BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode...

15
Putu Kartika Widyaningsih, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP RASA EMPATI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah tertuang dalam rumusan masalah, peneliti menggunakan metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan konvensional terhadap rasa empati siswa serta tujuan penelitian yang ingin diperoleh. Menurut Sugiyono (2013: 6) Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlauan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali (Sugiyono, 2013: 6). Selain itu, Metode eksperimen merupakan metode penelitian yang paling produktif, karena jika penelitian tersebut dilakukan dengan baik dapat menjawab hipotesis yang utamanya berkaitan dengan hubungan sebab akibat. Disamping itu penelitian eksperimen juga merupakan salah satu bentuk penelitian yang memerlukan syarat yang relatif lebih ketat jika dibandingkan dengan jenis penelitian lainnya. Hal ini karena sesuai dengan maksud peneliti yang menginginkan adanya kepastian untuk memperoleh informasi tentang variabel mana yang menyebabkan sesuatu terjadi dan variabel yang memperoleh akibat dari terjadinya perubahan dalam suatu kondisi eksperimen. Pada penelitian ini, peneliti melakukan pemilihan sampel menggunakan random sampling dengan teknik tradisional. Setelah dilakukan pengundian, terpilihlah dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok ini diberikan angket berupa pertanyaan-pertanyaan empati untuk

Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode...

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/15902/6/S_PJKR_1000209_Chapter3.pdfpretest dan postest diolah dan dianalisis dengan stategi penelitian yang telah

Putu Kartika Widyaningsih, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT

DIVISION (STAD) DAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP RASA EMPATI SISWA

DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah tertuang dalam rumusan masalah,

peneliti menggunakan metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan konvensional terhadap

rasa empati siswa serta tujuan penelitian yang ingin diperoleh. Menurut Sugiyono

(2013: 6) “Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk

mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan

dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan

untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang

pendidikan.”

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

Metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan

untuk mencari pengaruh perlauan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

terkendali (Sugiyono, 2013: 6). Selain itu, Metode eksperimen merupakan metode

penelitian yang paling produktif, karena jika penelitian tersebut dilakukan dengan

baik dapat menjawab hipotesis yang utamanya berkaitan dengan hubungan sebab

akibat. Disamping itu penelitian eksperimen juga merupakan salah satu bentuk

penelitian yang memerlukan syarat yang relatif lebih ketat jika dibandingkan

dengan jenis penelitian lainnya. Hal ini karena sesuai dengan maksud peneliti

yang menginginkan adanya kepastian untuk memperoleh informasi tentang

variabel mana yang menyebabkan sesuatu terjadi dan variabel yang memperoleh

akibat dari terjadinya perubahan dalam suatu kondisi eksperimen.

Pada penelitian ini, peneliti melakukan pemilihan sampel menggunakan

random sampling dengan teknik tradisional. Setelah dilakukan pengundian,

terpilihlah dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Kedua kelompok ini diberikan angket berupa pertanyaan-pertanyaan empati untuk

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/15902/6/S_PJKR_1000209_Chapter3.pdfpretest dan postest diolah dan dianalisis dengan stategi penelitian yang telah

34

diisi sebelum diberikan perlakuan (pretest). Sesuai dengan perlakuan yang akan

diberikan, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol akan diberikan perlakuan

yang berbeda. Perlakuan yang akan diberikan pada kelompok eksperimen adalah

berupa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement

Division (STAD), dan perlakuan yang akan diberikan pada kelompok kontrol

adalah dengan model pembelajaran konvensional. Lalu, kedua kelompok

diberikan angket berupa pertanyaan-pertanyaan mengenai empati untuk diisi

setelah diberikan perlakuan (posttest).

Setelah melakukan treatment, semua data yang telah di peroleh dari hasil

pretest dan postest diolah dan dianalisis dengan stategi penelitian yang telah

direncanakan sebelumnya kemudian diujikan. Setelah semua data dianalisis,

peneliti membahas hasil analisis data penelitian. Dari pembahasan tersembut

peneliti dapat membuat simpulan hasil penelitian sehingga dapat diketahui apa

hasil penelitian yang telah dilaksanakan.

B. Lokasi Penelitian

Batasan pertama yang selalu muncul dalam kaitannya dengan metodologi

penelitian adalah tempat/ lokasi penelitian.Menurut Sukardi (2003: 53) “Yang

dimaksud dengan tempat penelitian tidak lain adalah tempat dimana proses studi

yang digunakan untuk memperoleh pemecahan masalah penelitian berlangsung.”.

Lokasi dilaksanakannya penelitian ini adalah di Sekolah Menengah Atas

Negeri 1 Cibadak, Sukabumi. Dimana tempat yang lebih banyak digunakan untuk

penelitian adalah lapang serbaguna Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Cibadak.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Batasan penelitian yang mesti ada dan ditemui dalam setiap penelitian

adalah batasan yang berkaitan dengan populasi penelitian. Populasi menurut

Babbie (1983) dalam sukardi (2003: 53) adalah “elemen penelitian yang

hidup dan tinggal bersama-sama dan secara teoritis menjadi target hasil

penelitian.”. Selain Babbie, Sugiyono (2013: 117) menuturkan “populasi

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/15902/6/S_PJKR_1000209_Chapter3.pdfpretest dan postest diolah dan dianalisis dengan stategi penelitian yang telah

35

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertetu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”.

Jadi, populasi pada prinsipnya adalah semua anggota kelompok manusia,

binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan

secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian.

Dari pemaparan diatas, populasi pada penelitian ini adalah siswa-siswi

Sekolah Menengah atas Negeri 1 Cibadak khususnya kelas XI IPA. yang

beralamat di Jalan Perintis Kemerdekaan No 72, Cibadak-Sukabumi.

2. Sampel

Sering kali terjadi bahwa peneliti tidak dapat melakukan studi terhadap

semua anggota kelompok yang menjadi interes penelitian. Dan mereka

hanya mampu mengambil sebagian dari jumlah populasi yang ada. Sebagian

dari jumlah populasi yang ada tersebut diambil datanya. Sebagian dari

jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data tersebut disebut sampel atau

cuplikan.

Menurut sugiono (2013: 118) “sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”. Bila populasi besar, dan

peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,

misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat

menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Untuk sampel sendiri

yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).

Menurut penjelasan diatas, sampel dalam penelitian ini adalah siswa-

siswa kelas XI IPA Sekolah Menengah atas Negeri 1 Cibadak. Terdapat dua

kelompok sampel yang diambil dalam penelitian ini, yaitu satu sampel

kelompok eksperimen dan satu sampel kelompok kontrol.

Untuk menentukan kelas atau kelompok yang akan dijadikan kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol, Kriteria pengambilan sampel pada

penelitian ini adalah :

1. Siswa yang masih aktif mengikuti KBM disekolah ataupun anggota

ekstrakurikuler.

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/15902/6/S_PJKR_1000209_Chapter3.pdfpretest dan postest diolah dan dianalisis dengan stategi penelitian yang telah

36

2. Berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.

3. Keterampilan setiap siswa disamaratakan.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan sampel acak atau random

sampling. Pada teknik ini, secara teoritis semua anggota dalam populasi

mempunyai probabilitas atau kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi

sampel. Cara random sampling yang peneliti gunakan adalah cara

tradisional. Dimana langkah penentuan kelompoknya adalah (1) Mendata

populasi yang akan ditemui. Populasi disini adalah kelas XI IPA yang

memiliki 4 kelas, (2) Menuliskan dalam kertas kelompok atau kelas XI IPA

2, XI IPA 3, XI IPA 4, dan XI IPA 5. setelahnya digulung dan dimasukan

kedalam gelas, (3) Lalu dikocok hingga kertas keluar dari gelas, (4) kelas

yang tertera di kertas adalah kelas XI IPA 2 dan kelas XI IPA 3.

Tabel 3.1

Sampel Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

KELAS JUMLAH JENIS KLAMIN

PUTRI PUTRA

Eksperimen 28 19 9

Kontrol 28 20 8

Setelah proses penentuan, kelompok eksperimen yang akan mendapatkan

perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan rasa

empati, yaitu kelas XI IPA 2 sebanyak 28 orang, dan kelas kontrol yang

akan diberikan pembelajaran secara konvensional, yaitu kelas XI IPA 3

sebanyak 28 orang.

D. Desain Penelitian

Untuk memperlancar proses penelitian maka perlu dilakukan langkah-langkah

yang akan peneliti lakukan dalam penelitian ini. Desain penelitian yang dibuat

secara cermat akan memberikan gambaran yang lebih jelas pada kaitannya dengan

penyusunan hipotesis dengan tindakan yang akan diambil dalam proses penelitian

selanjutnya. Desain penelitian ini diharapkan bisa menjadi pedoman bagi peneliti

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/15902/6/S_PJKR_1000209_Chapter3.pdfpretest dan postest diolah dan dianalisis dengan stategi penelitian yang telah

37

dalam melaksanakan setiap langkah-langkah penelitian yang akan diambil agar

proses penelitian berjalan sesuai dengan prosedur yang benar. dalam rangka

melakukan penelitian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, desain

penelitian yang digunakan adalah Pretest-Posttest Control Group Design. Desain

penenlitiannya sebagai berikut:

Bagan 3.1

Desain Penelitian

R = Responden

O1 = Kelompok Eksperimen (penerapan perrmainan) pretest

O2 = Kelompok Eksperimen (penerapan permainan) posttest

O3 = Kelompok kontrol pretest

O4 = Kelompok kontrol prosttest

X = Perlakuan

E. Program Perlakuan

Dalam penelitian, sampel yang terpilih telah dibagi menjadi dua kelompok

yang akan diberikan perlakuan berbeda. Kelompok yang terpilih sebagai

kelompok eksperimen akan diberikan perlakuan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dan kelompok yang terpilih sebgai kelompok kontrol

akan diberikan pembelajaran seperti biasa dengan model pembelajaran

konvensional.

Dalam program perlakuan kooperatif tipe STAD yang diterapkan, setiap

perlakuan memenuhi lima elemen penting yang telah dijelaskan Metzler

(1999) yaitu presentasi kelas, pembentukan tim belajar, mengadakan kuis

secara individu atau kelompok,pemberian skor kemajuan individual, dan

rekognisi tim.

R O1 X O2

R O3 O4

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/15902/6/S_PJKR_1000209_Chapter3.pdfpretest dan postest diolah dan dianalisis dengan stategi penelitian yang telah

38

Tidak hanya penerapan model pembelajaran saja, pemberian pengalaman

pembelajaran sosial berupa empati. Guru harus memberikan pengalaman

yang menggugah empati anak setiap pertemuan. Dalam program perlakuan

ini, guru menerapkan delapan komponen yang dapat menanamkan empati,

yaitu mengenali perasaan diri sendiri, menyediakan waktu menyendiri untuk

berpikir apa yang telah terjadi, memandang masalah dari sudut pandang orang

lain, menjadi pendengar yang baik, menghayati fenomena berbagai hal yang

kita jumpai setiap hari, mengatur dan mengatasi gejolak emosi dalam

menghadapi reaksi positif maupun negatif, dan berkorban untuk kepentingan

orang lain.

Program perlakuan ini terdiri dari pra-pengajaran, pengajaran, dan pasca-

pengajaran. Pada saat pra-pengajaran, guru melakukan persiapan diri untuk

berpartisipasi dalam pembelajaran, guru juga memahaman konsep empati

pada pembelajaran pendidikan jasmani yang akan diajarkan dan pemahaman

pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif .

Setelah proses pra-pengajaran selesai, guru melakuakan treatment pada

setiap kelompoknya. pada proses pengajaran, guru memposisikan

pemahaman konsep empati pada alam pikir, selain itu guru juga

memposisikan pemahaman pelaksanaan pembelajaran menggunakan

indikator model pembelajaran kooperatif. Setelah itu guru merangkai kegiatan

sesuai konsep dan indikator empati yang telah ditetapkan, merangkai kegiatan

sesuai dengan pola pembelajaran dengan indikator model pembelajaran

kooperatif yang telah ditetapkan dan mengkoordinasikan pembelajaran

pendidikan jasmani dengan indikator empati dan indikator model

pembelajaran kooperatif.

Pada pertemuan pertama guru menyebarkan angket skala empati agar diisi

oleh kelompok eksperimen dan kontrol untuk pengambilan data awal sebelum

diberikan perlakuan (pretest). Pertemuan kedua dan ketiga guru memberikan

perlakuan berupa permainan pada pembelajaran sepak bola. Guru

menyisipkan pengalaman belajar pada setiap permainan. Pada pertemuan ini

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/15902/6/S_PJKR_1000209_Chapter3.pdfpretest dan postest diolah dan dianalisis dengan stategi penelitian yang telah

39

guru lebih mengingatkan kepada siswa agar siswa peduli kepada siswa

lainnya pada setiap pembelajaran.

Pertemuan keempat dan kelima guru memberikan perlakuan berupa

permainan pada pembelajaran atletik lari sambung. Pada pertemuan ini guru

mengajak anak untuk berempati tidak hanya kepada teman-temannya tetapi

kepada lingkungan sekitarnya. Pertemuan keenam dan ketujuh guru

memberikan perlakuan berupa permainan pada pembelajaran senam lantai.

Pada pertemuan ini guru lebih tegas kepada siswa yang masih tidak peduli

kepada siswa lainnya. Guru lebih gencar membantu siswa agar

menumbuhkan rasa empati pada diri siswa.

Pertemuan kedelapan dan kesembilan guru memberikan perlakuan berupa

permainan pada pembelajaran senam irama. Pada pertemuan kali ini guru

melepas siswa agar mampu berempati tanpa instruksi guru. Guru memberikan

kebebasan kepada siswa untuk mengexplore kemampuan berinteraksi dari

masing-masing individu. Pertemuan kesepuluh dan kesebelas guru

memberikan perlakuan berupa permainan pada pembelajaran pola hidup

sehat. Pada pertemuan ini guru kembali mengingatkan akan berempati kepada

siswa dan lingkungan lainnya.

Pertemuan kedua belas dan ketiga belas guru memberikan perlakuan

berupa permainan pada pembelajaran luar sekolah. Pada pertemuan ini

pengalaman belajar dan berinteraksi pada pembelajaran sebelumnya sangat

berpengaruh pada keberhasilan setiap kelompoknya. Dan pertemuan keempat

belas guru kembali menyebarkan angket skala empati agar diisi oleh

kelompok eksperimen dan kontrol untuk pengambilan data akhir setelah

diberikan perlakuan (posttest).

Selesai proses pengajaran guru memberikan refleksi kepada siswa berupa

diskusi antar kelompok dan memberi masukan dengan cara yang baik dan

tidak mencemooh orang lain, diskusi pemahaman materi secara psikomotor,

kognitif dan rasa empati, dan penekanan pentingnya kerjasama kelompok

untuk mengembangkan rasa empati siswa

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/15902/6/S_PJKR_1000209_Chapter3.pdfpretest dan postest diolah dan dianalisis dengan stategi penelitian yang telah

40

F. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat

ukur yang baik. Instrumen penelitian sendiri adalah suatu alat yang digunakan

mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. (Sugiyono,2013:148)

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

rasa empati anak terhadap model pembelajaran kooperatif STAD dan model

pembelajaran konvensional yang diterapkan pada penelitian ini. Adapun

instrument yang digunakan penulis untuk memperoleh data saat penelitian adalah

Instrumen Skala.

Instrumen skala yang dibuat adalah tes skala empati yang akan dibagikan dan

isi oleh kelompok eksperimen dan kelompok kontrol saat peneliti belum

menerapkan model pembelajaran kooperatif STAD dan model pembelajaran

konvensional atau disebut juga dengan pretest dan setelah diberikan perlakuan

yang disebut dengan posttest. Tes ini diberikan untuk mengetahui rasa empati

siswa. Pemberian skor tes skala ini, menggunakan skala likert yang ada pada buku

Sugiono (2013:134).

Instrumen skala yang peneliti gunakan adalah skala empati yang telah Ibu Sri

Winarni uji coba dan digunakan pada penelitian beliau untuk menyelesaikan tugas

akhir jenjang S3 di Sekolah Pasca Sarjana Universitas pendidikan Indonesia.

Berikut kisi-kisi skala rasa empati dalam tabel 3.2

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Rasa Empati Siswa

Variabel Komponen Indikator Butir Soal Positif Butir Soal Negatif

Empati

(Davis (193) dalam abnes

(2009) secara global ada

dua komponen dalam

empati, yaitu komponen

kognitif dan komponen

afektif yang masing-

masing mempunyai dua

Kognitif Memahami

perasaan orang

lain

Kemapuan

mengambil

perspektif

orang lain

15,21,23,24,26,28,

29,34.

1,11,13,14,22,35,

38,40.

6,8,12,16,18,20,

23,32.

2,9.

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/15902/6/S_PJKR_1000209_Chapter3.pdfpretest dan postest diolah dan dianalisis dengan stategi penelitian yang telah

41

aspek yaitu: komponen

kognitif terdiri dari

Perspective taking (PT),

dan Fantacy (FS),

sedangkan komponen

afektif meliputi Empathic

Concern (EC) dan

Personal Distress (PD).

http://repository.usu.ac.id/

bitstream/123456789/1453

8/1/09E00951.pdf)

Afektif Respon

emosional

terhadap

emosi

orang lain

3,27,37,39 4,5,7,10,17,19,25,

31,33

Pemberian skor untuk tes skala ini menggunakan skala Likert yang digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat dan presepsi seseorang atau sekelompok orang

tentang fenomena sosial. Maka dari itu pemberian skor tes skala ini dapat dilihat

pada tabel 3.2

Tabel 3.3

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban

Positif Negatif

Selalu 5 1

Sering 4 2

Kadang-kadang 3 3

Jarang 2 4

Tidak Pernah 1 5

G. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan, peneliti melakukan persiapan kegiatan meliputi:

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/15902/6/S_PJKR_1000209_Chapter3.pdfpretest dan postest diolah dan dianalisis dengan stategi penelitian yang telah

42

a. penyusunan proposal penelitian.

b. Mengkaji teori-teori yang berhubungan dengan model pembelajaran

kooperatif STAD, model pembelajaran konvensional dan rasa empati

siswa.

c. Observasi lokasi penelitian, sarana-prasarana yang diperlukan saat

penelitian, dan alat bantu untuk menunjang pelaksanaan penelitian.

d. Penentuan instrumen penelitian yang akan digunakan. Peneliti

menggunakan skala yang sudah diketahui validitas dan reliabilitasnya.

e. Melakukan perizinan penggunaan instrumen penelitian. Dan

f. Perizinan mengadakan penelitian ditempat yang dituju.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, peneliti melakukan pelaksanaan kegiatan

meliputi:

a. Diskusi program penelitian dan jadwal penelitian kepada pihak

sekolah yang diwakili oleh Wakasek Kurikulum dan Guru Pendidikan

Jasmani di SMA Negeri 1 Cibadak.

b. Melakukan pemilihan sampel untuk penelitian.

c. siswa diberikan skala untuk diisi sejujur-jujurnya untuk pengambilan

data awal atau pretest.

d. Melaksanakan treatment kepada kelompok eksperimen dan kontrol,

dimana kelompok eksperimen di treatment dengan model

pembelajaran kooperatif STAD, dan kelompok kontrol dengan model

pembelajaran konvensional. Selain penerapan model pembelajaran,

peneliti juga membedakan panduan pengajaran dan panduan belajar

kelompok belajar kooperatif dengan pengajaran konvensional. Ini

dapat dilihat pada tabel 3.4 dan 3.5.

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/15902/6/S_PJKR_1000209_Chapter3.pdfpretest dan postest diolah dan dianalisis dengan stategi penelitian yang telah

43

Tabel 3.4

Perbedaan Panduan Mengajar Kelompok Belajar Kooperatif Dengan

Pengajaran Kelompok Konvensional.

PENGAJARAN SECARA KOOPERATIF PENGAJARAN SECARA KONVENSIONAL

1. Guru menyampaikan semua tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai pada

pembelajaran tersebut dan memotivasi

siswa.

1.Guru mengajarkan siswa secara klasikal.

2. Guru menyajikan informasi kepada siswa

dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan

bacaan.

2.Guru menyajikan materi dengan metode

ceramah.

3. Guru menjelaskan kepada siswa

bagaimana cara membentuk kelompok

belajar dan membantu setiap kelompok

agar melakukan transisi secara efisien.

3.Guru membentuk kelompok belajar secara

homogen.

4. Guru membimbing kelompok-kelompok

belajar pada saat mengerjakan tugas

mereka.

4.Guru membiarkan siswa belajar

menyelesaikan tugas bersama kelompoknya.

5. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang

materi yang dipelajari atau masing-masing

kelompok mempresentasikan hasil

kerjanya.

5.Guru menekankan kepada penyelesaian tugas

yang terpusat pada guru.

6. Guru mencari cara-cara untuk

mengahargai baik upaya maupun hasil

belajar individu kelompok.

6.Guru tidak merefleksi atas hasil yang telah

dicapai oleh siswa.

Tabel 3.5

Perbedaan Panduan Belajar Kelompok Belajar Kooperatif Dengan

Kelompok Konvensional.

PADUAN BELAJAR KOOPERATIF PANDUAN BELAJAR KONVENSIONAL

1. Murid menyimak tujuan pembelajaran,

informasi yang diperlukan dan motivasi

untuk pembelajaran

1. Murid menyimak tujuan belajar, dan

informasi yang diperlukan.

2. Murid berkelompok dengan cara transisi

yang telah dijelaskan oleh guru secara

efisien.

2. Murid belajar pada satu kelompok besar.

3. Murid mengerjakan tugas mereka dengan

bantuan bimbingan guru.

3. Murid mengerjakan tugas mereka tanpa

bimbingan guru.

4. Murid mempresentasikan hasil kerjanya

dan mengevaluasinya bersama teman dan

guru.

4. Murid menyerahkan hasil belajar mereka

kepada guru, dan guru yang akan

mengevaluasinya.

5. Murid menghargai baik upaya dan hasil

yang telah dicapai oleh individu, teman

dan kelompok.

5. Murid hanya terfokus pada hasil belajarnya.

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/15902/6/S_PJKR_1000209_Chapter3.pdfpretest dan postest diolah dan dianalisis dengan stategi penelitian yang telah

44

e. Setelah di treatment, anak diberikan skala yang sebelumnya telah

diberikan untuk diisi kembali (posttest).

3. Tahap Penyusunan Laporan

Pada tahap penyususnan laporan, peneliti melakukan kegiatan meliputi:

a. semua data yang telah di peroleh dari hasil pretest dan postest diolah

dan dianalisis dengan stategi penelitian yang telah direncanakan

sebelumnya kemudian diujikan.

b. Bahasan hasil analisis data penelitian.

c. Simpulan hasil penelitian sehingga dapat diketahui apa hasil

penelitian yang telah dilaksanakan.

H. Prosedur Pengolahan Data

1. Menghitung skor rata-rata

Menghitung skor rata-rata tes awal dan tes akhir masing-masing kelompok

dengan rumus :

Keterangan :

= skor rata-rata

= skor mentah

= jumlah

= banyanknya sampel

2. Menghitung Simpangan Baku

Menghitung simpangan baku dengan rumus sebagai berikut :

S=

Keterangan :

S = simpangan baku yang dicari

n = jumlah sampel

∑(x- )² = jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/15902/6/S_PJKR_1000209_Chapter3.pdfpretest dan postest diolah dan dianalisis dengan stategi penelitian yang telah

45

3. Uji Normalitas Data

Dalam pengujiannya peneliti menggunakan uji normalitas Liliefors, yaitu

peneliti menggunakan acuan dari langkah langkah pengujian normalitas yang

dikemukakan oleh Abduljabar, dkk (2010:256), beberapa langkah dalam uji

distribusi normal yaitu sebagai berikut :

a. Membuat tabel penolong untuk mengurutkan data terkecil sampai

terbesar, kemudian mencari rata-rata dan simpangan baku.

b. Mencari Z skor dan tempatkan pada kolom Zi.

c. Mencari luas Zi pada tabel Z.

d. Pada kolom F(Zi), untuk luas daerah yang bertanda negatif maka 0,5 –

luas daerah, sedangkan untuk luas daerah negatif maka 0,5 + luas

daerah.

e. S(Zi), adalah urutan n dibagi jumlah n.

f. Hasil pengurangan F(Zi) – S (Zi) tempatkan pada kolom F(Zi) – S(Zi).

g. Mencari data atau nilai yang tertinggi, tanpa melihat ( - ) atau ( + ),

sebagai nilai Lo.

h. Membuat kriteria penerimaan dan penolakkan hipotesis:

1) Jika L0 ≥ Ltabel tolak H0 dan H1 diterima artinya data tidak

berdistribusi normal.

2) Jika L0 ≤ Ltabel, terima H0 artinya data berdistribusi normal.

i. Mencari nilai Ltabel, membandingkan L0 dengan Lt.

j. Membuat kesimpulan.

4. Pengujian Uji Homogenitas Dua Variansi

Dalam pengujian homogen tidaknya data penelitian maka harus dilakukan

pengujian kesamaan varians dua kelompok sampel normal dengan varians σ12

dan σ22. Bentuk rumus uji dua pihaknya yaitu uji untuk pasangan hipotesis nol

H0 dan tandingannya H1:

H0 : σ12 = σ2

2

H1 : σ12 ≠ σ2

2

Dalam menghitung homogonitas, peneliti menggunakan rumus dan langkah-

langkah sebagai berikut :

Page 14: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/15902/6/S_PJKR_1000209_Chapter3.pdfpretest dan postest diolah dan dianalisis dengan stategi penelitian yang telah

46

F=

a. Menentukan F dari table dengan taraf nyata 0,05.

b. Menentukan uji homogenitasnya dengan kriteria:

1) Apabila maka kedua varian homogen.

2) Apabila maka kedua varian tidak homogen.

5. Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan t-test. Uji t-test dilakukan

untuk dapat mengambil kesimpulan dalam penerimaan hipotesis penelitian,

untuk pengujian tersebut dipergunakan rumus t-test dan menggunakan taraf

signifikan 0,05 % karena penelitiannya termasuk pendidikan sosial. Rumus t-

test dan langkah-langkah uji hipotesisnya sebagai berikut :

a. Ketentuan pemilihan rumus t-test menurut Sugiyono (2010 : 272-273),

sebagai berikut :

- Bila jumlah anggota sampel dan varians homogen ( ),

maka dapat digunakan rumus t-test baik untuk separated, maupun pool

varian. Untuk melihat harga t-tabel digunakan dk = – 2

- Bila , varians homogen ( ), dapat digunakan rumus t-

test pooled varian. Untuk melihat harga t-tabel digunakan (dk) =

– 2

- Bila , varians tidak homogen ( ), dapat digunakan

rumus t-test baik untuk separated, maupun pool varian. Untuk melihat

harga t-tabel digunakan dk = – 1 atau dk = – 1 . jadi dk bukan

– 2.

- Bila , varians tidak homogen ( ). Untuk ini digunakan

t-test dengan separated. Harga t sebagai penggati t-tabel dihitung dari

selisih harga t-tabel dengan dk ( – 1) dan dk ( – 1) dibagi dua, dan

kemudian ditambahkan dengan harga t yang terkecil.

Page 15: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/15902/6/S_PJKR_1000209_Chapter3.pdfpretest dan postest diolah dan dianalisis dengan stategi penelitian yang telah

47

b. Rumus t-test :

- Separated varians

t =

- Polled varians

t =

Ket :

t = nilai yang dicari ( )

= rata-rata kelompok 1

= rata-rata kelompok 2

= jumlah sampel kelompok 1

= jumlah sampel kelompok 2

= variansi kelompok 1

= variansi kelompok 2

c. Penentuan batas kritis penerimaan dan penolakan hipotesis:

Dengan taraf nyata α = 0,05 dan dk ( n1 + n2 – 2 )

d. Kriteria pengujian hipotesis

Hipotesis yang diajukan diterima jika t-hitung < t-tabel.