BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS...

65
83 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1. Analisa Pendekatan Arsitektur 3.1.1. Studi Aktivitas dan Kebutuhan Ruang a. Pendekatan Kebutuhan Ruang Pendekatan kebutuhan ruang dilakukan dengan menganalisa aktivitas berdasarkan pelaku. PELAKU AKTIVITAS RUANG PERABOT SIFAT TIPE RUANG Pengunjung Datang Jalan Masuk - Publik Outdoor Menurunkan Penumpang Drop Off - Publik Outdoor Parkir Area Parkir Bus, Mobil, Motor - Publik Outdoor Membeli Tiket Loket Tiket Meja, Kursi, Mesin Kasir Publik Outdoor Edukasi Tumbuh Tanaman Kopi Trekking Area - Publik Outdoor Edukasi Tanaman Kopi Mini Kebun Kopi Alat Perkebunan Kopi Publik Outdoor Berkumpul Lobby Meja, Kursi Informasi Publik Indoor Melihat Proses Pengolahan R. Proses Pengolahan Kopi Alat-alat Pengolahan Kopi Publik Indoor Melihat Alat Pengolahan Kopi, Jenis-jenis Kopi, Karya Seni dari Kopi R. Pamer Vitrin, Panel,Panel Touch Screen, Pendestal, Maket, Biji Kopi, Foto Publik Indoor Melihat Sejarah Perkembangan Kopi R.Virtual Reality Vitrin, Panel,Panel Touch Screen, Pendestal, Virtual Reality Publik Indoor Membeli Produk Kopi dan Souvenir Coffee and Souvenir Store Meja, Kursi Almari Penyimpanan, Mesin Kasir Publik Indoor Membaca Perpustakaan Meja, Kursi Almari, Rak, Loker, Publik Indoor Tabel 3.1 Analisis Aktivitas dan Kebutuhan Ruang

Transcript of BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS...

Page 1: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

83

BAB III

ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR

3.1. Analisa Pendekatan Arsitektur

3.1.1. Studi Aktivitas dan Kebutuhan Ruang

a. Pendekatan Kebutuhan Ruang

Pendekatan kebutuhan ruang dilakukan dengan menganalisa

aktivitas berdasarkan pelaku.

PELAKU AKTIVITAS RUANG PERABOT SIFAT TIPE

RUANG

Pengunjung Datang Jalan Masuk - Publik Outdoor

Menurunkan Penumpang

Drop Off - Publik Outdoor

Parkir Area Parkir Bus, Mobil, Motor

- Publik Outdoor

Membeli Tiket Loket Tiket Meja, Kursi, Mesin Kasir

Publik Outdoor

Edukasi Tumbuh Tanaman Kopi

Trekking Area -

Publik Outdoor

Edukasi Tanaman Kopi

Mini Kebun Kopi Alat Perkebunan Kopi

Publik Outdoor

Berkumpul Lobby Meja, Kursi Informasi

Publik Indoor

Melihat Proses Pengolahan

R. Proses Pengolahan Kopi

Alat-alat Pengolahan Kopi Publik Indoor

Melihat Alat Pengolahan Kopi, Jenis-jenis Kopi, Karya Seni dari Kopi

R. Pamer

Vitrin, Panel,Panel Touch Screen, Pendestal, Maket, Biji Kopi, Foto

Publik Indoor

Melihat Sejarah Perkembangan Kopi

R.Virtual Reality

Vitrin, Panel,Panel Touch Screen, Pendestal, Virtual Reality

Publik Indoor

Membeli Produk Kopi dan Souvenir

Coffee and Souvenir Store

Meja, Kursi Almari Penyimpanan, Mesin Kasir

Publik Indoor

Membaca Perpustakaan Meja, Kursi Almari, Rak, Loker,

Publik Indoor

Tabel 3.1 Analisis Aktivitas dan Kebutuhan Ruang

Page 2: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

84

Komputer

Perawatan dengan Kopi

R. Spa Kopi Resepsionis, Meja, Kursi, Tempat tidur, Loker

Publik Indoor

Melihat Atraksi Barista, Makan & Minum

Cafe Meja, Kursi, Sofa, Almari, Rak, Loker, Mesin Kasir, Bar

Publik Indoor

Menonton Pertunjukan

Theater Outdoor -

Publik Indoor

Workshop/Acara R. Auditorium Kursi-kursi Publik Indoor

Anak-anak Bermain Playground Mainan Anak Publik Outdoor

Mengambil Uang ATM Center Mesin ATM Publik Indoor

Beribadah Mushola Rak, Mimbar Publik Indoor

BAB / BAK Toilet WC, Urinoir, Washtafel

Privat Indoor

Pengelola Datang Jalan Masuk - Publik Indoor

Memarkir Kendaraan

Area Parkir Mobil, Motor

- Privat Indoor

Masuk / Menerima Tamu

Resepsionis / R.Tamu

Meja, Kursi, Sofa, Meja Resepsionis

Privat Indoor

Memantau Karyawan

R. Kepala Museum

Meja, Kursi, Almari Arsip, Komputer, Meja Kursi Tamu

Privat Indoor

Mengelola Keuangan

R. Staff Administrasi

Meja, Kursi, Almari Arsip, Komputer

Privat Indoor

Melakukan Pelestarian

R. Staff Konservasi

Meja, Kursi, Almari Arsip, Komputer

Privat Indoor

Mengelola Koleksi R. Staff Koleksi Meja, Kursi, Almari Arsip, Komputer

Privat Indoor

Merawat Museum R. Staff Perawatan

Meja, Kursi, Almari Arsip, Komputer

Privat Indoor

Memandu Pengunjung

R. Staff Guide Meja, Kursi, Almari Arsip, Komputer

Privat Indoor

Menjual Produk R. Staff Penjualan

Meja, Kursi, Almari Arsip, Komputer

Privat Indoor

Mengelola Perpustakaan

R. Staff Perpustakaan

Meja, Kursi, Almari Arsip, Komputer

Privat Indoor

Mengelola Acara R. Staff Event Meja, Kursi, Almari Arsip, Komputer

Privat Indoor

Menilai Karya Seni yang Akan Dipamerkan

R. Kurator Meja, Kursi, Almari Arsip, Komputer Privat Indoor

Mengadakan Rapat R. Rapat Meja& Kursi Rapat, Proyektor, Layar

Privat Indoor

Penelitian Kopi Lab. Penelitian Meja, Kursi, Washtafel, Alat-alat Lab.

Privat Indoor

Bersih-bersih R. Staff Kebersihan

Meja, Kursi, Loker Privat Indoor

Page 3: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

85

Pengamanan R. Keamanan Meja, Kursi, Rak Privat Outdoor

Beribadah Mushola Rak, Mimbar Publik Indoor

BAB / BAK Toilet WC, Urinoir, Washtafel

Privat Indoor

Servis Menyimpan Pompa Air

R. Pompa Air Pompa Air

Servis Indoor

Menyimpan Air R. Tandon Tandon Air Servis Outdoor

Menyimpan Trafo R. Trafo Trafo Servis Indoor

Mengawasi Seluruh Area

R. CCTV Meja, Kursi, Layar

Servis Indoor

Menyimpan Genset R. Genset Genset Servis Indoor

Mengendalikan MEE

R. MEE Peralatan Mekanikal Elektrikal

Servis Indoor

Menyalurkan Listrik R. Panel Panel Listrik Servis Indoor

Melakukan Komunikasi

R. PABX Meja, Kursi, Komputer

Servis Indoor

Bongkar Muat Barang

Loading Dock -

Servis Outdoor

Menyimpan Peralatan

Gudang

Meja, Almari,Rak,Box, Alat-alat Kebersihan

Servis Indoor

b. Persyaratan Ruang

Studi persyaratan ruang dilakukan berdasarkan aspek-aspek yang

dibutuhkan/memberikan dampak terhadap museum kopi.

Nama Ruang

Akustik Pencahayaan Penghawaan Kebakaran Kelembapan

No

rma

l

Ten

an

g

Ala

mi

Bu

ata

n

Ala

mi

Bu

ata

n

Tin

gg

i

No

rma

l

Tin

gg

i

No

rma

l

Jalan Masuk ● ● ● ● ●

Drop Off ● ● ● ● ●

Area Parkir Bus, Mobil, Motor

● ● ● ● ●

Loket Tiket ● ● ● ● ●

Trekking Area

● ● ● ● ●

Mini Kebun Kopi

● ● ● ● ●

Lobby ● ● ● ● ●

R. Proses ● ● ● ● ●

Tabel 3.2 Analisis Persyaratan Ruang

Page 4: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

86

Pengolahan Kopi

R. Pamer ● ● ● ● ●

R. Virtual Reality

● ● ● ● ●

Coffee and Souvenir Store

● ● ● ● ●

Perpustakaan ● ● ● ● ● ●

R. Spa Kopi ● ● ● ● ●

Cafe ● ● ● ● ● ●

Theater Outdoor

R. Auditorium ● ● ● ● ●

Playground ● ● ● ● ●

ATM Center ● ● ● ● ●

Mushola ● ● ● ● ●

Toilet ● ● ● ● ●

Resepsionis & R. Tamu

● ● ●

R. Kepala Museum

● ● ●

R. Staff Administrasi

● ● ●

R. Staff Konservasi

● ● ●

R. Staff Koleksi

● ● ●

R. Staff Perawatan

● ● ●

R. Staff Guide

● ● ●

R. Staff Penjualan

● ● ●

R. Staff Perpustakaan

● ● ●

R. Staff Event ● ● ● ● ● ●

R. Kurator

● ● ● ● ● ●

R. Rapat ● ● ● ● ● ●

Lab. Penelitian

● ● ●

R. Staff Kebersihan

R. Keamanan ● ● ● ● ●

R. Pompa Air ● ● ● ● ●

R. Tandon Air ● ● ● ● ●

R. Trafo ● ● ● ● ●

Page 5: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

87

c. Pola Aktivitas Pelaku

- Pengunjung

- Pengelola

R. CCTV ● ● ● ● ●

R. Genset ● ● ● ● ●

R. MEE ● ● ● ● ●

R. Panel ● ● ● ● ●

R. PABX ● ● ● ● ●

Loading Dock ● ● ● ● ●

Gudang ● ● ● ● ●

Diagram 3.2 Analisis PolaAktivitas Pengelola

Datang

Parkir

Absensi

Bekerja Sesuai

Bagian

Istirahat

Absensi

BAB/BAK

Pergi

Makan dan

Minum

Beribadah

Menerima

Tamu

Rapat

Bekerja Sesuai

Bagian

Diagram 3.1 Analisis PolaAktivitas Pengunjung

Aktivitas Edukasi

INDOOR

Mengambil

Uang Beribadah BAB/BAK

Datang

Parkir

Membeli Tiket

Edukasi

Tanaman Kopi

Melihat Proses

Pengolahan Kopi

Melihat Alat

Kopi, Jenis Kopi,

Karya Seni dari

Kopi

Melihat Sejarah

Kopi

Membeli

Produk/Souvenir

Membaca

Buku

Perawatan

dengan Kopi

Menonton

Pertunjukan

Melihat Atraksi

Barista, Makan

& Minum

Workshop/A

cara

Pergi

Anak-anak

Bermain

Aktivitas

Bebas

OUTDOOR

OUTDOOR

INDOOR

Drop Off

Page 6: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

88

d. Hubungan Pola Ruang

Diagram 3.3 Pola Hubungan Ruang Makro

Keterangan:

= Erat

= Sedang

= Tidak Erat

Diagram 3.4 Pola Hubungan Ruang Mikro

COFFEE AND SOUVENIR

STORE

PERPUSTAKAAN

CAFE

THEATER

OUTDOOR

SPA KOPI

AUDITORIUM

PLAYGROUND

ATM CENTER

MUSHOLA

PENUNJANG

TREKKING AREA

MINI KEBUN KOPI

LOKET TIKET

R. PAMER

R. VIRTUAL REALITY

LOBBY

R. PROSES PENGOLAHAN

KOPI

UTAMA

OUTDOOR

PARKIR

R. PENGELOLA

TOILET

R. SERVIS

Page 7: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

89

e. Waktu Operasional Bangunan

Fasilitas Kegiatan Waktu Operasional

Drop Off Menurunkan Penumpang

Senin-Minggu : 08.00-16.00

Parkir Memarkir Kendaraan Senin-Minggu : 08.00-16.00

Loket Tiket Membeli Tiket Senin-Minggu : 08.00-16.00

Trekking Area Jalan menuju Museum Senin-Minggu : 08.00-16.00

Mini Kebun Kopi

Edukasi Tanaman Kopi Senin-Minggu : 08.00-16.00

Lobby Berkumpul Senin-Minggu : 08.00-16.00

R. Proses Pengolahan Kopi

Melihat Proses Pengolahan

Senin-Minggu : 08.00-16.00

R. Pamer Melihat Edukasi Kopi Senin-Minggu : 08.00-16.00

R. Virtual Reality

Melihat Sejarah Kopi Senin-Minggu : 08.00-16.00

Coffee and Souvenir Store

Membeli Souvenir dan Produk Kopi

Senin-Minggu : 08.00-16.00

Perpustakaan Membaca Senin-Minggu : 08.00-16.00

R. Spa Kopi Perawatan dengan Kopi Senin-Minggu : 08.00-16.00

Cafe Melihat Atraksi Barista, Makan & Minum

Senin-Minggu : 08.00-16.00

Theater Outdoor

Workshop Outdoor Senin-Jumat : 08.30-10.30

Menonton Pertunjukan Sabtu-Minggu : 14.00-16.00

Acara/Festival Sesuai Jadwal Pemesanan

R. Auditorium

Meracik Kopi Senin-Jumat : 08.00-16.00

Workshop/Latte Art Sabtu-Minggu : 11.00-14.00

Acara/Festival Sesuai Jadwal Pemesanan

Playground Anak-anak Bermain Senin-Minggu : 08.00-16.00

ATM Center Mengambil Uang Senin-Minggu : 08.00-16.00

Mushola Beribadah Senin-Minggu : 08.00-16.00

Toilet BAB / BAK Senin-Minggu : 08.00-16.00

R. Kepala Museum

Memantau Karyawan Senin-Sabtu : 08.00-16.00

R. Staff Administrasi

Mengelola Keuangan Senin-Minggu : 08.00-16.00

R. Staff Konservasi

Melakukan Pelestarian Senin-Minggu : 08.00-16.00

R. Staff Koleksi Mengelola Koleksi Senin-Minggu : 08.00-16.00

R. Staff Perawatan

Merawat Museum Senin-Minggu : 08.00-16.00

R. Staff Guide Memandu Pengunjung Senin-Minggu : 08.00-16.00

Tabel 3.3 Waktu Operasional Bangunan

Page 8: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

90

R. Staff Penjualan

Menjual Produk Senin-Minggu : 08.00-16.00

R. Staff Perpustakaan

Mengelola Perpustakaan

Senin-Minggu: 08.00-16.00

R. Staff Event Mengelola Acara Senin-Minggu : 08.00-16.00

R. Staff Kebersihan

Bersih-bersih Senin-Minggu : 08.00-16.00

R. Rapat Mengadakan Rapat Sesuai Jadwal Rapat

Lab. Penelitian Penelitian Kopi Senin-Sabtu : 08.00-16.00

R. Keamanan Pengamanan Senin-Minggu : 08.00-17.00

R. Pompa Air Menyimpan Pompa Air Senin-Minggu : 00.00-24.00

R. Tandon Air Menyimpan Air Senin-Minggu : 00.00-24.00

R. Trafo Menyimpan Trafo Senin-Minggu : 00.00-24.00

R. CCTV Mengawasi Seluruh Area

Senin-Minggu : 00.00-24.00

R. Genset Menyimpan Genset Senin-Minggu : 00.00-24.00

R. MEE Mengendalikan MEE Senin-Minggu : 00.00-24.00

R. Panel Menyalurkan Listrik Senin-Minggu : 00.00-24.00

R. PABX Melakukan Komunikasi Senin-Minggu : 08.00-16.00

Loading Dock Bongkar Muat Barang Senin-Minggu : 08.00-16.00

Gudang Menyimpan Peralatan Senin-Minggu : 00.00-24.00

3.1.2. Studi Fasilitas

a. Pendekatan Jumlah Pelaku

- Pengelola

No Pelaku Analisis Jumlah

1 Kepala Museum 1 1

2 Staff Administrasi Karyawan 2 2

3 Staff Konservasi Pengelola 1, Karyawan 3 4

4 Staff Koleksi Pengelola 1, Karyawan 2 3

5 Staff Perawatan Pengelola 1, Karyawan 2 3

6 Staff Guide Pengelola 1, Karyawan 9 10

7 Staff Penjualan Pengelola 1, Coffee Store 2, Souvenir Store 2

5

8 Staff Perpustakaan Pengelola 1, Karyawan 1 2

9 Staff Event Pengelola 1, Karyawan 6 7

10 Kurator Pengelola 1, Karyawan 1 2

11 Staff Penelitian Kepala Peneliti 1, Peneliti 2

3

12 Staff Spa Kopi Pengelola 1, Karyawan 3 4

13 Staff Kebersihan Publik 4 , Office Boy 2 6

Tabel 3.4 Analisis Jumlah Pengelola

Page 9: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

91

14 Staff Keamanan Security 3, CCTV 2 5

15 Staff Gudang Karyawan 2 2

16 Teknisi Pompa, Trafo, CCTV, Genset, MEE, PABX

6

Total 65

- Pengunjung

Pendekatan pengunjung dilakukan dengan melakukan

perbandingan jumlah wisatawan di 3 tempat wisata berbeda di

Kabupaten Semarang. Berikut merupakan tabel jumlah

wisatawandari tahun 2015-2016:

TAHUN Weekday/

Weekend

Kolam

Renang

Siwarak

Kampoeng

Kopi

Banaran

Umbul

Sidomukti Total Presentase

Kenaikan

2015 Weekday 73.007 96.371 44.147 213.525 90%

Weekend 142.676 190.841 81.815 415.332

2016 Weekday 80.186 101.890 47.874 229.950 100%

Weekend 158.322 205.930 95.648 459.900

Jumlah rata-rata wisatawan di Kabupaten Semarang dilihat dari

3 tempat wisata pada 2 tahun terakhir yaitu:

2015 = 73.007 + 96.371 + 44.147

= 213.525 : 3 = 71.175 : 365 = 195/hari.

2016 = 80.186 + 101.890 + 47.874

= 229.950 : 3 = 76.650 : 3 = 210/hari.

Dari 3 tempat wisata di atas, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa pengunjung tempat wisata Kabupaten

Tabel 3.5 Jumlah Pengunjung Wisata Kabupaten Semarang

Sumber: Analisis Penulis berdasarkan Data BPS Kabupaten Semarang, 2017

Page 10: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

92

Semarang rata-rata mencapai 200 pengunjung/hari.

Museum direncanakan buka dari jam 8.00 hingga jam

16.00 maka total jam kerja 8 jam dari segi paket wisata

(menanam dan memanen kopi, melihat proses pengolahan

kopi, melihat jenis-jenis kopi, peralatan mengolah kopi, melihat

sejarah kopi dengan virtual reality) diasumsikan maksimal per

paket 20 orang menghabiskan waktu 1 jam maka:

8 jam x 20 orang = 160 => 200 pengunjung/hari.

400 pengunjung/hari libur (asumsi kenaikan 2x lipat).

b. Studi Ruang Khusus

Studi ruang khusus dilakukan untuk mengetahui sirkulasi

dan besaran ruang pada ruang-ruang yang memiliki fasilitas yang

khas.

Gambar 3.1 Jarak Pandang Efektif Terhadap Koleksi

Sumber: Panero, J dan Martin, Z. 1979. Human Dimension & Interior Space.

Page 11: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

93

Ruang Pamer 1

Dimensi Luas

16 m x 13 m 208m2

Keterangan Aktifitas

A = Pintu Masuk

B = Diorama Pertumbuhan

Tanaman Kopi

C = Perahu

D = Pintu Keluar

Edukasi tentang proses

pertumbuhan tanaman kopi

mulai dari biji kopi hingga

menjadi tanaman kopi yang

berbuah.

Tabel 3.6 Studi Ruang Khusus

Gambar 3.2 Studi Ruang Pamer 1

Page 12: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

94

Ruang Pamer 2

Dimensi Luas

10 m x 8,7 m 87m2

Keterangan Aktifitas

A = Pintu Masuk

B = Panel Touchscreen

C = Pedestal

D = Replika

Edukasi tentang sejarah awal

mula kopi ditemukan hingga

persebaran kopi di eropa dan

edukasi alat-alat pabrik kopi.

Gambar 3.3 Studi Ruang Pamer 2

Page 13: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

95

Ruang Pamer 3

Dimensi Luas

10 m x 11,4 m 114m2

Keterangan Aktifitas

A = Pintu Masuk

B = Panel Touchscreen

C = Pedestal

D = Replika

E = Diorama Sejarah

F = Diorama Alat-alat

Edukasi tentang sejarah kopi

mulai masuk ke Indonesia dan

edukasi alat-alat pertanian dan

pengolahan kopi tradisional,

serta alat-alat laboratorium kopi.

Gambar 3.4 Studi Ruang Pamer 3

Page 14: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

96

Ruang Pamer 4

Dimensi Luas

10 m x 10,3 m 103m2

Keterangan Aktifitas

A = Pintu Masuk

B = Panel Touchscreen

C = Pedestal

D = Replika

E = Diorama Sejarah

F = Diorama Alat-alat

G = Tempat mencicipi kopi

Edukasi tentang sejarah

persebaran kopi di Indonesia

dan edukasi tentang macam-

macam jenis kopi Indonesia

serta mencicipi langsung

macam-macam jenis kopi di

Indonesia.

Gambar 3.5 Studi Ruang Pamer 4

Page 15: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

97

Ruang Pamer 5

Dimensi Luas

10 m x 9,6 m 96m2

Keterangan Aktifitas

A = Pintu Masuk

B = Panel Touchscreen

C = Pedestal

D = Pameran 2 Dimensi

Edukasi tentang sejarah kopi

modern hingga yang akan

datang dan edukasi inovasi

terbaru serta karya-karya seni

yang terbuat dari kopi.

Gambar 3.6 Studi Ruang Pamer 5

Page 16: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

98

Ruang Pengolahan Kopi

Dimensi Luas

16,5 m x 3 m 49,5 m2

Keterangan Aktifitas

A = Alat Pengupas Kulit Kopi Basah

B = Alat Pencuci Biji Kopi

C = Alat Pengering Biji Kopi

D = Alat Sortasi Biji Kopi

E = Alat Pengupas Kulit Kering

F = alat Sangrai (suhu 100 C)

G = Alat Pelembutan Mesh 60-80

H = Alat Pelembutan Mesh 100-120

Melihat proses

pengolahan biji kopi

setelah dipanen.

Gambar 3.7 Studi Ruang Pengolahan Kopi

Page 17: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

99

Ruang Virtual Reality

Dimensi Luas

10 m x 9,4 m 94m2

Keterangan Aktifitas

A = Pintu Masuk

B = Alat Virtual Reality

C = Gambar dan Maket Sejarah

Perkembangan Kopi

Melihat sejarah dan

perkembangan awal kopi

ditemukan hingga masuk ke

Indonesia.

Gambar 3.8 Studi Ruang Virtual Reality

Page 18: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

100

Laboratorium Penelitian

Dimensi Luas

5 m x 4,15 m 20,75 m2

Keterangan Aktifitas

A = Pintu Masuk

B = Meja Meneliti

C = Meja Ketua Peneliti

D = Washtafel

E = Lemari Alat

Meneliti kandungan dalam kopi

untuk dicari tahu berbagai

manfaat yang belum ditemukan.

Gambar 3.9 Studi Ruang Laboratorium Penelitian

Page 19: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

101

Ruang Spa Kopi

Dimensi Luas

10 m x 13,25 m 132,5 m2

Keterangan Aktifitas

A = Pintu Masuk

B = Resepsionis

C = Ruang Tunggu

D = Tempat Minuman

E = Toilet

F = Ruang Spa Kopi Single

G = Ruang Spa Kopi Double

Mendaftar antrian, Menunggu,

BAB/BAK, Ganti Baju, Lulur

Kopi pada Tubuh (Spa Kopi)

Gambar 3.10 Studi Ruang Spa Kopi

Page 20: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

102

c. Studi Besaran Ruang

Studi besaran ruang dilakukan untuk mengetahui sirkulasi

dan besaran ruang pada ruang-ruang penting selain dari ruang

khusus.

Perpustakaan

Dimensi Luas

10 m x 7 m 70 m2

Keterangan Aktifitas

A = Pintu Masuk

B = Tempat Koleksi Buku

C = Tempat Baca Buku

Melihat dan Edukasi Hal Lain

yang Berkaitan dengan Kopi

Gambar 3.11 Studi Ruang Perpustakaan

Tabel 3.7 Studi Besaran Ruang

Page 21: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

103

Auditorium

Dimensi Luas

13 m x 10 m 130 m2

Keterangan Aktifitas

A = Pintu Masu

B = Toilet Laki-laki

C = Toiet Wanita

D = Tempat Duduk

E = Panggung

F = Tempat Transisi Pengisi

Acara

Mengadakan Workshop ataupun

Festival (Acara) yang Berkaitan

dengan Kopi

Gambar 3.12 Studi Ruang Auditorium

Page 22: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

104

Caffe

Dimensi Luas

15 m x 11 m 165 m2

Keterangan Aktifitas

A = Pintu Masuk

B = Ruang Makan Indoor

C = Ruang Makan Outdoor

D = Toilet Laki-laki

E = Toilet Wanita

F = Bar dan Dapur Barista

G = Tempat Pegawai (Loker

dan Toilet)

Makan dan minum, Melihat

Pemandangan Diluar, Barista

Menyiapkan Pesanan, Melihat

Atraksi Barista

Gambar 3.13 Studi Ruang Caffe

Page 23: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

105

Theater Outdoor

Dimensi Luas

10 m x 10 m 100 m2

Keterangan Aktifitas

A = Panggung

B = Tempat Duduk Penonton

C = Akses Masuk

Melihat Pertunjukan (Musik

maupun Tari)

- Perhitungan Luas Fasilitas Utama

NO RUANG STANDAR

LUASAN SUMBER KAPASITAS PERHITUNGAN

JUMLAH

RUANG

LUAS

(m2)

1 Lobby 1,6 m2/org SB 100 orang 100 x 1,6+ (30%) 1 208

2 R. Pamer 1 2 m2/org AS 50 orang 100 x 2+ (30%) 1 270,4

3 R. Pamer 2 2 m2/org AS 50 orang 50 x 2+ (30%) 1 113,1

4 R. Pamer 3 2 m2/org AS 60 orang 60 x 2+ (30%) 1 148,2

5 R. Pamer 4 2 m2/org AS 55 orang 55 x 2+ (30%) 1 133,9

Gambar 3.14 Studi Ruang Theater Outdoor

Tabel 3.8 Perhitungan Luas Fasilitas Utama

Page 24: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

106

6 R. Pamer 5 2 m2/org AS 50 orang 50 x 2+ (30%) 1 124,8

3

R. Proses

Pengolahan

Kopi

2 m2/org AS 30 orang 30 x 2 + (30%) 1 78

4 R. Virtual

Reality 2 m2/org AS 50 orang 50 x 2+ (30%) 1 122,2

Jumlah 1.198

Sirkulasi

30% 359,4

TOTAL 1.557,4

- Perhitungan Luas Fasilitas Penunjang

NO RUANG STANDAR

LUASAN SUMBER KAPASITAS PERHITUNGAN

JUMLAH

RUANG

LUAS

(m2)

1 Loket Tiket 6 m2/org NAD 1 orang 1 x 6+ (30%) 2 15,6

2

Coffee and

Souvenir

Store

2 m2/org AS 50 orang 50 x 2+ (30%) 2 260

3 R.

Auditorium 2 m2/org AS 100 orang 100 x 2 + (30%) 1 260

4 ATM Center 2 m2/org AS 6 orang 6 x 2 + (30%) 1 15,6

5 Mushola 1,5 m2/org AS 30 orang 30 x 1,5+ (30%) 1 58,5

6 Perpustakaan

R. Buku

15 m2/1000

Vol NAD 1200 bh 15 x 1,2+ (30%) 2 46,8

R. Baca

2,32

m2/orang NAD 30 orang 30 x 2,32 + (30%) 1 90,48

R. Komputer 2 m2/orang AS 10 orang 10 x 2 + (30%) 1 26

7 Spa Kopi

Lobby 2 m2/org SB 30 orang 30 x 2 + (30%) 1 78

Tabel 3.9 Perhitungan Luas Fasilitas Penunjang

Page 25: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

107

R. Spa

Single 17,1 m2/org NAD 1orang 1 x 17,1+ (30%) 1 22,23

R. Spa

Double 17,1m2/org NAD 2 orang 2 x 17,1+ (30%) 1 44,46

8 Caffe

R. Makan

(indoor &

outdoor)

5,6 m2/unit NAD 50 unit 50 x 5,6 + (30%) 1 159,7

Dapur dan

Bar

5,48

m2/org NAD 5 orang 2 x 50 + (30%) 1 35,62

R. Barista 2 m2/org AS 5 orang 5 x 2+ (30%) 1 13

Jumlah 866

Sirkulasi

30% 259,8

TOTAL 1.125,8

- Perhitungan Luas Fasilitas Pengelola

NO RUANG STANDAR

LUASAN SUMBER KAPASITAS PERHITUNGAN

JUMLAH

RUANG

LUAS

(m2)

1

Resepsionis

&R. Tamu 2 m2/org SB 15 orang 15 x 2 + (30%) 1

39

2

R. Kepala

Museum 5 m2/org NAD 1 orang 1 x 5+ (30%) 1

6,5

3

R. Staff

Admin 6 m2/org SB 2 orang 2 x 6+ (30%) 1

15,6

4

R. Staff

Konservasi 6 m2/org SB 4 orang 4 x 6+ (30%) 1

31,2

5

R. Staff

Koleksi 6 m2/org SB 3 orang 3 x 6+ (30%) 1

23,4

6 R. Staff 6 m2/org SB 3 orang 3 x 6+ (30%) 1 23,4

Tabel 3.10 Perhitungan Luas Fasilitas Pengelola

Page 26: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

108

Perawatan

7

R. Staff

Guide 6 m2/org SB 10 orang 10 x 2 + (30%) 1

26

8

R. Staff

Penjualan 6 m2/org SB 4 orang 4 x 6+ (30%) 1

31,2

9

R. Staff

Perpustaka

an 6 m2/org SB 2 orang 2 x 6+ (30%)

1

15,6

10

R. Staff

Event 6 m2/org SB 2 orang 2 x 6+ (30%) 1

15,6

11 R. Kurator 6 m2/org SB 2 orang 2 x 6+ (30%) 1 15,6

12

R. Staff

Penelitian 6 m2/org SB 3 orang 3 x 6+ (30%) 1

23,4

13

R. Staff Spa

Kopi 6 m2/org SB 4 orang 4 x 6+ (30%) 1

31,2

14

R. Staff

Kebersihan 6 m2/org SB 6 orang 6 x 6+ (30%) 1

46,8

15

R. Staff

Teknisi 6 m2/org SB 5 orang 5 x 6+ (30%) 1

39

16 R. Rapat 2,5 m22/org NAD 14 orang 14 x 2,5 + (30%) 1 45,5

17 Lab. Kopi 6.9 m2/org AS 3 orang 3 x 6,9 + (30%) 1 26,9

18 Gudang 8m2/org AS 1 orang 8 x 1+ (30%) 1 10,4

Jumlah 466,3

Sirkulasi

30% 139,89

TOTAL 606,19

Page 27: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

109

- Perhitungan Luas Fasilitas Servis

NO RUANG STANDAR

LUASAN SUMBER KAPASITAS PERHITUNGAN

JUMLAH

RUANG

LUAS

(m2)

1 R. Pompa 25 m2/unit NAD 1 unit 1 x 25 + (30%) 1 32,5

2 R. Tandon 50 m2/unit NAD 1 unit 1 x 50 + (30%) 1 65

3 R. Trafo 9 m2/unit NAD 1 unit 1 x 9 + (30%) 1 11,7

4 R. CCTV 6 m2/org AS 2orang 2 x 6+ (30%) 1 15,6

5 R. Genset 60 m2/unit MEE 1 unit 1 x 60 + (30%) 1 78

6 R. MEE 25 m2/unit NAD 1 unit 1 x 25 + (30%) 1 32,5

7 R. Panel 9 m2/unit MEE 1 unit 1 x 9 + (30%) 1 11,7

8 R. PABX 15 m2/unit NAD 1 unit 1 x 15 + (30%) 1 19,5

9

Loading

Dock 2,4 m2/org AS 2 unit

2 x 2,4 x 8,6 +

(30%) 1 53,66

10

Pos

Keamanan 3 m2/org AS 3 orang 3 x 3+ (30%) 1 11,7

11 Bak

Sampah - NAD 1 unit 1 x 8 + (30%) 1 10.4

12 Drop Off 2 m2/org AS 30 orang 30 x 2+ (30%) 1 78

13 Toilet Pria 0,89 m2/ur TSS 2 set 2 x 0,89 + (30%) 4 13,88

1,53 m2/wc TSS 2 set 2 x 1,53 + (30%) 4 15,91

0,92 m2/ws TSS 2 set 2 x 0,92 + (30%) 4 9,57

14 Toilet

Wanita 1,53 m2/wc TSS 3 set 2 x 1,53 + (30%) 4 31,82

0,92 m2/ws TSS 2 set 2 x 0,92 + (30%) 4 14,35

15 Toilet

Difabel

3,04

m2/unit NAD 1unit 1 x 2,85 + (30%) 4 13,88

Jumlah 519,67

Sirkulasi

30% 155,90

TOTAL 675,57

Tabel 3.11 Perhitungan Luas FasilitasServis

Page 28: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

110

- Perhitungan Luas Fasilitas Outdoor

NO RUANG STANDAR

LUASAN SUMBER KAPASITAS PERHITUNGAN

JUMLAH

RUANG

LUAS

(m2)

1

Mini Kebun

Kopi 3,2 m2/org AS 200 orang 200 x 3,2+ (30%) 1 832

2

Trekking

Area 2 m2/org AS 100 orang 100 x 2+ (30%) 1 260

3

Theater

Outdoor 2 m2/org AS 50 orang 50 x 2+ (30%) 1 130

4 Playground

2,24

m2/org SB 25 orang 25 x 2,24+ (30%) 1 72,8

Jumlah 1.294,8

Sirkulasi

30% 388,4

TOTAL 1.683,2

- Perhitungan Luas Fasilitas Parkir

NO RUANG STANDAR

LUASAN SUMBER KAPASITAS PERHITUNGAN

JUMLAH

RUANG

LUAS

(m2)

1 Ruang Parkir Pengunjung

Jumlah pengunjung :400 orang

Asumsi : 30% naik mobil (1 mobil 2 orang), 50% naik motor (1 motor 2

orang), 15% naik bus (1 bus 30 orang), 5% pengunjung disabilitas (1

mobil 2 orang).

Museum buka 8 jam, diasumsikan pengunjung menghabiskan waktu 2

jam/kunjungan. Jadi dalam sehari (8jam) terdapat 4 kali pergantian

ruang parkir.

Naik mobil : 30% x 400 orang = 120 orang = 60 mobil: 4 = 15 mobil.

Naik motor : 50% x 400 orang = 200 orang = 100 motor : 4 = 25 motor.

Tabel 3.13 Perhitungan Fasilitas Parkir

Tabel 3.12 Perhitungan Luas Fasilitas Outdoor

Page 29: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

111

Naik bus : 15% x 400 orang = 60 orang = 2 bus.

Pengunjung disabilitas : 5% x 400 orang = 20 orang = 10 mobil : 4 = 3

mobil.

Mobil 15

m2/mobil HED 15 mobil 15 x 15 + (30%) 1 292,5

Motor 2,1

m2/motor HED 25 motor 25 x 2,1 + (30%) 1 68,25

Bus 45 m2/bus HED 2 bus 2 x 45 + (30%) 1 117

Disabilitas 18,5

m2/mobil HED 3 mobil

3 x 18,5 +

(30%) 1 72,15

2 Ruang Parkir Pengelola

Jumlah pengelola bangunan :65 orang

Asumsi : 20% naik angkutan umum/jalan kaki, 20% naik mobil (1 mobil

1 orang), 50% naik motor (1 motor 2 orang)

Naik angkutan umum/jalan kaki : 20% x 65 orang = 13 orang

Naik mobil : 20% x 65 orang = 12 orang = 12 mobil

Naik motor : 60% x 65 orang = 40 orang = 20 motor

Mobil 15

m2/mobil HED 12 mobil 12 x 15+ (30%) 1 234

Motor 2,1

m2/motor HED 20 motor 20 x 2,1 + (30%) 1 54,6

Jumlah 838,5

Sirkulasi

150% 1.257,8

TOTAL 2.096,3

Keterangan:

AS : Asumsi Sendiri (Studi Ruang)

SB : Studi Banding (Survei)

HED : Handbook of Environmental Design

MEE : Mechanical Electrical Equipment

Page 30: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

112

NAD : Neufert Architect Data

TSS : Times Saver Standart

- Total Luas Keseluruhan

FASILITAS Sifat KEBUTUHAN

LUAS(m2)

Fasilitas Utama Publik 1.557,4

Fasilitas Penunjang Publik 1.125,8

Fasilitas Pengelola Privat 606,19

Fasilitas Servis Privat 675,57

TOTAL BANGUNAN 3.964,9

Fasilitas Outdoor Publik 1.683,2

Fasilitas Parkir Publik 2.096,3

TOTAL OUTDOOR & PARKIR 3.779,5

d. Citra Arsitektural

Museum merupakan bangunan yang berfungsi menyimpan

dan melestarikan benda-benda yang memiliki sejarah. Museum

selama ini identik dengan bangunan kuno dan cenderung

dianggap membosankan, yang menyebabkan rendahnya niat

masyarakat untuk berkunjung ke museum. Dengan merancang

museum kopi berkonsep eduwisata dimana pengunjung diajak

terlibat secara langsung dalam proses pengolahan kopi dari

penanaman hingga menjadi kopi bubuk. Hal ini dapat menambah

minat pengunjung untuk datang ke museum. Akan tetapi museum

tetap memiliki sebuah alur pada ruang-ruangnya agar masyarakat

mengerti edukasi yang ingin disampaiikan di dalam museum.

Tabel 3.14 Perhitungan Total Luas Keseluruhan

Page 31: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

113

3.2. Analisa Pendekatan Sistem Bangunan

3.2.1. Studi Sistem Struktur dan Pelingkup

a. Studi Sistem Struktur

Studi terhadap sistem struktur dikelompokkan menjadi 3,

yaitu whole-structure, sub-structure dan upper-structure:

Whole-structure (Struktur keseluruhan bangunan)

Rangka

Kelebihan:

- Kekuatan struktur dapat diatur

dengan memanipulasi kualitas

beton cor dan dimensi tulangan

besi yang diinginkan

- Ekonomis dari segi biaya

perawatan

- Sudah banyak pekerja yang dapat

mengerjakan

- Resistensi terhadap api

Kekurangan:

- Memerlukan tenaga ahli teknik

sipil untuk menganalisis kekuatan

dan dimensi

- Memerlukan coating lapisan

khusus untuk perlindungan

terhadap iklim

- Memiliki gaya lateral yang sangat

tinggi, sehingga pada kasus high

rise building harus menggunakan

bracing/belting

Dinding Plat Sejajar

Gambar 3.15 Struktur Rangka

Sumber: http://www.jayawan.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017

Tabel 3.15 Studi Sistem Struktur

Gambar 3.16 Struktur Plat Sejajar

Sumber: http://www.scribd.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017

Page 32: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

114

Kelebihan:

- Sangat stabil dan kokoh

Kekurangan:

- Cenderung mahal

Dinding Masif

Kelebihan:

- Sangat stabil dan kokoh

- Suhu di dalam bangunan cenderung

stabil

Kekurangan:

- Sangat mahal

- Potensi memasukkan cahaya dan

udara ke dalam bangunan menjadi

sangat minim

Sub-structure (Struktur bawah bangunan)

Pondasi Batu Belah

Kelebihan:.

- Pelaksanaan pondasi mudah

- Waktu pengerjaan pondasi cepat

- Batu belah mudah didapat,

(khususnya pulau jawa)

Kekurangan:

- Batu belah di daerah tertentu sulit

dicari

- Membuat pondasi ini memerlukan

biaya besar (bila sesuai kondisi

pertama)

- Pondasi ini memerlukan biaya

lebih mahal jika untuk rumah

bertingkat

Gambar 3.17 Struktur Dinding Masif

Sumber: http://www.jayawan.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017

Gambar 3.18 Pondasi Batu Belah

Sumber: http://www.arafuru.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017

Page 33: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

115

Pondasi Tapak (Footplate)

Kelebihan:.

- Pondasi ini lebih murah bila dihitung dari sisi biaya

- Galian tanah lebih sedikit (hanya pada kolom struktur saja)

- Untuk bangunan bertingkat penggunaan pondasi foot plate lebih handal daripada pondasi batu belah

Kekurangan:

- Persiapan lebih lama (bekisting)

- Waktu pengerjaan lebih lama

(menunggu beton kering)

- Tidak semua tukang bisa

mengerjakan

- Diperlukan pemahaman terhadap

ilmu struktur

Pondasi Strauss Pile

Kelebihan: - Kekuatan pondasi dapat diatur

dengan memanipulasi kualitas betoncor dan dimensi tulangan

Kekurangan: - Beban maksimal 5 level lantai - Belum banyak pekerja yang dapat

mengerjakan

Gambar 3.19 Pondasi Footplate

Sumber: http://www.arafuru.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017

Gambar 3.20 Pondasi Strauss Pile

Sumber: http://www.arafuru.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017

Page 34: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

116

besi yang diinginkan - Dapat digunakan sekaligus

sebagai pondasi core bangunan

- Mahal dari segi biaya pengangkutan dan harga satuan

Pondasi Sumuran

Kelebihan: - Altenatif penggunaan pondasi

dalam, jika material batu banyak

dan bila tidak dimungkinkan

pengangkutan tiang pancang

- Tidak diperlukan alat berat

- Biayanya lebih murah untuk

tempat tertentu

Kekurangan: - Bagian dalam dari hasil

pasangan pondasi tidak dapat di kontrol (Karena batu dan adukan dilempar/ dituang dari atas)

- Pemakaian bahan boros - Tidak tahan terhadap gaya

horizontal (karena tidak ada tulangan)

- Untuk tanah lumpur, pondasi ini sangat sulit digunakan karena susah dalam menggalinya

Upper-structure (Struktur atas bangunan)

Struktur Kayu

Gambar 3.21 Pondasi Sumuran

Sumber: http://www.arafuru.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017

Gambar 3.22 Struktur Kayu

Sumber: http://www.steelindonesianews.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017

Page 35: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

117

Kelebihan:

- Memiliki sifat elastis dan mempunyai ketahanan terhadap pembebanan yang tegak lurus terhadap seratnya

- Berbobot ringan - Kuat terhadap gaya tarik, gaya

tekan, dan momen lengkung - Harga yang murah - Ringan sehingga lebih mudah

dalam pengerjaannya - Tidak butuh tenaga ahli untuk

memasangnya

Kekurangan:

- Mudah terbakar

- Mudah berubah bentuk

(melengkung, menyusut, dan

retak)

- Mudah terserang rayap

- Mudah keropos terkena air hujan

Struktur Baja Konvensional

Kelebihan:

- Memiliki kekuatan yang besar - Daya eslastisitas dapat diketahui - Daya tahan lama - Pemasangan cepat - Dapat dibentuk dengan mudah

Kekurangan:

- Biaya cenderung mahal - Rentan terhadap tekuk - Beresiko mengalami keruntuhan

Struktur Baja Ringan

Gambar 3.24 Struktur Baja Ringan

Sumber: http://www.steelindonesianews.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017

Gambar 3.23 Struktur Baja Konvensional

Sumber: http://www.konstruksibesibaja.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017

Page 36: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

118

Kelebihan:

- Berbobot ringan - Tidak mudah terbakar - Tidak memiliki nilai muai dan susut - Tahan terhadap rayap, karat,

perubahan cuaca, dan kelembaban

- Pemasangan yang mudah dan cepat

- Sangat Cocok Digunakan Didaerah Rawan Gempa

Kekurangan:

- Apabila ada salah satu struktur

yang salah hitung maka akan

mempengaruhi struktur yang lain.

- Tidak sefleksibel kayu

- Rentan terkena karat

- Butuh ahli untuk memasang

Struktur Beton Bertulang

Kelebihan:

- Dapat difungsikan sebagai lantai - Kuat dan tidak mudah rusak - Hemat biaya perawatan - Tahan terhadap api - Kekedapan terhadap air cukup

baik

Kekurangan:

- Proses pengerjaan rumit

- Biaya cukup mahal

- Sering terjadi kebocoraan/rembes

- Mudah terserang lumut

- Cenderung lebih berat

- Sulit untuk dibongkar

- Kelembaban udara dalam ruang

cukup tinggi

b. Studi Sistem Pelingkup

Studi terhadap sistem pelingkup dikelompokkan menjadi 4,

yaitu penutup lantai, penutup dinding, penutup plafond, penutup

atap. Kopi identik dengan 3 warna, yaitu putih, coklat tua dan

hitam. Ketiga warna inilah yang menjadi dasar aplikasi warna

pada bangunan museum. Warna-warna tersebut nantinya akan

Gambar 3.25 Struktur Beton Bertulang

Sumber: http://www.panel lantaibeton.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017

Page 37: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

119

membentuk suasana dalam ruangsehingga apa yg disampaikan

dapat diterima dengan baik oleh pengunjung. Material-material

tersebut tetap mengusung konsep material lokal yang sesuai

dengan potensi di Indonesia.

Penutup Lantai

Keramik

Kelebihan:

- Tahan terhadap panas api - Harga ekonomis - Berbahan dasar alami yaitu tanah

liat - Mudah dipotong dan dibentuk

Kekurangan:

Lantai Kayu Parquet

Kelebihan:

- Tidak polusi - Tahan Rayap - Tahan terhadap air - Ringan - Tidak licin

Kekurangan:

- Pecah jika dibebani benda dengan bobot melebihi kekuatan

Beton Ekspos

Tabel 3.16 Studi Sistem Pelingkup

Gambar 3.26 Keramik

Sumber: http://www.isibangunan.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017

Gambar 3.27 Kayu Parquet

Sumber: http://www.isibangunan.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017

Page 38: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

120

Kelebihan:

- Perawatan mudah - Tergolong dalam kategori ekonomis,

namun dengan hasil yang mewah - Tidak mudah kotor jika diberi

coating

Kekurangan:

- Agar hasil rapi, harus memakai tukang ahli

Dinding

Batu bata

Kelebihan:

- Tahan api - Ekonomis - Kedap terhadap suara - Tahan terhadap perubahan suhu

ekstrim

Kekurangan:

- Tidak tahan terhadap kelembaban yang terlalu tinggi

- Mudah mengalami retak pada lapisan finishingnya

- Waktu pemasangan yang lama

Batu Alam

Kelebihan:

- Kedap terhadap suara

Kekurangan:

- Waktu pemasangan yang lama

Gambar 3.28 Beton Ekspos

Sumber: http://www.isibangunan.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017

Gambar 3.29 Batu Bata

Sumber: http://www.jasasipil.com/diakses pada tanggal 12 Juli 2017

Gambar 3.30 Batu Alam

Sumber: http://www.jasasipil.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017

Page 39: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

121

- Tahan api - Memiliki durabilitas yang tinggi

- Harga yang relatif mahal

Kalsi Board

Kelebihan:

- Tahan terhadap muat dan susut - Harga ekonomis

Kekurangan:

- Tidak kedap suara - Tidak dapat menahan tekanan

beban struktural - Tidak tahan api

Partisi Kaca

Kelebihan:

- Mudah dalam perawatan dan instalasi

- Memiliki nilai estetis secara arsitektural

Kekurangan:

- Mudah pecah jika mengalami tekanan

- Harga relatif mahal - Tidak tahan terhadap gempa

Gambar 3.31 Kalsi Board

Sumber: http://www.jasasipil.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017

Gambar 3.32 Partisi Kaca

Sumber: http://www.jasasipil.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017

Page 40: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

122

Plafond

Kalsi Board

Kelebihan:

- Aman bagi kesehatan

- Pemasangannya mudah dan cepat - Sifatnya kuat tetapi lentur - Perawatannya lebih sederhana

- Usia pakainya lama

Kekurangan:

- Memiliki tingkat kembang susut yang tinggi

Gypsum Board

Kelebihan:

- Lebih rapi dan halus - Lebih mudah dibuat berbagai

model seperti drop ceiling, cuve, dome dan sebagainya

- Perawatan dan perbaikan lebih mudah.

- Proses pemasangannya lebih cepat

- Mudah ditemukan di pasaran - Dipasang dengan besi hollow

Kekurangan:

- Tidak tahan terhadap air - Akan terlihat kusam dan jamur

apabila ditempat lembab dan basah

- Mudah rusak apabila terkena benturan

- Genteng harus benar-benar tidak bocor agar plafon tidak terkena bocoran air saat hujan

Gambar 3.34 Gypsum Board

Sumber: http://www.jasasipil.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017

Gambar 3.33 Kalsi Board

Sumber: http://www.jasasipil.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017

Page 41: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

123

Kayu

Kelebihan:

- Lebih artistik dan cenderung menciptakan suasana ruangan menjadi alami dan klasik.

- Tahan terhadap air/lembab

Kekurangan:

- Harga mahal

- Pengerjaan lebih sulit dan lama

Penutup Atap

Genteng Tanah Liat

Kelebihan:

- Harganya murah - Bobotnya ringan, sehingga

meminimalkan beban atap - Mempunyai kuat tekan, sehingga

bisa diinjak

Kekurangan:

- Diperlukan ketelitian ketika pemasangan reng supaya tak terjadi kebocoran

- Mudah berlumut ataupun berjamur, sehingga harus dilapisi cat maupun glasur

- Pemasangan menggunakan pola zig-zag sistem sambungan inlock

Gambar 3.36 Genteng Tanah Liat

Sumber: http://www.jasasipil.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017

Gambar 3.35 Kayu

Sumber: http://www.jasasipil.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017

Page 42: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

124

Dak Beton

Kelebihan:

- Dapat difungsikan menjadi ruangan fungsi lain

- Tidak mudah terbakar - Anti rayap - Tidak mudah bocor - Dapat dibentuk sesuai keinginan

Kekurangan:

- Mahal - Proses pengerjaan lama

Kaca Tempered

Kelebihan:

- Dapat membawa masuk cahaya ke dalam bangunan sehingga dapat menjadi penerangan alami

- Estetika eksterior bangunan - Mudah dibersihkan dari kotoran

Kekurangan:

- Harga mahal - Membawa panas masuk ke dalam

bangunan - Perawatan yang rutin

Gambar 3.38 Kaca Tempered

Sumber: http://www.jasasipil.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017

Gambar 3.37 Dak Beton

Sumber: http://www.jasasipil.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017

Page 43: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

125

3.2.2. Studi Sistem Utilitas

a. Sistem Pencahayaan

- Pencahayaan alami

Penggunaan pencahayaan alami bertujuan agar lebih

menghemat energi dan biaya operasional. Selain itu sistem

pencahayaan alami memiliki beberapa sifat yang harus

diperhatikan:

- Cahaya alami siang hari tidak kontinu.

- Cahaya matahari dapat merusak beberapa koleksi karena

tingkat iluminasi dan komposisi spektrum cahayanya.

- Menghasilkan hawa panas dalam ruangan.

Kelemahan dari sifat cahaya alami dapat diatasi dengan

adanya vegetasi seperti pohon dan tanaman yang dapat

mereduksi intensitas cahaya dan panas matahari serta

penyeimbang oksigen untuk ruang dalam.Beberapa strategi untuk

mendapatkan cahaya matahari yaitu sebagai berikut :

Gambar 3.39 Pencahayaan Alami

Sumber: http://www.architectaria.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017

Page 44: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

126

1. Mempertimbangkan organisasi ruang dengan arah matahari

dan merancang bukaan dengan baik

2. Menghindari panas matahari langsung di siang dan sore hari,

salah satunya dengan penggunaan kaca sebagai pelindung

paparan sinar matahari langsung.

- Pencahayaan buatan

Pencahayaan yang digunakan perlu memperhatikan

pengaturan dan manajemen pencahayaan pada koleksi dengan

memperhatikan penggunaan jenis lampu yang dipakai agar

tidak merusak koleksi. Berikut ini adalah konsep pencahayaan

yang akan digunakan:

- Pencahayaan general/umum, adalah sistem pencahayaan

yang digunakan untuk menerangi daerah sirkulasi dengan

besaran iluminasi yang sedang. Kombinasi dari jenis lampu

halogen dengan filter UV digabung dengan incandescent

merupakan pencahayaan yang tepatyang diletakkan di

Gambar 3.40 Pencahayaan Buatan

Sumber: Natasya dan Maharani, Yudi. 2012. Pengembangan Alur Sirkulasi, Sistem Display dan Pencahayaanpada Bandung Contemporary Art Space.

Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain. 1 (1), 1-9.

Page 45: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

127

dalam ruang pamer karena jangkauannya yang luas dan

sifatnya yang tidak merusak koleksi tergantung dari

pemilihan lux lampu yang tepat. Untuk konsep pemasangan

lampu dapat berupa downlight dengan tipe warm light agar

suasana lebih hangat dan menampilkan warna yang baik

dari koleksi.

- Pencahayaan individual/khusus, ditujukan untuk benda-

benda koleksi museum. Dengan menggunakan jenis lampu

spotlight yang disorotkan ke bagian dinding galeri, bukan ke

arah koleksi karena dikhawatirkan cahayanya dapat

membuat warna menjadi pudar.

- Pencahayaan dekoratif, digunakan untuk menciptakan

suasana ruang yang lebih dramatis dan mendukung

gambaran ruang yang hendak ditampilkan.

Standar yang direkomendasikan untuk tingkat pencahayaan

adalah sebagai berikut:

- 50 lux untuk tingkat kesensitifan tinggi.

- 150-200 lux untuk tingkat kesensitifan sedang.

- 300 lux untuk tingkat kesensitifan rendah.

Dengan memakai standar tingkat lux diatas, maka

penggunaan tiap lampu maksimum adalah 75 watt/lumen.

b. Sistem Penghawaan

Tujuan penghawaan adalah untuk menciptakan kenyamanan dan

sebagai penjaga kestabilan suhu untuk benda koleksi.

Page 46: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

128

- Penghawaan alami

Penghawaan alami diperoleh dari aliran udara. Faktor

yang mempengaruhi penghawaan alami yaitu kecepatan angin

dan orientasi bangunan. Untuk mendapatkan penghawaan

alami adalah dengan cara memberikan perlubangan pada

dinding agar terjadi cross ventilation dan memperhatikan

orientasi bangunan agar sesuai dengan arah aliran udara yang

dating pada tapak.

- Penghawaan buatan

1. AC Split

Merupakan sistem pendingin ruangan yang dapat

diatur dalam setiap ruangnya/titik lokasi penempatan sesuai

kebutuhan penghawaan.

Gambar 3.42 AC Split

Sumber: http://www.architectaria.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017

Gambar 3.41 Penghawaan Alami

Sumber: http://www.architectaria.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017

Page 47: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

129

2. AC Central

Merupakan sistem pendingin ruangan yang diatur dari

pusat/sentral dan menyalurkannya pada setiap lantai

melalui ruang AHU dengan saluran ducting.

c. Sistem Transportasi

- Tangga

Koefisien Lantai Bangunan (KLB) Museum umumnya

hanya sekitar 1-2 lantai dan maksimal hingga 3 lantai. Oleh

karena itu untuk sarana transportasi vertikalnya, museum tidak

membutuhkan lift/elevator, namun akan menggunakan tangga

umum dan tangga darurat yang dihubungkan dengan pintu darurat

untuk menunjang sistem evakuasi. Sedangkan untuk transportasi

horizontalnya berupa jalur sikulasi museum itu sendiri atau

koridor.

Gambar 3.43 AC Central

Sumber: http://www.architectaria.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017

Page 48: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

130

- Ramp

Ramp merupakan transportasi vertikal manual yang ramah

lingkungan dan biasanya digunakan untuk mempermudah jalur

sirkulasidari kaum difabel.

d. Sistem Air Bersih

- Sumber Air bersih

Pada bangunan museum penggunaan air memang tidak

terlalu sering digunakan seperti pada bangunan hunian. Sumber

air bersih, sumber air bersih berasal dari PDAM dan Sumur.

- Sistem Penyaluran Air bersih

a. SistemUp-feed

Gambar 3.45 Ramp

Sumber: http://www.architectaria.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017

Gambar 3.44 Tangga

Sumber: http://www.architectaria.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017

Page 49: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

131

Sistem disitribusi air bersih dengan hanya memanfaatkan

daya pompa untuk mendistribusikan air dari lokasi

penyimpanan air langsung menuju bangunan.

Kelebihan :Daya semprot air yang dikeluarkan dalam

setiaptitik akan selalu sama.

Kekurangan:Boros energi dikarenakan terus

menerusmenggunakan daya pompa.

b. Sistem Down-feed

Sistem distribusi air bersih dengan memanfaatkan gaya

gravitasi, dimana air dipompa ke bak penampungan yang

lebih tinggi dan kemudian didistribusi ke bangunan.

Gambar 3.46 Sistem Up-feed

Sumber: http://www.architectaria.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017

Gambar 3.47 Sistem Down-feed

Sumber: http://www.architectaria.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017

Page 50: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

132

Kelebihan :Lebih menghemat energi.

Kekurangan :Jika tidak adagatevalve, tekanan air yang

keluar dalam setiap titiknya akan berbeda-beda.

e. Sistem Distribusi Listrik

Sumber tenaga listrik berasal dari Perusahaan Listirik

Negara (PLN) dan Diesel Generator Set sebagai sumber listrik

untuk beban emergency.

Pengoperasian sistem pada kondisi beban normal, seluruh

beban listrik mendapat distribusilistrik dari PLN. Apabila sumber

listrik PLN mengalami gangguan, maka secara otomatis sumber

listrik diambil alih oleh sumber cadangan diesel genset yang

dilengkapi Automatic Main Failure (AMF) dan melayani

bebanlistrik. Jarak waktu dari PLN padam hingga sumber listrik

diesel genset dapat melayani beban listrik adalah maksimum 20

detik.

Gambar 3.48 Sistem Distribusi Listrik

Sumber: http://www.architectaria.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017

Page 51: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

133

f. Sistem Jaringan Telekomunikasi

Museum kopi butuh sistem komunikasi yang dapat diterima

oleh semua penghuni seperti pengelola ataupun pengunjung.

Untuk komunikasi antar pengelola digunakan sistem PABX dan

interkom. Untuk komunikasi dengan pihak luar museum dan

pengelola museum memakai telepon, faximile, telex, dan jaringan

internet. Kemudian sistem yang dipergunakan untuk pusat

informasi dan pengumuman di seluruh museum digunakan audio

sistem.

g. Sistem Pengelolaan Sampah

Sampah digolongkan menjadi dua yaitu organik dan an-

organik. Keduanya memiliki jalur pengelolaan yang berbeda.

Sampah organik ditampung dalam baksampah organik

kemudian akan diolah menjadi pupuk kompos yang dapat

digunakan untukkebun kopi. Sedangkan untuk sampah an-

organik ditampung dalam bak sampah an-organik yang

kemudian nantinya akan dibawa ke tempat pembuangan di luar

tapak.

h. Sistem Pengelolaan Limbah

Pembuangan air hujan yang melalui atap disalurkan lewat

talang dan ditampung di bak penampung air untuk selanjutnya

akan digunakan kembali.

Sistem pembuangan air kotor dalam lingkungan dijauhkan

dari sumber atau jaringan air bersihnya. Limbah cair (grey water)

Page 52: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

134

akan ditampung dalam bak yang kemudian dilakukan filtrasi.

Setelah terfiltrasi, sebagian akan dipakai lagi untuk toilet dan

sebagian akan di alirkan menuju sumur peresapan. Sedangkan

Limbah padat (dark water) akan dikumpulkan dalam septictank

yang kemudian menuju sumur peresapan.

i. Sistem Penangkal Petir

Sistem penangkal petir berfungsi untuk melindungi gedung

dari sambaran petir dan dalam pemilihannya harus disesuaikan

dengan bangunan yang ada. Penangkal petir sistem Sangkar

Faraday (Faraday Cage) menggunakan tiang yang disebut

bliksem spit, mempunyai panjang sekitar 30 cm yang kemudian

dihubungkan dengan kabel tembaga dan selanjtunya ditanam ke

tanah sebagai elektroda bumi.

j. Sistem Pengamanan Kebakaran

Sistem pengamanan kebakaran yang digunakan dalam

museum berupa penanganan secara pasif berupa smoke detector

dan sprinkler, sertasecara aktif berupa fire extinguisher,hydrant.

- Penanggulangan secara pasif:

a. Smoke detector dan sprinkler

Smoke detector merupakan alat pendeteksi keberadaan

asap. Ketika asap dideteksi oleh smoke detector, air akan

otomatis keluar melalui sprinkler.

Gambar 3.49 Smoke Detector

Sumber: http://www.architectaria.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017

Page 53: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

135

- Penanggulangan secara aktif:

a. Indoor Hydrant

Didalam bangunan, hydrant biasanya berbentuk box dan

terdapat didalam dinding. Di dalamnya biasanya terdapat alat

pemadaman seperti fire extinguisher.

b. Outdoor Hydrant

Hydrant pump adalah distribusi air yang digunakan

olehpemadam kebakaran untuk menambah jumlah air,

sedangkan hydrant boxdapat digunakan oleh siapa saja.

Gambar 3.50 Indoor Hydrant

Sumber: http://www.architectaria.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017

Gambar 3.51 Outdoor Hydrant

Sumber: http://www.architectaria.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017

Page 54: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

136

k. Sistem Keamanan Bangunan

Fasilitas Keamanan yaitu fasilitas alat bantu yang

digunakan untuk menjaga keamanan museum. Salah satunya

yaitu CCTV (Closed Circuit Television) yang merupakan peralatan

kamera yang digunakan untuk memantau situasi dan kondisi

secara visual pada semua wilayah di lingkungan museum guna

menjaga keamanan bangunan.

3.2.3. Studi Pemanfaatan Teknologi

a. Rain Water Harvesting

Sistem Rain Water Harvesting menggunakan produk Rain

Store dimana lahan diatasnya dapat digunakan sebagai lahan

parkir dan biaya jauh lebih murah dibandingkan harus membuat

bak beton.

Gambar 3.52 CCTV

Sumber: http://www.architectaria.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017

Gambar 3.53 Rain Water Harvesting

Sumber: http://www.ebrochurerainwater.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017

Page 55: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

137

b. Penyaringan Air Sungai dengan Sistem Up Flow

Penyaringan Air Sistem Up Flow merupakan sebuah

terobosan baru selain menggunakan sistem penyaringan

konvensional. Keunggulan sistem penyaringan dari arah bawah ke

atas (Up Flow) jika saringan telah jenuh atau buntu, dapat

dilakukan pencucian balik dengan cara membuka kran penguras.

Dengan demikian air bersih yang berada di atas lapisan pasir

dapat berfungsi sebagai air pencuci media penyaring dan dapat

dilakukan tanpa pengeluaran atau pengerukan media

penyaringnya sehingga lebih menghemat energi dan dapat

dilakukan kapan saja.

c. Grass Pave/Gravel

Grass Pave/Gravel merupakan sebuah teknologi alternatif

untuk mengganti perkerasan suatu area, seperti misalnya lahan

parkir.Lahan parkir yang tadinya hanya mampu menyerap

maksimal 25% air kedalam tanah, jika menggunakan grass

pave/gravel dapat menyerap air hingga >80%.

Gambar 3.54 Penyaringan Air Sungai dengan Sistem Up Flow

Sumber: http://www.static.arenalte.com.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017

Page 56: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

138

Metode pemasangangrass pave/gravel:

a. Tanah digali sedalam 15 cm kemudian dipadatkan.

b. Gelar lembaran grass pave/gravel.

c. Urug dengan kerikil kemudian ratakan.

d. Area telah siap digunakan untuk lahan parkir.

d. Virtual Reality (VR)

Virtual Reality (VR) atau realitas maya adalah teknologi yang

membuat pengguna dapat berinteraksi dengan suatu lingkungan

yang disimulasikan oleh komputer, suatu lingkungan sebenarnya

yang ditiru atau benar-benar suatu lingkungan yang hanya ada

dalam imaginasi. Dalam hal ini museum menggunakan Virtual

Reality untuk memberikan edukasi interaktif kepada pengunjung

tentang sejarah awal mula kopi dimana pengunjung dapat

merasakannya secara langsung.

Gambar 3.55 Grass Pavel/Gravel

Sumber: http://www.ebrochuregrasspave.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017

Gambar 3.56 Virtual Reality

Sumber: http://www.static.arenalte.com.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017

Page 57: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

139

3.3. Analisa Pendekatan Konteks Lingkungan

3.3.1. Analisa Pemilihan Lokasi

Gambar 3.57 Peta Kabupaten Semarang

Sumber: http://www.semarangkab.go.id/ diakses pada tanggal 15 Juli 2017

Berikut adalah regulasi Kabupaten Semarang yang sesuai

dengan Peraturan Daerah No. 15 tahun 2015 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Semarang Tahun

2011-2031 pada bagian kedua sistem pusat pelayanan paragraf

kedua tentang sistem perwilayahan pasal 8 ayat 3, Sistem

Perwilayahan (SWP) dalam pasal 7 huruf b terdiri atas:

a. SWP–1 yaitu kawasan yang ditetapkan menjadi bagian

dari ibukota Kabupaten serta kawasan sekitarnya yang

termasuk dalam jangkauan pelayanannya meliputi Kecamatan

Ungaran Barat, Ungaran Timur, Bergas, dan Pringapus

dengan pusat pengembangan di perkotaan Ungaran dengan

fungsi pusat SWP adalah pelayanan fasilitas umum,

Page 58: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

140

perdagangan dan jasa, pertanian, pariwisata, pusat

pemerintahan skala Kabupaten serta permukiman perkotaan;

b. SWP–2 yaitu kawasan yang menjadi wilayah pengaruh dari

Kota Ambarawa meliputi Kecamatan Ambarawa, Tuntang,

Banyubiru, Bandungan, Jambu, Bawen dan Sumowono

dengan pusat pengembangan di perkotaan Ambarawa dengan

fungsi industri, pertanian, pariwisata, perdagangan dan jasa,

fasilitas umum, permukiman, perikanan, serta pertahanan dan

keamanan dengan fungsi pusat SWP adalah perdagangan

dan jasa agribisnis, serta fasilitas umum;

c. SWP–3 yaitu kawasan yang berada di Daerah selatan meliputi

Kecamatan Suruh, Tengaran, Getasan, Susukan, Kaliwungu,

Pabelan, Bancak dan Bringin dengan pusat pengembangan di

perkotaan Suruh dan Tengaran diarahkan mempunyai fungsi

industri, pertanian, pariwisata, dan perikanan, dengan fungsi

pusat SWP adalah pusat industri, agribisnis, perdagangan dan

jasa, serta pusat fasilitas umum penunjang agropolitan;

d. Paragraf 9 Pasal 72 tentang Ketentuan Umum Peraturan

Zonasi Kawasan Lindung : Penetapan garis sempadan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

e. Ketentuan dan peraturan pemerintah mengenai bangunan,

mengacu pada Peraturan Daerah No. 15 tahun 2015 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Semarang

Tahun 2011-2031 yaitu:

Page 59: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

141

- Garis Sempadan Jalan (GSJ) = 7,5 m (dari as jalan)

- Garis Sempadan Bangunan (GSB) = 5 m (dari pagar)

- Koefisien Dasar Bangunan (KDB) = max 60%

- Koefisien Lantai Bangunan (KLB) = 1,4

- Maksimal Lantai Bangunan = 4 Lantai

f. Paragraf 10 Pasal 84 tentang Zonasi untuk Kawasan

Peruntukan Pariwisata: prasarana minimal yang harus

disediakan adalah listrik, telepon, air bersih dan lahan parkir.

3.3.2. Analisa Pemilihan Tapak

Dalam menentukan lokasi & tapak bangunan, maka perlu

perhatian terhadap karakteristik dari pola kegiatan-kegiatan

yang berlangsung pada bangunan tersebut yang disesuaikan

dengan karakteristik wilayah dan mengacu pada peraturan

pemerintah yang ada.Berdasarkan pertimbangan tersebut

maka pemilihan tapak dapat dilihat dari segi :

- Dari segi peruntukan lahan/ tata guna lahan

Museum Kopi merupakan bangunan yang bersifat

pariwisata, maka perlu berada di lokasi yang tata guna

lahannya diperuntukkan untuk fasilitas pariwisata.

- Dari segi aksesibilitas

Pemilihan lokasijuga harus mempertimbangkan

kemudahan pencapaian dari dalam maupun dari luar kota. Hal

ini berkaitan dengan kualitas jalan, arus sirkulasi kendaraan

Page 60: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

142

dengan pencapaian yang tidak mengganggu tapak, dan faktor

keamanan terhadap kecelakaan.

- Dari segi lingkungan

Lokasi juga harus memiliki fasilitas-fasilitas umum

yang dapat digunakan masyarakat untuk mendukung

bangunan itu sendiri.

- Kenyamanan dan daya tarik lokasi

Karena bangunan ini bersifat pariwisata dengan

sasaran masyarakat umum maka diperlukan tempat yang

nyaman, menarik, dan mempunyai daya tarik tersendiri dari

lokasi tersebut.

a. Studi Luas Tapak

- Luas Kebutuhan Tapak

Luas Kebutuhan Tapak = (Luas total bangunan ÷ KLB) + total

outdoor & parkir

(3.964,9m2 ÷ 1,4) + 3.779,5m2

2.832,1m2 + 3.779,5m2 = 6.611,6m2

- Luas Lantai Dasar

Luas lantai dasar = Luas kebutuhan tapak x KDB40%

6.611,6m2 x 40%

2.644,6m2

- Luas Ruang Terbuka

Luas ruang terbuka = Luas kebutuhan tapak - lantai dasar

6.611,6m2 - 2.644,6m2

3.967m2

Page 61: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

143

- Luas Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Luas RTH = Luas ruang terbuka x 30%

3.967m2 x 30%

1.190,1m2

b. Alternatif Tapak

1. Alternatif tapak 1 - Kecamatan Ungaran Barat

Lokasi:

Jl. Yos Sudarso, Kelurahan Nyatnyono, Kecamatan Ungaran

Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Suhu Udara : 27 derajat Celcius

Kelembaban Udara : 74%

Tekanan Udara : 977 hPa

Kuat Cahaya : 8207 Lux

Kebisingan : 57,9 db

Pemandangan yang diperoleh: Sawah, Bukit, Permukiman

Gambar 3.59 Pemandangan di Alternatif Tapak 1

Gambar 3.58 Peta Rencana dan Kontur Alternatif Tapak 1 di Ungaran Barat

Page 62: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

144

Aksesibilitas menuju area tapak:

Jarak Lokasi Tapak dari:

- Kota Ungaran (6 menit), Semarang (41 menit), Salatiga (44

menit).

- Gerbang Keluar Tol Ungaran (11 menit).

- Terminal Bus Ungaran (12 menit).

- Wisata Kolam Renang Tirto Agung Siwarak (3 menit).

Kelebihan tapak :

- Lokasi dekat dengan keramaian kota.

- Berada di dekat tempat wisata.

- Aksesibilitas dan pencapaian cukup mudah.

- Dilewati transportasi umum.

- Tingkat ketenangan cenderung tinggi karena berada cukup

jauh dengan jalan raya utama.

- - - - -= Jalan aspal, lebar: 8 m

Gambar 3.60 Peta Akses Menuju Alternatif Tapak 1

Page 63: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

145

- Memiliki view yang bagus yaitu sawah, bukit dan

permukiman.

- Jauh dari pabrik industri.

- Kontur relatif cukup datar.

Kendala tapak :

- Pada jam-jam tertentu (pagi dan sore) khususnya hari kerja

terdapat beberapa titik rawan kemacetan.

2. Alternatif tapak 2 – Kecamatan Ungaran Timur

Lokasi:

Bandarjo, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Jawa

Tengah.

Suhu Udara : 27 derajat Celcius

Kelembaban Udara : 74%

Tekanan Udara : 977 hPa

Kuat Cahaya : 8207 Lux

Kebisingan : 57,9 db

Pemandangan yang diperoleh: Hutan, Permukiman

Gambar 3.61 Peta Rencana dan Kontur Alternatif Tapak 2 di Ungaran Timur

Sumber: http://www.googlemaps.com/ diakses pada tanggal 15 Juli 2017

Page 64: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

146

Aksesibilitas menuju area tapak:

Jarak Lokasi Tapak dari:

- Kota Ungaran (4 menit), Semarang (34 menit), Salatiga (44

menit).

- Gerbang Keluar Tol Ungaran (10 menit).

- Terminal Bus Ungaran (4 menit).

- Wisata Alam Hutan Penggaron (5 menit).

Kelebihan tapak :

- Lokasi dekat dengan kota.

- Berada di dekat tempat wisata.

- Aksesibilitas dan pencapaian cukup mudah.

- - - - -= Jalan aspal, lebar: 7 m

Gambar 3.62 Pemandangan di Alternatif Tapak 2

Gambar 3.63 Peta Akses Menuju Alternatif Tapak 2

Page 65: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS MAHARASTA.BAB III.pdfKursi, Tempat tidur, Loker Publik Indoor Melihat Atraksi Barista,

147

- Dilewati transportasi umum.

- Jauh dari pabrik industri.

- Kontur relatif cukup datar.

Kendala tapak :

- Pada jam-jam tertentu (pagi dan sore) terdapat beberapa titik

rawan kemacetan.

- View hanya hutan dan lahan kosong.

- Tingkat ketenangan cenderung rendah karena berada dekat

dengan jalan raya utama.

c. Matriks Penilaian Tapak

Kriteria

Bobot

Ungaran Barat

Ungaran Timur

Skor (1-10) Nilai Skor (1-10) Nilai

Aksesibilitas 30% 8 2,4 7 2,1

Potensi Wisata 25% 7 1,7 6 1,5

Dekat Sarana Pendidikan 20% 7 1,4 6 1,2

View dan Ketenangan 15% 7 1 5 0,7

Jauh dari Industri 10% 7 0,7 7 0,7

NILAI TOTAL - 7,2 - 6,2

Melihat hasil penilaian diatas, maka tapak terpilih yang

akan dipakai untuk Museum Kopi di Kabupaten Semarang

adalah alternatif tapak 1 di Kecamatan Ungaran Barat.

Tabel 3.17 Matriks Penilaian Tapak