BAB III METODE PENELITIAN A. Metode...

48
Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini difokuskan pada pengembangan model pembelajaran Blues Guitar Supplement Program, guna meningkatkan apresiasi terhadap musik Blues di Sekolah Tinggi Musik Bandung dan Program Studi Seni Musik Fakultas Ilmu Seni dan Sastra Universitas Pasundan Bandung. Penelitian dilakukan dengan metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D), dengan pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Sugiyono (2011: 407) menyatakan, “pendekatan penelitian dan pengembangan (Research & Development), adalah pendekatan penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang berisfat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat atau lembaga, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut. Dalam tahap uji coba produk penelitian pengembangan model pembelajaran Blues Guitar Supplement Program, diberlakukan metode penelitan eksperimen, yaitu “metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan” (Sugiyono, 2011: 107). Sehingga dapat diketahui apakah pengembangan model pembelajaran Blues Guitar Supplement Program baik untuk digunakan sebagai suplemen bagi mata

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. Metode...

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada pengembangan model pembelajaran Blues

Guitar Supplement Program, guna meningkatkan apresiasi terhadap musik Blues

di Sekolah Tinggi Musik Bandung dan Program Studi Seni Musik Fakultas Ilmu

Seni dan Sastra Universitas Pasundan Bandung. Penelitian dilakukan dengan

metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D),

dengan pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif.

Sugiyono (2011: 407) menyatakan, “pendekatan penelitian dan

pengembangan (Research & Development), adalah pendekatan penelitian yang

digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk

tersebut.” Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang

berisfat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya

dapat berfungsi di masyarakat atau lembaga, maka diperlukan penelitian untuk

menguji keefektifan produk tersebut.

Dalam tahap uji coba produk penelitian pengembangan model pembelajaran

Blues Guitar Supplement Program, diberlakukan metode penelitan eksperimen,

yaitu “metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan” (Sugiyono, 2011:

107). Sehingga dapat diketahui apakah pengembangan model pembelajaran Blues

Guitar Supplement Program baik untuk digunakan sebagai suplemen bagi mata

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

59 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kuliah Gitar Elektrik, khususnya di Sekolah Tinggi Musik Bandung dan Program

Studi Seni Musik Fakultas Ilmu Seni dan Sastra Universitas Pasundan Bandung.

Metode penelitian eksperimen merupakan metode yang lekat dengan R&D,

disebabkan karena metode eksperimen merupakan metode yang akurat untuk

membuktikan keberhasilan R&D tersebut. Seperti dikemukakan oleh Putra (2011:

129):

Kelekatan R&D dan eksperimen didasarkan pada kenyataan bahwa metode

penelitian eksperimen adalah metode yang paling tepat dan akurat untuk

memenuhi fungsi ilmu yaitu menjelaskan, memprediksi, dan mengontrol.

Metode eksperimen memiliki unsur yang ketat, sistematis, terstruktur dan

terukur untuk menguji hubungan kausal atau pengaruh dengan pengontrolan

yang ketat dan transparan, dan perhitungan statistik yang tepat dan akurat.

Bentuk eksperimen yang dilakukan dalam tahap uji coba Blues Guitar

Supplemet Program ini adalah menggunakan True Experimental Design dengan

Pretest-Posttest Control Group Design.

Gambar 3.1. Pola True Experimental Design dengan Pretest-Posttest Control Group Design

(Sugiyono, 2011: 112).

Dalam bentuk eksperimen ini, sampel diambil secara random, terdapat

kelompok kontrol (yang tidak diberi perlakuan) dan kelompok eksperimen (yang

diberi perlakuan), serta diberlakukan pretest dan posttest. Seperti yang dinyatakan

oleh Sugiyono (2011: 112-113):

Dikatakan true experimental (eksperimen yang betul-betul), karena dalam

desain ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi

jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal (kualitas

pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

R O1 X O2

R O3 O4

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

60 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok

kontrol diambil secara random dari populasi tertentu.

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random,

kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal. Adakah perbedaan

antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik

bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh

perlakuan adalah (O2 – O1) – (O4 – O3).

Langkah-langkah yang peru dilakukan dalam ekperimen ini terdiri dari tiga

tahap, yakni: pretest, treatment, dan posttest. Seperti diungkap oleh Borg & Gall

(2003: 389):

True Experimental Design dengan Pretest-Posttest Control Group Design

meliputi tiga langkah yakni:

1. Administrasi pada pengukuran pretest pada variabel terikat

2. Implementasi treatment pada kelompok eksperimen partisipan

3. Administrasi pada posttest yang mengukur lagi variabel terikat

Akibat dari treatment yang diberlakukan pada kelompok eksperimen

dibedakan dengan cara membandingkan hasil score pretest dan posttest.

B. Lokasi dan Data Penelitian

Pengembangan dan tahap uji coba terbatas model pembelajaran gitar Blues

dalam Blues Guitar Supplement Program ini, dilakukan di Sekolah Tinggi Musik

Bandung. Sebuah sekolah tinggi musik yang berdiri semenjak 18 Oktober 2001,

beralamat di Jl. Lamping No.16 Cipaganti Bandung 40161. Sedangkan tahap uji

coba luas dilakukan di Program Studi Seni Musik Fakultas Ilmu Seni dan Sastra

Universitas Pasundan Bandung.

Data dari penelitian adalah mahasiswa D3 Penyaji Musik, dengan mayor

instrumen Gitar Elektrik di Sekolah Tinggi Musik Bandung. Dalam hal ini adalah

mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah PIM Gitar Elektrik III (Style).

Sesuai dengan silabus pembelajaran PIM Gitar Elektrik III (Style), yang terdapat

konten Blues di dalamnya.

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

61 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dipilihnya Sekolah Tinggi Musik Bandung dan Program Studi Seni Musik

Fakultas Ilmu Seni dan Sastra Universitas Pasundan Bandung sebagai lokasi

penelitian, adalah karena di kampus ini terdapat Mata Kuliah Instrumen Mayor

(Spesialisasi) Gitar Elektrik. Terdapatnya konten pembelajaran Blues dalam mata

kuliah tersebut, menjadi pilihan tepat untuk dijadikan sampel pengembangan

model pembelajaran Blues Guitar Supplement Program.

Lebih lanjut uji coba produk Blues Guitar Supplement Program dilakukan di

Program Studi Seni Musik, Fakultas Ilmu Seni dan Sastra, Universitas Pasundan,

yang beralamat di Jl. Dr. Setiabudi No. 193 Bandung. Uji coba luas diberlakukan

pada sampel mahasiswa dengan spesialisasi Gitar Elektrik secara acak (random).

C. Tahapan Penelitian

Menurut Sugiyono (2011: 409), dalam penelitian dan pengembangan,

terdapat tahapan-tahapan penelitian seperti yang digambarkan berikut:

Diagram 3.1. Langkah-langkah penggunaan Metode Research and Development (R & D).

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

62 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengembangan model pembelajaran Blues Guitar Supplement Program yang

dilaksanan, menggunakan pendekatan R&D, dan mengikuti alur tahapan

penelitian sebagaimana pada gambar 3.1. Tahapan penelitian pengembangan

model pembelajaran Blues Guitar Supplement Program ini mengadaptasi tahapan

tersebut, dan melakukan modifikasi, yang dibatasi pada hingga pada tahap uji

coba produk. Tahap uji coba produk sekaligus menjadi tahap uji coba pemakaian,

dan diakhiri dengan revisi produk dan pelaporan. Secara garis besar, tahapan

penelitian yang dilakukan dapat digambarkan sebagai berikut:

Diagram 3.2. Diagram proses tahapan penelitian dan pengembangan Model Pembelajaran Blues

Guitar Supplement Program.

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

63 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berikut penjabaran tahapan penelitian:

1. Tahap I: Analisis Kebutuhan Produk

Analisis kebutuhan produk yang merupakan studi pendahuluan, berupa

pengumpulan data pendukung melalui instrumen penelitian yang digunakan

melalui isntrumen kuisioner dan wawancara, studi literatur terhadap silabus

pembelajaran Gitar Elektrik di Sekolah Tinggi Musik Bandung, serta perumusan

masalah, dan penetapan tujuan penelitian. Analisis kebutuhan produk ini

kemudian menjadi acuan dalam pengembangan model pembelajaran Blues Guitar

Supplement Program.

2. Tahap II: Pengembangan Produk dan Validasi Instrumen

Pada tahap ini dilakukan perancangan dan pengembangan produk model

pembelajaran Blues Guitar Supplement Program. Berupa peta konsep model yang

berisi Metode, Pendekatan, dan Strategi Pembelajaran, Materi Pembelajaran,

Media Pembelajaran, dan Evaluasi Pembelajaran.

Instrumen yang telah dirancang kemudian divalidasi dengan menggunakan

Product Moment Correlation (Pearson), untuk mengetahui ada atau tidaknya

hubungan antara variabel X (tes pertama) dan Y (tes kedua). Korelasi yang

dihasilkan apabila mendekati +1 atau sama dengan +1 maka produk tersebut valid.

Validasi dilakukan di Sekolah Tinggi Musik Bandung, terhadap mahasiswa

dengan Instrumen Mayor Gitar Elektrik, dengan dipilih secara random. Sample

kemudian diberikan tes sebanyak dua kali, dengan instrumen penilaian yang sama.

Kemudian kedua nilai tes yang didapat dikorelasikan dengan Product Moment

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

64 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Correlation (Pearson), sehingga instrumen penelitian dapat dikatakan valid dan

layak untuk diujicobakan lebih lanjut.

3. Tahap III: Uji Coba Terbatas & Revisi Produk

Uji Coba Terbatas dilakukan pada data, yaitu mahasiswa mayor Gitar

Elektrik, D3 Penyaji Musik, Sekolah Tinggi Musik Bandung. Lamanya uji coba

disesuaikan dengan kebutuhan rancangan model pembelajaran Blues Guitar

Supplement Program yang telah divalidasi sebelumnya. Tahap uji coba terbatas

dianalisa menggunakan statistika t-test, untuk menguji tingkat keberhasilan

produk yang diujicobakan. Hipotesis komparatif sebagai berikut:

H0: Tidak terdapat peningkatan apresiasi terhadap musik Blues, antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

H1: Terdapat peningkatan apresiasi terhadap musik Blues, antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Kemudian dilakukan analisis varians (Anova), untuk melihat indikator mana

yang pengaruhnya cukup besar dalam peningkatan apresiasi musik Blues.

Setelah dilakukan uji coba terbatas di Sekolah Tinggi Musik Bandung, maka

akan diketahui sejumlah kekurangan-kekurangan pada produk Blues Guitar

Supplement Program ini. Sehingga dilakukan beberapa perbaikan pada produk

untuk kemudian Blues Guitar Supplement Program ini siap diuji coba lebih luas.

4. Tahap IV: Uji Coba Luas & Revisi Akhir Produk

Uji Coba Luas, dilakukan pada mahasiswa dengan spesialisasi Gitar Elektrik

di Program Studi Seni Musik, Fakultas Ilmu Seni dan Sastra, Universitas

Pasundan Bandung. Lamanya uji coba disesuaikan dengan kebutuhan rancangan

model pembelajaran Blues Guitar Supplement Program yang telah direvisi hasil

dari uji coba sebelumnya. Tahap uji coba luas dianalisa menggunakan statistika t-

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

65 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

test, untuk menguji tingkat keberhasilan produk yang diujicobakan. Hipotesis

komparatif sebagai berikut:

H0: Tidak terdapat peningkatan apresiasi terhadap musik Blues, antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

H1: Terdapat peningkatan apresiasi terhadap musik Blues, antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Kemudian dilakukan analisis varians (Anova), untuk melihat indikator mana

yang pengaruhnya cukup besar dalam peningkatan apresiasi musik Blues. Revisi

akhir produk dilakukan jika ditemukan kekurangan-kekurangan selama proses uji

coba berlangsung, atau terdapat aspek-aspek yang harus dikurangi dalam model

pembelajaran yang diuji cobakan.

5. Tahap V: Validasi Produk & Penulisan Hasil Penelitian

Langkah berikutnya adalah memvalidasi produk penelitian pengembangan

model pembelajaran Blues Guitar Supplement Program, dengan metode

triangulasi. Yaitu dengan mensintesa berbagai data yang didapat, baik dari apa

yang dialami peneliti, data hasil wawancara, kuisioner, dan observasi oleh

peneliti, maupun data validasi dari dosen dan ahli mengenai model pembelajaran.

Setelah proses triangulasi, maka diperoleh kesimpulan bahwa produk model

pembelajaran Blues Guitar Supplement Program valid dan dapat dipergunakan.

Dilanjutkan dengan proses penulisan laporan hasil penelitian pengembangan

model pembelajaran Blues Guitar Supplement Program, sehingga dapat menjadi

acuan bagi penelitian lanjut lainnya.

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

66 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Instrumen Penelitian

Dalam mengumpulkan data-data, peneliti membutuhkan alat bantu berupa

instrumen penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan isntrumen

penelitian diantaranya sebagai berikut:

1. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara digunakan agar wawancara yang dilakukan tidak

menyimpang dari tujuan penelitian. Pedoman ini disusun tidak hanya berdasarkan

tujuan penelitian, tetapi juga berdasarkan teori yang berkaitan dengan masalah

yang diteliti.

Adapun pedoman wawancara dalam penelitian ini terdiri dari pertanyaan-

pertanyaan yang berkaitan dengan kebutuhan data penelitian, seperti yang

berkaitan dengan ada tidaknya konten Blues dalam sebaran mata kuliah di

Sekolah Tinggi Musik Bandung (lihat lampiran 2). Wawancara dilakukan

terhadap mahasiswa terkait, ketua Program Studi, dosen terkait, dan alumni, serta

kepada musisi dan pemerhati Blues sebagai triangulasi dan penguat data.

Pada tahap uji coba, instrumen wawancara dilakukan secara tidak terstruktur,

untuk memperkuat proses pengamatan lapangan terhadap peserta. Hal ini

dilakukan untuk melihat gejala-gejala ketertarikan dan rasa ingin tahu peserta

terhadap musik Blues dalam model pembelajaran Blues Guitar Supplement

Program yang dilaksanakan. Wawancara terakhir dilaksanakan setelah

pembelajaran Blues Guitar Supplement Program selesai dilaksanakan (lihat

lampiran 15). Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peran Blues

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

67 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Guitar Supplement Program memberikan kontribusi positif pada peningkatan

apresiasi peserta terhadap musik Blues.

2. Pedoman Kuisioner

Lembar kuisioner merupakan alat pengumpul data awal yang dapat disebar

secara acak kepada mahasiswa aktif di Sekolah Tinggi Musik Bandung, untuk

mengetahui sejauh mana Blues dipelajari di kampus tersebut. Kuisioner berisi

pertanyaan singkat dengan pilihan jawaban ya atau tidak, pilihan jawaban

berdasar nama mata kuliah, pilihan level pembelajaran (sangat

kurang/kurang/cukup/baik/sangat baik), dan satu pertanyaan isian mengenai

alasan dan atau pendapat (lihat lampiran 1).

Kuisioner kemudian dipergunakan pada saat pembelajaran Blues Guitar

Supplement Program ini berakhir. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh

mana keefektifan program, serta seberapa besar Blues Guitar Supplement

Program yang diikuti, memberikan kontribusi positif pada peningkatan apresiasi

peserta terhadap musk Blues.

3. Pedoman Observasi

Pedoman observasi digunakan agar peneliti dapat melakukan pengamatan

sesuai dengan tujuan penelitian. Pedoman observasi disusun berdasarkan pada

beberapa pertanyaan yang dikemukakan di dalam pedoman wawancara sebagai

upaya untuk membuktikan apa yang telah ditemukan dalam wawancara dan tes

saat uji coba produk (pretest, pelaksanaan program, dan posttest) berlangsung

(lihat lampiran 5). Obeservasi juga dilakukan untuk mengamati perubahan positif

pada sikap peserta, sebagai bentuk peningkatan apresiasi terhadap musik Blues.

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

68 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam observasi, alat perekam video berguna sebagai alat bantu pada saat

wawancara dan tahap uji coba berlangsung. Hal ini dilakukan agar peneliti bisa

tetap fokus pada pengambilan data, tanpa harus berhenti untuk mencatat jawaban-

jawaban dari narasumber. Dalam pengumpulan data, alat perekam video baru

dapat digunakan setelah mendapatkan izin dari narasumber untuk merekam video,

khususnya pada saat wawancara berlangsung.

4. Evaluasi/Tes Kompetensi

Tes dilakukan pada sebelum program berlangsung (pretest) dan setelah

program berlangsung (posttest). Tes merupakan “...salah satu alat untuk mengukur

terjadinya perubahan tingkah laku pada siswa setelah berlangsung serangkaian

proses belajar mengajar” (Trianto, 2009: 199).

Tes kompetensi yang dilakukan terhadap peserta berupa evaluasi

praktek/unjuk kerja terhadap Blues Scales, Blues Licks, 12 bar Blues chords

progression, Blues imporvisations. Tes bentuk lisan/wawancara dilakukan

terhadap sejauh mana wawasan kontekstual Blues yang dipahami peserta sebelum

dan sesudah program berlangsung (lihat lampiran 5). Hal ini dilakukan untuk

mengetahui keefektifan Blues Guitar Supplement Program yang diberlakukan

terhadap data, yaitu mahasiswa mayor Gitar Elektrik D3 Penyaji Musik di

Sekolah Tinggi Musik Bandung dan mahasiswa mayor Gitar Elektrik di Program

Studi Seni Musik Fakultas Ilmu Seni dan Sastra Universitas Pasundan Bandung.

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

69 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Pengembangan Instrumen Penelitian

Dari empat instrumen penelitian yang digunakan, kemudian instrumen-

instrumen tersebut dikembangkan untuk diuji validitas dan reliabilitasnya. Seperti

diungkapkan Sugiyono: “Karena instrumen penelitian akan digunakan untuk

melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data yang akurat, maka

setiap instrumen harus mempunyai skala” (2011: 133).

Pada Tahap I penelitian (studi pendahuluan), instrumen penelitian yang

digunakan adalah wawancara dan kuisioner. Kemudian pada Tahap IV penelitian

(uji coba produk) dengan pendekatan eksperimen, instrumen penelitian

menggunakan wawancara, observasi, dan tes. Instrumen penelitian

dikembangakan dengan menggunakan beberapa skala, diantaranya:

1. Skala Likert

Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena

sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut

sebagai variabel penelitian. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur

dijabarkan menjadi inikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan

sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa

pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2011: 135).

Jawaban setiap butir instrumen pada skala Likert mempunyai gradasi bentuk

pilihan dari sangat negatif sampai sangat positif.

Sangat kurang – Kurang – Cukup – Baik – Sangat Baik

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

70 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setiap butir jawaban kemudian dapat diberi skor dari tertinggi menuju

terrendah, sebagai berikut:

Sangat Baik = 5 | Baik = 4 | Cukup = 3 | Kurang = 2 | Sangat Kurang = 1

Skala ini dipergunakan salahsatunya dalam lembar kuisioner, seperti dalam

butir pertanyaan, “Sejauh mana musik Blues dipelajari dalam mata kuliah

tersebut?,” dengan butir jawaban sangat kurang, kurang, cukup, baik, dan baik

sekali.

2. Skala Guttman

Dalam skala Guttman hanya terdapat dua jawaban yang tegas, yaitu: “ya-

tidak”; “setuju-tidak setuju”; “pernah-tidak pernah” dan lain-lain. Penelitian

menggunakan skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang

tegas terhadp suatu permasalahan yang ditanyakan. Jawaban dapat dibuat skor

tertinggi satu dan terrendah nol. Misalnya untuk jawaban “setuju” diberi skor 1

dan “tidak setuju” diberi skor 0. Dapat berbentuk pilihan ganda ataupun checklist

(Sugiyono, 2011: 139).

Skala ini salah satunya dipergunakan dalam lembar kuisioner, seperti dalam

butir pertanyaan, “Apakah anda mengharapkan ada pembelajaran musik Blues

secara lebih intensif?,” dengan butir jawaban ya dan tidak.

3. Semantic Defferensial

Skala ini dipergunakan untuk mengukur sikap, namun bentuknya tidak

pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang

jawabannya berbentuk interval dari kiri ke kanan, dari sangat positif ke sangat

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

71 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

negatif. Biasanya skala ini digunakan untuk mengukur sikap/karakteristik tertentu

yang dimiliki seseorang (Sugiyono, 2011: 140).

Sangat Baik 5 4 3 2 1 Sangat Kurang

Sangat Perlu 5 4 3 2 1 Tidak Perlu

Skala ini dipergunakan pada tes, baik itu pretest maupun posttest, yang

diaplikasikan dalam bentuk tes unjuk kerja/praktek oleh peserta Blues Guitar

Supplement Program.

Skala ini dipergunakan dalam tahap pre-test dan post-test, dalam lembar

evaluasi dan observasi. Rentang skor 1 – 5 menjadi indikator keberhasilan materi

terhadap perubahan yang terjadi pada peserta program. Berikut salah satu

contohnya:

No Indikator Sub Indikator Score Interval

Ket. 1 2 3 4 5

1 Blues

Scales

- Memainkan Blues

Scales in:

E, A, dan G 1 2 3 4 5

Tabel 3.1. Penggunaan Semantic Defferensial pada instrumen penilaian Blues Guitar Supplement

Program.

Pengujian validitas instrumen kemudian menggunakan Product Moment

Correlation (Pearson), dengan diujikan sebanyak dua kali terhadap data yang

sama. Kedua hasil tes tersebut kemudian dikorelasikan dengan rumus tertentu,

sehingga didapat kesimpulan bahwa instrumen memiliki korelasi kuat, dan layak

untuk dipergunakan.

Instrumen kemudian dipergunakan untuk mencari data yang diperlukan untuk

penelitian pengembangan model pembelajaran Blues Guitar Supplement Program

di Sekolah Tinggi Musik Bandung ini. Setelah didapat data, kemudian data

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

72 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ditabulasikan, dan pengujian validitas konstruksi (construct validity) dilakukan

dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antar skor butir instrumen

dalam suatu faktor, dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total.

Untuk menguji reliabilitas instrumen, dilakukan secara eksternal dengan test-

retest (stability), yaitu dengan cara mencobakan instrumen beberapa kali pada

responden yang sama, pada waktu yang berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien

korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya. Bila koefisien korelasi

positif dan signifikan, maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel.

Pengujian ini disebut juga stability, yaitu kestabilan instrumen yang digunakan.

Sebagaimana diungkapkan Sugiyono (2011: 173):

Instrumen yang valid merupakan alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data (terukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang

reliablel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur

objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Dengan menggunakan

instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan

hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Jadi instrumen yang valid

dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian

yang valid dan reliabel.

F. Teknik Pengumpulan Data

Beberapa teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini

diantaranya adalah:

1. Kuisioner

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

73 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari

responden (Sugiyono, 2011: 199).

Kuisioner ini berupa daftar pertanyaan dengan gabungan pola jawaban pasti

(checklist) dan uraian. Digunakan sebagai studi awal, yang disebarkan kepada

mahasiswa aktif (data sampel acak), untuk mengetahui sebarapa jauh musik Blues

dipelajari di Sekolah Tinggi Musik Bandung, dan dalam mata kuliah apa saja

musik Blues itu dipelajari. Penyajian data yang dihasilkan dari kuisioner ini

disajikan secara kuantitatif dengan penjabaran kualitatif.

Kuisioner pun diberlakukan pada tahap akhir setelah Blues Guitar

Supplement Program selesai dilaksanakan pada tahap uji coba terbatas di Sekolah

Tinggi Musik Bandung. Butir kuisioner yang mempertanyakan seberapa besar

program ini memberikan kontribusi positif pada peningkatan apresiasi peserta

terhadap musik Blues.

2. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus

diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang

lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit (Sugiyono, 2011: 194).

Wawancara dilakukan baik secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dengan

tatap muka, dan dengan bantuan alat perekam video sebagai dokumentasi dan

bukti wawancara.

Wawancara terstruktur dilakukan dalam pencarian data awal dan sebagai

evaluasi dalam bentuk wawancara pada saat pelaksanaan program. Wawancara

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

74 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terstruktur dengan pedoman wawancara dilakukan untuk memperoleh data yang

homogen dari narasumber, untuk memudahkan pada tahap analisis data.

Sebagaimana diungkapkan dalam Kumar (2005) dalam Widi (2010: 242-243):

Dalam wawancara terstruktrur peneliti memberikan pertanyaan pada

responden dengan pertanyaan yang isi dan strukturnya telah ditentukan,

dirancang, dan ditulis oleh peneliti. Peneliti menggunakan pertanyaan dengan

kalimat dan urutan yang sama, dan tercatat dalam daftar rencana wawancara

(interview schedule). Daftar rencana wawancara ini merupakan instrumen

penelitian atau research tools, sedangkan wawancaranya sendiri merupakan

metode pengumpulan data. Wawancara terhadap orang-per-orang bisa

dilakukan melalui tatap muka langsung, per telepon atau peralatan lainnya.

Keuntungan wawancara terstruktur ini adalah diperolehnya informasi yang

seragam dari semua responden sehingga memudahkan dalam melakukan

perbandingan. Selain itu juga tidak terlalu memerlukan kemampuan

wawancara yang lebih baik dibandingkan dengan wawancara tak-terstruktur.

Untuk mengumpulkan data awal yang berkaitan dengan penelitian

pengembangan model pembelajaran Blues Guitar Supplement Program,

wawancara ditujukan kepada ketua Program Studi, sekertaris Program Studi,

dosen-dosen terkait, beberapa mahasiswa D3 dengan mayor instrumen Gitar

Elektrik, dan beberapa alumni D3 mayor Gitar Elektrik. Sebagai studi awal untuk

mengetahui sebarapa jauh musik Blues dipelajari di perguruan tinggi tersebut, dan

dalam mata kuliah apa saja musik Blues itu diperlajari. Serta terakhir

mempertanyakan seberapa penting musik Blues dipelajari khususnya dalam hal ini

pada mata kuliah PIM Gitar Elektrik, Program Studi D3 Penyaji Musik di Sekolah

Tinggi Musik Bandung.

Sebagai studi pendahuluan, wawancara terstruktur dilakukan dengan

melibatkan beberapa narasumber, yang dibagi dalam kategori Responden dan

Informan yaitu:

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

75 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Responden

Dua orang mahasiswa mayor Gitar Elektrik D3 Penyaji Musik angkatan 2010

di Sekolah Tinggi Musik Bandung. Berikut dijadikan sebagai data penelitian

pengembangan model pembelajaran Blues Guitar Supplement Program ini.

b. Informan

1) Dini Ardiningsih, S.Sn, selaku Ketua Program Studi D3 Penyaji Musik

Sekolah Tinggi Musik Bandung.

2) Royke B Koapaha, M.Sn dan Sunoto Eko, S.Sn, selaku dosen dan asisten

dosen mata kuliah Sejarah Musik, yang di dalam mata kuliah tersebut

terdapat konten kesejarahan Blues dan priodisasi musikalnya.

3) Acep Bachtiar selaku dosen mata kuliah PIM Gitar Elektrik (Style).

4) Beberapa Alumni D3 Penyaji Musik dengan mayor Gitar Elektrik.

Selain sebagai studi awal, wawancara ini dilakukan saat penelitian

berlangsung dan setelah program ini selesai dilaksanakan. Wawancara tidak

terstruktur pada saat program berlangsung dan wawancara terstruktur dilakukan

setelah program ini berlangsung. Wawancara ini ditujukan untuk mengetahui

seberapa efektif dan efisien, serta untuk mengetahui seberapa besar perubahan

positif yang terjadi pada peserta program suplemen pembelajaran ini, dan

berdampak pada peningkatan pemahaman dan apresiasi peserta didik terhadap

musik Blues.

Wawancara pun dilakukan pada saat pembelajaran Blues Guitar Supplement

Program berakhir. Pada akhir tahap uji coba luas di Program Studi Seni Musik

Fakultas Seni dan Sastra Universitas Pasundan Bandung, wawancara diberlakukan

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

76 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada peserta. Wawancara ini kemudian menghasilkan data, sehingga dapat

disimpulkan seberapa besar Blues Guitar Supplement Program yang diikuti

peserta berdampak positif pada peningkatan apresiasi terhadap musik Blues.

3. Observasi

Widi (2010: 236-237) mengungkapkan bahwa “Obeservasi merupakan suatu

cara yang sangat bermanfaat, sistematik, dan selektif dalam mengamati dan

mendengarkan interaksi atau fenomena yang terjadi”. Ditegaskan oleh pernyataan

Sugiyono (2011: 203):

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik

bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuisioner.

Jika wawancara dan kuisioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka

observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam lain. Teknik

pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan

dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden

yang diamati tidak terlalu besar.

Observasi yang dilakukan adalah observasi partisipatif (Participant

Observation), hal ini dilakukan karena peneliti terlibat langsung dalam program

Blues Guitar Supplemet sebagai tutor. Seperti yang diungkapkan dalam Widi

(2010: 237):

Observasi partisipan (participant observation) adalah ketika seorang

peneliti berpartisipasi dan terlibat secara aktif dalam seluruh kegiatan atau

aktifitas yang dijalani anggota grup yang tengah diamati, dengan

sepengetahuan ataupun tanpa sepengetahuan anggota tersebut.

Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan pada peserta sebagai

data primer. Pengamatan dilakukan terhadap sikap, minat, dan unjuk kerja praktek

yang dilakukan pada tahap pretest, program, dan posttest. Setiap kegiatan

observasi dari pretest, pada saat program Blues Guitar Supplement berlangsung,

hingga posttest, akan didokumentasikan dalam format foto dan perekaman

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

77 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

audio/video. Data primer berupa nilai praktek terhadap variabel-variabel acuan

penilaian (terlampir).

4. Studi Dokumentasi

Dalam penelitian pengembangan model pembelajaran Blues Guitar

Supplement Program ini, setiap kegiatan didokumentasikan dalam bentuk audio,

video, dan foto, sebagai alat bantu observasi. Khususnya dalam bentuk audio,

video, untuk kemudian dapat diamati ulang serta dipelajari, sebagai data utama.

Teknik ini dilakukan agar lebih mempermudah peneliti dalam mengkaji apa yang

terjadi pada saat penelitian berlangsung, sehingga dapat dilakukan perbaikan pada

bagian-bagian yang dirasa kurang. Dokumentasi pun dapat berupa catatan-catatan,

yang mencatat apa-apa saja yang terjadi di lapangan, saat penelitian

pengembangan model pembelajaran Blues Guitar Supplement Program

berlangsung.

Teknik pengumpulan data digambarkan dalam tabel berikut:

Tahapan

Penelitian Aktivitas

Sumber

Data

Teknik Pengumpulan Data

Wawan

cara

Kuis

ioner

Obse

rvasi Tes

Dokumen

tasi

Studi

pendahuluan

Pengumpul

an

data

Mahasiswa √ √ - - √

Dosen √ - - - √

Literatur - - √ -

SarPras - - √ -

Pengembang

an &

validasi

rancangan

Perancang

an

produk

Dosen √ - - - √

Ahli/Pakar √ - - - √

Uji coba

produk

Pretest

Mahasiswa

√ - √ √ √

Program √ - √ - √

Posttest √ - √ √ √

Validasi Penulisan

& validasi

Dosen √ - - - -

Ahli/Pakar √ - - - -

Tabel. 3.2. Teknik pengumpulan data pada tahapan penelitian.

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

78 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk mencari koherensi dari beberapa aspek pada

pengembangan model pembelajaran Blues Guitar Supplement Program dan

dilakukan sesuai dengan tahap penelitian, sebagai berikut:

1. Tahap I, Analisis Kebutuhan

Pada tahap ini, instrumen penelitian yang digunakan adalah kuisioner dan

wawancara, yang ditujukan pada mahasiswa, alumni, dosen, dan praktisi musik

Blues. Data yang diperoleh dari kedua instrumen tersebut, kemudian diolah dalam

bentuk presentase, sesuai dengan poin-poin pertanyaan yang ada.

Setiap jawaban dikategorikan tersendiri, misal jawaban Ya diberi kode 2,

Tidak diberi kode 1, dan tanpa jawaban diberi kode 0. Dihitung total yang

menjawab Ya, Tidak, dan tanpa jawaban, dibagi jumlah total responden, lalu

dikali 100%. Secara sederhana dengan menggunakan rumus:

P = f0 x 100% N

Keterangan:

P = presentase

f0 = frekuensi jawaban

N = jumlah responden

Sehingga didapatkan hasil rata-rata dalam bentuk persentase yang kemudian

untuk lebih mempermudah membacanya, digambarkan dalam bentuk diagram

lingkaran. Dari data ini kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan perancangan

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

79 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

draft model pembelajaran Blues Guitar Supplement Program, yang merupakan

produk dari penelitian dan pengembangan ini.

2. Tahap II, Pengembangan Produk dan Validasi Instrumen

Pada tahap ini, berdasar pada data hasil analisis kebutuhan produk, kemudian

dikembangkan produk model pembelajaran Blues Guitar Supplement Program.

Rancangan pengembangan produk berupa peta konsep model, yang berisi Materi,

Pendekatan, Metode, Media, Teknik Evaluasi pada Kompetensi, Teknik Evaluasi

pada Apresiasi.

Kemudian analisis data dilakukan untuk mendapat validasi instrumen

evaluasi kompetensi keterampilan Blues Guitar, dengan menggunakan Product

Moment Correlation (Pearson). Validasi ini dipergunakan untuk mengetahui ada

atau tidaknya hubungan antara variabel X dan Y yang diujikan. Menurut Irianto

(2009: 136):

Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam Korelasi Pearson

diantaranya; (1) Pengambilan sampel dari populasi harus random; (2) Data

yang dicari korelasinya harus bersekala interval atau ratio; (3) Variasi skor

kedua variabel yang akan dicari korelasinya harus sama; (4) Hubungan antara

variabel X dan Y hendaknya linier; dan (5) Distribusi skor variabel yang

dicari korelasinya hendaknya merupakan distribusi unimodal (mempunyai

pasangan yang sama dari subyek yang sama pula).

Adapun rumus yang digunakan adalah:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ √ ∑ ∑

Adapun tabel data yang harus dipersiapkan dari rumus tersebut adalah

sebagai berikut:

Page 23: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

80 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. X Y X2 Y

2 XY

1

2

3

dst..

∑X ∑Y ∑X2 ∑Y

2 ∑XY

Tabel 3.3. Tabel perhitungan Product Moment Correlation (Pearson).

Keterangan:

n = jumlah peserta

X = nilai tes 1

Y = nilai tes 2

X2 = kuadrat masing-masing skor variabel X

Y2 = kuadrat masing-masing skor variabel Y

XY = hasil kali masing-masing skor variabel X dan Y

∑X = jumlah skor tes 1

∑Y = jumlah skor tes 2

∑X2 = jumlah kuadrat skor variabel X

∑Y2 = jumlah kuadrat skor variabel Y

∑XY = jumlah hasil kali skor X dan Y

Dalam Statistik, Konsep dasar dan Aplikasinya oleh Irianto (2009: 141), hasil

perhitungan korelasi pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga)

kelompok besar, yaitu; (1) Korelasi positif kuat, apabila hasil perhitungan korelasi

mendekati +1 atau sama dengan +1; (2) Korelasi negatif kuat, apabila hasil

perhitungan korelasi mendekati -1 atau sama dengan -1; dan (3) Tidak ada

korelasi, apabila hasil perhitungan korelasi mendekati 0 atau sama dengan 0.

3. Tahap III Uji Coba Terbatas dan Tahap V Uji Coba Luas

a. Evaluasi Kompetensi Keterampilan Blues Guitar

Pada tahap ini, uji coba produk mulai diberlakukan pada sampel, atau dengan

kata lain, metode eksperimen dilakukan. True Experimental Design dengan

Pretest-Posttest Control Group Design menjadi pilihan dalam Blues Guitar

Supplement Program ini. Analisis data yang dilakukan dengan menggunakan

Page 24: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

81 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Paired Sample t-test, yakni untuk membandingkan mean dari satu kelompok

berpasangan (sebuah kelompok sampel dengan subyek yang sama, namun

mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda). Seperti yang

diungkapkan Kurniawan (2008: 1):

Uji-t berpasangan (paired t-test) adalah salah satu metode pengujian

hipotesis dimana data yang digunakan tidak bebas (berpasangan). Ciri-ciri

yang paling sering ditemui pada kasus yang berpasangan adalah satu individu

(objek penelitian) dikenai 2 buah perlakuan yang berbeda. Walaupun

menggunakan individu yang sama, peneliti tetap memperoleh 2 macam data

sample, yaitu data dari perlakuan pertama dan data dari perlakuan kedua.

Perlakuan pertama mungkin saja berupa kontrol, yaitu tidak memberikan

perlakuan sama sekali terhadap objek penelitian.

Rumus yang digunakan dalam paired sample t-test ini adalah sebagai berikut:

(Irianto, 2004: 114)

Dengan terlebih dahulu mencari Mean dari pretest (XB) dan posttest (XA)

yang dilakukan, dengan rumus:

dan

Setelah mean ditemukan, maka kemudian dicarilah daya pembedan (xA dan

xB) dari masing-masing data dengan rumus:

dan

Page 25: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

82 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemudian dilakukan pencarian terhadap penggabungan variance, dengan

perhitungan rumus:

∑ ∑

(Irianto, 2004: 117)

Untuk dilakukan pencarian terhadap standard error dengan rumus:

(Irianto, 2004: 117)

Adapun tabel data yang harus dipersiapkan dari rumus tersebut adalah

sebagai berikut:

No. X1 x1

(X1 - X1) x1

2 X2

x2

(X2 – X2) x2

2

1

2

3

dst..

∑ X1 ∑ x12 ∑ X2

2 ∑ x2

2

Tabel 3.4. Tabel perhitungan t-Test.

Keterangan:

∑X1 = jumlah skor seluruh peserta pretest

∑X2 = jumlah skor seluruh peserta posttest

n1 = jumlah peserta pretest

n2 = jumlah peserta posttest

X1 = mean dari pretest

X2 = mean dari posttest

x1 = daya pembeda pretest

x2 = daya pembeda posttest

x12

= kuadrat daya pembeda masing-masing subjek pretest

x22

= kuadrat daya pembeda masing-masing subjek posttest

∑x12= jumlah kuadrat daya pembeda pretest

∑x22= jumlah kuadrat daya pembeda posttest

Page 26: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

83 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil hitung t-test tersebut kemudian diperhitungkan dengan tabel T, untuk

melihat taraf signifikansinya. Serta menjawab Hipotesis:

H0: Tidak terdapat peningkatan apresiasi terhadap musik Blues, antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

H1: Terdapat peningkatan apresiasi terhadap musik Blues, antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Dengan menentukan signifikansi (α) sebesar 5% atau 0,05, maka jika α = 0,05

≥ Sig, maka H1 diterima dan H0 ditolak. Jika α = 0,05 ≤ Sig, maka H1 ditolak dan

H0 diterima. Sehingga dapat diketahui seberapa besar Blues Guitar Supplement

Program ini dapat membantu meningkatkan apresiasi peserta terhadap musik

Blues. Untuk meminimalisir kesalahan hitung manual, maka dipergunakan

software IBM SPSS Statistics versi 20.

Tahapan uji coba dalam Blues Guitar Supplemen Program ini adalah uji coba

terbatas dan uji coba lebih luas. Keduanya megalami uji t-tes dengan rumus yang

sama, sebagaimana tertulis di atas. Pada tahap ini pula, dilakukan uji variansi atau

Anova pada tiap masing-masing tahap uji coba, untuk mengetahui variabel mana

yang cukup dominan mempengaruhi peningkatan apresiasi peserta Blues Guitar

Supplement Program. Dengan menggunakan rumus:

1) Total Sum of Squares (jumlah kuadrat total)

∑ ∑

(Ary, Jacobs, and Razavieh, 1997: 153)

2) Sum of Squares Between Groups (jumlah kuadrat antar kelompok)

(Ary, Jacobs, and Razavieh, 1997: 154)

Page 27: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

84 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Sum of the Squares Within Groups (jumlah kuadrat dalam setiap kelompok)

∑ ∑

(Ary, Jacobs, and Razavieh, 1997: 154)

4) F-Test of Significance (taraf signifikansi dalam F-tes)

Dengan menggunakan tabel:

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Source of

Variance SS df MS F

Level of

Significance

Between

Groups

Within

Groups

Total

Tabel 3.5. Tabel perhitungan F-Test.

Keterangan:

∑xt2 : jumlah kuadrat total

∑xb2

: jumlah kuadrat antar kelompok

∑xu2 : jumlah kuadrat dalam setiap kelompok

SS : sum of squares (jumlah kuadrat)

df : degrees of fredoom (derajat kebebasan)

- untuk df antar kelompok dengan rumus:

G (jumlah kelompok) – 1

- untuk df dalam setiap kelompok kelompok dengan rumus:

n1 – 1 + n2 – 1 + ...

MS : mean squares dengan rumus:

F : F-ratio dengan rumus:

(Ary, Jacobs, and Razavieh, 1997: 154-155)

Page 28: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

85 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil hitung Anova dengan F-ratio ini kemudian diperhitungkan dengan tabel

F dengan taraf kepercayaan (probabilitas) α = 0,05 (lampiran 13), untuk melihat

apakah ada perbedaan signifikan pada setiap indikator variabel independen yang

diberlakukan pada kelompok, atau dengan melihat rata-rata masing-masing

variabel, indikator mana yang lebih dominan dalam mempengaruhi peningkatan

kompetensi keterampilan Blues guitar, yang secara tidak langsung mempengaruhi

peningkatan apresiasi terhadap musik Blues. Untuk meminimalisir kesalahan

hitung manual, maka data diolah kembali dengan software IBM SPSS Statistics

versi 20.

b. Evaluasi Peningkatan Apresiasi

Tahap berikut setelah mengukur kompetensi keterampilan Blues guitar, maka

dilakukan evaluasi terhadap peningkatan apresiasi. Dengan menggunakan

instrumen kuisioner (lihat lampiran 14), wawancara (lihat lampiran 15), dan

observasi (lihat lampiran 15). Maka dengan demikian akan diketahui seberapa

besar keberhasilan Blues Guitar Supplement Program, memberikan kontribusi

positif terhadap peningkatan apresiasi peserta didik terhadap musik Blues.

Adapun yang menjadi aspek evaluasi ini diantaranya adalah: (1) Adanya

kemauan/minat untuk mempelajari Blues, dalam hal ini mengikuti Blues Guitar

Supplement Program; (2) Adanya sikap terbuka terhadap musik Blues itu sendiri;

(3) Terdapat kebiasaan baru setelah mengikuti Blues Guitar Supplement Program;

(4) Meningkatnya kepekaan/sensitifitas rasa dalam memainkan gitar Blues,

setelah mengikuti Blues Guitar Supplement Program; dan (5) Gambaran kondisi

Page 29: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

86 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pribadi yang mengapresiasi musik Blues lebih baik, setelah mengikuti Blues

Guitar Supplement Program.

Untuk uji coba terbatas di Sekolah Tinggi Musik Bandung, evaluasi pada

peningkatan apresiasi dilakukan dengan observasi lapangan pada saat program

berlangsung dan dengan kuisioner setelah program ini selesai dilaksanakan.

Penelaahan terhadap sikap dan minat peserta didik menjadi acuan dalam

observasi, sedangkan instrumen kuisioner untuk mempertanyakan seberapa besar

model pembelajaran Blues Guitar Supplement Program memberikan kontribusi

positif pada tingkat apresiasi pesereta didik terhadap musik Blues.

Sedangkan untuk uji coba luas di Program Studio Seni Musik Fakultas Ilmu

Seni dan Sastra Universitas Pasundan Bandung, evaluasi pada peningkatan

apresiasi dilakukan dengan observasi lapangan pada saat program berlangsung

dan dengan wawancara setelah program ini selesai dilaksanakan. Data hasil

observasi, kuisioner, dan wawancara dituangkan secara kualitatif. Penelaahan

pada sikap dan minat peserta didik pada saat program berlangsung menjadi acuan

dalam observasi, yang kemudian diperkuat dengan adanya pernyataan peserta

didik dalam wawancara, untuk memberikan gambaran seberapa besar model

pembelajaran Blues Guitar Supplement Program ini memberikan kontribusi

positif pada peningkatan apresiasi peserta terhadap musik Blues.

4. Tahap IV Revisi Produk dan Tahap V Revisi Akhir Produk

Revisi produk dan revisi akhir produk, mengacu pada hasil dari evaluasi yang

diperoleh pada tahap uji coba terbatas di Sekolah Tinggi Musik Bandung dan uji

coba luas di Program Studi Seni Musik Fakultas Ilmu Seni dan Sastra Universitas

Page 30: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

87 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pasundan Bandung. Beberapa hal akan mengalami revisi jika ada kekurangan

yang didapatkan pada saat uji coba berlangsung.

5. Tahap V Validasi Produk dan Penulisan Hasil Penelitian

Langkah berikutnya adalah melakukan validasi produk, dengan triangulasi,

yaitu mensintesa data dari berbagai sumber. Seperti dikutip dari

http://www.igh.org/triangulation/ dalam Bachri (2010: 55):

Triangulasi mencari dengan cepat pengujian data yang sudah ada dalam

memperkuat tafsir dan meningkatkan kebijakan serta program yang berbasis

pada bukti yang tersedia. Dengan cara menguji informasi dengan

mengumpulkan data melalui metoda berbeda, oleh kelompok berbeda dan

dalam populasi berbeda, penemuan mungkin mungkin memperlihatkan bukti

penetapan lintas data, mengurangi dampaknya dari penyimpangan potensial

yang bisa terjadi dalam satu penelitian tunggal. Triangulasi menyatukan

informasi dari penelitian kuantitatif dan kualitatif, menyertakan pencegahan

dan kepedulian memprogram data, dan membuat penggunaan pertimbangan

pakar. Triangulasi bisa menjawab pertanyaan terhadap kelompok resiko,

efektivitas, kebijakan dan perencanaan anggaran, dan status epidemik dalam

suatu lingkungan berubah. Metodologi Triangulasi menyediakan satu

perangkat kuat ketika satu respon cepat diperlukan, atau ketika data ada untuk

menjawab satu pertanyaan spesifik. Triangulasi mungkin digunakan ketika

koleksi data baru tidak mungkin untuk hemat biaya.

Menurut Wiersma dalam Sugiyono (2007: 372): “Triangulation si qualitative

cross-validation. It assesses the sufficiency of the data according to the

convergence of multiple data source or multiple data collection procedures”.

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data

dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu, sehingga

triangulasi dapat dikelompokkan dalam tiga jenis, yakni tiangulias sumber,

triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu. Maka validasi model

pembelajaran Blues Guitar Supplement Program menggunakan triangulasi dengan

gambaran sebagai berikut:

Page 31: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

88 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Diagram 3.3. Triangulasi dengan tiga sumber data (kiri atas), triangulasi dengan tiga teknik

pengumpulan data (kanan atas), dan triangulasi dengan tiga waktu pengumpulan (tengah bawah)

(Bachri, 2010: 56).

Triangulasi sebagai validasi model dilakukan dengan menganalisis data dari

berbagai sumber yang didapat dalam pengembangan model pembelajaran Blues

Guitar Supplement Program. Seluruh komponen yang terlibat menjadi bahan

pertimbangan, untuk kemudian memberikan keterangan kuat bahwa model

pembelajaran Blues Guitar Supplement Program yang dikembangkan valid dan

layak untuk diujicobakan.

Triangulasi yang diberlakukan dalam penelitian dan pengembangan model

pembelajaran Blues Guitar Supplement Program ini adalah triangulasi data.

Seperti diungkap Danim (2002: 38):

Triangulasi data adalah melakukan pengumpulan data yang membuka

peluang untuk menguji bagaimana peristiwa dialami kelompok berbeda dari

orang-orang pada waktu yang berbeda dan situasi yang berbeda pula.

Dalam penelitian pengembangan ini, dilakukan pengumpulan data untuk

menguji keterandalan model pembelajaran Blues Guitar Supplement Program

dalam meningkatkan apresiasi peserta terhadap musik Blues, melalui:

Page 32: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

89 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Uji kompetensi keterampilan bermain gitar Blues pada pretest dan posttest

dengan t-Test dan Anova, dengan mengujikan aspek tekstual: Blues Scales,

Blues Licks, 12 Bar Blues Traditional, dan Blues Improvisation.

b. Uji apresiasi melalui observasi, kuisioner, dan wawancara, yang mengungkap

minat, sikap terbuka, kebiasaan, kepekaan, dan kondisi pribadi peserta.

c. Uji apresiasi yang muncul melalui jejaring sosial “Twitter”, untuk

mengungkap peningkatan rasa ingin tahu para peserta Blues Guitar

Supplement Program.

Setelah seluruh data terkumpul, kemudian dilakukan triangulasi analisis,

untuk menemukan kesamaan dan keabsahan data yang didapat, sehingga data

dapat diferifikasi dan dinyatakan valid. Seperti diungkap Danim (2002: 38):

Triangulasi analisis melibatkan penggunaan satu atau lebih teknik analisis

untuk menganalisis seperangkat data yang sama untuk tujuan validasi. Hasil

dari perbedaan analisis itu merupakan analisis data kuantitatif atau analisis

kualitatif, yang dapat dibandingkan untuk menemukan kesamaan dan

memverifikasi hasil.

Pada penelitian dan pengembangan model pembelajaran Blues Guitar

Supplement Program ini dilakukan triangulasi yang dilakukan terhadap data-data

yang mengacu pada peningkatan apresiasi terhadap musik Blues. Analisis yang

dipergunakan terhadap data diantaranya secara:

a. Kualitatif

Data yang didapat dan disajikan dengan kualitatif adalah merupakan data-data

yang didapat dari hasil observasi dan wawancara, baik tersetruktur maupun tidak.

Data-data yang diperoleh dari peserta berupa sikap dan jawaban hasil wawancara

kemudian dikelompokkan dan dianalisis, sehingga menghasilkan satu simpulan.

Page 33: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

90 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Kuantitatif

Data yang didapat dan disajikan secara kuantitatif adalah data-data yang

didapat dari hasil kuisioner dan evaluasi berupa pretest dan posttest. Pengujian

pretest dan posttest yang digunakan untuk menguji kompetensi keterampilan

bermain gitar Blues.

Kedua metode tersebut dibandingkan dan dicari kesamaan data untuk

menemukan hasil dari pengujian model pembelajaran Blues Guitar Supplement

Program, sehingga model ini teruji keterunggulannya dalam meningkatkan

apresiasi terhadap musik Blues, dan dapat dinyatakan valid.

H. HIPOTESIS

Melihat fakta minimnya pembelajaran Blues di Sekolah Tinggi Musik

Bandung, maka pengembangan model pembelajaran Blues Guitar Supplement

Program, diyakini dapat membantu meningkatkan apresiasi mahasiswa terhadap

musik Blues. Uji coba terbatas pada mahasiswa Gitar Elektrik di Sekolah Tinggi

Musik Bandung sebagai sampel, dan uji coba lebih luas pada sampel mahasiswa

Gitar Elektrik Program Studi Seni Musik Fakultas Ilmu Seni dan Sastra

Universitas Pasundan Bandung, akan membuktikan seberapa besar Blues Guitar

Supplement Program ini dapat meningkatkan apresisasi musik Blues.

Sebagaimana dirumuskan didapat rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan

sebagai berikut: (1) Bagaimanakah draft model pembelajaran Blues Guitar

Supplement Program, sehingga dapat meningkatkan apresiasi peserta didik

terhadap musik Blues?; (2) Bagaimanakah pengembangan model pembelajaran

Page 34: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

91 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Blues Guitar Supplement Program, sehingga dapat meningkatkan apresiasi

peserta didik terhadap musik Blues?; (3) Bagaimana tahapan uji coba yang

dilakukan terhadap model pembelajaran Blues Guitar Suplement Program,

sehingga dapat meningkatkan apresiasi peserta didik terhadap musik Blues?; dan

(4) Apakah model pembelajaran Blues Guitar Supplement Program berpengaruh

terhadap peningkatan apresiasi musik Blues?. Pertanyaan penelitian yang telah

dirumuskan tersebut, kemudian dijawab dalam hipotesis sebagai berikut:

H0: Tidak terdapat peningkatan apresiasi terhadap musik Blues, antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

H1: Terdapat peningkatan apresiasi terhadap musik Blues, antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

I. DRAFT MODEL PEMBELAJARAN BLUES GUITAR SUPPLEMENT

PROGRAM

Penelitian dan pengembangan model pembelajaran Blues Guitar Supplement

Program ini berdasar pada analisis kebutuhan dan studi dokumentasi terhadap

Silabus Pembelajaran mata kuliah PIM Gitar Elektrik III (Style) untuk D3 Penyaji

Musik di Sekolah Tinggi Musik Bandung. Dikembangkan dan diuji coba terhadap

mahasiswa dengan mayor instrumen Gitar Elektrik, di Sekolah Tinggi Musik

Bandung dan Program Studi Seni Musik Fakultas Ilmu Seni dan Sastra

Universitas Pasundan Bandung. Draft model pembelajaran ini dirancang pada

tahap II penelitian, yaitu tahap pengembangan dan validasi.

Model yang merupakan sebuah desain pembelajaran, berbasis suplemen atau

pengayaan sebagai tambahan dari ilmu yang diperoleh sebelumnya. Sehingga

diharapkan dengan adanya program suplemen ini, peserta selain dapat menambah

Page 35: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

92 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

wawasannya, keterampilan bermain gitar, juga dapat meningkatkan tingkat

apresiasinya.

Terdapat tiga tahapan yang saling mempengaruhi satu sama lain, tiga tahap

tersebut adalah: (1) Pembelajaran, berupa Metode, Pendekatan, Media, dan

Materi; (2) Evaluasi, berupa indikator keterampilan bermain gitar Blues dan

indikator apresiasi), serta (3) Apresiasi itu sendiri, apakah terjadi peningkatan

yang signifikan atau tidak.

Draft model pembelajaran Blues Guitar Supplement Program digambarkan

dalam diagram berikut:

Page 36: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

93 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Diagram 3.4. Draft Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program.

Page 37: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

94 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Model pembelajaran Blues Guitar Supplement Program, merupakan

Classroom Oriented Model berbasis pengayaan/tambahan (suplemen), yang di

dalamnya terdapat unsur-unsur seperti Materi, Metode, Media, Pendekatan, dan

Evaluasi. Sehingga setelah diterapkan, model tersebut dapat meningkatkan tingkat

apresiasi peserta didik terhadap musik Blues.

Unsur-unsur terkait model pembelajarn Blues Guitar Supplement Program

tersebut dijabarkan sebagai berikut:

a. Materi

Materi yang disampaikan dalam Blues Guitar Supplement Program ini

dikategorikan kedalam dua materi yaitu:

1) Tekstual & Kompetensi

Merupakan materi musikal dan lebih mengarah pada kompetensi peserta

dalam bermain gitar Blues. Materi ini meliputi:

a) Blues Scales

Unsur musikal mendasar yang harus dikuasai peserta dalam memainkan gitar

Blues. Pemaparan mengenai tangga nada Blues dan unsur-unsur yang

membentuknya (Pentatonic minor dan Blue Notes). Penjelasan dilakukan secara

langsung dengan mempraktekan pada instrumen gitar, dengan metode imitasi oleh

instruktur. Rata-rata peserta telah mengetahui dan memahami unsur-unsur dasar

yang membentuk tangga nada Blues ini. Materi ini ditegaskan lagi dalam format

Modul dan DVD data, sehingga peserta dapat mempelajarinya secara mandiri.

Diharapkan setiap peserta kemudian dapat mengembangkan, sesuai dengan

karakter permainan gitarnya sendiri.

Page 38: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

95 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b) Blues Licks

Lick atau kalimat yang dituangkan dalam gitar, dengan pengolahan tertentu

berupa imporvisasi. Dipaparkan beberapa contoh signature licks dari gitaris-

gitaris Blues dunia seperti B.B. King, Stevie Ray Vaughan, Buddy Guy, dan

gitaris lainnya. Dituangkan dalam bentuk tablature, sehingga memudahkan

peserta dalam membaca dan memahaminya. Materi ini pun ditegaskan kembali

dalam Modul dan DVD data yang diberikan sebagai penunjang pembelajaran

mandiri oleh masing-masing peserta. Diharapkan peserta dapat mengembangkan

lick Blues, sesuai dengan karakter permainan gitarnya.

c) 12 Bar Blues Traditional

Merupakan bentuk iringan dasar Blues, yang terdiri dari susunan akord I – IV

– V, dengan urutan akord I7 – IV

7 – I

7 – I

7 – IV

7 – IV

7 – I

7 – I

7 – V

7 – IV

7 – I

7 –

V7. Karakter akord pada iringan 12 Bar Blues Traditional ini diperkuat dengan

dominan 7 pada masing-masing akord, sehingga terdapat kesan tidak ada akhirnya

atau sulit untuk berakhir. Pelatihan iringan ini ditujukan agar setiap peserta dapat

dapat terbiasa dengan pola iringan standar dan melakukan jam session dengan

peserta lain. Materi ini dipertegas dengan adanya Modul dan DVD data, dalam

bentuk tablature dan audio sample.

d) Blues Improvisation

Tingkatan terakhir dimana setiap peserta dapat melakukan improvisasi Blues,

sesuai dengan materi yang telah diberikan sebelumnya. Blues improvisation ini

merupakan rangkuman dari keseluruhan materi yang dipaparkan dalam Blues

Guitar Supplement Program. Lebih lanjut, implementasi Blues improvisation ini

Page 39: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

96 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan dala Jam Session, yang dilakukan oleh setiap peserta di akhir program

ini. Materi ini ditunjang oleh adanya DVD data, dalam bentuk audio sample

iringan 12 Bar Blues Traditional, untuk setiap peserta dapat melatihnya secara

mandiri. Diharapkan setiap peserta dapat mengembangkan improvisasinya, sesuai

dengan karakter permainan gitar masing-masing.

2) Kontekstual

Merupakan materi non musikal dan lebih mengarah pada kajian kesejarahan

dan filosofis dari Blues itu sendiri. Materi ini meliputi:

a) Blues History

Merupakan kajian literatur kesejarahan musik Blues, mulai dari era awal

perbudakan, lahirnya musik-musik yang membentuk Blues, perkembangan Blues

menjadi genre-genre setelahnya, hingga perkembangannya di Dunia. Materi ini

terdapat dalam Modul dan didukung dengan adanya video Blues Master: The

Essential History of the Blues dan beberapa video lain dalam format DVD data,

sehingga setiap peserta dapat mempelajari secara mandiri.

b) Blues Essence

Adalah kajian filosofis, dikaji dari perjalanan hidup Blues itu sendiri.

Bagaimana perbudakan kulit hitam menghasilkan sebuah musik yang secara terus

menerus berkembang dan menjadi tulang punggung dari musik populer Amerika

hingga saat ini. Namun salah pemahaman terjadi saat Blues hanya dianggap

sebagai sebuah bentuk musik saja, sementara awal kemunculannya Blues

merupakan sebuah nyawa yang menjadikan semangat hidup bangsa kulit hitam

Afrika-Amerika yang diperbudak.

Page 40: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

97 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Pendekatan

Terdapat beberapa pendekatan pembelajaran yang dilakukan dalam Blues

Guitar Supplement Program ini, diantaranya:

1) Contextual Teaching & Learning (CTL)

Model pembelajaran Blues Guitar Supplement Program ini mengaitkan

berbagai hal yang berkaitan dengan Blues. Dari hal-hal tekstual berupa Blues

scales, Blues licks, 12 Bar Blues Traditional, dan Blues improvisation. Hingga

hal-hal kontekstual berupa sejarah perbudakan, musik-musik yang melatari

lahirnya Blues, perkembangan Blues, dan bagaimana Blues menjadi pengaruh

bagi musik-musik populer Amerika yang berkembang setelahnya, serta esensi dari

Blues itu sendiri.

2) Pembelajaran Kelompok Partisipatif

Pada akhir dari rangkaian model pembelajaran Blues Guitar Supplement

Program ini, peserta didik melakukan Jam Session. Setiap peserta akan

melakukan improvisasi, bergantian dengan peserta lain, baik dalam format combo

(band), maupun dengan format duet berpasangan antar peserta. Setiap peserta

akan membutuhkan peserta lain untuk mengiringi dengan iringan 12 Bar Blues

Traditional, saat peserta tersebut melakukan Blues Improvisation yang mencakup

di dalamnya Blues Scales dan Blues Licks.

3) Konstruktivisme

Melalui pembelajaran mandiri dengan media Modul dan DVD data,

diharapkan peserta didik akan dapat mengkonstruk pengetahuannya sendiri,

menemukan makna pembelajaran Blues bagi dirinya. Pengetahuan mengenai

Page 41: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

98 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kompetensi gitar Blues yang sebelumnya telah didapat pada mata kuliah Gitar

Elektrik, menjadi dasar untuk kemudian lebih dikembangkan melalui Blues Guitar

Supplement Program yang diikuti. Penemuan sendiri pengetahuan melalui

pengalaman nyata, diharapkan dapat memberikan makna tersendiri bagi masing-

masing peserta didik, sehingga tingkat apresiasi terhadap musik Blues meningkat.

4) Apresiasi

Merupakan tujuan akhir dari Blues Guitar Supplement Program. Selain

meningkatkan kompetensi keterampilan bermain gitar Blues, juga apakah menjadi

kontribusi positif terhadap peningkatan apresiasi para peserta didik terhadap

musik Blues. Indikator peningkatan apresiasi dapat terlihat dari minat, sikap

terbuka, kebiasaan baru dalam diri peserta, peningkatan sensitifitas rasa akan

musik Blues, dan apakah terjadi perubahan dalam pribadi masing-masing peserta.

c. Metode

Selain pendekatan, beberapa metode pembelajaran juga diberlakukan dalam

Blues Guitar Supplement Program, khususnya dalam pemaparan materi atau

bahan ajar. Metode pembelajaran tersebut diantaranya:

1) Imitasi

Dalam metode ini, peserta melakukan peniruan terhadap apa yang

dicontohkan instruktur, dalam hal ini kompetensi permainan gitar Blues. Selain

imitasi oleh instruktur terhadap peserta didik, juga melalui media video yang

terdapat dalam DVD data yang diberikan sebagai penunjang pembelajaran

mandiri. Dengan demikian peserta didik dapat dengan mudah memahami dan

meingkatkan kompetensinya dalam keterampilan Blues guitar.

Page 42: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

99 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Presentasi

Pemaparan dalam bentuk ceramah dengan presentasi powerpoint oleh

instruktur, mengenai keseluruhan materi dalam Blues Guitar Supplement

Program. Presentasi dilakukan di dalam kelas, diikuti oleh seluruh peserta Blues

Guitar Supplement Program, dengan beberapa media pendukung seperti laptop,

infocus, perangkat audio, serta gitar dan amplifier.

3) Pembelajaran Mandiri

Dalam hal ini setiap peserta didik dalam Blues Guitar Supplement Program,

mendapatkan Modul dan DVD data, yang di dalamnya mencakup keseluruhan

materi dan materi-materi penunjang lain seperti tablature, audio sample, audio

backtracks, video kesejarahan, dan beberapa audio Blues pilihan. Pembelajaran

mandiri ii dilakukan setelah metode imitasi dan presentasi dilakukan oleh

instruktur di dalam studio/kelas. Diharapkan setiap peserta dapat mempelajarinya

secara mandiri, dengan tingkat kemauan dan kemampuan yang berbeda, sehingga

menghasilkan kompetensi permainan gitar Blues yang sesuai dengan karakter

masing-masing. Selain itu juga lebih jauh dapat memberikan kontribusi positif

terhadap peningkatan apresiasi musik Blues.

4) Jam Session

Merupakan proses akhir dari Blues Guitar Suplement Program, dimana setiap

peserta akan menunjukkan kompetensinya dalam memainkan gitar Blues, bersama

dengan peserta lain. Proses Jam Session ini dapat dilakukan di studio dengan

iringan rhythm section Drum dan Bass, melakukannya secara berpasangan antar

peserta, atau dengan melalui media pendukung audio backtrack. Seluruh indikator

Page 43: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

100 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peningkatan kompetensi nampak dalam proses ini, sehingga proses ini dijadikan

sebagai posttest. Dalam proses Jam Session ini, setiap peserta akan menunjukkan

karakter Blues guitarnya masing-masing, dengan improvisasi yang meliputi

kesuluruhan materi tekstual dalan Blues Guitar Supplement Program.

d. Media

Untuk mendukung berjalannya Blues Guitar Supplement Program, tentu

diperlukan berbagai media pembelajaran. Beberapa media pembelajaran tersebut

diantaranya:

1) Modul

Sebagai penunjang utama dalam pembelajaran mandiri peserta didik, modul

ini diberikan pada peserta secara cuma-cuma setelah treatment klasikal

berlangsung. Modul ini berisi materi Tekstual & Kompetensi (Blues Scales, Blues

Licks, 12 Bar Blues Traditional, dan Blues Improvisation), serta Kontekstual

(Blues History dan Blues Essence).

2) DVD data

Berisi kompilasi audio Blues pilihan, buku-buku literatur Blues dalam format

Pdf, video Blues Masters (The Essential History of the Blues), backtracks MIDI

(minus one) 12 Bar Blues Traditional dalam berbagai nada dasar dan tempo untuk

latihan berimprovisasi, contoh-contoh Blues Licks disertai dengan audio

samplenya, serta beberapa video konser Blues. Diharapkan dengan adanya DVD

data ini, selain memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan peserta didik,

juga dapat memberikan kontibusi positif pada peningkatan apresiasi terhadap

Musik Blues.

Page 44: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

101 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) CPU/Laptop

Perangkat ini dipergunakan untuk menampilkan presentasi dalam bentuk

powerpoint, serta memutar video mengenai kesejarahan Blues saat sesi treatment

klasikal, dan laptop yang dipergunakan adalah milik pribadi instruktur.

4) Powerpoint

Pada saat treatment klasikal, powerpoint diperuntukan sebagai media

presentasi, merangkum materi tekstual & kompetensi, serta materi kontekstual,

yang dipaparkan dalam Blues Guitar Supplement Program. Terdapat juga video

kesejarahan yang dapat membantu peserta dalam memahami sejarah Blues.

5) Infocus

Dipergunakan sebagai alat bantu untuk menampilkan presentasi dalam bentuk

powerpoint yang dioperasikan melalui CPU/laptop.

6) Gitar dan Ampli

Dipergunakan pada saat pretest, klasikal treatment, dan posttest (jam

session). Pada saat pretest dan klasikal treatment menggunakan gitar akustik

string, sedangkan pada tahap posttest atau jam session menggunakan Gitar

Elektrik dengan amplifikasi yang memadai untuk mendukung sound yang

dibutuhkan peserta.

7) Perangkat Audio

Perangkat audio berupa speaker set, yang dipergunakan sebagai alat bantu

untuk menunjang presentasi pada saat klasikal treatment, pemutaran sampel Blues

Scales, Blues Licks, 12 Bar Blues Traditional, serta pemutaran audio dan video

mengenai musik Blues dan kesejarahan Blues.

Page 45: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

102 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Evaluasi

Evaluasi diperlukan untuk mengukur sejauh mana Blues Guitar Supplement

Program ini berhasil dilaksanakan, dan dapat memberikan kontribusi positif pada

peningkatan kompetensi dan apresiasi peserta didik. Adapun evaluasi yang

dilakukan dibagi ke dalam dua kategori yaitu evaluasi terhadap kompetensi

bermain gitar Blues dan evaluasi terhadap peningkatan apresiasi. Berikut

penjabarannya:

1) Evaluasi terhadap Kompetensi

Evaluasi terhadap kompetensi ini melalui dua tahap yaitu pretest dan posttest.

Pada tahap pretest, peserta diberi pertanyaan meliputi wawasan tekstual dan

dituntut untuk menunjukkan kompetensinya dalam bermain gitar Blues. Setelah

melewati tahap klasikal treatment berupa penyampaian materi, peserta kemudian

melakukan pembelajaran secara mandiri dengan bantuan Modul dan DVD data.

Pada tahap akhir, seluruh peserta melakukan Jam Session yang merupakan

evaluasi terakhir (posttest) dari model pembelajaran Blues Guitar Supplement

Program. Adapun aspek yang menjadi indikator pada evaluasi ini (pretest dan

posttest) diantaranya adalah: (1) Blues Scales; (2) Blues Licks; (3) 12 Bar Blues

Traditional; dan (4) Blues Improvisations.

2) Evaluasi terhadap Apresiasi

Evaluasi terhadap apresiasi dilakukan dengan instrumen kuisioner,

wawancara, dan observasi. Semua instrumen tersebut kemudian akan

menunjukkan seberapa besar Blues Guitar Supplement Program memberikan

kontribusi positif bagi peningkatan apresiasi peserta terhadap musik Blues.

Page 46: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

103 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun aspek yang menjadi indikator dalam peningkatan apresiasi diantaranya

adalah: (1) Adanya kemauan/minat untuk mempelajari Blues, dalam hal ini

mengikuti Blues Guitar Supplement Program; (2) Adanya sikap terbuka terhadap

musik Blues itu sendiri; (3) Terdapat kebiasaan baru setelah mengikuti Blues

Guitar Supplement Program; (4) Meningkatnya kepekaan/sensitifitas rasa dalam

memainkan gitar Blues, setelah mengikuti Blues Guitar Supplement Program; dan

(5) Gambaran kondisi pribadi yang mengapresiasi musik Blues lebih baik, setelah

mengikuti Blues Guitar Supplement Program.

Berikut penjabaran tahapan pembelajaran Blues Guitar Supplement Program,

yang dilaksanakan di Sekolah Tinggi Musik Bandung dan Program Studi Seni

Musik Fakultas Ilmu Seni dan Sastra Universitas Pasundan Bandung:

TAHAP PROSEDUR

PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

1 Kegiatan Pembuka

Tutor mengkondisikan mahasiswa di

kelas

Tutor memaparkan langkah-langkah

pembelajaran, tujuan pembelajaran,

dan melakukan apersepsi mengenai

musik Blues

Peserta memperhatikan dan

mendengarkan

2

Kegiatan Inti

Penyajian Materi Tekstual:

Blues Scales

Blues Licks

12 Bar Blues

Traditional

Blues Improvisation

Tutor membuka pembelajaran dengan

memperdengarkan musik Blues yang

menonjolkan karakter Blues Guitar

Tutor menyampaikan materi melalui

ceramah dengan bantuan media

presentasi powerpoint, yang berisi

gambaran Blues Scales, Blues Licks,

12 Bar Traditional Blues, dan Blues

Improvisation, yang dilengkapi

sample audio.

Tutor melakukan demonstrasi pada

instrumen gitar, untuk memperjelas

materi yang dijelaskan.

Page 47: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

104 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peserta mendengarkan penjelasan

tutor, mencatat materi yang dianggap

penting, menanyakan materi yang

kurang jelas, serta melakukan imitasi

terhadap demonstrasi yang dilakukan

tutor.

3

Kegiatan Inti:

Latihan Terbimbing

Materi Tekstual:

Blues Scales

Blues Licks

12 Bar Blues

Traditional

Blues Improvisation

Tutor memberikan demonstrasi

sebagai penjelasan dari presentasi

yang dilakukan, kemudian

mengarahkan peserta untuk mencoba

mempraktekkan materi Blues Scales,

Blues Licks, 12 Bar Blues

Traditional, dan Blues Improvisation,

pada nada dasar E, G, A, dan C

Peserta melakukan imitasi terhadap

demonstrasi materi yang dilakukan

tutor, serta mengembangkannya

dalam bentuk improvisasi

4

Kegiatan Inti:

Materi Kontekstual:

Blues History

Blues Essence

Tutor menyampaikan materi melalui

ceramah dengan bantuan presentasi

powerpoint, yang berisi latar

kesejarahan musik Blues dari mulai

perbudakan, perkembangan,

penyebarannya, hingga

keberadaannya saat ini. Serta

membahas mengenai esensi dari

musik Blues itu sendiri dalam

kehidupan.

Tutor membuka sesi tanya jawab dan

diskusi

Peserta mendengarkan penjelasan

tutor, mencatat materi yang dianggap

penting, menanyakan materi yang

kurang jelas, serta melakukan diskusi

terhadap materi yang disampaikan

5 Kegiatan Inti:

Jam Session

Tutor membagi peserta kedalam

beberapa kelompok yang masing-

masing terdiri dari dua orang

Setiap dua orang peserta dalam

kelompok melakukan improvisasi

Blues, dengan iringan Rhythm Section

Tutor melakukan perekaman video

Tutor melakukan penilaian terhadap

keterampilan bermain gitar Blues

masing-masng peserta

Page 48: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/3690/6/T_PSN_1006922_Chapter3.pdf · pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utamanya adalah

105 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6 Kegiatan Penutup

Tutor membahas kembali secara

singkat materi Blues tekstual dan

kontekstual yang telah dibahas

sebelumnya

Memberikan kesimpulan

Memberikan penugasan materi

tekstual (latihan praktek), dengan

memberikan Modul dan DVD data

sebagai sumber belajar utama

Memberikan penugasan materi

kontekstual, melihat video Blues

History yang terdapat dalam DVD

data, dan membaca ringkasan sejarah

dalam Modul

Menutup kegiatan dengan

salamMelakukan penugasan

Tabel 3.6. Sintaks model pembelajaran Blues Guitar Supplement Program.

Setelah semua tahap dilalui dalam Blues Guitar Supplement Program,

maka akan terdapat peningkatan apresiasi peserta terhadap musik Blues. Seluruh

aspek dalam model pembelajaran Blues Guitar Supplement Program ini memiliki

kaitan satu sama lain. Dengan dua arah panah, menunjukkan aspek satu dengan

aspek lain tidak bisa dipisahkan. Peningkatan apresiasi akan menunjang pada

peningkatan kompetensi keterampilan bermain gitar Blues. Begitupun sebaliknya,

peningkatan pada kompetensi keterampilan bermain gitar Blues sebagai sebuah

pengalaan nyata, akan memberikan kontribusi positif pada peningkatan apresiasi

terhadap musik Blues. Peningkatan kedua aspek tersebut (kompetensi

keterampilan gitar Blues dan apresiasi) tidak terlepas dari peran Materi,

Pendekatan, Metode, Media, dan alat Evalausi yang dirancang sedemikian rupa

menjadi sebuah model pembelajaran dengan classroom oriented berbasis

suplemen, dalam Blues Guitar Supplement Program.