BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel 1...

31
Dito Dwi Cahyo, 2014 Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat yang ditentukan untuk melakukan penelitian. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Bandung yang beralamat di Jalan Wastukancana No. 3 Kota Bandung. 2. Populasi Sebuah penelitian harus didasarkan dengan adanya populasi yang akan diteliti, menurut Sugiyono (2013:117): “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Berdasarkan pengertian diatas, maka peneliti menetapkan seluruh siswa kelas X SMK Negeri 1 Bandung sebagai populasi penelitian yang berjumlah 432 siswa. Berikut rincian jumlah siswa di SMK Negeri 1 Bandung: Tabel 3.1 Jumlah siswa kelas X di SMK Negeri 1 Bandung No Kelas Jumlah Siswa 1 X AK 1 36 2 X AK 2 36 3 X AK 3 36 4 X AK 4 36 5 X AP 1 36 6 X AP 2 36 7 X AP 3 36 8 X PS 1 36 9 X PS 2 36 10 X PS 3 36 11 X UPW 1 36 12 X UPW 2 36

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel 1...

Dito Dwi Cahyo, 2014 Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat yang ditentukan untuk melakukan

penelitian. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Bandung yang

beralamat di Jalan Wastukancana No. 3 Kota Bandung.

2. Populasi

Sebuah penelitian harus didasarkan dengan adanya populasi yang akan

diteliti, menurut Sugiyono (2013:117): “Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. Berdasarkan pengertian diatas, maka peneliti menetapkan

seluruh siswa kelas X SMK Negeri 1 Bandung sebagai populasi penelitian yang

berjumlah 432 siswa. Berikut rincian jumlah siswa di SMK Negeri 1 Bandung:

Tabel 3.1

Jumlah siswa kelas X di SMK Negeri 1 Bandung

No Kelas Jumlah Siswa

1 X AK 1 36

2 X AK 2 36

3 X AK 3 36

4 X AK 4 36

5 X AP 1 36

6 X AP 2 36

7 X AP 3 36

8 X PS 1 36

9 X PS 2 36

10 X PS 3 36

11 X UPW 1 36

12 X UPW 2 36

Dito Dwi Cahyo, 2014 Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

38

Jumlah 432

38

Dito Dwi Cahyo, 2014 Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

38

3. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang karakteristiknya mampu

mewakili dari populasi. Sampel baik digunakan apabila populasi yang akan kita

teliti terlalu banyak atau terlalu luas, dan agar proses penelitian dapat lebih

mendalam. Seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono (2013:118) bahwa:

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan

dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang

diambi dari populasi itu.

Teknik pengambilan sampel yang terdapat dalam penelitian ini adalah

simple random sampling. Menurut Sugiyono (2013:120): “Dikatakan simple

(sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu”.

Adapun pengambilan sample menurut Suharsimi Arikunto (2010:112)

“jika subjeknya kurang dari 100 orang sebaiknya diambil semuanya, jika

subjeknya besar atau lebih dari 100 orang dapat diambil 10-15% atau 20-25%

atau lebih”.

Jumlah siswa kelas X SMK Negeri 1 Bandung adalah 432 siswa yang

terdiri atas 12 kelas, serta terbagi 4 jurusan, yaitu jurusan Akuntansi,

Administrasi perkantoran, Pemasaran dan Usaha Perjalanan Wisata.

Berdasarkan teori diatas ditentukan sample sebesar 15% dari jumlah

populasi 432 siswa, yaitu 66 siswa yang selanjutnya akan dibentuk menjadi dua

kelompok, masing-masing kelompok tersebut akan mendapat treatment dengan

model pembelajaran inkuiri sebanyak 33 siswa dan dengan model pembelajaran

konvensional sebanyak 33 siswa.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan pedoman peneliti dalam melakukan

langkah-langkah penelitiannya. Menurut Arikunto (2010:90) menjelaskan bahwa:

39

Dito Dwi Cahyo, 2014 Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

39

“Terdapat macam-macam bentuk desain dalam penelitian eksperimen, desain

penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti, sebagai

ancer-ancer kegiatan, yang akan dilaksankan”.

Adapun desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah Pretest-Posttest Control Group Design dengan dua kelompok penerima

treatment.

Adapun bentuk desain penelitiannya adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1

Desain Penelitian

Keterangan:

R : Sampel kelompok penelitian

O₁ : Nilai pre-test kelompok model pembelajaran inkuiri

O₂ : Nilai post-test kelompok model pembelajaran inkuiri

O₃ : Nilai pre-test kelompok model pembelajaran konvensional

O₄ : Nilai post-test kelompok model pembelajaran konvensional

X1: Treatment model pembelajaran inkuiri

X₂: Treatment model pembelajaran konvensional

Desain ini menunjukan adanya dua kelompok yang dipilih secara acak,

kemudian diberikan tes awal atau pretest untuk mengetahui kemampuan awal tiap

kelompok, adakah perbedaan antara kelompok pembelajaran inkuiri dengan

kelompok pembelajaran konvensional. Pengaruh perlakuan dalam desain ini

adalah O2 – O1, O4 – O3.

Untuk mempermudah proses penelitian, berikut adalah langkah-langkah

penelitian yang harus ditempuh oleh peneltiti agar penelitian yang dilakukan

terstruktur dan mendapatkan data atau hasil yang baik. Adapun langkah–langkah

penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

R O₁ X₁ O₂

R O₃ X₂ O₄

40

Dito Dwi Cahyo, 2014 Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

40

a. Menentukan populasi dan sampel.

b. Melakukan tes awal (pre-test) kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor.

c. Memberikan perlakuan atau treatment kepada sampel, kelompok A

diberikan perlakuan model pembelajaran inkuiri, kelompok B diberikan

perlakuan model pembelajaran konvensional.

d. Melakukan tes akhir (post-test) kemampuan kognitif, afektif dan

psikomotor.

e. Menghitung perbedaan perubahan hasil antara kelompok A dan kelompok

B.

f. Menggunakan pengujian hipotesis apakah hasil penelitian tersebut cukup

signifikan atau tidak.

Adapun langkah–langkah penelitian tersebut sebagai berikut:

Kelompok EksperimenModel

Pembelajaran Inkuiri

Kelompok KontrolModel

Pembelajaran Konvensional

Analisis Data

Kesimpulan

Tes Akhir

Kemampuan Afektif

Tes Akhir Kemampuan

Kognitif

Tes Akhir Kemampuan

Psikomotor

Populasi

Sampel

Kelompok A Kelompok B

Tes Awal

Kemampuan Afektif

Tes Awal Kemampuan

Kognitif

Tes Awal Kemampuan

Psikomotor

41

Dito Dwi Cahyo, 2014 Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

41

Gambar 3.2

Langkah-Langkah Penelitian

Bagan 3.1 menjelaskan langkah-langkah penelitian sebagai berikut:

a. Menentukan populasi dan sampel

b. Melakukan tes awal (pre-test) hasil belajar aktivitas senam terhadap

kelompok model pembelajaran konvensional dengan kelompok model

pembelajaran inkuiri.

c. Memberikan perlakuan atau treatment kepada kelompok model

pembelajaran konvensional dengan kelompok model pembelajaran

inkuiri.

d. Melakukan tes akhir (post-test) hasil belajar aktivitas senam terhadap

kelompok model pembelajaran konvensional dengan kelompok model

pembelajaran inkuiri.

e. Menghitung perbedaan pengaruh sebelum dan setelah diberikan

treatment.

f. Melakukan pengujian hipotesis apakah perbedaan tersebut cukup

signifikan terhadap hasil hasil belajar aktivitas senam.

Dari populasi tersebut dipilihlah sampel penelitian, sampel tersebut

kemudian diberikan perlakuan atau treatment yaitu dengan model pembelajaran

inkuiri dan dengan model pembelajaran konvensional selama 12 kali pertemuan

(satu minggu tiga kali). Setelah masa treatment selesai diberikan dan seluruh data

yang diperoleh telah diperoleh, maka selanjutnya data tersebut akan di olah.

Penelitian ini dimulai dengan menentukan populasi yang akan diteliti,

selanjutnya dipilih sampel yang mewakili dengan sistem random, setelah itu

sampel dibagi kedalam ke dua kelompok, satu kelompok dengan model

pembelajaran inkuiri dan satu kelompok dengan model pembelajaran

konvensional, setelah itu dilakukan tes awal kepada ke dua kelompok,

selanjutnya perlakuan diberikan yaitu mempelajari materi aktivitas senam, setelah

masa perlakuan selesai, dilakukanlah tes akhir untuk mengetahui pengaruh yang

42

Dito Dwi Cahyo, 2014 Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

42

diberikan oleh masing-masing model pembelajran terhadap hasil belajar aktivitas

senam.

C. Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian mutlak diperlukan metode agar penelitian tersebut

dapat berlangsung dengan baik dan terarah. Sugiyono (2013:3) dalam bukunya

Metode Penelitian Pendidikan mengemukakan secara umum metode penelitian

diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

kegunaan tertentu.

Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

metode penelitian eksperimen, Fathoni (2006:99) menjelaskan: “Metode

eksperimen berarti metode percobaan untuk mempelajari pengaruh dari variabel

tertentu terhadap variabel lain, melalui uji coba dalam kondisi khusus yang

sengaja diciptakan”. Pada penelitian ini terdapat variabel independen dan variabel

dependen. Adapun pengertiannya sebagai berikut :

1. Variabel independen : Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel

bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen

(terikat).

2. Variabel dependen : Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai

variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013:61).

Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel independent yaitu model

pembelajaran inkuiri dengan model pembelajaran konvensional serta 1 variabel

dependen yaitu hasil belajar aktivitas senam.

Pertimbangan yang digunakan dalam pemilihan metode penelitian

eksperimen ini adalah karena mengujicobakan suatu model pembelajaran untuk

mengetahui pengaruhnya terhadap hasil belajar, dalam hal ini akibat dari

pengaplikasian model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran aktivitas senam,

43

Dito Dwi Cahyo, 2014 Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

43

yang selanjutnya akan dibandingkan dengan pengaplikasian model pembelajaran

konvensional, yang selama ini sering digunakan oleh guru-guru di sekolah.

D. Definisi Operasional

Dalam memandang sesuatu seseorang dapat menafsirkan secara berbeda.

Untuk menghindari kesalahan pengertian tentang istilah-istilah dalam penelitian,

untuk itu akan dijelaskan istilah-istilah dalam penelitian ini, diantaranya sebagai

berikut:

1. Perbandingan

Perbedaan (selisih) kesamaan (http://kbbi.web.id/banding).

2. Model Pembelajaran

Knirk dan Gustafon (dalam Juliantine, 2013:9) mengemukakan bahwa:

“Model pembelajaran adalah rancangan yang dibuat oleh guru untuk

membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai baru

dalam suatu proses yang sistematis melalui tahap rencana, pelaksanaan,

dan evaluasi dalam konteks kegiatan belajar mengajar”.

3. Model pembelajaran Inkuiri

Model pembelajaran inkuiri diciptakan oleh Suchman pada tahun 1962,

dengan alasan ingin memberikan perhatian dalam membantu siswa

menyelidiki secara independen, namun dalam satu cara yang teratur

(Juliantine, 2013:9).

4. Model Pembelajaran Konvensional

Konvensional menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(http:kbbi.web.id/konvensional) memiliki pengertian tradisional.

Selanjutnya Djamarah dan Zein (2010:97) menyebutkan bahwa: “metode

ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional,...”.

5. Aktivitas senam

44

Dito Dwi Cahyo, 2014 Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

44

Peter H. Werner (dalam Mahendra, 2001:3) mengatakan: „senam dapat

diartikan sebagai bentuk latihan tubuh pada lantai, atau pada alat, yang

dirancang untuk meningkatkan daya tahan, kekuatan, kelenturan,

kelincahan, koordinasi serta kontrol tubuh‟.

6. Senam lantai

Senam lantai adalah bagian dari senam artistik, sesuai dengan pendapat

Mahendra yang menyatakan bahwa senam artistik sebagai senam yang

menggabungkan aspek tumbling dan akrobatik untuk mendapatkan efek-

efek artistik dari gerakan-gerakan yang dilakukan (Mahendra, 2001:5).

Salah satu alat yang terdapat dalam senam artistik adalah lantai, sehingga

dapat dikatakan senam lantai.

7. Senam umum

Senam umum adalah segala jenis senam, di luar kelima jenis senam di

atas, dengan demikian, senam-senam seperti senam aerobik, senam pagi,

SKJ, senam wanita, dsb., termasuk ke dalam senam umum (Mahendra,

2009: 11).

8. Hasil belajar

Sudjana (2009:3) mengemukakan bahwa hasil belajar siswa pada

hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam

pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Hasil tersebut sebagai cerminan dari proses belajar

mengajar (PBM) disekolah.

E. Instrumen Penelitian

Sebuah instrumen dalam sebuah penelitian harus memenuhi syarat valid

dan reliabel, dan penggunaan instrumen harus sesuai dengan peruntukannya.

Arikunto (2010:203) mengemukakan :

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya

45

Dito Dwi Cahyo, 2014 Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

45

lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis, sehingga mudah

diolah.

Bentuk tes atau instrumen yang akan digunakan dalam mengukur

keterampilan guling depan, guling belakang dan baling-baling ini mengacu pada

Pedoman Penilaian Praktik Penjas dalam Modul Didaktik Metodik Pembelajaran

Senam oleh Uhamisastra, dkk. Suntoda (2013:1) menjelaskan bahwa “Tes adalah

suatu alat ukur atau instrumen yang digunakan untuk memperoleh informasi/data

tentang seseorang atau objek tertentu”.

Untuk penilaian psikomotor, dalam pedoman tersebutdijelaskan setiap satu

aspek dalam rangkaian gerak memiliki skor yang menjadi patokan penilaian,

penilaian dilihat dari hasil gerakan dengan aspek-aspek gerak yang terdapat dalam

rangkaian gerak tersebut. Untuk penilaian kognitif, penulis akan memberikan

pertanyaan-pertanyaan kepada siswa dalam bentuk pertanyaan tertulis.

Selanjutnya untuk penilaian afektif penulis akan memperhatikan penilaian sikap

yang tertuang dalam standar kompetensi kurikulum 2013 (Permendikbud No

70/2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMK-MAK).

Dalam hal ini instrumen penelitian yang digunakan adalah tes kemampuan

kognitif, tes kemampuan afektifserta tes kemampuan psikomotor guling depan,

guling belakang, baling-baling, dan senam aerobik. Berikut adalah kisi-kisi

instrumen pengukuran kognitif, afektif dan psikomtor yang akan digunakan dalam

penelitian ini:

1. Instrumen Pengukuran Kognitif

Instrumen pengukuran kemampuan kognitif ini disusun untuk menguji

kemampuan siswa dalam menguasai materi yang disampaikan oleh guru,

pertanyaan yang diajukan disesuaikan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran

yang disusun oleh guru. Berikut adalah kisi-kisi instrumen pengukuran kognitif

dalam penelitian ini :

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Pengukuran Kognitif

46

Dito Dwi Cahyo, 2014 Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

46

Variabel Sub Kognitif Indikator Kode

soal No soal

Dalam konteks

pendidikan, Bloom dan

kawan-kawan(dalam

Makmun. 2007:26) telah

merinci dan

sistematikanya secara

meningkat. Secara garis

besarThe Cognitive

Domain (Kawasan

Kognitif) adalah sebagai

berikut: Knowledge

(pengetahuan),

Comprehension

(pemahaman),

Application (penerapan),

Analysis (penguraian),

synthesis (memadukan),

Pengetahuan Siswa mengetahui

keterampilan

senam lantai guling

depan, guling

belakang dan

baling-baling serta

senam ritmik.

C 1

1, 2, 3,

19, 25,

32, 35,

36, 37,

38.

Pemahaman Siswa paham

keterampilan

senam lantai guling

depan, guling

belakang dan

baling-baling serta

senam ritmik.

C 2

4, 5,

18, 20,

28, 31,

33, 34,

40, 41,

Penerapan Siswa mampu

menerapkan C 3

6, 7, 8,

12, 17,

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Pengukuran Kognitif (Lanjutan)

Evaluation (penilaian). keterampilan senam

lantai guling depan,

guling belakang dan

baling-baling serta

senam ritmik.

29, 42,

43, 49,

54.

Penguraian Siswa mampu

menguraikan

keterampilan senam

lantai guling depan,

guling belakang dan

baling-baling serta

senam ritmik.

C 4

9, 13,

14, 22,

39, 44,

52, 53,

57, 58,

60.

Memadukan Siswa mampu

mengintegrasi

informasi

keterampilan senam

C 5

10, 11,

26, 27,

30, 46,

47, 56,

47

Dito Dwi Cahyo, 2014 Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

47

lantai guling depan,

guling belakang dan

baling-baling serta

senam ritmik.

59.

Evaluasi Siswa mampu

menilai kemampuan

dalam keterampilan

senam lantai guling

depan, guling

belakang dan baling-

baling serta senam

ritmik.

C 6

15, 16,

21, 23,

24, 45,

48, 50,

51.

Berdasarkan kisi-kisi yang telah penulis susun diatas, maka disusunlah

sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang akan diujikan kepada sampel penelitian.

Jenis kuesioner tertutup dengan empat alternatif jawaban adalah yang akan

diberikan. Arikunto (2006:152) menjelaskan: “kuesioner tertutup adalah

kuesioner yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal

memilih”.

2. Instrumen Pengukuran Afektif

Instrumen pengukuran kemampuan afektif ini disusun untuk mengukur

perilaku yang ditampilkan siswa selama proses belajar mengajar. Berikut adalah

kisi-kisi instrumen pengukuran afektif dalam penelitian ini :

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Pengukuran Afektif

Variabel Sub Afektif Indikator

Dalam konteks pendidikan,

Bloom dan kawan-kawan

(Makmun. 2007:27) telah

merinci dan sistematikanya

secara meningkat. Secara garis

Tekun 1. Menyukai tantangan

2. Giat dalam belajar dan bekerja

3. Tidak mudah menyerah

menghadapi kesulitan

4. Berusaha menjadi lebih baik

48

Dito Dwi Cahyo, 2014 Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

48

besarThe Affective Domain

(Kawasan Afektif) adalah :

Receiving (penerimaan),

Responding (sambutan),

Valuing (penghargaan),

Organization

(pengorganisasian),

Characterization by Value or

Value Complex (karakterisasi,

internalisasi, penjelmaan).

Kerjasama 1. Terlibat aktif dalam bekerja

kelompok

2. Kesediaan melakukan tugas

sesuai kesepakatan

3. Bersedia membantu orang lain

dalam satu kelompok yang

mengalami kesulitan

4. Rela berkorban untuk teman

lain

Tanggung

jawab

1. Melaksanakan tugas individu

dengan baik

2. Menerima resiko dari tindakan

yang dilakukan

3. Mengembalikan barang yang

dipinjam

4. Meminta maaf atas kesalahan

yang dilakukan

Toleran 1. Tidak mengganggu teman

yang berbeda pendapat

2. Menghormati teman yang

berbeda suku, agama, ras,

budaya, dan gender

3. Menerima kesepakatan

meskipun berbeda dengan

pendapatnya

4. Dapat mememaafkan

kesalahan/kekurangan orang

lain

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Pengukuran Afektif (Lanjutan)

Kreativitas 1. Dapat menyatakan

pendapat dengan jelas

(ideational fluency)

2. Dapat menemukan ide

baru yang belum

dijelaskan guru

(originality)

3. Mengenali masalah yang

perlu dipecahkan dan tahu

bagaimana

memecahkannya (critical

thinking)

49

Dito Dwi Cahyo, 2014 Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

49

4. Senang terhadap materi

pelajaran dan berusaha

mempelajarinya

(enjoyment)

5. Mempunyai rasa seni

dalam memecahkan

masalah (aesthetics)

6. Berani mengambil risiko

untuk menemukan hal-hal

yang baru (risk-taking)

7. Mencoba berulang-ulang

untuk menemukan ide

yang terbaik

8. (cyclical procedure)

Kejujuran 1. Tidak menyontek dalam

mengerjakan ujian/ulangan

2. Tidak menjadi plagiat

(mengambil/menyalin

karya orang lain tanpa

menyebutkan sumber)

dalam mengerjakan setiap

tugas

3. Mengemukakan perasaan

terhadap sesuatu apa

adanya

4. Melaporkan barang yang

ditemukan

5. Melaporkan data atau

informasi apa adanya

6. Mengakui kesalahan atau

kekurangan yang dimiliki

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Pengukuran Afektif (Lanjutan)

Kecermatan 1. Mengerjakan tugas dengan

teliti

2. Berhati-hati dalam

menggunakan peralatan

3. Memperhatikan

keselamatan diri

4. Memperhatikan

keselamatan lingkungan

Santun 1. Baik budi bahasanya

(sopan ucapannya)

50

Dito Dwi Cahyo, 2014 Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

50

2. Menggunakan ungkapan

yang tepat

3. Mengekspresikan wajah

yang cerah

4. Berperilaku sopan

Responsif 1. acuh (tidak merespon)

2. ragu-ragu/bimbang dalam

merespon

3. lamban memberikan

respon/tanggapan

4. cepat

merespon/menanggapi

Proaktif 1. berinisiatif dalam

bertindak

2. mampu menggunakan

kesempatan

3. memiliki prinsip dalam

bertindak (tidak ikut-

ikutan)

4. bertindak dengan penuh

tanggung jawab

Taat

menjalankan

agama

1. Disiplin (selalu tepat

waktu) dalam menjalankan

agamanya

2. Teratur dalam

menjalankan agamanya

3. Bersungguh-sungguh

menjalankan ajaran agama

4. Berakhlak/berperilaku

santun dan menghargai

orang lain

3. Instrumen Pengukuran Psikomotor

Instrumen pengukuran kemampuan psikomotor ini disusun untuk

mengukur penampilan siswa saat mempraktikan keterampilan senam lantai, yaitu

gerakan guling depan, guling belakang, baling-baling dan senam aerobik. Berikut

adalah kisi-kisi instrumen pengukuran psikomotor dalam penelitian ini :

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Instrumen Pengukuran Psikomotor

51

Dito Dwi Cahyo, 2014 Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

51

Variabel Sub Psikomotor Indikator

Peter H. Werner (1994)

(dalam Mahendra,

2001:3) mengatakan :

senam dapat diartikan

sebagai bentuk latihan

tubuh pada lantai, atau

pada alat, yang

dirancang untuk

meningkatkan daya

tahan, kekuatan,

kelenturan, kelincahan,

koordinasi, serta kontrol

tubuh.

Guling depan 1. Kekuatan dorongan

2. Lurusnya tungkai

3. Kebulatan badan

4. Urutan berguling

5. Kaki rapat dan kedua lengan

memeluk lutut

6. Berdiri tanpa bantuan lengan

dan seimbang saat berdiri

Guling belakang 1. Telapak tangan terbuka

2. Dagu ditarik ke arah dada

3. Kebulatan badan

4. Urutan berguling

5. Kaki rapat dan kedua lengan

lurus ke depan

6. Berdiri tanpa bantuan lengan

dan seimbang saat berdiri

Baling-baling 1. Kekuatan tangan tumpuan

2. Posisi kedua tangan tumpuan

3. Kaki lurus dan membuka

4. Mendarat tangan dan kaki

secara berurutan

5. Berdiri seimbang saat berdiri

Senam Aerobik 1. Digerakan dengan memberi

tenaga.

2. Digerakan sesuai dengan

urutan.

3. Digerakan dengan memberi

tenaga.

4. Digerakan sesuai dengan

urutan.

5. Gerakan sesuai dengan urutan

gerak.

6. Gerakan sesuai dengan irama

musik.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Sebelum sebuah instrumen digunakan dalam sebuah penelitian, instrumen

terlebih dahulu di uji dan harus memenuhi dua syarat yaitu valid dan reliabel.

Sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Sugiyono (2013:173): “... instrumen yang

valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian

52

Dito Dwi Cahyo, 2014 Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

52

yang valid dan reliabel”. Oleh sebab itu peneliti harus mampu menyusun

instrumen penelitian dan mampu untuk menguji validitas dan reliabilitas

instrumen tersebut.

Valid sering diartikan dengan tepat guna atau sesuai dengan

peruntukannya, Sugiyono (2013:173) menjelaskan bahwa : “valid berarti

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

diukur”. Selanjutnya Suntoda (2013:9) menjelaskan: “sebuah instrumen dikatakan

valid apabila tes tersebut mampu mengukur secara tepat terhadap apa yang

semestinya diukur”.

Selanjutnya reliabilitas dapat dikatakan keajegan, yaitu hasil yang

diperoleh dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama atau dapat dikatakan

hasil yang diperoleh stabil, Sugiyono (2013:173) menjelaskan: “instrumen yang

reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur

obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”.

a. Uji Coba Angket

Angket yang telah peneliti susun, selanjutnya diuji cobakan untuk

mengukur validitas dan reliabilitas dari setiap butir-butir pertanyaannya. Dari

hasil pengujian tersebut akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan

dapat digunakan sebagai instrumen pengumpul data dalam penelitian.

Uji coba angket dilaksanakan pada tanggal 23 April 2014 di SMK Negeri

1 Bandung, Kota bandung. Angket tersebut di uji cobakan kepada 29 siswa.

Berikut adalah langkah-langkah pengujian validitas dan reliabilitas instrumen

penelitian:

1. Analisis validitas instrumen

Sugiyono (2013:172) menjelaskan: “Hasil penelitian yang valid

bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang

sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti”. Pengujian validitas sangat

penting dilakukan, dengan hasil validitas yang tinggi dapat mengukur apa

yang hendak diukur dalam penelitian ini.

53

Dito Dwi Cahyo, 2014 Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

53

Langkah-langkah yang dilakukan untuk analisis validitas instrumen dalam

penelitian ini merujuk pada pendapat Arikunto (1992:136) yaitu sebagai berikut:

a. Memberi skor pada masing-masing pertanyaan sesuai jawaban.

b. Menjumlahkan seluruh skor yang merupakan skor total setiap responden.

c. Menyusun skor dari skor yang didapat secara keseluruhan dari yang

tertinggi sampai yang terendah dari setiap responden.

d. Membagi dua responden kedalam kelompok yaitu 27% kelompok atas dan

27% kelompok bawah.

e. Mencari nilai rata-rata setiap butir pertanyaan, baik kelompok ganjil

maupun kelompok genap dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

x = rata-rata suatu kelompok

n = jumlah sampel

xі = nilai data

∑xі = jumlah sampel suatu kelompok

f. Mencari simpangan baku (S) tiap butir pertanyaan, baik kelompok atas

maupun kelompok bawah dengan rumus sebagai berikut:

√ ( )

Keterangan :

S = simpangan baku yang dicari

n = banyaknya sampel

∑(x- )² = jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

g. Mencari varians (S²) melalui rumus:

54

Dito Dwi Cahyo, 2014 Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

54

( )

( )

Keterangan :

S² = varians yang dicari

N = jumlah sampel

x = skor yang diperoleh seseorang

h. Mencari t-hitung setiap butir pertanyaan, baik kelompok atas maupun

kelompok bawah dengan rumus :

√ ₁

Keterangan :

t = nilai hitung yang dicari

x₁ = rata-rata kelompok atas

x₂ = rata-rata kelompok bawah

S²₁ = varians kelompok atas

S²₂ = varians kelompok bawah

n = jumlah sampel

i. Menentukan nilai t tabel pada tingkat kepercayaan (α) = 0,05 atau 95% dan

derajat kebebasan (dk) = n-2

j. Mengkonsultasikan nilai t-hitung dengan nilai t-tabel. Jika nilai t-hitung lebih

besar dari t-tabel maka butir pertanyaan tersebut valid, artinya butir

pertanyaan dapat digunakan sebagai pengumpul data. Jika sebaliknya nilai

t-hitung lebih kecildari t-tabel maka butir pertanyaan tersebut tidak valid

artinya pertanyaan tersebut tidak dapat dijadikan sebagai alat pengumpul

data.

2. Analisis Reliabilitas Instrumen

Dalam penelitian ini pengujian reliabilitas instrumen yang

digunakan adalah Internal Consistency dengan metode tes belah dua (Split

Half Test).

55

Dito Dwi Cahyo, 2014 Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

55

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Membagi butir pertanyaan yang valid menjadi dua bagian berdasarkan

jumlah skor ganjil dan skor genap. Kelompok jumlah skor ganjil sebagai

variabel X dan jumlah skor genap sebagai variabel Y

b. Mengkorelasikan skor total variabel X dengan skor total variabel Y

dengan rumus teknik korelasi Product Moment, yaitu sebagai berikut:

( )( )

*( ( )) ( ) +*( ( ) ( ) +

Keterangan :

r xy = koefisien korelasi antara variabel x dan y

∑xy = jumlah dari hasil perkalian antara x dan y

x² = nilai x yang dikuadratkan

y² = nilai y yang dikuadratkan

n = jumlah sampel

c. Menggunakan teknik belah dua Spearman Brown (Split Half)

₁₁

( )

b. Hasil Uji Instrumen Penelitian

Berdasarkan hasil uji coba angket kognitif di SMK Negeri 1 Bandung

dengan jumlah responden 29 siswa, dimana 16 siswa ditentukan sebagai

kelompok atas dan kelompok bawah, didapat nilai thitung dengan taraf nyata 0,05%

dan derajat kebebasan n1 + n2 -2 yaitu 8 + 8 - 2 = 14, didapat nilai ttabel 1,761.

Hasil uji validitas yang dilakukan menunjukkan dari 60 butir soal, terdapat 35

butir soal yang valid dan 25 butir soal yang tidak valid. Yang akan dijelaskan

sebagai berikut.

56

Dito Dwi Cahyo, 2014 Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

56

1) Hasil uji validitas instrumen kognitif

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Instrumen Kognitif

No T-Hitung T-Tabel Validitas No T-Hitung T-Tabel Validitas

1 0 1,761 Tidak Valid 31 0 1,761 Tidak Valid

2 3,622 1,761 Valid 32 #DIV/0! 1,761 Tidak Valid

3 -1,62019 1,761 Tidak Valid 33 #DIV/0! 1,761 Tidak Valid

4 4,860 1,761 Valid 34 0,643796 1,761 Tidak Valid

5 0 1,761 Tidak Valid 35 4,861 1,761 Valid

6 0 1,761 Tidak Valid 36 3,623 1,761 Valid

7 2,806 1,761 Valid 37 4,861 1,761 Valid

8 0 1,761 Tidak Valid 38 3,219 1,761 Valid

9 2,806 1,761 Valid 39 3,623 1,761 Valid

10 4,500 1,761 Valid 40 0 1,761 Tidak Valid

11 3,623 1,761 Valid 41 4,861 1,761 Valid

12 3,623 1,761 Valid 42 7,425 1,761 Valid

13 0,504016 1,761 Tidak Valid 43 4,861 1,761 Valid

14 -0,6438 1,761 Tidak Valid 44 0,643796 1,761 Tidak Valid

15 0,504016 1,761 Tidak Valid 45 2,806 1,761 Valid

16 7,425 1,761 Valid 46 2,393 1,761 Valid

17 3,623 1,761 Valid 47 2,173707 1,761 Valid

18 1,06066 1,761 Tidak Valid 48 0 1,761 Tidak Valid

19 4,500 1,761 Valid 49 0 1,761 Tidak Valid

20 3,623 1,761 Valid 50 3,623 1,761 Valid

21 3,623 1,761 Valid 51 3,623 1,761 Valid

22 -1,06066 1,761 Tidak Valid 52 0,643796 1,761 Tidak Valid

23 -0,54006 1,761 Tidak Valid 53 3,623 1,761 Valid

24 3,219 1,761 Valid 54 3,219 1,761 Valid

25 3,623 1,761 Valid 55 3,219 1,761 Valid

26 4,500 1,761 Valid 56 4,861 1,761 Valid

27 0 1,761 Tidak Valid 57 #DIV/0! 1,761 Tidak Valid

28 0,504016 1,761 Tidak Valid 58 3,623 1,761 Valid

29 0,643796 1,761 Tidak Valid 59 4,500 1,761 Valid

30 -0,54006 1,761 Tidak Valid 60 4,500 1,761 Valid

57

Dito Dwi Cahyo, 2014 Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

57

Dari tabel 3.5 di atas dapat dilihat bahwa tidak semua instrumen yang di

ujikan itu valid, dari 60 soal yang di ujikan terdapat 35 soal yang valid dan 15 soal

yang tidak valid, berdasarkan data tersebut peneliti menarik kesimpulan bahwa 35

soal yang dikatakan valid tersebut akan dipergunakan dalam penelitian ini,

sedangkan 15 soal yang tidak valid tidak akan dipergunakan.

2) Hasil uji reliabilitas instrumen kognitif

( )( )

√* ( ) +* ( ) +

√* ( ) +* ( ) +

Dikorelasikan ke dalam rumus Spearman Brown

Tabel 3.6

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kognitif

r hitung r tabel Keterangan

0,899 0,367 Reliabel

Sedangkan dari hasil uji reliabilitas dengan menggunakan rumus korelasi

Pearson Product Moment dan dilanjutkan dengan rumus Spearman Brown

didapat nilai rhitung 0,899 dan rtabel Product Moment diketahui bahwa dengan n = 29

dengan taraf signifikan 5% = 0,367. Dengan demikian maka rhitung lebih besar

daripada rtabel, hal ini menunjukkan bahwa instrumen penelitian dapat dipercaya

atau reliabel.

58

Dito Dwi Cahyo, 2014 Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

58

G. Teknik Pengumpulan Data

Terdapat dua hal yang mempengaruhi kualitas data suatu penelitian, yaitu

kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengambilan data. Kualitas instrumen

berkaitan dengan validitas dan reliabilitas instrumen. Sedangkan kualitas

pengambilan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan dalam

pengambilan data. Oleh karena itu instrumen yang telah teruji validitas dan

reliabilitasnya juga belum tentu dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel,

apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan

datanya.

Terdapat berbagai cara untuk mengumpulkan data penelitian. Sugiyono

(2013:193) menjelaskan “Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai

setting, berbagai sumber dan berbagai cara”. Dilihat dari segi cara atau teknik

pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), angket

(kuesioner) dan observasi.

Berdasarkan jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui alat

pengumpulan data, alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan

observasi/pengmatan.

Tes adalah instrumen atau alat yang berfungsi untuk mengumpulkan data

yang berfungsi untuk mengumpulkan data yang berupa pengetahuan atau

ketrampilan yang dimiliki siswa. Mengenai tes, Suntoda (2013:1) menjelaskan,

“Tes adalah suatu alat ukur atau instrumen yang digunakan untuk memperoleh

informasi/data tentang seseorang atau objek tertentu”.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes Kognitif untuk

mengukur penguasaan materi siswa, dan tes Psikomotor untuk mengukur kualitas

gerakan siswa dalam menguasai suatu keterampilan. Tes tersebut merupakan

suatu tolak ukur untuk mengukur kemampuan siswa yang berbentuk tes kognitif

59

Dito Dwi Cahyo, 2014 Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

59

dengan jenis soal pilihan ganda, dan tes psikomotor dengan mempraktikan

gerakan guling depan, guling belakang, baling-baling dan senam aerobik.

Selanjutnya Observasi atau pengmatan menurut wikipedia adalah :

Pengamatan atau observasi adalah aktivitas yang dilakukan makhluk

cerdas, terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan

kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan

pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk

mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan

suatu penelitian (http://id.m.wikipedia.org/wiki/pengamatan).

Pengamatan atau observasi ini dilaksanakan untuk mengukur kemampuan

afektif siswa, atau dengan mengamati dan menyaksikan apa yang ditampilkan

siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

H. Teknik Analisis Data

Setelah seluruh data tes terkumpul, selanjutnya akan dilakukan langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Menghitung rata-rata dari simpangan baku

a. Mencari nilai rata-rata (x ) dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

x = rata-rata yang dicari

∑x = jumlah nilai

n = jumlah sampel

b. Mencari simpangan baku

√ ( )

keterangan :

S = simpangan baku

60

Dito Dwi Cahyo, 2014 Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

60

∑ = jumlah

x1 = nilai data mentah

x = rata-rata yang dicari

n = jumlah sampel

2. Menguji homogenitas dua variansi

a. Menentukan F dari tabel denga taraf nyata 0,05

b. Menentukan homogenitasnya dengan kriteria :

Apabila F hitung < F tabel, maka kedua varians homogen

Apabila F hitung > F tabel, maka kedua varians tidak homogen

3. Menguji normalitas data dengan menggunakan uji kenormalan liliefors.

Prosedurnya adalah sebagai berikut :

a. Pengamatan x1, x2, x3,...xn dijadikan bilangan baku z1, z2, z3,...zn

dengan menggunakan rumus :

₁ ₁

( dan s masing-masing adalah rata-rata dan simpangan baku dari

sampel)

b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku,

kemudian dihitung peluang F=(Z1) = P(ZZ1).

c. Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, ... zn yang lebih kecil atau sama

dengan z1. Jika proporsi ini dinyatakan S(zi), maka :

( )

d. Menghitung selisih F(z1) – S(zi) kemudian tentukan harga

mutlaknya.

e. Ambil harga paling besar diantara harga-harga mutlak selisih

tersebut, harga terbesar ini disebut Lo.

61

Dito Dwi Cahyo, 2014 Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

61

f. Dengan bantuan nilai kritis L tersebut dengan Lo untuk mengetahui

diterima atau ditolaknya hipotesis dengan kriteria:

Terima Ho, jika Lo < Lα = Normal

Tolak Ho, jika Lo > Lα = Tidak normal

4. Z-skor untuk menyetarakan berbagai jenis skor

( )

Keterangan :

z = nilai z yang dicari

x = nilai yang diperoleh

= rata-rata dalam kelompok

s = simpangan baku

5. Menguji kesamaan rata – rata

Pengujian signifikansi peningkatan hasil belajar menggunakan uji t

dengan rumus sebagai berikut :

Sebelum uji t, terlebih dahulu mencari variansi gabungan (S²) melalui

rumus sebagai berikut:

( ₁ ) ₁ ( )

t = nilai yang dicari thitung

S² = simpangan baku gabungan

n1 = jumlah sampel kelompok 1

n2 = jumlah sampel kelompok 2

1 = rata-rata kelompok 1

2 = rata-rata kelompok 2

62

Dito Dwi Cahyo, 2014 Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

62

s1² = variansi kelompok 1

s2² = variansi kelompok 2

Adapun kriteria pengujian adalah terima hipotesis nol (Ho) jika t <

t1 – α, dalam hal lain hipotesis nol (Ho), dengan peluang (1 – α ) pada (α =

0,95) dengan dk = n1 + n2 – 2 dari daftar distribusi t.

I. Pelaksanaan penelitian

1. Pelaksanaan tes awal

Tes awal dilaksankan pada awal pertemuan sebelum siswa mendapatkan

treatment. Tes ini diawali dengan mengumpulkan seluruh sampel sesuai dengan

kelompok yang telah ditentukan, yaitu kelompok A dengan perlakuan model

pembelajaran inkuiri dan kelompok B dengan perlakuan model pembelajaran

konvensional. Tes yang pertama dilaksanakan adalah tes kognitf, tes ini

dilaksanakan di awal dengan harapan kondisi siswa yang masih fokus. Setelah

dilaksanakan tes kognitif selanjutnya sampel mendapatkan tes awal psikomotor

yaitu guling depan, guling belakang serta serta baling-baling serta senam aerobik.

2. Pemberian perlakuan

Pemberian perlakuan pada sampel dilaksanakan 3 kali dalam seminggu

selama 1 bulan, dilaksanakan pada hari senin, selasa, kamis dan sabtu.

Pemberian perlakuan terhadap kelompok A dan kelompok B dilakukan

terpisah. Langkah-langkah pemberian perlakuan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Kelompok Model Pembelajaran Inkuiri

Tabel 3.7

Rencana Pelaksanaan Perlakuan Model Pembelajaran Inkuiri

Pertemuan

ke hari Kegiatan Waktu

1-4

(minggu ke

1 dan ke 2)

Selasa,

Kamis,

dan

Sabtu

1. Guru memberi rangsangan agar siswa

dapat mempersiapkan dirinya untuk

beraktivitas.

2. Siswa melakukan pemanasan : statis dan

dinamis

3. Inti : Materi guling depan dan guling

10 menit

63

Dito Dwi Cahyo, 2014 Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

63

belakang

a. Guru memberi rangsangan agar

siswa aktif dan bergairah berfikir.

b. Siswa berpikir dan menjawab

pertanyaan yang diajukan guru.

c. Guru memberikan jalan keluar jika

siswa mengalami kesulitan.

d. Siswa mencoba mempraktikan

keterampilan sesuai hipotesis.

e. Guru menegur siswa dari kekeliruan.

f. Guru bertanggung jawab terhadap

seluruh kegiatan kelas.

g. Guru mengarahkan siswa untuk

mencapai tujuan yang diharapkan.

h. Siswa merumuskan kesimpulan

materi yang dipelajari.

i. Guru mengelola sumber belajar,

waktu, dan organisasi kelas.

j. Memberi penghargaan pada prestasi

yang dicapai siswa.

4. Penutup : pendinginan dan evaluasi

65 menit

15 menit

Tabel 3.7

Rencana Pelaksanaan Perlakuan Model Pembelajaran Inkuiri (Lanjutan)

5-8

(minggu ke

3 dan ke 4)

Selasa,

Kamis,

dan

Sabtu

1. Guru memberi rangsangan agar siswa

dapat mempersiapkan dirinya untuk

beraktifitas.

2. Siswa melakukan pemanasan : statis dan

dinamis

3. Inti : Materi baling-baling

a. Guru memberi rangsangan agar

siswa aktif dan bergairah berfikir.

b. Siswa berpikir dan menjawab

pertanyaan yang diajukan guru.

c. Guru memberikan jalan keluar jika

siswa mengalami kesulitan.

d. Siswa mencoba mempraktikan

keterampilan sesuai hipotesis.

e. Guru menegur siswa dari kekeliruan.

f. Guru bertanggung jawab terhadap

seluruh kegiatan kelas.

10 menit

65 menit

64

Dito Dwi Cahyo, 2014 Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

64

g. Guru mengarahkan siswa untuk

mencapai tujuan yang diharapkan.

h. Siswa merumuskan kesimpulan

materi yang dipelajari.

i. Guru mengelola sumber belajar,

waktu, dan organisasi kelas.

j. Memberi penghargaan pada prestasi

yang dicapai siswa.

4. Penutup : pendinginan dan evaluasi

15 menit

9-12

(minggu ke

5 dan ke 6)

Selasa,

Kamis,

dan

Sabtu

1. Guru memberi rangsangan agar siswa

dapat mempersiapkan dirinya untuk

beraktifitas.

2. Siswa melakukan pemanasan : statis dan

dinamis

3. Inti : Senam Aerobik

a. Guru memberi rangsangan agar

siswa aktif dan bergairah berfikir.

b. Siswa berpikir dan menjawab

pertanyaan yang diajukan guru.

c. Guru memberikan jalan keluar jika

siswa mengalami kesulitan.

d. Siswa mencoba mempraktikan

keterampilan sesuai hipotesis.

e. Guru menegur siswa dari kekeliruan.

10 menit

70 menit

Tabel 3.7

Rencana Pelaksanaan Perlakuan Model Pembelajaran Inkuiri (Lanjutan)

f. Guru bertanggung jawab terhadap

seluruh kegiatan kelas.

g. Guru mengarahkan siswa untuk

mencapai tujuan yang diharapkan.

h. Siswa merumuskan kesimpulan

materi yang dipelajari.

i. Guru mengelola sumber belajar,

waktu, dan organisasi kelas.

j. Memberi penghargaan pada

prestasi yang dicapai siswa.

4. Penutup : pendinginan dan evaluasi

10 menit

b. Kelompok Model Pembelajaran Konvensional

Tabel 3.8

65

Dito Dwi Cahyo, 2014 Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

65

Rencana Pelaksanaan Perlakuan Model Pembelajaran Konvensional

Pertemuan

ke Hari Kegiatan Waktu

1-4

(minggu ke

1 dan ke 2)

Senin,

Rabu

dan

Jum‟at

1. Guru dan siswa melakukan pemanasan :

statis dan dinamis

2. inti : Guru menyampaikan materi

tentang aktivitas senam, keterampilan

guling depan dan guling belakang serta

cara mempraktikannya, selanjutnya

siswa melakukan latihan guling depan

dan guling belakang sesuai dengan

instruksi dari guru.

3. Penutup : pendinginan dan evaluasi

10 menit

70 menit

10 menit

5-8

(minggu ke

3 dan ke 4)

Senin,

Rabu

dan

Jum‟at

1. Guru dan siswa melakukan pemanasan :

statis dan dinamis

2. inti : Guru menyampaikan materi

tentang aktivitas senam, keterampilan

baling-balingserta cara

mempraktikannya, selanjutnya siswa

melakukan latihan baling-baling sesuai

dengan instruksi dari guru.

3. Penutup : pendinginan dan evaluasi

10 menit

70 menit

10 menit

9-12

Senin,

1. Guru dan siswa melakukan pemanasan :

statis dan dinamis

10 menit

Tabel 3.8

Rencana Pelaksanaan Perlakuan Model Pembelajaran Konvensional

(Lanjutan)

3. Pelaksanaan Tes akhir

(minggu ke

5 dan ke 6)

Rabu

dan

Jum‟at

2. inti : Guru menyampaikan materi

tentang aktivitas senam, keterampilan

senam aerobik serta cara

mempraktikannya, selanjutnya siswa

melakukan latihan aerobik sesuai

dengan instruksi dari guru.

3. Penutup : pendinginan dan evaluasi

70 menit

10 menit

66

Dito Dwi Cahyo, 2014 Perbandingan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Model Pembelajaran Konvensional Terhadap Hasil Belajar Aktivitas Senam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

66

Setelah kedua kelompok mendapatkan perlakuan selama masing-masing 12

pertemuan, setelah itu dilaksanakan tes akhir untuk mengetahui hasil perlakuan.

Tes yang diberikan sama dengan tes yang diberikan pada tes awal.