BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE...

43
54 Sinta Setiawati, 2017 DESAIN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI ISLAMI DI SMPT MANAHIJUL HUDA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE PENELITIAN Dalam melakukan suatu penelitian dibutuhkan sebuah metode dan pendekatan untuk pedoman dalam melakukan penelitian. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode Design Based Research (DBR). Qualitative research is a means for exploring and understanding the meaning individuals or groups ascribe to a social or human problem (John W. Creswell, 2009 : hlm. 4) Pendekatan kualitatif digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alamiah (Sugiyono, 2013 : 15). Alamiah yaitu suatu kondisi yang tumbuh dan berkembang dengan sendirinya. Obyek yang alamiah adalah obyek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut. Adapun mengenai metode penelitian., penelitian ini akan menggunakan rancangan penelitian Design Based research (DBR). Menurut Plomp (2007, hlm. 13) Design Based research adalah sebagai berikut. Suatu kajian sistematis tentang merancang, mengembangkan dan mengevaluasi intervensi pendidikan seperti program, strategi dan bahan pembelajaran, produk dan sistem sebagai solusi untuk memecahkan masalah yang kompleks dalam praktik pendidikan, yang bertujuan untuk memajukan pengetahuan kita tentang karakteristik dari intervensi-intervensi tersebut serta proses perancangan dan pengembangannya. Dari ungkapan Plomp di atas, dapat dipahami bahwa Design Based research (DBR) bertujuan untuk merancang dan mengembangkan komponen pembelajaran, baik itu strategi pembelajaran, bahan pembelajaran maupun produk dan sistem. Komponen-komponen tersebut dirancang lalu dikembangkan agar masalah yang dihadapi di dunia pendidikan dapat dipecahkan, sehingga dunia pendidikan lebih maju. Hasil akhir dari metode Design Based research (DBR) ini merupakan merancang sebuah design model pembelajaran tari untuk menerapkan nilai-nilai

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE...

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE …repository.upi.edu/30461/6/T_PSN_1502754_Chapter3.pdf · Materi atau bahan ajar yang digunakan selain dari buku paket dari pemerintah

54 Sinta Setiawati, 2017 DESAIN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI ISLAMI DI SMPT MANAHIJUL HUDA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. PENDEKATAN DAN METODE PENELITIAN

Dalam melakukan suatu penelitian dibutuhkan sebuah metode dan

pendekatan untuk pedoman dalam melakukan penelitian. Pada penelitian ini,

peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode Design Based

Research (DBR).

Qualitative research is a means for exploring and understanding the

meaning individuals or groups ascribe to a social or human problem (John W.

Creswell, 2009 : hlm. 4)

Pendekatan kualitatif digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alamiah

(Sugiyono, 2013 : 15). Alamiah yaitu suatu kondisi yang tumbuh dan

berkembang dengan sendirinya. Obyek yang alamiah adalah obyek yang

berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti

tidak begitu mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut. Adapun mengenai

metode penelitian., penelitian ini akan menggunakan rancangan penelitian Design

Based research (DBR). Menurut Plomp (2007, hlm. 13) Design Based research

adalah sebagai berikut.

Suatu kajian sistematis tentang merancang, mengembangkan dan mengevaluasi intervensi pendidikan seperti program, strategi dan

bahan pembelajaran, produk dan sistem sebagai solusi untuk memecahkan masalah yang kompleks dalam praktik pendidikan, yang bertujuan untuk memajukan pengetahuan kita tentang karakteristik

dari intervensi-intervensi tersebut serta proses perancangan dan pengembangannya.

Dari ungkapan Plomp di atas, dapat dipahami bahwa Design Based research

(DBR) bertujuan untuk merancang dan mengembangkan komponen pembelajaran,

baik itu strategi pembelajaran, bahan pembelajaran maupun produk dan sistem.

Komponen-komponen tersebut dirancang lalu dikembangkan agar masalah yang

dihadapi di dunia pendidikan dapat dipecahkan, sehingga dunia pendidikan lebih

maju. Hasil akhir dari metode Design Based research (DBR) ini merupakan

merancang sebuah design model pembelajaran tari untuk menerapkan nilai-nilai

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE …repository.upi.edu/30461/6/T_PSN_1502754_Chapter3.pdf · Materi atau bahan ajar yang digunakan selain dari buku paket dari pemerintah

55

Sinta Setiawati, 2017 DESAIN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI ISLAMI DI SMPT MANAHIJUL HUDA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Islami. Benny A. Pribadi (2009, hlm. 86) mengungkapkan “Model desain sistem

pembelajaran biasanya menggambarkan langkah-langkah atau prosedur yang

perlu ditempuh untuk menciptakan aktivitas pembelajaran yang efektif, efisien

dan menarik”. Maka hasil dari penelitian ini merupakan langkah-langkah atau

prosedur pembelajaran yang dirancang agar proses pembelajaran menjadi

menarik dan efektif.

B. PROSEDUR DAN LANGKAH-LANGKAH DBR (DESIGN BASED

RESEARCH)

Dalam melaksanakan penelitian dengan mengacu kepada metode DBR atau

Design Based Research, tentu ada prosedur dan langkah-langkah penelitian yang

harus dilaksanakan. Setiap metode penelitian tentu memiliki prosedur dan

langkah-langkah penelitian yang berbeda-beda, begitu pula dengan prosedur dan

langkah-langkah penelitian dalam metode DBR atau Design Based Research ini.

Cobe at all 2003, Kelly 2003, reeves et all 2005 dalam Akker dkk (2006, hlm 4)

menjelaskan bahwa ada lima karakteristik dari DBR, yaitu interventionist,

iterative, process oriented, utility oriented, dan theory oriented. Ungkapan

tersebut memperkuat bahwa penggunaan metode DBR yang akan dilakukan

dengan percobaan berulang dalam pembelajaran tari untuk menerapkan nilai-nilai

Islam, sehingga akhirnya menghasilkan desain model pembelajaran. Selintas DBR

atau Design Based Research memiliki kesamaan dengan penelitian tindakan,

yakni dikembangkan dalam siklus namun tujuan yang ingin dihasilkan berbeda.

Rita Milyartini dkk (2015, hlm. 16) mengungkapkan sebagai beikut.

“Design Based Research (DBR) ini memiliki perbedaan dengan penelitian tindakan dalam tujuannya yakni untuk menghasilkan teori atau model yang

bersifat grounded. Sementara tujuan riset penelitian tindakan adalah mengimplementasikan sesuatu memperbaiki keadaan atau memecahkan persoalaan”.

Dari ungkapan Rita Milyartini di atas terlihat perbedaan dari tujuan

penelitian tindakan dan DBR atau design based research. Pada DBR atau design

based research ini peneliti ingin menghasilkan sebuah rancangan model

pembelajaran untuk menerapkan nilai-nilai Islami yang berdasarkan analisis

masalah sebelumnya. Untuk menghasilkan rancangan model pembelajaran tari

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE …repository.upi.edu/30461/6/T_PSN_1502754_Chapter3.pdf · Materi atau bahan ajar yang digunakan selain dari buku paket dari pemerintah

56

Sinta Setiawati, 2017 DESAIN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI ISLAMI DI SMPT MANAHIJUL HUDA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang menerapkan nilai-nilai Islami, digunakan DBR atau design based research.

Latukeffu (2010, hlm. 24) mengungkapkan bahwa :

“Design based research adresses theoretical questions about the nature of learning in context, approaches to the study of learning phenomena in real situations and the need to derive research findings from formative

evaluations”.

Ungkapan Latukeffu di atas lebih kurang memiliki makna bahwa Penelitian

berbasis desain mengemukakan pertanyaan teoritis tentang sifat pembelajaran

dalam konteks, pendekatan terhadap studi fenomena pembelajaran dalam situasi

nyata dan kebutuhan untuk memperoleh temuan penelitian dari evaluasi formatif

yakni penilaian setiap akhir pembahasan atau topik untuk melihat apakah tujuan

pembelajaran dapat tercapai atau tidak. Untuk menghasilkan rancangan model

pembelajaran tari untuk menerapkan nilai-nilai Islami, peneliti harus melakukan

empat tahapan dalam penelitian metode DBR atau design based research .

Tel Amiel dan Thomas C. Reeves (2008, hlm. 29-40, menjelaskan bahwa

penelitian yang menggunakan metode DBR ini dibagi menjadi 4 tahap, yaitu

identifikasi dan analisis masalah, pengembangan prototype program, uji coba dan

implementasi serta refleksi untuk mendapatkan prinsip desain yang diharapkan

dan mengatasi berbagai permasalahan yang muncul. Untuk lebih jelas dapat

dilihat pada bagan berikut.

Bagan 3.1 : Pendekatan Design Based Research (DBR)

(diadaptasi dari: Pendekatan desain research Amiel dan Reeves 2008)

Analysis of

practical

problems by

researchers

and

practitioners

in

Development

of solutions

informed by

existing design

principles and

technological

innovations

Iterative

cycles of

testing and

refinement of

solutions in

practice

Reflection to

produce “design

principles” and

enhance solution

implementation

Hasil

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE …repository.upi.edu/30461/6/T_PSN_1502754_Chapter3.pdf · Materi atau bahan ajar yang digunakan selain dari buku paket dari pemerintah

57

Sinta Setiawati, 2017 DESAIN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI ISLAMI DI SMPT MANAHIJUL HUDA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari rancangan Design Based research (DBR) Reeves 2008 di atas, maka

dihasilkan desain penelitian sebagai berikut.

(Bagan 3.2: Design penelitian DBR)

Berdasarkan desain penelitian di atas, maka dapat dijelaskan tahapan

penelitian sebagai berikut.

1. Identifikasi dan Analisis Masalah

Permasalahan yang terjadi pada pembelajaran seni tari hampir di banyak

sekolah di Tasikmalaya adalah ketidakmampuan guru menyajikan pembelajaran

seni tari yang diharapkan kurikulum dan masyarakat umumnya. Pemahaman guru

dan masyarakat umum bahwa pembelajaran seni tari adalah menghasilkan peserta

didik yang mampu menari dengan baik. Adapun tarian yang berkembang dan

dianggap hanya mengedepankan keindahan fisik seperti tari Jaipong oleh

masyarakat di Tasikmalaya dianggap tidak sesuai untuk di terima peserta didik

khususnya tingkat Sekolah Menengah Pertama. Padahal, dalam pembelajaran tari

bukan hal tersebut yang menjadi tujuan pembelajaran. Melainkan nilai-nilai baik

yang terkandung dalam sebuah tarian yang kemudian diterapkan kepada peserta

didik, sehingga peserta didik mampu memahami teks dan konteks tari, makna

yang terkandung di dalamnya dan mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata

hingga peserta didik mampu menampilkan gerak tari.

Dari sekian banyak sekolah yang peneliti kunjungi di Tasikmalaya, ada

dua sekolah yang secara khusus menyampaikan materi seni tari berbasis nilai-nilai

Hasil

1. Masalah

Mengidentif

ikasi

masalah

dan analisis

masalah

mengenai

pembelajar

2.

Perancangan.

Merancang

solusi

terhadap

masalah

tersebut,

beserta

dengan

3. Siklus Berulang

Ditetapkan 4

siklus

berdasarakan

langkah-

langkah

pembelajaran

model simulasi

4. Refleksi

Meninjau

kembali

hasil

belajar

siswa

untuk

mendapat

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE …repository.upi.edu/30461/6/T_PSN_1502754_Chapter3.pdf · Materi atau bahan ajar yang digunakan selain dari buku paket dari pemerintah

58

Sinta Setiawati, 2017 DESAIN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI ISLAMI DI SMPT MANAHIJUL HUDA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Islami. Kemudian, peneliti analisis bagaimana proses pembelajarannya, media,

metode hingga model pembelajarannya hingga hasil dari pembelajaran tersebut.

Setelah peneliti amati, kemudian peneliti menganalis kekuatan dan kelemahan

yang dua sekolah tersebut miliki, sehingga peneliti bisa mengembangkan dan

membuat rancangan model pembelajaran tari untuk menerapkan nilai-nilai Islami

di sekolah lain.

Dua sekolah yang peneliti analisis yakni SMPN 2 Ciawi dan SMPN 1

Kadipaten yang berada di Kabupaten Tasikmalaya. Kedua sekolah tersebut

memiliki input dan output yang berbeda dalam pembelajaran tari berbasis nilai-

nilai Islami. Input merupakan stimulus yangg diberikan kepada peserta didik

untuk menerapkan nilai-nilai Islami sehingga nilai-nilai tersebut dapat

tersampaikan atau tertanam pada diri peserta didik. Peneliti menganalisis nilai-

nilai apa saja yang diimplementasikan kepada peserta didik melalui pembelajaran

tari. Berikut adalah bagan yang menjelaskan input dan output dari kedua sekolah

tersebut.

SMP NEGERI 2 CIAWI

1.

2.

3.

Bagan 3.3: Nilai dan Indikator penilaian SMPN 2 Ciawi

INPUT

Cerita tokoh Islam

NILAI-NILAI

ISLAMI

OUTPUT

RELIGIUS

GIGIH

PANTANG

MENYERA H

Indikator :

Religius : Mengagumi Kebesaran Allah SWT atas

kesenian yang dipelajari dan Mengagumi Kebesaran

Allah SWT atas kemampuan yang dimiliki

Gigih : Bekerja keras dalam mengerjakan tugas

Pantang Menyerah : Tidak mudah putus asa ketika

menghadapi kesulitan dalam pembelajaran tari.

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE …repository.upi.edu/30461/6/T_PSN_1502754_Chapter3.pdf · Materi atau bahan ajar yang digunakan selain dari buku paket dari pemerintah

59

Sinta Setiawati, 2017 DESAIN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI ISLAMI DI SMPT MANAHIJUL HUDA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SMPN 1 KADIPATEN

4.

5.

Bagan 3.4: Nilai dan Indikator penilaian SMPN 1 Kadipaten

Berdasarkan analisis di SMPN 2 Ciawi dan SMPN 1 Kadipaten, peneliti

menemukan stimulus atau input yang digunakan oleh kedua sekolah tersebut

memiliki perbedaan. SMPN 1 Kadipaten memilih stimulus dari kesenian Marawis

dikarenakan kesenian tersebut tumbuh dan berkembang disebagian besar

lingkungan peserta didik, sehingga peserta didik tidak asing lagi dengan kesenian

Marawis tersebut. Apabila stimulus yang diberikan kepada peserta didik

merupakan sesuatu yang mereka kenal maka akan lebih mudah masuk atau

menyerap saat proses pembelajaran, sehingga nilai religius, bersahaja dan

kebersamaan dapat tercapai. Maka guru seni budaya di SMPN 1 Kadipaten

memilih kesenian Marawis untuk disampaikan pada kegiatan belajar mengajar

(KBM) mata pelajaran seni tari.

Selain SMPN 1 Kadipaten, SMPN 2 Ciawi memiliki stimulus berbeda.

SMPN 2 Ciawi memilih cerita pahlawan atau tokoh Islam sebagai stimulus yang

diberikan kepada peserta didik. Stimulus tersebut dipilih oleh guru seni

budayanya, karena tujuan pembelajaran untuk menerapkan nilai religius, gigih

dan pantang menyerah tercermin dalam diri seorang pahlawan. Maka stimulus

INPUT

Kesenian Marawis

NILAI-NILAI

ISLAMI

OUTPUT

RELIGIUS

BERSAHAJA

KEBERSAMAAN

Indikator :

Religius : Mengagumi Kebesaran Allah SWT atas kesenian

yang dipelajari dan Mengagumi Kebesaran Allah SWT atas

kemampuan yang dimiliki

Bersahaja : Rendah hati dan Tidak sombong ketika mampu

menyelesaikan tugas atau memahami materi dalam

pembelajaran

Kebersamaan : Saling membantu dengan teman yang kesulitan

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE …repository.upi.edu/30461/6/T_PSN_1502754_Chapter3.pdf · Materi atau bahan ajar yang digunakan selain dari buku paket dari pemerintah

60

Sinta Setiawati, 2017 DESAIN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI ISLAMI DI SMPT MANAHIJUL HUDA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

cerita pahlawan atau tokoh Islam digunakan dalam pembelajaran tari untuk

menerapkan nilai-nilai Islami, yakni religius, gigih dan pantang menyerah.

Berdasarkan identifikasi dari SMPN 2 Ciawi dan SMPN 1 Kadipaten di

atas, terdapat kekuatan dan kelemahan dari setiap sekolah. Dari identifikasi

masalah tersebut muncul ide untuk membuat sebuah rancangan desain model

pembelajaran dari keunikan dua sekolah yang peneliti analisis. Untuk

mengidentifikasi masalah dalam proses pembelajaran di SMPN 1 Kadipaten dan

SMPN 2 Ciawi yang meliputi guru, peserta didik, bahan ajar, metode dan model

pembelajaran, peneliti menggunakan teknik SWOT yang dikemukakan oleh

Albert Humphrey. SWOT adalah metode perencanaan strategis untuk

menganalisis strength (kekuatan), weakness (Kelemahan), opurtunities (Peluang)

dan threats (Ancaman). Analisis SWOT tersebut akan digambarkan lewat bagan

di bawah ini, agar memudahkan peneliti dalam menganalisis komponen

pembelajaran serta model pembelajaran yang digunakan di kedua sekolah

tersebut. Berikut adalah bagan yang akan memperlihatkan strength, weakness,

opurtunities, dan threats dari kedua sekolah yang dapat dijadikan acuan untuk

mengembangkan model menjadi sebuah desain pembelajaran yang lebih baik lagi.

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE …repository.upi.edu/30461/6/T_PSN_1502754_Chapter3.pdf · Materi atau bahan ajar yang digunakan selain dari buku paket dari pemerintah

62

Sinta Setiawati, 2017 DESAIN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI ISLAMI DI SMPT MANAHIJUL HUDA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. ANALISIS SWOT TERHADAP KOMPONEN PEMBELAJARAN DI SMPN 1 KADIPATEN DAN SMPN 2 CIAWI

SMPN 1 KADIPATEN

(MODEL INSTRUKS I LANGSUNG)

SMPN 2 CIAWI

(MODEL SIMULASI)

STRENGTHS

Tujuan pembelajarannya untuk menerapkan nilai religius,

bersahaja dan kebersamaan melalui pembelajaran tari (Kesenian

Marawis)

Metode pembelajarannya menggunakan mix method yaitu metode

ceramah, metode tanya jawab, metode diskus i dan metode

demonstrasi

Evaluasi pembelajarannya dengan cara evaluasi kualitatif yang

dinyatakan dengan ungkapan sangat baik, baik, cukup, kurang dan

sangat kurang.

Menggunakan media audio dan audio visual.

Peran guru yang banyak memotivasi siswa untuk mencintai

budayanya dan mengangkat kesenian lokal, .

Tujuan pembelajarannya untuk menerapkan nilai religius, gigih

dan pantang menyerah melalui pembelajaran tari.

Materi atau bahan ajar yang digunakan selain dari buku paket

dari pemerintah juga membahas cerita kepahlawanan Islam.

Metode pembelajarannya menggunakan mix method yaitu

metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode

demonstrasi, metode resitasi, dan metode eksperimental.

Evaluasi pembelajarannya dengan cara evaluasi kualitatif yang

dinyatakan dengan ungkapan sangat baik, baik, cukup, kurang

dan sangat kurang.

Menggunakan media audio, audio visual, dan interaktif.

WEAKNESS ES

Materi atau bahan ajar yang digunakan tidak terlalu mendalam

membahas mengenai kesenian Marawis.

Strategi pemeblajaran yang digunakan yaitu Strategi Ekspositori,

yaitu strategi dengan guru yang memiliki peran lebih banyak

dibanding peserta didik. Hal tersebut menyebabkan anak kurang

kreatif.

Penyampaian guru mengenai kesenian Marawis yang digunakan

sebagai bahan ajar kurang mendalam serta pembatasan gerak yang

menyebabkan peserta didik kurang kreatif.

Guru terlalu memberikan kebebasan dalam menciptakan gerak,

sehingga gerak yang dihasilkan kurang bermakna.

OPPORTUNITIES

Dengan kekuatan dari tujuan, media, metode, evaluasi serta peran

guru dalam pembelajaran seni tari yang dilakukan jika tidak disertai

dengan bahan ajar dan strategi yang baik maka tujuan pembelajaran

tidak akan tercapai.

Pembelajaran seni tari melalui cerita tokoh Islam di SMPN 2

Ciawi akan lebih baik lagi jika guru tidak terlalu membebaskan

peserta didik dalam eksplorasi gerak. Namun harus tetap diberi

dasar yang kemudian dikembangkan oleh peserta didik.

THREATS

Jika materi dan strategi yang digunakan tidak diperbaiki makan

tujuan pembelajaran tidak akan tercapai.

Jika guru terlalu memberikan kebebasan dalam mengeksplorasi

gerak kepada peserta didik maka gerak yang dihasilkan tidak akan

sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Tabel 3.1 Analisis swot terhadap komponen pembelajaran di smpn 1 kadipaten dan smpn 2 ciawi

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE …repository.upi.edu/30461/6/T_PSN_1502754_Chapter3.pdf · Materi atau bahan ajar yang digunakan selain dari buku paket dari pemerintah

63

Sinta Setiawati, 2017 DESAIN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI ISLAMI DI SMPT MANAHIJUL HUDA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah melihat strength (kekuatan), weakness (Kelemahan), opurtunities (Peluang) dan threat (Ancaman) dari dua sekolah di atas.

Peneliti dapat melihat strength dan weakness dari setiap sekolah. Dengan analisis ini, peneliti dapat melihat sekolah yang memiliki peluang

yang potensial dengan ancaman yang dapat diminimalisir, sehingga model yang digunakan di sekolah tersebut dapat peneliti jadikan

sebagai acuan untuk mengembangkan desain model pembelajaran yang baru.

Dari tabel di atas terlihat bahwa SMPN 2 Ciawi yang menggunakan model simulasi memiliki strength yang lebih potensial

dibandingkan dengan SMPN 1 Kadipaten. Dengan menanggulangi ancaman yang ada di SMPN 2 Ciawi yaitu guru terlalu memberikan

kebebasan dalam mengeksplorasi gerak kepada peserta didik maka gerak yang dihasilkan tidak akan sesuai dengan tujuan, maka perlu

dilakukan pengembangan model simulasi menjadi sebuah design model pembelajaran yang baru sehingga dapat mengontrol pembuatan dan

pengembangan gerak yang dilakukan peserta didik.

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE …repository.upi.edu/30461/6/T_PSN_1502754_Chapter3.pdf · Materi atau bahan ajar yang digunakan selain dari buku paket dari pemerintah

64

Sinta Setiawati, 2017 DESAIN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI ISLAMI DI SMPT MANAHIJUL HUDA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. ANALISIS SWOT TERHADAP MODEL PEMBELAJARAN YANG DILAKSANAKAN DI SMPN 1 KADIPATEN DAN

SMPN 2 CIAWI

MODEL INSTRUKSI LANGSUNG

(SMPN 1 KADIPATEN)

MODEL SIMULAS I

(SMPN 2 CIAWI)

STRENGTHS

Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi

materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga

guru dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus

dicapai oleh siswa.

Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep

dan keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang

berprestasi rendah.

Model pembelajaran langsung yang menekankan kegiatan

mendengar (misalnya ceramah) dan mengamati (misalnya

demonstrasi) dapat membantu siswa yang cocok belajar dengan

cara-cara ini.

Model pembelajaran langsung bergantung pada kemampuan

refleksi guru sehingga guru dapat terus menerus mengevaluasi

dan memperbaikinya.

Simulasi dapat membuat siswa mengetahui kondisi yang

terjadi saat suatu peristiwa berlangsung walaupun sudah

terjadi sangat lama. Misalnya kondisi peperangan pahlawan

melawan penjajah pada zama dahulu.

Simulasi dapat mengembangkan kreativitas penciptaan gerak

siswa, karena melalui simulasi siswa diberi kesempatan untuk

memainkan peranan sesuai dengan topik yang disimulasikan.

Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.

Memperkaya pengetahuan, sikap dan keterampilan yang

diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang

problematis.

Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses

pembelajaran.

Siswa diberikan kesempatan untuk menyalurkan perasaannya

yang terpendam. Perasaan yang terpendam tersebut, akan

memperoleh kepuasan, kesegaran, dan kesehatan jiwa dengan

menerapkan teknik simulasi ini.

Metode simulasi dapat membantu siswa dalam

mengembangkan bakat dan kemampuan yang dimiliki.

WEAKNESS ES

Dalam model pembelajaran langsung, guru sulit untuk mengatasi

perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat

pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan

siswa. Karena di dalam setiap kelas, terdapat bermacam-macam

siswa yang memiliki tingkat intelegensi yang berbeda-beda. Dan

setiap siswa memiliki perlakuan yang berbeda pula.

Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat

secara aktif, sulit bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan

dan kreatifitas mereka.

Pengelolaan yang kurang baik. sering simulasi dijadikan

sebagai alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi

terabaikan.

Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering

mempenggaruhi siswa dalam melakukan simulasi

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE …repository.upi.edu/30461/6/T_PSN_1502754_Chapter3.pdf · Materi atau bahan ajar yang digunakan selain dari buku paket dari pemerintah

65

Sinta Setiawati, 2017 DESAIN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI ISLAMI DI SMPT MANAHIJUL HUDA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini,

kesuksesan strategi pembelajaran ini bergantung pada image

guru. Artinya, guru harus memiliki kesiapan yang lebih dalam

berhadapan dengan siswa, lebih percaya diri, dan juga

berpengetahuan yang luas pula. Selain itu, gaya berkomunikasi

guru juga mempengaruhi sukses tidaknya model ini. Jika hal ini

tidak dicapai oleh guru, maka pembelajaran akan terhambat,

suasana kelas menjadi tidak kondusif, serta siswa akan menjadi

bosan.

OPPORTUNITIES

Jika siswa ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran serta guru

dapat menemukan cara untuk mengatasi perbedaan kemampuan

peserta didik dalam proses pembelajaran maka tujuan pembelajaran

akan tercapai.

Jika guru dapat mengelola kelas dan peserta didik saat

pembelajaran maka tujuan pebelajaran akan tercapai.

THREATS

Jika siswa tidak ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran serta

guru tidak dapat menemukan cara untuk mengatasi perbedaan

kemampuan peserta didik dalam proses pembelajaran maka tujuan

pembelajaran tidak akan tercapai.

Jika guru tidak dapat mengelola kelas dan peserta didik saat

pembelajaran maka tujuan pebelajaran tidak akan tercapai.

Tabel 3.2 Analisis swot terhadap model pembelajaran yang dilaks anakan di smpn 1 kadipaten dan smpn 2 ciawi

Dari tabel SWOT di atas, dapat terlihat bahwa model simulasi yang digunakan di SMPN 2 Ciawi memiliki strength (kekuatan) yang

potensial untuk diimplementasikan. Sedangkan model instruksi langsung yang digunakan di SMPN 1 Kadipaten memiliki daya potensial

yang kurang memadai. Kelemahan yang timbul apabila tidak dapat ditanggulangi, maka akan menyebabkan tujuan pembelajaran tidak akan

tercapai, sedangkan apabila kelemahan tersebut dapat ditanggulangi maka peluang untuk dapat mencapai tujuan akan terealisasikan.

Dari tabel pengamatan model pembelajaran didua sekolah di atas, peneliti mengambil model simulasi yang digunakan di SMPN 2

Ciawi untuk dikembangkan sehingga menjadi desain model pembelajaran yang baru. Setiap point kekuatan yang terdapat pada model

simulasi akan dipertahankan, dan kelemahan yang muncul akan ditanggulangi sehingga akan menghasilkan desain pengembangan model

pembelajaran yang lebih baik lagi.

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE …repository.upi.edu/30461/6/T_PSN_1502754_Chapter3.pdf · Materi atau bahan ajar yang digunakan selain dari buku paket dari pemerintah

67

Sinta Setiawati, 2017 DESAIN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI ISLAMI DI SMPT MANAHIJUL HUDA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari bagan di atas masing-masing sekolah memiliki strength (kekuatan),

weakness (Kelemahan), opurtunities (Peluang) dan threats (Ancaman) tersendiri.

Peneliti menganalisis bahwa model yang digunakan di SMPN 2 Ciawi mengarah

kepada model simulasi namun belum sempurna, ada beberapa bagian yang harus

diubah dan bahkan di gabungkan dengan keunikan SMPN 1 Kadipaten untuk

menghasilkan desain pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman dan

menanamkan nilai-nilai Islami dalam diri peserta didik. Dalam model simulasi ini

juga, aspek psikomotor tidak muncul, sehingga peneliti akan memunculkan aspek

psikomotor disamping aspek kognitif dan afektifnya. Aspek psikomotor dalam

pengembangan gerak akan dimasukan ke dalam setiap tahap dalam desain model

pembelajaran tari untuk menerapkan nilai-nilai Islami.

Setelah mendapatkan nilai-nilai Islami yang akan diterapkan dalam

pembelajaran tari, peneliti akan mengembangkan model pembelajaran simulasi

menjadi sebuah desain model pembelajaran yang lebih baik lagi dan sesuai untuk

diimplemetasikan kepada peserta didik.

Model simulasi di atas yang digunakan di SMPN 2 Ciawi memiliki 4 tahap.

Setiap tahapan memiliki beberapa langkah-langkah pembelajaran.dalam simulasi

di atas, aspek kognitif dan aspek afektif sudah tercantum namun aspek psikomor

bagi peserta didik belum ada. Peran guru dalam model ini sangat berpengaruh,

namun terlalu mendominasi. Dari analisis masalah inilah peneliti akan

memasukan aspek psikomotor bagi peserta didik serta membuat peran peserta

didik lebih signifikan. Hal tersebut agar melahirkan keterampilan bagi peserta

didik serta pengetahuan serta sikap peserta didik juga meningkat.

2. Perancangan program

Pada tahapan ini merupakan tahapan perancangan dan program.

Perancangan yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran tari dengan desain

pengembangan model simulasi untuk menerapkan nilai-nilai Islami melalui cerita

pahlawan atau tokoh Islami. Peneliti menentukan nilai-nilai Islami yang akan

diterapkan kepada peserta didik. Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka

dapat dirancang program sebagai berikut.

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE …repository.upi.edu/30461/6/T_PSN_1502754_Chapter3.pdf · Materi atau bahan ajar yang digunakan selain dari buku paket dari pemerintah

68

Sinta Setiawati, 2017 DESAIN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI ISLAMI DI SMPT MANAHIJUL HUDA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Menentukan konsep nilai-nilai Islami pada pembelajaran tari melalui cerita

tokoh Islami.

Nilai-nilai Islami yang diterapkan di SMPN 2 Ciawi dan SMPN 1 Kadipaten

memang beragam. Nilai-nilai tersebut berasal dari pakar-pakar pendidikan bahkan

dari pemerintah yang dapat diterapkan kepada peserta didik. Jika peneliti telaah

nilai-nilai karakter dari pemerintah dan nilai-nilai Islami dari beberapa pakar ada

banyak sekali jumlahnya. Namun karakter atau sikap yang patut kita contoh

adalah sikap yang berasalah dari diri Rasulullah SAW. Beliau merupakan

tauladan bagi seluruh umat muslim, sehingga sikap-sikapnya dapat

diinternalisasikan pada peserta didik melalui proses pembelajaran.

Berdasarkan uraian pada analisis tulisan diatas dan fokus masalahnya, maka

dapat diambil kesimpulan bahwasan Karakter yang mesti di internalisasikan yaitu

karakter yang telah ada pada diri Rasulullah sehingga kegiatan proses belajar-

mengajar mencirikhaskan karakter yang berbasis nilai-nilai Islam. Adapun

menurut Hermansyah (2015) bahwa “Karakter berbasis nilai-nilai Islam yang di

ambil dari karakter Rasulullah yaitu : Nilai-nilai karakter yang esensial (core

essential character values), yang ada pada diri Nabi sangat dikenal dengan empat

akhlaknya, yang sering dibuat akronim sebagai sifat, yaitu: (1) Siddiq, (2)

Tabligh, (3) Amanah, dan (4) Fathonah (STAF)”. Dibawah ini akan di uraikan

core essential character values yang ada pada diri Rasulullah SAW beserta

indikatornya.

Tabel 3.3

Variabel penerapan nilai-nilai Islami menurut Hermansyah

Nilai-nilai Islami Indikator

Sidiq

(Benar)

1. Benar

2. Ikhlas

3. Jujur

4. Sabar

Tabligh

(Menyampaikan)

1. Kasih sayang

2. Lemah lembut

3. Bersih

4. Empati

5. Rendah hati

6. Sopan santun

7. Tanggung jawab

Amanah

(Dapat dipercaya)

1. Adil

2. Istiqomah

3. Berbakti

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE …repository.upi.edu/30461/6/T_PSN_1502754_Chapter3.pdf · Materi atau bahan ajar yang digunakan selain dari buku paket dari pemerintah

69

Sinta Setiawati, 2017 DESAIN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI ISLAMI DI SMPT MANAHIJUL HUDA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Waspada

5. Hormat

Fatonah

(Cerdas)

1. Disiplin

2. Rajin

3. Ulet/gigih

4. Logis

5. Kreatif

6. Teliti

Dari nilai-nilai karakter Rasulullah tersebut sudah mencakupi sekian

karakter yang telah digagas oleh pemerintah dan para pakar karakter yang ada dan

juga karakter yang telah digalinya tidak terlepas dari karakter Rasululah, asmaul

husna dan lain-lainya yang ada dalam pola hidup yang dituntut oleh Islam. Hanya

saja basis islam tidak dijadikan indikator dalam pendidikan di Indonesia karna

Indonesia merupakan Negara Multikultural, sehingga pemerintah memiliki

kebijakan untuk menentukan nilai-nilai karakter yang harus dimasukan dalam

sebuah asupan kurikulum pendidikan sebagai penenaman moral dan akhlaknya

peserta didik.

Berbicara masalah karakter tidak terlepas dari kecendrungan beberapa pakar

yang mengkaji nilai karakter dalam tata laksana kehidupan yang telah di

temukannya seperti halnya dari sumber Ratna Megawangi (2004. Hlm. 95) dalam

Dharma Kesuma dkk (2012, hlm. 14) bahwa nilai-nilai karakter yang perlu

ditanamkan menurut Indonesia Heritage Foundation (IHF) mengemukakan 9

pilar karakter yaitu: (1). Cinta Tuhan dan segenap ciptaaan-Nya, (2). Kemandirian

dan tanggungjawab, (3). Kejujuran/amanah, diplomatis. (4). Hormat dan santun,

(5). Dermawan, suka tolong-menolong dan gotong royong/kerjasama, (6).Percaya

diri dan pekerja keras, (7).Kepemimpinan dan keadilan, (8).Baik dan rendah hati,

(9).Toleransi, kedamaian, dan kesatuan. Demikian juga dikemukakan oleh Ary

Ginanjar (2007, hlm. 131) seorang pakar ESQ, dari sekian banyak karakter yang

bisa diteladani dari nama-nama Allah, Ginanjar merangkumnya dalam 7 Pilar

karakter dasar yaitu: Jujur, tanggung jawab, disiplin, visioner, adil, peduli, dan

kerja sama. Nilai-nilai tersebut bersumber dari konsep 165 yakni ihsan, iman dan

islam, dari konsep tersebut kemudian dibangun nilai-nilai karakter dasar untuk di

terapkan dalam keseharian seperti yang dipaparkan di atas. Ary Ginanjar (2003,

hlm. 269) mengungkapkan bahwa “...Saya berikhtiar untuk menjelaskan konsep

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE …repository.upi.edu/30461/6/T_PSN_1502754_Chapter3.pdf · Materi atau bahan ajar yang digunakan selain dari buku paket dari pemerintah

70

Sinta Setiawati, 2017 DESAIN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI ISLAMI DI SMPT MANAHIJUL HUDA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemikiran ESQ melalui sebuah pendekatan psikologi nerdasarkan nilai-nilai

spiritual Islam universal, yang saya namakan Psikologi Asmaul Husna”.Dari

sekian karakter yang telah diungkap oleh para pakar di atas maka kesemuanya itu

tidak terlepas dari karakter dasar yang telah ada pada diri rasulullah sejak awal.

Karakter berbasis niali-nilai Islam yang menjadi pilihan untuk

diinternalisasikan pada generasi, sebab disamping umat Islam memiliki kitab

pedoman yang menjadi petunjuk mutlak sebuah kebenran demikian juga telah

tampak pada apa yang telah dijalankan oleh Rasul sebagai Nabi akhir zaman yang

menjadi panutan dan figur yang terbaik bagi ummatnya. Indikator dari nilai-nilai

tersebut sudah mencakup nilai-nilai yang dipaparkan oleh para ahli. Adapun

indikator yang peneliti terapkan kepada peserta didik dari tabel 3.3 tidaklah semua

diterapkan, melainkan peneliti mengambil beberapa nilai yang sesuai dengan

karakter seorang pahlawan atau tokoh Islam dan diterapkan kepada peserta didik,

dan nilai-nilai tersebut berada pada tabel 3.4.

Bagan 3.5

Variabel penerapan nilai-nilai Islami terhadap pembelajaran tari

SIDIQ

FATONAH

AMANAH

TABLIGH PSIKOMOTOR

KOGNITIF

AFEKTIF

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE …repository.upi.edu/30461/6/T_PSN_1502754_Chapter3.pdf · Materi atau bahan ajar yang digunakan selain dari buku paket dari pemerintah

71

Sinta Setiawati, 2017 DESAIN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI ISLAMI DI SMPT MANAHIJUL HUDA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4

Variabel penerapan nilai-nilai Islami

Nilai-nilai Islami Indikator

Sidiq

(Benar)

Ikhlas

Jujur

Tabligh

(Menyampaikan)

Sopan santun

Tanggung jawab

Amanah

(Dapat dipercaya) Adil

Hormat

Fatonah

(Cerdas)

Ulet/gigih

Disiplin

Tabel 3.5

Variabel pembelajaran tari

Variabel Dimensi Indikator

Pembelajaran

Tari

Kognitif 1. Memahami makna nilai-nilai Islami dari cerita

pahlawan atau tokoh Islam

2. Memahami cerita pahlawan atau tokoh Islam

secara tekstual dan kontekstual

Afektif 1. Merasakan makna nilai-nilai Islami dari cerita

pahlawan atau tokoh Islam

2. Merasakan cerita pahlawan atau tokoh Islam

secara tekstual dan kontekstual

Psikomotor 1. Mengeksplorasi nilai-nilai Islami melalui ragam

gerak ibing pencak

2. Melakukan aplikasi nilai-nilai Islami melalui

ragam gerak ibing pencak

Dalam membuat indikator dari nilai-nilai Islami perlu menggunakan kata

kerja operasional. Menurut Taksonomi Bloom bahwa kata kerja operasional

adalah kata kerja yang dapat diukur, dievaluasi, dicapai, dan dibuktikan (Bermawi

Munthe, 2009: hlm. 40). Hal tersebut dapat membantu pendidik dalam

menentukan kejelasan kompetensi dasar dan indikator yang sesuai dengan tingkat

kesulitannya, dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Berikut adalah

indikator pembelajaran dari nilai-nilai Islami.

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE …repository.upi.edu/30461/6/T_PSN_1502754_Chapter3.pdf · Materi atau bahan ajar yang digunakan selain dari buku paket dari pemerintah

72

Sinta Setiawati, 2017 DESAIN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI ISLAMI DI SMPT MANAHIJUL HUDA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.6

Indikator nilai-nilai Islami

Aspek Nilai-nilai

Islami Indikator Kriteria Penilaian

Kognitif

Sidiq

1. Menjelaskan cara membantu sesama

tanpa pamrih

2. Menjelaskan cara membantu sesama

tanpa pamrih dan berkata terus terang

jika tidak mengerti

3. Menjelaskan cara membantu sesama

tanpa pamrih, berkata terus terang jika

tidak mengerti dan tidak menyontek

pekerjaan teman atau tidak menjadi

plagiat.

1. Kurang (72-79)

2. Cukup (80-86)

3. Baik (87-100)

Tabligh

1. Memberikan contoh berbicara dan

berbuat santun

2. Menunjukkan cara berbicara dan

berbuat santun serta mengerjakan tugas

yang diberikan

3. Menunjukkan cara berbicara dan

berbuat santun, mengerjakan tugas yang

diberikan serta menyelesaikan tugas

yang diberikan.

1. Kurang (72-79)

2. Cukup (80-86)

3. Baik (87-100)

Amanah

1. Menjelaskan sikap tidak membeda-

bedakan dalam pertemanan

2. Menunjukkan sikap tidak membeda-

bedakan dalam pertemanan dan

membagi tugas sesuai kemampuan

masing-masing

3. Menunjukkan sikap tidak membeda-

bedakan dalam pertemanan, membagi

tugas sesuai kemampuan masing-

masing dan menghormati semua orang.

1. Kurang (72-79)

2. Cukup (80-86)

3. Baik (87-100)

Fatonah

1. Menjelaskan sikap rajin dalam

mempelajari materi pelajaran

2. Menunjukkan sikap rajin dalam

mempelajari materi pelajaran dan

1. Kurang (72-79)

2. Cukup (80-86)

3. Baik (87-100)

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE …repository.upi.edu/30461/6/T_PSN_1502754_Chapter3.pdf · Materi atau bahan ajar yang digunakan selain dari buku paket dari pemerintah

73

Sinta Setiawati, 2017 DESAIN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI ISLAMI DI SMPT MANAHIJUL HUDA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bekerja keras dalam mengerjakan tugas

3. Menunjukkan sikap rajin dalam

mempelajari materi pelajaran, bekerja

keras dalam mengerjakan tugas dan

tepat waktu dalam mengerjakan tugas

Afektif

Sidiq

1. Memiliki inisiatif membantu sesama

tanpa pamrih

2. Memiliki inisiatif sesama tanpa pamrih

dan berkata terus terang jika tidak

mengerti

3. Memiliki inisiatif membantu sesama

tanpa pamrih, berkata terus terang jika

tidak mengerti dan tidak menyontek

pekerjaan teman atau tidak menjadi

plagiat.

1. Kurang (72-79)

2. Cukup (80-86)

3. Baik (87-100)

Tabligh

1. Mempraktikan cara berbicara dan

berbuat santun

2. Mempraktikan cara berbicara dan

berbuat santun serta mengerjakan tugas

yang diberikan

3. Mempraktikan cara berbicara dan

berbuat santun, mengerjakan tugas yang

diberikan serta menyelesaikan tugas

yang diberikan.

1. Kurang (72-79)

2. Cukup (80-86)

3. Baik (87-100)

Amanah

1. Mempraktikan sikap tidak membeda-

bedakan dalam pertemanan

2. Mempraktikan sikap tidak membeda-

bedakan dalam pertemanan dan

membagi tugas sesuai kemampuan

masing-masing

3. Mempraktikan sikap tidak membeda-

bedakan dalam pertemanan, membagi

tugas sesuai kemampuan masing-

masing dan menghormati semua orang.

1. Kurang (72-79)

2. Cukup (80-86)

3. Baik (87-100)

Fatonah

1. Mempraktikan sikap rajin dalam

mempelajari materi pelajaran

2. Mempraktikan sikap rajin dalam

mempelajari materi pelajaran dan

1. Kurang (72-79)

2. Cukup (80-86)

3. Baik (87-100)

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE …repository.upi.edu/30461/6/T_PSN_1502754_Chapter3.pdf · Materi atau bahan ajar yang digunakan selain dari buku paket dari pemerintah

74

Sinta Setiawati, 2017 DESAIN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI ISLAMI DI SMPT MANAHIJUL HUDA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bekerja keras dalam mengerjakan tugas

3. Mempraktikan sikap rajin dalam

mempelajari materi pelajaran, bekerja

keras dalam mengerjakan tugas dan

tepat waktu dalam mengerjakan tugas.

Psikomotor

Sidiq

1. Membantu sesama tanpa pamrih

2. Membantu sesama tanpa pamrih dan

berkata terus terang jika tidak mengerti

3. Membantu sesama tanpa pamrih,

berkata terus terang jika tidak mengerti

dan tidak menyontek pekerjaan teman

atau tidak menjadi plagiat.

1. Kurang (72-79)

2. Cukup (80-86)

3. Baik (87-100)

Tabligh

1. Berbicara dan berbuat santun

2. Berbicara dan berbuat santun serta

mengerjakan tugas yang diberikan

3. Berbicara dan berbuat santun,

mengerjakan tugas yang diberikan serta

menyelesaikan tugas yang diberikan.

1. Kurang (72-79)

2. Cukup (80-86)

3. Baik (87-100)

Amanah

1. Melaksanakan sikap tidak membeda-

bedakan dalam pertemanan

2. Melaksanakan sikap tidak membeda-

bedakan dalam pertemanan dan

membagi tugas sesuai kemampuan

masing-masing

3. Melaksanakan sikap tidak membeda-

bedakan dalam pertemanan, membagi

tugas sesuai kemampuan masing-

masing dan menghormati semua orang.

1. Kurang (72-79)

2. Cukup (80-86)

3. Baik (87-100)

Fatonah

1. Melaksanakan sikap rajin dalam

mempelajari materi pelajaran

2. Melaksanakan sikap rajin dalam

mempelajari materi pelajaran dan

bekerja keras dalam mengerjakan tugas

3. Melaksanakan sikap rajin dalam

mempelajari materi pelajaran, bekerja

keras dalam mengerjakan tugas dan

tepat waktu dalam mengerjakan tugas

1. Kurang (72-79)

2. Cukup (80-86)

3. Baik (87-100)

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE …repository.upi.edu/30461/6/T_PSN_1502754_Chapter3.pdf · Materi atau bahan ajar yang digunakan selain dari buku paket dari pemerintah

75

Sinta Setiawati, 2017 DESAIN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI ISLAMI DI SMPT MANAHIJUL HUDA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Mengaplikasikan desain pembelajaran simulasi melalui cerita tokoh Islam

dan Kesenian Marawis.

SMPT MANAHIJUL HUDA

Bagan 3.6 Nilai-nilai Islami yang akan diimplementasikan di SMPT Manahijul Huda

DESAIN PENGEMBANGAN MODEL SIMULASI

Tujuan pembelajarannya untuk menerapkan nilai-nilai Islmai melalui

pembelajaran tari dengan cerita tokoh Islami, yaitu sidiq, tabligh, amanah, dan

fatonah dengan indikator nilai yang telah ditentukan.

Materi atau bahan ajar yang digunakan yaitu cerita kepahlawanan Islam yang

mendunia agar lebih memotivasi siswa. Zaim Elmubarok mengungkapkan

bahwa.

Dikarenakan misi pendidikan nilai adalah memuncakan domain afeksi

dalam rangka memanusiakan manusia (N. Driyarkara, 1991), maka cerita dan kisah yang ditampilkan mewakili kisi-kisi tentang kemanusian dan menjadi manusia. Diantara kisi-kisi itu adalah : menolong sesama, empati,

kejujuran, saling berbagi, kesetiaan, kesejatian, hikmah (pelajaran berharga). Kegigihan dan keuletan, kebermanfaatan, toleransi, menghargai

sesama, kesabaran, membalas kejelekan denga kebaikan, mengedepankan kebaikan dari keburukan, bahaya kejelekan dan kualitas amal kebaikan”.

Dari ungkapan Zaim Elmubarok di atas, melalui cerita pahlawan atau tokoh

Islam yang inspiratif kaya akan pesan dan nilai di dalamnya, sehingga setelah

mendengarkan cerita peserta didik mendapatkan nilai-nilai baik atau karakter

yang harus mereka implementasikan dalam kehidupan nyata. Beberapa cerita

pahlawan atau tokoh Islam yang akan peneliti samapikan kepada peserta didik,

yakni sebagai berikut.

INPUT

Cerita tokoh Islam

NILAI-NILAI

SLAMI

OUTPUT

SIDIQ

TABLIGH

AMANAH

FATONAH

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE …repository.upi.edu/30461/6/T_PSN_1502754_Chapter3.pdf · Materi atau bahan ajar yang digunakan selain dari buku paket dari pemerintah

76

Sinta Setiawati, 2017 DESAIN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI ISLAMI DI SMPT MANAHIJUL HUDA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a) Muhammad Al Fatih

Pasukan Sultan Muhammad Al-Fatih tiba di kota Konstantinopel pada hari

Kamis 26 Rabiul Awal 857 H atau 6 April 1453 M. Di hadapan tentaranya,

Sulthan Al-Fatih lebih dahulu berkhutbah mengingatkan tentang kelebihan

jihad, kepentingan memuliakan niat dan harapan kemenangan di hadapan Allah

Subhana Wa Ta‟ala. Dia juga membacakan ayat-ayat Al-Qur‟an mengenainya

serta hadis Nabi Shallallahu „Alaihi Wasallam tentang pembukaan kota

Konstantinopel. Ini semua memberikan semangat yang tinggi pada bala tentera

dan lantas mereka menyambutnya dengan zikir, pujian dan doa kepada Allah

Subhana Wa Ta‟ala.

Sultan Muhammad Al-Fatih pun melancarkan serangan besar-besaran ke

benteng Bizantium di sana. Takbir “Allahu Akbar, Allahu Akbar!” terus

membahana di angkasa Konstantinopel seakan-akan meruntuhkan langit kota

itu. Pada 27 Mei 1453, Sultan Muhammad Al-Fatih bersama tentaranya

berusaha keras membersihkan diri di hadapan Allah Subhana Wa Ta‟ala.

Mereka memperbanyak shalat, doa, dan dzikir. Hingga tepat jam 1 pagi hari

Selasa 20 Jumadil Awal 857 H atau bertepatan dengan tanggal 29 Mei 1453 M,

serangan utama dilancarkan. Para mujahidin diperintahkan supaya

meninggikan suara takbir kalimah tauhid sambil menyerang kota. Tentara

Utsmaniyyah akhirnya berhasil menembus kota Konstantinopel melalui Pintu

Edirne dan mereka mengibarkan bendera Daulah Utsmaniyyah di puncak kota.

Kesungguhan dan semangat juang yang tinggi di kalangan tentara Al-Fatih,

akhirnya berjaya mengantarkan cita-cita mereka.

b) Umar Bin Khattab

Selama pemerintahan Umar, kekuasaan Islam tumbuh dengan sangat pesat.

Islam mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan dinasti

Sassanid dari Persia (yang mengakhiri masa kekaisaran sassanid) serta

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE …repository.upi.edu/30461/6/T_PSN_1502754_Chapter3.pdf · Materi atau bahan ajar yang digunakan selain dari buku paket dari pemerintah

77

Sinta Setiawati, 2017 DESAIN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI ISLAMI DI SMPT MANAHIJUL HUDA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengambil alih Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara dan Armenia dari

kekaisaran Romawi (Byzantium).

Sejarah mencatat banyak pertempuran besar yang menjadi awal penaklukan ini.

Pada pertempuran Yarmuk, yang terjadi di dekat Damaskus pada tahun 636, 20

ribu pasukan Islam mengalahkan pasukan Romawi yang mencapai 70 ribu dan

mengakhiri kekuasaan Romawi di Asia Kecil bagian selatan. Pasukan Islam

lainnya dalam jumlah kecil mendapatkan kemenangan atas pasukan Persia

dalam jumlah yang lebih besar pada pertempuran Qadisiyyah (th 636), di dekat

sungai Eufrat. Pada pertempuran itu, jenderal pasukan Islam yakni Sa`ad bin

Abi Waqqas mengalahkan pasukan Sassanid dan berhasil membunuh jenderal

Persia yang terkenal, Rustam Farrukhzad. (Sumber : Husayn Ahmad Anin,

1997)

c) ALI BIN ABI THALIB : PINTU ILMU YANG JAGO BERPERANG

Demikianlah slogan yang selalu didengung-dengungkan oleh kaum muslimin

ketika perang Uhud yang amat dahsyat itu tengah berlangsung.

Ia lahir sekitar 13 Rajab 23 Pra Hijriah/599 dan wafat 21 Ramadan 40

Hijriah/661 M. Beliau bernama asli Haydar bin Abu Thalib. Haydar yang

berarti Singa adalah harapan keluarga Abu Thalib untuk mempunyai penerus

yang dapat menjadi tokoh pemberani dan disegani di antara kalangan Quraisy

Mekkah

Pada perang Uhud, Ali bin Abu Thalib memperlihatkan ketangguhannya

sebagai seorang pahlawan Islam yang gagah perkasa. Pada saat itu beliau

tergabung dalam sayap kanan pasukan yang memegang panji setelah Mush‟ab

bin Umair.

Hampir semua peperangan beliau ikuti kecuali perang Tabuk karena mewakili

Nabi Muhammad SAW untuk menjaga kota Madinah. Rasulullah SAW

memintanya menetap di Mekkah untuk menjaga stabilitas wilayah. Sebab

Rasulullah mengetahui, ada upaya busuk dari kaum munafiq untuk

melemahkan Mekkah dari dalam saat Rasulullah keluar memimpin perang

Tabuk. Kehadiran Ali di Mekkah, meski seorang diri, telah berhasil

Page 23: BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE …repository.upi.edu/30461/6/T_PSN_1502754_Chapter3.pdf · Materi atau bahan ajar yang digunakan selain dari buku paket dari pemerintah

78

Sinta Setiawati, 2017 DESAIN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI ISLAMI DI SMPT MANAHIJUL HUDA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memporakporandakan rencana buruk itu. Nyali mereka ciut, mengetahui ada

Ali di tengah-tengah mereka.

Ali bin Abi Thalib adalah pribadi yang sangat cerdas. Itu ditunjukkan sejak

masa Rasulullah SAW. (Sumber : Husayn Ahmad Anin, 1997)

Setelah memberikan stimulus lewat cerita pahlawan atau tokoh Islam, peserta

didik memahamai bahwa karakter yang harus mereka miliki yang kemudian

diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Setelah itu, dari cerita

pahlawan atau tokoh Islam di atas peserta didik membuat ragam gerak yang

sesuai dengan karakter seorang pahlawan atau tokoh Islam. Gerak yang

diberikan sebagai dasar kepada peserta didik yakni dari ibing pencak. Ibing

pencak adalah gerak dasar beladiri yang disajikan dalam bentuk tarian atau

gerak kembangnya beladiri Pencak Silat (Yuliawan dan Isus 2010, hlm. 7).

Ibing pencak sendiri dalam penyajiannya diiringi alat musik tradisional

kendang pencak. Pemain ibing pencak dapat menggunakan senjata maupun

tidak, sesuai dengan kebutuhan. Dalam praktik pembelajaran peneliti tidak

mengharuskan peserta didik menggunakan senjata sebagai properti. Ibing

pencak dipilih karena dalam berperang tentu saja seorang pahlawan atau tokoh

Islam perlu memiliki cara beladiri, sehingga ibing pencak sesuai dengan topik

pembelajaran. Gerak gerak yang akan dijadikan contoh dalam proses

pembelajaran tari yaitu sikap, pasang, besot, ayun muka dan ayun nutup, giles

kanan, langkah maju giles tangan, sikut kanan serta bandul. Selain itu, dalam

gerakan tersebut terkandung makna dan nilai-nilai Islami. Penelitian

memfokuskan pada proses pengembangan gerak ibing pencak yang dikreasikan

oleh peserta didik sebagai subjek penelitian. Deskripsi mengenai ragam gerak

ibing pencak yang mewakili nilai-nilai Islami yaitu sebagai berikut.

Page 24: BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE …repository.upi.edu/30461/6/T_PSN_1502754_Chapter3.pdf · Materi atau bahan ajar yang digunakan selain dari buku paket dari pemerintah

79

Sinta Setiawati, 2017 DESAIN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI ISLAMI DI SMPT MANAHIJUL HUDA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.7

Deskripsi ragam gerak ibing pencak

NO RAGAM GERAK KETERANGAN KETERKAITAN DENGAN NILAI-NILAI

ISLAMI

1

Sikap

Posisi badan tegap. Pergelangan tangan disimpan di tulang

iga dengan telapak tangan terbuka menghadap ke atas.

Gerak sikap menggunakan tenaga yang kuat dan

posisi badan yang tegak melambangkan sikap gigih

dan disiplin. Nilai-nilai tersebut terdapat pada

nilai-nilai Islami yakni fatonah.

Page 25: BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE …repository.upi.edu/30461/6/T_PSN_1502754_Chapter3.pdf · Materi atau bahan ajar yang digunakan selain dari buku paket dari pemerintah

80

Sinta Setiawati, 2017 DESAIN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI ISLAMI DI SMPT MANAHIJUL HUDA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

Pasang

Posisi siap, kaki kanan melangkah ke samping kanan

sambil teluk rengkuh dan posisi kaki kedua sejajar dengan

posisi tangan kanan menjorok ke depan sedangkan posisi

tangan kiri ditekuk.

Gerak sikap menggunakan tenaga yang kuat dan

posisi badan yang tegak melambangkan gigih,

disiplin (fatonah). Posisi kaki terlihat kuat dengan

kuda-kuda melambangkan sikap tanggung jawab

(tabligh). Nilai-nilai tersebut terdapat pada nilai-

nilai Islami.

3

Besot

Bahu kiri memutar kearah kanan, tangan kiri maju dengan

telapak tangan membuka sesangkan tangan kanan ditarik

ke iga samping, badan condong ke kanan dengan pusat

tumpuan beban ke kaki kanan.

Pada gerak besot ada pergantian tangan kiri dan

tangan kanan melambangkan bahhwa seseorang

harus dapat mempertimbangkan sesuatu yang akan

dimabil sehingga tidak ada yang dirugikan. Sikap

demikan melambangkan sikap adil (amanah),

sehingga keputsan yang diambil harus diterima

dengan ikhlas melambangkan sikap ikhlas (sidiq).

Gerak besot menggunakan ruang tangan maupun

kaki yang luas dan tenaga yang kuat

melambangkan sikap gigih (fatonah). Dalam

melakukan semua gerak tentu seseorang harus

Page 26: BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE …repository.upi.edu/30461/6/T_PSN_1502754_Chapter3.pdf · Materi atau bahan ajar yang digunakan selain dari buku paket dari pemerintah

81

Sinta Setiawati, 2017 DESAIN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI ISLAMI DI SMPT MANAHIJUL HUDA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memiliki sikap disiplin (fatonah) sehingga dapat

melakukan gerak yang benar. Nilai-nilai tersebut

terdapat pada nilai-nilai Islami.

4

Sogok

Posisi kaki dalam keadaan seimbang, posisi tangan kanan

ditusukkan ke depan sedangkan tangan kiri ditekuk kedada.

Pada gerak sogok ada pergantian tangan kiri dan

tangan kanan melambangkan bahhwa seseorang

harus dapat mempertimbangkan sesuatu yang akan

dimabil sehingga tidak ada yang dirugikan. Sikap

demikan melambangkan sikap adil (amanah) dan

gerak sogok menggunakan ruang tangan maupun

kaki yang luas dan tenaga yang kuat

melambangkan sikap gigih (fatonah). Nilai-nilai

tersebut terdapat pada nilai-nilai Islami.

Page 27: BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE …repository.upi.edu/30461/6/T_PSN_1502754_Chapter3.pdf · Materi atau bahan ajar yang digunakan selain dari buku paket dari pemerintah

82

Sinta Setiawati, 2017 DESAIN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI ISLAMI DI SMPT MANAHIJUL HUDA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

Ayun Muka

Telapak tangan kiri dan tangan kanan terbuka mengayun

ke atas dibarengi dengan posisi kaki dalam keadaan tegak.

Gerak ayun muka dan ayun nutup merupakan

gerak berkelanjutan. Pada gerak ini terlihat ada

level yang digunakan, yakni level tinggi dan

rendah. Hal tersebut menandakan bahwa seseorang

harus menghormati orang lain dengan

merengkuhkan badannya, sikap tersebut

melambangkan sikap hormat (amanah) dan sopan

santun (tabligh), gerak ini menggunakan ruang

tangan maupun kaki yang luas dan tenaga yang

kuat melambangkan sikap gigih (fatonah). Nilai-

nilai tersebut terdapat pada nilai-nilai Islami.

Page 28: BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE …repository.upi.edu/30461/6/T_PSN_1502754_Chapter3.pdf · Materi atau bahan ajar yang digunakan selain dari buku paket dari pemerintah

83

Sinta Setiawati, 2017 DESAIN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI ISLAMI DI SMPT MANAHIJUL HUDA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

Ayun Nutup

Telapak tangan kiri dan tangan kanan tertutup mengayun

ke bawah dibarengi dengan posisi kaki rengkuh atau

ditekuk.

Gerak ayun muka dan ayun nutup merupakan

gerak berkelanjutan. Pada gerak ini terlihat ada

level yang digunakan, yakni level tinggi dan

rendah. Hal tersebut menandakan bahwa seseorang

harus menghormati orang lain dengan

merengkuhkan badannya, sikap tersebut

melambangkan sikap hormat (amanah) dan sopan

santun (tabligh), gerak ini menggunakan ruang

tangan maupun kaki yang luas dan tenaga yang

kuat melambangkan sikap gigih (fatonah). Nilai-

nilai tersebut terdapat pada nilai-nilai Islami.

Page 29: BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE …repository.upi.edu/30461/6/T_PSN_1502754_Chapter3.pdf · Materi atau bahan ajar yang digunakan selain dari buku paket dari pemerintah

84

Sinta Setiawati, 2017 DESAIN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI ISLAMI DI SMPT MANAHIJUL HUDA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

Giles Kanan

Tangan kanan melakukan gilesan ke depan dan tangan

kanan ditarik tertutup disamping tulang iga.

Kaki kanan rengkuh dan berat badan pada kaki kanan

sedangkan kaki kiri sebagai tumpuan.

Gerak giles menggunakan ruang tangan maupun

kaki yang luas dan tenaga yang kuat

melambangkan sikap gigih (fatonah).

Menggerakan tangan kanan ke depan dan menarik

tangan kiri melambangkan sikap jujur (sidiq),

karena dalam berbuat jujur kita harus berani

mengungkapkan kebenaran yang dilambngkan

dengan tangan kanan. Nilai-nilai tersebut terdapat

pada nilai-nilai Islami.

Page 30: BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE …repository.upi.edu/30461/6/T_PSN_1502754_Chapter3.pdf · Materi atau bahan ajar yang digunakan selain dari buku paket dari pemerintah

85

Sinta Setiawati, 2017 DESAIN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI ISLAMI DI SMPT MANAHIJUL HUDA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8

Langkah Maju Giles Tangan

Tangan kanan melakukan gilesan ke depan dan tangan

kanan ditarik tertutup disamping tulang iga.

Kaki kanan dilangkahkan ke depan simpan tekuk rengkuh

berat badan pada kaki kanan sedangkan kaki kiri sebagai

tumpuan.

Gerak giles menggunakan ruang tangan maupun

kaki yang luas dan tenaga yang kuat

melambangkan sikap gigih (fatonah).

Menggerakan tangan kanan ke depan dan menarik

tangan kiri melambangkan sikap jujur (sidiq),

karena dalam berbuat jujur kita harus berani

mengungkapkan kebenaran yang dilambngkan

dengan tangan kanan. Gerak ini menggunakan

ruang tangan maupun kaki yang luas dan tenaga

yang kuat melambangkan sikap gigih (fatonah),

dan langkah pasti ke depan melambangkan siakp

tanggung jawab (tabligh). Nilai-nilai tersebut

terdapat pada nilai-nilai Islami.

Page 31: BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE …repository.upi.edu/30461/6/T_PSN_1502754_Chapter3.pdf · Materi atau bahan ajar yang digunakan selain dari buku paket dari pemerintah

86

Sinta Setiawati, 2017 DESAIN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI ISLAMI DI SMPT MANAHIJUL HUDA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9

Sikut Kanan

Tangan kanan menyikut ke samping kiri dan tangan kiri

menempel di tangan kanan.

Gerak menyikut dengan tangan kiri melambangkan

kita harus mampu menghadang sikap buruk dengan

kebaikan. Gerak tersebut melambangkan kejujuran

(sidiq)dan tanggung jawab (tabligh). Gerak ini

menggunakan ruang tangan maupun kaki yang luas

dan tenaga yang kuat melambangkan sikap gigih

(fatonah). Nilai-nilai tersebut terdapat pada nilai-

nilai Islami.

Page 32: BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE …repository.upi.edu/30461/6/T_PSN_1502754_Chapter3.pdf · Materi atau bahan ajar yang digunakan selain dari buku paket dari pemerintah

87

Sinta Setiawati, 2017 DESAIN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI ISLAMI DI SMPT MANAHIJUL HUDA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

10

Bandul

Tangan kanan memukul ke depan dan tangan kiri disimpan

ditulang iga. Kaki kanan rengkuh dan berat badan pada

kaki kanan sedangkan kaki kiri sebagai tumpuan.

Gerak ini menggunakan ruang tangan maupun kaki

yang luas dan tenaga yang kuat melambangkan

sikap gigih (fatonah). Sikap berani dalam melawan

keburukan di tandai dengan gerak memukul

menggunakan tangan kanan melambangkan sikap

Tanggung jawab (tabligh). Nilai-nilai tersebut

terdapat pada nilai-nilai Islami.

Page 33: BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE …repository.upi.edu/30461/6/T_PSN_1502754_Chapter3.pdf · Materi atau bahan ajar yang digunakan selain dari buku paket dari pemerintah

88

Sinta Setiawati, 2017 DESAIN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI ISLAMI DI SMPT MANAHIJUL HUDA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode pembelajarannya menggunakan mix method yaitu metode ceramah,

metode tanya jawab, metode diskusi, metode demonstrasi, metode resitasi, dan

metode eksperimental.

Evaluasi pembelajarannya dengan cara evaluasi kualitatif yang dinyatakan

dengan ungkapan baik, cukup, dan kurang. Serta evaluasi menggunakan teknik

non tes melalui pengamatan, wawancara, hasil karya dan skala sikap.

NO NAMA SIDIQ AMANAH TABLIGH FATONAH

B C K B C K B C K B C K

1

2

3

dst

Tabel 3.8 Contoh Format Penilaian

Menggunakan media audio, audio visual, dan interaktif.

Langkah-langkah pembelajaran tari melalui cerita tokoh Islam dengan

Pengembangan model simulasi.

TAHAP 1 ORIENTASI

• Guru menyajikan nilai-nilai Islami yang akan diimplementasikan yang berasal dari sikap Rasulullah SAW.

• Guru menyajikan topik mengenai cerita kepahlawan dan tokoh Islam yang inspiratif.

• Guru menjelaskan gerak khas dari tari yang bertema

kepahlawanan yaitu ibing pencak dengan makna dan nilai -nilai Islam yang terkandung di dalamnya.

• Guru menjelaskan bahwa siswa akan membuat simulasi dari materi yang telah diberikan dalam bentuk tarian

• Guru menyajikan ikhtisar simulasi

TAHAP 2 LATIHAN

PARTISIPASI

• Guru meminta siswa membuat skenario (aturan, peran dan

prosedur) • Guru menugaskan peran simulasi kepada siswa • Guru menugaskan siswa untuk membuat gerak pengembangan

dari gerak dari ibing pencak dan membuat gerak yang bertema kepahlawanan untuk menanamkan nilai-nilai Islami.

• Siswa mengeksplor gerak • Siswa memaknai dari setiap gerak yang dibuat

Page 34: BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE …repository.upi.edu/30461/6/T_PSN_1502754_Chapter3.pdf · Materi atau bahan ajar yang digunakan selain dari buku paket dari pemerintah

89

Sinta Setiawati, 2017 DESAIN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI ISLAMI DI SMPT MANAHIJUL HUDA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bagan 3.7 Rancangan Desain Model Pembelajaran Simulasi untuk menanamkan nilai-nilai Islami

3. Siklus Berulang

Pada tahapan ini pembelajaran yang sudah dirancang akan diberikan

secara berulang guna mengujicobakan desain model pembelajaran simulasi

melalui cerita pahlawan atau tokoh Islam. Matthew W. Easterday, Daniel Rees

Lewis and Elizabeth M. Gerber (2014, hlm. 321) mengungkapkan “iterative

design argues for quickly building low fidelity prototypes, testing them, and re-

designing--gradually evolving the intervention over time”. Berdasarkan design

yang telah dibuat, maka pada tahapan pertama dirancang 2-3 kali pertemuan. Pada

tahapan kedua dirancang 2-3 kali pertemuan, tahap ketiga dan empat masing-

masing 1-2 pertemuan, sehingga total peneliti memerlukan 6-10 pertemuan untuk

mengujicobakan rancangan desain desain pembelajaran dari model simulasi ini.

Dari nilai-nilai yang dihasilkan melalui pembelajaran tari di SMPN 1

Kadipaten dan SMPN 2 Ciawi melalui input atau stimulus yang berbeda

TAHAP 4

WAWANCARA SISWA

TAHAP 3 PELAKSANAAN

SIMULASI

• Siswa memimpin aktifitas simulasi • Guru mengawasi jalannya simulasi

• Siswa mendapatkan umpan balik dan evaluasi (mengenai penampilan)

• Siswa merancang sebuah karya dari gerak yang telah dibuat • Siswa melanjutkan simulasi

Siswa menampilkan hasil karyanya

Guru dann siswa menilai dan menyimpulkan kejadian dan

persepsi dari hasil karya siswa Siswa menyimpulkan kesulitan dan pandangan-pandangannya

Guru dan siswa menganalisis proses

Guru dan siswa membandingkan aktivitas simulasi dengan dunia

nyata Siswa menghubungkan aktifitas simulasi dengan materi pelajaran

Page 35: BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE …repository.upi.edu/30461/6/T_PSN_1502754_Chapter3.pdf · Materi atau bahan ajar yang digunakan selain dari buku paket dari pemerintah

90

Sinta Setiawati, 2017 DESAIN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI ISLAMI DI SMPT MANAHIJUL HUDA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menghasilkan output yang berbeda pula. Peneliti menggabungkan nilai-nilai

Islami dari kedua sekolah tersebut dan menggabungkan stimulus yang akan

diberikan kepada SMPT Manahijul Huda. SMPT Manahijul Huda adalah sekolah

yang peneliti pilih sebagai tempat implementasi nilai-nilai di bawah ini.

4. Refleksi

Hasil uji coba selanjutnya direfleksi guna mendapat desain dari

pengembangan model simulasi melalui cerita tokoh Islam yang diharapkan untuk

menumbuhkan nilai-nilai Islami kepada peserta didik.

5. Hasil

Hasil merupakan rujukan dari hasil refleksi akhir yang dilakukan peneliti

yang didapat dari teori-teori yang mendasari. Hasil akhir inilah yang akan

menunjukan desain baru dari pengembangan model simulasi yang sudah

diujicoba, sehingga komponen-komponen pembelajaran akan lebih sempurna

guna mencapai tujuan yang diharapkan.

C. LOKASI DAN SASARAN PENELITIAN

a. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dijadikan tempat penelitian dalam penelitian ini ada

beberapa sekolah. Awalnya, peneliti memilih dua sekolah yang dipilih dengan

cara purposive dengan alasan sekolah tersebut merupakan sekolah yang

mengajarkan pembelajaran tari berbasis nilai-nilai Islami. Sekolah-sekolah

tersebut yaitu SMPN 2 Ciawi dan SMPN 1 Kadipaten. SMPN 2 Ciawi beralamat

di Desa Kertamukti Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa

Barat kode pos 46156. Adapun SMPN 1 Kadipaten beralamat di Desa Buniasih

Kecamatan Kadipaten Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat kode pos

46157. Di dua sekolah peneliti melihat proses pembelajaran dan komponen-

komponen pembelajaran yang digunakan. Kemudian, peneliti merancang dan

mengembangkannya di sekolah yang berbeda yaitu di SMPT Manahijul Huda

yang beralamat di Desa Tejamaya Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya.

Page 36: BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE …repository.upi.edu/30461/6/T_PSN_1502754_Chapter3.pdf · Materi atau bahan ajar yang digunakan selain dari buku paket dari pemerintah

91

Sinta Setiawati, 2017 DESAIN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI ISLAMI DI SMPT MANAHIJUL HUDA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Sasaran Penelitian

Pada umumnya, sampel atau subjek penelitian yang diambil haruslah

sampel yang dapat mewakili populasi (Juanda, 2007). Penelitian ini didukung

oleh berbagai partisipan, namun yang menjadi responden utama yakni peserta

didik SMPT Manahijul Huda. Populasi umum adalah populasi secara

keseluruhan, sedangkan populasi target adalah populasi yang menjadi sasaran

penelitian kita (Sukmadinata, 2012). Sasaran penelitian dalam penelitian ini

adalah guru seni budaya di dua sekolah yang mengajar di kelas VII SMPN 2

Ciawi dan SMPN 1 Kadipaten yaitu Euis Riska Sari S.Pd dan Dadang Cahya,

AMd. Kemudian, guru dan peserta didik di sekolah tempat peneliti merancang

dan mengembangkan komponen pembelajaran yaitu Ade Fita, S.Pd dan peserta

didik di SMPT Manahijul Huda. Peneliti juga membutuhkan subjek penelitian

tambahan seperti peserta didik, kepala sekolah, staff guru dan TU serta beberapa

pihak lainnya yang dapat memberikan informasi lainnya seputar penelitian ini.

Salah satu kelebihan dari DBR, metode ini dapat menyelesaikan masalah

individual maupun yang melibatkan banyak orang (Gerber dkk, 2014), sehingga

dalam penelitian yang menggunakan DBR dapat melibatkan banyak subjek

namun juga dapat menggunakan sedikit subjek peneltian.

D. INSTRUMEN PENELITIAN

Alat ukur penelitian dinamakan instrumen, menurut Sugiyono (2013 :

148) bahwa “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur

fenomena alam ataupun sosial yang diamati”. Secara spesifik semua fenomena

tersebut dinamakan variabel. Variabel yang akan diteliti pada penelitian ini yaitu

komponen pembelajaran tari berbasis nilai Islami yang dilakukan di SMPN 2

Ciawi dan SMPN 1 Kadipaten Tasikmalaya yang kemudian akan dikembangkan

dan diterapkan di SMPT Manahijul Huda. Alat ukur yang digunakan dalam

penelitian ini guna mencari informasi- informasi yang dibutuhkan peneliti adalah :

1) Pedoman Observasi

Pedoman observasi digunakan untuk mengamati seluruh proses

pembelajaran di kelas, proses pengembangan materi ajar, model pembelajaran,

Page 37: BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE …repository.upi.edu/30461/6/T_PSN_1502754_Chapter3.pdf · Materi atau bahan ajar yang digunakan selain dari buku paket dari pemerintah

92

Sinta Setiawati, 2017 DESAIN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI ISLAMI DI SMPT MANAHIJUL HUDA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

metode pembelajaran, respon sekolah dalam proses pembelajaran seni tari

berbasis nilai-nilai Islami di sekolah, dan hasil yang didapatkan dari

pengembangan yang dilakukannya. Proses pembelajaran di kelas meliputi hal-

hal yang dilakukan guru dan peserta didik dari awal jam pelajaran hingga akhir

jam pelajaran, dari pertemuan pertama sampai pertemuan terakhir.

Observasi proses pembelajaran yang peneliti lakukan di SMPN 1

Kadipaten sebanyak 6 kali yaitu observasi awal yag dilakukan pada tanggal 2

Maret 2017 meliputi pengamatan respon sekolah dalam proses pembelajaran

tari berbasis nilai-nilai Islami dan proses pengembangan materi ajar yang

dilakukan oleh guru mata pelajaran seni budaya. Observasi kedua yang

dilakukan selama penelitian berlangsung yaitu pada tanggal 13, 20 dan 27

Maret serta 3 dan 10 April 2017 meliputi pengamatan proses pembelajaran,

penggunaan metode dan model pembelajaran serta hasil dari proses

pengembangan komponen pembelajaran yang dilakukan oleh guru mata

pelajaran seni budaya.

Adapun Observasi yang dilakukan di SMPN 2 Ciawi, peneliti lakukan

sebanyak 6 kali yaitu observasi awal pada tanggal 1 Maret 2017 meliputi

pengamatan respon sekolah dalam proses pembelajaran tari berbasis nilai-nilai

Islami dan proses pengembangan materi ajar yang dilakukan oleh guru mata

pelajaran seni budaya, kemudian observasi kedua dilakukan selama proses

penelitian yaitu pada tanggal 16, 23 dan 30 Maret 2017 serta 6 dan 13 April

2017 meliputi pengamatan proses pembelajaran, penggunaan metode dan

model pembelajaran serta hasil dari proses pengembangan komponen

pembelajaran yang dilakukan oleh guru mata pelajaran seni budaya.

Adapun untuk penerapan pengembangan desain model pembelajaran

yang di lakukan di SMPT Manahijul Huda dilakukan selama 7 kali yaitu

observasi pertama yang dilakukan 29 April 2017 meliputi pengamatan respon

sekolah dalam proses pembelajaran tari berbasis nilai-nilai Islami dan proses

pengembangan materi ajar yang dilakukan oleh guru mata pelajaran seni

budaya kemudian observasi kedua yang dilakukan selama proses penelitian

yaitu pada tanggal 1, 4, 8, 11, 15 dan 22 Mei 2017 meliputi pengamatan proses

pembelajaran, penggunaan metode dan model pembelajaran serta hasil dari

Page 38: BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE …repository.upi.edu/30461/6/T_PSN_1502754_Chapter3.pdf · Materi atau bahan ajar yang digunakan selain dari buku paket dari pemerintah

93

Sinta Setiawati, 2017 DESAIN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI ISLAMI DI SMPT MANAHIJUL HUDA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

proses pengembangan komponen pembelajaran yang dilakukan oleh guru mata

pelajaran seni budaya.

2) Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara merupakan instrumen yang digunakan untuk

memandu wawancara. Dalam penelitian ini, pedoman wawancara yang

digunakan meliputi daftar pertanyaan mengenai data-data pribadi guru bidang

seni tari, tujuan pembelajaran, model pembelajaran, metode pembelajaran.

Pedoman wawancara yang diajukan pada siswa meliputi seluruh proses

pembelajaran seni tari, sikap siswa dalam pembelajaran seni tari, sikap siswa

dalam lingkungan sosialnya, dan hasil pengembangan kurikulum mata

pelajaran seni tari berbasis Islam. Menurut Arikunto (2013, hlm. 198) bahwa

wawancara dilakukan untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk

mencari data latar belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian dan sikap

terhadap sesuatu.

Wawancara terbagi menjadi 2 jenis yaitu wawancara terstruktur dan

wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang

telah direncanakan dengan matang pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan,

waktu dan tempat berlangsungnya wawancara tersebut. Adapun wawancara

tidak terstruktur dilakukan tanpa adanya pembuatan daftar pertanyaan yang

akan diajukan juga tidak ditentukan waktu dan tempat berlangsungnya

wawancara. Wawancara terstruktur dalam penelitian ini dilakuakan kepada

beberapa pihak dengan konten yang berbeda sesuai dengan keahliannya. Di

bawah ini merupakan daftar orang-orang serta waktu berlangsungnya

wawancara terstruktur.

a) Kepala sekolah SMPN 1 Kadipaten dilakukan pada tanggal 2 Maret 2017,

Kepala sekolah SMPN 2 Ciawi dilakukan pada tanggal 1 Maret 2017 dan

Kepala sekolah SMPT Manahijul Huda dilakukan pada tanggal 29 April

2017, wawancara yang dilakukan berkaitan dengan respon sekolah dalam

proses pembelajaran seni atri berbasis nilai-nilai Islami di sekolah.

Wawancara ini dilakuakan secara langsung dan pertanyaan yang diajukan

merupakan pertanyaan yang telah dibuat dan ada juga yang spontan

disampaikan pada saat wawancara berlangsung.

Page 39: BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE …repository.upi.edu/30461/6/T_PSN_1502754_Chapter3.pdf · Materi atau bahan ajar yang digunakan selain dari buku paket dari pemerintah

94

Sinta Setiawati, 2017 DESAIN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI ISLAMI DI SMPT MANAHIJUL HUDA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b) Guru Mata Pelajaran Seni Budaya dari SMPN 1 Kadipaten, SMPN 2

Ciawi dan SMPT Manahijul Huda, wawancara yang dilakukan berkaitan

dengan proses pembelajaran di kelas, model serta metode yang digunakan

dalam proses pembelajaran, serta hasil yang didapatkan setelah melakuakn

kegiatan belajar mengajar. Wawancara yang dilakukan kepada guru bidang

studi tidak hanya terjadi satu kali tetapi berkali-kali setiap peneliti

melakukan penelitian di sekolah tersebut. Wawancara yang dilakukan

menggunakan wawancara terstruktur dan tidakk terstruktur. Apabila ada

yang masih kurang dan peneliti tidak ada jadwal untuk datang ke sekolah

tersebut maka peneliti melakukan wawancara tidak langsung yaitu lewat

telepon, SMS maupun chating lewat aplikasi BBM. Hal yang tidak

didapatkan oleh peneliti ketika melakukan wawancara langsung dengan

Dadang Cahya, AMd yaitu alokasi waktu yang digunakan, prestasi apa

saja yang pernah didapatkan, kegiatan ekstrakurikuler seni tari serta peran

serta sekolah dalam proses pembelajaran seni tari berbasis nilai-nilai

Islami. Sedangkan untuk Euis Riska Sari, S.Pd hal yang tidak didapatkan

ketika melakukan wawancara langsung yaitu bagaimana kondisi siswa

sebelum dan sesudah mendapatkan pembelajaran seni tari berbasis nilai-

nilai Islami, serta prestasi apa saja yang pernah didapatkan berkaitan

dengan topik penelitian.

c) Peserta didik dari SMPN 1 Kadipaten, SMPN 2 Ciawi dan SMPT

Manahijul Huda, wawancara yang dilakukan berkaitan dengan seluruh

proses pembelajaran seni tari, sikap siswa dalam pembelajaran seni tari,

sikap siswa dalam lingkungan sosialnya, dan hasil pengembangan

kurikulum mata pelajaran seni tari berbasis nilai-nilai Islami. Memberikan

pertanyaan pada anak tidaklah mudah, perlu disusun pertanyaan yang

efisien dan efektif agar dapat menimbulkan hasil yang baik pula bagi guru

maupun anaknya (Yuliana, 2010).

3) Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi

dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Dokumen merupakan catatan

peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau

karya-karya monumental dari seseorang. Dalam penelitian ini, peneliti melihat

Page 40: BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE …repository.upi.edu/30461/6/T_PSN_1502754_Chapter3.pdf · Materi atau bahan ajar yang digunakan selain dari buku paket dari pemerintah

95

Sinta Setiawati, 2017 DESAIN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI ISLAMI DI SMPT MANAHIJUL HUDA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang digunakan guru seni budaya,

peneliti juga melihat visi misi setiap sekolah yang ditempelkan di ruang tamu

sekolah tersebut, piala-piala yang tertata rapi di dalam lemari, kondisi guru

yang terdapat pada papan struktur guru dan lain-lain. Selain itu, peneliti juga

melihat prestasi-prestasi yang berkaitan dengan topik penelitian yang

didapatkan di sekolah-sekolah tempat peneliti melakukan penelitian.

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Pada suatu penelitian, diperlukan alat-alat yang digunakan untuk

mengumpulkan, memeriksa, meyelidiki, mengumpulkan, mengolah, menganalisa,

maupun menyajikan data-data secara sistematis dan objektif, alat-alat tersebut

disebut dengan instrumen penelitian (Didi, 2013). Instrumen yang telah teruji

validitas dan realibilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang valid dan

realiabel, apabila data tersebut tidak digunakan secara cepat tepat dalam

pengumpulannya. Dalam pengumpulan data terdapat terdapat dua sumber yang

dapat diminta informasinya, yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber

primer adalah orang yang langsung memberitahu peneliti mengenai informasi-

informasi yang dibutuhkan untuk kebutuhan penelitan. Adapun sumber sekunder

tidak secara langsung memberi informasi terhadap peneliti misalnya lewat orang

lain aatau lewat dokumen. Menurut Sugiyono (2013 : 308) bahwa pengumpulan

data dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu sebagai berikut.

a) Observasi adalah teknik pengumpulan data mempunyai ciri spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain. Jika wawancara dan angket selalu

berkomunikasi dengan orang, sedangkan observasi tidak terbatas pada orang tetapi bisa terhadap objek-objek alam yang lain, teknik ini digunakan

apabila kita ingin melihat perilaku manusia, proses kerja, gejala alam, dan lain-lain

b) Wawancara, menggali informasi dari narasumber dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan seputar topik penelitian. Teknik pengumpulan data dengan wawancara terbagi menjadi dua yaitu terstruktur dan tidak

terstruktur. Wawancara terstruktur adalah jika peneliti sudah mengetahui apa yang akan dicari, sehingga sudah mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan utama hingga pertanyaan alternatif yang akan ditanyakan.

Adapun wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun

sebelumnya;

Page 41: BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE …repository.upi.edu/30461/6/T_PSN_1502754_Chapter3.pdf · Materi atau bahan ajar yang digunakan selain dari buku paket dari pemerintah

96

Sinta Setiawati, 2017 DESAIN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI ISLAMI DI SMPT MANAHIJUL HUDA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c) Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan

wawancara dalam penelitian kualitatif. Dokumen merupakan catatan

peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau

karya-karya monumental dari seseorang.

F. TEKNIK ANALISIS DATA

Selanjutnya tahapan yang harus dilakukan setelah teknik pengumpulan data

selesai adalah teknik analisis data. Dalam penelitian ini, tahap analisis data

dilakukan dengan cara mencari informasi, baik dari wawancara maupun observasi

yang kemudian disusun untuk diinformasikan kepada orang lain. Dengan

demikian, analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan data

dan selanjutnya membuat kesimpulan. Nasution (1988) dalam Sugiyono (2015,

hlm. 336) menyatakan sebagai berikut.

“Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah,

sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penelitian hasil penelitian. Analisis data menjadi pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai jika mungkin, teori yang grounded. Namun, dalam penelitian

kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data.”.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan demikian dalam

analisisnya, data kualitatif tersebut meliputi sebuah proses analisis induktif.

Mertler (2011, hlm. 249) mengemukakan sebagai berikut.

“Proses analisis induktif yaitu ketika melakukan analisis data kualitatif, peneliti mengawalinya dengan observasi spesifik (yaitu, data),

mencatat/mencermati setiap pola di dalam data tersebut, merumuskan satu hipotesis atau lebih, dan terakhir menyusun kesimpulan dari teori umum”.

Analisis data kualitatif memiliki tiga komponen, yakni reduksi data (data

reduction), penyajian data (data display), dan verifikasi data (conclusion

drawing/verification). Berikut dijabarkan mengenai 3 komponen tersebut :

1) Reduksi Data (Data Reduction)

Page 42: BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE …repository.upi.edu/30461/6/T_PSN_1502754_Chapter3.pdf · Materi atau bahan ajar yang digunakan selain dari buku paket dari pemerintah

97

Sinta Setiawati, 2017 DESAIN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI ISLAMI DI SMPT MANAHIJUL HUDA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam kegiatan mereduksi data, peneliti meringkas data-data yang ada

kemudian memfokuskan pada hal-hal yang penting agar penelitian tidak

menjadi luas. Sugiyono (2015, hlm. 338) mengemukakan bahwa mereduksi

data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada

hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak

perlu. Dengan kegiatan mereduksi data tersebut, maka peneliti akan lebih

mudah untuk mengumpulkan data selanjutnya. Ketika peneliti sedang

mengumpulkan data baik dengan cara observasi maupun wawancara, peneliti

sering dihadapkan pada narasumber yang menjawab pertanyaan dengan

sangat luas sehingga peneliti perlu meringkas data-data yang diperlukan

untuk penelitian ini. Misalnya, ketika peneliti mewawancarai kepala sekolah

untuk melihat bagaimana respon sekolah terhadap pembelajaran tari berbasis

Islam. Jawaban yang peneliti dapatkan bukan hanya mengenai pembelajaran

tari saja, melainkan kegiatan ekstrakurikuler , perlombaan, dan pembelajaran

mata pelajaran lainnya ikut dipaparkan oleh kepala sekolah. Maka peneliti

meringkas hal-hal yang penting dan membuang hal-hal yang tidak diperlukan

bagi penelitian.

2) Penyajian Data (Data Display)

Selanjutnya setelah mereduksi data yaitu tahap penyajian data (data display).

Sugiyono (2015, hlm. 341) mengemukakan bahwa dalam penelitian kualitatif

penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk table, grafik, phie chard,

pictogram, dan sejenisnya. Tahap penyajian data, maka data yang terkumpul

dapat terorganisasikan dengan optimal. Penyajian data demikian dapat

mempermudah kita untuk melihat data yang ditemukan. Miles dan Huberman

(1984) dalam Sugiyono (2015, hlm. 341) mengemukakan bahwa “the most

frequent form of display ata for qualitative research data in the past has been

narrative tex”. Pernyataan Miles dan Huberman tersebut mengandung arti

bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian

kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan demikian, teks

yang bersifat naratif tersebut dapat mendeskripsikan data yang diperoleh

selama penelitian untuk disajikan. Penyajian data yang peneliti lakuakan

Page 43: BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE …repository.upi.edu/30461/6/T_PSN_1502754_Chapter3.pdf · Materi atau bahan ajar yang digunakan selain dari buku paket dari pemerintah

98

Sinta Setiawati, 2017 DESAIN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI ISLAMI DI SMPT MANAHIJUL HUDA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam penelitian penelitian ini yaitu dengan memaparkan atau

mendeskripsikan setiap proses penelitian mulai dari observasi, wawancara,

hingga proses pembelajaran tari berbasis nilai-nilai Islami yang disertai

gambar dan tabel-tabel yang dapat memperjelas gambaran penelitian yang

peneliti paparkan.

3) Verifikasi Data (Conclusion Drawing/Verification)

Setelah peneliti melakukan penyajian data, tahap ketiga yaitu tahap penarikan

kesimpulan dan verifikasi. Pada tahapan ini kita dapat melihat apakah data

yang kita dapatkan dari lapangan dapat menjawab rumusan masalah

penelitian yang telah kita rancang. Sugiyono (2015, hlm. 345) menyatakan

sebagai berikut.

“Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga

tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan

berkembang setelah penelitian berada di lapangan”.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif diharapkan berupa temuan baru yang

belum pernah ada. Temuan tersebut dapat berupa deskripsi atau gambaran

obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap, sehingga setelah

diteliti menjadi jelas (Sugiyono: 2015, hlm. 345). Pada tahapan penarikan

kesimpulan ini dilakukan untuk memberikan data yang terpercaya kepada

pembaca sebagai hasil penelitian di lapangan.

Hasil dari penelitian yang peneliti lakukan awalnya di dua sekolah yang

berbeda namun sama-sama melakukan pembelajaran berbasis nilai-nilai

Islami, peneliti menemukan keunikan, dari keunikan tersebut peneliti

merancang sebuah desain pembelajaran yang lebih baik lagi kemudian

diterapkan di sekolah lain. Hasil dari pembelajaran tari berbasis nilai-nilai

Islam ternyata dapat meningkatkan nilai-nilai Islami dalam diri peserta didik.