BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat...
Transcript of BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat...
41
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2018 hingga Januari 2019,
yang berlokasi di sekitar kawasan industri tekstil yang terletak di Kelurahan
Melong, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi. Penelitian ini dilakukan dengan
mengambil 3 sampel air di aliran Sungai Cibaligo dan 3 sampel air sumur di sekitar
kawasan industri tekstil yang terletak di samping sungai Cibaligo. Menurut Dinas
Lingkungan Hidup tahun 2017, Sungai Cibaligo merupakan salah satu sungai yang
tercemar akibat kegiatan industri serta merupakan sungai yang paling banyak
menjadi tempat buangan akhir limbah tekstil. Parameter kualitas air yang akan diuji
yaitu Suhu, Warna, pH, TSS, Fenol Total dan Krom Total. Adapun lokasi titik
pengambilan sampel air sumur dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4 seperti
berikut:
42
Gambar 3. Peta Lokasi Penelitian
(Sumber : Data Olahan, 2018)
Gambar 4. Titik Pengambilan Sampel
(Sumber : Data Olahan, 2018)
43
3.2 Alat dan Bahan Penelitian
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Benang Kasur untuk mengukur kedalaman sumur.
2. Botol berukuran 600 ml untuk menyimpan sampel air
3. Cool Box untuk menyimpan sampel air agar terjaga selama perjalanan
menuju laboratorium.
4. Ember untuk mengambil sampel air dari dalam sumur.
5. GPS (Global Positioning Sistem) untuk menentukan koordinat titik sampel
air.
6. pH-meter untuk mengetahui nilai pHnya in site.
7. Perangkat laptop guna penyusunan tahapan awal skripsi, juga
menyimpan, mengolah, dan menganalisis data.
8. Software pengolah data statistika SPSS
9. Software pengolah peta Google Earth dan Arcgis.
10. Waterpass untuk mengukur ketinggian.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah air sumur penduduk yang
terletak di sekitar kawasan industri tekstil di Kelurahan Melong, Kecamatan Cimahi
Selatan yang berada di samping Sungai Cibaligo.
44
3.3 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode deskriptif.
Analisis deskriptif dengan menganalisis kualitas air sumur penduduk yang terletak
disekitar kawasan industri di Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi berdasarkan
hasil uji yang dilakukan terhadap parameter-parameter kualitas air dengan mengacu
pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014 tentang baku
mutu air limbah kemudian dilakukan penentuan status mutu dengan metode
STORET sesuai dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 115 tahun
2003 serta pendekatan- pendekatan lain yang berkaitan dengan penelitian ini.
Analisis Data dilakukan dengan menggunakan analisis kuantitatif dengan
menggunakan pendekatan angka-angka dan model-model statistik terhadap
fenomena yang terjadi dalam menjawab pertanyaan penelitian dalam hal ini
menggunakan metode statistik regresi dan uji korelasi. Metode ini menggunakan
metode langsung dan melakukan pengujian pada sampel-sampel air sumur yang
diambil di lokasi penelitian secara langsung.
3.4 Tahapan Penelitian
Tahapan dalam penelitian ini yaitu dimulai dengan melakukan survei
lapangan, membuat peta lokasi penelitian, kemudian melakukan penentuan lokasi
titik pengambilan sampel air sumur, selanjutnya melakukan pengambilan sampel
air dari titik yang sudah ditentukan tadi untuk kemudian dilakukan pengujian
parameter kualitas air yang telah ditentukan baik secara langsung maupun di
laboratorium. Data mengenai kandungan dari setiap parameter yang diujikan
45
didapatkan secara langsung dan dari laboratorium. Data yang telah diperoleh
kemudian dilakukan analisis kandungan sampel air yang diuji terhadap baku mutu
kualitas air menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun 2014
mengenai baku mutu air limbah dan melakukan analisis pengaruh jarak terhadap
peningkatan kualitas air sumur menggunakan permodelan matematis regresi linier
sederhana serta melakukan uji korelasi terhadap parameter kualitas air Sungai
Cibaligo dengan sumur penduduk di sekitarnya, kemudian menentukan status
mutunya dengan metode STORET sesuai dengan Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup nomor 115 tahun 200 diakhiri dengan penarikan kesimpulan. Tahapan
penelitian ini dapat dilihat dalam skematik alur penelitian pada Gambar 5. Berikut
ini:
46
Survei Lapangan
Peta Lokasi
Penetuan Titik Sampel
Pengambilan Sampel Air
Pengujian Kualitas Air
Analisis Langsung ( In Site ) Analisis Laboratorium
Hasil Pengujian Laboratorium
Pengolahan Data & Analisis Kualitas
Air
Penentuan Status Mutu Air
Penarikan
Kesimpulan
Mulai
Selesai
Gambar 5. Tahapan Penelitian
(Sumber : Data Olahan, 2018)
47
3.5 Penentuan Titik Lokasi Pengambilan Sampel
Penentuan titik lokasi pengambilan sampel air pada penelitian ini
menggunakan metode purposive sampling, yaitu tata cara pengambilan sampel
berdasarkan adanya beberapa pertimbangan yang dilakukan oleh peneliti (Sudjana,
2005). Pertimbangan-pertimbangan dalam penentuan titik lokasi pada penelitian ini
diantaranya :
1. Kawasan pemukinan yang dilewati langsung oleh sungai Cibaligo.
2. Lokasi sumur yang berada di atas Sungai Cibaligo.
3. Sumur dengan kedalaman kurang dari 30 meter, karena pada kedalaman ini
yang memungkinkan terkontaminasi karena merupakan air tanah dangkal
(Hendryana, 2002).
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas peneliti mengambil 3 titik air
sumur dan 3 titik di Sungai Cibaligo yang akan diambil sampel airnya. 3 sumur ini
dipilih berdasarkan variasi jarak dari yang terdekat sampai yang terjauh dari
kawasan industri tekstil. Berikut titik lokasi yang dipilih dalam penelitian ini
dengan rincian seperti pada Tabel 4 dan Tabel 5.
Tabel 4. Titik Pengambilan Sampel Air Sumur
Nama
Titik
Koordinat Titik Sampling Jarak
dari
Sungai
Sumber
Smr 1 E107.55118o, S 06.92256 o 46,1 m Sumur
Smr 2 E 107.55116o, S 06.92255 o 58,2 m Sumur
Smr 3 E 107.55164o, S 06.92227o 82,64 m Sumur
Sumber : Olahan Pribadi, 2018
48
Tabel 5. Titik Pengambilan Sampel Air Sungai
Nama Titik Koordinat Titik Sampling Jarak
dari
kawasan
industri
Sumber
Sng 1 E 107.549180, S 06.924462 245 m Sungai
Sng 2 E 107.549775, S 06.924865 295 m Sungai
Sng 3 E 107.550325, S -6.925237 324 m Sungai
Sumber : Olahan Pribadi, 2018
a. Pengambilan air sumur gali penduduk sepanjang sungai Cibaligo, dengan
ketentuan :
1. Satu buah sumur gali penduduk, diambil pada jarak 46,1 m dari Sungai
Cibaligo.
2. Satu buah sumur gali penduduk, diambil pada jarak 58,2 m dari Sungai
Cibaligo.
3. Satu buah sumur gali penduduk, diambil pada jarak 82,6 m dari Sungai
Cibaligo.
b. Pengambilan sampel air sungai pada sungai Cibaligo dengan ketentuan sebagai
berikut:
1. Sampel air pada aliran sungaidengan jarak 245m dari kawasan industri
tekstil Kota Cimahi.
2. Sampel air pada aliran sungai dengan jarak 295m dari kawasan industri
tekstil Kota Cimahi.
3. Sampel air pada aliran sungai dengan jarak 324 m dari kawasan industri
tekstil Kota Cimahi.
49
3.6 Parameter Uji Kualitas Air
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air sumur penduduk yang
berada di kawasan industri tekstil kemudian mengidentifikasi apakah ada pengaruh
limbah cair industri tekstil yang ada disungai terhadap air sumur penduduk sekitar.
Parameter yang digunakan pada sampel air sumur dan air sungai berdasarkan zat
pencemar yang terkandung dalam limbah cair industri tekstil. Berikut paremter
yang akan diujikan dapat dilihat pada Tabel 6 dan Tabel 7 berikut:
Tabel 6. Parameter Uji Kualitas Air Sungai
No Parameter Satuan Keterangan
1 pH - In Site
2 TSS mg/l Uji Laboratorium
3 Warna ptco Uji Laboratorium
4 Krom Total mg/l Uji Laboratorium
5 Suhu o C In Site
6 Fenol Total mg/l Uji Laboratorium
Sumber: Olahan Pribadi 2018.
Tabel 7. Parameter Uji Kualitas Air Sumur
No Parameter Satuan Keterangan
1 pH - In Site
2 TSS mg/l Uji Laboratorium
3 Krom Total mg/l Uji Laboratorium
4 Suhu o C In Site
5 Warna ptco Uji Laboratorium
No Parameter Satuan Keterangan
6 Fenol Total mg/l Uji Laboratorium
Sumber: Olahan Pribadi 2018.
50
3.7 Metode Pengambilan Sampel Air
Pengambilan sampel air dilakukan pada sumur gali penduduk di Kelurahan
Melong, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi. Metode pengambilan sampel
dilakukan dengan pengambilan sampel sesaat (grab sample). Grab Sample
merupakan metode pengambilan sampel dengan cara sampel diambil langsung dari
badan air yang sedang dipantau. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel
sebanyak 3 kali ulangan agar didapatkan data yang lebih akurat. Prosedur
pengambilan sampel berdasarkan SNI 06-2412-1991, Secara garis besar adalah
sebagai berikut :
1. Menyiapkan botol air mineral untuk digunakan sebagai tempat
menyimpan sampe air sumur.
2. Menyiapkan Coolbox untuk menyimpan air sampel sumur.
3. Membersihkan botol air mineral tersebut dengan cara dibilas dengan
sampel air sumur.
4. Memasukkan sampel air sumur ke dalam botol air mineral.
5. Dalam memasukkan sampel air ke dalam botol dianjurkan dengan
mengalirkan sampel air tersebut secara perlahan sampai penuh melalui
dinding botol agar tidak terbentuk gelembung udara
4. Menutup botol air sampel tersebut.
5. Memberikan label pada botol sampel guna menandakan lokasi tiap
sampel.
6. Menyimpan sampel yang telah diberi label ke dalam Coolbox untuk
dibawa ke laboratorium.
51
Menurut (Satoto, 2006) pengambilan sampel air hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah:
1. Bagian botol yang akan berhubungan dengan air dihindarkan dari
kontaminasi (botol harus tetap tertutup sampai saat diisi).
2. Volume sampel air yang diperlukan untuk analisa parameter kualitas air
dalam penelitian ini sebanyak 600 ml, diambil pada masing-masing titik
lokasi.
3. Botol tempat penyimpanan sampel harus diberi keterangan yang jelas
seperti lokasi titik sampel, tanggal dan jam pengambilan sampel.
4. Batas waktu antara pengambilan sampel dan pemeriksaan bakteriologis,
semua sampel harus diperiksa segera sesudah sampel diambil sedapat
mungkin 1 jam sesudah pengambilan sampel. Sampel air boleh disimpan
lebih lama akan tetapi tidak boleh lebih dari 24 jam dan dianjurkan
mendinginkan sampel selama dalam pengiriman.
3.8 Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan dua macam data, yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh pada saat
pengamatan dan pengukuran langsung di lapangan, serta analisa parameter sampel
air yang telah ditentukan yaitu suhu, warna, pH, TSS, fenol total dan krom total.
Data sekunder adalah daya yang diperoleh dari instansi-instansi terkait yang
berhubungan dengan penelitian seperti Badan Pusat Statistik Kota Cimahi dan
Dinas Lingkungan Hidup.
52
a. Data primer yang dibutuhkan :
1. Koordinat lokasi sumur sampling
2. Sampel Air dari Sumur Sampling
b. Data sekunder yang dibutuhkan :
1. Data profil Kota Cimahi.
2. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014 tentang baku
mutu air limbah.
3.
3.9 Analisis Data
Analisis yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian akan
dilakukan dua tahap analisis, diantaranya :
1. Untuk menjawab pertanyaan penelitian mengenai bagaimana kondisi kualitas
air sumur penduduk di kawasan industri terhadap kelayakan air tersebut maka
dianalisis berdasakan hasil dari laboratorium maupun secara langsung dan
ditetapkan mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5
Tahun 2014 tentang baku mutu air limbah. Apabila parameter yang diuji
memiliki nilai yang melebihi kadar maksimum dari paramter tersebut maka air
tersebut telah tercemar oleh limbah tekstil dan tidak layak atau sudah dalam
kondisi yang tercemar. Kemudian melakukan penentuan mutu air
menggunakan metode STORET.
2. Untuk menjawab pertanyaan penelitian mengenai hubungan jarak sumur
terhadap sungai digunakan analisis dengan model statistik regresi dan uji
53
korelasi sehingga dapat diketahui pengaruh jarak sumur terhadap peningkatan
kualitas air sumur tersebut.
3.10 Metode STORET
Metode STORET merupakan salah satu metode untuk penentuan status mutu
air yang umum digunakan. Metode STORET ini dapat diketahui parameter-
parameter yang telah memenuhi atau melampaui baku mutu air. Prinsip metode
STORET adalah membandingkan antara data kualitas air dengan baku mutu air
yang disesuaikan dengan peruntukan guna menentukan status mutu air. Penentuan
sistem nilai status mutu air dengan menggunakan metode STORET dapat dilihat
pada Tabel 8 berikut:
Tabel 8. Penentuan Sistem Nilai untuk Menentukan Status Mutu Air
Sumber: KepMen LH No.115 Tahun 2003
Hasil skoring tersebut kemudian dijumlahkan dan dimasukan ke dalam
klasifikasi menggunakan sistem nilai dari “US-EPA (EnvironmentalProtection
Agency)” dengan mengklasifikasikan mutu air dalam empat kelas,yaitu :
(1) Kelas A : baik sekali, skor = 0 (memenuhi baku mutu)
(2) Kelas B : baik, skor = -1 s/d -10 (cemar ringan)
Jumlah contoh Nilai Parameter
Fisika Kimia Biologi
Maksimum -1 -2 -3
< 10 Minimum -1 -2 -3
Rata - rata -3 -6 -9
Maksimum -2 -4 -6
≥ 10 Minimum -2 -4 -6
Rata - rata -6 -12 -18
(Sumber: Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.115 Tahun 2003)
54
(3) Kelas C : sedang, skor = -11 s/d -30 (cemar sedang)
(4) Kelas D : buruk, skor = -31 (cemar berat)
3.11 Uji Statistik
3.11.1 Metode Regresi
Metode Regresi adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis
tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa yang akan datang berdasarkan
informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil.
Analisis regresi merupakan studi ketergantungan satu atau lebih variabel bebas
terhadap variabel tidak bebas, dengan maksud untuk meramalkan nilai variabel
tidak bebas. Teknik yang umum digunakan dalam ilmu statistika untuk
menganalisis hubungan antara dua atau lebih variabel adalah analisis regresi. Model
matematis dalam menjelaskan hubungan antar variabel dalam analisis regresi
menggunakan persamaan regresi
Metode ini merupakan suatu persamaan matematik yang
memungkinkanperamalan suatu peubah tak bebas (dependent variable) dari nilai
peubah bebas(independent variable).
Langkah-langkah dalam menentukan persamaan hubungan antar variabel
metode ini, adalah sebagai berikut :
1. Mengumpulkan data dari variabel yang dibutuhkan misalnya x sebagai
variabel bebas dan y sebagai variabel tidak bebas.
2. Menggambarkan titik-titik pasangan (x,y) dalam sebuah sistem
koordinat bidang. Hasil dari gambar itu disebut diagram pencar, dimana
55
dapat dibayangkan bentuk kurva halus yang sesuai dengan data.
Kegunaan diagram pencar ini adalah untuk membantu menunjukan
apakah terdapat hubungan antar dua variabel dan membantu
menetapkan tipe persamaan yang menunjukan hubungan antar kedua
variabel tersebut.
3. Menentukan persamaan garis regresi dengan mencari nilai-nilai
koefisien regresi.
Variabel bebas adalah variabel yang menjadi pengaruh bagi variabel terikat
dalam suatu penelitian. variabel dalam penelitian ini adalah jarak sumur dari
kawasan industri, sedangkan variabel terikat adalah variabel yang mendapat
pengaruh dari variabel bebas. Variabel terikat dari penelitian ini adalah parameter
kualitas air yang diteliti, yaitu: Suhu, Warna, pH, TSS, fenol total dan krom total.
3.11.2. Uji Korelasi
Uji korelasi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan (korelasi)
antara kualitas air pada sungai dengan kualitas airpada sumur penduduk. Rumus
yang digunakan:
r = 𝒏 ∑ 𝒙𝒚−(∑𝒙𝒊)(∑𝒙𝒋)
√{ 𝒏 ∑ 𝒙𝒊𝟐−(∑𝒙𝒊)𝟐}{ 𝒏∑𝒙𝒋𝟐−(∑𝒙𝒋)𝟐}...... (iii)
(Sumber: Sudjana, 2005)
Keterangan: r = Nilai Korelasi
n = Jumlah Sampel
xi = Parameter Air Sumur
xj =Parameter Air Sungai
56
Untuk menyatakan besar kecilnya tingkat hubungan (korelasi) dari variabel
digunakan parameter di bawah ini :
r = 0,80 – 1,00 Hubungan sangat kuat
0,60 – 0,80 Hubungan kuat
0,40 – 0,60 Hubungan sedang
0,20 – 0,40 Hubungan lemah
0,00 – 0,20 Hubungan sangat lemah