BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain...

24
M.Chandra, 2014 PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperiment dan metode deskriptif. Metode quasi eksperiment digunakan untuk mendapatkan gambaran peningkatan pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah, sedangkan metode deskriptif untuk mendeskripsikan tanggapan siswa terhadap penggunaan website dalam model perubahan konseptual dengan setting kooperatif problem solving. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah The Randomized Pretest-Postest Control Group Design(Fraenkel dan Wallen, 2007). Dalam desain ini pembelajaran dilakukan menggunakan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dipilih secara acak. Kelompok eksperimen menggunakan pembelajaran dengan penggunaan website dalam model perubahan konseptual dengan setting kooperatif problem solving dan kelompok kontrol menggunakan pembelajaran dengan penggunaan model perubahan konseptual dengan setting kooperatif problem solving tanpa menggunakan website. Terhadap dua kelompok dilakukan pretest dan posttest untuk melihat peningkatan pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah sebelum dan setelah pembelajaran. Ilustrasi desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini seperti Tabel 3.1 berikut ini. Tabel 3.1 Desain Penelitian (Fraenkel dan Wallen, 2007) Kelas Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen (R) O 1 O 2 X O 1 O 2 O 3 Kontrol (R) O 1 O 2 Y O 1 O 2

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain...

47

M.Chandra, 2014 PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

eksperiment dan metode deskriptif. Metode quasi eksperiment digunakan untuk

mendapatkan gambaran peningkatan pemahaman konsep dan kemampuan

pemecahan masalah, sedangkan metode deskriptif untuk mendeskripsikan

tanggapan siswa terhadap penggunaan website dalam model perubahan konseptual

dengan setting kooperatif problem solving.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah “The

Randomized Pretest-Postest Control Group Design” (Fraenkel dan Wallen,

2007). Dalam desain ini pembelajaran dilakukan menggunakan dua kelompok

yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dipilih secara acak.

Kelompok eksperimen menggunakan pembelajaran dengan penggunaan website

dalam model perubahan konseptual dengan setting kooperatif problem solving dan

kelompok kontrol menggunakan pembelajaran dengan penggunaan model

perubahan konseptual dengan setting kooperatif problem solving tanpa

menggunakan website. Terhadap dua kelompok dilakukan pretest dan posttest

untuk melihat peningkatan pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan

masalah sebelum dan setelah pembelajaran. Ilustrasi desain penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini seperti Tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1

Desain Penelitian (Fraenkel dan Wallen, 2007)

Kelas Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen (R) O1 O2 X O1 O2 O3

Kontrol (R) O1 O2 Y O1 O2

48

M.Chandra, 2014 PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

X

Y

O1

O2

O3

=

=

=

=

=

Perlakuan pembelajaran dengan penggunaan website dalam model

perubahan konseptual dengan setting kooperatif problem solving

Perlakuan pembelajaran dengan model perubahan konseptual

dengan setting kooperatif problem solving tanpa berbantuan

website

Pretest dan posttest pemahaman konsep

Pretest dan posttest kemampuan pemecahan masalah

Tes skala sikap untuk tanggapan siswa

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA pada sebuah SMA

Negeri di Kota Pekanbaru pada Tahun Ajaran 2013/2014 yang memiliki 4 kelas

dengan komposisi siswa masing-masing 38-39 orang dalam satu kelas.

2. Sampel

Sampel dari penelitian kali ini adalah siswa di dua kelas XI IPA yang dipilih

menggunakan metode “randomized sampling class”. Teknik random dilakukan

dengan cara pengundian. Pengundian sampel dilakukan pada semua kelas, karena

setiap kelas memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel sehingga

diperoleh satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kelas

kontrol (Ruseffendi, 1998).

C. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua buah variabel yaitu variabel bebas dnan

variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model perubahan

konseptual dengan setting kooperatif problem solving, sedangkan variabel

terikatnya adalah pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah.

47

49

M.Chandra, 2014 PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan penafsiran tentang istilah-istilah dalam

penelitian ini, maka dilakukan pendefinisian secara operasional sebagai berikut :

1. Model perubahan konseptual memberikan landasan pikir bahwa pengetahuan yang

telah dimiliki oleh seseorang sesungguhnya berasal dari pengetahuan yang secara

spontan diperoleh dari interaksinya dengan lingkungan. Model perubahan

konseptual dalam penelitian ini memiliki enam langkah pembelajaran yaitu: (1)

Sajian pertanyaan-pertanyaan resitasi dan konstruksi; (2) Sajian miskonsepsi

yang berkaitan dengan masalah sebelumnya; (3) Sajian strategi sangkalan

diikuti eksperimen, demonstrasi, analogi, konfrontasi, atau contoh-contoh

tandingan; (4) Pembuktian konsep atau prinsip ilmiah secara teoretik; (5)

Penerapan konsep dan prinsip-prinsip ilmiah untuk pemecahan masalah dalam

konteks dunia nyata; dan (6) Sajian pertanyaan-pertanyaan pengembangan

pemahaman dan kemampuan pemecahan masalah (Santayasa, 2008). Dalam

rangka membantu siswa untuk melatih kemampuan dalam memecahkan

masalah, model perubahan konseptual dilaksanakan dengan setting kooperatif

problem solving yang dikenalkan dan dilatihkan pada tahap kelima dan

keenam pembelajaran. Sedangkan model perubahan konseptual dengan setting

kooperatif problem solving menggunakan website dalam penelitian ini

digunakan untuk membantu siswa memahami fenomena-fenomena yang

bersifat mikroskopik. Untuk memantau keterlaksanaan dalam pembelajaran

dilakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi.

2. Pemahaman konsep dalam penelitian ini yaitu menurut taksonomi domain

kognitif Bloom yang telah direvisi (Anderson, L. W. et al., 2001) terdiri dari

tujuh jenis, antara lain : menginterpretasi, mencontohkan, mengklasifikasi,

merangkum, menarik kesimpulan, membandingkan, dan menjelaskan. Dalam

penelitian ini digunakan 3 indikator pemahaman konsep saja yang disesuaikan

dengan materi teori kinetik gas yaitu menginterpretasi, menarik kesimpulan,

dan menjelaskan. Dalam penelitian ini pemahaman konsep siswa diukur

50

M.Chandra, 2014 PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan tes pemahaman

konsep berupa tes tertulis berbentuk pilihan ganda yang mencakup indikator-

indikator pemahaman konsep. Data pemahaman konsep didapat dari instrumen

berupa soal pilihan ganda. Peningkatan pemahaman konsep yang dimaksud

adalah peningkatan skor test setelah dilakukan treatment. Peningkatan

pemahaman konsep teori kinetik gas diukur dengan membandingkan nilai rata-

rata skor gain yang dinormalisasi <g> pemahaman konsep antara kelas

ekperimen dan kelas kontrol.

3. Kemampuan pemecahan masalah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kemampuan siswa menggunakan pengetahuan-pengetahuan dan konsep-konsep

teori kinetik gas yang dipelajarinya untuk memecahkan berbagai masalah yang

sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, baik yang terkait gejala alam

maupun pada peralatan atau karya teknologi. Kemampuan pemecahan masalah

yang diukur dalam penelitian ini disesuaikan dengan tahapan pemecahan

masalah menurut Heller, P, et.al (1999) yaitu fokus masalah, menggambarkan

secara fisika, merencanakan penyelesaian masalah, melaksanakan perencanaan,

dan mengevaluasi jawaban. Kemampuan pemecahan masalah diukur dengan

menggunakan tes dalam bentuk uraian yang terdiri dari soal aspek penerapan

dan analisis. Soal-soal tes kemampuan pemecahan masalah dalam penelitian ini

berkaitan dengan permasalahan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-

hari. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa diukur dengan

membandingkan nilai nilai rata-rata skor gain yang dinormalisasi <g>

kemampuan pemecahan masalah antara kelas ekperimen dan kelas kontrol.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Persiapan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi:

a. Melakukan Studi pendahuluan berupa wawancara kepada guru, studi

literatur terhadap jurnal, buku, dan laporan penelitian mengenai model

51

M.Chandra, 2014 PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perubahan konseptual, setting kooperatif problem solving dan website,

menganalisis kurikulum IPA Fisika SMA 2006, dan materi pelajaran

Fisika kelas XI IPA SMA.

b. Menyusun perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, Rencana

Pembelajaran (RP), Skenario Pembelajaran (SP), dan Lembar Kerja Siswa

(LKS).

c. Membuat instrumen penelitian yang meliputi tes pemahaman konsep, tes

kemampuan pemecahan masalah, lembar observasi, dan skala sikap.

d. Membuat storyline program website yang kemudian merancang website

pada template website yang disediakan pada alamat wise.upi.edu. Website

diisi dengan materi-materi ajar, simulasi-simulasi, dan laboratorium

virtual yang tersedia di internet.

e. Meminta pertimbangan dosen ahli terhadap instrumen dan website yang

dibuat kemudian melakukan revisi berdasarkan saran dosen ahli.

f. Melakukan uji coba dan analisis instrumen penelitian untuk mengukur

reliabilitas butir-butir soal yang akan digunakan pada tes awal (pretest)

dan tes akhir (posttest).

g. Merevisi/memperbaiki instrument yang sudah divalidasi dan diuji coba.

h. Menentukan populasi dan sampel penelitian.

i. Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan adalah tahap dimana proses pembelajaran berlangsung.

Pelaksanaan dalam penelitian ini meliputi:

a. Memberikan pretest untuk mengetahui pemahaman konsep dan

kemampuan pemecahan masalah awal pada kedua kelompok sampel

tentang materi teori kinetik gas.

b. Melakukan proses pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol.

c. Melakukan observasi keterlaksanaan penggunaan website dalam model

perubahan konseptual dengan setting kooperatif problem solving.

52

M.Chandra, 2014 PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Memberikan posttest untuk mengetahui pemahaman konsep dan

kemampuan pemecahan masalah pada kedua kelompok sampel tentang

materi teori kinetik gas setelah mendapatkan perlakuan.

e. Menyebarkan angket tanggapan siswa terhadap penggunaan website

dalam model perubahan konseptual dengan setting kooperatif problem

solving.

3. Tahap Analisis Data

Pelaksanaan tahapan analisis data meliputi:

a. Pengolahan data hasil penelitian berupa data pemahaman konsep dan

kemampuan pemecahan masalah siswa, baik sebelum perlakuan maupun

sesudah diberikan perlakuan.

b. Menganalisis dan membahas temuan yang diperoleh sebelum penelitian.

c. Menarik kesimpulan berdasarkan tujuan penelitian yang diajukan.

Langkah-langkah penelitian yang dilakukan ditunjukkan alur penelitian

pada Gambar 3.1.

F. Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data yang mendukung penelitian, peneliti menyusun

dan menyiapkan beberapa instrumen untuk menjawab pertanyaan penelitian.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Skala Sikap

Skala sikap digunakan untuk memperoleh tanggapan siswa tentang

penggunaan website dalam model perubahan konseptual dengan setting kooperatif

problem solving pada materi teori kinetik gas. Skala sikap dikembangkan dalam

bentuk angket yang diolah menggunakan skala Likert, dengan menggunakan

empat kategori respon yaitu; sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan

sangat tidak setuju (STS). Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial

(Sugiyono, 2011). Untuk keperluan analisis kuantitatif pertanyaan positif

53

M.Chandra, 2014 PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengembangan

Website dalam

MPK setting

kooperatif problem

solving

pada materi Teori

Kinetik Gas Revisi

Website

Pembuatan

Website

Penyusunan Instrumen

1.Tes PK dan KPM

2. Skala sikap

3. Pedoman observasi

Penyusunan Rencana Pembelajaran

Validasi, Uji coba,

Revisi

Tes akhir

Tes awal

Implementasi MPK

dengan setting kooperatif

problem solving

Analisis Data

Kesimpulan

Masalah

Studi Literatur

Implementasi Website

dalam MPK dengan setting

kooperatif problem solving

pada materi Teori Kinetik

Gas

Angket

Observasi

Penyusunan Proposal

dikaitkan dengan nilai SS = 4, S = 3, TS = 2, dan STS = 1. Sebaliknya untuk

pertanyaan negatif dikaitkan dengan nilai SS = 1, S = 2, TS = 3, dan STS = 4.

Angket skala sikap tanggapan siswa selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran

B.6.

54

M.Chandra, 2014 PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1 Alur Penelitian

2. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran

Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran digunakan untuk mengukur

sejauh mana tahapan pembelajaran dengan penggunaan website dalam model

perubahan konseptual dengan setting kooperatif problem solving yang telah

direncanakan terlaksana dalam proses belajar mengajar. Instrumen keterlaksanaan

model pembelajaran ini berbentuk rating scale yang memuat kolom ya dan tidak,

dimana observer hanya memberikan tanda cek () pada kolom yang sesuai dengan

aktivitas guru yang diobservasi mengenai keterlaksanaan pembelajaran fisika

berbasis proyek yang diterapkan. Pada lembar ini juga terdapat kolom catatan

keterangan untuk mencatat kejadian-kejadian yang dilakukan siswa dalam setiap

fase pembelajaran. Lembar keterlaksanaan model pembelajaran oleh siswa

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B.3 dan B.4.

3. Tes

Tes digunakan untuk mengukur pemahaman konsep dan kemampuan

pemecahan masalah pada materi teori kinetik gas melalui pembelajaran fisika.

Untuk mengetahui tingkat pemahaman konsep siswa digunakan instrumen

berupa 22 soal pilihan ganda, sedangkan untuk mengetahui tingkat kemampuan

pemecahan masalah siswa dikembangkan instrumen berbentuk uraian sebanyak 9

soal. Tes ini dilakukan sebanyak dua kali, yaitu di awal (tes awal) dan akhir (tes

akhir) perlakuan. Tes awal digunakan untuk melihat kondisi awal subyek

penelitian. Hasil tes ini akan dihitung gain yang dinormalisasi (N-Gain)

digunakan untuk melihat peningkatan pemahaman konsep dan kemampuan

pemecahan masalah siswa pada konsep teori kinetik gas melalui penggunaan

55

M.Chandra, 2014 PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

website dalam model perubahan konseptual dengan setting kooperatif problem

solving.

Butir soal tes yang dikembangkan kemudian dikonsultasikan dengan dosen

pembimbing, dinilai oleh pakar, dan diujicobakan untuk mengukur reliabilitas tes,

daya pembeda, serta tingkat kemudahan tes. Adapun teknik analisis instrumen tes

dan deskripsi hasil ujicoba instrument tes dijelaskan sebagai berikut.

a. Analisis Instrumen Tes

Penelitian yang berkualitas diperlukan pengumpulan data yang berasal dari

tes yang baik. Syarat tes yang baik memenuhi kriteria validitas konstruksi

menurut Ahli, reliabilitas tinggi, tingkat kesukaran yang layak, dan daya pembeda

yang baik. Untuk mengetahui karakteristik kualitas tes yang digunakan, maka

sebelum digunakan seharusnya tes tersebut dinilai oleh Ahli untuk mendapatkan

gambaran validitas konstruksi, dan diuji coba untuk mendapatkan gambaran

reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Analisis setiap bagian

dijabarkan sebagai berikut.

1) Uji Validitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang dgunakan untuk mendapatkan

data (mengukur) itu valid dimana intsrumen tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2011). Uji validitas instrumen

yang digunakan adalah uji validitas isi (content validity) dan uji validitas yang

dihubungkan dengan kriteria (criteria related validity). Pengujian validitas

instrumen yang dilakukan pada penelitian ini adalah pengujian validitas

konstruksi (construct validity). Untuk menguji validitas konstruksi, dapat

digunakan pendapat dari ahli (judgment experts) (Sugiyono, 2011). Judgment ahli

untuk mendapatkan validitas konsrtuksi pada penelitian ini dilakukan oleh tiga

orang ahli selama 1 minggu.

a) Validitas Konstruksi untuk Instrumen Pemahaman Konsep

Jumlah soal pemahaman konsep yang dinilai oleh ahli sebanyak 22 soal

pilihan ganda dengan rincian untuk aspek kemampuan menafsirkan sebanyak 7

56

M.Chandra, 2014 PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

soal, menarik kesimpulan sebanyak 7 soal, dan menjelaskan sebanyak 8 soal.

Rekapitulasi sebaran soal per aspek kemampuan pemahaman konsep sebelum

dinilai dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2

Rekapitulasi Soal Per Aspek Pemahaman Konsep

Sub Konsep

Aspek Pemahaman Konsep

Menafsirkan

(Interpretating)

Menarik

Kesimpulan

(Inferring)

Menjelaskan

(Explaining)

Hukum – Hukum Gas

dan Persamaan Gas Ideal 1,4,7 3,6,8,11 2,5,9,10

Teori Kinetik Gas dan

Ekipartisi Energi 12,14,20,22 15,16,18 13,17,19,21

Hasil judgment dari ahli 1, 2, dan 3 untuk seluruh soal pemahaman konsep

secara umum meliputi aspek-aspek pemahaman konsep, indikator soal, dan uraian

pada setiap soal mengenai kesesuaian kunci jawaban pada setiap soal. Komentar

umum mengenai seluruh soal pemahaman konsep dapat dilihat pada lembar

judgment dalam lampiran E.

b) Validitas Konstruksi untuk Instrumen Kemampuan Pemecahan Masalah

Jumlah soal kemampuan pemecahan masalah yang dinilai oleh ahli

sebanyak 9 soal uraian dengan rincian soal untuk label konsep hukum-hukum gas

dan persamaan gas ideal sebanyak 5 soal, dan label konsep teori kinetik gas dan

ekipartisi energi sebanyak 4 soal. Secara umum komentar ahli 1, 2, dan 3 untuk

seluruh soal kemampuan pemecahan masalah menyatakan kesesuaian indikator

soal, uraian soal, dan aspek pemecahan masalah soal fisika menurut Heller, et al.

Komentar umum hasil judgment soal kemampuan pemecahan masalah dapat

dilihat pada lembar judgment lampiran E.

57

M.Chandra, 2014 PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh ketika diuji ulang dengan

tes yang sama pada situasi yang berbeda atau dan satu pengukuran ke pengukuran

lainnya. Pada penelitian ini uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan teknik test-

retest yaitu dengan cara mencobakan instrumen yang sama beberapa kali pada

responden yang sama namun dalam waktu yang berbeda. Reliabilitas diukur dari

koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya. Bila

koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumen tersebut sudah

dinyatakan reliabel (Sugiyono, 2011).

Dalam penelitian ini untuk menghitung reliabilitas tes digunakan rumus

korelasi Product Moment Pearson (Arikunto, 2011), yaitu:

2222

))((

YYNXXN

YXXYNrxy

(3.1)

Keterangan :

rxy

X

Y

N

=

=

=

=

Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

Skor tes uji coba pertama

Skor tes uji coba kedua

Jumlah sampel

Interpretasi koefisien reliabilitas suatu tes dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3

Kategori Reliabilitas Tes (Arikunto, 2011)

Batasan Kategori

0,80 < r11 ≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,60 < r11 ≤ 0,80 Tinggi

0,40 < r11 ≤ 0,60 Cukup

0,20 < r11 ≤ 0,40 Rendah

r11 ≤ 0,20 Sangat Rendah

3) Daya Pembeda Soal

58

M.Chandra, 2014 PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji daya pembeda soal dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tiap butir

soal mampu membedakan antara siswa kelompok atas dengan siswa kelompok

bawah (Arikunto, 2011). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda

disebut indeks diskriminasi (D). Untuk menentukan indeks diskriminasi soal yang

berbentuk pilihan ganda digunakan persamaan (Arikunto, 2011) :

B

B

B

A

J

B

J

BD (3.2)

Keterangan :

D

BA

BB

JA

JB

=

=

=

=

=

Indeks diskriminasi

Banyaknya peserta tes kelompok atas yang menjawab soal

dengan benar

Banyaknya peserta tes kelompok bawah yang menjawab soal

dengan benar

Banyaknya peserta tes kelompok atas

Banyaknya peserta tes kelompok bawah

Untuk menentukan indek diskriminasi (D) soal berbentuk uraian digunakan

persamaan (Karno To, 1996):

A

BA

J

SSD

(3.3)

Keterangan :

D

SA

SB

JA

=

=

=

=

Indeks diskriminasi

Jumlah skor ideal siswa kelompok atas

Jumlah skor ideal siswa kelompok bawah

Jumlah skor ideal salah satu kelompok

Kategori indeks diskriminasi suatu tes dapat dilihat pada Tabel 3.4.

59

M.Chandra, 2014 PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4

Kategori Indeks Diskriminasi (Arikunto, 2011)

Batasan Kategori

0,00 < D ≤ 0,20 Jelek

0,20 < D ≤ 0,40 Cukup

0,40 < D ≤ 0,70 Baik

0,70 < D ≤ 1,00 Baik sekali

4) Tingkat Kemudahan Soal

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.

Tingkat (indeks) kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau

mudahnya suatu soal (Arikunto, 2011). Besarnya indeks kemudahan (P) berkisar

antara 0,00 sampai dengan 1,00. Indeks kesukaran untuk soal bentuk pilihan

ganda dapat dihitung dengan persamaan (Arikunto, 2011):

JS

BP (3.4)

Keterangan :

P

B

JS

=

=

=

Indeks kemudahan

Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar

Jumlah seluruh siswa peserta tes

Indek kesukaran untuk soal bentuk uraian dapat ditentukan dengan

persamaan (Arikunto, 2011) :

JS

BP (3.5)

Keterangan :

60

M.Chandra, 2014 PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

P

B

JS

=

=

=

Indeks kemudahan

Jumlah skor yang diperoleh seluruh siswa pada satu butir soal

Jumlah skor ideal atau maksimum pada butir soal tersebut

Kategori indeks kemudahan suatu tes dapat dilihat pada tabel 3.5.

Tabel 3.5

Kategori Indeks Kemudahan (Arikunto, 2011)

Batasan Kategori

0,00 < D ≤ 0,30 Soal Sukar

0,30 < D ≤ 0,70 Soal Sedang

0,70 < D ≤ 1,00 Soal Mudah

Seluruh instumen tes dinilai oleh Ahli kemudian dilanjutkan dengan

pengujian kesahihan tes meliputi relaibilitas, tingkat kemudahan, dan daya

pembeda menggunakan Microsoft Excel.

b. Deskripsi Hasil Uji Coba Instrumen Tes

Uji coba instrument tes dilakukan pada siswa kelas XI IPA salah satu

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) di Pekanbaru. Soal tes pemahaman konsep yang

diujicobakan berjumlah 22 butir soal dalam bentuk pilihan ganda, sedangkan soal

tes kemampuan pemecahan masalah berjumlah 7 butir soal dalam bentuk uraian.

Analisis instrument dilakukan dengan menngunakan program Microsoft Excel

untuk menguji reliabilitas tes, daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal.

Rekapitulasi hasil uji coba tes pemahaman konsep dan tes kemampuan

pemecahan masalah secara terperinci tertera pada Lampiran C. Rekapitulasi hasil

uji coba pertama untuk tes pemahaman konsep disajikan pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6

Hasil Uji Coba Pertama Tes Pemahaman Konsep

No

soal

Daya pembeda Tingkat kesukaran Keterangan

D Kriteria P Kriteria

61

M.Chandra, 2014 PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No

soal

Daya pembeda Tingkat kesukaran Keterangan

D Kriteria P Kriteria

1 0,32 Cukup 0,32 Sedang Dipakai

2 0,42 Baik 0,47 Sedang Dipakai

3 0,32 Cukup 0,68 Sedang Dipakai

4 0,11 Jelek 0,89 Mudah Dibuang

5 0,26 Cukup 0,34 Sedang Dipakai

6 0,42 Baik 0,63 Sedang Dipakai

7 0,37 Cukup 0,61 Sedang Dipakai

8 0,26 Cukup 0,39 Sedang Dipakai

9 0,47 Cukup 0,66 Sedang Dipakai

10 0,21 Cukup 0,58 Sedang Dipakai

11 0,47 Baik 0,50 Sedang Dipakai

12 0,26 Cukup 0,61 Sedang Dipakai

13 0,26 Cukup 0,39 Sedang Dipakai

14 0,21 Cukup 0,58 Sedang Dipakai

15 0,11 Jelek 0,16 Sukar Dibuang

16 0,42 Baik 0,68 Sedang Dipakai

17 0,21 Cukup 0,47 Sedang Dipakai

18 0,21 Cukup 0,74 Mudah Dipakai

19 0,26 Cukup 0,45 Sedang Dipakai

20 0,32 Cukup 0,53 Sedang Dipakai

21 0,00 Jelek 0,26 Sukar Dibuang

22 0,32 Cukup 0,84 Mudah Dipakai

Berdasarkan Tabel 3.6 di atas dapat dilihat bahwa dari 22 butir soal yang

diujicobakan terdapat 3 buah soal yang memiliki daya pembeda yang termasuk

dalam kategori jelek sehingga tidak digunakan yaitu soal nomor 4, 15, dan 21.

Pada uji coba pertama diperoleh bahwa dari 22 soal yang diujicobakan jumlah

soal tes pemahaman konsep yang bisa digunakan untuk pretest dan posttest

berjumlah 19 soal yang meliputi aspek menafsirkan sebanyak 6 soal, aspek

menarik kesimpulan 6 soal, dan aspek menjelaskan sebanyak 7 soal.

Rekapitulasi hasil uji coba kedua untuk tes pemahaman konsep disajikan

pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7

Hasil Uji Coba Kedua Tes Pemahaman Konsep

62

M.Chandra, 2014 PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No

soal

Daya pembeda Tingkat kesukaran Keterangan

D Kriteria P Kriteria

1 0,42 Baik 0,42 Sedang Dipakai

2 0,21 Cukup 0,58 Sedang Dipakai

3 0,47 Baik 0,66 Sedang Dipakai

4 0,16 Jelek 0,92 Mudah Dibuang

5 0,21 Cukup 0,53 Sedang Dipakai

6 0,42 Cukup 0,63 Sedang Dipakai

7 0,26 Cukup ian0,71 Mudah Dipakai

8 0,42 Baik 0,37 Sedang Dipakai

9 0,32 Cukup 0,68 Sedang Dipakai

10 0,32 Cukup 0,53 Sedang Dipakai

11 0,26 Cukup 0,55 Sedang Dipakai

12 0,47 Baik 0,66 Sedang Dipakai

13 0,26 Cukup 0,50 Sedang Dipakai

14 0,21 Cukup 0,58 Sedang Dipakai

15 0,00 Jelek 0,11 Sukar Dibuang

16 0,37 Cukup 0,66 Sedang Dipakai

17 0,21 Cukup 0,37 Sedang Dipakai

18 0,42 Baik 0,74 Mudah Dipakai

19 0,32 Cukup 0,53 Sedang Dipakai

20 0,37 Cukup 0,61 Sedang Dipakai

21 0,05 Jelek 0,29 Sukar Dibuang

22 0,37 Cukup 0,76 Mudah Dipakai

Berdasarkan Tabel 3.7 di atas dapat dilihat bahwa pada uji coba tes

pemahaman konsep yang kedua terdapat 3 buah soal yang memiliki daya pembeda

yang termasuk dalam kategori jelek sehingga tidak digunakan yaitu soal nomor 4,

15, dan 21. Pada uji coba yang kedua juga diperoleh bahwa dari 22 soal yang

diujicobakan jumlah soal tes pemahaman konsep yang bisa digunakan untuk

pretest dan posttest berjumlah 19 soal yang meliputi aspek menafsirkan sebanyak

6 soal, aspek menarik kesimpulan 6 soal, dan aspek menjelaskan sebanyak 7 soal.

Reliabilitas instrumen tes pemahaman konsep yang diperoleh menghitung

koefisien korelasi antara uji coba pertama dan ujicoba kedua menghasilkan nilai

sebesar 0,87 yang menandakan bahwa tes pemahaman konsep yang

dikembangkan memiliki reliabilitas yang tinggi. Dengan demikian, soal

63

M.Chandra, 2014 PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemahaman konsep yang dikembangkan dapat digunakan sebagai instrument tes

pemahaman konsep untuk pretest dan posttest yang berjumlah 19 butir soal.

Seluruh sub konsep pada materi teori kinetik gas yaitu sub konsep hukum-hukum

gas, persamaan gas ideal, teori kinetik gas, dan ekipartisi energi juga telah

terwakili dalam soal-soal tersebut.

Rekapitulasi hasil uji coba pertama untuk tes kemampuan pemecahan

masalah disajikan pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8

Hasil Uji Coba Pertama Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

No

soal

Daya pembeda Tingkat kesukaran Keterangan

D Kriteria P Kriteria

1 0,25 Cukup 0,31 Sukar Dipakai

2 0,18 Jelek 0,23 Sukar Dibuang

3 0,41 Cukup 0,52 Sedang Dipakai

4 0,22 Cukup 0,24 Sukar Dipakai

5 0,23 Cukup 0,28 Sukar Dipakai

6 0,41 Baik 0,45 Sedang Dipakai

7 0,37 Cukup 0,41 Sedang Dipakai

8 0,35 Cukup 0,43 Sedang Dipakai

9 0,15 Jelek 0,18 Sukar Dibuang

Berdasarkan Tabel 3.8 dapat dilihat bahwa hasil ujicoba pertama soal tes

kemampuan pemecahan masalah terdapat 2 buah soal yang memiliki daya

pembeda yang termasuk kategori jelek yaitu soal nomor 2 dan 9 sehingga tidak

dapat digunakan karena tidak mampu untuk membedakan siswa yang

berkemampuan tinggi dan rendah. Pada uji coba yang pertama hanya 7 butir soal

yang digunakan dari 9 buah soal yang diujikan yang terdiri atas 5 soal yang

64

M.Chandra, 2014 PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mewakili konsep hukum-hukum gas dan persamaan gas ideal, dan 4 soal yang

mewakili konsep teori kinetik gas dan ekipartisi energi.

Rekapitulasi hasil uji coba pertama untuk tes kemampuan pemecahan

masalah disajikan pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9

Hasil Uji Coba Kedua Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

No

soal

Daya pembeda Tingkat kesukaran Keterangan

D Kriteria P Kriteria

1 0,29 Cukup 0,34 Sedang Dipakai

2 0,19 Jelek 0,24 Sukar Dibuang

3 0,41 Baik 0,53 Sedang Dipakai

4 0,21 Cukup 0,25 Sukar Dipakai

5 0,23 Cukup 0,29 Sukar Dipakai

6 0,42 Baik 0,45 Sedang Dipakai

7 0,38 Cukup 0,42 Sedang Dipakai

8 0,36 Cukup 0,43 Sedang Dipakai

9 0,19 Jelek 0,21 Sukar Dibuang

Berdasarkan Tabel 3.9 di atas tampak bahwa pada uji coba yang kedua

untuk soal tes kemampuan pemecahan masalah, terdapat 2 buah soal yang

memiliki daya pembeda yang termasuk kategori jelek yaitu soal nomor 2 dan 9

sama halnya seperti uji coba yang pertama sehingga hanya 7 butir soal juga yang

digunakan dari 9 buah soal yang diujikan yang terdiri atas 5 soal yang mewakili

konsep hukum-hukum gas dan persamaan gas ideal, dan 4 soal yang mewakili

konsep teori kinetik gas dan ekipartisi energi.

Reliabilitas instrumen tes kemampuan pemecahan masalah yang diperoleh

menghitung koefisien korelasi antara uji coba pertama dan ujicoba kedua

menghasilkan nilai sebesar 0,88 yang menandakan bahwa tes kemampuan

pemecahan masalah yang dikembangkan memiliki reliabilitas yang tinggi. Dengan

demikian, soal tes kemampuan pemecahan masalah yang dikembangkan untuk

dapat digunakan sebagai instrument tes pemahaman konsep untuk pretest dan

posttest berjumlah 7 butir soal. Seluruh sub konsep pada materi teori kinetik gas

65

M.Chandra, 2014 PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yaitu sub konsep hukum-hukum gas, persamaan gas ideal, teori kinetik gas, dan

ekipartisi energi juga telah terwakili dalam soal-soal tersebut.

G. Teknik Analisis Data

Terdapat empat jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian yaitu :

pemahaman konsep, kemampuan pemecahan masalah, data observasi

pembelajaran, dan angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran. Data

pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah dianalisis dengan uji

statistik, sedangkan data angket dan observasi dianalisis secara deskriptif untuk

menemukan kecenderungan-kecenderungan yang muncul pada saat penelitian.

1. Gain Dinormalisasi (N-Gain)

Untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep dan kemampuan

pemecahan masalah yang dikembangkan melalui pembelajaran dengan

penggunaan website dalam model perubahan konseptual dengan setting kooperatif

problema solving dihitung berdasarkan skor gain yang dinormalisasi. Hal ini

dimaksudkan untuk menghindari kesalahan dalam menginterpretasikan perolehan

gain masing-masing siswa. Untuk memperoleh skor gain yang dinormalisasi

digunakan rumus yang dikembangkan oleh Hake (Cheng, et.al, 2004), yaitu:

eMax

ePost

SS

SSg

Pr

Pr

(3.6)

Keterangan:

<g>

Spos

Spre

Smaks

=

=

=

=

N-gain

Skor Posttest

Skor Pretest

Skor Maksimum ideal

66

M.Chandra, 2014 PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tingkat gain ternormalisasi ini diinterpretasikan untuk menyatakan

peningkatan pemahaman konsep teori kinetik gas dengan kriteria seperti

Tabel 3.6.

Tabel 3.10

Kategori Peningkatan Pemahaman Konsep dan

Kemampuan Pemecahan Masalah

Batasan Kategori

<g> > 0,70 Tinggi

0,30 < <g> ≤ 0,70 Sedang

<g> ≤ 0,30 Rendah

Nilai N-gain yang diperoleh dapat digunakan untuk melihat peningkatan

pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah antara pembelajaran

menggunakan website dalam model perubahan konseptual dengan setting

kooperatif problema solving dan model perubahan konseptual dengan setting

kooperatif problema solving tanpa menggunakan website pada materi teori

kinetik gas.

2. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis melalui pengujian statistik yang diperoleh dari skor

N-gain tes pemahaman konsep dan tes kemampuan pemecahan masalah. Sebelum

melakukan uji statistik tersebut maka data harus memenuhi uji normalitas

distribusi data dan uji homogenitas varians data. Alur pengolahan data untuk

menguji hipotesis mengenai penggunaan website dalam model perubahan

konseptual dalam setting kooperatif problem solving pada materi teori kinetik gas

untuk meningkatkan pemahaman konsepdan kemampuan pemecahan masalah

seperti ditunjukkan oleh Gambar 3.1.

67

M.Chandra, 2014 PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1 Alur Pengolahan Uji Hipotesis

a. Uji normalitas

Asumsi normalitas distribusi data merupakan prasyarat yang digunakan

dalam statistik inferensial yang dalam penelitian ini berhubungan dengan statistik

apa yang diperlukan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Jika data

berdistribusi normal, maka hipotesis dilakukan dengan uji-t, dan jika data tidak

berdistribusi normal maka uji hipotesis dilakukan dengan uji Mann-Whitney.

Pada penelitian ini asumsi normalitas dilakukan dengan menggunakan uji

normalitas Shapiro-Wilk melalui SPSS Statistics 17.0 dengan taraf signifikansi

α = 0,05. Cara menganalisis normalitas data pada output SPSS Statistics 17.0 yaitu

dilihat dari tabel test of normality pada kolom Shapiro-Wilk dengan kriteria jika

nilai signifikansi (sig.) ≤ 0,05 maka data tidak berdistribusi normal, dan jika nilai

signifikansi (sig.) > 0,05 maka data berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Data yang berdistribusi normal perlu dilakukan uji homogenitas varians

untuk mengetahui apakah varians kedua kelompok data sama besar terpenuhi atau

Tidak

Ya

68

M.Chandra, 2014 PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tidak terpenuhi menggunakan uji Levene pada program SPSS Statistics 17.0

dengan taraf signifikansi α = 0,05. Kriteria yang digunakan yaitu dengan kriteria

jika nilai signifikansi (sig.) ≤ 0,05 maka data tidak homogen, dan jika nilai

signifikansi (sig.) > 0,05 maka data homogen.

c. Uji Hipotesis Parametrik

Uji hipotesis parametrik dilakukan jika dipenuhi syarat berasal dari data

yang berdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen. Uji hipotesis

yang digunakan adalah uji-t satu pihak. Uji-t ini ini menggunakan software

SPSS Statistics 17.0 dengan Independent-sample t-test.

Uji-t menggunakan SPSS Statistics 17.0 mempunyai dua keluaran. Jika

syarat kedua varians sama besar (equal variances assumed) terpenuhi, maka kita

menggunakan hasil independent-sample t-test dengan asumsi kedua varians sama

(equal variances assumed) dengan hipotesis H0 : µ1 ≤ µ2 terhadap H1 : µ1 > µ2.

Jika kedua varians sama besar tidak terpenuhi (equal variances not assumed),

maka kita menggunakan hasil independent-sample t-test dengan asumsi kedua

varians tidak sama besar (equal variances not assumed) dengan hipotesis

H0 : µ1 ≤ µ2 terhadap H1 : µ1 > µ2.

Pada hasil uji tes ini terdapat keluran nilai t dan p-value sehingga untuk

mengetahui hasil hipotesis dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama

dengam membandingkan nilai thitung dengan tTabel. Jika thitung > tTabel maka H0

ditolak dan Ha diterima, begitu juga sebaliknya. Cara kedua dengan

membandingkan p-value dengan tingkat kepercayaan yang kita ambil yaitu

. P-value yang dihasilkan merupakan uji dua sisi, sehingga hasil p-value

tersebut harus dibagi dua dan dibandingkan dengan tingkat kepercayaan yang kita

gunakan . Jika p-value/2 < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, begitu

juga sebaliknya.

d. Uji Hipotesis Non Parametrik

Uji Mann-Whitney (Mann-Whitney Test) merupakan uji Statistik Nonparametrik.

Uji Mann-Whitney digunakan asumsi yang disyaratkan pada uji hipotesis parametric tidak

dipenuhi yaitu data yang diuji tidak berdistribusi normal dan tidak homogen.

69

M.Chandra, 2014 PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada penelitian ini digunakan uji hipotesis satu sisi (one-tailed test). Nilai p-value

yang diperoleh dari keluaran SPSS Statistics 17.0 adalah untuk uji dua sisi (two-tailed),

sehingga untuk uji satu sisi membagi dua menjadi p-value/2 dan hasilnya dibandingkan

dengan nilai kepercayaan = 0,05. Jika p-value/2 < 0,05 maka H0 ditolak atau Ha

diterima, begitu juga sebaliknya.

3. Tanggapan Siswa

Data yang diperoleh dari melalui skala sikap merupakan skala kualitatif

yang dikonversi menjadi skala kuantitatif. Untuk pernyataan yang bersifat positif

kategori sangat setuju (SS) diberi skor tertinnggi. Sebaliknya untuk pernyataan

yang bersifat negatif kategori sangat tidak setuju (STS) diberi skor tertinggi.

Berdasarkan Sugiyono (2011), data interval yang diperoleh dianalisis

dengan menghitung rata-rata jawaban berdasarkan skorinng setiap jawaban dari

responden dan skor tersebut dioalah dengan menggunakan jumlah skor ideal

(kriterium) untuk setiap ítem pertanyaan. Tingkat persetujuan terhadap setiap ítem

dapat dihitung dengan menggunaan persamaan 3.9 (Sugiyono, 2011).

%100),,,(

% xSiswaSeluruh

STSatauTSSSSmenjawabyangSiswaSiwaTanggapan

(3.9)

Kategori tanggapan siswa terhadap penggunaan webiste dalam model

perubahan konseptual dengan setting kooperatif problem solving dapat

dinterpretasikan sesuai Tabel 3.11.

Tabel 3.11

Kategori Tanggapan Siswa

Tanggapan Siswa (%) Kategori

TS = 0 Tak satu siswa

0 < TS < 25 Sebagian kecil siswa

25 < TS < 50 Hampir setengah siswa

TS = 50 Setengah siswa

50 < TS < 75 Sebagian besar siswa

75 < TS < 100 Hampir seluruh siswa

TS = 100 Seluruh siswa

70

M.Chandra, 2014 PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Keterlaksanaan Pembelajaran.

Analisis data hasil observasi proses pembelajaran dengan penggunaan

website dalam model perubahan konseptual dengan setting kooperatif problem

solving yang dilakukan guru selama proses pembelajaran diolah secara kualitatif.

Tingkat keterlaksanaan model pembelajaran dapat dihitung dengan persamaan

3.10.

%100% xdiamatiakanyangaspeknKeseluruha

terlaksanadiamatiyangAspeknaanKeterlaksa

(3.10)

Persentase keterlaksanaan pembelajaran ini diinterpretasikan sesuai dengan

kriteria seperti Tabel 3.12.

Tabel 3.12

Kriteria Keterlaksanaan Model Pembelajaran

% Keterlaksanaan Kriteria

KP = 0 Tak Satupun Kegiatan

0 < KP < 25 Sebagian Kecil Kegiatan

25 ≤ KP < 50 Hampir Setengah Kegiatan

KP = 50 Setengah Kegiatan

50 < KP < 75 Sebagain Besar Kegiatan

75 ≤ KP < 100 Hampir Seluruh Kegiatan

KP = 100 Seluruh Kegiatan