BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu...

23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih Jakarta. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2013. B. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menerapkan metode yang bersifat quasi eksperimental (eksperimen semu), dimana sampel penelitian tidak dapat dikendalikan secara penuh oleh peneliti sendiri. Desain penelitian berupa randomized control group pre test-post test design untuk melihat perbedaan antara penderita osteoarthritis genu yang terbagi dua kelompok dengan perlakuan berbeda. Kelompok perlakuan I yaitu kelompok penderita osteoarthritis genu yang diberikan intervensi sonophorosis diclofenac dan hold relax dengan sampel 10 orang. Dan kelompok perlakuan II yaitu kelompok penderita osteoarthritis genu yang diberikan intervensi ultrasound dan hold relax dengan sampel 10 orang jadi jumlah sampel secara keseluruhan sebanyak 20 orang. Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan peningkatan kemampuan fungsional pada penderita osteoarthritis genu pada kelompok perlakuan I dan kelompok perlakuan II sebelum, selama dan sesudah pemberian terapi yang dibagi dua kelompok perlakuan diukur dengan 77

Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu...

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu …digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-178-3.pdf · hold relax dengan sampel 10 orang. ... modalitas yang tidak sesuai

77

  

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih Jakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2013.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menerapkan metode yang bersifat

quasi eksperimental (eksperimen semu), dimana sampel penelitian tidak

dapat dikendalikan secara penuh oleh peneliti sendiri. Desain penelitian

berupa randomized control group pre test-post test design untuk melihat

perbedaan antara penderita osteoarthritis genu yang terbagi dua kelompok

dengan perlakuan berbeda. Kelompok perlakuan I yaitu kelompok penderita

osteoarthritis genu yang diberikan intervensi sonophorosis diclofenac dan

hold relax dengan sampel 10 orang. Dan kelompok perlakuan II yaitu

kelompok penderita osteoarthritis genu yang diberikan intervensi ultrasound

dan hold relax dengan sampel 10 orang jadi jumlah sampel secara

keseluruhan sebanyak 20 orang.

Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan peningkatan

kemampuan fungsional pada penderita osteoarthritis genu pada kelompok

perlakuan I dan kelompok perlakuan II sebelum, selama dan sesudah

pemberian terapi yang dibagi dua kelompok perlakuan diukur dengan

77

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu …digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-178-3.pdf · hold relax dengan sampel 10 orang. ... modalitas yang tidak sesuai

78

  

menggunakan KOOS (Knee injury and Osteoerthritis Outcome Sale).

Setelah dilakukan pengelompokan sampel, selanjutnya dilakukan hal-hal

sebagai berikut:

1. Kelompok perlakuan I

Pada kelompok perlakuan I, sampel pasien osteoarthritis tibiofemoral

joint sebanyak 10 orang yang diberikan intervensi Sonophorosis

Doclofenac dan hold relax selama 6 kali intervensi dengan frekuensi

3 kali seminggu. Sebelum pemberian intevensi sampel diperiksa untuk

melihat tingkat kemampuan fungsional dengan mengisi kuesioner

KOOS, selanjutnya dilakukan evaluasi kembali pada akhir penelitian.

Peningkatan fungsional ini dilakukan dan di catat hasilnya pada

format fisioterapi, pada setiap perlakuan yang diberikan.

Skema 3.1 Model Kelompok perlakuan I

2. Kelompok perlakuan II

Pada kelompok perlakuan II, sampel pasien osteoarthritis genu

sebanyak 10 orang yang diberikan intervensi Ultrasound dan hold

relax selama 6 kali intervensi dengan frekuensi 3 kali seminggu.

Sebelum pemberian intevensi sampel diperiksa untuk melihat tingkat

kemampuan fungsional dengan mengisi kuesioner KOOS, selanjutnya

dilakukan evaluasi kembali pada akhir penelitian. Peningkatan

Sonophorosis Diclofenac dan Hold

Penurunan kemampuan fungsional akibat OA

Kemampuan fungsional meningkat

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu …digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-178-3.pdf · hold relax dengan sampel 10 orang. ... modalitas yang tidak sesuai

79

  

fungsional ini dilakukan dan dicatat hasilnya pada format fisioterapi,

pada setiap perlakuan yang diberikan.

Skema 3.2 Model Kelompok perlakuan II

C. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini, tehnik pengambilan sampel dilakukan dengan

tehnik purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang

benar-benar mewakili suatu kelompok yang diambil sebagai sampel. Teknik

pengambilan sampel ini dilakukan sesuai kasus yang diteliti dengan memilih

orang-orang yang benar-benar mewakili kriteria yang telah ditetapkan.

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara pemeriksaan secara lengkap dan

sistematis pada setiap pasien yang mengalami keluhan lutut dengan terlebih

dahulu melakukan anamnesa kepada pasien kemudian dilanjutkan dengan

melakukan pemeriksaan yaitu anamnesis, quicktest, pemeriksaan fungsi

gerak dasar aktif, pasif serta pemeriksaan khusus sehingga diperoleh sampel

pasien yang berindikasi positif mengalami osteoarthritis tibiofemoral joint.

Ultrasound dan Hold relax

Penurunan kemampuan fungsional akibat OA

Kemampuan fungsional meningkat

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu …digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-178-3.pdf · hold relax dengan sampel 10 orang. ... modalitas yang tidak sesuai

80

  

Tabel 3.1 Prosedur Assesment Fisioterapi untuk Pemilihan Sampel

Penelitian :

No Tahapan Pemeriksaan

Fokus Assesment Temuan

1 Anamnesis Umum Khusus

Data diri, keluhan, sifat keluhan, lokasi, distribusi dan profokasi gangguan fungsional

Morning sickness Nyeri Krepitasi

2 Inspeksi Tanda-tanda inflamasi Deformitas Pola jalan

Oedema Valgus/varus Antalgic gait

3 Quick test Gerak aktif flexi-ekstensi Nyeri, Ketebatasan ROM Krepitasi

4 PFGD Pemeriksaan gerak pasif Pemeriksaan gerak isometrik melawan tahanan

Keterbatasan ROM Firm end feel Flexi < Ekstensi Tidak ditemukan gangguan yang khas

5 Test Khusus Join Play Movement Ballotement

Capsular Pattern Hydrops

6 Pemeriksaan penunjang

X-Ray Adanya osteofit Penyempitan celah sendi Penebalan subchondral

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu dengan teknik

purposive sampling, yaitu menentukan kriteria inklusif dan eksklusif serta

pengguguran. Adapun kriteria pengambilan sampel :

1. Kriteria inkusif

a. Pasien berusia 60-70 tahun

b. Pria/wanita yang mengalami gangguan lutut karena OA genu

sesuai prosedur assesment fisioterapi

c. Pasien bersedian menjadi sample penelitian, dengan perlakuan

sebanyak 6 kali.

2. Kriteria Ekslusif

a. Pasien dengan tumor ganas pada lutut

b. Pasca athroscopy lutut

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu …digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-178-3.pdf · hold relax dengan sampel 10 orang. ... modalitas yang tidak sesuai

81

  

c. Pasien dengan kanker kulit

d. Pasien menderita luka bakar

e. Pesien pasca fraktur

3. Kriteria Drop Out

a. Pasien yang tidak sampai mengikuti 6X terapi atau sampai akhir

penelitian

b. Pasien yang datang tidak teratur

c. Pasien yang selama terapi mendapatkan tindakan atau intervensi

modalitas yang tidak sesuai dengan prosedur penelitian

d. Pasien selama terapi minum obat analgesik dan anti inflamasi

D. Instrumen Penelitian

1. Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel dependent : Kemampuan fungsional pada kondisi

Osteoarthrtis tibiofemoral joint

b. Variabel independent : Sonophorosis Diclofenac dan Hold

Relax, Ultrasound dan Hold Relax

2. Definisi Konseptual

Patologi fungsional osteartritis pada fase awal dijumpai nyeri

akibat ketidakseimbangan antara regenerasi dengan degenerasi maka

akan terjadi pelunakan, perpecahan dan pengelupasan lapisan rawan

sendi yang disebut sebagai corpus libera yang dapat menimbulkan

nyeri dan penguncian ketika sendi bergerak. Imobilisasi yang terjadi

karena nyeri mengakibatkan kaku sehingga mikrosirkulasi menurun,

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu …digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-178-3.pdf · hold relax dengan sampel 10 orang. ... modalitas yang tidak sesuai

82

  

kadar sinovial menurun dan elastisitas jaringan lunak juga menurun.

Terbentuknya osteofit akan mengiritasi membran sinovial dimana

terdapat banyak saraf-saraf reseptor nyeri dan kemudian akan

menimbulkan penumpukan cairan sendi atau hidrops. Pembebanan

yang terus menerus mengakibatkan inflamasi dan penebalan

subchndral, serta adanya penyempitan celah sendi membuat

permukaan sendi tidak beraturan sehingga dapat menyebabkan

instabilitas. Pada kapsul ligamen sendi akan terjadi iritasi dan

pemendekan, hal ini disebabkan karena imobilisasi dan kelenturan

jaringan kolagen yang berkurang, kemudian terjadi kontraktur

jaringan ikat maupun kapsul sendi sehingga pergerakan semangkin

lama semangkin sempit.

Menurunnya fleksibilitas kapsul ligamen tersebut akan

menyebabkan hipomobilitas dari sistem ligamen. Karena fungsi dari

ligament berkurang menyebabkan kerja otot menjadi berlebihan,

sehingga kontraksi berlebihan tidak dapat dihindari. Kontraksi terus

menerus ini akan menyebabkan penekanan pada pembuluh darah

sehingga terjadi vasokontriksi dan ischemik yang akan menimbulkan

spasme otot pes anserinus, tightness otot tonik dan kelemahan otot

pasic yaitu otot quadricep.

Osteartritis akan menyebabkan keterbatasan aktivitas sehari-hari

seperti : jongkok, berlutut, dari posisi duduk ke berdiri,

mempertahankan posisi berjongkok, mempertahankan posisi berlutut,

mengambil benda di bawah, memakai sepatu atau alas kaki, melepas

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu …digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-178-3.pdf · hold relax dengan sampel 10 orang. ... modalitas yang tidak sesuai

83

  

sepatu atau alas kaki dan membersihkan rumah, serta aktifitas

olahraga seperti : berlari dan melompat, dan aktifitas bepergian seperti

: berjalan dipermukaan berbeda, menggunakan transportasi pribadi

dan menggunakan transportasi umum.

Osteoartritis tidak hanya dapat menimbulkan kecacatan fisik

dalam tingkat impairmen (kerusakan sendi, terutama yang

menyebabkan keluhan nyeri) dan tingkat disabilitas (adanya kecacatan

fisik, sehingga terganggunya aktifitas keseharian tapi juga tingkat

handikap atau tidak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan, akibat

hambatan psikologis, sosial, dan vokasional oleh karena kecacatan

fisik yang dideritanya.

3. Definisi operasional

a. Pengukuran kemampuan fungsional dengan menggunakan

KOOS

Koos (Knee injury and Osteoarthritis Outcome Score)

dikembangkan sebagai instrumen untuk menilai pendapat pasien

tentang lutut mereka dan masalah yang terkait. KOOS dapat

digunakan baik pada masa akut maupun kronik yang ada

hubungannya dengan cidera atau gangguan pada lutut selama

interval jangka pendek dan panjang, untuk menilai perubahan

kondisi dari minggu ke minggu selama perawatan (obat, operasi,

terapi fisik). KOOS terdiri dari 5 sub-skala; nyeri, gejala,

aktifitas fungsinal sehari-hari (ADL), aktifitas olahraga dan

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu …digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-178-3.pdf · hold relax dengan sampel 10 orang. ... modalitas yang tidak sesuai

84

  

rekreasi dan Kualitas lutut yang berhubungan dengan

kelangsungan kualitas hidup (QOL). Dimana dari setiap

pertanyaan mendapat nilai 0-4, nilai 0 berarti tidak ada masalah

sampai nilai 4 yang berarti adanya gangguan yang sangat berat

pada lutut.

Pilihan jawaban diberikan dalam 5 kotak Likert dan

pertanyaan masing-masing mendapat skor dari 0 sampai 4.

Menjumlah skor setiap subskala dan bagi dengan maksilal rata

skala, nilai 100 menunjukkan tidak ada masalah kemampuan

fungsional dan nilai 0 menunjukkan masalah kemampuan

fungsional sangat berat.

Jika data yang diterima tidak jelas seperti tanda

ditempatkan di luar kotak maka kotak terdekatlah yang dipilih.

Jika dua kotak ditandai maka yang mengindikasikan kondisi

yang lebih parah yang dipilih. Jika data kosong satu atau dua

item, maka nilai yang kosong diganti dengan nilai rata-rata

untuk subskala. Jika lebih dari dua item kosong, respon

dianggap tidak valid dan tidak ada nilai subskala yang dihitung.

b. Prosedur Pengukuran

1) Beri penjelasan kepada pasien menenai isi dan cara

mengisi kuesioner KOOS. Kuesioner berisi 42 soal dari 5

sub-skala yaitu dilihat dari Nyeri (Pain) 9 pertanyaan,

gejala(Symptom) 7 pertanyaan, ADL 17 pertanyaan,

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu …digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-178-3.pdf · hold relax dengan sampel 10 orang. ... modalitas yang tidak sesuai

85

  

Olahraga dan rekreasi 5 pertanyaan dan Kualitas hidup

(QOL) 4 pertanyaan. Pilihan jawaban diberikan dalam 5

kotak dengan jawaban dari kondisi yang baik sampai

kondisi terburuk.

2) Hasil dari setiap pertanyaan mendapatkan nilai 0-4,

dimana nilai 0 berarti tidak ada masalah sampai nilai 4

yang berarti gangguan atau masalah yang sangat berat

pada lutut.

3) Pasien diberikan penjelasan cara mengisi kuesioner.

4) Pasien diberi kesempatan untuk mengisi kuesioner selama

lebih kurang 10 menit.

5) Jika data yang diterima tidak jelas seperti tanda

ditempatkan diluar kotak maka kotak terdekatlah yang

dipilih.

6) Jika dua kotak ditandai maka mengidentifikasi masalah

yang lebih parah yang dipilih.

7) Jika data kosong satu atau dua item, maka nilai yang

kosong diganti dengan nilai rata –rata untuk subskala.

8) Jika data kosong lebih dari dua item maka respon

dianggap tidak valid dan tidak ada nilai subskala yang

dihitung.

9) Kotak paling kiri bernilai 0 dan paling kanan bernilai 4.

Jumlahkan setiap subskala kemudian dihutung dengan

rumus berikut :

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu …digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-178-3.pdf · hold relax dengan sampel 10 orang. ... modalitas yang tidak sesuai

86

  

1. PAIN : 100 - Total score P1-P9 x 100 = 100 -_____=

36 36

2. SYMPTOMS : 100 - Total score S1-S7 x 100 = 100 - _____=

28 28

3. ADL : 100 - Total score A1-A17 x 100 = 100 - _____=

68 68

4. SPORT&REC : 100 - Total score SP1-SP5 x 100 = 100 -_____ =

20 20

5.QOL : 100 - Total score Q1-Q4 x 100 = 100 - _____=

16 16

Keterangan:

Setiap pertanyaan dinilai dengan kotak paling kiri bernilai 0

dan paling kanan bernilai 4

0 : Tidak pernah atau tidak samasekali

1 : Jarang atau ringan atau bulanan

2 : Kadang-kadang atau sedang atau mingguan

3 : Sering atau harian atau sulit

4 : Selalu atau parah atau sangat sulit

Jumlah nilai 0 – 100 didapat dari

Total = ( Pain + Sym + ADL + SPORT&REC + QOL ) =

5

Nilai lebih rendah menunjukkan kemampuan fungsional

menurun atau bermasalah dan nilai lebih tinggi menunjukkan

kemampuan fungsional lebih baik atau normal

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu …digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-178-3.pdf · hold relax dengan sampel 10 orang. ... modalitas yang tidak sesuai

87

  

Lembar Keusioner KOOS (Knee injury and Osteoarthritis Outcome Score)

Nama : Tanggal : / /

Umur :

NYERI (PAIN)

Pertanyaan berikut berhubungan dengan nyeri yang anda alami sejak minggu lalu:

1. Seberapa sering anda mengalami nyeri?

Tidak pernah Bulanan Mingguan Harian Selalu 2. Apakah lutut nyeri saat kaki menumpu berat dan tubuh berputar mendadak?

Tidak pernah Jarang Kadang Sering Selalu 3. Apakah nyeri saat meluruskan kaki?

Tidak pernah Jarang Kadang Sering Selalu 4. Apakah nyeri saat menekuk lutut?

Tidak pernah Jarang Kadang Sering Selalu 5. Apakah nyeri saat berjalan dipermukaan yang datar?

Tidak pernah Jarang Kadang Sering Selalu 6. Apakah nyeri saat naik atau turun tangga?

Tidak pernah Jarang Kadang Sering Selalu 7. Apakah lutut anda nyeri pada malam hari sebelum tidur?

Tidak pernah Jarang Kadang Sering Selalu 8. Apakah lutut anda nyeri saat duduk atau berbaring?

Tidak pernah Jarang Kadang Sering Selalu 9. Apakah lutut anda nyeri saat berdiri tegak?

Tidak pernah Jarang Kadang Sering Selalu

TANDA atau GEJALA (SYMPTOM)

Pertanyaan berikut berhubungan dengan gejala lain yang menyertai gangguan di

lutut anda sejak seminggu yang lalu :

1. Apakah lutut anda kaku saat bangun pagi?

Tidak pernah Jarang Kadang Sering Selalu

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu …digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-178-3.pdf · hold relax dengan sampel 10 orang. ... modalitas yang tidak sesuai

88

  

2. Apakah lutut anda kaku setelah duduk, berbaring atau saat beristirahat malam?

Tidak pernah Jarang Kadang Sering Selalu 3. Apakah ada bengkak dilutut anda?

Tidak ada Kecil Sedang Besar Parah 4. Apakah anda merasakan krepitasi atau gesekan dan mendengar suara klik atau

sejenisnya setiap anda menggerakkan lutut?

Tidak pernah Jarang Kadang Sering Selalu 5. Apakah lutut anda kaku saat bangun pagi?

Tidak ada Jarang Kadang Sering Selalu 6. Apakah anda dapat meluruskan lutut?

Penuh Banyak Sedang Sedikit Tidak sama sekali 7. Apakah anda dapat menekuk lutut?

Penuh Banyak Sedang Sedikit Tidak sama sekali

AKTIVITAS SEHARI-HARI (ADL)

Pertanyaan berikut berhubungan dengan aktivitas sehari-hari yang terganggu atau

terbatas karena gangguan pada lutut anda sejak seminggu yang lalu :

1. Apakah anda kesulitan turun tangga?

Tidak sama sekali Sedikit Sedang Banyak Parah

2. Apakah anda kesulitan naik tangga?

Tidak sama sekali Sedikit Sedang Banyak Parah

3. Apakah anda kesulitan bangkit dari duduk ke berdiri?

Tidak sama sekali Sedikit Sedang Banyak Parah

4. Apakah anda kesulitan berdiri tegak?

Tidak sama sekali Sedikit Sedang Banyak Parah

5. Apakah anda kesulitan mengambil benda dibawah sambil berdiri dengan

menekuk lutut?

Tidak sama sekali Sedikit Sedang Berat Parah

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu …digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-178-3.pdf · hold relax dengan sampel 10 orang. ... modalitas yang tidak sesuai

89

  

6. Apakah anda kesulitan berjalan dipermukaan datar?

Tidak sama sekali Sedikit Sedang Banyak Parah

7. Apakah anda kesulitan masuk atau keluar mobil?

Tidak sama sekali Sedikit Sedang Banyak Parah

8. Apakah anda kesulitan saat pergi atau berjalan untuk berbelanja?

Tidak sama sekali Sedikit Sedang Banyak Parah

9. Apakah anda kesulitan memakai sepatu atau kaos kaki sambil berdiri?

Tidak sama sekali Sedikit Sedang Berat Parah 10. Apakah anda kesulitan melepas sepatu atau kaos kaki sambil berdiri?

Tidak sama sekali Sedikit Sedang Berat Parah 11. Apakah anda kesulitan bangkit dari tempat tidur?

Tidak sama sekali Jarang Kadang Sering Selalu 12. Apakah anda kesulitan untuk berbaring ketempat tidur?

Tidak sama sekali Sedikit Sedang Berat Parah 13. Apakah anda kesulitan saat mandi?

Tidak sama sekali Sedikit Sedang Berat Parah 14. Apakah anda kesulitan untuk duduk?

Tidak sama sekali Sedikit Sedang Berat Parah 15. Apakah anda kesulitan untuk jongkok di toilet?

Tidak sama sekali Sedikit Sedang Berat Parah 16. Apakah anda kesulitan melakukan aktivitas rumah tangga yang berat seperti

menyekop, menyikat lantai dll?

Tidak sama sekali Sedikit Sedang Berat Parah 17. Apakah anda kesulitan melakukan aktivitas rumah tangga yang ringan seperti

memasak, menyapu rumah, bersih-bersih, dll?

Tidak sama sekali Sedikit Sedang Berat Parah

Page 14: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu …digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-178-3.pdf · hold relax dengan sampel 10 orang. ... modalitas yang tidak sesuai

90

  

AKTIVITAS OLAHRAGA dan REKREASI (SPORT and RECREATION)

Pertanyaan berikut berhubungan dengan aktivitas olahraga dan aktivitas rekreasi

yang mengalami keterbatasan karena gangguan lutut anda sejak seminggu yang

lalu:

1. Apakah anda kesulitan untuk jongkok?

Tidak sama sekali Sedikit Sedang Berat Parah

2. Apakah anda kesulitan untuk berjalan?

Tidak sama sekali Sedikit Sedang Banyak Parah 3. Apakah anda kesulitan untuk melompat?

Tidak sama sekali Sedikit Sedang Berat Parah

4. Apakah anda kesulitan berjalan lalu memutar lutut?

Tidak sama sekali Sedikit Sedang Banyak Parah 5. Apakah anda kesulitan berlutut?

Tidak sama sekali Sedikit Sedang Berat Parah

KUALITAS HIDUP (QUALITY OF LIFE)

Pertanyaan berikut berhubungan dengan kualitas hidup atau gaya hidup anda yang

terganggu karena masalah lutut anda sejak seminggu yang lalu :

1. Seberapa sering anda menyadari masalah lutut anda?

Tidak pernah Bulanan Mingguan Harian Selalu

2. Apakah anda memodifikasi gaya hidup anda untuk menghindari kegiatan yang

berpotensi memperparah gangguan lutut anda?

Tidak ada Sedikit Sebagian Banyak Semua 3. Bagaimana kesulitan hidup secara umum yang anda alami karena

berkurangnya kemampuan fungsi lutut pada kehidupan anda?

Tidak ada Sedikit Sedang Banyak Parah 4. Secara umum, seberapa sering kesulitan yang anda alami dalam kehidupan

karena lutut anda terganggu?

Tidak pernah Jarang kadang Sering Selalu

Page 15: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu …digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-178-3.pdf · hold relax dengan sampel 10 orang. ... modalitas yang tidak sesuai

91

  

c. Prosedur pelaksanaan Sonophorosis Diclofenac

1) Persiapan Alat

a) Siapkan alat ultrasound dan diclofenac atau voltaren

sebagai media penghantar

b) pastikan tidak ada kerusakan pada alat dan kabel.

c) Atur jarak alat dengan tempat terapi pasien,

usahakan agar alat tidak terjangkau dari pasien serta

tidak mengganggu gerakan dari terapis.

b) Persiapan pasien

a) Jelaskan pada pasien tujuan dan prosedur pemberian

sonophorosis diclofenac

b) Daerah lutut harus terbebas dari pakaian

c) Atur posisi pasien dengan daerah yang akan diterapi

Berikan voltaren sebagai kontak medium pada

daerah lutut

d) Ratakan voltaren dengan tranduser sirkulasi pada

daerah lutut, jangan biarkan transduser dalam

keadaan statik karena akan menyebabkan burn atau

luka bakar.

c) Teknik aplikasi

a) Nyalakan alat, atur intensitas, gelombang dan waktu

b) Gerakan tranduser kearah sirkuler atau pun

longirudinal pada area yang akan di terapi, jangan

Page 16: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu …digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-178-3.pdf · hold relax dengan sampel 10 orang. ... modalitas yang tidak sesuai

92

  

biarkan tranduser dalam keadaan statik karena dapat

menimbulkan burn atau luka bakar.

d) Dosis

Penentuan dosis ditentukan oleh intensitas dan

waktu. Intensitas merupakan rata-rata energi yang

dipancarkan tiap unit area dan dinyatakan dalam watt per

unit meter persegi (W/cm2), sedangkan power adalah total

output dan tranduser yang dinyatakan dalam Watt (W).

Total power output (watt) Intensitas =

ERA pada tranduser (cm2) Frekuensi : 6 kali terapi/ 3 kali seminggu

Intensitas : 1,2 watt/cm2

Waktu : 5 menit

Gelombang : contineous

e) Sesudah terapi

a) Mesin ultrasound dimatikan (tekan tombol off)

b) Daerah yang di obati di bersihkan dengan tissue

ataupun dengan menggunakan handuk bersih.

c) Kontrol efek yang diharapkan serta perhatikan juga

efek samping yang mungkin timbul.

b. Prosedur Pelaksanaan Ultrasound

1) Persiapan Alat

a) Siapkan alat ultrasound dan gel sebagai media

penghantar

Page 17: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu …digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-178-3.pdf · hold relax dengan sampel 10 orang. ... modalitas yang tidak sesuai

93

  

b) Pastikan tidak ada kerusakan pada alat dan kabel

yang terpasang.

c) Atur jarak alat dengan tempat terapi pasien,

usahakan agar alat tidak terjangkau dari pasien serta

tidak mengganggu gerakan dari terapis.

b) Persiapan pasien

a) Jelaskan pada pasien tujuan dan prosedur pemberian

ultrasound

b) Daerah lutut harus terbebas dari pakaian

c) Atur posisi pasien dengan daerah yang akan diterapi

Berikan gel sebagai kontak medium pada daerah

lutut

d) Ratakan gel dengan tranduser sirkulasi pada daerah

lutut.

c) Teknik aplikasi

a) Nyalakan ultrasound, atur intensitas, gelombang

dan waktu terapi

b) Gerakan tranduser kearah sirkuler atau pun

longirudinal pada area yang akan di terapi, jangan

biarkan tranduser dalam keadaan statik karena dapat

menimbulkan burn atau luka bakar.

d) Dosis

Penentuan dosis ditentukan oleh intensitas dan

waktu. Intensitas merupakan rata-rata energi yang

Page 18: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu …digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-178-3.pdf · hold relax dengan sampel 10 orang. ... modalitas yang tidak sesuai

94

  

dipancarkan tiap unit area dan dinyatakan dalam watt per

unit meter persegi (W/cm2), sedangkan power adalah total

output dan tranduser yang dinyatakan dalam Watt (W).

Total power output (watt) Intensitas =

ERA pada tranduser (cm2)

Frekuensi : 6 kali terapi/ 3 kali seminggu

Intensitas : 1,2 watt/cm2

Waktu : 5 menit

Gelombang : contineous

e) Sesudah terapi

a) Mesin ultrasound dimatikan (tekan tombol off)

b) Baik daerah yang di obati di bersihkan dengan tissue

ataupun dengan menggunakan handuk bersih.

c) Kontrol efek yang timbul dan juga perhatikan

terhadap efek samping yang mungkin timbul.

c. Prosedur Pelaksanaan Hold Relax

1) Persiapan pasien

a) Jelaskan pada pasien tujuan dan prosedur hold relax

serta efek yang mungkin dirasakan saat

mengkontraksikan otot.

b) Posisikan pasien duduk di pinggir bed atau tidur

telungkup.

c) Daerah lutut harus terbebas dari pakaian

Page 19: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu …digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-178-3.pdf · hold relax dengan sampel 10 orang. ... modalitas yang tidak sesuai

95

  

2) Teknik aplikasi

a) Suruh pasien mengkontraksikan otot dengan gerakan

flexi atau ekstensi melawan tahanan yang diberikan

terapis agar tida terjadi gerakan.

b) Lakukan kontraksi isometrik selama 6 detik dengan

10 kali pengulangan yang diselingi dengan istirahat.

c) Selama fase rileksasi, manual kontek tetap

dipertahankan untuk mendeteksi bahwa pasien

mampu benar-benar rileks.

E. Teknik Analisa Data

Data yang diperoleh dari hasil pengukuran dengan menggunakan

KOOS (Knee injury and Osteoarthritis Outcome Scale) akan terlihat

perubahan kemampuan fungsional sebelum dan sesudah melakukan 6X

terapi menggunakan perangkat lunak komputer SPSS (statiscal Program

For Social Science).

Dalam menganalisa data yang diperoleh, maka peneliti menggunakan

beberapa uji statistik, antara lain:

1. Uji persyaratan analisis

a. Uji normalitas Normalitas

Untuk menentukan bentuk uji statistik yang tepat, maka

salah satu yang perlu diketahui adalah apakah data berdistribusi

normal menggunakan uji parametrik dengan nilai P > α (0,05).

Peneliti melakukan pengujian normalitas distribusi pada

kelompok perlakuan I dan kelompok perlakuan II dengan

Page 20: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu …digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-178-3.pdf · hold relax dengan sampel 10 orang. ... modalitas yang tidak sesuai

96

  

melakukan uji normalitas (Saphiro wilk test) karena jumlah

sampel kurang dari 30 orang.

b. Analisis Homogenitas

Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah kedua

sampel yang dianalisis memiliki varian yang sama (homogen)

atau berbeda (tidak homogen) menggunakan levene’s test (Uji f)

yang pada umumnya digunakan pada penelitian komperatif

independef untuk mengetahui apakah pada awal penelitian

sampel berangkat dari kondisi yang sama. Data distribusi normal

menggunakan uji parametrik dengan nilai P > α (0,05).

Sedangkan untuk data distribusi tidak normal menggunakan uji

non-parametrik dengan nilai P < α (0,05).

Adapun hipotesis yang di tegakkan adalah :

Ho : Tidak ada perbedaan rata-rata tingkat kemampuan

fungsional sebelum intervensi antara kelompok

perlakuan I dan II

Ha : Ada perbedaan rata-rata tingkat kemampuan fungsional

sebelum intervensi antara kelompok perlakuan I dan II.

Dengan ketentuan hasil pengujian hipotesis :

Ho diteroma bila nilai P > α (0,05)

Ho ditilak bila P < α (0,05)

Page 21: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu …digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-178-3.pdf · hold relax dengan sampel 10 orang. ... modalitas yang tidak sesuai

97

  

2. Uji Hipotesis

a. Uji hipotesis I

Uji hipotesis untuk mengetahui intervensi Sonophorosis

Doclofenac dan Hold Relax dapat meningkatan kemampuan

fungsional akibat osteoarthritis tibiofemoral joint. Untuk uji

signifikan dua sampel yang saling berpasangan pada kelompok

perlakuan I digunakan uji T-Test Related.

Adapun hipotesis yang di tegakkan adalah:

Ho : Intervensi Sonophorosis Diclofenac dan Hold Relax tidak

dapat meningkatkan kemampuan fungsional pada kasus

Osteoarthritis Tibiofemoral joint.

Ha : Intervensi Sonophorosis Diclofenac dan Hold Relax dapat

meningkatkan kemampuan fungsional pada kasus

Osteoarthritis Tibiofemoral joint.

Dengan ketentuan hasil pengujian hipotesa :

Ho diterima bila nilai p > α (0,05)

Ho ditolak bila nilai P < α (0,05).

b. Hipotesis II

Uji hipotesis II untuk mengetahui intervensi Ultrasound

dan Hold Relax dapat meningkatan kemampuan fungsional

akibat osteoarthritis tibiofemoral joint. Untuk uji signifikan dua

sampel yang saling berpasangan pada kelompok perlakuan II

digunakan uji T-Test Related.

Adapun hipotesis yang di tegakkan adalah:

Page 22: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu …digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-178-3.pdf · hold relax dengan sampel 10 orang. ... modalitas yang tidak sesuai

98

  

Ho : Intervensi Ultrasound dan Hold relax tidak dapat

meningkatkan kemampuan fungsional pada kasus

Osteoarthritis tibiofemoral joint.

Ha : Intervensi Ultrasound dan Hold relax dapat meningkatkan

kemampuan fungsional pada kasus Osteoarthritis

tibiofemoral joint.

Dengan ketentuan hasil pengujian hipotesa :

Ho diterima bila nilai p > a (0,05)

Ho ditolak bila nilai P < a (0,05)

c. Uji Hipotesis III

Uji hipotesis III untuk mengetahui intervensi

Sonophorosis Diclofenac dan Hold Relax lebih baik dari pada

intervensi Ultrasound dan Hold Relax untuk meningkatkan

kemampuan fungsional kasus Osteoarthritis Tibiofemoral joint.

Untuk uji signifikan dua sampel yang saling berpasangan pada

kelompok perlakuan I dan kelompok perlakuan II digunakan T-

Tets Independent sampel.

Adapun hipotesis yang ditegakan adalah:

Ho : Intervensi Sonophorosis Diclofenac dan Hold Relax tidak

lebih baik dari padaintervensi Ultrasound dan Hold Relax

untuk meningkatan kemampuan fungsional kasus

osteoarthritis tibiofemoral joint.

Ha : Intervensi Sonophorosis Diclofenac dan Hold Relax lebih

baik dari pada intervensi Ultrasound dan Hold Relax

Page 23: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu …digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-178-3.pdf · hold relax dengan sampel 10 orang. ... modalitas yang tidak sesuai

99

  

untuk meningkatan kemampuan fungsional akibat

osteoarthritis tibiofemoral joint.

Dengan ketentuan hasih pengujian hipotesis sebagai berikut :

Ho diterima jika P > α (0,05)

Ho ditolak jika P < α (0,05)