Bab iii metodologi penelitian
-
Upload
ir-manto -
Category
Government & Nonprofit
-
view
136 -
download
1
Transcript of Bab iii metodologi penelitian
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan di Desa Raimuna Kecamatan
Maligano Kabupaten Muna. Selain itu, sesuai dengan lokasi sumber data
penelitian, maka penelitian ini juga dilaksanakan di luar Desa Raimuna, seperti di
Desa Maligano, dan di Kota Raha Kabupaten Muna.
B. Durasi Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret tepatnya tanggal 7
Maret 2015 dan berakhir pada bulan Mei tepatnya tanggal 14 Mei 2015.
Penelitian ini ada dua tahap yaitu tahap pertama adalah wawancara yang
dilakukan pada tanggal 7-16 Maret 2015 dan tahap kedua adalah penelitian arsip
yakni tanggal 7-14 Mei 2015.
C. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian sejarah yang bersifat deskriptif
kualitatif, yaitu suatu jenis penelitian dimana peneliti berusaha mendeskripsikan
data-data dan fakta-fakta yang diperoleh berdasarkan bahan informasi/temuan dari
objek yang diteliti di lapangan atau lokasi penelitian, dengan menggunakan
pendekatan strukturis.
Dalam pendekatan strukturis ini, pada dasarnya struktur sejarah masih
tetap penting, tetapi yang lebih penting lagi adalah perubahan struktural.
Perubahan itu berkaitan dengan tindakan-tindakan masyarakat yang masih
menjadi bagian dari struktur itu pula. Faktor-faktor non manusiawi seperti
geografi, ekonomi, biologi, astronomi, dan sebagainya dengan demikian akan
menjadi pasif dan manusia yang sadar akan dirinya sebagai pelaku sejarah
mendapat tempat yang lebih penting.
D. Prosedur Penelitian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang dimaksud dengan
prosedur yaitu tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas. Dan yang
dimaksud dengan penelitian yaitu penyelidikan berupa kegiatan pengumpulan,
pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan
objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk
mengembangkan prinsip-prinsip umum (Setiawan, 2010: KBBI offline Versi 1.3).
Karya sejarah tanpa memanfaatkan teori dan metodologi dikatakan sejarah
naratif (narrative history), sedangkan karya sejarah yang memanfaatkan teori dan
metodologi adalah sejarah analitis (analitical history). Ada beberapa tahapan yang
harus dilalui dalam melakukan penulisan sejarah yang deskriptif analitis.
Sehubungan dengan hal tersebut maka dalam prosedur penelitian ini
menggunakan metode sejarah menurut Helius Sjamsuddin, yang terdiri atas tiga
tahap yaitu sebagai berikut:
1. Heuritik
Sebagai langkah awal penelitian sejarah ialah apa yang disebut heuristik
(heuristics) atau dalam bahasa Jerman Quellenkunden, sebuah kegiatan mencari
sumber-sumber untuk mendapat data-data, atau mencari materi sejarah, atau
evidensi sejarah (Sjamsuddin, 2012: 67).
Sebagai tahap awal dalam melakukan penelitian, ada beberapa teknik
pokok permasalahan dalam pengumpulan data yaitu sebagai berikut:
a. Penelitian kepustakaan (library research), yaitu kegiatan penelitian untuk
memperoleh data dengan memulai telaah sumber tertulis berupa buku-buku,
majalah, maupun skripsi yang berkaitan dengan objek yang dikaji.
b. Penelitian lapangan (field research), yaitu kegiatan yang dilakukan dalam
mencari data dengan meninjau langsung kelapangan untuk memperoleh data
dengan cara:
1) Pengamatan (obsevasi), yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui pengamatan secara langsung terhadap keadaan yang diteliti. Dalam
hal ini peneliti terlibat secara langsung terlibat sebagai anggota masyarakat
di lokasi penelitian. Selain itu juga, peneliti dapat mengamati bagaimana
perkembangan masyarakat baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial
budaya, infrastruktur maupun pendidikan di Desa Raimuna.
2) Wawancara (interview), yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara tanya jawab atau wawancara kepada seluruh informan yang
dianggap layak dan banyak mengetahui tentang masalah-masalah yang
berhubungan penelitian tersebut. Dalam penelitian ini, menggunakan
metode wawancara bertahap, yakni mencari informan pangkal yang darinya
dapat diperoleh informan pokok atau informan yang sebenarnya, yaitu
informan yang benar-benar tahu tentang sejarah Desa Raimuna.
3) Studi dokumen, yakni teknik yang dilakukan untuk memperoleh data yang
diperlukan dengan menelaah beberapa dokumen, arsip, buku/literatur,
skripsi, majalah, serta sumber-sumber tertulis lainnya yang ada
relevansinya dengan judul dan masalah yang diteliti. Teknik penelitian ini
merupakan salah satu yang harus digali oleh seorang peneliti sejarah,
karena sebenarnya sejumlah besar fakta tentang sejarah tersimpan dalam
bahan yang berbentuk dokumentasi guna dijadikan kata-kata dan fakta
historis. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat,
catatan-catatan harian, cendramata, surat harian, laporan dan sebagainya.
Sifat utama dari data ini tidak terbatas dari ruang dan waktu sehingga
memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah
terjadi pada masa silam.
2. Kritik Sumber (Verifikasi)
Kritik sumber umumnya dilakukan terhadap sumber-sumber pertama
(Sjamsuddin, 2012: 104). Kritik ini menyangkut verifikasi sumber yaitu pengujian
mengenai kebenaran atau akurasi dari sumber itu. Dalam metode sejarah dikenal
dengan cara melakukan kritik eksternal dan internal.
a. Kritik Eksternal
Kritik eksternal ialah cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap
aspek-aspek luar dari sumber sejarah. Oleh karena itu pada dasarnya kritik
eksternal harus menegakkan fakta dari kesaksian bahwa:
1) Kesaksian itu benar-benar diberikan oleh orang ini atau pada waktu ini
(authenticity).
2) Kesaksian yang telah diberikan itu telah bertahan tanpa ada perubahan
(uncorupted), tanpa ada suatu tambahan-tambahan atau penghilangan-
penghilangan yang substansial (itegriti) (Sjamsudin, 2007: 134).
b. Kritik Internal
Kebalikan dari kritik eksternal, kritik internal sebagaimana yang
disarankan oleh istilahnya menekankan aspek dalam yaitu isi dari sumber
kesaksian (testimoni). Kritik internal dilakukan untuk menilai kredibilitas
(kebenaran) isi sumber data yang didapatkan dan dilakukan dengan cara
membandingkan antara bukti-bukti yang didapatkan di lapangan dengan bukti-
bukti yang lain melalui hasil pengamatan, wawancara dan studi dokumen.
3. Historiografi
Sesudah menyelesaikan langkah-langkah pertama dan kedua berupa
heuristik dan kritik sumber, sejarawan memasuki langkah-langkah berikutnya
yaitu: (1) penafsiran dan pengelompokkan fakta-fakta dalam berbagai hubungan
mereka, dan (2) formulasi dan presentasi hasil-hasilnya. Langkah ketiga yang
merupakan gabungan kedua proses ini menurut Langlois dan Seignobos ini
menggambarkan operasi-operasi sintesis yang menuntun dari kritik dokumen-
dokumen kepada penulisan teks yang sesungguhnya sehingga pada akhirnya
menghasilkan sebuah karya historiografi (Sjamsuddin, 2012: 121).
Tahap-tahap penulisan mencakup interpretasi sejarah, ekplanasi sampai
kepada presentasi atau pemaparan sejarah sebenarnya bukan kegiatan terpisah
melainkan bersamaan. Hanya untuk kepentingan analisis di sini dipisahkan agar
lebih mudah dipahami. Ketika para sejarawan menulis, disadari atau tidak, diakui
atau tidak, dinyatakan secara eksplisit atau implisit, mereka berpegang pada salah
satu atau kombinasi beberapa filsafat sejarah tertentu yang menjadi dasar
penafsirannya (Sjamsuddin, 2012: 122).
Menulis sejarah merupakan kegiatan intelektual dan ini merupakan suatu
cara yang utama untuk memahami sejarah (Sjamsuddin, 2012: 121). Ketika
sejarawan memasuki tahap menulis, maka ia mengerahkan seluruh daya
pikirannya, bukan saja keterampilan teknis penggunaan kutipan-kutipan dan
catatan-catatan, tetapi terutama juga menggunakan pikiran-pikiran kritis dan
analisanya. Karena ia pada akhirnya harus menuliskan suatu sentesis dari seluruh
hasil penelitiannya atau penemuannya dalam suatu penulisan yang utuh yang
disebut historiografi.
Menurut Sjamsuddin (2007: 155) tahap-tahap penulisan sejarah mencakup
sebagai berikut:
a. Penafsiran (interpretasi) adalah kegiatan yang dilakukan oleh penulis sehingga
kecenderungan untuk memasukkan ide-ide, gagasan, dan pemikiran penulis,
semua data yang diperoleh, selanjutnya dihubungkan atau dikaitkan satu sama
lain sehingga antara fakta yang satu dengan fakta yang lainnya akan kelihatan
sebagai satu rangkaian yang masuk akal (logis), dalam arti menunjukkan
kecocokan (relevansi).
b. Penjelasan (eksplanasi), setelah dilakukan penafsiran maka tahapan berikutnya
adalah penjelasan (eksplanasi) dimana peneliti harus dapat menjelaskan
sumber-sumber yang berhubungan dengan pokok-pokok masalah penelitian.
c. Penyajian (ekspose), setelah peneliti melakukan penafsiran dan penjelasan
maka tahap selanjutnya adalah penyajian dimana peneliti menulis cerita sejarah
berdasarkan interpretasi dan eksplanasi sesuai permasalahan.
E. Sumber Data Penelitian
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, terbagi beberpa kategori
sebagai berikut:
1. Sumber tertulis yaitu data- data yang diperoleh dalam bentuk buku, skripsi,
arsip dan sumber-sumber tertulis lainnya. Sumber tersebut diperoleh melalui
kantor daerah, kantor desa, perpustakaan daerah Provinsi Sulawesi Tenggara,
perpustakaan Universitas Halu Oleo, perpustakaan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan UHO, dan sumber internet.
2. Sumber lisan yaitu data yang peroleh melalui keterangan lisan atau
wawancara dengan beberapa informan, seperti: Syahid Adha selaku Kepala
Desa Raimuna, La Ode Aka Raafi S.Pd., M.Pd selaku kepala desa pertama
Desa Raimuna, Drs. La Samudi selaku tokoh masyarakat, La Sukirman selaku
sekretaris desa, dan La Ode Hamruddin selaku tokoh masyarakat.
3. Sumber visual (benda) yaitu data yang diperoleh melalui pengamatan secara
langsung atau penkodumentasian dalam bentuk foto terhadap perkembangan
Desa Raimuna.