BAB III METODOLOGI PENELITIAN -...
Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN -...
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian
3.1.1 Tempat Penelitian
Sehubungan dengan penelitian ini, objek yang dijadikan sebagai lokasi
penelitian yaitu karsa utama mall kota Gorontalo. Penetapan objek penelitian
pada lokasi ini didasarkan atas pertimbangan lokasi mudah di jangkau oleh peliti
dan dapat memberikan keterangan yang lengkap tentang masalah yang diteliti.
3.1.2 Waktu penelitian
Dari objek yang telah ditetapkan, maka lamanya waktu yang digunakan
oleh penulis dalam penelitian ini adalah terhitung dari bulan Januari-Juni 2013.
3.2 Desain penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kuantitatif yakni
menggambarkan adanya pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel
yang lain yaitu variabel X1 (kualitas pelayanan), X2 (Kepuasan pelanggan) dan
variabel Y (loyalitas pelanggan). Berdasarkan metode penelitian tersebut maka
desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Gambar 3.1 Kerangka konsep penelitian
Kualitas pelayanan (X1)
Loyalitas pelanggan (Y)
Kepuasan pelanggan (X2)
29
Ket :
= Garis hubungan parsial
= Garis hubungan Simultan
3.3 Definisi operasional variabel
Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011).
Variabel penelitian dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
3.3.1 Variabel Independen dan Dependen
Variabel independen merupakan variabel bebas yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.
Sedangkan Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel independen. Sehingga dalam penelitian
ini yang dijadikan sebagai variabel independen adalah kualitas pelayanan dan
kepuasan pelanggan, variabel dependen adalah loyalitas pelanggan. Maka dapat
digambarkan dalam bentuk tabel berikut :
30
Tabel 3.1 Variabel Independen dan Variabel Dependen
No
Variabel Sub Variabel Konsep Indikator Tingkat Pengukuran
Skala
1.
Kualitas Pelayanan (X1)
1. Kehandalan 2. Tanggapan
Kualitas pelayanan didefinisikan sebagai seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan para pelanggan atas layanan yang diberikan. (Tjiptono) Kehandalan adalah kemampuan yang dapat diandalkan, akurat, dan konsisten dalam mengerjakan jasa sesuai dengan yang diinginkan konsumen. ketanggapan yaitu suatu kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas.
1.Kemampuan 2.Akurat 3.Konsistensi 1.Kemauan 2.Segera 3.Kesesuaian 4.Kecepatan
1.Tingkat sejauh mana kemampuan pengusaha dalam memberikan pelayanan. 2.Tingkat sejauh mana akurasi pelayanan. 3.Tingkat sejauh mana konsistensi pelayanan kepada konsumen. 1.Tingkat sejauh mana kemauan pengusaha dalam pelayanan membantu konsumen. 2.Tingkat sejauh mana pengusaha dalam memberikan pelayanan dengan segera kepada konsumen. 3.Tingkat
Ordinal Ordinal
31
2.
3. Assurance
4. Empati 5. Tangible
Assurance mencakup keandalan atau jaminan kompetensi, dapat dipercya, kejujuran pemberi jasa, pemilikan kecakapan dan pengetahuan yang diperlukan untuk mengerjakan jasa, dan kredibilitas. Secara umum konsumen membutuhkan kemudahan akses, komunikasi yang mudah (baik), dan memiliki keinginan untuk dipahami kebutuhannya.
1.Jaminan 2.Kepercayaan 3.Kejujuran 4.Kecakapan 5.Pengetahuan 1.Kemudahan akses 2.Komunikasi yang mudah 3.Memahami Keinginan 1.Kesan kualitas 2.
sejauh mana kesesuaian pelayanan kepada konsumen. 4.Tingkat sejauh mana kecepatan pengusaha dalam memberikan pelayanan. 1.Tingkat sejauh mana perusahaan dalam memberikan jaminan pelayanan 2.Tingkat sejauh mana perusahaan dapat dipercaya dalam pelayanan. 3.Tingkat sejauh mana kejujuran pelayanannya. 4.Tingkat sejauh mana kecakapan pelayanan kepada konsumen. 5.Tingkat sejauh mana pengetahuan pelayanan. 1.Tingkat sejauh mana kemudahan akses dalam pelayanan. 2.Tingkat sejauh mana
Ordinal Ordinal Ordinal
32
Kepuasan Pelanggan (X2)
1. Kualitas produk 2. Kualitas pelayanan atau jasa 3. Harga
Tangible dapat mencakup penampilan fasilitas atau elemen-elemen fisikal, peralatan, personel, dan material-material komunikasi. Tujuannya adalah untuk memperkuat kesan kualitas, kenyamanan dan keamanan dari jasa yang ditawarkan kepada konsumen. kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya. Kotler dalam Tjiptono dan Diana (2003:102) pelanggan akan merasa puas bila hasil mereka menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.
Kenyamanan 3.Keamanan 1. daya tahan 2. kenyamanan 3. wujud luar 1. perhatian 2. keramahan 3. kepedulian
komunikasi yang mudah dan sopan dalam pelayanan. 3.Tingkat sejauh mana pengusaha memahami kebutuhan kebutuhab pelanggan pengusaha dalam memberikan pelayanan. 1.Tingkat sejauh mana kesan tentang kualitas 2.Tingkat sejauh mana kenyamanan pelayanan kepada konsumen. 3.Tingkat sejauh mana keamanan perusahaan dalam memberikan pelayanan. 1. Tingkat sejauh mana
Ordinal Ordinal
33
3.
Loyalitas Pelanggan (Y)
4. Biaya
pelanggan akan merasa puas bila mereka mendapatkan pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan. produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada pelanggan . pelanggan yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau
1. kesesuaian harga 2. harga terjangkau 3. daya saing harga 1. tidak ada biaya tambahan 2. tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan produk 3. cenderung puas terhadap produk 1.Melakukan pembelian secara teratur. 2.Membeli diluar lini produk atau jasa 3.Merekomendasikan produk
pelanggan merasa puas terhadap daya tahan produk 2.Tingkat sejauh mana pelanggan merasa puas terhadap kenyamanan produk 3. tingkat sejauh mana pelanggan merasa puas terhadap wujud luar produk 1. tingkat sejauh mana pelanggan merasa puas terhadap perhatian yang diberikan perusahaan 2. tingkat sejauh mana keramahan dapat memberikan kepuasan pelanggan 3. tingkat sejauh mana kepedulian dapat memberikan kepuasan pelanggan 1.tingkat sejauh mana dengan kesesuaian harga pelanggan merasa puas 2. tingkat sejauh mana
Ordinal Ordinal Ordinal
34
jasa cenderung puas terhadap produk atau jasa tersebut. loyalitas Pelanggan lebih ditujukan kepada suatu perilaku, yang ditunjukan dengan pembelian rutin, didasarkan pada unit pengambialan keputusan. Griffin dalam Hurriyati (2010:128),
lain 4.Menunjukan kekebalan daya tarik produk sejenis dari pesaing.
dengan harga terjangkau pelanggan merasa puas 3. tingkat sejauh mana dengan daya saing harga pelanggan akan merasa puas . 1. tingkat sejauh mana pelanggan merasa puas tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan. 2. tingkat sejauh mana pelanggan merasa puas tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan produk. 3. tingkat sejauh mana pelanggan merasa puas dan cenderung puas terhadap produk. 1. Tingkat sejauh mana pelanggan yang loyal akan melakukan pembelian secara teratur/berulang 2. tingkat sejauh mana pelanggan yang loyal akan membeli diluar lini produk atau
35
jasa 3.tingkat sejauh mana pelanggan yang loyal akan merekomendasikan produknya kepada orang lain 4.tingkat sejauh mana pelanggan yang loyal akan menunjukan kekebalan daya tarik produk sejenis dari pesaing
36
3.4 Populasi dan sampel
3.4.1 Populasi
Ferdinand, (2006:223) populasi adalah gabungan dari seluruh elemen
yang berbentuk peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa
yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti, karena itu dipandang sebagai
sebuah semesta penelitian. Berdasarkan pengertian tersebut maka yang menjadi
penelitian ini adalah pelanggan yang telah melakukan transaksi pembelian pada
Karsa Utama Mall kota Gorontalo. Yang diasumsikan tidak diketahui karena
jumlah konsumen yang berbelanja sudah memiliki jumlah yang besar dari
berbagai kalangan yang setiap harinya tidak di ketahui jumlah konsumennya.
3.4.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2011:81) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Maka untuk menentukan
besarnya jumlah sampel konsumen digunakan rumus sebagai berikut, Louis M
dan Richard A. Parker (Eriyanto 2007:292).
n =Z². p(1 − p)
E²
Ket :
n = Jumlah sampel
Z2 = Nilai Z yang tergantung pada tingkat kepercayaan
E = Kesalahan sampling yang dikehendaki
P(1-p) = Variasi Populasi (Jika tidak diketahui maka nilai p diasumsikan sebesar
0.5, Jika tingkat kepercayaan 95% dan sampling error yang dikehendaki
sebesar 10% adalah sebesar :
n =Z². p(1 − p)
E²
37
n =(1.96)�. 0.5(1 − 0.5)
0.1�
n =0.9604
0.01
n = 96Orang
Berdasarkan rumus di atas dapat diperoleh sampel dari populasi
sebanyak 96 orang.
Dalam pengambilan sampel teknik yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Non Probability Sampling, yaitu semua elemen dalam populasi tidak
memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel (Ferdinand,
2006:231). Hal ini dilakukan karena mengingat keterbatasan waktu yang ada,
maka metode pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling.
Metode Accidental Sampling merupakan teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa yang kebetulan bertemu yang dipandang
cocok dan sesui dengan sumber data.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan instrumen berupa :
1) Observasi
Untuk memperoleh data yang akurat dalam suatu penelitian, maka
sebagai langkah awal yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah
observasi. peneliti mengadakan observasi langsung pada setiap pelanggan,
guna untuk mendapatkan data yang valid.
2) Wawancara
38
Metode pengumpulan data dengan cara wawancara langsung dengan
pihak-pihak tertentu dan dikerjakan dengan sistematis berdasarkan dengan
tujuan penelitian.
3) Kuesioner
Yaitu proses pengumpulan data melalui daftar pertanyaan yang disususn
secara sistematis dan bersifat tertutup artinya responden memberikan
jawaban berdasarkan pilihan jawaban yang disediakan.
Daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk mengenai data
yang dikumpul dengan cara memberikan nilai skor masing-masing adalah
sebagai berikut :
a. Diberi skor 5, dengan kategori Sangat Setuju (SS)
b. Diberi skor 4, dengan kategori Setuju (S)
c. Diberi skor 3, dengan kategori Biasa Saja (BS)
d. Diberi skor 2, dengan kategori Tidak Setuju (TS)
e. Diberi skor 1, dengan kategori Sangat Tidak Setuju (STS)
3.6 Teknik Anilisis Data.
3.6.1 Analisis Regresi Berganda
Analisis Regresi berganda adalah suatu metode statistik umum yang
digunakan untuk meneliti hubungan antara sebuah variabel dependen dengan
beberapa variabel independen Dari data yang diperoleh melalui penyebaran
kuesioner kepada responden yang dianalisis dengan menggunakan teknik
analisis regresi linear berganda. Dimana Y adalah varabel terikat (Dependent
variable) dan X1,X2 adalah variabel bebas (Independent variable). Bentuk
persamaan regresi linear berganda dapat digunakan dengan software SPSS
(Statistical Product and Service Solutions). Adapun rumus sebagai berikut :
Pengukuran regresi linear berganda sebagai berikut :
Ket :
Y : loyalitas pelanggan
: variabel kualitas pelayanan
: Variabel
a : Konstanta
: Koefisien regresi variabel Harga
: Koefisien regresi variable Kondisi Lokasi Usaha
e : error
3.7 Pengujian Instrumen
3.7.1 Pengujian Validitas
Pengujian validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut Ghozali (2001). Misalnya dalam mengukur keputusan pembelian dalam
suatu produk dimata konsumen, maka diukur dalam enam
satu pertanyaan tiap indikator. Untuk mengukur variabel keputusan pembelian
jawaban responden dikatakan valid apabila item
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur dalam kuesioner tersebut.
Dalam penguji validitas
and Service Solutions
moment. Umar (2003:84).
1. Rumus Korelasi Product Momen Pearson
Pengukuran regresi linear berganda sebagai berikut :
Y= a + + + e
loyalitas pelanggan (variabel dependen)
variabel kualitas pelayanan (variabel independen)
: Variabel kepuasan pelanggan (variabel independen)
a : Konstanta
: Koefisien regresi variabel Harga
: Koefisien regresi variable Kondisi Lokasi Usaha
Pengujian Instrumen
Pengujian Validitas
Pengujian validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut Ghozali (2001). Misalnya dalam mengukur keputusan pembelian dalam
suatu produk dimata konsumen, maka diukur dalam enam pertanyaan berupa
satu pertanyaan tiap indikator. Untuk mengukur variabel keputusan pembelian
jawaban responden dikatakan valid apabila item-item dalam kuesioner mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur dalam kuesioner tersebut.
Dalam penguji validitas menggunakan software SPSS (Statistical Product
and Service Solutions) dan dapat pula digunakan rumus teknik korelasi
. Umar (2003:84).
Rumus Korelasi Product Momen Pearson
39
(variabel independen)
Pengujian validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut Ghozali (2001). Misalnya dalam mengukur keputusan pembelian dalam
pertanyaan berupa
satu pertanyaan tiap indikator. Untuk mengukur variabel keputusan pembelian
item dalam kuesioner mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur dalam kuesioner tersebut.
Statistical Product
) dan dapat pula digunakan rumus teknik korelasi product
r =
Dimana :
r : koefisien korelasi
n : jumlah respon
X : skor total setiap pertanyaan
X2 : kuadrat skor total setiap butir
Y : skor total responden
Y2 : kuadrat skor total
2. Menentukan taraf nyata
Batas toleransi minimal taraf kepercayaan dalam penelitian ini adalah
95% dan ketidakpercayaan, α = 5% atau 0
3. Kriteria pengujian
< α atau
bersifat
> α atau
Dimana :
= tingkat signifikan
α = batas kelonggaran/error 5% atau 0,05
= nilai hitung (corerlation pearson/product momen)
= nilai tabel (buku statistik)
4. Cara Pengujian
Pengujian validitas dapat dilakukan dengan melihat korelasi antara skor
masing-masing item dalam kuesioner dan total skor yang ingin diukur
Dimana :
r : koefisien korelasi
n : jumlah responden
X : skor total setiap pertanyaan
: kuadrat skor total setiap butir
Y : skor total responden
: kuadrat skor total
Menentukan taraf nyata
Batas toleransi minimal taraf kepercayaan dalam penelitian ini adalah
95% dan ketidakpercayaan, α = 5% atau 0.05
Kriteria pengujian
< α atau > : mempunyai hubungan signifikan dan
valid
< : tidak mempunyai hubungansignifikan dan
tidak bersifat valid
= tingkat signifikan
= batas kelonggaran/error 5% atau 0,05
= nilai hitung (corerlation pearson/product momen)
= nilai tabel (buku statistik)
Cara Pengujian
aliditas dapat dilakukan dengan melihat korelasi antara skor
masing item dalam kuesioner dan total skor yang ingin diukur
40
Batas toleransi minimal taraf kepercayaan dalam penelitian ini adalah
: mempunyai hubungan signifikan dan
: tidak mempunyai hubungansignifikan dan
= nilai hitung (corerlation pearson/product momen)
aliditas dapat dilakukan dengan melihat korelasi antara skor
masing item dalam kuesioner dan total skor yang ingin diukur
yaitu menggunakan
tingkat
signifikan. Sebaliknya jika tingkat
mempunyai hubungan yang signifikan. Perhitungan lain membandingkan
dan
mempunyai hubungan yang signifikan sebaliknya jika nilai
kecil dari
3.7.2 Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu
ke waktu Ghozali (2001). Dalam pengujian reliabilitas menggunakan software
SPSS (Statistical Product and Se
dilakukan dengan menggunakan koefisien alpha (α) dari cronbach dengan rumus
Umar (2003:96) :
= ) (1-
Dimana :
= reliabilitas instrumen
k = banyak butir pertanyaan
= jumlah varian butir
= varian total
n = jumlah responden
X = nilai skor yang dipilih
yaitu menggunakan Coefficient Corelation Pearson dalam SPSS. Apabila
lebih besar dari α maka tidak mempunyai hubungan yang
signifikan. Sebaliknya jika tingkat lebih kecil dari α maka
mempunyai hubungan yang signifikan. Perhitungan lain membandingkan
, apabila nilai kurang dari nilai
mempunyai hubungan yang signifikan sebaliknya jika nilai
maka mempunyai hubungan yang signifikan.
Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
or dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu
ke waktu Ghozali (2001). Dalam pengujian reliabilitas menggunakan software
SPSS (Statistical Product and Service Solutions), adapun uji reliabilitas dapat
dilakukan dengan menggunakan koefisien alpha (α) dari cronbach dengan rumus
dan =
= reliabilitas instrumen
k = banyak butir pertanyaan
= jumlah varian butir
= varian total
= jumlah responden
= nilai skor yang dipilih
41
dalam SPSS. Apabila
yai hubungan yang
lebih kecil dari α maka
mempunyai hubungan yang signifikan. Perhitungan lain membandingkan
maka tidak
mempunyai hubungan yang signifikan sebaliknya jika nilai lebih
maka mempunyai hubungan yang signifikan.
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
or dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu
ke waktu Ghozali (2001). Dalam pengujian reliabilitas menggunakan software
rvice Solutions), adapun uji reliabilitas dapat
dilakukan dengan menggunakan koefisien alpha (α) dari cronbach dengan rumus
42
1. Kriteria Pengujian
Tingkat reliabilitas dengan metode Alpha Cronbach diukur berdasarkan
skala 0 sampai dengan 1. Skala tersebut dikelompokkan ke dalam lima
kelas dengan range yang sama. Hal ini dapat dilihat pada table sebagai
berikut :
Tabel 3.3 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha
No Alpha Tingkat Reliabilitas
1 0,00 S.d. 0,20 Kurang reliable
2 > 0,20 S.d. 0,40 Agak reliabel
3 > 0,40 S.d. 0,60 Cukup Reliabel
4 > 0,60 S.d. 0,80 Reliabel
5 > 0,80 S.d. 1,00 Sangat Reliabel
2. Cara Pengujian
Dalam penelitian ini misalnya variabel kualitas pelayanan diukur dalam
lima pertanyaan berupa satu pertanyaan tiap indikator. Untuk mengukur
variabel kualitas produk satu jawaban responden dikatakan reliable jika
masing-masing pertanyaan dijawab secara konsisten. Karena masing-
masing pertanyaan hendak mengukur hal yang sama yaitu kualitas
pelayanan dan kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan.
Tingkat reliabilitas suatu konstruk dapat dilihat dari hasil uji statistic
Cronbach alpha.
3.7.3 Method of Succesive Interval
Data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner berupa data yang
berskala ukur ordinal. Sedangkan syarat untuk dapat digunakannya analisis
statistic parametric adalah data harus berskala ukur minimal interval. Untuk itu
sebelum dilakukan analis
diperoleh ditranformasikan menjadi data yang berskala ukur interval. Teknik
mengkonversi data dari ordinal ke interval menggunakan metode MSI
of Successive Interval).
a. Menentukan frekuensi responden yang memberikan respon terhadap
setiap item kuesioner.
b. Membuat proporsi untuk setiap bilangan frekuensi.
c. Menjumlahkan proporsi secara berurutan untuk setiap respon,
sehingga diperoleh nilai p
d. Menentukan nilai Z untuk setiap kategori, dengan asumsi bahwa
proporsi kumulatif dianggap mengikuti distribusi normal baku.
e. Menetukan nilai density untuk setiap nilai z.
f. Menghitung SV (scale value) dengan rumus :
SV=
g. SV (scale value) yang nilainya terkecil (yang memiliki harga negating
terbesar), diubah menjadi sama dengan satu (=1).
h. Mentransformasikan nilai skala dengan menggunakan rumus :
Dalam penelitian ini menggunakan teknik transfor
menjadi data interval menggunakan software MSI
Interval) berupa aanalisis tambahan pada Microsoft exel.
Data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner berupa data yang
berskala ukur ordinal. Sedangkan syarat untuk dapat digunakannya analisis
statistic parametric adalah data harus berskala ukur minimal interval. Untuk itu
sebelum dilakukan analisis lebih lanjut maka terlebih dahulu data penelitian yang
diperoleh ditranformasikan menjadi data yang berskala ukur interval. Teknik
mengkonversi data dari ordinal ke interval menggunakan metode MSI
of Successive Interval). Tahapan MSI secara garis besar adalah sebagai berikut :
Menentukan frekuensi responden yang memberikan respon terhadap
setiap item kuesioner.
Membuat proporsi untuk setiap bilangan frekuensi.
Menjumlahkan proporsi secara berurutan untuk setiap respon,
sehingga diperoleh nilai proporsi kumulatif.
Menentukan nilai Z untuk setiap kategori, dengan asumsi bahwa
proporsi kumulatif dianggap mengikuti distribusi normal baku.
Menetukan nilai density untuk setiap nilai z.
Menghitung SV (scale value) dengan rumus :
le value) yang nilainya terkecil (yang memiliki harga negating
terbesar), diubah menjadi sama dengan satu (=1).
Mentransformasikan nilai skala dengan menggunakan rumus :
Y = SV + |
Dalam penelitian ini menggunakan teknik transformasikan data ordinal
menjadi data interval menggunakan software MSI (Method of Successive
berupa aanalisis tambahan pada Microsoft exel.
43
Data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner berupa data yang
berskala ukur ordinal. Sedangkan syarat untuk dapat digunakannya analisis
statistic parametric adalah data harus berskala ukur minimal interval. Untuk itu
is lebih lanjut maka terlebih dahulu data penelitian yang
diperoleh ditranformasikan menjadi data yang berskala ukur interval. Teknik
mengkonversi data dari ordinal ke interval menggunakan metode MSI (Methode
is besar adalah sebagai berikut :
Menentukan frekuensi responden yang memberikan respon terhadap
Menjumlahkan proporsi secara berurutan untuk setiap respon,
Menentukan nilai Z untuk setiap kategori, dengan asumsi bahwa
proporsi kumulatif dianggap mengikuti distribusi normal baku.
le value) yang nilainya terkecil (yang memiliki harga negating
Mentransformasikan nilai skala dengan menggunakan rumus :
masikan data ordinal
(Method of Successive
3.8 Pengujian Hipotesis
3.8.1 Pengujian t-test
Pengujian t dilaksanakan untuk melihat signifikan dari pengaruh
independen secara individu terhadap variabel dependen dengan menganggap
variabel dependen yang bersifat kontan Sulaiman (2002:154). Pengujian t
digunakan dengansoftware SPSS (Statistical Product and service solutions).
Adapun tahap-tahap yang digunakan dal
1. Merumuskan hipotesis parsial
- Ho : ≤ 0, yaitu X1 tidak berpengaruh positif terhadap Y.
- H1 : > 0, yaitu X1 berpengaruh positif terhadap Y.
- Ho : ≤ 0, yaitu X2 tidak berpengaruh positif terhadap
- H1 : > 0, yaitu X2 berpengaruh positif terhadap Y.
2. Menetukan taraf nyata
Batas toleransi minimal taraf kepercayaan dalam penelitian ini adalah
95% dan ketidakpercayaan, α = 5% atau 0,05
Derajat bebas “db” = n
Dimana :
n = Jumlah sampel
k = Jumlah variabel penelitian
3. Mencari t hitung
=
Pengujian Hipotesis
test
Pengujian t dilaksanakan untuk melihat signifikan dari pengaruh
independen secara individu terhadap variabel dependen dengan menganggap
variabel dependen yang bersifat kontan Sulaiman (2002:154). Pengujian t
digunakan dengansoftware SPSS (Statistical Product and service solutions).
tahap yang digunakan dalam pengujian parsial :
Merumuskan hipotesis parsial
≤ 0, yaitu X1 tidak berpengaruh positif terhadap Y.
> 0, yaitu X1 berpengaruh positif terhadap Y.
≤ 0, yaitu X2 tidak berpengaruh positif terhadap
> 0, yaitu X2 berpengaruh positif terhadap Y.
Menetukan taraf nyata
Batas toleransi minimal taraf kepercayaan dalam penelitian ini adalah
95% dan ketidakpercayaan, α = 5% atau 0,05
Derajat bebas “db” = n – k
n = Jumlah sampel responden
k = Jumlah variabel penelitian
Mencari t hitung
44
Pengujian t dilaksanakan untuk melihat signifikan dari pengaruh
independen secara individu terhadap variabel dependen dengan menganggap
variabel dependen yang bersifat kontan Sulaiman (2002:154). Pengujian t
digunakan dengansoftware SPSS (Statistical Product and service solutions).
≤ 0, yaitu X1 tidak berpengaruh positif terhadap Y.
> 0, yaitu X1 berpengaruh positif terhadap Y.
≤ 0, yaitu X2 tidak berpengaruh positif terhadap Y.
> 0, yaitu X2 berpengaruh positif terhadap Y.
Batas toleransi minimal taraf kepercayaan dalam penelitian ini adalah
Dimana :
= koefisien variabel ke
= parameter ke
= kesalahan standar
4. Kriteria Pengujian
< α atau
> α atau
5. Cara Pengujian
Pengaruh signifikan tersebut dapat diestimasi dengan membandingkan
antara nilai
dari nilai
mempengaruhi variabel dependen, sebaliknya jika nilai
dari nilai
mempengaruhi variabel dependen, pengujian lain juga memband
dan α dengan melihat kriteria pengujian.
3.8.2 Pengujian F
Pengujian F ini dilakukan untuk melihat pengaruh variabel
independen secara keseluruhan
2002:154). Pengujian F digunakan denagn
and Service Solutions). Adapun tahap
simultan :
1. Merumuskan hipotesis simultan
- Ho : = = 0, yaitu variabel independen secara bersama
berpengaruh positif terhadap variabel dependen.
= koefisien variabel ke-i
= parameter ke-I yang dihipotesiskan
= kesalahan standar
Pengujian
< α atau > maka Ho ditolak dan
> α atau < maka Ho diterima dan
Cara Pengujian
Pengaruh signifikan tersebut dapat diestimasi dengan membandingkan
dengan nilai . Apabila nilai
maka variabel independen secara individual
mempengaruhi variabel dependen, sebaliknya jika nilai
maka variabel independen secara individual tidak
mempengaruhi variabel dependen, pengujian lain juga memband
dan α dengan melihat kriteria pengujian.
Pengujian F ini dilakukan untuk melihat pengaruh variabel
independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen (sulaiman,
2002:154). Pengujian F digunakan denagn software SPSS (Statistical Product
and Service Solutions). Adapun tahap-tahap yang digunakan dalam pengujian
1. Merumuskan hipotesis simultan
= 0, yaitu variabel independen secara bersama
berpengaruh positif terhadap variabel dependen.
45
diterima
ditolak
Pengaruh signifikan tersebut dapat diestimasi dengan membandingkan
lebih besar
maka variabel independen secara individual
lebih kecil
maka variabel independen secara individual tidak
mempengaruhi variabel dependen, pengujian lain juga membandingkan
Pengujian F ini dilakukan untuk melihat pengaruh variabel-variabel
terhadap variabel dependen (sulaiman,
software SPSS (Statistical Product
tahap yang digunakan dalam pengujian
= 0, yaitu variabel independen secara bersama-sama tidak
- Ho : = ≠ 0, yaitu variabel independen secara bersama
berpengaruh positif terhadap variabel dependen.
2. Menentukan probabilitas
Batas toleransi minimal taraf kepercayaan dal
tingkat probability 5% atau 0,05
Df = Regression dan Residual
Kolom regression yaitu jumlah kuadrat dari varians yang dihasilkan
ole model persamaan regresi.
Kolom residual yaitu jumlah kuadrat varians yang tidak dihasilkan
model persamaan regresi.
3. Mencari F hitung
F hitung =
Dimana :
Y = nilai pengetahuan
Y = nilai Y yang ditaksir dengan menggunakan model regresi
Y = nilai rata
N = jumlah pengamatan/sampel
K = jumlah variabel independen
4. Kriteria pengujian
< α atau
> α atau
5. Cara pengujian
≠ 0, yaitu variabel independen secara bersama
berpengaruh positif terhadap variabel dependen.
Menentukan probabilitas
Batas toleransi minimal taraf kepercayaan dalam penelitian ini adalah 95% dan
tingkat probability 5% atau 0,05
Df = Regression dan Residual
Kolom regression yaitu jumlah kuadrat dari varians yang dihasilkan
ole model persamaan regresi.
Kolom residual yaitu jumlah kuadrat varians yang tidak dihasilkan
model persamaan regresi.
=
Y = nilai pengetahuan
Y = nilai Y yang ditaksir dengan menggunakan model regresi
Y = nilai rata-rata pengamatan
N = jumlah pengamatan/sampel
variabel independen
Kriteria pengujian
< α atau > maka Ho ditolak dan
> α atau < maka Ho diterima dan
46
≠ 0, yaitu variabel independen secara bersama-sama
am penelitian ini adalah 95% dan
Kolom regression yaitu jumlah kuadrat dari varians yang dihasilkan
Kolom residual yaitu jumlah kuadrat varians yang tidak dihasilkan dari
Y = nilai Y yang ditaksir dengan menggunakan model regresi
diterima
maka Ho diterima dan ditolak
Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai
Apakah nilai
independen secara bersama
signifikan terhadap variabel dependen, sebaliknya jika nilai
kecil nilai
mempunyai pengaruh yang signifi
pengujian lain juga membandingkan
pengujian.
3.9 Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik dapat dilakukan agar model regresi yang
digunakan dapat memberikan hasil yang repre
digunakan dengan software SPSS (Statistical Product and Service Soultions).
3.9.1 Pengujian Normalitas
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel dependen dan variabel independen mempunyai
atau mendekati normal. Kita dapat melihat dari
membentuk suatu garis lurus diagonal, dan ploting data yang akan dibandingkan
dengan garis diagonalnya. Apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal pada grafik histogram maka menunjukkan pola
distribusi normal sebaliknya jika data jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti
arah garis diagonal pada grafik histogram maka menunjukkan poa distribusi tidak
normal Ghozali (2001).
3.9.2 Pengujian Multikolinearitas
Pengujian multikoleniaritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antarvariabel bebas. Model yang baik seharusnya
Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai
Apakah nilai lebih besar dari nilai
independen secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen, sebaliknya jika nilai
maka variabel independen secara bersama
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen,
pengujian lain juga membandingkan dan α dengan melihat kriteria
3.9 Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik dapat dilakukan agar model regresi yang
digunakan dapat memberikan hasil yang representatif. Uji asumsi tersebut dapat
digunakan dengan software SPSS (Statistical Product and Service Soultions).
3.9.1 Pengujian Normalitas
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi data normal
atau mendekati normal. Kita dapat melihat dari normal probability plot
membentuk suatu garis lurus diagonal, dan ploting data yang akan dibandingkan
dengan garis diagonalnya. Apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan
engikuti arah garis diagonal pada grafik histogram maka menunjukkan pola
distribusi normal sebaliknya jika data jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti
arah garis diagonal pada grafik histogram maka menunjukkan poa distribusi tidak
01).
3.9.2 Pengujian Multikolinearitas
Pengujian multikoleniaritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antarvariabel bebas. Model yang baik seharusnya
47
dan nilai
maka variabel
sama mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen, sebaliknya jika nilai lebih
maka variabel independen secara bersama-sama tidak
kan terhadap variabel dependen,
dan α dengan melihat kriteria
Pengujian asumsi klasik dapat dilakukan agar model regresi yang
sentatif. Uji asumsi tersebut dapat
digunakan dengan software SPSS (Statistical Product and Service Soultions).
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
distribusi data normal
normal probability plot yang
membentuk suatu garis lurus diagonal, dan ploting data yang akan dibandingkan
dengan garis diagonalnya. Apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan
engikuti arah garis diagonal pada grafik histogram maka menunjukkan pola
distribusi normal sebaliknya jika data jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti
arah garis diagonal pada grafik histogram maka menunjukkan poa distribusi tidak
Pengujian multikoleniaritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antarvariabel bebas. Model yang baik seharusnya
48
tidak terjadi korelasi diantara variabel independen dan tidak orthogonal atau nilai
korelasi antarsesama variabel independen sama dengan nol. Dapat juga dilihat
dari nilai Tolerance dan Variante Inflation Factor (VIF), nilai Tolerance yang
besarnya diatas 0,1 dan nilai VIF dibawah 10 menunjukkan bahwa tidak ada
multikolinearitas pada variabel independen Ghozali (2001).
3.9.3 Pengujian Heteroskedastisitas
Pengujian ini dilakukan untuk menganalisis apakah dalam model regresi
terdapat ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan
lain. Kita dapat melihatnya dari grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel
dependen dengan residualnya. Dasar membentuk pola tertentu atau teratur
maka mengidentifikasi telah terjadi heteroskedastisitas sebaliknya apabila titik-
titik yang ada menyebar diatas dan dibawah angka 0 sumbu Y maka tidak terjadi
heteroskedastisitas Ghozali (2001).
3.9.4 Pengujian Koefisien Korelasi dan Determinasi
Untuk mengetahui arah dan kekuatan hubungan antara variabel
independen (X) dan variabel dependen (Y) digunakan koefisien korelasi (R)
besarnya koefisien korelasi adalah : 0 sampai dengan 1. Jika koefisien korelasi 0
berarti hubungan antara variabel independen dan variabel dependen tidak ada
hubungan, sebaliknya jika koefisien korelasi semakin mendekati 1 maka
hubungan tersebut positif dan kuat. Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk
mengetahui tingkat yang paling baik antara dua variabel atau diguanakan untuk
mengukur besarnya kontribusi (share) dari variabel X terhadap variasi naik
turunnya variabel Y yang biasanya dinyatakan dalam presentase Ghozali (2001).