Terapi modalitas PPT
-
Upload
ika-aya-aprilia-ika -
Category
Documents
-
view
473 -
download
68
description
Transcript of Terapi modalitas PPT
Jenis-jenis Kegiatan Terapi Lingkungan
Terapi rekreasi
Terapi yang menggunakan
salah satu kegiatan
yang dilakukan pada waktu luang, dengan
tujuan pasien dapat melakukan kegiatan
secara kontruktif dan menyenangkan
serta
mengembangkan kemampuan hubungan sosial.
Misalnya main kartu, mai
n catur dan karambol
Terapi kreasi seni
a) Dance therapy / menari
b) Terapi musik
c) Terapi dengan menggambar
/melukis
d) Literatur/ biblio therap
y
Pet therapy
Menstimulasi respon pasien yang tidak mampu melakukan hubungan
interaksi dengan orang-orang dan pasien biasanya merasa kesepian,
menyendiri. Sarana yang digunakan berupa binatang yang
memberikan respon yang menyenangkan kepada pasien
Plant therapy
Mengajar pasien memelihara segala sesuatu/ mahluk hidup, dan
membantu hubungan yang akrab antara satu pribadi ke pribadi
lainnya. Menanam tumbuh-tumbuhan mulai dari biji sampai menjadi
buah atau bunga dan diperbolehkan untuk memetiknya bagi pasien
merupakan pengalaman memelihara mahluk hidup dengan kasih
sayang dan berhasil di luar dirinya.
Terapi Lingkungan pada Kondisi Khusus
1) Pasien rendah diri (low self esteem), depresi, bunuh diri
a. Syarat lingkungan secara psikologis
Ruangan aman dan nyaman
Terhindar dari alat-alat yang dapat digunakan untuk mencederai diri sendiri atau
orang lain
Alat-alat medis, obat-obatan, dan jenis cairan medis di lemari dalam keadaan
terkunci
Ruangan harus ditempatkan di lantai satu dan keseluruhan ruangan mudah
dipantau petugas kesehatan
Tata ruangan menarik dengan cara menempelkan poster yang cerah dan
meningkatkan gairah hidup pasien
Warna dinding cerah
Adanya bacaan ringan, lucu dan memotivasi hidup
Hadirkan musik ceria, tv dan film komedi
Adanya lemari khusus untuk menyimpan barang pribadi klien
b. Lingkungan sosial
Komunikasi terapeutik dengan cara semua petugas menyapa
pasien sesering mungkin
Memberikan penjelasan setiap akan melakukan kegiatan
keperawatan atau kegiatan medis lainnya
Menerima pasien apa adanya jangan mengejek serta
merendahkan
Meningkatkan harga diri pasien
Membantu menilai dan meningkatkan hubungan sosial secara
bertahap
Membantu pasien dalam berinteraksi dengan keluarganya
Sertakan keluarga dalam rencana asuhan keperawatan, jangan
membiarkan pasien sendiri terlalu lama di ruangannya
2) Pasien dengan amuk
a. Lingkungan fisik
Ruangan aman, nyaman, dan mendapat pencahayaan
yang cukup
Pasien satu kamar satu orang, bila sekamar lebih dari
satu jangan di campur antara yang kuat dengan yang
lemah
Ada jendela berjeruji dengan pintu dari besi terkunci
Tersedia kebijakan dan prosedur tertulis tentang
protokol pengikatan dan pengasingan secara aman
serta protokol pelepasan pengikatan
b. Lingkungan psikososial
Komunikasi terapeutik, sikap bersahabat
dan perasaan empati
Observasi pasien tiap 15 menit
Jelaskan tujuan pengikatan/pengekangan
Penuhi kebutuhan fisik klien
Libatkan keluarga
Terapi Psikoreligius
Terapi psikoreligius merupakan suatu pengobatan dalam
praktek keperawatan khususnya keperawatan jiwa yang
menggunakan pendekatan keagamaan antara lain doa-doa,
dzikir, ceramah keagamaan, dan lain-lain untuk meningkatkan
kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi berbagai
problem kehidupan yang merupakan stressor psikososial guna
peningkatan integrasi kesehatan jiwa (Achir, 2008).
Penerapan Psikoreligius Terapi di Rumah Sakit Jiwa
Psikiater, psikolog, perawat jiwa harus dibekali pengetahuan yang cukup
tentang agamanya/ kolaborasi dengan agamawan atau rohaniawan
Psikoreligius tidak diarahkan untuk merubah agama kliennya tetapi
menggali sumber koping
Memadukan milieu therapy yang religius ; kaligrafi, ayat-ayat, fasilitas
ibadah, buku-buku, musik, misalnya lagu pujian/ rohani untuk pasien
nasrani
Dalam terapi aktivitas diajarkan kembali ara-cara ibadah terutama untuk
pasien rehabilitasi
Terapi kelompok dengan tema membahas akhlak, etika, hakikat
kehidupan dunia dan sebagainya.
Psychoreligius Therapy Bagi Klien Ketergantungan NAPZA
NAPZA adalah suatu hal yang membayangi dan serta siap menghancurkan
masa depan generasi muda. Semua agama mengajarkan manusia untuk
berbuat baik kepada dirinya dan kepada orang lain serta melarang untuk
berbuat kerusakan. Jadi penyalahgunaan NAPZA merupakan sesuatu yang
dilarang oleh agama.
Agama membentuk mental seseorang sesuai dengan ajarannya dan
mengajarkan manusia untuk berbudi luhur dan bermoral karena gaya hidup,
sikap dan perasaan seseorang sangat dipengaruhi oleh keyakinan terhadap
agamanya. Oleh karena itu tepat sekali bila penanganan NAPZA yang
merupakan masalah mental dilakukan dengan pendekatan agama. Semakin
seseorang mengaku yakin terhadap agamanya, makin kecil kecenderungan
terlibat dalam penyalahgunaan akohol.
Terapi Aktivitas Kelompok
Terapi aktivitas kelompok merupakan
psikoterapi yang dilakukan sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain
yang dipimpin atau diarahkan oleh seseorang therapist atau petugas kesehatan jiwa yang telah
terlatih.
Terapi aktivitas kelompok adalah terapi
psikologi yang dilakukan secara kelompok untuk memberikan stimulasi bagi klien dengan gangguan
interpersonal (Yosep, 2007).
a. Tujuan
Terapi kelompok mempunyai tujuan therapeutic dan
rehabilitas
Tujuan Umum :
- Meningkatkan kemampuan menguji kenyataan (reality
testing)
- Membentuk sosialisasi
- Meningkatkan fungsi psikologis, yaitu meningkatkan
kesadaran tentang hubungan antara reaksi emosional diri
sendiri dengan perilaku defensif (bertahan terhadap
stress) dan adaptasi.
- Membangkitkan motivasi bagi kemajuan fungsi-fungsi
psikologis seperti kognitif dan afektif
Tujuan khusus :
Melatih pemahaman identitas diri
Penyaluran emosi
Meningkatkan ketrampilan hubungan sosial untuk diterapkan sehari-hari
Bersifat rehabilitatif : pasien-pasien rehabilitatif adalah mereka yang telah sembuh secara medis, tetapi perlu disiapkan fungsi dan kemampuan untuk persiapan mandiri dan sosial di tengah masyarakat.
Klasifikasi Terapi Aktivitas Kelompok
Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Kognitif/Persepsi
Klien dilatih untuk mempersepsikan stimulus yang
disediakan/dialami dengan aktivitas baca artikel/baca
majalah atau menonton TV.
Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori
Klien diberikan stimulus sensori dan klien diobservasi
reaksi sensorinya berupa ekspresi emosi/perasaan melalui
gerakan tubuh, ekspresi muka, dan ucapan. Dilakukan
dengan aktivitas menyanyi, bermain musik, atau menari.
Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realitas
Klien diorientasikan pada kenyataan yang ada di sekitar klien
yaitu diri sendiri, orang lain yang ada di sekeliling klien, atau
orang terdekat klien. Aktivitas dengan orientasi orang, waktu,
tempat, dan benda di sekitar.
Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi
Klien dibantu melakukan sosialisasi dengan individu yang ada
disekitar klien, dilakukan dengan bertahap dari interpersonal,
kelompok, dan massa. Aktivitas dapat berupa latihan dalam
kelompok semua kegiatan sosialisasi.
Persyaratan menjadi anggta TAK
Semua pasien rehabilitasi perlu mendapatkan terapi kelompok ini adalah klien dengan masalah
keperawatan seperti:
Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan,
Isolasi sosial: menarik diri
Perubahan persepsi sensori
Kecuali mereka yang mengalami :
- Psikopat dan sosiopat
- Selalu diam/ autistik
- Delusi yang tidak terkontrol
- Klien yang mudah bosan
- Pasien rehabilitasi ambulatory yang tidak termasuk psikosis berat, tidak menunjukkan gejala regresi
dan halusinasi dan ilusi berat dan orang-orang dengan kepribadian sciozoid serta neurotic.
- Pasien dengan ego psiko patologi berat yang meneyebabkan psikotik kronik sehingga menyebabkan
psikotik kronik sehingga toleransi terhadap kecemasan menjadi rendah dan adaptasi kurang.
Jumlah keanggotaan dan komposisi terapi kelompok
Kelompok dengan cara verbalisasi biasanya 7-8
anggota merupakan jumlah yang ideal. Namun
dapat pula dilakukan terapi aktivitas kelompok
dengan jumlah minimum 4 dan maksimum 10.
Mekanisme Dalam Terapi Kelompok
Setelah pasien berkumpul, mereka duduk berkeliling
kemudian therapist memperkenalkan dirinya terlebih
dahulu dan Co-therapist.
Setelah itu anggota kelompok diperkenankan untuk
memperkenalkan dirinya secara bergiliran dan apabila
klien tidak mampu, maka therapist yang akan membantu
memeperkenalkannya.
Therapist kemudian menerangkan maksud dan tujuan
serta prosedur terapi kelompok, juga masalah yang
akan dibicarakan.
Topik atau masalah bisa ditentukan oleh therapist atas
usulan pasien. Selain itu juga ditetapkan bahwa anggota
bebas membicarakan apa saja, bebaskan juga untuk mengkritik
therapist, therapist sendiri sebaiknya bersikap moderat dan
menghindari kata yang dianggap sebagai perintah.
Jika terjadi blocking atau kemacetan ditengah proses-proses
terapi, maka therapist dapat membiarkan sementara tetapi
jangan terlalu lama karena dapat menimbulkan kecemasan yang
tinggi, sehingga therapist perlu mencairkan blocking
tersebut dengan berbagai cara sesuai dengan kondisi
kelompok saat itu.
Pelaksanaan Terapi Kelompok
Tahap-tahap terapi kelompok
Peran serta anggota kelompok terutama diwujudkan dalam
bentuk :
Perkenalan
Masing-msing anggota kelompok memperkenalkan diri
Pembentukan agenda
Masing-masing anggota mengemukakan problem yang
dihadapi sebagai agenda.
Konfidensilitas
Therapist memberikan informasi bahwa masing-masing
anggota secara bebas mengajukan masalahnya dan
kerahasiaannya terjamin untuk tidak diketahui orang lain
diluar kelompok.
Menggali ide-ide dan peranan yang muncul dalam kelompok
Tahap transisi
Dalam hal ini dibutuhkan ketrampilan therapist dalam
kepekaan waktu, melihat pola perilaku anggota dan
mengenal suasana emosi di dalam kelompok.
Fokus Terapi Kelompok
Orientasi Realitas
Sosialisas
Stimulasi Persepsi
Stimulasi Sensoris
Penyaluran energi
Peran Perawat dalam Terapi Kelompok
Bertindak sebagai moderator atau pengawas diskusi kelompok.
Mengevaluasi diskusi kelompok untuk menambah pengalaman
terapi kelompok.
Mengadakan pendekatan kepada kelompok secara efektif.
Memotivasi penderita agar aktif dalam kegiatan yang dilakukan.
Menciptakan suasana terapeutik.
Memberikan kesempatan pada penderita untuk bekerja sama
antara penderita dengan penderita dengan perawat.
Memberikan bimbingan dan pengarahan pada penderita yang
pasif dan hiperaktif.
Program Perencanaan Pulang
Perencanaan pulang merupakan komponen yang terkait dengan rentang perawatan. Rentang perawatan
seringpula disebut dengan perawatan berkelanjutan, yang artinya perawatan selalu dibutuhkan sepanjang
rentang kesehatan klien dimanapun klien berada. Rentang perawatan (continum of care) adalah integrasi sistem perawatan yarng terfokus pada klien terdiri dari
mekanisme pelayanan perawatan yang membimbingdan mengarahkan klien sepanjang waktu kehidupan melalui
perencanaan yang komprehenif yaitu pelayanan kesehatan yang meliputi kesehatan mental, soaial dalam
rentang semua tingkat perawatan.
Jenis-Jenis Pemulangan Pasien
1)Conditional Discharge
2) Absolute Discharge
3) Judical Discharge
Standar Pengkajian
1)Aktivitas hidup sehari-hari
a) Makan dan minum
b) Eliminasi
c) Personal Hygiene
d) Berpakaian dan kerapihan diri
e) Aktivitas
f) Istirahat tidur
g) Keagamaan
2) Tingkat Kebutuhan Perawatan Klien
a)Kondisi klien yang membutuhkan
perawatan intensif
b) Kondisi klien yang memerlukan modifikasi
perawatan intensif
c) Kondisi klien yang memerlukan perawatan
transisi
d) Kondisi klien yang memerlukan perawatan
minimal
3) Pengetahuan dan kemampuan klien dan keluarga
tentang :
a) Penyakit klien
b) Pengobatan
4) Hubungan Interpersonal dalam keluarga
5) Kemampuan dan kemauan klien dan keluarga dalam
penerimaan tindakan keperawatan
6) Sumber dan sistem pendukung yang ada dimasyarakat
7) Sumber finansial dan pekerjaan
DAFTAR PUSTAKA
Achir, Yani. (2008). “Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa”, Jakarta :
EGC
Setyoadi. (2011). “Terapi Modalitas Keperawatan pada Klien
Psikogeriatrik”, Jakarta : Salemba Medika
Susana, Sarka Ade. (2011). “Terapi Modalitas Keperawatan Jiwa”,Jakarta
: EGC
Yoseph, H. Iyus. (20140. Buku Ajar Keperawatan Jiwa, Bandung : PT.
Refika Aditama
Terima Kasih