BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id · Supervisor Pelayanan Kas a. Menyiapkan kwitansi...

23
22 BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Umum Organisasi 3.1.1. Sejarah dan Perkembangan Organisasi Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895,yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI. Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Dalam masa perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN

Transcript of BAB III PEMBAHASAN - repository.bsi.ac.id · Supervisor Pelayanan Kas a. Menyiapkan kwitansi...

  • 22

    BAB III

    PEMBAHASAN

    3.1. Tinjauan Umum Organisasi

    3.1.1. Sejarah dan Perkembangan Organisasi

    Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang

    terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di

    Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De

    Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank Bantuan

    dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang

    melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut berdiri

    tanggal 16 Desember 1895,yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.

    Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1

    tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama

    di Republik Indonesia. Dalam masa perang mempertahankan kemerdekaan pada

    tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai

    aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama

    menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun

    1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan

    peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM).

    Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN

  • 23

    diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan

    Koperasi Tani dan Nelayan.

    Setelah selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 Tahun 1965 tentang

    pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan

    baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan (eks BKTN)

    diintegrasikan dengan nama Bank Negara indonesia Unit II bidang Ekpor Impor

    (Exim).

    Berdasarkan Undang-undang No. 14 Tahun 1967 tentang Undang-undang

    Pokok Perbankan dan Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang

    Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank

    Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor

    Impordipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan

    Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21

    Tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum.

    Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang perbankan No. 7 tahun

    1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi

    perseroan terbatas.Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan Pemerintah

    Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk

    menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama

    resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, yang masih digunakan sampai

    dengan saat ini.

  • 24

    Sebagai Perusahaan yang besar PT. BRI (Persero) Tbk memiliki suatu visai dan

    misi untuk melangkah dan menetapkan berbagai kebijakan dalam menghadapi

    persaingan perbankan yang semakin ketat. Adapun visi dan misi sebagai berikut :

    1. Visi Bank BRI

    Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan

    nasabah.

    2. Misi Bank BRI

    a. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan

    pelayanan kepada usaha mikro, kecil, dan menengah untuk menunjang

    peningkatan ekonomi masyarakat.

    b. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja

    yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang

    professional dengan melaksanakan preakttek good corporate

    govermance.

    c. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak

    yang berkepentingan.

  • 25

    3.1.2. Struktur dan Tata Kerja Organisasi

    Sumber : PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

    Gambar III.1

    Struktur Organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

    Kantor pusat bank rakyat Indonesia menetapkan struktur organisasi baik untuk

    kantor pusat maupun untuk kantor cabanganya. Kantor cabang adalah kantor cabang

    BRI yang melaksanakan fungsi menghimpun dana dari masyarakat dan

    menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau dalam bentuk-bentuk

    lainnya. Serta melakukan fungsi jasa bank lainnya.

    Untuk berjalannya fungsi-fungsi perancanaan, operasional bank, maupun

    pengawasan maka diperlukan “ Job Description” bagi setiap pekerjaan. Penulis akan

    menguraikan tugas-tugas pokok dan tanggung jawab Karyawan bank BRI Cabang

    Pasar Baru Atambua.

  • 26

    1. Pemimpin Cabang (Pinca)

    a. Melakukan kegiatan pemasaran baik untuk pengembangan dana maupun

    kredit.

    b. Menjaga hubungan baik dengan pihak-pihak terkait yang mendukung

    terhadap perkembangan laba usaha BRI.

    c. Mewakili direksi dalam hal perbuatan hukum dan lain-lain sesuai dengan

    kewenangannya.

    d. Bertanggung jawab terhadap kelancaran operasional dan perencanaan

    kerja anggaran.

    2. Internal Control (IC)

    a. Mengantikan tugas pemimpin cabang apabila pemimpin cabang

    berhalangan.

    b. Bertanggung jawab terhadapa pembinaan pekerjaan.

    c. Bertanggung Jawab terhadap sarana pendukung operasional.

    d. Bertanggung jawab terhadap kelancaran operasional kanca.

    3. Account Officer (AO)

    a. Mengelola, merencanakan, mengorganisasikan dan mengawasi aktivitas

    bisnis kantor cabang (kredit, pengerahan dana dan produk atau jasa

    lainnya) serta kualitas portofolio kredit untuk memaksimalkan pendapatan

    cabang sesuai dengan anggaran.

    b. Mencari dan menetapkan pasar sasaran, toleransi dan batas resiko untuk

    kantor cabang sesuai dengan petunjuk atau teknis

  • 27

    4. Funding Officer (FO)

    a. Menjaga hubungan baik dan mempertahankan nasabah-nasabah yang telah

    menyimpan uangnya dikanca BRI.

    b. Memasarkan produk-produk dana dan jasa.

    c. Menyusun sasaran dan target.

    d. Melakukan kegiatan promosi produk dan jasa.

    5. Supervisor Administrasi

    a. Membina dan menilai kinerja semua personil yang menjadi bawahannya .

    b. Mengelolah proses dan prosedur administrasi kredit di kantor cabang.

    c. Menginformasikan kredit-kredit yang akan jatuh tempo tiga bulan yang

    akan datang kepada pejabat pemrakarsa kredit.

    d. Memastikan bahwa semua laporan perkreditan (baik non kretap / kresun

    maupun kretap / kresun) sudah dibuat secara akurat dan disampaikan

    tepat waktu

    6. Supervisor Pelayanan Intern

    Menjaga hubungan dengan pihak ketiga, bertanggung jawab terhadap segala

    sesuatu yang merupakan pendukung operasional seperti penetapan layanan

    dengan bank, pengadaan barang, menyediakan kendaraan melaksanakan

    administrasi sumber daya mmanusia dan pembinaan terhadap seluruh pekerja

    yang ada. Secara structural bertanggung jawab kepada manager operasional

    serta membawahi langsung beberapa personil dibidang personalia, logistic,

    pengemudi, pramubakti, dan satpam.

  • 28

    7. Supervisor Pelayanan Dana Jasa

    a. Bertanggung jawab terhadap kegiatan operasional meliputi pelayanan

    tabungan, simpanan, giro, dan jasa bank lainnya.

    b. Melakukan pengesahan atas transaksi pemindahan bukuan dalam bidang

    pelayanan yang menjadi wewenangnya.

    c. Menindaklanjuti laporan kehilangan cek, BG, bilyet depobri, cepebri,

    buku tabungan.

    d. Melakukan pengawasan atas semua kegiatan pelayanan dana dan jasa

    peminjaman yang dilakukan upn.

    8. Supervisor Pelayanan Kas

    a. Menyiapkan kwitansi tambahan kas supervisor dan ATM serta

    menyiapkan dan menyetujui tambahan kas teller, serta mendisribusikan

    uangnya kepada teller.

    b. Mengisi kas ATM bersama petugas yang ditunjuk.

    c. Meneliti keabsahan bukti kas yang diterima dan melakukan verifikasi awal

    atas semua transaksi teller.

    d. Menatakerjakan register kas induk dan register cash in transit.

    9. Teller

    a. Menerima setoran dari nasabah (baik tunai maupun non tunai), kemudian

    melakukan posting di system computer bank.

    b. Melakukan pembayaran tunai kepada nasabah yang bertransaksi tunai di

    counter bank dan melakukan posting di system computer bank.

  • 29

    c. Menjadi gerbang awal pengamanan bank dalam mencegah peredaran uang

    dan earkat (cek/bilyet giro) palsu.

    10. Customer Service

    a. Memberikan layanan pembukaan rekening dan fasilitas llayanan lainnya

    yang terkait dengan produk pinjaman, simpanan, investasi dan jasa bank

    lainnya sesuai dengan ketentuan untuk memenuhi kebutuhan nasabah.

    b. Memeliharakerjakan data nasabah termasuk customer information file

    (CIF) untuk menjamin data nasabah yang akurat dan terkini dan

    memenuhi prinsip penerapan program Anti Pencucian Uang (APU) dan

    Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT).

    c. Menatakerjakan berkas rekening simpanan dan register yang terkait

    dengan bidang tugasnya dalam rangka untuk menjamin ketertiban

    administrasi sesuai ketentuan untuk mengamankan kepentingan bank.

  • 30

    3.1.3. Kegiatan Usaha

    PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk Cabang Pasar Baru Atambua melakukan

    usaha bank umum, seperti Bank-Bank Pemerintah lainnya yang memberikan

    pelayanan kepada masyarakat yang ingin menggunakan jasa perbankan. Kegiatan

    usaha ini lebih diarahkan kepada perbaikan ekonomi nasional dengan cara

    pengumpulan dana bank, melakukan usaha simpanan dan penyaluran dananya dalam

    bentuk kredit.

    Berikut ini produk-produk yang disediakan oleh PT. Bank Rakyat

    Indonesia,Tbk Cabang Pasar Baru Atambua yaitu :

    1. Usaha Simpanan

    Pelayanan yang diberikan adalah pelayanan yang sangat mendominasi juga

    merupakan produk yang menjadi ketetapan untuk ditawarkan kepada masyarakat

    penabung usaha ini meliputi : Giro BRI dalam rupiah dan valas

    (GIROBRI),BRITAMA, SIMPEDES,Deposito Berjangka BRI (DEPOBRI),

    Sertifikat Deposito BRI,

    2. Usaha Jasa Bank

    PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Pasar Baru mengantisipasi kebutuhan

    masyarakat akan jasa-jasa perbankan untuk mengadakan transaksi dengan pihak

    lain dikeluarkan berbagai jenis produk pelayanan yang dapat digunakan oleh

    masyarakat berupa : Pengiriman uang dalam negeri (Transfer), Inkaso, Jaminan

    Bank, Save Deposit Box (SDB), Transaksi Antar Cabang (TAC), Automatic

    Teller Machine (ATM), Cek Perjalanan BRI (CEPEBRI), dan Kliring. Untuk

  • 31

    Luar Negeri Ekspor, Impor, Transfer Western Union (WU) dan jual beli valuta

    asing, bank notes, bank Draft,dan Travellers Cheque.

    3. Usaha pinjaman/Kredit

    Usaha pinjaman/Kredit dalam bentuk PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Pasar

    Baru Atambua adalah pinjaman Mikro diantaranya KUPEDES, Pinjaman RITEL

    diantaranya Kredit Agunan Kas, Kredit Investasi, Kredit Modal Kerja, KMK

    Ekspor, KMK Konstruksi, Kredit BRIGuna, Kredit waralaba, Kredit SPBU,

    Kredit Resi Gudang, Kredit Pemilikan, KMK Talangan SPBU, Kredit Batubara,

    Kredit Waralaba Alfamart, Kredit dengan Pola Angsuran Tetap, Pinjaman

    Menengah diantaranya Agribisnis, Pinjaman Program diantaranya KPEN-RP,

    KKPE Tebu dan KKPE, Kredit Usaha Rakyat (KUR) diantaranya KUR BRI.

    3.2. Hasil Penelitian

    Kredit bermasalah pada Bank BRI Cabang Pasar Baru Atambua adalah semua

    kredit yang berdasarkan ketentuan Bank Indonesia dalam kategori Dalam Perhatian

    Khusus, Kurang Lancar, Diragukan dan Macet. Dalam penyaluran kredit hingga

    pengawasannya tentu ada banyak kendala dan faktor yang mempengaruhi sehingga

    terjadinya kredit bermasalah.

    Dalam prakteknya banyak faktor yang menyebabkan kesulitan Debitur

    melaksanakan kewajibannya kepada bank atau bank kesulitan dalam menagih

    kreditnya kepada Debitur. Dengan adanya unsur risiko dan ketidakpastian ini

    menyebabkan diperlukan suatu pengamanan kredit. Tujuan pengamanan ini adalah

    untuk menghilangkan atau meminimalisir risiko yang mungkin timbul atau yang

  • 32

    sudah ada. Oleh karena itu pemberian kredit harus didasarkan atas prinsip kehati-

    hatian.

    3.2.1. Analisis Proses Penyelesaian Kredit Bermasalah Bank BRI Cabang Pasar

    Baru Atambua

    Kredit bermasalah tentunya tidak akan dibiarkan begitu saja karena akan

    mempengaruhi kinerja bank. Setiap bank memiliki metode dan cara tersendiri dalam

    menyelesaikan kredit yang tergolong bermasalah begitupun juga dengan bank BRI

    Cabang Pasar Baru Atambua.

    Prosedur penyelesaian kredit bermasalah pada Bank BRI Cabang Pasar Baru

    Atambua sebagai berikut :

    Sumber : PT. Bank BRI Cabang Pasar Baru Atambua

    Gambar III.2

  • 33

    Skema Penyelesaian Kredit Bermasalah Bank BRI Cabang Pasar Atambua

    1. Melakukan Pendekatan Terhadap Kredit Bermasalah

    a. Pendekatan Secara Tertulis

    1) Pemberian surat tagihan dalam bentuk Laporan Kunjungan Nasabah

    (LKN) Laporan kunjungan nasabah ini diberikan oleh pihak bank

    kepada debitur yang menunggak kurang dari 90 hari atau 3 bulan dan

    belum melunasi kewajibannya. LKN berfungsi sebagai surat tagih

    sekaligus berita acara penuangan hasil negosiasi dan debitur.

    2) Pemberian Surat Peringatan

    Apabila setelah diberi Surat Tagihan yaitu Laporan Kunjungan

    Nasabah, debeitur masih juga belum melunasi kewajibannya, maka

    pihak bank akan memberikan suatu peringatan. Peringatan kepada

    debitur tersebut melalui pemberian Surat peringatan yang terdiri dari

    Surat Peringatan I, Surat peringatan ke II dan Surat Peringatan ke III

    yang masing-masing berlaku selama 1 bulan.Untuk Surat Peringatan

    ke III disertai dengan Surat pernyataan untuk menarik dan

    mengamankan jaminan.

    b. Pendekatan Secara Tertulis

    Apabila setelah diberikan Surat Peringatan III, tetap debitur belum

    melunasi kewajibannya maka pihak bank melakukan kunjungan untuk

    menilai usaha debitur. Pihak bank melakukan pembinaan kepada debitur

    yang mempunyai kategori prospek baik dan itikad baiks supaya menjadi

    kooperatif dan mau segera melunasi kewajibannya.

  • 34

    2. Melakukan Penyelamatan Kredit Bermasalah

    Dalam hal kredit macet pihak bank perlu melakukan penyelamatan sehinga

    tidak akan menimbulkan kerugian. Penyelamatan yang dilakukan apakah dengan

    memberikan keringanan berupa jangka waktu atau angsuran terutama bagi kredit

    terkena musibah atau melakukan penyitaan bagi kredit yang sengaja lalai untuk

    membayar. Penyelamatan kredit macet dilkukan dengan cara :

    a. Kredit diperpanjang/penjadwalan kembali ( Rescheduling )

    suatu tindakan yang di ambil dengan cara memperpanjang jangka waktu kredit

    atau jangka waktu angsuran. Dalam hal ini sisi debitur diberikan keringanan

    dalam masalah jangka waktu kredit pembayaran kredit, misalnya perpanjangan

    jangka waktu kredit dari 6 bulan menjadi 1 tahun sehingga si debitur

    mempunyai waktu yang lebih lama untuk mengembalikannya.

    b. Persyaratan kembali kredit ( Reconditoning).

    Maksudnya bank mengubah berbagai persyaratan adalah :

    1) Kapitalisasi bunga yaitu bunga dijadikan hutang pokok.

    2) Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu yaitu hanya bunga

    yang dapat ditunda pembayarannya, sedangkan pokok pinjamannya harus

    dibayar seperti biasa.

    3) Penurunan suku bunga dimaksudkan agar lebih meringankan beban

    nasabah. Sebagai contoh jika bunga per tahun sebelum dibebankan 20% per

    tahun diturunkan menjadi 18% per tahun.

    4) Pembebanan suku bunga diberikan kepada nasabah dengan pertimbangan

    nasabah tidak mampu lagi membayar kredit tersebut, akan tetapi nasabah

  • 35

    tetap membiayai kewajibannya untuk membayar pokok pinjamannya

    sampai lunas.

    c. Pembebanan suku bunga diberikan kepada nasabah dengan pertimbangan

    nasabah tidak mampu lagi membaya kredit tersebut, akan tetapi nasabah tetap

    mempunyai kewajiban untuk membayar pokok pinjamannya sampai lunas.

    d. Penataan Kembali ( Restructuring).

    Restructuring merupakan tindakan bank kepada nasabah dengan cara

    menambah modal nasabah dengan pertimbangan nasabah memang

    membutuhkan tambahan dana usaha yang dibiayai memang masih layak.

    Tindakan ini meliputi :

    1) Dengan menambahkan jumlah kredit

    2) Dengan menambahkan equity yaitu dengan menyetor uang tunai,

    tambahan dari pemilik.

    e. Kombinasi

    Merupakan kombinasi dari ketiga jenis yang diatas. Seseorang nasabah dapat

    saja diselamatkan dengan kombinasi antara Rescheduling dengan

    Restructuring, misalnya jangka waktu diperpanjang pembayaran bunga ditunda

    atau Reconditioning dengan rescheduling misalnya jangka waktu diperpanjang

    modal ditambah.

    f. Penyitaan Jaminan

    Penyitaan jaminan merupakan jalan terakir apabila nasabah sudah benar-benar

    tidak punya itikad baik ataupun sudah tidak mampu lagi untuk membayar

    semua hutang-hutangnya.

  • 36

    3. Melakukan Penyelesaian Kredit Bermasalah

    Penyelesaian kredit bermasalah dilakukan melalui 2 ( dua ) cara yaitu :

    a. Penyelesaian kredit melalui upaya penagihan

    Yaitu segala tindakan yang dilakukan oleh pihak internal bank sendiri atau

    dengan bantuan lembaga atau pihak ke III yang dimaksudkan untuk

    memperoleh pembayaran atau pelunasan dari debitur atau pinjaman (tenaga

    penjamin internal bank, jasa penagihan dari pihak ke III). Dalam hal ini

    bendaharawan/juru bayar bank BRI Cabang Pasar Baru Atambua telah

    menyalahgunakan dana yang seharusnya digunakan untuk membayar kredit

    dibank dipergunakan untuk hal lain/kepentingan pribadi sehingga

    menyebabkan keterlambatan pebayaran kredit dibank, maka bank akan

    meminta pertanggung jawaban kepada bendaharawan tersebut dengan cara

    melakukan penagihan hingga pihak yang bersangkutan dapat membayar

    kewajibannya.

    b. Penyelesaian Kredit Melalui Lembaga Penjamin Kredit (LPK) atau

    Asuransi

    Yaitu upaya penyelesaian kredit dilakukan oleh bank dilakukan dengan

    jalan mengajukan klaim kepada lembaga penjamin kredit atau perusahaan

    asuransi. Dalam hal ini debeitur mengalamai musibah meninggal dunia,

    maka bank akan menutupi/ membayar sebesar sisa asuransi pokok dan

    bunga yang belum dilunasi oleh debitur yang meninggal dunia.

  • 37

    3.2.2. Analisis Kendala Dalam Proses Kredit Penyelesaian Bermasalah Bank

    BRI Cabang Pasar Baru Atambua

    Walaupun Bank BRI Cabang Pasar Baru Atambua telah melakukan analisis

    kredit sebelum menyalurkan kredit kepada calon Debitur tetapi masih ada sebagian

    besar kredit bermasalah dalam hal ini kurang lancar dan macet. Dengan Penyaluran

    volume kredit yang meningkat dari tahun ke tahun begitu juga dengan peningkatan

    kredit bermasalah dengan demikian juga persentase kredit bermasalahnya terus

    meningkat.

    Penetapan kolektibilitas kredit dinilai berdasarkan kemampuan membayar

    menurut PT. Bank BRI Cabang Pasar Baru Atambua sebagai berikut :

    1. Kredit Lancar adalah pembayaran angsuran tepat waktu dan tidak ada tunggakan

    sesuai dengan perjanjian kredit.

    2. Kredit dalam perhatian khusus adalah apabila pembayaran angsuran dan atau

    bunga mengalami kterlambatan kurang dari 90 hari.

    3. Kredit kurang lancar adalah apabila pembayaran angsuran dan atau

    bunga mengalami keterlambatan lebih dari 90 hari sampai 180 hari.

    4. Kredit diragukan adalah apabila pembayaran angsuran dan atau bunga mengalami

    keterlambatan lebih dari 180 hari sampai dengan 270 hari.

    5. Kredit Macet adalah apabila pembayaran angsuran atau bunga mengalami

    keterlambatan lebih dari 270 hari.

  • 38

    Berikut ini adalah data komposisi kredit yang disalurkan berdasarkan kolektibitas

    kredit Bank BRI Cabang pasar Baru Atambua selama dua tahun terakhir pada tabel III.1

    berikut ini.

    Tabel III.1

    Komposisi Kredit Diberikan Berdasarkan Kolektibilitas Kredit

    Tahun 2013 - 2014

    Tingkat

    Kolektibiltas

    Kredit

    Kredit Lancar

    2013 2014

    Jumlah

    Debitur

    104

    Plafon kredit

    (Rp)

    3.065.978.000

    Debitur

    110

    Plafon Kredit

    (Rp)

    3.654.249.000

    Dalam perhatian

    khusus

    23 147.844.000

    22

    223.102.000

    Kurang lancar 28 179.984.000 64 270.421.000

    Diragukan 62 398.536.000 77 342.256.000

    Macet 100 642.800.000 93 559.363.000

    Jumlah

    debitur/Total

    Kredit

    317

    4.435.142.000

    366

    5.049.391.000

    Sumber :PT Bank BRI Cabang Pasar Baru Atambua

    Berdasarkan tabel III.1 dapat diuraikan bahwa tingkat kualitas kredit pada bank

    BRI Cabang Pasar Baru Atambua adalah :

    1. Pada tahun 2013 kolektibilitas kredit berjumlah Rp.4.435.142.000 yaitu dilihat

    dari kriteria lancar sebesar Rp..3.065.978.000 dengan jumlah Debitur 104

    orang, Dalam perhatian khusus Rp.147.844.000 dengan jumlah Debitur 23

  • 39

    orang, Kurang Lancar Rp.179.984.000 dengan jumlah Debitur 28 orang,

    Diragukan Rp.398.536.000 dengan jumlah debitur 62 orang, dan Macet

    Rp.642.800.000 dengan jumlah debitur 100 orang.

    2. Sedangkan pada tahun 2014 kolektibitas kredit berjumlah

    Rp.5.049.391.000yaitu dilihat dari kriteria Lancar sebesar Rp.3.654.249.000

    dengan jumlah Debitur 110 orang, Dalam perhatian Khusus Rp.223.102.000

    dengan jumlah debitur 22 orang, Kurang Lancar Rp.270.421.000 dengan

    jumlah Debitur 64 orang, Diragukan Rp.342.256.000 dengan jumlah debitur 77

    orang, dan Macet Rp.559.363.000 dengan jumlah debitur 93 orang.

    Berikut ini rincian Non Perfoming Loan (kolektibiltas kurang lancar, diragukan

    dan macet) Bank BRI Cabang Pasar Baru Atambua selama dua tahun pada tabel III.2

    berikut :

    Tabel III.2

    Rincian Non Perfoming Loan (NPL)

    Tahun 2013 - 2014

    Kolektibilitas kredit 2013

    (Dalam Rupiah)

    2014

    (Dalam rupiah)

    Kurang Lancar 179.984.000 270.421.000

    Diragukan 398.536.000 342.256.000

    Macet 642.800.000 559.363.000

    Total NPL 1.221.320.000 1.172.040.000

    Rasio NPL 27,53% 23,21%

    Sumber : Data Olahan Penulis

  • 40

    Berikut perhitungan Non Perfoming Loan (NPL),berdasarkan kolektibilitas

    kredit Pada Bank BRI Cabang Pasar Baru Atambua maka akan diperoleh hasil

    sebagai berikut :

    Total Kredit bermasalah

    Rasio NPL = X 100%

    Total Kredit

    1. Rasio NPL Tahun 2013

    a. Kredit bermasalah (Non Perfoming Loan)

    1) Kurang Lancar =Rp. 179.984.000

    2) Diragukan =Rp. 398.536.000

    3) Macet =Rp. 642.800.000 +

    Total kredit bermasalah =Rp. 1.221.320.000

    b. Total kredit yang disalurkan =Rp. 4.435.142.000

    Rp. 1.221.320.000

    Rasio NPL Tahun 2013 = X 100

    Rp. 4.435.142.000

    = 27,53%

    Diketahui rasio NPL pada tahun 2013 yang ada sebesar sebesar 27,53% ini

    menunjukan bahwa rasio NPLtersebut berada diatas rasio NPL yang ditetapkan Bank

    Indonesia (BI) dengan Presentase kelebihan sebagai berikut : 5% - 27,53% = 22,53%

    2. Rasio NPL tahun 2014

    a. Total kredit bermasalah (NPL)

    1) Kurang lancar =Rp. 270.421.000

    2) Diragukan =Rp. 342.256.000

  • 41

    3) Macet =Rp. 559.363.000 +

    Total kredit bermasalah =Rp. 1.172.040.000

    b. Total kredit yang disalurkan =Rp. 5.049.391.000

    Rp. 1.172.040.000

    Rasio NPL Tahun 2013 = X 100%

    Rp. 5.049.391.000

    = 23,21 %

    Diketahui tingkat rasio NPL pada Tahun 2014 yang ada sebesar 23,21% ini

    menunjukkan bahwa rasio NPL tersebut berada diatas rasio NPL yan dietapkan Bank

    Indonesia (BI) dengan presentase kelebihan sebagai berikut : 5% -23,21 % = 18,21%.

    3.2.3. Faktor yang menyebabkan adanya kredit bermasalah pada PT. Bank BRI

    Cabang Pasar Baru Atambua

    Penyebab kredit bermasalah pada Bank BRI Cabang Pasar Baru Atambua

    disebabkan oleh beberapa faktor baik dari pihak bank maupun dari pihak debiturnya

    diantaranya adalah :

    1. Sisi Debitur

    a. Masalah operasional usaha yang terjadi pada usaha debitur.

    b. Masalah dalam manajemen merupakan kelemahan debitur dalam

    perencanaan, pengorganisasian dan pengontrolan sumber daya untuk

    mencapai sasaran secara efektif dan efesien.

    c. Kecurangan dan/atau ketidakjujuran debitur dalam mengelola kredit

    2. Sisi Intern BRI Cabang Pasar Baru Atambua

  • 42

    a. Itikad yang tidak baik dari analis kredit dalam melakukan analisis proses

    pemberian kredit

    b. Kelemahan sejak awal dalam analisis proses pemberian kredit seperti data

    yang diberikan debitur kurang lengkap, kurang akurat dan kurang relevan

    c. Kelemahan dalam pembinaan dan pengawasan kredit dari pihak bank

    3. Sisi Ektern dari Bank BRI Cabang Pasar Baru Atambua dan debitur

    a. Bencana alam seperti kebakaran, gempa bumi, tanah longsor dan lainnya

    b. Perubahan-perubahan eksternal lingkungan seperti perubahan kebijakan

    pemerintah berupa peraturan perundang-undangan, kenaikan harga-harga

    dan biaya produksi.

    Berikut ini tabel perkembangan Non Perfoming Loan (NPL) PT. Bank

    Rakyat Indonesia Cabang Pasar Baru Atambua.

    Table III.3

    Perkembangan Non Perfoming Loan (NPL)

    Tahun 2013 - 2014

    Tahun Perkembangan Non Perfoming Loan (NPL)

    NPL dalam

    Rupiah (RP)

    Naik (RP)

    Turun

    (RP)

    _

    NPL

    dalam

    Persentase

    (%)

    Naik

    (%)

    Turun

    (%)

    _

    2013 1.221.320.000 27,53 %

    2014 1.172.040.000 25.978.0000 _ 23,21% _ 4,32%

    Sumber : Olahan Data Penulis

  • 43

    Dari tabel III.3 dapat diketahui bahwa perkembangan rasio NPL pada Bank

    BRI Cabang Pasar Baru Atambua berkategori tidak sehat, dikarenakan adanya

    kendala dan banyak penyebab kredit bermasalah yang bermunculan dapat

    mengakibatkan kenaikan NPL dari tahun 2013 ke tahun 2014 sebesar 27,53%. Bank

    akan selalu melakukan yang terbaik untuk menurunkan nilai Non Perfoming Loan

    (NPL), salah satunya diantaranya menggunakan prinsip kehati-hatian dan melakukan

    Perjanjian Kredit (PK) ulang kepada nasabah agar rasio Kredit Bermasalah

    mengalami penurunan. Meskipun Kredit Bermasalah NPL Bank BRI Cabang Pasar

    Baru Atambua masih jauh diatas 5% dari yang ditetapkan Bank Indonesia (BI) Bank

    akan terus melakukan upaya dalam meurunkan NPL diantaranya melakukan

    pendekatan baik secara lisan maupun tertulis, melakukan penyelamatan Kredit

    Bermasalah dan penyelesaian Kredit bermasalah.

  • 43