatan ini perlu diperlukan dalam kajian hadis.
Sedangkan dalam istilah berarti usaha menemukan kekeliruan dan
kesalahan dalam rangka menemukan kebenaran. Kritik yang dimaksud
di sini adalah sebagai upaya mengkaji hadis Rasulullah saw. untuk
menentukan hadis yang benar-benar datang dari Nabi Muhammad
SAW.1
Sanad secara etimologi berarti sandaran, tempat kita bersandar,2
atau ṭariq, dan ada yang mengatakan sanad ialah bagian bumi yang
menonjol. Sedangkan secara terminologi adalah silsilah orang-orang
(yang meriwayatkan hadis), yang menyampaikannya kepada matan
1 Bustami, dan M. Isa, Metodologi Kritik Hadis (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2004), p. 5. 2 T.M. Hasby ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis (Semarang:
Pustaka Rizki Putra, 1999), p. 168.
40
hadis.3 Sanad atau ṭariq ialah jalan yang dapat menghubungkan
matnu’l-ḥadīṡ kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw., dalam
kata lain sanad ialah rangkaian para periwayat yang menyampaikan
riwayat hadis.4 Dengan demikian sanad berarti rangkaian para
periwayat yang menyampaikan kita kepada matan hadis Nabi SAW.
Dari definisi di atas, sanad yang pada intinya sama jalan untuk
menuju sumbernya, dan ini terjadi karena serangkaian orang-orang
yang menyampaikan atau meriwayatkan matan hadis, dari pada itu
maka sanad ada yang mengartikan dengan isnad, yaitu menyandarkan
atau menerangkan sanad hadis, musnid yaitu orang yang menerangkan
sanad hadis dengan menyebutkan sanadnya, sedangkan musnad ialah
hadis yang disebut diterangkan sanadnya sampai kepada Nabi
Muhammad saw.5 Analisa sanad juga berarti ketentuan terhadap
periwayat hadis, baik kecacatan atau keadilannya dengan menggunakan
ungkapan-ungkapan tertentu.6
Jadi, analisa sanad berarti penelitian, penilaian, dan penelusuran
sanad hadis tentang individu perawi dan proses penerimaan hadis dari
3 Munzier Suparta, Ilmu Hadis (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), p.
45. 4 M. Suhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi (Jakarta: Bulan
Bintang, 1992), p. 23. 5 Munzier Suparta, Ilmu Hadis….., 46.
6Masrukhin Muhsin, Kritik Matan Hadis: Studi Perbandingan antara
Manhaj Muhaddithin Mutaqaddimin dan Muta’akhirin (Tangerang: PKBM “Ngudi
Ilmu”, 2013), p. 8.
41
guru mereka masing-masing dengan berusaha menemukan kekeliruan
dan kesalahan dalam rangkaian sanad untuk menemukan kebenaran,
yaitu kualitas hadis (ṣaḥīḥ, ḥasan, dan ḍa’īf).7
Bagian-bagian sanad yang diteliti meliputi: 1). Nama-nama
periwayat yang terlibat dalam periwayatan hadis yang bersangkutan. 2).
Lambang-lambang periwayatan hadis yang telah digunakan oleh
masing-masing periwayat dalam meriwayatkan hadis yang
bersangkutan, misalnya sami’tu, akhbaranī, ḥaddaṡana, ‘an, dan anna.
Dengan demikian jelas sekali bahwasanya menganalisa sanad
hadis perlu dilakukan, karena ini merupakan hal yang penting dalam
suatu hadis yang berguna untuk menyeleksi hadis. Adapun langkah-
langkah keṣaḥīḥan sanad tersebut akan diterapkan dalam penelitian
saya kali ini. Sebagaimana yang akan saya jelaskan sebagai berikut:
1. Hadis Yang Menyatakan Seluruh Badan Perempuan
Adalah Aurat
a. Riwayat Imam At-Tirmiżi
Setelah ditelusuri dengan menggunakan metode al-
lafaẓ dengan kata kunci dapat diketahui hadis yang
menyatakan seluruh tubuh wanita adalah aurat, hanya ada di
7 Bustami, M. Isa, Metodologi Kritik Hadis….., p. 6-7.
42
dalam kitab Sunan at-Tirmiżi, bab dengan nomer
hadis ke-18.8
1). Teks Hadis
Telah menceritakan kepada kami Muḥammad bin Basyār,
telah menceritakan kepada kami 'Amr bin 'Ᾱṣim telah menceritakan kepada kami Hammām dari Qatādah dari
Muwarriq dari Abu Al Aḥwaṣ dari Abdullah dari Nabi
ṣallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wanita itu adalah aurat.
Jika dia keluar maka setan akan memperindahnya di mata laki-
laki."(HR. Tirmiżi)
2). Skema Sanad
8A. J. Wensijk, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfaẓ al-Hadīṡ (Leiden: Beril,
1936), Juz 3, p. 103. 9Imam Al-Hafiẓ Abi „Ula, Tuhfatul Ahważ Syarh Jami’ At-Tirmiżi (TTt:
Darul Hadiṡ, 2001), Juz 5, p. 36. Lihat juga di Imam al-Hafiẓ Abu Isa Ibn Saurah ibn
Musa ibn al-Ḍahak al-Sulami al-Tirmiżi, Sunan al-Tirmiżi, Lidwa Pusaka i-software-
kitab 9 Imam Hadis, Kitab At-Tirmiżi no 1093.
(w. 32 H)
43
(w. 105 H)
(w. 117 H)
(w. 213 H)
(w. 252 H)
(w. 165 H)
(w. -)
(w. 279 H)
44
3). Biografi Perawi Hadis
a). Abdullah bin Mas'ud
Abdullah bin Mas'ud memiliki nama lengkap Abdullah
bin Mas'ud bin Gafil bin Ḥabib adalah sahabat Rasulullah
saw. Beliau memiliki kuniyah yaitu Abu 'Abdur Raḥman.
Semasa hidupnya tinggal di Kufah, beliau wafat pada tahun
32 H. Guru Abdullah bin Mas‟ud adalah Nabi Muhammad
saw. selain itu beliau juga berguru kepada Said bin Ma‟ad
al-Anṣori, dan Umar bin Abdul Khaṭṭab.10
Sedangkan murid
beliau diantaranya adalah Anas bin Malik, Akhnaf bin Qois,
Aswad bin Yazid, Auf bin Malik, Zaid bin Wahab, dan
masih banyak lainnya. Ulama hadis telah sepakat bahwa
semua sahabat adalah adil, baik yang turut dalam kancah
peperangan (kekacauan) maupun tidak.11
b). Abu Al Aḥwaṣ
Abu Al Aḥwaṣ, merupakan nama kuniyahnya,
sedangkan nama lengkapnya adalah Auf bin Malik bin
Naḍolah. Beliau merupakan kalangan dari Tabi’in Kalangan
10
Jamaluddin Abi al-Hajjaj Yusuf al-Mizzi, Tahżib al-Kamal Fi Asma al-
Rijal (Beirut: Mussasah al-Risalah, 1992), Jil. 5, p. 627 11
Hasbi Aṣ Ṣiddieqi, Pokok-pokok Ilmu Dirayah Hadis 2, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1994), p. 151.
45
Pertengahan, Negeri semasa hidupnya adalah Kufah. Guru-
gurunya dalam periwayatan hadis adalah Ibn Mas‟ud, Ibn
Mas‟ud al-Anṣori, Abi Musa al-Asy‟ari, Abu Hurairah,
Muslim bin Yazid,‟Urwah bin Mugiroh bin Syu‟bah, dan
lain sebagainya. Sedangkan murid-muridnya yaitu Abu
Isḥak, Malik bin Ḥariṡ Al Muslim, Abdullah bin Murah,
Abdullah bin Umar, dan Muwarriq, dan masih banyak yang
lainnya.12
Penilaian para ulama tentangnya yakni menurut,
Yaḥya bin Ma‟in dan Ibnu Ḥajar al „Asqalani bahwa beliau
berkualitas ṡiqah, sedangkan menurut Ibnu Ḥibban
disebutkan dalam ṡiqah.
c). Muwarriq
Muwarriq memiliki nama lengkapnya adalah Muwarriq
bin Misymaraj, ia memiliki kuniyah Abu Mu‟tamir. Beliau
wafat pada tahun 105 H, semasa hidupnya beliau tinggal di
Basyrah. Dan beliau merupakan kalangan Tabi’ul Atba’
Kalangan Tua. Guru-guru beliau adalah Umar, Abi Żar, Abi
„Abas, Abu Al Aḥwaṣ, dan masih banyak lagi. Sedangkan
murid-murid beliau adalah Qotādah, „Ᾱṣim Al-Aḥwal,
12
Syihab al-Din Ahmad „Ali bin Ḥajar al-Asqalani, Tahżib al-Tahżib,
(Beirut: Dar al-Fikr, 1995), Jil 5, p. 157
46
Mujahid, dan Isma‟il bin Abi Kholid.13
Penilaian para
ulama tentangnya yakni menurut An-Nasā`i, Al „Ajli beliau
berkualitas ṡiqah, sedangkan menurut Ibnu Sa‟d, Ibnu Ḥajar
al „Asqalani dan Aż Żahabi berkualitas ṡiqah ahli ibadah.
d). Qatādah
Qatādah memiliki nama lengkap beliau adalah
Qatādah bin Da'amah bin Qatādah yang memiliki kuniyah
Abu Al Khaṭṭab. Beliau merupakan kalangan Tabi'in
kalangan biasa, beliau wafat pata tahun 117 H. Negeri
semasa hidupnya adalah Basyrah. Guru-guru beliau antara
lain Anas bin Malik, Abi Sa‟id Al Khudri, Abdurraḥman bin
„Auf, Muwarriq dan masih banyak yang lainya. Sedangkan
murid-muridnya yaitu Hammam bin Yaḥya, Sulaiman At
Taimi, Ma‟mar, dan sebagainya.14
Penilaian para ulama
tentangnya ialah menurut Yaḥya bin Ma‟in beliau
berkualitas ṡiqah, Muḥammad bin Sa‟d menilai ṡiqah
ma’mun, Ibnu Ḥajar al „Asqalani menilai ṡiqah ṡabat.
13
Ibn Ḥajar, Tahżib al-Tahżib, Jil 6, p. 442 14
Ibn Ḥajar, Tahżib al-Tahżib, Jil 6, p. 326
47
e). Hammām
Hammām beliau merupakan Kalangan Tabi'in (tidak
jumpa Sahabat), yang memiliki nama lengkap Hammām bin
Yaḥya bin Dinar, beliau memiliki Kuniyah Abu 'Abdullah
yang wafat pada tahun 165 H. Negeri semasa hidupnya
adalah Basyrah. Guru-guru beliau adalah Isḥaq bin Abi
Ṭalhah, Zaid bin Abi Aslim, Qotādah, Nafī‟ Maula Abi
Umar, Yaḥya bin Abi Kaṡir, dan lainnya. Sedangkan murid-
murid beliau adalah Ṡaurah, Abu Said Maula Bani Hasyim,
Amru bin Aṣim, Ḥiban bin Hilal, dan yang lainnya.15
Penilaian ulama tentangnya yakni menurut Aḥmad bin
Ḥanbal, Yaḥya bin Ma‟in dan Ibnu Sa‟ad beliau berkualitas
ṡiqah. Sedangkan menurut As Saji beliau berkualitas ṣadūq
(buruk hafalannya).
f). „Amru bin 'Ᾱṣim
„Amru bin 'Ᾱṣim memiliki nama „Amru bin 'Ᾱṣim bin
'Ubaidillah bin Al Wazi', yang memiliki kuniyah Abu
„Uṡman. Beliau merupakan kalangan tabi’ut tabi’in
kalangan biasa yang wafat pada tahun 213 H, Negeri semasa
15
Ibn Ḥajar, Tahżib al-Tahżib, Jil 6, p. 666
48
hidupnya di Baṣrah. Guru-guru beliau adalah Syu‟bah,
Hammām bin Yaḥya, Jarir bin Ḥazim, Harb bin Suraij,
Sulaiman bin Mugiroh, dan lain sebagainnya. Sedangkan
murid-muridnya adalah Abi Bakar, Abi Musa Muḥammad
bin Muṡanna, Uqbah bin Makrom, dan lainnya.16
Penilaian
para ulama tentangnya yakni Yaḥya bin Ma‟in berkomentar
beliau adalah seorang yang ṣālih, An Nasā‟i menilai Laisa
bihi ba’s, dan Ibnu Ḥajar al „Asqalani menilai beliau ṣadūq
(dalam hafalannya ada sesuatu).
g). Muḥammad bin Basysyar
Muḥammad bin Basysyar, beliau memiliki nama
lengkap Muḥammad bin Basysyar bin 'Uṡman bin Dāud bin
Kanisan al-Abdi Abu Bakar al-Haflah, kuniyahnya Abu
Bakar. Negeri semasa hidupnya adalah Basyrah. Beliau
merupakan kalangan Tabi’ul Atba’ Kalangan Tua yang
wafat pada tahun 252 H. Guru-guru beliau adalah Abdul
Wahab Aṡaqofi, Burdah, Rou‟uf bin „Ubadah Ḥaramain bin
„Ammaroh, Ibnu Abi „Adi, Māż bin Hisyam, Sahl bin
16
Ibn Ḥajar, Tahżib al-Tahżib, Jil 5, p. 51
49
Yusuf, Abi „Aṣim, dan sebagainnya. Sedangkan murid-
muridnya adalah An-Nasā‟i, At-Tirmiżi, Abu Zur‟ah, dan
lainnya.17
Penilaian ulama tentangnya yakni, menurut Abu
Ḥatim beliau bernilai ṣadūq, An Nasā‟i menilai ṣālih, Ibnu
Ḥibban berpendapat disebutkan dalam ‘aṡ ṡiqāt, sedangkan
menurut Ibn Ḥajar al „Asqalani berpedapat ṡiqah.
h). At-Tirmżi
At-Tirmżi memiliki nama lengkap yakni Abu Isa
Muḥammad ibn Isa ibn Saurah At-Tirmiżi. Ia lahir di desa
Bujdari, daerah Tirmiż pada tahun 209 Hijriyah. Sejak kecil,
At-Tirmiżi sudah mempelajari berbagai ilmu, ia banyak
mengunjungi daerah-daerah pusat ilmu dan mendengar
hadis dari berbagai tokoh di daerah yang dikunjunginya. Ia
pernah mengunjungi Khurasan, Hijaz, Irak, dan Bukhara.
Guru-guru beliau adalah Qutaibah ibn Said, Muḥammad ibn
Basyar, Al-Bukhāri, Muslim, dan Abu Dāud. Murid-
muridnya antara lain Al-Ḥaiṡam ibn Kulaib Asy-Syasyi,
17
Ibn Ḥajar, Tahżib al-Tahżib, Jil 6, p. 495
50
Makhul ibn Al-Faḍl, Muḥammad ibn Mahbub Al-Mahbubi
Al-Mawazi. 18
4). Kesimpulan
Seluruh periwayat hadis kualitasnya ṡiqah, hanya
Hammām dan „Amru bin „Ᾱṣim yang berkualitas ṣadūq (buruk
hafalannya atau dalam hafalannya ada sesuatu). Term
periwayatan yang digunakan Qatādah sampai Abdullah bin
Mas‟ud adalah ‘an. Sementara dari Mukharrij sampai Hammām
bin Yaḥya bin Dinar menggunakan Term ḥaddaṡana yang
merupakan term tertinggi dalam hierarki periwayatan hadis.
Tahun wafat mereka menunjukan mu’asarah antara periwayat
dan guru-gurunya, hanya Abi Al Aḥwaṣ yang tidak diketahui
tahun wafatnya. Hadis ini tidak terdapat diriwayat lain kecuali
jalur ini, dengan demikian hadis tersebut termasuk ke dalam
kategori hadis garib. Jadi kualitas hadis ini bila dilihat dari segi
sanad adalah ḥasan garib.
18
M. Abdurrahman dan Elan Sumarna, Metode Kritik Hadis (Bandung: PT.
Remaja Rosdakaya, 2011), p. 238.
51
b. Hadis Riwayat Imam Bukhāri
Setelah ditelusuri dengan menggunakan kata kunci
dapat diketahui hadis terdapat di dalam kitab
Ṣaḥīḥ Bukhari dengan nomor hadis 4387.
1). Teks Hadis
Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim Telah
menceritakan kepada kami Ibrahīm bin Nāfi' dari Al Ḥasan bin
Muslim dari Ṣafiyyah binti Syaibah bahwa 'Ᾱisyah raḍiallahu 'anhā pernah berkata; Tatkala turun ayat: Dan hendaklah
mereka menutupkan kain kudung kedadanya.. (An Nūr: 31).
Maka mereka langsung mengambil sarung-sarung mereka dan
menyobeknya dari bagian bawah lalu menjadikannya sebagai
kerudung mereka. (HR. Bukhari no. 4387)
19
Lihat: Abu Abdullah Muhammad ibn Isma‟il ibn Ibrahim ibn Mugirah ibn
Bardizbah, “ṢaḤīḤ Bukhari” no. 4387 (Lidwa Pusaka i-Software-Kitab Sembilan
Imam) dengan kata kunci ب اشي فبختمرن ب .مه قبل الح
52
2). Skema Sanad
تقل
ان
عه
عه
حدثىب
حدثىب
(w. 58 H)
(w. - H)
(w. - H)
(w. - H)
(w. 218 H)
(w. 2 H)
53
3). Biografi Perawi
a). „Aisyah
„Aisyah binti Abi Bakar Aṣ Ṣiddiq adalah Ummu Al-
Mu‟minīn, istri Nabi Muhammad saw. yang paling
terkenal. Ibunya bernama Ummu Ruman binti Amir ibn
Uwaimir ibn Abd Syams. „Aisyah meninggal pada tahun 57
H/58 H pada malam selasa tanggal 27 Ramadhan.20
b). Ṣafiyah
Ṣafiyah binti Syaibah bin „Uṡman bin Abi Ṫ alhah,
merupakan kalangan ṣahabiyah yang memiliki kuniyah
Ummu Hajair.
c). Al Ḥasan
Ḥasan bin Muslim bin Yannāq adalah kalangan
Tabi’in kalangan biasa. Guru-guru beliau adalah Ṣafiyah
binti Syaibah, Mujāhid, Sa‟id bin Jubair, „Ubaid bin „Umair
dan masih banyak yang lainnya. Murid-muridnya adalalah
Ibrahim bin Nāfi‟, „Amru bin Murah, Ibnu Juraij, Jābir al-
Ju‟fi, Usamah bin Zaid, dan masih banyak yang lainnya.
Penilaian ulama tentang kualitasnya adalah ṡiqah, dan ini
20
Ibn Ḥajar, Tahżib al-Tahżib, Jil 6, p. 604-605
54
merupakan pendapat Yaḥya bin Ma‟in, Abu Zur‟ah, An
Nasā‟i, Aż Żahabi dan Ibnu Ḥajar al „Asqalani.21
d). Ibrahīm
Ibrahīm bin Nāfi‟ adalah kalangan Tabi’ut Tabi’in
kalangan tua yang memiliki kuniyah Abu Isḥāq. Guru-guru
beliau adalah Ḥasan bin Muslim, Ibn Abi Najih, Kaṡir bin
Kaṡir dan masih banyak lagi, sedangkan murid-muridnya
antara lain Ibn Mubarak, Ibn Mahdi, Abu Nu‟aim, Yaḥya
bin Abi Bukair, dan lain sebagainya. Penilaian ulama
tentangnya ialah menurut Sufyan bin „Uyainah beliau ḥafīẓ,
sedangkan menurut Yaḥya bin Ma‟in dan An Nasā‟i beliau
berkualitas ṡiqah.22
e). Al Faḍol
Al Faḍol bin Dukain bin Hammad bin Zuhair, beliau
memiliki kuniyah Abu Nu‟aim yang merupakan kalangan
Tabi’ut Tabi’in kalangan tua. Guru-guru beliau sangat
banyak, diantaranya Yunus bin Abi Isḥāq, Yaḥya bin Abi
Haisyam, Malik bin Anas, Ma‟mar bin Yaḥya bin Syam,
Ibrahim bin Nāfi‟ dan masih banyak yang lainnya.
21
Ibn Ḥajar, Tahżib al-Tahżib, Juz 1, p. 415. 22
Ibn Ḥajar, Tahżib al-Tahżib, Juz 1, p. 91.
55
Sedangkan murid-muridnya yakni, Tirmiżi, Bukhāri, Ibni
Abi Dāud, Zaid bin Haisyam, Musa bin Isḥāq al- Anṣori,
dan lain sebagainya. Menurut An Nasā‟i beliau berkualitas
ṡiqah ma’mun, sedangkan menurut Al „Ajli dan Ibnu Ḥajar
al „Asqalani beliau berkaulitas ṡiqah ṡabat.23
f). Imam Bukhāri
Nama lengkap Imam Bukhāri adalah Abu Abdullah
Muḥammad ibn Isma‟il ibn Ibrahīm ibn al-Mugirah ibn
Bardiżbah, ia dilahirkan di Bukhara 13 Shawal 194 H, wafat
di Samarqand pada tanggal 30 Ramadan 256 H. Gurunya
yaitu Makky ibn Ibrahīm, Abdullah ibn Usman al-Marwazy,
Abdullah ibn Musa al-Abbasy, dan masih banyak lagi.
Sedangkan muridnya yakni Muslim, at-Tirmiżi, al-Nasā‟i,
Ibn Khuzaimah, Ibn Abu Dāud, dan masih banyak lagi.24
4). Kesimpulan
Seluruh periwayat hadis kualitasnya ṡiqah. Term
periwayatan yang digunakan Ṣafiyah ke „Aisyah adalah anna,
sedangkan dari Ḥasan ke Ibrahīm menggunakan ‘an. Sementara
23
Ibn Ḥajar, Tahżib al-Tahżib, Juz 3, p. 387. 24
H. Zainul Arifin, Studi Kitab Hadiṡ (Surabaya: AL-Muna, 2010), p. 97-
100.
56
dari Mukharrij sampai Ibrahīm menggunakan term ḥaddaṡana
yang merupakan term tertinggi dalam hierarki periwayatan
hadis. Tahun wafat mereka menunjukan mu’asarah antara
periwayat dan guru-gurunya, namun Ṣafiyah, Ḥasan dan
Ibrahīm tidak diketahui tahun wafatnya. Dengan demikian
kualitas hadis ini bila dilihat dari segi sanad adalah ṣaḥīḥ.
c. Hadis riwayat Aḥmad bin Ḥanbal
Setelah ditelusuri dengan menggunakan kata kunci
dapat diketahui hadis terdapat di dalam kitab Musnad
Aḥmad bin Ḥanbal dengan nomor hadis 22894 dan Sunan Abu
Dāud nomor hadis 1562.
1) Teks Hadis
Telah bercerita kepada kami Husyaim berkata: telah
memberitakan kepada kami Yazid bin Abu Ziyad dari Mujāhid
dari 'Ᾱisyah berkata: Para kafilah melintasi kami saat kami
25
Lihat: Ahman ibn Muhammad ibn Ḥambal, “Musnad AḤmad bin Ḥambal”
no. 22894 dan Sulaiman ibn al-Aṣ‟as ibn Ishaq ibn Basyir ibn Ṣidad ibn Amr al-Azdi
al-Sijistani, Sunan Abu Dāud (Lidwa Pusaka i-Software-Kitab 9 Imam Hadis) dengan
kata kunci زوب كشفىبي .فإذا جب
57
berihram bersama Rasulullah ṣallalahu 'alaihi wa sallam, saat
mereka berpapasan dengan kami, salah seorang dari kami
menjulurkan jilbabnya ke bawah dari kepalanya menutupi
wajahnya, bila mereka melintasi kami, kami membukanya.
(HR. Ahmad no. 22894)
2). Skema Sanad
عه
عه
اخبروب
حدثىب
(w. 58 H)
(w. 102 H)
(w. H)
(w. 183 H)
(w. 102 H)
(w. 75 H)
58
3). Biografi Perawi
a). Mujāhid
Mujāhid bin Jabar, merupakan kalangan Tabi’in
kalangan pertengahan, beliau memilki kuniyah Abu Al
Ḥajjaj. Guru-guru beliau antara lain adalah „Ᾱisyah, Ummu
Salamah, Abu Hurairah dan masih banyak lagi, sedangkan
muridnya antara lain A‟mru bin Dinar, Abu Zubair bin Maki,
Abdullah bin Abin Yazid, Qatādah, Yazid bin Ziyad dan
masih banyak lagi. Menurut Yaḥya bin Ma‟in, Abu Zur‟ah
dan Ibnu Ḥajar al „Asqalani beliau berkualitas ṡiqah.26
b). Yazid
Yazid bin Abi Ziyad, beilau merupakan kalangan
Tabi’in kalangan biasa, yang memiliki kuniyah Abu
„Abdillah. Menurut Ibnu Sa‟d, Ibnu Qa‟ni, Ibn Ma‟in dan
Ibnu Ḥajar al „Asqalani beliau berkualitas ḍa’īf.27
c). Husyaim
Husyaim bin Basyir bin Al Qasim bin Dinar,
memiliki kuniyah Abu Mu‟awiyah yang merupakan kalangan
Tabi’ul Atba’ kalangan tua. Guru-guru neliau adalah
26
Ibn Ḥajar, Tahżib al-Tahżib Juz 4, p. 25 27
Ibn Ḥajar, Tahżib al-Tahżib, Juz 4, p. 413.
59
Ayahnya, Abdul Malik bin „Umair, Yazid bin Ziyad, „Amru
bin Dinar, dan masih banyak lagi. Sedangkan murid-
muridnya diantara lain adalah Malik bin Anas, Syu‟bah, Ibn
Mubarok, Aḥmad bin Ḥanbal dan masih banyak yang
lainnya. Menurut para ulama beliau berkualitas ṡiqah, ini
adalah pendapat Abu Ḥatim, Al Ajli dan Ibnu Ḥibban.28
d). Imam Aḥmad
Imam Aḥmad bin Ḥanbal, bernama lengkap Aḥmad
ibn Muḥammad ibn Ḥanbal Ibn Ḥilal ibn Asad ibn Idris ibn
Abdillah bin Ḥayyan ibn Abdillah bin Anas ibn Awf ibn
Qasit ibn Mazin ibn Ṣaiban ibn Zulal ibn Ismail ibn Ibrahīm.
Beliau lahir di Bagdad bulan Rabi‟ul Awal tahun 164 dan
meninggal tahun 240. Guru-guru beliau diantaranya adalah
Abd Razaq al-Ṣan‟ani, al-Raqaṣi, Sufyan Ibn Uyainah,
Yahya Ibn Said al-Qaṭan dan masih banyak lagin. Sedangkan
murid-muridnya adalah Imam Bukhāri, Imam Muslim, Abu
Dāud, Waqi‟, Ibnu Jarrah, Ali Ibn al-Madini, dan masih
banyak yang lainnya.29
28
Ibn Ḥajar, Tahżib al-Tahżib Juz 4, p. 280. 29
H. Zainul Arifin, Studi Kitab Hadiṡ…., p. 83-85.
60
e). Abu Dāud
Abu Dāud nama lengkapnya ialah Sulaiman bin
Asy‟aṡ bin Isḥāq (Basyir) bin Syaddad bin Amr bin Imran
Al-Azdi Al-Syaibani. Beliau lahir pada tahun 202 H dan
meninggal pada 14 Syawwal 275 H dalam usia 73 tahun.
4). Kesimpulan
Setelah diteliti ternyata tidak semua periwayat hadis
berkualitas ṡiqah, terdapat Yazid bin Abi Ziyad berkualitas
ḍo’īf . Term periwayatan yang digunakan Yazid samapi „Ᾱisyah
adalah ‘an, sedangkan dari Husyaim ke Yazid menggunakan
amba ana. Dari Aḥmad ke Husyaim menggunakan akhbarona.
Sementara dari Abu Dāud ke Aḥmad bin Ḥambal menggunakan
ḥaddaṡana. Tahun wafat mereka menunjukan mu’asarah antara
periwayat dan guru-gurunya Dengan demikian kualitas hadis ini
bila dilihat dari segi sanad adalah ḥasan.
2. Hadis yang Menyatakan Aurat Perempuan Seluruh Badan
Kecuali Wajah dan Telapak Tangan
a. Riwayat Imam Abu Dāud
Hadis yang membahas mengenai aurat wanita yang
mengecualikan wajah dan telapak tangan terdapat dalam kitab
61
sunan Abu Dāud, Bab لببس dengan nomor hadis 31. Dengan
memakai metode al-Lafaż, dan memasukan kata مرأ.30
1). Teks Hadis
Telah menceritakan kepada kami Ya'qūb bin Ka'b Al Anṭaki
dan Muammal Ibnul Faḍl Al Ḥarrani keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Al Walid dari Sa'id bin Basyir dari
Qatādah dari Khalid berkata; Ya'qub bin Duraik berkata dari
'Ᾱisyah raḍiallahu 'anhā, bahwa Asmā` binti Abu Bakr masuk
menemui Rasulullah ṣallallahu 'alaihi wasallam dengan mengenakan kain yang tipis, maka Rasulullah īallallahu 'alaihi
wasallam pun berpaling darinya. Beliau bersabda: "Wahai
Asmā`, sesungguhnya seorang wanita jika telah baligh tidak
boleh terlihat darinya kecuali ini dan ini -beliau menunjuk wajah
dan kedua telapak tangannya.”(HR. Abu Dāud )
30
Weinsijk, Mu’jam al-Mufahras, Juz. 6, p. 193 31
AbdurraḤman MuḤammad Uṡman, ‘Aunul Ma’bud Syarh Sunan Abi
Dāud (Bayrut: Dar Fikri, 1979), Juz. 11, p. 161. Lihat juga di Sulaiman ibn al-Aṣ‟as
ibn Ishaq ibn Basyir ibn Ṣidad ibn Amr al-Azdi al-Sijistani, Sunan Abu Dāud, Lidwa
Pusaka i-software-kitab 9 Imam Hadis, Kitab Abu Dāud no 3580.
62
2). Skema Sanad
(w. 117 H)
(w. 168 H)
(w. 229 H)
(w. 57/58 H)
(w. -)
(w. 195 H)
(w. -)
(w. 275 H)
63
3). Biografi Perawi
a). „Aisyah
„Aisyah binti Abi Bakar Aṣ Ṣiddiq,adalah Ummu Al-
Mu‟minin, istri Nabi Muhammad saw. yang paling terkenal.
Ibunya bernama Ummu Ruman binti Amir ibn Uwaimir ibn
Abd Syams. „Aisyah meninggal pada tahun 57 H/58 H pada
malam selasa tanggal 27 Ramadan. Guru-gurunya di bidang
periwayatan hadis antara lain adalah Nabi Muhammad saw.,
bapaknya Abu Bakar As-Ṣiddiq, “Umar, Hamzah bin‟Umar
al-Aslami, Sa‟id bin Abi Waqaṣ, Jamadamah bint Wahhab
al-Asdyiyah, dan Fatimah az-zahrah. Sedangkan murid-
murid beliau diantara lain adalah Sa‟id bin Musyyab, „Abd
Abdullah bin „Amir, Abu al-Jauza‟, dan masih banyak yang
lainnya.32
b). Khalid
Khalid bin Duraik merupakan kalangan Tabi’in
kalangan pertengahan, yang memiiki kuniyah Abu Al
Mugirah, Negeri semasa hidupnya yaitu di Syam. Guru-guru
beliau antara lain Abdullah bin Umar bin Khaṭṭab, Aisyah.
32
Ibn Ḥajar, Tahżib al-Tahżib Jil 6, p. 604-605
64
Sedangkan murid-muridnya adalah Isḥaq bin Uṡman,
Qatadah, Sufyan bin Husain dan masih banyak lagi.33
Penilaian ulama tentangnya yakni menurut Yahya bin
Ma‟in, An Nasā‟i dan Aż Żahabi kualitasnya adalah ṡiqah.
c). Qatādah
Qatādah bin Da'amah bin Qātadah yang memiliki
kuniyah Abu Al Khaṭṭab. Beliau merupakan kalangan
Tabi'in kalangan biasa yang wafat tahun 117 H. Negeri
semasa hidupnya adalah Basyrah. Guru-guru beliau
diantaranya adalah Anas bin Malik, Abi Said Al-Khudri,
Abdurrahman bin „Auf, Ḥasan Al-Basyri, Uqbah bin Gofir,
Kholid bin Duraik, dan yang lainnya. Sedangkan murid-
muridnya adalah Hamam bin Yaḥya, Said bin Basyir,
Ma‟mar, dan lain sebagainya.34
Penilaian ulama tentangnya,
menurut Yaḥya bin Ma‟in beliau berkualitas ṡiqah,
Muḥammad bin Sa‟d menilainya ṡiqah ma’mun, Ibnu Ḥajar
al „Asqalani menilanya ṡiqah ṡabat dan menurut Aż Żahabi
beliau seorang ḥafiẓ.
33
Ibn Ḥajar, Tahżib al-Tahżib, Jil 3, p. 231. Al-Mizzi, Tahżib al-Kamal, Jil 3,
p. 231 34
Ibn Ḥajar, Tahżib al-Tahżib, Jil 5, p. 326
65
d). Sa'id bin Basyir
Sa'id bin Basyir nama lengkapnya adalah Sa'id bin
Basyir Al Azdi, beliau merupakan kalangan Tabi'ut Tabi'in
kalangan pertengahan yang memiiki kuniyah Abu 'Abdur
Raḥman dan memiliki Laqob Al Basyrah, dikarenakan dia
berasal dari Basyrah. Negeri semasa hidupnya Syam, beliau
wafat 168 H. Guru-guru beliau antara lain Qatādah, Az-Zuhri,
„Amru bin Dinar, Abdullah bin Umar, Abdul Aziz bin Ṣahib,
Abi Zubair dan masih banyak lagi. Murid-murid beliau antara
lain Al Walid bin Muslim, Hasyim, Umar bin Abdul Wahid,
Abdullah bin Yusuf dan lain sebagainya.35
Penilaian para
ulama tentangnya, yakni menurut Al Bazzar beliau Ṣaḥīḥ, Aż
Żahabi menilainya Al Ḥafīẓ, sedangkan Aḥmad bin Ḥambal
menḍo’īfkan, dan menurut Ibnu Ḥajar al „Asqalani beliau
ḍa’īf.
e). Al Walid bin Muslim
Al Walid bin Muslim memiliki kuniyah Abu Al 'Abbas,
beliau merupakan Kalangan dari Tabi'ut Tabi'in kalangan
pertengahan. Negeri semasa hidup di Syam. Beliau wafat 195
35
Ibn Ḥajar, Tahżib al-Tahżib, Jil 2, p. 622
66
H. Guru-guru beliau adalah Abduraḥman bin Numir, Said bin
Basyir, Kholid bin Yazid, Hisyam bin Ḥasan, Yaḥya bin Ḥariṡ
Aż-Żimar, dan lainnya. Sedangkan murid-muridnya adalah
Sulaiman bin Abdurraḥman, Aḥmad bin Ḥanbal, Ya‟qub bin
Ka‟ab, dan lain sebagainya.36
Penilian ulama tentangnya yakni
menurut Abu Ḥatim beliau ṣalihul hadiṡ, dan menurut Ibnu
Ḥajar beliau berkualitas ṡiqah.
f). Ya'qub bin Ka'ab
Ya'qub bin Ka'ab bin Ḥamid memiliki nama lengkap
Ya'qub bin Ka'ab bin Ḥamid Al Halabi, kuniyah Abu Yusuf,
beliau merupakan kalangan Tabi'ul Atba' kalangan tua. Negeri
semasa hidupnya Syam. Guru-guru beliau adalah Ayahnya,
Abi Ishak, Al Walid bin Muslim, Isa bin Yunus dan Abdullah
bin Wahab. Sedangan murid-muridnya adalah Abu Dāud,
Muḥammad bin Abdul Wahab, Yaḥya bin Uṡman bin Ṣalih,
dan masih banyak laigi yang lainnya.37
Pandangan ulama
tentangnya, yakni menurut Al „Ajli, Abu Ḥatim, dan Ibnu
Ḥajar al „Asqalani beliau berkualitas ṡiqah.
36
Ibn Ḥajar, Tahżib al-Tahżib, Jil 6, p. 748 37
Ibn Ḥajar, Tahżib al-Tahżib Jil 6, p. 217
67
g). Mu'ammal bin Al Faḍol
Mu'ammal bin Al Faḍol bin Mujahid nama lengkapnya
adalah Mu'ammal bin Al Faḍol bin Mujahid yang memiliki
kuniyah Abu Al 'Abbas. Beliau merupakan kalangan Tabi'ul
Atba' kalangan tua yang wafat tahun 229 H. Negeri semasa
hidupnya adalah Jazirah. Guru-guru beliau adalah „Isa bin
Yunus, Walid bin Muslim, Muḥammad bin Harb, Muḥammad
bin Syu‟eb, dan lain sebagainnya. Sedangkan murid-muridnya
adalah Abu Dāud, An-Nasā‟i, dan sebagainnya.38
Penilaian
ulama tentangnya, yakni menurut Ibnu Ḥibban disebutkan
dalam ‘aṡ ṡiqah, Ibnu Ḥajar al „Asqalani menilainya ṣadūq,
dan menurut Aż Żahabi beliu ṡiqah.
h). Abu Dāud
Abu Dāud nama lengkapnya ialah Sulaiman bin Asy‟aṡ
bin Isḥāq (Basyir) bin Syaddad bin Amr bin Imran Al-Azdi
Al-Syaibani. Beliau lahir pada tahun 202 H dan meninggal
pada 14 Syawwal 275 H dalam usia 73 tahun. Guru-guru Abu
Dāud diantaranya adalah Muslim bin Ibrahīm, Sulaiman bin
Harb, Uṡman bin Ali Syaibah, Abu Al-Walid Aṭ-Ṭayalisi,
38
Ibn Ḥajar, Tahżib al-Tahżib, Jil 6, p. 491.
68
Abdullah bin Maslamah Al-Qa‟nabi, Musaddad bin Musarhad,
Muammal bin Faḍol, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Sedangkan murid-murid beliau adalah Abdullah (putranya),
Abu Abdu Al-Raḥman Al-Kisa‟i, Aḥmad bin Muḥammad Al-
Khallal, Abu Ali Muḥammad bin Amr Al-Lu‟lu‟i dan lain
sebagainya.39
Pandangan ulama tentag Abu Dāud yakni
menurutAbu Bakar Al-Khallal beliau merupakan imam
terkenal pada zamannya. Aḥmad bin Muḥammad bin Yasir
Al-Harawiy menilai dia adalah sorang ḥuffaż dalam bidang
hadis, dan menurut Al-Razi beliau ṡiqah.
4). Kesimpulan
Seluruh periwayat hadis kualitasnya ṡiqah, hanya Said bin
Basyir dan Mu‟ammal bin Faḍol yang berkualitas ḍo’īf dan
ṣadūq. Term periwayatan yang digunakan Said bin Basyir sampai
„Aisyah adalah ‘an yang rentan tadlis, namun tidak ada indikasi
yang mengarah pada tadlis. Sementara dari Mukharrij sampai
Walid menggunakan Term ḥaddaṡana yang merupakan term
tertinggi dalam hierarki periwayatan hadis. Tahun wafat mereka
menunjukan mu’asarah antara periwayat dan guru-gurunya,
39
Al-Mizzi, Tahżib Al-Kamal, Juz 3, p. 8-9
69
hanya Khalid bin Duraik dan Ya‟kub bin Ka‟ab bin Ḥamid yang
tidak diketahui tahun wafatnya. Khalid Ibn Duraik yang dalam
sanadnya menyebut nama istri Nabi „Aisyah ra. sebagai
sumbernya, padahal Khalid tersebut tidak mengenal „Aisyah
secara pribadi, tidak juga semasa dengan beliau.40
Dengan
demikian hadis tersebut bersifat Munqaṭi’.
b. Hadis riwayat Imam Aḥmad dan An Nasā‟i
Setelah ditelusuri dengan menggunakan kata kunci
dapat diketahui hadis tersebut tidak hanya terdapat
dalam kitab Aḥmad bin Ḥanbal saja, namun terdapat juga di
kitab Sunan An-Nasā‟i dengan nomor hadis 2594 dan 5297.
1). Teks Hadis
40
Abdurrahman Muhammad Uṡman, ‘Aunul Ma’bud Syarh Sunan Abi
Daud…., 162
70
Telah menceritakan kepada kami Sa'd bin Ibrahīm telah
menceritakan kepada kami bapakku dari Ṣalih dari Ibnu Syihab;
bahwa Sulaiman bin Yasar telah mengabarkan kepadanya;
bahwa Ibnu Abbas telah mengabarkan kepadanya; bahwa
seorang wanita dari suku Khaṡ'am meminta fatwa kepada
Rasulullah ṣallallahu 'alaihi wasallam pada waktu haji wada',
saat itu Al Faḍal bin Abbas tengah dibonceng Rasulullah
ṣallallahu 'alaihi wasallam, wanita itu bertanya; "Ya Rasulullah sesungguhnya kewajiban Allah berupa haji telah berlaku pada
ayahku yang telah tua renta sehingga tidak mampu menegakkan
tulang punggungnya di atas tunggangan, apakah bisa terpenuhi
kewajiban itu darinya jika aku berhaji atas namanya?" maka
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya:
"Ya." Lalu Al Faḍal bin Abbas menoleh kepada wanita itu, ia memang cantik, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
memalingkan wajah Al Faḍal ke arah lain.
2). Skema Sanad
قبل
41Lihat: AḤman ibn MuḤammad ibn Ḥambal, “Musnad AḤmad bin Ḥambal”
no. 2153 dan Abu Abd al-Rahman AḤmad ibn Ali Shu‟aib ibn Bahr al-Khurasani al-
Qadi, “Sunan An-Nasā‟i” no. 2594 dan 5297 (Lidwa Pusaka i-Software-Kitab 9 Imam
Hadis) dengan kata kunci مه الشق الآخر ج .
(w. -)
(w. -)
71
ان
حدثتي
عه
حدثتي
اخبروب
حدثىب حدثىب
حدثىب حدثىب حدثىي
(w.74 H )
(w.98 H )
(w.98 H )
(w.159 H )
(w.197 H )
(w. 244 H ) (w. 250 H )
(w. H )
(w. 2 H ) (w. 25 H )
(w. H ) (w. 7H )
72
a). Abdullah bin „Abbas
Abdullah bin „Abbas memiliki nama lengkap Abdullah
bin „Abbas bin „Abdul Muṭallib bin Hasyim, memiliki
Kuniyah Abu Al „Abbas, beliau merupakan kalangan Sahabat.
Beliau memiliki guru diantaranya adalah Bapaknya Al-Abbas.
Sedangkan murid-muridnya adalah Sulaiman bin Yasar,
Muḥammad bin Surain, dan „Aṭo bin Abi Rubah.42
b). Sulaiman bin Yasar
Sulaiman bin Yasar beliau merupakan kalangan Tabi’iin
kalangan pertengahan, yang memiliki kuniyah Abu Ayyub.
Menurut Abu Zur‟ah Arrazy dan Yahya bin Ma‟in beliau
berkualitas ṡiqah ma’mun.43
c). Muḥammad bin Muslim
Muḥammad bin Muslim bin „Ubaidillah bin „Abdullah
bin Syihab, beliau merupakan kalangan dari Tabi’ut Tabi’in
kalangan pertengahan, memiliki kuniyah Abu Bakar, Negeri
semasa hidupnya adalah Madinah. Beliau memiliki guru yang
diantaranya adalah Abdullah bin Umar bin Khaṭab, Abdullah
bin Ja‟far, Abdurraḥman bin Azhar, Sahl bin Sa‟id, Anas, Jabir,
42
Ibn Ḥajar, Tahżib al-Tahżib, Jil, 4, p. 320. 43
Ibn Ḥajar, Tahżib al-Tahżib, Juz, 2, p. 113-114.
73
dan masih banyak yang lainnya, sedangkan muridnya yakni
Umar bin Abdul Aziz, „Amru bin Dinar, Yaḥya bin Sa‟id al-
Anṣari, Ṣalih bin Kaisan dan masih banyak lagi. Menurut Ibn
Ḥajar al „Asqalani beliau merupakan seorang ḥafiẓ mutqin,
sedangkan menurut Aż Żahabi beliau merupakan seorang
tokoh.44
d). Ṣalih bin Kaisan
Ṣalih bin Kaisan memiliki kuniyah Abu Muḥammad
yang merupakan kalangan dari Tabi’in kalangan biasa. Guru-
guru beliau diantaranya adalah Sulaiman bin Abi Haṡmah,
Ismail bin Muḥammad bin Sa‟id, Ubaidillah bin Abdullah bin
„Utbah, Nāfi‟ Maula Abi Qatādah, Nāfi‟ Maula Ibn Umar,
Abdurraḥman bin Ḥumaid bin Abdurraḥman bin „Auf, dan
masih banyak yang lainnya. Sedangkan muridnya diantara lain
adalah Malik, Ibn Isḥāq, Ibn Juraij, Ma‟mar, Ibrahīm bin Sa‟ad,
dan masih banyak lagi. Menurut Yaḥya bin Ma‟in, Abu Ḥatim,
Al „Ajli, An Nasā‟i dan Ibn Kharasy beliau berkualitas ṡiqah.45
44
Ibn Ḥajar, Tahżib al-Tahżib, Juz 3 p. 696-697. 45
Ibn Ḥajar, Tahżib al-Tahżib, Juz 2 p. 198.
74
e). Ibrahīm bin Sa‟ad
Ibrahīm bin Sa‟ad bin Ibrahīm bin „Abdurraḥman
bin‟Auf, beliau merupakan kalangan Tabi’ut Tabi’in kalangan
pertengahan, beliau memiliki kuniyah Abu Isḥāq Al-Madini.
Guru beliau diantaranya ialah Ayahnya, Ṣalih bin Kaisan,
Sofyan bin Muslim, Az-Zuhri, dan masih banyak yang lainnya.
Sedangkan murid-muridnya adalah Abu Dāud, Abu Walid Aṭ-
Ṭayalisi, Yaḥya bin Yaḥya Naisaburi, Ya‟qub bin Ibrahīm dan
masih banyak yang lainnya. Menurut Imam Aḥmad bin Ḥambal
dan Abu Ḥatim beliau berkualitas ṡiqah.46
f). Ya‟qub bin Ibrahīm
Ya‟qub bin Ibrahīm bin Sa‟ad bin Ibrahīm bin
„Abdurraḥman bin „Auf, beliau merupakan kalangan Tabi’ut
Tabi’in kalangan biasa yang memiliki kuniyah Abu Yusuf.
Guru-guru beliau diantara lain adalah Ayahnya, Su‟bah, Abi
Uwais, Abdul Malk bin Roby‟ bin Subroh, dan masih banyak
lagi. Sedangkan muri-muridnya diantara yakni Ibni Akhi
„Ubaidillah bin Sa‟id bin Ibrahīm, Aḥmad, Ali, Isḥāq, Ibn
„Umain, Aḥmad bin Sa‟id , dan masih banyak lagi. Menurut
Yaḥya bin Ma‟in dan Al „Ajli beliau berkualiats ṡiqah.47
46
Ibn Ḥajar, Tahżib al-Tahżib, Juz 1, p. 66. 47
Ibn Ḥajar, Tahżib al-Tahżib Juz 4, p. 439.
75
g). Sulaiman bin Sayif
Sulaiman bin Sayif bin Yaḥya, beliau merupakan
kalangan Tabi‟ul Atba‟ kalangan pertengahan yang memiliki
nama kuniyah Abu Dāud. Guru-guru beliau diantaranya adalah
Yazid bin Harun, Ya‟kub bin Ibrahīm bin Sa‟ad, Ja‟far bin
„Aun, Kholid bin Makhlad, Su‟aib bin Bayan, dan masih banyak
lagi. Murid-murib beliau diantara lain ialah An-Nasā‟i Kaṡira,
Abu Nu‟aim, Abu „Urwah, dan masih banyak yang lainnya.
Menurut An Nasā‟i beliau berkualitas ṡiqah dan menurut Ibn
Ḥajar al „Asqalani berkualitas ṡiqah ḥafiẓ. 48
h). Sa‟ad bin Ibrahīm
Sa‟ad bin Ibrahīm bin Sa‟ad bin Ibrahīm „Abdurraḥman,
beliau merupakan kalangan Tabi’ut Tabi’in kalangan biasa,
yang memiliki nama kuniyah Abu Isḥāq. Guru-guru beliau
diantara lain adalah Ayahnya, „Ubaidah bin Abi Raiṭ.
Sedangkan murid-muridnya adalah anaknya yakni Abdullah,
Ubaidillah, Aḥmad bin Ḥanbal, Muḥammad bin Sa‟ad, dan
masih banyak lagi. Menurut pandangan ulama yakni Yaḥya bin
Ma‟in dan Ibnu Ḥajar al „Asqalani beliau berkualitas ṡiqah.49
48
Ibn Ḥajar, Tahżib al-Tahżib, Juz 2, p.98. 49
Ibn Ḥajar, Tahżib al-Tahżi, Juz 1, p.689 .
76
4). Kesimpulan
Seluruh periwayat hadis berkualitas ṡiqah. Term
periwayatan yang digunakan dari Sulaiman ke Nabi
menggunakan akhbarahu, dari Ibn Syihab ke Sulaiman
menggunakan anna, dari Ibni Syihab ke Ibrahim bin Sa‟ad
menggunakan an, sedangkan dari Ibrahim bin Sa‟ad sampai
muhkarij menggunakan ḥaddaṡana, dan akhbarna. Tahun wafat
mereka menunjukan mu’asarah antara para periwayat dan guru-
gurunya, hanya Ṣalih yang tidak diketahui tahun wafatnya.
Dengan demikian dilihat dari sugi sanad, hadis ini berkualitas
ṣaḥīḥ.
c. Hadis riwayat Bukhāri
Setelah ditelusuri dengan menggunakan kata kunci
dapat diketahui hadis tersebut terdapat dalam
kitab ṣaḥīḥ Bukhāri dengan nomor hadis 4642.
1). Teks Hadis
77
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id
Telah menceritakan kepada kami Ya'qub bin Abdurrḥman dari
Abu Ḥazim dari Sahl bin Sa'd bahwasanya, ada seorang wanita
mendatangi Rasulullah ṣallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, aku datang untuk menyerahkan diriku
padamu." Lalu Rasulullah ṣallallahu 'alaihi wasallam pun
memandangi wanita dari atas hingga ke bawah lalu beliau
menunduk. Dan ketika wanita itu melihat, bahwa beliau belum
memberikan keputusan akan dirinya, ia pun duduk. Tiba-tiba
seorang laki-laki dari sahabat beliau berdiri dan berkata,
"Wahai Rasulullah, jika Anda tidak berhasrat dengannya, maka
nikahkanlah aku dengannya." Lalu beliau pun bertanya:
"Apakah kamu punya sesuatu (untuk dijadikan sebagai
mahar)?" Laki-laki itu menjawab, "Tidak, demi Allah wahai
Rasulullah." Kemudian beliau bersabda: "Kembalilah kepada
keluargamu dan lihatlah apakah ada sesuatu?" Laki-laki itu
pun pergi dan kembali lagi seraya bersabda: "Tidak, demi
50
Abu Abdullah MuḤammad ibn Isma‟il ibn Ibrahīm ibn Mugirah ibn
Bardizbah, ṣaḤīḤ Bukhāri, no. 4642 (Lidwa Pusaka i-software-kitab 9 Imam Hadis)
dengan kata kunci ب لك وفسي فىظر .Kitab Bukhāri no 4642 جئت لؤ
78
Allah wahai Rasulullah, aku tidak mendapatkan apa-apa?"
beliau bersabda: "Lihatlah kembali, meskipun yang ada
hanyalah cincin besi." Laki-laki itu pergi lagi, kemudian
kembali dan berkata, "Tidak, demi Allah wahai Rasulullah,
meskipun cincin emas aku tak punya, tetapi yang ada hanyalah
kainku ini."Sahl berkata, "Tidaklah kain yang ia punyai itu
kecuali hanya setengahnya." Maka Rasulullah ṣallallahu 'alaihi
wasallam pun bertanya: "Apa yang dapat kamu lakukan dengan
kainmu itu? Bila kamu mengenakannya, maka ia tidak akan
memperoleh apa-apa dan bila ia memakainya, maka kamu juga
tak memperoleh apa-apa."Lalu laki-laki itu pun duduk agak
lama dan kemudian beranjak. Rasulullah ṣallallahu 'alaihi wasallam melihatnya dan beliau pun langsung menyuruh
seseorang untuk memanggilkannya.Ia pun dipanggil, dan ketika
datang, beliau bertanya, "Apakah kamu punya hafalan
Alquran?" laki-laki itu menjawab, "Ya, aku hafal surat ini dan
ini." Ia sambil menghitungnya. Beliau bertanya lagi, "Apakah
kami benar-benar menghafalnya?" ia menjawab, "Ya."
Akhirnya beliau bersabda: "Kalau begitu, perigilah.
Sesungguhnya kau telah kunikahkan dengannya dengan mahar
apa yang telah kamu hafal dari Alquran."
2). Skema Sanad
ان
عه
(w. 88 H)
(w. 135 H)
79
عه
حدثىب
حدثىب
حدثىب
3). Biografi Perawi
a). Sahl bin Sa‟ad
Sahl bin Sa‟ad bin Malik merupakan kalangan sahabat,
yang memiliki kuniyah Abu Al „Abbas. Guru beliau adalah
Nabi Muḥammad Saw., sedangkan muridnya adalah Ibnahu
„Abbas, Zuhra, Abu Ḥazim bin Dinar, Yaḥya bin Maimun,
Abdullah bin Abdurraḥman bin Abi Żahab, „Amru bin Jabir,
dan lain sebagainya.51
51
Ibn Ḥajar, Tahżib al-Tahżib, Jil, 3, p. 84-85.
(w. 181 H)
(w. 240 H)
(w. 256 H)
80
b). Abu Ḥazim
Abu Ḥazim merupakan nama kuniyahnya, sedangkan
nama aslinya adalah Salamah bin Dinar, yang merupakan
kalangan Tabi’in kalangan biasa. Guru beliau diantaranya
adalah Sahl bin Sa‟id, Ibn Umar, Amir bin Abdullah bin
Zubair, Abdullah bin Abi Qatādah dan masih banyak lagi.
Murid-muridnya yakni Zuhri, Ubaidillah bin Umar, Ibni
Isḥāq, Ibni Ajlan, Sulaiman bin Bilal, Sa‟id bin Abi Ḥilal,
dan masih banyak yang lainnya. Menurut Yaḥya bin Ma‟in
dan Ibn Ḥibban beliau berkualitas ṡiqah.52
c). Ya‟qub bin „Abdurraḥman
Ya‟qub bin „Abdurraḥman nama lengkapnya adalah
Ya‟qub bin „Abdurraḥman bin Muḥammad bin „Abdullah
bin „Abdul Qariy. Beliau merupakan kalangan dari Tabi’ut
Tabi’in kalangan pertengahan. Guru-guru beliau diantara
lain adalah Ayahnya, Zaid bin Aslim, „Amru bin Abi
„Amru, Musa bin „Uqbah, Abi Hazim bin Dinar, Suhail bin
Abi Ṣalih dan masih banyak yang lainnya. Muridnya
diantara lain adalah Ibnu Wahab, Sa‟id bin Kaṡir bin
52
Ibn Ḥajar, Tahżib al-Tahżib, Juz 2, p.71.
81
Gufair, Sa‟id bin Mansur, Abu Ṣolih Ka‟ab al-Laiṡ, Yaḥya
bin Bukair, dan masih banyak yang lainnya. Menurut
Yaḥya bin Ma‟in, Ibnu Ḥibban dan Aḥmad bin Ḥambal
beliau berkualitas ṡiqah.53
d). Qutaibah bin Sa‟id
Qutaibah bin Sa‟id memiliki nama lengkap Qutaibah
bin Sa‟id bin Jamil bin Ṭarif bin „Abdullah, sedangkan
kuniyahnya adalah Abu Raja‟. Beliau merupakan kalangan
Tabi’ul Atba’ kalangan tua. Guru-guru beliau diantara lain
adalah Malik, Laiṡ, Dāud bin Abdurraḥman aṭ-Ṭor, Mufaḍ
bin Faḍalah, Abdullah bin Zaid bin Aslim, Abdul Aziz bin
Abi Ḥatim, dan masih banyak lagi. Murid-murid beliau
diantara lain adalah Aḥmad bin Ḥambal, Aḥmad bin Sa‟id
Al-Madini, Bukhari, dan banyak yang lainnya. Menurut
Abu Ḥatim, An Nasā‟i, Yaḥya bin Ma‟in dan Ibn Ḥajar al
„Asqalani beliau berkualitas ṡiqah.54
53
Ibn Ḥajar, Tahżib al-Tahżib, Juz 4, p. 444. 54
Ibn Ḥajar, Tahżib al-Tahżib, Juz 3, p. 431-432.
82
4). Kesimpulan
Seluruh periwayat hadis berkualitas ṡiqah, sedangkan term
periwayatan menggunakan ḥaddaṡana, ‘an dan anna. Tahun wafat
diantara mereka menunjukkan mu’asarah antara periwayat dan
guru-gurunya. Dengan demikian kualitas hadis ini bersifat ṣaḥīḥ.
d. Hadis riwayat Imam Muslim
Setelah ditelusuri dengan menggunakan kata kunci
dapat diketahui hadis tersebut terdapat dalam kitab
ṣaḥīḥ Muslim dengan nomor hadis 2728, Abu Dāud nomor hadis
1962, dan An-Nasā‟i dengan nomor hadis 3460.
1). Teks Hadis
83
Telah menceritakan kepada kami Abu Aṭ Ṭahir dan
Ḥarmalah bin Yaḥya sedangkan lafaẓ hadiṡnya hampir sama,
Ḥarmalah mengatakan; Telah menceritakan kepada kami,
sedangkan Abu Ṭahir mengatakan; Telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahb telah menceritakan kepadaku Yunus bin Yazid
dari Ibnu Syihab telah menceritakan kepadaku Ubaidullah bin
Abdillah bin 'Utbah bin Mas'ud bahwa ayahnya pernah menulis
kepada Umar bin Abdullah bin Arqam Az Zuhri dan
memerintahkannya untuk menemui Subai'ah binti Al Hariṡ Al
Aslamiyah untuk menanyakan tentang riwayat hadiṡnya dan
mengenai permasalahan apa Rasulullah ṣallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda kepadanya ketika dia meminta fatwa.
Umar bin Abdillah menulis surat kepada Abdullah bin 'Utbah
dan mengabarkan kepadanya bahwa Suba'iah pernah
mengabarkan kepadanya; Bahwa dia adalah istri Sa'ad bin
Khaulah dari suku 'Amir bin Lu'ai. Sedangkan Sa'ad adalah
salah seorang sahabat yang ikut berperang dalam peperangan
Badar, dia meninggal dunia ketika Haji Wada' di saat istrinya
hamil tua. Beberapa hari setelah dia wafat, istrinya pun
melahirkan. Setelah istrinya suci dari nifas, dia pun berhias diri
karena mengharap supaya dia dilamar orang. Tidak lama
kemudian datanglah Abu Sanabil bin Ba'kak -seorang laki-laki
55
Abu al-Ḥusain Muslim ibn al-Ḥajjaj al-Qusyairi al-Nisyaburi, “ṢaḤīḤ
Muslim” no. 2728, Abu Abd al-Rahman Ahmad ibn Ali Syu‟aib ibn Bahr al-
Khurasani al-Qadi, “Sunan An-Nasā‟i” no. 3460 dan Sulaiman ibn al-Aṣ‟as ibn Ishaq
ibn Basyir ibn Shidad ibn Amr al-Azdi al-Sijistani, “Sunan Abu Dāud” no. 1962
(Lidwa Pusaka i-Software-Kitab 9 Imam Hadis) dengan kata kunci
.
84
dari Bani Abdid Dar- dia berkata kepadanya; "Saya melihatmu
berhias diri, barang kali kamu berharap untuk menikah lagi.
Demi Allah, kamu belum boleh menikah lagi sebelum lewat
empat bulan sepuluh hari." Kata Subai'ah; Setelah dia berkata
demikian kepadaku, lalu saya langsung mengenakan pakaianku
dan pergi menemui Rasulullah ṣallallahu 'alaihi wasallam,
kutanyakan masalah tersebut kepada beliau. Kemudian beliau
berfatwa kepadaku bahwa sebenarnya saya sudah halal untuk
menikah setelah melahirkan anakku, bahkan beliau menyuruhku
menikah lagi jika saya berkenan. Ibnu Syihab mengatakan;
"Maka saya berpendapat bolehnya seorang wanita menikah
setelah melahirkan, meskipun ia masih mengeluarkan darah, asal
suaminya tidak menyetubuhinya hingga ia suci."(HR. Muslim)
2). Skema Sanad
قبل
ان
حدثتي
عه
(w. -)
(w. -)
(w.74 H )
(w.98 H )
85
حدثتي
اخبروب
حدثىب حدثىب
حدثىب حدثىب حدثىي
3). Biografi Perawi
a). Subai‟ah binti Al Ḥariṡ
Subai‟ah binti Al Ḥariṡ menurut Ibnu Ḥajar al „Asqalani
dan Aż Żahabi beliau merupakan kalangan Ṣahabiyah.
(w.98 H )
(w.159 H )
(w.197 H )
(w. 244 H ) (w. 250 H )
(w. H )
(w. 2 H ) (w. 25 H )
(w. H ) (w. 7H )
86
b). Umar bin „Abdullah
Umar bin „Abdullah bin Al Arqam memiliki guru yakni
Subai‟ah binti Al-Ḥariṡ dan memiliki murid Abdullah bin
„Utbah bin Mas‟ud, „Ubaidillah bin Abdullah bin „Utbah.
menurut Ibnu Ḥibban beliau berkualitas „aṡ ṡiqāt. 56
c). Abdullah bin „Utbah
Abdullah bin „Utbah bin Mas‟ud merupakan kalangan
dari Tabi’in kalangan tua, yang memiliki nama kuniyah abu
„Abdullah. Guru-guru beliau diantara lain adalah Abdullah
bin Mas‟ud, Umar, „Amar, Abi Hurairah, dan masih banyak
yang lainnya. Murid-muridnya diantara lain adalah Menurut
Ibnu Sa‟ad dan Al‟ Ajli beliau berkualitas ṡiqah.57
d). „Ubaidullah bin „Abdullah
„Ubaidullah bin „Abdullah bin „Utbah bin Mas‟ud, nama
kuniyahnya adalah Abu „Abdullah, beliau merupakan
kalangan Tabi’in kalangan pertengahan. Guru-guru beliau
diantara lain adalah Ayahnya, Abdullah bin Mas‟ud, Abi
Hurairah, „Aisyah, Ibni „Abbas, Sahl bin Hunaif, Zaid bin
56
Ibn Ḥajar, Tahżib al-Tahżib, Jil, 4, p. 730. 57
Ibn Ḥajar, Tahżib al-Tahżib, Juz 2, p. 381.
87
Kholid. Murid-muridnya adalah Zuhri, Sa‟id bin Ibrahim,
Abu Zunad, Saleh bin Kaisan, „Irah bin Malik, dan lain
sebagainnya. Pandangan ulama tentangnya, menurut Al „Ajli
beliau berkualitas ṡiqah, Abu Zur‟ah menilainya ṡiqah
ma’mun imam, dan menurut Ibnu Ḥibban menilainya
disebutkan dalam aṡ ṡiqāt.58
e). Muḥammad bin Muslim
Muḥammad bin Muslim bin „Ubaidillah bin „Abdullah
bin Syihab, beliau merupakan kalangan Tabi’ut Tabi’in
kalangan pertengahan yang memiliki kuniyah Abu Bakar.
Pandangan ulama tentangnya, menurut Ibn Ḥajar al „Asqalani
beliau berkualitas faqih ḥafiẓ mutqin.
f). Yunus bin Yazid
Yunus bin Yazid bin Abi An Najjad merupakan
kalangan Tabi’ut Tabi’in kalangan tua, yang memiliki
kuniyah Abu Zaid. Gurunya adalah Abi „Ali bin Yazid,
Zuhri, Nāfi‟ Maula Ibni Umar, Hisyam bin „Urwah, dan lain
sebagainya. Muridnya adalah Jarir, „Amru bin Ḥariṡ,
58
Ibn Ḥajar, Tahżib al-Tahżib, Juz 3, p. 15.
88
Sulaiman bin Bilal, Ṭalhah bin Yahya, Ibni Wahab, dan lain
sebagainya. Menurut Al „Ajli, An Nasā‟i beliau berkualitas
ṡiqah.59
g). Abdullah bin Wahab
Abdullah bin Wahab bin Muslim memiliki nama
kuniyah Abu Muḥammad, yang merupakan kalangan Tabi’ut
Tabi’in kalangan biasa. Guru-gurunya adalah „Amru bin
Ḥariṡ, Sa‟ad bin Abi Ayyub, Abdurraḥman bin Bikaṡir, Laiṡ
bin Sa‟ad, dan lain sebagainya. Menurut Yaḥya bin Ma‟in
dan Al „Ajli beliau berkualitas ṡiqah.60
h). Ḥarmalah
Ḥarmalah bin Yaḥya bin „Abdullah bin Ḥarmalah,
memliki nama kuniyah Abu Hafsh yang merupakan kalangan
Tabi’ul Atba’ kalangan pertengahan. Guru-gurunya adalah
Ibni Wahab Fakṡar, Ayyub bin Suaid, Abi Ṣalih Abdul
Gaffar bin Daud, Yahya bin Abdullah bin Bakar. Murid-
muridnya adalah Muslim, Ibnu Majjah, Abu Abdurraḥman
Uṡman bin An-Nasā‟i Kabir, Ḥasan bin Sufyan, Aḥmad bin
59
Ibn Ḥajar, Tahżib al-Tahżib, Juz 4, p. 474. 60
Ibn Ḥajar, Tahżib al-Tahżib, Juz 2, p. 453-454.
89
„Amru bin „Abdullah. Menurut Ibnu Ḥibban beliau
disebutkan dalam ‘aṡ ṡiqāt.61
i). Aḥmad bin „Amru
Aḥmad bin „Amru bin „Abdullah bin „Amru As Sarh,
memiliki kuniyah Abu Aṭ Ṭahir yang merupakan kalangan
Tabi’ul Atba’ kalangan tua. Guru-guru beliau antara lain
adalah Ibnu Wahab, As-Syafi‟i, Walid bin Muslim, Ibnu
„Uyaynah, Kholid bin Nazar, Abdullah bin Nāfi‟, Basyar bin
Bakar, Ayyub bin Suwaid, dan lain sebagainya. Murid-
muridnya adalah Baqi bin Makhlad, Abu Zur‟ah, Abu Ḥatim,
„Amru bin Abi Ṭahir, Ya‟qub bin Fasawi, Ali bin Ḥasan ibni
Kholaf bin Qudaid. Meurut ulama yakni An Nasā‟i dan Ibnu
Ḥajar al „Asqalani beliau berkualitas ṡiqah.62
4). Kesimpulan
Seluruh periwayat hadis berkualitas ṡiqah, sedangkan
term periwayatan menggunakan ḥaddaṡana, ‘an, anna dan
akhbarrona. Tahun wafat diantara mereka menunjukkan
61
Ibn Ḥajar, Tahżib al-Tahżib,Juz 1, p. 372. 62
Ibn Ḥajar, Tahżib al-Tahżib, Jil, 1, p. 63.
90
mu’asarah antara periwayat dan guru-gurunya. Dengan
demikian kualitas hadis ini bersifat ṣaḥīḥ.
e. Hadis riwayat Abu Dāud
Setelah ditelusuri dengan menggunakan kata kunci
dapat diketahui hadis tersebut terdapat dalam kitab Sunan Abu
Dāud dengan nomor hadis 2129.
1). Teks Hadis
Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Sallam
telah menceritakan kepada kami Ḥajjaj bin Muḥammad dari
Faraj bin Faḍalah dari Abdul Khabir bin Ṡabit bin Qais bin Syammas dari ayahnya, dari kakeknya, ia berkata; terdapat
seorang wanita yang datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam yang dipanggil Ummu Khallad dengan menutupi
wajahnya, ia bertanya mengenai anaknya yang terbunuh.
Kemudian sebagian sahabat Nabi ṣallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadanya; engkau datang bertanya mengenai anakmu
sementara engkau menutup wajah. Kemudian ia berkata;
63
Sulaiman ibn al-Aṣ‟as ibn Ishaq ibn Basyir ibn Ṣidad ibn Amr al-Azdi al-
Sijistani, Sunan Abu Dāud, Lidwa Pusaka i-software-kitab 9 Imam Hadis, Kitab Abu
Dāud no 2129.
91
apabila anakku terbunuh namun rasa maluku tidaklah
terbunuh. Lalu Rasulullah ṣallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Anakmu mendapatkan pahala dua orang yang mati
syahid." Wanita tersebut bertanya; kenapa demikian wahai
Rasulullah? Beliau berkata: "Karena ia dibunuh oleh orang
ahli kitab." (HR. Abu Dāud)
2). Skema Sanad
قبل
عه
عه
عه
عه
(w. 206 H)
(w. 177 H)
(w. - H)
(w. - H)
(w. 12 H)
92
حدثىب
حدثىب
3). Biografi Perawi
a). Ṡabit bin Qais
Ṡabit bin Qais bin Syammas merupakan kalangan
sahabat dan memiliki kuniyah Abu „Abdurraḥman. Guru beliau
merupakan Nabi Muḥammad Saw., sedangkan murid-murid
beliau adalah Muḥammad Waqais Waisma‟il, Anas bin Malik,
Abdurraḥman bin Abi Laila, dan lain sebagainya.64
b). Qais bin Ṡabit
Qais bin Ṡabit bin Qais bin Syammas merupakan
kalangan Tabi’in kalangan tua. Guru beliau adalah Ayahnya dan
muridnya adalah Anaknya Abdul Khabir. Menurut Ibnu Ḥajar al
„Asqalani beliau berkualitas maqbul.65
64
Ibn Ḥajar, Tahżib al-Tahżib, Jil, 1, p. 495. 65
Ibn Ḥajar, Tahżib al-Tahżib, Jil, 5, p. 357.
(w. 231 H)
(w. 27 H)
93
c). Abdul Khabir
Abdul Khabir bin Qais bin Ṡabit bin Syammas
merupakan kalangan Tabi’in (tidak berjumpa dengan sahabat).
Guru beliau adalah Ayahnya, sedangkan muridnya adalah Faraj
bin Faḍolah. Menurut Abu Ḥatim dan Ibnu „Adi beliau
berkualitas mungkarul hadīṡ, sedangkan menurut Ibnu Ḥibban
beliau disebutkan dalam aṡ’ ṡiqāt.66
d). Faraj bin Faḍolah
Faraj bin Faḍolah bin An Nu‟man, beliau memiliki
kuniyah Abu Faḍolah yang merupakan kalangan Tabi’ut
Tabi’in kalangan pertengahan. Guru-guru beliau adalah Yaḥya
bin Sa‟id Al-Anṣori, Abi Sa‟ad, Rubai‟ah bin Yazid, Abdul
Khabir bin Qais, Abdurraḥman bin Ziyad bin An‟am, dan lain
sebagainya. Murid-muridnya adalah Anaknya Muḥammad,
Syu‟bah, Abu Mu‟awiyah, Waki‟, Mu‟adz bin Ma‟adz, Yazid
bin Harun, Abu Ṣalih, Aḥmad bin Ibrahim al-Mauṣili, dan lain
sebagainya. Menurut Aḥmad bin Ḥambal beliau berkualitas
66
Ibn Ḥajar, Tahżib al-Tahżib, Jil, 1, p. 750.
94
ṡiqah, sedangkan menurut Yaḥya bin Ma‟in, An Nasā‟i dan
Ibnu Ḥajar al „Asqalani beliau berkualitas ḍa’īf.67
e). Ḥajjaj bin Muḥammad
Ḥajjaj bin Muḥammad adalah kalangan Tabi’ut Tabi’in
kalangan biasa yang memiliki nama kuniyah Abu Muḥammad.
Guru beliau adalah Ḥuraiz bin „Uṡman, Ibni Abi Żaib, Ibni
Juraij, Syu‟bah, Yunus bin Abi Isḥāq, Israil bin Yunus, Hamzah
Az-Zayyat, dan lain sebagainya. Murid-muridnya adalah
Aḥmad, Yaḥya bin Ma‟in, Yaḥya bin Yaḥya, Abu „Ubaid, Abu
Ma‟mar, Abu Ḥaiṡamah, Nafil, Qutaibah, dan lain sebagainnya.
Penilaian ulama tentangnya yakni ṡiqah, itu pendapat An
Nasā‟i, Ibnu Madini, dan Aż Żahabi.68
f). Abdurraḥman bin Muḥammad
Abdurraḥman bin Muḥammad bin Salam adalah
kalangan Tabi’ul Atba’ kalangan pertengahan yang memiliki
kuniyah Abu Al Qasim. Guru-gurunya adalah Raiḥan bin Sa‟id,
Ḥajaj al-A‟war, Abi Daud Aṭ-Ṭayalisi, Abu Dāud Hafari, Abi
Usamah, „Amru bin Yunus al-Yamami, Abi Aḥmad Zubair dan
67
Ibn Ḥajar, Tahżib al-Tahżib, Jil, 5, p.241. 68
Ibn Ḥajar, Tahżib al-Tahżib, Jil, 1, p. 668-667.
95
masih banyak yang lainnya. Murid-muridnya adalah Abu Dāud,
An-Nasā‟i, Abu Ḥatim, Muṭayyan, Harb bin Isma‟il, dan masih
banyak lagi. Menurut Ad Daruquṭni beliau berkualitas ṡiqah,
sedangkan menurut An Nasā‟i dan Ibnu Ḥajar al „Asqalani
beliau berkualitas la ba’sa bih.69
4). Kesimpulan
Setelah diteliti, terdapat beberapa periwayat yang
berkualitas ḍa’īf, dan beberapa perawi juga tidak terdapat tahun
wafatnya, dengan ini maka kualitas hadis tersebut berkualis ḥasan.
B. Analisis Matan (Naqd al-Matan)
Secara etimologis, matan berarti segala sesuatu yang keras bagian
atasnya, punggung jalan (muka jalan), tanah keras yang tinggi. Adapun
matan dalam ilmu hadis adalah perkataan yang disebut pada akhir
sanad, yakni sabda Nabi Muhammad saw. yang disebut sesudah habis
disebutkan sanadnya. Dengan kata lain, matan adalah redaksi hadis.70
Definisi kritik matan yaitu meneliti matan hadis yang telah
dinyatakan ṣaḥīḥ dari segi sanad untuk mengatasi kesulitan dalam
69
Ibn Ḥajar, Tahżib al-Tahżib, Jil, 4, p. 126. 70
M. Agus Solahudin, Agus Suyadi, Ulumul Hadis, (Bandung: Pustaka
Setia, 2008), p. 97-98
96
pemahaman hadis dan menyelesaikan kontradiksi yang terdapat dalam
matan hadis dengan pertimbangan yang mendalam.71
Menganalisa matan hadis adalah penelitian secara cermat asal-
usul suatu hadis berdasarkan teks yang dibawa oleh para periwayatnya.
Dan tujuan antara kritik sanad dan matan ini adalah apakah suatu hadis
bisa diterima atau ditolak.
Matan hadis tampak berkualitas ṣaḥīḥ setelah diteliti lebih
cermat lagi, dengan cara membentangkan dan membanding-bandingkan
matan yang satu dengan yang lain, adakalanya hadis bersangkutan
mengandung kejanggalan (syaẓ) atau cacat („illat).
Untuk ke-sahīhah-an matan, ada dua kriteria yaitu: 1). Hadis itu
tidak syaẓ. Karena kadang-kadang sanadnya sahih, tetapi ada hadis lain
yang lebih sahih sanadnya, dan hadis kedua ini berbeda dengan hadis
pertama, serta keduanya tidak dimungkinkan sama-sama bersumber
dari Nabi SAW dengan demikian hadis pertama memiliki sanad ṣaḥīḥ
tapi matannya syaẓ, dan tetapi dinilai sebagai matan yang ḍa’īf,
meskipun sanadnya ṣaḥīḥ. Sedangkan hadis kedua memiliki sanad
ṣaḥīḥ dan matannya maḥfuẓ, dan dinilai sebagai matan yang ṣaḥīḥ. 2).
Hadis itu tidak mengandung illat. Karena kadang-kadang suatu hadis
memiliki sanad ṣaḥīḥ tanpa syaẓ, tetapi ada salah seorang pakar yang
71
Masrukhin Muhsin, Kritik Matan Hadis..…, p. 8-9
97
mampu melihat bahwa matan hadis tersebut mengandung cacat (illat
qadihah). 72
Langkah-langkah penelitian matan hadis dapat dilakukan
sebagai berikut: 1). Sanad-nya ṣaḥīḥ (penentuan kesahihan sanad
didahului dengan kegiatan takhrīj al-hadīṡ dan dilanjutkan dengan
kegiatan penelitian sanad hadis). 2). Tidak bertentangan dengan hadis
muttawatir atau hadis aḥad yang ṣaḥīḥ. 3). Tidak bertentangan dengan
petunjuk Alquran. 4). Sejalan dengan alur akal sehat. 5). Susunan
pernyataannya menunjukkan ciri-ciri kenabian.73
Dengan demikian langkah-langkah ke-ṣaḥīḥ-an matan tersebut
akan diterapkan dalam penelitian saya kali ini. Sebagaimana yang akan
saya jelaskan sebagai berikut:
1. Hadis riwayat Imam Tirmiżi
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar, telah menceritakan kepada kami 'Amr bin 'Aṣim telah menceritakan kepada kami Hammām dari Qatādah dari Muwarriq dari Abu Al Aḥwaṣ dari Abdullah dari Nabi ṣallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wanita itu adalah aurat. Jika dia keluar maka setan akan memperindahnya di mata laki-laki."
72
Shalahuddin al Adlabi, Metodologo kritik Matan,, p, 18 73
Bustami, M. Isa, Metodologi Kritik Hadis….., p. 64
98
Hadis di atas menunjukan keharusan bagi para wanita untuk
menutupi auratnya, tanpa terkecuali. Sehingga, pemakaian cadar dan
sarung tangan wajib digunakan bila seorang perempuan hendak keluar
rumah atau bertemu dengan yang bukan mahramnya. Namun, hadis di
atas bertentangan dengan hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud
mengenai aurat perempuan yang mengecualikan wajah dan kedua
telapak tangan.
Selain itu, sekiranya semua wajah perempuan (di masa hidup
Nabi saw.) tertutup, mengapa kaum muslim diperintahkan untuk
“menahan” pandangan mereka? Sebagaimana tersebut dalam ayat suci:
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat". (QS. An-Nūr: 30)
Menahan pandangan yang diperintahkan dalam ayat tersebut
ialah pada saat melihat langsung ke arah wajah perempuan.74
Adakalanya seorang laki-laki tertarik hatinya terhadap perempuan
ketika melihat wajahnya. Maka seharusnya ia tidak mengulangi
74
Syaikh MuḤammad Al-Ghazali, “As-Sunnah An-Nabawiyyah: Baina Ahl
Al-Fiqh wa Ahl Al-Hadīṡ”, MuḤammad Al-Baqir, Studi Kritik Atas Hadis Nabi SAW.
Antara Pemahaman Tekstual dan Kontekstual (Bandung: Mizan, 1998), p. 53
99
pandangannya itu, sebagaimana dalam hadis Rasulullah saw. pernah
bersabda kepada Ali r.a:
Telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Musa Al
Fazari, telah mengabarkan kepada kami Syarik dari Abu
Rabi'ah Al Iyadi dari Ibnu Buraidah dari ayahnya, ia berkata;
Rasulullah ṣallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada Ali: "Wahai Ali, janganlah engkau ikutkan pandangan pertama
dengan pandangan yang lain (berikutnya), sesungguhnya
bagimu pandangan yang pertama tidak pandangan yang
lainnya (berikutnya)." (HR. Abu Dāud)
Kata wanita adalah aurat dalam hadis tersebut dapat
berarti bagian-bagian tertentu dari badan atau gerakan perempuan
yang rawan menimbulkan rangsangan. Hadis ini juga tidak dapat
dijadikan alasan untuk melarang perempuan keluar rumah, karena
banyak sekali hadis yang menunjukkan bahwa perempuan pada
zaman Nabi justru diperbolehkan keluar rumah untuk melakukan
aneka kegiatan positif.76
75
Sulaiman ibn al-Ash‟as ibn Ishaq ibn Basyir ibn Shidad ibn Amr al-Azdi
al-Sijistani, Sunan Abu Daud, Lidwa Pusaka i-software-kitab 9 Imam Hadis, Kitab
Abu Daud no 1837. 76
M. Quraisy Shihab, Jilbab Pakaian Wanita Muslimah: Pandangan Ulama
Masa Lalu Dan Cendekiawan Kontemporer (Jakarta: Lentera Hati, 2004), p. 125.
100
Hadis ini tidak dapat dijadikan ḥujjah untuk mewajibkan
perempuan untuk memakai cadar dan sarung tangan. Karena
redaksi hadis tersebut tidak sesuai dengan ayat suci Alquran dan
fakta sejarah. Akan tetapi hadis ini dapat berarti memberikan
peringatan agar perempuan menutup auratnya dengan baik dan
besikap sopan sesuai dengan tuntunan agama, terlebih apabila dia
keluar rumah, agar tidak merangsang kehadiran dan gangguan
setan, baik setan manusia maupun jin. Dengan demikian kualitas
hadis tersebut adalah ḍo’īf.
2. Hadis riwayat Abu Dāud
Telah menceritakan kepada kami Ya'qub bin Ka'b Al Anṭaki
dan Muammal Ibnul Faḍl Al Harrani keduanya berkata; telah
menceritakan kepada kami Al Walid dari Sa'id bin Basyir dari
Qatādah dari Khalid berkata; Ya'qub bin Duraik berkata dari
'Aisyah radliallahu 'anha, bahwa Asma binti Abu Bakr masuk
menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan
mengenakan kain yang tipis, maka Rasulullah ṣallallahu 'alaihi
77
Sulaiman ibn al-Ash‟as ibn Ishaq ibn Basyir ibn Shidad ibn Amr al-Azdi
al-Sijistani, Sunan Abu Daud, Lidwa Pusaka i-software-kitab 9 Imam Hadis, Kitab
Abu Daud no
101
wasallam pun berpaling darinya. Beliau bersabda: "Wahai
Asma`, sesungguhnya seorang wanita jika telah baligh tidak
boleh terlihat darinya kecuali ini dan ini -beliau menunjuk
wajah dan kedua telapak tangannya."
Menurut Isma‟il al-Muqaddam kandungan informasi hadis ini
diragukan. “Bagaimana mungkin Asma‟ putri Abu Bakar ra., sekaligus
saudari „Aisyah ra. yang merupakan istri Rasulullah saw. berani masuk
menemui Rasulullah saw. dengan pakaian tipis (transparan), apalagi
Asma‟ adalah seorang wanita yang baik keberagamaan dan
ketakwaannya?”.78
Namun, ada yang menyatakan bahwa pakaian yang
dipakai Asma itu dipakainya sebelum ditetapkannya kewajiban
menutup seluruh tubuh wanita kecuali wajah dan kedua telapak tangan.
Selain itu terdapat riwayat lain yang menyatakan kebolehan membuka
wajah, diantaranya adalah hadis sebagai berikut:
78
M. Quraisy Shihab, Jilbab Pakaian Wanita Muslimah…., p. 131.
102
Telah menceritakan kepada kami Sa'd bin Ibrahīm telah
menceritakan kepada kami bapakku dari Ṣalih dari Ibnu Syihab; bahwa Sulaiman bin Yasar telah mengabarkan kepadanya; bahwa Ibnu Abbas telah mengabarkan kepadanya; bahwa seorang wanita dari suku Khats'am meminta fatwa kepada Rasulullah ṣallallahu 'alaihi wasallam pada waktu haji wada', saat itu Al Faḍal bin Abbas tengah dibonceng Rasulullah ṣallallahu 'alaihi wasallam, wanita itu bertanya; "Ya Rasulullah sesungguhnya kewajiban Allah berupa haji telah berlaku pada ayahku yang telah tua renta sehingga tidak mampu menegakkan tulang punggungnya di atas tunggangan, apakah bisa terpenuhi kewajiban itu darinya jika aku berhaji atas namanya?" maka Rasulullah ṣallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadanya: "Ya." Lalu Al Faḍal bin Abbas menoleh kepada wanita itu, ia memang cantik, maka Rasulullah ṣallallahu 'alaihi wasallam memalingkan wajah Al Faḍal ke arah lain.
Hadis ini menunjukkan bahwa ada bagian tubuh wanita yang
dapat dilihat/ tidak harus ditutup, dalam hal ini menurut banyak ulama
adalah wajah dan telapak tangan. Sekiranya wajah termasuk kedalam
aurat perempuan, mungkin Nabi langsung menegur wanita tersebut dan
menyuruhnya untuk menutupi wajah cantiknya itu. Namun, Nabi tidak
melakukan hal tersebut dan hanya memalingkan wajah Al-Faḍl agar
menahan pandangannya.
Hadis yang lebih menunjukan tentang kebolehan membiarkan
wajah terbuka ialah sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim
dengan no hadis 2728.
103
Telah menceritakan kepada kami Abu Aṭ Ṭahir dan Ḥarmalah bin Yaḥya sedangkan lafaẓ hadiṡnya hampir sama, Ḥarmalah mengatakan; Telah menceritakan kepada kami, sedangkan Abu Ṭahir mengatakan; Telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahb telah menceritakan kepadaku Yunus bin Yazid dari Ibnu Syihab telah menceritakan kepadaku Ubaidullah bin Abdillah bin 'Utbah bin Mas'ud bahwa ayahnya pernah menulis kepada Umar bin Abdullah bin Arqam Az Zuhri dan memerintahkannya untuk menemui Subai'ah binti Al Hariṡ Al Aslamiyah untuk menanyakan tentang riwayat hadiṡnya dan mengenai permasalahan apa Rasulullah ṣallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda kepadanya ketika dia meminta fatwa. Umar bin Abdillah menulis surat kepada Abdullah bin 'Utbah dan mengabarkan kepadanya bahwa Suba'iah pernah mengabarkan kepadanya; Bahwa dia adalah istri Sa'ad bin Khaulah dari suku 'Amir bin Lu'ai. Sedangkan Sa'ad adalah salah seorang sahabat yang ikut berperang dalam peperangan Badar, dia meninggal dunia ketika Haji Wada' di saat istrinya hamil tua. Beberapa hari setelah dia wafat, istrinya pun melahirkan. Setelah istrinya suci dari nifas, dia pun berhias diri karena mengharap supaya dia dilamar orang. Tidak lama kemudian datanglah Abu Sanabil bin Ba'kak -seorang laki-laki
104
dari Bani Abdid Dar- dia berkata kepadanya; "Saya melihatmu berhias diri, barang kali kamu berharap untuk menikah lagi. Demi Allah, kamu belum boleh menikah lagi sebelum lewat empat bulan sepuluh hari." Kata Subai'ah; Setelah dia berkata demikian kepadaku, lalu saya langsung mengenakan pakaianku dan pergi menemui Rasulullah ṣallallahu 'alaihi wasallam, kutanyakan masalah tersebut kepada beliau. Kemudian beliau berfatwa kepadaku bahwa sebenarnya saya sudah halal untuk menikah setelah melahirkan anakku, bahkan beliau menyuruhku menikah lagi jika saya berkenan. Ibnu Syihab mengatakan; "Maka saya berpendapat bolehnya seorang wanita menikah setelah melahirkan, meskipun ia masih mengeluarkan darah, asal suaminya tidak menyetubuhinya hingga ia suci."
Perempuan itu telah menghias dirinya, menghitamkan pelupuk
matanya dengan celak dan memerahkan kuku dan telapak tangannya
dengan pacar. Sedangkan Abu As-Sanabil adalah seorang laki-laki
asing baginya. Ia tidak termasuk mahram (sanak kerabat terdekat) dari
perempuan itu, yang karena kekerabatannya dapat melihat wanita
dalam berhias.79
Jelas semua indikasi menunjukan bahwa lingkungan masa itu
adalah lingkungan yang tidak berkeberatan apabila perempuan
membiarkan wajahnya terbuka di muka umum.
Dengan demikian kualitas matan tersebut berniali ṣaḥīḥ karena
tidak bertentangan dengan Alquran maupun fakta sejarah yang telah
diuraikan oleh beberapa hadis tersebut, yang menyatakan kebolehan
membuka wajah dan kedua telapak tangan.
79
Al-Ghazali, “As-Sunnah An-Nabawiyyah……, p. 56-57.