BAB III Septie Rev 5
-
Upload
septiana-veronika-citynjack -
Category
Documents
-
view
68 -
download
6
Transcript of BAB III Septie Rev 5
BAB III
DESKRIPSI PROSES
3.1 Deskripsi Proses Pembuatan Polipropilen
Proses pembuatan polipropilen dari propilen dengan proses Novolen terdiri
atas beberapa unit proses, yaitu :
1. Penyiapan bahan baku
2. Reaksi pembentukan polipropilen
3. Pemisahan dan Pemurnian polipropilen
3.1.1 Penyiapan Bahan Baku
Bahan baku dalam pembuatan polipropilen dengan metode fasa gas Novolen
antara lain: Propilen (C3H6), Hidrogen (H2), Katalis (TiCl4.MgCl2), Kokatalis
(TEAL) dan etilen (C2H4). Masing-masing bahan baku akan diumpankan ke
reaktor 1 dan reaktor 2. Namun sebelumnya dilakukan pretreatment sebelum
masuk ke dalam reaktor 1 dan 2.
Propilen (C3H6) dan Hidrogen (H2) dengan kemurnian 99,99% diumpankan
ke heater untuk menaikkan suhunya menjadi 70oC. Kemudian masing-masing
bahan diumpankan ke kompressor terlebih dahulu untuk menaikkan tekanannya
dari 20 atm menjadi 30 atm. Selanjutnya diumpankan ke reaktor 1 dan reaktor 2.
Begitu juga etilen (C2H4) diumpankan ke heater untuk menaikkan suhunya
menjadi 70oC selanjutnya diumpankan ke kompressor untuk menaikkan tekananya
menjadi 30 atm setelah itu diumpankan ke dalam reaktor 2. Katalis (TiCl4.MgCl2),
dan Kokatalis (TEAL) diumpankan langsung ke dalam reaktor 1 dan reaktor 2.
3.1.2 Reaksi Pembentukan Polipropilen
Reaksi yang terjadi di dalam reaktor :
Gambar 3.1 Reaksi Polimerisasi Adisi Propilen [Kirk Ohmer, 1990].
8
Propilen, hidrogen dan katalis dan kokatalis diumpankan ke reaktor 1 dan 2
sedangkan etilen diumpankan ke reaktor 2 saja. Konversi yang terjadi adalah 50%
terhadap propilen. Reaksi pembentukan polipropilen dilakukan dalam reaktor
jenis continuous stirrer tank reactor. Reaktor beroperasi secara isotermal pada
suhu 70oC dan tekanan 30 atm. Reaksi yang terjadi adalah eksotermis, maka untuk
mempertahankan suhu dalam reaktor dibutuhkan pendingin. Pendingin yang
digunakan adalah air yang mempunyai suhu masuk 30oC. Produk keluar reaktor
berupa polipropilen dan sisa propilen (C3H6). Katalis tidak dapat diperoleh
kembali pada akhir reaksi karena ikut tergabung dalam molekul polimer.
3.1.3 Pemisahan dan Pemurnian polipropilen
Pada tahap ini bertujuan untuk memurnikan polipropilen dari sisa propilen
sehingga diperoleh produk polipropilen dalam bentuk pellet.
Tahap pemisahan dan pemurnian produk terdiri dari :
1. Hasil keluaran reaktor berupa sisa propilen, etilen dan hidrogen serta
powder polipropilen diumpankan ke discharge vessel untuk memisahkan
propilen, etilen dan hidrogen sisa reaksi terhadap powder polipropilen. Sebelum
masuk ke dalam discharge vessel tekanan diturunkan dari 30 atm menjadi 1 atm
sehingga penurunan suhu juga terjadi dari 70oC menjadi 52 oC. Discharge vessel
mempunyai dua aliran keluaran. Hasil atas berupa uap propilen, etilen, hidrogen
dan powder polipropilen dan propilen, etilen, hidrogen yang masih tersisa menjadi
hasil bawah selanjutnya diumpankan ke dalam purge vessel.
2. Di dalam purge vessel terjadi pemisahan antara propilen, etilen dan
hidrogen yang masih tersisa terhadap powder polipropilen. Pemisahan terjadi
dengan menggunakan gas nitrogen (N2) yang dialirkan dari bawah secara counter
current. Gas nitrogen akan membawa gas propilen, gas etilen dan gas hidrogen
yang masih tersisa menuju keluaran atas purge vessel. Powder polipropilen keluar
sebagai hasil bawah. Purge vessel beroperasi pada tekanan atmosfer dan suhu
52oC. Selanjutnya keluaran purge vessel dialirkan menuju powder silo sebagai
penampungan sementara sebelum diumpankan ke dalam ekstruder.
9
3. Polipropilen pada tekanan atmosferis yang keluar dari powder silo
selanjutnya masuk ke extruder pelletizer untuk dibentuk menjadi pellet.
Polipropilen dicetak menggunakan die plate dan langsung dipotong-potong oleh
rotary knife kemudian didinginkan dengan cepat (quench) menggunakan pellet
cutting water (PCW). Pendinginan yang cepat menyebabkan polipropilen
langsung membeku dan menjadi pelet.
4. Selanjutnya pellet polipropilen yang masih bercampur dengan air
dipisahkan dengan mengunakan vibrating screen pada dryer. Air akan turun ke
bawah dan pellet tertahan pada permukaan screen yang selanjutnya akan disimpan
di dalam silo penyimpanan pellet sebelum akhirnya dikemas ke dalam kantong-
kantong. Blok diagram proses pembuatan polipropilen dapat dilihat pada Gambar
3.2.
Gambar 3.2 Blok Diagram Proses Pembuatan Polipropilen (a) Diagram
Input/Output, dan (b) Function Diagram
10
3.2 Proses Pengolahan Air
Fungsi dari water treatment system adalah meningkatkan kualitas air
sehingga tidak mengganggu proses maupun peralatan yang digunakan, dengan
cara memisahkan suspensed solid dalam air tanah. Kebutuhan air di PT. API
diperoleh dari air sungai Ciujung, Cikande-Banten dengan kapasitas ± 30 m3/jam.
Air sungai tersebut masuk ke pre-treatment coamecal yang berfungsi untuk
menghilangkan zat impuritis seperti menghilangkan padatan yang tersuspensi
(suspended solid) dalam air seperti lumpur, pasir dan sebagainya. Unit coamecal
yang terdiri dari bagian koagulasi, flokulasi dan klarifikasi dengan tempat
pencampuran hasil filtrasi (treated water chamber). Air sungai masuk ke kolom
koagulasi yang dilengkapi sistem penambahan aluminaktif dan sebuah pengaduk
untuk menyempurnakan pencampuran. Alumunium diinjeksikan ke dalam kolom
untuk mengikat kotoran-kotoran yang terdapat dalam air tanah dan menghasilkan
partikel-partikel yang tidak stabil sehingga terbentuk partikel yang lebih besar
kemudian masuk ke bagian flokulasi dan klarifikasi dengan saluran pembuangan
lumpur. Tahap ini dilakukan di dalam kolom bertingkat, lumpur dan partikel-
partikel yang membentuk flok mengendap. Air masuk ke tingkat berikutnya
kemudian masuk ke tahap filtrasi, sedangkan lumpur dan padatan lainnya
dikeluarkan melalui saluran pembuangan lumpur secara bertahap.
Di bagian filtrasi air di saring dari padatan-padatan tersuspensi yang tidak
terendapkan pada tahap sebelumnya, media penyaringan terdiri dari grafit,
antrasit, dan pasir. Air bersih yang berada di fresh water tank dialirkan ke unit
demineralisasi, unit drinking water dan house station, serta unit fire water
hydrant.
3.2.1 Unit Demineralisasi
Unit Demineralisasi terdiri dari kation exchanger, kolom degasifier dan
anion exchanger. Air hasil filtrasi dengan karbon aktif dilewatkan dalam kolom
resin penukaran kation asam kuat menghilangkan ion-ion bermuatan positif di
dalam air.
Di dalam resin permukaan kation, logam dihilangkan membentuk asam
pada saat pertukaran hidrogen dari resin dengan kation dalam air, terbentuklah
11
larutan asam. Untuk menghilangkan gas karbon, air kemudian dialirkan ke kolom
degasifier dengan cara aerasi menggunakan blower. Air yang telah dilewatkan ke
dalam kolom degasifier masuk ke dalam kolom penukaran anion untuk
dihilangkan kandungan asam, CO2 yang tersisa dan ion silika.
Air kemudian dimasukkan ke dalam demine water tank. Apabila kation
exchanger tidak dapat lagi mengikat ion positif karena jenuh, maka kation
exchanger tersebut harus dikembalikan ke semula (diregenerasi) dengan
menginjeksikan larutan HCl 35 %. Sedangkan untuk mengembalikan anion resin
yang sudah jenuh, maka anion exchanger tersebut harus dikembalikan ke semula
(diregenerasi) dengan menginjeksikan larutan NaOH 20%.
3.2.2 Unit Drinking Water dan House Station
Dalam unit drinking water klorin diinjeksikan untuk membunuh
mikroorganisme yang ada dalam air. Air yang dihasilkan pada proses ini
digunakan untuk memenuhi kebutuhan sanitasi.
3.2.3 Unit Fire Water Hydrant
Unit fire water hydrant menggunakan fresh water. Namun dalam keadaan
darurat dapat menggunakan air sungai apabila persediaan air di fresh water tank
habis. Air dari unit fire water hydrant merupakan air cadangan yang digunakan
sewaktu terjadi musibah kebakaran, baik untuk perumahan ataupun di
perkantoran. Pada umumnya air jenis ini tidak memerlukan persyaratan khusus.
3.3 Pengolahan Limbah Cair
Sumber limbah cair yang dihasilkan dari pabrik ini adalah limbah dari
laboratorium, limbah cair hasil pencucian peralatan pabrik berupa kerak-kerak dan
kotoran-kotoran yang melekat pada peralatan utama utilitas pabrik yang
diperkirakan tidak berbau.
Pengolahan limbah cair digunakan dengan cara filtrasi. Tahap pengolahan
dapat dilihat pada Gambar 3.1. Pemilihan sistem pengolahan ini didasarkan pada
penghematan penggunaan air, penghematan penggunaan bahan kimia, dan
pengurangan beban pembuangan limbah padat ke lingkungan (Lestari, 2009).
12
Gambar 3.1 Skema Pengolahan Limbah Cair Pabrik Polipropilen (Lestari, 2009)
13