BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan...
Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan...
-
45
Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi Diri Siswa (Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu45
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ketiga ini adalah penjelasan metode yang digunakan dalam penelitian
ini. Bab ini terdiri dari penjelasan tentang pendekatan, metode, dan desain
penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen, prosedur dan teknik
analisis data penelitian.
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif
merupakan metode-metode untuk menguji teori-teori tertentu, dengan cara
meneliti hubungan antar variabel, menggunakan instrumen-instrumen penelitian,
sehingga data-data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan
prosedur-prosedur statistik. Laporan akhir untuk penelitian ini pada umumnya
memiliki struktur yang ketat dan konsisten mulai dari pendahuluan, tinjauan
pustaka, landasan teori, metode penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan
(Creswell. 2008 dalam Creswell. 2013, hlm 5). Pendekatan kuantitatif digunakan
untuk mengetahui keefektivan bimbingan kelompok menggunakan teknik
exercise untuk meningkatkan resiliensi remaja
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
quasi exsperiment. Penelitian quasi experiment yaitu rancangan penelitian
eksperimen tapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol atau
mengendalikan variabel-variabel luar yang dapat mempengaruhi eksperimen.
Pada eksperimen kuasi tidak dilakukan dengan teknik random (random
assignment) melainkan pengelompokan berdasarkan kelompok yang terbentuk
sebelumnya (Creswell, 2012, hlm. 309). Metode quasi-eksperimen pada
penelitian ini menetapkan individu yang memiliki resiliensi yang lemah sebagai
subjek penelitian, yang tidak dipilih secara acak melainkan peneliti memilih
-
46
Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi Diri Siswa (Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu46
subjek seadanya karena peneliti kurang memungkinkan membentuk kelas yang
baru dan karena intervensi yang diberikan bersifat bimbingan untuk semua.
C. Disain Penelitian
Adapun desain penelitian yang digunakan adalah pre-test post-test control
group design, yaitu dalam desain ini terdapat dua kelompok yang sudah di beri
pretest untuk mengetahui keadaan awal. Setelah pre-test diberikan, kelompok
eksperimen akan diberikan perlakuan menggunakan bimbingan kelompok dengan
teknik group exercise, dan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan. Setelah
itu masing-masing kelompok kontrol dan eksperimen akan diberikan pre-test dan
post-test. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah perlakuan yang diberikan
berpengaruh terhadap resiliensi diri siswa. Desain penelitian pre-test post-test
control group dapat diilustrasikan sebagai berikut: (Heppner. 2008, hlm. 152).
Tabel 3.1
Desain Penelitian
Kelas Pretest Treatment Posttes
KE O1 X O2
KK O1 - O2
Keterangan:
KE : kelompok eksperimen
KK : kelompok kontrol
X : perlakuan atau treatmen berupa bimbingan kelompok dengan teknik
group exercise
O1 : pretest untuk mengukur resiliensi diri siswa.
O2 : posttes untuk mengetahui tingkat perubahan resiliensi diri siswa
setelah diberikan perlakuan.
-
47
Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi Diri Siswa (Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu47
D. Partisipan penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MAN Kinali yang beralamat Jl. Lintas
Simpang Emapat Manggopoh Km. 15, Pasaman Barat, Sumbar. Partisipan yang
terlibat dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X yang terdiri dari lima kelas.
Jumlah partisapan yang telibat dalam penelitian ini adalah 150 orang.
Pemilihan partisipan dalam penelitan ini berdasarkan pertimbangan berikut
ini:
1. Siswa-siswa kelas X merupakan suatu usia remaja yang rentan, karena pada
usia ini mereka berada pada masa transisi. Dalam priode ini dianggap priode
yang sangat penting dan berpengaruh terhadap perkembangan individu yang
mana-masa remaja adalah masa transisi dari remaja menuju dewasa.
2. Masa remaja dianggap sebagai priode badai dan penuh tekanan dalam
menghadapi harapan dan kenyataan yang terjadi pada dirinya dan
lingkungannya. Pada masa remaja ini kesemapatan untuk mengembangkan
resiliensi diri masih banyak untuk mempersiapkan remaja dalam menghadapi
persoalan dalam hidupnya.
3. Berdasarkan survei dan hasil wawancara dengan konselor sekolah, banyak
siswa-siswa kelas X yang berlatar belakang dari keluarga broken home dan
kondisi sosial-ekonomi yang rendah.
4. Berdasarkan penelitan yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini adalah
bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik groub exercise sebagai
upaya mencegah dan meningkatkan resiliensi diri remaja yang lemah.
E. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi berupa subjek atau objek yang diteliti
untuk dipelajari dan diambil kesimpulan. Sedangkan sampel adalah sebagian dari
populasi yang diteliti (Creswell. 2008, hlm. 151). Dengan kata lain, sampel
merupakan sebagian atau bertindak sebagai perwakilan dari populasi sehingga
-
48
Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi Diri Siswa (Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu48
hasil penelitian yang berhasil diperoleh dari sampel dapat digeneralisasikan pada
populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X MAN Kinali.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive
sampling, yaitu strategi pemilihan sampel yang memberikan kesempatan kepada
semua siswa kelas X yang terindikasi memiliki resiliensi lemah untuk menjadi
sampel (Creswell, 2012).
F. Teknik Pengumpulan Data
Instrumen penelitian ini disusun berdasarkan dimensi dan indikator variabel
dengan berpedoman pada cara penyusunan butir angket yang baik. Berdasarkan
jenis data yang diperlukan dalam penelitian maka dikembangkan alat pengumpul
data, yaitu:
1. Angket resiliensi diri digunakan untuk memperoleh informasi tentang tingkat
resiliensi diri siswa sebelum dan sesudah diberikan teknik permainan. Skala
yang digunakan adalah skala sikap berupa. Skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang
kejadian atau gejala sosial ( Riduwan, 2011, hlm. 38). Dalam penelitian ini
sampel ditentukan dengan menggunakan angket pretest pada seluruh kelas X
dan yang yg terpilih adalah kelas Xc sebagai kelas kontrol dan X.d sebagai
kelas eksperimen yang sama-sama memiliki karakteristik yang sama.
2. Observasi. Observasi dilakukan untuk melihat perubahan sikap siswa pada saat
intervesi berlangsung.
G. Instrumen penelitian
1. Penyusunan Intrumen
Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk
mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau mengumpulkan,
mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis serta
objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu
-
49
Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi Diri Siswa (Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu49
hipotesis. Untuk mengungkap resiliensi remaja, peneliti menggunakan
instrumen tes menggunakan pilihan jawaban partisipan yaitu Selalu (S),
Sering (Sr), Jarangn (Jr), dan Tidak pernah (Tp) dengan bobot nilai secara
berurutan 0, 1, 2, 3.
Tabel 3.2
Kategori Skor Alternatif Jawaban
Alternatif Jawaban Item Positif Item Negatif
Selalu 3 0
Sering 2 1
Jarang 1 2
Tidak pernah 0 3
2. Defenisi Operasional Penelitian:
Berdasarkan identifikasi masalah, penelitian ini memiliki dua
variabel, yaitu 1) Variabel bebas, yakni teknik exercise. 2) variabel terikat,
yakni resiliensi siswa. Variabel bebas berfungsi sebagai strategi fasilitas
pengembangan resiliensi, sedangkan variabel terikat berfungsi sebagai
perilaku sasaran. Berikut penjelasan definisi operasional kedua variabel
tersebut:
1) Resiliensi Siswa
Resiliensi dalam penelitian ini dapat dipahami sebagai
kemampuan atau kapasitas individu yang memberikan kemungkinan
untuk menghadapi, mencegah, meminimalisasi, dan bahkan
menghilangkan dampak-dampak yang merugikan dari kondisi yang
menekan atau merugikan, atau mengubah kondisi kehidupan yang
menyengsarakan menjadi suatu hal yang wajar untuk diatasi. Kemampuan
yang harus dimiliki oleh individu terdiri dari tujuh aspek sebagai berikut:
a. Emotion Regulation adalah kemampuan untuk tetap tenang di bawah
kondisi yang menekan.
-
50
Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi Diri Siswa (Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu50
b. Impulse Control adalah kemampuan Individu untuk mengendalikan
keinginan, dorongan, kesukaan, serta tekanan yang muncul dari
dalam diri.
c. Optimism adalah individu yang optimis, optimisme adalah ketika kita
melihat bahwa masa depan kita cemerlang.
d. Causal Analysis adalah causal analysis merujuk pada kemampuan
individu untuk mengidentifikasikan secara akurat penyebab dari
permasalahan yang mereka hadapi.
e. Empathy Empati sangat erat kaitannya dengan kemampuan individu
untuk membaca tanda-tanda kondisi emosional dan psikologis orang
lain.
f. Self-efficacy adalah hasil dari pemecahan masalah yang berhasil.
g. Reaching out kemampuan individu meraih aspek positif dari
kehidupan setelah kemalangan yang menimpa.
2) Teknik exercise
Teknik exercise yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
serangkaian kegiatan pemberian bantuan dari konselor atau peneliti
kepada konseli atau siswa MAN Kinali. Bantuan yang diberikan
melibatkan empat jenis teknis exercise yaitu dyat dan triad, creative
props, written, rouds.
3. Pengembangan Kisi-kisi Instrumen
Instrumen penelitian ini dikembangkan dari karakteristik resiliensi
yang terdiri dari tujuh aspek yaitu Emotions regulations, Impulse control,
Optimism, Casual analysis, Empathy, Self-efficacy, Reaching out. Masing-
masing aspek dibagi lagi ke dalam beberapa indikator dan selanjutnya
dijabarkan dalam bentuk pernyataan item instrumen, yang masing-masing
-
51
Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi Diri Siswa (Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu51
indikator terdiri dari 3 item. Berikut disajikan kisi-kisi instrumen skala
resiliensi remaja.
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Resiliensi Remaja
No Aspek Indikator No Item
1. Emotions
regulations
1.1. Mengendalikan rasa sedih. 1,2,3
1.2. Mengendalikan rasa marah 4,5,6
1.3. Mengendalikana rasa bersalah
dalam diri 7,8,9
2. Impulse control 2.1. Mengendalikan pikiran 10,11,12
2.2. Mengendalikan perilaku 13,14,15
3. Optimism Keyakinan tentang masa depan yang
lebih baik 16,17,18
4. Casual analysis Mengidentifkasi atau menganalisis
masalah 19,20,21
5. Empathy Merasakan perasaan orang lain 22,23,24
6. Self-efficacy Merasa mampu memecahkan masalah 25,26,27
7. Reaching out Bangkit dari masalah dan
keterpurukan 28,29,30
Jumlah Item 30
Kuesioner sebagai alat pengumpul data yang telah digunakan telah
melalui beberapa tahap pengujian, sebagai berikut:
a. Uji Kelayakan Instrumen.
Uji kelayakan instrument secara teoritik dilakukan oleh dosen ahli
dalam hal ini adalah pembimbing penulis dengan tujuan untuk
mengetahui kelayakan instrument dari segi bahasa, konstruk dan konten.
-
52
Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi Diri Siswa (Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu52
Masukan dari dosen pembimbing dijadikan landasan dalam
penyempurnaan alat pengumpul data yang dibuat. Adapun hasil
penimbangan menunjukkan terdapat 28 item pernyataan yang dapat
digunakan dari 30 item yang telah dirancang. Selanjutnya dilakukan uji
coba secara empiris pada siswa MAN, data hasil uji coba diuji validitas
dan reliabilitasnya.
1) Uji Validitas.
Uji validitas yang dimaksud ialah validitas item yang dihitung
menggunakan rumus Spearman Rho sebagai berikut:
∑
( )
(Furqon, 2011, hlm 112)
Keterangan:
: koefisien korelasi skor tiap item dengan skor total
: skor tiap item
: skor total
: selisih nilai dengan
: jumlah responden
Item valid jika nilai atau nilai ( )
, sebaliknya item tidak valid jika atau nilai (
) . Berdasarkan hasil uji validitas diketahui 2 item yang tidak
valit yaitu item nomor 9 dan nomor 18, dari 30 item yang diujikan, jadi item
dapat digunakan dalam penelitian ini menjadi 28 item. Hasil uji validitas
item secara lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran.
2) Uji realibilitas.
Realibilitas tes menggunakan menggunakan metode Split-Half
dengan teknik ganjil-genap sebagai berikut.
-
53
Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi Diri Siswa (Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu53
(Drummond & Jones, 2010, hlm 90)
Keterangan:
: koefisien reliabilitas tes
: koefisien korelasi skor ganjil dan genap
Tes reliabel jika nilai ( ) , sebaliknya tes
tidak reliabel jika nilai ( ) . Tingkat reliabilitas tes
ditentukan menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh Drummond &
Jones (2010, hlm 94) sebagai berikut:
Tabel 3.4
Interpretasi Koefisien Reliabilitas Tes
Tingkat reliabilitas Nilai koefisien reliabilitas
Very High
High
Acceptable
Moderate/ Acceptable
Low/ Unacceptable
Berdasarkan uji reliabilitas disimpulkan bahwa tes yang
digunakan reliabel dengan nilai 0,8512 (reliabilitas tinggi). Hasil uji
reliabilitas tes secara lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran.
b. Uji Keterbacaan Item
Sebelum instrumen resiliensi diuji validitas, instrument terlebih
dahulu kepada sampel setara yaitu kepada 3 siswa MAN yang berbeda,
untuk mengukur sejauh mana keterbacaan instrumen. Setelah uji
-
54
Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi Diri Siswa (Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu54
keterbacaan pernyataan-pernyataan yang tidak dipahami kemudian
direvisi sesuai dengan bahasa yang lebih mudah dipahami siswa.
Berdasarkan hasil uji keterbacaan disimpulkan bahwa petunjuk
pengerjaan dan bahasa yang digunakan sudah dipahami oleh siswa.
c. Uji Ketepatan Skala Skor
Data yang dieperoleh dari hasil uji coba masih berupa data ordinal
Karena masih berupa skala ordinal, maka perlu mengkonversi nilai skala
tersebut menjadi bernilai interval dengan menempatkan masing-masing
nilai skala dalam kelompoknya pada distribusi normal yaitu dari skor
mentah menjadi nilai skor akhir, sehingga jarak nilai menjadi sama .
Dengan cara ini penentuan nilai skala dilakukan dengan memberi bobot
dalam satuan deviasi normal bagi setiap kategori respon.
Pengkonversian nilai skala item ditentukan oleh banyaknya item
pernyataan dalam suatu skala. Contoh pengkonversian nilai skala item
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.5
Contoh Pengkonversian Nilai Skala Skor.
N = 45 Responden
1 S Sr Jr Tp
f 7 13 17 8
P 0,156 0,289 0,378 0,178
CP 0,156 0,444 0,822 1
Mid CP 0,078 0,30 0,63 0,91
Z -1,42 -0,53 0,33 1,34
Z+1,42 0 0,9 1,8 2,8
Z dibulatkan 0 1 2 3
Keterangan :
-
55
Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi Diri Siswa (Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu55
1. Menentukan frekuensi ( f ) atau banyak pilihan responden pada setiap
aternatif item, contoh dapat dilihat pada table 1.3. Ditabel dijelaskan
pada item no 1 respoden yang memilih alternatif jawaban S = 7 orang, Sr
= 13 orang, Jr = 17 orang, Tp = 8 orang, dari 45 orang total responden.
2. Menentukan P (proporsi) atau persentase setiap alternatif jawaban .
Contoh dari table 1.3 dapat diketahui menentukan proporsi ( P ) adalah,
frekuensi alternatif jawaban dibagi dengan total responden. Frekuensi S
= 7: 45 = Proprprsi (P) 0,156. Perhitungan ini dilakukan pada setiap
alternatif jawaban item.
3. Setelah proporsi aleternatif dihitung, kemudian dilanjudkan menentukan
cumulative proporsi (CP) setiap alternatif jawaban dengan cara
menjumlahkan hasil proporsi alternative jawaban dengan proporsif
alternative jawaban yang sebelumnya. Contoh: untuk menetukan CP
alternatif jawaban Sr = proporsi. (S) 0,156 + proporsi (Sr) 0,289 = CP
(Sr) 0,444. Begitu selanjutnya untuk menentukan CP alternatif jawaban
lainnya.
4. Kemudian menghitung Mid Cumulative Proporsi ( Mid CP) dengan cara
menjumlahkan ½ P alternatif yang sedang dicari Mid CP dengan CP
alternatif sebelumnya. Misalnya untuk Mid CP alternatif S yaitu ½ P S =
0,156:2 = Mid CP alternative S 0,076. Untuk CP alternatif Sr = CP S
0,156 + ½ P Sr 0,289 = Mid CP Sr 0,30. Demikian juga untuk Mid CP
alternatif lainnya.
5. Selanjutnya untuk tiap-tiap Mid Cumulative Proporsi (Mid CP) dicari
nilai z nya dengan menggunakan Tabel Z Score (terlampir), contoh, untuk
nilai z Mid CP S -0,078 untuk Mid Poin Cumulative (Midpoint CP)
diperoleh dengan cara mencari angka 0,078 atau yang paling mendekati
dengan angka tersebut di dalam tabel, kemudian tarik garis lurus ke
samping dan garis lurus ke atas dari angka tersebut, maka dari ujung garis
-
56
Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi Diri Siswa (Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu56
ke samping diperoleh angka -1,4 sedangkan pada ujung garis ke atas
diperoleh angka 0,02 kemudian jumlahkan keduanya, maka diperolehlah
bahwa z dari -0,078 adalah -1,42.
6. Sesudah diperoleh nilai Z untuk masing-masing alternative respon (mid
point CP), maka untuk memperoleh skala, nilai Z yang pertama
(alternative dengan nilai skala terkecil) angka mutlaknya ditambahkan
pada nilai z tiap alternative. Misalnya pada tabel di atas nilai 0 diperoleh
dari -1,42 +-1,42. Setelah tiap alternatif respon memperoleh nilainya
kemudian dibulatkan seperti terlihat dalam nilai konversi skala skor. Dari
nilai inilah seluruh analisa data dilakukan. Jadi, apabila dalam analisis
terbukti bahwa butir skala tersebut berpola 0,1,2,3 maka pola inilah yang
dikatakan valid untuk dipakai (Subino. 1987, hlm. 124) (Hasil terlampir)
Langkah pengkonversian nilai skala dengan memberikan bobot
dalam suatu deviasi normal akan menghasilkan suatu nilai interval yang
tepat dalam memposisikan masing-masing kategori/ alternative respon
dalam suatu kontinum.
H. Pengembangan Program Intervensi
Setelah dilaksanakan uji coba instrument dan pelaksanaan pre-test,
dilanjutkan dengan merancang program layanan teknik exercise secara teoritik
melalui proses bimbingan dengan dosen pembimbing. Berdasarkan hasil
bimbingan (judgement), layanan berupa teknik exercise dalam bimbingan
kelompok yang telah dirancang diperkuat kembali rasional dan tujuan pemberian
teknik intervensi berupa teknik exercise, serta memperjelas langkah-langkah
pelaksanaan teknik exercise selama proses pelaksanaan intervensi, serta beberapa
perbaikan dari segi teknik penulisan. (rancacangan program berupa SKLBK dapat
dilihat lampiran 2.1).
-
57
Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi Diri Siswa (Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu57
I. Kategorisasi Resiliensi Diri Siswa
Berdasarkan skor minimum dan skor maksimum yang digunakan pada
angket resiliensi diri siswa diperoleh rataan skor sebesar 1,5
(
). Kategorisasi resiliensi diri siswa
dilakukan berdasarkan kriteria berikut.
Tabel 3.6
Kategori Resiliensi Diri Siswa
Skor Resiliensi Kategori Resiliensi
Kuat
Lemah Keterangan: merupakan rataan skor yang diperoleh masing-masing siswa
J. Prosedur penelitian
Borg dan Gall (1989: 679 dalam Creswell. 2013: 148) menyimpulkan
enam langkah yang biasanya digunakan dalam prosedur rancangan pre test post
test control group. Penelitian ini akan dilakukan sesuai dengan langkah-langkah
tersebut, yaitu: 1) persiapan, 2) melakukan pre test terhadap keseluruhan
partisipan penelitian, 2) menempatkan partisipan secara berpasangan berdasarkan
skor-skor pre test dalam ukuran yang telah ditetapkan, 3) menempatkan partisipan
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, 4) melakukan treatment, 5)
melakukan post test terhadap keseluruhan partisipan, dan 6) melakukan analisa
data. Secara umum penelitian ini dilakukan melalui serangkaian prosedur sebagai
berikut:
a. Rasional
Resiliensi adalah kapasitas individu untuk menghadapi, mengatasi,
memperkuat diri dan tetap melakukan perubahan sehubungan dengan
masalah atau ujian yang dialami, setiap individu memiliki kapasitas untuk
menjadi resilien. Kemampuan untuk melanjutkan hidup setelah ditimpa
kemalangan atau bertahan ditengah lingkungan dengan tekanan yang berat
-
58
Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi Diri Siswa (Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu58
bukanlah sebuah keberuntungan, hal tersebut menunjukkan adanya
kemampuan tertentu dalam diri individu yang dikenal dengan istilah
resiliensi (Tugade & Frederikson, 2004, hlm. 4). Resiliensi penting agar
seseorang dapat menghadapi stress dalam kehidupan sehari-hari dan penting
untuk memperluas serta memperkaya kehidupan seseorang. Individu yang
relisien adalah orang-orang yang terus berjuang beriringan dengan
kekecewaan. Dalam menghadapi tantangan dan penderitaan yang dialami
tersebut terdapat kemungkinan ditemuinya kegagalan serta kekecewaan.
Namun, inti dari resiliensi adalah bagaimana ia dapat terus menerus bangkit
dari kekecewaan tersebut
Liquanti (1992, hlm. 2) menyebutkan secara khusus bahwa resiliensi
merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang dimana mereka tidak
mengalah saat menghadapi tekanan dan perubahan dalam lingkungan.
Mereka juga senantiasa terhindar dari penggunaan obat terlarang, kenakalan
remaja, kegagalan akademik, depresi, stres berkepanjangan, perilaku
menyimpang dan gangguan mental. Artinnya resiliensi merupakan potensi
yang sudah dimiliki oleh setiap individu yang perlu dijaga dan
dikembangkan.
Sebagian siswa atau remaja memiliki masa lalu yang kurang
menguntungkan bagi perkembangan mereka. Bahkan setiap individu pernah
mengalami berbagai peristiwa yang kurang menyenangkan tetapi tidak dapat
dihindarkan. Setiap individu pernah mengalami kegagalan dan masa-masa
yang penuh dengan kesulitan. Masa lalu memang tidak dapat diubah, tetapi
pengaruh negatif masa lalu dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan. Untuk
tujuan tersebut resiliensi individu perlu dikembangkan. Pengembangan
resiliensi sangat bermanfaat sebagai bekal dalam menghadapi situasi-situasi
sulit yang tidak dapat dihindarkan.
-
59
Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi Diri Siswa (Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu59
Dari beberapa teori bimbingan konseling yang dapat digunakan salah
satunya yang dianggap dapat digunakan adalah bimbingan kelompok untuk
membantu siswa mengembangkan potensi resliensi diri yang dimilikinya,
maka dari itu bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik group
exercise dianggap sesuai untuk mengembangkan potensi resiliensi siswa.
b. Tujuan
Program intervensi ini secara umum bertujuan untuk menguji matode
teknik groub exercise yang paling efektif dalam mengembangkan potensi
resiliensi diri siswa. Metode yang dimaksud adalah 1) dyat and triad, 2)
creative props, 3) written, 4) Rounds. Metode teknik group exercise yang
paling efektif adalah teknik yang dapat meningkatkan karakteristis resiliensi
diri siswa yakni:
1. Emotions regulations
a. Siswa mampu mengendalikan rasa sedih.
b. Siswa mampu mengendalikan rasa marah
c. Siswa mampu mengendalikan rasa bersalah dalam diri
2. Impulse control
a. Siswa mampu mengendalikan pikiran
b. Siswa mampu mengendalikan perilaku
3. Optimism; siswa memiliki keyakinan tentang masa depan yang lebih
baik.
4. Casual analysis; siswa memiliki kemampuan untuk mengidentifkasi
atau menganalisis masalah.
5. Empathy; siswa memiliki kemampuan untuk merasakan perasaan orang
lain
6. Self-efficacy; siswa memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah
memecahkan masalah
-
60
Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi Diri Siswa (Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu60
7. Reaching out; siswa mampu bangkit dari masalah dan keterpurukan.
c. Asumsi Dasar
Asumsi yang mendasari intervensi teknik group exercise dalam
mengembangkan resiliensi diri siswa adalah:
1. Idividu memiliki kemampuan untuk menilai, mengatasi, dan
meningkatkan diri ataupun mengubah dirinya dari keterpurukan atau
kesengsaraan dalam hidup. Karena setiap orang itu pasti mengalami
kesulitan ataupun sebuah masalah dan tidak ada seseorang yang hidup di
dunia tanpa suatu masalah ataupun kesulitan. (Grotberg, 1995, hlm. 10).
Itu artinya resiliensi merupakan potensi yang harus dikembangkan dari
siswa.
2. Asumsi mendasar dalam studi mengenai resiliensi adalah bahwa beberapa
individu tetap baik-baik saja meskipun telah mengalami situasi yang sarat
adversitas dan beresiko, sementara beberapa individu lainnya gagal
beradaptasi dan terperosok dalam adversitas atau resiko yang lebih berat
lagi (Schoon, 2006:9).
3. Individu memiliki kemampuan untuk 1) mengatasi perubahan yang
mengganggu, 2) menjaga kesehatan dan energi dibawah tekanan, 3)
bangkit kembali dari keterpurukan, 4) mengatasi kemalangan, 5)
mengubah cara berpikir dan bekerja ketika cara lama sudah tidak
mungkin untuk dilakukan, 6) melakukan semua poin di atas tanpa
merusak dan membahayakan. (Al Siebert, 2005, hlm. 5).
4. Individu memiliki kapasitas untuk merespon secara sehat dan produktif
ketika menghadapi kesulitan atau trauma, dimana hal itu penting untuk
mengelola tekanan hidup sehari-hari. (Reivich dan Shatte, 2000, hlm. 26),
5. Teknik group excercise membantu individu untuk merangsang diskusi
tentang topik dan isu-isu, Mensimulasikan kepada anggota kelompok
-
61
Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi Diri Siswa (Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu61
untuk mempelajari lebih dalam pikiran dan perasaan, merangsang
pembahasan dan diskusi terkait dengan dinamika kelompok dan proses
kelompok. (Jacobs, 2009, hlm. 258)
6. Melalui bimbingan kelompok dengan teknik latihan (exercise) dapat
digunakan untuk mengembangkan potensi diri siswa melalui partisipasi
dengan mengangkat suatu fokus dalam memberikan kesempatan belajar
bagi siswa untuk mendapatkan informasi serta memberikan rileksasi,
kesenangan dan kenyamanan kepada siswa.
d. Kompetensi Konselor
Dalam melaksanakan bimbingan kelompok dengan menggunakan
teknik group exercise untuk meningkatkan resiliensi diri siwa harus
didukung oleh kompetensi memadai yang dimiliki oleh peneliti yang
sekaligus berperan sebagai pemberi intervensi. Berbagai sumber menyatakan
bahwa groub exercise dapat diberikan oleh berbagai kalangan dan tidak
menuntut lisensi profesional tertentu. Beberapa kalangan yang terbiasa
memberikan intervensi ini diantaranya adalah Guru, Guru BK, Konselor, dan
Terapis. Hal ini mengimplikasikan bahwa peneliti memenuhi syarat untuk
melaksanakan bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik group
exercise. Kompetensi lainnya adalah:
1. Memiliki pemahaman dan pengetahuan yang memadai mengenai konsep
resiliensi diri siswa.
2. Memiliki pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan yang memadai
dalam dalam bimbingan kelompok dengan menggunakan groub exercise.
3. Memahami karakteristik siswa di MAN Kinali yang merupakan subjek
dari penelitian ini.
4. Menunjukkan penerimaan tanpa syarat terhadap konseli sebagai manusia
yang tidak lepas dari kesalahan.
-
62
Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi Diri Siswa (Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu62
e. Sasaran Intervensi
Populasi yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas X
MAN kinali yang teridentifikasi memiliki resiliensi yang lemah. Sasaran
intervensi adalah peserta didik yang memiliki skor rendah pada aspek
karakterisitik resiliensi, yaitu pada aspek Emotions regulations, Impulse
control, Optimism, Casual analysis, Empathy, Self-efficacy, Reaching out.
f. Prosedur Pelaksanaan Intervensi Bimbingan
Secara keseluruhan intervensi group exercise dilaksanakan beberapa
kali sesi intervensi untuk kelompok eksperimen. Pelaksanaan intervensi
dilakukan secara fleksibel, artinya pelaksanaan intervensi dapat dilakukan di
dalam ruangan kelas atau dilapangan MAN Kinali. Lamanya intervensi
ditentukan oleh exercise yang akan diberikan. Untuk mendokumentasikan
hasil penelitian, peneliti bekerja sama dengan guru pembimbing di MAN
Kinali dalam proses perekaman, membagikan instrumen dan memberikan
penjelasan tambahan kepada siswa yang belum memahami cara mengisi
instrumen.
Pertama peneliti menyebarkan pree test kepada siswa kelas X MAN
kinali. Pengisian pree test berlangsung selama 15 menit dengan terlebih
dahulu peneliti menjelaskan prosedur pengisian instrumen dan sesi tanya
jawab. Pree test ini dimaksudkan untuk menentukan populasi resliensi diri
siswa yang terindikasi lemah, kemudian menentukan sampel untuk dijadikan
kempok eksperimen dan kelompok kontrol secara acak. Selanjudnya
pelaksanaan penelitian yaitu memberikan intervensi group exercise untuk
mengembangkan aspek resiliensi diri siswa yaitu Emotions regulations,
Impulse control, Optimism, Casual analysis, Empathy, Self-efficacy,
-
63
Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi Diri Siswa (Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu63
Reaching out, dengan tujuh kali sesi intervensi. Masing-masing sesi
mengintervensi satu aspek resiliensi.
Prosedur pelaksanaan bimbingan kelompok dengan menggunakan
teknik exercise adalah :
1. Tahap awal, yaitu orientasi peserta (pembinaan hubungan baik), adalah
proses pembentukan kelompok dan pembinaan hubungan yang baik
dalam sebuah kelompok. Pada tahap ini peserta diberikan permainan
yang bersifat pengakraban dan penjajagan antara peserta.
2. Tahap transisi, yaitu orientasi permainan kelompok. Tahap ini
merupakan tahap pengembangan arah dan tujuan kelompok sehingga
akan tercapai kesepakatan dalam diri anggota kelompok untuk
melakukan apa dan bagaimana proses dari kegiatan yang akan
dilakukan. Pada tahap ini konselor memberikan penjelasan sebagai
berikut:
a. Tujuan group exercise yang meliputi tujuan umum dan tujuan
khusus permainan kelompok yang akan dilaksanakan secara
singkat.
b. Tata cara group exercise secara umum yang meliputi cara memulai,
melaksanakan dan mengakhiri exercise.
c. Peran peserta dan peran fasilitator.
3. Tahap kerja atau tahap inti, yaitu pelaksanaan group exercise. Pada
tahap ini seluruh peserta diajak untuk terlibat aktif dalam permainan
kelompok yang dilaksanakan. Di samping itu fasilitator memberikan
dorongan empatik dan penguatan kepada peserta pada saat exercise
berlangsung.
Pada inti dari pelaksanaan penelitian yaitu memberikan
intervensi group exercise untuk mengembangkan aspek resiliensi diri
siswa yaitu Emotions regulations, Impulse control, Optimism, Casual
-
64
Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi Diri Siswa (Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu64
analysis, Empathy, Self-efficacy, Reaching out, dengan tujuh kali sesi
intervensi. Masing-masing sesi mengintervensi satu aspek resiliensi.
Intervensi group exercise dengan menggunkan metode, 1) dyat and
triad, 2) creative props, 3) written, 4) Rounds. Berikut penjelasan setiap
sesi yang akan dilaksanakan:
a) Sesi Pertama
Sesi pertama intervensi group exercise pada kelompok
eksperimen adalah metode dyiat and triad dengan materi obrolan
orang tua. Aspek resliensi yang diintervensi yakni emotions regulation.
Obrolan orang tua ini akan diperankan oleh masing siswa dengan tema
sesuai aspek yang ingin dicapai. Tujuan dari intervensi ini adalah agar
siswa mampu mengendalikan emosi yang dirasakan dengan terkontrol.
Setelah exercise dyiat and triad ini dilakukan kemudian peneliti akan
merefleksikan yang dirasakan oleh siswa dari kekgiatan yang sudah
dilakukan, dilanjutkan dengan diskusi tentang kegiatan tadi yang
mengacu pada pembahasan aspek yang ingin dicapai.
b) Sesi Kedua
Sesi kedua intervensi group exercise adalah metode creative
props, aspek resiliensi yang diintervensi yakni impulse contol. Tujuan
dari intervensi ini adalah agar siswa mampu mengendalikan
impulsivitas dengan mencegah terjadinya kesalahan pemikirian dan
tindakan, sehingga dapat memberikan repon yang tepat pada
permasalahan yang ada. Exercise yang akan dilakukan adalah
menjernihkan pikiran (kegiatan terlampir).
c) Sesi Ketiga
Sesi ketiga intervensi group exercise adalah seni dan written
dengan aspek resiliensi yang diintervensi yakni optimism. Tujuan dari
intervensi ini adalah membangun kepercayaan dalam diri siswa akan
-
65
Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi Diri Siswa (Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu65
terwujudnya masa depan yang lebih baik jika diiringi dengan segala
usaha untuk mewujudkan hal tersebut. Exercise yang diberikan adalah
menulis cita-citaku.
d) Sesi Keempat
Sesi keempat intervensi group exercise adalalah creative props,
aspek resiliensi yang diintervensi casual analysis. Tujuan dari
intervensi adalah siswa mampu mengidentifikasikan semua penyebab
yang menyebabkan kemalangan yang menimpa mereka tanpa
menyalahkan orang lain atas kesalah yang mereka perbuat. Kegiatan
exercise yang dilakukan adalah membangun menara (kegiatan
terlampir)
e) Sesi Kelima
Sesi kelima intervensi group exercise adalah rouds, yang
dimaksud dalam kegiatan ini adalah, siswa memiliki kemampuan
untuk merasakan perasan orang lain dengan melatih kepekaan mereka
terhadap sentuhan verbal dan non verbal dari orang lain. Aspek
resiliensi yang diintervensi adalah aspek empathy. Exercise yang
diberikan adalah bebas bereksperesi ( kegiatan terlampir).
f) Sesi Keenam
Sesi keenam intervensi group exercise adalah creative props
dengan aspek resiliensi yang diintervensi adalah self efficacy. Tujuan
dari intervensi ini adalah siswa merasa memiliki kemampuan dalam
memecahkan masalah yang mereka hadapi. Exercise yang deberikan
adalah sembilan titik (kegitan terlampir)
g) Sesi ketujuh
-
66
Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi Diri Siswa (Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu66
Sesi ketujuh intervensi group exercise adalah menuli Creative
porps, aspek resiliensi yang diintervensi adalah reaching out. Tujuan
dari intervensi ini adalah membantu siswa agar memiliki kemampuan
meraih aspek positif dari kehidupan setelahkemalangan yang menimpa
mereka, sehingga siswa benar-benar dapat bangkit dari masalah dan
keterpurukan yang mereka alami. Exercise yang diberikan adalah bola
mental.
4. Tahap terminasi, yaitu tahap refleksi dan pengakhiran group exercise.
Pada tahap ini peneliti membantu peserta dalam menyerap pengalaman,
wawasan dan hikmah yang diperoleh setelah mengikuti group exercise.
Adapun contoh yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah:
a. Memberikan kesempatan kepada setiap peserta untuk menjelaskan
pengalaman apa yang didapatkan dalam exercise yang diberikan.
b. Memberikan kesempatan setiap peserta exercise untuk menjelaskan
masalah yang dihadapi dalam pelaksanan permainan dan
penanganannya.
c. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menjelaskan
pelajaran yang diperoleh dari group exercise yang telah diikuti.
d. Mengarahkan peserta group exercise untuk membahas proses
pelaksanaan dan hasil exercise berkaitan dengan permasalahan dan
pengaplikasian dalam kehidapan sehari-hari peserta.
g. Evaluasi
Untuk mengukur keberhasilan keseluruhan intervensi group execise
maka dilakukan penilaian terhadap proses dan hasil exercise. Penilaian
terhadap proses exercise difokuskan pada keterlaksanaan sesi intervensi
konseling berdasarkan tahapan-tahapan yang telah ditetapkan. Sedangkan
-
67
Winda Yunica, 2015 Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Exercise Untuk Pengembangan Resiliensi Diri Siswa (Penelitian Quasi Experiment Pada Siswa Kelas X Man Kinali, Sumatera Barat Tahun Ajaran 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu67
penilaian terhadap hasil difokuskan terhadap perubahan sikap konseli setelah
mengikuti keseluruhan sesi intervensi konseling.
Penilaian terhadap proses bimbingan dilakukan dengan mengamati
dan menganalisis secara seksama mulai dari tahap awal, tahap inti, sampai
tahap akhir pelaksanaan intervensi bimbingan adalah melalui post-test yang
bertujuan untuk mengetahui keefektifan bimbingan kelompok menggunakan
group exercise untuk meningkatkan resiliensi diri siswa. Adanya
peningkatan rata-rata dan persentase antara sebelum pemberian intervensi
exercise (pre test) dengan setelah pemberian intervensi exercise (post test),
hai ini merupakn indikator keberhasilan intervensi bimbingan kelompok
menggunakan teknik exercise. Selain itu, indikator keberhasilan setiap sesi
intervensi bimbingan ditentukan oleh penguasaan peserta terhadap
pengetahuan dan keterampilan tertentu sebagaimana disebutkan dalam garis
besar isi intervensi bimbingan yang dirangkup dari jurnal harian siswa.
K. Teknik analisis data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
independent sample Mann-Whitney test (uji Mann-Whitney untuk sampel
independen). Uji nonparametrik ini digunakan karena pengambilan sampel
dilakukan secara purposive sampling. Efektifitas perlakuan dilihat dengan
menggunakan uji Mann-Whitney menggunakan program SPSS. Jika nilai
( ) maka Ho diterima, sebaliknya jika ( )
maka Ho ditolak.