BAB III PEMROGRAMAN ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/20064/4/14.A1.0033 JUAN... · Tata Tertib...
Transcript of BAB III PEMROGRAMAN ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/20064/4/14.A1.0033 JUAN... · Tata Tertib...
10
BAB III
PEMROGRAMAN ARSITEKTUR
3.1. Analisa Fungsional
3.1.1. Analisis Studi Aktivitas dan Kebutuhan Ruang
A. Pengelompokkan Kegiatan dan Jenis Kegiatan
Pada Komplek Gereja Katolik Paroki St.Paulus ini di kelompokkan menjadi
4 sektor:
KELOMPOK KEGIATAN KETERANGAN KEGIATAN
Pelayanan Liturgi Kegiatan ibadah seperti Perayaan Ekaristi
atau Liturgi Misa.
Pelayanan Pastoral Kegiatan Administrasi Gereja dan
Pelayanan Pastoral untuk umat
Kegiatan Pastor Kegiatan harian Pastor yang berada di
Pastoran
Kegiatan Komunitas Paroki Kegiatan seperti OMK (Orang Muda
Katolik), BAKAT (Bapak Katolik) , dsb.
Kegiatan Umum Kegiatan yang di lakukan oleh masyarakat
umum.
Tabel 2 Pengelompokkan Kegiatan berdasarkan jenis Kegiatan
Sumber: Analisis Pribadi
Kegiatan Pelayanan Liturgi di Paroki St.Paulus:
Perayaab Ekaristi Waktu Pelaksanaan
Misa Harian Hari Senin pukul 17.30
Setiap hari pukul 05.30
Misa Jumat Pertama Jumat pukul 17.30
Misa Mingguan
(Misa Pertama)
Sabtu pukul 17.30
Misa Mingguan
(Misa Kedua)
Minggu pukul 05.30
Misa Mingguan
(Misa Ketiga)
Minggu pukul 07.30
11
Misa Mingguan
(Misa Keempat)
Minggu pukul 17.30
Misa Minggu Palma Sabtu pukul 17.30
Minggu pukul 05.30
Minggu pukul 07.30
Minggu pukul 17.30
Misa Kamis Putih Pukul 17.30 & 21.00
Misa Jumat Agung Pukul 15.00 & 19.00
Misa Sabtu Paskah Pukul 17.30 & 21.00
Misa Minggu Paskah Pukul 05.30, 07.30, & 17.30
Misa Malam Natal (24 Desember) Pukul 15.00 & 20.00
Misa Natal (25 Desember) Pukul 05.30, 07.30, & 17.30
Tabel 3 Perayaan Ekaristi yang dilaksanakan
Sumber: Wawancara anggota sekretaris Paroki.
B. Pelaku Aktivitas
1. Pelaku Kegiatan Pelayanan Liturgi
Pelaku Kegiatan berdasarkan pada sumber Pedoman Umum Misale
Romawi (PUMR) dan ANALISIS PRIBADI:
a. Misa Harian
PELAKU JUMLAH PELAKU
Pastor Selebran Utama 1
Diakon 2
Prodiakon 1
Lektor 1
Paduan Suara 1
Misdinar 2
Koster 2
Tabel 4 Pelaku Misa Harian
Sumber: PUMR & ANALISIS PRIBADI
b. Misa Jumat Pertama, Misa Mingguan, dan Misa Rabu Abu
PELAKU JUMLAH PELAKU
Pastor Selebran Utama
Pastor Selebran
1 + 1 (Pastor Selebran)
Uskup Agung -
12
Pastor Tamu
Diakon 2
Prodiakon ±10 (tergantung jumlah umat)
Lektor 2
Pemazmur 1
Paduan Suara 1 Dirigen
1 Organis
± 25 Penyanyi
Misdinar 8-12
Koster 2
Tata Tertib (Bertugas menangani
kolekte dan penyambut umat)
15
Pengantar Persembahan 2-5 Orang
Tabel 5 Pelaku Misa Jumat Pertama, Misa Mingguan, dan Misa Rabu Abu
Sumber: PUMR & ANALISIS PRIBADI
c. Misa Minggu Palma
PELAKU JUMLAH PELAKU
Pastor Selebran Utama
Pastor Selebran
1 + 1 (Pastor Selebran)
Uskup Agung
Pastor Tamu
-
Diakon 2
Prodiakon ±20 (tergantung jumlah umat)
Lektor 5 (2 Pembaca Kitab Suci, 3
Pembaca Kisah Sengsara
Yesus)
Pemazmur 1
Paduan Suara 1 Dirigen
1 Organis
± 35 Penyanyi
Misdinar 8-12
Koster 2
Tata Tertib (Bertugas menangani
kolekte dan penyambut umat)
30
Pengantar Persembahan 2-5 Orang
Tabel 6 Pelaku Misa Minggu Palma
Sumber: PUMR & ANALISIS PRIBADI
13
d. Misa Kamis Putih
PELAKU JUMLAH PELAKU
Pastor Selebran Utama
Pastor Selebran
1 + 1 (Pastor Selebran)
Uskup Agung
Pastor Tamu
-
Diakon 2
Prodiakon ±20 (tergantung jumlah
umat)
Lektor 3
Pemazmur 1
Pemeran 12 Rasul Yesus 12
Paduan Suara 1 Dirigen
1 Organis
± 35 Penyanyi
Misdinar 8-12
Tata Tertib (Bertugas
menangani kolekte dan
penyambut umat)
30
Pengantar Persembahan 2-5 Orang
Tabel 7 Pelaku Misa Minggu Kamis Putih
Sumber: PUMR & ANALISIS PRIBADI
e. Misa Jumat Agung (Ibadat Penghormatan Salib)
PELAKU JUMLAH PELAKU
Pastor Selebran Utama
Pastor Selebran
1 + 1 (Pastor Selebran)
Uskup Agung
Pastor Tamu
-
Diakon 2
Prodiakon ±20 (tergantung jumlah
umat)
Lektor 8 (Pembaca Kisah Sengsara
Yesus)
Pemazmur 1
Paduan Suara 1 Dirigen
1 Organis
± 35 Penyanyi
14
Misdinar 8-12
Koster 2
Tata Tertib (Bertugas
menangani kolekte dan
penyambut umat)
30
Tabel 8 Pelaku Misa Jumat Agung
Sumber: PUMR & ANALISIS PRIBADI
f. Misa Sabtu Paskah
PELAKU JUMLAH PELAKU
Pastor Selebran Utama
Pastor Selebran
1 + 1 (Pastor Selebran)
Uskup Agung
Pastor Tamu
-
Diakon 2
Prodiakon ±20 (tergantung jumlah umat)
Lektor 5
Pemazmur 1
Calon Baptisan Baru
Wali Baptis
Jika ada
Paduan Suara 1 Dirigen
1 Organis
± 35 Penyanyi
Misdinar 8-12
Koster 2
Tata Tertib (Bertugas menangani
kolekte dan penyambut umat)
30
Pengantar Persembahan 5 Orang
Tabel 9 Pelaku Misa Sabtu Paskah
Sumber: PUMR & ANALISIS PRIBADI
g. Misa Minggu Paskah
PELAKU JUMLAH PELAKU
Pastor Selebran Utama
Pastor Selebran
1 + 1 (Pastor Selebran)
Uskup Agung
Pastor Tamu
-
15
Diakon 2
Prodiakon ±20 (tergantung jumlah umat)
Lektor 5 (2 Pembaca Kitab Suci, 3
Pembaca Kisah Sengsara Yesus)
Pemazmur 1
Paduan Suara 1 Dirigen
1 Organis
± 35 Penyanyi
Misdinar 8-12
Koster 2
Tata Tertib (Bertugas menangani
kolekte dan penyambut umat)
30
Pengantar Persembahan 2-5 Orang
Tabel 10 Pelaku Misa Minggu Palma
Sumber: PUMR & ANALISIS PRIBADI
h. Misa Malam Natal (24 Desember)
PELAKU JUMLAH PELAKU
Pastor Selebran Utama
Pastor Selebran
1 + 1 (Pastor Selebran)
Uskup Agung
Pastor Tamu
-
Diakon 2
Prodiakon ±20 (tergantung jumlah umat)
Lektor 3
Pemazmur 2 ( 1 Mazmur antar Bacaan, 1 pembaca Maklumat Kelahiran Yesus)
Paduan Suara 1 Dirigen
1 Organis
± 35 Penyanyi
Misdinar 8-12
Peraga Kelahiran Yesus 20
Koster 2
Tata Tertib (Bertugas menangani
kolekte dan penyambut umat)
30
Pengantar Persembahan 2-5 Orang
Tabel 11 Pelaku Misa Malam Natal
Sumber: PUMR & ANALISIS PRIBADI
16
i. Misa Natal
PELAKU JUMLAH PELAKU
Pastor Selebran Utama
Pastor Selebran
1 + 1 (Pastor Selebran)
Uskup Agung
Pastor Tamu
-
Diakon 2
Prodiakon ±20 (tergantung jumlah umat)
Lektor 3
Pemazmur 2 ( 1 Mazmur antar Bacaan, 1 pembaca Maklumat Kelahiran Yesus)
Paduan Suara 1 Dirigen
1 Organis
± 35 Penyanyi
Misdinar 8-12
Peraga Kelahiran Yesus 20
Koster 2
Tata Tertib (Bertugas menangani
kolekte dan penyambut umat)
30
Pengantar Persembahan 2-5 Orang
Tabel 12 Pelaku Misa Natal
Sumber: PUMR & ANALISIS PRIBADI
1. Pelaku Kegiatan Pelayanan Pastoral
Berdasarkan pada Data Pengurus Dewan Paroki Gereja Paroki St. Paulus
Berdasarkan informasi dari Romo Widyo Raharjo selaku Romo Kepala ,
susunan pengurus Dewan Paroki pada umumnya sama dengan Paroki – Paroki
yang ada atau telah menyusun kepengurusan Dewan Paroki.
Struktur Dewan Paroki yang dibutuhkan dalam pelayanan Pastoral adalah :
Pimpinan Paroki
Pastor Kepala Paroki (Ketua Umum
Dewan Paroki)
1 Orang
Pastor Rekan (Wakil Ketua Dewan
Paroki)
1 Orang
Dewan Paroki Harian
17
Ketua Umum ( Pastor Kepala) 1 Orang
Wakil Ketua I (Pastor Rekan) 1 Orang
Wakil Ketua II 1 Orang
Sekretaris I, II,III 3 Orang
Bendahara I, II, III 3 Orang
Koordinator Ketua Wilayah (1 orang) 1 Orang
Ketua Wilayah (5 orang) 1 Orang
Koordinator Bidang Liturgi dan
Peribadatan (1 orang)
1 Orang
Koordinator Bidang Pewartaan (1 orang) 1 Orang
Koordinator Bidang Sarana Prasarana (1
orang)
1 Orang
Koordinator Bidang Pelayanan
Kemasyarakatan
1 Orang
Koordinator Bidang Keamanan (1 orang) 1 Orang
Koordinator Bidang Persaudaraan (1
orang)
1 Orang
Koordinator Bidang Penelitian dan
Pengembangan (1 orang)
1 Orang
Total Dewan Paroki Harian 20 orang
Tim Kerja
Tim Kerja Bidang Liturgi dan Peribadatan 21 Orang
Tim Kerja Bidang Pewartaan 32 Orang
Tim Kerja Bidang Pelayanan
Kemasyarakatan
12 Orang
Tim Kerja Bidang Paguyuban dan
Organisasi (3 orang)
3 Orang
Tim Kerja Bidang Sarana Prasarana 13 Orang
Tim Kerja Bidang Penelitian dan
Pengembangan Gereja
5 Orang
Tim Kerja Bidang Keamanan (5 orang) 5 Orang
Total Tim Kerja : 91 orang
Tabel 13 Pelaku Kegiatan Pastoral & Tim Kerja
18
Sumber: Wawancara dengan Pastor
2. Pelaku Kegiatan Pastor
Pelaku Jumlah
Pastor Kepala Paroki 1 pastor Kepala Paroki
Pastor Rekan 2 Pastor Rekan
Juru Masak 2 orang petugas
Kebersihan 4 orang petugas
Tenaga Keamanan 4 tenaga Keamanan
Hewan Peliharaan 2 ekor anjing
Jumlah Pelaku :13 orang, dengan 2 ekor anjing
peliharaan
Tabel 14 Pelaku Kegiatan Pastor
Sumber: Wawancara dengan Pastor
3. Pelaku Kegiatan Komunitas Paroki
Terdapat beberapa Komunitas paroki, hal ini didukung dengan jumlah Tim Kerja
Dewan Paroki yang bertugas.
4. Pelaku Kegiatan Umum
Kegiatan Umum yang akan ditunjang dalam Kompleks Gereja paroki ini yaitu :
5. Kegiatan Poliklinik
Dokter 1 orang
Perawat 2 orang
Pasien 3 orang
Apoteker 3 orang
Resepsionis 1 orang
Total : 10 orang
Tabel 15 Pelaku Kegiatan Poliklinik
Sumber: Wawancara dengan Pastor
6. Kegiatan Masyarakat sekitar
Kegiatan yang mencakup Masyarakat sekitar ini diolah berdasarkan Konsep
Gereja Katholik yang terbuka dan dapat menyatu dengan lingkungan sekitar.
Kegiatan yang mencakup masyarakat umum yaitu :
19
7. Kegiatan Olahraga : kegiatan olah raga yang terdapat adalah Badminton,
dan tennis meja, yang umumnya dilakukan oleh masyarakat sekitar.
Berjumlah 8 orang
C. Pola Sirkulasi Pelaku
Pola Aktivitas kegiatan di Kompleks Gereja Paroki St. Paulus Semarang
meliputi kegiatan berdasarkan kegiatan yang di lakukan:
a. Pelayanan Liturgi
8. Pastor yang memimpin perayaan liturgi.
Gambar 8 Pola Aktivitas Pastor dalam Pelayanan Liturgi
Sumber: Analisa Pribadi
9. Diakon
Gambar 9 Pola Aktivitas Diakon
Sumber: Analisa Pribadi
20
10. Prodiakon/ Lektor/ Misdinar
11. Paduan Suara/ Pemazmur
Gambar 11 Pola Aktivitas Paduan Suara & Pemazmur
Sumber: Analisa Pribadi
12. Koster
Gambar 12 Pola Aktivitas Koster
Sumber: Analisa Pribadi
Gambar 10 Pola Aktivitas Prodiakon/Lektor/ Misdinar
Sumber: Analisa Pribadi
21
13. Petugas Tata Tertib
Gambar 13 Pola Aktivitas Petugas Tata Tertib
Sumber: Analisa Pribadi
14. Umat
Gambar 14 Pola Aktivitas Umat
Sumber: Analisa Pribadi
b. Pelayanan Pastoral
Pola kegiatan yang di lakukan oleh Dewan Paroki yang dibantu oleh
kesekretariatan paroki dalam Pelayanan Pastoral.
15. Dewan Paroki
Gambar 15 Pola Aktivitas Dewan Paroki
Sumber: Analisa Pribadi
22
16. Petugas Keskretariatan
Gambar 16 Pola Aktivitas Petugas Keskretariatan
Sumber: Analisa Pribadi
17. Umat
Gambar 17 Pola Aktivitas Umat dalam Kegiatan Pastoral
Sumber: Analisa Pribadi
c. Kegiatan Pastoran
18. Pastor yang bertugas di Paroki/Romo Tamu
Gambar 18 Pola Aktivitas Pastor
Sumber: Analisa Pribadi
23
19. Juru Masak/ Kebersihan/ Tenaga Keamanan
Gambar 19 Pola Aktivitas Juru Masak
Sumber: Analisa Pribadi
d. Komunitas Paroki
Di Paroki St. Paulus terdapat beberapa komunitas yang mendukung
pelayanan terhadap umat dan gereja. Diantaranya:
20. Orang Muda Katolik (OMK Paroki)
Pendampingan Iman Anak (PIA PAROKI)
Pendampingan Iman Remaja (PIR PAROKI)
Gambar 20 Pola Aktivitas Komunitas Paroki
Sumber: Analisa Pribadi
e. Kegiatan Umum
Gambar 21 Pola Aktivitas Kegiatan Umum
Sumber: Analisa Pribadi
24
D. Kebutuhan Ruang berdasarkan analisis kegiatan dan jenis bangunan
Kebutuhan ruang yang di susun yang berdasarkan analisis pelaku dan pola
kegiatan pelaku:
Jenis Kegiatan Pelaku Aktivitas Kebutuhan Ruang Sifat Ruang
Kegiatan
Pelayanan
Liturgi
Pastor
Memakai
pakaian liturgi Ruang Sakristi Sakral
Perarakan Ruang Sakristi, Panti Imam, Area Outdoor Gereja, Panti Umat
Sakral
Memimpin Misa
Panti Imam Sakral
Memerciki Umat
Panti Umat Sakral
Membacakan Homili
Panti Imam Sakral
Membagikan Komuni
Panti Umat Sakral
Membaptis Panti Imam Sakral
Istirahat Kursi Imam dan Konseleberan, Petugas Liturgi
Sakral
Pengakuan Dosa, memberikan absolusi dengan Umat
Ruang Pengakuan Dosa
Sakral
Menerima Tamu
Ruang Tamu Profan
Datang-Pergi (tempat alat transportasi)
Parkiran Profan
Menghadiri Rapat
Ruang Rapat Profan
Menghadiri Acara Non Liturgi
Ruang Serbaguna Profan
Bersantai Ruang Rekreasi Pastoran Profan
Berdoa Ruang Doa Pastoran Sakral
Makan Ruang Makan Profan
Mandi, BA Kamar Mandi Privat
Tidur Kamar Tidur Profan
Berolahraga Ruang Serbaguna Profan
Prodiakon
Berganti
Pakaian
Tugas
R.Sakristi Profan
25
Persiapan
membangi
komuni
Panti Umat Sakral
Membantu
membagikan
Komuni
Panti Imam Sakral
Lektor
Berlatih
membaca R.Serbaguna & Panti Imam Profan
Berganti
Pakaian
Tugas
R.Sakristi Profan
Membacakan
Sabda Panti Imam Sakral
Misdinar
Membunyikan
lonceng tanda
misa dimulai
(Panti Imam)
Panti Imam Sakral
Membantu
Pastor Panti Imam Sakral
Pertemuan
Misdinar R. Misdinar Profan
Berganti
Pakaian
Tugas
R.Sakristi Sakral
Paduan
Suara
Latihan Koor Area Koor Profan
Mengiringi
misa Panti Imam Sakral
Menyanyikan
Mazmur R.Serbaguna Sakral
Koster
Menyiapkan
perlengkapan
misa
Panti Imam Sakral
Membunyikan
lonceng Menara Lonceng Sakral
Membantu
Imam Area Pastoran Sakral
Tidur Kamar Koster Privat
Mandi, BA KM/WC Privat
26
Petugas Tata
Tertib
Mengumpulka
n Kolekte Panti Umat Profan
Mencarikan
tempat duduk
untuk umat
Panti Umat Profan
Menerima
umat masuk
kedalam
gereja
Panti Umat Profan
Membawa
persembahan
Panti Umat Sakral
Menghitung
hasil kolekte R.Kolektan Profan
Menyimpan
kotak kolekte R.Kolektan Profan
Umat
Mengikuti
misa Panti Umat
Sakral
Mengaku
dosa R.Pengakuan Dosa
Sakral
Bertamu ke
pastor R. Tamu
Profan
Menghadiri
acara non
liturgi
R.Serbaguna Profan
Mencari
informasi R.Sekretariat Profan
Berdoa devosi Panti Umat,R.Devosi Bunda
Maria Sakral
Datang-Pergi Area Parkir Profan
BA KM/WC Profan
Kegiatan
Pelayanan
Pastoral
Dewan
Paroki
Datang Profan
Parkir Profan
Rapat Area Pastoral Semi Profan
Kegiatan
Pelayanan
Pastoral
Profan
BAB/BAK Service Area Profan
Pulang Profan
Kesekretariat
an
Datang Profan
Parkir Profan
27
Bekerja Area Pastoral Semi Profan
Menyimpan
Arsip
Sakral
BAB/BAK Service Area Profan
Pulang Profan
Umat Datang Profan
Parkir Profan
Pertemuan
(Latihan,
Rapat,
Katakese)
Area Pastoral Profan
BAB/BAK Service Area Profan
Pulang Profan
Kegiatan Pastor
Pastor Doa Pribadi Bangunan Pastoran Sakral
MCK Sakral
Persiapan
Pelayanan
Liturgi
Sakral
Makan /
Minum
Sakral
Kegiatan
Pastoral
Sakral
Siesta Sakral
Menonton TV Sakral
Membaca Sakral
Bermain
Musik
Sakral
Olahraga
(Tenis Meja)
Profan
Berkebun Profan
Menerima
Tamu
Profan
Tidur Sakral
Juru Masak
Datang Profan
Parkir Bangunan Pastoran Sakral
Menyiapkan
Makan dan
Minum Pastor
Sakral
BAB / BAK Service Area Sakral
Pulang Profan
28
Tenaga
Kebersihan
Datang Profan
Parkir Bangunan Pastoran Sakral
Merawat,
Menjaga
Kebersihan
dan Kerapian
Semi Profan
BAB / BAK Service Area Sakral
Pulang Profan
Tenaga
Keamanan
Datang Profan
Parkir Sakral
Menjaga
Ketertiban
dan
Keamanan
Bangunan,
Lingkungan
Semi Profan
BAB / BAK Service Area Sakral
Pulang Profan
Kegiatan Komunitas
PIA Paroki Datang Profan
Drop Off Area Pastoral Profan
Indoor Katakese
(Pertemuan)
Profan
Outdoor Katakese
(Permainan)
Profan
BAB / BAK Service Area Profan
Pulang Profan
PIR Paroki Datang Profan
Parkir Profan
Indoor Katakese
(Pertemuan)
Area Pastoral Profan
Outdoor Katakese
(Permainan)
Profan
BAB / BAK Service Area Profan
Pulang Profan
OMK Paroki Datang Profan
Parkir Profan
Indoor Katakese
(Pertemuan)
Area Pastoral Profan
Outdoor Katakese
(Permainan)
Profan
BAB / BAK Service Area Profan
Pulang Profan
KEP Paroki Datang Profan
Parkir Profan
29
Indoor Katakese
(Pertemuan)
Area Pastoral Profan
Outdoor Katakese
(Permainan)
Profan
BAB / BAK Service Area Profan
Pulang Profan
Paduan Suara Paroki
Datang Profan
Parkir Profan
Latihan Area Pastoral Profan
BAB / BAK Service Area Profan
Pulang Profan
Misdinar Datang Profan
Parkir Profan
Indoor Katakese
(Pertemuan)
Area Pastoral Profan
Outdoor Katakese
(Permainan)
Profan
BAB / BAK Service Area Profan
Pulang Profan
Kegiatan Umum
Dokter Datang Profan
Parkir Profan
Bekerja
(Standby)
Poliklinik Sakral
Memeriksa
Pasien
Sakral
BAB / BAK Service Area Profan
Pulang Profan
Pasien Datang Profan
Parkir Profan
Memeriksaka
n Diri
Poliklinik Sakral
Membeli Obat Sakral
Mengurus
Administrasi
Profan
BAB / BAK Service Area Profan
Pulang Profan
Apoteker Datang Profan
Parkir Profan
Meracik Obat
& Melayani
Pasien
Poliklinik Sakral
BAB / BAK Service Area Profan
Pulang Profan
Datang Profan
30
Pengunjung
Umum
Parkir Profan
Olahraga
(Tenis Meja)
Area Pastoal Profan
Periksa
Kesehatan
Profan
BAB / BAK Profan
Pulang Profan
Tabel. 3.12. Kebutuhan Ruang Berdasarkan Analisis Pelaku dan Pola Kegiatan Pelaku
Sumber diolah dari : PUMR dan Analisis Pribadi
C. Kebutuhan Ruang berdasarkan analisis pelaku dan aktivitas:
Bangunan Ruang
Bangunan
Gereja
• Panti Imam • Panti Umat • Selasar
• R.Sakristi Imam • R.Pengakuan
Dosa • R.Kontrol Audio
• R. Sakristi Umum • Janitor • R.Devosi Bunda
Maria
• R.Koor • Hall Entrance /
Exit • Kapel adorasi
Bangunan
Pastoran
• Kamar Tidur Pastor • R.Rekreasi • R.Baca
• Kamar Mandi / WC • Dapur • R.Tamu
• R.Doa Pribadi • Janitor
• Pantry • R. Kerja Pribadi • Gudang
• R.Makan • Garasi
Area
Pastoral
• R. Kesekretariatan • R.PIR Paroki • Toilet / Lavatory
• R. Arsip • R.OMK Paroki • Janitor
• R. Rapat • R.KEP Paroki • Gudang Peti Mati
• R. Tamu • Gudang Umum • R.Genset ,R.AHU,
R.Pompa
• R. PIA Paroki • Aula • Hall Entrance
• R.Paduan Suara • R.Misdinar • Gua Maria
Poliklinik • R.Praktek • R.Farmasi • R.Administrasi
• R.Kerja Poliklinik • R.Tunggu • Toilet & Janitor
Tabel 16 Kebutuhan Ruang berdasarkan analisis Pelaku dan Pola Kegiatan Pelaku
Sumber diolah dari : PUMR & Analisis Pribadi
31
E. Persyaratan Ruang
Persyaratan bangunan Gereja menurut PUMR (Pedoman Umum
Misale Romawi):
“295. Panti imam adalah tempat di mana altar dibangun, sabda Allah dimaklumkan, dan imam, diakon , serta pelayan-pelayan lain melaksanakan tugasnya. Panti imam hendaknya sungguh berbeda dari bagian gereja lainnya, entah karena lebih tinggi sedikit, entah karena rancangan dan hiasannya. Panti imam hendaknya cukup luas, sehingga perayaan kudus dapat dilaksanakan dengan semestinya dan kegiatan yang dilaksanakan di sana dapat dilihat dengan jelas.
311. Tempat umat beriman hendaknya diatur dengan seksama,
sehingga mereka dapat berpartisipasi dengan semestinya dalam perayaan-perayaan kudus, baik secara visual maupun secara batin. … Kebiasaan menyediakan tempat duduk istimewa bagi orang-orang tertentu harus dihapus. Khususnya dalam gereja-gereja yang dibangun baru, bangku atau tempat duduk lain itu hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga umat dengan mudah dapat melaksanakan tata gerak yang dituntut dalam aneka bagian perayaan, dan tanpa hambatan dapat maju untuk menyambut Tubuh dan Darah Kristus.”
• Altar Altar adalah pusat utama bagi umat beriman; merupakan poros komunitas
yang melaksanakan perayaan. Janganlah terdiri dari bahan yang sederhana, tetapi harus selaras dengan peranannya sebagai tanda permanen Kristus, imam dan korban. Altar adalah meja korban persembahan dan perjamuan Paskah di mana Allah Bapa menghidangkan bagi putera-puteri-Nya dalam rumah keluarga: sumber dan tanda kesatuan dan cinta kasih. Oleh karena itu hendaknya jelas terlihat dari segala pihak dan sungguh layak. Berdasarkan dua persyaratan ini harus diperhitungkan bahwa penempatan altar menuntut jarak yang leluasa dari berbagai sudut. Hendaknya “unik” dan terletak di tengah pelataran imam’ mampu bertemu pandang dengan semua di sekitarnya.
• Mimbar Mimbar adalah tempat khusus untuk pewartaan Sabda Tuhan. Bentuknya
hendaklah berhubungan dengan altar, tanpa melalaikan peran dan kepentingannya sendiri. Hendaknya dipikirkan bahwa letaknya lebih mendekati umat (juga tidak pada bagian pelataran imam seturut kesaksian tradisi liturgi) dan hendaknya memungkinkan pelaksanaan perarakan dengan kitab Injil dan pemakluman Sabda penyelamatan. Hendaknya sepadan menurut kelayakan dan peranannya yang suci, dan ditempatkan sedemikian rupa sehingga para pelayan upacara yang
32
menggunakannya dapat dilihat dan didengarkan dari segenap penjuru bangku umat.
• Tempat duduk Pemimpin: Tempat duduk mengungkapkan peran pemimpin yang membawakan
perayaan pribadi Kristus, Kepala dan Gembala Gereja-Nya. Tempatnya hendaklah terlihat dengan baik oleh seluruh umat dengan perhitungan agar seluruh umat dengan mudah memusatkan perhatian kepada doa-doa yang dibawakan, dialog dan ajakan-ajakan, tempat duduk harus menandakan pemimpin, bukan hanya sebagai kepala tetapi juga sebagai bagian integral dari umat: untuk maksud itu hendaklah menjamin komunikasi langsung dengan umat, walaupun tetap berada pada pelataran imam. Berikut ini adalah tambahan ketentuan mimbar menurut PUMR:
“310. … Kursi imam selebran harus melambangkan kedudukannya
sebagai pemimpin jemaat dan mengungkapkan tugasnya sebagai pemimpin doa. Oleh karena itu tempat yang paling sesuai untuk kursi imam selebran adalah berhadapan dengan umat dan berada di ujung panti imam, kecuali kalau tata bangun gereja atau suatu sebab lain tidak mengizinkannya; misalnya saja kalau dengan demikian jarak antara umat dan imam terlalu jauh, sehingga mempersulit komunikasi; atau kalau tabernakel dibangun di belakang altar persis di tengah garis belakang panti imam. Kursi imam selebran sama sekali tidak boleh menyerupai tahta. Demikian pula, di panti imam hendaknya dipasang kursikursi lain baik untuk para imam konselebran maupun imamimam yang berhimpun untuk Ibadat Harian tetapi tidak ikut berkonselebrasi. Kursi diakon hendaknya ditempatkan di dekat imam selebran. Tempat duduk para petugas lain hendaknya jelas berbeda dengan kursi klerus, dan diatur sedemikian rupa,sehingga semua dapat menjalankan tugasnya dengan mudah.”
• Tempat Pembaptisan dan sumber Dalam perencanaan sebuah gereja paroki hendaknya tidak dilalaikan
adanya tempat untuk Pembaptisan. Tempatnya dapat dipisahkan dari ruang umat atau dalam bentuk sumber sedehana (tempat air) yang ditempatkan di salah satu bagian dari ruang umat. Hendaknya ada hiasan dan memberi arti yang jelas; sehingga setiap orang langsung berkesan tentang Pembaptisan. Perhitungkanlah menurut persyaratan liturgis apabila Pembaptisan dirayakan di situ, baik untuk penenggelaman ataupun untuk pencurahan. Dapat diperhitungkan letak tempat Pembaptisan yang memungkinkan perarakan menuju altar seusai Pembaptisan.
• Tempat dan ruang duduk Sakramen Tobat Perayaan sakramen Tobat memerlukan ruangan khusus yang tak terpisah
dari ruang umat. Hendaknya diperhitungkan demi dialog yang lancar antara bapa pengakuan dan peniten dan dapat dijamin sebagai tempat
33
perjumpaan individual, tanpa diganggu oleh gaung suara. Dengan pertimbangan pastoral, masih dibutuhkan sekat dan tempat berlutut.
• Tabernakel/ Persemayaman Ekaristi Sakramen Mahakudus hendaknya disemayamkan di suatu tempat
arsitektonis yang sungguh penting; biasanya terpisah dari ruang umat dan diperhitungkan untuk sembah sujud dan doa pribadi. Tabernakel adalah suatu yang khusus, sehingga perlu mendapatkan perhatian. Hendaknya tetap tak berpindah-pindah dan kuat melekat, tidak tembus cahaya dan tak dapat dilintasi orang. Jangan lupa menempatkan lampu abadi di sampingnya sebagai tanda kehadiran Tuhan yang tetap dan senantiasa. Berikut ini adalah ketentuan tentang Tabernakel menurut Pedoman Umum Misale Romawi (PUMR & ANALISIS PRIBADI):
“315. Sangatlah sesuai dengan makna simbolisnya, kalau tabernakel
sesuai dengan makna simbolisnya, kalau tabernakel sebagai tempat menyimpan Sakramen Ekaristi tidak diletakkan di atas meja altar di mana dirayakan Ekaristi. Oleh karena itu, sesuai dengan kebijakan uskup diocesan, tabernakel lebih baik ditempatkan: kalau di panti imam, terpisah dari altar yang digunakan untuk merayakan Ekaristi, dalam bentuk dan tempat yang serasi, tidak terkecuali pada altarlama yang tidak digunakan untuk merayakan Ekaristi. [Catatan dari Katolisitas: ini terkait dengan bangunan gereja lama yang memiliki struktur meja altar dengan kesatuan dengan tabernakel untuk merayakan Extra Ordinary Mass/ Tridentine Mass] di Kapel yang cocok untuk sembah sujud dan doa pribadi umat beriman, dari segi tata bangun, kapel ini hendaknya terhubung dengan gereja dan mudah dilihat oleh umat.
316. Selaras dengan tradisi, di dekat tabernakel harus dipasang lampu khusus yang menggunakan bahanbakar minyak atau lilin. Lampu ini bernyala terus menerus sebagai tanda dan ungkapan hormat akan kehadiran Kristus.”
• Tempat duduk umat Hendaknya diperhitungkan agar posisi bangku mendukung partisipasi
yang baik selama perayaan. DI samping memungkinkan perarakan Komuni; jaran antar bangku dan bentuk bangku tak menghalangi gerak-gerik simbolis selama perayaan serta konsentrasi dan penyesuaian diri ke dalam setiap bagian ritual.
• Tempat koor dan organis Koor adalah bagian dari umat dan harus di tempatkan di ruang umat.
Namun demikian tempatnya hendaknya agak lebih tinggi sekaligus tidak membelakangi umat, sebab tugas mereka terutama menyemangati umat dalam menyanyi. Tempat organis pun diperhitungkan dengan kemudahan komunikasi baik dengan dirigen, umat maupun pemimpin perayaan.
• Rancangan lukisan Hendaknya lukisan dan kesenian merupakan pengembangan lebih lanjut
dari misteri yang dirayakan dalam kaitannya dengan sejarah
34
keselamatan dan umat beriman. Hendaknya sudah dirancang sejak awal proyek pembangunan. Dapat disesuaikan dengan budaya lokal dalam kerjasama dengan seniman, tukang dan penata ruang. Juga Salib, gambar Bunda Maria, pelindung paroki, Jalan Salib, harus diciptakan sebagai hasil karya seni yang bermutu dan mampu mengangkat hati kepada Yang Ilahi.
• Kapel untuk Misa harian Apabila gereja sangat luas maka untuk misa harian dapat dipakai bagian
kecil dari ruang umat untuk perayaan liturgi dengan kelompok kecil. Dapat dipakai ruang samping yang berhadapan langsung dengan tabernakel.
• Sakristi Ruang sakristi hendaknya indah, rapi, bukan semacam gudang dengan
tumpukan barang. Hendaknya cukup luas, bukan hanya untuk menerima kehadiran para petugas liturgi tetapi karena juga menjadi tempat penyimpanan buku-buku upacara, pakaian dan berbagai peralatan suci. Dapat dikembangkan juga dengan ruangan untuk P3K, untuk para penghias gereja bekerja; untuk pertemuan imam dengan umat secara informal. Sedapat mungkin terdiri dari dua pintu:
menuju pelataran imam dan yang menuju ke umat, di samping pintu untuk urusan lain. Dapat diperhitungkan pula jalan yang memadai menuju pintu gerbang depan untuk introitus dengan perarakan meriah. Tambahan keterangan dari PUMR & ANALISIS PRIBADI:
“334. Kebiasaan membangun sakrarium (sumur suci) di sakristi hendaknya dipertahankan. Ke dalam sakrarium inilah dituang air bekas pencuci bejana kudus dan kainkain (bdk. PUMR & ANALISIS PRIBADI 280).”
• Pelataran masuk dan Pintu utama Ini sangat penting untuk menerima kedatangan umat, tetapi sekaligus
sebagai persiapan dekat bagi umat untuk beralih dari dunia ramai menuju ke tempat yang suci. Hendaknya bentuk bangunan cukup terbuka, sekaligus menjadi tempat memasang pengumuman-pengumuman parokial. Pintu masuk utama harus menjadi simbol Kristus, “pintu” untuk domba-domba-Nya (Yoh 10:7). Dapat dihiasi denganikonografi yang sesuai. Perhitungkanlah sedemikian rupa agar umat tidak berdesakan waktu hendak masuk atau keluar dari gereja.
• Menara dan lonceng Menara jangan dibuat tanpa rencana dan jangan sekedar untuk
menyangga lonceng. Tinggi dan indahnya menara sangat mendukung arti keluhuran gereja di tengah kota dan masyarakat. Dimensi dan strukturnya angan sampai terlalu
menyita biaya. Lonceng gereja sangat dianjurkan bentuk yang tradisional dan variasi bunyi yang menghantar orang kepada kekhusukan. Janganlah sekedar memakai kaset rekaman.
35
• Bangunan untuk pelayanan pastoral dan rumah paroki Hendaknya bentuk dan letaknya mendukung kelayakan. Jangan sampai
lebih mewah dan lebih megah dari gereja paroki; namun demikian diri khasnya perlu diperhatikan sebagai: rumah kediaman, tempat menerima tamu dan umat untuk misi pastoral kegerejaan; untuk berbagai kegiatan rapat seksi-seksi paroki; sekaligus aula liturgi untuk latihan koor.
F. Pola Hubungan Ruang
Untuk mendukung kegiatan di bangunan utama yaitu Gereja pola yang di
susun sebagai berikut:
Gambar 22 Pola Hubungan Ruang Bangunan Utama
Sumber: Analisis Pribadi
G. Analisa Jumlah Umat
Pendekatan jumlah pelaku dibedakan berdasarkan pertambahan jumlah
Umat Katolik di Wilayah Paroki Sendangguwo dan jumlah umat yang
menghadiri perayaan misa mingguan.
36
• Jumlah Umat di Wilayah Gemah, Pedurungan Kidul, Plamongansari,
Penggaron Kidul, Pedurungan Lor, Tlogomulyo, Pedurungan Tengah,
Palebon, Kalicari, Tlogosari Kulon, Tlogosari Wetan, Muktiharjo Kidul.
Gambar 23 Data Jumlah Penduduk menurut Agama
di Kecamatan Pedurungan
Sumber: semarangbpskota.go.id
• Jumlah Umat di Wilayah Kecamatan Pedurungan yang menjadi
wilayah pelayanan Paroki Sendangguwo menurut data sensus Umat
Katolik data Badan Pusat Statistik (BPS) Semarang adalah 13.548
umat. Sedangkan untuk persentasi kenaikan umat pertahun untuk
wilayah pedurungan sebesar 0,74%.
• Pendekatan analisis jumlah umat di dalam Perayaan Misa Mingguan
dan pembagian yang menentukan kapasitas bangunan gereja.
37
Perayaan Ekaristi
Mingguan yang di
laksanakan
Presentase Kehadiran
Umat yang hadir di
Gereja St.Paulus
Asumsi jumlah
umat yang
datang dalam
angka. (jumlah
total umat =
10.124)
Sabtu Sore 10 % 1.0124
Minggu Pagi I 11 % 1.1114
Minggu Pagi II 14 % 1.417
Minggu Sore 14 % 1.417
Tabel 17 Asumsi presentase kehadiran umat dalam Perayaan Ekaristi
Sumber diolah dari : Analisis Pribadi berdasarkan pengamatan
Asumsi jumlah Umat mingguan terbanyak yaitu pada misa Minggu
Pagi II dan Minggu Sore.
• Perhitungan daya tampung umat untuk bangunan Gereja yang
direncanakan agar dapat memenuhi daya tampung umat:
Diasumsikan presentase kehadiran umat pada Misa Sabtu Sore
sebagai patokan minimal umat yang hadir , sedangkan untuk jumlah
maksimal umat yang hadir memakai presentase kehadiran umat
pada Misa Minggu Pagi II dan Minggu Sore. Agar umat efektif
dalam mengikuti misa maka akan di tambahkan jadwal misa
menjadi 5x di Gereja Paroki dan 1x di Gereja Stasi.
Misa Sabtu
Sore
Minggu
Pagi I
Minggu
Pagi II
Minggu
Pagi III
Minggu
Sore
Perencanaan
kehadiran
umat
X 1,5X 2X 1,5X 2X
Untuk mencari nilai X maka seluruhnya di jumlahkan = 8X. Dari
penjumlahan tersebut akan di bagi dengan jumlah total umat yang
terdaftar pada Paroki Sendangguwo dan juga sudah di kurangi
terlebih dahulu dengan jumlah daya tampung pada Gereja Stasi
Plamongan indah dengan daya tampung 300 orang. Sehingga
perhitunganya sebagai berikut:
38
Jumlah total umat – jumlah daya tamoung di Gereja Stasi =
10.124 – 300 orang = 9.824 orang.
Jumlah Total umat yang sudah di kurangi : 8x=
9.824 : 8X
X= 1.228 Orang
Misa Sabtu
Sore
Minggu
Pagi I
Minggu
Pagi II
Minggu
Pagi III
Minggu
Sore
Perencanaan
kehadiran umat
(sesuai dengan
pengamatan
kehadiran)
X 1,5X 2X 1,5X 2X
Perhitungan yang
di dapat
1.228 1.842 2.576 1.842 2.576
Maka untuk kapasitas maksimal tampung pada bangunan Gereja
yang di rencakan mengambil pada waktu Misa Minggu Pagi II dan
Minggu Sore yaitu sebesar 2.576 orang.
H. Analisa Kebutuhan Parkir
1. Pengunjung
Jumlah pengunjung : 2.576 orang
Mobil (40%) : 1.030 orang ( 5 orang) 206 mobil
Motor (50%) : 1.288 orang (2 orang) 644 motor
Kendaraan umum (10%) : 258 orang
2. Total Kebutuhan Parkir Kendaraan
Mobil (NAD) (206 x 10 m2) : 2.060 m2
Motor (NAD) (644 x 2.2 m2) : 1.417 m2
3. Total Luas Lahan Parkir
3.536 m2 + sirkulasi 20% = 4.243 m2
39
I. Studi Ruang Khusus
Gereja sebagai tempat berkumpulnya umat dan gereja sebagai menjadi
untuk tempat berkegiatan Liturgis, menjadikan gereja sebagai saran
untuk mengembangkan keimanan umat dengan kegiatan ibadah untuk
mengungkapkan bakt kepada Tuhan. Didalam Konsili Vatikan II
merumuskan bahwa membangun gedung gereja harus dipertimbangkan
dengan baik supaya cocok untuk perayaan liturgis dan umat dapat
berpartisipasi dengan baik.
Prinsip ruang pada bangunan Gereja Katholik tidak hanya ruang yang
diperhatikan, tetapi meliputi perabot yang berada didalamnya. Prinsip
ruang dan perabot dalam gereja Katolik ditentukan oleh kongregasi dalam
Institutio Generalis Missalis Romawi pada abad V tahun 1969, prinsip
tersebut yaitu :
1. Panti Imam Merupakan tempat imam memimpin perayaan liturgi, yaitu liturgi sabda
dan liturgi Ekaristi. Didalam Panti Imam terdapat Altar, Mimbar, Kredens,
Tabernakel, dan Sedillia.
Gambar 24 Altar
Sumber: Dokumen Gereja St.Paulus
40
Gambar 25 Tempat duduk Imam/Pastor, Mimbar, Creden
Sumber: Joseph De Chiara - Time-Saver Standards for Building Types hal 553
2. Panti Umat Panti Umat adalah tempat beribadah umat, karena itu pada daerah
Panti Umat disediakan banyak fasilitas tempat duduk, yang
dilengkapi tempat umat untuk berlutut, supaya umat dapat mengikuti
tata cara liturgi ibadah yang ditetapkan. Panti Umat juga disediakan
pula fasilitas tempat duduk untuk lansia dan difabel atau disabilitas.
41
Gambar 26 Tempat duduk Umat (Panti Umat)
Sumber: Joseph De Chiara - Time-Saver Standards for Building Types Hal.553
3. Tempat Koor
Tempat khusus bagi petugas yang membawakan lagu lagu selama
perayaan liturgi. Tempat koor yang direncakan menjadi satu
dengan panti umat dengan maksud lebih menggiatkan umat dalam
bernyanyi.
Gambar 27 Area Paduan Suara/Koor
Sumber: Analisis Pribadi & Pengamatan
4. Kamar Pengakuan Kamar pengakuan merupakan ruang untuk menerimakan sakramen
Tobat dalam Gereja Katholik.
42
Gambar 28 Kamar Pengakuan Dosa
Sumber: Analisis Pribadi & Pengamatan
5. Ruang Devosi Bunda Maria Tempat didalam bangunan Gereja yang berguna bagi umat katholik
untuk berdoa secara pribadi maupun kelompok kepada Bunda Maria.
Gambar 29 Ruang Devosi Bunda Maria
Sumber: Analisis Pribadi & Pengamatan
J. Besaran Ruang
a. Studi Luas Bangunan
Besaran dan kapasitas ruang yang dibutuhkan pada
proyek Redesain Gereja St.Paulus” ini berdasarkan standar
dan analisis sebagai berikut :
43
NAD : Neufert Architect Data
TSS : Time Saver Standard, Joseph D. Ciara
MH : Metric Handbook Planning and Design Data
AH : Architect Handbook
AS : Asumsi berdasarkan studi analisis.
SRK : Studi ruang khusus.
Sirkulasi pada perhitungan luas bangunan ditentukan
berdasarkan pehitungan sirkulasi menurut Time Saver Standard
oleh Joseph D. Ciara, sebagai berikut :
• 5% - 10 % : sirkulasi Minimum
• 20% : kebutuhan akan keleluasaan sirkulasi
• 30% : kenyamanan fisik
• 40% : kenyamanan Psikologis
• 50% : sirkulasi sesuai dengan spesifik kegiatan
• 70% - 100% : sirkulasi dengan banyak kegiatan
44
Bangunan Gereja
Nama Ruang Jumlah
Ruang Sumber Kapasitas Analisis Besaran Sirkulasi
Luas
Ruang
Panti Imam 1 SRK
70% 225 m2
Ruang Sakristi 1 SRK
70% 190 m2
45
Kamar mandi / WC 8 NAD 1 Toilet 1,5 m2: 1,5m2 80% 21,6m2
Ruang Koor 1 SRK 70% 200 m2
Panti Umat 1 SRK Bangku umat per 6 orang @4,8 m2 (429) : 2.059 m2
Daya Tampung 2.576 orang
50% 3.088 m2
Ruang Pengakuan
Dosa
4 SRK Kursi pengakuan dosa @0,3 m2 (2) : 0,6 m2 Tempat berlutut
1,5 m2
Sekat
pembatas
5,5 m2
80% @13,7 m2
54,8 m2
46
Ruang Kontrol
Audio 1 AS 2
Meja kerja 6 m2
Kursi @0,2 m2 (2) 0,4 m2 100% 19,2 m2
Ruang Devosi
Bunda Maria 1 SRK 28
Tempat dekorasi @0,8m2 (2) 1,6 m2
Patung Bunda Maria 0,7m2
Tempat lilin 0,6 m2
Umat duduk bersila @0,7m2 (28) 1,6 m2
100% 45 m2
Tabel 18 Analisis Besaran Ruang gedung Pastoran
Sumber : Analisis Pribadi
Total luas area Gedung Gereja = 3.843,6 m2
BANGUNAN PASTORAN
Nama Ruang Jumlah Ruang Sumber Kapasitas Analisis Besaran Sirkulasi Luas Ruang
Kamar Tidur Pastor 6 AS 1 Tempat tidur (1) : 3 m2 100% @20,6 m2
(dengan kamar mandi
dalam)
Lemari pakaian: 0,9 m2
Rak buku (1) : 0,9 m2 123,6 m2
meja kecil (2) @0.2 m2: 0,4 m2
meja (1) : 0,8 m2
kursi : 0,3 m2
kamar mandi : 4 m2
Kamar mandi / WC 3 NAD 1 Toilet 1,5 m2: 1,5m2 80% @3,78 m2
Wastafel 0,6 m2: 0,6 m2 11,4 m2
47
Ruang Doa Pribadi 1 SRK 6
Tempat dekorasi @0,8m2 (2)
1,6 m2
Patung Bunda Maria 0,7m2
Tempat lilin 0,6 m2
Romo duduk bersila @0,7m2 (6)
: 4,2 m2
100% 14,2 m2
Ruang Kerja Pribadi 6 NAD 2
Meja Kerja 0,98 m2 Meja
Komputer 0,35 m2
Kursi @0,25 (2) m2 : 0,5 m2
Lemari 0,61 m2
100% @5 m2 30 m2
Ruang Makan 1 AS 10 Meja makan (10) @1 m2 : 10 m2
Kursi (10) @0,25 m2 : 2,5 m2 100% 25 m2
Ruang Rekreasi 1 AS 6
Meja (3) @2,9 m2 : 8,3 m2 Kursi
@0,12 m2 (6) : 0,72 m2 Lemari
(2) 0,61 m2 : 1,2 m2
Sofa (3) @1,6 m2 : 4,8 m2
100% 30,2 m2
Dapur 1 NAD - - 14,2 m2
Janitor 1 AS 2 Lemari @0,6(2) : 1,2m2 100% 2,4 m2
Gudang 2 AS 1 4 m x 4 m : 16 m2 50% 24 m2
Garasi 1 AS 6 3 mobil @10m2: 30 m2
4 motor @2,2m2 : 8,8 m2 - 38,8 m2
48
Ruang baca 1 AS 8
Rak buku @ 1,2 m2(3) : 3,6 m2
Meja baca @ 3,16 m2(3) : 9,5 m2
Kursi @0,12 m2 (8) : 0,96 m2
100% 29,2 m2
Ruang Tamu 1 AS 6 Sofa @0,48 : 2,88 m2
Meja 1,2 m2 80% 5,58 m2
Pantry 1 NAD 5 Kitchen set 1,62 m2 100% 12,16 m2
Bak cuci piring 0,9m2 Microwave
0,08m2 Meja bulat 1,2 m2
Kursi @0,3 m2 (5) : 1,5 m2 Lemari
pendingin (2) : 0,5 m2
Rak dispenser 0,3 m2
Ruang cuci jemur 1 NAD - - - 35 m2
Tabel 19Analisis Besaran Ruang gedung Pastoran
Sumber : Analisis Pribadi
(Total luas gedung Pastoran + sirkulasi antar ruang 10%) 395,7 m2 + 39,57 m2 = 435, 27 m2
49
AREA PASTORAL
Nama Ruang Jumlah
Ruang Sumber Kapasitas Analisis Besaran Sirkulasi Luas Ruang
Ruang Kesekretariatan 1 NAD 3
Meja Kerja (3) @0,98 m2 : 2,94 m2
Meja Komputer (3) @0,35 m2 : 1,05 m2
Kursi (3) @0,25 m2 : 0,75 m2
Lemari (3) @0,6 m2 : 1,8 m2
100% 13 m2
R. Arsip 1 AS 3 Lemari @0,6 m2 (8) : 4,8 m2 100% 9,6 m2
R.rapat 1 NAD 1 Meja @0,742 m2 (10) : 7,42 m2
Kursi @0,504 m2 (20) : 10,08 m2 100% 34,8 m2
R. Tamu 1 AS 1 Sofa @0,48 : 2,88 m2 80% 5,58 m2
R. Komunitas Paroki 6 NAD 7 Meja Komputer 0,35 m2 Kursi 0,25 m2
Lemari 0,61 m2 26,4 m2
Janitor + gudang 1 AS 5 Lemari @0,6(2) : 1,2m2
Gudang : 4 x 4 : 16 m2 80% 31 m2
Aula 1 AS 100
Kursi penonton @0,46 m2 (1000) : 460
m2
Stage : 40 m2
100% 920 m2
Toilet / Lavatory
(pria) 2 NAD 15
Toilet @1,5 m2 (8) : 12m2 Urinoir
@0,96 m2 (8) : 7,68 m2
Wastafel @0,6 m2 (4) : 2,4 m2
80% @39,8m2 79,6
m2
50
Tabel 20 Analisis besaran areal Pastoral
Sumber : analisis Pribadi
(Total luas area pastoral + sirkulasi antar ruang 10%) 1.434,4 m2 + 143,44 m2 = 1.577, 84 m2
Toilet / Lavatory
(wanita) 2 NAD 15
Toilet @1,5 m2 (10) : 15m2
Wastafel @0,6 m2 (6) : 3,6 m2 80%
@33,5 m2
67 m2
Toilet / Lavatory
(dissabilities) 4 MH
4 (2 pria dan 2
wanita) Toilet area : 2 m x 1,5 m = 3 m2 100%
@6 m2
24 m2
Hall (Entrance / exit ) 1 TSS 150 0,09m2 / orang 100% 27 m2
Ruang Gamelan 1 AS 25 8 m x 4 m : 32 m2 100% 64 m2
Gua Maria 1 SRK 28
Tempat dekorasi @0,8m2 (2) 1,6 m2
Patung Bunda Maria 0,7m2
Tempat lilin 0,6 m2
Umat duduk bersila @0,7m2 (28)
19,6 m2
100% 45 m2
Gudang Peti Mati 1 AS 1 1,2 m2 x 10 : 12 m2 60% 19,2 m2
Kapel Adorasi 1 SRK 50
Tempat dekorasi @0,8m2 (2) 1,6 m2
Tempat Sakramen Mahakudus 0,7m2
Tempat lilin 0,6 m2
Umat duduk bersila @0,7m2 (50)
35 m2
80 % 68,22
51
UNIT FASILITAS PENUNJANG
Nama Ruang Jumlah Ruang Sumber Kapasitas Analisis Besaran Sirkulasi Luas Ruang
Poliklinik 1 AS 1 R.praktek : 3m x 4 m : 12m2
R.kerja Poliklinik : 2m x 2m :
4m2
R.administrasi : 3m2
R. Farmasi : 3m x 4m : 12 m2
R.praktek pijat refleksi : 3m x
4m : 12m2
R. tunggu : 10 @0,5m2 : 5m2
Toilet : 2m x 1,5m : 3 m2
Janitor: 2m x 1m : 2m2
100% 106 m2
Ruang Genset 1 AS 3 Genset 29 ,3 m2 100% 58,6 m2
Tabel 21Analisis Besaran area Fasilitas Umum
Sumber : analisis Pribadi
(Total luas area fasilitas umum + sirkulasi antar ruang 10%) 164,6 m2 + 16,46 m2 = 181,06 m2
Luas Bangunan (LB) = ( Luas bangunan Gereja + bangunan Pastoran + Area Pastoral + Area Fasilitas Umum) + Sirkulasi 30%
LB = 6.037,77 m2 + 1.811,3 m2
LB = 7.849 m2
51
52
K. Studi Preseden
1. Gereja Paroki Mater Dei Lampersari
Permasalahan utama pada Paroki Mater Dei adalah daya tampung
umat yang kurang memadai. Ruangan pada Gereja yang di miliki
kurang lengkap jika di tinjau dari 3 ruang pokok dalam bangunan
Gereja, yaitu R. Baptis dan Menara Gereja. Bangunan Gereja ini juga
merupakan hasil dari redesain.
2. Gereja Paroki Santo Athanasius Agung Karangpanas
Gaya Arsitektur pada Gereja ini menerapkkan Arsitektur Modern
Jawa. Luas ± 2046,71 m2. Daya tampung umat sangat memadahi.
Gambar 31 Bangunan Gereja Lama
Sumber: Dokumen Gereja Paroki Mater dei
Lampersari
Gambar 31 Bangunan Gereja Baru
Sumber: Dokumen Gereja Paroki Mater dei Lampersari
Gambar 32 Bangunan Gereja Baru
Sumber: Dokumen Gereja Paroki St.Athanasius
Karangpanas
53
Bangunan Gereja adalah hasil relokasi (Gereja lama
dialihfungsikan). Keberadaan 3 ruang pokok Gereja lengkap. Ruang-
ruang yang tidak dimiliki oleh Gereja ini adalah R.Babtis,
R.Paramenta, Panel Listrik dan R.Sound System.