BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek...

21
Mitha Persia Prahara, 2014 Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam melakukan sebuah penelitian yang pertama kali diperhatikan adalah obyek penelitian yang akan diteliti. Dimana objek penelitian tersebut terkandung masalah yang akan dijadikan bahan penelitian untuk dicari pemecahannya. Sugiyono (2009: 38) mendefinisikan obyek penelitian sebagai “suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Berdasarkan uraian tersebut, yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah pengelolaan barang milik daerah, sistem pengendalian intern dan akuntabilitas Publik. 3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Desain Penelitian Desain penelitian adalah rencana kerja yang terstruktur dalam proses penelitian ilmiah. Menurut Husein Umar (2002: 36) definisi desain penelitian adalah Suatu rencana kerja yang terstruktur dan komprehensif mengenai hubungan-hubungan antar variabel yang disusun sedemikian rupa agar hasil risetnya dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan riset. Dalam

Transcript of BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek...

M itha Persia Prahara, 2014

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas

akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Dalam melakukan sebuah penelitian yang pertama kali diperhatikan adalah

obyek penelitian yang akan diteliti. Dimana objek penelitian tersebut terkandung

masalah yang akan dijadikan bahan penelitian untuk dicari pemecahannya.

Sugiyono (2009: 38) mendefinisikan obyek penelitian sebagai “suatu atribut atau

sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.” Berdasarkan uraian tersebut, yang menjadi obyek dalam

penelitian ini adalah pengelolaan barang milik daerah, sistem pengendalian intern

dan akuntabilitas Publik.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah rencana kerja yang terstruktur dalam proses

penelitian ilmiah. Menurut Husein Umar (2002: 36) definisi desain penelitian

adalah

Suatu rencana kerja yang terstruktur dan komprehensif mengenai

hubungan-hubungan antar variabel yang disusun sedemikian rupa agar hasil risetnya dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan riset. Dalam

49

M itha Persia Prahara, 2014

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas

akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perencanaan tersebut tercakup hal-hal yang akan dilakukan periset mulai

dari membuat hipotesis dan implikasinya secara operasional sampai pada analisis akhir.

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitis.

Menurut M Nazir (2003: 54) penelitian deskriptif analitis dengan pendekatan

kuantitatif bertujuan untuk menyajikan gambaran secara terstruktur, faktual dan

akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan anatar variabel yang diteliti

selanjutnya dianalisis secara statistik untuk diambil kesimpulan.

Sehubungan dengan jenis penelitian ini, maka metode penelitian yang

digunakan adalah metode survey. Data dikumpulkan dari sampel yang telah

ditentukan, data variabel diperoleh dengan alat pengeumpulan data yaitu melalui

kuesioner.

3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel

3.2.2.1 Definisi Variabel

Sugiyono (2012: 38) menjelaskan bahwa “variabel penelitian pada

dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh

peneliti untuk diteliti sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian

ditarik kesimpulannya.” Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengelolaan Barang Milik Daerah

Pengelolaan barang milik daerah adalah rangkaian kegiatan dan tindakan

terhadap barang daerah yang meliputi: perencanaan kebutuhan dan

50

M itha Persia Prahara, 2014

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas

akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penganggaran; pengadaan; penerimaan, penyimpanan dan penyaluran;

penggunaan; penatausahaan; pemanfaatan; pengamanan dan pemeliharaan;

penilaian; penghapusan; pemindahtanganan; pembinaan, pengawasan dan

pengendalian; dan tuntutan ganti rugi. (Chabib Soleh dan Heru Rochmansjah,

2010:160 ; Permendagri Nomor 17 Tahun 2007)

2. Sistem Pengendalian Intern

Sistem pengendalian intern adalah proses yang integral pada tindakan dan

kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh

pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan

organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan

keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan

perundang-undangan. (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60

Tahun 2008)

3. Kualitas Akuntabilitas Keuangan

Akuntabilitas keuangan yang berkualitas memuat informasi yang akurat/andal

dan valid yang menggambarkan kinerja instansi pemerintah, sekaligus

sebagai perwujudan pertanggungjawaban pengelolaan dan pengendalian

sumber daya yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan pada instansi

pemerintah yang bersangkutan (Ismail Mohamad, 2004:278).

51

M itha Persia Prahara, 2014

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas

akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2.2.2 Operasionalisasi Variabel

Agar penelitian ini dapat dikatakan sesuai dengan yang diharapkan, maka

perlu dipahami berbagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu penelitian

ilmiah yang termuat dalam operasionalisasi variabel penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Variabel Dimensi Indikator Butir Skala

Pengelolaan Barang

Milik Daerah (X1)

(Chabib Soleh dan

Heru Rochmansjah,

2010: 179;

Permendagri Nomor

17 tahun 2008)

1. Perencanaan

Kebutuhan dan

Pengangaran

1. Menyusun Daftar Rencana

Tahunan Barang dengan

memperhatikan data barang.

2. Berpedoman pada standarisasi

sarana dan prasarana kerja

pemerintah daerah serta standar

harga yang ditetapkan

Keputusan Kepala Daerah.

1

2

Ordinal

2. Pengadaan 1. Pelaksanaan pengadaan

menggunakan sistem

tender/lelang.

2. Menyusun dokumen kontrak.

3

4

Ordinal

3. Penerimaan,

Penyimpanan dan

Penyaluran

1. Penerimaan barang dituangkan

dalam berita acara dan disertai

dengan dokumen yang jelas.

2. Diselenggarakan administrasi

penyimpanan dalam gudang.

3. penyaluran dilaksanakan atas

dasar SPPB.

5,6

7,8

9

Ordinal

4. Penggunaan Status penggunaan barang milik

daerah berdasarkan Surat

Keputusan Kepala Daerah.

10 Ordinal

5. Penatausahaan 1. Kegiatan pembukuan

2. Kegiatan inventarisasi

3. Pelaporan barang milik daerah

11,12

13

14,15

Ordinal

6. Pemanfaatan Pemanfaatan barang milik daerah

dipergunakan untuk menunjang

penyelenggaraan tugas pokok dan

fungsi SKPD.

16,17 Ordinal

7. Pengamanan dan

Pemeliharaan

1. Pengamanan berupa sertifikasi

dan bukti kepemilikan.

2. Pemeliharaan berpedoman pada

DKPBMD.

18

19

Ordinal

52

M itha Persia Prahara, 2014

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas

akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8. Penilaian Melibatkan penilai independen

yang bersertifikat di bidang

penilaian aset.

20 Ordinal

9. Penghapusan Penghapusan dilakukan ketika

barang sudah tidak dalam

penguasaan, alih kepemilikan, serta

terjadi pemusnahan berdasarkan

persetujuan dan keputusan kepala

daerah.

21 Ordinal

10. Pemindahtanganan Pemindahtanganan BMD berupa

tanah dan/atau bangunan dan selain

tanah dan/atau bangunan

22 Ordinal

11. Pembinaan,

Pengendalian dan

Pengawasan

1. Pembinaan dilakukan melalui

pemberian pedoman,

bimbingan, pelatihan dan

supervisi.

2. Dilakukan inspeksi dan

mengadakan pemeriksaan

secara berkala.

3. Dilakukan pemantauan dan

penertiban BMD serta audit

tindak lanjut hasil pemantauan.

23,24,25

26,27

28

Ordinal

12. Pembiayaan Pembiayaan dibebankan pada

APBD

29 Ordinal

13. Tuntutan Ganti Rugi Tuntutan ganti rugi sesuai dengan

undang-undang.

30 Ordinal

Sistem

Pengendalian Intern

(X2)

(PP Nomor 60 tahun

2008)

1. Lingkungan

pengendalian

1. Integritas dan nilai etika

2. Komitmen terhadap kompetensi

3. Struktur organisasi

4. wewenang dan tanggung jawab

5. Kebijakan sumber daya

manusia dan penerapannya.

1

2

3

4

5

Ordinal

2. Penilaian risiko 1. Penetapan tujuan instansi

2. Penetapan tujuan kegiatan

3. Identifikasi risiko

6

7

8

Ordinal

3. Kegiatan pengendalian 1. Review kinerja

2. Pembinaan sumber daya

manusia

3. Pengendalian fisik atas aset

4. Pemisahan fungsi

5. Otorisasi transaksi dan aktivitas

6. Pencatatan yang akurat dan

tepat waktu

7. Pembatasan akses terhadap

sumber daya.

9

10

11

12

13

14

15

Ordinal

4. Informasi dan

komunikasi

1. Sarana komunikasi

2. Manajemen sistem informasi

16

17

Ordinal

5. Pemantauan 1. Pemantauan yang berkelanjutan

2. Evaluasi terpisah

3. Tindak lanjut

18

19

20

Ordinal

Kualitas 1. Pertanggungjawaban 1. Pengungkapan sebab adanya 1

53

M itha Persia Prahara, 2014

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas

akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Akuntabilitas

Keuangan (Y)

(Ismail Mohamad,

2004: 43 )

pengelolaan keuangan

untuk melaksanakan

program dan aktivitas

pemerintahan

perbedaan antara anggaran dan

realisasi.

2. Pengungkapan tingkat

ketercapaian target-target yang

telah disepakati antara legislatif

dan eksekutif sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

3. Pengungkapan sebab-sebab

adanya perbedaan realisasi

anggaran tahun sekarang dan

tahun lalu.

4. Penyampaian akuntabilitas

kinerja keuangan tepat waktu.

2

3

4

Ordinal

2. Penilaian kinerja

keuangan

1. Penilaian kinerja keuangan dari

aspek kehematan penggunaan

sumber dana.

2. Penilaian kinerja keuangan dari

aspek efisiensi penggunaan

sumber dana.

3. Penilaian kinerja keuangan dari

aspek efektivitas penggunaan

sumber dana.

4. Penilaian atas pencapaian

tujuan yang telah dibiayai,

dengan manfaat yang dirasakan

atas pencapaian tujuan tersebut

dari tahun ke tahun.

6

7

8

9

Ordinal

3. Sistem informasi yang

handal

1. Data keuangan yang disajikan

bebas dari kesalahan material.

2. Data keuangan yang disajikan

telah sesuai dengan peraturan

yang berlaku.

3. Dalam penyajian data keuangan

terdapat netralitas dalam

pengungkapannya.

10

11

12

Ordinal

4. Akuntabilitas kinerja

keuangan dinilai

secara objektif dan

independen

1. Adanya penilaian yang objektif

dan independen terhadap

akuntabilitas kinerja keuangan.

2. Tindak lanjut terhadap laporan

penilaian atas akuntabilitas.

13

14

Ordinal

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2012: 80) adalah “wilayah generalisasi yang

terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

54

M itha Persia Prahara, 2014

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas

akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.”

Populasi dalam penelitian ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) yang ada di Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung yang berjumlah 59

SKPD.

Tabel 3.2

Daftar Populasi Penelitian

No SKPD Jumlah 1. Inspektorat 1

2. Sekretariat 2 3. Kantor 2

4. Dinas 14 5. Badan 9

6. Kecamatan 31

Jumlah 59

Sumber: www.bandungkab.go.id

3.3.2 Sampel

Sampel menurut Sugiyono (2012:81) adalah “bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Apa yang dipelajari dari

sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu

sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).

Teknik sampling yang digunakan adalah probability sampling yaitu

“teknik pengambilan sampel yang memeberikan peluang yang sama bagi setiap

unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2012: 82).

Teknik probability sampling yang digunakan adalah simple random sampling.

Menurut Sugiyono (2012: 82) simple random sampling dikatakan simple

(sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara

55

M itha Persia Prahara, 2014

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas

akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Metode yang

digunakan untuk menentukan jumlah sampel ini adalah menggunakan rumus

Slovin (Sevilla et. al., 1960:182), dengan rumus sebagai berikut:

dimana:

n : jumlah sampel

N : jumlah populasi

e : batas toleransi kesalahan (error tolerance)

Jumlah sampel yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

Berdasarkan perhitungan di atas maka sampel minimal yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 38 responden. Setelah jumlah

seluruh sampel didapatkan, maka ditentukan jumlah sampel untuk setiap SKPD

yang dihitung secara proporsional. Dengan jumlah sampel sebanyak 38

responden, maka menurut Harun Al Rasyid (1993:80) penentuan sampel dihitung

menggunakan rumus sebagai berikut:

Dimana:

ni = ukuran sampel yang harus diambil

Ni = ukuran populasi ke-i

N = populasi

n = sampel

56

M itha Persia Prahara, 2014

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas

akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Table 3.3.

Distribusi Sampel Proporsional

No SKPD Jumlah Sampel

1. Inspektorat 1 1

2. Sekretariat 2 1

3. Kantor 2 1

4. Dinas 14 9

5. Badan 9 6

6. Kecamatan 31 20

Jumlah 59 38

Sumber: Data Penelitian, Tahun 2014

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data didasarkan pada jenis data yang dipergunakan

dalam penelitian. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan

dengan menggunakan data primer, Data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data primer. Husein Umar (2003: 60) menyatakan bahwa

data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, misalnya

dari individu atau perseorangan, seperti hasil wawancara, pengisian kuesioner, atau bukti transaksi seperti tanda bukti pembelian barang dan

karcis parkir. Data ini semua merupakan data mentah yang kelak akan diproses untuk tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan kebutuhan.

Data primer diperoleh melalui penelitian lapangan yaitu dengan

mengadakan memberikan daftar pertanyaan (kuesioner) serta mengumpulkan

catatan dan dokumen yang berhubungan dengan objek yang sedang diteliti.

“Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawab” (Sugiyono, 2012: 142).

57

M itha Persia Prahara, 2014

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas

akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil jawaban kuesioner dengan menggunakan skala likert yang telah

disusun selanjutnya dilakukan pengujian secara kuantitatif. Adapun pemberian

skor menggunakan skala likert sebagai berikut:

Tabel 3.3

Pola Skoring

No. Pilihan Skor

1. Selalu 5

2. Sering 4

3. Kadang-kadang 3

4. Hampir tidak pernah 2

5. Tidak pernah 1

(Sumber: Sugiyono, 2010:105 diolah)

Untuk menentukan kriteria pengklasifikasian variabel X dan variabel Y

menurut Husein Umar (2003: 201), rentang skor dicari dengan rumus sebagai

berikut:

RS = (m - n) b

Keterangan:

RS = Rentang Skor

m = Skor tertinggi item

n = Skor terendah item

b = Jumlah kelas

Skor item tertinggi = 5 x 38 = 190

Skor terendah = 1 x 38 = 38

Rentang skor = (190 – 38) / 5 = 30,4

Berikut ini adalah kriteria yang diperoleh dari interpretasi skor

berdasarkan hasil jawaban responden:

58

M itha Persia Prahara, 2014

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas

akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4

Interpretasi Skor

Hasil Kategori

38 – 68,4 Tidak Baik/Tidak Efektif

68,5 – 98,8 Kurang Baik/Kurang Efektif

90,9 – 129,2 Cukup Baik/Cukup Efektif

121,3 – 159,6 Baik/Efektif

159,7 - 190 Sangat Baik/Sangat Efektif

Interpretasi skor di atas akan digunakan sebagai pedoman untuk

menginterpretasikan hasil penelitian dari jawaban kuisioner yang telah diisi oleh

para responden. Setelah itu, hasil jawaban akan dianalisis untuk mendeskripsikan

hasil jawaban yang berkaitan dengan variabel pengelolaan barang milik daerah,

sistem pengendalian intern dan akuntabilitas publik.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk

yang lebih mudah dibaca, dipahami, dan diinterpretasikan. Setelah data yang

diperlukan diperoleh, kemudian dilakukan pengklasifikasian dan pengelolaan data

dengan menyusun data yang didapat dari hasil kuesioner.

3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono (2012: 147) analisis statistik deskriptif adalah “statistik

yang digunakan untuk menganalisis data yang telah terkumpul sebagaimana

adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasi. Analisis statistik deskriptif ditujukan untuk memberikan gambaran

59

M itha Persia Prahara, 2014

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas

akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengenai kondisi demografi responden (umur, jenis kelamin, jabatan, pendidikan

terakhir, lama menjabat pekerjaan sekarang dan lamanya bekerja) dan deskripsi

mengenai variabel-variabel penelitian dengan menggunakan tabel distribusi

frekuensi absolut yang menunjukkan angka minimum, maksimum, rata-rata,

median dan standar deviasi (Imam Ghazali, 2005)

3.5.2 Transformasi Data dari Skala Ordinal ke Interval

Dalam pengolahan data secara statistik dan data nonmetrik menggunakan

skala nonparametrik, sedangkan data metrik menggunakan statistika parametrik.

Penelitian ini menggunakan penelitian kuesioner yang alternatif jawaban dalam

skala ordinal, sedangkan penulis menggunakan statistik parametrik. Akibatnya

data yang menggunakan skala ordinal harus dialihkan menjadi skala interval.

William L.Hays (1969) menemukan metode untuk mengalihkan skala ordinal

menjadi skala interval, metode ini bernama Method Succesice Interval (MSI).

Langkah - langkah dalam menerapkan metode ini sebagai berikut :

1. Tentukan frekuensi tiap skor pertanyaan. Semua item pertanyaan dapat

dihitung frekuensi jawabannya dan berapa responden yang menjawab untuk

mendapat masing-masing skor

2. Tentukan proporsi tiap skor jawaban dengan membagi frekuensi dengan

jumlah responden.

3. Tentukan proporsi tiap skor jawaban secar kumulatif.

60

M itha Persia Prahara, 2014

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas

akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif dari tiap skor dengan

menggunakan tabel distribusi normal.

5. Tentukan nilai densitas yang diambil dari nilai Z setiap skor dengan

menggunakan tabel Densitas atau menghitung niali fungsi kepadatan dengan

menggunakan rumus:

6. Tentukan nilai skala untuk setiap Z dengan rumus :

NS =

7. Tentukan nilai transformasi dengan menggunakan rumus:

NT = NS + ( 1 + | NSim | ) dimana NSim adalah harga mutlak NS yang paling

kecil dari skor yang tersedia.

3.5.3 Uji Kualitas Instrumen

3.5.3.1 Uji Validitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 168) validitas adalah “suatu ukuran

untuk menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen”.

Pengujian validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item

instrumen dalam suatu faktor dengan skor faktor yang bersangkutan, kemudian

mengkorelasikan skor faktor dengan skor total. Hasil dari koefisien korelasi

selanjutnya dibandingkan dengan standar validitas yang berlaku. Uji validitas

61

M itha Persia Prahara, 2014

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas

akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

instrumen menggunakan koefisien korelasi Product Moment Pearson dengan

rumus sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }

(Suharsismi Arikunto, 2006: 170) Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel

yang dikorelasikan

X = Skor tiap butir soal untuk setiap responden uji coba

Y = Skor total tiap responden uji coba

N = Jumlah responden uji coba

Untuk menafsirkan hasil uji validitas, kriteria yang digunakan adalah :

1 Jika nilai rhitung lebih besar (>) dari nilai rtabel maka item angket dinyatakan

valid dan dapat dipergunakan, atau

2 Jika nilai rhitung lebih kecil (<) dari nilai rtabel maka item angket dinyatakan

tidak valid dan tidak dapat dipergunakan.

Penentuan nilai minimum untuk nilai rtabel yang digunakan menurut

Sugiyono (2010: 188) agar uji validitas dari masing-masing item agar dapat

dikatakan valid apabila r = 0,3 atau lebih. Jika korelasi antar item dengan skor

total kurang dari 0,3 maka item tersebut dinyatakan tidak valid.

3.5.3.2 Uji Reliabilitas

62

M itha Persia Prahara, 2014

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas

akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:178) “Reliabilitas menunjuk pada satu

pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan

sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.” Pengujian ini

dimaksudkan untuk mengetahui apakah alat pengumpul data menunjukkan tingkat

ketepatan, keakuratan, kestabilan atau konsistensi alat tersebut dalam

mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu walaupun dilakukan

pada waktu yang berbeda. Untuk menguji realibilitas penulis menggunakan teknik

Cronbach’s Alpha dengan rumus sebagai berikut:

(

) (

)

(Husein Umar, 2008: 58)

Keterangan:

= Realibilitas instrrumen

= Jumlah item/butir pertanyaan

= Varians total

∑ = Jumlah varian butir

Jumlah varian butir ditetapkan dengan cara mencari nilai varian tiap butir,

kemudian jumlahkan seperti yang dirumuskan berikut ini:

Di mana:

n = Jumlah responden

X = Nilai skor yang dipilih (total nilai nomor-nomor butir pertanyaan)

63

M itha Persia Prahara, 2014

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas

akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nilai korelasi r11 dibandingkan dengan tabel r Product Moment Pearson.

Jika nilainya lebih kecil, instrumen tidak reliabel (Umar Husein, 2008:61) atau

menurut Ghozali (2007) suatu instrumen dapat dikatakan reliable jika nilai alpha

cronbach > 0,6 dan sebaliknya dikatakan tidak reliable jika alpha cronbach < 0,6.

3.5.4 Uji Asumsi Klasik

Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi

klasik. Untuk itu peneliti menggunakan alat bantu program statistik untuk menguji

hasil output. Berdasarkan hasil output itulah dilakukan anlisis terhadap asumsi-

asumsi klasik tersebut.

3.5.4.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas berguna untuk mengetahui apakah variabel dependen,

independen, atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak.

Jika data ternyata tidak berdistribusi normal, analisis nonparametik dapat

digunakan. Jika data berdistribusi normal, analisis parametik termasuk model-

model regresi dapat digunakan. Mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau

tidak dapat diketahui dengan menggambarkan penyebaran data melalui sebuah

grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonalnya, model regresi memenuhi asumsi normalitas. Uji kenormalan juga

bisa dilakukan dengan Uji Kolmogorov Smirnov, apabila signifikansi > 5% maka

data bersifat distribusi normal dan sebaliknya jika data < 5% maka data tidak

berdistribusi normal (Umar Husein, 2008:79).

64

M itha Persia Prahara, 2014

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas

akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.5.4.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain

tetap, maka disebut homokedastisitas. Penelitian ini menggunakan metode grafik

plot untuk menilai ada atau tidaknya heterokedastisitas. Metode grafik plot

dilakukan dengan cara mendiagnosa diagram residual plot (studenzized)

dibandingkan dengan hasil prediksi. Jika titik-titik sebar membentuk pola tertentu

dan teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit maka telah terjadi

heteroskedastisitas.

3.5.4.3 Uji Multikolinieritas

Pengujian multikolinearitas menguji apakah model regresi yang ditemukan

ada korelasi antara variabel independen. Model regresi dikatakan baik jika tidak

terjadinya korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen tersebut

berkolerasi maka variabel dikatakan tidak orthogonal, yaitu variabel independen

yang nilai korelasi antar sesama independen nol. Menurut Husein Umar

(2008:81), multikolinearitas dapat diukur dengan menggunakan Coefficient

Correlations SPSS dan juga dari besaran Variance Inflation Factor (VIF). Untuk

menghitung VIF menggunakan rumus :

VIF = 1/ (1-R²)

65

M itha Persia Prahara, 2014

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas

akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dan juga dapat diketahui berdasarkan besaran TOLERANCE. Untuk

menghitungnya dapat menggunakan rumus:

TOL = (1-R²)

Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF dan menunjukan

adanya kolinearitas yang tinggi. Dasar pengambilan keputusan bila dilihat dari

tolerance > 0,1 atau sama dengan VIF < 10, ini menunjukan bahwa tidak ada

multikolinearitas antar variabel dalam model regresi.

3.5.5 Pengujian Hipotesis

3.5.5.1 Analisis Regresi Linier Berganda

Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda (multiple

regression) yang berfungsi untuk mengetahui pengaruh/hubungan variabel

independen dan variabel dependen. Model analisis regresi berganda dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Dimana:

Y = Akuntabilitas Publik

= Konstanta

b1, b2, = Koefisien Regresi

X1 = Pengelolaan Barang Milik Daerah

X2 = Sistem Pengendalian Intern

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

66

M itha Persia Prahara, 2014

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas

akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Ho : ρ < 0, pengelolaan barang milik daerah tidak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Kualitas Akuntabilitas Keuangan

Ha : ρ > 0, pengelolaan barang milik daerah berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Kualitas Akuntabilitas Keuangan.

2. Ho : ρ < 0, sistem pengendalian intern tidak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Kualitas Akuntabilitas Keuangan

Ha : ρ > 0, sistem pengendalian intern berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Kualitas Akuntabilitas Keuangan.

3. Ho : ρ < 0, pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern

secara simultan tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas

Akuntabilitas Keuangan.

Ha : ρ > 0, pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern

secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas

Akuntabilitas Keuangan.

3.5.5.2 Uji t

Uji statistik t disebut juga sebagai uji signifikansi individual. Uji ini

menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial terhadap

variabel dependen. Tingkat pengaruh yang signifikan juga didasarkan pada α 5%

atau melihat nilai thitung > ttabel. Sebaiknya jika thitung < ttabel maka pengaruh yang

terjadi tidak signifikan. Pengujian ini dilakukan untuk mengui signifikansi

hipotesis pertama dan kedua.

67

M itha Persia Prahara, 2014

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas

akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.5.5.3 Uji F

Uji pengaruh simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel

independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Apabila

hasilnya signifikan berarti hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi.

Uji ini menggunakan α 5%. Dengan ketentuan, jika Fhitung > Ftabel maka hipotesis

yang diajukan dapat diterima. Pengujian ini dilakukan untuk pengujian

signifikansi hipotesis ketiga.

3.5.5.4 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui tinggi rendahnya

pengaruh suatu variabel lainnya. Hal ini muncul dari anggapan bahwa semakin

tinggi derajat hubungan yang ada cenderung diakibatkan oleh adanya pengaruh

dari salah satu atau beberapa yang kuat pula. Sehingga kecenderungannya,

semakin kuat derajat hubungan akan semakin kuat pula pengaruh yang ada.

Sudjana (2001: 246) koefisien determinasi dapat dihitung dengan rumus sebagai

berikut:

KD = r² x 100%

Keterangan: KD = Koefisien Determinasi,

r² = Koefisien korelasi yang dikuadratkan

Nilai Kd berada antara 0 sampai 1 (0 ≤ Kd ≤1) :

68

M itha Persia Prahara, 2014

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas

akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Jika nilai Kd = 0, berarti tidak ada pengaruh variabel independen (X)

terhadap variabel dependen (Y).

2) Jika nilai Kd = 1, berarti variasi (naik-turunnya) variabel dependen (Y)

adalah 100% dipengaruhi oleh variabel independen (X).

3) Jika nilai Kd berada antara 0 sampai 1 (0 ≤ Kd ≤ 1), maka besarnya

pengaruh variabel independen adalah sesuai dengan nilai Kd itu sendiri,

dan selebihnya berasal dari faktor-faktor lain.