BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU...

51
62 BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LUŢFI PEKALONGAN A. Sekilas Profil KH. M. Habib M. Luţfi bin ‘Ali Yahya 1. Biografi KH. M. Habib Luţfi Bin ‘Ali Yahya Pekalongan Habib Lutfi dilahirkan di Pekalongan pada hari Senin, pagi tanggal 27 Rajab tahun 1367 H. Bertepatan tanggal 10 November, 1947 M. Habib Luţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama dan nasab: Sayidah al Karimah as-Syarifah Nur Laila binti Sayid Muhsin bin Sayid Salim bin Sayid al Imam Shalih bin Sayid Muhsin bin Sayid Hasan bin Sayid Imam ‘Alawi bin Sayid al Imam Muhammad al Imam’ Alawi bin Imam al Kabir Sayid Abdullah bin Imam Salim bin Imam Muhammad bin Sayid Sahal bin Imam Abdurrahman Maulana Dawileh bin Imam ‘Ali bin Imam’ Alawi bin Sayidina Imam al-Faqih al-Muqadam bin ‘Ali Ba Alawi. Ibunda Nur Laela adalah seorang wanita salehan dari nasab keturunan cucu Pangeran Bupati Pekalongan yang bernama Tan Jan Ningrat atau Bupati keempat Pekalongan Tumenggung Surodirjo. Nur laela memberikan tambahan kata “Jamil” pada putranya Lutfi atau lengkapnya Luţfi Al-Jamil, dengan harapan paras muka bayi Luţfi yang elok dan tampan, juga menjadikan pribadi dan akhlak

Transcript of BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU...

Page 1: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

62

BAB III.

PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU ŢFI

PEKALONGAN

A. Sekilas Profil KH. M. Habib M. Lu ţfi bin ‘Ali Yahya

1. Biografi KH. M. Habib Lu ţfi Bin ‘Ali Yahya Pekalongan

Habib Lutfi dilahirkan di Pekalongan pada hari Senin, pagi tanggal 27

Rajab tahun 1367 H. Bertepatan tanggal 10 November, 1947 M.

Habib Luţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama dan

nasab: Sayidah al Karimah as-Syarifah Nur Laila binti Sayid Muhsin bin Sayid

Salim bin Sayid al Imam Shalih bin Sayid Muhsin bin Sayid Hasan bin Sayid

Imam ‘Alawi bin Sayid al Imam Muhammad al Imam’ Alawi bin Imam al Kabir

Sayid Abdullah bin Imam Salim bin Imam Muhammad bin Sayid Sahal bin Imam

Abdurrahman Maulana Dawileh bin Imam ‘Ali bin Imam’ Alawi bin Sayidina

Imam al-Faqih al-Muqadam bin ‘Ali Ba Alawi.

Ibunda Nur Laela adalah seorang wanita salehan dari nasab keturunan

cucu Pangeran Bupati Pekalongan yang bernama Tan Jan Ningrat atau Bupati

keempat Pekalongan Tumenggung Surodirjo. Nur laela memberikan tambahan

kata “Jamil” pada putranya Lutfi atau lengkapnya Luţfi Al-Jamil, dengan harapan

paras muka bayi Luţfi yang elok dan tampan, juga menjadikan pribadi dan akhlak

Page 2: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

63

Luţfi menjadi indah dan elokan prilakunya pula, sehingga kelak dapat menjadi

teladan bagi umat.

Habib Luţfi lahir dari sembilan bersaudara. Luţfi Al-Jamil adalah putra

pertama dari Habib Ali Ghalib bin Hasyim. Diantara kedelapan saudaranya

adalah, Umar Zaid, Muhammad Ismet, Ghaniyyah, Lubnah, Hikmah, Zaki al-

Mubarak, Ahmad al-Haedar dan Aminah.

Ayahanda Habib ‘Ali Galib bin Hasyim dikenal sebagai guru yang shaleh

dan bijaksana yang dicintai dan dihormati oleh masyarakat pada waktu itu.

Banyak orang datang kepadanya untuk bertawassul1 dan memohon doa kepada

Allah SWT. demi tercapainya segala hajat mereka. Warisan ini turun kepada putra

sulungnya yakni Habib Luţfi. (Kellen, 2005: 26)

Habib ‘Ali, Ayahnda Habib M. Luţfi pernah menjabat sebagai ketua

Diknas Pekalongan atau P dan K Pekalongan, pernah juga mengajar bahasa

inggris di SMA I dan Ma’had Pekalongan.

Habib ‘Ali menghafalkan al-Quran melalui Syayid Baqur Syatta’

Kaliwingu, Ky. Wahab Kaliwungu atau yang lebih dikenal dengan Kyai Jamhari

Gubuksari Kendal. Habib ‘Ali belajar di pondok pesantren selama 14 tahun

(Wawancara Habib Luţfi 4 Oktober 2011).

1 Tawasul atau wasilah adalah jalan atau perantara untuk dekat dengan Allah SWT. Wasilah

adalah jalan yang dilalui manusia mendekat kepada Allah SWT. Satu-satunya wasilah adalah nabi Muhammad SAW (Totok Jumantoro, 2005, 285)

Page 3: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

64

Nasab Habib Luţfi dari jalur ayah:

1. Rasulullah Muhammad SAW

2. Sayidatina Fathimah az-Zahra +

Amirul Mukminin Ali bin Abi

Thalib

3. Imam Husein ash-Sibth

4. Imam Ali Zainal Abiddin

5. Imam Muhammad al-Baqir

6. Imam Ja’far Shadiq

7. Imam Ali al-Uraidhi

8. Imam Muhammad an-Naqib

9. Imam Isa an-Naqib ar-Rumi

10. Imam Ahmad Al-Muhajir

11. Imam Ubaidullah

12. Imam Alwy Ba’Alawy

13. Imam Muhammad

14. Imam Alwy

15. Imam Ali Khali Qasam

16. Imam Muhammad Shahib

Marbath

17. Imam Ali

18. Imam Al-Faqih al-Muqaddam

Muhammd Ba’Alawy

19. Imam Alwy al-Ghuyyur

20. Imam Ali Maula Darrak

21. Imam Muhammad Maulad

Dawileh

22. Imam Alwy an-Nasiq

23. Al-Habib Ali

24. Al-Habib Alwy

25. Al-Habib Hasan

26. Al-Imam Yahya Ba’Alawy

27. Al-Habib Ahmad

28. Al-Habib Syekh

29. Al-Habib Muhammad

30. Al-Habib Thaha

31. Al-Habib Muhammad al-Qodhi

32. Al-Habib Thaha

33. Al-Habib Hasan

34. Al-Habib Thoha

35. Al-Habib Umar

36. Al-Habib Hasyim

37. Al-Habib Ali

38. Al-Habib Muhammad Luţfi

Page 4: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

65

Putra-putri Habib Luţfi dari istrinya Syarifah Salmah Hasyim adalah

Muhammad Bahauddin al-Alawy, Fatimah Nikmatullah Az-Zainaby, Ummu Hani

al-Fatimy, Fatimatuz Zahra al-Muhammady dan Muhammad Syarif Hidayatullah

Husainy.

Ayah dari Muhammad Bahaudin, Zaenab, Fatimah, Umi Hanik dan

Husain ini pernah menempuh pendidikan di Ponpes Kliwet Indramayu di usia 12

tahun dan pada saat itu sudah dipercaya kyai sebagai salah satu ustadz atau

pengajarnya.

Luţfi remaja merasa kurang puas dalam pencapaiannya ilmu di Pondok

Pesantren Kliwet Indramayu, Luţfi kemudian nyantri di Bendo Kerep Cirebon,

kemudian mondok di Kyai Said Tegal dan meneruskan nyantri di Kyai

Muhammad Abdul Malik bin Muhammad Ilyas bin Ali Purwokerto, Kyai

Muhammad Bajuri (Indramayu), Habib Ahmad bin Ismail Yahya (Aryawinangun

Ceribon), Habib Umar bin Ismail, Habib Syekh bin Abu Bakar Ceribon (Al-

Kisah, 2005: 27) dan mendapatkan beasiswa melanjutkan belajar di Hadramaut

Yaman selama 3 tahun.

Allah SWT benar-benar memuliakan Habib Luţfi manakala sepulang dari

perantauan mencari Ilmu di Yaman dan Makkah Madinah, Habib Luţfi menjadi

pengajar di kediamannya dan semakin hari para jamaah bertambah hingga atas

restu Ilahi, Habib Luţfi mendirikan Kanzus Salawat pada tahun 2000 dengan

dukungan penuh dari masyarakat Kota Pekalongan dan sekitarnya.

Page 5: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

66

Majlis Habib dipenuhi para santri dan masyarakat umum. Dalam metode

ceramahnya Habib sering kali memuji pemikiran dan kepribadian tokoh sufi

klasik yang patut diteladani oleh para jamaah, yaitu Syekh Abi Hasan As-Syadzili

dan Imam Ghazali. Pengajiannya diikuti lebih dari seribu orang.

Dari sentuhan kalbu Habib, keluar sekian banyak penuntut ilmu baik dari

Jawa maupun Luar Jawa, seperti Sumatera, Kalimantan, bahkan hingga luar

negeri. Para santri Habib banyak menjadi tokoh masyarakat, Ulama’, Kyai dan

pejabat pemerintahan, yang semua dari mereka tetap memegang ilmu para ulama

salaf yang senantiasa takut kepada Allah SWT. seperti amalan doa’ Habib yang

didapatkannya dari gurunya, Muhammad Abdul Malik Al-Hafidz Purwakarta,

yang artinya:

“ Ya Allah, sesungguhnya kami memohon takutnya orang ‘alim atas-Mu,

ilmunya orang-orang yang takut atas-Mu, kami memohon keyakinannya orang-

orang yang berserah diri atas-Mu, orang-orang yang berharap penuh atas cinta-

Mu, kami memohon zuhudnya orang-orang yang salik atas-Mu, orang-orang

yang wira’i yang mencintai-Mu dan kami memohon takwanya orang-orang yang

senantiasa rindu dengan-Mu.”

Kegiatan Habib tidak hanya terbatas mendidik santri dan menyebarkan

ilmu di Kanzus Salawat. Habib juga memiliki kegiatan ceramah agama di Jawa

dan luar Jawa. Hal ini dilakukan Habib sebagai media untuk melakukan terapi

pendidikan sufistik terhahap penyakit-penyakit sosial di masyarakat. Menurut

Habib, tujuan dari pendidikan sufistik adalah untuk membersihkan hati dan jiwa.

Page 6: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

67

Habib dikenal cinta ilmu. Habib menghabiskan waktu dan mencurahkan

tenaga di dalam dunia keilmuan dalam bentuk yang tiada banding. Habib

memberikan pengajaran sufistik sebagai solusi alternatif problematika umat Islam

sekarang ini yang semakit akut dengan masalah dekadensi moral dan adab.

Pengajaran yang disampaikannya tidak hanya berbentuk majlis ilmu

semata, seperti pengajian tariqah kliwonan, pengajian malam rabu atau malid nabi

SAW di Kanzus Salawat, tetapi juga di luar majlis pengajian, yang tentunya bagi

Habib pribadi masih termasuk majlis ilmu, yaitu dalam pergaulannya dengan

berbagai macam masyarakat, dari masyarakat kelas bawah, yang terdiri dari

masyarakat berbagai macam profesi hingga masyarakat kelas menengah atas, dari

pejabat daerah, pengusaha dan para pejabat negara Republik Indonesia.

Habib dan Musik

Sebagai ulama yang sangat disegani oleh masyarakat, terutama di wilayah

eks Karesidenan Pekalongan, musik sudah merupakan bagian dari kehidupan

Habib Luţfi. Apalagi ayahandanya juga seniman musik yang amat disegani pada

waktu itu, sehingga tidak heran jika Habib Luţfi di samping ahli dibidang agama

juga mahir memainkan seperangkat alat musik, terutama piano.

Nyanyian atau musik menurut Hawwa (2006: 282) dapat menjadi motivasi

menuju jalan Allah, karena bisa menjadi sarana untuk menanamkan nilai-niali

kecintaan pada kesempurnaan, semangat berjihad dan memantapkan perjalanan

spiritual.

Page 7: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

68

Musik dapat digunakan sebagai alat untuk melintasi tingkatan spiritual

sebab ia dapat menspiritualkan sesuatu yang materi, disamping itu musik

memiliki jiwa yang selevel dengan jiwa manusia (Muhaya, t.t: xi)

Apresiasi terhadap musik, secara historis, sudah ada sejak pra-Islam, baik

dikalangan bangsa Arab maupun bangsa-bangsa lain. Posisi tersebut tidak

bergeser pada masa Islam. Hal itu dapat kita lihat pada sikap Nabi Muhammad

SAW, penyampai risalah keIslaman, membiarkan kehadiran penyanyi di hadapan

istrinya. Nabi pun pernah meminta salah seorang sahabat untuk melantunkan

khuda’ di kala beliau sedang mengendarai unta. (Muhaya, t.t: xi)

Bagi Habib Luţfi, bermusik adalah sebuah sarana untuk bergaul dengan

siapa saja, terutama dengan anak anak muda dan komponen masyarakat yang

heterogen, bagaimana membuat daya tarik sehingga mereka mengikuti kita.

Apalagi para pendahulu ulama salaf juga pernah menekuni bidang musik, seperti

Jamaludin Ar Rumi dengan bermusik dapat lebih mendekatkan diri kepada Sang

Khaliq.

Musik2 yang menurut sebagian ulama dianggap haram, justru oleh Habib

Luţfi menjadi hiburan sehari hari. Tidak saja sebagai penikmat musik, akan tetapi

beliau juga ahli memainkan alat alat musik, terutama alat musik piano. Menurut

Muhaya (tt: x-xi) sebagian sufi ada yang menggunakan musik sebagai sarana

menuju tingkatan spiritualitas yang sangat tinggi, karena musik dapat menyibak

2 Musik secara ontologis merupakan perpaduan antara unsure material dengan immaterial;

ia tersusun dari elemen-elemen yang bersifat jasmaniyah dan rohaniyah (al-Shafa, tt: 83)

Page 8: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

69

tabir hati, mengobarkan api cinta Ilahi, mengangkat pendengarnya ke derajat

musyahadah, suatu tingkatan spiritualitas yang sangat tinggi.

Menurut peneliti, bermusik bagi seorang Habib Luţfi adalah sinyal ilahi,

yang dapat menyebabkan seorang sufi mengalami ekstasi3 terhadap Allah SWT,

yang disebabkan oleh keterpesonaannya terhadap rahasia-rahasia Ilahiyah. Hal ini

sesuai apa yang diungkapkan oleh Dzunnun al-Misri4 yang dikutip oleh Muhaya

(tt: xii), barang siapa yang mendengarkan bersama Allah SWT, ia akan sampai ke

derajat tahaqquq, dan sebaliknya barang siapa yang mendengarkannya karena

nafsu, ia akan menjadi zindiq.

Di rumahnya saat ini saja ada seperangkat alat musik gambus yang siap

dimainkan sewaktu waktu. Bahkan untuk mengaktualisasikan hobinya, Habib

Luţfi memiliki satu group musik gambus yang biasa disebut “marawis”. Puluhan

lagu lagu irama padang pasir mengalun melalui dentingan jari jari seorang ulama

besar, siap menyirami kalbu yang gersang oleh denyut nadi kehidupan dunia yang

semakin tak menentu5.

3 Kata ekstasi berasal dari bahasa Yunani. Ekstasi berarti, pertama, tidak sadarkan diri yang

disebabkan oleh semangat keagamaan yang luar biasa; kedua, suatu perasaan yang menyenangkan yang mendominasi seluruh kesadaran akal; ketiga, suatu tingkatan spiritualitas ketika seseorang merasa didominasi oleh perasaan senang (Mckechnie, 1980: 574-575)

4 Nama Lengkapnya adalah Ibn Ibrahim al-Misri, Abu al-Faydh. Ia adalah salah seorang

sufi yang sangat terkenal dan disebut sebagai pencetus doktrin ma’rifah, wafat tahun 248 H. (Lihat al-Sulami, 1960: 23 dan Nasution, 1973:75-78)

5 Dikutip dari www.Majelis DZIKIR PASEBAN TOMBO ATI, 08/12/2011

Page 9: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

70

2. Latar Belakang Pendidikan

Pendidikan pertama Habib Luţfi di terima dari ayahanda al-Habib al-

Hafidz Ali Ghalib. Selanjutnya beliau belajar di Madrasah Salafiyah. Guru-guru

beliau di Madrasah itu diantaranya:

1. Syayid Ahmad bin ‘Ali bin Al Alamah al-Qutb As Sayid ‘Ahmad bin

Abdullah bin Thalib al Athas

2. Habib Husain bin Sayid Hasyim bin Sayid Umar bin Sayid Thaha bin Yahya

3. Sayid Abu Bakar bin Abdullah bin ‘Alawi bin Abdullah bin Muhammad al

‘Athas Ba ‘Alawi

4. Sayid Muhammad bin Husain bin Ahmad bin Abdullah bin Thalib al-Athas

Ba ‘Alawi.

Habib Luţfi yang tinggal di Kelurahan Poncol Gang 12, nomor 12 sejak

berusia empat tahun (1950) memulai belajar ajaran agama Islam dengan membaca

dan memahami al-Qur’an.

Luţfi kecil menimba ilmu di sekolah rakyat (SR) 09 yang terletak di

Kaputran Pekalongan. Diantara guru-gurunya adalah: Mangun Kusuma, Sundari,

Titik, Seha, Hartoyo dan Basuki yang semuanya mengajar dari kelas satu hingga

kelas enam di Sekolah Rakyat. (Kellen, 2005: 30)

Sedangkan di sore harinya, Luţfi menimba ilmu di Pondok Pesantren

Salafiyah yang terletak dibelakang masjid wakaf Pekalongan, atau tepatnya di

jalan Surabaya Pekalongan.

Page 10: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

71

Diantara para guru sekaligus pembimbing Luţfi di pondok pesantren ini

adalah: Habib Ahmad bin Mahfudz, Habib Muhammad bin Husein al-’aţas, Habib

Ahmad Ali al-’aţas, Habib Husain bin Hasyim, Habib Hamid al-Habsyi dan Habib

Abu Bakar bin abdullah bin Alwy al-’aţas (Kellen, 2005: 31).

Luţfi belajar di madrasah tersebut selama tiga tahun. Dengan bimbingan

para guru-guru yang telah dikenal keteladanannya yang sangat tinggi, telah

membentuk pribadi Luţfi remaja menjadi remaja yang memiliki semangat

kedisiplinan yang tinggi. Semangat ini terus berkembang ketika Luţfi melanjutkan

pendidikannya ke berbagai pondok pesantren guna menuntut ilmu-ilmu Allah

SWT. yang termaktub dalam al-Qur’an.

Ayah dari As-Syarif Muhammad Bahaudin, As-Syarifah Zaenab, As-

Syariyah Fatimah, As-Syarifah Umi Hanik dan As-Syarif Husain ini pernah

menempuh pendidikan di Ponpes Kliwet Indramayu di usia 12 tahun dan pada

saat itu sudah dipercaya kyai sebagai salah satu ustadznya.

Kemudian nyantri di Bendo Kerep Cirebon, berikutnya mondok di Kyai

Said Tegal dan meneruskan nyantri di Kyai Muhammad Abdul Malik bin

Muhammad Ilyas bin Ali Purwokerto, Kyai Muhammad Bajuri (Indramayu),

Habib Ahmad bin Ismail Yahya (Aryawinangun Ceribon), Habib Umar bin

Ismail, Habib Syekh bin Abu Bakar Ceribon (Al-Kisah, 2005: 27) dan juga pernah

mendapat beasiswa ke Hadramaut Yaman selama 3 tahun.

Page 11: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

72

Yaman sendiri merupakan pusat kegiatan ilmiah yang telah melahirkan

ratusan bahkan ribuan ulama sebagai pewaris peninggalan Rasulullah SAW.

kegiatan ilmiah di Yaman terpusat di Hadramaut. Berbeda dengan Iran, Libanon,

Suriah, Yordania dan beberapa wilayah di daratan Syam, Yaman dianggap

memiliki tradisi kuat dalam memegang teguh ajaran ajaran Ahlussunah. Mayoritas

orang-orang Islam di negara ini bermadzab Syafi’i dan dalam akidah bermadzab

Asyari.

Sejarah mencatat bahwa para pendakwah yang datang ke Indonesia

berasal dari Gujarat India yang kebanyakan nenek moyang mereka adalah berasal

dari Hadramaut Yaman (Risalah: 2011:30).

Negara Yaman sampai sekarang adalah gudang Habaib atau orang-orang

yang memiliki garis keturunan dari Rasulullah SAW. karena itu pula para wali

songo yang tersebar di wilayah Nusantara memiliki garis keturunan yang

bersambung hingga Rasulullah saw, seperti halnya juga Habib Luţfi bin ‘Ali

Yahya (Risalah: 2011:31).

Luţfi remaja sering berpuasa dengan niat menuju jalan Allah SWT, yakni

jalan kebenaran. Dalam masa remaja, tahun 1967, Luţfi mengajarkan ajaran Islam

dalam empat waktu.

Waktu pagi, mengajar ibu-ibu yang telah berumah tangga. Waktu siang,

mengajar ngaji para remaja putra. Waktu sore, mengajar ngaji remaja putri yang

belum berkeluarga. Waktu malam, Luţfi mengajar pengajian khusus orang tua.

Page 12: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

73

Pengajian-pengajian tersebut dilaksanakan setiap hari di kediamannya Kaputran

Pekalongan (Kellen, 2005: 36).

Luţfi remaja pada tahun 1960-1962 mengajar di Madrasah Al-Ma’arif di

Desa Kliwet Kecamatan Kertas Maya, Kawedanan Jatibarang Kabupaten

Indramayu, Jawa Barat.

Luţfi mengikuti pendidikan semimiliter dalam latihan hansip dan Banser

pada tahun 1966-1967 (Kellen, 2005: 41). Pendidikan ini tentunya berperan

penting dalam membentuk kedisiplinan dan bela negara sebagai respons dari cinta

tanah air Republik Indonesia.

Pada tahun 1959 M, beliau melanjutkan studinya ke pondok pesantren

Benda Kerep Cirebon. Kemudian Indramayu, Purwokerto dan Tegal. Setelah itu

melanjutkan ke Mekkah, Madinah dan di negara lainnya. Beliau menerima ilmu

syari’ah, ţariqah dan tasawuf dari para ulama-ulama besar, wali-wali Allah yang

utama, guru-guru yang penguasaan ilmunya tidak diragukan lagi.

Dari Guru-guru tersebut beliau mendapat ijazah khas (khusus), dan juga

‘Am (umum) dalam da’wah dan nasyru syari’ah (menyebarkan syari’ah),

Ţariqah, tasawuf bacaan-bacaan aurad, hizib-hizib, kitab-kitab şalawat, kitab

Ţariqah, sanad-sanadnya, nasab, kitab-kitab kedokteran. Dan beliau juga

mendapat ijazah untuk membai’at6.

6 Dikutip dari www.HabibLuţfiyahya.net. Profil, 1 Desember 2011.

Page 13: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

74

Mufid (2006: 250) mengatakan bahwa Habib Luţfi adalah salah satu dari

keempat ulama di Indonesia yang menjadi wakil dari Syekh Muhammad Hisyam

Kabbani, Khalifah Syekh Nazim Adil Haqqani7 di Amerika Serikat disamping

KH. Taufiqurrahman dari Wonopringgo Pekalongan, KH. Ahmad Syahid dari

Nagrek Bandung serta Ustadz H. Wahfiuddin, MBA dari Jakarta.

3. Karya Keilmuwan

Habib dikenal sebagai Mursid8 ţariqah, Kyai9 atau sosok intelektual

pesantren yang sangat berpengaruh dalam kehidupan sosi-religius masyarakat

Jawa. Seorang Kyai menurut Abdurrahaman Mas’ud (2004: 57) mempunyai peran

7 Haqqani adalah nama seorang mursyid Naqsabandi yang ke 40. Nama lengkapnya adalah

Syekh Nazim Adil Haqqani, dilahirkan di Syprus, pada tanggal 23 April 1922 dari keluarga Sayid atau keturunan Rasulullah baik dari jalur Ayah maupun Ibu. Beliau mengganti posisi mursyid setelah gurunya, Syekh Abdullah Faiz ad Daghestani wafat 30 September 1973, dan sejak itulah dikenal nama Tarekat Naqsabandi al-Haqqani, Lihat Ahmad Syafi’i Mufid, 2006, Tangklungan, Abangan dan Tarekat: Kebangkitan Agama di Jawa, Jakarta: Obor, hal. 250.

8 Mursid artinya petunjuk, pengajar, pemberi contoh kepada murid tarekat, atau

pembimbing spiritual. Mursid adalah seorang ahli waris sejati Rasulullah saw sesudah dibawa kehadirat Ilahi selama kenaikannya, sang hamba pun dikembalikan oleh Allah, pada mahluk untuk membimbing dan menyempurnakan orang-orang yang masih belum sempurna. Menurut Abu Hasan As-Syaźili, mengutip dari Totok Jumantoro, syarat-syarat mursyid yaitu: 1. Memiliki sentuhan rasa rohani yang jelas dan tegas, 2. Memiliki pengetahuan yang benar, 3. Memiliki cita yang luhur, 4. Memiliki mata hati yang tajam untuk menunjukkan jalan Ilahi, 5. Memiliki perilaku rohani yang diriðai. Totok Jumatoro, 2005, Kamus Ilmu Tasawuf, Amzah, hal.154-155

9 Kyai adalah gelar untuk ahli agama dalam tradisi Islam Sunni Jawa. Dalam konteks ini

Kyai dikenal sebagai pemelihara dan penerjemah dari serbuan sekularisme. Kyai juga diartikan gelar kedudukan keagamaan yang dikenal dalam komunitas Jawa. Kyai merupakan pemimpin kharismatik dalam bidang agama. Sifat khas kyai adalah terus terang, berani dan blak blakan dalam bertindak, kyai mampu menjelaskan masalah teologi yang rumit kepada masyarakat awam sesuai dengan pandangan dan suara hati mereka dan pada pokoknya-dimata para pengamat-seorang Kyai dipandang sebagai lambang kewahyuan. Lihat Hiroko Horikoshi, 1987, Kyai dan Perubahan Sosial, juga Zaenal Arifin Thoha, 2003, Runtuhnya Singgasana Kyai NU, Pesantren dan Kekuasaan: Pencarian Tak Kunjung Usai, Yogyakarta: Kutub. Dalam prakteknya Kyai dianggap sama dengan Syeikh dalam tradisi Timur Tengah, yakni pemimpin kelompok aliran sufi. Ia harus dipatuhi sepenuhnya dan bertanggung jawab atas kesejahteraan material dan latihan spiritual para pengikutnya. Sebagaimana Kyai di Jawa adalah guru mistik. Baca Mark Woodward, 1989, Islam in Java: Normative Piety and Mysticism in The Sultanate of Yogyakarta, Tucson: The University of Arizona Press, hal. 144

Page 14: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

75

penting dalam masyarakat dan pandangan akademis keagamaannya

menjadikannya seseorang intelektual dalam bidang agama.

Terpilihnya Habib Luţfi sebagai pucuk pimpinan organisasi ţariqah

(periode 2000-2005 serta periode 2005- Sekarang) memercikan harapan akan

kebangkitan kembali kaum ţariqah.

Maklum, organisasi yang didirikan oleh sejumlah pendahulu Kyai ţariqah

NU itu- antara lain KH Abdul Wahab Hasbullah, KH. Bisri Syamsuri dan KH.

Idham Khalid pada tahun 1957- pernah terinterfensi oleh politik Orde Baru dan

akhirnya terpuruk lama (Aula, 2000:24). Kini optimisme ţariqah muncul kembali

dalam kepemimpinan Habib Luţfi.

Bapak beranak lima ini sejak usia 15 tahun memperoleh talqin ţariqah

dari Syekh Muhammad Abdul Malik mursyid ţariqah Naqsyabandiyah

Khalidiyah Syazaliyah, asal Purwokerto, yang bermukim di Mekkah.

Abdul Malik adalah anak Muhammad Ilyas, mursyid berpengaruh di

daerah Banyumas dan cucu dari Pangeran Diponegoro, pahlawan nasional abad

ke-19.

Guru Habib adalah Syayid Habib Muhammad bin Alwi Al-Malik

(Mekkah), yang menghubungkannya dengan ţariqah multisilsilah. Otaknya yang

cemerlang membuat mudah mempelajari bidang ilmu di luar tasawuf, antara lain

kedokteran praktis, fisika umum dan musik. Habib yang berwajah bersih dan

Page 15: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

76

berambut kelimis itu telah mencipta 12 lagu jenis instrumentalia kontemporer.

(Aula, 2000:24)

Habib Luţfi menjabat Ketua Umum Majlis Ulama Indonesia (MUI) Jateng

selama periode 2005-2010. Jabatan tersebut menurutnya bukan suatu pekerjaan

yang mudah. Namun harus diartikan bahwa jabatan itu adalah sebuah amanah

bukan suatu kebanggaan. Sehingga kita harus bekerja bersama dan untuk umat

(Kellen, 2005: 36).

Diantara jasa-jasa Habib Luţfi sebagai ketua MUI Jateng (2005-2010)

adalah menghimpun umat muslim di berbagai daerah di Jawa Tengah, bahkan di

Indonesia sebagai penganyom dalam ilmu ţariqah seperti menetralisir fanatisme,

menghidupkan kantor-kantor cabang ţariqah di daerah Jawa Tengah, meluruskan

penyimpangan-penyimpangan silsilah nasab serta menyelamatkan organisasi

ţariqah nasional (Jam’iyyah Ahli Ţariqah Mu’tabarah Indonesia) dari intervensi

partai politik nasional.

Pada Muktamar Ţariqah Nasional IX di Pekalongan, yang dilaksanakan

pada tanggal 26-28 Februari 2000, Habib terpilih sebagai Ketua Umum (Rais Am)

Jam’iyyah Ahli Ţariqah Al-Mu’tabarah an-Nahdhiyyah dengan masa bakti 2000-

2005.

Habib menggantikan posisi KH. Ahmad Muţahar. Sedangkan direktur

operasional organisasi, yang sebelumnya dipegang Dr. Idham Chalid, digantikan

Page 16: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

77

oleh KH. Luţfi Hakim Muslih dari Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak Jawa

Tengah.

Dalam muktamar nasional dengan peserta lebih dari 5000 peserta di

seluruh Indonesia ini, juga meneguhkan kembali komitmen organisasi yang

berakidah dan berasaskan Islam Ahlussunan Wal Jama’ah dan menganut empat

madzhab. Serta menekankan posisi politisnya untuk tidak berafiliasi dengan suatu

kekuatan sosial politik apapun di Indonesia, termasuk Partai Kebangkita Bangsa

yang dideklarasikan lahirnya oleh PBNU (Aula, 2000,24).

Guru-guru Ţariqah, Silsilah dan Baiat Habib Luţfi:

Habib Muhammad Luţfi Bin ‘Ali Yahya mengambil ţariqah dan hirqah

Muhammadiah dari para tokoh ulama. Dari guru-gurunya beliau mendapat

ijazah10 untuk membaiat dan menjadi mursyid. Diantara nama-nama guru itu

adalah (Habib Luţfi, 2009: 144):

1. Al-Hafid al-Muhadiś al-Mufaśir al-Musnid al-‘Alim al-‘Alamah Al-Ghauś al-

Zaman Sayidi Syekh Muhammad Ash’ad Abd Malik bin Qutb al-Kabir al-

Imam al-‘Alamah Sayidi Syekh Muhammad Ilyas bin ‘Ali bin Hamid dari

silsilah Ţariqah Naqsyabandiah Khalidiyah dan Syaźiliah al-‘Aliah.

2. Syekh Ash’ad Abd Malik dari ayahnya Syekh Muhammad Ilyas bin ‘Ali bi

Hamid dari Quth al-Kabir Sayid Salaman Zuhdi dari Qutb al-‘Arif Sulaiman

10

Ijazah merupakan amalan-amalan yang harus dilakukan oleh murid dalam bertarekat yang diberikan guru. Ali Murtadho, 2002, Konseling Berbasis Tasawuf, Studi Analisis Metode Terapi Client-Centered Carl Roger, Semarang: IAIN Walisongo, hal. 9

Page 17: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

78

al-Quraimi dari Qutb al-Arif Sayid ‘Abdullah Afandi dari Qutb al-Ghauś al

Jami’ al Mujadid Maulana Muhammad Khalid sampai pada Qutb al-Ghauś al-

Jami’ Sayidi Syah Muhammad Baha’udin al-Naqsyabandi al-Hasni dari Sanad

Naqsyabandiayah al-Khalidiyah.

3. Syekh Muhammad Aş’ad ‘Abd-Malik, dari al-‘Alim al-‘Alamah Ahmad an-

Nahrawi al-Maki, dari Mufti Mekah-Madinah al-Kabir Sayid Şalih al-Hanafi,

dari tariqah Syaźiliah.

4. Al-‘Alim al-‘Alamah Qutb al-Kabir al-Habib ‘Ali bin Husain al-‘Aţas, dari

Ţariqah al-‘Alawiya al-Idrusyiah al-‘Atha’iyah al-Hadadiah dan Yahyawiyah.

5. Afrad Zamanihi Akabir ‘Aulia al-‘Alamah al-Habib Hasan bin Qutb al-Ghauś

Mufti al-Kabir al-Habib al-Iamam ‘Uśman bin ‘Abdullah bin ‘Aqil bin Yahya

Bâ‘Alawi.

6. Al-Ustaź al-Kabir al-Muhadits al-Musnid Sayidi al-Alamah al-Habib

Abdullah bin Abd Qadir bin Ahmad Bilfaqih Bâ ‘Alawi.

7. Al-‘Alim al-‘Alamah al-‘Arif billah al-Habib Ali bin Sayid Al-Qutb Al-Al

Alamah Ahmad bin Abdullah bin Thalib al ‘Athas Bâ ‘Alawi.

8. Al-Alim ‘Arif billah al-Habib Hasan bin Salim al ‘Athas Singapura.

9. Al-Alim al-A’lamah al-‘Arif billah al Habib Umar bin Hafidz bin Syekh Abu

Bakar bin Salim Bâ ‘Alawi. Dari guru-guru tersebut beliau mendapat ijazah

menjadi mursyid, hirqah dan ijazah untuk baiat, talqin11 źikir khas dan ‘Am.

Talqin biasa disebut dengan pengambilan sumpah dan menerima pelajaran esoteris

pertama setelah upacara pembaiatan atau menjadi anggota dan melakukan rangkaian kegiatan tarekat. Ali Murtadho, 2002, Konseling Berbasis Tasawuf, Studi Analisis Metode Terapi Client-Centered Carl Roger, Semarang: IAIN Walisongo, hal. 10

Page 18: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

79

10. Al-‘Alim al-‘Alamah tabahur dalam Ilmu syaria’at, Ţariqah, hakikat dan

tasawuf Sayidi al-Imam ‘Ali bin Umar bin Idrus bin Zain bin Qutb al-Ghauś

al Habib ‘Alawi Bâfaqih Bâ ‘Alawi Negara Bali. Sayid Ali bin Umar dari Al

Alim al-Alamah Auhad Akabir Ulama Sayidi Syekh Ahmad Khalil bin Abd

Lathif Bangkalan, dari Ţariqah Al Qadiriyah an-Naqsyabandiyah, dari kedua

gurunya itu, Habib Muhammad Luţfi mendapat ijazah menjadi mursyid,

hirqah, talqin źikir dan ijazah untuk bai’at talqin.

11. Al-Imam al-‘Alim al-‘Alamah al-Muhadiś al-Musnid al-Mufasir Qutb al-

Haramain Syekh Muhammad al-Maliki bin Imam Sayid Mufti al-Haramain

‘Alawi bin ‘Abas al-Maliki al-Hasni al-Husaini Mekah. Dari Syekh Maliki,

Habib Luţfi mendapat ijazah mursyid, hirqah, talqin, źikir, bai’at khas, dan

‘Am, kitab-kitab karangan syekh Maliki, wirid-wirid, hizib-hizib, kitab-kitab

hadiś dan sanadnya.

12. Al-‘Alim al-‘Alamah Akabir ‘Aulia al-Kiram ra’su al-Muhibin Ahli bait

Sayidi Sa’id bin Armiya Giren Tegal. Kyai Sa’id menerima dari dua gurunya;

pertama Syekh ’Ali bin Abu Bakar Bâsalamah. Syekh ‘Ali bin Abu Bakar

Bâsalamah menerima dari Sayid ‘Alawi al-Maliki dari Ţariqah Tijaniah.

Kedua Syekh Sa’id menerima langsung dari Sayid ‘Alawi al-Maliki. Dari

Syekh Sa’id bin Armiya Habib Luţfi mendapat ijazah, talqin, źikir, dan

menjadi mursyid dan ijazah bai’at untuk khas dan ‘am.

Sejak kepengurusan Jam’iyyah Ahlit Ţariqoh Al-Mu’tabaroh An-

Nahdliyyah yang Habib pegang sudah banyak kemajuan dibanding kepengurusan

periode sebelumnya. Hingga saat ini, telah terbentuk kepengurusan tingkat

Page 19: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

80

wilayah sebanyak 28 Pengurus Idaroh Wusţa, kemudian tingkat cabang sebanyak

200 lebih Pengurus Idaroh Syu’biyah12.

Beberapa ţariqah yang dikembangkan Habib Luţfi sebagai mana

diungkapkan oleh murid Habib Luţfi, KH. Zakariya Anshori dalam bukunya

Kellen (2009: 172) adalah sebagai berikut:

a. Ţariqah Saźiliyyah yang berada di Parakan Temanggung Jawa Tengah,

anggota jamah tiap tahunnya meningkat.

b. Ţariqah Naqsabandiyyah yang berada di Mranggen Demak Jawa Tengah dan

Sukaraja Banyumas serta Banten Jawa Barat

c. Ţariqah Alawiyyah yang berada di Malang Jawa Timur dan Jakarta.

Jasa-Jasa Habib Luţfi dalam pengembangan ţariqah Nasional diantaranya,

menetralisir fanatisme, menghidupkan kantor-kantor cabang Ţariqah di Indonesia,

meluruskan penyimpangan-penyimpangan dalam silsilah yang banyak terjadi di

Jawa Timur, serta mengembangkan organisasi Ţariqah Nasional menjadi lembaga

Independen (Kellen, 2009: 173)

Perkembangan yang cukup pesat ini sangat menggembirakan, Pasalnya

hampir seluruh ţariqah berjalan dengan baik, seperti Saźaliyah, Khalidiyah,

Naqsabandiyah, Syatariyah, Qodiriyah, Tijaniyah dan lain lain.

Indikator lainnya ialah banyaknya kaum muda yang mulai aktif sebagai

pengikut ţariqah, “padahal mereka sebelumnya kenal saja tidak apalagi menjadi

12 Dikutip dari www.HabibLuţfiyahya.net, 08/12/2011

Page 20: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

81

pengikut, sehingga kesan bahwa ţariqah hanya dapat diikuti oleh sekelompok

manusia usia lanjut mulai terkikis13”.

Kehadiran Habib melalui Pengajian Majlis Kanzus Şalawat sejak sepuluh

tahun terakhir (Tahun 2000-Sekarang) ini telah memberikan andil yang tidak

sedikit terhadap penanaman nilai-nilai pendidikan keagamaan kepada generasi

penerus Islam melalui perbagai kegiatan yang digelar setiap hari, mingguan

maupun tahunan.

Pencerahan pendidikan sufistik yang sering Habib sampaikan kepada

masyarakat di majlis Kanzus Şalawat adalah tentang urgensi cinta kepada Allah

SWT, konsep zuhud, pendidikan sabar dan riða kepada Allah SWT14.

Pendalaman materi biasanya terlihat dalam majlis diskusi hingga kajian-

kajian keagamaan seperti Pengajian Ihya Ulumuddin Karya Imam Al-Ghazali

khusus untuk bapak-bapak pada Selasa Malam, Pengajian kitab Fathul Qarib pada

hari Rabu pagi khusus untuk ibu-ibu serta pengajian Jum’at Kliwon dengan

pembacaan kitab Jami’ Uşul Auliya’ Karya Imam Hasan As-Syaźili.

Diantara Karya tulis Habib Lutfi yang tercetak dalam bentuk buku adalah

sebagai berikut:

a. Mengenal thariqat ala Habib Muhammad Luţfi bin Yahya “ Nasihat

Spiritual” . Penerbit Hayat Publishing, tahun 2007, dengan jumlah halaman

13 Dikutip dari www.Majelis DZIKIR PASEBAN TOMBO ATI, 08/12/2011 14 Wawancara dengan KH. Habib M. Luţfi bin ‘Ali Yahya Pekalongan tanggal, 4 Juli 2011.

Page 21: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

82

272 halaman, buku ini adalah atas prakarsa majalah Al-Kisah. Dalam buku

ini, Habib Luţfi menjadi konsultan spiritual yang menjawab pertanyaan

seputar masalah tauhid, fiqih (hukum-hukum agama), kasykul (serba serbi

keIslaman yang pernah dimuat dalam majalah alKisah secara berkala.

b. Jalan Vertikal, Sebuah Tinjauan Integratif Ahlussunah Wal Jama’ah,

Pekalongan: Penerbit Habib Luţfi Foundation, tahun 2009.

Buku ini adalah hasil dari buah pemikiran Habib Luţfi yang disampaikan

kepada para muridnya pada tahun 2007 hingga tahun 2009.

Buku ini terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama tentang kesaksian Allah

atas risalah dan keistemewaan Rasulullah Muhammad SAW.

Bagian kedua adalah tentang pentingnya mempelajari sejarah Rasulullah

Muhammad SAW, dari kelahiran, dakwah nabi, isra miraj nabi, hingga

peperangan nabi Muhammad SAW.

Bagian ketiga adalah tentang pendidikan sufistik, yakni cinta kepada Allah

SWT melalui istqamah beribadah serta Amalan-amalan sufistik atau berhias diri

dengan kebaikan yang meliputi, ikhlas, berbaik sangka, kesatria, istiqamah,

ikhtiyar dan tawakkal, sabar, syukur, zuhud dan sifat wara15.

15

Wara adalah berpantang, atau menjaga diri dari berbuat dosa atau maksiat sekecil apapun. Wara dikalangan sufi diartikan dengan meninggalkan segala sesuatu yang tidak jelas hukumnya, baik yang menyangkut makanan, pakaian, maupun persoalan. Lihat Totok Jumantoro, 2005, Kamus Ilmu Tasawuf, Amzah, hal.284.

Page 22: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

83

c. Anwar Al-Nujum fi tafśir laqad Jaakum (Pekalongan: Kanzus, tt).

Sebuah buah karya Habib Luţfi dalam menafsirkan ayat “Laqad Ja akum

Rasulul Min Anfusikum”, Hasil karya ini masih tersusun dalam satu juz dan

dicetak masih penerbit sendiri. Buku tafśir ini menurut rencana akan dibuat

dalam beberapa juz.

4. Aktifitas KH. M. Habib Lu ţfi Bin ‘Ali Yahya Di Kanzus Şalawat

Pekalongan.

a. Pengajian Ţariqah tiap Jum’at Kliwon pagi ( Jam’iul Usul thariq Aulia).

Pengajian ţariqah bulanan ini dihadiri oleh para jama’ah dari kalangan

orang tua, remaja serta para pejabat di kota Pekalongan serta sekitarnya. Dalam

majlis ini lebih dahulu dibuka dengan awrad yang dipimpin oleh Habib Luţfi,

dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan Rasul-Nya.

Kemudian murid Habib Luţfi, KH. Zakariya Anshari membacakan kitab

Tariqah Jami’ul Uşul ţariq Auliya, karya Imam Abi Hasan As-Syaźili dihadapan

para jama’ah Kanzus Şalawat Pekalongan.

Sebelum doa penutup Habib Luţfi menjelaskan kandungan dari materi

yang dibacakan oleh KH. Zakariya Anshari. Pengajian Kliwonan ini menjadi

sarana para murid ţariqah untuk memperdalam keilmuwan pendidikan tasawuf

kepada mursyidnya, disamping juga sebagai moment silaturrahmi murid-murid

Habib di seluruh Indonesia untuk sowan dan mendapatkan doa’ dari sang

mursyid.

Page 23: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

84

Menurut Habib Luţfi ţariqah bulanan ini bukan alat berpolitik dan bukan

untuk berpolitik, akan tetapi semata mata untuk mendidik kehidupan manusia agar

berdekatan dengan Allah dan Rasul-Nya dan yang terpenting ialah meningkatkan

kesadaran sebagai manusia apa kewajibannya sebagai hamba kepada Tuhan dan

Rasul-Nya juga sesama manusia16.

b. Pengajian Ihya Ulumudin tiap malam Rabu.

Pengajian rutin malam Reboan di Kanzus Şalawat Kota Pekalongan

digelar rutin setiap pukul 19.30 – 22.00. Pengajian diawali dengan pengajian kitab

Ihya ‘Ulumuddin dibawah bimbingan KH. Akram Safwan, salah seorang

Mustasyar PCNU Kota Pekalongan.

Pengajian ini merupakan salah satu agenda rutin sejak sepuluh tahun

terakhir yang digagas oleh KH. Musthofa Bakri, Rais Syuriah PCNU Kota

Pekalongan untuk memanfaatkan Kanzus Şalawat sebagai gedung pusat

keagamaan di Pekalongan. Setelah pengajian usai, acara kemudian diisi pengajian

dengan materi agama dalam konteks kekinian oleh Habib Muhammad Luţfi bin

‘Ali Yahya.

Para jama’ah yang hadir bukan saja dari Pekalongan dan sekitarnya, akan

tetapi dari luar daerah seperti Pemalang, Batang, Tegal dan Brebes secara

berombongan menggunakan kendaraan bis maupun kendaraan roda empat

lainnya.

16 Dikutip dari Wawancara KH. Habib M. Luţfi bin ‘Ali Yahya Pekalongan tanggal, 4 Juli

2011.

Page 24: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

85

Mereka rela duduk beralaskan koran di sepanjang jalan dr. Wahidin

hanya untuk mendengarkan wejangan dari seorang ulama kharismatik asal

Pekalongan, tidak peduli hujan maupun dinginnya malam sekalipun tak

menyurutkan langkah mereka untuk sekedar mendapatkan tetesan embun hikmah.

c. Pengajian Fathul Qarib tiap Rabu pagi (khusus untuk ibu-ibu).

Pengajian Rabu Pagi ini dipimpin oleh KH. Zuhdi Khariri, salah satu

tokoh agama kota Pekalongan dengan membacakan kitab klasik Fathul Qarib.

Sebelum acara selesai, Habib Luţfi menjelaskan masalah keagamaan yang ada

dalam kandungan kitab salaf tersebut.

Pengajian Rabu pagi ini dikhususkan bagi ibu ibu dan remaja putri.

Ribuan jama’ah duduk bersimpuh mendengarkan dengan tekun dan khidmat

kalimat demi kalimat dari ucapan dari seorang mursyid ţariqah sebagai pedoman

hidup.

d. Pengajian Ahad pagi, pengajian ţariqah khusus ibu-ibu .

Pengajian mingguan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan

pendidikan tasawuf kepada ibu-ibu yang notabene sebagai ruh dari keluarga di

masyarakat, disamping juga sebagai rutinitas pertemuan ţariqah diantara ibu-ibu

muslimat di Pekalongan dan sekitarnya.

Page 25: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

86

e. Pengajian tiap bulan Ramadhan (untuk santri tingkat Aliyah).

Habib Muhammad Luţfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya, punya cara sendiri

dalam mengisii bulan Ramadhan setiap tahunnya. Di kediamannya, ia menggelar

“pesantren plus”.

Disebut pesantren plus lantaran tidak saja menerima santri yang datang

dari wilayah Pekalongan, melainkan juga dari pesantren lain. Seperti beberapa

Pesantren di Jawa Timur: Lirboyo, Ploso (Kediri), Denanyar dan Tambakberas

(Jombang).

Bukan hanya itu. Rais Aam Idaroh Aliyah Jam'iyyah Ahlith Ţariqah Al-

Mu'tabarah An Nahdliyyah itu juga memberikan pengajian yang bertujuan

menambah wawasan santri, yakni wacana kebangsaan; peran media dalam

peradaban Islam hingga materi Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja).

Kegiatan ini bertujuan mengisi waktu liburan para santri yang pada hari

biasa nyantri di Lirboyo, Ploso, Tambakberas, dan lain-lain.

Dengan pesantren model itu, diharapkan peserta tidak saja mendapat ilmu

keagamaan, tetapi juga mendapat pengetahuan tambahan di bidang wawasan

kebangsaan, peran media hingga Aswaja. (www.nuonlie , warta, 08/12/2011)

Page 26: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

87

f. Rangkaian Maulid Kanzus Şalawat (lebih dari 60 tempat) di kota

Pekalongan dan daerah sekitarnya di Jawa Tengah.

Untuk mengumpulkan santri santrinya yang saat ini tersebar di seluruh

penjuru tanah air, setiap bulan maulud17, Habib Luţfi menggelar acara mauludan

di samping untuk memperingati hari lahir Nabi Besar Muhammad SAW, juga

sebagai acara reuninan bagi santri-santri Habib Luţfi yang tersebar di Jawa,

Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera. Acara mauludan nabi di Kanzus Şalawat

sering kali dihadiri pejabat negara dari daerah sampai nasional.

Perayaan Maulid Nabi SAW adalah ungkapan rasa bahagia, rasa senang

atas kelahiran Rasulullah SAW. seorang non muslim, menurut Lutfi mengutip dari

kitab Bukhari dan kitab Raudah al-Anf, mendapatkan manfaat dari perayaan

maulid nabi SAW, seperti hadis yang diriwayatkan Bukhari: Abu Lahab

diringankan siksanya dari api neraka setiap hari Senin, karena Abu Lahab telah

memerdekakan hamba sahayanya, Suwaibah. Sebab Suwaibahlah yang

memberitahukan kabar gembira kepada Abu Lahab atas kelahiran Nabi

Muhammad SAW, yang merupakan keponakan Abu Lahab (Lutfi, tt:5)

17

Maulid dalam terjemahan bahasa Indonesia adalah hari lahir atau waktu lahir (Ali, 1998: 1867),Nabi mengistemewakan hari lahirnya atau maulid, setiap hari itu nabi SAW bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat-Nya, sebab dengan kelahirannya seluruh mahluk mendapat kebahagiaan. Sebagai perwujudan rasa syukur Nabi berpuasa. Mulid Nabi adalah perayaan lahir nabi SAW dengan bentuk puasa, memberikan makanan, berkumpulk di majlis zikir, membaca salawat nabi SAW serta mendengarkan kisah kehidupan nabi SAW yang unggul budi pekertinya. (Lutfi, tt:7)

Page 27: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

88

Perayaan maulid18 Nabi SAW yang belum ada pada zaman Nabi SAW

termasuk bid’ah. Namun tergolong bid’ah khasanah, karena ada dukungan

legitimasi dalil syariat dan qaidah-qaidah umum. Kegiatan maulid mengandung

kebaikan dan tidak bertentangan dengan pokok ajaran Islam, al-Qur’an dan Hadis,

sehingga kegiatan maulid dianggap terpuji (Al-Maliki, tt: 19)

Pada acara maulid nabi tahun 2008 misalnya, Acara mauludan yang

digelar lebih semarak dibanding tahun tahun sebelumnya, sehingga Presiden RI

DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyempatkan hadir secara khusus

bersama menteri Kabinet Indonesia Bersatu. Berbagai kegiatan sosial keagamaan

pun dilaksanakan seperti nikah masal, pawai panjang jimat dan pentas musik

samer El-Balasik asal Jember Jawa Timur selama dua malam berturut turut

(www.nuonlie , warta, 08/12/2011).

Acara maulud yang menjadi daya magnit bagi masyarakat secara luas

tidak bisa dilepaskan dari sosok Habib Muhammad Luţfi Bin ‘Ali Yahya yang

oleh santri santri senior di panggil abah (Aula, 200,24).

Sebagai ulama berpengaruh, Habib sering menjadi rujukan pendapat, baik

masalah sosial, politik, ekonomi, budaya dan keagamaan. Sehingga rakyat jelata

hingga pejabat tinggi pun seringkali datang ketemu Habib untuk sekedar

silaturrahmi hingga minta fatwa.

18 Sejarah mencatat, perayaan maulid diprakarsai oleh Raja Muzaffar Abu Sa’id, Penguasa

Kota Ibrik, Irak, pada abad IV H. Muzaffar menemukan gagasan untuk membangkitkan kembali semangat rakyat dengan mengungkapkan sejarah kehidupan Nabi SAW yang heroik. Pembacaan maulid ternyata mampu membangun kembali semangat rakyat melawan Raja Mongol Jengis Khan (Al-Maliki, tt: 4-5)

Page 28: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

89

Kegiatan mauludan yang digelar pada tiap tahun merupakan kegiatan rutin

tahunan para santri Habib Luţfi. Bahkan jauh sebelumnya telah pula diadakan,

meski secara sederhana. Namun sejak sepuluh tahun terakhir, dimana sejak

dibangunnya gedung Kanzus Şalawat yang terletak di Jalan dr. Wahidin

Pekalongan, kegiatannya semakin intensif.

Tidak saja peringatan mauludan saja yang digelar. Akan tetapi beberapa

kegiatan lainnya seperti pengajian malam Reboan, Rabu pagi dan Minggu pagi

selalu mengisi gedung Kanzus Şalawat.

Acara Maulid di Kanzus Şalawat tidak berhenti pada bulan maulid saja,

tetapi berlangsung lima sampai enam bulan hingga bulan Ramadhan. Rangkaian

maulid Kanzus Şalawat tidak saja terlaksana di Pekalongan dan sekitarnya saja,

tetapi hingga Jawa Timur serta Jawa Barat yang terjadwal dengan baik oleh

Panitia Maulid Kanzus Şalawat Pekalongan.

Rangkaian acara maulid ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta

kepada Rasulullah saw sebagai pembawa agama rahmat manusia di dunia. Cinta

kepada Rasulullah adalah wujud dari cinta kepada Sang Khaliq, Allah SWT.

Cinta kepada Allah SWT dan Rasul-Nya harus diwujudkan dengan rasa cinta

Kepada Tanah Air Republik Indonesia.

Page 29: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

90

B. Pemikiran Pendidikan Sufistik KH. M. Habib Lutfi Pe kalongan

Pendidikan sufistik Habib Lutfi adalah pendidikan syariat dengan tujuan

tasawuf. Setiap orang yang belajar ilmu tasawuf harus melewati ilmu syariat atau

yang dikenal dengan ilmu fiqih. Karena ilmu fiqih adalah dasar dari pendidikan

tasawuf. Sedangkan pendidikan tasawuf adalah pendidikan yang mengatur iman,

amal, Islam dan ihsan.

Tujuan pendidikan sufistik menurut Habib adalah untuk melatih diri

dalam membersihkan jiwa dan hati (tazkiyatul qulub wa tazkiyatun nafs) sehingga

dekat dengan Allah SWT dan Rasul-Nya.

Habib Luţfi yang merupakan penggagas utama dari Al-Muttaqo As-Sufy

Al-Alamy atau Konferensi Sufi Dunia yang berlangsung di Jakarta 16 Juli 2011 ini

membagi tasawuf menjadi tiga tingkatan19, yaitu: pertama, tasawuf mubtadiin,

atau tasawuf bagi pemula, tasawuf ini terlahir dari sunnah Nabi Muhammad

SAW, yang membentuk akhlaq dan adab, misalnya seseorang berwudhu setelah

membasuh muka setelah melakukan niat.

Kedua membasuh kedua tangan diawali dari tangan kanan, itu telah

membentuk tasawuf dilihat dari segi akhlaq dan adab, karena Nabi mencintai

perbuatan dan muamalah dan diawali dengan yang kanan. Beribadah tanpa

meninggalkan esensi adab telah membentuk tasawuf yang dapat menumbuhkan

kecintaan-nya kepada Nabi-Nya.

19

Wawancara Habib Luţfi, 4 Juli 2011.

Page 30: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

91

Kedua, tasawuf lil ‘alimin atau tasawuf bagi hamba Allah SWT. yang

berilmu dalam memuliakan dan mengagungkan Allah serta menghormati ilmu

Allah dan diberikan kepada-Nya, sehingga menjadi sebab taqarub (dekat) kepada

Al-Khaliq serta membentuk suatu kefakiran pada dirinya. Artinya semua apa yang

diperolehnya dari anugerah Allah dapat menjauhkan-Nya dari sifat ananiah.

Ketiga adalah tasawuf lil ‘arifin, atau tasawuf bagi hamba Allah SWT

yang mengerti dan mengenal sang pencipta-nya, paling tidak membentuk

peringkat Maqamatul ‘Ubudiyah dan nilai adab yang tinggi, sehingga menjadi

sebab membentuk pribadinya tiada memandang dalam beribadah itu semata-mata

menjadi kewajiban, yang tidak melihat bentuk besarnya pahala atau nikmatnya

surga dan siksa neraka karena melihat Al-Khaliq yang Maha Agung dari segala-

Nya dan tiada sekutu bagi-Nya.

Tasawuf bagi para ‘arifin adalah tidak pernah terlintas dari pemikiran

mereka tentang konsep pahala, surga dan neraka. Bagi arifin yang ditakutkan

adalah ketika mereka putus hubungan dengan Al-Khaliq.

Dari hal tersebut, para Arifin dengan tasawufnya serta syari’ah yang

diamalkan-Nya menjadi sebab untuk lebih dekat kepada Allah dan Rasul-Nya

sampai mencapai Maqamatul Fana’ yang artinya menghilangkan dirinya sehingga

yang ada hanyalah Allah dalam dirinya.

Page 31: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

92

Esensi dari pendidikan sufistik menurut Habib Luţfi (Risalah: 2011, 35),

bukan pada źikir atau ucapan semata, tetapi lebih pada nilai perbuatan dan dakwah

dengan tujuan mendirikan agama Allah yang rahmatal lil’alamin.

Bagi Habib Luţfi, pendidikan sufistik yang mengedepankan kejernihan

hati dan ajaran universal kemanusiaan akan mampu menjadi alternatif solusi

berbagai problematikan umat Islam dunia.

Oleh karena itu, berdasarkan pembagian tingkatan tasawuf menurut Habib

Luţfi diatas, peneliti menyimpulkan bahwa pemikiran pendidikan sufistik Habib

Luţfi berporos pada empat hal, yaitu, pendidikan sabar, pendidikan sabar,

pendidikan riða dan cinta Allah SWT. yang akan kami uraikan secara detail

berikut ini.

1. Pemikiran Pendidikan Kesabaran

Pendidikan sabar20 menurut Habib Luţfi adalah sikap menahan diri dan

membawanya kepada yang diperintahkan oleh syari’at Allah SWT dan akal serta

menghindarkannya dari apa yang dibenci keduanya. (Luţfi, 2009: 137)

Menurut Khalim (2008: 29) sabar bagi seorang sufi adalah menyengaja

hidup dalam keadaan faqir21, sehingga keadaan tersebut menuntut untuk bersabar

tanpa mengenal keluhan.

20

Kata sabar menurut Amin syukur, banyak ditemukan dalam al-Qur’an, diantaranya: al-Baqarah (2):45 dan ali-Imran (3): 200 serta al-Nahl (16);127, Amin Syukur, 2010, Sufi Healing, Terapi dalam Literatur Tasawuf, Semarang: IAIN Walisongo, hal. 67.

Page 32: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

93

Pendidikan sabar menurut Habib Luţfi ada tiga bagian (Wawancara Habib

Luţfi, 4 Oktober 2011)

a. Melatih dan mendidik sabar dalam menerima kehendak Allah SWT,

seperti musibah, penyakit serta sabar dalam menunggu hajat kita kepada

Allah SWT.

Manusia tidak terlepas dalam menghadapi problematika kehidupan, tidak

terlepas dari segala kepentingan baik yang berhubungan dengan Allah SWT dan

Rasul-Nya maupun yang berhubungan ilmu dan dunia.

Sikap sabar sangatlah berperan, misalnya: sebelum datang waktu shubuh,

kita bisa duduk santai karena nafsu yang ada dalam hati belum beraksi, namun

ketika mendengar suara adzan, reaksi tersebut mulai tumbuh.

Dengan kata lain, kekagetan merasa sedikitnya waktu, rasa nikmat ketika

duduk atau bekerja. Ketika waktu shalat tiba, hati yang pertama kali berkata

adalah: “cepat benar dzuhur tiba”. Bahkan terkadang tidak percaya sembari

berucap: “Apa benar sudah waktunya dzuhur”? (Wawancara Habib Luţfi, 5

Oktober 2011).

Ketika menjalankan shalat, yang tadinya tidak nampak menjadi tumbuh

dan teringat, perasaan lama dalam menjalankan shalatnya ikut mewarnai, sehingga

ucapan subkhana rabbiyal adhim ketika rukuk atau subkhana rabbiyal ala ketika

21

Faqir adalah menerima hidup apa adanya. Maqam sufi yang dianggap berat, karena diam ketika tida punya dan tidak membutuhkan ketika punya, Lihat Samidi Khalim, 2008, Islam dan Spiritualitas Jawa, Semarang: Rasail, hal. 29

Page 33: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

94

sujud walaupun 3 kali terasa berat atau lama, ingin segera bangun dari rukuk atau

sujudnya.

Sadar atau tidak, ketika membaca al-fatikhah atau dalam mengikuti imam

dalam shalat, melihat bacaan imamnya dianggap terlalu lama dan lamban.

Sehingga peranan sabar sangat diperlukan, padahal kalau disadari berapa lamakah

orang melaksanakan shalat dan berapa lama orang bercanda atau bercerita.

Perbandingan tersebut sangat jauh, disamping itu, ketika kita menerima

ujian dari Allah SWT dalam hal sakit, menunggu datangnya kesembuhan

terkadang tidak bisa menerima, keberadaan hal tersebut karena sudah semaksimal

mungkin menurutnya dalam ikhtiyar.

Lain dari itu, ketika mendapat masalah dunia, orang tersebut akan

cenderung bangun malam, bacaan-bacaan al-Qur’an diamalkan baik yang dia

dapat dari al-Quran Hadiś maupun yang dia dapat dari ulama, tentunya dengan

iktikad agar problemnya segera teratasi.

Namun sering kali, sebelum permohonannya dikabulkan, prasangka buruk

ikut campur tangan, sehingga sadar atau tidak terucap kata: apa yang kurang dari

kita, semua ikhtiyar dan doa sudah kita lakukan, seperti: bangun malam, tahajjud

beserta doa-doa. Prasangka buruk kepada Allah SWT akan ikut berperan kecuali

bila peranan sabar ikut menjadi filter dari ibadah kepada Allah SWT (Wawancara

Habib Luţfi, 11 Oktober 2011).

Page 34: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

95

Dari pendidikan sabar akan mewujudkan kecerahan hati dalam

memandang dan akan menumbuhkan intropeksi diri, mengurangi sifat menuntut

kepada Allah SWT serta menambah kedekatan kepada Allah SWT.

Penjelasan ini sama halnya dengan definisi sabar menurut Hamka,

mengutip dari al-Kumayi (2004: 137) bahwa sabar menjadi indah ketika sikap

sabar dapat menyelesaikan kekusutan hati dan menyerahkan diri kepada Tuhan

dengan sepenuh kepercayaan dan berperang dalam hati dengan segala

kegelisahan.

Wal hasil, peranan pendidikan sabar selalu berperan, sehingga seseorang

mampu memisahkan hal yang menjadi dorongan hati yang jernih dan kotor,

karena cahaya iman akan mengalahkan peranan nafsu hati yang selalu mengajak

ke jalan kegelapan.

b. Pendidikan sabar dalam menggali ilmu, ibadah dan menghadapi suatu problem hidup.

Tidak ada kata dalam sabar kalimat “instant” menurut Habib Luţfi,

sebagai contoh: ketika seseorang membaca surat alfatikhah, alif lam sampai tiga

puluh juz cukup dibaca surat al-ikhlas tiga kali sama halnya dengan

mengkhatamkan al-Qur’an.

Page 35: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

96

Bacaan surat al-ikhlas tiga kali harusnya dipahami sebagai bagian dari

fadhilah atau keutamaan surat dalam al-Qur’an, bukan dipahami secara instant

untuk mempercepat bacaan al-Qur’an agar cepat selesai22.

Bukan berarti orang yang mampu mengambil air laut satu tanker atau

sebesar kapal induk mampu menguasai atau menjelajahi dari pulau ke pulau.

Begitu pula bacaan al-ikhlas sebatas mengetahui sifat-sifat Allah SWT, sedangkan

bacaan al-Qur’an 30 juz adalah pemahaman terhadap segala perintah Allah SWT

dan larangan-Nya.

Sehingga dalam menggali ilmu yang ada dalam al-Qur’an memerlukan

kecerdasan dan kejernihan hati, semuanya tidak akan didapati secara baik, bila

peranan sabar tidak pernah ada dalam hati. Kesabaran akan meraih ilmu dan

pemahaman yang luas.

Begitu pula dalam menghadapi problematika hidup, kesabaran akan

menjadi solusi untuk menepis segala emosi. Hamka (1999: 78) pun menegaskan

dalam Tafsir al-Azhar, semua susunan yang indah akan runtuh belaka kalau tidak

ada utamanya, yaitu sabar23.

22

Wawancara Habib M. Luţfi, 5 Oktober 2011. 23

Sabar diungkapkan oleh Hamka sebagai shabrun jamil atau sabar yang indah, yang berasal dari Nabi Ya’qub, seperti yang tercantum dalam al-Qur’an, QS.Yusuf (12): 83, Lihat Hamka, 1987, Tafsir al-Azhar Juz XIII-XIV, Jakarta: Pustaka Panjimas, hal.34.

Page 36: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

97

c. Pendidikan sabar dalam menghadapi kekurangan yang ada dalam

dirinya, sabar dalam mendidik, memberikan contoh keteladanan kepada

lingkungan maupun keadaan serta sabar dalam menghadapi tuntutan

keluarga maupun tuntutan pribadinya.

Pendidikan kesabaran sangat berperan dalam mengatasi problem ekonomi,

keluarga, lingkungan berdakwah dalam suatu masyarakat. Sebuah kesabaran

memang ada batasnya, akan tetapi jika kesabaran itu kembali kepada keimanan,

batas kesabaran itu akan menjadi nilai tambah dalam ilmu sabar.

Orang sabar akan menghadapi sesuatu dengan sikap solutif yang tidak

terlepas dari al-Qur’an dan Hadiś nabi. Sebagai contoh, ketika seseorang

dimusuhi oleh orang yang dengki kepada dirinya, ketika emosi berperan disitulah

letak batas kesabaran, akan tetapi semuanya akan cair ketika sabar dengan

batasnya, ikut berbicara: Ya Allah selamatkan diriku dari segala macam penyakit

hati, diantaranya penyakit dengki atau iri hati24.

Batas sabar menurut Habib Luţfi akan menjadi sadar karena mampu

melihat dengan jernih siapa yang sehat hatinya maupun yang hatinya. Sabar

merupakan sifat dan sikap kenabian, karena ia memiliki keagungan-keagungan

dan keutamaan-keutamaan yang luar biasa (Luţfi, 2009:137).

Dengan pendidikan sabar yang sempurna seseorang akan memperoleh

anugerah kehormatan dari Allah SWT. sebagaimana firman-Nya:

24

Wawancara Habib M. Luţfi, 11 Oktober 2011.

Page 37: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

98

tÏ% ©!$# !#sŒ Î) Νßγ÷F u;≈ |¹r& ×π t7ŠÅÁ •Β (# þθä9$ s% $ ¯ΡÎ) ¬! !$ ¯ΡÎ)uρ ϵø‹ s9 Î) tβθ ãè Å_≡u‘ ∩⊇∈∉∪ y7 Í×̄≈ s9 'ρé& öΝÍκö� n=tæ

ÔN≡ uθ n=|¹ ÏiΒ öΝÎγ În/§‘ ×π yϑôm u‘uρ ( š�Í× ¯≈ s9 'ρé&uρ ãΝèδ tβρ߉tGôγ ßϑø9 $# ∩⊇∈∠∪

156. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka

mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"[101].

157. Mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan

rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat

petunjuk.

2. Pemikiran Pendidikan Kezuhudan

Al-Junaid mengatakan bahwa zuhud adalah kosongnya tangan dari

kepemilikan dan kosongnya hati dari pencarian (Hasan,1954: 42).

Sufyan Tsauri (Al-Qusyairi, tt: 115) mengatakan, zuhud terhadap dunia

adalah membatasai keinginan untuk memperoleh dunia, bukannya memakan

makanan kasar, atau memakai jubah dengan kain kasar.

Pendidikan zuhud25 menurut Habib Luţfi adalah suatu sikap yang tidak

tergila-gila dan terpedaya oleh urusan dunia dan gemerlapnya. Seseorang yang

berzuhud ditengah-tengah kenikmatan yang ada di dunia dan lebih menyibukkan

dirinya dengan Sang Pemberi nikmat. Ia memutuskan kenikmatan dan kelezatan

25

Dalam tradisi tasawuf, zuhud merupakan maqam yang menentukan, sehingga hampir seluruh ahli tasawuf selalu menyebut zuhud sebagai salah satu maqamat. Lihat, Hasyim Muhammad, 2002, Dialog antara Tasawuf dan Psikologi, Telaah atas Pemikiran Psikologi Humanistik Abraham Maslow, Pustaka pelajar: Yogyakarta, hal.35.

Page 38: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

99

dari dirinya agar tidak sampai di sibukkan oleh nikmat tersebut hingga melupakan

Sang Pemberi nikmat (Luţfi, 2009: 139).

Jika hal itu ia lakukan dengan konsisten, maka Dia akan mendekatkannya

pada-Nya, bahkan akan memberikan kuasa takwin (pengadaan) di tangannya.

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani menjelaskan, “seorang ‘ alim tanpa zuhud

akan menjadi beban siksaan bagi kalangan (generasi) semasanya, karena ia

berbicara tentang keikhlasan, juga tanpa tanpa realisasi amal, sehingga

pembicaraanya tidak mengena hati mereka, apalagi menetap. Merekapun hanya

mendengar tanpa tergerak untuk melaksanakannya.

Sabda Nabi SAW.:

“Berlaku zuhud-lah engkau di dalam dunia, niscaya engkau di senangi Allah

dan berlaku zuhud-lah engkau pada apa yang di sisi manusia, niscaya engkau di senangi

manusia.”(H.R. Ibnu Majah dari Sahal bin Salad Ra.)

Ciri-ciri pendidikan zuhud menurut Luţfi (2009: 139) ada tiga, pertama,

tidak bersenang ria (gembira yang berlebihan) apabila memiliki sesuatu dan tidak

bersedih hati ketika kehilangan atau tidak mendapat sesuatu sebagaimana firman

Allah SWT, Q.S.al-Hadid [57]:23)

Ÿξ øŠs3Ïj9 (# öθ y™ù's? 4’n? tã $ tΒ öΝä3s?$ sù Ÿωuρ (#θ ãm t�ø�s? !$yϑÎ/ öΝà69s?#u 3 ª!$#uρ Ÿω �= Ïtä† ¨≅ ä. 5Α$ tFøƒèΧ

A‘θ ã‚ sù ∩⊄⊂∪

Page 39: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

100

23. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita

terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira[1459]

terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. dan Allah tidak menyukai Setiap orang

yang sombong lagi membanggakan diri,

Kedua, menganggap sama puujian dan celaan. Ciri pertama merupakan

pendidikan zuhud dalam harta, sedangkan ciri kedua merupakan pendidikan

zuhud dalam kedudukan.

Ketiga, hatinya dipenuhi dengan kecintaan kepada Allah SWT dan rasul-

Nya, kecintaannya kepada sesuatu tidak dapat mengalahkan besaran cintanya

kepada Allah SWT dan rasul-Nya. Hamba selalu menyibukkan hatinya kepada

Allah SWT, tidak akan mudah terlena dengan kesibukkan selain-Nya. Dalam

keadaan kaya atau miskin, susah atau senang, sakit atau sehat, mulia atau terhina,

pujian atau celaan semua-Nya itu tidak menghalangi kecintaan dan keakrabannya

dengan Allah SWT. (Luţfi, 2009: 139).

Senada apa yang dikemukan oleh Rahmat (1998: 120) bahwa orang zahid

adalah orang yang membuang dunia untuk ditukar dengan apa yang ada pada

Allah SWT, dengan kata lain, menurut Rahmat, orang zahid adalah orang yang

hidup di dunia, tetapi tidak meletakkan hatinya di dunia.

Pendidikan zuhud menurut Habib Luţfi diibaratkan seseorang yang

melihat kecantikan seorang wanita kemudian segera dikembalikan kepada Sang

pencipta. Karena keabadian kecantikan tersebut menjadi hilang termasuk unsur

keturunan, dan bagaikan orang melihat matahari di pagi hari ternyata tenggelam di

Page 40: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

101

waktu sore hari begitu pula ketika melihat keadaan bulan tenggelam di pagi hari

(Wawancara Habib Luţfi, 5 Oktober 2011).

Matahari dan bulan berubah sinarnya dan kadar panasnya. Nilai tambah

dan kurang selalu mengikutinya untuk menunjukkan kemakhlukannya. Begitu

pula alam semesta dan isinya selalu berubah-ubah tidak terlepas dengan segala

kekurangan. Semuanya menjadi sebab menyingkap atas segala ketidakabadian

yang telah diciptakan oleh Khaliq yang tidak berdasarkan keterpaksaan.

Kemaha Kekuasaan al-Khaliq menyikap segala kecintaannya yang bisa

membuka mata hati, matahati tersebut memancar pada diri makhluq dan

sesamanya sehingga tiada satu pun yang mampu menutupi dari segala

kemakhlukan dan kedaifan-Nya (kelemahan-Nya).

Inilah keimanan yang menjadi sumber ma’rifat sehingga memutuskan

antar hubungan yang membentuk kesemua hanyalah Dia yang maha dalam segala

sifat dan keabadian. Dia tidak pernah bertambah kesempurnaan-Nya, dengan

sebab ketakwaan hamba-Nya dan menjadi berkurang kesempurnaan-Nya dari

sebab perbuatan kemaksiatan hamba-Nya.

Dari itu semua hendaklah seorang mukmin bisa memilah antara tali-temali

yang berkesinambungan dengan manusia dan Al-Khaliq. Dalam hal ini,

pendidikan zuhud berperan dalam setiap gerak tubuh manusia sehingga

membentuk jati diri yang terhindarkan dari segala hubungan selain dari Allah

Page 41: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

102

SWT dan Rasul-nya. (Wawancara KH. Habib M. Luţfi bin ‘Ali Yahya

Pekalongan tanggal, 4 Juli 201).

Dari pemikiran pendidikan zuhud Habib Luţfi di atas dapat peneliti

gambarkan bahwa mendidik sikap zuhud tidak harus menjauhi dunia, karena pada

dasarnya pendidikan zuhud adalah mengosongkan hati selain Tuhan.

Dunia yang dibenci oleh para sufi, menurut Abu Hasan al-Syaźili 26 adalah

dunia yang memperbudak manusia. Kesenangan dunia adalah tingkah laku

syahwat yang hanya permainan dan senda gurau yang akan melupakan Allah.

Menurut peneliti, berdasarkan keterangan pendidikan zuhud menurut

Habib Luţfi di atas, tidak ada larangan bagi salik untuk menjadi meliuner yang

kaya raya, asalkan hatinya tidak bergantung pada harta yang dimiliknya. Salik

sendiri adalah nama lain dari (pengembara) sufi dalam rangka mencari Tuhan

Yang Maha Esa (Mufid, 2006: 22).

Hal ini pula sebenarnya yang menjadi pokok ajaran al-Syaźili yang

mengungkapkan bahwa seorang salik tidak harus memakai baju lusuh yang tidak

berharga, yang akhirnya akan menjatuhkan martabatnya (Mulyati, 2004: 74).

Salah satu pemikiran zuhud al-Syaźili menurut Mansur (1996: 204)

adalah tidak menganjurkan murid-muridnya untuk meninggalkan profesi mereka.

26

Adalah nama pendiri tarekat Syaźiliah, nama lengkapnya adalah Ali bin Abdullah bin Abd, al-Jabbar Abu Hasan al-Syadzili. Silisilah keturunannya sampai Siti Fatimah, putri Rasulullah Muhammad SAW, yakni; Ali bin Abdullah bin Abd. Jabbar bin Yusuf bin Ward bin Battal bin Ahmad bin Muhammad bin Isa bin Muhammad bin Hasan bin Ali bin Abi Thalib. Lihat, Abu Hafsh, Siraj al-Din, tt, Thabaqat al-Auliya’, Mesir: Makhtabah al-Khanji, hal. 458.

Page 42: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

103

Dalam pandangannya meninggalkan kenikmatan dunia (berpakaian bagus,

berkendaraan yang layak) akan meninggalkan rasa syukur kepada Allah SWT,

karena manusia harus menggunakan nikmat Allah SWT dengan sebaik-baiknya

sesuai petunjuk Allah dan Rasul-Nya.

3. Pemikiran Pendidikan Kecintaan Kepada Allah SWT.

Pendidikan cinta27kepada Allah SWT menurut Habib Luţfi tidak mungkin

tumbuh dengan sendirinya, apabila tidak tertanam. Cinta tingkatan awam beranjak

dari sebab pemberian Allah SWT yang berupa kesehatan, rezeki, serta harta

benda.

Tumbuhnya pendidikan cinta kepada Allah SWT diatas semata hanya

sarana dan yang lebih mulia dari hal diatas adalah dengan tetap iman dan Islam.

Seseorang mengenal dirinya dengan segala kekurangan yang ada pada

dirinya, walapun secara lahiriyah dalam kebutuhan hidup terpenuhi akan tetapi

bukan hal tersebut yang dimaksud, karena mengenal Allah SWT yang timbul

karena iman dan Islam merupakan anugerah mulia yang tumbuh dari sikap rasa

syukur.

Hati yang tidak terputus dari ucapan terimakasih kepada Allah SWT yang

akhirnya membentuk dirinya cinta kepada Al-Khaliq yang semakin dekat,

semakin tumbuh sehingga tak pernah lepas dari cinta kepada Allah SWT berbeda

27 Cinta atau Mahabbah menurut Hasyim Muhammad mengandung arti keteguhan dan

kemantapan hati. Lihat, Hasyim Muhammad, 2002, Dialog antara Tasawuf dan Psikologi, Telaah atas Pemikiran Psikologi Humanistik Abraham Maslow, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hal.48.

Page 43: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

104

dengan cinta kasih kepada lawan jenis atau cinta seorang anak kepada orang

tuanya, kasih sayang yang diperolehnya adalah sebab mengenal kekasih atau

orang tuanya.

Habib Luţfi mengibaratkan pendidikan cinta kepada Allah SWT, bagaikan

minyak dengan api sehingga jika minyaknya semakin banyak maka cahayanya

akan semakin terang dan bertambah. Cinta kepada Allah dari sebab ma’rifat

kepada-Nya sehingga muncullah kekuatan iman dan cinta dari-Nya. (Wawancara

Habib Luţfi, 4 Oktober 2011).

Menurut Dhahir (2001: 334), orang sufi menyebut terminologi cinta

dengan sesuatu yang dirindukan dan memasukkan sifat-Nya kepada wanita cantik,

setelah itu mereka berusaha mengaitkan ikatan antara kedua cinta tersebut

sehingga meleburlah sifat fana’28.

Cinta kepada Allah SWT (mahabbatullah), dan cinta kepada Rasul-Nya

menurut Imam Ibnu Taimiyyah mengutip dari Masykur (2002: 55), merupakan

seagung-agungnya kewajiban keimanan, sebesar-besarnya pokok keimanan, dan

semulia-mulianya dasar keimanan. Bahkan ia merupakan pokok setiap amal

perbuatan dari segala perbuatan keimanan dan keagamaan.

Hal ini sebagaimana pembenaran atas iman yang menjadi dasar setiap

ungkapan dari ungkapan-ungkapan keimanan dan agama. Bahkan menurut Imam

28

Fana’ adalah meleburnya sisi kemanusiaan seorang hamba ke dalam sisi Ketuhanan, karena setiap hamba mempunyai banyak sisi dari Allah, Lihat Muqaddimatu Syarhi al-Fushushi, al-Qusyairi dinukil dari Kathmu al-Auliya’, al-Hakim al-Tirmidzi, Beirut, tt, hal.491.

Page 44: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

105

Junaid mengutip dari Hajjaj (2011: 87) mengatakan maqam tauhid pertama adalah

sabda Rasulullah SAW: “Menyembah Allah seolah-olah kau melihat-Nya”

Beriman kepada Allah SWT, Kitab-kitab-Nya, Qadha dan Qadhar berbeda

halnya dengan beriman kepada Malaikat-lmalaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, dan

Hari kiamat. Iman kepada Allah SWT adalah percaya atas keqadiman Allah dalam

dzat, sifat, kalam, dan qudrat iradah-Nya, sedangkan beriman kepada Malaikat,

Rasul-Nya, dan Hari kiamat tidak terlepas bahwa ketiga-Nya adalah makhluq-

makhluq Allah SWT. Dari itu semua segala apa yang ada yang bisa dilihat,

dirasakan, dan apapun yang tidak bisa dilihat, semuanya adalah ciptaan Allah

SWT.

Menurut Hawwa (2006: 556), dua keadaan yang dihadapi para penempuh

jalan menuju Allah SWT, yaitu al-qabdh atau dicabutnya sesuatu dan al-basth

atau diberikannya sesuatu dari dirinya.

Para ulama suluk menurut Hawwa, mengatakan bahwa al-qabdh al-nafsi

penyebabnya adalah perasaan sedih karena lepasnya sesuatu, al-qabdh al-qalbi

penyebabnya bersifat ruhaniyah, al-basth al-nafsi penyebabnya adalah perasaan

senang kejiwaan terhadap hal yang bersifat duniawi, dan al-basth al-ruhi

penyebabnya bersifat ruhiyah.

Diantara ciptaan Allah SWT adalah bumi dengan segala isi-nya yang

diberikan kepada setiap umat di dunia yang berbangsa-bangsa dan bersuku-suku

yang kemudian menjadi tanah air, sehingga sudah semestinya, bagi bangsa

Page 45: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

106

tersebut untuk saling menjaga dan menghormati hak-hak tanah air-nya serta saling

mengenal yang kemudian akan melahirkan ilmu pengetahuan yang tidak sekedar

mengenal kehidupan berbangsa akan tetapi hal-hal yang ada diatas bumi, dari

tumbuh-tumbuhan sampai pegunungan yang perlu dipelajari, dipelihara,

dilestarikan, dimanfaatkan dan akan menjaga sesuai dengan hak-haknya dan

bangsa itu sendiri.

Setiap bangsa yang mengenal sang pencipta dan mencintai-nya adalah

konsekuensi logis dari dasar cinta-Nya kepada Al-Khaliq. Dia akan menjaga dan

mencintai segala sesuatu yang telah diberikan anugerah kepada-nya dalam wujud

tanah air.

Benarlah kata pepatah: cinta tanah air adalah bagian dari pada iman. Itulah

sebenarnya substansi dari penanaman pendidikan kepada Allah SWT.

(Wawancara KH. Habib M. Luţfi bin ‘Ali Yahya Pekalongan tanggal, 4 Juli 201).

Menurut Habib Luţfi dalam aplikasi konsep pendidikan cinta Allah SWT

adalah perumpamaan: seberapa jauh seseorang mengenal tanah air menjadi sebuah

tolak ukur atau kadar cinta seseorang kepada Allah SWT dan Rasul-nya. Jika

benar seseorang mencintai tanah air akan menambah ma’rifat, keyakinan, serta

beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.

Dengan pendidikan cinta tersebut seseorang akan menjaga dan menggali

ilmu segala potensi ilmu pengetahuan yang ada dalam tanah air. Sehingga akan

Page 46: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

107

melahirkan para ilmuan yang menumbuhkan jati diri dalam beriman, berbangsa,

dan bernegara29.

Pudarnya suatu bangsa, jika cinta kepada tanah air dan bangsa-nya pudar

(melentur) terlebih jika suatu bangsa tidak mengenal para leluhur dan nenek

moyangnya sebagai pendiri bangsa dan negara dalam tanah air, maka bangsa itu

akan menjadi bangsa yang rapuh.

Seperti halnya umat Islam bila melentur kadar cintanya kepada Nabinya,

imannya pun akan rapuh sehingga akan menjadi sebab umat yang mudah

dihancurkan.

Semuanya akan menjadi kokoh bila kecintaan umat kepada Nabi SAW

yang kemudian akan melahirkan rasa cinta kepada bangsa dan tanah airnya,

namun tidak akan diperoleh apabila tidak disertai kejernihan sanubari serta

menghilangkan egoisme yang menutupi kebutuhannya sehingga tidak menyadari

atas umat Islam segala kekurangannya.

Dalam dunia tasawuf hal tersebut sangat berperan yang melahirkan

kesucian dalam mencintai Allah SWT, Rasul-Nya, dan bangsa umat Islam.

29

Wawancara Habib M. Luţfi, Selasa, 1 Juli 2011

Page 47: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

108

4. Pemikiran Pendidikan Riða

Riða ialah menerima apa yang telah ditentukan oleh Allah SWT

kepadanya. Rela berjuang di jalan Allah SWT, rela menghadapi kesukaran, rela

berkorban harta, pikrabn bahkan jiwa (Murtadha, 2002: 33).

Pendidikan riða menurut Habib Luţfi adalah menerima segala perintah

Allah SWT dan Rasul-Nya dari hal-hal yang wajib sampai hal-hal yang dilarang

oleh Allah SWT dan Rasul-Nya.

Dalam hal ini, unsur yang paling utama adalah peranan nafsu yang

senantiasa menekankan amarah, yang cenderung kepada berbuat maksiat, dengan

segala rayuan dan tipu dayanya.

Terkadang nafsu tersebut berdalih kepada nasehat-nasehat agama dan

memberikan motivasi tertentu, sehingga menjadikan seseorang menjadi bimbang

dan akhirnya mengikuti ajakan tersebut, kurang menerima oleh apa yang dilarang

oleh Allah SWT.

Pengaruh kedua adalah peranan akal terkadang didiominasi oleh nafsu

sendiri. Sehingga terhadap apa yang dilarang oleh Allah SWT akal berdialog

dengan ucapan: “ tidak masuk akal” .

Dengan demikian seseorang akan lebih menerima pendapat akal yang

sudah terkontaminasi oleh nafsunya atau akal itu sendiri yang kosong atau tidak

diintervensi oleh imannya (Wawancara Habib Luţfi, 11 Oktober 2011).

Page 48: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

109

Pendidikan riða menurut Habib Luţfi adalah suatu sifat dan sikap

memfitrahkan (memurnikan) motivasi dan keyakinan serta melapangkan diri

terhadap segala amr (perintah) dan musibah (ujian) Allah SWT.

Hati yang riða tidak akan mengharapkan sesuatu kepada siapa pun selain

Allah dan selalu memotivasinya menggapai kedekatannya pada Al-Haqq ‘Azza wa

Jalla. Habib dalam pendidikan riða melihat Firman Allah SWT, (Q.S. al-

Bayyinah (98):5)

!$ tΒ uρ (# ÿρâ÷É∆ é& āω Î) (#ρ߉ç6 ÷èu‹ Ï9 ©!$# t ÅÁÎ=øƒèΧ ã& s! tÏe$!$# u !$ x�uΖãm (#θ ßϑ‹É)ムuρ nο4θ n=¢Á9$# (#θ è?÷σムuρ

nο4θ x.̈“9 $# 4 y7 Ï9≡sŒ uρ ߃ϊ ÏπyϑÍhŠs)ø9 $# ∩∈∪

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan

memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang

lurus[1595], dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat;

dan yang demikian Itulah agama yang lurus”.

Riða menurut Simuh (1996: 69) adalah buah dari tawakkal. Dimana jika

seorang sufi telah benar-benar melaksanakan tawakkal maka dengan sendirinya ia

akan sampai pada maqam riða.

Sebagian ulama berpendapat bahwa riða adalah termasuk ahwal, bukan

maqamat. Karena ia tidak bersifat kasbi (diupayakan). Namun ia adalah karunia

yang diberikan oleh Allah SWT sebagai buah dari tawakkal.

Page 49: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

110

Aplikasi pendidikan riða menurut Habib Luţfi adalah hendaklah setiap

hamba yang melaksanakan aktivitasnya mengerti bahwa hal itu dilakukan dalam

rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT. Akan tetapi, tidak hanya

diperintahkan untuk menjalankan seluruh aktivitas ibadah dengan ‘sekedarnya’

saja, atau semata-mata menggugurkan kewajiban saja, atau ternodai oleh beberapa

keinginan lainnya seperti mendapatkan kehormatan dan pujian dari makhluk-Nya.

Ibadah dalam pengertian penghambaan yang penuh keikhlasan kepada

Allah SWT semata dan memurnikan niat dari segala sesuatu atau keinginan yang

bisa merusaknya sebagai bekal menghadap kehadhirat Rabb al-‘Alamin (Tuhan

seluruh alam).

Keikhlasan itu bukanlah suatu amal, tapi merupakan jiwa bagi setiap amal.

Adapun niat yang baik dan murni, adalah yang mampu menyingkap jati dirinya

dan citra dirinya dalam kenyataan lahir sebagai penampakan eksistensi-Nya

(Luţfi, 2009: 132).

Yang menjadi perhatian penting dan utama dalam masalah ini menurut

Habib Luţfi adalah bagaimana caranya agar pendidikan keriðaan itu dapat

terimplementasi dalam setiap aktivitas ibadah vertikal khususnya dan ibadah

horizontal umumnya.

Aplikasi dari pendidikan riða tergantung pada kualitas jiwa seseorang.

Ketika jiwanya sangat dekat dan mesra dengan ruhnya, sang jiwa dengan mudah

Page 50: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

111

mengimplementasikan niat ruh itu kedalam aktivitas ibadahnya. Ucapan,

perbuatan, sikap, dan gerak, serta diamnya mengandung energi ketuhanan.

Karena pada hakikatnya niat yang ikhlas merupakan kunci utama untuk

membuka jalan menuju hakikat ibadah, yakni Allah SWT. Riða menurut Imam al-

Junaid (Abu Nashr ath-Tusi, 1960: 80) adalah ketundukan mutlak dan penyerahan

diri pada ketentuan qadha Allah SWT yang telah ditetapkan sejak zaman azali.

Sikap kepentingan duniawi yang cenderung disenangi hawa nafsu dan

hati, serta inderawi dan fisik, baik sedikit maupun banyak, ketika ia mewarnai

ibadah yang dilaksanakan, maka hal itu berakibat ternoda keikhlasannya.

Orang yang dapat mengaplikasikan pendidikan riða adalah orang yang

tidak ada tujuan dan pamrih apa-apa melainkan untuk menghambakan dirinya

dengan Allah SWT, sehingga Allah SWT meriðai dan mencintainya. Kualitas dari

suatu perbuatan, tindakan, dan aktivitas diri terletak pada kualitas niat, i’tikad,

tujuan dan maksudnya.

Jadi, pengetahuan tentang hakikat pendidikan riða beserta pengalaman

merupakan lautan jernih yang dalam tidak bertepi. Semua hamba akan

menceburkan diri kedalamnya, kecuali sedikit, yaitu hamba-hamba yang masuk

dalam pengecualian Allah SWT, sebagaimana firman-Nya:

āω Î) š‚yŠ$ t6Ïã ãΝåκ÷]ÏΒ š ÅÁ n=ø⇐ßϑø9 $# ∩⊆⊃∪

Page 51: BAB III. PEMIKIRAN PENDIDIKAN SUFISTIK KH. M. HABIB LU …eprints.walisongo.ac.id/59/10/Isbiq_Tesis_Bab3.pdf · Habib Lu ţfi dilahirkan dari seorang Syarifah, yang memiliki nama

112

“Kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis diantara mereka” (Q.S. al-Hijr

(115):40)

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan, bahwa pendidikan riða

adalah mendidik kondisi kejiwaan atau sikap mental agar senantiasa menerima

dengan lapang dada atas segala karunia yang diberikan atau musibah yang

ditimpakan kepadanya. Ia akan senantiasa merasa senang dalam setiap situasi

yang meliputinya. Sikap mental semacam ini adalah merupakan maqam tertinggi

yang dicapai oleh seorang sufi (Simuh, 1996: 70) .