BAB III METODE PENELITIAN -...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN -...
25
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen jenis eksperimen semu (Quasi Experiment). Eksperimen semu (Quasi
Experiment) merupakan pengembangan dari eksperimen murni yang sulit
dilaksanakan. Dalam eksperimen ini ada desain yang mempunyai kelompok
kontrol tetapi tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Two Group
Post test Only, yang dilakukan dengan tes kemampuan KD yang belum diajarkan
oleh guru untuk mengetahui kemampuan antara kelompok eksperimen dengan
kelompok kontrol. Sehingga terlihat perbedaan yang signifikan antara kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol. Subjek penelitian secara terpisah dengan
sekolah berbeda tapi masih dalam satu gugus. Untuk kelompok ekperimen
diperlakukan dengan model pembelajaran kooperatif Make a Match berbantuan
gambar dan untuk kelompok kontrol dengan model pembelajaran konvensional
berbantuan gambar. Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol akan diberi
perlakuan dan setelah mendapat perlakuan akan diberi evaluasi sebagai hasil
belajar. Hasil belajar digunakan untuk mengukur variabel terikat setelah mendapat
perlakuan. Dari hasil uji kesetaraan akan diketahui kesetaraan antar kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol, sedangkan hasil belajar akan diketahui
perubahan hasil belajar IPA siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Desain eksperimen semu Two Group Post test Only, yaitu :
X1 O2
X2 O4
Keterangan :
X1 : Perlakuan melalui pembelajaran dengan Make a Match berbantuan
gambar
X2 : Perlakuan melalui pembelajaran konvensional berbantuan gambar
O2 : Hasil belajar IPA setelah mendapat perlakuan (hasil belajar) pada
26
kelompok eksperimen
O4 : Hasil belajar IPA setelah mendapat perlakuan (hasil belajar) pada
kelompok kontrol
3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.2.1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ada dua jenis, yaitu : (1) Variabel bebas (x) disebut
juga dengan variabel independent yang mempengaruhi perubahan atau timbulnya
variabel terikat (y). Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai variabel bebas
adalah pembelajaran Make a Match berbantuan gambar (x1) dan pembelajaran
konvensional berbantuan gambar (x2) yang dapat memberikan pengaruh terhadap
hasil belajar siswa; (2) Variabel terikat (y) disebut dengan variabel dependent
merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Yang bertindak sebagai
variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa. Karena dalam
pembelajaran mendapat pengaruh dari variabel bebas yaitu pembelajaran Make a
Match berbantuan gambar dan pembelajaran konvensional berbantuan gambar.
Hasil belajar siswa diukur melalui uji kesetaraan dan hasil belajar yang berbentuk
soal pilihan ganda sebanyak 20 soal.
3.2.2. Definisi Operasional
Variabel-variabel dalam penelitian yang digunakan meliputi variabel
bebas dan variabel terikat. Masing-masing mempunyai definisi operasional
sebagai penjelasan dalam pelaksanaan penelitian. Variabel bebas memiliki definisi
operasional yaitu Make a Match berbantuan gambar dan pembelajaran
konvensional berbantuan gambar. Make a Match disini adalah pembelajaran
kooperatif yang dapat meningkatkan keaktifan siswa sehingga dapat
mempengaruhi perbedaan hasil belajar siswa. Sedangka pembelajaran
konvensional merupakan pembelajaran modern dengan metode ceramah.
Perlakuan tersebut dibantu dengan adanya media gambar. Media gambar adalah
media yang dapat dilihat oleh indera penglihatan. Dengan harapan dapat
mengetahui perbedaan hasil belajar siswa.
Variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa yaitu dengan penggunaan
Make a Match berbantuan gambar dan pembelajaran konvensional berbantuan
gambar. Hasil belajar yang dimaksud adalah suatu hasil yang diperoleh dari
27
proses belajar yang awalnya tidak tahu menjadi tahu dan terjadinya perubahan
tingkah laku dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Batasan hasil belajar
siswa lebih kepada hasil belajar kognitif. Sehingga dengan perlakuan Make a
Match berbantuan gambar dan pembelajaran konvensional berbantuan gambar
dapat mempengaruhi perbedaan hasil belajar siswa.
3.3. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas 5 pada dua sekolah yang berbeda, yaitu
SD Negeri Susukan 1 sebagai kelas eksperimen sebanyak 31 siswa. Sedangkan
lokasi SD Negeri Ketapang 1 sebagai kelas kontrol sebanyak 42 siswa. Pada kelas
eksperimen diberikan perlakuan Make a Match berbantuan gambar, sedangkan
untuk kelas kontrol diberi perlakukan pembelajaran konvensional berbantuan
gambar. Jumlah siswa yang menjadi subjek penelitian adalah 73 siswa, rincian
dari subjek penelitian dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5
Data Siswa kelas 5 Kelompok Eksperimen SD Negeri Susukan 1 dan Kelompok
Kontrol SD Negeri Ketapang 1 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2012/2013
SD Kelompok Jenis Kelamin
Jumlah siswa Laki-laki Perempuan
SD Negeri Susukan 1 Eksperimen 16 15 31
SD Negeri Ketapang 1 Kontrol 19 23 42
Jumlah 73
Berdasarkan Tabel 5, kelompok eksperimen SD Negeri Susukan 1 dengan
jumlah siswa laki-laki sebanyak 16 siswa dan perempuan sebanyak 15 siswa.
Total jumlah siswa kelompok eksperimen 31 siswa. Dan kelompok kontrol SD
Negeri Ketapang 1 dengan jumlah laki-laki 19 dan perempuan 23 siswa. Total
jumlah siswa kelompok kontrol adalah 42 siswa. Total keseluruhan siswa adalah
73 siswa dari dua sekolah dasar yang berbeda tetapi masih dalam satu lingkup
gugus Wisanggeni Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.
Sesuai dengan desain penelitian yang dipilih maka sebelum dilakukan
penelitian, dilakukan uji kesetaraan. Uji kesetaraan antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol dilakukan dengan uji kesetaraan. Yaitu dengan jenis soal pilihan
ganda yang berjumlah 20 soal dalam KD 7.1. Mendeskripsikan proses
28
pembentukan tanah karena pelapukan. Uji kesetaraan yang digunakan pada
penelitian untuk mengetahui apakah kedua kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol setara atau tidak. Setelah dilakukan uji kesetaraan, kemudian memberikan
perlakuan seseuai dengan variabel penelitian. Yaitu Make a Match berbantuan
gambar dan pembelajaran konvensional berbantuan gambar.
Berdasarkan desain penelitian Two Group Post test Only kedua subjek
penelitian harus diuji kesetaraan terlebih dahulu. Uji kesetaraan digunakan untuk
mengetahui kesetaraan antara dua kelompok dalam penelitian. Ada 20 soal pilihan
ganda yang sudah diuji validitas dan uji reliabilitasnya. Uji normalitas dan uji
homogenitas merupakan uji prasyarat sebelum dilakukan uji t Independent
Samples Test melalui SPSS 18.0 for windows.
Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Tests of
Normality – Kolmogorov-Smimova pada SPSS versi 18. sig (2-tailed). Jika sig (2-
tailed) > 0,05 maka sebaran data normal, sedangkan jika sig. (2tailed) < 0,05
maka sebaran data tidak normal. Hasil uji normalitas pada kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol untuk uji kesetaraan sebagai berikut :
Tabel 6
Hasil Uji Normalitas Nilai Uji Kesetaraan Kelompok Eksperimen SD Negeri
Susukan 1 dan Kelompok Kontrol SD Negeri Ketapang 1
Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2012/2013
Berdasarkan Tabel 6, hasil uji normalitas diperoleh data dalam kolom
Kolmogorov-Smirnova untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan
Sig. 0,200* menunjukkan bahwa 0,200 > 0,05, maka dapat dianalisis bahwa
sebaran data hasil uji kesetaraan berdistribusi normal.
Setelah dilakukan uji normalitas, selanjutnya uji homogenitas yang
berfungsi untuk mengetahui varian antara kedua kelompok itu sama atau tidak.
29
Berikut disajikan tabel hasil uji homogenitas antara kelompok eksperimen dengan
kelompok kontrol :
Tabel 7
Hasil Uji Homogenitas Nilai Uji Kesetaraan Kelompok Eksperimen SD Negeri
Susukan 1 dan Kelompok Kontrol SD Negeri Ketapang 1
Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2012/2013
Berdasarkan Tabel 7, hasil homogenitas antara kelompok eksperimen
dengan kelompok kontrol, diperoleh bahwa Sig. 0,878 yang dianalisis bahwa
varian antara kedua kelompok adalah sama atau homogen. Karena Sig. 0,878 >
0,05.
Uji t dilakukan setelah melakukan uji prasyarat yaitu uji homogenitas.
Berikut akan disajikan tabel hasil uji t pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol :
Tabel 8
Hasil Uji t Nilai Uji Kesetaraan Kelompok Eksperimen SD Negeri Susukan 1 dan
Kelompok Kontrol SD Negeri Ketapang 1 Kecamatan Susukan
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013
Berdasarkan Tabel 8, hasil uji t bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Jika kriteria signifikasi
diperoleh > 0,05 maka H0 diterima Ha ditolak dan jika diperoleh signifikasi <0,05
maka Ha diterima H0 ditolak. Terbukti dari hasil tabel uji t Independent Samples
30
Test bahwa Sig. (2-tailed) 0,446>0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak. Berikut
H0 dan Ha :
H0 : Tidak ada perbedaan pengaruh antara Make a Match berbantuan gambar
dan pembelajaran konvensional berbantuan gambar terhadap hasil
belajar IPA pada siswa kelas 5 Gugus Wisanggeni Kecamatan Susukan
Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013.
Ha : Ada perbedaan pengaruh antara Make a Match berbantuan gambar dan
pembelajaran konvensional berbantuan gambar terhadap hasil belajar
IPA pada siswa kelas 5 Gugus Wisanggeni Kecamatan Susukan
Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013.
Setelah diketahui hasil uji normalitas, uji homogenitas dan uji t maka
dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan pengaruh antara Make a Match
berbantuan gambar dan pembelajaran konvensional berbantuan gambar terhadap
hasil belajar IPA pada siswa kelas 5. Maka dapat disimpulkan bahwa kedua
kelompok tersebut adalah homogen.
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang berupa nilai atau hasil belajar IPA siswa
maka teknik dan alat pengumpulan data yang sesuai dengan permasalahan yang
diteliti, yaitu observasi dan tes.
3.4.1.1 Tes
Tes yang diberikan untuk mengetahui data awal hasil belajar siswa
sebelum diberi perlakuan yaitu dengan uji kesetaraan dan setelah diberi perlakuan
yaitu hasil belajar antara dua kelompok. Dimana soal uji kesetaraan sudah diuji
validitas dan reliabilitasnya sebanyak 20 soal pilihan ganda.
3.4.1.2 Observasi
Observasi berupa pengamatan pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol saat melakukan pembelajaran pada setiap pertemuan. Observasi dilakukan
pada kelompok eksperimen dengan perlakuan Make a Match berbantuan gambar
dan pada kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional berbantuan
31
gambar yaitu dengan mengisi lembar observasi aktifitas siswa dan sintak kegiatan
mengajar guru.
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data
Dalam instrumen pengumpulan data alat yang digunakan adalah
menggunakan lembar observasi sedangkan teknik pengumpulan data dengan tes.
Instrumen untuk mengetahui hasil belajar IPA adalah dengan tes. Tes dilakukan
untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan setelah mendapatkan
perlakuan. Instrumen berupa tes uji kesetaraan dan tes hasil belajar. Tes yang
disusun mengikuti langkah-langkah penyusunan soal. Langkah yang dimaksud
adalah penyusunan kisi-kisi, uji instrumen dan uji validitas dan reliabilitas. Kisi-
kisi disusun berdasarkan SK dan KD yang ditetapkan.
3.4.2.1 Lembar Observasi
Setelah melakukan uji validitas dan uji reliabilitas dalam instrumen tes,
kemudian membuat instrumen non tes. Instrumen non tes berupa lembar
observasi. Lembar observasi digunakan untuk mengobserver guru dalam
melakukan perlakuan Make a Match berbantuan gambar pada kelompok
eksperimen dan pembelajaran konvensional berbantuan gambar. Kisi-kisi lembar
observasi dibuat berdasarkan sintaks pembelajaran Make a Match dan
pembelajaran konvensional masing-masing berbantuan gambar. Berikut tabel kisi-
kisi lembar observasi pada kelompok eksperimen :
32
Tabel 9
Kisi-kisi Lembar Observasi Tindakan Guru dengan Make a Match Berbantuan
Gambar pada Siswa Kelas 5 Kelompok Eksperimen SD Negeri Susukan 1
Tahap
Pembelajaran Aspek yang Diamati Item
Pra Kegiatan
Guru masuk ke kelas menanyakan keadaan atau
kabar siswa
1
Guru mempersiapkan do’a dan salam. 2
Guru mengkondisikan siswa dengan menyiapkan
peralatan tulis yang harus disiapkan.
3
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 4
Kegiatan Awal
Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran
Make-A Match
5
Guru menyampaikan apersepsi sebelum pelajaran
dimulai.
Guru meminta siswa untuk maju ke depan untuk
membuka salah bingkisan (dalam apersepsi)
6
Guru meminta siswa untuk mendeskripsikan batu
yang ada dalam bingkisan tersebut
7
Secara bergantian siswa maju membuka bingkisan
dan mendeskripsikan batu yang ada dalam bingkisan
8
Guru melakukan tanya jawab mengenai apersepsi
yang telah dilakukan
9
Guru menyiapkan gambar untuk menjelaskan
sedikit tentang jenis-jenis batuan
10
Kegiatan Inti
Guru menyiapkan kartu soal dan jawaban. 11
Guru membagikan kepada siswa satu per satu. 12
Guru membimbing siswa dalam memikirkan
soal/jawaban dengan memberi petunjuk cara
bermain kartu pada awal pelajaran.
13
Guru memberikan batasan waktu kepada siswa. 14
Guru mengoreksi hasil pasangan yang diperoleh
siswa.
15
Guru akan memberi poin bagi yang menjawab
benar.
16
Guru mengumpulkan dan mengacak kartu kembali
agar siswa mendapat kartu yang berbeda.
17
Guru mengintruksikan permainan akan dimulai lagi. 18
Kegiatan Akhir
Guru mengevaluasi siswa dengan menanyakan
jawaban atau soal yang di dapat siswa.
19
Guru dan siswa mengambil kesimpulan bersama- 20
33
Kisi-kisi lembar observasi pembelajaran konvensional pada kelompok
kontrol sebagai berikut :
Tabel 10
Kisi-kisi Lembar Observasi Tindakan Guru dengan Pembelajarn Konvensional
Berbantuan Gambar pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Ketapang 1
sama dengan bernyanyi bersama
Guru memberikan latihan lembar kerja siswa (LKS) 21
Guru dan siswa bersama-sama membahas lembar
kerja siswa (LKS).
22
Guru meminta siswa untuk mengumpulkan LKS ke
depan
23
Guru meluruskan kesalahpahaman dan memberi
penguatan.
24
Guru memberikan tindak lanjut berupa membuat
ringkasan dari materi yang telah disampaikan
25
Tahap Pembelajaran Aspek yang Diamati Item
Pra Kegiatan
Guru masuk ke kelas menanyakan keadaan atau
kabar siswa
1
Guru mempersiapkan do’a dan salam. 2
Guru mengkondisikan siswa dengan
menyiapkan peralatan tulis yang harus
disipakan.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, 3
Kegiatan Awal
Guru merumuskan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai
4
Guru menentukan pokok materi yang akan
disampaikan
5
Guru mempersiapkan alat bantu berupa media
gambar yaitu gambar jenis batuan
6
Kegiatan Inti
Tahap Pembukaan
Guru harus meyakinkan siswa untuk memahami
tujuan pembelajaran yang akan dicapai
7
Guru melakukan apersepsi : dengan membuka
bingkisan yang di dalamnya adalah batu
8
Tahap Penyajian
Guru menjaga kontak dengan siswa secara terus
menerus
10
Guru hendaknya menggunakan bahasa yang
komukatif dan mudah dicerna siswa
11
Kegiatan Inti Guru menyajikan materi secara sistematis 12
34
3.4.2.2 Lembar Tes Hasil Belajar
Instrumen tes yang diberikan adalah tes uji kesetaraan dan tes hasil belajar
hasil belajar. Instrumen soal yang dijamin baik akan melewati langkah-langkah
penyusunan soal. Langkah-langkah penyusunan soal yang pertama adalah
menyusun kisi-kisi soal melalui indikator soal, kedua melakukan uji coba
instrumen, dan ketiga uji validitas dan uji reliabilitas.
Dalam menyusun kisi-kisi diperlukan standar kompetensi dan kompetensi
dasar sebagai berikut :
Standar Kompetensi : 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan
hubungannya dengan penggunaannya sumber daya
alam
Kompetensi Dasar : 7.1. Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena
pelapukan
Berikut kisi-kisi instrumen untuk uji kesetaraan dan untuk hasil belajar
untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa kelas 5 pada kelompok
eksperimen SD Negeri Susukan 1 dan kelompok kontrol SD Negeri Ketapang 1
semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 sebagai berikut :
dengan menjelaskan secara ceramah dan
menyajikan gambar jenis batuan
Guru menanggapi respon siswa dengan segera 13
Guru menjaga kelas agar tetap kondusif dan
menggairahkan untuk belajar
14
Kegiatan Akhir
Guru membimbing siswa dengan menarik
kesimpulan
15
Guru merangsang siswa untuk menanggapi
tentang materi pelajaran yang disampaikan
16
Guru melakukan evaluasi 17
Guru memberikan tindak lanjut berupa tugas
meringkas materi yang telah disampaikan
18
35
Tabel 11
Kisi-kisi Instrumen Uji Kesetaraan dan Hasil Belajar Sebelum Validitas
No Indikator Soal Butir Soal Jumlah
Soal
1. Menyebutkan dasar penggolongan batuan 1, 2, 3 3 2. Menyebutkan jenis batuan berdasarkan proses
terbentuknya
4, 5, 6 3
3. Mengidentifikasi batuan beku 7, 8, 9, 10 4 4. Menyebutkan contoh jenis batuan beku 11, 12 2
5. Menyebutkan ciri-ciri dari jenis batuan beku 13, 14, 15, 16,
17
5
6. Menunjukkan manfaat dari jenis batuan beku 18, 19, 20 3
7. Mengidentifikasi batuan endapan 21, 22, 23, 24 4
8. Menyebutkan ciri-ciri dari jenis batuan
endapan
25, 26, 27, 28,
29, 30
6
9. Menyebutkan manfaat dari jenis batuan
endapan
31, 32, 33 3
10. Menyebutkan contoh dari jenis batuan endapan
34, 35 2
Jumlah 35
Berdasarkan Tabel 11, kisi-kisi tes hasil belajar, ada 10 indikator soal
dengan 35 jumlah soal. Untuk melakukan uji validitas yang dibuat berdasarkan
kisi-kisi yang telah dibuat, kemudian di uji cobakan pada sekolah dasar yang
bukan subjek penelitian. Setelah uji validitas dilakukan, hasil instrumen yang
sudah valid digunakan sebagai uji kesetaraan dan hasil belajar. Instrumen yang
baik harus memenuhi dua persyaratan penting, yaitu harus valid dan reliabel. Uji
validitas dan reliabilitas penting digunakan untuk membuat hasil penelitian lebih
akurat (valid dan reliabel). Untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas maka
instrumen yang telah disusun diujicobakan di sekolah. Uji validitas dan reliabilitas
dengan bantuan SPSS 18.0 for windows.
3.5 Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Uji validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan di SD Negeri Sidorejo
Lor 5 dengan jumlah soal 35 pilihan ganda dan jumlah siswa sebanyak 32.
Kemudian hasil belajar siswa di analisis untuk mengetahui validitas dan
reliabilitasnya butir soal.
36
3.5.1 Validitas Instrumen
Menurut Arikunto (2012:89), yang menyatakan “semua item yang
mencapai koefisien minimal 0,20 daya pembedanya dianggap sangat
memuaskan”. Validitas instrument tes dihitung menggunakan bantuan SPSS 18.0
for windows. Caranya yaitu Analyze-scale-reliability statistic maka hasil
penghitungan dapat dilihat pada output, apabila nilai koefisien kurang dari 0,05
maka item soal tersebut tidak valid dan tidak dapat digunakan.
Tabel 12
Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Uji Kesetaraan dan Hasil Belajar Kelompok
Ekperimen SD Negeri Susukan 1 dan Kelompok Kontrol SD Negeri Ketapang 1
Gugus Wisanggeni Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang
Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013
No Indikator Soal No Soal Jumlah
Soal
Hasil Uji Validitas
No Soal
yang
Valid
No Soal
yang
Tidak
Valid
1. Menyebutkan dasar
penggolongan batuan
1, 2, 3 3 1, 3 2
2. Menyebutkan jenis batuan
berdasarkan proses
terbentuknya
4, 5, 6 3 5 4, 6
3. Mengidentifikasi batuan beku 7, 8, 9, 10 4 7, 8, 9, 10 -
4. Menyebutkan contoh jenis
batuan beku
11, 12 2 12 11
5. Menyebutkan ciri-ciri dari jenis
batuan beku
13, 14, 15,
16, 17
5 13, 15, 16,
17
14
6. Menunjukkan manfaat dari
jenis batuan beku
18, 19, 20 3 18, 19, 20 -
7. Mengidentifikasi batuan
endapan
21, 22, 23,
24
4 21, 22, 24 23
8. Menyebutkan ciri-ciri dari jenis batuan endapan
25, 26, 27, 28, 29, 30
6 25, 26, 28, 29, 30
27
9. Menyebutkan manfaat dari
jenis batuan endapan
31, 32, 33 3 31, 33 32
10. Menyebutkan contoh dari jenis
batuan endapan
34, 35 2 34 35
Jumlah 35 26 9
Berdasarkan Tabel 12, hasil uji validitas dan uji reliabilitas instrumen
soal, terdapat 35 soal, 26 soal yang valid dan 9 soal tidak valid. Untuk uji
kesetaraan dan hasil belajar hanya 20 soal yang disusun. Adapun no soal yang
valid : 1, 3, 5, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 28, 29,
37
30, 31, 33, dan 35. Serta no soal tidak valid adalah 2, 4, 6, 11, 14, 23, 27, 32, 34.
Tedapat 35 soal dan instrumen soal yang disusun hanya ada 20 soal.
3.5.2 Reliabilitas Instrumen
Menurut Sekaran dalam Azwar (2010:98), ketentuan reliabilitas pada
penelitian ini mengacu pada pendapat menyatakan bahwa reliabiliti kurang dari
0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima, dan di atas 0,8 adalah baik.
Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat evaluasi
dapat digunakan tolak ukur yang dimuat oleh Budi (2006:248). Berikut tabel
kriteria Reliabilitas berdasarkan nilai Alpha :
Tabel 13
Kriteria Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha
Koefisien Reliabilitas Kriteria
0.800 < r11 < 1.000 Sangat Reliabel
0.600 < r11 < 0.800 Reliabel
0.400 < r11 < 0.600 Cukup Reliabel
0.200 < r11 < 0.400 Agak Reliabel
r11 < 0.200 Kurang Reliabel
Berdasarkan Tabel 13, dapat dilihat koefisien reliabilitas 0.800 kurang dari
sama dengan 1.000 mempunyai kriteria sangat reliabel. Koefisien reliabilitas
0.600 kurang dari sama dengan 0.800 mempunyai kriteria reliabel. Koefisien
reliabilitas 0.400 kurang dari sama dengan 0.600 mempunyai kriteria cukup
reliabel. Koefisien reliabilitas 0.200 kurang dari sama dengan 0.400 mempunyai
kriteria agak reliabel dan koefisien reliabilitas kurang dari 0.200 mempunyai
kriteria kurang reliabel.
Setelah uji validitas instrumen dilakukan, langkah selanjutnya adalah uji
reliabilitas instrumen soal menggunakan SPSS 18.0 for windows mendapatkan
hasil uji reliabilitas sebagai berikut:
Tabel 14
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Soal
38
Berdasarkan Tabel 14, diperoleh Cronbach’s Alpha sebesar 0.883 yang
berarti 0.883 berada diantara 0.800 dan 1.000 sehingga dapat diambil kesimpulan
bahwa uji reliabilitas instrumen soal adalah sangat reliabel.
3.6. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh merupakan data kuantitatif yang didapatkan dari hasil
uji kesetaraan dan hasil belajar pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Data tersebut dilakukan untuk mengetahui perbedaan rata-rata dengan uji
t yang dilakukan dengan bantuan SPSS Window’s version 18. Teknik ini
digunakan untuk menguji perbedaan mean hitung dari kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Teknik uji t yang dipilih yaitu uji Independent Samples Test.
Sebelum dilakukan uji t adalah uji prasyarat yang pertama adalah uji
normalitas. Hasil dari uji normalitas hasil belajar kelompok eksperimen dari tabel
Kolmogorov-Smirnov di dapat signifikan 0,074. Sedangkan hasil belajar
kelompok kontrol dari tabel Kolmogorov-Smirnova di dapat signifikan 0,078.
Karena taraf signifikasi > 0,05 maka hasil belajar kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol berdistribusi normal.
Uji prasyarat yang kedua adalah uji homogenitas yang diperoleh hasil Sig.
0,139. Taraf signifikan dari uji homogenitas dikatakan homogen diterima jika
taraf signifikan > 0,05. Maka H0 diterima dan Ha ditolak. Jadi, dari uji
homogenitas hasil belajar SD Negeri Susukan 1 dan SD Negeri Ketapang 1 dapat
dikatakan sama atau homogen.
Setelah kedua kelompok terbukti normal dan homogen maka akan dilakukan
uji t dengan uji Independent Samples Test. Kriteria berdasarkan signifikansi
adalah jika signifikansi (>0,05) maka H0 diterima dan Ha ditolak dan jika
signifikansi (< 0,05) maka H0 ditolak dan Ha diterima. Berikut kriteria signifikasi
hasil dari uji t :
Sig = 0,000 s/d 0,010, maka hasil sangat signifikan
Sig = 0,011 s/d 0,050, maka hasil signifikan
Sig = di atas 0,050, maka hasil tidak signifikan
Hipotesis yang diuji dalam penelitian yang selanjutnya dilihat dengan
signifikasi atau probabilitasnya :
39
H0 : Tidak ada perbedaan pengaruh antara Make a Match berbantuan
gambar dan pembelajaran konvensional berbantuan gambar terhadap
hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 Gugus Wisanggeni Kecamatan
Susukan Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013
Ha : Ada perbedaan pengaruh antara Make a Match berbantuan gambar
dan pembelajaran konvensional berbantuan gambar terhadap hasil
belajar IPA pada siswa kelas 5 Gugus Wisanggeni Kecamatan
Susukan Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013
Jika diperoleh signifikasi > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak. Akan
tetapi, apabila signifikasi < 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak. Maka
diharapkan ada perbedaan antara Make a Match berbantuan gambar dengan
pembelajaran konvensional berbantuan gambar pada siswa kelas 5 Gugus
Wisanggeni Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun
Pelajaran 2012/2013.