BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

103
32 BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum Animasi “Bekal” merupakan animasi film pendek berbentuk animasi 2D yang dibuat oleh penulis bersama dengan anggota kelompok “Broken Crayons Animation”. Dalam perancangan penelitian ini, penulis menggunakan metode studi literatur untuk mengumpulkan data-data, yakni melalui pengumpulan data dari berbagai sumber daftar pustaka, jurnal, dan kumpulan data-data serupa yang akhirnya diolah menjadi informasi guna menyelesaikan penelitian ini. Selain itu, digunakan pula metode observasi untuk melihat pergerakan ekspresi yang terjadi pada wajah dengan menggunakan video akting yang dilakukan oleh penulis, serta mengamati facial expression dari beberapa tokoh film animasi. Animasi “Bekal” memiliki logline cerita, yakni seorang anak yang semangat membawa bekal yang dibuat oleh ayahnya ke sekolah namun ternyata bekalnya tidak sesuai yang diharapkan. Cerita dalam animasi “Bekal” sendiri memiliki latar waktu pada 11 April 2014, untuk memperingati Hari Bekal Nasional yang jatuh pada tanggal 12 April. Dikarenakan tanggal 12 April jatuh pada hari Sabtu dan mayoritas anak SD di Indonesia tidak bersekolah pada hari Sabtu, maka dalam animasi “Bekal” Hari Bekal Nasional pun diperingati satu hari sebelumnya. Lokasi dalam animasi “Bekal” mengambil latar tempat di sekolah swasta di Tangerang.

Transcript of BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

Page 1: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

32

BAB III

METODOLOGI

3.1. Gambaran Umum

Animasi “Bekal” merupakan animasi film pendek berbentuk animasi 2D yang

dibuat oleh penulis bersama dengan anggota kelompok “Broken Crayons

Animation”. Dalam perancangan penelitian ini, penulis menggunakan metode studi

literatur untuk mengumpulkan data-data, yakni melalui pengumpulan data dari

berbagai sumber daftar pustaka, jurnal, dan kumpulan data-data serupa yang

akhirnya diolah menjadi informasi guna menyelesaikan penelitian ini. Selain itu,

digunakan pula metode observasi untuk melihat pergerakan ekspresi yang terjadi

pada wajah dengan menggunakan video akting yang dilakukan oleh penulis, serta

mengamati facial expression dari beberapa tokoh film animasi.

Animasi “Bekal” memiliki logline cerita, yakni seorang anak yang

semangat membawa bekal yang dibuat oleh ayahnya ke sekolah namun ternyata

bekalnya tidak sesuai yang diharapkan. Cerita dalam animasi “Bekal” sendiri

memiliki latar waktu pada 11 April 2014, untuk memperingati Hari Bekal Nasional

yang jatuh pada tanggal 12 April. Dikarenakan tanggal 12 April jatuh pada hari

Sabtu dan mayoritas anak SD di Indonesia tidak bersekolah pada hari Sabtu, maka

dalam animasi “Bekal” Hari Bekal Nasional pun diperingati satu hari sebelumnya.

Lokasi dalam animasi “Bekal” mengambil latar tempat di sekolah swasta di

Tangerang.

Page 2: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

33

3.1.1. Sinopsis

Dalam rangka memperingati hari bekal nasional, seluruh murid SD di sebuah

sekolah swasta yang berlokasi di Tangerang diharuskan membawa bekal buatan

dari rumah. Seorang bocah kelas 1 SD bernama Gugun tidak menyangka bahwa

ayahnya akan membuatkan bekal untuknya, mengingat ayahnya yang selalu sibuk

bekerja dan jarang memasak untuknya. Ketika waktu makan bersama dimulai,

dengan penuh harapan Gugun membuka bekal miliknya. Namun ternyata, isi bekal

yang disiapkan oleh ayahnya tidak sesuai dengan ekspektasi Gugun. Teman-teman

yang melihat makanan yang dibawa Gugun justru menertawai dirinya dan

membuatnya malu, dikarenakan bekal tersebut terlihat tidak lezat maupun lucu

seperti bekal teman-temannya.

Pengalaman buruk yang dialami Gugun di siang hari membuat Gugun

bermimpi buruk di malam harinya. Ayah Gugun dengan khawatir

membangunkannya namun Gugun mengabaikan sang ayah yang akhirnya baru

menyadari bahwa ada bau tidak sedap dari tas Gugun. Ternyata bekal Gugun tidak

dihabiskan, bahkan tidak tersentuh sedikitpun. Melihat bekal tersebut membuat

Ayah Gugun sadar akan kekurangannya, namun ia berjuang untuk memperbaiki

kesalahannya dengan begadang membuat makanan yang layak untuk Gugun.

Keesokan harinya Gugun melihat ayahnya tertidur pulas di lantai dapur dan

melihat ada berbagai macam makanan di atas meja makan. Meskipun awalnya

sempat ragu, ia mencoba mencicipi masakan yang ada dihadapannya. Gugun

terkejut karena tidak hanya terlihat lezat, tetapi rasa yang dihasilkan juga enak.

Merasa bersalah, Gugun memeluk ayahnya yang terbangun dari tidur. Sang ayah

Page 3: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

34

tersenyum dan berbalik memeluk Gugun. Keduanya pun makan bersama dengan

hati senang.

3.1.2. Posisi Penulis

Dalam pembuatan animasi “Bekal”, posisi penulis dalam kelompok adalah sebagai

animator utama, di mana penulis memiliki peran untuk membuat sketsa gerakan

animasi dalam setiap shot. Gerakan animasi yang dibuat menggunakan landasan

teori beberapa prinsip animasi, seperti stretch and squash, exaggeration,

anticipation, dan secondary action. Penulis memfokuskan kepada ekspresi wajah

tokoh, dimana digunakannya beberapa referensi gerakan wajah serta teori micro

expressions dalam penulisan skripsi. Selain itu, digunakannya beberapa referensi

tokoh dalam animasi lainnya untuk menjadi acuan bagi penulis dalam

menyempurnakan gerakan ekspresi wajah yang dibuat, sehingga setiap detail

pergerakan yang terjadi akan mampu memandu penonton untuk semakin

memahami perasaan tokoh tersebut.

3.2. Tahapan Kerja

Dalam pembuatan pergerakan animasi gerakan wajah tokoh Gugun, pertama-tama

penulis mencari informasi mengenai bahasa tubuh dan emosi anak secara teori

melalui referensi dan informasi yang didapat dari studi literatur, terutama pada

bagian wajah untuk mengetahui bagaimana emosi mempengaruhi pergerakan yang

terjadi ketika seseorang membuat ekspresi wajah. Selanjutnya, penulis lebih

mendalami gerakan pada wajah dengan melihat micro expressions yang muncul

pada ekspresi wajah. Setelah itu, penulis mencari data seputar otot-otot pada wajah,

dan bagaimana respon otot tersebut dalam mempengaruhi ekspresi wajah seseorang.

Page 4: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

35

Dikumpulkan pula referensi dalam bentuk video dan gambar untuk semakin

memperjelas micro expressions pada wajah.

Dengan menggunakan beberapa tokoh animasi sebagai acuan untuk konsep

kepribadian dan konsep animasi, serta membuat video akting secara pribadi, penulis

dapat mengetahui bagaimana proses pergerakan otot wajah yang terjadi, dan bagian

paling signifikan yang paling terlihat perubahannya. Penulis mencermati

bagaimana penerapan prinsip animasi yang ada pada gerakan wajah ketika

seseorang berekspresi sedih dan bahagia. Setelah mendapat cukup referensi dan

melakukan observasi, penulis mulai menerapkan hasil dari observasi tersebut ke

dalam perancangan gerakan animasi ekspresi wajah tokoh Gugun ketika ia merasa

sedih, bahagia, dan terkejut.

Berikut merupakan skematika tahapan perancangan yang telah penulis buat

menjadi lebih sederhana:

Page 5: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

36

Gambar 3.1. Skematika Tahapan Kerja

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Page 6: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

37

3.3. Konsep

Dalam topik pembahasan penelitian, penulis memfokuskan bahasan pada tiga

adegan, yaitu ketika Gugun merasa sedih akibat ditertawakan oleh teman-

temannya, bahagia karena mencicipi makanan yang lezat, dan terkejut ketika

melihat isi bekalnya yang tidak sesuai ekspektasi.

Adegan pertama menampilkan Gugun yang terlihat sedih karena diolok-olok

oleh teman-temannya karena bekal yang ia bawa ke sekolah memiliki penampilan

yang tidak semenarik teman-temannya. Ia tidak menyangka bahwa bekal yang

disiapkan oleh ayahnya ternyata tidak sesuai dengan harapannya. Alhasil, ia pun

menjadi bahan olok-olok oleh teman-temannya. Penulis akan berfokus pada scene

13 shot 3 yang memperlihatkan ekspresi sedih Gugun secara jelas untuk dijadikan

topik perancangan.

Gambar 3.2. Storyboard Adegan Sedih Tokoh Gugun

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Adegan kedua yang penulis pilih untuk dijadikan topik perancangan dalam

penelitian adalah ekspresi bahagia Gugun. Pada adegan tersebut diperlihatkan

tokoh Gugun yang mencicipi masakan yang ada di meja makan dan menunjukkan

Page 7: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

38

ekspresi bahagia setelah menyantap masakan tersebut. Pada scene 22 shot 4 terlihat

ekspresi bahagia Gugun setelah menyantap masakan tersebut.

Gambar 3.3. Storyboard Adegan Bahagia Tokoh Gugun

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Adegan ketiga yang penulis pilih untuk dijadikan topik perancangan dalam

penelitian adalah ekspresi terkejut Gugun. Pada adegan tersebut diperlihatkan tokoh

Gugun yang berekspektasi bahwa bekal yang dibawakan oleh ayahnya akan terlihat

bagus seperti milik teman-temannya. Namun ternyata ekspektasinya tidak sesuai

harapan karena isi bekal yang ia bawa terlihat berantakan. Ia pun menunjukkan

ekspresi terkejut saat membuka kotak bekalnya.

Page 8: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

39

Gambar 3.4. Storyboard Adegan Terkejut Tokoh Gugun

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Dalam perancangan animasi gerakan wajah Gugun, penulis mengambil

referensi dari beberapa tokoh dalam film yang memiliki rentang usia hampir sama

dengan Gugun yang berumur 6 tahun. Hal ini dilakukan agar ekspresi yang

dirancang terbentuk berdasarkan observasi terhadap anak kecil tersebut dapat

semakin menyempurnakan hasil gerakan animasi yang akan dibuat karena usia

yang mirip dengan Gugun. Referensi yang digunakan pun difokuskan pada tokoh

yang berada dalam situasi sama dengan tokoh Gugun, yaitu menunjukkan ekspresi

sedih akibat diolok-olok oleh teman-temannya, ekspresi bahagia dikarenakan

menyantap masakan lezat, dan ekspresi terkejut karena ketika melihat isi bekal

yang dibawanya, ia tidak menyangka bahwa isi bekalnya akan terlihat buruk.

Sementara itu, Observasi akan difokuskan terhadap pergerakan otot wajah

serta perubahan posisi atau bentuk pada bagian alis, mata, dan mulut. Penulis akan

mencermati prinsip-prinsip animasi yang digunakan dalam pergerakan, serta

mengetahui pergerakan yang paling terlihat signifikan pada wajah ketika tokoh

memperlihatkan ekspresi sedih, bahagia dan terkejut. Penulis pun akan melakukan

proses perancangan animasi pergerakan ekspresi wajah menggunakan referensi dari

film dan video yang telah ada dan dipilih menjadi acuan.

Page 9: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

40

3.3.1. 3Dimensional Character

Gambar 3.5. Desain Tokoh Gugun

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gugun Gunawan, atau yang lebih akrab dipanggil Gugun merupakan

seorang anak berusia 6 tahun yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 1. Ia

merupakan anak yatim yang tinggal berdua dengan ayahnya dikarenakan ibunya

telah meninggal tak lama setelah ia lahir. Ia merupakan anak yang sedikit pendiam,

namun begitu ekspresif ketika menunjukkan perasaannya. Gugun merasa kurang

mendapat perhatian dari ayahnya karena ayahnya yang sibuk bekerja dan berharap

agar ia bisa menghabiskan waktu lebih banyak dengan ayahnya.

Page 10: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

41

Tabel 3.1. 3Dimensional Character Tokoh Gugun

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

FISIOLOGI PSIKOLOGI SOSIOLOGI

Nama: Gugun Gunawan Kehidupan seksual: belum

menikah Kelas ekonomi: menengah

Umur: 6 tahun Standar moral: kalem ke atas

Jenis kelamin: laki-laki Sifat: ekspresif Pendidikan: SD

Warna kulit: kuning langsat IQ: 102, INFP (mediator) Kehidupan pribadi: yatim

Warna mata: coklat Sikap hidup: penuh

pengharapan, Ras: Malayan mongoloid

Warna rambut: coklat kehitaman

sensitif Suku: Sunda

Postur tubuh: tegak Kekecewaan: tidak punya ibu, Desire: bermain dengan

Berat: 21 kg merasa kurang mendapat

perhatian ayah dan teman-teman

Tinggi: 116 cm Hobi: menggambar Fear: dijauhi teman

Cacat/tanda lahir:- Keinginan: ingin bisa bergaul Ciri khas: mudah

terpengaruh,

Penampilan: sedikit

berantakan,

dengan teman sekelas,

dipedulikan

pulang-pergi ke sekolah

naik

baby face Kebutuhan: diperhatikan,

disayangi motor bersama ayah

Bentuk wajah: bulat Keunikan: ekspresif

namun

Bentuk hidung: kecil dan

bulat tertutup dengan orang

yang

tidak dekat dengannya

Page 11: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

42

3.3.2. Konsep Gerakan Ekspresi Sedih

Gambar 3.6. Scene 13 Shot 3

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Dalam scene 13 Shot 3 ini memperlihatkan ekspresi wajah Gugun yang sedang

sedih karena ditertawakan oleh teman-temannya. Teman-teman gugun

menertawakan dirinya karena isi bekal yang dibawa oleh Gugun terlihat berantakan

dan tidak semenarik bekal yang dibawa anak-anak lainnya. Gugun yang awalnya

sudah merasa bangga karena tidak menyangka akan dibawakan bekal oleh ayahnya,

akhirnya merasa kecewa karena ekspektasinya tidak terpenuhi. Gugun pun semakin

sedih karena teman-temannya menertawai dirinya.

Page 12: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

43

3.3.3. Konsep Gerakan Ekspresi Bahagia

Gambar 3.7. Scene 22 Shot 4

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Dalam scene 22 shot 4 ini diperlihatkan ekspresi wajah Gugun yang tersenyum

bahagia setelah menyantap masakan buatan ayahnya. Gugun yang baru saja bangun

tidur mencium aroma sedap dari dapur dan menemukan makanan lezat di meja

makan. Setelah mencicipi salah satu masakan tersebut, ia merasa senang karena

bisa memakan makanan yang lezat dan sesuai dengan seleranya.

3.3.4. Konsep Gerakan Ekspresi Terkejut

Gambar 3.8. Scene 12 Shot 3

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Page 13: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

44

Dalam scene 12 shot 3 ini diperlihatkan ekspresi wajah Gugun yang terkejut. Gugun

baru saja membuka kotak bekal makanan yang dibawanya dengan penuh

kebanggaan. Namun, ia ketika melihat isi bekal yang dibawanya, ia tidak

menyangka bahwa isi bekalnya terlihat buruk. Ternyata bekal yang dipersiapkan

ayahnya justru tidak memiliki tampilan yang menarik dan lucu seperti milik teman-

temannya.

3.4. Acuan Scene 13 Shot 3

Dalam perancangan animasi wajah sedih tokoh Gugun, penulis akan menggunakan

acuan dari beberapa referensi film yang sudah ada dan menggunakan tokoh dalam

film yang berada dalam situasi yang sama dengan Gugun, yakni sedih karena

diolok-olok oleh teman-temannya.

3.4.1. Amaama to Inazuma (Sweetness and Lightning) (2016)

Dalam animasi ini, tokoh gadis kecil berusia 5 tahun yang masih duduk dibangku

taman kanak-kanak bernama Tsumugi Inuzuka merupakan seorang anak yatim

yang hanya tinggal berdua dengan ayahnya, dikarenakan ibunya telah meninggal

dunia. Dalam keseharian mereka, sang ayah, Kohei Inuzuka yang merupakan

seorang guru SMA hampir tidak pernah memasak dan lebih sering membeli

makanan cepat saji dikarenakan dirinya yang tidak bisa memasak. Namun, sejak

Kohei mulai lebih mengenal salah satu murid didiknya yang bernama Kotori Iida,

yang tidak bisa memasak meskipun merupakan anak pemilik restoran, mereka

bertiga pun mulai menghabiskan waktu bersama untuk belajar memasak.

Penerapan gerakan ekspresi wajah sedih yang dibuat oleh penulis

mengambil scene dalam animasi Amaama to Inazuma dari episode 11. Pada scene

Page 14: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

45

tersebut, Tsumugi sedang bermain bersama kedua temannya di TK. Tsumugi ingin

bermain peran sebagai seekor domba bernama Mr.Galigali dari sebuah tokoh

animasi favoritnya. Namun, temannya berkata bahwa Mr.Galigali hanyalah tokoh

tambahan pada poster animasi yang tertempel di dinding kelas. Maka tidak

seharusnya Tsumugi memainkan peran sebagai Mr.Galigali. Temannya

menyarankan untuk menjadi tokoh perempuan bernama Yoshiko karena dianggap

lebih manis.

Tsumugi yang ingin menjadi Mr.Galigali disebut aneh oleh temannya, dan

hal ini membuat Tsumugi merasa sedih karena ia dianggap negatif oleh temannya.

Akhirnya Tsumugi pun ditinggal sendirian oleh kedua temannya. Adegan dalam

scene ini serupa dengan kejadian Gugun yang ditertawakan oleh teman-temannya

dikarenakan bekal yang ia bawa tidak semenarik milik teman-temannya yang lain.

Oleh karena itu, penulis merasa bahwa tokoh Tsumugi dalam adegan ini merupakan

salah satu tokoh yang pas untuk dijadikan acuan dalam mengekspresikan kesedihan

akibat perlakuan temannya yang kurang menyenangkan.

Seperti yang telah dijelaskan pada tahapan perkembangan sosial emosi anak

oleh Suyadi (2010) pada bab sebelumnya, pada usia 5-6 tahun, anak belum

memahami bahwa lingkungan sekitarnya mempunyai sudut pandang yang berbeda

dari dirinya. Maka dari itu, Tsumugi langsung merasa sedih ketika temannya

menganggap dirinya aneh meskipun ia menyukai Mr. Galigali yang disebut aneh

oleh temannya itu.

Page 15: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

46

Tabel 3.2. Ekspresi Wajah Sedih Tsumugi

(Amaama to Inazuma, 2016)

VIDEO FRAME KETERANGAN

f.1

-Ekspresi terkejut

-Pipi posisi normal

-Pupil mata mengecil

-Alis terangkat ke atas

-Mulut sedikit terbuka

f.2

-Pipi ter-squash karena

mulut menutup

-Alis tertarik ke arah

dalam alis, lalu ke atas

-Mata menutup

-Mulut menutup

f.5

-Pipi ter-stretch ke atas

dan bawah karena

mulut terbuka

-Kulit di bawah alis

berbentuk segitiga

-Penerapan prinsip

anticipation pada pupil

mata yang bergerak ke

atas dahulu baru fokus

pada lawan bicara

f.8

Page 16: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

47

f.17

-Sudut dalam alis

melengkung ke arah

atas

-Penerapan prinsip

anticipation pada

mulut dengan perlahan

terbuka lebar terlebih

dahulu, baru kemudian

menutup membentuk

cemberut (sudut mulut

tertarik ke bawah) pada

frame 20

f.20

Dalam pergerakan ekspresi wajah Tsumugi, diperlihatkan bentuk bagian

dalam kedua alis matanya yang perlahan tertarik ke arah dalam dan bergerak ke

arah atas hingga membentuk kerutan dimulai dari frame 2. Dengan tertariknya alis

ke arah dalam dan ke atas, akan menyebabkan terbentuknya bentuk segitiga pada

bagian kulit di bawah alis. Selain itu, pada adegan ini juga digunakannya prinsip

animasi exaggeration yang dikemukakan oleh Thomas dan Ollie Johnson untuk

menunjukkan perubahan pergerakan alis mata Tsumugi yang mencerminkan

ketidakbahagiaannya. Pada frame 1, 2, dan 5 terlihat jelas perubahan posisi dan

bentuk alis Tsumugi yang di exaggerate.

Page 17: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

48

Selanjutnya, terdapat prinsip anticipation pada mata Tsumugi, dimana pada

frame 5 matanya bergerak ke arah atas terlebih dahulu, baru berfokus pada lawan

bicara. Hal diterapkan agar proses pergerakan pada wajahnya terlihat lebih halus.

Selain itu juga terjadinya pergerakan pada sudut bibir Tsumugi yang

perlahan menjadi cemberut, dikarenakan dirinya yang merasa sedih. Pada

pergerakan mulut ketika akan menjadi cemberut, digunakannya prinsip animasi

anticipation untuk mempersiapkan pergerakan mulut supaya terlihat lebih natural.

Anticipation tersebut terlihat dari bentuk mulut yang perlahan-lahan terbuka lebar,

lalu menutup dan membentuk mulut cemberut. Hal ini juga memanfaatkan

exaggeration dimana mulut terlihat terbuka lebar untuk meng-exaggerate ekspresi

sedih tersebut.

Sementara pada pergerakan otot pipi Tsumugi, dapat terlihat pada frame 2

yang ter-squash karena ia menutup mulutnya. Kemudian pada frame 5 mulutnya

yang mulai terbuka lebar membuat pipinya ter-stretch ke atas dan bawah. Di sini

diperlihatkan bagaimana pergerakan mulut yang terbuka dan menutup

mempengaruhi pergerakan animasi pipi tokoh dan memanfaatkan prinsip animasi

stretch & squash. Bentuk alis mata yang melengkung ke atas dan mengkerut, mulut

yang cemberut, bentuk segitiga di bawah alis seperti contoh dari micro expressions

sedih oleh Paul ekman (1967).

Page 18: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

49

Berdasarkan acuan di atas, hasil analisa pergerakan wajah anak tersebut dapat

dirangkum ke dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.3. Detail Micro Expressions Sedih Tsumugi

BAGIAN

WAJAH DETAIL MICRO EXPRESSIONS

Alis mata Alis mengikuti pergerakan mata ke bawah saat tertutup, lalu ke atas

dan sudut melengkung ke atas dan memunculkan kerutan

Mata Mata menutup untuk anticipation gerakan mata selanjutnya yang

terkejut, lalu pupil fokus pada lawan bicara

Mulut Mulut tertutup dulu untuk anticipation, lalu terbuka lebar sebagai

exaggeration rasa terkejut, dan perlahan cemberut

Pergerakan Otot

Wajah Pipi turun karena mulut cemberut

Page 19: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

50

3.4.2. Fresh Off the Boat (2015)

Film yang mengambil latar waktu pada akhir tahun 90-an ini menceritakan

mengenai satu keluarga bermarga Huang yang sebelumnya tinggal di Washington

DC harus pindah ke Orlando, Florida karena sang ayah, Louis Huang memiliki

bisnis besar di sana. Keluarga ini pun harus mulai beradaptasi dengan lingkungan

barunya, seperti Jessica Huang, sang ibu yang berusaha menyesuaikan diri dengan

para ibu-ibu di sana dengan tetap mencoba mempertahankan tradisi asalnya. Eddie

Huang, anak pertama Jessica dan Louis yang berusia 12 tahun selalu mencoba

menyesuaikan diri dengan lingkungannya di Orlando yang begitu kebarat-baratan.

Demikian pula dengan adik-adiknya dan sang nenek.

Pada suatu episode diperlihatkan Eddie yang sedang makan siang di kantin

sekolahnya. Ia dipanggil oleh sekumpulan anak laki-laki dan diajak untuk makan di

meja yang sama dengan mereka. Ketika Eddie membuka bekal yang dibawanya,

anak-anak yang duduk satu meja dengannya terkejut ketika melihat isi bekal

tersebut. Eddie dengan bangga mengatakan bahwa makanan tersebut merupakan

Chinese food yang dibuat oleh ibunya. Namun, teman-teman barunya langsung

mengusir Eddie dan menyuruhnya membuang makanan tersebut karena merasa

terganggu dengan bau yang keluar dari bekal Eddie.

Seperti yang dinyatakan dalam bab sebelumnya, studi menunjukkan bahwa

ukuran pupil mata dipengaruhi oleh emosi yang dirasakan. Pada scene ini

diperlihatkan pada ekspresi Eddie, pupil matanya terlihat lebih kecil, dan pada

adegan ini menunjukkan bahwa tokoh sedang merasakan emosi negatif. Kemudian

Page 20: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

51

terjadi perubahan pergerakan bagian wajah seperti pada bagian mulut dan alis yang

terlihat jelas.

Tabel 3.4. Ekspresi Wajah Sedih Eddie

(Fresh Off the Boat, 2015)

VIDEO FRAME KETERANGAN

f.1

-Ekspresi senang

-Otot pipi sedikit

terangkat

-kelopak mata

bawah menegang

-Alis pada posisi

normal

-Sudut mulut

sedikit tertarik ke

arah luar

f.6

-Otot pipi mulai

merileks

-Mata menutup

karena berkedip

-Alis menurun

mengikuti

pergerakan kelopak

mata

Page 21: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

52

-Sudut mulut mulai

tertarik ke dalam

f.15

-Otot pipi semakin

rileks

-Kelopak mata

sedikit melebar

-Alis sedikit naik

karena mata

melebar

-Mulut mulai

menutup

f.22

-Otot pipi turun

maksimum

-Mata terlihat

sendu

-Sudut alis bagian

dalam mengkerut

-Mulut cemberut

Pada adegan tersebut dapat terlihat perubahan ekspresi Eddie yang awalnya

terlihat senang perlahan-lahan berubah menjadi sedih akibat mendapat perlakuan

tidak enak dari teman-temannya. Pada frame 1 dapat dilihat alis mata Eddie yang

berada pada posisi normal. Namun setelah mendengar olok-olok dari teman-

Page 22: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

53

temannya, pada frame 15 mulai terlihat perubahan bentuk sudut alis mata bagian

dalam yang mulai sedikit melengkung ke arah atas.

Pada frame 1 terlihat mata Eddie yang menampilkan ekspresi senang karena

kelopak mata bagian bawahnya yang terlihat tegang karena tersenyum. Namun pada

frame 15 terlihat Eddie terkejut mendengar perkataan teman-temannya sehingga

melebarkan matanya. Hingga pada frame 22 terlihat mata Eddie yang sudah terlihat

sendu karena merasa sedih akan perilaku teman-temannya.

Selain itu, bagian wajah yang paling terlihat perubahannya adalah mulut

Eddie. Awalnya pada frame 1, sudut mulut Eddie terlihat tertarik ke arah luar yang

menunjukkan bahwa ia senang. Namun setelah bekal yang dibawanya diejek oleh

teman-temannya, kedua sudut mulutnya mulai tertarik ke arah dalam pada frame 6.

Mulutnya pun memperlihatkan bentuk cemberut pada frame 22. Ketika sudut mulut

bergerak ke bawah, terdapat otot Depresor Anguli Oris (DAO) yang menggerakan

turun ke bawah sudut mulut. Setelah itu, adanya otot Depresor Labii Inferior (DLI)

yang menjaga otot DAO dalam menstabilkan gerakan.

Ketika kedua sudut mulut Eddie tertarik ke arah luar pada frame 1, gerakan

ini menyebabkan otot pipi mengalami pergerakan ke atas. Dapat dilihat dari

terbentuknya kerutan di kedua sudut mulut Eddie karena otot pipi yang menegang

sehingga terlihat menonjol keluar. Namun setelah mendapat olok-olok, pada frame

6 otot di pipi Eddie perlahan-lahan menjadi rileks dan menurun. Hal ini

menyebabkan hilangnya garis kerutan sebelumnya yang muncul saat ia tersenyum.

Akhirnya pada frame 22 diperlihatkan otot pipi yang telah rileks maksimum

Page 23: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

54

dikarenakan mulutnya yang cemberut. Dari kejadian ini dapat terlihat bahwa

pergerakan sudut mulut akan mempengaruhi pergerakan otot pipi pada wajah.

Berdasarkan pergerakan-pergerakan yang telah disebutkan di atas,

pergerakan paling signifikan seperti mulut yang menjadi cemberut, sudut bagian

dalam alis mata yang melengkung ke atas, pergerakan otot pipi yang turun

merupakan bagian dari ciri utama micro expressions sedih oleh Paul Ekman (1967)

yang menunjukkan ekspresi kesedihan. Perubahan kecil tersebut dapat dilihat dari

frame 1 ketika Eddie masih terlihat tersenyum, hingga frame 22 dimana ia sudah

sepenuhnya memperlihatkan ekspresi tidak senang.

Berdasarkan acuan di atas, hasil analisa pergerakan wajah anak tersebut dapat

dirangkum ke dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.5. Detail Micro Expressions Sedih Eddie

BAGIAN WAJAH DETAIL MICRO EXPRESSIONS

Alis mata Muncul kerutan pada sudut bagian dalam alis

Mata Mata melebar karena terkejut, lalu perlahan mata semakin

menjadi sendu

Mulut Sudut mulut semakin ke bawah

Pergerakan Otot

Wajah

Hilangnya garis yang menonjolkan otot pipi

karena pipi turun dan rileks akibat turunnya sudut mulut

Page 24: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

55

3.4.3. Lilo & Stitch (2002)

Animasi ini bercerita mengenai ilmuan gila dari luar angkasa bernama Jumba

Jookiba yang telah menciptakan sebuah makhluk berbahaya yang dapat

menyebabkan kehancuran. Hasil ciptaannya, Ekspresimen 626 merupakan alien

biru dengan 4 tangan, 2 kaki, dan antena di kepalanya. 626 memiliki kekuatan yang

sangat besar dan tidak dapat dihancurkan. Akibat dari terciptanya 626, Jumba

dijatuhi hukuman penjara, sementara 626 akan diasingkan. Sayangnya, 626 berhasil

melarikan diri ke bumi dengan mengambil alih salah satu kapal luar angkasa. Maka

dari itu, Jumba bersama dengan Agen pleakley yang mengaku sebagai ahli bumi

mendapatkan misi untuk membawa pulang kembali 626.

Setibanya di bumi, 626 yang berpura-pura menjadi anjing diadopsi oleh

seorang anak perempuan bernama Lilo Pelekai yang tinggal bersama dengan kakak

perempuannya bernama Nani. Lilo yang awalnya sering merasa kesepian dan sulit

bergaul dengan teman-temannya karena kepribadiannya yang eksentrik, mulai

menjalin hubungan pertemanan dengan 626 yang kemudian ia beri nama Stitch.

Tokoh Lilo dari Lilo & Stitch (2002) yang menjadi acuan penulis merupakan

anak yatim piatu berusia 6 tahun yang ditinggal di salah satu pulau di Hawaii. Lilo

tinggal berdua bersama kakak perempuannya yang berusia 19 tahun bernama Nani.

Tanpa ia sadari, kepribadiannya yang eksentrik membuat dirinya dijauhi oleh anak-

anak lain. Lilo sendiri merupakan anak yang sensitif secara emosional dan mudah

menangis apabila hatinya sangat terluka, atau jika ada hal buruk yang terjadi kepada

orang-orang yang ia sayangi. Hal ini diakibatkan oleh ketakutannya karena

kehilangan kedua orangtuanya pada usia yang masih sangat muda.

Page 25: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

56

Tokoh Lilo memiliki latar yang hampir serupa dengan Gugun dari animasi

Bekal, dimana keduanya sama-sama kehilangan sosok orangtua sejak usia dini.

Sama seperti Gugun, Lilo merupakan anak yang sensitif sehingga ia mudah terluka

dengan perlakuan buruk dari mereka yang ia anggap sebagai teman. Suatu ketika,

Lilo ingin ikut bermain boneka dengan teman-temannya. Namun, ketika teman-

teman Lilo melihat wujud boneka tersebut, mereka langsung terkejut dan melihat

Lilo dengan tatapan aneh karena boneka yang dibuatnya terlihat mengerikan. Saat

Lilo sedang menjelaskan lebih detail mengenai boneka buatannya, ia baru

menyadari bahwa teman-temannya telah pergi meninggalkan dirinya. Perlakuan

teman-temannya itu tentunya membuat Lilo sangat sedih, dimana terlihat

perubahan ekspresinya yang awalnya masih sedikit menunjukkan senyuman,

perlahan menjadi cemberut.

Tabel 3.6. Ekspresi Wajah Sedih Lilo

(Lilo & Stitch, 2002)

VIDEO FRAME KETERANGAN

f.1

-Sudut alis bagian dalam

melengkung ke atas

-Pupil mata bergerak ke

bawah, kelopak mata bagian

bawah sedikit menyipit

-Mulut masih

memperlihatkan senyuman

Page 26: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

57

-Pipi melebar ke samping

karena bentuk mulut yang

tersenyum

f.8

-Alis naik karena terkejut;

untuk exaggeration

-Pupil mata mengecil karena

kelopak mata terbuka lebar;

pupil bergerak ke tengah

-Mulut menutup

-Pipi rileks karena mulut

tertutup

f.13

-Alis mulai turun untuk kesan

bouncy setelah naik

-Kelopak mata bawah sedikit

menegang dan menyipit

-Mulut terbuka karena masih

bicara

-Pipi stretch ke bawah karena

mulut membuka

Page 27: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

58

f.23

-Alis turun maksimal,

lengkungan ke atas terlihat

jelas pada sudut dalam alis

-Mata semakin sendu,

kelopak mata bawah naik

-Mulut semakin menutup dan

membentuk cemberut

-Pipi squash ke samping

karena mulut lebih menutup

Pada awalnya, wajah Lilo masih memperlihatkan sedikit senyuman pada

frame 1. Namun ketika ia menyadari bahwa teman-temannya telah pergi

meninggalkan dirinya, ia memperlihatkan ekspresi terkejut terlebih dahulu, yang

kemudian perlahan-lahan berubah menjadi sedih. Pada bagian alis, posisi alis

mengalami perubahan pada frame 8 karena Lilo terkejut. Tingginya posisi alis

untuk meng-exaggerate ekspresi terkejut Lilo terlebih dahulu. Setelah itu, barulah

posisi alis perlahan semakin turun dan adanya lengkungan ke atas pada sudut dalam

alis. Selain itu, sudut luar alis semakin turun, mendekati sudut mata bagian luar.

Pada bagian mata, pupil mata Lilo awalnya berada di bawah karena ia

sedang fokus melihat boneka di tangannya pada frame 1. Kemudian, menyadari

bahwa dirinya ditinggal sendirian, ia terkejut terlebih dahulu yang menyebabkan

pupil matanya terlihat mengecil karena matanya terbuka lebar. Posisi pupil matanya

pun ikut bergerak ke arah tengah karena ia menatap ke arah lawan bicaranya, yang

pada scene ini teman-temannya telah menghilang dari hadapannya. Perlahan-lahan

Page 28: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

59

dapat terlihat dari frame 13 bagaimana mata Lilo menjadi sendu dan kelopak mata

bawahnya bergerak ke atas, menyebabkan matanya terlihat menyipit.

Sementara pada bagian mulut, Lilo terlihat tersenyum ketika sedang

bercerita mengenai boneka buatannya. Namun ketika ia menyadari bahwa teman-

temannya telah pergi, bentuk mulutnya yang masih berbicara sendiri perlahan-lahan

berubah menjadi lebih cemberut dikarenakan kedua sudut mulutnya turun ke

bawah. Hal ini mempengaruhi pergerakan pipi Lilo yang ikut turun dan mengalami

squash ke samping ketika kedua sudut mulutnya semakin turun ke arah luar bawah.

Seperti teori Paul Ekman (1967) mengenai ciri micro expressions sedih,

terlihat bagaimana bentuk sudut alis Lilo semakin melengkung ke arah atas,

terutama pada frame 23. Hal ini membuat terbentuknya pola segitiga pada daerah

kulit di bawah alis mata. Selain itu, mulut yang semakin cemberut karena sudut

mulut bergerak turun juga menjadi ciri micro expressions kesedihan. Seperti yang

dinyatakan oleh Suyadi (2010) bahwa pada usia prasekolah, anak mampu

memperlihatkan ekspresi wajah yang belum terlihat ketika usia mereka masih lebih

muda. Di sini terlihat jelas bagaimana wajah Lilo menunjukkan kesedihannya

akibat diabaikan oleh teman-temannya. Berdasarkan acuan di atas, hasil analisa

pergerakan wajah anak tersebut dapat dirangkum ke dalam tabel sebagai berikut:

Page 29: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

60

Tabel 3.7. Detail Micro Expressions Sedih Lilo

BAGIAN

WAJAH DETAIL MICRO EXPRESSIONS

Alis mata Posisi alis exaggerate ke atas untuk menunjukkan rasa terkejut,

lalu perlahan turun dan sudut melengkung ke atas

Mata Pupil mata mengecil karena terkejut dahulu, lalu perlahan mata

semakin menjadi sendu

Mulut Sudut mulut semakin ke bawah

Pergerakan Otot

Wajah Pipi turun menyebabkan squash ke samping

3.4.4. The Return of Superman 02-02-2020 (2020)

The Return of Superman merupakan program hiburan asal Korea Selatan yang

menampilkan kehidupan antara ayah dan anaknya, sementara sang ibu sengaja tidak

ada dirumah demi memperlihatkan keintiman hubungan ayah dan anak. Apabila

diperhatikan lebih jauh, acara tersebut bukan hanya dibuat untuk hiburan semata,

melainkan juga sebuah acara yang memberikan banyak edukasi kepada para

penonton.

Hal ini dikarenakan acara tersebut mengajarkan dan memperlihatkan

kehidupan yang nyata antara ayah dan anak tanpa adanya campur tangan ibu

ataupun orang lain. Para crew program acara tersebut juga hanya bertugas merekam

tanpa melakukan apapun.

Page 30: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

61

Dalam acara tersebut, banyak ayah baru yang merasa kerepotan mengurus

anak seorang diri. Belum lagi pekerjaan rumah yang tiada hentinya, termasuk juga

ketika anak tidak mau makan, anak susah tidur, keperluan ke kamar mandi dan

kegiatan lainnya yang terasa sulit bagi seorang ayah baru. Pada The Return of

Superman kali ini, diperkenalkan seorang ayah bernama Sam yang mengurus kedua

anak laki-lakinya yang bernama William dan Bently. Episode yang dipilih

menceritakan mengenai Bently yang ingin ikut William ke pesta ulang tahun

temannya. William yang tidak senang dengan Bently karena terus mengikutinya

tidak ingin Bently ikut pergi dengannya. Penonton pun dapat melihat Bently yang

berwajah sedih karena konflik yang terjadi.

Tabel 3.8. Ekspresi Wajah Sedih Bently

(The Return of Superman, 2020)

VIDEO FRAME KETERANGAN

f.1

-Sudut dalam alis melengkung naik

-Kelopak mata sendu

-Mulut terbuka

-Pipi naik

Page 31: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

62

f.16

-Alis turun maksimal, lengkungan ke

atas terlihat jelas pada sudut dalam

alis

-Kelopak mata bawah menegang dan

mata sedikit menyipit

-Mulut masih terbuka

-Pipi agak ke atas karena mulut

terbuka

f.28

-Alis sedikit merileks

-Mata sedikit merileks karena pipi

turun

-Mulut menutup dan membentuk

cemberut

-Pipi terlihat turun

Pada frame 1, Bently terlihat tidak tahu harus berbuat apa karena William

yang tidak senang dengan keberadaannya. Terlihat awalnya sudut bagian dalam alis

Bently yang melengkung ke atas, perlahan semakin tegang dan memperlihatkan

kerutan paling dalam pada frame 16, seperti teori micro expressions sedih Paul

Ekman. Hingga akhirnya pada frame 28 mulai sedikit merileks dan tidak setegang

sebelumnya.

Page 32: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

63

Kelopak mata bawah Bently terlihat mengalami kondisi paling tegang pada

frame 16, ketika alis matanya mengkerut dan menegang maksimal. Matanya pun

terlihat sedikit lebih menyipit akibat kelopak mata bawah yang tegang dan sendu

tersebut. Kemudian pada frame 28 terlihat kelopak matanya tidak setegang

sebelumnya. Hal ini dapat disebabkan otot pipi Bently yang turun sehingga kelopak

mata bagian bawah tersebut ikut turun.

Sementara pada bagian mulut, awalnya mulut Bently masih terbuka. Hingga

pada frame 28 terlihat sudut mulutnya yang tertarik ke arah bawah sehingga

membentuk cemberut. Akibat dari turunnya sudut mulut Bently, menyebabkan otot

pipinya terlihat ikut turun ke bawah. Awalnya terlihat otot pipi Bently sedikit

menonjol ke permukaan karena sudut mulutnya sedikit tertarik ke belakang dan

mulit yang terbuka. Namun setelah mulut menjadi cemberut pada frame 28, garis

pipinya tidak terlihat sejelas sebelumnya karena kondisinya telah menjadi lebih

rileks.

Setelah melihat contoh acuan video di atas, terlihat bahwa ketika sedang

benar-benar sedih sudut mulut akan perlahan-lahan tertarik ke arah bawah sehingga

menciptakan bentuk cemberut. Karena perubahan sudut mulut, maka pipi ikut

mengalami penurunan dan rileks. Sementara kelopak mata bawah terlihat

menegang karena mata menjadi sendu. Kemudian pada alis mata terlihat jelas

bahwa sudut alis akan tertarik ke arah dalam dan melengkung ke arah atas seperti

contoh dari ciri-ciri micro expressions sedih oleh Paul ekman (1967).

Page 33: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

64

Detail-detail yang telah dijelaskan di atas dapat dirangkum ke dalam tabel

sebagai berikut:

Tabel 3.9. Detail Micro Expressions Sedih Bently

BAGIAN

WAJAH DETAIL MICRO EXPRESSIONS

Alis mata terjadi lengkungan pada sudut dalam alis dan bergerak ke atas dan

memperlihatkan kerutan

Mata Kelopak mata terlihat semakin menutup mata karena mata menjadi

sendu; terlihat kelopak mata bawah menjadi tegang

Mulut Mulut yang terbuka menjadi cemberut karena sudut mulut yang

tertarik ke arah bawah

Pergerakan Otot

Wajah Pipi menjadi rileks dan terlihat turun karena mulut cemberut

Setelah melihat beberapa contoh acuan film, dapat dilihat ketika sedang

benar-benar sedih, sudut mulut akan perlahan-lahan tertarik ke arah bawah sehingga

menciptakan bentuk cemberut. Cemberut merupakan tanda paling signifikan selain

alis mata yang menampilkan ekspresi kesedihan seseorang. Akibat dari perubahan

bentuk mulut yang terjadi, pipi ikut mengalami penurunan dan rileks. Pada animasi,

biasanya pipi mengalami squash ke samping ketika bentuknya menjadi cemberut

agar lebih memperlihatkan efek pergerakan mulut yang menutup.

Sementara pada bagian atas wajah, pupil mata tokoh cenderung akan

mengecil terlebih dahulu karena mata yang terbuka lebar. Hal ini dikarenakan

Page 34: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

65

adanya faktor luar yang menyinggung perasaan tokoh sehingga tokoh melebarkan

matanya. Setelah itu, barulah perlahan-lahan terlihat pergerakan kelopak mata yang

semakin menutup dan menjadi sendu. Lalu, sudut dalam alis mata juga akan

melengkung ke arah atas dan membuat seolah terbentuknya pola segitiga pada kulit

di bawah alis mata. Kesimpulan-kesimpulan yang telah dijelaskan di atas dapat

dirangkum ke dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.10. Kesimpulan Ekspresi Wajah Sedih

BAGIAN

WAJAH Alis Mata Mata Mulut

Pergerakan

Otot Wajah

DETAIL

MICRO

EXPRESSIONS

Alis tertarik ke

arah dalam lalu

ke atas

Kulit di

bawah alis

membentuk

segitiga

Sudut mulut

tertarik ke

arah bawah,

membentuk

cemberut

-

ACUAN 1

(Tsumugi)

Pipi cenderung

rileks dan turun

karena mulut

cemberut;

adanya squash ke

samping untuk

exaggeration

Mata

menutup

untuk

anticipation

gerakan mata

selanjutnya

yang terkejut,

lalu pupil

Mulut tertutup

dulu untuk

anticipation,

lalu terbuka

lebar sebagai

exaggeration

rasa terkejut,

dan perlahan

cemberut

Pipi turun

karena mulut

cemberut

Page 35: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

66

fokus pada

lawan bicara

ACUAN 2

(Lilo)

Posisi alis

exaggerate ke

atas untuk

menunjukkan

rasa terkejut, lalu

perlahan turun

dan sudut

melengkung ke

atas

Pupil mata

mengecil

karena

terkejut

dahulu, lalu

perlahan

mata semakin

menjadi

sendu

Sudut mulut

semakin ke

bawah

Pipi turun

menyebabkan

squash ke

samping

ACUAN 3

(Eddie)

Muncul kerutan

pada sudut

bagian dalam alis

Mata melebar

karena

terkejut, lalu

perlahan

mata semakin

menjadi

sendu

Sudut mulut

semakin ke

bawah

Hilangnya

garis yang

menonjolkan

otot pipi

karena pipi

turun dan

rileks akibat

turunnya sudut

mulut

ACUAN 4

(Bently)

Terjadi

lengkungan pada

sudut dalam alis

Kelopak

mata terlihat

semakin

Mulut yang

terbuka

menjadi

Pipi menjadi

rileks dan

terlihat turun

Page 36: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

67

dan bergerak ke

atas dan

memperlihatkan

kerutan

menutup

mata karena

mata menjadi

sendu;

terlihat

kelopak mata

bawah

menjadi

tegang

cemberut

karena sudut

mulut yang

tertarik ke

arah bawah

karena mulut

cemberut

KESIMPULAN

Pada animasi

posisi bergerak

ke atas dahulu,

lalu turun; terjadi

lengkungan pada

sudut dalam alis

Mata terbuka

lebar dahulu

(pupil terlihat

mengecil)

karena

terkejut,

perlahan

kelopak mata

bawah

bergerak ke

atas dan mata

terlihat sendu

Mulut yang

terbuka

perlahan-

lahan

menutup,

karena sudut

mulut yang

tertarik ke

arah bawah

Pipi cenderung

rileks dan

turun karena

mulut

cemberut;

adanya squash

ke samping

untuk

exaggeration

Page 37: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

68

3.5. Acuan Scene 22 Shot 4

Dalam perancangan animasi gerakan wajah bahagia, penulis mengambil acuan

pergerakan animasi dari beberapa film animasi dan video reaksi anak dimana tokoh

tersebut merasa menunjukkan ekspresi bahagia dikarenakan menyantap makanan

yang lezat. Pada Scene 22 shot 4 dalam animasi “Bekal” diperlihatkan Gugun yang

menunjukkan ekspresi bahagia ketika menyantap masakan buatan ayahnya.

3.5.1. Amaama to Inazuma (Sweetness and Lightning) (2016)

Situasi Tsumugi dan tokoh Gugun dalam animasi “Bekal” memiliki beberapa

persamaan, yakni usia yang hampir sama, serta tidak adanya sosok ibu untuk

memasak di rumah. Dalam kedua animasi ini juga menampilkan bagaimana peran

makanan mampu menjadi penggerak utama cerita dan bisa mempengaruhi emosi

tokoh dalam cerita. Salah satu adegan yang dijadikan acuan yakni dalam episode 5,

dimana Tsumugi untuk pertama kalinya memakan donat yang dibuat bersama

dengan ayahnya dan Kotori. Dalam adegan ini diperlihatkan ekspresi wajah

Tsumugi yang terlihat sangat bahagia setelah mencicipi donat yang baru saja dibuat.

Page 38: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

69

Tabel 3.11. Ekspresi Wajah Bahagia Tsumugi

(Amaama to Inazuma, 2016)

VIDEO FRAME KETERANGAN

f.1

-Otot pipi pada posisi

normal

-Ekspresi terkejut

-Pupil mata mengecil

-Mulut mengunyah

makanan

f.2

-Bentuk otot pipi mulai

menegang dan ter-squash

ke samping untuk

exaggerate

-Transisi pergerakan

kelopak mata yang

menyipit; pupil mata

terkesan membesar

-Ujung alis mulai

menukik ke arah bawah

-Sudut mulut mulai

tertarik ke arah luar

menyebabkan senyuman

semakin lebar

f.15

Page 39: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

70

f.20

-Pipi mulai sedikit ter-

stretch

-Mata terlihat tersenyum

-Alis kembali

-Sudut mulut ter-stretch

f.25

-Posisi alis kembali ke

atas dikarenakan prinsip

animasi squash and

stretch

-Bentuk pipi melebar ke

bawah karena mulut

tersenyum lebar

-Mulut terbuka dan

memperlihatkan gigi

-Ukuran pupil mata

mengecil

-Posisi alis terangkat

ke paling atas untuk

meng-exaggerate

Tsumugi merupakan anak yang ekspresif ketika memperlihatkan

perasaannya. Seperti yang dinyatakan oleh Suyadi (2010) mengenai perkembangan

sosial emosi anak, salah satu karakteristik emosi pada anak adalah reaksi yang

Page 40: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

71

mencerminkan individualitas itu sendiri. Dikarenakan kepribadian Tsumugi yang

ekspresif, maka ketika ia menunjukkan perasaan bahagianya akan terpancar jelas

dari ekspresi wajahnya.

Dalam scene di atas, terlihat terjadinya perubahan bentuk sudut mulut yang

bergerak semakin ke atas. Selain itu, bentuk pipi yang terangkat dan pupil mata

yang mengecil pada frame 25 menunjukkan micro expressions oleh Paul ekman

(1967) yang terbentuk ketika seseorang sedang merasakan senang. Selain itu, sudut

mulut pada frame 15 mencapai gerakan squah maksimum, dan kemudian mulai

mengalami stretch pada frame 20. Adanya prinsip animasi squash dari frame 20

adalah juga untuk mengantisipasi pergerakan mulut terbuka pada frame 25.

Pergerakan otot mulut yang terjadi menyebabkan ikut terangkatnya otot

pipi ke atas. Bentuk otot pipi tersebut dapat terlihat dari cekungan pada sudut mulut

Tsumugi yang semakin lebar pada frame 20. Untuk semakin menonjolkan

kebahagiaannya, ditambahkan blush pada pipi untuk meng-exaggerate otot pipi

yang terangkat karena bahagia.

Pada pergerakan ekspresi wajah Tsumugi, terlihat ujung alis bergerak

menukik ke bawah kemudian kembali ke posisi atas pada frame terakhir. Di sini

diterapkannya prinsip animasi squash and stretch yang membuat seolah-olah alis

matanya memantul. Pergerakan tersebut juga memasukkan unsur exaggerate untuk

semakin mengekspresikan perasaan bahagia Tsumugi. Ada pula prinsip animasi

exaggeration pada pergerakan kelopak mata yang menutup dan kemudian terbuka

kembali, serta ukuran mulut terbuka sangat lebar yang diperlihatkan pada akhir

Page 41: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

72

frame. Hal ini dilakukan untuk memperlihatkan bahwa tokoh sungguh menikmati

makanan yang disantapnya.

Setelah melihat acuan animasi di atas, dapat dilihat bahwa exaggeration

sangat sering digunakan untuk memperlihatkan emosi karakter agar terlihat lebih

jelas. Ukuran pupil mata, lebarnya mulut yang terbuka saat tersenyum, dan

pergerakan beserta bentuk alis mata yang berubah diperlihatkan dengan jelas pada

wajah Tsumugi. Selain itu, pipi cenderung mengalami squash ketika mulut tertutup

dan ter-stretch ke atas ketika mulut terbuka lebar. Jadi, pergerakan pipi akan

dipengaruhi oleh pergerakan mulut yang terjadi. Hasil analisa dari acuan animasi

tersebut dapat dirangkum ke dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.12. Detail Micro Expressions Bahagia Tsumugi

BAGIAN

WAJAH DETAIL MICRO EXPRESSIONS

Alis mata meng-exaggerate gerakan dan bentuk alis; posisi bergerak

mengikuti pergerakan mata

Mata Exaggeration ukuran pupil mata

Mulut Sudut mulut tertarik ke atas dan terbuka sangat lebar untuk meng-

exaggerate perasaan Tsumugi dengan squash and stretch

Pergerakan Otot

Wajah

Pipi squash dahulu saat mulut menutup, kemudian stretch ketika

mulut terbuka lebar

Page 42: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

73

3.5.2. Ponyo on the Cliff (2008)

Ponyo menceritakan mengenai seorang anak laki-laki berusia 5 Tahun bernama

Sousuke yang tinggal di sebuah bukit di pinggir pantai bersama ibunya. Ayahnya

adalah seorang kapten kapal, oleh sebab itu ia jarang berada di rumah karena sering

berlayar. Suatu hari ketika Sousuke sedang bermain di pinggir pantai, ia melihat

seekor ikan yang terjebak di dalam toples. Sousuke pun berhasil mengeluarkan ikan

tersebut yang kemudia ia beri nama “Ponyo”. Meskipun pada akhirnya Sousuke

baru mengetahui bahwa Ponyo bukanlah ikan biasa dan bisa berubah menjadi

manusia, ia tetap berteman baik dengan Ponyo.

Dalam film ini, terdapat sebuah adegan dimana Ibu Sousuke memberikan

sebuah gelas berisikan susu hangat yang dicampur dengan madu. Ponyo yang baru

pertama kali mencicipinya terlihat terkejut dengan rasa nikmat minuman tersebut

dan memperlihatkan ekspresi bahagia setelah menyeruputnya. Ponyo sendiri

memiliki wujud dan sifat seperti anak berusia 4-5 tahun. Ekspresi bahagia yang ia

tunjukkan terlihat ekspresif, maka dari itu penulis memilih tokoh Ponyo sebagai

salah satu tokoh yang tepat untuk dijadikan sebagai referensi perancangan ekspresi

bahagia.

Page 43: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

74

Tabel 3.13. Ekspresi Wajah Bahagia Ponyo

(Ponyo on the Cliff, 2008)

VIDEO FRAME KETERANGAN

f.1

Ekspresi netral

f.10

-Otot pipi masih

netral

-Posisi alis mulai

naik

-Mata mulai

bersinar (prinsip

animasi

exaggeration);

ukuran pupil

mulai mengecil

karena kelopak

mata mulai

membesar

-Mulut masih

netral

Page 44: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

75

f.19

-Ukuran pupil

mata terus

mengecil

-Posisi alis mata

semakin naik

-Pipi dan mulut

masih netral

karena masih

merasakan rasa

minuman di mulut

- kelopak mata

atas ter-stretch ke

samping untuk

exaggeration

-Pipi terangkat

maksimum

menyebabkan

sudut dalam

kelopak mata

bawah sedikit

tertarik ke bawah

-Sudut mulut

tertarik ke luar

dan ke atas,

Page 45: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

76

f.44 membentuk

kerutan karena

otot pipi bergerak

-Bentuk alis

semakin cekung

ke atas (stretch ke

atas) dan sudut

alis mata bagian

dalam tertarik ke

dalam

(exaggeration)

-Penambahan

butiran cahaya

putih pada pupil

mata untuk

exaggeration

f.53

-Garis kelopak

mata atas mulai

turun (stretch)

-Pipi mulai

kembali rileks

-Posisi alis mata

mulai sedikit

turun; sudut alis

luar dan dalam

Page 46: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

77

squash ke

samping

-Mulut mulai

kembali pada

posisi awal

f.64

- Mata squash ke

atas

- Mulut posisi

awal

-Pipi tertarik ke

bawah

-Alis mata

semakin turun

f.96

- Sudut mulut

tertarik ke atas

membentuk

senyuman

-Alis stretch ke

samping

-Ujung mata

bagian dalam

sedikit menukik

ke arah bawah

Page 47: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

78

-Pipi squash ke

samping karena

tersenyum

Pada frame 10 mulai terlihat sedikit perubahan pada bagian mata Ponyo.

dimana posisi pupil mata yang sebelumnya ada di kiri bawah semakin bergerak ke

arah tengah. Hal ini dikarenakan melebarnya kelopak mata atas Ponyo. Selain itu

ada pula butiran cahaya putih yang ditambahkan untuk meng-exaggerate reaksi

Ponyo terhadap rasa makanan yang ia makan dengan membuat mata Ponyo semakin

bersinar, melalui penambahan butiran cahaya. Puncak dari perasaan bahagia yang

terpancar di wajah Ponyo adalah pada frame 96.

Pergerakan alis mata Ponyo terlihat jelas pada frame 10, dimana perlahan-

lahan posisinya bergerak ke atas dan mencapai posisi tertinggi pada frame 44. Pada

frame 44 terlihat bentuk alis ponyo yang semakin melengkung akibat prinsip

animasi stretch, dan perlahan-lahan kedua sudut alis matanya ter-squash ke arah

samping dan bergerak ke bawah hingga frame 96.

Pada adegan di atas terlihat bagaimana Ponyo mengalami terlihat bahagia

pada frame 96, dimana kedua sudut mulutnya tertarik ke arah luar dan ke atas. Pada

sudut mulutnya terlihat ada sedikit lengkungan ketika ia melebarkan senyuman

mulutnya. Hal ini membuat pipinya squash ke samping karena tersenyum.

Page 48: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

79

Dalam animasi tersebut, pergerakan wajah Ponyo di exaggerate agar terlihat

jelas, seperti bagaimana pupil matanya mengalami pergerakan dan perubahan

ukuran, dan ditambahkannya butiran cahaya tambahan agar semakin menunjukkan

ekspresi bahagianya. Kemudian alisnya pun mengalami perubahan bentuk dan

posisi agar ia terlihat semakin ekspresif. Pada bagian mulut terlihat bagaimana

sudut mulutnya tertarik ke atas karena tersenyum bahagia dan menyebabkan pipi

ikut ter-squash ke samping karena senyuman tersebut.

Frame terakhir memperlihatkan bagaimana kelopak mata bawah Ponyo

yang menegang sehingga matanya terlihat menyipit, sudut mulut yang tertarik ke

atas, pipi yang terangkat seperti ciri-ciri dari micro expressions bahagia oleh Paul

Ekman (1967). Detail analisa di atas dapat dirangkum ke dalam tabel sebagai

berikut:

Tabel 3.14. Detail Micro Expressions Bahagia Ponyo

BAGIAN

WAJAH DETAIL MICRO EXPRESSIONS

Alis mata meng-exaggerate gerakan dan bentuk alis

Mata Pupil mengecil karena mata terbuka lebar; penambahan cahaya

tambahan pada pupil; mata menyipit pada akhir frame

Mulut Sudut mulut tertarik ke atas dan terlihat lengkungan pada sudut

akibat senyuman melebar

Pergerakan Otot

Wajah Pipi squash ke samping karena tersenyum

Page 49: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

80

3.5.3. Kids Try Snacks from Indonesia (2018)

Video tersebut merupakan video yang berisikan kompilasi reaksi anak kecil dari

berbagai usia yang mencicipi beragam jenis makanan ringan dari Indonesia. Dalam

video ini dapat terlihat beragam reaksi anak-anak ketika melihat dan mencicipi

makanan yang diberikan. Dari hasil rekaman tersebut terlihat ada makanan yang

disukai dan tidak disukai oleh mereka. Pada durasi 0:30, video memperlihatkan

sebuah makanan ringan yang disebut chomp chomp marshmallow long twister.

Semua anak terlihat anusias dengan ukuran marshmallow yang begitu panjang.

Kemudian pada durasi 1:03, diperlihatkan seorang anak perempuan yang terlihat

mengacungkan jempol setelah mencoba marshmallow berukuran panjang tersebut.

Tabel 3.15. Ekspresi Wajah Bahagia Anak Perempuan

(Kids Try Snacks from Indonesia, 2018)

VIDEO FRAME KETERANGAN

f.1

Anak sudah

mengunyah

makanan di mulut

Page 50: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

81

f.3

-Otot pipi sedikit

terangkat

-Kelopak mata

bawah mulai

menegang

-Alis pada posisi

normal

-Sudut mulut

sedikit tertarik ke

arah luar dan ke

atas dan

mulut mulai

tertutup

Page 51: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

82

f.8

-Alis

mengikuti

pergerakan

mata

-Otot pipi

semakin

menegang

-Mulut

menutup, sudut

mulut semakin

tertarik ke arah

luar

-kelopak mata

bawah semakin

menegang

f.10

-Sudut mulut

semakin

tertarik ke arah

luar sehingga

senyum

semakin lebar

-Mata menyipit

Page 52: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

83

-Pipi terus

terangkat

karena mulut

tersenum

-Alis

mengikuti

pergerakan

mata

f.15

-Sudut mulut

terus terangkat

hingga

maksimal pada

frame 18 dan

membentuk

kerutan di dagu

-Mata terus

menyipit

hingga

maksimal pada

frame 18

-Cekungan

pada bagian

luar hidung

f.18

Page 53: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

84

dan mulut

karena mulut

sudut mulut

terangkat dan

pipi ikut

terangkat

-Posisi alis

terus mengikuti

pergerakan

mata

Pada adegan di atas terlihat pergerakan sudut mulut yang semakin lebar dari

frame 8 hingga frame 18 dan juga otot pipi terlihat paling jelas pergerakan ke

atasnya. Dengan demikian pipi pun terlihat seolah-olah menonjol ke arah luar dan

dapat terlihat jelas cekungan yang terbentuk akibat pergerakan naik otot pipi

tersebut. Dalam pergerakan sudut mulut, terjadinya pergerakan otot Risorius (RIS)

yang membuat sudut mulut tertarik secara horizontal, di mana pergerakan ini

merupakan ekspresi spontan tersenyum.

Pada bagian mata, awalnya hanya terlihat sedikit ketegangan pada bagian

kelopak bawah (frame 1). Setelah anak tersebut mulai tersenyum, menyebabkan

terangkatnya otot pipi yang selanjutnya mempengaruhi area di sekitar mata. Hal ini

membuat kelopak mata bagian bawah semakin terangkat dan menegang, sehingga

memunculkan kantung mata pada kelopak. Proses pergerakan tersebut semakin

Page 54: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

85

lama membuat ukuran mata terlihat mengecil dan menyipit (frame 18), di mana

menunjukkan ekspresi bahagia yang nyata, berbeda dari senyum palsu yang tidak

memperlihatkan perubahan di daerah mata.

Pada bagian alis, posisi alis mata anak tersebut selalu berada di atas.

Ekspresi wajah yang ditunjukkan anak tersebut memiliki ciri-ciri micro expressions

pada ekspresi bahagia oleh Paul Ekman (1967) yang menyatakan bahwa ketika

seseorang sungguh merasa bahagia, sudut bibir tertarik ke atas (frame 8), adanya

kerutan mulai dari luar hidung hingga luar bibir dan dagu akibat pipi yang terangkat

dan senyum yang melebar (frame 18).

Berdasarkan acuan di atas, hasil analisa pergerakan wajah anak tersebut

dapat dirangkum ke dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.16. Detail Micro Expressions Anak Perempuan

BAGIAN

WAJAH DETAIL MICRO EXPRESSIONS

Alis mata Alis tidak berubah bentuk

Mata Muncul kantung mata pada kelopak bawah karena menegang dan

mata yang menyipit

Mulut Sudut mulut semakin tertarik ke atas

Pergerakan Otot

Wajah Pipi naik dan terlihat menonjol ke luar

Page 55: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

86

3.5.4. Fluffy Cheesecake | Valentine’s day (2021)

Video ini merupakan vlog seorang youtuber asal Jepang dengan nama channel

youtube Kimono Mom. Sang ibu, Moe merekam video yang berisikan proses

memasak yang selalu ditemani anak perempuannya yang bernama Sutan. Dalam

rangka merayakan hari valentine, Moe membuat cheesecake untuk suaminya.

Selama video berlangsung dapat dilihat interaksi antara Sutan dengan Moe yang

menggemaskan. Salah satunya adalah ketika Sutan sedang memakan pisang, tiba-

tiba ia tersenyum lebar dan tertawa.

Penulis menggunakan Sutan sebagai acuan karena ia merupakan anak yang

ekspresif dalam menunjukkan perasaannya melalui ekspresi wajah. Dengan begitu,

bagian-bagian wajah yang mengalami perubahan akan terlihat jelas pada wajah

Sutan dan mempermudah penulis dalam menganalisa pergerakan bagian wajah

yang terjadi.

Tabel 3.17. Ekspresi Wajah Bahagia Sutan

(Fluffy Cheesecake | Valentine’s day, 2021)

VIDEO FRAME KETERANGAN

f.1

-Sudut mata rileks

-Mata terbuka (kelopak mata atas

turun karena memandang pisang)

-Mulut menutup (terlihat datar)

-Pipi agak turun

Page 56: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

87

f.6

-Alis tidak mengalami perubahan

-Mata terlihat menutup karena

kelopak bawah menegang

-Sudut mulut tertarik ke arah luar

atas

-Pipi terangkat (terlihat garis

kerutan di area luar hidung dan

sudut mulut)

f.14

-Alis tidak berubah bentuk

-Mata menyipit maksimal

-Sudut mulut semakin tertarik ke

atas; mulut terbuka memperlihatkan

gigi

-Pipi terangkat maksimal dan

menegang

Salah satu contoh karakteristik emosi anak yang dinyatakan oleh Suyadi

(2010), yakni kebahagiaan yang bersifat dangkal atau sementara. Ekspresi

kebahagiaan yang ditampilkan oleh Sutan pun muncul karena disebabkan oleh hal

yang sederhana, yaitu hanya karena ia menikmati makanan yang sedang

disantapnya.

Awalnya wajah Sutan menunjukkan ekspresi netral karena ia masih

mengunyah makanan di dalam mulutnya. Namun kemudian ekspresinya mulai

menunjukkan perubahan terlihat dari kelopak mata bawahnya yang bergerak ke

Page 57: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

88

arah atas pada frame 6 dan terus menyipit hingga frame 14. Di sini menampilkan

semakin tegangnya kelopak mata bawahnya dan memperdalam kantung mata yang

terbentuk. Sementara itu, diperlihatkan bahwa sejak awal hingga akhir frame, alis

mata Suran tidak berubah bentuk.

Pada mulut Sutan terlihat bagaimana sudut mulutnya mulai bergerak ke atas,

dari yang awalnya terlihat datar pada awal frame, sedikit demi sedikit sudut

mulutnya tertarik ke arah atas. Adanya Otot Risorius (RIS) pada daerah sekitar

mulut menyebabkan tertariknya sudut mulut ke belakang secara horizontal.

Akhirnya terciptanya bentuk senyuman pada wajah.

Terjadinya pergerakan sudut mulut menyebabkan terangkatnya pipi Sutan

dan menjadi semakin tegang. Terlihat jelas dari frame awal dimana pipi Sutan

terlihat turun, dan pada frame 6 terangkat ke atas dan menonjol ke arah luar.

Terangkatnya otot pipi tersebut memunculkan garis kerutan pada daerah luar

hidung karena otot pipi yang terangkat ke atas dari frame 6 hingga 14.

Bentuk pergerakan yang terjadi pada wajah Sutan menunjukkan ekspresi

bahagia karena memakan pisang. Dari mata yang semakin menyipit dan kelopak

mata yang menegang, sudut mulut yang terangkat, yang kemudian menyebabkan

ikut terangkatnya otot pipi menjadi bagian-bagian penting dalam ciri micro

expressions bahagia oleh Paul Ekman (1967).

Analisa acuan yang telah yang telah dijelaskan di atas dapat dirangkum ke

dalam tabel sebagai berikut:

Page 58: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

89

Tabel 3.18. Detail Micro Expressions Bahagia Sutan

BAGIAN

WAJAH DETAIL MICRO EXPRESSIONS

Alis mata Tidak begitu terlihat perubahannya

Mata Kelopak mata bawah menegang sehingga membuat mata semakin

menyipit dan memunculkan kantung mata

Mulut Sudut mulut tertarik ke atas dan memperlihatkan gigi karena

tersenyum

Pergerakan

Otot Wajah

Pipi ikut bergerak ke atas dan menonjolkan otot pipi karena

tegangnya otot dan memunculkan garis kerutan pada area luar

hidung dan sudut mulut

Setelah melihat beberapa contoh acuan film dan video, dapat dilihat ketika

sedang benar-benar bahagia, sudut mulut akan perlahan-lahan tertarik ke arah atas.

Pada animasi, sudut mulut akan terlihat lebih dekat dengan mata, dan jika

tersenyum dengan membuka mulut, ukuran mulut akan diperbesar untuk

exaggeration. Akibat dari pergerakan sudut mulut tersebut, pipi akan ikut

mengalami pergerakan ke atas. Pada animasi, pipi akan dibuat ter-squash ke arah

samping untuk memperlihatkan pergerakan pipi akibat pergerakan pada mulut.

Sementara pada bagian atas wajah, mata tokoh cenderung akan semakin

menyipit dan memunculkan kantung mata pada kelopak mata bagian bawah yang

disebabkan oleh ketegangan otot pada kelopak mata tersebut. Pada animasi, tokoh

Page 59: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

90

cenderung menunjukkan ekspresi terkejut terlebih dahulu dengan membuka mata

lebar-lebar dan membuat pupil terkesan mengecil. Hal ini dapat digunakan sebagai

anticipation dan exaggeration sebelum mata menyipit. Untuk menambahkan kesan

bahagia yang lebih mendalam dan exaggeration animasi, dibuatnya cahaya

tambahan pada pupil mata.

Lalu, untuk bagian alis, dari video live action tidak terlalu terlihat perubahan

bentuk atau posisinya. Bagian yang paling terlihat perubahannya adalah kelopak

mata, mulut, dan pipi. Dalam animasi, dikarenakan adanya prinsip exaggeration,

perpindahan posisi alis dapat dimainkan, seperti membuat posisinya bergerak jauh

ke atas ketika mata terbuka lebar, atau alis turun ketika mata menyipit. Kesimpulan-

kesimpulan yang telah dijelaskan di atas dapat dirangkum ke dalam tabel sebagai

berikut:

Tabel 3.19. Kesimpulan Micro Expressions Wajah Bahagia

BAGIAN

WAJAH Alis Mata Mata Mulut

Pergerakan

Otot Wajah

DETAIL

MICRO

EXPRESSIONS

-

Pupil

mengecil;

kelopak mata

bawah

mungkin

menunjukkan

keriput/tegang

Sudut mulut

mungkin

terbuka atau

gigi terlihat

Pipi

terangkat/

tegang

Page 60: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

91

ACUAN 1

(Tsumugi)

meng-

exaggerate

gerakan dan

bentuk alis;

posisi

bergerak

mengikuti

pergerakan

mata

exaggeration

ukuran pupil

mata

Sudut mulut

tertarik ke atas

dan terbuka

sangat lebar

untuk meng-

exaggerate

perasaan

Tsumugi

dengan squash

and stretch

Pipi squash

dahulu saat

mulut

menutup,

kemudian

stretch ketika

mulut terbuka

lebar

ACUAN 2

(Ponyo)

meng-

exaggerate

gerakan dan

bentuk alis

Pupil mengecil

karena mata

terbuka lebar;

penambahan

cahaya

tambahan pada

pupil; mata

menyipit pada

akhir frame

Sudut mulut

tertarik ke atas

dan terlihat

lengkungan

pada sudut

akibat

senyuman

melebar

Pipi squash ke

samping

karena

tersenyum

ACUAN 3

(Anak

perempuan)

Alis tidak

berubah

bentuk

Muncul

kantung mata

pada kelopak

bawah karena

menegang dan

Sudut mulut

semakin tertarik

ke atas

Pipi naik dan

terlihat

menonjol ke

luar

Page 61: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

92

mata yang

menyipit

ACUAN 4

(Sutan)

Tidak begitu

terlihat

perubahannya

Kelopak mata

bawah

menegang

sehingga

membuat mata

semakin

menyipit dan

memunculkan

kantung mata

Sudut mulut

tertarik ke atas

dan

memperlihatkan

gigi karena

tersenyum

Pipi ikut

bergerak ke

atas dan

menonjolkan

otot pipi

karena

tegangnya

otot dan

memunculkan

garis kerutan

pada area luar

hidung dan

sudut mulut

KESIMPULAN

Tidak begitu

terlihat

perubahannya;

dapat

memainkan

posisi alis

untuk meng-

exaggerate

ekspresi wajah

Mata

cenderung

semakin

menyipit;

memunculkan

kantung mata

pada kelopak

mata bagian

bawah yang

Sudut mulut

semakin ke atas

dan lebih dekat

dengan mata;

pada animasi

bisa di-

exaggerate

dengan ukuran

Pipi ikut

bergerak ke

atas dan

menonjolkan

otot pipi

karena

tegangnya

otot; adanya

gerakan

Page 62: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

93

tokoh dalam

animasi

menegang;

dalam animasi

ada

anticipation

untuk

melebarkan

mata dahulu,

baru

menyipitkan

mata, juga

exaggeration

dengan

memberi

tambahan

cahaya pada

pupil

senyuman yang

lebar

squash ke

samping

untuk

exaggeration

saat

tersenyum

3.6. Acuan Scene 12 Shot 3

Dalam perancangan animasi wajah terkejut tokoh Gugun, penulis akan

menggunakan acuan dari beberapa referensi film yang sudah ada dan juga

menggunakan referensi tokoh yang berada dalam situasi terkejut sama seperti

Gugun. Tokoh yang digunakan pun merupakan tokoh anak kecil dengan rentang

usia yang tidak jauh berbeda dari Gugun yang berusia 6 tahun.

Page 63: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

94

3.6.1. Ponyo on the Cliff (2008)

Jika sebelumnya penulis memilih Ponyo sebagai referensi tokoh anak yang

memperlihatkan ekspresi bahagia, kini tokoh Sousukelah yang digunakan sebagai

acuan untuk perancangan ekspresi wajah terkejut. Tokoh Sousuke sendiri

merupakan seorang anak laki-laki berusia 5 tahun yang hanya tinggal berdua

dengan ibunya dikarenakan ayahnya yang sering pergi untuk berlayar di laut.

Sousuke dideskripsikan sebagai anak yang pemberani, setia, dan juga pemberani.

Hal ini dapat dilihat dari bagaimana dirinya yang menyelamatkan Ponyo dari awal

dan terlihat sangat menyayangi Ponyo meskipun Ponyo bukan ikan biasa.

Adegan yang dijadikan sebagai referensi untuk ekspresi wajah terkejut

adalah ketika Sousuke dan Ponyo akan memakan ramen instan buatan ibu Sousuke.

Ramen tersebut disajikan bersama dengan potongan daun bawang, dua potong

daging ham dan telur rebus. Ponyo yang sangat menyukai daging ham langsung

mengambil potongan daging ham dari mangkuk, tanpa mempedulikan bahwa

makanan tersebut masih panas. Meskipun demikian, ia tetap menyantap daging ham

tersebut dengan lahap. Sousuke yang awalnya tersenyum karena melihat ramen

lezat dihadapannya, seketika itu juga dikejutkan oleh tingkah laku Ponyo yang

melahap daging ham dengan lahap.

Page 64: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

95

Tabel 3.20. Ekspresi Wajah Terkejut Sousuke

(Ponyo on the Cliff, 2008)

VIDEO FRAME KETERANGAN

f.1 Ekspresi wajah bahagia

f.2

-Alis melengkung, tidak

berubah

-Mata menutup karena

berkedip

-Mulut menutup

-Pipi tidak berubah bentuk

f.5

-Alis stretch sedikit

(melengkung ke atas)

-Mata terbuka lebar (bagian

putih atas terlihat)

-Mulut terbuka

-Pipi tidak mengalami

banyak perubahan

Page 65: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

96

f.23

-Alis melengkung

-Mata terbuka lebar (bagian

putih atas dan bawah

terlihat)

-Mulut terbuka lebar

-Pipi tidak mengalami

perubahan

Pada awalnya, Sousuke terliha t tersenyum melihat ke arah Ponyo yang

bersemangat melihat ramen. Kemudian, ketika ia melihat perilaku Ponyo yang

langsung mengambil potongan daging ham yang ternyata masih panas ketika masuk

ke dalam mulutnya, ia langsung terkejut. Awalnya alis Sousuke belum mengalami

perubahan di frame 2 saat ia menutup mata untuk berkedip. Namun ketika matanya

terbuka pada frame 5, alis matanya terlihat sedikit stretch dan melengkung ke atas.

Dari awal hingga akhir terlihat alisnya yang berbentuk melengkung.

Saat Sousuke mengubah ekspresi wajah dari senang ke terkejut, terlihat

prosesnya adalah ia tidak langsung membelalakkan matanya lebar-lebar. Pada

frame 2 ia menutup mata karena berkedip dahulu sebagai bentuk antisipasi untuk

frame 5, ketika ia sudah membuka matanya lebar-lebar. Sousuke membuka kelopak

mata atas dan bawahnya dan akhirnya pada frame 23 memperlihatkan bagian putih

di sekeliling pupil matanya sebagai tanda bahwa ia terkejut. Hal ini membuat

pupilnya terlihat mengecil.

Page 66: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

97

Pada bagian mulut, ketika Sousuke sedang terlihat bahagia, sudut mulutnya

terlihat tertarik ke arah luar dan ke atas. Namun seketika ia menutup mata, di saat

yang bersamaan ia ikut menutup mulutnya sebagai antisipasi pada frame 2.

Selanjutnya terlihat mulutnya yang terbuka lebar hingga frame 23 karena ia terkejut

melihat tingkah laku Ponyo. Meskipun mulutnya terbuka, tapi mulutnya tidak

menunjukkan ketegangan. Sementara itu, pada bagian pipi Sousuke terlihat bahwa

tidak begitu ada banyak perubahan ketika ia membuka mulut. Hal ini dipengaruhi

oleh pergerakan mulutnya yang meskipun terbuka karena terkejut namun tidak

menjadi tegang.

Setelah melihat pergerakan wajah yang terjadi, dapat dilihat bahwa sebelum

wajahnya menunjukkan ekspresi terkejut, Sousuke yang awalnya tersenyum

berkedip terlebih dahulu sebagai antisipasi perubahan ekspresi selanjutnya. Setelah

ia berkedip, terlihat bahwa alisnya yang berbentuk melengkung, kelopak mata yang

melebar, dan mulut yang terbuka, merupakan bentuk micro expressions terkejut

seperti yang dijelaskan oleh Paul Ekman (1967). Detail-detail yang telah dijelaskan

di atas dapat dirangkum ke dalam tabel sebagai berikut:

Page 67: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

98

Tabel 3.21. Detail Micro Expressions Terkejut Sousuke

BAGIAN WAJAH DETAIL MICRO EXPRESSIONS

Alis mata Berbentuk melengkung

Mata Kelopak mata terbuka lebar dan memperlihatkan bagian putih di

sekeliling pupil

Mulut Terbuka namun tidak tegang

Pergerakan Otot

Wajah Pipi tidak terlihat mengalami banyak perubahan

3.6.2. My Neighbor Totoro (1988)

Animasi ini bercerita mengenai anak perempuan bernama Satsuki dan adiknya, Mei,

yang baru pindah ke rumah baru di pedesaan bersama dengan ayahnya. Keluarga

dengan marga Kusakabe ini pindah ke desa dikarenakan Ibu dari kedua gadis kecil

tersebut dirawat di rumah sakit akibat penyakit tuberkulosis (TBC). Rumah sakit

yang ada di desa tersebut menyediakan pelayanan terbaik untuk penyakit ibu

mereka. Maka dari itu, untuk mempermudah dan membantu penyembuhan sang ibu,

mereka memutuskan untuk pindah ke desa tersebut. Dalam film ini diperlihatkan

kejadian-kejadian ajaib yang terjadi kepada Satsuki dan Mei setelah mereka

bertemu dengan roh yang berbentuk seperti kelinci besar bernama Totoro.

Tokoh yang dijadikan sebagai acuan lainnya untuk perancangan ekspresi

wajah terkejut adalah Satsuki yang berusia 10 tahun. Ia merupakan anak yang ceria,

terbuka, mandiri, dan bersikap dewasa. Meskipun selalu terlihat dewasa, ia juga

Page 68: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

99

sering merasa sedih dan tertekan, di mana biasanya perasaan ini ia tutupi.

Kesedihan yang ia rasakan disebabkan oleh ibunya yang memiliki penyakit TBC.

Ia memiliki hubungan yang baik dengan Mei dan sangat menyanyangi adiknya.

Namun, Satsuki juga memiliki toleransi yang rendah terhadap sikap adiknya yang

dirasanya terlalu kekanak-kanakan.

Dalam film ini terdapat adegan di mana Satsuki dan Mei menanam benih

dan biji-bijian yang diberikan oleh Totoro di halaman belakang rumahnya.

Meskipun sudah menunggu berhari-hari, benih tersebut belum menunjukkan tanda

untuk bertunas. Hingga suatu malam ketika mereka sedang tidur, tiba-tiba Satsuki

terbangun dan melihat totoro berjalan ke arah benih yang telah mereka tanam.

Satsuki dan mei menghampiri totoro dan mengikuti gerakan-gerakan yang

dilakukan totoro, yang kemudian menyebabkan benih-benih tersebut tumbuh dan

menjadi hutan.

Esok harinya, ketika keduanya terbangun dan melihat halaman belakang

rumahnya tidak seperti hutan pada malam sebelumnya, mereka mengira kejadian

semalam hanya mimpi. Namun, ketika memperhatikan dengan lebih seksama,

Satsuki menyadari sesuatu. Satsuki terkejut dan berlari ke halaman belakang

rumahnya karena melihat bahwa benih yang mereka tanam ternyata mulai bertunas.

Satsuki dan Mei pun sangat bahagia karena mengira bahwa kejadian semalam

seperti mimpi, tapi juga bukan mimpi.

Page 69: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

100

Tabel 3.22. Detail Micro Expressions Terkejut Satsuki

(My Neighbor Totoro, 1988)

VIDEO FRAME KETERANGAN

f.1 Ekspresi netral

f.4

-Sudut dalam alis menukik

ke bawah, posisi alis turun

-Mata menutup karena

berkedip

-Mulut terlihat lebih

tertarik dan garis mulut

memajang

-Pipi tidak tegang

f.6

-Posisi alis ke atas

-Mata terbuka

memperlihatkan bagian

putih di atas dan bawah

pupil

-Mulut terbuka

Page 70: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

101

-Pipi tidak mengalami

banyak perubahan

f.16

-Alis naik dan melengkung

-Kelopak mata atas stretch

dan terangkat sedikit ke

atas untuk exaggeration

-Mulut terbuka semakin

lebar

-Pipi rileks

Satsuki merupakan anak yang mandiri dan juga dewasa. Ia juga memiliki

kepribadian yang selalu bersemangat, meskipun tidak seperti adiknya yang jauh

lebih bersemangat yang terlihat dalam aktivitas sehari-hari. Suyadi (2010)

menyatakan bahwa salah satu karakteristik emosi pada anak adalah reaksi yang

mencerminkan individualitas itu sendiri. Kepribadiannya yang lebih dewasa

daripada adiknya menyebabkan ekspresi yang ditunjukkannya pun terlihat lebih

normal daripada adiknya yang sangat ekspresif dalam menunjukkan perasaannya.

Awalnya pada frame 1 diperlihatkan ekspresi netral Satsuki saat melihat ke

halaman belakang rumahnya. Namun selanjutnya pada frame 4, sudut bagian dalam

alis matanya terlihat menukik ke bawah dan posisi alis ikut turun ke bawah karena

mengikuti gerakan matanya yang menutup. Hal ini sebagai antisipasi sebelum alis

matanya bergerak naik ke atas dan berbentuk melengkung dari frame 6 hingga 16.

Page 71: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

102

Selanjutnya pada bagian mata juga berkedip dahulu pada frame 4 untuk

antisipasi pergerakan selanjutnya yang memperlihatkan kelopak mata Satsuki

terbuka lebar dan membuat pupil matanya semakin mengecil, sehingga

memperlihatkan bagian putih di sekitar pupil pada frame 6. Pada frame 16 terlihat

adanya sedikit pergerakan untuk menampilkan exaggeration pada kelopak mata

atas Satsuki. Terlihat kelopak mata atasnya ter-stretch dan terangkat sedikit ke atas.

Pada bagian mulut, awalnya mulut Satsuki tertutup pada frame 1.

Selanjutnya ketika ia akan menutup mata untuk berkedip, mulutnya juga ikut

mengalami perubahan. Terlihat bahwa garis mulutnya yang lebih panjang dari

sebelumnya pada frame 4. Setelah itu pada frame 6 hingga 16 terlihat mulutnya

yang terbuka semakin lebar. Awalnya mulutnya terbuka ke arah atas terlebih dahulu

pada frame 6, barulah pada frame 16 semakin melebar ke samping. Pada bagian

pipi pun terlihat rileks karena mulut yang terbuka tidak tegang, sehingga tidak

mengalami banyak perubahan pada bagian pipi.

Setelah melihat pergerakan yang terjadi pada wajah Satsuki, terlihat bahwa

terdapat antisipasi sebelum ekspresinya terlihat terkejut dengan berkedip terlebih

dahulu. Setelah itu, barulah terlihat pergerakan alis matanya yang bergerak ke atas

dengan bentuk melengkung, kelopak mata yang terbuka semakin lebar dan di

exaggerate dengan adanya sedikit stretch pada kelopak mata atas di frame terakhir.

Kemudian, terbuka semakin lebarnya mulut Satsuki perlahan-lahan. Pergerakan-

pergerakan kecil ini merupakan ciri-ciri pergerakan micro expressions yang muncul

saat terkejut seperti yang dikatakan oleh Paul Ekman (1967). Detail-detail yang

telah dijelaskan di atas dapat dirangkum ke dalam tabel sebagai berikut:

Page 72: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

103

Tabel 3.23. Detail Micro Expressions Terkejut Satsuki

BAGIAN WAJAH DETAIL MICRO EXPRESSIONS

Alis mata Alis memantul ke atas dan berbentuk melengkung

Mata Kelopak mata terbuka lebar dan memperlihatkan bagian putih

sekitar pupil

Mulut Terbuka memperlihatkan isi mulut

Pergerakan Otot

Wajah Tidak mengalami banyak pergerakan

3.6.3. CJ7 (2008)

Film ini berkisah mengenai seorang single father yang bekerja sebagai buruh tanpa

lelah demi mendapatkan uang untuk menyekolahkan anaknya. Meskipun miskin,

sang ayah tetap bekerja keras karena mengharapkan anaknya dapat memiliki masa

depan yang lebih baik dengan memasukkannya ke sekolah swasta yang bagus.

Dibalik kemiskinannya, sang ayah selalu mengajarkan hal-hal baik kepada anaknya

dengan tujuan kelak anaknya tidak menjadi miskin dan bodoh seperti dirinya. Suatu

ketika, sang anak, Dicky meminta ayahnya untuk membelikannya sebuah mainan

robot karena ia iri dengan teman sekelasnya yang kaya raya dan bisa memiliki

mainan tersebut. Namun sayangnya sang ayah tidak memiliki uang yang cukup

untuk membelikannya mainan yang tergolong keren saat itu di kalangan teman-

teman Dicky. Hingga akhirnya, lagi-lagi sang ayah mencari mainan baru untuk

Page 73: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

104

Dicky dengan mencari-cari di tempat pembuangan barang rongsokan, sampai ia

menemukan mainan yang dirasa cukup baik untuk diberikan pada anaknya.

Tanpa disadari, ternyata mainan yang ditemukan sang ayah merupakan

seekor anjing dari luar angkasa. Namun, hal ini hanya diketahui oleh Dicky. Ia pun

memberinya nama CJ7. Dicky mengira bahwa CJ7 dapat melakukan hal-hal ajaib,

di mana prasangka ini berawal ketika CJ7 mampu mengubah apel yang busuk

menjadi segar. Sejak saat itu, Dicky mulai memanfaatkan CJ7 untuk kepentingan

dirinya. Sayangnya semua itu sia-sia karena CJ7 tidak memiliki kemampuan sesuai

yang diharapkan Dicky. Hingga suatu ketika, sang ayah mengalami kecelakaan

kerja dan meninggal. Di sinilah CJ7 menggunakan kekuatannya untuk

menghidupkan kembali ayah Dicky tanpa sepengetahuannya. Akibatnya, ia

kehabisan tenaga dan berubah menjadi boneka biasa. Meskipun begitu, di akhir

cerita diperlihatkan bahwa CJ7 muncul kembali, dan kali ini membawa teman-

teman anjing luar angkasa lainnya.

Dicky yang masih duduk di bangku SD dan berusia 9 tahun ini merupakan

anak yang sering menjadi korban bully dikarenakan kondisi ekonomi keluarganya

yang tidak sebaik anak-anak lain. Ia merupakan anak yang cukup keras kepala,

dimana dapat terlihat ketika ia bersikeras meminta ayahnya untuk membelikan

mainan yang mahal. Meskipun terkadang ia bersikap egois dan ingin terlihat hebat

di depan teman sekelasnya, ia merupakan anak yang setia. Meskipun awalnya ia

membuang CJ7 ke tong sampah karena kesal akibat keinginannya yang tidak

terpenuhi, ia segera kembali mencari CJ7 dan menyesali perbuatannya. Tokoh

Dicky berada pada situasi yang sama dengan tokoh Gugun, dimana keduanya

Page 74: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

105

merupakan anak tunggal dari seorang single father yang selalu sibuk bekerja.

Kedua tokoh juga mudah tinggi hati dan ingin terlihat keren di depan teman-

temannya.

Acuan yang dipilih untuk ekspresi terkejut merupakan adegan yang

memperlihatkan ekspresi wajah terkejut Dicky ketika ia dan teman-temannya

dihukum oleh wali kelasnya karena telah membuat keributan di sekolah. Awal mula

dari keributan tersebut dikarenakan teman-teman Dicky yang melihat CJ7

disembunyikan di dalam tas Dicky dan ingin mengambilnya. Syukurnya CJ7

berhasil melarikan diri dari teman-teman Dicky, dan akhirnya muncul kembali

sembari berlari ke arah Dicky. Pada adegan tersebut terlihat wajah Dicky yang

terkejut melihat kemunculan CJ7 dari balik semak-semak.

Tabel 3.24. Ekspresi Wajah Terkejut Dicky

(CJ7, 2008)

VIDEO FRAME KETERANGAN

f.1

-Sudut dalam alis ke

bawah

-Kelopak mata bawah

tegang

-Mulut cemberut

-Pipi turun

Page 75: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

106

f.6

-Alis mata melengkung

dan posisi naik ke atas

-Kelopak mata terbuka

lebar

-Mulut mulai terbuka

-Pipi tidak banyak

berubah

Awalnya terlihat bahwa Dicky sedang fokus ke arah bawah dengan wajah

cemberut. Terlihat bagaimana sudut alis matanya tertarik ke arah bawah pada frame

1. Namun pada frame 6 terlihat bentuk alis matanya yang tidak setegang

sebelumnya dan kini berbentuk melengkung dan bergerak ke atas. Hal ini

menunjukkan ekspresi terkejutnya karena melihat CJ7 yang tiba-tiba muncul dan

berlari ke arahnya.

Pada bagian mata, terlihat awalnya kelopak mata bawah Dicky yang tegang

karena ia sedang mengekspresikan wajah cemberut. Kemudian pada frame 6

langsung terlihat pergerakan pada kelopak mata Dicky. Matanya terbuka lebar saat

melihat kedatangan CJ7. Kelopak mata atasnya pun tertarik ke arah atas.

Selanjutnya pada bagian mulut Dicky, terlihat awalnya mulutnya menutup

karena ia cemberut. Tapi ketika ia melihat CJ7 pada frame 6, mulutnya langsung

terbuka sebagai ekspresi spontan ketika seseorang sedang terkejut. Mulutnya pun

terlihat rileks dan tidak tegang. Oleh karena itu, pipinya pun tidak terlalu

mengalami banyak pergerakan.

Page 76: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

107

Setelah melihat pergerakan-pergerakan yang terjadi pada wajah Dicky,

dapat dilihat bagaimana wajahnya yang semula terlihat tidak senang, seketika itu

juga berubah menjadi terkejut saat melihat CJ7. Terlihat jelas bagaimana bentuk

alis matanya berubah menjadi melengkung dan bergerak ke atas. Kelopak matanya

pun terbuka lebar, dan mulutnya yang awalnya tertutup ikut terbuka, seperti ciri-

ciri dari micro expressions terkejut oleh Paul Ekman (1967). Detail-detail yang

telah dijelaskan di atas dapat dirangkum ke dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.25. Detail Micro Expressions Terkejut Dicky

BAGIAN WAJAH DETAIL MICRO EXPRESSIONS

Alis mata Posisi bergerak ke atas dan berbentuk melengkung

Mata Kelopak mata terbuka lebar

Mulut Terbuka secara spontan

Pergerakan Otot Wajah Tidak banyak pergerakan

3.6.4. Kids Try Shellfish from Around the World (2019)

Pada video ini diperlihatkan beragam reaksi anak-anak yang menyantap kerang dari

seluruh dunia. Pada awal video, anak-anak tersebut diberikan sebuah masakan dari

kerang yang berasal Jepang bernama raw kusshi oysters. Pada menit ke dua, terlihat

seorang anak perempuan yang tengah mengunyah kerang tersebut. Hingga tak lama

kemudian terlihat dari raut ekspresi wajahnya yang awalnya tersenyum ketika

mengunyah, dikejutkan oleh rasa dari kerang yang disantapnya. Wajahnya yang

ekspresif membuat pergerakan wajah terkejut menjadi lebih jelas.

Page 77: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

108

Tabel 3.26. Ekspresi Wajah Terkejut Anak Perempuan

(Kids Try Shellfish from Around the World, 2019)

VIDEO FRAME KETERANGAN

f.1

Ekspresi tersenyum sambil mengunyah

f.12

-Alis melengkung dan posisi naik ke

atas

-Kelopak mata melebar

-Mulut terbuka sedikit

-Pipi turun

f.20

-Alis turun kembali

-Kelopak mata terbuka lebar

-Mulut terbuka

-Pipi turun

Page 78: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

109

Pada awal frame, terlihat sang anak sedang mengunyah makanannya.

Kemudian pada frame 12 terlihat bagaimana alisnya bergerak ke atas dan bentuknya

yang melengkung. Selanjutnya pada frame 20 alisnya pun kembali ke posisi semula.

Alis matanya yang bergerak ke atas menampilkan bagaimana ia terkejut dengan

rasa makanan di mulutnya. Ini merupakan pergerakan micro expressions yang

terjadi ketika seseorang sedang sungguh terkejut.

Pada bagian mata, awalnya kelopak atas tertarik ke bawah karena ia

menatap ke arah makanan di meja dan sedang mengunyah. Kemudian pada frame

12 terlihat kelopak matanya yang terbuka lebar. Pupil matanya pun bergerak ke atas

terlebih dahulu seperti alis matanya. Setelah itu, barulah pupil matanya kembali ke

tengah dan melihat ke arah kamera pada frame 20, seperti alis matanya yang ikut

mengalami pergerakan turun. Terlihat bagaimana kelopak matanya yang melebar

dan memperlihatkan bagian putih di sekitar pupil mata karena ia terkejut dengan

rasa kerang di mulutnya.

Sementara pada bagian mulut, terlihat yang awalnya sedang mengunyah,

kemudian menutup terlebih dahulu pada frame 12. Barulah kemudian pada frame

20 memperlihatkan mulutnya yang terbuka dan seolah-oalah membentuk huruf o.

Pipinya pun tidak terlihat mengalami banyak perubahan meskipun mulutnya

terbuka. Pipinya tetap terlihat turun ke bawah pada akhir frame.

Setelah melihat pergerakan yang terjadi, dapat dilihat bahwa ketika ia

terkejut, kelopak matanya terbuka semakin lebar dan memperlihatkan bagian putih

disekitar pupil matanya. Kemudian, alis matanya ikut bergerak naik, dan mulutnya

pun ikut terbuka dan tidak terlihat tegang, seperti ciri-ciri dari micro expressions

Page 79: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

110

terkejut oleh Paul Ekman (1967). Hal ini menyebabkan tidak banyak pergerakan

yang terjadi pada bagian otot pipinya. Detail-detail yang telah dijelaskan di atas

dapat dirangkum ke dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.27. Detail Micro Expressions Terkejut Anak Perempuan

BAGIAN WAJAH DETAIL MICRO EXPRESSIONS

Alis mata Bergerak ke atas dan berbentuk melengkung

Mata Terbuka lebar memperlihatkan bagian putih di luar pupil

Mulut Semakin terbuka

Pergerakan Otot Wajah Tidak banyak pergerakan yang terjadi

Sesudah melihat beberapa referensi pergerakan bagian wajah ekspresi

terkejut dari film dan video, dapat dilihat bahwa terdapat persamaan-persamaan

yang muncul. Pada bagian alis, alis akan mengalami pergerakan ke atas dan

bentuknya akan terus melengkung. Dalam animasi, sebagai bentuk antisipasi dan

untuk meng-exaggerate pergerakan, alis mata ikut bergerak ke bawah terlebih

dahulu saat mata menutup karena berkedip. Kemudian barulah alis mata terlihat

memantul ke atas. Pada bagian mata, kelopak mata akan terbuka lebar dan

memperlihatkan bagian putih di sekitar pupil mata. Pada animasi cenderung

menggunakan prinsip antisipasi dengan menutup mata terlebih dahulu, barulah

selanjutnya memperlihatkan pergerakan mata yang terbuka lebar.

Sementara pada bagian mulut, mulut cenderung tertutup terlebih dahulu dan

baru terlihat terbuka setelahnya. Mulut pun terbuka tanpa menjadi tegang, sehingga

pipi pun tidak mengalami banyak perubahan. Detail-detail micro expressions yang

Page 80: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

111

muncul pada film dan video di atas dapat di rangkum ke dalam tabel sebagai

berikut:

Tabel 3.28. Kesimpulan Ekspresi Wajah Terkejut

BAGIAN

WAJAH Alis Mata Mata Mulut

Pergerakan

Otot Wajah

DETAIL

MICRO

EXPRESSIONS

Alis

terangkat dan

berbentuk

lengkungan

Kelopak mata

terbuka

memperlihatkan

bagian warna

putih

Rahang dan gigi

terbuka; mulut

tidak tegang

-

ACUAN 1

(Sousuke)

Berbentuk

melengkung

Kelopak mata

terbuka lebar dan

memperlihatkan

bagian putih di

sekeliling pupil

Terbuka namun

tidak tegang

Pipi tidak

terlihat

mengalami

banyak

perubahan

ACUAN 2

(Satsuki)

Alis

memantul ke

atas dan

berbentuk

melengkung

Kelopak mata

terbuka lebar dan

memperlihatkan

bagian putih

sekitar pupil

Terbuka

memperlihatkan

isi mulut

Tidak

mengalami

banyak

pergerakan

ACUAN 3

(Dicky)

Posisi

bergerak ke

atas dan

Kelopak mata

terbuka lebar

Terbuka secara

spontan

Tidak

banyak

pergerakan

Page 81: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

112

berbentuk

melengkung

ACUAN 4

(Anak

perempuan)

Bergerak ke

atas dan

berbentuk

melengkung

Terbuka lebar

memperlihatkan

bagian putih di

luar pupil

Semakin terbuka

Tidak

banyak

pergerakan

yang terjadi

KESIMPULAN

Pada animasi

posisi alis

dapat

bergerak ke

bawah

dahulu, lalu

baru ke atas.

Bentuk alis

selalu

melengkung

Mata berkedip

terlebih dahulu

untuk antisipasi,

baru kemudian

kelopak mata

terbuka lebar

memperlihatkan

bagian putih di

sekitar pupil

Mulut

mengantisipasi

pergerakan

terbuka dengan

tertutup terlebih

dahulu

Tidak terjadi

banyak

pergerakan

Page 82: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

113

3.7. Video Akting

Agar hasil pergerakan animasi yang dibuat semakin terasa natural dan nyata,

penulis menggunakan referensi dari video akting yang dilakukan oleh penulis

sendiri. Penulis akan melihat bagaimana proses pergerakan bagian wajah yang

terjadi ketika membuat ekspresi wajah sedih, bahagia, dan terkejut dari sisi teknis.

3.7.1. Ekspresi Sedih

Dalam video akting untuk menunjukkan ekspresi sedih, penulis membayangkan

pengalaman dari masa lalu ketika penulis ditertawakan oleh teman-teman penulis

ketika sedang melakukan kuis di kelas. Saat itu setiap anak harus menjawab pilihan

A atau B sebagai jawaban yang tepat untuk pertanyaan yang diajukan oleh guru

dengan cara mengangkat tangan kiri untuk jawaban A dan tangan kanan untuk

jawaban B. Saat itu penulis merupakan satu-satunya murid yang salah menjawab

dikarenakan salah mengangkat tangan. Hal itu membuat penulis merasa sangat

sedih, malu, dan terpukul karena penulis merupakan anak yang cukup pendiam dan

khawatir menjadi pusat perhatian teman-teman lain. Melalui pembuatan video

akting sedih, penulis mencoba melihat pergerakan mana saja pada bagian wajah

yang muncul, dan bagaimana proses perubahan pergerakan dan bentuknya dari awal

hingga akhir.

Page 83: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

114

Tabel 3.29. Ekspresi Wajah Sedih Penulis

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

VIDEO FRAME KETERANGAN

f.1 Ekspresi netral

f.2

-Alis mulai tertarik

ke arah dalam alis,

lalu ke atas

-Pupil mata mengecil

karena kelopak atas

dan bawah sedikit

melebar

-Mulut mulai terbuka

(prinsip animasi

anticipation sebelum

menjadi cemberut)

f.5

-Kulit di bawah alis

berbentuk segitiga

-Muncul kerutan di

ujung alis bagian

dalam

Page 84: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

115

f.8

-Sudut bibir semakin

tertarik ke arah

bawah

-Cemberut pada bibir

bagian bawah

-Muncul sedikit

kerutan di bawah

mata

Ekspresi wajah sedih yang muncul akan menyebabkan pergerakan otot

paling signifikan terutama pada bagian alis mata dan mulut. Ketika seseorang

merasa sedih, sudut alis mata bagian dalam akan cenderung membentuk sebuah

lekukan ke arah atas, yang selanjutnya bisa menciptakan sebuah kerutan. Selain itu,

sudut mulut akan tertarik ke arah bawah yang membuat seseorang terlihat cemberut.

Setelah melihat contoh acuan video akting ekspresi sedih yang dilakukan

penulis, dapat terlihat ketika pergerakan sudut mulut yang perlahan-lahan tertarik

ke arah bawah sehingga menciptakan bentuk cemberut. Sebelum mulut menjadi

cemberut, mulut penulis terbuka sedikit terlebih dahulu dikarenakan adanya

perasaan tidak nyaman ketika mengingat kenangan yang tidak mengenakkan.

Adanya pergerakan tersebut dikarenakan reaksi spontan penulis karenaa merasakan

perasaan tidak nyaman. Mulut yang semakin cemberut tersebut pun akhirnya

membuat pipi penulis ikut turun ke bawah.

Page 85: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

116

Sementara pada bagian atas wajah, pupil mata penulis mengecil terlebih

dahulu karena mata yang terbuka lebih lebar akibat mengingat kejadian yang tidak

menyenangkan. Kemudian, barulah perlahan-lahan terlihat pergerakan kelopak

mata yang semakin menutup dan menjadi sendu. Selain itu, sudut dalam alis mata

penulis juga melengkung ke arah atas dan memperlihatkan kerutan mendalam. Hal

ini membuat seolah terbentuknya pola segitiga pada kulit di bawah alis mata penulis,

seperti ciri-ciri dari micro expressions oleh Paul Ekman (1967). Kesimpulan-

kesimpulan yang telah dijelaskan di atas dapat dirangkum ke dalam tabel sebagai

berikut:

Tabel 3.30. Detail Micro Expressions Video Akting Ekspresi Wajah Sedih

BAGIAN

WAJAH DETAIL MICRO EXPRESSIONS

Alis mata Sudut dalam alis mata melengkung ke arah dalam dan ke atas,

kemudian memunculkan kerutan

Mata Mata melebar dahulu, perlahan kelopak mata bawah bergerak ke

atas dan mata terlihat sendu

Mulut Mulut yang terbuka perlahan-lahan menutup dan membentuk

cemberut

Pergerakan Otot

Wajah Pipi menjadi turun karena mulut cemberut

Page 86: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

117

3.7.2. Ekspresi Bahagia

Sesaat akan melakukan perekaman, penulis sedang memakan salah satu makanan

favorit penulis, yaitu coklat. Makanan manis yang menjadi makanan favorit penulis

tentunya akan membuat penulis merasakan emosi positif. Penulis ingin mengetahui

bagaimanakah proses bagian wajah akan berubah ketika membuat ekspresi bahagia,

dan bagian mana saja yang tidak begitu banyak mengalami perubahan secara

pergerakan maupun bentuk dari sisi teknis.

Tabel 3.31. Ekspresi Wajah Bahagia Penulis

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

VIDEO FRAME KETERANGAN

f.1

-Pipi sedikit terangkat

-Alis posisi normal

-Mata sendu

-Mulut sedikit

tersenyum

f.10

-Posisi alis mata berada

di atas

-Sudut mulut terangkat

dan mulut mulai

terbuka lebar hingga

menunjukkan gigi

Page 87: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

118

f.15

-Kelopak mata bawah

mulai menegang

-Pipi mulai terangkat

sehingga semakin

terlihatnya kerutan pada

bagian luar sudut mulut

f.19

f.25

-Sudut mulut terbuka,

Gigi terlihat

-Mata semakin

menyipit, kantong mata

Page 88: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

119

f.31

pada kelopak mata

bawah terlihat jelas

-Sudut mulut semakin

tertarik ke luar

-Otot pipi terangkat

maksimum

-Alis mata berada di

atas

Ketika merasa senang, kelopak mata bagian bawah mata akan menegang

atau membentuk sebuah kerutan, sehingga ukuran mata yang terlihat pun semakin

kecil. Terlihat pada frame 31 dimana mata menyipit maksimum karena kelopak

mata bagian bawah menegang yang kemudian membentuk kantong mata. Dengan

terbentuknya kantong mata dan kelopak mata bagian bawah yang menegang, seperti

yang dijelaskan dalam seven universal micro expressions oleh Paul Ekman, hal ini

memperlihatkan bahwa ketika sungguh tersenyum bahagia, bukan hanya mulut saja

yang terlihat tersenyum, namun mata pun terlihat tersenyum.

Terbentuknya sebuah senyuman merupakan bentuk spontan yang

ditunjukan wajah ketika merasa senang, dengan demikian sudut mulut yang tertarik

semakin lebar ke arah luar akan mengakibatkan pergerakan otot pipi ke atas.

Pergerakan ini diperlihatkan pada frame 10 dimana ketika sudut mulut mulai

tertarik ke arah luar, posisi otot pipi pun ikut terangkat. Pada frame 19 hingga 31

terlihat jelas bentuk tulang pipi karena otot pipi yang tegang dan terangkat.

Page 89: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

120

Setelah melihat contoh acuan video akting ekspresi bahagia, mulut penulis

perlahan-lahan tertarik ke arah belakang dan ke atas. Dari pergerakan sudut mulut

penulis yang ke atas tersebut, pipi akan ikut mengalami pergerakan ke atas. Terlihat

jelas bentuk kerutan yang muncul disekitar daerah luar hidung dan sudut mulut

akibat dari pergerakan sudut mulut dan otot pipi penulis, seperti ciri-ciri dari micro

expressions bahagia oleh Paul Ekman (1967).

Sementara pada bagian mata penulis, dari yang awalnya melebar berubah

menjadi semakin menyipit, yang kemudian memunculkan kantung mata pada

kelopak mata bagian bawah. Lalu, untuk bagian alis tidak terlalu terlihat perubahan

bentuk atau posisinya. Kesimpulan-kesimpulan yang telah dijelaskan di atas dapat

dirangkum ke dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.32. Detail Micro Expressions Video Akting Ekspresi Wajah Bahagia

BAGIAN

WAJAH DETAIL MICRO EXPRESSIONS

Alis mata Bentuk alis mata tidak berubah dan posisi mengikuti pergerakan mata

sehingga selalu berada di atas

Mata

Ukuran mata yang melebar terlebih dahulu karena terkejut,

menyebabkan pupil seolah terlihat mengecil, sebelum perlahan-lahan

kelopak bawah menegang dan menyipit sehingga membentuk kantung

mata.

Mulut Perubahan sudut mulut yang tertarik ke arah atas dan memperlihatkan

gigi pada akhir frame

Page 90: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

121

Pergerakan

Otot Wajah

Pergerakan otot pipi perlahan-lahan ke arah atas karena mengikuti

pergerakan sudut mulut dan memperlihatkan kerutan di daerah sekitar

hidung dan sudut mulut

3.7.3. Video Akting Terkejut

Agar perancangan ekspresi wajah terkejut dapat terkesan lebih nyata, maka penulis

juga mencoba membuat video akting sembari menonton video gamers di youtube

yang memainkan game horror dan memiliki adegan jump scare. Di sini penulis

mengobservasi perubahan bagian wajah dari sisi bentuk dan pergerakannya,

sehingga nantinya setiap perubahan yang muncul dapat dijadikan referensi dalam

perancangan gerakan animasi wajah tokoh Gugun.

Tabel 3.33. Ekspresi Wajah Terkejut Penulis

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

VIDEO FRAME KETERANGAN

f.1 Ekspresi netral

Page 91: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

122

f.4

-Alis tidak berubah bentuk dan posisi

-Mata menutup karena berkedip

-Mulut masih menutup

-Pipi rileks

f.18

-Posisi alis ke atas

-Kelopak mata terbuka memperlihatkan

bagian putih di sekeliling pupil

-Mulut dan rahang terbuka

-Pipi rileks karena mulut tidak tegang

saat terbuka

Ekspresi yang ditunjukkan pada awal frame memperlihatkan posisi netral di

mana alis terlihat pada posisi normal. Kemudian pada frame 4 alis belum

menunjukkan perubahan saat mata menutup. Barulah ketika frame 18, alis mata

bergerak ke atas. Hal ini mengindikasikan ekspresi terkejut, di mana alis mata akan

bergerak naik ke atas dan bentuknya pun masih melengkung.

Pada awal frame, ekspresi wajah yang ditunjukkan masih ekspresi netral

yang tidak memperlihatkan emosi apapun. Kemudian pada frame 4, mata secara

spontan tertutup dikarenakan mengedip. Barulah selanjutnya pada frame 18 terlihat

kelopak mata yang terbuka lebar. Ketika kelopak mata terbuka lebar, pupil pun

terlihat mengecil dan memperlihatkan warna putih lebih banyak pada daerah sekitar

pupil.

Page 92: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

123

Awalnya pada bagian mulut, hingga frame 4 belum mengalami perubahan

bentuk. Namun ketika penulis terkejut melihat monster dalam video yang sedang

ditonton, barulah mulut penonton terbuka pada frame 18. Terbukanya mulut ini pun

tidak membuat mulut menjadi tegang, sehingga tidak terlalu mempengaruhi

pergerakan otot di sekitarnya.

Setelah membuat video akting ekspresi untuk mengekspresikan wajah

terkejut, terlihat bahwa perubahan paling signifikan adalah pada bagian alis yang

posisinya naik ke atas dengan bentuk melengkung, kelopak mata yang terbuka lebar,

dan juga mulut dan rahang yang terbuka namun tidak tegang. Detail-detail tersebut

seperti ciri dari micro expressions untuk ekspresi terkejut oleh Paul Ekman (1967).

Mata akan menutup secara spontan terlebih dahulu baru kemudian terbuka terlihat

jelas ukuran pupil mata yang ikut mengecil dikarenakan kelopak mata yang terbuka

semakin lebar. Alis mata pun ikut berpindah posisi dari yang semula pada posisi

normal, ikut bergerak naik ke atas. Kemudian mulut pun terbuka tanpa

memperlihatkan ketegangan pada area mulut dan sekitar.

Page 93: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

124

Detail-detail ekspresi yang telah diuraikan di atas dapat dirangkum ke dalam

tabel sebagai berikut:

Tabel 3.34. Detail Micro Expressions Video Akting Ekspresi Wajah Terkejut

BAGIAN WAJAH DETAIL MICRO EXPRESSIONS

Alis mata Posisi akan bergerak naik ke atas

Mata Mata berkedip terlebih dahulu, lalu terbuka lebar

Mulut Mulut dan rahang terbuka

Pergerakan Otot Wajah Pipi tidak banyak bergerak

3.8. Proses Perancangan

Pada awal perancangan, penulis mencoba membuat beberapa sketsa

ekspresi wajah untuk mengetahui bagaimana kira-kira perubahan ekspresi wajah

Gugun terjadi. Penulis berfokus pada ekspresi wajah sedih, bahagia, dan terkejut

karena ketiga ekspresi inilah yang menjadi fokus utama dalam pembuatan

pergerakan animasi ekspresi wajah pada penelitian ini. Setelah membuat sketsa,

penulis mencoba membuat proses pergerakan animasi ekspresi wajah sedih dan

bahagia dengan menggunakan referensi dari acuan-acuan video yang telah di

breakdown dari sisi prinsip animasi yang digunakan, serta teori-teori seputar micro

expressions oleh Paul Ekman (1967).

Page 94: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

125

Gambar 3.9. Sketsa Ekspresi Gugun

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

3.8.1. Scene 13 Shot 3

Pada adegan ini, Gugun baru saja ditertawakan oleh teman-temannya dikarenakan

bekal yang ia bawa ke sekolah memiliki tampilan yang buruk dan tidak sebagus

milik teman-temannya yang lain. Seperti yang telah dijelaskan pada bagian pola

emosi anak, karakteristik emosi pada anak salah satunya adalah sifatnya yang

dangkal. Sebuah olokkan kecil dari teman hanya karena masalah bekal yang

dibawanya dapat menyebabkan anak pendiam seperti Gugun merasa sedih.

Page 95: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

126

Gambar 3.10. Bentuk Ekspresi Kesedihan Gugun

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Page 96: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

127

Dalam perancangan ekspresi wajah sedih Gugun, penulis mencoba

membuat beberapa alternatif proses perubahan ekspresi. Gugun sendiri merupakan

anak yang sensitif dan mudah terpengaruh, sehingga ketika teman-temannya

menertawakan dirinya, Gugun yang memiliki kepribadian ekspresif dan sensitif pun

langsung merasa sedih. Ekspresi kesedihannya ini pun ikut terpancar jelas di

wajahnya. Maka dari itu, untuk memperlihatkan perasaan sedihnya lebih jelas,

penulis membuat ekspresi Gugun terlihat sedikit terkejut terlebih dahulu karena

melihat teman-temannya menertawai dirinya. Bentuk ekspresi ini diperlihatkan

pada baris a, c, d dan e, Sementara pada kolom b, ekspresi Gugun dibuat tanpa

terlihat terlalu terkejut dan langsung menutup mata untuk menekankan perasaan

sedihnya.

Meskipun terdapat beberapa alternatif bentuk ekspresi kesedihan, setiap

ekspresi memiliki akhir yang sama dimana alis mata Gugun terangkat ke atas dan

bentuk sudut alis bagian dalamnya ikut melengkung ke arah atas untuk

menunjukkan bahwa ia terkejut dan sedih. Selain alis mata, ekspresi ini juga

diperjelas dengan mata yang terbuka lebar, yang kemudian membuat pupil

mengecil. Mulut Gugun juga mengalami perubahan ukuran menjadi terbuka lebar,

disertai sudut mulut bawah yang tertarik ke arah bawah untuk menunjukkan

perpaduan antara ekspresi terkejut dan cemberut. Bentuk mulut, mata, dan alis yang

telah disebutkan merupakan contoh dari ciri micro expressions terkejut dan sedih

oleh Paul Ekman.

Penulis mencoba membuat perbedaan dengan meng-exaggerate ekspresi

Gugun, seperti membuat alis matanya berada di posisi lebih tengah, dan membuat

Page 97: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

128

mulut dengan kedalaman lengkungan yang berbeda untuk memperlihatkan ekspresi

cemberut dengan kedalaman emosi yang berbeda pula. Jadi, semakin dalam

lengkungan mulut Gugun, semakin memperlihatkan kesedihan dirinya. Selain itu,

penulis juga mencoba menambahkan garis-garis tipis secara horizontal yang

terletak di antara mata Gugun pada baris b, c, dan e untuk semakin memperkuat

ekspresi sedihnya.

Agar mata sendu Gugun semakin terlihat, penulis juga mencoba membuat

beberapa bentuk mata, seperti menurunkan kelopak mata bagian atas Gugun pada

kolom c, dan e dan membuat matanya menutup sempurna seperti yang terlihat pada

kolom b. Penulis juga mencoba memainkan ukuran pupil Gugun, dimana

ukurannya mengecil dibuat terlebih dahulu, baru kemudian membesar kembali dan

diikuti dengan pergerakan kelopak mata atas yang turun. Penulis juga

menambahkan sedikit kerutan pada kelopak mata bawah untuk memperlihatkan

sedikit ketegangan pada area tersebut.

3.8.2. Scene 22 Shot 4

Pada scene ini diperlihatkan proses pergerakan bagian wajah Gugun yang berubah

dari ekspresi netral menjadi bahagia. Gugun terlihat bahagia karena baru saja

mencicipi masakan buatan ayahnya yang lezat. Gugun tidak mengira bahwa

masakan yang ia cicipi akan terasa lezat, maka dari itu ia merasa bahagia dan

menunjukkan senyum lebar di wajahnya.

Page 98: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

129

Gambar 3.11. Bentuk Ekspresi Bahagia Gugun

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Seperti yang dinyatakan oleh Suyadi (2010) mengenai perkembangan sosial

emosi anak, salah satu karakteristik emosi pada anak adalah reaksi yang

mencerminkan individualitas itu sendiri. Dikarenakan sifat Gugun yang ekspresif,

maka ketika ia menunjukkan perasaan bahagianya, akan terpancar jelas dari

ekspresi wajahnya.

Untuk perancangan animasi gerakan wajah Gugun yang bahagia, penulis

mencoba membuat berbagai macam bentuk ekspresi yang menunjukkan pergerakan

yang terjadi pada wajah Gugun. Terdapat beberapa contoh perubahan ekspresi

wajah Gugun hingga akhirnya menampilkan ekspresi bahagia. Pada baris a, penulis

Page 99: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

130

mencoba membuat Gugun menutup matanya terlebih dahulu karena ia sudah

merasakan makanan di dalam mulutnya. Alis matanya pun ikut bergerak ke bawah

karena mengikuti pergerakan mata yang menyipit. Kemudian barulah matanya

terbuka lebar dengan ditambah lingkaran cahaya tambahan pada mata untuk meng-

exaggerate ekspresi bahagianya.

Alis matanya pun ikut naik kembali karena mata yang terbuka. Selanjutnya,

alis matanya turun sedikit ke bawah karena seolah memantul kembali ke bawah

setelah tadi berpindah ke atas. Mata Gugun pun akhirnya menyipit maksimal hingga

terlihat menutup, disertai sedikit kerutan di bawah mata untuk menunjukkan

ekspresi bahagianya. Sementara perubahan pada bagian mulut berawal dari mulut

yang masih menutup, kemudian terbuka lebar karena ia tersenyum lebar hingga

memperlihatkan gigi Gugun. Selanjutnya mulut pun sedikit merileks kembali,

namun tetap terlihat sudut mulut yang terangkat untuk memperlihatkan bahwa ia

masih tersenyum.

Pada baris b, ekspresi wajah Gugun dibuat terlihat seperti sedang sangat

berkonsentrasi dengan rasa makanan di mulutnya. Alis matanya dibuat menukik ke

bawah terlebih dahulu dan mulut yang menutup karena mengunyah makanan.

Kemudian sebagai antisipasi, dibuat mata menutup terlebih dahulu, dan selanjutnya

barulah ekspresi wajah Gugun dibuat terkejut dengan mata yang terbuka lebar dan

alis yang terangkat ke atas dan berbentuk melengkung. Akhirnya, alis matanya naik

ke posisi tertinggi, disertai ukuran pupil mata yang sedikit membesar kembali

karena merileks dengan ditambah lingkaran cahaya tambahan untuk meng-

Page 100: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

131

exaggerate kebahagiaannya. Mulut Gugun pun dibuat terbuka lebar dengan sudut

yang tertarik ke atas untuk memperlihatkan senyum lebar.

Pada baris c, penulis mencoba untuk membuat Gugun seolah-olah telah

merasakan rasa makanan yang ada di mulutnya dengan pergerakan alis dan pupil

mata. Pupil mata dibuat berpindah posisi dan ukuran, dimana pada awalnya berada

di tengah mata, kemudian bergerak ke bawah dan ke atas untuk memperlihatkan

kesan fokus pada makanan di mulutnya. Selanjutnya terlihat pupil yang mengecil

karena terkejut dengan rasa makanan di dalam mulut. Bagian ini untuk

mengantisipasi ekspresi bahagia yang muncul pada bagian selanjutnya.

Untuk alis mata Gugun, terbentuknya kerutan untuk semakin memperdalam

ekspresi Gugun yang sedang berkonsentrasi. Setelah merasakan rasa makanan di

mulutnya, seperti matanya yang terbuka lebar, alis matanya ikut naik ke atas dengan

posisi melengkung untuk menunjukkan ekspresi terkejut terlebih dahulu. Barulah

selanjutnya alis mata Gugun dibuat turun dan menukik ke bawah untuk meng-

exaggerate kebahagiannya.

Pada bagian mulut Gugun juga terlihat perubahannya dimana yang awalnya

menutup dan terlihat melengkung ke arah atas ketika sedang merasakan makanan

di mulutnya, akhirnya berubah menjadi lengkungan dengan sudut luar mulut yang

mengarah ke atas. Tentunya hal ini untuk menunjukkan ekspresi bahagia, seperti

ciri-ciri dari micro expressions bahagia.

3.8.3. Scene 12 Shot 3

Pada scene ini diperlihatkan bahwa Gugun yang awalnya masih terlihat tersenyum

karena berekspektasi bekal yang dibawanya akan terlihat sebagus milik teman-

Page 101: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

132

temannya perlahan berubah menjadi terkejut. Maka dari itu, dibuatlah transisi

perubahan bagian wajah Gugun yang perlahan-lahan berubah menjadi terkejut.

Pada saat akan berubah, dimasukkannya sebuah gerakan antisipasi terlebih dahulu

sehingga ekspresi tidak langsung terlihat berubah dari tersenyum ke terkejut. Hal

ini dilakukan agar proses perubahan ekspresi tokoh akan terlihat lebih natural dan

tidak kaku.

Gambar 3.12. Bentuk Ekspresi Terkejut Gugun

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Page 102: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

133

Gugun yang memiliki pandangan hidup, yakni penuh pengharapan,

membuatnya mudah berekspektasi pada hal-hal di luar kontrolnya. Karena

ekspektasi dan harapannya yang tinggi itulah, ketika ia melihat isi bekal yang

dibawakan oleh ayahnya ternyata memiliki tampilan yang buruk, ia pun langsung

terkejut. Dikarenakan Gugun merupakan anak yang ekspresif, rasa terkejutnya itu

langsung terlihat dari ekspresi wajahnya.

Pada setiap awal frame, dibuat ekspresi wajah Gugun yang terlihat netral

atau menunjukkan sedikit perasaan bahagia karena saat itu, ia berekspektasi bahwa

bekal yang dibawanya akan terlihat bagus, sehingga membuat dirinya sudah merasa

bahagia terlebih dahulu. Pada baris a, b, dan c, penulis mencoba mengubah ukuran

mulut Gugun untuk meng-exaggerate ekspresi terkejutnya. Penulis juga

memainkan posisi dan bentuk alis mata, dan juga pupil mata. Seperti pada baris a,

pupil mata dibuat berpindah posisi ke arah atas terlebih dahulu, baru kemudian

berpindah posisi ke tengah karena berfokus kepada hal yang dilihat. Ukuran mulut

pun terlihat perubahan ukurannya, dari yang awalnya terbuka sedikit dan tersenyum,

perlahan-lahan terbuka semakin besar.

Sementara itu pada baris d, setelah memperlihatkan ekspresi bahagia,

dimasukkannya gerakan wajah berkedip sebagai transisi dari ekspresi wajah

bahagia ke terkejut. Hal ini merupakan reaksi spontan yang diambil dari referensi

tokoh Tsumugi dari Amaama to Inazuma (2016) dan video yang diambil oleh

penulis pada pembahasan-pembahasan sebelumnya. Alis mata Gugun pun ikut

turun pada saat ini karena mengikuti pergerakan kelopak matanya yang menutup,

dan juga mulutnya pun ikut tertutup. Ini dibuat sebagai antisipasi pergerakan

Page 103: BAB III METODOLOGI 3.1. Gambaran Umum

134

wajahnya yang akan terjadi selanjutnya. Selain itu, bahu gugun pun dibuat lebih

terangkat saat berkedip untuk exaggeration pergerakan yang terjadi agar dapat lebih

terasa oleh penonton.

Setelah berkedip, barulah dibuat pergerakan wajah terkejut Gugun. Alis

matanya dibuat terus menaik bersamaan dengan semakin terbuka lebarnya kelopak

mata gugun. Semakin lebarnya kelopak mata yang terbuka, pupil matanya pun akan

terlihat semakin mengecil, seperti yang terlihat pada akhir frame. Mulutnya pun

yang sebelumnya menutup, menjadi terbuka lebar dan membentuk O.