BAB III METODOLOGI PENELITIAN Desain...
Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN Desain...
31
Dyna Purnama Alam, 2015 Rekonstruksi Rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sains Melalui Analisis Kesulitan Literasi Sains Siswa Smp Kelas Vii Pada Topik Gerak Lurus Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan dipaparkan terkait proses penelitian mengenai desain
penelitian, partisipan, populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur
penelitian dan analisi data untuk mencapai tujuan penelitian untuk mendapatkan
profil literasi sains siswa dan tindakan untuk mengatasi permasalahan penelitian.
A. Desain Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan profil literasi sains siswa
kelas VII di salah satu SMP Negeri di Kota Bandung untuk dijadikan acuan
rekonstruksi rencana pelaksanaan pembelajaran sains. Maka desain yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif jenis survei.
Dalam rancangan survei, peneliti mendeskripsikan secara kuantitatif (angka-
angka) kecenderungan-kecenderungan, perilaku-perilaku, atau opini-opini dari
suatu populasi dengan meneliti sampel populasi tersebut (Creswell, 2014, hal.
216). Hasil penelitian survei mendapatkan informasi awal populasi dengan cara
meneliti sampel yang representatif dalam literasi sains. Pengumpulan data dalam
penelitian survei memiliki keunggulan secara ekonomis dengan meneliti sampel
yang refresentatif menghasilkan kesimpulan dari populasi. Jenis Penelitian survei
yang digunakan adalah survei lintas bagian (cros-sectional survey) dengan
mengumpulkan data satu per satu dalam satu waktu (Creswell, 2014, hal. 217).
Dari data yang diperoleh hasil survei, maka data tersebut dideskripsikan
keadaan sesuai informasi yang di dapatkan baik dari hasil data kuantitatif berupa
angka maupun dari hasil wawancara. Metode penelitian jenis survei dengan analis
deskriptif dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian menyimpulkan gambaran
umum profil literasi sains dengan sampel yang dapat mewakili karakteristik
populasi dalam satu waktu.
B. Partisipan
Penelitian dilaksanakan di salah satu SMP Negeri di kota Bandung.
Dengan populasi penelitian 180 orang adalah seluruh siswa kelas VII tahun ajaran
32
Dyna Purnama Alam, 2015 Rekonstruksi Rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sains Melalui Analisis Kesulitan Literasi Sains Siswa Smp Kelas Vii Pada Topik Gerak Lurus Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu
2014-2015 di sekolah tersebut. Sedangkan sampel penelitian sebanyak 124 orang
dari populasi.
C. Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah 180 orang siswa kelas VII di salah
satu SMP Negeri di kota Bandung tahun ajaran 2014-2015.
2. Sampel
Untuk mendapatkan kesimpulan dari populasi, maka pengambilan data
sampel harus refresentatif dalam literasi sains. Menurut Creswell (2014, hal. 220)
proses pemilihan atas individu-individu dalam penelitian survei
merekomendasikan memilih sampel acak (random sample) di mana di dalamnya
setiap individu dalam populasi memiliki kemungkinan yang sama untuk dipilih.
Dalam penelitian survei, Creswell (2014, hal. 221) merekomendasikan
agar peneliti menggunakan formula besaran sampel (sample size formula).
Formula besaran sampel bertujuan agar porposi sampel dalam penelitian mewakili
dari populasi. Menurut Taro Yamane (dalam Puszczak, dkk, 2013, hal. 5) untuk
menentukan formula besaran sampel sebagai berikut:
Keterangan:
n = jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e = tingkat presisi/kesalahan
Dengan menggunakan tingkat presisi/kesalahan sebesar 5%, maka diperoleh:
Dari perhitungan menurut Yamane diperoleh perhitungan jumlah sampel
sebanyak 124 orang. Karena populasi homogen, maka teknik pengambilan sampel
dilakukan secara acak menggunakan simple random sampling.
33
Dyna Purnama Alam, 2015 Rekonstruksi Rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sains Melalui Analisis Kesulitan Literasi Sains Siswa Smp Kelas Vii Pada Topik Gerak Lurus Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu
D. Instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tes literasi
sains, pedoman wawancara guru dan siswa, lembar observasi proses
pembelajaran, angket, dan lembar analisis RPP. Untuk lebih jelasnya akan dibahas
instrumen penelitian sebagai berikut.
1. Tes literasi sains
Tes literasi sains ini bertujuan untuk mengukur siswa dalam kemampuan
literasi sains pada domain kompetensi dan domain pengetahuan. Soal tes literasi
sains terdiri dari 18 soal pilihan ganda mengenai topik gerak lurus, pembuatan
soal ini mengacu pada paduan PISA 2015.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen tes literasi
sains adalah:
a. Membuat matrikulasi soal terhadap domain pengetahuan, domain kompetensi,
domain kontekstual dan sebaran tuntutan kognitif.
b. Menentukan indikator yang dicapai sesuai dengan panduan PISA 2015
c. Menulis soal berdasarkan kisi-kisi soal
d. Membuat kunci jawaban
e. Judgment ahli dosen
f. Uji coba hasil instrumen
g. Menggunakan istrumen tes literasi sains
Tabel 3.1. Matrikulasi Soal Literasi Sains pada Topik Gerak Lurus
No.
Soal Kode Soal
Karakteristik Soal Tuntutan
Kognitif Pengetahuan (P) Kompetensi (K)
Konteks P1 P2 P3 K1 K2 K3
1 P1K1e01 √ √ Personal Medium
2 P1K1a02 √ √ Personal Low
3 P1K3c01 √ √ Personal Low
4 P1K3c02 √ √ Personal Medium
5 P2aK1c01 √ √ Personal Low
6 P2gK1c02 √ √ Personal Low
7 P2eK1b01 √ √ Personal Medium
8 P2eK1b02 √ √ Personal Medium
9 P2gK2c01 √ √ Personal Medium
10 P2eK3a01 √ √ Personal Medium
34
Dyna Purnama Alam, 2015 Rekonstruksi Rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sains Melalui Analisis Kesulitan Literasi Sains Siswa Smp Kelas Vii Pada Topik Gerak Lurus Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu
11 P2eK3a02 √ √ Personal Medium
12 P3aK1a01 √ √ Personal High
13 P3aK1a02 √ √ Personal High
14 P3hK2e01 √ √ Personal Medium
15 P3dK3b01 √ √ Personal Medium
Tabel 3.1. Matrikulasi Soal Literasi Sains pada Topik Gerak Lurus
(Lanjutan)
No.
Soal Kode Soal
Karakteristik Soal Tuntutan
Kognitif Pengetahuan (P) Kompetensi (K) Konteks
P1 P2 P3 K1 K2 K3
16 P3dK3b02 √ √ Personal Medium
17 P2gK2c02 √ √ Personal High
18 P3hK2e02 √ √ Personal High
Keterangan:
P1 = Pengetahuan Konten
P2 = Pengetahuan Prosedural
P3 = Pengetahuan Epistemik
K1 = Kompetensi Menjelaskan Fenomena Ilmiah
K2 = Kompetensi Mengevaluasi dan Merancang Penelitian Ilmiah
K3 = Kompetensi Menginterpretasikan dan Bukti-bukti Ilmiah
Hasil tes literasi sains tersebut dijudgment ahli dosen kemudian di uji cobakan
serta dianalisis terkait validitas item, realibilitas tes, taraf kesukaran dan daya
pembeda.
1) Validitas item
Validitas item instrument tes penelitian ini diukur dengan menggunakan
persamaan korelasi product moment dengan angka kasar:
( )( )
√* ( ) +* ( ) +
(Arikunto, 2012, hal. 87)
Dengan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
X = skor tiap item
Y = skor total
35
Dyna Purnama Alam, 2015 Rekonstruksi Rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sains Melalui Analisis Kesulitan Literasi Sains Siswa Smp Kelas Vii Pada Topik Gerak Lurus Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu
N = jumlah siswa
Berikut ini tabel 3.2 (Arikunto, 2012, hal.89) yang menginterpretasikan
koefisien korelasi:
Tabel 3.2. Interpretasi koefisien korelasi
Koefisien
Korelasi (r)
Kategori
0,800 r ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,600 r ≤ 0,800 Tinggi
0,400 r ≤ 0,600 Cukup
0,200 r ≤ 0,400 Rendah
0,00 r ≤ 0,200 Sangat Rendah
2) Realibilitas tes
Nilai realibitas tes dalam pilihan ganda diukur menggunakan perhitungan
pembelahan ganjil-genap. Selanjutnya jumlah skor item ganjil dan jumlah skor
item genap dikorelasikan menggunakan product moment dari Pearson berikut:
( )( )
√* ( ) +* ( ) +
(Arikunto, 2012, hal. 87)
Dengan:
= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
X = skor item ganjil
Y = skor item genap
N = jumlah siswa
Koefisien korelasi yang dihasilkan dari product moment menunjukkan realibitas
separuh tes. Untuk mendapatkan realibitas seluruh tes digunakan rumus
Spearman-Brown seperti berikut:
36
Dyna Purnama Alam, 2015 Rekonstruksi Rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sains Melalui Analisis Kesulitan Literasi Sains Siswa Smp Kelas Vii Pada Topik Gerak Lurus Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu
( )
(Arikunto, 2012, hal. 110)
Dengan:
= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y separuh tes
= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y seluruh tes
Berikut ini tabel 3.3 (Arikunto, 2012, hal.89) yang menginterpretasikan
koefisien korelasi:
Tabel 3.3. Interpretasi koefisien korelasi (r)
Koefisien
Korelasi (r)
Kategori
0,800 r ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,600 r ≤ 0,800 Tinggi
0,400 r ≤ 0,600 Cukup
0,200 r ≤ 0,400 Rendah
0,00 r ≤ 0,200 Sangat Rendah
3) Taraf Kesukaran
Taraf kesukaran bertujuan untuk menunjukan sukar atau mudahnya soal disetiap
butirnya. Indeks kesukaran (difficulty index) dapat dihitung sebagai berikut:
(Arikunto, 2012, hal.223)
Dengan:
P = indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Berikut ini tabel 3.4 (Arikunto, 2012, hal.225) yang menginterpretasikan
indeks kesukaran:
Tabel 3.4. Interpretasi Indeks Kesukaran (P)
37
Dyna Purnama Alam, 2015 Rekonstruksi Rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sains Melalui Analisis Kesulitan Literasi Sains Siswa Smp Kelas Vii Pada Topik Gerak Lurus Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu
Indeks
Kesukaran (P)
Kategori
0,71 r ≤ 1,00 Mudah
0,31 r ≤ 0,70 Sedang
0,00 r ≤ 0,30 Sukar
4) Daya Pembeda
Daya pembeda merupakan kemampuan soal untuk membedakan anatara
siswa yang berprestasi tinggi dengan siswa yang berprestasi rendah. Daya
pembeda soal dapat dihitung dengan cara mengelompokkan siswa kedalam dua
kelompok berdasarkan perolehan skor tes, yaitu kelompok atas dan bawah dengan
jumlah siswa yang sama besar. Setelah itu daya pembeda dapat dihitung sebagai
berikut:
(Arikunto, 2012, hal. 228)
Dengan
D = Daya pembeda
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Berikut ini tabel 3.5 (Arikunto, 2012, hal.232) yang menginterpretasikan
daya pembeda:
Tabel 3.5. Interpretasi Daya Pembeda (D)
Daya Pembeda
(D)
Kategori
0,00 - 0,20 Jelek (poor)
0,21 - 0,40 Cukup (satistifactory)
0,41 - 0,70 Baik (good)
0,71 - 1,00 Baik sekali (excellent)
38
Dyna Purnama Alam, 2015 Rekonstruksi Rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sains Melalui Analisis Kesulitan Literasi Sains Siswa Smp Kelas Vii Pada Topik Gerak Lurus Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu
5) Hasil Uji Coba Tes
Hasil uji coba tes meliputi validitas, realibitas, taraf kesukaran dan daya
pembeda. Syarat sebuah soal dibuang jika soal tersebut tidak valid (kategori
validitas rendah), kategori taraf kesukaran sangat sukar atau sangat mudah,
kategori dan daya pembeda negatif. Hasil uji coba tes bisa dilihat pada tabel 3.6.
Tabel 3.6. Hasil Uji Coba Instrumen
No Kode
Soal
Validitas Tingkat
Kesukaran Daya Pembeda
Realibitas Ket. Nilai
rxy Kategori
Nilai
(P) Kategori
Nilai
(D) Kategori
1 P1K1e01 -0,04 TIDAK
VALID 0,06 SUKAR 0 JELEK
0,82
Kategori SANGAT
TINGGI
DIBUANG
2 P1K1a02 0,51 CUKUP
0,64 SEDANG 0,22 CUKUP DIPAKAI
3 P1K3c01 0,56 CUKUP
0,65 SEDANG 0,5 BAIK DIPAKAI
4 P1K3c02 0,45 CUKUP
0,40 SEDANG 0,33 CUKUP DIPAKAI
5 P2aK1c01 0,64 TINGGI
0,70 SEDANG 0,33 CUKUP DIPAKAI
6 P2gK1c02 0,60 TINGGI
0,52 SEDANG 0,33 CUKUP DIPAKAI
7 P2eK1b01 0,35 RENDAH
0,24 SUKAR 0,11 JELEK DIPAKAI
8 P2eK1b02 0,01 SANGAT
RENDAH 0,04 SUKAR 0,11 JELEK DIBUANG
9 P2gK2c01 0,54 CUKUP
0,94 MUDAH 0 JELEK DIPAKAI
10 P2eK3a01 0,71 TINGGI
0,68 SEDANG 0,39 CUKUP DIPAKAI
11 P2eK3a02 0,87 SANGAT
TINGGI 0,44 SEDANG 0,67 BAIK DIPAKAI
12 P3aK1a01 0,40 RENDAH
0,26 SUKAR 0,17 JELEK DIPAKAI
13 P3aK1a02 0,62 TINGGI
0,44 SEDANG 0,44 BAIK DIPAKAI
14 P3hK2e01 0,69 TINGGI
0,81 MUDAH 0,22 CUKUP DIPAKAI
15 P3dK3b01 0,47 CUKUP
0,17 SUKAR 0,11 JELEK DIPAKAI
16 P3dK3b02 0,48 CUKUP
0,59 SEDANG 0,44 BAIK DIPAKAI
17 P2gK2c02 0,52 RENDAH
0,82 MUDAH 0,28 CUKUP DIPAKAI
18 P3hK2e02 0,35 RENDAH 0,07 SUKAR 0,17 JELEK DIPAKAI
39
Dyna Purnama Alam, 2015 Rekonstruksi Rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sains Melalui Analisis Kesulitan Literasi Sains Siswa Smp Kelas Vii Pada Topik Gerak Lurus Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu
Berdasarkan tabel 3.6. terdapat dua soal yang mendapatkan nilai validitas
yang rendah (tidak valid) yaitu nomor 1 dan 8. Maka, soal tersebut tidak
digunakan lagi.
2. Pedoman Wawancara Guru dan Siswa
Pedoman wawancara guru dan siswa bertujuan untuk mengetahui
informasi yang berkaitan tentang literasi sains. Pedoman wawancara guru dibuat
menjadi sesi awal (sebelum pembelajaran) dan sesi akhir (setelah pembelajaran).
Pedoman wawancara guru pada sesi awal (sebelum pembelajaran) bertujuan untuk
mengetahui gambaran secara keseluruhan mengenai pembelajaran IPA yang telah
dilakukan selama ini. Sedangkan sesi akhir (setelah pembelajaran) bertujuan
untuk mengetahui kesesuaian RPP dengan pelaksanaan yang telah dibuat oleh
guru tersebut. Untuk pedoman wawancara siswa dilakukan setelah tes literasi
sains diberikan, ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan dan pendapat siswa mengenai tes literasis sains.
3. Lembar Observasi Proses Pembelajaran
Lembar observasi proses pembelajaran bertujuan untuk mengetahui
kesesuaian proses pembelajaran yang sedang berlangsung antara guru dan siswa
terhadap kemampuan literasi sains. Observasi dilakukan ketika berlangsungnya
pembelajaran materi gerak lurus pada siswa SMP kelas VII.
4. Angket
Pembuatan angket bertujuan untuk menanyakan pendapat mengenai proses
pembelajaran yang telah beralangsung dan alasan mengenai jawaban setiap butir
soalnya.
5. Lembar Analisis RPP
Lembar analisis RPP bertujuan untuk menganalis kesesuaian isi RPP
dalam melatihkan literasi sains siswa. Analisis RPP dilakukan setelah
mendapatkan RPP gerak lurus dari sekolah. Analisis RPP ini dijadikan acuan
untuk merekonstruksi RPP.
40
Dyna Purnama Alam, 2015 Rekonstruksi Rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sains Melalui Analisis Kesulitan Literasi Sains Siswa Smp Kelas Vii Pada Topik Gerak Lurus Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu
E. Prosedur penelitian
1. Mengkaji Literasi Sains dan domainnya menurut panduan PISA 2015
2. Membuat matriks antar domain literasi sains
3. Membuat instrumen literasi sains berupa pilihan ganda
4. Melakukan judgment
5. Merevisi instrumen penelitian
6. Menentukan sekolah tempat penelitian
7. Mengurus surat izin penelitian
8. Melakukan uji coba instrumen
9. Melakukan analisis butir soal melalui validitas, realibilitas, taraf kesukaran
dan daya pembeda
10. Merevisi instrumen penelitian
11. Melakukan wawancara kepada guru sebelum proses pembelajaran
berlangsung
12. Melakukan observasi ke lapangan untuk mengamati proses pembelajaran
mengenai topik gerak lurus
13. Melakukan wawancara kepada guru setelah proses pembelajaran berlangsung
14. Mengujikan soal Literasi Sains kepada sejumlah siswa (sampel),
mengklasifikasikan jawaban siswa untuk menggambarkan profil Literasi
Sains siswa
15. Melakukan wawancara beberapa siswa
16. Mengolah data hasil observasi
17. Mengolah data hasil tes literasi sains
18. Menganalisis RPP dari sekolah mengenai topik gerak lurus
19. Merekonstruksi RPP berdasarkan hasil data analisis penelitian
Untuk lebih jelasnya terdapat gambar 3.1. alur prosedur penelitian sebagai
berikut.
41
Dyna Purnama Alam, 2015 Rekonstruksi Rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sains Melalui Analisis Kesulitan Literasi Sains Siswa Smp Kelas Vii Pada Topik Gerak Lurus Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu
Gambar 3.1. Alur Prosedur Penelitian
Pengujian Tes LS terkait dengan topik gerak lurus
1. Membuat soal LS dengan mengacu pada framework PISA 2015
2. Uji coba soal LS kepada sejumlah siswa yang telah mendapatkan proses
pembelajaran sains dengan topik gerak lurus
3. Menganalisis hasil uji coba
4. Pengujian kepada sejumlah siswa, klasifikasikan jwaban untuk menggambarkan
profil LS siswa
5. Wawancara untuk mendapatkan informasi kesulitan LS siswa (penguasaan konten,
proses sains yang tidak dimengerti, konteks yang tidak dimiliki) berdasarkan analisis
tes LS yang telah dilakukan pada poin 4
Kajian Pustaka: Apa itu Literasi Sains (LS), Domainnya
1. Observasi ke lapangan dan wawancara dengan guru untuk mengamati proses
pembelajaran langkah ini bertujuan untuk menemukan hal-hal yang menyebabkan LS
siswa rendah
2. Pengetahuan apa yang diterima siswa pada proses pembelajaran?
3. Bagaimana proses sains dilatihkan kepada siswa?
4. Permasalahan kontektual apa yang diperoleh siswa?
Tafsiran % dan analisis hasi tes menghasilkan profil kesulitan LS pada topik gerak lurus
Analisis
kurikulum
Konten dan
kompetensi
pada topik
gerak lurus
Survei dan analisis pustaka
: Menemukan permasalahan
kontekstual (pengalaman
sehari-hari yang ada di
lingkungan anak Indonesia)
Menemukan konteks wilayah
(regional-global)
Analisis hasil survei
pustaka
Tema-tema demonstrasi dan
eksperimen yang dapat
digunakan untuk melatihkan
proses sains pada topik gerak
lurus
Rekonstruksi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sains pada Topik Gerak Lurus
42
Dyna Purnama Alam, 2015 Rekonstruksi Rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sains Melalui Analisis Kesulitan Literasi Sains Siswa Smp Kelas Vii Pada Topik Gerak Lurus Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu
F. Analisis data
1. Analisis soal tes literasi sains
Dalam penelitian ini yang dijadikan fokus penelitian adalah domain
kompetensi dan domain pengetahuan. Namun dalam analisis soal tes literasi sains,
dilakukan analisis untuk mengetahui profil literasi sains siswa pada tiap butir soal,
karakteristik soal, domain kompetensi dan pengetahuan. Sehingga tahapan
pertama dalam menganalisis instrumen ini adalah dengan menganalisis ke dalam
berdasarkan karakteristik soal, domain kompetensi dan domain pengetahuan.
Setelah menganalisis soal tersebut, maka selanjutnya menghitung persentase skor
benar yang diperoleh pada setiap butir soalnya dengan karakteristik yang telah
dianalisis. Sehingga pada akhirnya akan diperoleh nilai persentase tiap butir soal
skor benar dari seluruh siswa yang menjawab benar. Persentase tersebut diperoleh
dengan menggunakan persamaan sebagai berikut,
∑
2. Tafsiran presentase profil literasi sains
Untuk menggambarkan profil literasi sains digunakan tafsiran persentase
yang dikembangkan oleh Suharsimi Arikunti (2012, hal. 281) pada tabel 3.7.
Tabel 3.7. Tafsiran Persentase
Pesentase Interpretasi
80-100 Baik sekali
66-79 Baik
56-65 Cukup
40-55 Kurang
43
Dyna Purnama Alam, 2015 Rekonstruksi Rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sains Melalui Analisis Kesulitan Literasi Sains Siswa Smp Kelas Vii Pada Topik Gerak Lurus Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu
0-39 Gagal
G. Sinopsis kesesuaian RPP dengan keterlaksanaan pembelajaran di
sekolah
Tidak semua perencanaan pembelajaran yang telah dibuat sesuai dengan
keterlaksanaanya. Tabel 3.8. menjelaskan sinopsis kesesuaian RPP dengan
keterlaksanaan pembelajaran sekolah di salah satu SMP kota bandung pada topik
gerak lurus.
Tabel 3.8. Sinopsis Kesesuaian RPP dengan Keterlaksanaan Pembelajaran
Sekolah
RPP Keterlaksanaa
pembelajaran
Deskripsi Dalam RPP alokasi yang
ditunjukan 3 x 40’ dan
pertemuan yang terlihat
hanya dua kali pertemuan
Terlaksananya
pembelajaran empat kali
pertemuan.
Pertemuan 1 Pertemuan 1 dan permuan 2
dalam keterlaksanaan
tergambarjkan dalam RPP
dijadikan satu pertemuan.
Dalam RPP tertulis guru
memberikan informasi pada
berbagai sumber dan
melakukan diskusi untuk
pengerjaan LKS. (percobaan
pertemuan 1 dalam RPP
tidak dijelaskan).
Berdasarkan informasi dari
guru bersangkutan siswa
hanya diberikan buku
ringkasan mengenai gerak
lurus, salah satu siswa
menuliskannya di white
board sedangkan siswa
yang lainnya menyalinnya.
Ini merupakan salah satu
sesi pengumpulan
informasi.
Pertemuan 2 Dipertemuan dua siswa
melakukan percobaan
untuk menentukan jarak
perpindahan dan kecepatan
dengan menggunakan tali
sepatu, penggaris dan
tempat pensil.
Pertemuan 3 Dalam RPP sesi ini
merupakan pertemuan kedua.
Di pertemuan kedua
dituliskan kegiatan
eksperimen menggunakan
satu set alat gerak lurus
Dipertemuan ketiga siswa
melakukan kegiatan
eksperimen sesuai dengan
RPP yaitu eksperimen
untuk menentukan
karakteristik GLB dan
44
Dyna Purnama Alam, 2015 Rekonstruksi Rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sains Melalui Analisis Kesulitan Literasi Sains Siswa Smp Kelas Vii Pada Topik Gerak Lurus Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu
menggunakan ticker timer
yang bertujuan untuk
menentukan karakteristik
GLB dan GLBB
GLBB eksperimen
menggunakan satu set alat
gerak lurus menggunakan
ticker timer
Pertemuan 4 Dalam RPP tidak dituliskan
di pertemuan empat akan
dilaksanakannya ulangan
harian
Berdasarkan informasi dari
guru pertemuan empat
dilaksanakannya ulangan
harian
1. Analisis lembar observasi
2. Analisis soal tes literasi sains
3. Analisi angket
45
Dyna Purnama Alam, 2015 Rekonstruksi Rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sains Melalui Analisis Kesulitan Literasi Sains Siswa Smp Kelas Vii Pada Topik Gerak Lurus Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu