Bab III. Pengembangan Basis Data Spasial Sawah Kuansing
-
Upload
riyadi-mustofa -
Category
Documents
-
view
23 -
download
0
description
Transcript of Bab III. Pengembangan Basis Data Spasial Sawah Kuansing
PENGEMBANGAN BASIS DATA PENGEMBANGAN BASIS DATA SPASIAL SAWAHSPASIAL SAWAH
3.1. Data Spasial
3.1.1. Peta Dasar
Peta dasar adalah suatu gambaran dari berbagai komponen yang terpilih
didalam suatu daerah pemetaan. Komponen - komponen tersebut harus memiliki
hubungan dengan topografi, sehingga jika komponen - komponen tersebut tidak
memiliki hubungan, maka menjadi tidak bermanfaat dan informasi yang dipetakan
tersebut menjadi tidak berguna karena tidak dapat dilokalisasi (diplot) dan
dievaluasi terhadap kondisi - kondisi yang diharapkan dan akhirnya hanya
digunakan sebagai dasar perbandingan pada suatu daerah saja.
Informasi dan peta topografi yang terbaru merupakan kebutuhan yang
mutlak, karena kesalahan biasanya terjadi karena penggunaan material dasar (peta
topografi atau foto udara) yang lama dan tidak teliti. Jika informasi dari peta
topografi atau foto udara dapat diandalkan, maka kandungan pokok pada peta
tujuan akan sangat bermanfaat. Informasi pada peta topografi atau foto udara yang
berhubungan langsung dengan unsur - unsur geografi, seperti batas administratif
daerah, nama kampung, jalan dan sebagainya sangat bermanfaat untuk
menentukan lokasi penelitian.
Penentuan lokasi yang baik dan tepat merupakan unsur utama didalam
menyusun peta dasar yang baik, misalnya : - Posisi titik kontrol geodetik - Posisi
konstruksi (bangunan, jalan raya, rel KA atau saluran) - Posisi danau dan sungai -
Rincian topografi (batasan topografi, seperti tebing, lembah, bukit- bukit kecil,
punggungan dan sebagainya). - Faktor - faktor yang sering berubah, seperti :
Kondisi hidrografi Batas pemukiman Batas wilayah kehutanan/
pertanian/perkebunan. Nama - nama daerah. Batas sungai dan pantai. Unsur -
unsur penting menyusun peta dasar untuk kepentingan geomorfologi atau geologi
antara lain :
1. Keselarasan unsur - unsur peta dasar dengan materi pokok.
2. Memilih unsur - unsur peta yang mudah dimengerti.
3. Memilih unsur - unsur peta secara umum seperti garis atau titik dan
tampilan peta yang akan dijadikan acuan.
4. Membatasi unsur - unsur peta dasar sampai batas minimum, ter- gantung
pada tingkat kesulitan dari unsur pokok.
Maksud penyusunan peta dasar sebelum melaksanakan kegiatan tertentu
merupakan langkah persiapan sebelum kegiatan dilaksanakan, sehingga peta dasar
merupakan peta rencana kegiatan yang telah tersusun untuk memudahkan
kegiatan yang akan dilakukan dan menghemat biaya. Biasanya yang digunakan
sebagai peta dasar untuk suatu kegiatan adalah peta topografi yang sebenarnya
hanya memberikan informasi secara umum, seperti titik ketinggian, garis ketinggian
(kontur), nama sungai dan nama daerah, sehingga memerlukan analisis agar dapat
dijadikan peta dasar.
Sebagai contoh kerapatan garis kontur mencerminkan lereng yang terjal,
maka dugaan sementara terhadap lereng yang curam tersebut dapat berupa sesar
(patahan) atau terdapat perbedaan kekerasan batuan atau pola punggungan yang
memanjang dapat diduga sebagai perlipatan. Analisis terhadap peta topografi
tersebut sangat bermanfaat untuk kegiatan penelitian geologi, geologi teknik,
pengembangan wilayah atau penggunaan lahan, sehingga pada saat kegiatan
penelitian di lapangan akan lebih terarah kepada hasil analisis peta topografi
tersebut.
3.1.2.Peta TematikPeta tematik adalah peta yang menyajikan tema tertentu dan untuk
kepentingan tertentu (land status, penduduk, transportasi dll.) dengan
menggunakan peta rupabumi yang telah disederhanakan sebagai dasar untuk
meletakkan informasi tematiknya. peta tematik merupakan peta yang hanya
menggambarkan satu tema saja, sering juga disebut dengan peta khusus, yang
merupakan satu jenis dengan peta tematik. Kenampakan objek lain pada peta ini
hanya berfungsi menambah informasi, sehingga memudahkan si pengguna dalam
membaca peta tersebut. Saat ini peta-peta tematik banyak dikembangkan dan
dimanfaatkan untuk kepentingan praktis di berbagai bidang pembangunan. pada
peta tematik, keterangan yang disajikan dalam gambar memakai pernyataan dan
simbol-simbol yang memiliki tema-tema tertentu atau kumpulan tema-tema yang
ada kaitannya antara satu dengan lainnya. Tema tersebut disajikan dalam bentuk
yang berhubungan dengan unsur asli muka bumi atau unsur-unsur buatan manusia.
Peta tematik dapat membantu perencanaan suatu daerah, unit
administrasi, manajemen, usaha hutan, pendidikan, kependudukan, dan lain-lain.
Di bawah ini merupakan jenis-jenis peta tematik yang di tawarkan kepada anda.
Sebagai contoh dapat dilihat pada Gambar 3.1. peta tematik yang menggambarkan
wilaya administrasi yang dicirikan dengan perbedaan warna pada setiap wilayah
administrasi Kecamatan di Kabupaten Pelalawan.
Gambar 3.1. Contoh Peta Tematik Wilayah Administrasi Kabupaten Pelalawan
3.2. Data Atribut
3.3. Data Spasial Sawah
3.3.1. Model Data Raster
Data Raster adalah data dalam bentuk format image yang diambil dari
perekaman citra satelit atau dikenal dengan istilah remote sensing. Format data
raster beraneka ragam mulai dari jpeg, tiff, geotiff. Data ini biasanya digunakan
untuk membuat peta penutupan lahan, bisa juga dijadikan survey awal sebelum
survey ke lapangan.
Suatu data raster adalah data yang berupa pixel dan tersusun dalam baris
dan kolom, menyimpan informasi spasial dalam sebuah grid atau matrik. Tiap pixel
mempunyai nilai, dan nilai ini dapat merepresentasikan sesuatu, seperti ketinggian
(dalam DEM, digital elevation model), jenis tanah, penggunaan lahan, kemiringan
dalam suatu nilai greyscale (dalam sebuah citra/image).
Data raster biasanya digunakan untuk menyimpan informasi mengenai
feature geografis yang kontinyu pada suatu permukaan, seperti ketinggian, nilai
reflektan, kedalaman air tanah, dan lain-lain. Data citra adalah satu bentuk data
raster dimana pada tiap sel atau pixel menyimpan nilai yang direkam oleh
peralatan optic atau elektronik. Grid pada pembahasan ini adalah data raster.
Data raster mempunyai resolusi beragam dan ukuran sel dalam suatu grid
adalah tetap, sehingga jika kita lakukan zoom pada data raster maka akan terlihat
bentuk dari jajaran sel tersebut.
Model data raster menampilkan, menempatkan dan menyimpan data
spasial dengan menggunakan struktur matriks atau pixel-pixel yang membentuk
grid. Kumpulan pixel-pixel yang menggambar suatu obyek spasial dapat disebut
sebagai dataset obyek. Setiap pixel dalam dataset raster mempunyai informasi atau
sekumpulan data yang unik. Informasi yang terdapat dalam satu pixel dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu data atribut (informasi mengenai obyek,
misal: sawah, kebun, pemukiman dll) dan koordinat data yang menunjukkan posisi
geometris dari data tersebut.
Data spasial raster disimpan di dalam layer yang secara fungsionalitas
direlasikan dengan unsur-unsur obyek spasialnya (peta). Akurasi model data ini
tergantung pada resolusi atau ukuran dari pixelnya (sel grid) yang mewakili luasan
di permukaan bumi. Contoh model data raster ini adalah citra satelit dan DTM
(Digital Terrain Model). Secara geometrik, struktur model data raster dapat
digambarkan sebagai i kolom dan baris dalam sumbu koordinat x dan y, sedangkan
informasi attribute terdapat dalam pixel dapat berupa sumbu z (misal data DTM),
atau multi-attribute (n1, n2, n3…n, misal data satelit Landsat ).
Pada model data raster, matriks atau array diurutkan menurut koordinat
kolom (x) dan barisnya (y). Pada sistem koordinat piksel monitor komputer, titik
asal sistem koordinat (origin) raster terletak di sudut kiri atas. Nilai absis (x) akan
meningkat ke arah kanan, dan nilai ordinat (y) akan membesar ke arah bawah
(Gambar 3). Walaupun demikian, sistem koordinat ini sering pula ditransformasikan
sehingga titik asal sistem koordinat (origin) terletak di sudut kiri bawah, makin ke
kanan nilai absisnya (x) akan meningkat, dan nilai ordinatnya (y) makin meningkat
jika bergerak ke arah atas.
Karena matrik raster sudah teratur secara geometrik dan telah terurut,
setiap posisi sel atau posisi piksel tidak harus direkam. Koordinat-koordinat yang
ada di dalam sekumpulan data raster diperlukan untuk mengikatkan (me-register)
sistem grid ini terhadap suatu sistem koordinat yang dikehendaki.
Sebagai suatu model data, maka data raster juga mempunyai sifat atau
karakteristik yang dapat menunjukkan bahwa data tersebut adalah data raster.
Karakteristik-karakteristik model data raster adalah sebagai berikut:
1. Resolusi; resolusi spasial dapat diartikan sebagai suatu dimensi linear
minimum dari satuan jarak geografi terkecil yang dapat direkam oleh data.
Satuan terkecil dalam data raster pada umumnya ditunjukkan oleh panjang
sisi suatu bidang bujursangkar pixel. Semakin luas suatu area di permukaan
bumi yang dipresentasikan oleh ukuran pixel, maka data tersebut beresolusi
kecil, sebaliknya jika semakin kecil suatu area di permukaan bumi yang
direpresentasikan oleh ukuran pixel, maka dikatakan bahwa data tersebut
beresolusi besar.
2. Orientasi; Orientasi dalam model data raster dibuat untuk
mempresentasikan arah utara grid. Secara umum, untuk mendapatkan
orientasi model data raster dilakukan penghimpitan arah utara grid dengan
arah utara sebenarnya pada titik asal dari dataset, yang biasanya adalah
titik di bagian kiri atas.
3. Zone; Setiap zone pada model data raster adalah sekumpulan lokasi-lokasi
yang memperlihatkan nilai/ID yang sama. Misalnya untuk suatu raster data
sawah, maka ID pada tiap pixel sawah akan mempunyai nilai/ID yang sama.
4. Nilai-nilai; Nilai adalah item informasi (attribute) yang disimpan dalam
sebuah layer untuk setiap pixel. Sehingga pada ID yang sama pada beberapa
pixel dapat mempunyai nilai yang berbeda.
5. Lokasi; Lokasi dalam model data raster dapat diidentifikasikan dengan nilai
koordinatnya dalam sumbu x,y. Nilai x dan y ini dapat menunujukkan
koordinat bumi dan sangat bergantung pada jenis proyeksi yang digunakan
dalam peta.
3.3.2. Model Data Vektor
Data vektor adalah data yang direkam dalam bentuk koordinat titik yang
menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan
titik, garis atau area (polygon) . Ada tiga tipe data vector (titik, garis, dan polygon)
yang bisa digunakan untuk menampilkan informasi pada peta. Titik bisa digunakan
sebagai lokasi sebuah kota atau posisi tower radio. Garis bisa digunakan untuk
menunjukkan route suatu perjalanan atau menggambarkan boundary. Poligon bisa
digunakan untuk menggambarkan sebuah danau atau sebuah negara pada peta
dunia. Dalam format vektor, bumi direpresentasikan sebagai suatu mosaik dari
garis (arc/line), poligon (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir
pada titik yang sama), titik/ point (node yang mempunyai label), dan nodes
(merupakan titik perpotongan antara dua baris). Setiap bagian dari data vector
dapat saja mempunyai informasi-informasi yang bersosiasi satu dengan lainnya
seperti penggunaan sebuah label untuk menggambarkan informasi pada suatu
lokasi. Peta vektor terdiri dari titik, garis, dan area polygon. Bentuknya dapat
berupa peta lokal jalan.
Model data vektor merupakan model data yang paling banyak digunakan,
model ini berbasiskan pada titik (points) dengan nilai koordinat (x,y) untuk
membangun obyek spasialnya. Obyek yang dibangun terbagi menjadi tiga bagian
lagi yaitu berupa titik (point), garis (line), dan area (polygon).
· Titik (point)
Titik merupakan representasi grafis yang paling sederhana pada suatu obyek.
Titik tidak mempunyai dimensi tetapi dapat ditampilkan dalam bentuk simbol
baik pada peta maupun dalam layar monitor. Contoh : Lokasi Fasilitasi
Kesehatan, Lokasi Fasilitas Kesehatan, dll.
· Garis (line)
Garis merupakan bentuk linear yang menghubungkan dua atau lebih titik dan
merepresentasikan obyek dalam satu dimensi. Contoh : Jalan, Sungai, dll.
· Area (Poligon)
Poligon merupakan representasi obyek dalam dua dimensi.Contoh : Danau,
Persil Tanah, dll.
Model data vektor merupakan model data yang paling banyak digunakan,
model ini berbasiskan pada titik (points) dengan nilai koordinat (x,y) untuk
membangun obyek spasialnya. Obyek yang dibangun terbagi menjadi tiga bagian
lagi yaitu berupa titik (point), garis (line), dan area (polygon).
· Titik (point)
Titik merupakan representasi grafis yang paling sederhana pada suatu obyek.
Titik tidak mempunyai dimensi tetapi dapat ditampilkan dalam bentuk simbol
baik pada peta maupun dalam layar monitor. Contoh : Lokasi Fasilitasi
Kesehatan, Lokasi Fasilitas Kesehatan, dll.
· Garis (line)
Garis merupakan bentuk linear yang menghubungkan dua atau lebih titik dan
merepresentasikan obyek dalam satu dimensi. Contoh : Jalan, Sungai, dll.
Model data vektor dibagi menjadi dua yaitu non topologi dan topologi :
a. Topologi
Topologi yaitu terdapat data sederhana (simple data) dan data tingkat
tinggi (Higer data level). Sedangkan data tingkat tinggi pada topologi terdapat
tiga bagian yaitu TIN, region dan Dynamic secmentation. Vektor termasuk
topologi TIN, Topologi merupakan bagian dari data vektor. Topologi
merupakan hubungan spasial diantara obyek spasial dalam data vektor.
Topologi digunakan untuk melakukan deteksi kesalahan pada saat
proses digitasi. Model data vektor dalam topologi dikembangkan menjadi dua
bagian, yaitu data Sederhana dan data tingkat tinggi. Data sederhana
merupakan data yang mempresentasikan tiga data yaitu titik,garis dan poligon.
Data Tingkat Tinggi lebih melakukan dan menggunakan pemodelan tiga
dimensi. Permodelan data tingkat tinggi tersebut adalah menggunakan TIN
(Triangulated Irregular Network). Model TIN ini digunakan dikarenakan model
ini merupakan seperangkat data yang membentuk segitiga dari suatu data set
yang tidak saling bertampalan. Model TIN berguna dalam merepresentasikan
ruang dalam hal ini spasial dalam bentuk 3D. Tujuannya agar dapat mendekati
kenyataan di lapangan. Bentuk segitiga dalam TIN tersebut merupakan titik
dan garis yang saling berhubungan.
Dalam model topologi , poligon didefinisikan sebagai oleh serangkaian
busur . Arcs dimulai dan berakhir pada node, yang terjadi di mana dua atau
lebih busur bertemu. Setiap busur didefinisikan oleh serangkaian pasang
koordinat , masing-masing dengan awal dan akhir simpul . Perangkat lunak GIS
menyimpan definisi topologi dalam tiga tabel mewakili fitur yang berbeda ,
yaitu titik , garis, bidang . Node tabel menyimpan informasi tentang simpul dan
busur yang terhubung. Tabel busur berisi informasi topologi tentang busur ,
termasuk awal dan akhir node dan poligon ke kanan dan kiri busur . Tabel
poligon mendefinisikan busur yang membentuk setiap ploygon.
Salah satu contoh penting tentang bagaimana GIS dapat digunakan
untuk model peristiwa dunia nyata adalah kemampuan untuk jaringan Model.
Ada banyak jaringan dalam data geografis, seperti kursus air dan jaringan jalan.
Analisis jaringan menggunakan pemodelan topologi untuk menganalisa potensi
aliran di sekitar jaringan ini, kemampuan yang berguna dalam analisis banjir
atau temuan rute. Hal ini hanya dapat dilakukan jika data memiliki topologi
jaringan yang benar.
b. Non Topologi
Non Topologi, merupakan model data yang mempunyai sifat yang lebih
cepat dalam menampilkan, dan yang paling penting dapat digunakan secara
langsung dalam perangkat lunak (software) SIG yang berbeda-beda. Non-
topologi digunakan dalam menampilkan atau memproses data spasial yang
sederhana dan tidak terlalu besar ukuran filenya. Pengguna hendaknya dapat
mengetahui dengaan jelas dari kedua format ini. Sebagai contoh dalam format
produk ESRI, yang dimaksud dengan fomat non-topologi adalah dalam bentuk
shapefile, sedangkan format dalam bentuk topologi adalah coverage.
· Model data vektor dalam topologi lebih jauh lagi dapat dikembangkan
dalam dua kategori, yaitu Data Sederhana (Simple Data) yang merupakan
representasi data yang mengandung tiga jenis data (titik, garis, poligon)
secara sederhana. Sedangkan Data Tingkat Tinggi (Higher Data Level),
dikembangkan lebih jauh dalam melakukan pemodelan secara tiga dimensi
(3 Dimensi/3D). Model tersebut adalah dengan menggunakan TIN
(Triangulated Irregular Network). Model TIN merupakan suatu set data yang
membentuk segitiga dari suatu data set ang tidak saling bertampalan. Pada
setiap segitiga dalam TIN terdiri dari titik dan garis yang saling terhubungkan
sehingga membentuk segitiga. Model TIN dangta berguna dalam
merepresentasikan ruang (spasial) dalam bentuk 3D, sehingga dapat
mendekati kenyataan dilapangan. Salah satu diantaranya adalah dalam
membangun Model Permukaan Bumi Digital (Digital Terrain Model/DTM).
· Region, merupakan sekumpulan poligon, dimana masing-masing poligon
tersebut dapat atau tidak mempunyai keterkaitan diantaranya akan tetapi
saling bertampalan dalam satu data set.
· Dymanic Segmentation, adalah model data yang dibangun dengan
menggunakan segmen garis dalam rangka membangun model jaringan
(network).
3.3.3. Geo Data Base
Geodatabase ArcGis adalah kumpulan dari berbagai macam jenis data
geografis yang terdapat dalam sistem berkas folder biasa, basis data Ms access,
atau DBMS multiuser (seperti Oracle, Microsoft SQL Server, PostgreSQL, Informix,
or IBM DB2).
Geodatabase dapat terdiri dari berbagai macam ukuran seperti
geodatabase skala kecil pengguna tunggal (single-user databases ) sampai
ke geodatabase banyak pengguna (workgroup/ enterprise )
Geodatabase tidak hanya berarti kumpulan data saja akan tetapi term
geodatabase memiliki banyak makna dalam arcgis.
Ini adalah bentuk penyimpanan informasi geografis yang dapat
menggunakan DBMS. Kita dapat mengakses dan bekerja dengan kumpulan
data ini melalui arcgis ataupun DMBS seperti SQL.
Geodatabases memiliki model informasi yang komprehensif untuk mewakili
dan mengelola informasi geografis. Model informasi yang komprehensif
dapat diimplementasikan sebagai serangkaian tabel yang berisi fitur kelas,
dataset raster, dan atribut. Selain itu, objek data GIS canggih menambahkan
sifat GIS, aturan untuk mengelola integritas spasial, dan alat untuk bekerja
dengan berbagai hubungan spasial dari fitur inti, raster, dan atribut.
Logika software Geodatabase menyediakan logika aplikasi umum digunakan
di seluruh ArcGIS untuk mengakses dan bekerja dengan semua data
geografis dalam berbagai file dan format. Hal ini mendukung proses
geodatabase, dan itu termasuk mengolah shapefile, dibantu komputer
drafting (CAD) file, jaringan tidak teratur Triangulasi (TINS), grid, data CAD,
citra, Geografi Markup Language (GML) file, dan berbagai data GIS sumber
lainnya.
Ada dua sistem geodatabase yaitu Server-Geodatabase dan Personal
Geodatabase. Server-Geodatabase merupakan Relational Database Management
System (Oracle, SQL-Server, DB2) dan Personal Geodatabase menggunakan sistem
data MS-Access.
Pada dasarnya dalam geodatabase terdapat feature dataset yang berfungsi
untuk mengelompokkan feature class yang ada, sebagai contoh pada postingan
tentang geodatabase selanjutnya adalah mencoba untuk membuat geodatabase
Pulau Ternate. Maka nama untuk geodatabase-nya adalah Ternate dan Anda akan
ditunjukkkan cara mengelompokannya ke dalam feature dataset yaitu untuk
administrasi dan infrastruktur. Setelah feature dataset dibuat maka kedalam
feature dataset bisa ditambahkan feature class baik berupa shapefile atau table.
Untuk lebih jelasnya, tunggu postingan berikutnya.
Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam membuat geodatabase :
1. Inventarisasi peta atau data spasial apa saja yang dibuat dan data atau feature
class apa saja yang dibutuhkan, nantinya sangat berhubungan erat dengan
populasi data dan juga analisa terhadap data yang akan digunakan
2. Penentuan system koordinat, skala dan toleransi yang akan digunakan
3. Klasifikasi feature dataset yang akan ditampilkan. Hal ini untuk meminimalkan
feature class ganda yang terdapat pada feature dataset yang berbeda
4. Membuat desain awal geodatabase, yaitu berupa grafik aliran data, feature
dataset sampai ke feature class untuk mengurangi kemungkinan kesalahan
dalam pembuatan geodatabase dan untuk membuat geodatabase dengan data
yang ramping dan efektif
Keunggulan geodatabase jika di bandingkan shapefile adalah :
1. Data dapat di klasifikasikan dalam populasi data tertentu, tanpa harus
membuat folder dan file yang dibuat tidak terlalu banyak jadi sangat mudah
untuk mengorganisasi dan mengaturnya
2. Geodatase dapat di gunakan untuk keperluan akses data baik secara intranet
maupun internet karena bisa menggunakan beberapa software database
seperti Oracle, SQL-Server, DB2 dan lain-lain
3. Untuk beberapa analisa tertentu di dalam ArcGIS hanya bisa di lakukan dengan
geodatabase, tidak dapat dilakukan dengan shapefile seperti topology (baca
postingan : Editing Polyline dengan Aturan Topology di ArcGIS 10) ,
cartographic representation, linear referencing dan lain-lain.
4. Geodatabase mewadahi :
5. Tabel –> menyimpan obyek non-spasial (informasi tabular), seperti tabel
pemilik lahan, tabel jumlah penduduk, kepadatan penduduk, dsb.
6. Feature Class –> kumpulan dari obyek spasial:titik,garis,area (poligon).Bisa juga
untuk menyimpan feature anotasi, dimensi, rute.
7. Feature Dataset –> tempat/wadah untuk feature class yang memiliki referensi
spasial sama. Dataset ini perlu apabila kita ingin membuat network dan
topologi.
8. Relationship classes –> mengatur hubungan tematik antara tabel, feature
classes, atau kedua-duanya. Mendukung integrasi antara origin data dan
destination class.
9. Geometrik Netwrok –> hubungan topologi khusus antara titik dan garis yang
digunakan untuk analisa pada alur sistem jaringan langsung.
10. Topologi –> hubungan spasial antara feature classes yang digunakan untuk
menentukan dan memperbaiki kesalahan(error) spasial, seperti parcel yang
overlap satu sama lain atau yang tidak berada dalam batas wilayah.
11. Raster Dataset –> data grid yang diturunkan dari berbagai sumber format
(IMG, JPEG, dll)
12. Raster Catalog –> tabel dari kumpulan data raster
13. Survey Dataset –> menyimpan informasi survey dan menggabungkan data
survey dalam proyek dan banyak proyek ke dalam folder proyek.
14. Toolboxes –> berisi tool-tool geoprocessing.
15. Behaviour Rules –> dapat dibuat untuk mendefinisikan atribut legal,relation,
topologi, koneksi.