BAB III PROSEDUR PEMBUATANrepository.poltekkes-tjk.ac.id/235/5/7. BAB III.pdfTabel 3.2 Daftar Bahan...

12
27 BAB III PROSEDUR PEMBUATAN Penulisan karya tulis ilmiah ini dibuat berdasarkan studi model yang dikerjakan oleh penulis dari tanggal 8 - 16 Mei 2019 di Laboratorium jurusan Teknik Gigi Poltekkes Tanjungkarang. Dalam bab ini penulis akan menjelaskan prosedur pembuatan Definitive Obturator dengan defek maksila klasifikasi Aramany kelas II. A. Data Pasien Nama : Tn. S Umur : 65 Tahun Jenis kelamin : Laki-laki Dokter : drg. Afriana, Sp.Pros Warna gigi : A3,5 Kasus : Kehilangan palatum posterior rahang atas kanan dengan kehilangan gigi 765432| Jenis Protesa : Definitive obturator B. SPK (Surat Perintah Kerja) Gambar 3.1 SPK

Transcript of BAB III PROSEDUR PEMBUATANrepository.poltekkes-tjk.ac.id/235/5/7. BAB III.pdfTabel 3.2 Daftar Bahan...

Page 1: BAB III PROSEDUR PEMBUATANrepository.poltekkes-tjk.ac.id/235/5/7. BAB III.pdfTabel 3.2 Daftar Bahan Nama bahan 1. Alginate 7. Elemen gigi tiruan rahang atas anterior dan posterior

27

BAB III

PROSEDUR PEMBUATAN

Penulisan karya tulis ilmiah ini dibuat berdasarkan studi model yang dikerjakan

oleh penulis dari tanggal 8 - 16 Mei 2019 di Laboratorium jurusan Teknik Gigi

Poltekkes Tanjungkarang. Dalam bab ini penulis akan menjelaskan prosedur

pembuatan Definitive Obturator dengan defek maksila klasifikasi Aramany kelas

II.

A. Data Pasien

Nama : Tn. S

Umur : 65 Tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Dokter : drg. Afriana, Sp.Pros

Warna gigi : A3,5

Kasus : Kehilangan palatum posterior rahang atas kanan

dengan kehilangan gigi 765432|

Jenis Protesa : Definitive obturator

B. SPK (Surat Perintah Kerja)

Gambar 3.1

SPK

Page 2: BAB III PROSEDUR PEMBUATANrepository.poltekkes-tjk.ac.id/235/5/7. BAB III.pdfTabel 3.2 Daftar Bahan Nama bahan 1. Alginate 7. Elemen gigi tiruan rahang atas anterior dan posterior

28

C. Desain

Gambar 3.2

Desain

Keterangan :

Warna merah : Basis protesa definitive obturator

Biru : Cengkram C pada gigi 1|4 dan cengkram Adam pada gigi |7

Hitam : Gigi yang hilang 765432|

Garis merah : Defek yang akan ditutup basis

D. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan definitive obturator sebagai

berikut :

Tabel 3.1 Daftar Alat

Nama alat

1. Bowl dan spatula 11. Tang kombinasi

2. Lecron 12. Tang borobudur

3. Scapel 13. Tang tiga jari

4. Pisau malam 14. Tang potong

5. Sendok cetak 15. Tang gips

6. Trimer 16. Okludator

7. Lampu spirtus 17. Mikromotor

8. Korek api 18. Mata bur (Freezer, round bur,

mandril amplas)

Page 3: BAB III PROSEDUR PEMBUATANrepository.poltekkes-tjk.ac.id/235/5/7. BAB III.pdfTabel 3.2 Daftar Bahan Nama bahan 1. Alginate 7. Elemen gigi tiruan rahang atas anterior dan posterior

29

9. Pensil dan penghapus 19. Cuvet

10. Penggaris lentur 20. Kuas dan sikat

21. Hand perss 26. Timbangan

22. Kompor dan panci 27. Mesin poles

23. Cellophane 28. Karet gelang

24. Mixing jar 29. Plastisin (lilin mainan)

25. Spuit 30. Kaca

Tabel 3.2

Daftar Bahan

Nama bahan

1. Alginate 7. Elemen gigi tiruan rahang atas

anterior dan posterior

2. Dental stone 8. Vaselin

3. Spirtus 9. CMS (Clod Mould Seal)

4. Base plate wax 10. Heat cured acrylic (powder dan

liquid)

5. Cengkram kawat 0,7 dan 0,8 11. Pumice

6. Plaster of paris (gips) 12. CaCo3

E. Prosedur Laboratorium

1. Persiapan Model

Model master yang diterima dari dokter dicetak dengan alginate dan dicor

dengan dental stone. Model kerja dari cetakan dirapikan dengan mesin trimer dan

dihilangkan nodul-nodulnya. Daerah undercut yang tidak menguntungkan

diblockout dengan gips agar tidak menghalangi keluar masuknya protesa. Transfer

gambar desain dari SPK ke model kerja menggunakan pensil.

Page 4: BAB III PROSEDUR PEMBUATANrepository.poltekkes-tjk.ac.id/235/5/7. BAB III.pdfTabel 3.2 Daftar Bahan Nama bahan 1. Alginate 7. Elemen gigi tiruan rahang atas anterior dan posterior

30

a

b

Gambar 3.3

a. Cetakan Model Kerja b. Blockout dan Transfer Desain

2. Pembuatan Cengkram

Cengkram yang akan dibuat yaitu cengkram C pada gigi 1|4 dan cengkram

Adam pada gigi |7.

a. Cengkram C

Cengkram C dibuat menggunakan kawat berdiameter 0.7 mm dipotong

dengan panjang kurang lebih 15 cm. Tekuk dan bentuk lengan cengkram

menggunakan tang borobudur sesuai dengan gambar pada model kerja.

b. Cengkram Adam

Cengkram Adam dibuat menggunakan kawat berdiameter 0.8 mm dipotong

dengan panjang kurang lebih 20 cm. Bengkokkan kawat dengan jari (tang

borobudur sebagai pemegang) membentuk sudut 900, beri tanda dengan pensil

untuk membengkokkan sisi berikutnya sesuai dengan jarak mesial distal yang

telah digambar. Buat sudut yang berkontak dengan interdental gigi yang

Page 5: BAB III PROSEDUR PEMBUATANrepository.poltekkes-tjk.ac.id/235/5/7. BAB III.pdfTabel 3.2 Daftar Bahan Nama bahan 1. Alginate 7. Elemen gigi tiruan rahang atas anterior dan posterior

31

sebelumnya telah dikerok menggunakan lecron. Bentuk sudut 450 di kedua sisi,

lalu arahkan kawat cengkram ke palatal untuk dibuatkan retensi.

a b

c

Gambar 3.4

a. Cengkram C 1| b. Cengkram C |4 c. Cengkram Adam |7

3. Pembuatan Basis Pola Malam

Basis terbuat dari base plate wax yang dilunakkan di atas lampu spiritus,

kemudian diletakkan di atas model kerja dengan sedikit ditekan pada bagian dasar

mengikuti desain yang telah digambar setebal ± 2 mm.

4. Pembuatan Bite Rim

Bite rim dibuat dari base plate wax yang dilunakkan di atas lampu spiritus

dan digulung membentuk silinder. Gulungan malam tersebut dibentuk seperti

tapal kuda dan letakkan di atas basis pola malam.

Tinggi bite rim untuk anterior 10-12 mm dan posterior 6-8 mm. Lebar bite

rim untuk anterior 5 mm dan posterior 8-10 mm disesuaikan dengan model kerja.

Selanjutnya pola malam dihaluskan dan dipoles, lalu dipasang pada model kerja

dan dioklusikan serta difiksir atau diikat dengan karet.

Page 6: BAB III PROSEDUR PEMBUATANrepository.poltekkes-tjk.ac.id/235/5/7. BAB III.pdfTabel 3.2 Daftar Bahan Nama bahan 1. Alginate 7. Elemen gigi tiruan rahang atas anterior dan posterior

32

a b

Gambar 3.5

a. Bite Rim b. Model Kerja Dioklusikan

5. Penanaman Model Kerja pada Okludator

Model kerja diberi retensi terlebih dulu dan diulasi vaselin sebelum ditanam

pada okludator. Letakkan plastisin di atas kaca pada dasar model (agar permukaan

oklusal rahang atas dan rahang bawah sejajar), midline model kerja disejajarkan

dengan midline pada okludator.

Gips (plaster of paris) diaduk dan diletakkan di atas model kerja rahang atas

pada okludator secara merata lalu rapikan. Setelah gips mengeras, plastisin

diambil, gips diaduk dan letakkan di bagian bawah okludator lalu ditutup kembali.

Rapikan penanaman model kerja agar memudahkan saat pengerjaan.

a b

Gambar 3.6

a. Penanaman Model Kerja Pada Okludator b. Model Kerja Yang Sudah Ditanam

Page 7: BAB III PROSEDUR PEMBUATANrepository.poltekkes-tjk.ac.id/235/5/7. BAB III.pdfTabel 3.2 Daftar Bahan Nama bahan 1. Alginate 7. Elemen gigi tiruan rahang atas anterior dan posterior

33

6. Penyusunan Elemen Gigi Tiruan

Pada kasus ini elemen gigi tiruan yang digunakan adalah merk Naperce

nomor M36 dan warna A3,5. Penyusunan gigi disesuaikan dengan gigi tetangga

dan gigi antagonis yang masih ada. Elemen gigi tiruan anterior rahang atas kanan

disusun dengan gigitan deepbite dengan overbite 3-4mm sehingga incisal gigi

incisivus rahang atas melewati sepertiga incisal gigi incisivus rahang bawah,

sedangkan pada posterior rahang atas kanan disusun normal.

a. Incisivus dua rahang atas

Titik kontak mesial berkontak dengan distal incisivus satu, sumbu gigi

membentuk sudut 50 terhadap garis midline, ujung incisal naik 2 mm dari bidang

oklusal.

b. Caninus rahang atas

Gigi caninus rahang atas sejajar terhadap garis midline dengan inklinasi

lebih ke anterior sesuai dengan garis senyum gigi caninus.

c. Premolar satu rahang atas

Inklinasi mesio distal terletak tegak lurus terhadap bidang oklusal dengan

cusp bukal menyentuh bidang oklusal dan cusp palatal naik 1 mm diatas bidang

oklusal.

d. Premolar dua rahang atas

Inklinasi mesio distal terletak tegak lurus terhadap bidang oklusal dengan

cusp palatal dan cusp bukal menyentuh bidang oklusal.

e. Molar satu rahang atas

Inklinasi mesio distal condong ke arah distal, cusp mesio bukal dan disto

palatal terangkat 1 mm di atas bidang oklusal, cusp disto bukal terangkat 2 mm di

atas bidang oklusal.

f. Molar dua rahang atas

Inklinasi mesio distal porosnya condong ke distal, inklinasi antero posterior

cuspnya terangkat 2 mm dari bidang oklusal.

Page 8: BAB III PROSEDUR PEMBUATANrepository.poltekkes-tjk.ac.id/235/5/7. BAB III.pdfTabel 3.2 Daftar Bahan Nama bahan 1. Alginate 7. Elemen gigi tiruan rahang atas anterior dan posterior

34

a b

Gambar 3.7

a. Pandangan Labial b. Pandangan Bukal

7. Wax Contouring

Pola malam gigi tiruan dibentuk sedemikian rupa sehingga harmonis dengan

otot-otot orofasial dan semirip mungkin dengan anatomi gusi dan jaringan lunak

mulut menggunakan lecron dan pisau malam. Permukaan pola malam dihaluskan

dengan melewatkan di atas api dan digosok dengan kain satin sampai mengkilap.

Gambar 3.8

Wax Contouring

8. Flasking

Pada proses flasking penulis menggunakan metode pulling the casting

sehingga setelah boiling out gigi ikut pada cuvet atas. Model kerja rahang atas

dilepaskan dari okludator dengan cara diketuk-ketuk menggunakan pisau malam

atau tang gips.

Selanjutnya model kerja dan cuvet diulasi dengan vaselin menggunakan

kuas. Gips (plaster of paris) diaduk sampai homogen lalu dituang ke dalam cuvet

Page 9: BAB III PROSEDUR PEMBUATANrepository.poltekkes-tjk.ac.id/235/5/7. BAB III.pdfTabel 3.2 Daftar Bahan Nama bahan 1. Alginate 7. Elemen gigi tiruan rahang atas anterior dan posterior

35

bawah sedikit demi sedikit. Model kerja diletakkan dengan sedikit ditekan agar

tertanam dalam cuvet dan rapikan.

Setelah gips pada cuvet bawah mengeras dan dingin selanjutnya cuvet atas

di ulasi lagi dengan vaselin secara merata, kemudian gips diaduk lalu dituangkan

ke dalam cuvet sedikit demi sedikit sehingga seluruh cuvet terisi penuh kemudian

tutup dan dipres, biarkan sampai mengeras.

a b

Gambar 3.9

a. Flasking Cuvet Bawah b. Flasking Cuvet Atas Dan Dipress

9. Boiling Out

Untuk mendapatkan mould space, cuvet yang masih di dalam handpress

dimasukkan ke dalam air mendidih selama 5-10 menit kemudian cuvet diangkat

dan dibuka perlahan.

Mould space harus bener-bener bersih dan tidak terdapat sisa wax. Serpihan

dari gips yang tajam dihilangkan agar tidak tercampur pada saat packing, beri

sabun cair kemudian disikat agar mould benar-benar barsih. Setelah itu ulasi CMS

secara merata menggunakan kuas.

Page 10: BAB III PROSEDUR PEMBUATANrepository.poltekkes-tjk.ac.id/235/5/7. BAB III.pdfTabel 3.2 Daftar Bahan Nama bahan 1. Alginate 7. Elemen gigi tiruan rahang atas anterior dan posterior

36

a b

Gambar 3.10

a. Proses Boiling b. Pengulasan CMS

10. Packing

Bahan heat cured acrylic disiapkan dengan powder yang sudah ditimbang

sebanyak 18 gram dan liquid 9 ml yang sudah dimasukkan ke dalam spuit.

Prosedur packing yang penulis lakukan adalah metode wet methode yaitu powder

dan liquid dituang ke dalam mixing jer dan diaduk setelah itu ditutup.

Tunggu adonan sampai dough stage setelah itu letakkan ke mould space

dan lapisi dengan cellophane. Selanjutnya cuvet atas dan cuvet bawah dikatupkan

lalu dipres dengan press statis kurang lebih 1 menit. Setelah itu cuvet dibuka

perlahan lalu lepas cellophane, kemudian cuvet atas dan cuvet bawah disatukan

kembali lalu dipres tanpa cellophane.

a b

Gambar 3.11

a. Packing b. Setelah Dipres Dan Cellophane Dilepas

Page 11: BAB III PROSEDUR PEMBUATANrepository.poltekkes-tjk.ac.id/235/5/7. BAB III.pdfTabel 3.2 Daftar Bahan Nama bahan 1. Alginate 7. Elemen gigi tiruan rahang atas anterior dan posterior

37

11. Curing

Setelah proses packing kurang lebih 3 menit cuvet dalam hand pres

dimasukkan ke dalam panci berisi air dan direbus kurang lebih 60 menit dari air

dingin.

Gambar 3.12

Proses Curing

12. Deflasking

Setelah proses curing, cuvet diangkat dan diamkan sampai dingin.

Kemudian lepaskan protesa dari cuvet dan bahan tanam dengan tang gips secara

perlahan.

a b

Gambar 3.13

a. Hasil Dari Proses Curing b. Deflasking

Page 12: BAB III PROSEDUR PEMBUATANrepository.poltekkes-tjk.ac.id/235/5/7. BAB III.pdfTabel 3.2 Daftar Bahan Nama bahan 1. Alginate 7. Elemen gigi tiruan rahang atas anterior dan posterior

38

13. Finishing

Finishing merupakan penyempurnaan bentuk akhir suatu protesa dengan

membuang sisa-sisa akrilik atau gips yang tertinggal, membulatkan tepi yang

tajam menggunakan hanging bur atau mikromotor dengan mata bur freezer, round

bur dan mandril amplas. Setelah itu lakukan fitting ke model kerja.

Gambar 3.14

Finishing

14. Polishing

Selanjutnya protesa dihaluskan menggunakan felcone dan pumice yang

dicampur dengan air untuk menghilangkan guratan dan meratakan permukaan

protesa. Kemudian protesa dipoles dengan white brush dan CaCo3 yang dicampur

dengan air sampai licin dan mengkilap.

a b

Gambar 3.15

a. Polishing Dengan Felcone Dan Pumice b. Polishing Dengan White Brush

Dan CaCo3