Bab III Metode Penelitian SHT

18
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Pendekatan 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dimana tujuan dari pada pendekatan ini yaitu untuk menentukan, mengembangkan dan membuktikan pengetahuan yang diperoleh yaitu khususnya dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif Structured Numbered Heads dalam meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SD Inpres 12/79 Sumpang Minangae Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone. Esensi penelitian ini terletak pada adanya tindakan dalam situasi yang alami untuk memecahkan permasalahan. Hal ini sesuai dengan pendapat Lincond dan Guba (Moleong, 2005: 8-13) bahwa pendekatan kualitatif mempunyai ciri-ciri yaitu :

Transcript of Bab III Metode Penelitian SHT

Page 1: Bab III Metode Penelitian SHT

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Pendekatan

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dimana

tujuan dari pada pendekatan ini yaitu untuk menentukan, mengembangkan dan

membuktikan pengetahuan yang diperoleh yaitu khususnya dalam menerapkan model

pembelajaran kooperatif Structured Numbered Heads dalam meningkatkan hasil

belajar IPA pada siswa kelas IV SD Inpres 12/79 Sumpang Minangae Kecamatan

Sibulue Kabupaten Bone. Esensi penelitian ini terletak pada adanya tindakan dalam

situasi yang alami untuk memecahkan permasalahan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Lincond dan Guba (Moleong, 2005: 8-13)

bahwa pendekatan kualitatif mempunyai ciri-ciri yaitu :

1) latar alami; 2) manusia sebagai alat; 3) metode kualitatif; 4) analisis atau secara induktif; 5) teori dan dasar; 6) deskriptif; 7) lebih mementingkan proses daripada hasil; 8) adanya batas yang ditentukan oleh fokus; 9) adanya kriteria keabsahan data; 10) desain bersifat sementara; 11) hasil penelitian dirunding dan disepakati bersama.

Sejalan dengan pendapat tersebut, David Williams (Moleong, 2005: 5)

berpendapat bahwa penelitian kualitatif yaitu “pengumpulan data pada suatu latar

alamiah, dengan menggunakan model alamiah, dan dilakukan oleh orang atau

Page 2: Bab III Metode Penelitian SHT

peneliti yang tertarik secara alamiah”. Dengan demikian yang menjadi objek utama

dalam pendekatan penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri, jadi peneliti harus

mampu melaporkan hasil penelitian yang alami sesuai dengan fakta yang ada di

lapangan.

2. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), menurut

Kunandar (2009) PTK dapat didefinisikan sebagai suatu penelitian tindakan (action

research) yang dilakukan oleh guru sebagai peneliti di kelasnya yang dilakukan

bersama dengan orang lain (kolaborasi) mulai merancang, melaksanakan dan

merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk

memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelasnya

melalui suatu tindakan (treatment) tertentu dalam suatu siklus.

Dalam penelitian tindakan kelas (Arikunto, 2011) menggunakan suatu daur

ulang siklus, yaitu apabila pada siklus pertama gagal, maka akan diadakan perbaikan

dengan melaksanakan siklus berikutnya. Dari kedua pendapat tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah kegiatan yang dilakukan dengan

tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas sehingga

guru dapat menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kelas.

B. Fokus Penelitian

Page 3: Bab III Metode Penelitian SHT

Fokus penelitian dalam meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV

SD Inpres 12/79 Sumpang Minangae Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone sebagai

berikut:

1. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Structured Numbered Heads. Model

Pembelajaran Kooperatif tipe Structured Numbered Heads ini menuntut

keaktifan dan semangat kerjasama antar siswa dan juga memiliki hubungan

yang kuat antara apa yang siswa lakukan dengan apa yang mereka pelajari

sehingga interaksi-interaksi yang terjadi didalam kelas mempunyai suatu

efek terhadap hubungan sosial, kognitif dan pengembangan kemampuan

akademis siswa yang pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar siswa

pada mata pelajaran IPA.

2. Hasil belajar. Hasil belajar adalah suatu akibat dari proses usaha yang

dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh perubahan pengetahuan dari

tidak tahu menjadi tahu, perubahan tingkah laku dan kepribadian sebagai

hasil dari pengalaman.

C. Setting dan Subjek Penelitian

1. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Inpres 12/79 Sumpang Minangae

yang terletak di kelurahan Sumpang Minangae Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone,

yang berjarak 15 km dari pusat kota Bone. Banyaknya ruang kelas pada SD ini ada 6

Page 4: Bab III Metode Penelitian SHT

ruang kelas, satu ruang kepala sekolah, satu ruang guru, satu ruang perpustakaan, dan

sebuah kantin. Ruang kelas IV sebagai tempat akan diadakan penelitian mempunyai

lantai yang permukaannya dari tegel dengan ventilasi udara yang baik sehingga

memungkinkan siswa belajar dengan baik.

Penelitian dilaksanakan di kelas IV SD Inpres 12/79 Sumpang Minangae

Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone, dengan pertimbangan sebagai berikut: 1) Masih

ditemukan sebagian besar siswa yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) mata pelajaran IPA; 2) Adanya dukungan dari kepala sekolah dan guru kelas;

3) belum ada peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Structured

Numbered Heads di sekolah tersebut.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah guru dan seluruh siswa kelas IV SD Inpres 12/79

Sumpang Minangae Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone berjumlah 20 orang siswa

yang terdiri dari 9 laki-laki dan 11 perempuan yang aktif pada semester genap tahun

ajaran 2014/ 2015.

D. Rancangan Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini direncanakan pelaksanaannya beberapa siklus.

Tiap siklus dilaksanakan dua kali pertemuan seperti yang telah didesain dalam

penelitian di kelas. Secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dalam PTK,

Page 5: Bab III Metode Penelitian SHT

yaitu 1) perencanaan; 2) pelaksanaan; 3) observasi; dan 4) refleksi. Keempat tahap

rancangan tindakan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan Tindakan (planning)

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah mengidentifikasi

masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah. Langkah-langkah yang di

lakukan dalam tahap ini antara lain sebagai berikut:

a. Peneliti bersama dengan guru kelas IV mengadakan pertemuan untuk

menelaah silabus khusunya silabus mata pelajaran IPA.

b. Merancang pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar

(RPP) secara kolaboratif rencana pembelajaran (RPP) yang disusun sesuai

dengan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Structured

Numbered Heads.

c. Mengembangkan skenario pembelajaran.

d. Membuat Lembar Kegiatan Siswa atau LKS untuk memudahkan siswa

melakukan kerja kelompok.

e. Menyiapkan sumber belajar yang diperlukan dalam rangka membantu siswa

memahami materi pelajaran, seperti buku tentang materi yang akan diajarkan

serta media yang akan digunakan.

f. Membuat soal-soal tes formatif/ evaluasi untuk melihat apakah materi yang

diajarkan telah dikuasai oleh siswa.

g. Membuat lembar observasi guru dan siswa, untuk melihat pengaplikasian RPP

yang telah disusun apakah telah terlaksana dengan baik atau tidak.

Page 6: Bab III Metode Penelitian SHT

h. Merancang alat penilaian tes formatif.

2. Tahap Pelaksanaan tindakan (acting)

Tahap ini merupakan implementasi dari pelaksanaan rancangan yang telah

disusun secara kolaboratif antara peneliti, sekolah dan guru. Tindakan ini

dimaksudkan untuk memperbaiki keadaan atau kegiatan pembelajaran dikelas yang

belum sesuai dengan yang diharapkan. Adapun salah satu kegiatan yang dilaksanakan

pada tahap ini adalah menyajikan materi dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Structured Numbered Heads

3. Tahap Pengamatan (Observing)

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah kegiatan mengamati aktivitas

guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung yaitu mulai dari kegiatan

awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Proses pengamatan (observing) ini dilakukan

oleh guru kelas IV dengan mengisi lembar pengamatan yang telah disiapkan calon

peneliti

4. Tahap Refleksi

Tahap refleksi dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang

telah dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi

guna menyempurnakan tindakan berikutnya yaitu dengan menilai hasil tindakan

dengan menggunakan format evaluasi dengan cara memberi skor pada setiap soal-

soal yang diberikan kepada siswa. Refleksi dalam PTK mencakup analisis, sintesis

dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan jika terdapat

Page 7: Bab III Metode Penelitian SHT

Pengamatan

Refleksi II Pelaksanaan

Perencanaan

Perencanaan

Refleksi

Pengamatan

Pelaksanaan SIKLUS I

SIKLUS II

Kesimpulan

masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang, tindakan ulang

dan pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi. Diadakan refleksi guna

mengetahui kelemahan-kelemahan atau kekurangan-kekurangan yang terjadi pada

tindakan yang telah dilakukan dan akan diperbaiki pada siklus berikutnya.

Calon peneliti bersama pengamat menganalisis dan merenungkan hasil tindakan

pada siklus tindakan yang telah dilakukan sebagai bahan pertimbangan apakah

pemberian tindakan yang dilakukan akan diperbaiki (revisi) untuk siklus berikutnya.

Demikian seterusnya hingga hasil belajar belajar siswa meningkat.

Adapun tahap pelaksanaan penelitian di gambarkan dalam bagan sebagai

berikut:

Bagan 2. Skema Penelitian Tindakan Kelas diadaptasi dari Suharsimi (2011)

Page 8: Bab III Metode Penelitian SHT

E. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Untuk pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tes dan

observasi. Kedua teknik tersebut diuraikan sebagai berikut:

a. Tes

Tes adalah salah satu alat evaluasi yang dapat digunakan untuk mengetahui

sejauh mana hasil yang telah dicapai setelah mengikuti proses pembelajaran. Tes

dilakukan untuk mengumpul informasi tentang hasil belajar siswa setelah

mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Structured Numbered Heads.

b. Observasi/pengamatan

Observasi atau pengamatan adalah aktivitas siswa terlibat aktif dalam

pelaksanaan tindakan dan aktivitas yang dilakukan guru (peneliti). Pengamatan

dilaksanakan oleh observer (guru kelas IV) kepada orang yang melaksanakan

tindakan untuk mengamati dalam pelaksanaan tindakan. Pada pengamatan ini

digunakan pedoman pengamatan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting.

2. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini dimulai dari prapenelitian

untuk mengetahui masalah apa yang dihadapi oleh guru dan siswa dalam proses

pembelajaran. Prosedur yang dituntut oleh setiap model pengambilan data yang

digunakan harus dipenuhi secara tertib. Agar data yang diperoleh dapat valid, maka

Page 9: Bab III Metode Penelitian SHT

perlu menggunakan prosedur pengumpulan data, antara lain:

a. Tes

Kegiatan tes dilaksanakan melalui pemberian soal individu kepada siswa dalam

bentuk tes uraian/essay (tes formatif) yang harus dikerjakan dalam jangka waktu

tertentu. Hasil kerja siswa tersebut selanjutnya dijabarkan dalam angka-angka

atau nilai hasil belajar.

b. Observasi

Kegiatan ini dilaksanakan melalui pengamatan langsung oleh observer terhadap

kegiatan guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan

lembar observasi yang telah disiapkan dengan cara memberikan tanda ceklist

pada kolom yang telah disediakan, berdasarkan kegiatan yang guru laksanakan

atau tidak dilaksanakan.

F. Teknik Analisis Data dan Indikator Keberhasilan

1. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan selama dan setelah pengumpulan

data. Menurut Miles dan Huberman (Sugiyono, 2012) data yang terkumpul dianalisis

dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang terdiri dari tiga tahap kegiatan yang

dilakukan secara berurutan, yaitu: 1) reduksi data, 2) penyajian data, 3) verifikasi dan

penarikan kesimpulan. Tiga tahap tersebut dijelaskan sebagai berikut:

a. Reduksi data

Page 10: Bab III Metode Penelitian SHT

Reduksi data dilakukan dengan memilah-milah data yang terkumpul. Data

yang diambil adalah yang sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan reduksi

data agar data lebih terarah dan lebih mudah dikelola.

b. Penyajian Data

Data yang telah dipilih-pilih sesuai tujuan penelitian kemudian disajikan ke

dalam tabel. Semua data yang terkumpul mulai dari perencanaan, pelaksanaan

tindakan, observasi, dan refleksi diatur pada tabel agar mempermudah dalam

membaca data.

c. Verifikasi Data dan Penarikan Kesimpulan

Verifikasi data dilakukan dengan cara triangulasi data yaitu membandingkan

data yang diperoleh dari hasil observasi dengan hasil tes, kemudian

dibandingkan dengan dokumentasi atau dibandingkan dengan sumber data

lainnya. Setelah verifikasi data dilakukan penarikan kesimpulan dari semua

data yang diperoleh.

2. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini dapat dilihat dari proses dan hasil.

Dari segi proses, keberhasilan guru ditandai dengan kemampuan guru dalam

menerapkan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Structured

Numbered Heads pada mata pelajaran IPA. Kemampuan guru tersebut didasarkan

pada aktivitas guru dari awal hingga akhir pembelajaran. Indikator keberhasilan dari

segi hasil ditandai dengan nilai siswa dalam mencapai KKM yang diklasifikasikan ke

Page 11: Bab III Metode Penelitian SHT

dalam beberapa rentang nilai yang diperoleh siswa. Sedang segi hasil dari aspek

siswa ditandai dengan kemampuan siswa dalam memperoleh hasil pembelajaran

sebagai bentuk dari kemampuan siswa menjawab soal-soal evaluasi yang diperoleh

dalam bentuk nilai.

Adapun kriteria keberhasilan mengacu pada data yang ditafsirkan dalam

rentang nilai ketuntasan belajar sebagai berikut, sesuai yang dikemukakan oleh

Arikunto dan Safruddin (2009) kriteria ketuntasan belajar dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 3.1. Kriteria Ketuntasan belajar

Tingkat Penguasaan Kualifikasi 85 % - 100 % Sangat baik (SB) 70 % - 84 % Baik (B) 55 % - 69 % Cukup (C) 46 % - 54 % Kurang (K) 0 % - 455 % Sangat kurang (SK)

Sumber : Suharsimin dan safruddin (2009). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Berdasarkan kriteria standar tersebut, maka peneliti menentukan tingkat

pencapaian keberhasilan keberhasilan penelitian ini. Pembelajaran dikatakan berhasil

jika minimal 75% dari jumlah siswa memperoleh nilai ≥ 70 sesuai dengan Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh SD Inpres 12/79 Sumpang

Minangae Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone.