BAB III Metodologi Pkl

6
35 35 Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Surabaya BAB III METODE PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN A. Sasaran Sasaran Praktek Kerja Lapangan ini adalah kegiatan pengelolaan tambak udang vaname (Litopenaeus vannamei) secara super intensif di UPT Pengembangan Budidaya air payau (PBAP) Bangil, Pasuruan, Jawa timur. B. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan di Balai Pengembangan Budidaya Air Payau di Dusun Karanganyar Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan Jawa Timur. Kegiatan ini akan dilaksanakan pada tanggal 6 Juli sampai 14 Agustus 2009. C. Alat dan Bahan Alat Alat yang digunakan dalam pengolahan tambak secara super intensif adalah generator, pompa celup, diesel, blower, kincir,motor listrik (1 hp), termometer, refraktometer, DO meter, pH meter, Secchi disc, hapa, ancu, ember, timbangan, selang plastik, selang PVC, genset,

description

menjelaskan metode yang dilaksanakan

Transcript of BAB III Metodologi Pkl

Page 1: BAB III Metodologi Pkl

35

35 Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Surabaya

BAB III

METODE PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

A. Sasaran

Sasaran Praktek Kerja Lapangan ini adalah kegiatan pengelolaan tambak

udang vaname (Litopenaeus vannamei) secara super intensif di UPT

Pengembangan Budidaya air payau (PBAP) Bangil, Pasuruan, Jawa timur.

B. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan di Balai Pengembangan

Budidaya Air Payau di Dusun Karanganyar Kecamatan Bangil Kabupaten

Pasuruan Jawa Timur. Kegiatan ini akan dilaksanakan pada tanggal 6 Juli

sampai 14 Agustus 2009.

C. Alat dan Bahan

Alat

Alat yang digunakan dalam pengolahan tambak secara super intensif

adalah generator, pompa celup, diesel, blower, kincir,motor listrik (1 hp),

termometer, refraktometer, DO meter, pH meter, Secchi disc, hapa, ancu,

ember, timbangan, selang plastik, selang PVC, genset,

Page 2: BAB III Metodologi Pkl

36

Bahan

Kaporit 3 kg, kapur (zeolit) 10 kg, probiotik, benih udang vaname, pakan

buatan (pellet) dengan kandungan (protein : 35%, crude fat : 5%, crude ash :

16%, crude fiber : 3%, moisture : 12%), pupuk NPK, bak fiber,

D. Prosedur pendekatan

Prosedur pendekatan yang digunakan dalam praktek kerja lapang ini

dengan menggunakan pendekatan observasional yang menjadi bahan analisis

dalam pemecahan masalah, yaitu metode yang menggambarkan keadaan atau

kejadian pada suatu daerah tertentu. Metode observasional dikatakan suatu

metode untuk membuat pencandraan secara sistematis, faktual, dan akurat

mengenai fakta dan sifat-sifat serupa atau daerah tertentu dari suatu kegiatan

(Nazir, 1988).

Obyek pengamatan yang dilaksanakan pada kegiatan Praktikum Kerja

Lapangan (PKL) di Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Budidaya Air

Payau (UPT-PBAP) terfokus pada budidaya udang vaname (Litopenaeus

vannamei) dalam bak conical dengan umur mencapai 1 bulan 15 hari.

E. Metode pengumpulan data

Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari

sumbernya (interview), diamati, dan dicatat untuk pertama kalinya melalui

prosedur dan teknik pengambilan data yang berupa interview, observasi,

Page 3: BAB III Metodologi Pkl

37

partisipasi aktif maupun memakai instrumen pengukuran yang khusus sesuai

tujuan (Azwar, 1998)

Observasi

Obeservasi atau pengamatan secara langsung adalah pengambilan data

dengan menggunakan indera mata tanpa ada pertolongan alat standart lain

untuk keperluan tersebut (Nazir, 1988). Dalam Praktek Kerja Lapang ini

observasi dilakukan dengan mengamati secara langsung proses pemeliharaan

udang vanname dalam bak conical, setelah itu mencatat berbagai kegiatan

yang telah dilakukan.

Wawancara

Wawancara merupakan cara mengumpulkan data dengan cara tanya jawab

sepihak yang dikerjakakan secara sistematis dan berlandaskan pada tujuan

penelitian. Dalam wawancara memerlukan komunikasi yang baik dan lancar

antara peneliti dengan subyek sehingga pada akhirnya bisa didapatkan data

yang dapat dipertanggung jawabkan secara keseluruhan (Nazir, 1988).

Wawancara di sini dilakukan dengan cara tanya jawab langsung terhadap

pegawai/karyawan pada bagian budidaya. Wawancara ini mengenai profil

UPT-PBAP, struktur organisasi, permodalan, budidaya, pemasaran, serta

permasalahan, yang dihadapi dalam menjalankan usaha budidaya, lebih

khusunya mengenai pemeliharaan udang vanname.

Page 4: BAB III Metodologi Pkl

38

Partisipasi Aktif

Partisipasi aktif adalah keterlibatan dalam suatu kegiatan yang dilakukan

secara langsung di lapangan (Nazir, 1988) dalam hal kegiatan yang dilakukan

adalah budidaya udang vanname. Kegiatan tersebut diikuti secara langsung

mulai dari mempersiapkan tambak pemeliharaan, pemberian pakan hingga

panen. Disamping itu juga dilakukan pengukuran kualitas air serta hal-hal lain

yang berhubungan dengan PKL.

Adapun kegiatan yang dilaksanakan di Unit Pelaksana Teknis

Pengembangan Budidaya Air Payau (UPT-PBAP) Bangil meliputi:

1. Teknik Budidaya Udang Vannamei ( Litopennaus vannamei )

a) Persiapan Tambak

Melakukan Pengeringan kolam, pembersihan tritip yang menempel pada

dasar dan dinding bekas budidaya, kemudian memberikan kaporit 30 ppm

pada dasar dan dinding bak conical, pengeringan bak selanjutnya dibilas

dengan air sungai. Tidak hanya berhenti pada pemberian kaporit tapi

berlanjut dengan pemberian kapur 20 ppm dengan tujuan untuk

menghilangkan senyawa beracun beserta hewan parasit yang menempel

pada dinding bak.

Melakukan pengisian air pada tambak hingga tinggi air mencapai 140 cm

dari permukaan bak dan kemudian diberikan pemupukan untuk

menumbuhkan pakan alami dan dibiarkan selama kurang lebih 2-3 hari

Page 5: BAB III Metodologi Pkl

39

sampai warna air tampak hijau yang menandakan pakan alami telah

terbentuk.

b) Penebaran Benih udang Vannamei

Di UPT Pengembangan Budidaya Air Payau Bangil benih udang yang

digunakan berasal dari petani Lamongan. Benih yang digunakan adalah PL 12

dengan panjang tubuh rata-rata 0,5 cm. Waktu penebaran benih udang yang

paling baik adalah pagi hari. Proses aklimasi pada penebaran udang vannamei

adalah dengan cara kantung plastik yang berisi benur udang vannamei

diletakkan di air tambak budidaya selama kurang lebih 2 menit sampai ada

titik-titik embun kemudian kantung plastik diisi dengan air tambak sebanyak

satu gayung supaya salinitasnya sama dan tidak membuat stress pada benur

yang akan ditebar, dan benur siap ditebarkan di tambak budidaya.

c) Pakan

Pakan yang digunakan di UPT-PBAP Bangil adalah jenis pakan buatan

(pellet) dengan kandungan (protein : 35%, crude fat : 5%, crude ash :

16%, crude fiber : 3%, moisture : 12%).

Frekuensi pemberian pakan pada budidaya udang di tambak budidaya

BPBAP Bangil adalah 5 kali dalam sehari dengan dosis yang berbeda

setiap waktunya yakni mengikuti bobot total biomassa udang yang

dipelihara. Waktu yang digunakan adalah pagi, menjelang siang, siang,

sore, dan malam hari dengan jeda waktu setiap kalinya adalah 4 jam.

Page 6: BAB III Metodologi Pkl

40

d) Pemanenan

Memanen udang vanamei secara keseluruhan optimal pada masa

pemeliharaan 3-4 bulan. Pemanenan menggunakan saringan hapa yang

dipasang pada pintu masuknya air, kemudian mengambil udang yang telah

masuk ke dalam hapa untuk dimasukkan kedalam sebuah kotak dengan tujuan

agar ditimbang.

e) Pemasaran

Pemasaran merupakan rantai berikutnya dalam siklus kegiatan perikanan,

serta memegang peranan penting dalam usaha penyampaian hasil produksi kepada

pada konsumen. Penyampaian hasil produksi dari produsen sampai dapat

dimanfaatkan oleh konsumen pada umumnya masih berlangsung melalui berbagai

macam rantai, diantaranya langsung menjual kepada konsumen, menjual dengan

memanfaatkan tempat pelelangan ikan, dan agen/bakul ikan.

Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber tidak langsung dan

telah dikumpulkan serta dilaporkan oleh orang di luar penelitian itu sendiri

(Azwar, 1998). Data ini dapat diperoleh dari data dokumentasi, lembaga

penelitian, dinas perikanan, pustaka-pustaka, laporan-laporan pihak swasta,

masyarakat dan pihak lain yang berhubungan dengan budidaya udang vanname.