BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS...
Transcript of BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/16223/4/13.11.0129 ANDRE BAGAS...
83
BAB III
ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR
3.1. Analisa Pendekatan Arsitektur
3.1.1. Studi Aktivitas dan Kebutuhan Ruang
a. Pendekatan Kebutuhan Ruang
Pendekatan kebutuhan ruang dilakukan dengan menganalisa
aktivitas berdasarkan pelaku.
PELAKU AKTIVITAS RUANG PERABOT SIFAT TIPE
RUANG
Pengunjung Datang Jalan Masuk - Publik Outdoor
Menurunkan Penumpang
Drop Off - Publik Outdoor
Parkir Area Parkir Bus, Mobil, Motor
- Publik Outdoor
Membeli Tiket Loket Tiket Meja, Kursi, Mesin Kasir
Publik Outdoor
Edukasi Tumbuh Tanaman Kopi
Trekking Area -
Publik Outdoor
Edukasi Tanaman Kopi
Mini Kebun Kopi Alat Perkebunan Kopi
Publik Outdoor
Berkumpul Lobby Meja, Kursi Informasi
Publik Indoor
Melihat Proses Pengolahan
R. Proses Pengolahan Kopi
Alat-alat Pengolahan Kopi Publik Indoor
Melihat Alat Pengolahan Kopi, Jenis-jenis Kopi, Karya Seni dari Kopi
R. Pamer
Vitrin, Panel,Panel Touch Screen, Pendestal, Maket, Biji Kopi, Foto
Publik Indoor
Melihat Sejarah Perkembangan Kopi
R.Virtual Reality
Vitrin, Panel,Panel Touch Screen, Pendestal, Virtual Reality
Publik Indoor
Membeli Produk Kopi dan Souvenir
Coffee and Souvenir Store
Meja, Kursi Almari Penyimpanan, Mesin Kasir
Publik Indoor
Membaca Perpustakaan Meja, Kursi Almari, Rak, Loker,
Publik Indoor
Tabel 3.1 Analisis Aktivitas dan Kebutuhan Ruang
84
Komputer
Perawatan dengan Kopi
R. Spa Kopi Resepsionis, Meja, Kursi, Tempat tidur, Loker
Publik Indoor
Melihat Atraksi Barista, Makan & Minum
Cafe Meja, Kursi, Sofa, Almari, Rak, Loker, Mesin Kasir, Bar
Publik Indoor
Menonton Pertunjukan
Theater Outdoor -
Publik Indoor
Workshop/Acara R. Auditorium Kursi-kursi Publik Indoor
Anak-anak Bermain Playground Mainan Anak Publik Outdoor
Mengambil Uang ATM Center Mesin ATM Publik Indoor
Beribadah Mushola Rak, Mimbar Publik Indoor
BAB / BAK Toilet WC, Urinoir, Washtafel
Privat Indoor
Pengelola Datang Jalan Masuk - Publik Indoor
Memarkir Kendaraan
Area Parkir Mobil, Motor
- Privat Indoor
Masuk / Menerima Tamu
Resepsionis / R.Tamu
Meja, Kursi, Sofa, Meja Resepsionis
Privat Indoor
Memantau Karyawan
R. Kepala Museum
Meja, Kursi, Almari Arsip, Komputer, Meja Kursi Tamu
Privat Indoor
Mengelola Keuangan
R. Staff Administrasi
Meja, Kursi, Almari Arsip, Komputer
Privat Indoor
Melakukan Pelestarian
R. Staff Konservasi
Meja, Kursi, Almari Arsip, Komputer
Privat Indoor
Mengelola Koleksi R. Staff Koleksi Meja, Kursi, Almari Arsip, Komputer
Privat Indoor
Merawat Museum R. Staff Perawatan
Meja, Kursi, Almari Arsip, Komputer
Privat Indoor
Memandu Pengunjung
R. Staff Guide Meja, Kursi, Almari Arsip, Komputer
Privat Indoor
Menjual Produk R. Staff Penjualan
Meja, Kursi, Almari Arsip, Komputer
Privat Indoor
Mengelola Perpustakaan
R. Staff Perpustakaan
Meja, Kursi, Almari Arsip, Komputer
Privat Indoor
Mengelola Acara R. Staff Event Meja, Kursi, Almari Arsip, Komputer
Privat Indoor
Menilai Karya Seni yang Akan Dipamerkan
R. Kurator Meja, Kursi, Almari Arsip, Komputer Privat Indoor
Mengadakan Rapat R. Rapat Meja& Kursi Rapat, Proyektor, Layar
Privat Indoor
Penelitian Kopi Lab. Penelitian Meja, Kursi, Washtafel, Alat-alat Lab.
Privat Indoor
Bersih-bersih R. Staff Kebersihan
Meja, Kursi, Loker Privat Indoor
85
Pengamanan R. Keamanan Meja, Kursi, Rak Privat Outdoor
Beribadah Mushola Rak, Mimbar Publik Indoor
BAB / BAK Toilet WC, Urinoir, Washtafel
Privat Indoor
Servis Menyimpan Pompa Air
R. Pompa Air Pompa Air
Servis Indoor
Menyimpan Air R. Tandon Tandon Air Servis Outdoor
Menyimpan Trafo R. Trafo Trafo Servis Indoor
Mengawasi Seluruh Area
R. CCTV Meja, Kursi, Layar
Servis Indoor
Menyimpan Genset R. Genset Genset Servis Indoor
Mengendalikan MEE
R. MEE Peralatan Mekanikal Elektrikal
Servis Indoor
Menyalurkan Listrik R. Panel Panel Listrik Servis Indoor
Melakukan Komunikasi
R. PABX Meja, Kursi, Komputer
Servis Indoor
Bongkar Muat Barang
Loading Dock -
Servis Outdoor
Menyimpan Peralatan
Gudang
Meja, Almari,Rak,Box, Alat-alat Kebersihan
Servis Indoor
b. Persyaratan Ruang
Studi persyaratan ruang dilakukan berdasarkan aspek-aspek yang
dibutuhkan/memberikan dampak terhadap museum kopi.
Nama Ruang
Akustik Pencahayaan Penghawaan Kebakaran Kelembapan
No
rma
l
Ten
an
g
Ala
mi
Bu
ata
n
Ala
mi
Bu
ata
n
Tin
gg
i
No
rma
l
Tin
gg
i
No
rma
l
Jalan Masuk ● ● ● ● ●
Drop Off ● ● ● ● ●
Area Parkir Bus, Mobil, Motor
● ● ● ● ●
Loket Tiket ● ● ● ● ●
Trekking Area
● ● ● ● ●
Mini Kebun Kopi
● ● ● ● ●
Lobby ● ● ● ● ●
R. Proses ● ● ● ● ●
Tabel 3.2 Analisis Persyaratan Ruang
86
Pengolahan Kopi
R. Pamer ● ● ● ● ●
R. Virtual Reality
● ● ● ● ●
Coffee and Souvenir Store
● ● ● ● ●
Perpustakaan ● ● ● ● ● ●
R. Spa Kopi ● ● ● ● ●
Cafe ● ● ● ● ● ●
Theater Outdoor
●
●
●
●
●
R. Auditorium ● ● ● ● ●
Playground ● ● ● ● ●
ATM Center ● ● ● ● ●
Mushola ● ● ● ● ●
Toilet ● ● ● ● ●
Resepsionis & R. Tamu
●
● ● ●
●
●
R. Kepala Museum
●
● ● ●
●
●
R. Staff Administrasi
●
● ● ●
●
●
R. Staff Konservasi
●
● ● ●
●
●
R. Staff Koleksi
●
● ● ●
●
●
R. Staff Perawatan
●
● ● ●
●
●
R. Staff Guide
●
● ● ●
●
●
R. Staff Penjualan
●
● ● ●
●
●
R. Staff Perpustakaan
●
● ● ●
●
●
R. Staff Event ● ● ● ● ● ●
R. Kurator
● ● ● ● ● ●
R. Rapat ● ● ● ● ● ●
Lab. Penelitian
●
● ● ●
●
R. Staff Kebersihan
●
●
●
●
●
R. Keamanan ● ● ● ● ●
R. Pompa Air ● ● ● ● ●
R. Tandon Air ● ● ● ● ●
R. Trafo ● ● ● ● ●
87
c. Pola Aktivitas Pelaku
- Pengunjung
- Pengelola
R. CCTV ● ● ● ● ●
R. Genset ● ● ● ● ●
R. MEE ● ● ● ● ●
R. Panel ● ● ● ● ●
R. PABX ● ● ● ● ●
Loading Dock ● ● ● ● ●
Gudang ● ● ● ● ●
Diagram 3.2 Analisis PolaAktivitas Pengelola
Datang
Parkir
Absensi
Bekerja Sesuai
Bagian
Istirahat
Absensi
BAB/BAK
Pergi
Makan dan
Minum
Beribadah
Menerima
Tamu
Rapat
Bekerja Sesuai
Bagian
Diagram 3.1 Analisis PolaAktivitas Pengunjung
Aktivitas Edukasi
INDOOR
Mengambil
Uang Beribadah BAB/BAK
Datang
Parkir
Membeli Tiket
Edukasi
Tanaman Kopi
Melihat Proses
Pengolahan Kopi
Melihat Alat
Kopi, Jenis Kopi,
Karya Seni dari
Kopi
Melihat Sejarah
Kopi
Membeli
Produk/Souvenir
Membaca
Buku
Perawatan
dengan Kopi
Menonton
Pertunjukan
Melihat Atraksi
Barista, Makan
& Minum
Workshop/A
cara
Pergi
Anak-anak
Bermain
Aktivitas
Bebas
OUTDOOR
OUTDOOR
INDOOR
Drop Off
88
d. Hubungan Pola Ruang
Diagram 3.3 Pola Hubungan Ruang Makro
Keterangan:
= Erat
= Sedang
= Tidak Erat
Diagram 3.4 Pola Hubungan Ruang Mikro
COFFEE AND SOUVENIR
STORE
PERPUSTAKAAN
CAFE
THEATER
OUTDOOR
SPA KOPI
AUDITORIUM
PLAYGROUND
ATM CENTER
MUSHOLA
PENUNJANG
TREKKING AREA
MINI KEBUN KOPI
LOKET TIKET
R. PAMER
R. VIRTUAL REALITY
LOBBY
R. PROSES PENGOLAHAN
KOPI
UTAMA
OUTDOOR
PARKIR
R. PENGELOLA
TOILET
R. SERVIS
89
e. Waktu Operasional Bangunan
Fasilitas Kegiatan Waktu Operasional
Drop Off Menurunkan Penumpang
Senin-Minggu : 08.00-16.00
Parkir Memarkir Kendaraan Senin-Minggu : 08.00-16.00
Loket Tiket Membeli Tiket Senin-Minggu : 08.00-16.00
Trekking Area Jalan menuju Museum Senin-Minggu : 08.00-16.00
Mini Kebun Kopi
Edukasi Tanaman Kopi Senin-Minggu : 08.00-16.00
Lobby Berkumpul Senin-Minggu : 08.00-16.00
R. Proses Pengolahan Kopi
Melihat Proses Pengolahan
Senin-Minggu : 08.00-16.00
R. Pamer Melihat Edukasi Kopi Senin-Minggu : 08.00-16.00
R. Virtual Reality
Melihat Sejarah Kopi Senin-Minggu : 08.00-16.00
Coffee and Souvenir Store
Membeli Souvenir dan Produk Kopi
Senin-Minggu : 08.00-16.00
Perpustakaan Membaca Senin-Minggu : 08.00-16.00
R. Spa Kopi Perawatan dengan Kopi Senin-Minggu : 08.00-16.00
Cafe Melihat Atraksi Barista, Makan & Minum
Senin-Minggu : 08.00-16.00
Theater Outdoor
Workshop Outdoor Senin-Jumat : 08.30-10.30
Menonton Pertunjukan Sabtu-Minggu : 14.00-16.00
Acara/Festival Sesuai Jadwal Pemesanan
R. Auditorium
Meracik Kopi Senin-Jumat : 08.00-16.00
Workshop/Latte Art Sabtu-Minggu : 11.00-14.00
Acara/Festival Sesuai Jadwal Pemesanan
Playground Anak-anak Bermain Senin-Minggu : 08.00-16.00
ATM Center Mengambil Uang Senin-Minggu : 08.00-16.00
Mushola Beribadah Senin-Minggu : 08.00-16.00
Toilet BAB / BAK Senin-Minggu : 08.00-16.00
R. Kepala Museum
Memantau Karyawan Senin-Sabtu : 08.00-16.00
R. Staff Administrasi
Mengelola Keuangan Senin-Minggu : 08.00-16.00
R. Staff Konservasi
Melakukan Pelestarian Senin-Minggu : 08.00-16.00
R. Staff Koleksi Mengelola Koleksi Senin-Minggu : 08.00-16.00
R. Staff Perawatan
Merawat Museum Senin-Minggu : 08.00-16.00
R. Staff Guide Memandu Pengunjung Senin-Minggu : 08.00-16.00
Tabel 3.3 Waktu Operasional Bangunan
90
R. Staff Penjualan
Menjual Produk Senin-Minggu : 08.00-16.00
R. Staff Perpustakaan
Mengelola Perpustakaan
Senin-Minggu: 08.00-16.00
R. Staff Event Mengelola Acara Senin-Minggu : 08.00-16.00
R. Staff Kebersihan
Bersih-bersih Senin-Minggu : 08.00-16.00
R. Rapat Mengadakan Rapat Sesuai Jadwal Rapat
Lab. Penelitian Penelitian Kopi Senin-Sabtu : 08.00-16.00
R. Keamanan Pengamanan Senin-Minggu : 08.00-17.00
R. Pompa Air Menyimpan Pompa Air Senin-Minggu : 00.00-24.00
R. Tandon Air Menyimpan Air Senin-Minggu : 00.00-24.00
R. Trafo Menyimpan Trafo Senin-Minggu : 00.00-24.00
R. CCTV Mengawasi Seluruh Area
Senin-Minggu : 00.00-24.00
R. Genset Menyimpan Genset Senin-Minggu : 00.00-24.00
R. MEE Mengendalikan MEE Senin-Minggu : 00.00-24.00
R. Panel Menyalurkan Listrik Senin-Minggu : 00.00-24.00
R. PABX Melakukan Komunikasi Senin-Minggu : 08.00-16.00
Loading Dock Bongkar Muat Barang Senin-Minggu : 08.00-16.00
Gudang Menyimpan Peralatan Senin-Minggu : 00.00-24.00
3.1.2. Studi Fasilitas
a. Pendekatan Jumlah Pelaku
- Pengelola
No Pelaku Analisis Jumlah
1 Kepala Museum 1 1
2 Staff Administrasi Karyawan 2 2
3 Staff Konservasi Pengelola 1, Karyawan 3 4
4 Staff Koleksi Pengelola 1, Karyawan 2 3
5 Staff Perawatan Pengelola 1, Karyawan 2 3
6 Staff Guide Pengelola 1, Karyawan 9 10
7 Staff Penjualan Pengelola 1, Coffee Store 2, Souvenir Store 2
5
8 Staff Perpustakaan Pengelola 1, Karyawan 1 2
9 Staff Event Pengelola 1, Karyawan 6 7
10 Kurator Pengelola 1, Karyawan 1 2
11 Staff Penelitian Kepala Peneliti 1, Peneliti 2
3
12 Staff Spa Kopi Pengelola 1, Karyawan 3 4
13 Staff Kebersihan Publik 4 , Office Boy 2 6
Tabel 3.4 Analisis Jumlah Pengelola
91
14 Staff Keamanan Security 3, CCTV 2 5
15 Staff Gudang Karyawan 2 2
16 Teknisi Pompa, Trafo, CCTV, Genset, MEE, PABX
6
Total 65
- Pengunjung
Pendekatan pengunjung dilakukan dengan melakukan
perbandingan jumlah wisatawan di 3 tempat wisata berbeda di
Kabupaten Semarang. Berikut merupakan tabel jumlah
wisatawandari tahun 2015-2016:
TAHUN Weekday/
Weekend
Kolam
Renang
Siwarak
Kampoeng
Kopi
Banaran
Umbul
Sidomukti Total Presentase
Kenaikan
2015 Weekday 73.007 96.371 44.147 213.525 90%
Weekend 142.676 190.841 81.815 415.332
2016 Weekday 80.186 101.890 47.874 229.950 100%
Weekend 158.322 205.930 95.648 459.900
Jumlah rata-rata wisatawan di Kabupaten Semarang dilihat dari
3 tempat wisata pada 2 tahun terakhir yaitu:
2015 = 73.007 + 96.371 + 44.147
= 213.525 : 3 = 71.175 : 365 = 195/hari.
2016 = 80.186 + 101.890 + 47.874
= 229.950 : 3 = 76.650 : 3 = 210/hari.
Dari 3 tempat wisata di atas, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa pengunjung tempat wisata Kabupaten
Tabel 3.5 Jumlah Pengunjung Wisata Kabupaten Semarang
Sumber: Analisis Penulis berdasarkan Data BPS Kabupaten Semarang, 2017
92
Semarang rata-rata mencapai 200 pengunjung/hari.
Museum direncanakan buka dari jam 8.00 hingga jam
16.00 maka total jam kerja 8 jam dari segi paket wisata
(menanam dan memanen kopi, melihat proses pengolahan
kopi, melihat jenis-jenis kopi, peralatan mengolah kopi, melihat
sejarah kopi dengan virtual reality) diasumsikan maksimal per
paket 20 orang menghabiskan waktu 1 jam maka:
8 jam x 20 orang = 160 => 200 pengunjung/hari.
400 pengunjung/hari libur (asumsi kenaikan 2x lipat).
b. Studi Ruang Khusus
Studi ruang khusus dilakukan untuk mengetahui sirkulasi
dan besaran ruang pada ruang-ruang yang memiliki fasilitas yang
khas.
Gambar 3.1 Jarak Pandang Efektif Terhadap Koleksi
Sumber: Panero, J dan Martin, Z. 1979. Human Dimension & Interior Space.
93
Ruang Pamer 1
Dimensi Luas
16 m x 13 m 208m2
Keterangan Aktifitas
A = Pintu Masuk
B = Diorama Pertumbuhan
Tanaman Kopi
C = Perahu
D = Pintu Keluar
Edukasi tentang proses
pertumbuhan tanaman kopi
mulai dari biji kopi hingga
menjadi tanaman kopi yang
berbuah.
Tabel 3.6 Studi Ruang Khusus
Gambar 3.2 Studi Ruang Pamer 1
94
Ruang Pamer 2
Dimensi Luas
10 m x 8,7 m 87m2
Keterangan Aktifitas
A = Pintu Masuk
B = Panel Touchscreen
C = Pedestal
D = Replika
Edukasi tentang sejarah awal
mula kopi ditemukan hingga
persebaran kopi di eropa dan
edukasi alat-alat pabrik kopi.
Gambar 3.3 Studi Ruang Pamer 2
95
Ruang Pamer 3
Dimensi Luas
10 m x 11,4 m 114m2
Keterangan Aktifitas
A = Pintu Masuk
B = Panel Touchscreen
C = Pedestal
D = Replika
E = Diorama Sejarah
F = Diorama Alat-alat
Edukasi tentang sejarah kopi
mulai masuk ke Indonesia dan
edukasi alat-alat pertanian dan
pengolahan kopi tradisional,
serta alat-alat laboratorium kopi.
Gambar 3.4 Studi Ruang Pamer 3
96
Ruang Pamer 4
Dimensi Luas
10 m x 10,3 m 103m2
Keterangan Aktifitas
A = Pintu Masuk
B = Panel Touchscreen
C = Pedestal
D = Replika
E = Diorama Sejarah
F = Diorama Alat-alat
G = Tempat mencicipi kopi
Edukasi tentang sejarah
persebaran kopi di Indonesia
dan edukasi tentang macam-
macam jenis kopi Indonesia
serta mencicipi langsung
macam-macam jenis kopi di
Indonesia.
Gambar 3.5 Studi Ruang Pamer 4
97
Ruang Pamer 5
Dimensi Luas
10 m x 9,6 m 96m2
Keterangan Aktifitas
A = Pintu Masuk
B = Panel Touchscreen
C = Pedestal
D = Pameran 2 Dimensi
Edukasi tentang sejarah kopi
modern hingga yang akan
datang dan edukasi inovasi
terbaru serta karya-karya seni
yang terbuat dari kopi.
Gambar 3.6 Studi Ruang Pamer 5
98
Ruang Pengolahan Kopi
Dimensi Luas
16,5 m x 3 m 49,5 m2
Keterangan Aktifitas
A = Alat Pengupas Kulit Kopi Basah
B = Alat Pencuci Biji Kopi
C = Alat Pengering Biji Kopi
D = Alat Sortasi Biji Kopi
E = Alat Pengupas Kulit Kering
F = alat Sangrai (suhu 100 C)
G = Alat Pelembutan Mesh 60-80
H = Alat Pelembutan Mesh 100-120
Melihat proses
pengolahan biji kopi
setelah dipanen.
Gambar 3.7 Studi Ruang Pengolahan Kopi
99
Ruang Virtual Reality
Dimensi Luas
10 m x 9,4 m 94m2
Keterangan Aktifitas
A = Pintu Masuk
B = Alat Virtual Reality
C = Gambar dan Maket Sejarah
Perkembangan Kopi
Melihat sejarah dan
perkembangan awal kopi
ditemukan hingga masuk ke
Indonesia.
Gambar 3.8 Studi Ruang Virtual Reality
100
Laboratorium Penelitian
Dimensi Luas
5 m x 4,15 m 20,75 m2
Keterangan Aktifitas
A = Pintu Masuk
B = Meja Meneliti
C = Meja Ketua Peneliti
D = Washtafel
E = Lemari Alat
Meneliti kandungan dalam kopi
untuk dicari tahu berbagai
manfaat yang belum ditemukan.
Gambar 3.9 Studi Ruang Laboratorium Penelitian
101
Ruang Spa Kopi
Dimensi Luas
10 m x 13,25 m 132,5 m2
Keterangan Aktifitas
A = Pintu Masuk
B = Resepsionis
C = Ruang Tunggu
D = Tempat Minuman
E = Toilet
F = Ruang Spa Kopi Single
G = Ruang Spa Kopi Double
Mendaftar antrian, Menunggu,
BAB/BAK, Ganti Baju, Lulur
Kopi pada Tubuh (Spa Kopi)
Gambar 3.10 Studi Ruang Spa Kopi
102
c. Studi Besaran Ruang
Studi besaran ruang dilakukan untuk mengetahui sirkulasi
dan besaran ruang pada ruang-ruang penting selain dari ruang
khusus.
Perpustakaan
Dimensi Luas
10 m x 7 m 70 m2
Keterangan Aktifitas
A = Pintu Masuk
B = Tempat Koleksi Buku
C = Tempat Baca Buku
Melihat dan Edukasi Hal Lain
yang Berkaitan dengan Kopi
Gambar 3.11 Studi Ruang Perpustakaan
Tabel 3.7 Studi Besaran Ruang
103
Auditorium
Dimensi Luas
13 m x 10 m 130 m2
Keterangan Aktifitas
A = Pintu Masu
B = Toilet Laki-laki
C = Toiet Wanita
D = Tempat Duduk
E = Panggung
F = Tempat Transisi Pengisi
Acara
Mengadakan Workshop ataupun
Festival (Acara) yang Berkaitan
dengan Kopi
Gambar 3.12 Studi Ruang Auditorium
104
Caffe
Dimensi Luas
15 m x 11 m 165 m2
Keterangan Aktifitas
A = Pintu Masuk
B = Ruang Makan Indoor
C = Ruang Makan Outdoor
D = Toilet Laki-laki
E = Toilet Wanita
F = Bar dan Dapur Barista
G = Tempat Pegawai (Loker
dan Toilet)
Makan dan minum, Melihat
Pemandangan Diluar, Barista
Menyiapkan Pesanan, Melihat
Atraksi Barista
Gambar 3.13 Studi Ruang Caffe
105
Theater Outdoor
Dimensi Luas
10 m x 10 m 100 m2
Keterangan Aktifitas
A = Panggung
B = Tempat Duduk Penonton
C = Akses Masuk
Melihat Pertunjukan (Musik
maupun Tari)
- Perhitungan Luas Fasilitas Utama
NO RUANG STANDAR
LUASAN SUMBER KAPASITAS PERHITUNGAN
JUMLAH
RUANG
LUAS
(m2)
1 Lobby 1,6 m2/org SB 100 orang 100 x 1,6+ (30%) 1 208
2 R. Pamer 1 2 m2/org AS 50 orang 100 x 2+ (30%) 1 270,4
3 R. Pamer 2 2 m2/org AS 50 orang 50 x 2+ (30%) 1 113,1
4 R. Pamer 3 2 m2/org AS 60 orang 60 x 2+ (30%) 1 148,2
5 R. Pamer 4 2 m2/org AS 55 orang 55 x 2+ (30%) 1 133,9
Gambar 3.14 Studi Ruang Theater Outdoor
Tabel 3.8 Perhitungan Luas Fasilitas Utama
106
6 R. Pamer 5 2 m2/org AS 50 orang 50 x 2+ (30%) 1 124,8
3
R. Proses
Pengolahan
Kopi
2 m2/org AS 30 orang 30 x 2 + (30%) 1 78
4 R. Virtual
Reality 2 m2/org AS 50 orang 50 x 2+ (30%) 1 122,2
Jumlah 1.198
Sirkulasi
30% 359,4
TOTAL 1.557,4
- Perhitungan Luas Fasilitas Penunjang
NO RUANG STANDAR
LUASAN SUMBER KAPASITAS PERHITUNGAN
JUMLAH
RUANG
LUAS
(m2)
1 Loket Tiket 6 m2/org NAD 1 orang 1 x 6+ (30%) 2 15,6
2
Coffee and
Souvenir
Store
2 m2/org AS 50 orang 50 x 2+ (30%) 2 260
3 R.
Auditorium 2 m2/org AS 100 orang 100 x 2 + (30%) 1 260
4 ATM Center 2 m2/org AS 6 orang 6 x 2 + (30%) 1 15,6
5 Mushola 1,5 m2/org AS 30 orang 30 x 1,5+ (30%) 1 58,5
6 Perpustakaan
R. Buku
15 m2/1000
Vol NAD 1200 bh 15 x 1,2+ (30%) 2 46,8
R. Baca
2,32
m2/orang NAD 30 orang 30 x 2,32 + (30%) 1 90,48
R. Komputer 2 m2/orang AS 10 orang 10 x 2 + (30%) 1 26
7 Spa Kopi
Lobby 2 m2/org SB 30 orang 30 x 2 + (30%) 1 78
Tabel 3.9 Perhitungan Luas Fasilitas Penunjang
107
R. Spa
Single 17,1 m2/org NAD 1orang 1 x 17,1+ (30%) 1 22,23
R. Spa
Double 17,1m2/org NAD 2 orang 2 x 17,1+ (30%) 1 44,46
8 Caffe
R. Makan
(indoor &
outdoor)
5,6 m2/unit NAD 50 unit 50 x 5,6 + (30%) 1 159,7
Dapur dan
Bar
5,48
m2/org NAD 5 orang 2 x 50 + (30%) 1 35,62
R. Barista 2 m2/org AS 5 orang 5 x 2+ (30%) 1 13
Jumlah 866
Sirkulasi
30% 259,8
TOTAL 1.125,8
- Perhitungan Luas Fasilitas Pengelola
NO RUANG STANDAR
LUASAN SUMBER KAPASITAS PERHITUNGAN
JUMLAH
RUANG
LUAS
(m2)
1
Resepsionis
&R. Tamu 2 m2/org SB 15 orang 15 x 2 + (30%) 1
39
2
R. Kepala
Museum 5 m2/org NAD 1 orang 1 x 5+ (30%) 1
6,5
3
R. Staff
Admin 6 m2/org SB 2 orang 2 x 6+ (30%) 1
15,6
4
R. Staff
Konservasi 6 m2/org SB 4 orang 4 x 6+ (30%) 1
31,2
5
R. Staff
Koleksi 6 m2/org SB 3 orang 3 x 6+ (30%) 1
23,4
6 R. Staff 6 m2/org SB 3 orang 3 x 6+ (30%) 1 23,4
Tabel 3.10 Perhitungan Luas Fasilitas Pengelola
108
Perawatan
7
R. Staff
Guide 6 m2/org SB 10 orang 10 x 2 + (30%) 1
26
8
R. Staff
Penjualan 6 m2/org SB 4 orang 4 x 6+ (30%) 1
31,2
9
R. Staff
Perpustaka
an 6 m2/org SB 2 orang 2 x 6+ (30%)
1
15,6
10
R. Staff
Event 6 m2/org SB 2 orang 2 x 6+ (30%) 1
15,6
11 R. Kurator 6 m2/org SB 2 orang 2 x 6+ (30%) 1 15,6
12
R. Staff
Penelitian 6 m2/org SB 3 orang 3 x 6+ (30%) 1
23,4
13
R. Staff Spa
Kopi 6 m2/org SB 4 orang 4 x 6+ (30%) 1
31,2
14
R. Staff
Kebersihan 6 m2/org SB 6 orang 6 x 6+ (30%) 1
46,8
15
R. Staff
Teknisi 6 m2/org SB 5 orang 5 x 6+ (30%) 1
39
16 R. Rapat 2,5 m22/org NAD 14 orang 14 x 2,5 + (30%) 1 45,5
17 Lab. Kopi 6.9 m2/org AS 3 orang 3 x 6,9 + (30%) 1 26,9
18 Gudang 8m2/org AS 1 orang 8 x 1+ (30%) 1 10,4
Jumlah 466,3
Sirkulasi
30% 139,89
TOTAL 606,19
109
- Perhitungan Luas Fasilitas Servis
NO RUANG STANDAR
LUASAN SUMBER KAPASITAS PERHITUNGAN
JUMLAH
RUANG
LUAS
(m2)
1 R. Pompa 25 m2/unit NAD 1 unit 1 x 25 + (30%) 1 32,5
2 R. Tandon 50 m2/unit NAD 1 unit 1 x 50 + (30%) 1 65
3 R. Trafo 9 m2/unit NAD 1 unit 1 x 9 + (30%) 1 11,7
4 R. CCTV 6 m2/org AS 2orang 2 x 6+ (30%) 1 15,6
5 R. Genset 60 m2/unit MEE 1 unit 1 x 60 + (30%) 1 78
6 R. MEE 25 m2/unit NAD 1 unit 1 x 25 + (30%) 1 32,5
7 R. Panel 9 m2/unit MEE 1 unit 1 x 9 + (30%) 1 11,7
8 R. PABX 15 m2/unit NAD 1 unit 1 x 15 + (30%) 1 19,5
9
Loading
Dock 2,4 m2/org AS 2 unit
2 x 2,4 x 8,6 +
(30%) 1 53,66
10
Pos
Keamanan 3 m2/org AS 3 orang 3 x 3+ (30%) 1 11,7
11 Bak
Sampah - NAD 1 unit 1 x 8 + (30%) 1 10.4
12 Drop Off 2 m2/org AS 30 orang 30 x 2+ (30%) 1 78
13 Toilet Pria 0,89 m2/ur TSS 2 set 2 x 0,89 + (30%) 4 13,88
1,53 m2/wc TSS 2 set 2 x 1,53 + (30%) 4 15,91
0,92 m2/ws TSS 2 set 2 x 0,92 + (30%) 4 9,57
14 Toilet
Wanita 1,53 m2/wc TSS 3 set 2 x 1,53 + (30%) 4 31,82
0,92 m2/ws TSS 2 set 2 x 0,92 + (30%) 4 14,35
15 Toilet
Difabel
3,04
m2/unit NAD 1unit 1 x 2,85 + (30%) 4 13,88
Jumlah 519,67
Sirkulasi
30% 155,90
TOTAL 675,57
Tabel 3.11 Perhitungan Luas FasilitasServis
110
- Perhitungan Luas Fasilitas Outdoor
NO RUANG STANDAR
LUASAN SUMBER KAPASITAS PERHITUNGAN
JUMLAH
RUANG
LUAS
(m2)
1
Mini Kebun
Kopi 3,2 m2/org AS 200 orang 200 x 3,2+ (30%) 1 832
2
Trekking
Area 2 m2/org AS 100 orang 100 x 2+ (30%) 1 260
3
Theater
Outdoor 2 m2/org AS 50 orang 50 x 2+ (30%) 1 130
4 Playground
2,24
m2/org SB 25 orang 25 x 2,24+ (30%) 1 72,8
Jumlah 1.294,8
Sirkulasi
30% 388,4
TOTAL 1.683,2
- Perhitungan Luas Fasilitas Parkir
NO RUANG STANDAR
LUASAN SUMBER KAPASITAS PERHITUNGAN
JUMLAH
RUANG
LUAS
(m2)
1 Ruang Parkir Pengunjung
Jumlah pengunjung :400 orang
Asumsi : 30% naik mobil (1 mobil 2 orang), 50% naik motor (1 motor 2
orang), 15% naik bus (1 bus 30 orang), 5% pengunjung disabilitas (1
mobil 2 orang).
Museum buka 8 jam, diasumsikan pengunjung menghabiskan waktu 2
jam/kunjungan. Jadi dalam sehari (8jam) terdapat 4 kali pergantian
ruang parkir.
Naik mobil : 30% x 400 orang = 120 orang = 60 mobil: 4 = 15 mobil.
Naik motor : 50% x 400 orang = 200 orang = 100 motor : 4 = 25 motor.
Tabel 3.13 Perhitungan Fasilitas Parkir
Tabel 3.12 Perhitungan Luas Fasilitas Outdoor
111
Naik bus : 15% x 400 orang = 60 orang = 2 bus.
Pengunjung disabilitas : 5% x 400 orang = 20 orang = 10 mobil : 4 = 3
mobil.
Mobil 15
m2/mobil HED 15 mobil 15 x 15 + (30%) 1 292,5
Motor 2,1
m2/motor HED 25 motor 25 x 2,1 + (30%) 1 68,25
Bus 45 m2/bus HED 2 bus 2 x 45 + (30%) 1 117
Disabilitas 18,5
m2/mobil HED 3 mobil
3 x 18,5 +
(30%) 1 72,15
2 Ruang Parkir Pengelola
Jumlah pengelola bangunan :65 orang
Asumsi : 20% naik angkutan umum/jalan kaki, 20% naik mobil (1 mobil
1 orang), 50% naik motor (1 motor 2 orang)
Naik angkutan umum/jalan kaki : 20% x 65 orang = 13 orang
Naik mobil : 20% x 65 orang = 12 orang = 12 mobil
Naik motor : 60% x 65 orang = 40 orang = 20 motor
Mobil 15
m2/mobil HED 12 mobil 12 x 15+ (30%) 1 234
Motor 2,1
m2/motor HED 20 motor 20 x 2,1 + (30%) 1 54,6
Jumlah 838,5
Sirkulasi
150% 1.257,8
TOTAL 2.096,3
Keterangan:
AS : Asumsi Sendiri (Studi Ruang)
SB : Studi Banding (Survei)
HED : Handbook of Environmental Design
MEE : Mechanical Electrical Equipment
112
NAD : Neufert Architect Data
TSS : Times Saver Standart
- Total Luas Keseluruhan
FASILITAS Sifat KEBUTUHAN
LUAS(m2)
Fasilitas Utama Publik 1.557,4
Fasilitas Penunjang Publik 1.125,8
Fasilitas Pengelola Privat 606,19
Fasilitas Servis Privat 675,57
TOTAL BANGUNAN 3.964,9
Fasilitas Outdoor Publik 1.683,2
Fasilitas Parkir Publik 2.096,3
TOTAL OUTDOOR & PARKIR 3.779,5
d. Citra Arsitektural
Museum merupakan bangunan yang berfungsi menyimpan
dan melestarikan benda-benda yang memiliki sejarah. Museum
selama ini identik dengan bangunan kuno dan cenderung
dianggap membosankan, yang menyebabkan rendahnya niat
masyarakat untuk berkunjung ke museum. Dengan merancang
museum kopi berkonsep eduwisata dimana pengunjung diajak
terlibat secara langsung dalam proses pengolahan kopi dari
penanaman hingga menjadi kopi bubuk. Hal ini dapat menambah
minat pengunjung untuk datang ke museum. Akan tetapi museum
tetap memiliki sebuah alur pada ruang-ruangnya agar masyarakat
mengerti edukasi yang ingin disampaiikan di dalam museum.
Tabel 3.14 Perhitungan Total Luas Keseluruhan
113
3.2. Analisa Pendekatan Sistem Bangunan
3.2.1. Studi Sistem Struktur dan Pelingkup
a. Studi Sistem Struktur
Studi terhadap sistem struktur dikelompokkan menjadi 3,
yaitu whole-structure, sub-structure dan upper-structure:
Whole-structure (Struktur keseluruhan bangunan)
Rangka
Kelebihan:
- Kekuatan struktur dapat diatur
dengan memanipulasi kualitas
beton cor dan dimensi tulangan
besi yang diinginkan
- Ekonomis dari segi biaya
perawatan
- Sudah banyak pekerja yang dapat
mengerjakan
- Resistensi terhadap api
Kekurangan:
- Memerlukan tenaga ahli teknik
sipil untuk menganalisis kekuatan
dan dimensi
- Memerlukan coating lapisan
khusus untuk perlindungan
terhadap iklim
- Memiliki gaya lateral yang sangat
tinggi, sehingga pada kasus high
rise building harus menggunakan
bracing/belting
Dinding Plat Sejajar
Gambar 3.15 Struktur Rangka
Sumber: http://www.jayawan.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017
Tabel 3.15 Studi Sistem Struktur
Gambar 3.16 Struktur Plat Sejajar
Sumber: http://www.scribd.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017
114
Kelebihan:
- Sangat stabil dan kokoh
Kekurangan:
- Cenderung mahal
Dinding Masif
Kelebihan:
- Sangat stabil dan kokoh
- Suhu di dalam bangunan cenderung
stabil
Kekurangan:
- Sangat mahal
- Potensi memasukkan cahaya dan
udara ke dalam bangunan menjadi
sangat minim
Sub-structure (Struktur bawah bangunan)
Pondasi Batu Belah
Kelebihan:.
- Pelaksanaan pondasi mudah
- Waktu pengerjaan pondasi cepat
- Batu belah mudah didapat,
(khususnya pulau jawa)
Kekurangan:
- Batu belah di daerah tertentu sulit
dicari
- Membuat pondasi ini memerlukan
biaya besar (bila sesuai kondisi
pertama)
- Pondasi ini memerlukan biaya
lebih mahal jika untuk rumah
bertingkat
Gambar 3.17 Struktur Dinding Masif
Sumber: http://www.jayawan.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017
Gambar 3.18 Pondasi Batu Belah
Sumber: http://www.arafuru.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017
115
Pondasi Tapak (Footplate)
Kelebihan:.
- Pondasi ini lebih murah bila dihitung dari sisi biaya
- Galian tanah lebih sedikit (hanya pada kolom struktur saja)
- Untuk bangunan bertingkat penggunaan pondasi foot plate lebih handal daripada pondasi batu belah
Kekurangan:
- Persiapan lebih lama (bekisting)
- Waktu pengerjaan lebih lama
(menunggu beton kering)
- Tidak semua tukang bisa
mengerjakan
- Diperlukan pemahaman terhadap
ilmu struktur
Pondasi Strauss Pile
Kelebihan: - Kekuatan pondasi dapat diatur
dengan memanipulasi kualitas betoncor dan dimensi tulangan
Kekurangan: - Beban maksimal 5 level lantai - Belum banyak pekerja yang dapat
mengerjakan
Gambar 3.19 Pondasi Footplate
Sumber: http://www.arafuru.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017
Gambar 3.20 Pondasi Strauss Pile
Sumber: http://www.arafuru.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017
116
besi yang diinginkan - Dapat digunakan sekaligus
sebagai pondasi core bangunan
- Mahal dari segi biaya pengangkutan dan harga satuan
Pondasi Sumuran
Kelebihan: - Altenatif penggunaan pondasi
dalam, jika material batu banyak
dan bila tidak dimungkinkan
pengangkutan tiang pancang
- Tidak diperlukan alat berat
- Biayanya lebih murah untuk
tempat tertentu
Kekurangan: - Bagian dalam dari hasil
pasangan pondasi tidak dapat di kontrol (Karena batu dan adukan dilempar/ dituang dari atas)
- Pemakaian bahan boros - Tidak tahan terhadap gaya
horizontal (karena tidak ada tulangan)
- Untuk tanah lumpur, pondasi ini sangat sulit digunakan karena susah dalam menggalinya
Upper-structure (Struktur atas bangunan)
Struktur Kayu
Gambar 3.21 Pondasi Sumuran
Sumber: http://www.arafuru.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017
Gambar 3.22 Struktur Kayu
Sumber: http://www.steelindonesianews.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017
117
Kelebihan:
- Memiliki sifat elastis dan mempunyai ketahanan terhadap pembebanan yang tegak lurus terhadap seratnya
- Berbobot ringan - Kuat terhadap gaya tarik, gaya
tekan, dan momen lengkung - Harga yang murah - Ringan sehingga lebih mudah
dalam pengerjaannya - Tidak butuh tenaga ahli untuk
memasangnya
Kekurangan:
- Mudah terbakar
- Mudah berubah bentuk
(melengkung, menyusut, dan
retak)
- Mudah terserang rayap
- Mudah keropos terkena air hujan
Struktur Baja Konvensional
Kelebihan:
- Memiliki kekuatan yang besar - Daya eslastisitas dapat diketahui - Daya tahan lama - Pemasangan cepat - Dapat dibentuk dengan mudah
Kekurangan:
- Biaya cenderung mahal - Rentan terhadap tekuk - Beresiko mengalami keruntuhan
Struktur Baja Ringan
Gambar 3.24 Struktur Baja Ringan
Sumber: http://www.steelindonesianews.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017
Gambar 3.23 Struktur Baja Konvensional
Sumber: http://www.konstruksibesibaja.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017
118
Kelebihan:
- Berbobot ringan - Tidak mudah terbakar - Tidak memiliki nilai muai dan susut - Tahan terhadap rayap, karat,
perubahan cuaca, dan kelembaban
- Pemasangan yang mudah dan cepat
- Sangat Cocok Digunakan Didaerah Rawan Gempa
Kekurangan:
- Apabila ada salah satu struktur
yang salah hitung maka akan
mempengaruhi struktur yang lain.
- Tidak sefleksibel kayu
- Rentan terkena karat
- Butuh ahli untuk memasang
Struktur Beton Bertulang
Kelebihan:
- Dapat difungsikan sebagai lantai - Kuat dan tidak mudah rusak - Hemat biaya perawatan - Tahan terhadap api - Kekedapan terhadap air cukup
baik
Kekurangan:
- Proses pengerjaan rumit
- Biaya cukup mahal
- Sering terjadi kebocoraan/rembes
- Mudah terserang lumut
- Cenderung lebih berat
- Sulit untuk dibongkar
- Kelembaban udara dalam ruang
cukup tinggi
b. Studi Sistem Pelingkup
Studi terhadap sistem pelingkup dikelompokkan menjadi 4,
yaitu penutup lantai, penutup dinding, penutup plafond, penutup
atap. Kopi identik dengan 3 warna, yaitu putih, coklat tua dan
hitam. Ketiga warna inilah yang menjadi dasar aplikasi warna
pada bangunan museum. Warna-warna tersebut nantinya akan
Gambar 3.25 Struktur Beton Bertulang
Sumber: http://www.panel lantaibeton.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017
119
membentuk suasana dalam ruangsehingga apa yg disampaikan
dapat diterima dengan baik oleh pengunjung. Material-material
tersebut tetap mengusung konsep material lokal yang sesuai
dengan potensi di Indonesia.
Penutup Lantai
Keramik
Kelebihan:
- Tahan terhadap panas api - Harga ekonomis - Berbahan dasar alami yaitu tanah
liat - Mudah dipotong dan dibentuk
Kekurangan:
Lantai Kayu Parquet
Kelebihan:
- Tidak polusi - Tahan Rayap - Tahan terhadap air - Ringan - Tidak licin
Kekurangan:
- Pecah jika dibebani benda dengan bobot melebihi kekuatan
Beton Ekspos
Tabel 3.16 Studi Sistem Pelingkup
Gambar 3.26 Keramik
Sumber: http://www.isibangunan.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017
Gambar 3.27 Kayu Parquet
Sumber: http://www.isibangunan.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017
120
Kelebihan:
- Perawatan mudah - Tergolong dalam kategori ekonomis,
namun dengan hasil yang mewah - Tidak mudah kotor jika diberi
coating
Kekurangan:
- Agar hasil rapi, harus memakai tukang ahli
Dinding
Batu bata
Kelebihan:
- Tahan api - Ekonomis - Kedap terhadap suara - Tahan terhadap perubahan suhu
ekstrim
Kekurangan:
- Tidak tahan terhadap kelembaban yang terlalu tinggi
- Mudah mengalami retak pada lapisan finishingnya
- Waktu pemasangan yang lama
Batu Alam
Kelebihan:
- Kedap terhadap suara
Kekurangan:
- Waktu pemasangan yang lama
Gambar 3.28 Beton Ekspos
Sumber: http://www.isibangunan.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017
Gambar 3.29 Batu Bata
Sumber: http://www.jasasipil.com/diakses pada tanggal 12 Juli 2017
Gambar 3.30 Batu Alam
Sumber: http://www.jasasipil.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017
121
- Tahan api - Memiliki durabilitas yang tinggi
- Harga yang relatif mahal
Kalsi Board
Kelebihan:
- Tahan terhadap muat dan susut - Harga ekonomis
Kekurangan:
- Tidak kedap suara - Tidak dapat menahan tekanan
beban struktural - Tidak tahan api
Partisi Kaca
Kelebihan:
- Mudah dalam perawatan dan instalasi
- Memiliki nilai estetis secara arsitektural
Kekurangan:
- Mudah pecah jika mengalami tekanan
- Harga relatif mahal - Tidak tahan terhadap gempa
Gambar 3.31 Kalsi Board
Sumber: http://www.jasasipil.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017
Gambar 3.32 Partisi Kaca
Sumber: http://www.jasasipil.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017
122
Plafond
Kalsi Board
Kelebihan:
- Aman bagi kesehatan
- Pemasangannya mudah dan cepat - Sifatnya kuat tetapi lentur - Perawatannya lebih sederhana
- Usia pakainya lama
Kekurangan:
- Memiliki tingkat kembang susut yang tinggi
Gypsum Board
Kelebihan:
- Lebih rapi dan halus - Lebih mudah dibuat berbagai
model seperti drop ceiling, cuve, dome dan sebagainya
- Perawatan dan perbaikan lebih mudah.
- Proses pemasangannya lebih cepat
- Mudah ditemukan di pasaran - Dipasang dengan besi hollow
Kekurangan:
- Tidak tahan terhadap air - Akan terlihat kusam dan jamur
apabila ditempat lembab dan basah
- Mudah rusak apabila terkena benturan
- Genteng harus benar-benar tidak bocor agar plafon tidak terkena bocoran air saat hujan
Gambar 3.34 Gypsum Board
Sumber: http://www.jasasipil.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017
Gambar 3.33 Kalsi Board
Sumber: http://www.jasasipil.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017
123
Kayu
Kelebihan:
- Lebih artistik dan cenderung menciptakan suasana ruangan menjadi alami dan klasik.
- Tahan terhadap air/lembab
Kekurangan:
- Harga mahal
- Pengerjaan lebih sulit dan lama
Penutup Atap
Genteng Tanah Liat
Kelebihan:
- Harganya murah - Bobotnya ringan, sehingga
meminimalkan beban atap - Mempunyai kuat tekan, sehingga
bisa diinjak
Kekurangan:
- Diperlukan ketelitian ketika pemasangan reng supaya tak terjadi kebocoran
- Mudah berlumut ataupun berjamur, sehingga harus dilapisi cat maupun glasur
- Pemasangan menggunakan pola zig-zag sistem sambungan inlock
Gambar 3.36 Genteng Tanah Liat
Sumber: http://www.jasasipil.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017
Gambar 3.35 Kayu
Sumber: http://www.jasasipil.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017
124
Dak Beton
Kelebihan:
- Dapat difungsikan menjadi ruangan fungsi lain
- Tidak mudah terbakar - Anti rayap - Tidak mudah bocor - Dapat dibentuk sesuai keinginan
Kekurangan:
- Mahal - Proses pengerjaan lama
Kaca Tempered
Kelebihan:
- Dapat membawa masuk cahaya ke dalam bangunan sehingga dapat menjadi penerangan alami
- Estetika eksterior bangunan - Mudah dibersihkan dari kotoran
Kekurangan:
- Harga mahal - Membawa panas masuk ke dalam
bangunan - Perawatan yang rutin
Gambar 3.38 Kaca Tempered
Sumber: http://www.jasasipil.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017
Gambar 3.37 Dak Beton
Sumber: http://www.jasasipil.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017
125
3.2.2. Studi Sistem Utilitas
a. Sistem Pencahayaan
- Pencahayaan alami
Penggunaan pencahayaan alami bertujuan agar lebih
menghemat energi dan biaya operasional. Selain itu sistem
pencahayaan alami memiliki beberapa sifat yang harus
diperhatikan:
- Cahaya alami siang hari tidak kontinu.
- Cahaya matahari dapat merusak beberapa koleksi karena
tingkat iluminasi dan komposisi spektrum cahayanya.
- Menghasilkan hawa panas dalam ruangan.
Kelemahan dari sifat cahaya alami dapat diatasi dengan
adanya vegetasi seperti pohon dan tanaman yang dapat
mereduksi intensitas cahaya dan panas matahari serta
penyeimbang oksigen untuk ruang dalam.Beberapa strategi untuk
mendapatkan cahaya matahari yaitu sebagai berikut :
Gambar 3.39 Pencahayaan Alami
Sumber: http://www.architectaria.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017
126
1. Mempertimbangkan organisasi ruang dengan arah matahari
dan merancang bukaan dengan baik
2. Menghindari panas matahari langsung di siang dan sore hari,
salah satunya dengan penggunaan kaca sebagai pelindung
paparan sinar matahari langsung.
- Pencahayaan buatan
Pencahayaan yang digunakan perlu memperhatikan
pengaturan dan manajemen pencahayaan pada koleksi dengan
memperhatikan penggunaan jenis lampu yang dipakai agar
tidak merusak koleksi. Berikut ini adalah konsep pencahayaan
yang akan digunakan:
- Pencahayaan general/umum, adalah sistem pencahayaan
yang digunakan untuk menerangi daerah sirkulasi dengan
besaran iluminasi yang sedang. Kombinasi dari jenis lampu
halogen dengan filter UV digabung dengan incandescent
merupakan pencahayaan yang tepatyang diletakkan di
Gambar 3.40 Pencahayaan Buatan
Sumber: Natasya dan Maharani, Yudi. 2012. Pengembangan Alur Sirkulasi, Sistem Display dan Pencahayaanpada Bandung Contemporary Art Space.
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain. 1 (1), 1-9.
127
dalam ruang pamer karena jangkauannya yang luas dan
sifatnya yang tidak merusak koleksi tergantung dari
pemilihan lux lampu yang tepat. Untuk konsep pemasangan
lampu dapat berupa downlight dengan tipe warm light agar
suasana lebih hangat dan menampilkan warna yang baik
dari koleksi.
- Pencahayaan individual/khusus, ditujukan untuk benda-
benda koleksi museum. Dengan menggunakan jenis lampu
spotlight yang disorotkan ke bagian dinding galeri, bukan ke
arah koleksi karena dikhawatirkan cahayanya dapat
membuat warna menjadi pudar.
- Pencahayaan dekoratif, digunakan untuk menciptakan
suasana ruang yang lebih dramatis dan mendukung
gambaran ruang yang hendak ditampilkan.
Standar yang direkomendasikan untuk tingkat pencahayaan
adalah sebagai berikut:
- 50 lux untuk tingkat kesensitifan tinggi.
- 150-200 lux untuk tingkat kesensitifan sedang.
- 300 lux untuk tingkat kesensitifan rendah.
Dengan memakai standar tingkat lux diatas, maka
penggunaan tiap lampu maksimum adalah 75 watt/lumen.
b. Sistem Penghawaan
Tujuan penghawaan adalah untuk menciptakan kenyamanan dan
sebagai penjaga kestabilan suhu untuk benda koleksi.
128
- Penghawaan alami
Penghawaan alami diperoleh dari aliran udara. Faktor
yang mempengaruhi penghawaan alami yaitu kecepatan angin
dan orientasi bangunan. Untuk mendapatkan penghawaan
alami adalah dengan cara memberikan perlubangan pada
dinding agar terjadi cross ventilation dan memperhatikan
orientasi bangunan agar sesuai dengan arah aliran udara yang
dating pada tapak.
- Penghawaan buatan
1. AC Split
Merupakan sistem pendingin ruangan yang dapat
diatur dalam setiap ruangnya/titik lokasi penempatan sesuai
kebutuhan penghawaan.
Gambar 3.42 AC Split
Sumber: http://www.architectaria.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017
Gambar 3.41 Penghawaan Alami
Sumber: http://www.architectaria.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017
129
2. AC Central
Merupakan sistem pendingin ruangan yang diatur dari
pusat/sentral dan menyalurkannya pada setiap lantai
melalui ruang AHU dengan saluran ducting.
c. Sistem Transportasi
- Tangga
Koefisien Lantai Bangunan (KLB) Museum umumnya
hanya sekitar 1-2 lantai dan maksimal hingga 3 lantai. Oleh
karena itu untuk sarana transportasi vertikalnya, museum tidak
membutuhkan lift/elevator, namun akan menggunakan tangga
umum dan tangga darurat yang dihubungkan dengan pintu darurat
untuk menunjang sistem evakuasi. Sedangkan untuk transportasi
horizontalnya berupa jalur sikulasi museum itu sendiri atau
koridor.
Gambar 3.43 AC Central
Sumber: http://www.architectaria.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017
130
- Ramp
Ramp merupakan transportasi vertikal manual yang ramah
lingkungan dan biasanya digunakan untuk mempermudah jalur
sirkulasidari kaum difabel.
d. Sistem Air Bersih
- Sumber Air bersih
Pada bangunan museum penggunaan air memang tidak
terlalu sering digunakan seperti pada bangunan hunian. Sumber
air bersih, sumber air bersih berasal dari PDAM dan Sumur.
- Sistem Penyaluran Air bersih
a. SistemUp-feed
Gambar 3.45 Ramp
Sumber: http://www.architectaria.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017
Gambar 3.44 Tangga
Sumber: http://www.architectaria.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017
131
Sistem disitribusi air bersih dengan hanya memanfaatkan
daya pompa untuk mendistribusikan air dari lokasi
penyimpanan air langsung menuju bangunan.
Kelebihan :Daya semprot air yang dikeluarkan dalam
setiaptitik akan selalu sama.
Kekurangan:Boros energi dikarenakan terus
menerusmenggunakan daya pompa.
b. Sistem Down-feed
Sistem distribusi air bersih dengan memanfaatkan gaya
gravitasi, dimana air dipompa ke bak penampungan yang
lebih tinggi dan kemudian didistribusi ke bangunan.
Gambar 3.46 Sistem Up-feed
Sumber: http://www.architectaria.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017
Gambar 3.47 Sistem Down-feed
Sumber: http://www.architectaria.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017
132
Kelebihan :Lebih menghemat energi.
Kekurangan :Jika tidak adagatevalve, tekanan air yang
keluar dalam setiap titiknya akan berbeda-beda.
e. Sistem Distribusi Listrik
Sumber tenaga listrik berasal dari Perusahaan Listirik
Negara (PLN) dan Diesel Generator Set sebagai sumber listrik
untuk beban emergency.
Pengoperasian sistem pada kondisi beban normal, seluruh
beban listrik mendapat distribusilistrik dari PLN. Apabila sumber
listrik PLN mengalami gangguan, maka secara otomatis sumber
listrik diambil alih oleh sumber cadangan diesel genset yang
dilengkapi Automatic Main Failure (AMF) dan melayani
bebanlistrik. Jarak waktu dari PLN padam hingga sumber listrik
diesel genset dapat melayani beban listrik adalah maksimum 20
detik.
Gambar 3.48 Sistem Distribusi Listrik
Sumber: http://www.architectaria.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017
133
f. Sistem Jaringan Telekomunikasi
Museum kopi butuh sistem komunikasi yang dapat diterima
oleh semua penghuni seperti pengelola ataupun pengunjung.
Untuk komunikasi antar pengelola digunakan sistem PABX dan
interkom. Untuk komunikasi dengan pihak luar museum dan
pengelola museum memakai telepon, faximile, telex, dan jaringan
internet. Kemudian sistem yang dipergunakan untuk pusat
informasi dan pengumuman di seluruh museum digunakan audio
sistem.
g. Sistem Pengelolaan Sampah
Sampah digolongkan menjadi dua yaitu organik dan an-
organik. Keduanya memiliki jalur pengelolaan yang berbeda.
Sampah organik ditampung dalam baksampah organik
kemudian akan diolah menjadi pupuk kompos yang dapat
digunakan untukkebun kopi. Sedangkan untuk sampah an-
organik ditampung dalam bak sampah an-organik yang
kemudian nantinya akan dibawa ke tempat pembuangan di luar
tapak.
h. Sistem Pengelolaan Limbah
Pembuangan air hujan yang melalui atap disalurkan lewat
talang dan ditampung di bak penampung air untuk selanjutnya
akan digunakan kembali.
Sistem pembuangan air kotor dalam lingkungan dijauhkan
dari sumber atau jaringan air bersihnya. Limbah cair (grey water)
134
akan ditampung dalam bak yang kemudian dilakukan filtrasi.
Setelah terfiltrasi, sebagian akan dipakai lagi untuk toilet dan
sebagian akan di alirkan menuju sumur peresapan. Sedangkan
Limbah padat (dark water) akan dikumpulkan dalam septictank
yang kemudian menuju sumur peresapan.
i. Sistem Penangkal Petir
Sistem penangkal petir berfungsi untuk melindungi gedung
dari sambaran petir dan dalam pemilihannya harus disesuaikan
dengan bangunan yang ada. Penangkal petir sistem Sangkar
Faraday (Faraday Cage) menggunakan tiang yang disebut
bliksem spit, mempunyai panjang sekitar 30 cm yang kemudian
dihubungkan dengan kabel tembaga dan selanjtunya ditanam ke
tanah sebagai elektroda bumi.
j. Sistem Pengamanan Kebakaran
Sistem pengamanan kebakaran yang digunakan dalam
museum berupa penanganan secara pasif berupa smoke detector
dan sprinkler, sertasecara aktif berupa fire extinguisher,hydrant.
- Penanggulangan secara pasif:
a. Smoke detector dan sprinkler
Smoke detector merupakan alat pendeteksi keberadaan
asap. Ketika asap dideteksi oleh smoke detector, air akan
otomatis keluar melalui sprinkler.
Gambar 3.49 Smoke Detector
Sumber: http://www.architectaria.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017
135
- Penanggulangan secara aktif:
a. Indoor Hydrant
Didalam bangunan, hydrant biasanya berbentuk box dan
terdapat didalam dinding. Di dalamnya biasanya terdapat alat
pemadaman seperti fire extinguisher.
b. Outdoor Hydrant
Hydrant pump adalah distribusi air yang digunakan
olehpemadam kebakaran untuk menambah jumlah air,
sedangkan hydrant boxdapat digunakan oleh siapa saja.
Gambar 3.50 Indoor Hydrant
Sumber: http://www.architectaria.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017
Gambar 3.51 Outdoor Hydrant
Sumber: http://www.architectaria.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017
136
k. Sistem Keamanan Bangunan
Fasilitas Keamanan yaitu fasilitas alat bantu yang
digunakan untuk menjaga keamanan museum. Salah satunya
yaitu CCTV (Closed Circuit Television) yang merupakan peralatan
kamera yang digunakan untuk memantau situasi dan kondisi
secara visual pada semua wilayah di lingkungan museum guna
menjaga keamanan bangunan.
3.2.3. Studi Pemanfaatan Teknologi
a. Rain Water Harvesting
Sistem Rain Water Harvesting menggunakan produk Rain
Store dimana lahan diatasnya dapat digunakan sebagai lahan
parkir dan biaya jauh lebih murah dibandingkan harus membuat
bak beton.
Gambar 3.52 CCTV
Sumber: http://www.architectaria.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017
Gambar 3.53 Rain Water Harvesting
Sumber: http://www.ebrochurerainwater.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017
137
b. Penyaringan Air Sungai dengan Sistem Up Flow
Penyaringan Air Sistem Up Flow merupakan sebuah
terobosan baru selain menggunakan sistem penyaringan
konvensional. Keunggulan sistem penyaringan dari arah bawah ke
atas (Up Flow) jika saringan telah jenuh atau buntu, dapat
dilakukan pencucian balik dengan cara membuka kran penguras.
Dengan demikian air bersih yang berada di atas lapisan pasir
dapat berfungsi sebagai air pencuci media penyaring dan dapat
dilakukan tanpa pengeluaran atau pengerukan media
penyaringnya sehingga lebih menghemat energi dan dapat
dilakukan kapan saja.
c. Grass Pave/Gravel
Grass Pave/Gravel merupakan sebuah teknologi alternatif
untuk mengganti perkerasan suatu area, seperti misalnya lahan
parkir.Lahan parkir yang tadinya hanya mampu menyerap
maksimal 25% air kedalam tanah, jika menggunakan grass
pave/gravel dapat menyerap air hingga >80%.
Gambar 3.54 Penyaringan Air Sungai dengan Sistem Up Flow
Sumber: http://www.static.arenalte.com.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017
138
Metode pemasangangrass pave/gravel:
a. Tanah digali sedalam 15 cm kemudian dipadatkan.
b. Gelar lembaran grass pave/gravel.
c. Urug dengan kerikil kemudian ratakan.
d. Area telah siap digunakan untuk lahan parkir.
d. Virtual Reality (VR)
Virtual Reality (VR) atau realitas maya adalah teknologi yang
membuat pengguna dapat berinteraksi dengan suatu lingkungan
yang disimulasikan oleh komputer, suatu lingkungan sebenarnya
yang ditiru atau benar-benar suatu lingkungan yang hanya ada
dalam imaginasi. Dalam hal ini museum menggunakan Virtual
Reality untuk memberikan edukasi interaktif kepada pengunjung
tentang sejarah awal mula kopi dimana pengunjung dapat
merasakannya secara langsung.
Gambar 3.55 Grass Pavel/Gravel
Sumber: http://www.ebrochuregrasspave.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017
Gambar 3.56 Virtual Reality
Sumber: http://www.static.arenalte.com.com/ diakses pada tanggal 12 Juli 2017
139
3.3. Analisa Pendekatan Konteks Lingkungan
3.3.1. Analisa Pemilihan Lokasi
Gambar 3.57 Peta Kabupaten Semarang
Sumber: http://www.semarangkab.go.id/ diakses pada tanggal 15 Juli 2017
Berikut adalah regulasi Kabupaten Semarang yang sesuai
dengan Peraturan Daerah No. 15 tahun 2015 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Semarang Tahun
2011-2031 pada bagian kedua sistem pusat pelayanan paragraf
kedua tentang sistem perwilayahan pasal 8 ayat 3, Sistem
Perwilayahan (SWP) dalam pasal 7 huruf b terdiri atas:
a. SWP–1 yaitu kawasan yang ditetapkan menjadi bagian
dari ibukota Kabupaten serta kawasan sekitarnya yang
termasuk dalam jangkauan pelayanannya meliputi Kecamatan
Ungaran Barat, Ungaran Timur, Bergas, dan Pringapus
dengan pusat pengembangan di perkotaan Ungaran dengan
fungsi pusat SWP adalah pelayanan fasilitas umum,
140
perdagangan dan jasa, pertanian, pariwisata, pusat
pemerintahan skala Kabupaten serta permukiman perkotaan;
b. SWP–2 yaitu kawasan yang menjadi wilayah pengaruh dari
Kota Ambarawa meliputi Kecamatan Ambarawa, Tuntang,
Banyubiru, Bandungan, Jambu, Bawen dan Sumowono
dengan pusat pengembangan di perkotaan Ambarawa dengan
fungsi industri, pertanian, pariwisata, perdagangan dan jasa,
fasilitas umum, permukiman, perikanan, serta pertahanan dan
keamanan dengan fungsi pusat SWP adalah perdagangan
dan jasa agribisnis, serta fasilitas umum;
c. SWP–3 yaitu kawasan yang berada di Daerah selatan meliputi
Kecamatan Suruh, Tengaran, Getasan, Susukan, Kaliwungu,
Pabelan, Bancak dan Bringin dengan pusat pengembangan di
perkotaan Suruh dan Tengaran diarahkan mempunyai fungsi
industri, pertanian, pariwisata, dan perikanan, dengan fungsi
pusat SWP adalah pusat industri, agribisnis, perdagangan dan
jasa, serta pusat fasilitas umum penunjang agropolitan;
d. Paragraf 9 Pasal 72 tentang Ketentuan Umum Peraturan
Zonasi Kawasan Lindung : Penetapan garis sempadan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. Ketentuan dan peraturan pemerintah mengenai bangunan,
mengacu pada Peraturan Daerah No. 15 tahun 2015 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Semarang
Tahun 2011-2031 yaitu:
141
- Garis Sempadan Jalan (GSJ) = 7,5 m (dari as jalan)
- Garis Sempadan Bangunan (GSB) = 5 m (dari pagar)
- Koefisien Dasar Bangunan (KDB) = max 60%
- Koefisien Lantai Bangunan (KLB) = 1,4
- Maksimal Lantai Bangunan = 4 Lantai
f. Paragraf 10 Pasal 84 tentang Zonasi untuk Kawasan
Peruntukan Pariwisata: prasarana minimal yang harus
disediakan adalah listrik, telepon, air bersih dan lahan parkir.
3.3.2. Analisa Pemilihan Tapak
Dalam menentukan lokasi & tapak bangunan, maka perlu
perhatian terhadap karakteristik dari pola kegiatan-kegiatan
yang berlangsung pada bangunan tersebut yang disesuaikan
dengan karakteristik wilayah dan mengacu pada peraturan
pemerintah yang ada.Berdasarkan pertimbangan tersebut
maka pemilihan tapak dapat dilihat dari segi :
- Dari segi peruntukan lahan/ tata guna lahan
Museum Kopi merupakan bangunan yang bersifat
pariwisata, maka perlu berada di lokasi yang tata guna
lahannya diperuntukkan untuk fasilitas pariwisata.
- Dari segi aksesibilitas
Pemilihan lokasijuga harus mempertimbangkan
kemudahan pencapaian dari dalam maupun dari luar kota. Hal
ini berkaitan dengan kualitas jalan, arus sirkulasi kendaraan
142
dengan pencapaian yang tidak mengganggu tapak, dan faktor
keamanan terhadap kecelakaan.
- Dari segi lingkungan
Lokasi juga harus memiliki fasilitas-fasilitas umum
yang dapat digunakan masyarakat untuk mendukung
bangunan itu sendiri.
- Kenyamanan dan daya tarik lokasi
Karena bangunan ini bersifat pariwisata dengan
sasaran masyarakat umum maka diperlukan tempat yang
nyaman, menarik, dan mempunyai daya tarik tersendiri dari
lokasi tersebut.
a. Studi Luas Tapak
- Luas Kebutuhan Tapak
Luas Kebutuhan Tapak = (Luas total bangunan ÷ KLB) + total
outdoor & parkir
(3.964,9m2 ÷ 1,4) + 3.779,5m2
2.832,1m2 + 3.779,5m2 = 6.611,6m2
- Luas Lantai Dasar
Luas lantai dasar = Luas kebutuhan tapak x KDB40%
6.611,6m2 x 40%
2.644,6m2
- Luas Ruang Terbuka
Luas ruang terbuka = Luas kebutuhan tapak - lantai dasar
6.611,6m2 - 2.644,6m2
3.967m2
143
- Luas Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Luas RTH = Luas ruang terbuka x 30%
3.967m2 x 30%
1.190,1m2
b. Alternatif Tapak
1. Alternatif tapak 1 - Kecamatan Ungaran Barat
Lokasi:
Jl. Yos Sudarso, Kelurahan Nyatnyono, Kecamatan Ungaran
Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Suhu Udara : 27 derajat Celcius
Kelembaban Udara : 74%
Tekanan Udara : 977 hPa
Kuat Cahaya : 8207 Lux
Kebisingan : 57,9 db
Pemandangan yang diperoleh: Sawah, Bukit, Permukiman
Gambar 3.59 Pemandangan di Alternatif Tapak 1
Gambar 3.58 Peta Rencana dan Kontur Alternatif Tapak 1 di Ungaran Barat
144
Aksesibilitas menuju area tapak:
Jarak Lokasi Tapak dari:
- Kota Ungaran (6 menit), Semarang (41 menit), Salatiga (44
menit).
- Gerbang Keluar Tol Ungaran (11 menit).
- Terminal Bus Ungaran (12 menit).
- Wisata Kolam Renang Tirto Agung Siwarak (3 menit).
Kelebihan tapak :
- Lokasi dekat dengan keramaian kota.
- Berada di dekat tempat wisata.
- Aksesibilitas dan pencapaian cukup mudah.
- Dilewati transportasi umum.
- Tingkat ketenangan cenderung tinggi karena berada cukup
jauh dengan jalan raya utama.
- - - - -= Jalan aspal, lebar: 8 m
Gambar 3.60 Peta Akses Menuju Alternatif Tapak 1
145
- Memiliki view yang bagus yaitu sawah, bukit dan
permukiman.
- Jauh dari pabrik industri.
- Kontur relatif cukup datar.
Kendala tapak :
- Pada jam-jam tertentu (pagi dan sore) khususnya hari kerja
terdapat beberapa titik rawan kemacetan.
2. Alternatif tapak 2 – Kecamatan Ungaran Timur
Lokasi:
Bandarjo, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Jawa
Tengah.
Suhu Udara : 27 derajat Celcius
Kelembaban Udara : 74%
Tekanan Udara : 977 hPa
Kuat Cahaya : 8207 Lux
Kebisingan : 57,9 db
Pemandangan yang diperoleh: Hutan, Permukiman
Gambar 3.61 Peta Rencana dan Kontur Alternatif Tapak 2 di Ungaran Timur
Sumber: http://www.googlemaps.com/ diakses pada tanggal 15 Juli 2017
146
Aksesibilitas menuju area tapak:
Jarak Lokasi Tapak dari:
- Kota Ungaran (4 menit), Semarang (34 menit), Salatiga (44
menit).
- Gerbang Keluar Tol Ungaran (10 menit).
- Terminal Bus Ungaran (4 menit).
- Wisata Alam Hutan Penggaron (5 menit).
Kelebihan tapak :
- Lokasi dekat dengan kota.
- Berada di dekat tempat wisata.
- Aksesibilitas dan pencapaian cukup mudah.
- - - - -= Jalan aspal, lebar: 7 m
Gambar 3.62 Pemandangan di Alternatif Tapak 2
Gambar 3.63 Peta Akses Menuju Alternatif Tapak 2
147
- Dilewati transportasi umum.
- Jauh dari pabrik industri.
- Kontur relatif cukup datar.
Kendala tapak :
- Pada jam-jam tertentu (pagi dan sore) terdapat beberapa titik
rawan kemacetan.
- View hanya hutan dan lahan kosong.
- Tingkat ketenangan cenderung rendah karena berada dekat
dengan jalan raya utama.
c. Matriks Penilaian Tapak
Kriteria
Bobot
Ungaran Barat
Ungaran Timur
Skor (1-10) Nilai Skor (1-10) Nilai
Aksesibilitas 30% 8 2,4 7 2,1
Potensi Wisata 25% 7 1,7 6 1,5
Dekat Sarana Pendidikan 20% 7 1,4 6 1,2
View dan Ketenangan 15% 7 1 5 0,7
Jauh dari Industri 10% 7 0,7 7 0,7
NILAI TOTAL - 7,2 - 6,2
Melihat hasil penilaian diatas, maka tapak terpilih yang
akan dipakai untuk Museum Kopi di Kabupaten Semarang
adalah alternatif tapak 1 di Kecamatan Ungaran Barat.
Tabel 3.17 Matriks Penilaian Tapak