Bab III. Pengembangan Basis Data Spasial Sawah Kuansing

19
PENGEMBANGAN BASIS DATA PENGEMBANGAN BASIS DATA SPASIAL SAWAH SPASIAL SAWAH 3.1. Data Spasial 3.1.1. Peta Dasar Peta dasar adalah suatu gambaran dari berbagai komponen yang terpilih didalam suatu daerah pemetaan. Komponen - komponen tersebut harus memiliki hubungan dengan topografi, sehingga jika komponen - komponen tersebut tidak memiliki hubungan, maka menjadi tidak bermanfaat dan informasi yang dipetakan tersebut menjadi tidak berguna karena tidak dapat dilokalisasi (diplot) dan dievaluasi terhadap kondisi - kondisi yang diharapkan dan akhirnya hanya digunakan sebagai dasar perbandingan pada suatu daerah saja. Informasi dan peta topografi yang terbaru merupakan kebutuhan yang mutlak, karena kesalahan biasanya terjadi karena penggunaan material dasar (peta topografi atau foto udara) yang lama dan tidak teliti. Jika informasi dari peta topografi atau foto udara dapat diandalkan, maka kandungan pokok pada peta tujuan akan sangat bermanfaat. Informasi pada peta topografi atau foto udara yang berhubungan langsung dengan unsur - unsur geografi, seperti batas administratif daerah, nama

description

bab.iii

Transcript of Bab III. Pengembangan Basis Data Spasial Sawah Kuansing

Page 1: Bab III. Pengembangan Basis Data Spasial Sawah Kuansing

PENGEMBANGAN BASIS DATA PENGEMBANGAN BASIS DATA SPASIAL SAWAHSPASIAL SAWAH

3.1. Data Spasial

3.1.1. Peta Dasar

Peta dasar adalah suatu gambaran dari berbagai komponen yang terpilih

didalam suatu daerah pemetaan. Komponen - komponen tersebut harus memiliki

hubungan dengan topografi, sehingga jika komponen - komponen tersebut tidak

memiliki hubungan, maka menjadi tidak bermanfaat dan informasi yang dipetakan

tersebut menjadi tidak berguna karena tidak dapat dilokalisasi (diplot) dan

dievaluasi terhadap kondisi - kondisi yang diharapkan dan akhirnya hanya

digunakan sebagai dasar perbandingan pada suatu daerah saja.

Informasi dan peta topografi yang terbaru merupakan kebutuhan yang

mutlak, karena kesalahan biasanya terjadi karena penggunaan material dasar (peta

topografi atau foto udara) yang lama dan tidak teliti. Jika informasi dari peta

topografi atau foto udara dapat diandalkan, maka kandungan pokok pada peta

tujuan akan sangat bermanfaat. Informasi pada peta topografi atau foto udara yang

berhubungan langsung dengan unsur - unsur geografi, seperti batas administratif

daerah, nama kampung, jalan dan sebagainya sangat bermanfaat untuk

menentukan lokasi penelitian.

Penentuan lokasi yang baik dan tepat merupakan unsur utama didalam

menyusun peta dasar yang baik, misalnya : - Posisi titik kontrol geodetik - Posisi

konstruksi (bangunan, jalan raya, rel KA atau saluran) - Posisi danau dan sungai -

Rincian topografi (batasan topografi, seperti tebing, lembah, bukit- bukit kecil,

punggungan dan sebagainya). - Faktor - faktor yang sering berubah, seperti :

Kondisi hidrografi Batas pemukiman Batas wilayah kehutanan/

pertanian/perkebunan. Nama - nama daerah. Batas sungai dan pantai. Unsur -

unsur penting menyusun peta dasar untuk kepentingan geomorfologi atau geologi

antara lain :

Page 2: Bab III. Pengembangan Basis Data Spasial Sawah Kuansing

1. Keselarasan unsur - unsur peta dasar dengan materi pokok.

2. Memilih unsur - unsur peta yang mudah dimengerti.

3. Memilih unsur - unsur peta secara umum seperti garis atau titik dan

tampilan peta yang akan dijadikan acuan.

4. Membatasi unsur - unsur peta dasar sampai batas minimum, ter- gantung

pada tingkat kesulitan dari unsur pokok.

Maksud penyusunan peta dasar sebelum melaksanakan kegiatan tertentu

merupakan langkah persiapan sebelum kegiatan dilaksanakan, sehingga peta dasar

merupakan peta rencana kegiatan yang telah tersusun untuk memudahkan

kegiatan yang akan dilakukan dan menghemat biaya. Biasanya yang digunakan

sebagai peta dasar untuk suatu kegiatan adalah peta topografi yang sebenarnya

hanya memberikan informasi secara umum, seperti titik ketinggian, garis ketinggian

(kontur), nama sungai dan nama daerah, sehingga memerlukan analisis agar dapat

dijadikan peta dasar.

Sebagai contoh kerapatan garis kontur mencerminkan lereng yang terjal,

maka dugaan sementara terhadap lereng yang curam tersebut dapat berupa sesar

(patahan) atau terdapat perbedaan kekerasan batuan atau pola punggungan yang

memanjang dapat diduga sebagai perlipatan. Analisis terhadap peta topografi

tersebut sangat bermanfaat untuk kegiatan penelitian geologi, geologi teknik,

pengembangan wilayah atau penggunaan lahan, sehingga pada saat kegiatan

penelitian di lapangan akan lebih terarah kepada hasil analisis peta topografi

tersebut.

3.1.2.Peta TematikPeta tematik adalah peta yang menyajikan tema tertentu dan untuk

kepentingan tertentu (land status, penduduk, transportasi dll.) dengan

menggunakan peta rupabumi yang telah disederhanakan sebagai dasar untuk

meletakkan informasi tematiknya. peta tematik merupakan peta yang hanya

menggambarkan satu tema saja, sering juga disebut dengan peta khusus, yang

merupakan satu jenis dengan peta tematik. Kenampakan objek lain pada peta ini

hanya berfungsi menambah informasi, sehingga memudahkan si pengguna dalam

Page 3: Bab III. Pengembangan Basis Data Spasial Sawah Kuansing

membaca peta tersebut. Saat ini peta-peta tematik banyak dikembangkan dan

dimanfaatkan untuk kepentingan praktis di berbagai bidang pembangunan. pada

peta tematik, keterangan yang disajikan dalam gambar memakai pernyataan dan

simbol-simbol yang memiliki tema-tema tertentu atau kumpulan tema-tema yang

ada kaitannya antara satu dengan lainnya. Tema tersebut disajikan dalam bentuk

yang berhubungan dengan unsur asli muka bumi atau unsur-unsur buatan manusia.

Peta tematik dapat membantu perencanaan suatu daerah, unit

administrasi, manajemen, usaha hutan, pendidikan, kependudukan, dan lain-lain.

Di bawah ini merupakan jenis-jenis peta tematik yang di tawarkan kepada anda.

Sebagai contoh dapat dilihat pada Gambar 3.1. peta tematik yang menggambarkan

wilaya administrasi yang dicirikan dengan perbedaan warna pada setiap wilayah

administrasi Kecamatan di Kabupaten Pelalawan.

Gambar 3.1. Contoh Peta Tematik Wilayah Administrasi Kabupaten Pelalawan

3.2. Data Atribut

3.3. Data Spasial Sawah

3.3.1. Model Data Raster

Page 4: Bab III. Pengembangan Basis Data Spasial Sawah Kuansing

Data Raster adalah data dalam bentuk format image yang diambil dari

perekaman citra satelit atau dikenal dengan istilah remote sensing. Format data

raster beraneka ragam mulai dari jpeg, tiff, geotiff. Data ini biasanya digunakan

untuk membuat peta penutupan lahan, bisa juga dijadikan survey awal sebelum

survey ke lapangan.

Suatu data raster adalah data yang berupa pixel dan tersusun dalam baris

dan kolom, menyimpan informasi spasial dalam sebuah grid atau matrik. Tiap pixel

mempunyai nilai, dan nilai ini dapat merepresentasikan sesuatu, seperti ketinggian

(dalam DEM, digital elevation model), jenis tanah, penggunaan lahan, kemiringan

dalam suatu nilai greyscale (dalam sebuah citra/image).

Data raster biasanya digunakan untuk menyimpan informasi mengenai

feature geografis yang kontinyu pada suatu permukaan, seperti ketinggian, nilai

reflektan, kedalaman air tanah, dan lain-lain. Data citra adalah satu bentuk data

raster dimana pada tiap sel atau pixel menyimpan nilai yang direkam oleh

peralatan optic atau elektronik. Grid pada pembahasan ini adalah data raster.

Data raster mempunyai resolusi beragam dan ukuran sel dalam suatu grid

adalah tetap, sehingga jika kita lakukan zoom pada data raster maka akan terlihat

bentuk dari jajaran sel tersebut.

Model data raster menampilkan, menempatkan dan menyimpan data

spasial dengan menggunakan struktur matriks atau pixel-pixel yang membentuk

grid. Kumpulan pixel-pixel yang menggambar suatu obyek spasial dapat disebut

sebagai dataset obyek. Setiap pixel dalam dataset raster mempunyai informasi atau

sekumpulan data yang unik. Informasi yang terdapat dalam satu pixel dapat

dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu data atribut (informasi mengenai obyek,

misal: sawah, kebun, pemukiman dll) dan koordinat data yang menunjukkan posisi

geometris dari data tersebut.

Data spasial raster disimpan di dalam layer yang secara fungsionalitas

direlasikan dengan unsur-unsur obyek spasialnya (peta). Akurasi model data ini

tergantung pada resolusi atau ukuran dari pixelnya (sel grid) yang mewakili luasan

di permukaan bumi. Contoh model data raster ini adalah citra satelit dan DTM

Page 5: Bab III. Pengembangan Basis Data Spasial Sawah Kuansing

(Digital Terrain Model). Secara geometrik, struktur model data raster dapat

digambarkan sebagai i kolom dan baris dalam sumbu koordinat x dan y, sedangkan

informasi attribute terdapat dalam pixel dapat berupa sumbu z (misal data DTM),

atau multi-attribute (n1, n2, n3…n, misal data satelit Landsat ).

Pada model data raster, matriks atau array diurutkan menurut koordinat

kolom (x) dan barisnya (y). Pada sistem koordinat piksel monitor komputer, titik

asal sistem koordinat (origin) raster terletak di sudut kiri atas. Nilai absis (x) akan

meningkat ke arah kanan, dan nilai ordinat (y) akan membesar ke arah bawah

(Gambar 3). Walaupun demikian, sistem koordinat ini sering pula ditransformasikan

sehingga titik asal sistem koordinat (origin) terletak di sudut kiri bawah, makin ke

kanan nilai absisnya (x) akan meningkat, dan nilai ordinatnya (y) makin meningkat

jika bergerak ke arah atas.

Karena matrik raster sudah teratur secara geometrik dan telah terurut,

setiap posisi sel atau posisi piksel tidak harus direkam. Koordinat-koordinat yang

ada di dalam sekumpulan data raster diperlukan untuk mengikatkan (me-register)

sistem grid ini terhadap suatu sistem koordinat yang dikehendaki.

Sebagai suatu model data, maka data raster juga mempunyai sifat atau

karakteristik yang dapat menunjukkan bahwa data tersebut adalah data raster.

Karakteristik-karakteristik model data raster adalah sebagai berikut:

1. Resolusi; resolusi spasial dapat diartikan sebagai suatu dimensi linear

minimum dari satuan jarak geografi terkecil yang dapat direkam oleh data.

Satuan terkecil dalam data raster pada umumnya ditunjukkan oleh panjang

sisi suatu bidang bujursangkar pixel. Semakin luas suatu area di permukaan

bumi yang dipresentasikan oleh ukuran pixel, maka data tersebut beresolusi

kecil, sebaliknya jika semakin kecil suatu area di permukaan bumi yang

direpresentasikan oleh ukuran pixel, maka dikatakan bahwa data tersebut

beresolusi besar.

2. Orientasi; Orientasi dalam model data raster dibuat untuk

mempresentasikan arah utara grid. Secara umum, untuk mendapatkan

orientasi model data raster dilakukan penghimpitan arah utara grid dengan

Page 6: Bab III. Pengembangan Basis Data Spasial Sawah Kuansing

arah utara sebenarnya pada titik asal dari dataset, yang biasanya adalah

titik di bagian kiri atas.

3. Zone; Setiap zone pada model data raster adalah sekumpulan lokasi-lokasi

yang memperlihatkan nilai/ID yang sama. Misalnya untuk suatu raster data

sawah, maka ID pada tiap pixel sawah akan mempunyai nilai/ID yang sama.

4. Nilai-nilai; Nilai adalah item informasi (attribute) yang disimpan dalam

sebuah layer untuk setiap pixel. Sehingga pada ID yang sama pada beberapa

pixel dapat mempunyai nilai yang berbeda.

5. Lokasi; Lokasi dalam model data raster dapat diidentifikasikan dengan nilai

koordinatnya dalam sumbu x,y. Nilai x dan y ini dapat menunujukkan

koordinat bumi dan sangat bergantung pada jenis proyeksi yang digunakan

dalam peta.

3.3.2. Model Data Vektor

Data vektor adalah data yang direkam dalam bentuk koordinat titik yang

menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan

titik, garis atau area (polygon) . Ada tiga tipe data vector (titik, garis, dan polygon)

yang bisa digunakan untuk menampilkan informasi pada peta. Titik bisa digunakan

sebagai lokasi sebuah kota atau posisi tower radio. Garis bisa digunakan untuk

menunjukkan route suatu perjalanan atau menggambarkan boundary. Poligon bisa

digunakan untuk menggambarkan sebuah danau atau sebuah negara pada peta

dunia. Dalam format vektor, bumi direpresentasikan sebagai suatu mosaik dari

garis (arc/line), poligon (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir

pada titik yang sama), titik/ point (node yang mempunyai label), dan nodes

(merupakan titik perpotongan antara dua baris). Setiap bagian dari data vector

dapat saja mempunyai informasi-informasi yang bersosiasi satu dengan lainnya

seperti penggunaan sebuah label untuk menggambarkan informasi pada suatu

lokasi. Peta vektor terdiri dari titik, garis, dan area polygon. Bentuknya dapat

berupa peta lokal jalan.

Page 7: Bab III. Pengembangan Basis Data Spasial Sawah Kuansing

Model data vektor merupakan model data yang paling banyak digunakan,

model ini berbasiskan pada titik (points) dengan nilai koordinat (x,y) untuk

membangun obyek spasialnya. Obyek yang dibangun terbagi menjadi tiga bagian

lagi yaitu berupa titik (point), garis (line), dan area (polygon).

· Titik (point)

Titik merupakan representasi grafis yang paling sederhana pada suatu obyek.

Titik tidak mempunyai dimensi tetapi dapat ditampilkan dalam bentuk simbol

baik pada peta maupun dalam layar monitor. Contoh : Lokasi Fasilitasi

Kesehatan, Lokasi Fasilitas Kesehatan, dll.

· Garis (line)

Garis merupakan bentuk linear yang menghubungkan dua atau lebih titik dan

merepresentasikan obyek dalam satu dimensi. Contoh : Jalan, Sungai, dll.

· Area (Poligon)

Poligon merupakan representasi obyek dalam dua dimensi.Contoh : Danau,

Persil Tanah, dll.

Model data vektor merupakan model data yang paling banyak digunakan,

model ini berbasiskan pada titik (points) dengan nilai koordinat (x,y) untuk

membangun obyek spasialnya. Obyek yang dibangun terbagi menjadi tiga bagian

lagi yaitu berupa titik (point), garis (line), dan area (polygon).

· Titik (point)

Titik merupakan representasi grafis yang paling sederhana pada suatu obyek.

Titik tidak mempunyai dimensi tetapi dapat ditampilkan dalam bentuk simbol

baik pada peta maupun dalam layar monitor. Contoh : Lokasi Fasilitasi

Kesehatan, Lokasi Fasilitas Kesehatan, dll.

· Garis (line)

Garis merupakan bentuk linear yang menghubungkan dua atau lebih titik dan

merepresentasikan obyek dalam satu dimensi. Contoh : Jalan, Sungai, dll.

Model data vektor dibagi menjadi dua yaitu non topologi dan topologi :

a. Topologi

Page 8: Bab III. Pengembangan Basis Data Spasial Sawah Kuansing

Topologi yaitu terdapat data sederhana (simple data) dan data tingkat

tinggi (Higer data level). Sedangkan data tingkat tinggi pada topologi terdapat

tiga bagian yaitu TIN, region dan Dynamic secmentation. Vektor termasuk

topologi TIN, Topologi merupakan bagian dari data vektor. Topologi

merupakan hubungan spasial diantara obyek spasial dalam data vektor.

Topologi digunakan untuk melakukan deteksi kesalahan pada saat

proses digitasi. Model data vektor dalam topologi dikembangkan menjadi dua

bagian, yaitu data Sederhana dan data tingkat tinggi. Data sederhana

merupakan data yang mempresentasikan tiga data yaitu titik,garis dan poligon.

Data Tingkat Tinggi lebih melakukan dan menggunakan pemodelan tiga

dimensi. Permodelan data tingkat tinggi tersebut adalah menggunakan TIN

(Triangulated Irregular Network). Model TIN ini digunakan dikarenakan model

ini merupakan seperangkat data yang membentuk segitiga dari suatu data set

yang tidak saling bertampalan. Model TIN berguna dalam merepresentasikan

ruang dalam hal ini spasial dalam bentuk 3D. Tujuannya agar dapat mendekati

kenyataan di lapangan. Bentuk segitiga dalam TIN tersebut merupakan titik

dan garis yang saling berhubungan.

Dalam model topologi , poligon didefinisikan sebagai oleh serangkaian

busur . Arcs dimulai dan berakhir pada node, yang terjadi di mana dua atau

lebih busur bertemu. Setiap busur didefinisikan oleh serangkaian pasang

koordinat , masing-masing dengan awal dan akhir simpul . Perangkat lunak GIS

menyimpan definisi topologi dalam tiga tabel mewakili fitur yang berbeda ,

yaitu titik , garis, bidang . Node tabel menyimpan informasi tentang simpul dan

busur yang terhubung. Tabel busur berisi informasi topologi tentang busur ,

termasuk awal dan akhir node dan poligon ke kanan dan kiri busur . Tabel

poligon mendefinisikan busur yang membentuk setiap ploygon.

Salah satu contoh penting tentang bagaimana GIS dapat digunakan

untuk model peristiwa dunia nyata adalah kemampuan untuk jaringan Model.

Ada banyak jaringan dalam data geografis, seperti kursus air dan jaringan jalan.

Analisis jaringan menggunakan pemodelan topologi untuk menganalisa potensi

Page 9: Bab III. Pengembangan Basis Data Spasial Sawah Kuansing

aliran di sekitar jaringan ini, kemampuan yang berguna dalam analisis banjir

atau temuan rute. Hal ini hanya dapat dilakukan jika data memiliki topologi

jaringan yang benar.

b. Non Topologi

Non Topologi, merupakan model data yang mempunyai sifat yang lebih

cepat dalam menampilkan, dan yang paling penting dapat digunakan secara

langsung dalam perangkat lunak (software) SIG yang berbeda-beda. Non-

topologi digunakan dalam menampilkan atau memproses data spasial yang

sederhana dan tidak terlalu besar ukuran filenya. Pengguna hendaknya dapat

mengetahui dengaan jelas dari kedua format ini. Sebagai contoh dalam format

produk ESRI, yang dimaksud dengan fomat non-topologi adalah dalam bentuk

shapefile, sedangkan format dalam bentuk topologi adalah coverage.

· Model data vektor dalam topologi lebih jauh lagi dapat dikembangkan

dalam dua kategori, yaitu Data Sederhana (Simple Data) yang merupakan

representasi data yang mengandung tiga jenis data (titik, garis, poligon)

secara sederhana. Sedangkan Data Tingkat Tinggi (Higher Data Level),

dikembangkan lebih jauh dalam melakukan pemodelan secara tiga dimensi

(3 Dimensi/3D). Model tersebut adalah dengan menggunakan TIN

(Triangulated Irregular Network). Model TIN merupakan suatu set data yang

membentuk segitiga dari suatu data set ang tidak saling bertampalan. Pada

setiap segitiga dalam TIN terdiri dari titik dan garis yang saling terhubungkan

sehingga membentuk segitiga. Model TIN dangta berguna dalam

merepresentasikan ruang (spasial) dalam bentuk 3D, sehingga dapat

mendekati kenyataan dilapangan. Salah satu diantaranya adalah dalam

membangun Model Permukaan Bumi Digital (Digital Terrain Model/DTM).

· Region, merupakan sekumpulan poligon, dimana masing-masing poligon

tersebut dapat atau tidak mempunyai keterkaitan diantaranya akan tetapi

saling bertampalan dalam satu data set.

Page 10: Bab III. Pengembangan Basis Data Spasial Sawah Kuansing

· Dymanic Segmentation, adalah model data yang dibangun dengan

menggunakan segmen garis dalam rangka membangun model jaringan

(network).

3.3.3. Geo Data Base

Geodatabase ArcGis adalah kumpulan dari berbagai macam jenis data

geografis yang terdapat dalam sistem berkas folder biasa, basis data Ms access,

atau DBMS multiuser (seperti Oracle, Microsoft SQL Server, PostgreSQL, Informix,

or IBM DB2).

Geodatabase dapat terdiri dari berbagai macam ukuran seperti

geodatabase skala kecil pengguna tunggal (single-user databases ) sampai

ke geodatabase banyak pengguna (workgroup/ enterprise )

Geodatabase tidak hanya berarti kumpulan data saja akan tetapi term

geodatabase memiliki banyak makna dalam arcgis.

Ini adalah bentuk penyimpanan informasi geografis yang dapat

menggunakan DBMS. Kita dapat mengakses dan bekerja dengan kumpulan

data ini melalui arcgis ataupun DMBS seperti SQL.

Geodatabases memiliki model informasi yang komprehensif untuk mewakili

dan mengelola informasi geografis. Model informasi yang komprehensif

dapat diimplementasikan sebagai serangkaian tabel yang berisi fitur kelas,

dataset raster, dan atribut. Selain itu, objek data GIS canggih menambahkan

sifat GIS, aturan untuk mengelola integritas spasial, dan alat untuk bekerja

dengan berbagai hubungan spasial dari fitur inti, raster, dan atribut.

Logika software Geodatabase menyediakan logika aplikasi umum digunakan

di seluruh ArcGIS untuk mengakses dan bekerja dengan semua data

geografis dalam berbagai file dan format. Hal ini mendukung proses

geodatabase, dan itu termasuk mengolah shapefile, dibantu komputer

drafting (CAD) file, jaringan tidak teratur Triangulasi (TINS), grid, data CAD,

citra, Geografi Markup Language (GML) file, dan berbagai data GIS sumber

lainnya.

Page 11: Bab III. Pengembangan Basis Data Spasial Sawah Kuansing

Ada dua sistem geodatabase yaitu Server-Geodatabase dan Personal

Geodatabase. Server-Geodatabase merupakan Relational Database Management

System (Oracle, SQL-Server, DB2) dan Personal Geodatabase menggunakan sistem

data MS-Access.

Pada dasarnya dalam geodatabase terdapat feature dataset yang berfungsi

untuk mengelompokkan feature class yang ada, sebagai contoh pada postingan

tentang geodatabase selanjutnya adalah mencoba untuk membuat geodatabase

Pulau Ternate. Maka nama untuk geodatabase-nya adalah Ternate dan Anda akan

ditunjukkkan cara mengelompokannya ke dalam feature dataset yaitu untuk

administrasi dan infrastruktur. Setelah feature dataset dibuat maka kedalam

feature dataset bisa ditambahkan feature class baik berupa shapefile atau table.

Untuk lebih jelasnya, tunggu postingan berikutnya.

Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam membuat geodatabase :

1. Inventarisasi peta atau data spasial apa saja yang dibuat dan data atau feature

class apa saja yang dibutuhkan, nantinya sangat berhubungan erat dengan

populasi data dan juga analisa terhadap data yang akan digunakan

2. Penentuan system koordinat, skala dan toleransi yang akan digunakan

3. Klasifikasi feature dataset yang akan ditampilkan. Hal ini untuk meminimalkan

feature class ganda yang terdapat pada feature dataset yang berbeda

4. Membuat desain awal geodatabase, yaitu berupa grafik aliran data, feature

dataset sampai ke feature class untuk mengurangi kemungkinan kesalahan

dalam pembuatan geodatabase dan untuk membuat geodatabase dengan data

yang ramping dan efektif

Keunggulan geodatabase jika di bandingkan shapefile adalah :

1. Data dapat di klasifikasikan dalam populasi data tertentu, tanpa harus

membuat folder dan file yang dibuat tidak terlalu banyak jadi sangat mudah

untuk mengorganisasi dan mengaturnya

2. Geodatase dapat di gunakan untuk keperluan akses data baik secara intranet

maupun internet karena bisa menggunakan beberapa software database

seperti Oracle, SQL-Server, DB2 dan lain-lain

Page 12: Bab III. Pengembangan Basis Data Spasial Sawah Kuansing

3. Untuk beberapa analisa tertentu di dalam ArcGIS hanya bisa di lakukan dengan

geodatabase, tidak dapat dilakukan dengan shapefile seperti topology (baca

postingan : Editing Polyline dengan Aturan Topology di ArcGIS 10) ,

cartographic representation, linear referencing dan lain-lain.

4. Geodatabase mewadahi :

5. Tabel –> menyimpan obyek non-spasial (informasi tabular), seperti tabel

pemilik lahan, tabel jumlah penduduk, kepadatan penduduk, dsb.

6. Feature Class –> kumpulan dari obyek spasial:titik,garis,area (poligon).Bisa juga

untuk menyimpan feature anotasi, dimensi, rute.

7. Feature Dataset –> tempat/wadah untuk feature class yang memiliki referensi

spasial sama. Dataset ini perlu apabila kita ingin membuat network dan

topologi.

8. Relationship classes –> mengatur hubungan tematik antara tabel, feature

classes, atau kedua-duanya. Mendukung integrasi antara origin data dan

destination class.

9. Geometrik Netwrok –> hubungan topologi khusus antara titik dan garis yang

digunakan untuk analisa pada alur sistem jaringan langsung.

10. Topologi –> hubungan spasial antara feature classes yang digunakan untuk

menentukan dan memperbaiki kesalahan(error) spasial, seperti parcel yang

overlap satu sama lain atau yang tidak berada dalam batas wilayah.

11. Raster Dataset –> data grid yang diturunkan dari berbagai sumber format

(IMG, JPEG, dll)

12. Raster Catalog –> tabel dari kumpulan data raster

13. Survey Dataset –> menyimpan informasi survey dan menggabungkan data

survey dalam proyek dan banyak proyek ke dalam folder proyek.

14. Toolboxes –> berisi tool-tool geoprocessing.

15. Behaviour Rules –> dapat dibuat untuk mendefinisikan atribut legal,relation,

topologi, koneksi.