BAB III METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BABIII_05-96.pdfimbal...

39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1 1.1. Kerangka Pikir Dalam melakukan penilaian terhadap harga saham dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu pendekatan analisis secara fundamental dan analisis secara teknikal. Faktor-faktor yang mempengaruhi analisis fundamental dapat berasal dari faktor internal perusahaan dan faktor eksternal perusahaan. Faktor internal perusahaan dicerminkan oleh struktur modal, pengelolaan uang kas dan piutang serta pengelolaan persediaan. Sedangkan faktor eksternal perusahaan dicerminkan oleh kondisi politik, ekonomi, dan keamanan secara makro. Dari faktor internal perusahaan tersebut di atas, penulis lebih memfokuskan penelitian terhadap struktur modal perusahaan. Struktur modal sebuah perusahaan mempengaruhi nilai perusahaan tersebut, dimana nilai perusahaan tercermin dari imbal hasil harga saham yang diperdagangkan di bursa, demikian disebutkan oleh satu teori struktur modal. Struktur modal sebuah perusahaan yang terdiri dari hutang dan modal, masing- masing mempunyai biaya tersendiri untuk mendapatkannya. Pembiayaan melalui hutang boleh jadi merupakan pembiayaan yang lebih murah dibandingkan pembiayaan melalui penerbitan saham. Hal yang mendasari pemikiran ini adalah 1

Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BABIII_05-96.pdfimbal...

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BABIII_05-96.pdfimbal hasil harga saham yang diperdagangkan di bursa, demikian disebutkan oleh ... Juwono

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1

1.1. Kerangka Pikir

Dalam melakukan penilaian terhadap harga saham dapat dilakukan dengan dua

pendekatan yaitu pendekatan analisis secara fundamental dan analisis secara teknikal.

Faktor-faktor yang mempengaruhi analisis fundamental dapat berasal dari faktor

internal perusahaan dan faktor eksternal perusahaan.

Faktor internal perusahaan dicerminkan oleh struktur modal, pengelolaan uang

kas dan piutang serta pengelolaan persediaan. Sedangkan faktor eksternal perusahaan

dicerminkan oleh kondisi politik, ekonomi, dan keamanan secara makro.

Dari faktor internal perusahaan tersebut di atas, penulis lebih memfokuskan

penelitian terhadap struktur modal perusahaan. Struktur modal sebuah perusahaan

mempengaruhi nilai perusahaan tersebut, dimana nilai perusahaan tercermin dari

imbal hasil harga saham yang diperdagangkan di bursa, demikian disebutkan oleh

satu teori struktur modal.

Struktur modal sebuah perusahaan yang terdiri dari hutang dan modal, masing-

masing mempunyai biaya tersendiri untuk mendapatkannya. Pembiayaan melalui

hutang boleh jadi merupakan pembiayaan yang lebih murah dibandingkan

pembiayaan melalui penerbitan saham. Hal yang mendasari pemikiran ini adalah

1

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BABIII_05-96.pdfimbal hasil harga saham yang diperdagangkan di bursa, demikian disebutkan oleh ... Juwono

2

karena semakin besar hutang maka akan semakin banyak tax benefit yang dapat

dinikmati oleh perusahaan, disamping itu pembiayaan melalui hutang diharapkan

dapat memacu kinerja manajemen perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.

Namun perlu diperhatikan bahwa apabila perusahaan menggunakan terlalu banyak

hutang dalam struktur modalnya, para investor akan menjadi lebih hati-hati dan

cenderung kuatir apakah perusahaan akan mampu membayar hutang-hutangnya

tersebut. Kekuatiran dari para investor ini sering disebut sebagai financial distress.

Financial distress perlu diperhatikan oleh perusahaan dimana perusahaan harus

dapat mengelola struktur modal perusahaan secara optimal. Dengan optimalnya

struktur modal sebuah perusahaan, diharapkan bahwa nilai perusahaan yang

tercermin dari imbal hasil harga sahamnya di bursa akan meningkat. Diharapkan pula

dengan semakin optimalnya struktur modal mampu membatasi volatilitas harga

saham dalam batas-batas kewajaran. Sehingga demikian tujuan perusahaan untuk

memaksimalkan keuntungan bagi para pemegang sahamnya dapat tercapai.

1.2.

1.2.1.

Gambaran Umum Perusahaan

PT. Astra International, Tbk.

1.2.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Perusahaan yang terbesar dalam produksi dan perakitan otomotif, terutama

dengan merek Toyota di Indonesia. Pada bulan November 1992, pemegang saham

terbesar yaitu William Soeryadjaya, menjual 100 juta lembar saham di perusahaan ini

kepada perusahaan lain dan indivdu seperti PT Danareksa Fund Management, Oykel

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BABIII_05-96.pdfimbal hasil harga saham yang diperdagangkan di bursa, demikian disebutkan oleh ... Juwono

3

Limited, PT Delta Mustika, Prajogo Pangestu dan Henry Pribadi. PT Astra

International, Tbk. juga telah mendapatkan sertifikasi ISO 9001 dari AFAQ Perancis

dan EQNet Eropa untuk Astra Management Development Center (AMDC).

Sertifikasi yang didapatkan oleh AMDC diperuntukkan bagi Divisi Pelatihan Desain.

Pada akhir tahun 2000 perusahaan ini telah berhasil melakukan restrukturisasi hutang

seluruh anak perusahaannya. Pada awal tahun 2001, perusahaan mengambil alih

100% kepemilikan saham di PT. Tjahja Sakti Motor dengan membeli sisa saham

terakhir sebesar 50% yang dimiliki oleh beberapa pemilik saham minoritas. Pada

bulan Februari tahun 2003 perusahaan memulai bisnis telepon selular, dengan

investasi sebesar US $ 3,825 juta berkerjasama dengan PT. Astratel Nusantara.

1.2.1.2. Kinerja Keuangan Perusahaan

Pendapatan bersih pada tahun 2003, perusahaan membukukan pendapatan

bersih sebesar Rp. 31,5 triliun, naik sebesar Rp. 30,2 triliun dari tahun 2002. Laba

bersih naik dari Rp. 3,636 triliun ke Rp. 4,421 triliun.

1.2.1.3. Profil Perusahaan

! Alamat:

Gedung AMDI 2nd Floor, Jl. Gaya Motor Raya No.8 Sunter II

Jakarta 14330

Telepon: (021) 231 2555, 652 2555

Fax: (021) 5714232, 651 2058, 651 2059

! Underwriter:

PT. Danareksa Sekuritas

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BABIII_05-96.pdfimbal hasil harga saham yang diperdagangkan di bursa, demikian disebutkan oleh ... Juwono

4

! Kepemilikan saham:

Cycle & Carriage (Mauritius) Ltd 41,94%

Publik 58,06%

! Susunan Direksi:

Presiden Direktur: Theodore Permadi Rachmat

Direktur-direktur: Benjamin Arman Suriadjaya, Djunaedi Hadisumarto,

Juwono Sudarsono, Mari Elka Pangestu, Philip Eng Heng Nee,

! Susunan Komisaris:

Ketua: Rachman Halim

Anggota: Juni Setiawati Wonowidjojo; Yudiono Muktiwidjojo; Frank

Willem van Gelder.

1.2.2. PT. Gudang Garam, Tbk.

1.2.2.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Perusahaan ini mulai dari sebuah venture tahun 1971 di Kudus, Jawa Timur.

Perusahaan ini dapat memproduksi 105 milyar batang rokok setiap tahun, termasuk

90 milyar rokok mesin dan 15 milyar rokok yang digulung oleh tangan manusia.

Distribusi utamanya terdiri dari 3 distribusi besar: yaitu PT. Surya Bhakti Utama, PT.

Surya Kerta Bhakti, dan Surya Jaya Bhakti. Pada tahun 1993 perusahaan menerima

pinjaman sebesar 60 milyar US dollar dari Singapore Bank untuk menambah

kapasitas produksi. Sekarang kapasitas produksi telah naik dari 2.500 batang ke

12.000 batang per menit. Pada tahun 1994 ekspor meraih 3.3 milyar batang, yang

sebesar 4% dari total penjualan. Tahun 1994 perusahaan menambah jumlah sahamnya

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BABIII_05-96.pdfimbal hasil harga saham yang diperdagangkan di bursa, demikian disebutkan oleh ... Juwono

5

di PT. Surya Pamenang, sebuah manufaktur pengemas, dari 79% ke 100%. Pada

tahun 1996, perusahaan mengembangkan lahan seluas 10.000 hektar untuk industri

perhutanan, dengan dana pengembangan Rp. 260 milyar. Pada awal Februari 1997,

perusahaan terpukul oleh penggelapan dana yang dilakukan mantan Kepala

Departemen Keuangan di Surabaya, oleh karena penggelapan ini, perusahaan rugi

sebesar 8.5 milyar, kerugian tersebut kemudian ditutup oleh pendiri perusahaan.

1.2.2.2. Kinerja Keuangan Perusahaan

Pada tahun 2003, perusahaan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp.

1,838 triliun atau turun sebesar dari Rp. 2,086 triliun pada tahun 2001. Laba operasi

turun dari Rp. 3,455 triliun ke Rp. 2,930 triliun

1.2.2.3. Profil Perusahaan

! Alamat:

Jl. Semampir II/1 Wisselboard 21091 s/d 21096, Kediri-Jawa Timur

Telepon: (0354) 682091,82091-97, 81551-54

Fax: (0354) 681555

! Underwriter:

PT. Danareksa Sekuritas, PT.Merincorp

! Kepemilikan saham:

PT. Suryaduta Investama 66.8%

PT. Suryamitra Kusuma 5.32%

Rachman Halim 0.94%

Juni Setiawan Wonowidjojo 0.52%

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BABIII_05-96.pdfimbal hasil harga saham yang diperdagangkan di bursa, demikian disebutkan oleh ... Juwono

6

Susilo Wonowidjojo 0.28%

Publik 26.14%

! Susunan Direksi:

Presiden Direktur: Djajusman Surjowijono

Direktur-direktur: Susilo Wonowidjojo, Mintarya, Haji Rinto Harno, Hadi

Soetirto, Widijanto, Gabriel Tasman, Heru Budiman, Djohan Harijono,

Mintarjo Widya.

! Susunan Komisaris:

Ketua: Rachman Halim

Anggota: Juni Setiawati Wonowidjojo; Yudiono Muktiwidjojo; Frank

Willem van Gelder.

1.2.3. PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk.

1.2.3.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Perusahaan ini didirikan pada tahun 1963 di Surabaya dengan nama PT

Perusahaan Dagang Industri Panamas. Pada bulan Oktober 1988, PT. H.M

Sampoerna mengambil alih PT Handel Maatschappij, dan mengubah namanya ke PT

Hanjaya Mandala Sampoerna. Disamping merek dagang Dji Sam Soe, perusahaan ini

juga menjual produknya dengan menggunakan nama Sampoerna A Hijau, Panamas

Kuning, Sampoerna A Exclusive, Sampoerna A International, Sampoerna A

Universal, Sampoerna A Mild. Pada bulan Januari 1996, dengan saham 50%

gabungan dengan grup bisnis asal Kampuchea, Thai Boon Rong Group, Sampoerna

membangun pabrik di Phnom Pehn. Pada tahun 2000, perusahaan berhasil

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BABIII_05-96.pdfimbal hasil harga saham yang diperdagangkan di bursa, demikian disebutkan oleh ... Juwono

7

meningkatkan volume penjualan sebanyak 22,44% menjadi 36,351 milyar batang

rokok. Pada awal tahun 2001, dengan memanfaatkan ekspansi dari pasar rokok lokal,

Sampoerna berhasil menguasai pangsa pasar sebesar 18.7%,meningkat dari

sebelumnya 13.5%. Perusahaan ini secara agresif memposisikan dirinya untuk dapat

berkompetisi di pasar global dengan membangun pabrik baru di negara lain, termasuk

India. Pada bulan Maret 2005 ini, Putera Sampoerna menjual 40% saham perusahaan

kepada Philip Morris, dengan mendapat uang kontan sebesar Rp. 18,6 triliun atau

setara dengan 2 milyar dollar.

1.2.3.2. Kinerja Keuangan Perusahaan

Laba bersih telah menurun dari Rp. 1,671 triliun pada tahun 2002 ke Rp.

1,406 triliun di tahun 2003. Penjualan bersih turun sedikit dari Rp. 15,128 triliun ke

Rp.14,675 triliun.

1.2.3.3. Profil Perusahaan

! Alamat:

Jl. Rungkut Industri Raya no. 18

Surabaya 60293, Jawa Timur

Telepon: (031) 843-1699

Fax: (031) 843-0986

! Underwriter:

PT. Danareksa Securities, PT. ABN Amro Asia Securities Indonesia

! Kepemilikan saham:

Philip Morris 40%

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BABIII_05-96.pdfimbal hasil harga saham yang diperdagangkan di bursa, demikian disebutkan oleh ... Juwono

8

Publik 53.25%

! Susunan Direksi:

Presiden Direktur: Michael Joseph Sampoerna

Direktur-direktur: Hendra Prasetya, Djoko Susanto, Edward Harvey

Frankel, Angky Camaro, Sugiarta Gandasaputra.

! Susunan Komisaris:

Ketua: Putera Sampoerna

Anggota: Boedi Sampoerna, Soetjahjono Winarko, Ekadharmajanto

Kasih, Phang Cheow Hock, James Paul Barnes.

1.2.4. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk.

1.2.4.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Produk perusahaan ini antara lain Indomie, Sarimi, Supermi, Pop Mie dan

Top Mie, mengontrol 90% dari pasar mie instan di Indonesia. Perusahaan ini juga

memproduksi bumbu Indofood, dan kecap dengan brand Indofood dan Piring

Lombok. Juga produk snack, makanan bayi, dan kopi. Perusahaan ini memiliki 12

anak perusahaan, yaitu: PT. Ciptakemas Abadi, PT. Gizindo Primanusantara, PT.

Prima Intipangan Sejati, PT. Intranusa Cipta, PT. Tristar Makmur, PT. Indosentra

Pelangi, PT.Arthanugraha Mandiri, PT. Suryapangan Indonesia, PT. Cemako Mandiri

Corp, dan PT. Putri Usahatama.

1.2.4.2. Kinerja Keuangan Perusahaan

Penjualan bersih perusahaan meningkat sebesar 7,8% pada tahun 2003 sebesar

Rp. 17,871 triliun. Tetapi laba bersih menurun dari Rp. 802 milyar ke Rp. 603 milyar.

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BABIII_05-96.pdfimbal hasil harga saham yang diperdagangkan di bursa, demikian disebutkan oleh ... Juwono

9

1.2.4.3. Profil Perusahaan

! Alamat:

Gedung Ariobimo Cnetral, Jl. Rasuna Said X-2 Kav.5 Jakarta 12950

Telepon (021) 522-8822

Fax (021) 522-6014

http://www.indofood.co.id

! Underwriter:

PT. Merincorp Securities Indonesia

! Kepemilikan saham:

CAB Holdings Ltd 51.53%

Publik 48.47%

! Susunan Direksi:

Presiden Direktur: Anthoni Salim

Direktur-direktur: Cesar. M dela Cruz, Franciscus Welirang; Darmawan

Sarsito, Aswan Tukiaty, Tjhie The Fie, Taufik Wiraatmadja, Philip

Suwardi Purnama, Djoko Wibowo, Maringan Purba Sibarani.

! Susunan Komisaris:

Ketua: Manuel V. Pangilinan

Anggota: Benny Setiawan Santoso, Ibrahim Risjad, Torstein Stephansen,

Edward A Tortorici, Albert del Rosario, Robert C Nicholson, Drs. Utomo

Josodirjo, Prof. Dr. Wahjudi Prakarsa, Juan B. Santos.

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BABIII_05-96.pdfimbal hasil harga saham yang diperdagangkan di bursa, demikian disebutkan oleh ... Juwono

10

1.2.5. PT. Indosat, Tbk.

1.2.5.1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Indonesian Satellite Corporation Tbk. (Indosat) didirikan pada tahun 1967

sebagai sebuah perusahaan asing yang menyediakan layanan telekomunikasi

internasional di Indonesia, memulai kegiatan operasionalnya pada tahun 1969 dengan

stasiun bumi Jatiluhur sebagai pembukaan. Tahun 1980, pemerintah Indonesia

mengakuisisi semua saham Indosat, yang kemudian menjadi State-Owned Enterprise

(SOE). Tahun 1994, Indosat menjadi perusahaan publik.

Memasuki abad 21 dan mengikuti trend global, pemerintah Indonesia

memutuskan untuk mengatur peraturan yang mengatur masalah telekomunikasi

nasional, membuka persaingan bebas di pasar.

Indosat memulai bisnis seluler di pertengahan tahun 90-an, dengan

mendirikan PT Indosat Multi Media Mobile (IM3), yang diikuti dengan mengakuisisi

penuh PT Satelit Palapa Indonesia, yang membuat IndosatGroup operator seluler

terbesar kedua di Indonesia. Pada akhir tahun 2002, pemerintah Indonesia

mendivestasikan saham Indosat ke Singtel. Dengan divestasi tersebut, Indosat sekali

lagi menjadi perusahaan asing, yang menawarkan layanan untuk solusi komunikasi.

1.2.5.2. Kinerja Keuangan Perusahaan

Pendapatan bersih pada tahun 2003 naik dari Rp. 6,766 triliun ke Rp. 8,235

triliun. Perusahaan membukukan laba bersih sebesar Rp. 1,569 triliun, sebuah

kenaikan yang signifikan bila dibandingkan dengan tahun lalu yang sebesar Rp. 336

milyar.

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BABIII_05-96.pdfimbal hasil harga saham yang diperdagangkan di bursa, demikian disebutkan oleh ... Juwono

11

1.2.5.3. Profil Perusahaan

! Alamat:

Jl. Medan Merdeka Barat No.21- Jakarta

Telepon: (021)3000 3001, 3869614, 3869166

Fax: (021) 3804045

http://www.indosat.co.id

! Underwriter:

PT. Merrill Lynch.

! Kepemilikan saham:

ICL/STT Telemedia 41.94%

Pemerintah Indonesia 15.00%

Publik 42.06%

! Susunan Direksi:

Presiden Direktur: Widya Purnama

Direktur-direktur: Ng Eng Hoe, Harsnul Suhaimi, Wityasmoro Sih

Handayanto, Nicholas Tan Kok Peng, Wahyu Wijayadi, Sutrisman,

Raymond Tan Kim Meng.

! Susunan Komisaris:

Ketua: Peter Seah Lim Huat

Anggota: Lee Theng Kiat, Sio Tat Hiang, Sum Soon Lim, Roes

Aryawidjaya, Umar Rusdi, Lim Ah Doo, Mohamad Ikhsan.

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BABIII_05-96.pdfimbal hasil harga saham yang diperdagangkan di bursa, demikian disebutkan oleh ... Juwono

12

1.2.6. PT. Matahari Putra Prima, Tbk.

1.2.6.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Pada tahun 1958 Matahari mulai dengan sebuah toko kecil di daerah Pasar

Baru, tahun 1972 menjadi pionir konsep department store di Indonesia, tahun 1980

membuka toko pertama diluar Jakarta, yaitu Bogor. Tahun 1992 terdaftar di Bursa

Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya sebagai perusahaan publik. Tahun 1995

memfokuskan diri pada bisnis supermarket. Pada tahun 2000 meluncurkan Matahari

Club Card (MCC). Bisnis inti terpisah kepada 2 jenis bisnis unit: Matahari

Department Store dan Matahari Supermarket. Saat ini perusahaan memiliki 4 pilar

bisnis: Matahari Department Store, Matahari Supermarket, Properti dan Distribution

Centre.

1.2.6.2. Kinerja Keuangan Perusahaan

Perusahaan berhasil membukukan pendapatan bersih Rp. 115,4 milyar pada

tahun 2003, naik 8.69% dari Rp. 105,3 milyar pada tahun 2002. Laba operasi naik

dari Rp. 88 milyar ke Rp. 150 milyar.

1.2.6.3. Profil Perusahaan

! Alamat:

Menara Matahari-Lippo Life, 20 Floor th

Jl. Bulevar Palem Raya No. 7

Lippo Karawaci 1200

Tangerang 15811

Telepon: (021) - 310 6653

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BABIII_05-96.pdfimbal hasil harga saham yang diperdagangkan di bursa, demikian disebutkan oleh ... Juwono

13

Fax: (021) - 319 34245

! Underwriter:

PT. Lippo Securities Indonesia

! Kepemilikan saham:

PT. Multipolar Corporation Tbk 43.96%

PT. Matahari Putra Prima Tbk 7.34%

PT. Lippo-E-Net Tbk 6.30%

Publik 42.40%

! Susunan Direksi:

Presiden Direktur: Benyamin J.Mailool

Direktur-direktur: Hendra Sidin, Carmelito Regalado, Djoko Harjono,

Lina Haryanti Latif.

! Susunan Komisaris:

Ketua: Dr. Cheng Cheng Wen

Anggota: Jeffrey Koes Wonsono, Jonathan Limbong Parapak, Jusuf

Arbianto Tjondrolukito, Ganesh Chander Grover, Mardy Sutanto, John

Bellis.

PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk. 1.2.7.

1.2.7.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Didirikan tahun 1983, perusahaan ini menjadi salah satu perusahaan retail

yang cukup diperhitungkan. Pada akhir tahun 1997, perusahaan telah memiliki 52

outlet, terbagi antara outlet dengan nama Ramayana dan Robinson. 50 outlet ada di

Page 14: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BABIII_05-96.pdfimbal hasil harga saham yang diperdagangkan di bursa, demikian disebutkan oleh ... Juwono

14

pulau Jawa, satu di pulau Batam dan satu di Bali. Untuk menguatkan imej

perusahaan, semua toko Robinson akan diganti menjadi Ramayana. Pada bulan Juli

2002, perusahaan telah membuka mall dan supermarket di Medan dengan biaya Rp.

30 milyar.

1.2.7.2. Kinerja Keuangan Perusahaan

Penjualan bersih perusahaan naik 8.2% ke Rp. 3,553 triliun pada tahun 2003.

Laba bersih juga meningkat dari 299 milyar ke 302 milyar.

1.2.7.3. Profil Perusahaan

! Alamat:

JL. K.H. Wahid Hasyim No. 220 A-B, Jakarta

Telepon: (021) - 310 6653

Fax: (021) - 319 34245

! Underwriter:

PT. WI Carr Indonesia

! Kepemilikan saham:

PT. Ramayana Makmursentosa 65.50%

Paulus Tumewu 3.71%

Publik 30.79%

! Susunan Direksi:

Presiden Direktur: Agus Makmur

Direktur-direktur: Muhammad Iqbal, Setiasa Kusuma, William Leady,

Kismanto.

Page 15: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BABIII_05-96.pdfimbal hasil harga saham yang diperdagangkan di bursa, demikian disebutkan oleh ... Juwono

15

! Susunan Komisaris:

Ketua: Paulus Tumewu

Anggota: Tan Lee Chuan, Koh Boon Kim, Kardinal Alamsyah Karim.

1.2.8. PT. Semen Gresik, Tbk.

1.2.8.1. Sejarah Singkat Perusahaan

NV Pabrik Semen Gresik didirikan pada tanggal 25 Maret 1953. Pada tanggal

1 April 1960, NV Pabrik Semen Gresik dibuat menjadi perusahaan Negara dengan PP

No. 132 tahun 1960 dan menjadi PT. Semen Gresik (Persero). Pabrik perusahaan

yang berada di Gresik, Jawa Timur telah dibangun menjadi lebih baik 3 kali.

Perusahaan mempunyai pabrik semen baru di Tuban, Jawa Timur dengan kapasitas

2,3 milyar ton per tahun dan menambah kapasitas pabrik di Gresik dari 1 milyar ton

menjadi 1,8 milyar ton. Pada tahun 1992, perusahaan mendirikan dua anak

perusahaan untuk mendukung operai dari pabrik di Tuban, yaitu PT. Industri

Kemasan Semen Gresik yang beroperasi pada manufaktur dari kantong semen dan

PT. United Tractor Semen Gresik, yang menjadi supplier dari bahan mentah semen.

Sejak Juli 1994, dengan selesainya pabrik baru di Tuban dan ekspansi dari pabrik di

Gresik, perusahaan mampu memproduksi 4.1 milyar ton tiap tahunnya. Pada bulan

Juli 1995 RUPS perusahaan menyetujui untuk mengakuisis 100% saham dari 2

perusahaan produsen semen, yaitu PT. Semen Tonasa dan PT. Semen Padang.

Perusahaan mendapatkan dana dari sebesar 600 milyar dari PT. Bahana Sekuritas,

PT. Merril Lynch dan PT. Danareksa Sekuritas. Dana tersebut digunakan untuk

mengkonstruksi Semen Tuban III dengan kapasitas produksi 2,3 milyar ton per tahun.

Page 16: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BABIII_05-96.pdfimbal hasil harga saham yang diperdagangkan di bursa, demikian disebutkan oleh ... Juwono

16

Pada 21 Februari 2001, perusahan mendapatkan sertifikat manajemen lingkungan,

ISO 14001.

1.2.8.2. Kinerja Keuangan Perusahaan

Penjualan bersih perusahaan naik dari Rp. 5.177 triliun pada tahun 2002 ke

Rp. 5.445 triliun tahun 2003. Hasilnya, pendapatan bersih naik secara signifikan dari

Rp. 196 milyar ke Rp. 399 milyar.

1.2.8.3. Profil Perusahaan

! Alamat:

Gedung Utama Semen Gresik Jl. Veteran-Gresik 61122 Jawa Timur

Telepon: (031) 398-1731, 398-1732

Fax: (031) 397-2264

Email: [email protected]

! Underwriter:

PT. Danareksa Sekuritas

! Kepemilikan saham:

Pemerintah Indonesia 51.01%

Cemex 25.53%

Publik 23.46%

! Susunan Direksi:

Presiden Direktur: Satriyo

Direktur-direktur: Francisco Noriega, Cholil Hasan, Hasan Baraja, Endah

Dwi Astuti, Armando Martinez.

Page 17: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BABIII_05-96.pdfimbal hasil harga saham yang diperdagangkan di bursa, demikian disebutkan oleh ... Juwono

17

! Susunan Komisaris:

Ketua: Zaenal Arifin

Anggota: Jose Luis Saenz de Miera; Gofar Suwarno; Ignacio Ortiz; Tjuk

Kasturi Sukiadi.

1.2.9. PT. Tambang Timah, Tbk.

1.2.9.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Setelah kemerdekaan Republik indonesia 17 Agustus 1945, Pemerintah

Indonesia mengambil alih perusahaan tambang timah dari tangan Belanda. Puncak

dari masa transfer itu adalah di tahun 1960 dengan dibuatnya undang -undang nomor

19 dimana telah ditetapkan oleh Badan Pimpinan Perusahaan Tambang Timah dan

Perusahaan Negara dengan 3 unit-unit produksinya yang berada Bangka, Belitung

dan Pulau Singkep. Di tahun 1968, ada empat yang benar-benar berada dibawah

kendali Perusahaan Timah sesuai Peraturan Pemerintah nomor 21, pengoperasian

timah di bawah koordinasi Perusahaan PN Tambang Timah yang mengontrol deposit

timah di Indonesia. Di tahun 1976 status Perusahaan telah berubah menjadi PT

Tambang Timah (Persero), yang merupakan status Perusahaan resmi, dimana

Pemerintahaan Indonesia adalah sebagai satu-satunya pemegang saham.

Pengoperasian Perusahaan berpusat pada sekitar Bangka, Belitung dan Pulau

Singkep. Kantor operasinya berada di gedung besar berbentuk garis singkup kerup

dan mengontrol aktifitas utama lainnya, mengutamakan penggunaan arti dari metode

hidrolik. Diawal tahun 1991, program utama restrukturisasi adalah dengan

dimulainya yang termasuk dari penutupan pusat pengoperasian di Pulau Singkep dan

Page 18: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BABIII_05-96.pdfimbal hasil harga saham yang diperdagangkan di bursa, demikian disebutkan oleh ... Juwono

18

memindahkan kantor pusat ke Pulau Bangka. Restrukturisasi juga memasukkan

program moderenisasi dan rekonstruksi dari fasilitas produksi dan konsentrasi pada

aktifitas bisnis biji timah. Pada tanggal 19 Oktober 1995 telah disimpulkan bahwa

program restrukturisasi Timah sudah terdaftar di Jakarta, Surabaya dan London Stock

Exchanges.

1.2.9.2. Kinerja Keuangan Perusahaan

Pada tahun 2003, penjualan tumbuh dari Rp. 1,667 triliun ke Rp. 1,945 triliun.

Pendapatan bersih juga naik dari Rp. 13,4 milyar ke 76,3 milyar.

1.2.9.3. Profil Perusahaan

! Alamat:

Jl. Jenderal Sudirman 51

Pangkal Pinang - 33121

Bangka, Indonesia

Phone: 62-717-431335

Fax: 62-717-432323

! Underwriter:

BZW Ltd (Lead Underwriter), PT. Niaga Sekuritas, PT. Pentasena

Arthasentosa

! Kepemilikan saham:

Pemerintah Indonesia 65.00%

Publik 35.00%

! Susunan Direksi:

Page 19: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BABIII_05-96.pdfimbal hasil harga saham yang diperdagangkan di bursa, demikian disebutkan oleh ... Juwono

19

Presiden Direktur: Ir. Thobrani Alwi

Direktur-direktur: Ir. Wachid Usman, MM; Ir. Ari Fauzi, MBA; Ir.

Surawardi, MM.

! Susunan Komisaris:

Ketua : Dr. Wimpy S.Tjetjep.

Anggota: Dr. R. Sukhyar; Shanti. L Poesposoetjipto.

1.2.10. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

1.2.10.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Pada tahun 1882 sebuah badan usaha swasta penyedia layanan pos dan

telegraf dibentuk pada masa pemerintahan kolonial Belanda. Tahun 1906 pemerintah

kolonial Belanda membentuk sebuah jawatan yang mengatur layanan pos dan

telekomunikasi yang diberi nama Jawatan Pos, Telegraf dan Telepon (Post, Telegraph

en Telephone Dienst/PTT). Setelah kemerdekaan bangsa Indonesia, pada tahun 1961

status jawatan diubah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN

Postel). Tahun 1965 PN Postel dipecah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN

Pos & Giro), dan Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi). Tahun

1974 PN Telekomunikasi disesuaikan menjadi Perusahaan Umum Telekomunikasi

(Perumtel) yang menyelenggarakan jasa telekomunikasi nasional maupun

internasional. Pada tahun 1980 PT Indonesian Satellite Corporation (Indosat)

didirikan untuk menyelenggarakan jasa telekomunikasi internasional, terpisah dari

Perumtel. Tahun 1989 pemerintah menerbitkan Undang-undang nomor 3/1989

tentang Telekomunikasi, tentang peran serta swasta dalam penyelenggaraan

Page 20: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BABIII_05-96.pdfimbal hasil harga saham yang diperdagangkan di bursa, demikian disebutkan oleh ... Juwono

20

telekomunikasi. Pemerintah memutuskan Perumtel berubah bentuk menjadi

Perusahaan Perseroan (Persero) Telekomunikasi Indonesia berdasarkan PP no.25

tahun 1991. Penawaran Umum perdana saham TELKOM (Initial Public Offering /

IPO) dilakukan pada tanggal 14 November 1995, sejak itu saham TELKOM tercatat

dan diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya (BES), New

York Stock Exchange (NYSE) dan London Stock Exchange (LSE). Saham TELKOM

juga diperdagangkan tanpa pencatatan (Public Offering Without Listing / POWL) di

Tokyo Stock Exchange. Tahun 1996 Kerja sama Operasi (KSO) mulai

diimplementasikan pada 1 Januari 1996 di wilayah Divisi Regional I Sumatra �

dengan mitra PT. Pramindo Ikat Nusantara (Pramindo); Divisi Regional III Jawa

Barat dan Banten � dengan mitra PT. Aria West International (AriaWest); Divisi

Regional IV Jawa Tengah dan DI Yogyakarta � dengan mitra PT. Mitra Global

Telekomunikasi Indonesia (MGTI); Divisi Regional VI Kalimantan � dengan mitra

PT. Dayamitra Telekomunikasi (Dayamitra); dan Divisi Regional VII Kawasan

Timur Indonesia � dengan mitra PT. Bukaka Singtel. Tahun 1999, pemerintah

mengeluarkan 1999 Undang-undang nomor 36/1999, tentang penghapusan monopoli

penyelenggaraan telekomunikasi. Tahun 2001 TELKOM membeli 35% saham

Telkomsel dari PT Indosat sebagai bagian dari implementasi restrukturisasi industri

jasa telekomunikasi di Indonesia, yang ditandai dengan penghapusan kepemilikan

bersama dan kepemilikan silang antara TELKOM dengan Indosat. Dengan transaksi

ini, TELKOM menguasai 72.72% saham Telkomsel. TELKOM membeli 90.32%

saham Dayamitra dan mengkonsolidasikan laporan keuangan Dayamitra ke dalam

laporan keuangan TELKOM. Pada tahun 2002 TELKOM membeli seluruh saham

Page 21: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BABIII_05-96.pdfimbal hasil harga saham yang diperdagangkan di bursa, demikian disebutkan oleh ... Juwono

21

Pramindo melalui 3 tahap, yaitu 30% saham pada saat ditandatanganinya perjanjian

jual-beli pada tanggal 15 Agustus 2002, 15% pada tanggal 30 September 2003 dan

sisa 55% saham pada tanggal 31 Desember 2004. TELKOM menjual 12.72% saham

Telkomsel kepada Singapore Telecom, dan dengan demikian TELKOM memiliki

65% saham Telkomsel. Sejak Agustus 2002 terjadi duopoli penyelenggaraan

telekomunikasi lokal.

1.2.10.2. Kinerja Keuangan Perusahaan

Pendapatan bersih Telkom naik sebesar 26% dari 4,843 triliun tahun 2002 ke

6,087 tahun 2003, pendapatan operasi naik dari 9.1 triliun ke 11.4 triliun.

1.2.10.3. Profil Perusahaan

! Alamat:

Jl. Japati No.1 Bandung 4133, Jawa Barat

Telepon: (022) 452-1108

Fax: (022) 452-1408

Email: [email protected]

http://www.telkom.co.id

! Underwriter:

Danareksa Sekuritas

! Kepemilikan saham:

Pemerintah Indonesia 51.19%

JPMCB US Resident (Norbax Inc.) c/o HSBC 5.89%

The Bank of New York c/o Bank Mandiri 6.52%

Page 22: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BABIII_05-96.pdfimbal hasil harga saham yang diperdagangkan di bursa, demikian disebutkan oleh ... Juwono

22

Publik 33.40%

! Susunan Direksi:

Presiden Direktur/CEO: Kristiono

Director of Human Resources and Support Business/CIO: Woeryanto

Soeradji, MBA

Director of Telecommunications Services Business: Suryatin Setiawan

Director of Telecommunications Network Business: Abdul Haris, MBA.

Director of Finance/CFO: Rinaldi Firmansyah, CFA

! Susunan Komisaris:

Ketua: Tanri Abeng, MBA.

Anggota: Anggito Abimanyu, PhD. ; Gatot Trihargo; Arif Arryman,

P.Sartono

Model dan Metode Analisis 1.3.

Model yang dilakukan dalam penelitian ini adalah secara deskriptif dan secara

analitik, dimana model deskriptif adalah model penelitian dengan menyajikan

permasalahan melalui diagram, grafik, lengkap dengan penjelasannya, sedangkan

secara analitik, dilakukan uji statistika dengan menggunakan metode korelasi, regresi

linier dan regresi berganda.

Dan langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan metode analisis adalah

sebagai berikut:

Page 23: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BABIII_05-96.pdfimbal hasil harga saham yang diperdagangkan di bursa, demikian disebutkan oleh ... Juwono

23

Mulai

Penentuan Variabel Penelitian 1. Imbal hasil saham, Volatilitas imbal hasil saham 2. Debt to equity ratio, Debt to total asset ratio, Long term leverage, Degree of finance leverage

Uji Signifikansi AdaKorelasi

Tidak AdaKorelasi

Yap-value < 0.05

Tidakp-value > 0.05

Stop

Uji Korelasi

∑ ∑∑ ∑∑ ∑ ∑

−−

−=

2222 )()()()(

))((

yynxxn

yxxynr

Bagan 3.1. Tahapan Uji Korelasi

Page 24: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BABIII_05-96.pdfimbal hasil harga saham yang diperdagangkan di bursa, demikian disebutkan oleh ... Juwono

24

Mulai

Penentuan Variabel Penelitian 1. Variabel dependen Y1 = Imbal hasil saham Y2 = Volatilitas imbal hasil saham 2. Variabel independen X1 = Debt to equity ratio X2 = Debt to total asset ratio X3 = Long term leverage X4 = Degree of finance leverage

Uji regresi linier berganda

Tidakp-value > 0.05

Yap-value < 0.05

Model Persamaan Regresi

Stop

Uji Anova / F-Test

)1/()1(/

2

2

−−−=

knRkR

FStop

Tidak dapat membentukpersamaan regresi

Uji regresi linier berganda denganMetode Stepwise

Hasil uji Multikolinieritas, Hasil uji Otokorelasi,Hasil uji Heteroskedastisitas, Hasil ujiKoefisien Determinasi (Hasil Uji R2)

Uji MultikolinieritasYa

1. Tolerance hampir mendekati 0 (nol)2. VIF > 23. Eigenvalue hampir mendekati 0 (nol)4. Condition index > 15Keempat uji di atas salah satunya menyatakan Ya

Tidak1. Tolerance hampir mendekati 0 (nol)2. VIF > 23. Eigenvalue hampir mendekati 0 (nol)4. Condition index > 15Keempat uji di atas semuanya menyatakan Tidak

Bagan 3.2. Tahapan Uji Regresi Linier Berganda

Page 25: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BABIII_05-96.pdfimbal hasil harga saham yang diperdagangkan di bursa, demikian disebutkan oleh ... Juwono

25

1.3.1. Korelasi

Analisis korelasi mencerminkan hubungan antara dua data series dan

correlation coefficient yang mengukur seberapa dekat hubungan antara kedua data

tersebut. Pada beberapa kasus tertentu, koefisien korelasi juga dapat dijadikan alat

ukur dan memprediksi kecenderungan dan seberapa besar hubungan secara linier

yang dimiliki oleh variabel.

Nilai koefisien korelasi r mempunyai nilai bervariasi mulai dari �1 melalui 0

hingga +1, dimana:

• Bila nilai r = 0 atau mendekati 0, maka tidak ada hubungan antara kedua

variabel.

• Bila nilai r = +1 atau mendekati 1, maka dikatakan ada korelasi (berbanding

lurus) antara kedua variabel.

• Bila nilai r = �1 atau mendekati �1, maka dikatakan ada korelasi negatif

(berbanding terbalik) antara kedua variabel.

Tanda positif (+) dan negatif (-) pada koefisien korelasi memiliki arti sebagai

berikut:

• Bila r positif, maka korelasi antara dua variabel yang diuji tersebut bersifat

searah, dengan kata lain kenaikan atau penurunan nilai-nilai X terjadi

bersama-sama dengan kenaikan atau penurunan nilai Y.

• Bila r negatif , mengindikasikan bahwa kenaikan nilai X terjadi bersama-sama

dengan penurunan nilai Y atau sebaliknya.

Page 26: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BABIII_05-96.pdfimbal hasil harga saham yang diperdagangkan di bursa, demikian disebutkan oleh ... Juwono

26

Koefisien korelasi yang dilakukan dengan menggunakan data dari sampel,

dinotasikan sebagai, yang dirumuskan sebagai berikut:

Tes Hipotesis – Korelasi

Tes hipotesis korelasi digunakan untuk menentukan ada tidaknya hubungan

linier yang signifikan antara kedua variabel yang diujikan. Tes hipotesis korelasi

menggunakan bentuk dasar dari null dan alternative hypotesis sebagai berikut:

∑ ∑∑ ∑∑ ∑ ∑

−−

−=

2222 )()()()(

))((

yynxxn

yxxynr

H : ρ = 0 (Tidak adanya hubungan linier) 0

H : ρ ≠ 0 (Kemungkinan adanya hubungan linier) 1

1.3.2.

Uji signifikansi tes hipotesis korelasi pada penelitian ini menggunakan SPSS

dengan tingkat kepercayaan 95%, dimana kriteria penilaiannya sebagai berikut:

• Apabila nilai p-value ≤ 5%, bisa dikatakan bahwa terdapat hubungan linier

yang signifikan antar kedua variabel yang diujikan.

• Sedangkan apabila nilai p-value > 5%, bisa dikatakan bahwa tidak terdapat

hubungan linier yang signifikan antar kedua variabel yang diujikan.

Regresi Berganda

Regresi berganda, pada dasarnya sama dengan regresi linier biasa, namun

apabila pada regresi linier sederhana hanya terdapat satu variabel independen (x)

yang dapat mempengaruhi nilai variabel dependen (y), pada regresi berganda terdapat

lebih dari satu variabel independen (x1,x2,....xn) yang dapat mempengaruhi nilai

variabel dependen (y).

Page 27: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BABIII_05-96.pdfimbal hasil harga saham yang diperdagangkan di bursa, demikian disebutkan oleh ... Juwono

27

Persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut:

Untuk menghitung b ,b ,b ...b digunakan persamaan sebagai berikut : 0 1

nn xbxbxbb ...y 22110

^+++=

2 n

∑ ∑

∑∑ ∑ ++= 22110 xbxbnby

2122

11101 xxbxbxbyx∑ ∑ ∑ ∑++=2

22211202 ∑ ∑++= xbxxbxbyx

Sedangkan untuk mengukur korelasi antara ketiga variabel atau lebih, digunakan

koefisien determinasi atau R Square, yang juga berfungsi mengetahui seberapa layak

(fit) suatu model regresi berganda, dengan rumus sebagai berikut :

21

221212

21

22

1..2

xxrxrxryxryxyxryxrR

−++

=

R Square berfungsi untuk menilai performans suatu model regresi namun memiliki

batasan. Suatu nilai R Square bisa menyesatkan dikarenakan nilainya yang akan

semakin meningkat dan tidak akan berkurang, seiring penambahan variabel

independen dalam suatu model regresi berganda. Oleh karena itu diperlukan indikator

penilaian yang lebih tepat untuk menilai korelasi antar ketiga variabel atau lebih

dalam model regresi, yaitu koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R

Square) dengan rumus sebagai berikut:

Rumus Adjusted R Square

)1(1)1(1 22

+−−

−−=kn

nRR

Suatu model regresi berganda semakin fit apabila nilai Adjusted R Square-nya

semakin mendekati nilai satu, yang artinya semakin besar variasi pada variabel

dependen yang bisa dijelaskan oleh variabel-variabel independen dalam model

persamaan regresi.

Page 28: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BABIII_05-96.pdfimbal hasil harga saham yang diperdagangkan di bursa, demikian disebutkan oleh ... Juwono

28

1.4.

1.5.

Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel

dependen dan variabel independen. Variabel dependen adalah suatu variabel yang

berhubungan dengan variabel lain atau tergantung kepada variabel lainnya, disebut

juga variabel tidak bebas (variabel Y). Sedangkan variabel yang tidak tergantung

pada variabel lain disebut variabel independen atau variabel bebas (variabel X).

Variabel dependen dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu imbal

hasil saham dikonotasikan sebagai Y dan volatilitas imbal hasil saham dikonotasikan

sebagai Y . Sedangkan yang menjadi variabel independennya adalah:

1

2

1. Debt to Equity Ratio

2. Debt to Total Asset Ratio

3. Long Term Leverage

4. Degree of Financial Leverage

Hipotesis

Sesuai dengan kerangka pemikiran yang telah diuraikan di atas maka hipotesis-

hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

! Uji korelasi Debt to Equity Ratio dan imbal hasil atau volatilitas imbal hasil

saham perusahaan.

H 1 A,B : ρ , ρ = 0 (Tidak ada hubungan linier yang signifikan antara Debt to

Equity Ratio dan imbal hasil atau volatilitas imbal hasil harga saham).

0 1A 1B

Page 29: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BABIII_05-96.pdfimbal hasil harga saham yang diperdagangkan di bursa, demikian disebutkan oleh ... Juwono

29

H 1 A,B : ρ , ρ ≠ 0 (Ada hubungan linier yang signifikan antara Debt to Equity

Ratio dan imbal hasil atau volatilitas imbal hasil harga saham).

1 1A 1B

! Uji korelasi Debt to Total Asset Ratio dan imbal hasil atau volatilitas imbal hasil

saham perusahaan.

H 2 A,B : ρ , ρ = 0 (Tidak ada hubungan linier yang signifikan antara Debt to

Total Asset Ratio dan imbal hasil atau volatilitas imbal hasil harga saham).

0 2A 2B

H 2 A,B : ρ , ρ ≠ 0 (Ada hubungan linier yang signifikan antara Debt to Total

Asset Ratio dan imbal hasil atau volatilitas imbal hasil harga saham).

1 2A 2B

! Uji korelasi Long Term Leverage dan imbal hasil atau volatilitas imbal hasil

saham perusahaan.

H 3 A,B : ρ , ρ = 0 (Tidak ada hubungan linier yang signifikan antara Long

Term Leverage dan imbal hasil atau volatilitas imbal hasil harga saham).

0 3A 3B

H 3 A,B : ρ , ρ ≠ 0 (Ada hubungan linier yang signifikan antara Long Term

Leverage dan imbal hasil atau volatilitas imbal hasil harga saham).

1 3A 3B

! Uji korelasi Degree of Financial Leverage dan imbal hasil atau volatilitas imbal

hasil saham perusahaan.

H04 A,B : ρ , ρ = 0 (Tidak ada hubungan linier yang signifikan antara Degree

of Financial Leverage dan imbal hasil atau volatilitas imbal hasil harga saham).

4A 4B

H 4 A,B : ρ , ρ ≠ 0 (Ada hubungan linier yang signifikan antara Degree of

Financial Leverage dan imbal hasil atau volatilitas imbal hasil harga saham).

1 4A 4B

Page 30: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BABIII_05-96.pdfimbal hasil harga saham yang diperdagangkan di bursa, demikian disebutkan oleh ... Juwono

30

! Uji regresi berganda Debt to Equity Ratio, Debt to Total Asset Ratio, Long Term

Leverage dan Degree of Financial Leverage terhadap imbal hasil atau volatilitas

imbal hasil saham perusahaan.

H 9 A : β = β = .. β = 0 0 1A 2A nA

H19 A : Tidak semua β (i=1,2,...n) adalah 0 iA

H 9 B : β = β = .. β = 0 0 1B 2B nB

H19 B : Tidak semua βiB (i=1,2,...n) adalah 0

1.6. Populasi dan Sampel

Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-

perusahaan yang telah tercatat di Bursa Efek Jakarta khususnya yang termasuk dalam

kelompok LQ45 selama enam tahun berturut-turut mulai dari periode Januari 1999

sampai dengan Desember 2004.

Daftar saham emiten yang termasuk dalam kelompok tersebut di atas adalah

sebagai berikut:

Page 31: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BABIII_05-96.pdfimbal hasil harga saham yang diperdagangkan di bursa, demikian disebutkan oleh ... Juwono

31

Tabel 3.1. Daftar Saham Emiten

1.7. Metode Pengumpulan Data

Sampel diperoleh dengan metode Judgement Sampling (Pengambilan Sampel

Keputusan) dimana sampel-sampel tersebut diseleksi berdasarkan beberapa kriteria

yang disiapkan penulis. Kriteria tersebut antara lain:

a. Sampel diperoleh dari daftar saham kelompok LQ45 periode Januari 1999

sampai dengan Desember 2004.

No. Nama Saham Kode Sektor industri

1. PT. Astra International, Tbk. ASII Otomotif dan komponennya

2. PT. Gudang Garam, Tbk. GGRM Rokok

3. PT. H.M. Sampoerna, Tbk. HMSP Rokok

4. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk INDF Makanan dan minuman

5. PT. Indosat, Tbk. ISAT Telekomunikasi

6. PT. Kalbe Farma, Tbk. KLBF Farmasi

7. PT. Matahari Putra Prima, Tbk. MPPA Perdagangan eceran

8. PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk. RALS Perdagangan eceran

9. PT. Semen Gresik, Tbk. SMGR Semen

10. PT. Tambang Timah, Tbk. TINS Pertambangan logam dan

mineral lainnya

11. Telekomunikasi Indonesia TLKM Telekomunikasi

Page 32: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BABIII_05-96.pdfimbal hasil harga saham yang diperdagangkan di bursa, demikian disebutkan oleh ... Juwono

32

b. Dari data 45 saham yang tercatat dalam kelompok LQ45, penelitian ditarik

mundur untuk diseleksi dengan kriteria sebagai berikut:

• Akan dipilih perusahaan-perusahaan yang tercatatkan secara terus

menerus dalam kelompok LQ45 mulai periode Januari 1999 sampai

dengan Desember 2004.

• Perusahaan-perusahaan yang memiliki ekuitas negatif atau telah

mengalami kebangkrutan secara teknis, tidak dimasukkan dalam

penelitian.

c. Hasil saham-saham yang terseleksi akhirnya dijadikan sebagai objek

penelitian.

Setelah melewati proses seleksi Judgement Sampling, ternyata PT Kalbe Farma

memiliki ekuitas negatif pada laporan keuangan kuartal I tahun 1999, sehingga

dikeluarkan dari daftar saham emiten yang dijadikan sebagai objek penelitian.

1.8.

Validitas dan Reliabilitas

Untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang bermutu dan baik, sudah

semestinya jika rangkaian penelitian yang dilakukan harus baik juga. Perencanaan

yang matang mutlak diperlukan, lalu alat-alat yang digunakan juga harus dalam

kondisi baik. Oleh karena itulah seringkali sebelum penelitian dilakukan alat-alat

yang digunakan ditera lebih dahulu. Tidak lain dan tidak bukan agar data-data yang

diperoleh valid dan reliabel.

Page 33: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BABIII_05-96.pdfimbal hasil harga saham yang diperdagangkan di bursa, demikian disebutkan oleh ... Juwono

33

Valid artinya data-data yang diperoleh dengan penggunaan alat (instrumen)

dapat menjawab tujuan penilitian. Reliabel artinya konsisten atau stabil, misalnya

sebuah altimeter digunakan untuk mengukur ketinggian tempat dan hari ini tempat X

diukur mempunyai ketinggian 1,000 m. Jika dilakukan pengukuran di tempat yang

sama pada hari berikutnya, altimeter tersebut juga harus menunjukkan ketinggian

1,000 m.

Uji validitas dan reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara:

1. Repetitive measurement (pengukuran secara berulang)

2. One shot (sekali ukur)

Pengujian validitas dilakukan dengan mengukur korelasi antar item pengukuran,

sedangkan realibilitas menggunakan korelasi total antar item secara keseluruhan yang

dijadikan indikator pengukuran suatu variabel.

Dengan repetitive measurement system, pengukuran objek dilakukan secara

berulang. Prinsipnya adalah dengan membandingkan hasil pengukuran pertama

dengan hasil pengukuran kedua. Sistem ini sering disebut juga sistem eksternal.

Pengujian sistem ini dapat dilakukan tes retest, ekuivalen dan gabungan keduanya.

Metode one shot, sering juga disebut dengan pengujian internal consistency.

Dengan metode ini pengukuran cukup dilakukan satu kali.

1.9. Uji Problem Regresi

Analisis regresi bukanlah analisis yang selalu mulus digunakan, ada beberapa

masalah yang dihadapi dalam analisis regresi, yaitu multikolinearitas, otokorelasi,

Page 34: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BABIII_05-96.pdfimbal hasil harga saham yang diperdagangkan di bursa, demikian disebutkan oleh ... Juwono

34

dan heteroskedastisitas. Pada kesempatan kali ini, penulis hanya melakukan

pengujian multikolinearitas, otokorelasi, dan heteroskedastisitas.

1.9.1. Multikolinearitas

1. Koefisien regresi yang bertanda positif dalam regresi sederhana bisa berubah

negatif dalam regresi berganda atau sebaliknya.

2. Fluktuasi nilai estimasi koefisien regresi sangat besar.

3. Jika variabel-variabel independen terkorelasi satu sama lain, variabel-variabel

tersebut menjelaskan varian yang sama dalam mengestimasi variabel dependen,

jadi penambahan variabel independen tidak berpengaruh apa-apa.

Multikolineritas terkadang dapat dihilangkan dengan cara:

1. Memperbanyak jumlah sampel

2. Melakukan transformasi terhadap hubungan fungsional, dan/atau

Multikolinearitas adalah keadaan dimana variabel-variabel independen dalam

persamaan regresi mempunyai korelasi (hubungan) yang erat satu sama lain.

Parameter yang mudah ditenggarai dari adanya multikolinearitas:

1. Biasanya regresi mempunyai persamaan dengan nilai R yang tinggi atau sangat

tinggi, F tinggi, tetapi banyak variabel bebas yang tidak signifikan (t -

nya rendah).

2

hitung hitung

2. Terdapat beberapa variabel yang mempunyai nilai Eigenvalue mendekati nol

dan nilai Condition Index lebih besar dari 15.

3. Variabel-variabel independen mempunyai nilai VIF disekitar angka 1 dan nilai

Tolerance yang mendekati 1.

Multikolinearitas menyebabkan timbulnya masalah-masalah, yaitu:

Page 35: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BABIII_05-96.pdfimbal hasil harga saham yang diperdagangkan di bursa, demikian disebutkan oleh ... Juwono

35

3. Menghilangkan variabel independen yang memiliki kolinearitas tinggi.

Metode terakhir dapat berarti penghilangan harga sebagai variabel penjelas

yang kadang dapat menimbulkan permasalahan baru yang lebih serius dibandingkan

masalah multikolinearitas itu sendiri.

1.9.2. Otokorelasi

Istilah otokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara sejumlah

penelitian dalam waktu yang berurutan. Oleh karenanya masalah otokorelasi sering

timbul pada data rentet waktu (time series). Otokorelasi seringkali disebut dengan

istilah korelasi serial, misalnya data pertama berkorelasi dengan data kedua, data

kedua berkorelasi dengan data ketiga, dan selanjutnya, hal ini disebut korelasi serial

derajat pertama.

Model regresi yang baik tentunya mengandung asumsi bahwa tidak terdapat

korelasi serial diantara error term-nya (e). Salah satu pendekatan yang sering

digunakan untuk menguji ada tidaknya otokorelasi adalah menggunakan Durbin-

Watson d Statistic, dengan rumus sebagai berikut:

∑∑

=

−=−

= n

i i

in

i i

e

eed

12

212)(

Dimana:

ei = residual (selisih antara Y observasi dengan Y prediksi/Y-Ŷ)

ei -1 = residual satu periode sebelumnya

Korelasi serial diantara error term dapat terjadi karena berbagai faktor antara

lain sebagai berikut:

Page 36: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BABIII_05-96.pdfimbal hasil harga saham yang diperdagangkan di bursa, demikian disebutkan oleh ... Juwono

36

1. Data observasi dari suatu situasi kelesuan sehingga data observasi selanjutnya

yang menaik jelas dipengaruhi oleh data sebelumnya. Dalam situasi seperti ini, data

observasi yang dahulu dengan yang belakangan kemungkinan besar bersifat

interdependen.

2. Tidak memasukkan variabel bebas tertentu yang sebenarnya turut

mempengaruhi variabel dependen.

Adapun akibat adanya otokorelasi diantara error terms terhadap penaksiran

regresi ialah:

1. Varian residual (error term) akan diperoleh lebih rendah daripada semestinya

sehingga mengakibatkan koefisien determinasi (R2) menjadi lebih tinggi daripada

yang seharusnya.

2. Pengujian statistik dengan menggunakan t-statistics dan F-statistics akan

menyesatkan.

Dengan menggunakan Durbin-Watson Test, nilai yang dihasilkan akan

berkisar antara 0 sampai dengan 4.

• Semakin nilai d mendekati nilai 0 (nol) menandakan semakin cukup bukti untuk

dikatakan adanya otokorelasi positif.

• Tetapi jika nilai d semakin mendekati nilai 4 (empat) menandakan cukup bukti

untuk dikatakan adanya otokorelasi negatif.

• Jika nilai d semakin mendekati nilai 2 (dua) menandakan semakin terbukti tidak

adanya otokorelasi.

Page 37: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BABIII_05-96.pdfimbal hasil harga saham yang diperdagangkan di bursa, demikian disebutkan oleh ... Juwono

37

Sedangkan pengambilan keputusan menurut aturan Durbin-Watson Test

adalah sebagai berikut:

Hipotesis nol (H0) Keputusan Jika (If)

Tidak ada otokorelasi positif Tolak H0 0<d<dL

Tidak ada otokorelasi positif Tidak ada keputusan dL<d<dU

Tidak ada otokorelasi negatif Tolak H0 4-dL<d<4

Tidak ada otokorelasi negatif Tidak ada keputusan 4-dU<d<4-dL

Tidak ada otokorelasi positif

ataupun negatif Tidak ada keputusan dU<d<4-dU

Ada dua nilai kritis (two critical d values) yang dihasilkan oleh Durbin-

Watson Test, yaitu batas atas (upper limit) dU dan batas bawah (lower limit) dL.

Keputusan bisa diambil apabila nilai d yang dihasilkan berada diluar batas antara dU

dan dL.

1.9.3. Heteroskedastisitas

Tujuan uji heteroskedastisitas adalah menguji apakah dalam sebuah model

regresi, terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Jika varians dari residual satu ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

homokedastisitas. Dan jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi

yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

Page 38: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BABIII_05-96.pdfimbal hasil harga saham yang diperdagangkan di bursa, demikian disebutkan oleh ... Juwono

38

Masalah heteroskedastisitas pada model regresi dapat dilihat dengan

menggunakan scatterplot, yang melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik,

menggunakan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:

• Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu

yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka telah terjadi

heteroskedastisitas.

• Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah

angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Page 39: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/BABIII_05-96.pdfimbal hasil harga saham yang diperdagangkan di bursa, demikian disebutkan oleh ... Juwono

39