BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Mengenai Putusan 1. Putusan Nomor...

28
25 BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Mengenai Putusan 1. Putusan Nomor 3289/Pid.B/2013/PN.SBY a. Identitas Terdakwa 1. Nama : Budi Utomo bin Saidi Tempat Lahir : Lamongan Umur/Tanggal Lahir : 52 Tahun / 02 Perbuari 1961 Jenis Kelamin : Laki-laki Kebangsaan : Indonesia Alamat : Dusun Katar RT.002 RW.004 Desa Ngimbang Kec.Ngimbang Kab.Lamongan Agama : Islam Pekerjaan : Swasta Pendidikan : SMA (lulus) b. Identitas Terdakwa 2. Nama : Dony Wira Nugroho bin Alex Moch. Kusna Tempat Lahir : Madiun Umur/Tanggal Lahir : 36 Tahun / 01 Nopember 1977 Jenis Kelamin : Laki-laki Kebangsaan : Indonesia

Transcript of BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Mengenai Putusan 1. Putusan Nomor...

25

BAB III

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Mengenai Putusan

1. Putusan Nomor 3289/Pid.B/2013/PN.SBY

a. Identitas Terdakwa 1.

Nama : Budi Utomo bin Saidi

Tempat Lahir : Lamongan

Umur/Tanggal Lahir : 52 Tahun / 02 Perbuari 1961

Jenis Kelamin : Laki-laki

Kebangsaan : Indonesia

Alamat : Dusun Katar RT.002 RW.004 Desa

Ngimbang Kec.Ngimbang Kab.Lamongan

Agama : Islam

Pekerjaan : Swasta

Pendidikan : SMA (lulus)

b. Identitas Terdakwa 2.

Nama : Dony Wira Nugroho bin Alex Moch.

Kusna

Tempat Lahir : Madiun

Umur/Tanggal Lahir : 36 Tahun / 01 Nopember 1977

Jenis Kelamin : Laki-laki

Kebangsaan : Indonesia

26

Alamat : Jl. Nusa Penida 37 B RT.10 RW.02 Kel.

Klegen Kec. Kutoharjo Kota Madiun

Agama : Islam

Pekerjaan : Swasta

Pendidikan : SMA (lulus)

c. Kasus Posisi1

Bahwa terdakwa Budi Utomo Bin Saidi bersama dengan

terdakwa Dony Wira Nugroho Bin Alex Moch. Kusnan pada hari

dan tanggal yang sudah tidak dapat diingat lagi dengan pasti yaitu

pada bulan September 2013 atau setidaknya pada dalam tahun

2013, bertempat ditempat keluar pintu tol gunungsari Surabaya

atau setidak-tidaknya pada tempat yang masih termasuk dalam

wilayah hokum Pengadilan Negeri Surabaya, yang melakukan,

yang menyuruh melakukan, dan yang turut serta melakukan

perbuatan, setiap orang yang memproduksi dan memperdagangkan

Pangan yang dengan sengaja tidak memenuhi standar Keamanan

Pangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 ayat (2), yang

mengakibatkan luka berat atau membahayakan nyawa orang.

Terdakwa ditahan berdasarkan surat perintah / penetapan

penahanan : Terdakwa I. (BUDI UTOMO Bin SAIDI).

1 Lihat halaman 2-3,6 Putusan nomor 3289/Pid.B/2013/PN.SBY

27

1. Penyidik tanggal 06 Oktober 2013 No.Pol : SP

Han/67/X/2013/Reskrim, sejak tanggal 06 Oktober 2013

sampai dengan tanggal 25 Oktober 2013.

2. Perpanjangan oleh Penuntut Umum tanggal 23 Oktober 2013

Nomor : 300/0.5.10.3/Euh.1/10/2013 sejak tanggal 26 Oktober

2013 sampai dengan tanggal 04 Desember 2013.

3. Penuntut Umum tanggal 03 Desember 2013 Nomor Print :

490/0.5.10.3/Euh.2/12/2013 sejak tanggal 03 Desember 2013

sampai dengan tanggal 22 Desember 2013.

4. Hakim Pengadilan Negeri Surabaya tanggal 16 Desember 2013

No.3289/Pid.B/2013/PN.Sby. sejak tanggal 16 Desember 2013

sampai dengan tanggal 14 Januari 2014.

5. Wakil Ketua Pengadilan Negeri Surabaya tanggal 13 Januari

2014 No.3289/Pid.B/2013/PN.Sby. sejak tanggal 15 Januari

2014 sampai dengan tanggal 15 Maret 2014.

6. Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Surabaya tanggal 11 Maret

2014 No.105/PN.B.Pen.Pid/2014/PT.Sby. sejak tanggal 16

Maret 2014 sampai dengan tanggal 14 April 2014.

7. Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Surabaya tanggal 10 April

2014 No.105/PN.B/Pen.Pid/2014/PT.Sby. sejak tanggal 15

April 2014 sampai dengan tanggal 14 Mei 2014.

28

Terdakwa ditahan berdasarkan surat perintah / penetapan

penahanan : Terdakwa II (DONY WIRA NUGROHO Bin ALEX

MOCH. KUSNAN).

1. Penyidik tanggal 06 Oktober 2013 No.Pol : SP-

Han/68/X/2013/Reskrim, sejak tanggal 06 Oktober 2013

sampai dengan tanggal 25 Oktober 2013.

2. Perpanjangan oleh Penuntut Umum tanggal 23 Oktober 2013

Nomor : 301/0.5.10.3/Euh.1/10/2013 sejak tanggal 26 Oktober

2013 sampai dengan tanggal 04 Desember 2013.

3. Penuntut Umum tanggal 03 Desember 2013 Nomor Print :

491/0.5.10.3/Euh.2/12/2013 sejak tanggal 03 Desember 2013

sampai dengan tanggal 22 Desember 2013.

4. Hakim Pengadilan Negeri Surabaya tanggal 16 Desember 2013

No.3289/Pid.B/2013/PN.Sby. sejak tanggal 16 Desember 2013

sampai dengan tanggal 14 Januari 2014.

5. Wakil Ketua Pengadilan Negeri Surabaya tanggal 13 Januari

2014 No.3289/Pid.B/2013/PN.Sby. sejak tanggal 15 Januari

2014 sampai dengan tanggal 15 Maret 2014.

6. Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Surabaya tanggal 11 Maret

2014 No.105/PN.B.Pen.Pid/2014/PT.Sby. sejak tanggal 16

Maret 2014 sampai dengan tanggal 14 April 2014.

29

7. Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Surabaya tanggal 10 April

2014 No.105/PN.B/Pen.Pid/2014/PT.Sby. sejak tanggal 15

April 2014 sampai dengan tanggal 14 Mei 2014.

d. Dakwaan2

Menyatakan terdakwa BUDI UTOMO Bin SAIDI dan

terdakwa DONY WIRA NUGROHO Bin ALEX MOCH.

KUSNAN, telah terbukti bersalah melakukan tindak pidana “

secara bersama-sama dengan sengaja tidak memiliki ijin edar

terhadap setiap Pangan Olahan yang membahayakan nyawa orang

dan mengakibatkan kematian orang “ sebagaimana diatur dan

diancam pidana dalam Pasal 142 Jo. Pasal 146 (1) huruf a dan

Pasal 142 Jo Pasal 146 (1) huruf b UU R.I. No.18 Tahun 2012

Tentang Pangan Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa BUDI UTOMO Bin

SAIDI dan terdakwa DONY WIRA NUGROHO Bin ALEX

MOCH. KUSNAN dengan pidana penjara masing-masing selama 5

(lima) tahun dikurangi selama para Terdakwa berada dalam

tahanan sementara dengan perintah para terdakwa tetap berada

dalam tahanan.

e. Tuntutan3

2 Lihat halaman 4 Putusan nomor 3289/Pid.B/2013/PN.SBY

30

Berdasarkan putusan No.3289/Pid.B/2013/PN>SBY, para

terdakwa di tuntuntut sebagai berikut :

1. Bahwa perbuatan para terdakwa tersebut diatas sebagaimana

diatur dan diancam pidana dalam Pasal 140 Jo. Pasal 146 ayat

(2) huruf a UU RI No.18 Tahun 2012 Tentang Pangan Jo.

Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP.

2. Bahwa berdasarkan Laporan Pengujian Badan POM RI

No.PM.04.06.972.10.13. 10211 yang dilakukan oleh Dra.

ENDAH SETIOWATI, Apt (selaku Kepala Bidang Pengujian

Pangan dan Bahan Berbahaya) terhadap minuman tersebut

mengandung Etanol dengan kadar 83 % (syarat minimal 30 %

dan Metanol dengan kadar 22 % (syarat maksimal 0,1 %)

dengan Kesimpulan tidak memenuhi syarat untuk Parameter

Uji diatas). Bahwa perbuatan para terdakwa tersebut diatas

sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 142 jo

Pasal 146 ayat (1) huruf b UU RI No.18 Tahun 2012 Tentang

Pangan Jo. Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP.

3. Bahwa berdasarkan Laporan Pengujian Badan POM RI

No.PM.04.06.972.10.13. 10211 yang dilakukan oleh Dra.

ENDAH SETIOWATI, Apt (selaku Kepala Bidang Pengujian

Pangan dan Bahan Berbahaya) terhadap minuman tersebut

mengandung Etanol dengan kadar 83 % (syarat minimal 30 %

3 Lihat halaman 17,21,26,29,33 Putusan nomor 3289/Pid.B/2013/PN.SBY

31

dan Metanol dengan kadar 22 % (syarat maksimal 0,1 %)

dengan Kesimpulan tidak memenuhi syarat untuk Parameter

Uji diatas). Bahwa perbuatan para terdakwa tersebut diatas

sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 141 UU

RI No.18 Tahun 2012 Tentang Pangan Jo. Pasal 55 ayat (1) ke

1 KUHP.

4. Bahwa berdasarkan Laporan Pengujian Badan POM RI

No.PM.04.06.972.10.13. 10211 yang dilakukan oleh Dra.

ENDAH SETIOWATI, Apt (selaku Kepala Bidang Pengujian

Pangan dan Bahan Berbahaya) terhadap minuman tersebut

mengandung Etanol dengan kadar 83 % (syarat minimal 30 %

dan Metanol dengan kadar 22 % (syarat maksimal 0,1 %)

dengan Kesimpulan tidak memenuhi syarat untuk Parameter

Uji diatas). Bahwa perbuatan para terdakwa tersebut diatas

sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 204 ayat

(1) Jo. Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP.

5. Bahwa berdasarkan Laporan Pengujian Badan POM RI

No.PM.04.06.972.10.13. 10211 yang dilakukan oleh Dra.

ENDAH SETIOWATI, Apt (selaku Kepala Bidang Pengujian

Pangan dan Bahan Berbahaya) terhadap minuman tersebut

mengandung Etanol dengan kadar 83 % (syarat minimal 30 %

dan Metanol dengan kadar 22 % (syarat maksimal 0,1 %)

dengan Kesimpulan tidak memenuhi syarat untuk Parameter

32

Uji diatas). Bahwa perbuatan para terdakwa tersebut diatas

sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 204 ayat

(2) ke 1 KUHP.

f. Pertimbangan Majelis Hakim4

Pasal 142 Jo. Pasal 146 ayat (1) huruf a UU RI No.18 Tahun

2012 Tentang Pangan Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP dan Kedua

Pasal 142 Jo. Pasal 146 ayat (1) huruf b UU RI No.18 Tahun 2012

Tentang Pangan Jo. Pasal 55 ayat (1) KUHP yang unsur-unsurnya

sebagai berikut :

Unsur ke 1 : berdasarkan keterangan saksi-saksi pelakunya

adalah para terdakwa sebagaimana disebutkan dalam identitas Para

Terdakwa dalam surat dakwaan Penuntut Umum, dengan demikian

tidak terjadi eror in persona, karena identitas Para Terdakwa sesuai

dengan identitas yang ada pada surat dakwaan Penuntut Umum.

Unsur ke 2 : Dengan sengaja memperdagangkan pangan yang

tidak sesuai dengan keamanan pangan dan mutu pangan yang

tercantum dalam label kemasan pangan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 89 Undang-Undang RI No. 18 Tahun 2012. Bahwa

mengenai Pasal 89 Undang-Undang RI No. 18 tahun 2012 tentang

Pangan, menyatakan bahwa setiap orang dilarang

memperdagangkan pangan yang tidak sesuai dengan keamanan

4 Lihat Halaman 43,44,45,46,47 Putusan nomor 3289/Pid.B/2013/PN.SBY

33

pangan dan mutu pangan yang tercantum dalam label kemasan

pangan. Bahwa Para Terdakwa tidak pernah memberi label pada

minuman arak yang diperdagangkan, padahal arak yang yang

diperdagangkan belum pernah didaftarkan di Balai Pengawasan

Obat dan Makanan, apakah membahayakan bagi orang yang

mengkonsumsi atau tidak, Para Terdakwa tidak mengetahuinya.

Bahwa unsur ini menunjuk kepada pelaku tindak pidananya

Terdakwa I Budi Utomo Bin Saidi dan Terdakwa II Dony Wira

Nugroho Bin Alex Moch. Kusnan (subyek hukumnya) sebagai

orang yang dapat dipertanggung jawabkan perbuatannya dan dapat

dipertanggung jawabkan menurut hukum. Bahwa unsur ini hanya

menunjuk kepada para pelakunya dan pelaku usaha pangan, dalam

hal ini yang menjual arak adalah Para Terdakwa tersebut, sehingga

dengan demikian unsur pertama telah terpenuhi. Bahwa

berdasarkan fakta yang terungkap dipersidangan yang diperoleh

dari keterangan saksi dan keterangan terdakwa, terungkap bahwa

terdakwa Budi Utomo Bin Saidi mempunyai usaha jual beli

minuman arak sejak tahun 2010 sampai dengan sekarang, dimana

terdakwa Budi Utomo Bin Saidi membeli minuman arak dari

terdakwa Doni Wira Nugraha dengan cara menghubungi melalui

telepon terlebih dahulu, 3 tiga hari kemudian terdakwa Doni Wira

Nugraha mengantar minuman arak tersebut kepada terdakwa dan

bertemu di depan gerbang pintu tol Gunungsari Surabaya. Bahwa

34

setelah barang bukti yang disita berupa minuman arak tersebut

dilakukan pemeriksaan di Laboratorium Forensik Polri Cabang

Surabaya pada hari Jumat tanggal 27 September 2013 yang

ditanda tangani oleh Ir. Fadjar Septi Ariningsih (Kepala Sub

Bidang Kambio Forensik), Drs. Fitriyana Hawa (Kaur Sub Bidang

Kambio Forensik) dan Lia Novi Ermawati, S.Si (Staf Sub Bidang

Kambio Forensik) dan berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan

Laboratoris Kriminalistik No. Lab : 6082/KKF/2013 dengan

kesimpulan bahwa barang bukti No.0781/2013/KKF berupa cairan

warna kuning adalah benar didapatkan adanya golongan alcohol

dengan bahan aktif Metanol dengan kadar 37,99 % dan Etanol

dengan kadar 44,99 %. Bahwa berdasarkan Laporan Pengujian

Badan POM RI No.PM.04.06.972.10.13.10211 yang dilakukan

oleh Dra. Endah Setiowati, Apl (selaku Kepala Bidang Pengujian

Pangan dan Bahan Berbahaya) terhadap minuman tersebut

mengandung Etanol dengan kadar 83 % (syarat minimal 30 % dan

Metanol dengan kadar 22 % (syarat maksimal 0,1 %) dengan

kesimpulan tidak memenuhi syarat untuk Parameter Uji diatas.

Bahwa setelah diteliti oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan,

maka dapat disimpulkan Para Terdakwa telah memperdagangkan

minuman arak yang tidak sesuai dengan keamanan pangan dan

mutu pangan. Bahwa mengenai keterangan saksi ade charge,

karena tidak begitu relevan tidak dipertimbangkan secara khusus

35

oleh Majelis. Bahwa berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas,

maka Majelis berpendapat unsur ke 2 telah terpenuhi.

Unsur ke 3 : bahwa berdasarkan fakta yang terungkap

dipersidangan yang diperoleh dari keterangan saksi dan keterangan

para terdakwa, bahwa terdakwa Budi Utomo Bin Saidi membeli

minuman arak tersebut melalui terdakwa Doni Wira Nugroho Bin

Alex Moch. Kusnan dengan cara menghubungi melalui telepon

terlebih dahulu, 3 tiga hari kemudian terdakwa Doni Wira Nugraha

mengantar minuman arak tersebut kepada terdakwa dan bertemu di

depan gerbang pintu tol Gunungsari Surabaya setelah minuman

arak tersebut dipindahkan ke mobil terdakwa dan dilakukan

pembayaran, kemudian terdakwa mendapatkan komisi Rp.10.000,-

untuk setiap jerigen. Bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas

dengan demikian unsur ke 3 telah terpenuhi pula. Bahwa dengan

demikian semua unsure dalam dakwaan ketiga Penuntut Umum

yaitu Pasal 141 Undang-Undang RI No. 18 Tahun 2012 tentang

Pangan jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP telah terpenuhi semua,

sebagaimana di dakwakan Jaksa Penuntut Umum telah terbukti

terpenuhi seluruhnya. Dengan demikian kepada para terdakwa

haruslah dinyatakan terbukti bersalah secara sah dan meyakinkan

“ secara bersama-sama dengan sengaja memperdagangkan pangan

yang tidak sesuai dengan keamanan pangan dan mutu pangan.

Bahwa oleh karena Majelis tidak menemukan adanya unsur pemaaf

36

maupun pembenar di dalam diri maupun perbuatan terdakwa, maka

kepada terdakwa haruslah dijatuhi hukuman yang setimpal dengan

perbuatannya. Bahwa Para Terdakwa dalam tahanan maka

hukuman yang dijatuhkan ini akan dikurangkan seluruhnya dengan

selama terdakwa berada di dalam tahanan. Bahwa mengenai status

barang bukti mobil Suzuki APV No. Pol.S-1457-JE karena

merupakan milik Hariono, yang mana Terdakwa Budi Utomo Bin

Saidi menyewa mulai bulan Juni 2013 sampai dengan September

2013 dan Terdakwa Budi Utomo Bin Saidi tidak pernah

menyatakan kepada pemilik mobil Suzuki APV tersebut untuk

mengangkut minuman arak, oleh karena itu pemilik mobil yang

beritikad baik harus dilindungidan mobil statusnya ditentukan

dalam putusan. Bahwa Para Terdakwa berada dalam tahanan cukup

alasan bagi Mejelis untuk memerintahkan Para Terdakwa tetap

ditahan. Bahwa oleh karena Para Terdakwa dinyatakan bersalah

dan dijatuhi hukuman, maka kepada Para Terdakwa dihukum pula

untuk membayar biaya perkara.

g. Amar Putusan5

Menyatakan terdakwa BUDI UTOMO Bin SAIDI dan terdakwa

DONY WIRA NUGROHO Bin ALEX MOCH. KUSNAN,

telah terbukti bersalah melakukan tindak pidana “ secara

5 Lihat Halaman 47-49 Putusan Nomor:3289/Pid.B/2013/PN.SBY

37

bersama-sama dengan sengaja memperdagangkan pangan yang

tidak sesuai dengan keamanan pangan dan mutu pangan ;

Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa BUDI UTOMO Bin

SAIDI dan terdakwa DONY WIRA NUGROHO Bin ALEX

MOCH. KUSNAN dengan pidana penjara masing-masing

selama 2 (dua) tahun.

Menetapkan lamanya Para Terdakwa ditahan dikurangkan

sepenuhnya dari pidana yang dijatuhkan;

Memerintahkan Para Terdakwa tetap ditahan;

Memerintahkan barang bukti berupa :

a. 4 (empat) buah dos berisi masing-masing 12 botol arak

ukuran 1,5 liter ;

b. 1 (satu) buah jerigen plastic warna biru berisi 30 liter arak ;

c. 30 (tiga puluh) kardus masing-masing berisi 12 botol arak

ukuran 1,5 liter sebanyak 360 botol minuman arak ;

d. 40 (empat puluh) kardus masing-masing berisi 12 botol arak

ukuran 1,5 liter sebanyak 480 boto minuman arak ;

e. 20 (dua puluh) kardus masing-masing berisi 24 botl arak

ukuran 600 ml sebanyak 480 botol minuman arak ;

f. 20 (dua puluh) jerigen ukuran 30 liter berisi arak ;

g. 18 (delapan belas) jerigen ukuran 30 liter dalam keadaan

kosong ;

h. 2 (dua) buah selang plastic panjang 2 meter ;

38

i. 4 (empat) buah corong plastic ;

j. 1 (satu) buah saringan ;

k. dirampas untuk dimusnahkan ;

l. 1 (satu) unit mobil Suzuki APV warna abu-abu metalik

tahun 2010 Nopol S-1457-JE beserta STNK asli An. Sri

Kaswati, dikembalikan kepada yang berhak yaitu Hariono ;

m. Menetapkan agar para terdakwa membayar biaya perkara

masing-masing sebesar Rp.5.000,- (lima ribu rupiah).

B. Analisa Tentang Kesesuaian Antara Penerapan Pasal, Dasar Pertimbangan

Hakim dan Penjatuhan Putusan Pidana Terkait Dengan

Putusan Nomor: 3289/Pid.B/2013/PN.SBY Tentang Tindak Pidana

Penjualan Minuman Keras (miras) Oplos Dengan Terdakwa Budi

Utomo bin Saidi dan Dony Wira Nugroho bin Alex Moch. Kusnan

1. Analisa Dasar Pertimbangan Hakim Terkait penjatuhan Putusan

Pidana No: 3289/Pid.B/2013/PN.SBY

Dalam putusan Nomor: 3289/Pid.B/2013/PN.SBY dakwaan kesatu jaksa

penuntut umum melakukan penuntutan sesuai dengan pasal 142 Jo. Pasal 146

ayat (1) huruf a dan pasal 142 Jo. Pasal 146 ayat (1) huruf b UU RI Nomor 18

Tahun 2012 Tentang Pangan Jo. Pasal 55 ayat (1) Ke-1 KUHP. Pasal 142 UU

RI Nomor 18 tahun 2012 Tentang Pangan6 berbunyi

“Pelaku Usaha Pangan yang dengan sengaja tidak memiliki izin edar

terhadap setiap Pangan Olahan yang dibuat di dalam negeri atau 6 Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2012 Tentang Pangan

39

yang diimpor untuk diperdagangkan dalam kemasan eceran

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 91 ayat (1) dipidana dengan

pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak

Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah)”.

Kemudian pasal 146 ayat (1) huruf a dan b menjelaskan bahwa ancaman

yang diberikan kepada para terdakwa berbunyi :

(1) Jika perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 137, Pasal

138, Pasal 142, Pasal 143, dan Pasal 145 yang mengakibatkan:

a. luka berat atau membahayakan nyawa orang, pelaku

dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun

atau denda paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh

miliar rupiah).

b. kematian orang, pelaku dipidana dengan pidana penjara

paling lama 10 (sepuluh) tahun atau denda paling banyak

Rp20.000.000.000,00 (dua puluh miliar rupiah)

Pasal 142 Jo. Pasal 146 ayat (1) huruf a UU RI No.18 Tahun 2012 Tentang

Pangan Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP dan Kedua Pasal 142 Jo. Pasal 146

ayat (1) huruf b UU RI No.18 Tahun 2012 Tentang Pangan Jo. Pasal 55 ayat

(1) KUHP yang unsur-unsurnya sebagai berikut7 :

7 Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2012 Tentang Pangan

40

a. Unsur ke 1 : berdasarkan keterangan saksi-saksi pelakunya adalah para

terdakwa sebagaimana disebutkan dalam identitas Para Terdakwa dalam

surat dakwaan Penuntut Umum, dengan demikian tidak terjadi eror in

persona, karena identitas Para Terdakwa sesuai dengan identitas yang ada

pada surat dakwaan Penuntut Umum.

b. Unsur ke 2 : Dengan sengaja memperdagangkan pangan yang tidak sesuai

dengan keamanan pangan dan mutu pangan yang tercantum dalam label

kemasan pangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89 Undang-Undang

RI No. 18 Tahun 2012. Bahwa mengenai Pasal 89 Undang-Undang RI No.

18 tahun 2012 tentang Pangan, menyatakan bahwa setiap orang dilarang

memperdagangkan pangan yang tidak sesuai dengan keamanan pangan

dan mutu pangan yang tercantum dalam label kemasan pangan. Bahwa

Para Terdakwa tidak pernah memberi label pada minuman arak yang

diperdagangkan, padahal arak yang yang diperdagangkan belum pernah

didaftarkan di Balai Pengawasan Obat dan Makanan.

c. Unsur ke 3 : bahwa berdasarkan fakta yang terungkap dipersidangan yang

diperoleh dari keterangan saksi dan keterangan para terdakwa, bahwa

terdakwa Budi Utomo Bin Saidi membeli minuman arak tersebut melalui

terdakwa Doni Wira Nugroho Bin Alex Moch. Kusnan dengan cara

menghubungi melalui telepon terlebih dahulu, 3 tiga hari kemudian

terdakwa Doni Wira Nugraha mengantar minuman arak tersebut kepada

terdakwa dan bertemu di depan gerbang pintu tol Gunungsari Surabaya

setelah minuman arak tersebut dipindahkan ke mobil terdakwa dan

41

dilakukan pembayaran, kemudian terdakwa mendapatkan komisi

Rp.10.000,- untuk setiap jerigen. Bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas

dengan demikian unsur ke 3 telah terpenuhi pula.

Dengan demikian semua unsur dalam dakwaan ketiga Penuntut Umum

yaitu Pasal 141 Undang-Undang RI No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan jo

Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP telah terpenuhi semua, sebagaimana di

dakwakan Jaksa Penuntut Umum telah terbukti terpenuhi seluruhnya. Dengan

demikian kepada para terdakwa haruslah dinyatakan terbukti bersalah secara

sah dan meyakinkan “secara bersama-sama dengan sengaja

memperdagangkan pangan yang tidak sesuai dengan keamanan pangan dan

mutu pangan.

Bahwa oleh karena Majelis tidak menemukan adanya unsur pemaaf

maupun pembenar di dalam diri maupun perbuatan terdakwa, maka kepada

terdakwa haruslah dijatuhi hukuman yang setimpal dengan perbuatannya.

Dan diberikan sanksi yang harusnya menimbulkan efek jera kepada para

terdakwa.

Sedangkan dalam putusan Nomor 3289/Pid.B/2013/PN.SBY majelis

hakim hanya menjatuhkan putusan kepada para terdakwa dengan pidana

penjara masing-masing 2 Tahun dan menetapkan agar para terdakwa

membayar biaya perkara masing-masing sebesar Rp.5000 (Lima Ribu

Rupiah)8. Putusan yang diberikan oleh majelis hakim dalam hal ini dianggap

terlalu meringankan para terdakwa karena didalam pasal 146 ayat (1) huruf a

8 Lihat Putusan No:3289/Pid.B/2013/PN.SBY, Hal 47, 49

42

UU RI No.18 Tahun 2012 tentang Pangan dijelaskan bahwa apabila tindakan

tersebut menyebabkan luka berat dan membahayakan nyawa orang ancaman

pidana yang dijatuhkan kepada para pelaku tindak pidana selama 5 Tahun

dengan Rp.10.000.000.000,- (Sepuluh Miliar Rupiah)9. Kemudian 146 ayat

(1) huruf b UU RI No.18 Tahun 2012 tentang Pangan dijelaskan bahwa

apabila tindakan tersebut menyebabkan kematian ancaman pidana yang

dijatuhkan kepada para pelaku tindak pidana selama 10 Tahun dengan denda

Rp.20.000.000.000,- (Dua Puluh Miliar Rupiah).

Selanjutnya didalam pasal 204 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

dijelaskan bahwa10 :

(1) Barang siapa menjual, menawarkan, menyerahkan atau membagi-

bagikan barang yang diketahuinya membahayakan nyawa atau

kesehatan orang, padahal sifat berbahaya itu tidak diberitahu,

diancam dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.

(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan orang mati, yang bersalah

diancam dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana

penajra selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun.

Dari beberapa peraturan yang ada dapat ditarik kesimpulan bahwa putusan

pidana yang diberikan oleh hakim cenderung meringankan para terdakwa dan

dirasa tidak akan memberikan efek jera kepada para terdakwa. Pada putusan

Nomor 3289/Pid.B/2013/PN.SBY yang menjadi dasar pertimbangan hakim

9 Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2012 Tentang Pangan 10 Kitab Undang – Undang Hukum Pidana

43

dalam menjatuhkan putusan putusan terlebih dahulu akan dipertimbangkan

hal-hal yang memberatkan dan meringankan hukuman ;

1. Hal-hal yang memberatkan :

Perbuatan para Terdakwa meresahkan masyarakat.

2. Hal-hal yang meringankan :

Para Terdakwa belum pernah dihukum dan menyesali

perbuatannya.

Para Terdakwa mempunyai tanggungan keluarga.

Para korban yang meninggal dunia tidak pernah membeli arak

dari Para Terdakwa.

Mengingat ketentuan pasal Pasal 141 Undang-Undang RI No.18 Tahun

2012 Tentang Pangan Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP dan Kedua Pasal 142

Jo. Pasal 146 ayat (1) huruf b UU RI No.18 Tahun 2012 Tentang Pangan Jo.

Pasal 55 ayat (1) KUHP serta peraturan lainnya yang bersangkutan.

Apabila hal yang meringankan terdakwa mengenai point yang menyatakan

bahwa Para korban yang meninggal dunia tidak pernah membeli arak dari

Para Terdakwa hal ini sesuai karena jika dilihat dalam fakta yang ditemukan

di dalam proses penyelidikan menyatakan bahwa pada hari Jum’at tanggal 13

September 2013, saksi ISMAIL (penjual minuman keras) membeli minuman

arak kepada terdakwa BUDI UTOMO Bin SAIDI, lalu minuman arak

tersebut dijual lagi kepada orang lain, selanjutnya pada tanggal 14 September

2013, WAHID SULAIMAN (meninggal dunia) dan saksi AGUS

SUDARMONO Als. ALEX membeli minuman arak kepada saksi ISMAIL

44

dengan harga Rp.35.000,- (tiga puluh lima ribu rupiah) per 1,5 liter, lalu pada

tanggal 16 September 2013 IWAN YULIANTO Als. CIPTO (meninggal

dunia) dan saksi SUTIKNO Als. TIKNO juga membeli minuman arak kepada

saksi ISMAIL yang selanjutnya minuman arak tersebut diminum bersama-

sama dengan MURTOYO Als. BRENGOS11.

Dari fakta yang telah ada didalam dakwaan telah terbukti bahwa secara

tidak langsung para korban yang meninggal dunia akibat mengkonsumsi

minuman keras yang diperjual belikan oleh terdakwa. Maka seharusnya

hakim menjadikan fakta tersebut sebagai dasar untuk menjatuhkan hukuman

kepada para terdakwa, sesuai dengan ketentuan pasal 204 ayat 1 dan 2 Kitab

Undang-Undang Hukum Pidana yang berbunyi :

(1) Barang siapa menjual, menawarkan, menyerahkan atau

membagi-bagikan barang yang diketahuinya membahayakan

nyawa atau kesehatan orang, padahal sifat berbahaya itu tidak

diberitahu, diancam dengan pidana penjara paling lama lima

belas tahun.

(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan orang mati, yang bersalah

diancam dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana

penajra selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun.

Dalam surat dakwaan dan beberapa saksi yang telah diminati keterangan di

dalam proses persidangan sudah secara jelas dan sudah diakui juga oleh para

11 Lihat Putusan No:3289/Pid.B/2013/PN.SBY Hal, 27

45

terdakwa bahwa Telah mendengar tuntutan Jaksa Penuntut Umum

No.Reg.Perkara : PDM-558/Euh.2/12/2013 tanggal 12 Maret 2014 yang pada

pokoknya menuntut agar :

Menyatakan terdakwa BUDI UTOMO Bin SAIDI dan terdakwa

DONY WIRA NUGROHO NUGROHO Bin ALEX MOCH.

KUSNAN, telah terbukti bersalah melakukan tindak pidana “

secara bersama-sama dengan sengaja tidak memiliki ijin edar

terhadap setiap Pangan Olahan yang membahayakan nyawa orang

dan mengakibatkan kematian orang sebagaimana diatur dan

diancam pidana dalam Pasal 142 Jo. Pasal 146 (1) huruf a dan

Pasal 142 Jo Pasal 146 (1) huruf b UU R.I. No.18 Tahun 2012

Tentang Pangan Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa BUDI UTOMO Bin SAIDI

dan terdakwa DONY WIRA NUGROHO Bin ALEX MOCH.

KUSNAN dengan pidana penjara masing-masing selama 5 (lima)

tahun dikurangi selama para Terdakwa berada dalam tahanan

sementara dengan perintah para terdakwa tetap berada dalam

tahanan.

Menyatakan barang bukti berupa :

1. 4 (empat) buah dos berisi masing-masing 12 botol arak

ukuran 1,5 liter.

2. 1 (satu) buah jerigen plastic warna biru berisi 30 liter arak.

46

3. 30 (tiga puluh) kardus masing-masing berisi 12 botol arak

ukuran 1,5 liter sebanyak 360 botol minuman arak.

4. 40 (empat puluh) kardus masing-masing berisi 12 botol arak

ukuran 1,5 liter sebanyak 480 boto minuman arak.

5. 20 (dua puluh) kardus masing-masing berisi 24 botl arak

ukuran 600 ml sebanyak 480 botol minuman arak.

6. 20 (dua puluh) jerigen ukuran 30 liter berisi arak.

7. 18 (delapan belas) jerigen ukuran 30 liter dalam keadaan

kosong.

8. 2 (dua) buah selang plastic panjang 2 meter.

9. 4 (empat) buah corong plastik.

10. 1 (satu) buah saringan.

Selain itu akibat yang ditimbulkan oleh penjual miras tersebut sudah

secara jelas dengan bukti forensik yang diberikan oleh ahli forensik bahwa

akibat minuman keras jenis arak tersebut juga mengakibatkan orang lain

meninggal dunia. Seperti hasil Visum Et Repertum (Jenazah) Nomor

KF.13.0536 yang dibuat dan ditanda tangani oleh dr. ABDUL AZIS, SpF

sebagai dokter spesialis forensik pada instalasi Kedokteran dan Medikolegal

RSUD Dr.Soetomo Surabaya yang melakukan pemeriksaan luar pada tanggal

18 September 2013 dengan kesimpulan :

1. Jenazah laki-laki umur tiga puluh sampai empat puluh tahun, berat

badan tujuh puluh kilo gram, panjang badan seratus enam puluh

sentimeter.

47

2. Pada pemeriksaan luar ditemukan :

a. Cabang cabang saluran nafas bawah (bronchiole) berisi cairan

kental putih kekuningan, yang dapat menyebabkan hambatan

masuknya udara pernapasan.

b. Kekurangan oksigen dalam waktu relatif lama (aspiksia) ditandai

dengan bibir, selaput lender bibir, serta kuku jari tangan pucat

kebiruan, pembengkaan otak dan biktik-bintik pndarahan pada

permukaan bagian bawah paru kanan.

c. Nanah pada saluran kencing atas kanan dan kandung kencing,

merupakan tanda adanya penyakit infeksi.

d. Hasil Uji Toksikologi (kandungan zat racun/berbahaya) ditemukan

alcohol golongan methanol dan ethanol).

3. Korban meninggal dunia akibat gangguan system pernapasan

(aspiksia) karena hambatan masuknya udara pernapasan oleh lender

pada cabang-cabang saluran napas bawah dan atau penggunaan zat

yang mengandung alcohol (methanol dan ethanol).

Dari alat bukti yang berupa bukti forensik yang disampaikan oleh ahli

forensik, dapat dikatakan bahwa korban yang meninggal dunia tersbut

mengkonsumsi minuman – minuman yang mengandung zat yang berbahaya

bagi tubuh. Selanjutnya dari keterangan saksi juga mengatakan bahwa korban

mengkonsumsi minuman berbahaya yang dibelinya dari saudara Ismail,

saudara Ismail mendapakan minuman arak yang sudah dicampur dengan

48

minuman fanta hijau dari saudara Budi Utomo yang sekarang kedudukannya

menjadi Terdakwa.

Dari beberapa keterangan diatas penulis merasa jika hal yang dijadikan

dasar untuk meringankan tuntutan para Terdakwa ini tidak tepat, karena dari

beberapa bukti yang telah diungkap di dalam persidangan sudah jelas

menyatakan bahwa Terdakwa Budi Utomo dan juga Terdakwa Dony Wira

Nugroho merupakan penjual minuman arak yang mengakibatkan matinya

seseorang. Dengan demikian maka seharusnya bukti yang telah ada tersebut

dijadikan pertimbangan hakim untuk menjatuhkan hukuman sesuai dengan

peraturan yang ada.

C. Bagaimana Pemenuhan Aspek Kepastian Hukum Dalam Putusan

Nomor : 3289/Pid.B/2013/PN.SBY Tentang Tindak Pidana Penjualan

Minuman Keras (miras) Oplos Dengan Terdakwa Budi Utomo bin

Saidi dan Dony Wira Nugroho bin Alex Moch. Kusnan

Ajaran Cita Hukum (I dee des Recht) menyebutkan adanya tiga unsur

cita hukum yang harus ada secara proporsional, yaitu kepastian hukum

(rechtssicherkeit), keadilan (gerechtig keit) dan kemanfaatan

(zweckmasigkeit). Sekiranya dikaitkan dengan teori penegakan hukum

sebagaimana disampaikan oleh Gustav Rad bruch dalam idee des recht

yaitu penegakan hukum harus memenuhi ketiga asas tersebut.

Didalam pasal 3 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang

Penyelanggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari KKN, poin satu yang

49

berbunyi “asas kepastian hukum adalah asas dalam negara hukum yang

mengutamakan landasan pengaturan perundang-undangan, kepatutan dan

keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggaraan negara”12.

Dalam putusan 3289/Pid.B/2013/PN.SBY aspek kepastian hukum

yang dijadikan dasar pertimbangkan hakim dalam memutuskan suatu

perkara sudah terpenuhi apabila dasar hukumnya berhubungan dengan

Pasal 141Undang-Undang RI No.8 Tahun 2012 tentang Pangan Jo. Pasal

55 Ayat (1) Ke-1 KUHP dan Kedua Pasal 142 Jo. Pasal 146 ayat (1) huruf

b Undang-Undang RI No.18 Tahun 2012 tentang Pangan Jo. Pasal 55 Ayat

(1) KUHP serta peraturan lainnya yang bersangkutan.

Dari penjelasan diatas menurut penulis apabila dalam penjatuhan

hukuman tersebut hakim hanya menerapkan aspek kepastian hukum maka

akan ada aspek yang dikesampikan, yaitu aspek keadilan hukum dan

kemanfaatan hukum. Berdasarkan bukti yang ada didalam putusan

3289/Pid.B/2013/PN.SBY penjualan minuman keras yang dijual oleh

terdakwa Budi Utomo bin Saidi dan Dony Wira Nugroho bin Alex Moch.

Kusna yang mengakibatkan kematian orang. Apabila suatu tindak pidana

tersebut meengakibatkan kematian seseorang mak hakim seharusnya

menjatuhkan hukuman yang seberat-beratnya sesuuai dengan tuntutan

Jaksa Penuntut Umum.

Dalam perkara ini hakim hanya menitik beratkan hukuman terdakwa

hanya pada Pasal 141 dan Pasal 142, sedangkan dalam tuntutan Jaksa

12 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelanggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari KKN

50

Penuntut Umum terdakwa dijerat dengan pasal berlapis. Salah satu pasal

yang menjadi tuntutan Jaksa Penuntut Umum adalah Pasal 146 Ayat (1)

Huruf b “kematian orang, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling

lama 10 (sepuluh) tahun atau denda paling banyak Rp20.000.000.000,00

(dua puluh miliar rupiah)”.

Dilihat dari fakta bukti-bukti yang ada bahwa terdakwa sudah jelas

terbutki menjual Minuman Keras (miras) Oplos yang dimana terbukti

bahwa Minuman Keras (miras) Oplos tersebut tidak tertera Komposisi,

Mutu, Bahan-Bahan yang dicampur dalam minuman tersebut, Tidak sesuai

dengan ukuran dan takaran, tidak mencatumkan tanggal kadaluarsa, tidak

mengikuti ketentuan berproduksi secara halal, tidak memasang label atau

membuat penjelasan barang yang memuat nama barang,ukuran,berat/isi

bersih atau netto,aturan pakai,tanggal pembuatan,akibat sampingan,nama

dan alamat pelaku usaha. Seperti yang diatur dalam Undang-Undang

Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan

Konsumen Pasal 8 Ayat (1) Huruf a-j yang berbunyi:13

(1) Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan/atau jasa yang: a. Tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersya

ratkan dan ketentuan peraturan perundangundangan; b. Tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih atau netto, danjumlah

dalam hitungan sebagaimana yang dinyatakan dalam label atau etiket barang tersebut;

c. Tidak sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan dan jumlah dalam hitungan menurut ukuran yang sebenarnya;

d. Tidak sesuai dengan kondisi, jaminan, keistimewaan atau kemanjuran sebagaimana dinyatakan dalam label, etiket atau keterangan barang dan/atau jasa tersebut.

13 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

51

e. Tidak sesuai dengan mutu, tingkatan, komposisi, proses pengolahan, gaya, mode, atau penggunaan tertentu sebagaimana dinyatakan dalam label atau keterangan barang dan/atau jasa tersebut;

f. Tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket, keterangan, iklan atau promosi penjualan barang dan/atau jasa tersebut;

g. Tidak mencantumkan tanggal kadaluwarsa atau jangka waktu penggunaan/pemanfaatan yang paling baik atas barang tertentu;

h. Tidak mengikuti ketentuan berproduksi secara halal, sebagaimana pernyataan "halal" yang dicantumkan dalam label;

i. Tidak memasang label atau membuat penjelasan barang yang memuat nama barang, ukuran, berat/isi bersih atau netto, komposisi, aturan pakai, tanggal pembuatan, akibat sampingan, nama dan alamat pelaku usaha serta keterangan lain untuk penggunaan yang menurut ketentuan harus dipasang/ dibuat;

j. Tidak mencantumkan informasi dan/atau petunjuk penggunaan barang dalam bahasa Indonesia sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku.

Selain aspek keadilan yang tidak dipenuhi dalam putusan Nomor:

3289/Pid.B/2013/PN.SBY, aspek kemanfaatan juga tidak dipenuhi dalam

perkara tersebut, karena melihat dari pokok bahasan di dalam isi putusan

tersebut tidak sesuai dengan fakta yang ada di dalam penyidikan. Didalam

putusan Nomor: 3289/Pid.B/2013/PN.SBY sudah secara jelas disebutkan

bahwa korban meninggal dunia membeli Minuman Keras (miras) Oplos

kepada saksi Ismail dengan harga Rp.35.000,- (tiga puluh lima ribu rupiah).

Sedangkan dalam keterangan sebelumnya dijelaskan bahwa saksi Ismail

(penjual minuman keras) membeli Minuman Keras (miras) Oplos kepada

terdakwa Budi Utomo Bin Saidi, kemudian Minuman Keras (miras) Oplos

tersebut dijual lagi kepada orang lain.

Dari penjelasan diatas menurut penulis pihak kedua yang didalam hal

ini adalah saksi Ismail seharusnya juga dijerat hukuman pidana, karena

52

saksi Ismail yang menjual Minuman Keras (miras) Oplos tersebut kepada

para Korban. Selain itu terdakwa juga dapat dikatakan sebagai penjual atau

orang yang membuat Minuman Keras (miras) Oplos tersebut, walaupun

terdakwa Budi Utomo Bin Saidi dan terdakwa Dony Wira Nugroho Bin

Alex Moch Kusnan bukan merupakan produsen pembuat Minuman Keras

(miras) Oplos yang dikonsumsi oleh para korban sehingga menyebabkan

kematian.

Apabila saksi Ismail tidak dijerat hukuman yang sama dengan para

terdakwa, maka aspek kemanfaatan tidak ada dalam pekara putusan

Nomor: 3289/Pid.B/2013/PN.SBY. Jika para penjualan Minuman Keras

(miras) Oplos dibiarkan berkeliaran di dalam masyarakat maka akan

menimbulkan keresahan tersendiri bagi masyarakat.