Perarasi sampel
-
Upload
awal-rahmad -
Category
Education
-
view
226 -
download
1
Transcript of Perarasi sampel
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Analisis kuantitatif merupakan metode analisis untuk menentukan jumlah
atau banyaknya zat atau untuk mengetahui kuantitas dari setiap komponen yang
menyusun analit. Analisis kuantitatif menghasilkan data numerik yang memiliki
satuan tertentu. Berdasarkan kuantitas analit yang ingin ditetapkan, analisis dapat
digolongkan dalam tiga kategori, yaitu analisis makro, analisis semi mikro dan
analisis mikro, analisis makro bila kadarnya besar, misalnya dalam orde gram,
mikro bila kadar analitnya sangat kecil, seperti orde mg dan ppm (Chadijah, 2012:
3-4).
Jenis metode analisis sangat tergantung dari sifat kimia dan fisika analit,
perkiraan kadar analit dalam sampel, tingkat ketepatan (presisi) yang diharapkan,
dan selektivitas metode yang digunakan. Hal lain yang kadang digunakan untuk
pemilihan metode analisis adalah kecepatan anaisis dan biaya analisis. Beberapa
jenis metode analisis yang sering digunakan beserta perkiraan jenis analit dan
konsentrasi analit (Chadijah, 2012: 5).
Sifat fisis adalah sifat yang diperlihatkan sampel materi tanpa mengubah
komposisinya. Jadi, dapat membedakan antara tembaga padat dan berwarna coklat
kemerahan dan sulfur padat berwarna kuning, melalui sifat fisis berupa warna.
Sifat kimia adalah kemampuan (atau ketidakmampuan) sampel suatu materi
mengalami perubahan konposisi dalam kondisi yang ditentukan. Analisis
kuantitatif yang melibatkan proses kimia seperti gravimetri dan volumetri
(Petrucci, dkk., 2008: 4-5). Berdasarkan uraian diatas maka dilakukanlah
percobaan tentang teknik preparasi sampel.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada percobaan ini yaitu
Rumusan masalah dari percobaan ini adalah sebagai berikut
1. Bagaimana cara mengetahui teknik preparasi sampel kering menggunakan
sampel daun pepaya (Carici papaya)?
2. Bagaimana cara mengetahui teknik preparasi sampel basah menggunakan
sampel air laut di daerah barombong?
A. Tujuan Percobaan
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah sebagai berikut
1. Untuk mengetahui teknik preparasi sampel kering menggunakan sampel
daun pepaya (Carici papaya)
2. Untuk mengetahui teknik preparasi sampel basah menggunakan sampel air
laut di daerah barombong.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Analisis kuantitatif
Analisis kuantitatif merupakan metode analisis untuk menentukan jumlah
atau banyaknya zat atau untuk mengetahui kuantitas dari setiap komponen yang
menyusun analit. Analisis kuantitatif menghasilkan data numerik yang memiliki
satuan tertentu. Berdasarkan sifat analisis terhadap komponen analitnya, jenis
analisis dapat digolongkan menjadi analisis perkiraan, analisis parsial, analisis
komponen renik dan analisis lengkap. Disebut analisis perkiraan bila keberadaan
komponen dalam sampel belum dapat dinyatakan dengan pasti, hanya
perkiraannya saja yang diketahui. Analisis perkiraan disebut sebagai analisis semi
kualitatif dan semi kuantitatif. Pada analisis mikro, hanya komponen mikro
(renik) yang ditetapkan keberadaannya secara kualitatif maupun kuantitatif
(Chadijah, 2012: 3).
Berdasarkan kuantitas analit yang ingin ditetapkan, analisis dapat
digolongkan dalam tiga kategori, yaitu analisis makro, analisis semi mikro dan
analisis mikro, analisis makro bila kadarnya besar, misalnya dalam orde gram,
mikro bila kadar analitnya sangat kecil, seperti orde mg dan ppm. (Chadijah,
2012: 4).
B. Sifat Materi
Definisi kimia menurut kamus biasanya meliputi istilah materi, komposisi
dan sifat. Materi atau zat adalah setiap benda atau bahan yang menempati ruang,
yang banyaknya diukur oleh suatu sifat yang disebut massa. Massa hanyalah salah
satu dari banyak sifat atau kekhasan meteri untuk dapat mengenal dan dapat
membedakan dari zat lainnya. Komposisi mengacu ke bagian atau komponen
4
suatu sampel materi dan proporsi relatifnya. Sifat adalah mutu atau atribut yang
dapat kita gunakan untuk membedakan satu sampel materi dari sampel lainnya
dan sebagaimana akan kita lihat nanti, sifat materi umumnya dikelompokkan ke
dalam dua golongan besar yaitu sifat fisik dan kimiawi (Tim dosen, 2013: 3).
Sifat fisik dan perubahan fisik salah satu contohnya yaitu warna kilap dan
kekerasan dari suatu sampel yang dapat menerangkan penampilan sampel
tersebut. Suatu proses perubahan fisik atau keadaan suatu benda dengan identitas
yang tak berubah, disebut perubahan fisik. Dalam perubahan kimiawi suatu zat
secara sempurna diubah menjadi bahan yang berbeda. Jenis-jenis perubahan kimia
yang dialami suatu bahan ditentukan oeleh sifat-sifat kimiawinya (Tim dosen,
2013: 3).
Komposisi dan sifat unsur atau senyawa seragam diseluruh sampel dan
dari satu sampel ke sampel lainnya. Unsur dan senyawa dinamakan zat
(substance) campuran dapat memiliki komposisi dan sifat yang bervariasi dari
satu sampel ke sampel lainnya. campuran dengan komposisi dan sifat yang
seragam di seluruh sampel disebut campuran homogen (homogeneous mixture)
atau larutan (petrucci, dkk., 2008: 6).
C. Prosedur analisis
Hasil analisis dari suatu proses analisis kimia harus menggambarkan
kebenaran ilmiah. Untuk mencapai kebenaran ilmia perlu melakukan serangkaian
kegiatan yang sistematis yang dikenal dengan prosedur analisis. Rangkaian
kegiatan yang dilakukan seorang analis sangat tergantung dari objek analisis yang
dihadapinya, serta hasil yang diharapkannya. Objek analisis adalah bahan alam
atau sintesis yang ingin diketahui jenis dan atau jumlah komponen yang
menyusunnya melalaui prosedur analisis tertentu, baik kualitatif maupun
kuantitatif (Chadijah, 2012: 8)
5
Menurut Chadijah (2012: 9) prosedur umum analisis sampel dapat dilihat
pada bagan berikut ini:
Uji pendahuluan
Teknik sampling
Seleksi, reduksi sampel
Transformasi kimia
Gambar 2.1 prosedur umum analisis sampel
Hasil akhir pengukuran sampel lapangan melalui tehnik sampling
menghasilkan sampel analitik. Sampel analitik selama proses penyimpanan
kadangkala yang mengalami perubahan komposisi kimiawi karena teroksidasi
oleh udara atau terdekonposisis harus diberi perubahan suhu (Chadijah, 2012:
9-10)
Objek analisis
Sampel lapangan
Penimbangan, pelarutan, pemisahan
Sampel laboratorium
Sampel siap ukur Standar
Pengukuran
Data hasil pengukuran Data hasil pengukuran
interprestasi
kesimpulan
6
D. Teknik sampling
Teknik sampling adalah cara pengambilan sampel, contoh atau cuplikan
dari bahan ruah atau lapangan yang menjadi objek analisis. Sampel yang diambil
harus menggambarkan komposisis dari objek analis. Agar diperoleh keadaan
representative maka proses pengambilan sampel harus sistematis, mengikuti
langkah-langkah atau tahapan sampling (Chadijah, 2012: 10)
Mnurut Chadijah (2012: 10) tahapan sampling secara umum dapat dapat di
gambarkan sebagai berikut:
1. Pengumpulan sampel lapangan (gros sampel) dari unit-unit
pengambilan sampel di lapangan. Cara penetapan pengambilan sampel
berbeda-beda, tergantung dari jenis bahannya.
2. Pengurangan jumlah dan ukuran sampel lapangan menjadi
partikel-partikel dengan ukuran yang cocok untuk pengiriman ke
laboratorium. Proses kedua ini menghasilkan sampel yang di kenal
sebagai sampel laboratorium.
3. Pengurangan sampel laboratorium menjadi sampel yang siap dianalisis
yang dikenal sebagai sampel analitik.
4. Penyimpanan sampel analitik dengan cara-cara tertentu, sesuai dengan
sifat sampel analitik.
Perlakuan untuk menghasikan sampel analitik untuk bahan kimia yang
berbentuk cairan dan gas lebih mudah di bandingkan dengan sampel berbentuk
padatan, karena homogenitas dari cairan dan gas lebih tinggi di bandigkan dengan
bahan kimia padatan. Pengambilan sampel dalam bentuk padatan harus
memperhatikan beberapa hal tersebut, agar sampel analitik representative untuk
menggambarkan komposisi bahan kimia yang dianalisis (Chadijah, 2012: 11)
7
Pengumpulan sampel lapangan dari unit-unit pengambilan sampel
dilakukan secara sistematis berdasarkan waktu pengambilan dan jarak. Sampel
yang di ambil berdasarkan waktu adalah pengambilan jumlah tertentu secara
periodik (misalnya tiap 30 menit ) kemudian dikumpulkan dalam tempat tertentu
sebagai samppel lapangan. Pengumpulan cara ini biasanya untuk proses yang
kontinyu, miasalnya analisis limbah. Untuk sampel berbentuk padatan atau bubuk
halus, sampel lapangan diambil menurut jarak tertentu, seperti di gambarkan pada
skema (gambar 2.2). jumlah sampel lapangan yeng terkumpul kadang-kadng
mencapai 1000 kg (Chadijah, 2012: 11)
= titik pengambilan sampel
Gambar 2.2 skema pengambilan sampel lapangan
Sampel lapangan perlu diperkecil ukuran dan jumlahnya. Untuk
memperkecil ukuran sampel dapat di gunakan mesin penghancur jaw crusher, ball
mill, bila jumlah sampelnya sangat besar. Bila jumlah sampel lapangannya kcil,
pengecilan ukuran dapat digunakan Mortar Platter dari baja atau Mortar Agate.
Pengukuran jumlah sampel lapangan yang masih terlalu banyak dilakukan setelah
penghalusan menghasilkan ukuran sekitar 1 inci (Chadijah, 2012: 12)
Sampel digundukkan, kemudian dibuat gundukan memanjang (long pile).
Sampel diambil secara berselang seling dari gundukan menjang, kemudian
dikumpulkan. Penyimpanan sampel yang siap dianalis kadang diperlukan untuk
mencegah dekomposisi sampel sekecil mungkin. Beberapa proses dapat dicegah
melalui cara penyimpanan yang baik adalah penyerapan uap air oleh
komponen-komponen sampel yang higroskopis, penyerapan CO2 dari udara, serta
oksidasi komponen-komponen sampel oleh oksigen dari udara (Chadijah, 2012:
12).
9
BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Waktu dan tempat
Hari/Tanggal : Selasa/22 Desember 2015
Waktu : 13.30 – 16.00 WITA
Tempat : Laboratorium Analitik Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Alauddin Makassar
B. Alat dan bahan
1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tanur, oven, neraca
analitik, desikator, pipet volume 5 mL, labu ukur 100 mL, pipet skala5 mL,
erlenmeyer 250 mL, gelas kimia 250 mL, pipet tetes, hot plate, cawan penguap,
corong kaca, gegep besi, bulp, spatula, gunting, batu didih, batang pengaduk dan
botol semprot.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah aquades (H2O),
kertas saring, larutan asam klorida (HCl) 1:1, larutan asam nitrat (HNO3) 0,1 M,
sampel air laut, sampel daun pepaya dan tissu
C. Prosedur kerja
1. Teknik preparasi basah
Perlakuan tekhnik preparasi basah ini pertama-tama menggabungkan sapel
air laut ke dalam ember, lalu memipet sebanyak 100 mL, kemudian
menambahkan larutan asam nitrat (HNO3) 5 M, sambil mengaduk secara
perlahan-lahan. Setelah itu memanaskan dengan menggunakan batu didih sampai
10
volumenya menjadi 25 mL. Memasukkan ke dalam labu ukur 100 mL kemudian
menghimpitkan.
2. Teknik preparasi kering
Pertama-tama memotong daun pepaya (Carica papaya) dengan potongan
yang kecil-kecil, lalu mencampurkan jadi satu. Kemudian memasukkan ke dalam
oven selama 2 jam, setelah diovenkan, kemudian memasukkan sampel ke dalam
tanur dengan suhu 5000C selama 2 jam. Setelah itu, mendinginkan di dalam
desikator hingga suhu kamar lalu ditimbang. Menambahkan aquades (H2O) 10
tetes dan asam nitrat (HNO3) 0,1 M 3 mL pada sampel yang telah menjadi abu.
Memanaskan asam nitrat (HNO3) sampai habis menguap. Kemudian
menambahkan larutan asam klorida (HCl) 1:1 5 mL,di saring viltratnya lalu
memasukkan ke dalam labu takar dan dihimpitkan.
11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil pengamatan
a. Destruksi basah
Air laut dituang ke dalam ember dihomogenkan air laut dimasukkan ke dalam
gelas kimia dipipet 100 ml. Asam nitrat (HNO3) ditambahkan 5 mL dan dihomogenkan
campuran dipanaskan dengan batu didih hingga bersisa 20 mL didinginkan filtratnya disaring dengan kertas saring dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL. diimpitkan dengan
aquades (H2O) dihomogenkan .
b. Destruksi kering
Daun pepaya (Carica papaya) dipotong kecil-kecil dimasukkan ke dalam
aluminium foil. Daun pepaya (Carica papaya dimasukkan ke dalam oven selama 2
jam didesikator dan daun pepaya (Carica papaya ) ditanur selama 2 jam pada suhu
5000C didinginkan daun pepaya ditimbang bobotnya ditambahkan HNO3 sampai habis
menguap. ditambahkan HCl 3 ml disaring filtratnya. dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml
diimpitkan dengan aquades dihomogenkan.
B. Pembahasan
Percobaan teknik preparasi sampel merupakan percobaan yang dilakukan
untuk mengetahui bagaiman teknik preparasi secara basa dengan menggunakan
sampel air laut dan teknik preparasi kering dengan menggunakan sampel daun
papaya (carica papaya). Pada percobaan ini, digunakan bahan pelarut yang asam
nitrat (HNO3) dan asam klorida (HCl) 1:1.
Percobaan pertama dilakukan dengan teknik preparasi basa menggunakan
sampel air laut. Air laut di sini merupakan zat pelarut yang memiliki sifat
12
mampu melarutkan zat-zat lain dalam jumlah yang besar dibandingkan dengan zat
cair lainnya. Air laut dipilih sebagai objek yang akan dijadikan sebagai sampel
analisis. Larutan asam nitrat (HNO3) pekat berfungsi sebagai larutan asam kuat
yang mendestruksi logam organik yang terdapat dalam suatu sampel air laut
menjadi logam-logam anorganik. Sampel di panaskan dengan pemberian batu
didih saat pemanasan yang bertujuan untuk menstabilkan panas dan untuk
menghindari titik lewat didih. Larutan sampel disaring dengan menggunakan
kertas saring dan memasukkan ke dalam labu takar 100 mL tujuannya untuk
memisahkan kotoran dari hasil yang ingin diperoleh. Terakhir menghimpitkan
dengan aquades (H2O) sampai tanda batas lalu menghomogenkan fungsinya agar
campuran zat-zat menyatu dalam satu larutan.
Kemudian pada teknik preparasi kering menggunakan sampel daun papaya
(Carica papaya). Daun pepaya dipotong sekecil mungkin agar proses pengeringan
dapat dilakukan seefektif mungkin sehingga menghasilkan sampel yang
benar-benar kering. Pengeringan dilakukan dengan mengoven sampel dengan
suhu 1050C selama 2 jam untuk mengeringkan bahan agar tidak ada lagi
kandungan airnya pada sampel tersebut saat ditanur. Setelah itu dilanjutkan
dengan mentanur selama 2 jam dengan suhu 5000C, pentanuran ini bertujuan
untuk mengabukan sampel. Sedangkan tujuan menggunakan suhu 5000C karena
dalam proses pengabuan ini memerlukan suhu yang tinggi agar sampelnya
menjadi abu. Setelah ditanur, maka dimasukkan ke dalam desikator selama dua
jam untuk mendinginkan sampel tersebut. Kemudian setelah dingin,
menambahkan aquades (H2O) 10 tetes dan asam nitrat (HNO3) 0,1 M 3 mL pada
sampel yang telah menjadi abu. Larutan asam nitrat (HNO3) berfungsi sebagai
asam kuat yang merombak suatu senyawa menjadi unsur atau komponen yang
berdiri sendiri. Dengan kata lain merombak logam organik menjadi logam
13
anorganik. Memanaskan sampai asam nitrat (HNO3) habis menguap. Kemudian
menambahkan larutan asam klorida (HCl) 1:1 5 mL lalu memasukkan ke dalam
labu takar. Penggunaan asam klorida (HCl) 1:1 ini karena merupakan oksidator
kuat sehingga sampel dapat teroksidasi sempurna. Terakhir dihimpitkan
kemudian dihomogenkan.
14
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Teknik preparasi sampel kering menggunakan sampel daun kangkung
(Ipomoea reptans) dilakukan dengan mengabukan sampel pada suhu tinggi
kemudian dilarutkan dengan aquades dan asam nitrat (HNO3) dan
ditambahkan asam klorida (HCl) untuk mengikat logam-logam pada
sampel.
2. Teknik preparasi sampel basah menggunakan sampel air laut dilakukan
dengan menguapkan sampel pada suhu rendah dengan menambahkan asam
nitrat (HNO3) untuk menjaga kandungan mineral sampel.
B. Saran
Saran untuk percobaan ini adalah untuk menggunakan sampel lain seperti
bahan-bahan kosmetik.
DAFTAR PUSTAKA
Chadijah, Sitti. Dasar-Dasar Kimia Analitik. Makassar: Alauddin University Press, 2012.
Day, R.A dan Underwood, A.L. Quantitative Analysis. Terj. Dr.Ir.Iis Sopyan,
M.Eng. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi keenam. Jakarta: Erlangga, 2002.
Petrucci, Hardwood, dkk. General Chemistry Principles and Modern Aplications.
Terj. Suminar Setiati. Kimia Dasar Prinsip-Prinsip dan Aplikasi Modern. Jilid 1. Jakarta: Erlangga, 1985.
Svehla, G. Textbook Of Macro And Semimicro Qualitative Ionorganic Analysis.
Terj. L setiono dan Handayana Pudjaatmaka. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif makro dan Semimikro Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: PT.Kalman Media Pusaka, 1985.
LEMBARAN PENGESAHAN
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik dengan judul “Teknik
Preparasi Sampel” yang disusun oleh :
Nama : Awaluddin
NIM : 60500114008
Kelompok : II (Dua)
telah diperiksa oleh asisten/koordinator asisten dan dinyatakan diterima.
Samata, Desember 2015
Koordinator Asisten Asisten
Nurrun Qaizul Mardyah Nurrun Qaizul Mardyah NIM : 60500112047 NIM : 60500112047
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
Sjamsiah.S.Si.,M.Si.,Ph.D NIP: 19680722 199802 2 001