BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe,...

118
66 BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR 3.1 Analisis Pendekatan Arsitektur Akademi Kuliner di Semarang 3.1.1 Studi Aktivitas A. Pengelompokan Aktivitas Tabel 7 . Pengelompokan Aktivitas Pimpinan Akademi Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016 No. Pelaku Kegiatan Ruang Sifat 1. Direktur Datang / Pulang (parkir) Area Parkir Publik Datang / Pulang (diantar) Area Drop-off Publik Bekerja, menerima tamu Ruang Direktur Privat Mengikuti rapat Ruang Rapat Privat Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang Dosen Privat Mengikuti upacara Lapangan Publik Istirahat Kantin Ruang Direktur Publik Privat BAB / BAK Toilet Servis Sholat Mushola Servis 2. Wakil Direktur I , II, III Datang / Pulang (parkir) Area Parkir Publik Datang / Pulang (diantar) Area Drop-off Publik Bekerja, menerima tamu Ruang Wakil Direktur Privat Mengikuti rapat Ruang Rapat Privat Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang Dosen Privat Mengikuti upacara Lapangan Publik

Transcript of BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe,...

Page 1: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

66

BAB III

ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR

3.1 Analisis Pendekatan Arsitektur Akademi Kuliner di Semarang

3.1.1 Studi Aktivitas

A. Pengelompokan Aktivitas

Tabel 7 . Pengelompokan Aktivitas Pimpinan Akademi

Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016

No. Pelaku Kegiatan Ruang Sifat

1. Direktur Datang / Pulang (parkir) Area Parkir Publik

Datang / Pulang (diantar) Area Drop-off Publik

Bekerja, menerima tamu Ruang Direktur Privat

Mengikuti rapat Ruang Rapat Privat

Mengajar Ruang Kelas /

Ruang Laboratorium

Privat

Asistensi Ruang Dosen Privat

Mengikuti upacara Lapangan Publik

Istirahat Kantin

Ruang Direktur

Publik

Privat

BAB / BAK Toilet Servis

Sholat Mushola Servis

2. Wakil

Direktur I , II,

III

Datang / Pulang (parkir) Area Parkir Publik

Datang / Pulang (diantar) Area Drop-off Publik

Bekerja, menerima tamu Ruang Wakil

Direktur

Privat

Mengikuti rapat Ruang Rapat Privat

Mengajar Ruang Kelas /

Ruang Laboratorium

Privat

Asistensi Ruang Dosen Privat

Mengikuti upacara Lapangan Publik

Page 2: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

67

Istirahat Kantin

Ruang Wakil

Direktur

Publik

Privat

BAB / BAK Toilet Servis

Sholat Mushola Servis

3. Kepala Bag.

Perpustakaan

Datang / Pulang (parkir) Area Parkir Publik

Datang / Pulang (diantar) Area Drop-off Publik

Bekerja, menerima tamu Kantor Kepala Privat

Mengontrol Perpustakaan Perpustakaan Pubilk

Mengikuti rapat Ruang Rapat Privat

Mengikuti upacara Lapangan Publik

Istirahat Kantin

Kantor Kepala

Publik

Privat

BAB / BAK Toilet Servis

Sholat Mushola Servis

4. Kepala Bag.

Laboratorium

Datang / Pulang (parkir) Area Parkir Publik

Datang / Pulang (diantar) Area Drop-off Publik

Bekerja, menerima tamu Kantor Kepala Privat

Mengontrol Laboratorium Ruang Laboratorium Privat

Mengikuti rapat Ruang Rapat Privat

Mengikuti upacara Lapangan Publik

Istirahat Kantin

Kantor Kepala

Publik

Privat

BAB / BAK Toilet Servis

Sholat Mushola Servis

5. Kepala dan

Sekretaris

Progdi

Datang / Pulang (parkir) Area Parkir Publik

Datang / Pulang (diantar) Area Drop-off Publik

Bekerja, menerima tamu Ruang Kepala dan

Sekretaris Progdi

Privat

Mengikuti rapat Ruang Rapat Privat

Mengajar Ruang Kelas /

Ruang Laboratorium

Privat

Asistensi Ruang Dosen Privat

Page 3: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

68

Mengikuti upacara Lapangan Publik

Istirahat Kantin

Ruang Kepala dan

Sekretaris Progdi

Publik

Privat

BAB / BAK Toilet Servis

6. Kepala BAU

& BAK

Datang / Pulang (parkir) Area Parkir Publik

Datang / Pulang (diantar) Area Drop-off Publik

Bekerja, menerima tamu Kantor Kepala Privat

Megontrol BAU & BAK Ruang BAU & BAK Privat

Mengikuti rapat Ruang Rapat Privat

Mengikuti upacara Lapangan Publik

Fotokopi Koperasi Semi

Publik

Istirahat Kantin

Kantor Kepala

Publik

Privat

BAB / BAK Toilet Servis

7. Senat

Mahasiswa

Datang / Pulang (parkir) Area Parkir Publik

Datang / Pulang (diantar) Area Drop-off Publik

Kegiatan Senat Ruang Senat Privat

Mengikuti rapat Ruang Senat Privat

Mengikuti upacara Lapangan Publik

Istirahat Kantin

Ruang Senat

Publik

Privat

Fotokopi Koperasi Semi

Publik

BAB / BAK Toilet Servis

Sholat Mushola Servis

Page 4: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

69

No. Pelaku Kegiatan Ruang Sifat

1. Dosen Datang / Pulang (parkir) Area Parkir Publik

Datang / Pulang (diantar) Area Drop-off Publik

Bekerja, menerima tamu Ruang Dosen Privat

Mengikuti rapat Ruang Rapat Privat

Mengajar Ruang Kelas /

Ruang Laboratorium

Privat

Asistensi Ruang Dosen Privat

Mengikuti upacara Lapangan Publik

Istirahat Kantin

Ruang Dosen

Publik

Privat

Fotokopi Koperasi Semi

Publik

BAB / BAK Toilet Servis

Sholat Mushola Servis

2. Staff BAU

dan BAAK

Datang / Pulang (parkir) Area Parkir Publik

Datang / Pulang (diantar) Area Drop-off Publik

Mengurus Administrasi Kantor BAAK Privat

Menginventaris sarana

dan prasarana

Kantor BAU Privat

Mengikuti Rapat Kantor BAU Privat

Mengajar Ruang Kelas /

Ruang Laboratorium

Privat

Asistensi Ruang Dosen Privat

Mengikuti upacara Lapangan Publik

Istirahat Kantin

Ruang BAU & BAAK

Publik

Privat

BAB / BAK Toilet Servis

Sholat Mushola Servis

3. Datang / Pulang (parkir) Area Parkir Publik

Datang / Pulang (diantar) Area Drop-off Publik

Tabel 8 . Pengelompokan Aktivitas Dosen dan Staff

Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016

Page 5: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

70

Administrasi

Program

Studi

Mengurus Keperluan

Program Studi

Ruang Administrasi

Program Studi

Privat

Fotokopi Koperasi Privat

Mengikuti rapat Ruang Rapat Privat

Mengikuti upacara Lapangan Publik

Istirahat Kantin

Pantry

Publik

Privat

BAB / BAK Toilet Servis

Sholat Mushola Servis

4. Pustakawan Datang / Pulang (parkir) Area Parkir Publik

Datang / Pulang (diantar) Area Drop-off Publik

Bekerja Perpustakaan Semi

Publik

Mengikuti rapat Ruang Rapat Privat

Mengikuti upacara Lapangan Publik

Istirahat Kantin

Kantor Kepala

Publik

Privat

BAB / BAK Toilet Servis

Sholat Mushola Servis

5. Cleaning

Service

Datang / Pulang (parkir) Area Parkir Publik

Datang / Pulang (diantar) Area Drop-off Publik

Membersihkan Ruang Seluruh ruang Servis

Menyimpan Barang Gudang Servis

Istirahat Kantin

Ruang Pekerja

Publik

Privat

BAB / BAK Toilet Servis

Sholat Mushola Servis

6. Satpam Datang / Pulang (parkir) Area Parkir Publik

Datang / Pulang (diantar) Area Drop-off Publik

Menjaga Keamanan Seluruh ruang Servis

Mengawasi CCTV Gudang Servis

Istirahat Kantin

Ruang Pekerja

Publik

Privat

Page 6: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

71

BAB / BAK Toilet Servis

Sholat Mushola Servis

Tabel 9 . Pengelompokkan Aktivitas Mahasiswa dan Pengunjung

Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016

No. Pelaku Kegiatan Ruang Sifat

1. Mahasiswa Datang / Pulang (parkir) Area Parkir Publik

Datang / Pulang (diantar) Area Drop-off Publik

Belajar (teori) Ruang Kelas Privat

Belajar (praktek) Ruang Laboratorium Privat

Asistensi Ruang Dosen Privat

Membaca Buku Perpustakaan Privat

Upacara Lapangan Publik

Istirahat Kantin

Ruang Komunal

Publik

Publik

Seminar Aula Publik

Fotokopi Koperasi Semi

Publik

Internship Restaurant, Café,

Bakery

Publik

BAB / BAK Toilet Servis

Sholat Mushola Servis

2. Pengunjung /

Tamu

Datang / Pulang (parkir) Area Parkir Publik

Datang / Pulang (diantar) Area Drop-off Publik

Berkunjung Kompleks Akademi Privat

Membeli Makanan Restaurant, Café,

Bakery

Publik

BAB / BAK Toilet Servis

Sholat Mushola Servis

Page 7: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

72

B. Pola Aktivitas

Pola aktivitas datang :

Pola aktivitas pulang / pergi :

Skema 3 . Skema Pola Aktivitas Datang

Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016

Skema 4 . Pola Aktivitas Pergi

Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016

Page 8: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

73

Pola aktivitas pimpinan Akademi Kuliner :

Skema 5 . Pola Aktivitas Pimpinan

Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016

Page 9: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

74

Pola aktivitas pengelola :

Skema 6 . Pola Aktivitas Pengelola

Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016

Page 10: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

75

Pola aktivitas Mahasiswa

Skema 7 . Pola Aktivitas Mahasiswa

Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016

Page 11: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

76

Pola aktivitas Tamu

Skema 8 . Pola Aktivitas Tamu

Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016

Page 12: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

77

Pola pengelola Restoran, Bakery, dan Café

Skema 9 . Pola Aktivitas Pengelola Resto

Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016

Page 13: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

78

Pola aktivitas pengunjung Restoran, Bakery, dan Café

Skema 10 . Pola Aktivitas Pengunjung Resto

Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016

Page 14: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

79

Jadwal Kegiatan

Tabel 10 . Jadwal Kegiatan Akademi Kuliner

Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016

Perhitungan Jumlah Pelaku

Mahasiswa

Perhitungan jumlah mahasiswa di Akademi Kuliner berdasar

pada jumlah mahasiswa program studi tata boga di Akademi

Kesejahteraan Ibu Kartini Semarang.

Tabel 11 . Jumlah Mahasiswa Tata Boga AKS

Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016

Tahun 2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah Mahasiswa

(orang)

45 50 56 65 72

Rata-rata Jumlah Mahasiswa dalam 5 tahun :

( 45 + 50 + 56 + 63 + 72 ) / 5 = 57.2 dibulatkan menjadi 57 orang

Pelaku Hari

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu

Pimpinan

Akademi

07.00 – 17.00 07.00-14.00

Dosen 07.00 – 17.00 07.00-14.00

Mahasiswa 07.00 – 17.00 07.00-11.00

Karyawan 07.00 – 18.00 07.00-14.00

Service 07.00 – 18.00 07.00-14.00

Pengunjung/Tam

u

09.00 – 15.00 09.00-12.00

Istirahat 11.00– 13.00

Page 15: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

80

Presentase kenaikan dalam 5 tahun terakhir :

(72 - 45 ) /72 x 100% = 37.5 %

Jumlah dari presentase kenaikan mahasiswa :

37.5% x 57 = 21.4 dibulatkan menjadi 21 orang

Jumlah total mahasiswa : 78

Dari data tersebut disimpulkan untuk membuka jurusan kuliner dengan jumlah

penerimaan mahasiswa 80 mahasiswa setiap program studinya.

Jumlah Mahasiswa Akademi Kuliner

- D1 Culinary Arts 80 mahasiswa

- D1 Patisserie 80 mahasiswa

- D3 Cuinary Business 80 mahasiswa x 3 angkatan

Total : 400 mahasiswa

Asumsi Mahasiswa yang belum lulus tepat waktu

5% x 400 = 20 orang

Jumlah Pelaku di Akademi Kuliner

Tabel 12 . Jumlah Pimpinan,Dosen, Staff, dan Pengelola Akademi Kuliner

Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016

No. Pelaku Jumlah

(orang)

1. Direktur (Dosen) 1

2. Wakil Direktur I (Dosen) 1

3. Wakil Direktur II (Dosen) 1

Page 16: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

81

4. Wakil Direktur III (Dosen) 1

5. Kepala Bag. Perpustakaan 1

6. Kepala Bag. Laboratorium 1

7. Kepala BAU 1

8. Kepala BAAK 1

9. Ketua Progdi D1 Culinary Arts (Dosen) 1

10. Sekretaris Progdi D1 Culinary Arts (Dosen) 1

11. Ketua Progdi D1 Patisserie (Dosen) 1

12. Sekretaris Progdi D1 Patisserie (Dosen) 1

13. Ketua Progdi Culinary Business (Dosen) 1

14. Sekretaris Progdi D3 Culinary Business (Dosen) 1

15. Staff Administrasi D1 Culinary Arts 2

16. Staff Adminitsrasi D1 Patisserie 2

17. Staff Administrasi D3 Culinary Business 2

18. Staff BAU 3

19. Staff BAAK 3

20. Pustakawan 2

21. Dosen 14

22. Security 4

21. Cleaning Service 12

22. Pegawai Kantin 4

23. Petugas Klinik 2

Tabel 13 . Jumlah Pengelola Resto

Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016

No. Pelaku Jumlah

(orang)

1. Manager 1

2. Chef 3

3. Pastry Chef 3

4. Barista 2

5. Kasir 2

Page 17: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

82

6. Pelayan 8

7. Cleaning Service 4

8. Security 1

Perhitungan Time Slot

Tabel 14 . Kode Ruang Akademi Kuliner

Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016

No. Nama Ruang Kode Ruang

1. Cold Kitchen A

2. Hot Kitchen B

3. Pastry Laboratory C

4. Bar Laboratory A

5. Culinary Studio D

6. Live Action E

7. Lab. Bahasa F

8. Ruang Kelas G

D1 Patisserie Semester Ganjil

Tabel 15 . Analisa Time Slot D1 Patisserie Semester Ganjil

Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016

Mata Kuliah Waktu

(Jam)

Jmlh.

Peserta

Jmlh.

Kelas

Kode

Pendidikan Agama 2 80 3 2/30(g)

Pendidikan Kewarganegaraan 2 80 3 2/30(g)

Pengetahuan Dasar Patiseri 2 80 1 2/80(e)

Dasar Tata Hidang Patiseri 2 80 1 2/80(e)

Teknik Pengolahan Roti 2 80 3 2/30(c)

Teknik Pengolahan Adonan 2 80 3 2/30(c)

Teknik Pengolahan Patiseri 2 80 3 2/30(c)

Teknik Pengolahan Kue

Tradisional

4 80 3 4/30(c)

Page 18: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

83

Teknik Hiasan Karamel 2 80 3 2/30(d)

Teknik Hiasan Gula dan Butter 2 80 3 2/30(d)

Teknik Pembuatan Kue Dasar 2 80 3 2/30(c)

Bahasa Inggris Profesi 2 80 3 2/30(f)

Etika Profesi 2 80 3 2/30(g)

Teknik Pengolahan Buah dan

Sayur

2 80 3 2/30(a)

Pengetahuan Gizi 2 80 3 2/80(e)

Bartending 2 80 3 2/30(a)

Tabel 16 . Time Slot D1 Patisserie Semester Ganjil

Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016

Ruang Kelas (Ganjil)

a b c d e f g

Slot 2 jam 6 slot - 12 slot 6 slot 2 slot 3 slot 9 slot

Slot 4 jam - - 3 slot - - - -

D1 Patisserie Semester Genap

Tabel 17 . Analisis Time Slot D1 Patisserie Semester Genap

Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016

Mata Kuliah Waktu

(Jam)

Jmlh.

Peserta

Jmlh.

Kelas

Kode

Teknik Pembuatan Kue Klasik 2 80 3 2/30(c)

Teknik Pembuatan Kue Modern 2 80 3 2/30(c)

Teknik Pembuatan Kue Spesial 2 80 3 2/80(c)

Teknik Pembuatan Kue

Pengantin

2 80 3 2/80(c)

Teknik Pengolahan Es Krim 2 80 3 2/30(a)

Teknik Pembuatan Kue Kering 2 80 3 2/30(c)

Dasar – dasar Manajemen 1 80 3 1/30(g)

Pendidikan Budaya Dasar 1 80 3 1/30(g)

Entrepreneurship 1 80 3 1/30(g)

Page 19: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

84

Cost Control 1 80 3 1/30(g)

Praktek Kerja Lapangan 4 80 3 2/30(e)

Tugas Akhir 4 80 3 4/30(d)

Tabel 18 . Time Slot D1 Patisserie Semester Genap

Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016

Ruang Kelas (Genap)

a b c d e f g

Slot 1 jam - - - - - - -

Slot 2 jam 3 slot - 15 slot - 2 slot - 12 slot

Slot 4 jam - - - 6 slot - - -

D1 Culinary Arts Semester Ganjil

Tabel 19 . Analisa Time Slot D1 Culinary Arts Semester Ganjil

Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016

Mata Kuliah Waktu

(Jam)

Jmlh.

Peserta

Jmlh.

Kelas

Kode

Pendidikan Agama 2 80 3 2/30(g)

Pendidikan Kewarganegaraan 2 80 3 2/30(g)

Pengetahuan Dasar Memasak 2 80 1 2/80(e)

Dasar Tata Hidang 2 80 1 2/80(e)

Pengolahan Makanan Pembuka 2 80 3 2/30(d)

Pengolahan Makanan Indonesia 4 80 3 4/30(d)

Pengolahan Makanan Tionghoa 4 80 3 4/30(b)

Pengolahan Makanan Amerika 4 80 3 4/30(b)

Higiene Sanitasi 2 80 1 2/80(e)

Bahasa Inggris Profesi 2 80 3 2/30(f)

Etika Profesi 2 80 3 2/30(g)

Pengolahan Makanan Kontinental 2 80 3 2/30(b)

Pengetahuan Gizi 1 80 1 1/80(e)

Page 20: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

85

Bartending 2 80 3 2/30(a)

Tabel 20 . Time Slot D1 Culinary Arts Semester Ganjil

Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016

Ruang Kelas (Ganjil)

a b c d e f g

Slot 1 jam - - - - 1 slot

Slot 2 jam 3 slot 3 slot 6 slot 3 slot 3 slot 3 slot 9 slot

Slot 4 jam - - 3 slot 3 slot - - -

D1 Culinary Arts Semester Genap

Tabel 21 . Analisa Time Slot D1 Culinary Arts Semester Genap

Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016

Mata Kuliah Waktu

(Jam)

Jmlh.

Peserta

Jmlh.

Kelas

Kode

Pengolahan Makanan Vegetarian 2 80 3 2/30(d)

Pengolahan Makanan Asia 4 80 3 2/30(b)

Pengolahan Makanan Italia 2 80 1 2/80(b)

Pengolahan Makanan Timur

Tengah

2 80 1 2/80(b)

Pengolahan Makanan Catering 2 80 3 2/30(b)

Dasar – dasar Manajemen 1 80 3 1/30(g)

Pendidikan Budaya Dasar 1 80 3 1/30(g)

Entrepreneurship 1 80 3 1/30(g)

Cost Control 1 80 3 1/30(g)

Praktek Kerja Lapangan 4 80 3 2/30(e)

Tugas Akhir 4 80 3 4/30(d)

Page 21: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

86

Tabel 22 . Time Slot D1 Culinary Arts Semester Genap

Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016

D3 Culinary Business Semester Ganjil

Tabel 23 . Analisa Time Slot D3 Culinary Business Semester Ganjil

Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016

Mata Kuliah Waktu

(Jam)

Jmlh.

Peserta

Jmlh.

Kelas

Kode

Pendidikan Agama 2 80 3 2/30(g)

Pengetahuan Dasar Memasak 2 80 1 2/80(e)

Dasar Tata Hidang 2 80 1 2/80(e)

Pengetahuan Resep dan Menu 1 80 1 1/80(e)

Teknologi Bumbu dan Rempah 2 80 1 2/30(e)

Teknologi Pengolahan Hewani &

Nabati

4 80 1 4/30(d)

Pengolahan Makanan Pembuka 2 80 3 2/30(b)

Pengolahan Makanan Indonesia 4 80 3 4/30(b)

Pengetahuan Dasar Patiseri 2 80 1 2/80(e)

Dasar Tata Hidang Patiseri 2 80 1 2/80(e)

Teknik Pengolahan Roti 2 80 3 2/30(c)

Teknik Pengolahan Adonan 2 80 3 2/30(c)

Pendidikan Kewarganegaraan 2 80 3 2/30(g)

Higiene Sanitasi 2 80 1 2/80(e)

Pengolahan Makanan Tionghoa 4 80 3 4/30(b)

Ruang Kelas (Genap)

a b c d e f g

Slot 1 jam - - - - - - -

Slot 2 jam - 9 slot - 3 slot 2 slot - 12 slot

Slot 4 jam - 3 slot - 6 slot - - -

Page 22: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

87

Pengolahan Makanan Amerika 4 80 3 4/30(b)

Teknologi Minuman 4 80 3 4/30(a)

Bartending 2 80 3 2/30(a)

Teknik Pengolahan Buah dan

Sayur

2 80 3 2/30(a)

Teknik Hiasan Karamel 2 80 3 2/30(d)

Teknik Hiasan Gula 2 80 3 2/30(d)

Teknik Hiasan Butter 2 80 3 2/30(d)

Teknik Pengolahan Kue

Tradisional

4 80 3 4/30(c)

Ilmu Gizi 2 80 3 2/30(g)

Gizi untuk Kebutuhan Khusus 2 80 3 2/30(g)

Etika Profesi 2 80 3 2/30(g)

Teknologi Pengawetan Makanan 2 80 3 2/30(e)

Inovasi Makanan 4 80 3 4/30(d)

Entrepreneurship 2 2 80 3 2/30(g)

Pengolahan Makanan Catering 4 80 3 4/30(d)

Banquet Service 2 80 3 2/30(g)

Praktek Kerja Lapangan 4 80 3 2/30(e)

Tabel 24 . Time Slot D3 Culinary Business Semester Ganjil

Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016

Ruang Kelas (Ganjil)

a b c d e f g

Slot 1 jam - - - - 1 slot - -

Slot 2 jam 9 slot 6 slot 9 slot 9 slot 16slot 3 slot 9 slot

Slot 4 jam - 6 slot - 18 slot - 21 slot

Page 23: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

88

D3 Culinary Business Semester Genap

Tabel 25 . Analisa Time Slot D3 Culinary Business Semester Genap

Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016

Mata Kuliah Waktu

(Jam)

Jmlh.

Peserta

Jmlh.

Kelas

Kode

Pengolahan Makanan Vegetarian 2 80 3 2/30(d)

Pengolahan Makanan Asia 4 80 3 2/30(b)

Teknik Pembuatan Kue Klasik 2 80 3 2/30(c)

Teknik Pembuatan Kue Modern 2 80 3 2/30(c)

Pengelolaan Alat Pengolahan 2 80 1 2/80(e)

Dasar Kimia Makanan 2 80 3 2/80(g)

Matematika Terapan 1 80 3 1/30(g)

Bahasa Inggris Profesi 2 80 3 2/30(f)

Dasar – dasar Manajemen 1 80 3 1/30(g)

Pendidikan Budaya Dasar 1 80 3 1/30(g)

Entrepreneurship 1 1 80 3 1/30(g)

Pengolahan Makanan Italia 2 80 1 2/80(b)

Pengolahan Makanan Timur

Tengah

2 80 1 2/80(b)

Pengolahan Makanan

Kontinental

2 80 3 2/30(b)

Teknik Pengolahan Es Krim 2 80 3 2/30(a)

Teknik Pembuatan Kue Kering 2 80 3 2/30(c)

Akuntansi Dasar 2 80 3 2/30(g)

Teknik Pembuatan Kue Spesial 2 80 3 2/30(d)

Page 24: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

89

Cost Control 1 80 3 1/30(g)

Teknik Pembuatan Kue Klasik 2 80 3 2/30(c)

Teknik Pembuatan Kue Modern 2 80 3 2/30(c)

Teknik Pembuatan Kue

Pengantin

2 80 3 2/30(d)

Pendidikan Budaya Dasar 2 80 3 2/30(g)

Hukum Ketenagakerjaan 2 80 3 2/30(g)

Penataan dan Pelayanan

Restoran

2 80 1 2/80(e)

Pengantar Perhotelan 1 80 1 1/80(e)

Tugas Akhir 6 80 3 4/30(d)

Tabel 26 . Time Slot D3 Culinary Business Semester Genap

Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016

Ruang Kelas (Genap)

a b c d e f g

Slot 2 jam 3 slot 9 slot 15 slot 9 slot 6 slot 3 slot 27 slot

Slot 4 jam - 9 slot - 6 slot - - -

Jadwal perkuliahan

Senin – Jumat : 08.00-17.00, istirahat 12.00-13.00

jam efektif per hari : 8 jam, dengan total 5 hari 40 jam

Sabtu : 08.00-12.00, jam efektif per hari : 4 jam

Page 25: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

90

Tabel 27 . Total Time Slot Akademi Kuliner

Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016

Perhitungan Ruang Cold Kitchen & Bar Laboratory

Dengan slot 2 jam, dapat menghasilkan 22 slot/ ruangan/ hari

18slot/22slot = 0.81 dibulatkan menjadi 1 ruang

Perhitungan Hot Kitchen

Dengan slot 2 jam, dapat menghasilkan 22 slot/ ruangan/ hari

18slot/22slot = 0.81 dibulatkan menjadi 1 ruang

Dengan slot 4 jam, dapat menghasilkan 11 slot/ ruangan/ hari

12slot/11slot = 1,09 dibulatkan menjadi 1 ruang

Perhitungan Pastry Laboratory

Dengan slot 2 jam, dapat menghasilkan 22 slot/ ruangan/ hari

Total Ruang Kelas (Ganjil)

a b c d e f g

Slot 1 jam - - - - 2 slot - 21slot

Slot 2 jam 18slot 12slot 27slot 15 slot 16slot 9 slot 27 slot

Slot 4 jam - 12slot 6 slot 18slot - - -

Total Ruang Kelas (Genap)

a b c d e F g

Slot 1 jam - - - - - 24slot

Slot 2 jam 6 slot 18slot 30slot 12slot 18slot 3 slot 27slot

Slot 4 jam - 12slot - 18slot - - -

Page 26: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

91

27slot/22slot = 1.23 dibulatkan menjadi 1 ruang

Dengan slot 4 jam, dapat menghasilkan 11 slot/ ruangan/ hari

6slot/11slot = 0.54 dibulatkan menjadi 1 ruang

Perhitungan Culinary Studio

Dengan slot 2 jam, dapat menghasilkan 22 slot/ ruangan/ hari

15 slot/22 slot = 0.68 dibulatkan menjadi 1 ruang

Dengan slot 4 jam, dapat menghasilkan 11 slot/ ruangan/ hari

18 slot/11 slot = 1.64 dibulatkan menjadi 2 ruang

Perhitungan Live Action Kitchen

Dengan slot 2 jam, dapat menghasilkan 22 slot/ ruangan/ hari

18 slot /22 slot = 0.81 dibulatkan menjadi 1 ruang

Perhitungan Lab. Bahasa

Dengan slot 2 jam, dapat menghasilkan 22 slot/ ruangan/ hari

9 slot /22 slot = 0.41 dibulatkan menjadi 1 ruang

Perhitungan Ruang Kelas Teori

Dengan slot 1 jam, dapat menghasilkan 44 slot/ ruangan/ hari

24 slot/ 44 slot = 0.54 dibulatkan menjadi 1 ruang

Dengan slot 2 jam, dapat menghasilkan 22 slot/ ruangan/ hari

27 slot/ 22 slot = 1.27 dibulatkan menjadi 1 ruang

Page 27: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

92

Sehingga disimpulkan ruang Laboratorium yang dibutuhkan sebanyak

Cold Kitchen & Bar Laboratory : 1 ruang

Hot Kitchen : 2 ruang

Pastry Laboratory : 2 ruang

Culinary Studio : 3 ruang

Live Action Kitchen : 1 ruang

Lab. Bahasa : 1 ruang

Ruang Kelas Teori : 2 ruang

3.1.2 Studi Fasilitas

A. Pendekatan Kebutuhan Ruang

Tabel 28 . Kebutuhan Ruang Akademi Kuliner

Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016

Area Akademik Umum

Ruang Sifat Indoor / Outdoor

Ruang Kelas Privat Indoor

Area Laboratorium Akademik

Ruang Sifat Indoor / Outdoor

Hot Kitchen Privat Indoor

Culinary Studio

Cold Kitchen

Pastry Laboratory

Live Action Kitchen

Bar Laboratory

Lab. Bahasa

Page 28: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

93

Area Kegiatan Mahasiswa (Non-Akademik )

Ruang Sifat Indoor /Outdoor

Ruang Senat Privat Indoor

Ruang Himpunan Mahasiswa

Ruang UKM

Area Administrasi (Tingkat Pusat)

Ruang Sifat Indoor /Outdoor

Ruang Ketua BAU & BAAK Privat Indoor

Ruang BAU

Ruang BAAK

Ruang Rapat

Ruang tunggu

Area Administrasi (Tingkat Progdi)

Ruang Sifat Indoor /Outdoor

Ruang Administrasi Progdi Semi Publik Indoor

Ruang Ketua Progdi Privat

Ruang Sekretaris Progdi

Ruang Rapat

Ruang Dosen

Ruang Tamu Dosen Semi Publik

Ruang Tunggu Publik

Gudang Umum Servis

Fasilitas Penunjang

Ruang Sifat Indoor /Outdoor

Aula Semi Publik Indoor

Page 29: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

94

Klinik

Perpustakaan

Ruang Komunal

Koperasi

Kantin Publik Indoor

Resaurant, Bakery & Café

Area Parkir Outdoor

Taman

Pantry Servis Indoor

Ruang Keamanan

Pos Satpam

Ruang Pompa

Ruang Gas LPG

Toilet

Gudang

Mushola

Page 30: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang
Page 31: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

96

B. Persyaratan Ruang

No. NAMA RUANG

ASPEK

Akustik Pencahayaan Penghawaan Keamanan Kesehatan

Sta

bil

Te

na

ng

Ala

mi

Bu

ata

n

Ala

mi

Bu

ata

n

Keb

ak

ara

n

Kec

ela

kaa

n

Rad

ias

i

Kele

mb

ab

an

1. Ruang Kelas ● ● ● ● ●

2. Hot Kitchen ● ● ● ● ● ● ● ●

3. Cold Kitchen ● ● ● ● ● ● ● ●

4. Culinary Studio ● ● ● ● ● ● ● ●

5. Pastry Laboratory ● ● ● ● ● ● ● ●

6. Bar Laboratory ● ● ● ● ● ● ● ●

7. Live Action Kitchen ● ● ● ● ● ● ● ●

8. Lab Bahasa ● ● ● ● ●

9. Ruang Ketua ● ● ● ● ● ●

10. Ruang Pembantu Ketua ● ● ● ● ● ●

11. Ruang BAU ● ● ● ● ● ●

12. Ruang BAAK ● ● ● ● ● ●

13. Ruang Rapat ● ● ● ● ● ●

14. Tata Usaha Program Studi ● ● ● ● ● ●

Page 32: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

97

15. Ruang Ketua Program Studi ● ● ● ● ● ●

16. Ruang Sekretaris Program Studi ● ● ● ● ● ●

17. Ruang Dosen ● ● ● ● ● ●

18. Ruang Tamu Dosen ● ● ● ●

19. Ruang Senat ● ● ● ● ● ●

20. Ruang Himpunan Mahasiswa ● ● ● ● ● ●

21. Aula ● ● ● ● ● ●

22. Koperasi ● ● ● ● ● ●

23. Perpustakaan ● ● ● ● ●

24. Kantin ● ● ● ● ● ●

25. Ruang Komunal ● ● ● ● ● ●

26. Gudang ● ● ● ● ● ●

27. Toilet ● ● ● ● ● ● ●

28. Restoran, Bakery, dan Café ● ● ● ● ● ●

29. Dapur ● ● ● ● ● ● ● ●

30. Ruang Staff ● ● ● ● ● ●

31. Toilet ● ● ● ● ● ● ●

32. Gudang ● ● ● ● ●

33. Pantry ● ● ● ● ● ●

34. Mushola ● ● ● ● ● ●

35. ATM Center ● ● ● ● ●

Page 33: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

98

36. Area Parkir ● ● ● ● ● ●

37. Ruang Cleaning Service ● ● ● ● ●

38. Ruang Keamanan dan Pos

Satpam ● ● ● ● ●

39. Ruang Genset ● ● ● ● ● ●

40. Ruang Pompa ● ● ● ● ●

41. Ruang Gas LPG ● ● ● ● ● ●

42. Ruang ME ● ● ● ● ● ●

Tabel 29 . Persyaratan Ruang Akademi Kuliner

Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016

Page 34: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

99

C. Pola Sirkulasi Ruang

a. Pola Sirkulasi Unit Kegiatan Privat

Skema 11 . Pola Sirkulasi Area Privat

Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016

Page 35: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

100

a. Pola sirkulasi unit kegiatan public

Skema 12 . Pola Sirkulasi Area Publik

Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016

Page 36: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

101

Skema 13 . Pola Sirkulasi Area Servis

Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016

Page 37: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

102

Skema 14. Pola Sirkulasi Makro

Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016

Page 38: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

103

3.1.3 Studi Ruang Khusus

Fungsi ruang perlu diperhatikan sehingga ruang yang ada dapat

mewadahi aktivitas yang dibutuhkan di dalamnya. Penataan ruang yang

dilakukan harus disesuaikan dengan fungi dan jenis kegiatan yag

dilakukan antar area dalam ruang dan antar ruang dalam bangunan.

Bar Laboratory : berdasarkan fungsinya untuk mengolah berbagai

macam minuman, ruang ini mrmbutuhkan area-area yang berbeda

untuk mengolah jenis minuman yang berbeda, seperti area

pengolahan kopi dan teh, area pengolahan minuman berbahan dasar

sayur dan buah, serta area pengolahan minuman beralkohol. Tempat

penyimpanan bahan minuman harus terpisah dan memiliki suhu yang

tepat untuk setiap jenis bahan.

Cold Kitchen : berdasarkan fungsi nya untuk mengolah bahan

makanan dingin seperti salad, ruangan harus terpisah dari hot

kitchen karena akan mempengaruhi suhu makanan yang ada.

Karena makanan yang diolah dari Cold Kitchen harus masih dingin

saat disajikan, maka ruang tersebut sebaiknya diletakkan di dekat

area penyajian.

Analisis Besaran Ruang

Bar Lounge (1) : 20 m2

8 m x 2,5 m = 20 m2

Sink (2) : 1.1 m2

0,61m x 0,91m = 0.55 m2

Freezer (1) : 1,18 m2

1, 3 m x 0.91 m = 1.18 m2

Page 39: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

104

Chiller (2) : 2,36 m2

1, 3 m x 0.91 m = 1.18 m2

Work Table (6) : 18 m2

1,2 m x 2,5 m = 3 m2

Sirkulasi 250 % : 106,6 m2

Total : 149,24 m2

Hot Kitchen : berdasarkan fungsi nya untuk mengolah bahan

makanan secara umum dan membutuhkan api, maka suhu di dalam

ruang harus dijaga supaya nyaman bagi pengguna, namun tidak

menganggu kegiatan. Dibutuhkan juga penyedot asap di setiap

stasion / peralatan masak yang mengeluarkan asap, sehingga

kualitas udara dalam ruang tetap terjaga dengan baik.

Analisis besaran :

Kitchen Station (6) : 37,5 m2

5 m x 1.25m = 6.25 m2

Sink (2) : 1.1 m2

0,61m x 0,91m = 0.55 m2

Gambar 53 . Hot Kitchen

Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016

Page 40: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

105

Deep Fryer (1) : 0.27 m2

0.39 m x 0,70m = 0.27 m2

Roaster (1) : 1,32 m2

1,20 m x 1,10m = 1,32 m2

Lemari Penyimpanan (3) : 7.2 m2

2 m x 1.20m = 2.4 m2

Work Table (2) : 4.8 m2

2 m x 1.20 m = 2,4 m2

Sirkulasi 250% : 182,66 m2

Total : 182,66 m2

Pastry Laboratory : berdasarkan fungsinya untuk mengolah bahan

kue dan roti, ruang ini membutuhkan suhu yang lebih rendah

dibanding Hot Kitchen, berkaitan dengan pengolahan bahan yang

membutuhkan suhu rendah serta suhu optimal yang dibutuhkan pada

pengembangan adonan.

Analisis besaran :

Kitchen Station (3) : 39 m2

6.5 m x 2 m = 13 m2

Gambar 54 . Pastry Laboratory

Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016

Page 41: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

106

Sink (1) : 6 m2

5 m x 1.20m = 6 m2

Deck Oven (2) : 9 m2

3 m x 1.50m = 4.5 m2

Freezer (2) : 2.36 m2

1, 3 m x 0.91 m = 1.18 m2

Chiller (3) : 3,54 m2

1, 3 m x 0.91 m = 1.18 m2

Mixer (2) : 0.72 m2

0.6 m x 0.6 m = 0.36 m2

Lemari Penyimpanan (2) : 4.8 m2

2 m x 1.20m = 2.4 m2

Sirkulasi 250% : 153,05 m2

Total : 214,27 m2

Live Action Kitchen : berdasarkan fungsinya untuk melakukan demo

masak, ruang ini membutuhkan area dapur dan area penonton. Area

dapur sendiri harus dapat dilihat secara jelas dan menyulur dari area

penonton, sehingga mahasiswa dapat memperhatikan demo masak

secara optimal.

Gambar 55 . Live Action Kitchen

Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016

Page 42: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

107

Analisis besaran :

Kitchen Station (1) : 5.4 m2

4.5 m x 1.2 m = 13 m2

Sink + work table (1) : 3.6 m2

3 m x 1.20m = 6 m2

Freezer (1) : 1,18 m2

1, 3 m x 0.91 m = 1.18 m2

Chiller (1) : 1,18 m2

1, 3 m x 0.91 m = 1.18 m2

Kursi (90) : 32.4 m2

0.6 m x 0.6 m = 0,36 m2

Sirkulasi 150% : 65,64 m2

Total : 109,4 m2

Culinary Studio : berdasarkan fungsinya untuk mewadahi kreativitas

mahasiswa di bidang kuliner, ruang ini terdiri atas beberapa unit dapur

yang memiliki fasilitas dasar, sehingga mahasiswa dapat bekerja

dalam satu unit dapur.

Gambar 56 . Culinary Studio

Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016

Page 43: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

108

Analisis besaran :

Kitchen Station (30) : 165,6 m2

4,60 m x 1.20m = 5.52 m2

Sink (2) : 6 m2

5 m x 1.20m = 6 m2

Lemari Penyimpanan (4) : 9,6 m2

2 m x 1.20m = 2.4 m2

Sirkulasi 150% : 271.8 m2

Total : 453 m2

Chef Room : merupakan ruang pengajar yang terdapat dalam setiap

ruang laboratorium. Digunakan oleh Dosen Pengajar / Chef Tamu

untuk persiapan mengajar.

Analisa Besaran Ruang

Kursi & Meja (1set) : 2,16 m2

1,8 m x 1,2 m = 4,02 m2

Nakas (1) : 2,88 m2

0,8 m x 1,8 m = 2,88 m2

Sirkulasi 150% : 7,56 m2

Total : 12,6 m2

Page 44: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

109

3.1.4 Studi Besaran Bangunan dan Lahan Parkir

A. Studi Luas Bangunan

No. Nama Ruang Luas Ruang Sirkulasi Total

luas

Sumber

1. Ruang Kelas 1 dosen = 1,5 m2

30 mahasiswa = 0,42 m2 x 30 = 12.6 m2

300% 56,4 m2 AS

2. Hot Kitchen Kitchen Station (6) : 37,5 m2

5 m x 1.25m = 6.25 m2

Sink (2) : 1.1 m2

0,61m x 0,91m = 0.55 m2

Deep Fryer (1) : 0.27 m2

0.39 m x 0,70m = 0.27 m2

Roaster (1) : 1,32 m2

1,20 m x 1,10m = 1,32 m2

Lemari Penyimpanan (3) : 7.2 m2

2 m x 1.20m = 2.4 m2

Work Table (2) : 4.8 m2

2 m x 1.20 m = 2,4 m2

250% 182,66

m2

SBR

3. Cold Kitchen &

Bar Laboratory

Bar Lounge (1) : 20 m2

8 m x 2,5 m = 20 m2

Sink (2) : 1.1 m2

250% 149,24

m2

SBR

Page 45: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

110

0,61m x 0,91m = 0.55 m2

Freezer (1) : 1,18 m2

1, 3 m x 0.91 m = 1.18 m2

Chiller (2) : 2,36 m2

1, 3 m x 0.91 m = 1.18 m2

Work Table (6) : 18 m2

1,2 m x 2,5 m = 3 m2

4. Culinary Studio Kitchen Station (30) : 165,6 m2

4,60 m x 1.20m = 5.52 m2

Sink (2) : 6 m2

5 m x 1.20m = 6 m2

Lemari Penyimpanan (4) : 9,6 m2

2 m x 1.20m = 2.4 m2

150% 362,4 m2

5. Pastry

Laboratory

Kitchen Station (3) : 39 m2

6.5 m x 2 m = 13 m2

Sink (1) : 6 m2

5 m x 1.20m = 6 m2

Deck Oven (2) : 9 m2

3 m x 1.50m = 4.5 m2

Freezer (2) : 2.36 m2

1, 3 m x 0.91 m = 1.18 m2

250% 214,27

m2

SBR

Page 46: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

111

Chiller (3) : 3,54 m2

1, 3 m x 0.91 m = 1.18 m2

Mixer (2) : 0.72 m2

0.6 m x 0.6 m = 0.36 m2

Lemari Penyimpanan (2) : 4.8 m2

2 m x 1.20m = 2.4 m2

6. Live Action

Kitchen

Kitchen Station (1) : 5.4 m2

4.5 m x 1.2 m = 13 m2

Sink + work table (1) : 3.6 m2

3 m x 1.20m = 6 m2

Freezer (1) : 1,18 m2

1, 3 m x 0.91 m = .18 m2

Chiller (1) :1,18 m2

1, 3 m x 0.91 m = 1.18 m2

Kursi (90) : 32.4 m2

0.6 m x 0.6 m = 0,36 m2

150% 109,4 m2 SBR

7. Chef Room Kursi & Meja (1set) : 2,16 m2

1,8 m x 1,2 m = 4,02 m2

Nakas (1) : 2,88 m2

0,8 m x 1,8 m = 2,88 m2

Sirkulasi 150% : 7,56 m2

150% 12,6 m2 SBR

Page 47: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

112

8. Ruang Ganti &

Loker

Loker (30) : 3,6 m2

0,3 m x 0,4 m = 0,12 m2

Bilik Ganti (6) : 6 m2

1 m x 1 m = 1 m2

200% 28,8 m2

9. Ruang

Penyimpanan

Freezer (1) : 1,18 m2

1, 3 m x 0.91 m = 1.18 m2

Chiller (1) : 1,18 m2

1, 3 m x 0.91 m = 1.18 m2

Nakas (2) : 5,76 m2

0,8 m x 1,8 m = 2,88 m2

Lemari (2) : 4.8 m2

2 m x 1.20m = 2.4 m2

200% 38,76 m2 SBR

10. Lab Bahasa Meja (33)

0,3 m2 x 33 = 9,9 m m2

Kursi (33)

0,2 m2 x 33 = 6,6 m2

Meja dosen

0,54 m2

200% 41,08 m2 AS

11. Ruang Direktur Meja kerja = 1,2 m2

Meja komputer =0,52 m2

Meja = 0,45 m2

150% 22,4m2 HDIS

Page 48: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

113

Kursi (3) = 0,2 m2 x 3 = 0,6 m2

Sofa = 3,4 m2

Meja kecil = 0,79 m2

Lemari (2) =0,54 m2 x 2 = 1,08 m2

Nakas = 0,2 m2

12. Ruang Wadir

(I,II,III)

Meja kerja = 1,2 m2

Meja komputer =0,52 m2

Meja = 0,45 m2

Kursi (3) = 0,2 m2 x 3 = 0,6 m2

Sofa = 3,4 m2

Meja kecil = 0,79 m2

Lemari (2) =0,54 m2 x 2 = 1,08 m2

Nakas = 0,2 m2

150% 22,4% HDIS

13. Ruang BAU 45 m2 - - AS

14. Ruang BAAK 45 m2 - - AS

15. Ruang Rapat Meja = 6,27 m2

Kursi (20) 0,20 m2 x 20 = 4 m2

300% 41,08m2 AS

16. Ruang Admin

Progdi

Meja (4)

0,9 m2 x 4 = 3,6 m2

0,405 m2 x 4 = 1,62 m2

Meja Panjang = 1,4 m2

250% 36,68 m2 AS

Page 49: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

114

Lemari (4)

0,225 m2 x 4 = 0,9 m2

0,54 m2 x 4 = 2,16 m2

Kursi (4)

0,2 m2 x 4 = 0,8 m2

17. Ruang Ketua

Progdi

Meja = 0,96 m2

Kursi (3)

0,2 m2 x 3 = 0,6 m2

Lemari = 0,47 m2

Nakas = 0,2 m2

Meja kecil = 0,45 m2

200% 8,04 m2 HDIS

18. Ruang

Sekretaris

Progdi

Meja = 0,96 m2

Kursi (3)

0,2 m2 x 3 = 0,6 m2

Lemari = 0,47 m2

Nakas = 0,2 m2

Meja kecil = 0,45 m2

200% 8,04 m2 HDIS

19. Ruang Dosen Meja dosen (14)

0,72 m2 x 16 = 11,52 m2

Kursi (60)

0,2 m2 x 60 = 12 m2

280% 161,73

m2

AS

Page 50: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

115

Lemari (16)

0,54 m2 x 16 = 8,64 m2

Meja kecil (16)

0,49 m2 x 16 = 7,84 m2

Meja diskusi (2)

1,28 m2 x 2 = 2,56 m2

20. Ruang Rapat

Dosen

Meja = 6,27 m2

Kursi (20) 0,20 m2 x 20 = 4 m2

300% 41,08 m2 AS

21. Ruang Tamu

Dosen

Sofa = 3,4 m2

Meja kecil = 0,79 m2

150% 6.28 m2 AS

22. Ruang Senat 30 m2 - - AS

23. Ruang

Himpunan

Mahasiswa

30 m2 - - AS

24. Aula Kapasitas 600 orang

1 m2/ orang

150% 1500 m2 AS

25. Koperasi AS

26. Perpustakaan Kapasitas 100 orang 588 m2

27. Kantin Stand (6)

5 m2 x 6 = 30 m2

Meja u/ 4 orang (15)

250% 291,3 m2 AS

Page 51: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

116

0,81 m2 x 15 = 12,15 m2

Meja u/ 6 orang (8)

2,025 m2 x 8 = 16,2 m2

Kursi (108)

0,2 m2 x 108 = 21,6 m2

Wastafel (2)

1,6 m2 x 2 = 3,2 m2

28. Gudang 9m2 - - AS

29. Toilet Toilet (4)

1,2 m2 x 4 = 4,8 m2

Wastafel (2)

0,5 m2 x 2 = 1 m2

80% 10,4 m2 LOSD &

HDIS

30. Restoran Meja u/ 4 orang (6)

0,81 m2 x 5 = 4,05 m2

Meja u/ 6 orang (6)

2,025 m2 x 6 = 12,15 m2

Kursi (60)

0,2 m2 x 60 = 12 m2

Wastafel (2)

1,6 m2 x 2 = 3,2 m2

250% 109,9 m2 AS

31. Bakery Rak display (3) : 6 m2 200% 21,06 m2 AS

Page 52: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

117

2 m x 1 m = 2 m2

Chiller Display (1) : 1,02 m2

1,2 m x 0,85 m = 1,02 m2

32. Bar Bar Lounge (1) : 20 m2

8 m x 2,5 m = 20 m2

100% 40 m2 AS

33. Main Kitchen Kitchen Station (2) : 13,5 m2

5 m x 1.25m = 6.25 m2

Sink (2) : 1.1 m2

0,61m x 0,91m = 0.55 m2

Deep Fryer (1) : 0.27 m2

0.39 m x 0,70m = 0.27 m2

Roaster (1) : 1,32 m2

1,20 m x 1,10m = 1,32 m2

Lemari Penyimpanan (2) : 4.8 m2

2 m x 1.20m = 2.4 m2

150% 52.47 m2 AS

34. Pastry Kitchen Kitchen Station (1) : 13 m2

6.5 m x 2 m = 13 m2

Sink (2) : 1.1 m2

0,61m x 0,91m = 0.55 m2

Deck Oven (1) : 3 m2

2 m x 1.50m = 3 m2

150% 56,45 m2 AS

Page 53: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

118

Freezer (1) : 1,18 m2

1, 3 m x 0.91 m = 1.18 m2

Chiller (1) : 1,18 m2

1, 3 m x 0.91 m = 1.18 m2

Mixer (2) : 0.72 m2

0.6 m x 0.6 m = 0.36 m2

Lemari Penyimpanan (1) : 2,4 m2

2 m x 1.20m = 2.4 m2

35. Gudang

Barang

36 m2 AS

36. Kasir Meja kasir (1)

0,8 m x 1,5 m = 1,2 m2

80% 2,16 m2 AS

37. Toilet Toilet (8)

1,2 m2 x 4 = 4,8 m2

Wastafel (4)

0,5 m2 x 2 = 1 m2

80% 10,4 LOS &

HDIS

38. R. Manager Meja & kursi

3,35 m x 1,2 m + 4,02 m2

Nakas (2)

0,8 m x 1,8 m x 2 = 2,88 m2

200% 20,7

Page 54: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

119

39. Ruang Staff 12m2 - - AS

40. Pantry 6 m2 - - AS

41. Mushola Kapasitas (30)

0,6 m2 x 30 = 18 m2

50% 27 m2 AS

42. ATM Center Mesin ATM (5)

0,24 m2 x 5 = 1,2 m2

250% 4,2 m2 AS

43. Area Parkir Mobil

12,5 m2

Motor

2 m2

Sepeda

2 m2

200% - -

44. Ruang

Cleaning

Service

Loker (4)

4,05 m2 x 4 = 16,2 m2

50% 24,3 AS

45. Ruang

Keamanan dan

Pos Satpam

6 m2 - - AS

Page 55: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

120

46. Ruang Genset 15 m2 - - AS

47. Ruang Pompa 30 m2 - - AS

48. Ruang Gas

LPG

4 m2 - - AS

Tabel 30 . Studi Luas Bangunan

Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016

AS = Asumsi

SBR = Studi Besaran Ruang

HDIS = Human Dimension & Interior Space

LOS = Level of Service

Page 56: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

121

B.Studi Luas Lahan Parkir

Mahasiswa : 400 orang per hari

Diasumusikan pengguna mobil 30%, pengguna motor 50 %, dan

pengguna kendaraan umum 20%

Mobil (30%) : 120 orang

Motor (50%) : 200 orang

Kendaraan umum (20%) : 80 orang

Asumsi Perhitungan Parkir Mobil

1 Mobil untuk 2 orang (40%) : 24 mobil

1 Mobil untuk 1 orang (60%) : 80 mobil

Jumlah parkir yang dibutuhkan adalah 104 mobil, namun

menimbang waktu kuliah mahasiswa tidak pada waktu

bersamaan, maka jumlah parkir yang dibutuhkan 2/3, yaitu 85

mobil

Asumsi Perhitungan Parkir Motor

1 Motor untuk 2 orang (40%) : 40 motor

1 Motor untuk 1 orang (60%) : 120 motor

Jumlah parkir yang dibutuhkan adalah 160 motor, namun

menimbang waktu kuliah mahasiswa tidak pada waktu

bersamaan, maka jumlah parkir yang dibutuhkan 2/3, yaitu 107

motor

Staff dan Karyawan : 51 orang per hari

Diasumusikan pengguna mobil 5%, pengguna motor 60 %, dan

pengguna kendaraan umum 35%

Page 57: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

122

Mobil (5%) : 3 orang

Motor (60%) : 30 orang

Kendaraan umum (35%) : 18 orang

Sehingga total jumlah parkir yang dibutuhkan adalah 3 mobil dan

30 motor

Pengelola & Dosen : 27 orang per hari

Diasumusikan pengguna mobil 60%, pengguna motor 35 %, dan

pengguna kendaraan umum 5%

Mobil (60%) : 16 orang

Motor (35%) : 9 orang

Kendaraan umum (5%) : 2 orang

Sehingga total jumlah parkir yang dibutuhkan adalah 16 mobil dan

9 motor

Pengunjung : 60 orang (kapasitas resto)

Diasumusikan pengguna mobil 30%, pengguna motor 50 %, dan

pengguna kendaraan umum 20%

Mobil (30%) : 18 orang

Motor (50%) : 30 orang

Kendaraan umum (20%) : 12 orang

Asumsi Perhitungan Parkir Mobil

1 Mobil untuk 1 orang (40%) : 8 mobil

1 Mobil untuk 2 orang (60%) : 5 mobil

Asumsi Perhitungan Parkir Mobil

1 Mobil untuk 2 orang (40%) : 6 mobil

1 Mobil untuk 1 orang (60%) : 18 mobil

Page 58: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

123

Sehingga total jumlah parkir yang dibutuhkan adalah 13 mobil dan

24 motor

Bus

Disediakan 1 bus sebagai fasilitas yang disediakan akademi

Total Parkir yang dibutuhkan pada Akademi Kuliner adalah 117 mobil,

170 motor, dan 1 bus .

3.1.5 Studi Citra Arsitektural

Bangunan ini adalah bangunan pendidikan yang akan didirikan di

Kota Semarang. Bangunan sekolah diharapkan dapat mempengaruhi

bangunan di sekitarnya melalui pencitraan yang diciptakan. Keselarasan

perlu siperhatikan sehingga bangunan dan lingkungan menjadi sepadan

dan tidak menyimpang.

Dalam mendesain bangunan perlu diciptakan suasana yang

nyaman bagi penggunanya. Hal tersebut dapat dicapai dengan :

Mengatasi kebisingan baik dari dalam maupun luar bangunan sehingga

aktivitas tidak terganggu.

Menciptakan sirkulasi ruang yang baik dan jelas di dalam dan luar

bangunan.

Menciptakan sirkulasi udara yang baik dengan optimalisasi

penghawaan alami dan buatan.

Memberikan penerangan yang sesuai dengan aktivitas dan kebutuhan

pengguna, dengan pencahayaan alami dan buatan.

Menggunakan warna yang mendukung kegiatan pada interior

bangunan.

Page 59: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

124

Dengan menitik beratkan kebutuhan pengguna serta aktivitas yang

siwadahi, maka akan tercipta ruang yang nyaman serta mendukung

kegiatan pembelajaran dalam bangunan. Selai itu harmonisasi antara

fungsi, bentuk dan estetika, serta firmitas bangunan harus terus

diperhatikan.

.

3.2 Analisis Pendekatan Sistem Bangunan Akademi Kuliner di Semarang

3.2.1 Studi Sistem Struktur dan Enclosure

Bangunan akademi kuliner ini merupakan bangunan yang bertingkat,

sehingga dibutuhkan struktur yang kuat dan kokoh untuk menumpu

beban dari bangunan itu sendiri. Sistem struktur untuk bangunan

akademi kuliner ini dibedakan menjadi 3, yaitu :

a. Sub Structure

Merupakan struktur yang berfungsi mendukung struktur di atasnya

dan menghubungkan keseluruhan bangunan dengan tapak.

Bangunan yang bertingkat membutuhkan pondasi yang cukup kuat

untuk menopang beban dari bangunan itu sendiri dan aktivitas yang

ada di dalamnya, memiliki syarat-syarat sebagai berikut :

Sistem pemasangan harus efisiensi dan ekonomis

Aman terhadap pergeseran tanah

Kedalaman mencukupi untuk menghidari pergerakan tanah

lateral yang berasal dari pondasi

Dasar pondasi harus cukup kebar dan diletakan pada lapisan

tanah keras

Page 60: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

125

Pondasi dipasang di keselurahan tanah keras tidak pada

sebagian tanah lembek

Seluruh pondasi harus diletakan pada kedalaman yang sama

1. Pondasi Footplat

Merupakan pondasi yang

konsepnya menyebarkan seluruh

beban ke tanah melalui kaki kolom

yang berupa plat beton tebal, dan

luasannya menyesuaikan dengan

daya dukung tanah dan beban yang

diteruskan ke kolom. Pondasi ini

biasanya digunakan untuk

bangunan 2 lantai atau lebih.

Kelebihan Kelemahan

Lebih murah dalam sisi biaya

Galian yang dibutuhkan sedikit

sehingga mengefisienkan

waktu

Membutuhkan waktu yang

lebih lama dalam

persiapannya berupa

pembuatan bekisting dan

juga waktu dalam menunggu

proses pengeringan

2. Pondasi Rakit

Berupa plat beton yang berbentuk

rakit melebar dan pemasangannya

menyeluruh di dasar bangunan

untuk menyalurkan beban secara

merta ke tanah. Pondasi ini

biasanya digunakan bila tanah

memiliki kedalaman tanah yang

dangkal yang biasanya ditemui

ketika tanah lunak digunakan

unutk pondasi.

Gambar 57. Pondasi Footplat

Sumber :

http://belajarsipil.blogspot.co.id

Gambar 58 . Pondasi Rakit

Sumber: http://www.ponpes-

zainulibad.com

Page 61: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

126

Kelebihan Kelemahan

Penyaluran beban ke segala

arah sehingg lebih merata

Dapat digunakan untuk ruanf

bawah tanah, seperti basement

Lebih baik pada penggunaan

bertingkat dibanding pondasi

batu belah baik sebagi

penopang beban vertikal

maupun gaya horizontal.

Waktu pengerjaan yang

memakan waktu yang

lama

Diperlukan biaya yang

lebih mahal

b. Middle Structure (Struktur Tengah)

Merupakan struktur yang melingkupi bangunan tersebut,

sehingga dalam pemilihannya harus disesuaikan dengan fungsi dan

aktiitas di dalannya sebagai bangunan yang befungsi sebagai akademi

kuliner, terutama ruang-ruang yang memiliki desain khusus untuk

mengakomodasi setiap kegiatan yang ada di dalamnya.

Sistem yang akan digunakan di bangunan akdemi kuliner ini

adalah sistem struktur rangka, yang merupakan sistem dengan

penggunaan sloof, kolom, dan balok. Sistem ini memberikan

fleksibilitas bentuk ruang, intensitas jumlah ruang, dan juga luasan

bukaan pada sisi bangunan yang lebih bebas.

Page 62: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

127

Plat Lantai

Merupakan lantai yang tidak terletak di atas

tanah langsung, merupakan lantai tingkat

pembatas antara tingkat yang satu dengan

tingkat yang lain, plat lantai ini didukung oleh

balok-balok yang menumpu pada kolom-kolom

bangunan.

Ketebalan dari plat lantai dipengaruhi oleh :

- Bahan dan konstruksi plat yang digunakan

- Bentang yang diinginkan tergantung dari jari antar kolom dan

balok-balok pendukung

- Besarnya lendutan yang diinginkan

Plat Lantai Beton memiliki persyaratan menurut SNI Beton 1991 :

- Memiliki ketebalan min 12 untuk plat lantai

- Harus menggunakan tulangan silang dan diameter min 8mm dari

baja lunak atau sedang

- Plat lantai yang tebalnya lebih dari 25cm harus dipasang

tulangan rangkap atas dan bawah

- Jarak tulangan pokok yang sejajar tidak lebih dari 2,5cm dan

20cm

- Semua tulangan harus dibungkus dengan lapisan beton min

tebal 1mm

- Bahan beton terdiri dari 1pc : 2ps : 3kr + air, dan untuk kedap air

dengan campuran 1pc : 1,5psr : 2,5kr + air

3. 2. Balok

Merupakan bagian dari struktural sebuah bangunan yang kaku dan

dirancang untuk menerima dan mentransfer beban menuju kolom-kolom

penopang bangunan, selan itu juga balok direncanakan untuk menahan

Gambar 59 . Plat Lantai Beton

Sumber: http://ariefeef.blogspot.co.id

Page 63: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

128

tegangan tekan dan tegangan tarik yang diakibatkan oleh beban lentur

yang bekerja pada balok tersebut. Ring balok berfungsi untuk pengikat

kolom-kolom agar bila terjadi pergerkana kolom-kolom tersebut tetap

mempertahankan bentuk dan posisinya, ring balok ini bersifat kaku dan

tidak merubah bentuk.

Balok Baja

Balok yang terbuat dari baja dan

diproduksi di pabrik, dipotong dibentuk

dan juga dilubangi dalam pabrik sesuai

dengan spesfikasi desain yang ada.

Kelebihan Kelemahan

Pemasangan konstruksi yang

cukup cepat dan akurat.

Baja tidak tahan akan api dan akan

kehilangan kekuatan secara

drastis, solusinya dengan

memberikan pelapis anti api yang

memenuhi standard sebagai

kontruksi tahan api.

Balok Beton

Beton memiliki sifat yang kurang mampu

menahan tegangan tarik sehingga beton

diperkuat dengan tulangan baja pada

daerahdimana tegangan tarik itu bekerja,

dalam perencanaan balok yang harus

diperhatikan adalah kapasitas geser,

defleksi, retak dan panjnag penyaluran yang

harus sesuai dengan persyaratan.

Gambar 60 . Balok Baja

Sumber: https://dukenmarga.wordpress.com

Gambar 61 . Balok Beton

Sumber:

http://nawarsyarif.blogspot.co.id

Page 64: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

129

Kelebihan Kelemahan

Struktur beton bertulang sangat

kokoh.

Biaya pemeliharaan beton

bertulang hampir sangat rendah

Durabilitas yang tinggi

Kuat tarik yang sangat

rendah karenanya

diperlukan penggunaan

tulangan tarik.

Waktu pengerjaan beton

bertulang lebih lama.

4. 3. Kolom

Merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan

penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom

merupakan lokasi kritis yang menyebabkan runtuhnya lantai yang

bersangkutan dan juga runtuh total seluruh struktur.

Kolom Beton

Kolom yang terbuat dari beton, dan

pada umumnya tidak hanya menerima

beban aksial tekan, tetapi juga

momen. Kolom beton juga memiliki

keuntungan dapat dibentuk sesuai

dengan kebutuhan desain.

Kelebihan Kelemahan

Struktur beton bertulang sangat

kokoh.

Biaya pemeliharaan beton

bertulang hampir sangat rendah

Durabilitas yang tinggi

Kuat tarik yang sangat

rendah karenanya

diperlukan penggunaan

tulangan tarik.

Gambar 62 . Kolom Beton

Sumber:

http://ilmutukangbangunan.blogspot.co.id

Page 65: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

130

Waktu pengerjaan beton

bertulang lebih lama.

Kualitas beton bertulang

variatif bergantung pada

kualifikasi para pembuatnya

Kolom Baja

Besi baja yang digunakan dalam struktur bangunan biasanya adalah besi

WF atau Wide Flange, dan yang biasanya digunakan yang berbentuk

penampang menyerupai huruf H, besi ini dapat dipotong sesuai dengan

kebutuhan.

Kelebihan Kelemahan

Pemasangan konstruksi

yang cukup cepat dan

akurat.

Baja tidak tahan akan api dan

akan kehilangan kekuatan

secara drastis, solusinya

dengan memberikan pelapis

anti api yang memenuhi

standard sebagai kontruksi

tahan api.

c. Upper Structure (Struktur Atas)

Struktur yang menahan beban lateral dan berfungsi sebagai penutup

bagian atas bangunan. Atap adalah bagian paling atas dari suatu

bangunan yang melindungi gedung dan penghuninya. Permasalahan

atap tergantung pada luasnya ruang yang harus dilindungi, bentuk dan

konstruksi yang dipilih, dan lapisan penutupnya.

Gambar 63 . Kolom Baja

Sumber: http://sci-geoteknik.blogspot.co.id

Page 66: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

131

1. Dak Beton

Berupa atap yang berbentuk

flat/ datar dengan tebal

minimum adalah 7cm

Kelebihan Kekurangan

Pembuatan atap beton

dikeringkan tanpa proses

pembakaran

Tahan lama dan kuat

Mudah dicetak sesuai dengan

desain

Bobot struktur termasuk

berat

Pekerjaannya terhitung

lama

Pengerjaan harus tepat

dan akurat

2. Roof Garden

Merupakan atap dak

beton tetapi difungsikan

sebagai taman aktif

maupun taman pasif.

Kelebihan Kekurangan

Gambar 64 . Atap Dak Beton

Sumber: http://www.prospekbisnis.com

Gambar 65 . Roof Garden

Sumber: http://www.dreamarsitek.com

Page 67: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

132

Dapat meredam hawa panas

dan mengurangi radiasi yang

berlebih

Sebagai estetis pada bagian

atap

Filter alami terhadap polusi

udara

Perawatan yang cukup

memakan biaya dan waktu

3. Baja Konvensional

Konstruksi baja

konvensional berbeda

konstruksi baja ringan yang

menggunakan baja profil

yang tipis melainkan

menggunakan baja profil

yang cukup tebal, terdapat

banyak jenis profil baja yang tersedia di pasaran. Untuk jaraj

antar kuda-kuda bisa cukup jauh, yaitu 4-5m, diatasnya dapat

dipasang usuk yang biasanya menggunakan kanal C.

Kelebihan Kekurangan

Waktu pengerjaan sangat

cepat

Kekuatan lebih terjamin

Tahan akan kelembaban

Tahan terhadapa rayap

Biaya relatif mahal

Beban konstruksi kepada

pondasi dan kolom

menjadai berat

Gambar 66. Struktur Atap Baja Konvensional

Sumber :www.rikaarba.wordpress.com

Page 68: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

133

Sistem enclosure pada bangunan ini dikategorikan menjadi beberapa

aspek :

Dinding

1. Dinding Batu Bata

Merupakan salah satu

material sebagai bahan

pembuat dinding, terbuat dari

tanah yang dicetak kemudian

dibakar dengan suhu yang tinggi

sehingga menjadi kering dan

berwarna kemerah-merahan.

Kelebihan Kekurangan

Bahan mudah ditemui

Mudah dalam pengangkutan

Tidak membutuhkan perekat

khusus

Tahan terhadap panas

Cukup banyak tenaga yang

dapat mengaplikasikan

Dimensi tidak selalu sama

sehingga pemasangan

tidak rapi

Membutuhkan plesteran

yang tebal untuk

mendapatkan dindin yang

rapi

Dapat menyerap panas

dan dingin

Beban bata lebih berat.

2. Dinding Bata Ringan/ Hebel

Merupakan material yang

pembuatannya telah modern dari

pabrik. Kerataan dari batu hebel

ini baik sehingga dinding dapat

langsung diaci atau di cat tanpa

diplester terlebih dahulu.

Gambar 67 . Dinding Batu Bata

www.1001rumahmnimalis.com

Gambar 68 . Dinding Hebel

Sumber :

www.studiosembilan.com

Page 69: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

134

Kelebihan Kekurangan

Lebih halus, ringan, dan rata

Kedap suara

Kuat terhadap tekanan

Pemasangan mudah

Dimensi setiap hebel seragam

Lebih mahal

Membutuhkan perekat

khusus

Memerlukan keahlian

khusus untuk

pemasangan

3. Papan Kalsiboard

Material yang berbentuk

lembaran dan berwarna putih

sepertu dinding, berbahan

dasar kapur/ gypsum. Papan ini

memiliki ketebalan beragam

seperti 6mm, 9mm, sampai

12mm

Kelebihan Kekurangan

Muai susut yang terjadi

sangat kecil

Mempunya kelenturan dan

daya tahan yang kuat

Tidak dapat menahan

bebab konstruksi

bangunan

4. Dinding Kaca

Merupakan material yang

transaparan dan dapat meneruskan

cahaya. Dapat menjadi dinding

sebagai elemen yang menimbulkan

kesan ruang terbuka. Umumnya

memiliki dimensi yang sudah

terfabrikasi.

Gambar 69 . Dinding Partisi Kalsiboard

Sumber : www.dianaluminium.com

Gambar 70 . Dinding Kaca

Sumber : www.imagebali.net

Page 70: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

135

Kelebihan Kelemahan

Mudah dalam perawatan dan

instalasi

Tahan api dan perubahan suhu.

Memiliki nilai estetis secara

arsitektural.

Mudah pecah jika

mengalami tekanan.

Tidak tahan terhadap

gempa.

5. Alluminium Composite Panel (ACP)

Merupakan material yang

berbentuk lembaran,

berupa polyetthlene yang

dilapisi dengan aluminium

pada kedua sisinya

sehingga lembaran tahan

bakar. Lapisanpermukaan

aluminium yang dilapisi

dengan polyester akan

menambah daya tahan, stabilitas dan tahan terhadap iklim dan

korosi. ACP dapat digunakan untuk pemasangan interior

maupun eksterior bagunan baru maupun bangunan lama.

Kelebihan Kekurangan

Permukaan aluminium cukup

rata dan halus dapat

menampilkan kesan elegan

Tersedia berbagai macam

warna dan pola

Mudah dalam pemasangan

Nat tidak dapat

dihilangkan

Kekuatan terhadap angin

terhitung kurang

LANTAI

Gambar 71 . ACP sebagai Wall Cladding

Sumber : www.ultimasteel.com

Page 71: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

136

1. Lantai Keramik

Terbuat dari tanah liat dan beberapa

zat aditif tertentu yang dibentuk dan

dibakar pada suhu yang sangat tinggi

Kelebihan Kekurangan

Tahan lama dan kuat

Daya serap terhadap air

rendah

Perawatan kebersihan relatif

mudah

Banyak variasi warna, tekstur,

dan ukuran

Dapat mengantarkan

dingin

Sambungan antar

keramik sulit untuk

dibersihkan

Mudah pecah

2. Lantai Vinyl

Lantai yang berbahan dasar pvc, dan

tersedia juga dalam bentuk papan atau

lembaran.

Kelebihan Kekurangan

Perawatan yang sangat

mudah

Warna yang mudah pudar

Rentan terhadap goresan,

zat kimia

Gambar 73 . Penutup lantai Vinyl

Sumber : www.pnterest.com

Gambar 72 . Lantai Keramik

Sumber :

www.deltakeramik.com

Page 72: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

137

Tersedia banyak pilihan

warna, gaya maupun tekstur

Pemasangan yang mudah

dan hemat waktu

Stabil terhadap suhu, air,

udara dan juga rayap

3. Marmer

Merupakan finishing

lantai yang terbuat dari

batu marmer. Memiliki

berbagai corak.

Gambar 74. Lantai Marmer

Sumber : www.marmerhui.com

Kelebihan Kekurangan

Kuat dalam menahan beban

yang berat.

Tahan terhadap panas api.

Sambungan antar marmer

tidak terlihat, sehingga

memiliki nilai estetis tinggi.

Tidak mudah pecah.

Mahal dari segi bahan,

pemasangan, dan

perawatan.

Memerlukan alat khusus

dalam pemotongannya.

Mudah menyerap noda

cair.

3.2.2 Studi Sistem Pencahayaan dan Penghawaan

A. Studi Sistem Pencahayaan

Sistem Pencahayaan Alami

Pencahayaan alami yang diterapkan dalam bangunan akademi

kuliner ini berasal dari sinar terang langit, dengan tujuan untuk

menghemat energi listrik pada lampu. Hal ini disiasati dengan cara :

Pencahayaan menggunakan skylight

Page 73: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

138

Pencahayaan inti memanfaatkan atap sebagai jalan masuknya

cahaya ke dalam bangunan. Pencahayaan ini menggunakan

material-material seperti polycarbonate, kaca, glassblock, maupun

zinc. Pencahayaan melalui skylight tidak mempengaruhi orientasi

bangunan dan plotting bangunan.

Pencahayaan Menggunakan Bukaan Dinding

Pencahayaan ini memanfaatkan buakaan-bukaan yang diletakan

pada dinding sebagai jalan masuknya cahaya alami ke dalam

bangunan. Penerapaan bukaan-bukaan pada dinding ini

mempengarui orientasi bagunan, yang disebabkan arah datangnya

sinar yang berasal dari matahari yang terbit dan tenggelam dari

arah yang berlawanan.

Selain itu juga pemanfaatan pencahayaan alami memiliki beberapa

masalah dalam pengaplikasiannya, dan berikut merupakan

beberapa pemecahan masalah, yaitu :

Penggunaaan sun shading / clading sebagai oenghalang

dengan penonjolan bidang atau teritisan pada bukaan/cahaya

masuk

Pengaplikasian teknik oemantulan pada permukaan bidang

kerja sebagai elemen estetis pada interior bangunan

Sistem Pencahayaan Buatan

Pencahayaan buatan biasanya diberikan pada ruangan yang sukar

untuk menerima cahaya alami secara langsung attau bertujuan untuk

mengantisipasi apabila bangunan tersebut kekurangan energi

Page 74: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

139

cahaya. Terdapat ruangan-ruangan khusus yang memiliki standard

pencahayaan untuk kegiatannya yang di lakukan di ruangan tersebut.

Terdapat berbagai macam faktor dalam penggunaan pencahayaan

buatan pada bangunan, antara lain :

Untuk bangunan yang berada di negara yang memiliki 4 musim

akan sangat mempengaruhi iklim di dalam bangunan apabila

bangunan terlalu banyak bukaan sehingga diperlukan

pencahayaan buaan di dalam bangunan.

Pemilihan efek dalam pencahayaan buatan akan memberikan

suasana yang berbeda untuk estetika pada setiap sudut ruang.

Beberapa jenis lampu yang dapat digunakan untuk bangunan ini :

Lampu LED (Light Emitting Diode)

Merupakan lampu yang memancarkan cahaya namun tidak

menghasilkan banyak panas. Lampu ini juga merupakan lampu

yang paling hemat energi dan relatif memiliki umur yang panjang.

Gambar 75. Lampu LED

Sumber: http://solarsuryaindonesia.com/catalog/lampu-led

Lampu TL/ Fluorescent Lamp

Page 75: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

140

Lampu ini dikenal sebagai lampu neon ini memiliki tingkat luminasi

yang cukup tinggi. Secara umum lampu ini sering digunakan untuk

ruang servis.

Gambar 76. Lampu TL

Sumber: http://indolampuled.blogspot.co.id

Lampu Soft Light (SL)/ Essential Lamp

Merupakan modifikasi dari jenis lampu TL yang lebih efisien, dan

memiliki keunggulan dibandingkan dengan lampu TL dari segi

bentik dan pancaran cahaya yang lebih soft.

Secara fungsional pencahayaan buatan dibedakan menjadi 3, yaitu:

General Lighting

Pencahayaan yang ditujukan untuk semua ruang sehingga

ruangan dapat memperoleh cahaya secara optimal

Gambar 77. General Lighting

Sumber: https://ledtubelamp.wordpress.com/tag/general-lighting/

Task Lighting

Page 76: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

141

Pencahayaan setempat unuk mendukung sebuah aktifitas yang

membutuhkan kondisi cahaya yang lebih terang.

Gambar 78. Task Lighting

Sumber: https://www.linkedin.com

Decorative Lighting

Pencahayaan yang difungsikan untuk estetika pada interior

maupun eksterior bangunan.

Gambar 79. Decorative Lighting

Sumber: http://www.pinterest.com

Page 77: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

142

Selain jenis lampu, kebutuhan penerangan juga bergantung pada

fungsi bangunan diantaranya :

Fungsi Bangunan

Kuat

Penerangan

(lux)

Intensitas Daya

(Watt / m2)

Kantor 250 – 350 15 – 30

Hunian 100 – 250 10 – 20

Hotel 150 – 300 15 – 30

Restoran, toko,

pameran 200 – 500 20 – 30

Rumah sakit 150 – 350 15 – 30

Bioskop, planetarium 150 15

Ruang komputer, pusat

perbelanjaan 500 30 – 50

Basement, hall,

koridor, tangga,

gudang, toilet

150 – 350 5 – 10

Tabel 31 . Standar Pencahayaan Ruang

Sumber : Jimmy S., Juwana (2005)

B. Sistem Penghawaan

Merupakan sistem penghawaan yang memanfaatkan udara

bebas yang ada disekitarnya dan digunakan sebagai sirkulasi atau

perputaran udara di dalam bangunan tersebut. Dan juga memanfaatkan

ventilasi melalui bukaan-bukaan dinding dan peletakan-peletakan void

sebagai sistem penghawaan silang. Ventilasi silang memungkinkan udara

mengalir dari dalam ke luar dan sebaliknya, tanpa harus mengendap

terlebih dahulu di dalam runagan. Udara yang masuk dari satu jendela,

akan langsung dialirkan keluar oleh jendela yang aada dihadapannya, dan

berganti dengan udara baru, begitu seterusnya. Dengan begitu,

kenyamanan thermal pada bangunan akan tercapai meskipun tanpa

menggunakan AC.

Page 78: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

143

Pertukaran udara di dalam bangunan juga sangat penting bagi

kesehatan. di dalam bangunanan banyak terbentuk uap air dari berbagai

aktivitas, uap air ini cenderung mengendap di dalam ruangan. Jika

bangunan tidak memiliki sirkulasi udara yang baik, maka uap dan zat-zat

sisa hasil pemasakan tertinggal di dalam ruangan dan dapat dihirup oleh

manusia. Udara yang bergerak menhasilkan penyegaran terbaik karena

dengan penyegaran tersebut terjadi proses penguapan yang menurunkan

suhu pada kulita manusia, dengan demikian juga dpat digunakan angn

untuk mengatur udara di dalam ruang.

Penghawaan Buatan

Penggunaan udara buatan ini dimaksudkan untuk menambah kinerja

dalam ruangan untk mencapai ttik dimana pengguna merasakan

kenyamanan untuk berada di dalam ruangan tersebut secara terus

menerus.

Indirect Cooling

Sistem pengkondisian udara Indirect Cooling mendinginkan udara

dengan media air es pada kondensor (chilled water) pada suhu ± 5°C.

Air es yang dihasilkan kemudian disalurkan menuju AHU (Air Handling

Unit) melalui pipa ducting. Sistem penghawaan udara seperti ini biasa

dikenal sebagai sistem central / terpusat.

Sistem AC Central memiliki konsep proses pendinginan udara terpusat

pada suatu sistem lokasi yang kemudian didistribusikan ke smua

lokasi.

Page 79: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

144

Sistem AC Central :

a. Chiller

Merupakan mesin refrigerasi yang memiliki fungsi untuk

mendinginkan air pada sisi evaporatornya, air yang sudah

didinginkan selanjutnya disalurkan ke mesin penukar kalor. ( FCU

/ Fan Coil Unit)

b. AHU

Suatu mesin penukar kalor, dimana udara oanas dalam ruangan

dihembuskan melalui coil pendingan di dalam AHU yang kemudian

menjadi udara dingin yang disalurkan ke ruangan.

c. Cooling Tower

Suatu mesin yang mempunyai fungsi untuk mendinginkan air yang

dipakai pendinginan condensor chiller dengan cara melewati air

panas pada filamen di dalam cooling tower yang dihembuskan oleh

udara sekitar dengan menggunakan blower yang suunya lebih

rendah.

d. Pompa Sirkulasi

Terdapat 2 jenis pompa sirkulasi yang digunakan :

o Pompa Sirkulasi Air Pendingin ( Condensor Water Pump)

Hanya diguakan untuk chiller dengan jenis water cooled,

yang berfungsi untuk mensirkulasikan air pendingin dari

kondensor chiller ke cooling tower

o Pompa Sirkulasi Air Dingin (Chilled Water Pump)

Berfungsi untuk mensirkulasikan air dingin dari Chiller ke

Coil pendingin AHU/FCU

Page 80: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

145

Kelebihan

Tidak menimbulkan suara di dalam ruangan

Estetika ruangan terjaga

Kekurangan

Perencanaan, instalasi, dan pemeliharaan membutuhkan tenaga

ahli

Jika terjadi kerusakan, akan berdampak pada keseluruh ruangan

Pengatur temperaturudara hanya dapat di kaukan pada sebtral

cooling plant

Biaya investasi dan biaya perawatan tinggi

Direct Cooling

Direct Cooling adalah sistem penghawaan buatan dengan

mendinginkan udara pada refrigerant yang kemudian disalurkan

langsung menuju ruangan tanpa melalui ducting (saluran udara). Pada

sistem ini, jenis AC yang umum digunakan adalah ; AC Window (0,5 – 2

pk), AC Split Unit (0,5 – 3 pk), dan AC Package Unit (hingga 10 pk).

Memiliki 2 bagian, yaitu bagian indoor dan bagian outdoor.

Dimana compressor terletak pada bagian outdoor dan memilliki kipas

yang berguna untuk mengurangi panas dari pipa kondesor. Sedangkan

pada bagian indoor terdapat pipad evaporator dan motor listrik yang

berfungsi untuk memutar blower sehingga menghasilkan suhu dingin

pada ruangan indoor

Ac Split, dibedakan menjadi 2, yaitu

Ac Single Split

Page 81: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

146

Memiliki cara kerja yang sama, tetapi yang membedakan memiliki

mesin outdoor 1 dan mesin indoor 1

AC Multi Split

Memiliki cara kerja yang sama, tetapi yang membedakan memiliki 1

mesin outdoor dan beberapa mesin outdoor

Exhaust fan

Berfungsi untuk mengeluarkan udara atau gas pembuangandari dalam

ruangan, dan udara kotor akan keluar dan diganti dengan udara baru yang

bersih.

Intake Fan

Berfungsi untk memasukan udara di luar banguan, tetapi penggunaaan

alat ini harus memperhatikan udara di luar bangunan harus benar-benar

bersih agar dapat dimasukan ke dalam ruagan maupun ke dalam

bangunan.

3.2.3 Studi Sistem Utilitas

A. Sistem Air Bersih

Sistem pendistribusian air bersih terdapat 2 macam, yaitu sistem up

feed dan sistem down feed. Sumber air yang digunakan untuk

bangunan akademi kuliner ini berasal dari PDAM yang kemudian

akan didistribusikan ke masing-masing unit.

Sistem Down Feed

Merupakan sistem air bersih dimana sistem ini menggunakan

pompa untuk memindahkan air dari ground tank menuju ke roof

Page 82: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

147

tank yang kemudian akan didistribusikan ke unit-unit

memanfaatkan gaya gravitasi.

Gambar 80. Down Feed System

Sumber: Analisa Pribadi

Kelebihan

Sistem ini masi dapat digunakan untuk mendistribusikan air jika

listrik padam

Tekanan dari distribusi air bersih di tiap lantai relatif sama

Kekurangan

Harus memberikan ruang untuk tangki dan juga menambah

beban untuk atap

Keberadaan tangki pada atap memebrikan kesan arsitektural

yang kuran rapih

Sistem Up Feed

Merupakan sistem pendistribusian air besih yang memanfaatkan

pompa untuk mendistribusikan air bersih ke unit-unit yang

membutuhkan. Air yang bersumber dari PDAM akan disimpan

Page 83: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

148

terlebih dahulu di ground tank yang kemudian aan di pompa dan

akan disalurkan ke unit-unit yang dibutuhkan.

Kelebihan :

Sangat cocok untuk bangunan bertingkat rendah

Kelebihan :

Ketergantungan distribusi air bersih dengan tenaga pompa untk

mendistribusikan air, sehingga pada waktu listrik padam tidak

dapat digunakan

Gambar 81. Up Feed System

Sumber: Analisa Pribadi, Agustus 2016

B. Sistem Air Panas

Air panas digunakan untuk mencuci peralatan memasak bekas

pakai, terutama yang berhubungan dengan noda minyak. Untuk

membersihkan dengan lebih mudah digunakan air panas untuk

mencucinya.

Sistem air panas yang digunakan adalah pemanas air dengan

tenaga surya atau solar water heater. Sistem ini dibedakan menjadi

2 yaitu :

Page 84: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

149

Pemanas air tenaga surya sistem pasif

Pemanas air terdiri dari 2 komponen utama, yaitu panel kolektor dan

tangki penyimpanan, yang terhubung oleh dua pipa. Pada panel

kolektor terdapat penutup kaca yang berfungsi menangkap panas

sinar matahari yang didalamnya terdapat susunan rangkaian pipa

tembaga sebagai jalur air yang dibalut sirip-sirip penyerap panas

(absorber). Sedangkan tangki berfungsi seperti termos untuk

menampung air panas agar panasnya tahan lama.

Cara Kerja :

Antara air yang lebih panas dan air yang lebih dingin terus

bersirkulasi tanpa bantuan dari luar, semisal pompa. Hal ini bisa

terjadi karena air yang dipanaskan menjadi memuai dan

menyebabkan massa jenisnya menjadi lebih ringan daripada massa

jenis air yang lebih dingin sehingga air yang lebih panas akan

bergerak ke atas. Ini dinamakan prisip alamiah konveksi air karena

Gambar 82 . Cara Kerja Solar Heater

Sumber : www.pudap.com

Page 85: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

150

pemanasan, dan sistem yang mengacu pada prinsip ini dinamakan

sistem Thermosiphon.

Karenanya pemanas air tenaga surya dengan sistem Thermosiphon

ini, pemasangannya selalu di atap rumah. Selain untuk mendapatkan

sinar matahari yang cukup, kemiringan atap dimanfaatkan untuk

meletakkan posisi tangki penyimpan lebih tinggi dari panel

kolektornya.

Pemanas air tenaga surya sistem aktif

Pemanas air tenaga surya sistem aktif memanfaatkan

energi matahari untuk proses pemanasan airnya, hanya saja untuk

pendistribusian air panas dan air dinginnya tetap memerlukan tenaga

listrik untuk menggerakkan pompa dan perangkat kontrol

otomatisnya.

Pemanas air tenaga surya sistem aktif, dirancang untuk

keperluan air panas dalam skala besar, seperti hotel-hotel, spa,

rumah sakit dan apartemen. Karenanya sistem aktif ini memerlukan

komponen pendukung yang lebih kompleks dan kapasitas tanki

penampungan yang jauh lebih besar.

Pada kondisi khusus / darurat, seperti cuaca hujan atau

mendung berhari-hari, sementara kebutuhan akan air panas justru

meningkat, sistem ini dilengkapi pemanas air energi listrik, gas atau

heat pump sebagai emergency backup-nya.

C. Sistem Pengolahan Limbah

Limbah pada akademi kuliner ini dapat dibedakan menjadi 2 macam,

yaitu :

Page 86: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

151

Limbah Sampah

Limbah pada dibagi menjadi 2, yaitu limbah organik dan limbah

anorganik. Limbah organik berupa limbah yang berasal dari sisa-

sisa bahan makanan serta makanan yang dibuat. Limbah ini

nantinya akan dikumpulkan di penampungan sampah yang

kemudian dapat diolah dan digunakan untuk pupuk kompos.

Sementara sampah anorganik dapat dikumpulkan di tempat

penampungan sampah, selanjutnya dipisahkan menurut jenisnya,

dan di daur ulang sebisa mungkin.

Limbah Minyak

Limbah minyak merupakan minyak bekas penggorengan yang

sudah tidak dapat digunakan. Minyak ini emrupakan limbah yang

mengandung senyawasenyawa yang bersifat karsinogenik.

Senyawa kini timbul ketika minyak dipakai atau dipanaskan pada

temperature untuk proses penggorengan.

Limbah ini dapat didinginkan setelah digunakan untuk

menggoreng, selanjutnya dikumpulkan dalam tempat

Skema 15 .Distribusi Sampah

Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016

Page 87: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

152

penampungan seperti jerigen dan di bawa oleh pengepul yang

akan diolah sebagai bahan pembuatan biodiesel.

Limbah Cair

Limbah cair disini dibedakan menjadi 3, yaitu :

Black Water

Merupakan limbah cair yang berasal toilet kemudian disaring

dan diolah melalui beberapa tahapan pada STP ( Sewage

Treatment Plant), sehingga menghasilkan limbah cair yang

dapat disalurkan ke saluran kota

Grey Water

Merupakan limbah cair yang berasal dari limbah cuci dapur

yang memiliki kandungan lemak, yang kemudian disaraing

dengan grease trap menuju ke bak control dan saluran kota

Grease Trap adalah alat perangkap grease atau minyak dan

oli. Alat ini membantu untuk memisahkan minyak dari air,

sehingga minyak tidak menggumpal dan membeku di pipa

pembuangan dan membuat pipa tersumbat.

Grease Trap, atau alat penyaring lemak, merupakan perangkat

yang dirancang untuk mencegat sebagian besar minyak dan

zat padat lain sebelum memasuki sistem pembuangan air

limbah. Limbah umumnya mengandung sejumlah kecil minyak

yang masuk ke dalam septic tank dan fasilitas pengolahan

untuk membentuk lapisan buih mengambang.

Page 88: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

153

Grease Trap ini biasanya digunakan untuk di restaurant, di

rumah makan, dan di dapur karena restoran dan dapur,

menghasilkan banyak limbah lemak/minyak yang dibuang

melalui sink drain dari tempat pencuci piring dan peralatan

memasak. Jika tidak dibuang, maka lemak/grease akan

menggumpal didalam pipa saluran pembuangan/selokan dan

menyebabkan pengendapan & penyumbatan

Rainwater

Limbah yang berasal dari air hujan, yang jatuh di atap

bangunan kemudian disalurkan melalui pipa talang , yang

kemudian mengarah ke bak kontrol sebagai resevoir,

kemudian sebagian di salurkan ke ground tank untuk dapat

digunakan kembali untuk penyiraman tanaman ataupun untuk

flush pada toilet, sebagiannya lagi dibuang ke saluran kota.

D. Sistem Transportasi Vertikal

Ramp

Merupakan suatu bidang miring yang menghubungan 2 ketinggian

yang berbeda dengan sudut kemiringan tertentu, kemiringan yang

digunakan untuk aktifitas menggunakan perbandingan 1:7. Ramp

yang didesain untuk kaum difabel, sehingga kemiringan suatu ramp

sangatlah penting. Syarat untuk desain sebuah ramp :

Kemiringan suatu ramp dalam bangunan maks 7o, sedangkan

kemiringan ramp untuk di luar bangunan maks 6o.

Page 89: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

154

Panjang mendatar dari suatu ramp tidak boleh lebih dari 9m, jika

panjang melebihi 9m harus diberikan bordes

Bordes pada awalan atau akhiran ramp harus bebas dan datar,

sehingga memudahkan untuk memutar kursi roda dengan ukuran

min 160cm

Lebar min 95cm tanpa tepi pengaman, jika dengan tepi

pengaman lebar min 136cm (jika ramp difungsikan untuk pejalan

kaki dan pelayanan angkuan barang, lebar ramp disesuakian)

Permukaan datar awalan atau akhiran dari ramp harus memiliki

tekstur, agar tidak licin dan membahayakan pengguna saaat

hujan

Dilengkapi dengan pencahayaan yang cukup sehingga

membantu pencahayaan pada waktumalam hari.

Gambar 83. Ramp

Sumber: http://www.disabilitysystems.com/ramps/more-

ramps.html

Page 90: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

155

Tangga

Terdapat 2 jenis tangga yang digunakan, yaitu tangga darurat dan

tangga bagi pengunjung atau mahasiswa. Tangga untuk umum atau

untuk mahasiswa diletakan pada tempat-tempat yang mudah

diakses, dengan kapasitasn minimal dapat dilalui oleh 2-3 orang,

dengan peletakaan tangga tidak hanya pada satu titik untuk

menghindari kepadatan.

Sedangkan tangga darurat didesain dengan persyaratan khusus,

seperti penggunaan dinding dan pintu tahan api ± 2 jam.

Perencanaanjumlah tangga dihitung dari jarak antar tangga darruart

maks 25-30m dengan keterangan jalur evakuasi menuju ke area

yang lebih aman.

Lift Barang

Lift yang berfungsi untuk mengangkiut barang-barang dan peralatan-

peralatan yang dibutuhkan. Lift barang ini bersifat servis, dan diletakan di

area yang berdekatan dengan dapur utama, dan hanya dapat diakses oleh

petugas laboratorium atau pengelola.

E. Sistem Distribusi Listrik

Sistem listrik yang digunakan disini berasal dari 2 sumber, yaitu dari

PLN sebagai sumber listrik yang utama dan bersumber dari

Gambar 84 . Standar Tangga

Sumber : Data Arsitek

Page 91: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

156

generator set atau genset sebgai penyedia listrik cadangan jika

terjadi pemadaman lisrik, genset yang digunakan memiliki kapasitas

yang sesuai dengan kebutuhan.

Untuk keadaan darurat kebutuhan listrik, penggunaan generator set

dengan menggunakan automatic system yang secara otomatis akan

menggantikan daya listrikyang berasal dri PLN yang terputus. Genset

hanya memiliki kekuatan 70% dari keadaaan normal, serta

menimbulkan kebisingan suara dan getaran.

F. Sistem Penanggulangan Kebakaran

Berdasarkan penggunaannya, sistem penanggulangan kebakaran

dibedakan menjadi 2 yaitu :

Penanggulangan kebakaran secara aktif

Merupakan sistem yang membutuhkan pengguna bangunan

untuk memadamkan api saat kebakaran terjadi, alat-alat

pendukung yang digunakan untuk pemadaman biasanya

diletakan di dalam gedung maupun di luar gedung, antara lain :

Hydrant

Skema 16 . Sistem Penyaluran Listrik

Sumber : Analisa Pribadi 2016

Page 92: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

157

Dibedakan menjadi jenis berdasarakan tempat peletakannya:

Hydrant Bangunan

Biasanya diletakan di dalam bangunan dengan ruangan-ruang

publik, agara efisien ruang tersebut harus memiliiki luas ±

800m2, hal ini dikarenakan panjang selang hydrant mencapai

30m. Peletakan hydrant sebaiknya berjarak 35m snar hydrant

yang lain.

Gambar 85. Hydrant Box

Sumber: http://cv_kartika_sari.indonetwork.co.id/

Hydrant Pekarangan

Hydrant yang terletak di pekaranagn atau bagian luar

bangunan, yang berfungsi untuk mengantisipasi jika erjadi

kebakaran di sisi luar bangunan.

Page 93: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

158

Gambar 86. Hydrant Pilar

Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Fire_hydrant

APAR

Merupakan alat kebakaran ynag berisi gas nitrogen, yaitu gas

yang anti terhadap api. Alat ini memiliki bentuk tabung vakum

dengan wrna merah dan biasanya diletakan di dekat ruang

servis, ruang lab dan ruang dapur.

Gambar 87. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Sumber: http://tabungkebakaranapar.blogspot.co.id/

Penanggulangan kebakaran secara pasif

Merupakan sistem penanggulangan kebakaran berupa

bangunan yang merespon terhadapa kebakaran tersebut

dengan menggunakan material, struktur tahan api dan juga

Page 94: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

159

teknologi yang tersedia. Penanggulangan kebakaran secara

pasif antara lain dengan cara :

Pintu Darurat

Pintu ini berbeda dengan pintu biasanya, pintu ini diletakan

pada area-area yang memiliki tingkat keramaian aktivitasnya.

Pintu ini berfungsi sebagai jalan keluar jika terjadi kebakaran di

dalam gedung dengan caram pintu ini hanya dpat terbuka dari

dalam gedung menuju ke luar gedung, selain itu juga pintu ini

haus terbuat dari bahan yang tahan terhadap api

Gambar 88. Emergency Door

Sumber: http://dir.indiamart.com/pune/fire-resistant-

doors.html

Tangga Darurat

Tangga yang digunakan untuk sirkulasi saat mengevakuasi diri

dari bahaya kebakaran, selain itu juga tangga ini dapat

digunakan untuk sirkulasi biasa. Material dari dinding ini

biasana merupakan core bangunan maupun terbuat dari batu

Page 95: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

160

bata ataupun beton yang memiliki resistensi tinggi terhadap

api.

Smoke detector dan sprinkler

Berfungsi untuk mendeteksi kleberadaaan asap yang ada di

dalam ruangan, dan juga berfungsi sebagai pemancar air pada

plafon sebagai pemadaman kebakaran pada kasus api yang

tidak terlalu besar. Biasnaya alat ini merupakan kimbinasi dalam

satu perangkat yang saling bekerja sama. Ketiak smoke detector

mendekteksi adanya asap, scara otomatis sprinkler akan

menyalakan pemindaina kebakaran. Selain itu juga alat ini dapat

juga berfungsi sebagai alarm untuk memberikan pemeberitauan

kepada pengguna bangunan jika terjadi kebakaran.

Gambar 89 . Tangga Darurat

Sumber : www.greatnessindonesia.com

Page 96: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

161

Gambar 90. Smoke Detector

Sumber: https://openclipart.org/

G. Sistem Keamanan

Yaitu sistem keamanan yang mengandalkan teknologi untuk

melakukan pengawasan baik di dalam bangunan maupun di luar

bangunan, berupa penggunaan teknoligi CCTV. Kamera ini

dipasang di plafond-palafond pada dalam bangunan dan pada tiang-

ting untuk bagian luar bangunan, kamera ini terhubung denganlayar

security yang akan dipantai secara 24 jam oleh petugas yang

menjaga.

Gambar 91. Kamera CCTV

Sumber: http://splfireandsecurity.co.uk/cctv-bedfordshire/

H. Sistem Penangkal Petir

Memiliki fungsi sebagai pelindung bangunan dari sambaran petir

ketika musim hujan. Penangkal petir biasanya digunakan untuk

bangunan minimal 2 lantai. Memiliki cara kerja dengan cara

menyebarkan ion positif menuju udara sehinga petir tidak

menyambar pada bangunan, tetpai jika terjadi sambaran petir, maka

penagkal petir ini akan menyalurkan aliran listrik yang dibawa oleh

Page 97: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

162

sambaran petir ke tanah. Terdapat 2 jenis penangkal petir yang

serinag digunakan, yaitu :

Sistem Sangkar Faraday

Merupakan sistem yang sering digunakan untuk rumah-rumah

tinggal, dengan cara bekerja menerima sambaran petir yang

bermuatan listrik kemudian dilairkan dan diterima splitzer pada

ujung penerima menuju ke tanah. Sistem ini memiliki kelibihan

berupa jangkauannya cukup kuas, yakni sepanjang 60o

spitzer.

Sistem Franklin / Konvensional

Merupakan sistem penangkal petir yang paling sering

digunakan pada era 90-an, bersifat nonradioaktif sehingga

ramah lingkungan, tetapi sistem ini memilikki kelemahan yakni

jangkauannya tidak terlalu jauh.

I. Sistem Penyaluran Gas

Sistem penyaluran gas untuk bangunan akademi kuliner disini

berasal dari gas-gas LPG yang ditempatkan di ruangan gas, yang

berisikan tabung gas berkapasitas 50 kg yang kenudian akan

disalurkan dengan pipa, kemudian menuju shaft yang kemudian

terpasang pada tiap-tiap kompor di meja masing-masing dapur.

3.2.4 Studi Pemanfaatan Teknologi

Cooker Hood

Merupakan alat yang berfungsi untuk menyingkirkan asap, uap,

dan bau yang timbul karena proses masak-memasak di dapur. Alat

ini akan menghisap udara asap yang kotor dan akan

Page 98: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

163

memprosesnya agar udara di dalam ruangan tetap sehat dan

segar.

Selain bermanfaat untuk sirkulasi udara dalam ruang, alat ini juga

bermanfaat bagi kesehatan penghuni, hal ini disebabkan asap

dapur yang panas, bau, kotor dan pengap hasil dari proses

memasak dapat menyebabkan polusi udara dan sangat tidak baik

untuk kesehatan saluran pernafasan kita karena akan

menyebabkan infeksi pada saluran pernafasan. Selain itu juga

akan jika partikel-partikel yang dibawa oleh asap yang dihirup

secara terus menerus, maka partikel-partikel tersebut akan

mengendap dan akan mengakibatkan kanker paru-paru.

Cooker hood berkerja dengan 2 cara kerja, yaitu :

Ekstraksi

Yaitu cara kerja dengan menghisap asap panas yang

kemudian akan difilter dan selanjutnya akan

dilepaskankembali melalui ventilasi untuk dikeluarkan dari

bangunan atau ruangan.

Cara kerja ini memliki kelebihan, yaitu sangat efektif untuk

menghilangkan aspa panas, bau, kelembaban udara. Tetapi

cara kerja ini juga memiliki kekurangan, yaitu membutuhkan

ventilasi ke dinding luar yang memakan biaya pemasangan

yang ckup mahal.

Resirkulasi

Yaitu cara kerja dengan cara menghisap udara ke dalam alat

melalui filter untuk menetralisir bau dan menghilangkan

Page 99: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

164

partikel lemak, yang kemudian udara yang sudah difikter dan

menjadi bersih dimasukan kembali ke dalam dapur. Alat ini

memerlukan filter karbon untuk memproses dan mensirkulasi

lagi udara bersih ke dapur.

Cara kerja ini memiliki kelebihan, yaitu biaya dlam

pemasangannya rendah dan bisa digunakan pada semua

jenis dapur, tetapi sistem kerja ini juga memiliki kekurangan,

yaitu filter arang perlu diganti secara berkala dan tidak dapat

menghilangkan uap air dari udara.

Hood cooker memiliki daya hisap yang dapat diliat dari

kemampuannya untuk menghisap udara per m3 setiap jamnya.

Daya hisap alat ini yang dijual di pasaran cukup bervariasi, mulai

dari 500m3/jam hingga diatas 800m3/jam, tegantung dari tingginya

aktivitas memasak di dalam dapur. Selaiin dilihat dari tinggnya

aktivitas memasak, daya hisap alat ini dipengaruhi seberapa luas

dan volume ruang dapur yang digunakan.

Terdapat beberapa jenis Hood cooker yang dijual dipasaran :

Canopy ( semi integrated)

Model yang diapasang menyatu dengan bagian bawah

kitchen kabinet yang berada di atas kompor, tapi tdiak

disembunyikan melainkan dibiarkan terekspos sebagai

bagian dari dekoratif dapur

Page 100: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

165

Gambar 92. Hood Cooker Canopy

Sumber: http://ao.com/l/canopy_cooker_hoods/1/3-4/

Chimney Style

Model ini berbentuk seperti cerobong asap yang menempel di

dinding. Model ini memiliki pipa elastid yang diarahkan ke luar

ruangan sebagai saluran pembuangan.

Gambar 93. Hood Cooker Cimney

Sumber: http://thebestseller2014.bl.ee/

Island

Model ini berbentuk sama seperti model chimney style tetapi

yang berbeda model ini dipasang menggantung di tengah

ruangan, dan memerkukan konstruksi langit-langit yang

cukup tinggi dan cukup kuat.

Page 101: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

166

Gambar 94. Hood Cooker Island

Sumber: http://www.stovesandfires.com/

Fully Integrated

Model ini dirancang menyatu dengan kitchen kabinet dan

disembunyikan di belakang panel atau pintu kabinet, model

ini biasanya disembunyikan jika sudah tidak digunakan.

Gambar 95. Hood Cooker Integrated

Sumber: http://www.siemens-home.bsh-

group.com/uk/products/cooking/extractor-hoods

Visor/ Conventional

Model ini menancap langsung ke dinding luar, model ini

sudah jarang digunakan dan jarang ditemukan

Page 102: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

167

Gambar 96. Hood Cooker Visor

Sumber: https://www.amazon.co.uk/

Green Wall

Gambar 97. Green Wall

Sumber: http://greenwalls.com/home/

Merupakan partisi yang sering digunakan dan sering

diterapkan karena pemasangan yang mudah dan juga dapat

diterapkan dimana saja. Penggunaan panel ini dapat mencakup

luasan yang besar karea tumpuan pada media tanaman terdapat

pada rangka-rangka yang kemudian dilapisi panel.

Penggunaan green panel ini memiliki keuntungan dari segi

untuk bangunan itu sendiri dan juga dari segi lingkungan sekitar.

Page 103: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

168

Berikut merupakan keuntungan penggunaan green wall dari segi

lingkungan sekitar, yaitu :

Memberikan nilai tambah estetika bagi fasad bangunan

Mengurangi radiasi panas matahari untuk lingkungan sekitar

bangunan

Memperbaiki kualitas udara sekitar bangunan

Selain memberikan keuntungan penggunaan green wall untuk

lingkungan sekitar, panel ini juga memberikan keuntungan untuk

bangunan itu sendiri, seperti :

Memberikan keefisianan energi

Memberikan perlindungan untuk bangunan itu sendiri

Memperbaiki kualitas udara dalam bangunan ( jika green

walls diletakan di dalam bangunan )

Mengurangi kebisingan dari luar bangunan

Penggunaan kembali hasil dari pengolahan limbah cair

Dapat dijadikan sebagai urban agriculture

Page 104: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

169

Gambar 98. Green Wall

Sumber: https://sourceable.net/benefits-interior-green-walls/

Rainwater Harvesting

Merupakan sistem pengumpulan dan penampungan air hujan

untuk digunakan kembali dalam kegiatan sehari-hari. Penggunaan

sistem ini dapat menghemat penggunaan air, selain itu juga

penggunaan sistem ini sangat cocok digunakan di Indonesia

diakarenakan curah hujan yang cukup tinggi.

Cara pengumpulan air hujan dapat dilakukan dengan cara

salah satunya dengan menggunakan roof garden. Taman diatap

diharapkan tidak hanya berfungsi sebagai estetika, tetapi juga

sebagai filter air hujan. Air hujan yang telah ditampung dapat

disimpan di tangki-tangki yang kemudian dapat disalurkan ke

keran-keran yang di terpasang di luar bangunan maupun

disalurkan ke toilet untuk fush toilet.

Page 105: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

170

Gambar 99. Rainwater Harvesitng

Sumber: www.wikimedia.com

3.3 Analisis Konteks Lingkungan

3.3.1 Analisa Pemilihan Lokasi

Lokasi proyek Akademi kuliner berada di kota Semarang dengan aternatif

lokasi berada di BWK II dan BWK VI

Kecamatan Gajahmungkur dan Kecamatan Candisari (BWK II)

Gambar 100. Peta BWK II Kota Semarang

Sumber : www.semarangkota.go.id

Page 106: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

171

Kecamatan Candisari dan Kecamatan Gajahmungkur dengan luas kurang lebih

1.320 (seribu tiga ratus dua puluh) hektar. Sub pusat pelayanan kota di BWK II

meliputi Kelurahan Sampangan dan Kelurahan Bendan Ngisor;

Batas-batas dari BWK II :

• Utara : Kecamatan Semarang Selatan.

• Barat : Kecamatan Banyumanik dan Kecamatan Gunungpati.

• Timur : Kecamatan Tembalang.

• Selatan : Kecamatan Semarang Barat dan Kecamatan Ngaliyan.

Tabel 32 . Kekuatan & Amenitas BWK II

Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016

Aspek Segi Analisa

Kekuatan Alami Iklim Iklim tropis basah, dipengaruhi angin

muson barat dan angin muson timur

Ekologi Terdapat banyak lahan gersang yang

kurang vegetasi

Lingkungan

Sekitar

Wilayah padat penduduk, merupakan

kawasan perumahan dan bangunan

pendidikan

Kekuatan

buatan

Regulasi Luas Kawasan Pendidikan : 29,124 Ha

KDB Jalan Arteri Primer dan Sekunder :

60%

KLB Jalan Arteri Primer dan Sekunder :

3.0 maksimal 5 lantai

GSB Jalan Arteri Primer 32 m

GSB Jalan Arteri Sekunder 29 m

GSB Jalan Kolektor Sekunder 23 m

GSB Jalan Lokal Sekunder 17 m

Page 107: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

172

Fungsi Kota Wilayah pengembangan pendidikan tinggi

/ akademi serta pengembangan

perumahan.

Amenitas Alami View Dapat melihat view Semarang bawah

Air Dikelola oleh pemerintah daerah

Bentang

Alam

Daerah bukit dipenuhi kawasan

perumahan warga.

Topografi Daerah perbukitan dengan presentase

kemiringan 2% - 5%

Amenitas

Buatan

Jaringan Kota Tersedia jaringanlistrik, jaringan air

bersih, saluran drainase, sistem sampah

dan transportasi kota

Potensi di BWK II

- Dekat dengan pusat kota

- Kepadatan penduduk di sekitar tinggi

- Memiliki aksesibilitas yang mudah dan memadai sebagai wilayah suburban

berupa jalan arteri primer dan arteri seknder.

- View cukup menarik.

- Banyak terdapat pertanian dan perkebunan (area hijau) pada kecamatan

Gajahmungkur.

Kendala

- Merupakan daerah berkontur sehingga harus memperhatikan struktur

bangunan yang tepat.

Page 108: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

173

Kecamatan Tembalang (BWK VI)

Kecamatan Tembalang dengan luas kurang lebih 4.420 (empat ribu empat

ratus dua puluh) hektar. Sub pusat pelayanan kota di BWK VI meliputi

Kelurahan Meteseh dan Kelurahan Sendangmulyo

Batas-batas dari BWK VI :

• Utara : Kecamatan Pedurungan dan Kecamatan Gayamsari

• Barat : Kecamatan Candisari dan Kecamatan Banyumanik

• Timur : Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak.

• Selatan : Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang.

Gambar 101. Peta BWK VI Kota Semarang

Sumber :: www.semarangkota.go.id

Page 109: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

174

Tabel 33 . Kekuatan & Amenitas BWK VI

Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016

Aspek Segi Analisa

Kekuatan Alami Iklim Iklim tropis basah, dipengaruhi angin

muson barat dan angin muson timur

Ekologi Terdapat banyak lahan gersang yang

kurang vegetasi

Lingkungan

Sekitar

Wilayah padat penduduk, merupakan

kawasan perumahan dan bangunan

pendidikan

Kekuatan

buatan

Regulasi Luas Kawasan Perguruan Tinggi :

119,843 Ha

KDB Jalan Arteri Primer dan Kolektor

Sekunder : 40%

KLB Jalan Arteri Primer dan Kolektor

Sekunder : 1.6 maksimal 4 lantai

GSB Jalan Arteri Primer 32 m

GSB Jalan Arteri Sekunder 29 m

GSB Jalan Kolektor Sekunder 23 m

GSB Jalan Lokal Sekunder 17 m

Fungsi Kota Wilayah pengembangan pendidikan tinggi

/ akademi serta pengembangan

perumahan.

Amenitas Alami View Dapat melihat view Semarang bawah

Air Dikelola oleh pemerintah daerah

Page 110: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

175

Bentang

Alam

Daerah bukit dipenuhi kawasan

perumahan warga.

Topografi Daerah perbukitan dengan presentase

kemiringan 2% - 5%

Amenitas

Buatan

Jaringan Kota Tersedia jaringanlistrik, jaringan air

bersih, saluran drainase, sistem sampah

dan transportasi kota

Potensi di BWK VI

- Merupakan daerah pusat perguruan tinggi

- Merupakan daerah padat yang memiliki banyak fasilitas perdangan dan

jasa

- Jaringan kota serta utilitas cukup baik

- Wilayah terhindar dari banjir.

Kendala di BWK VI

- Arus lalu lintas yang ramai dan padat.

Bangunan Akademi Kuliner Semarang merupakan bangunan kawasan

pendidikan yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia Nomor Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan

Tinggi. Bagian Ketujuh mengenai Standar Sarana dan Prasarana dalam Pasal

38 butir (3) poin ke 2 yaitu untuk Sekolah Tinggi, Politeknik, Akademi luas lahan

minimal adalah 5.000 m2. Dalam pasal 40 disebutkan mengenai kriteria lahan

yang digunakan yaitu :

(1) Lahan digunakan untuk bangunan yang dipakai untuk kegiatan

perguruan tinggi, lahan praktek, lahan untuk prasarana penunjang, dan

Page 111: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

176

lahan pertamanan agar perguruan tinggi memiliki lingkungan yang secara

ekologis nyaman dan sehat.

(2) Luas lahan harus sebanding dengan kebutuhan luasan untuk prasarana

dengan memperhatikan building coverage ratio sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan, serta harus memiliki alas hak yang sah.

Adapun beberapa kriteria pemilihan lokasi yang sesuai untuk pembangunan

akademi adalah

a. Akses menuju lokasi (hubungannya dengan sarana transportasi)

- Pencapaian harus relatif mudah dan dekat dengan jalan utama.

- Adanya transportasi umum yang menuju lokasi proyek yang mudah

diakses.

- Kondisi jalan yang baik, sehingga transportasi yang menuju ke lokasi

berjalan dengan lancar.

b. Kelengkapan sarana dan prasarana kawasan yang meliputi:

- Infra struktur.

- Utilitas kawasan harus bisa memenuhi semua kebutuhan yang ada pada

fasilitas utama dan fasilitas penunjang lainnya.

c. Persyaratan lain

- Lokasi harus sesuai digunakan sebagai tempat pendidikan maupun pusat

kegiatan perdagangan/bisnis dan merupakan area yang edukatif

- Lokasi dekat dengan fasilitas-fasilitas kota sebagai pendukung, seperti

fasilitas perdagangan, perumahan, dan lain – lain.

- Lokasi strategis, dilalui transportasi kota sehingga memudahkan

pencapaian

Page 112: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

177

Tabel 34 . Matriks Pemilihan Lokasi

Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016

Kriteria Bobot BWK II BWK VI

Wilayah Peruntukan Kota 30% 20% 30%

Transportasi Kota 20% 20% 20%

Kemacetan 30% 20% 15%

Srana Prasarana dan

Fasilitas Umum

30% 15% 20%

Total 100% 75% 85%

3.3.2 Analisis Pemilihan Tapak

A. Studi Luas Tapak

a. Regulasi Tembalang BWK VI

Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimum 40 %

Koefisien Luas Bangunan (KLB) maksimum 1,6

b. Luas Kebutuhan Minimum

= Luas Total Bangunan ÷ KLB

= 8.196,435 m2 ÷ 1,2

= 6.830,36 m2

c. Luas Lantai Dasar

= KDB 40% x Luas kebutuhan tapak

= 40% x 6.830,36 m2

= 2.732,14 m2

d. Luas Ruang Terbuka

= Luas kebutuhan tapak – Luas lantai dasar

Page 113: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

178

= 6.830,36 m2 – 2.732,14 m2

= 4.098,22 m2

e. Luas Ruang Terbuka Hijau (RTH)

= 40% x Luas ruang terbuka

= 40% x 4.098,22 m2

= 1.639,287 m2

f. Total Luas Kebutuhan Tapak

= Total Luas Lantai Dasar + Area Outdoor + Ruang terbuka

= 2.732,14 m2 + 4.295 m2 + 4.098,22 m2

= 11.125,36 m2

A. Alternatif Tapak

Alternatif Tapak 1

Gambar 102 . Alternatif tapak 1

Sumber : Autocad Semarang

Page 114: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

179

ASPEK KEKUATAN ALAMI

Iklim Beriklim tropis lembab dengan suhu rata-rata berkisar antara

25°C – 34°C.

Topografi Tanah berkontur landai

Vegetasi Pohon Angsana berada di bagian tepi tapak

Potensi Sumber Air Sumber air bersih berasal dari PDAM

Keadaan

Lingkungan

Tapak berupa tanah losong, berada di sekitar pemukiman

warga.

ASPEK KEKUATAN BUATAN

Peraturan

Pemerintah

Peraturan daerah kota Semarang nomor 14 tahun 2011

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kota

Semarang tahun 2011-2031 dan Rencana Detail Tata

Ruang Kota (RDTRK) nomor 11 tahun 2004 tentang BWK VI

(Kecamatan Semarang Utara dan Semarang Barat) tahun

2000 – 2010.

Regulasi

Luas Kawasan Perguruan Tinggi : 119,843 Ha

KDB Jalan Arteri Primer dan Kolektor Sekunder : 40%

KLB Jalan Arteri Primer dan Kolektor Sekunder : 1.6

maksimal 4 lantai

GSB Jalan Arteri Primer 32 m

GSB Jalan Arteri Sekunder 29 m

GSB Jalan Kolektor Sekunder 23 m

GSB Jalan Lokal Sekunder 17 m

Gambar 103 . Panorama Alternatif Tapak 1

Sumber : Dokumentasi Pribadi, Agustus 2016

Page 115: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

180

Fungsi dan Hirarki

Pusat Permukiman

Pusat Perguruan Tinggi

Pusat Perdagangan dan Jasa

Pusat Perkantoran

Campuran Perdangan dan Jasa , Permukiman

Konservasi

Wilayah Pengembangan pendidikan

ASPEK AMENITAS ALAMI

View View from site ; view yang terlihat dari tapak berupa

pertokoan, jalan raya, dan permukiman penduduk.

Topografi Relatif datar dengan kemiringan lahan 0 – 2 %.

Air

Curah hujan sebesar 126 m3 per tahun dan tingkat

kelembaban 50% hingga 70%. Dengan periode bulan basah

bulan November hingga bulan April.

ASPEK AMENITAS BUATAN

Jaringan Kota /

Kawasan

Berada di samping jalan kolektor sekunder

Akses jalan utama melalui Jl. Kedungmundu raya

Terapat jaringan listrik, jaringan telepon, jaringan

drainase tertutup, dan sampah.

Citra Arsitektural

Bangunan di sekitar tapak dominan pertokoan dengan style

arsitektur tradisional. Permukiman penduduk disekitar jalan

memiliki karakter arsitektur jawa.

Tabel 35 . Analisis Tapak Alternatif 1

Sumber : Analisis Pribadi , Agustus 2016

Potensi Alternatif Tapak A :

Jalan utama merupakan jalan 2 jalur yang cukup lebar yaitu 15 m.

Kontur tanah relatif landai.

Terdapat fasilitas umum sepert masjid, rumah makan, bank, yang

dapat mendukung kegiatan akademi.

Kendala Alternatif Tapak A :

Dekat dengan Jalan raya sebagai sumber kebisingan.

Page 116: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

181

Alternatif Tapak 2

ASPEK KEKUATAN ALAMI

Iklim Beriklim tropis lembab dengan suhu rata-rata berkisar antara

25°C – 34°C.

Topografi Tanah berkontur curam

Vegetasi Pohon Angsana berada di bagian tepi dan dalamtapak

Potensi Sumber Air Sumber air bersih berasal dari PDAM

Keadaan

Lingkungan

Tapak berupa tanah losong, bagian depan merupakan

bangunan pusat mebel dan gudang barang.

ASPEK KEKUATAN BUATAN

Peraturan

Pemerintah

Peraturan daerah kota Semarang nomor 14 tahun 2011

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kota

Semarang tahun 2011-2031 dan Rencana Detail Tata

Ruang Kota (RDTRK) nomor 11 tahun 2004 tentang BWK VI

Gambar 104 . Alternatif Tapak 2

Sumber : Autocad Semarang

Page 117: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

182

(Kecamatan Semarang Utara dan Semarang Barat) tahun

2000 – 2010.

Regulasi

Luas Kawasan Perguruan Tinggi : 119,843 Ha

KDB Jalan Arteri Primer dan Kolektor Sekunder : 40%

KLB Jalan Arteri Primer dan Kolektor Sekunder : 1.6

maksimal 4 lantai

GSB Jalan Arteri Primer 32 m

GSB Jalan Arteri Sekunder 29 m

GSB Jalan Kolektor Sekunder 23 m

GSB Jalan Lokal Sekunder 17 m

Fungsi dan Hirarki

Pusat Permukiman

Pusat Perguruan Tinggi

Pusat Perdagangan dan Jasa

Pusat Perkantoran

Campuran Perdangan dan Jasa , Permukiman

Konservasi

Wilayah Pengembangan pendidikan

ASPEK AMENITAS ALAMI

View View from site ; view yang terlihat dari tapak berupa

pertokoan, jalan raya, dan permukiman penduduk.

Topografi Relatif datar dengan kemiringan agak curam 10–15 %.

ASPEK AMENITAS BUATAN

Jaringan Kota /

Kawasan

Berada di samping jalan kolektor sekunder

Akses jalan utama melalui Jl. Sambiroto raya

Terapat jaringan listrik, jaringan telepon, jaringan

drainase tertutup, dan sampah.

Citra Arsitektural

Bangunan di sekitar tapak dominan pertokoan dengan style

arsitektur tradisional. Permukiman penduduk disekitar jalan

memiliki karakter arsitektur jawa.

Tabel 36 . Analisis Tapak Alternatif 2

Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016

Page 118: BAB III ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTURrepository.unika.ac.id/14658/4/12.11.0023 Khoe, Gianina Aurellia... · Mengajar Ruang Kelas / Ruang Laboratorium Privat Asistensi Ruang

183

Potensi Alternatif Tapak B :

Dekat dengan perumahan Citra Grand dan Pandanaran hills.

Terdapat fasilitas umum sepert masjid, rumah makan, bank, yang

dapat mendukung kegiatan akademi.

Kendala Alternatif Tapak B :

Keadaan kontur tapak yang agak curam.

Lebar jalan utama 8 m, merupakan jalan 2 jalur.

Berdasarkan potensi dan kendala pada alternatif tapak, maka dapat disimpulkan :

Tabel 37 . Pemilihan alternatif berdasarkan kekuatan, amenitas, potensi, dan kendala

Kriteria Bobot Alternatif Tapak A Alternatif Tapak B

Kondisi Lingkungan sekitar

terdapat fasilitas umum 20 20 20

Aksesibilitas pada tapak dan di

luar tapak 20 18 14

Kemacetan 15 10 10

Kondisi topografi tapak 35 28 20

Vegetasi 10 7 7

TOTAL 83 71

Sumber : Analisa Pribadi, Agustus 2016