BAB III METODE PENELITIAN -...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN -...
34
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi penelitian
Lokasi dari penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SD N Kemiri 1
Kecamatan Jepon Kabupaten Blora, semester II tahun pelajaran 2012/2013.
3.2 Waktu Penelitian
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas pada semester II tahun pelajaran
2012/2013 ini membutuhkan waktu selama 4 bulan. Kegiatan ini dimulai dari
bulan Januari 2013 sampai dengan bulan April 2013.
3.3 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4 SD N Kemiri 1
Kecamatan Jepon Kabupaten Blora sebagai kelas yang akan mengalami
perlakuan. Pengambilan subjek penelitian didasarkan atas observasi yang
telah dilakukan dan diskusi dengan guru kelas. Dari pengamatan dan diskusi
dengan guru kelas yang dilakukan maka didapatkan permasalahan terhadap
pembelajaran Matematika di kelas yang menjadi subjek penelitian.
3.4 Variabel Penelitian
Variabel penelitian meurut Slameto (2012:138) adalah sebagai faktor yang
apabila diukur memberikan nilai yang bervariasi. Variabel yang diselidiki pada
penelitian ini adalah hasil belajar matematika kelas 4 SD pada pokok bahasan
bangu datar dan bangun ruang, dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT berbantuan permainan ular tangga.
3.4.1 Variabel Bebas
Menurut Slameto (2012: 140) variable bebas adalah variable yang diduga
sebagai penyebab timbulnya variable lain. Variabel ini merupakan variabel
yang terkait dengan peserta didik, guru, bahan pelajaran, sumber belajar,
prosedur evaluasi, lingkungan belajar, penyelenggaraan KBM seperti interaksi
belajar-mengajar, ketrampilan bertanya guru, gaya mengajar guru, cara
35
belajar peserta didik, serta implementasi model pembelajaran di kelas dan
sebagainya. Hal tersebut akan mempengaruhi ada atau tidaknya peningkatan
dalam hasil belajar peserta didik. Adapun yang menjadi variabel bebas dalam
penelitian ini yakni penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
berbantuan permainan ular tangga diharapkan terjadi peningkatan yang signifikan
terhadap prestasi belajar siswa melalui prosedur evaluasi yang telah dibuat.
3.4.2 Variabel Tergantung
Menurut Slameto (2012: 140) variabel tergantung adalah variable yang
timbul sebagai akibat langsung dari manipulasi variabel bebas. Adapun yang
menjadi variabel tergantung dalam penelitian ini merupakan hasil belajar
siswa setelah dilakukannya penelitian. Unsur-unsur dalam variabel tergantung
ini akan mengalami perubahan baik meningkat ataupun tidak setelah dilakukan
perlakuan khusus terhadap peserta didik. Dalam hal ini yang menjadi fokus
peningkatan adalah hasil belajar pada aspek kognitif siswa kelas 4 SD N kemiri.
3.5 Prosedur Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas. Menurut Nazir, 2005 (dalam Slameto, 2012: 102) ciri utama
penelitian tidakan adalah tujuannya untuk memperoleh penemuan yang signifikan
secara operasional sehingga dapat digunakan ketika kebijakan dilaksanakan.
Menurut Arikunto (2010:17) penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam
beberapa siklus. Setiap siklusnya meliputi beberapa tahapan yang meliputi
perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation) dan
refleksi (reflection) dalam suatu spiral yang saling terkait. Adapun model
penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini akan dusajikan pada Bagan berikut
ini.
36
SIKLUS I
SIKLUS II
Bagan 3.1
Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK )
Pemberian perlakuan dimulai dengan merancang rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) kemudian tahap pelaksanaannya hingga tahap relfeksi
sebagai tahap evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
Selanjutnya membuat alat peraga atau memanfaatkan media belajar yang
diperlukan dengan memperhatikan peserta didik, setelah itu masuk ke dalam
tahap penyususnan rancana kegitan belajar mengajar dan kemudian RPP
yang telah disusun sedemikian rupa diaplikasikan dengan memperhatikan
kesesuaian antara peserta didik, materi, sarana dan prasarana serta alokasi waktu
saat mengajar.
Proses memberikan perlakuan dengan melakukan proses kegiatan
belajar mengajar tidak hanya dilakukan satu atau dua kali, akan tetapi tahapan ini
akan sampai pada tahap kurang lebih 6 kali mengajar. Tahap pertama akan
melihat adakah perubahan atau peningkatan sampai masuk ke tahap dimana
peningkatan dapat terlihat dan diukur secara signifikan. Setiap pembelajaran
Perencanaan
Refleksi
Pelaksanaan dan
Pengamatan
Refleksi
Pelaksanaan dan
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS III JIKA
DIPERLUKAN
37
telah selesai dilaksanakan maka akan dibuat adanya evaluasi, untuk
mengukur perubahan yang terjadi, apakah ada peningkatan atau tidak.
Evaluasi yang dilakukan diterapkan secara berkala, yakni adanya
kesinambungan antara evaluasi yang pertama dengan yang selanjutnya agar
dapat dijadikan perbandingan. Hal ini dilakukan untuk melihat perubahan yang
terjadi sekaligus sebagai bukti dari pembelajaran yang dilakukan telah
memberikan perubahan kepada peserta didik baik berupa motivasi, hasil
belajar, minat dan daya kreatifitas, dan lain-lain. Bila telah dilakukan
evaluasi dan penerapan pembelajaran telah selesai dilaksanakan maka data
yang diperoleh akan dianalisis agar peningkatan yang dimaksudkan dapat terlihat.
Rencana Tindakan Siklus 1
a. Perencanaan
Perencanaan pada siklus I meliputi:
1) Persiapan dengan meminta ijin dari sekolah yang hendak dijadikan
tempat untuk melakukan observasi, wawancara dengan anggota
sekolah, dan mengidentifikasi masalah.
2) Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
3) Menyiapkan alat peraga dan media yang mendukung dengan materi ajar
dan kesesuain dengan pendekatan yang digunakan.
4) Pembuatan lembar soal.
5) Pembuatan lembar observasi.
b. Tindakan
Pertemuan I
1) Guru memberikan penjelasan mengenai bangun ruang yaitu kubus dan
balok.
2) Guru memberi motivasi siswa.
3) Guru membagi kelas ke dalam kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5-6
anak.
4) Siswa mendengarkan penjelasan yang diberikan guru terkait tugas
yang akan dikerjakan dalam kelompok.
38
5) Guru membagikan permainan ular tangga dan bidak ke masing-masing
kelompok.
6) Siswa diminta untuk melakukan pertandingan antara masing-masing
kelompok dengan memainkan ular tangga.
7) Siswa diminta mengerjakan sesuai petunjuk yang diberikan oleh guru.
8) Setelah selesai mengerjakan masing-masing kelompok guru menghitung
masing-masing poin tiap kelompok.
9) Guru memberikan reward.
10) Guru membimbing siswa menarik kesimpulan dari pembelajaran
yang telah dilakukan.
Pertemuan II
1) Guru memberikan penjelasan mengenai bangun ruang tabung,
kerucut,bola, dan jarring-jaring kubus dan balok.
2) Guru memberi motivasi siswa.
3) Guru membagi kelas ke dalam kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5-6
anak.
4) Siswa mendengarkan penjelasan yang diberikan guru terkait tugas
yang akan dikerjakan dalam kelompok.
5) Guru membagikan permainan ular tangga dan bidak ke masing-masing
kelompok.
6) Siswa diminta untuk melakukan pertandingan antara masing-masing
kelompok dengan memainkan ular tangga.
7) Siswa diminta mengerjakan sesuai petunjuk yang diberikan oleh guru.
8) Setelah selesai mengerjakan masing-masing kelompok guru
menghitung masing-masing poin tiap kelompok.
9) Guru memberikan reward.
10) Guru membimbing siswa menarik kesimpulan dari pembelajaran
yang telah dilakukan.
Pertemuan III
1) Guru memberi motivasi siswa.
39
2) Guru memberi megulas kembali tentang materi bangun ruang (kubus,
balok, kerucut, tabung, bola), dan jaring-jaring kubus dan balok..
3) Guru memberikaan soal evaluasi.
4) Siswa mengerjakan sesuai dengan waktu yang diberikan guru.
5) Guru mengumpulkan hasil pekerjaan siswa.
c. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan saat proses belajar mengajar berlangsung.
Pada tahap ini hal yang perlu diperhatikan adalah mengenai pelaksanaan
tindakan kelas yang telah disiapkan. Penelitian tindakan kelas yang
berkolaborasi dengan guru kelas memberikan ruang yang cukup bagi peneliti
untuk melakukan observasi. Observasi yang dilakukan peneliti tidak lepas dari
bantuan guru kelas, karena penelitian yang dilakukan berkolaborasi dengan
guru kelas. Hal itu dimaksudkan agar murid nyaman terhadap pembelajaran
yang basisnya menggunakan pembelajaran tipe TGT berbantuan permainan
ular tangga. Data dari observasi selanjutnya dimasukan dalam lembar
observasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai bahan pertimbangan
untuk perbaikan proses pembelajaran selanjutnya.
d. Refleksi
Kegiatan refleksi ditujukan untuk mengevaluasi hasil kegiatan
pembelajaran dari siklus I. Pada tahap ini dilakukan analisis dari hasil proses
belajar mengajar yang telah dilakukan pada siklus I yang selanjutnya akan
dipergunakan sebagai acuan dalam pengembangan penelitian berikutnya. Hasil
yang diperoleh dalam siklus I apabila masih terdapat kekurangan akan
diperbaiki pada siklus II dan hasil yang menunjukkan tingkat perkembangan
akan dipertahankan dan dikembangkan lebih lanjut untuk pedoman dalam
menuju materi berikutnya.
3.6 Cara Pengumpulan Data dan Instrumen
Untuk memperoleh data dan keterangan-keterangan yang dibutuhkan
dalam penelitian ini, maka penulis menentukan teknik dan alat pengumpulan
40
data yang sesuai dengan penelitian ini. Instrumen yang diperlukan dalam
penelitian tindakan kelas haruslah sejalan dengan prosedur dan langkah-
langkah dalam PTK. Untuk mendukung penelitian ini, maka penulis
menggunakan cara pengumpulan data dengan teknik tes, dokumentasi, dan
observasi.
3.6.1 Teknik Tes
Menurut Poerwanti (2008:34) teknik tes adalah adalah seperangkat tugas
yang harus dikerjakan oleh orang yang dites, dan berdasarkan hasil menunaikan
tugas-tugas tersebut, akan dapat ditarik kesimpulan tentang aspek tertentu pada
orang tersebut. Untuk mengetahui sejauh mana perkembangan pengetahuan
peserta didik teknik yang paling tepat digunakan adalah teknis tes. Peneliti
mengumpulkan dokumen hasil tes pelajaran kelas 4 SD Kemiri 1 sebelum
dilaksanakan penelitian. Selanjutnya setelah hasil tersebut diketahui, maka
penulis dapat memulai memberikan perlakuan yang sesuai setelah melakukan
observasi sebelumnya.. Sebelum tes diberikan, terlebih dahulu diuji cobakan
pada siswa yang bukan merupakan subjek penelitian. Uji coba ini dimaksudkan
untuk mengetahui validitas dan reliabilitas tes tersebut.
Lembar soal-soal tes yang akan diberikan kepada siswa sebagai tes
evaluasi hasil setelah dilakukan pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan permainan ular tangga yang
diberikan di akhir siklus. Adapun lembar soal tes ini digunakan untuk
mengetahui seberapa efektif penggunaan pembelajaran kooperatif tipe TGT
berbantuan ular tangga dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Penjabaran
lembar soal tes evaluasi siklus I maupun siklus dapat dilihat pada kisi-kisi soal
dalam Tabel berikut.
41
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Penulisan Soal Evaluasi siklus I
Semester 1 Tahun Pelajaran 2012/2013
No Standar
Kompetensi
Kompete
nsi Dasar
Uraian
Materi
Indikator No.
Soal
Bentuk
Soal
1. 8. Memahami
sifat bangun
ruang
sederhana
dan
hubungan
antar
bangun
datar
8.1
Menen
tukan
sifat-
sifat
bangun
ruang
sederh
ana
8.2
Menen
tukan
jaring-
jaring
balok
dan
kubus
1.Sifat-
sifat
bangun
ruang
(kubus,
balok,
tabung,
kerucut
, bola)
2.Jaring
-
jaring
kubus
dan
balok
1. Menyebutkan
dan
menggambar
bangun sesuai
sifat-sifat
bangun ruang
yang
diberikan
2. Menyebutkan
jumlah sisi,
rusuk, dan
titik sudut
pada kubus
3. Menyebutkan
jumlah sisi,
rusuk, dan
titik sudut
pada balok.
4. Menyebutkan
jumlah sisi,
rusuk, dan
titik sudut
pada tabung,
kerucut dan
bola
5. Menggambar
dan membuat
berbagai
jaring-jaring
kubus
6. Menggambar
dan membuat
berbagai
jaring-jaring
balok
1, 7, 11,
15,18,1
9
2, 12,
13, 16
3, 4, 21,
27
5, 14,
17,
6, 9, 20,
22, 23,
25
8, 10,
24, 26,
28, 29,
30
Tes
tertulis
(pilihan
ganda)
42
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Penulisan Soal Evaluasi siklus II
Semester 1 Tahun Pelajaran 2012/2013
No Standar
Kompetensi
Kompete
nsi Dasar
Uraian
Materi
Indikator No.
Soal
Bentuk
Soal
1. 8. Memahami
sifat bangun
ruang
sederhana
dan
hubungan
antar
bangun
datar
8.3
mengiden
tifikasi
benda-
benda
bangun
datar
simetris
8.4
menentu
kan hasil
pencermi
nan
suatu
bangun
datar.
1.
Pence
rmina
n
bangu
n
datar
2.
Meng
enal
bangu
n
datar
simetr
is.
3. Siswa dapat
menjelaskan
pengertian
bangun datar
simetris.
4. Siswa dapat
mengetahui
jumlah
simetris pada
bangun datar.
5. Siswa mencari
benda yang
simetris.
6. Siswa dapat
menggambar
pencerminan
bangun datar.
7.Siswa
menjelaskan
sifat bayangan
benda dibentuk
cermin.
1, 7,
11,
15,18,1
9
2, 12,
13, 16
3, 4,
21, 27,
5, 14,
17
6, 9,
20, 22,
23, 25
8, 10,
24, 26,
28, 29,
30
Tes
tertulis
(pilihan
ganda)
43
A) Validitas Soal Tes
Sebelum dibagikan kepada peserta didik, terlebih dahulu soal
evaluasi tertulis diuji coba sehingga diperoleh butir soal yang valid.
Menurut Borg dan Gall (dalam Purwanto, 20122:114) bahwa validitas
merupakan derajat sejauh mana tes mengukur apa yang ingin diukur.
Adapun realibilitas menurut Hopkins dan Atens (dalam purwanto,
2011:154) berhubungan dengan akurasi instrument dalam mengukur
apa yang diukur, kecermatan hasil ukur dan seberapa akurat
seandainya dilakukan pengulangan. Hasil uji validitas dan realibilitas
pada siklus I dan siklus II akan disajikan sebagai berikut.
1) Hasil Uji Validitas Soal Siklus I
Sebelum pemberian soal tes evaluasi atau tes formatif di
setiap akhir siklus, maka soal tes tersebut perlu diuji agar soal
yang diberikan untuk tes evaluasi pada SD tempat penelitian valid.
Dari hasil uji validitas terdapat beberapa soal yang dinyatakan
tidak valid melalui perhitungan dengan spss. Data hasil uji
validitas dipaparkan dalam Tabel 3.3 berikut.
Tabel 3.3
Data Hasil Uji Validitas Siklus I
SD N Kemiri 1 Tahun Pelajaran 2012/2013
Bentuk
Instrumen
Item Soal Valid Tidak
Valid
Essay 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,
9, 10, 11, 12, 13,14,
15, 16, 17, 18, 19,
20, 21, 22, 23, 24,
25, 26, 27, 28, 29,
30.
1, 2, 4, 5, 6, 7, 9,
10, 11, 12, 13,14,
15, 16, 18, 19,
20, 21, 22, 23,
24, 25, 26, 27,
28, 29, 30
3, 7, 17
Setelah diketahui soal-soal yang valid dan tidak valid dari tabel
3.3, maka untuk soal yang tidak valid tidak dapat untuk soal
44
evaluasi di akhir siklus I, karena apabila digunakan maka akan
menyebabkan hasil penelitian akan tidak valid juga.
2) Hasil Uji Validitas Soal Siklus II
Uji validitas yang dilakukan pada siklus I tidak berbeda
dengan uji validitas pada siklus sebelumnya, namun soal yang akan
diujikan berbeda dari siklus I. Jumlah soal yang akan diujikan
sebanyak 30 soal pada SD N Kemiri 1. Adapun hasil uji validitas
pada siklus II disajikan pad Tabel 3.4 berikut.
Tabel 3.4
Data Hasil Uji Validitas Siklus II
SD N Kemiri 1 Tahun Pelajaran 2012/2013
Bentuk
Instrumen
Item Soal Valid Tidak
Valid
Essay 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,
10, 11, 12, 13,14, 15,
16, 17, 18, 19, 20,
21, 22, 23, 24, 25,
26, 27, 28, 29, 30
1, 2, 3, 4, 5, 6,
7, 9, 10, 11, 12,
14, 16, 17, 18,
19, 20, 21, 22,
23, 24, 25, 26,
27, 28, 29, 30
8, 14,
15
Dari tabel 3.4, dapat diketahui bahwa jumlah soal yang
tidak valid berjumlah 3 butir. Dengan demikian ke 4 soal tersebut
tidak akan dijadikan soal untuk tes evaluasi akhir siklus II pada
SD yang dijadikan tempat penelitian yakni SD N Kemiri 1. Soal
evaluasi ini akan dijadikan instrumen untuk mengukur
keberhasilan belajar siswa dan diupayakan agar dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa setelah siswa mengikuti
pembelajaran dengan penerapan model cooperative learning tipe TGT.
B) Reliabilitas Soal Tes
Menurut Poerwanti dan Masduki (2008:38) pengertian yang
paling sederhana dari reliabilitas adalah kemantapan alat ukur dalam
pengertian bahwa alat ukur tersebut dapat diandalkan atau memiliki
45
keajegan hasil. Pada dasarnya hubungan antara validitas dan reliabilitas
dapat dikemukakan bahwa alat ukur yang valid akan cenderung
menghasilkan pengukuran yang reliabel, sebaliknya alat ukur yang
reliabel sama sekali tidak menunjuk pada validitas alat ukur tersebut.
Menurut Basri (2012:2) Jika nilai alpha > 0,7 artinya reliabilitas
mencukupi (sufficient reliability) sementara jika alpha > 0,80 ini
mensugestikan seluruh item reliabel dan seluruh tes secara konsisten
secara internal karena memiliki reliabilitas yang kuat. Atau, ada pula
yang memaknakannya sebagai berikut.
Jika alpha > 0,90 maka reliabilitas sempurna
Jika alpha antara 0,70 – 0,90 maka reliabilitas tinggi
Jika alpha antara 0,50 – 0,70 maka reliabilitas moderat
Jika alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah
1) Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus I
Seperti halnya uji validitas, uji reliabilitas perlu dilakukan
guna mendapatkan data yang reliabel. Dari hasil uji reliabilitas pada
soal yang akan diberikan untuk soal evaluasi akhir siklus I maka dapat
diketahui apakah soal-soal tersebut reliabel atau tidak. Penjabaran
mengenai hasil uji reliabilitas dipaparkan pada Tabel 3.5 berikut ini.
Tabel 3.5
Data Hasil Uji Reliabilitas Siklus I
SD N Kemiri 1 Tahun Pelajaran 2012/2013
Bentuk
Instrumen
Koefisien Relibilitas Kategori
Essay 0.904 Realibilitas
Sempurna
Dengan besar koefisien secara keseluruhan mencapai 0,904
maka dapat disimpulkan bahwa soal yang akan dijadikan tes
evaluasi tersebut reliable dengan kategori reliabilitas sempurna.
46
2) Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus II
Meskipun instrumen yang valid umumnya reliabel, namun
pengujian instrumen tetap harus dilakukan. Oleh karena itu uji
reliabilitas perlu dilakukan untuk mendapatkan data yang reliabel.
Hasil dari uji reliabilitas pada siklus II disajikan pada Tabel 3.6 berikut.
Tabel 3.6
Data Hasil Uji Reliabilitas Siklus II
SD N Kemiri 1 Tahun Pelajaran 2012/2013
Bentuk Instrumen Koefisien Relibilitas Kategori
Essay 0,902 Realibilitas
Sempurna
Dari pemaparan tabel uji reliabilitas di atas maka dapat
diketahui bahwa data yang akan dijadikan soal tes evaluasi akhir
siklus tergolong reliable dengan kriteria yang realibilotas sempurna
dengan koefisien reliabilitas 0,902.
C) Uji Taraf Kesukaran Soal
Tingkat taraf kesukaran soal yang baik adalah soal yang
tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah (Arikunto, 2000: 207). Oleh
karena itu uji taraf kesukaran soal diperlukan untuk melihat tingkat
kesukaran soal yang akan dijadikan sebagai soal tes dari akhir
pembelajaran agar nilai dari hasil tes tersebut dapat dikatakan sesuai
dengan kriteria yang ditentukan yakni denga kriteria soal yang baik
pula. Adapun mengenai kriteria yang digunakan sebagai penentu
kriteria soal adalah makin kecil indeks yang diperoleh, makin sulit
soal tersebut. Sebaliknya, makin besar indeks yang diperoleh makin
mudah soal tersebut. Kriteria indeks kesukaran soal tersebut adalah
sebagai berikut.
0 – 0,30 = Soal kategori sukar
0,31 – 0,70 = Soal kategori sedang
0,71 – 1,00 = Soal kategori mudah
47
Adapun cara melakukan analisis untuk menguji tingkat
kesukaran soal menurut Arikunto (2010:208) adalah dengan
menggunakan rumus sebagai berikut.
P = 𝐵
𝐽𝑆
Keterangan:
P = Indeks kesukaran soal untuk setiap butir soal
B = Banyaknya siswa yang menjawab dengan benar setiap
buti soal
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
3.6.2 Observasi
Observasi dilakukan untuk menilai jalannya pembelajaran sehingga
hasil penilaian yang diperoleh dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk
menyimpulkan hasil pembelajaran tersebut (Arikunto, 2010: 272). Aspek
dalam model pembelajaran ini dijabarkan ke dalam pengamatan yang
dilakukan terhadap guru dan siswa untuk menggambarkan keseuaian model
pembelajaran dengan karakteristik siswa dan guru sehingga proses
pembelajaran berlangsung sesuai dengan tahap-tahap model pembelajaran.
Kemudian instrumen tersebut dijadikan titik tolak dalam menyusun item-item
instrumen. Item-item tersebut dapat berupa pernyataan ataupun pertanyaan.
Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka tiap butir jawaban dapat diberi skor,
misalnya:
Skor 4 = Sangat baik
Skor 3 = Baik
Skor 2 = Cukup
Skor 1 = Kurang
Lembar observasi berupa catatan penting yang digunakan untuk
mengobservasi hal-hal yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Hasil
observasi ini juga difungsikan sebagai sarana untuk melakukan refleksi
terhadap kegiatan pembelajaran. Adapun lembar observasi dapat dilihat pada
kisi-kisi lembar observasi berikut.
48
Tabel 3.7
Kisi-Kisi Lembar Observasi Terhadap Tindakan Guru
No Aspek Butir Lembar
Observasi
1. Guru memberikan apersepsi dan motivasi 1
2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran 2
3. Guru menyampaikan materi pelajaran sesuai silabus 3
4. Guru melibatkan siswa dalam menyampaikan materi
pelajaran 4
5. Guru menggunakan beragam sumber dalam
menyampaikan materi pelajaran 5
6. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa 6
7. Guru membentuk kelompok kelas 7
8. Guru membimbing kelompok 8
9. Guru memberi lembar kerja kelompok 9
10. Guru memberikan permainan ular tangga 10
11. Guru membentuk pertandingan antar kelompok 11
12. Guru memberikan waktu untuk pertandingan kelompok 12
13. Guru memberikan skor 13
14. Guru memberikan refleksi 14
15. Guru menyimpulkan hasil pembelajaran 15
49
Tabel 3.8
Kisi-Kisi Lembar Penilaian Aktivitas Siswa
No. Indikator Butir nomor
soal
1. Aktivitas siswa mengamati penjelasan 1
2. Aktivitas siswa bertanya 2
3. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran menalar 3
4. Aktivitas siswa menyaji 4
5. Aktivitas siswa dalam menyimpulkan pelajaran 5
6. Aktivitas siswa berkarya 6
7. Aktivitas kekompakan 7
8. Kompetisi antar kelompok 8
9. Interaksi antar kelompok 9
10. Pengaasaan materi 10
3.6.3 Dokumentasi
Pada instrumen ini, diberlakukan upaya untuk mencari sumber
sebanyak-banyaknya yang difungsikan sebagai penunjang dari penelitian.
Dokumentasi digunakan sebagai alat ukur dalam perkembangan penelitian
selanjutnya. Bermula dari bagaimana keadaan peserta didik, situasi belajar,
sarana dan prasarananya sampai keadaan lingkungan di sekitar sekolah
tersebut. Dokumentasi berupa hasil nilai siswa baik sebelum siklus maupun pada
siklus 1 dan siklus 2, foto-foto proses pembelajaran di kelas.
3.7 Indikator Kinerja
Menurut Slameto (2012: 256) pada bagian indicator kerja ini tolak ukur
keberhasilan tindakan perbaikan ditetapkan secara eksplisit sehingga
memudahkan verifikasinya untuk tindakan perbaikan melalui PTK. Indikator
kinerja dalam penelitian ini yaitu:
a. guru tampil mengelola kelas dengan membentuk kelompok belajar yang
dipertandingkan dan memberi skor bagi siswa dalam proses pembelajaran
Matematika dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT
berbantuan permainan ular tangga. Pada akhir pertemuan hasil observasi
50
pada aspek sintaks dalam siklus II dapat mencapai ketuntansan lebih dari
80%
b. melalui tes formatif pada akhir siklus II 80 % siswa kelas IV SD Kemiri 1
kecamatan Jepon Kabupaten Blora mengalami ketuntasan belajar dalam
pembelajaran Matematika pokok bahasan bangun ruang dan bangun datar.
Keriteria keberhasilan Indikator kinerja dalam penelitian ini sebagai berikut.
Jika indikator > 60% = kurang memuaskan
Jika indikator <60% dan > 80% = memuaskan
Jika indikator < 80% = sangat memuaskan
3.8 Analisis Data Penelitian
Menurut Salmeto (2012: 256) bahwa pekerjaan analisis data dalam PTK
adalah bergerak dari penulisan diskripsi kasar catatan observasi, wawancara dan
dokumentasi, misalnya kegiatan siswa selama pembelajaran di kelas samapai pada
produk penelitian. Dalam PTK data dianalisi pada saat pengumpulan dan setelah
selesai pengumpulan data yaitu dengan melakukan refleksi. Adapun teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
komparatif untuk data kuantitatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi
awal, nilai tes setelah siklus I, dan nilai tes setelah siklus II. Sedangkan
untuk data kualitatif dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif
berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap–tiap siklus. Analisis data hasil
penelitian yang tergolong data kuantitatif berupa hasil belajar (tes evaluasi)
dengan cara persentase yaitu dengan menghitung peningkatan ketuntasan
belajar siswa secara individual jika siswa tersebut mampu mencapai skor
minimal 60 dan ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai diatas
60 ini jumahnya sekitar 80% dari jumlah seluruh siswa. Rumusan ketuntasan
klasikal dapat dirumuskan sebagai berikut.
Ketuntasan klasikal = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 x 100 %