BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi...

35
Anis Khoerunnisa,2013 EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Laboratorium Percontohan UPI Bandung. Terletak di jalan Senjayaguru kompleks kampus Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Lokasi sekolah bagian depan berseberangan dengan kampus FPIPS UPI dan di belakang terdapat sekolah SMP, SD, dan TK Laboratorium Percontohan UPI. Adapun denah lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar berikut. Sumber: Google Map Gambar 3.1 Denah Lokasi Penelitian Keterangan : = Lokasi Penelitian B. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012: 80). Dalam penelitian ini, yang dijadikan populasi adalah SMA Laboratorium Percontohan

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi...

Anis Khoerunnisa,2013

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Laboratorium

Percontohan UPI Bandung. Terletak di jalan Senjayaguru kompleks kampus Bumi

Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Lokasi sekolah bagian

depan berseberangan dengan kampus FPIPS UPI dan di belakang terdapat sekolah

SMP, SD, dan TK Laboratorium Percontohan UPI. Adapun denah lokasi

penelitian dapat dilihat pada gambar berikut.

Sumber: Google Map

Gambar 3.1 Denah Lokasi Penelitian

Keterangan :

= Lokasi Penelitian

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012: 80). Dalam

penelitian ini, yang dijadikan populasi adalah SMA Laboratorium Percontohan

82

Anis Khoerunnisa,2013

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

UPI Bandung Kelas XI IPS Tahun Pembelajaran 2012/2013. Adapun anggota

populasi penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1 Anggota Populasi Penelitian

No. Kelas Program Jenis Kelamin Jumlah

Laki-Laki Perempuan

1 XI IPA 1 17 18 35

2 XI IPA 2 5 24 29

3 XI IPA 3 15 19 34

4 XI IPS 1 16 5 21

5 XI IPS 2 7 20 27

6 XI IPS 3 17 7 24

Jumlah 77 93 170

Dok. SMA Laboratorium UPI

Sedangkan sampel menurut Sugiyono (2012: 81) adalah “bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sampel yang diambil dari

populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Namun teknik pengambilan

sampel yang digunakan peneliti adalah melalui teknik Nonprobability Sampling,

yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama

bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono,

2012: 84). Nonprobability Sampling yang digunakan peneliti jenis Sampling

Purposive, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu

(Sugiyono, 2012: 84). Hal ini dilakukan karena, peneliti mengetahui kondisi

sampel penelitian sebelumnya ketika melakukan Program Pengalaman Lapangan

(PPL) di tempat tersebut. Kelas yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah

kelas XI IPS 2 sebagai kelas eksperimen sebanyak 27 siswa dan XI IPS 3 sebagai

kelas kontrol sebanyak 24 siswa di SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung

tahun pembelajaran 2012/2013.

83

Anis Khoerunnisa,2013

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2 Anggota Sampel Penelitian

No. Kelas Program Jenis Kelamin

Jumlah Laki-Laki Perempuan

1 XI IPS 2 7 20 27

2 XI IPS 3 17 7 24

Dok. SMA Laboratorium UPI

Dikarenakan terdapat siswa nonmuslim dan siswa tidak hadir saat peneliti

melakukan penelitian, maka kelas XI IPS 2 yang berjumlah 27 siswa menjadi 23

siswa, dan kelas XI IPS 3 yang berjumlah 24 siswa menjadi 20 siswa.

C. Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2012: 2) metode penelitian pada dasarnya merupakan

“cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Sesuai dengan tujuan yang akan dicapai maka peneliti menggunakan pendekatan

kuantitatif dengan metode Quasi Eksperimen desain Nonequivalent Control

Group Design.

1. Pendekatan Kuantitatif

Sugiyono (2012: 7) berpendapat “metode kuantitatif sebagai metode

ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu

konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis”. Metode ini juga

disebut metode discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan

dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena

data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.

Sedangkan Syahidah (2012: 74) menyatakan pengertian pendekatan

kuantitatif adalah sebagai berikut:

Pendekatan kuantitatif adalah metode pemecahan masalah yang

terencana dan cermat, dengan desain yang terstruktur ketat, pengumpulan

data secara sistematis terkontrol, dan tertuju pada penyusunan teori yang

disimpulkan secara induktif dalam kerangka pembuktian hipotesis secara

empiris.

Sugiyono (2012: 23) menyatakan bahwa metode kuantitatif digunakan

apabila:

84

Anis Khoerunnisa,2013

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas

b. Peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi

c. Ingin diketahui pengaruh perlakuan/treatment tertentu terhadap yang

lain

d. Peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian

e. Peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena

yang empiris dan dapat diukur

f. Ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validasi

pengetahuan, teori dan produk tertentu.

2. Metode Eksperimen

Metode Penelitian Eksperimen menurut Sugiyono (2012: 72) dapat diartikan

sebagai “metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”. Sedangkan

penelitian eksperimen menurut Arikunto (2009: 207) adalah sebagai berikut;

Penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat

dari “sesuatu” yang dikenakan pada subjek selidik. Dengan kata lain

penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab

akibat. Caranya adalah dengan membandingkan satu atau lebih kelompok

eksperimen yang diberi perlakuan dengan satu atau lebih kelompok

pembanding yang tidak menerima perlakuan.

Eksperimen atau percobaan atau pemberian perlakuan (treatment) ini

diterapkan pada kelas terkendali atau kelas eksperimen, dan kelas yang tidak

diberikan perlakuan disebut kelas pembanding atau kelas kontrol.

3. Quasi Experimental

Quasi Experimental atau quasi eksperimen ini merupakan pengembangan

dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan. Menurut Sugiyono (2012:

77) desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi

sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

pelaksanaan eksperimen. Walaupun demikian desain ini lebih baik dari pre-

experimental design. Quasi experimental digunakan karena pada kenyataannya

sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian.

85

Anis Khoerunnisa,2013

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Masih menurut Sugiyono (2012: 77) terdapat dua bentuk desain quasi

eksperimen, yaitu Time Series Design dan Nonequivalent Control Group Design.

Sedangkan yang digunakan peneliti adalah Nonequivalent Control Group Design.

Design ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada

design ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara

random.

Desain yang digunakan peneliti ini menggunakan dua kelas, yaitu kelas

eksperimen dan kelas kontrol, dimana kelas eksperimen diberikan treatment

(perlakuan) berupa penggunaan media audio visual selama dua kali pertemuan

sedangkan kelas kontrol tidak diberikan treatment media audio visual selama dua

kali pertemuan pula. Kemudian dalam pelaksanaannya, baik kelas eksperimen dan

kelas kontrol diberikan pretest dan posttest yang dilakukan satu kali. Pretest

dilakukan guna mengetahui kemampuan awal siswa dalam memahami materi tata

cara pengurusan jenazah sebelum dimulai pembelajaran, sedangkan posttest

dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan pengetahuan siswa setelah

dilakukan pembelajaran.

Pengukuran keberhasilan penerapan media audio visual ini dilakukan

dengan menghitung perbedaan nilai antara pretest dan posttest. Skema desain ini

dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3.2 Nonequivalent Control Group Design

Sumber: Sugiyono (2012: 79)

Keterangan : X adalah treatment atau perlakuan

O1 adalah nilai pretest kelompok eksperimen

O2 adalah nilai posttest kelompok eksperimen

O3 adalah nilai pretest kelompok kontrol

O4 adalah nilai posttest kelompok kontrol

O1 X O2

........................................

O3 O4

86

Anis Khoerunnisa,2013

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jika dilihat dari gambar di atas dapat dijabarkan sesuai dengan penelitian

yang dilakukan adalah untuk mendapatkan keefektifan perlakuan media audio

visual terhadap pemahaman tentang tata cara pengurusan jenazah siswa. O1

dan O3 merupakan pemahaman siswa sebelum ada perlakuan media audio visual.

O2 adalah pemahaman siswa setelah menggunakan media audio visual selama dua

kali pertemuan. O4 adalah pemahaman siswa yang tidak diberikan perlakuan

media audio visual selama dua kali pertemuan pula. Keefektifan media audio

visual terhadap pemahaman siswa tentang tata cara pengurusan jenazah adalah

(O2 – O1) – (O4 – O3).

D. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahpahaman dan kekeliruan dalam memahami

konteks permasalahan dalam penelitian ini, maka peneliti akan menjelaskan

beberapa istilah yang terdapat pada judul penelitian, yaitu:

1. Efektivitas

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2008: 352) efektivitas

berasal dari kata efektif yang berarti “ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya,

kesannya); manjur atau mujarab; dapat membawa hasil; berhasil guna; mangkus;

mulai berlaku”. Sedangkan efektivitas artinya keefektifan (Depdiknas, 2008: 352).

Efektivitas bisa diartikan sebagai keberhasilan suatu kegiatan atau aktivitas

yang telah direncanakan sebelumnya. Jadi, maksud efektivitas dalam penelitian

ini adalah seberapa berpengaruh dan berhasilnya penerapan media audio visual

terhadap peningkatan pemahaman siswa pada materi pengurusan jenazah dalam

pembelajaran PAI.

2. Media Pembelajaran

Menurut Susilana dan Riyana (2009: 6) “kata media berasal dari kata latin,

merupakan bentuk jamak dari kata „medium‟. Secara harfiah kata tersebut

mempunyai arti perantara atau pengantar”. Masih menurutnya (2009: 1) media

pembelajarn merupakan “suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya

memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif dengan

memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar”.

87

Anis Khoerunnisa,2013

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jadi media pembelajaran menurut peneliti yaitu seperangkat perlengkapan

sumber belajar untuk memudahkan proses pembelajaran sehingga pembelajaran

menyenangkan dan bervariatif. Namun perangkat yang difokuskan dan digunakan

peneliti dalam eksperimen dalam bentuk perangkat lunak (software).

3. Media Audio Visual

Media Audio adalah media yang penyampaian pesannya hanya dapat

diterima oleh indera pendengaran. Sesuai pernyataan Sadiman (2008: 49)

mengenai media audio bahwa “media audio adalah pesan yang akan disampaikan

dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif, baik verbal (ke dalam kata-

kata/bahasa lisan) maupun non verbal”. Sedangkan media visual adalah media

yang penyampaian pesannya dapat diterima oleh indera penglihatan. Jadi, Media

Audio Visual ialah media yang tidak hanya dapat melihat atau mengamati sesuatu,

melainkan sekaligus dapat mendengar sesuatu yang divisualisasikan.

Media audio visual yang digunakan peneliti adalah berupa video, dimana

ketika proses pembelajaran berlangsung, dengan penggunaan video ini siswa

dapat melihat dan mendengar tata cara pengurusan jenazah yang ditampilkan.

4. Pendidikan Agama Islām

Pendidikan Agama Islām di sekolah menurut Syahidin (2009: 1) adalah

“suatu program pendidikan yang menanamkan nilai-nilai Islām melalui proses

pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas yang dikemas dalam bentuk

mata pelajaran dan diberi nama Pendidikan Agama Islām disingkat PAI”.

Sedangkan dalam GBPP PAI di sekolah umum dijelaskan bahwa pendidikan

agama Islām adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini,

memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islām melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk

menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antarumat beragama dalam

masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional (Muhaimin, 2004: 75). PAI

yang dimaksud peneliti disini yaitu mata pelajaran pendidikan agama Islām di

jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA).

88

Anis Khoerunnisa,2013

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Pemahaman

Pemahaman berasal dari kata paham, menurut KBBI (2008: 998) yang

artinya “(1) pengertian: pengetahuan banyak; (2) pendapat, pikiran; (3) aliran,

haluan, pandangan; (4) mengerti benar (akan), tahu benar (akan); (5) pandai dan

mengerti benar”. Sedangkan pemahaman diartikan sebagai proses, perbuatan

memahami atau memahamkan (Depdikbud, 2008: 998).

Sehingga dapat diartikan bahwa pemahaman adalah suatu proses dan cara

memahami, cara mempelajari sesuatu dengan baik-baik supaya mengerti benar

atas perolehan pengetahuan.

6. Pengurusan Jenazah

Tata cara pengurusan jenazah ini merupakan materi pelajaran PAI semester

genap untuk kelas XI SMA. Materi ini merupakan objek yang diajarkan peneliti

dalam peneltian eksperimen. Dimana hukum mengurusi jenazah adalah Farḍu

Kifāyaħ. Artinya kewajiban yang apabila telah ada sekelompok orang yang

mengerjakan pengurusan jenazah mulai dari memandikan, mengkafani,

menṣalatkan sampai menguburkan, maka gugurlah kewajiban muslim yang

lainnya. Namun bila tidak ada yang mengerjakan, maka semua berdosa.

Adapun urutan tata cara pengurusan jenazah menurut Margiono, dkk. (2007:

126) mulai dari memandikan jenazah, mengafani jenazah, menyalatkan jenazah,

dan menguburkan jenazah. Namun dalam pembahasan pengurusan jenazah ini

terdapat pula pembahasan mengenai perlakuan terhadap orang yang baru

meninggal dunia (Syukur dan Susanti, 2010: 190). Maka, urutan tata cara

pengurusan jenazah adalah sebagai berikut.

a. Perlakuan terhadap Orang yang Baru Meninggal Dunia, meliputi:

1) Menutup mata dan mendoakan mayat

2) Menutup mayat dengan kain hingga menyelimuti seluruh tubuh

3) Menyegerakan penyelenggaraan jenazah

4) Menyembunyikan rahasia mayat

5) Meyegerakan pelunasan hutang-hutang mayat

6) Mengqaḍa nażar mayat oleh walinya

89

Anis Khoerunnisa,2013

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Memandikan Jenazah, maksudnya seluruh badan dan anggota tubuh

mayat disiram oleh tiga macam air dari ujung rambut hingga ujung

kaki. Sebelum memandikan jenazah harus mempersiapkan

perlengkapan dan peralatan untuk prosesnya. Dalam memandikan

jenazah juga terdapat tata cara proses memandikannya. Pembahasan

selengkapnya telah dimuat pada kajian pustaka/bab dua.

c. Mengkafani jenazah, maksudnya adalah membungkus atau memberi

baju kepada mayat sehingga tertutup seluruh tubuhnya. Pembahasan

lengkap telah dimuat pada kajian pustaka.

d. Menyalatkan jenazah, maksdunya menyalatkan mayat dengan cara

empat kali takbir diakhiri dengan salam. Tata cara menyalatkan jenazah

telah dimuat pada kajian pustaka.

e. Menguburkan jenazah, maksudnya menimbun mayat di liang lahat pada

lubangan tanah yang telah diukur sesuai dengan ukuran jenazah. Tata

cara menguburkan mayat telah dibahas pada kajian pustaka.

E. Instrumen Penelitian

Purwanto (2010: 183) menjelaskan pengertian instrumen sebagai berikut:

Instrumen merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data dengan cara melakukan pengukuran. Cara ini dilakukan

untuk memperoleh data yang objektif yang diperlukan untuk menghasilkan

kesimpulan penelitian yang objektif pula.

Sedangkan Arikunto (2009: 101) menyatakan instrumen pengumpulan data

adalah “alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya

mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah

olehnya”. Adapun instrumen dalam penelitian kuantitatif dapat berupa tes,

pedoman wawancara, pedoman observasi, dan kuesioner (Sugiyono, 2012: 222).

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes objektif

pilihan ganda dan lembar observasi/lembar pengamatan. Tes objektif pilihan

ganda bertujuan untuk mengukur kemampuan teori siswa tentang pengurusan

jenazah pada aspek kognitif. Selain tes, instrumen yang digunakan peneliti adalah

lembar pengamatan. Meskipun dalam penelitian ini mengukur pemahaman siswa,

90

Anis Khoerunnisa,2013

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dimana menurut paham Bloom (Arikunto, 2009: 121) aspek tersebut berada pada

ranah kognitif bagian C2, namun peneliti perlu untuk mendapatkan data pada

ranah psikomotornya dengan cara pengamatan dari praktek jenazah. Karena

menurut peneliti sendiri, pemahaman terjadi jika siswa telah mempraktikkan dan

atau mengaplikasikan suatu objek dalam kehidupannya. Hal ini diperkuat dengan

pendapat Arikunto (2009: 182) bahwa pengukuran ranah psikomotor biasanya

disatukan atau dimulai dengan pengukuran ranah kognitif sekaligus.

F. Pengembangan Instrumen

1. Instrumen Tes

Sebagaimana telah disampaikan di atas bahwa tes ini digunakan untuk

mengukur kemampuan teori siswa pada aspek kognitif. Tes yang digunakan

berupa tes tulis objektif pilihan ganda, dimana tersedia satu jawaban yang paling

tepat dan empat pilihan lainnya sebagai pengecoh.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen tes adalah

sebagai berikut:

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran PAI

SMA kelas XI Standar Kompetensi tentang memahami ketentuan hukum

Islām tentang pengurusan jenazah. RPP terlampir di lembar lampiran B.

b. Membuat dan menghitung tabel spesifikasi Tujuan Instruksional Khusus

(TIK) dan aspek tingkah laku sesuai indikator dalam RPP. Tabel spesifikasi

dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 3.3 TIK dan Aspek Tingkah Laku

Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islām (PAI)

Sub Bahasan Hukum Islām tentang Pengurusan Jenazah

Perte

muan

Aspek yang Diukur

Pokok Materi

Ingatan

(I)

Pemahaman

(P)

Aplikasi

(A) Jml.

Fiqh:

Pengurusan Jenazah 3/18(26)x100= 17 %

1 1. Menerangkan perlakuan terhadap

orang yang baru meninggal dunia X X

91

Anis Khoerunnisa,2013

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Menyebutkan hukum pengurusan

jenazah X

3. Menyebutkan syarat-syarat jenazah

yang harus dimandikan X

4. Menerangkan tata cara

memandikan jenazah X X

5. Menunjukkan cara memandikan

jenazah X X

6. Menyebutkan ketentuan jumlah

kain kafan untuk jenazah X

7. Menerangkan tata cara mengkafani

jenazah X X

8. Menunjukkan cara mengkafani

jenazah X X

2 1. Menjelaskan pengertian salat

janazah X

2. Menyebutkan syarat sah salat

jenazah X

3. Menerangkan tata cara pelaksanaan

salat jenazah X X

4. Menunjukkan cara melaksanakan

salat jenazah X X

5. Menjabarkan tata cara

menguburkan jenazah X X

6. Menunjukkan cara menguburkan

jenazah X X

10 9 4 23

Jumlah 10/23x

100= 44

9/23x100=

39

4/23x100

= 17

92

Anis Khoerunnisa,2013

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Membuat kisi-kisi soal berdasarkan KTSP mata pelajaran PAI materi SMA

kelas XI tentang materi tata cara pengurusan jenazah.

d. Menyusun 60 draft soal tes pilihan ganda dan kunci jawaban berdasarkan

kisi-kisi dan tabel spesifikasi untuk diujicobakan. Draft soal tes terlampir di

bagian lampiran C.

e. Mengkonsultasikan draft soal yang telah dibuat kepada dosen pembimbing 1

dan dosen pembimbing 2, kemudian melakukan revisi soal berdasarkan

saran yang diberikan dosen pembimbing 1 dan dosen pembimbing 2.

f. Meminta penilaian kepada pakar yang berkompeten dalam bidang instrumen

untuk menguji validitas isi dan validitas konstruk, yakni kepada:

1) Dr. Munawar Rahmat, M. Pd.

2) Dr. Abas Asyafah, M. Pd.

3) Dr. Aam Abdussalam, M. Pd.

g. Melakukan perbaikan instrumen soal atas saran-saran dosen pakar.

h. Melakukan uji coba soal kepada 17 siswa di luar sampel penelitian, yaitu

siswa kelas XI Multimedia SMK Daarut Tauhid yang telah mempelajari

materi tata cara pengurusan jenazah di awal semester. Uji coba soal

dilakukan pada hari Sabtu, 09 Maret 2013, berlokasi di Jalan Gegerkalong

Bandung.

i. Menganalisis hasil uji coba soal yang meliputi:

1. Uji Validitas

Sebuah tes dikatakan valid jika tes tersebut mengukur apa yang hendak

diukur (Arikunto, 2009: 65), dengan kata lain sesuai dan tepat. Untuk

menguji kevaliditasan instrumen soal harus menempuh dua tahap, yaitu

validitas tes dan validitas item.

a) Validitas Tes. Ada dua macam validitas tes, yaitu validitas logis

dan validitas empiris.

1) Validitas Logis, sesuai dengan penalaran (Arikunto, 2009: 67).

Maksudnya instrumen tes disebut valid secara logis, jika

instrumen tersebut disusun dan dibuat sesuai dengan teori dan

ketentuan TIK dan Aspek Tingkah Laku. Ada dua macam yang

93

Anis Khoerunnisa,2013

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat dicapai suatu instrumen dikatakan logis, yaitu dilihat dari

validitas isi (instrumen disusun berdasarkan isi materi

pelajaran yang di evaluasi) dan validitas konstruk (instrumen

disusun berdasarkan TIK dan aspek tingkah laku). Dalam hal

validitas isi, peneliti mengacu pada buku PAI SMA kelas XI

karya Syukur dan Susanti, PAI SMK kelas XI karya Margiono,

dkk., dan beberapa referensi lain mengenai tata cara

pengurusan jenazah untuk memperkuat materi tersebut

(terlampir dalam RPP), sedangkan mengenai validitas konstruk

dapat dilihat pada tabel 3.8. Kedua validitas tersebut telah

dikonsultasikan kepada dosen pembimbing, guru PAI SMA

Labschool dan dosen pakar. Sehingga instrumen yang telah

dibuat peneliti memenuhi kriteria valid secara logis.

2) Validitas Empiris, maksudnya sebuah instrumen dapat

dikatakan valid secara empiris jika sudah diuji dari

pengalaman, tidak hanya valid logis saja. Validitas empiris pun

terbagi menjadi dua, yaitu validitas „ada sekarang/bandingan‟

(concurrent validity) ialah apabila tes tersebut dalam kurun

waktu yang sama (= jangka pendek) dengan secara tepat telah

mampu menunjukkan adanya hubungan yang searah, antara tes

pertama dengan tes berikutnya (Sudijono, 2009: 177).

Selanjutnya validitas prediksi (predictive validity) maksudnya

suatu kondisi yang menunjukkan seberapa jauh sebuah tes

telah dapat dengan secara tepat menunjukkan kemampuannya

untuk meramalkan apa yang bakal terjadi pada masa

mendatang (Sudijono, 2009: 168). Namun peneliti tidak

melakukan validitas secara empiris untuk mengefisiensikan

waktu.

b) Validitas Item/Butir Soal, yaitu sebuah item/butir soal mempunyai

validitas tinggi jika skor tiap butir sejajar dengan skor total. Untuk

94

Anis Khoerunnisa,2013

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

rpbi =

mengetahui validitas item dapat digunakan rumus berikut

(Arikunto, 2009: 79).

Keterangan :

= koefisien korelasi biserial

Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item

yang dicari validitasnya

Mt = rerata skor total

St = standar deviasi dari skor total

p = proporsi siswa yang menjawab benar

( p = banyaknya siswa yang benar )

Jumlah seluruh siswa

q = proporsi siswa yang menjawab salah ( q = 1 – p )

Dalam menghitung validitas item, peneliti menggunakan bantuan

microsoft excel, hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.4 Validitas Item Soal Bahasan Tata Cara Pengurusan Jenazah

No. Item Nilai Korelasi

Interpretasi Keterangan

1 0,202 Invalid Tidak digunakan

2 0,117 Invalid Tidak digunakan

3 0,172 Invalid Tidak digunakan

4 0,173 Invalid Tidak digunakan

5 -0,014 Invalid Tidak digunakan

6 0,204 Invalid Tidak digunakan

7 -0,204 Invalid Tidak digunakan

8 0,202 Invalid Tidak digunakan

9 0,774 Valid Digunakan

10 0,041 Invalid Tidak digunakan

11 -0,108 Invalid Tidak digunakan

12 0,378 Invalid Tidak digunakan

13 0,314 Invalid Tidak digunakan

14 -0,010 Invalid Tidak digunakan

95

Anis Khoerunnisa,2013

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

15 0,774 Valid Digunakan

16 0,486 Valid Digunakan

17 0,581 Valid Digunakan

18 0,264 Invalid Tidak digunakan

19 -4,759 Invalid Tidak digunakan

20 -9,100 Invalid Tidak digunakan

21 0,283 Invalid Tidak digunakan

22 0,774 Valid Digunakan

23 0,774 Valid Digunakan

24 0,597 Valid Digunakan

25 0,484 Valid Digunakan

26 0,338 Invalid Tidak digunakan

27 -0,197 Invalid Tidak digunakan

28 0,599 Valid Digunakan

29 0,555 Valid Digunakan

30 -0,397 Invalid Tidak digunakan

31 0,652 Valid Digunakan

32 0,508 Valid Digunakan

33 0,774 Valid Digunakan

34 0,774 Valid Digunakan

35 0,774 Valid Digunakan

36 0,011 Invalid Tidak digunakan

37 0,552 Valid Digunakan

38 0,332 Invalid Tidak digunakan

39 0,512 Valid Digunakan

40 0,426 Invalid Tidak digunakan

41 0,842 Valid Digunakan

42 0,774 Valid Diguanakan

43 0,188 Invalid Tidak digunakan

44 0,719 Valid Digunakan

45 -0,038 Invalid Tidak digunakan

46 0,521 Valid Digunakan

47 0,552 Valid Digunakan

48 0,552 Valid Digunakan

49 0,842 Valid Digunakan

50 0,013 Invalid Tidak digunakan

51 0,493 Valid Digunakan

52 0,484 Valid Digunakan

53 0,575 Valid Digunakan

96

Anis Khoerunnisa,2013

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

54 0,547 Valid Digunakan

55 0,575 Valid Digunakan

56 -0,174 Invalid Tidak digunakan

57 -0,157 Invalid Tidak digunakan

58 -0,082 Invalid Tidak digunakan

59 0,127 Invalid Tidak digunakan

60 0,842 Valid Digunakan

Keterangan: Jika rpbi rt , maka Valid; dan jika rpbi rt , maka Invalid.

Maka diketahui (rt = N – 2 = 17 – 2 = 15) dengan taraf signifikansi 5%

= 0,482; 1% = 0,606 (Sudijono, 2009:479).

Dari 60 butir soal pilihan ganda yang telah diujikan kepada 17 siswa,

hasilnya adalah 30 butir soal Valid, yaitu soal nomor 9, 15, 16, 17, 22, 23,

24, 25, 28, 29, 31, 32, 33, 34, 35, 37, 39, 41, 42, 44, 46, 47, 48, 49, 51, 52,

53, 54, 55, dan 60. Dan soal Invalid berjumlah 30, yaitu soal nomor 1, 2, 3,

4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 18, 19, 20, 21, 26, 27, 30, 36, 38, 40, 43, 45,

50, 56, 57, 58, dan 59. Butir soal yang hasilnya valid akan digunakan untuk

soal pretest dan posttest.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan kemampuan memberikan hasil pengukuran

yang relatif tetap (Purwanto, 2010: 196). Suatu tes dikatakan reliabel jika tes

tersebut diujikan berkali-kali hasilnya tetap atau mengikuti perubahan

secara ajeg, maka tes tersebut dapat dipercaya. Instrumen yang baik adalah

instrumen yang dapat dengan tepat/ajeg memberikan data yang sesuai

dengan kenyataan/valid (Arikunto, 2009: 86). Dalam menghitung koefisien

reliabilitas tes, peneliti mengunakan rumus Rulon Model Item Gasal Genap,

yaitu sebagai berikut (Sudijono, 2009: 244).

Keterangan :

= koefisien reliabilitas tes

1 = bilangan konstan

97

Anis Khoerunnisa,2013

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

= varians perbedaan antarskor yang dicapai oleh testee pada

belahan I dengan skor yang dicapai oleh testee pada belahan II

= varian total

Adapun langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam mencari koefisien

reliabilitas tes menurut Sudijono (2009: 244 – 249) adalah sebagai berikut:

a) Mencari (menghitung) d, di mana d = (X – Y)

b) Menjumlahkan d sehingga diperoleh ∑d.

c) Menguadratkan d dan menjumlahkannya, sehingga diperoleh ∑d2.

d) Mencari (menghitung) skor total (=Xt), yaitu skor X ditambah skor Y,

atau Xt = (X + Y), kemudian dijumlahkan sehingga diperoleh ∑Xt.

e) Menguadratkan skor total (=Xt), kemudian dijumlahkan sehingga

diperoleh ∑Xt2, maka hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.5 Perhitungan Mencari r11 dengan Formula Rulon Model Item

Gasal Genap

No Nama Siswa Skor Item Bernomor: d =

(X – Y ) d

2 Xt =

(X + Y)

Xt2

Gasal (X) Genap (Y)

1 A. Karim 6 7 -1 1 13 169

2 A. Latif 6 7 -1 1 13 169

3 Adib 5 4 1 1 9 81

4 Fahmi I. 5 7 -2 4 12 144

5 Hendri 6 7 -1 1 13 169

6 Mario 6 6 0 0 12 144

7 M. Afif 7 8 -1 1 15 225

8 M. Aji 5 6 -1 1 11 121

9 M. Arief 4 6 -2 4 10 100

10 M. Zia 4 5 -1 1 9 81

11 Ryan 3 4 -1 1 7 49

12 Shally 6 6 0 0 12 144

13 Sukma 5 8 -3 9 13 169

14 Willy 6 6 0 0 12 144

15 Yayan 7 6 1 1 13 169

16 Yudhistira 3 5 -2 4 8 64

17 Z 5 8 -3 9 13 169

N = 17 ∑X ∑Y ∑d ∑d

2 ∑Xt ∑Xt

2

89 106 -17 39 195 2311

98

Anis Khoerunnisa,2013

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

f) Mencari (menghitung) jumlah kuadrat perbedaan antarskor item gasal

dengan skor genap (∑Xd2) dengan rumus:

∑ ∑

Jadi:

g) Mencari (menghitung) varian perbedaan antarskor item gasal dengan

skor item genap (Sd2) dengan menggunakan rumus berikut:

Jadi:

h) Mencari (menghitung) jumlah kuadrat total skor item gasal dengan skor

item genap (∑xt2), dengan menggunakan rumus:

∑ ∑

Jadi:

i) Mencari (menghitung) varian total (St2) dengan rumus:

Jadi:

99

Anis Khoerunnisa,2013

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

j) Menghitung koefisien reliabilitas tes dengan rumus:

Jadi:

0,296

0,704

Kemudian memberikan interpretasi terhadap angka koefisien reliabilitas

tes dengan ketentuan:

- Jika r11 sama dengan atau lebih besar daripada 0.70 berarti tes hasil

belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki

reliabilitas yang tinggi (reliable).

- Jika r11 lebih kecil daripada 0.70 berarti tes hasil belajar yang sedang

diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi

(un-reliable)

Jadi, tes yang telah diujikan memiliki reliabilitas yang tinggi karena r11

lebih besar dari 0,70 yaitu 0, 704.

3. Uji Daya Beda dan Tingkat Kesukaran

Daya beda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan

antara siswa yang pandai/berkemampuan tinggi dengan siswa yang

bodoh/berkemampuan rendah (Arikunto, 2009: 211).

Adapun cara menentukan daya pembeda itu ada 2 cara menurut

Arikunto (2009: 212), yakni:

- untuk kelompok kecil (kurang dari 100 orang). Caranya ialah seluruh

kelompok testee dibagi 2 sama besar, 50% kelompok atas dan 50%

kelompok bawah. Seluruh pengikut tes dideretkan mulai dari nilai

teratas sampai terbawah, lalu dibagi dua.

100

Anis Khoerunnisa,2013

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

- untuk kelompok besar (100 orang ke atas). Untuk kelompok besar

biasanya hanya diambil kedua kutubnya saja, yaitu 27% skor teratas

dan 27% skor terbawah

Karena peneliti mendapatkan testee kurang dari 50, maka menggunakan

kelompok kecil, yaitu 17 testee di bagi dua maka, 8 kelompok atas dan 8

kelompok bawah, 1 diabaikan. Rumus untuk menentukan indeks daya beda

adalah sebagai berikut (Arikunto, 2009: 213).

Keterangan:

D = Daya Pembeda

J = Jumlah peserta tes

JA = Banyaknya peserta kelompok atas

JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

BA = Banyak peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

BB = Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar

PA =

= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB =

= Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Tabel 3.6 Kriteria Daya Pembeda Versi I

Indeks Daya Beda Klasifikasi

0,40 ke atas

0,21 – 0,39

0,20 ke bawah

Baik

Kurang Baik

Jelek

(Sumber: Arikunto, 2009: 218)

Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal

tersebut tergolong mudah atau sukar. Soal yang baik adalah soal yang tidak

terlalu mudah dan tidak terlalu sukar (Arikunto, 2009: 207). Bilangan yang

menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran.

D =

-

= PA - PB

101

Anis Khoerunnisa,2013

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rumus untuk menghitung tingkat kesukaran adalah sebagai berikut

(Arikunto, 2009:208).

Keterangan:

P = Indeks Kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Tabel 3.7 Kriteria Tingkat Kesukaran

Indeks Tingkat Kesukaran Klasifikasi

0,29 ke bawah

0,30 – 0,69

0,70 ke atas

Sukar

Sedang

Mudah

(Sumber: Arikunto, 2009: 210)

Untuk menghitung daya beda dan tingkat kesukaran, peneliti menggunakan

bantuan microsoft excel, hasilnya dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 3.8 Analisis Daya Beda dan Tingkat Kesukaran

No.

Soal BA BB

BA

+

BB

BA

-

BB

N

Daya Pembeda (DP) Tingkat Kesukaran (TK)

Indeks

DP

Kualifikasi Angka

TK

Kualifikasi

Baik Kurang

Baik Jelek Sukar Sedang Mudah

1 3 7 10,00 -4,00 17 -0,47 - - 0,59 - -

2 6 7 13,00 -1,00 17 -0,12 - - 0,76 - -

3 5 6 11,00 -1,00 17 -0,12 - - 0,65 - -

4 5 5 10,00 0,00 17 0,00 - - 0,59 - -

5 7 6 13,00 1,00 17 0,12 - - 0,76 - -

6 2 3 5,00 -1,00 17 -0,12 - - 0,29 - -

7 7 7 14,00 0,00 17 0,00 - - 0,82 - -

8 5 5 10,00 0,00 17 0,00 - - 0,59 - -

9 8 8 16,00 0,00 17 0,00 - - 0,94 - -

10 7 7 14,00 0,00 17 0,00 - - 0,82 - -

11 6 7 13,00 -1,00 17 -0,12 - - 0,76 - -

12 8 7 15,00 1,00 17 0,12 - - 0,88 - -

13 4 1 5,00 3,00 17 0,35 - - 0,29 - -

14 5 3 8,00 2,00 17 0,24 - - 0,47 - -

15 8 8 16,00 0,00 17 0,00 - - 0,94 - -

P =

102

Anis Khoerunnisa,2013

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

16 7 8 15,00 -1,00 17 -0,12 - - 0,88 - -

17 7 3 10,00 4,00 17 0,47 - - 0,59 - -

18 6 7 13,00 -1,00 17 -0,12 - - 0,76 - -

19 4 4 8,00 0,00 17 0,00 - - 0,47 - -

20 7 6 13,00 1,00 17 0,12 - - 0,76 - -

21 4 4 8,00 0,00 17 0,00 - - 0,47 - -

22 8 8 16,00 0,00 17 0,00 - - 0,94 - -

23 8 8 16,00 0,00 17 0,00 - - 0,94 - -

24 8 7 15,00 1,00 17 0,12 - - 0,88 - -

25 8 5 13,00 3,00 17 0,35 - - 0,76 - -

26 5 1 6,00 4,00 17 0,47 - - 0,35 - -

27 2 1 3,00 1,00 17 0,12 - - 0,18 - -

28 7 5 12,00 2,00 17 0,24 - - 0,71 - -

29 6 1 7,00 5,00 17 0,59 - - 0,41 - -

30 1 0 1,00 1,00 17 0,12 - - 0,06 - -

31 8 3 11,00 5,00 17 0,59 - - 0,65 - -

32 7 8 15,00 -1,00 17 -0,12 - - 0,88 - -

33 8 8 16,00 0,00 17 0,00 - - 0,94 - -

34 8 8 16,00 0,00 17 0,00 - - 0,94 - -

35 8 8 16,00 0,00 17 0,00 - - 0,94 - -

36 7 5 12,00 2,00 17 0,24 - - 0,71 - -

37 7 5 12,00 2,00 17 0,24 - - 0,71 - -

38 6 7 13,00 -1,00 17 -0,12 - - 0,76 - -

39 5 2 7,00 3,00 17 0,35 - - 0,41 - -

40 7 5 12,00 2,00 17 0,24 - - 0,71 - -

41 8 7 15,00 1,00 17 0,12 - - 0,88 - -

42 8 8 16,00 0,00 17 0,00 - - 0,94 - -

43 3 2 5,00 1,00 17 0,12 - - 0,29 - -

44 8 6 14,00 2,00 17 0,24 - - 0,82 - -

45 6 4 10,00 2,00 17 0,24 - - 0,59 - -

46 6 3 9,00 3,00 17 0,35 - - 0,53 - -

47 7 5 12,00 2,00 17 0,24 - - 0,71 - -

48 7 3 10,00 4,00 17 0,47 - - 0,59 - -

49 8 7 15,00 1,00 17 0,12 - - 0,88 - -

50 8 7 15,00 1,00 17 0,12 - - 0,88 - -

51 8 6 14,00 2,00 17 0,24 - - 0,82 - -

52 8 5 13,00 3,00 17 0,35 - - 0,76 - -

53 8 7 15,00 1,00 17 0,12 - - 0,88 - -

54 7 4 11,00 3,00 17 0,35 - - 0,65 - -

55 8 7 15,00 1,00 17 0,12 - - 0,88 - -

56 3 1 4,00 2,00 17 0,24 - - 0,24 - -

57 3 2 5,00 1,00 17 0,12 - - 0,29 - -

58 3 2 5,00 1,00 17 0,12 - - 0,29 - -

59 6 5 11,00 1,00 17 0,12 - - 0,65 - -

60 8 7 15,00 1,00 17 0,12 - - 0,88 - -

Berdasarkan tabel 3.13 terlihat bahwa dari 60 butir soal pilihan ganda yang

diujicobakan terdapat daya pembeda dalam kualifikasi baik berjumlah 5 butir,

103

Anis Khoerunnisa,2013

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yaitu nomor 17, 26, 29, 31, dan 48; sedangkan dalam kualifikasi kurang baik

berjumlah 16 butir yaitu nomor 13, 14, 25, 28, 36, 37, 39, 40, 44, 45, 46, 47,51,

52, 54, dan 56; serta dalam kualifikasi jelek berjumlah 39 butir, yaitu nomor 1, 2,

3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 27, 30, 32, 33, 34,

35, 38, 41, 42, 43, 49, 50, 53, 55, 57, 58, 59, dan 60. Hal ini sesuai kriteria pada

tabel 3.11. Sedangkan pada tingkat kesukaran dari 60 butir soal terdapat 8 butir

pada kualifikasi sukar, yaitu nomor 6, 13, 27, 30, 43, 56, 57, dan 58; sedangkan

pada kualisifikasi sedang terdapat 17 butir, yaitu nomor 1, 3, 4, 8, 14, 17, 19, 21,

26, 29, 31, 39, 45, 46, 48, 54, dan 59; serta pada kualifikasi mudah terdapat 35

butir, yaitu nomor 2, 5, 7, 9, 10, 11, 12, 15, 16, 18, 20, 22, 23, 24, 25, 28, 32, 33,

34, 35, 36, 37, 38, 40, 41, 42, 44, 47, 49, 50, 51, 52, 53, 55, dan 60. Hal ini pun

sesuai kriteria pada tabel 3.12.

Idealnya sebuah soal tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar, pun daya

bedanya sesuai kriteria, namun membuat soal merupakan pekerjaan yang tidak

mudah, sehingga butir soal yang sudah valid namun tingkat kesukaran dan daya

beda masih belum memenuhi kriteria, maka butir soal tersebut tidak dibuang,

hanya perlu diperbaiki. Kemungkinan kekurangannya hanya terletak pada

rumusan kalimatnya sehingga hanya perlu ditulis kembali, dengan perubahan

seperlunya (Arikunto, 2009: 220).

j. Menata dan memperbaiki kembali instrumen soal yang masih perlu

dihaluskan untuk dijadikan instrumen final, sehingga peneliti mendapati 30

soal instrumen tes pilihan ganda.

2. Instrumen Lembar Observasi/Pengamatan

Instrumen lembar observasi ini bertujuan untuk mengamati kemampuan

siswa dalam mempraktekkan tata cara pengurusan jenazah, tidak lain merupakan

aspek psikomotor, sebelum dan sesudah dilakukan treatment. Langkah-langkah

yang ditempuh dalam penyusunan instrumen lembar observasi adalah sebagai

berikut:

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran

PAI SMA kelas XI Standar Kompetensi tentang memahami ketentuan

104

Anis Khoerunnisa,2013

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hukum Islām tentang pengurusan jenazah. RPP terlampir di lembar

lampiran B.

b. Membuat kisi-kisi soal berdasarkan KTSP mata pelajaran PAI materi

SMA kelas XI tentang materi tata cara pengurusan jenazah.

c. Menyusun 52 draft lembar pengamatan berdasarkan kisi-kisi.

d. Mengkonsultasikan draft lembar pengamatan yang telah dibuat kepada

dosen pembimbing 1 dan dosen pembimbing 2, kemudian melakukan

revisi berdasarkan saran yang diberikan dosen pembimbing 1 dan

pembimbing 2.

e. Meminta penilaian kepada pakar yang berkompeten dalam bidang

instrumen untuk menguji validitas isi dan validitas konstruk, yakni

kepada

1) Dr. Munawar Rahmat, M. Pd.

2) Dr. Abas Asyafah, M. Pd.

3) Dr. Aam Abdussalam, M. Pd.

f. Melakukan perbaikan instrumen lembar pengamatan atas saran-saran

dosen pakar, sehingga peneliti mendapati 57 draft instrumen lembar

pengamatan. Draft lembar pengamatan dapat dilihat pada lampiran C.

Secara keseluruhan instrumen tes dan lembar pengamatan dapat dilihat pada

lampiran C. Instrumen lembar pengamatan ini tidak dilakukan uji coba

dikarenakan waktu yang diberikan oleh pihak sekolah tidak banyak sehingga tidak

memungkinkan peneliti untuk menguji draft tersebut kepada satu per satu siswa.

Maka langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data dengan memberikan tes

sesuai dengan desain penelitian yang telah dibuat oleh peneliti.

G. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2012: 137) pengumpulan data dapat dilakukan dalam

berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara melalui interview

(wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan

ketiganya. Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk

105

Anis Khoerunnisa,2013

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mencapai tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti

adalah sebagai berikut.

1. Tes Tulis Pilihan Ganda

Tes tulis yang digunakan peneliti adalah berupa tes objektif pilihan

ganda, hal ini bertujuan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa

mengenai tata cara pengurusan jenazah pada saat sebelum (pretest) dan

sesudah (posttest) dilakukan treatment.

2. Lembar Observasi

Lembar observasi yang digunakan peneliti berupa lembar cecklist, hal

ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman teori siswa dengan cara

mengukur kemampuan aplikasi (praktik) siswa mengenai tata cara

pengurusan jenazah pada saat sebelum (pretest) dan sesudah (posttest)

dilakukan treatment. Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data,

peneliti menggunakan non participant observation (observasi tidak berperan

serta). Non participant observation adalah peneliti tidak terlibat dan hanya

sebagai pengamat independen. Sedangkan segi instrumentasi yang

digunakan peneliti adalah observasi terstruktur. Menurut Sugiyono (2012:

146) observasi terstruktur adalah “observasi yang telah dirancang secara

sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan di mana tempatnya”.

Dengan mengetahui tingkat kemampuan siswa terhadap materi

pembelajaran maka dapat dijadikan acuan oleh peneliti untuk membuat

kesimpulan dan rekomendasi.

3. Studi Pustaka

Hal ini bertujuan untuk melengkapi dan memperkuat materi penelitian

melalui referensi-referensi buku, dokumen, dan ataupun bacaan lainnya

yang relevan mengenai media audio visual, Pendidikan Agama Islām,

hukum dan tata cara pengurusan jenazah, dan analisis data.

106

Anis Khoerunnisa,2013

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H. Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan sudah

jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis

yang telah dirumuskan dalam proposal (Sugiyono, 2012: 243). Teknik analisis

data yang digunakan adalah sebagai berikut.

1. Analisis Data Deskriptif

Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis

data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2012: 147). Atau analisis

deskriptif ini adalah menjelaskan data yang telah diolah berupa tabel, grafik,

diagram lingkaran, pictogram, dan angka-angka lainnya. Analisis data yang

digunakan yaitu penilaian kemampuan tes tulis dan praktik tata cara

pengurusan jenazah serta data gain.

a. Penilaian Kemampuan Tes Tulis

Setelah hasil intrumen diketahui valid dan reliabel, intrumen tersebut

digunakan untuk pretest dan posttest untuk kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Penskoran yang dilakukan pada teori pengurusan jenazah melalui

tes tulis pilihan ganda dengan cara hitung; jika benar mendapat skor satu (1)

dan jika salah mendapatkan skor nol (0). Untuk mendapatkan nilai tes tulis

tiap siswa diperoleh dari skor benar dibagi skor ideal dikali 100.

Setelah data terkumpul dan telah diolah dan digambarkan oleh

diagram/tabel maka akan dijelaskan kembali dengan uraian-uraian yang

menjelaskan gambar tesebut sesuai interpretasi menurut Arikunto

(2012:281) dengan menggunakan skala 100, kategorisasinya dapat dilihat

pada tabel berikut.

107

Anis Khoerunnisa,2013

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.9 Pedoman Kategorisasi Nilai Pemahaman Teori Pengurusan Jenazah

Angka 100 Keterangan

80 – 100 Baik Sekali

66 – 79 Baik

56 – 65 Cukup

40 – 55 Kurang

30 – 39 Gagal

b. Penilaian Lembar Observasi/Pengamatan

Lembar pengamatan digunakan ketika siswa mempraktikkan tata cara

pengurusan jenazah, kemudian peneliti mengisi lembar tersebut dengan

tanda cecklist, dengan kriteria “sesuai” jika melakukan dengan sesuai dan

“tidak sesuai” jika melakukan tidak sesuai. Kriteria “sesuai” mendapatkan

skor dua (2) dan jika “tidak sesuai” mendapatkan skor satu (1). Kategori

yang digunakan peneliti yaitu rendah, sedang, dan tinggi sesuai rumus

kategorisasi jenjang menurut Azwar (2003: 109). Langkah-langkahnya

sebagai berikut.

1) Menentukan skor minimum berdasarkan bobot terendah = 57 (jumlah

pointer) x 1 (bobot terendah) = 57

2) Menentukan skor maksimum berdasarkan bobot tertinggi = 57 (jumlah

pointer) x 2 (bobot tertinggi) = 114

3) Mencari luas jarak sebaran 114 – 57 = 57

4) Menentukan standar deviasi () = 57/6 = 9,5 = 10 (pembulatan)

5) Mean teoritis () = 57 x 1,5 = 85,5 = 86 (pembulatan)

Setelah data skor siswa diperoleh, maka langkah selanjutnya yaitu

menginterpretasikan data skor tersebut sesuai kategorisasi berikut.

108

Anis Khoerunnisa,2013

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

=

⟨ ⟩

Tabel 3.10 Interpretasi Data Skor Praktik Jenazah

Rumus Rumus Kategorisasi Interpretasi

X < ( - 1) X < (85,5 – 10) X < 75,5 Rendah

( - 1) < X < ( + 1) (85,5 - 10) < X < (85,5 + 10) 75,5 < X < 90,5 Sedang

( + 1) < X (85,5 + 10) < X 95,5 < X Tinggi

Interpretasi di atas dapat diilustrasikan sebagai berikut.

75,5 90,5

Rendah Sedang Tinggi

Untuk mengubah skor menjadi nilai diperoleh dari skor benar dibagi

skor ideal dikali 100, maka didapat hasil nilai pada praktik jenazah setiap

siswa.

c. Data Skor Gain Ternormalisasi

Setelah instrumen yang telah diketahui validitas dan reliabilitasnya,

kemudian diujikan kepada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada

saat pretest dan posttest. Hasil pretest dan posttest tersebut kemudian

ditentukan besarnya gain ternormalisasi dengan perhitungan menurut Hake

(1999: 1), yaitu sebagai berikut.

Keterangan:

<g> = gain skor ternormalisasi

Sf = skor rerata posttest

Si = skor rerata pretest

Sm = skor maksimum

109

Anis Khoerunnisa,2013

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peningkatan pemahaman siswa setelah pembelajaran dengan

penggunaan media audio visual dalam pembelajaran Pendidikan Agama

Islām dicari dengan menghitung rata-rata gain yang dinormalisasi

berdasarkan kategorisasi dengan interpretasi menurut Hake (1999:1).

Tabel 3.11 Interpretasi Nilai Gain yang Dinormalisasi

Nilai <g> Klasifikasi

(⟨ ⟩ Tinggi

⟨ ⟩ Sedang

(⟨ ⟩ Rendah

Setelah nilai rata-rata gain yang dinormalisasi untuk kedua

kelompok diperoleh, maka selanjutnya dapat dibandingkan untuk

melihat efektivitas penggunaan media audio visual dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islām. Jika hasil rata-rata gain yang dinormalisasi

dari suatu pembelajaran lebih tinggi dari hasil rata-rata gain yang

dinormalisasi dari pembelajaran lainnya, maka dikatakan bahwa

pembelajaran dengan menggunakan media tersebut lebih efektif dalam

meningkatkan suatu kompetensi dibandingkan pembelajaran dengan

menggunakan media lain.

2. Analisis Statistik

Analisis statistik adalah analisis yang bersifat kuantitatif, artinya dalam

menganalisis hasil data penelitian menggunakan rumus-rumus tertentu dan

disajikan dalam bentuk angka-angka dan dijelaskan dengan uraian-uraian.

Setelah semua data terkumpul, maka proses selanjutnya adalah mengolah

data, baik data pretest, data posttest dan perolehan gain yang dinormalisasi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas sampel atau menguji normal tidaknya sampel, tidak

lain adalah mengadakan pengujian terhadap normal tidaknya sebaran

data yang akan dianalisis (Arikunto, 2009: 301). Hal ini berkaitan

dengan sampel yang diambil. Melalui uji normalitas peneliti bisa

110

Anis Khoerunnisa,2013

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengetahui apakah sampel yang diambil mewakili populasi ataukah

tidak. Jika data tidak cukup menyebar maka tidak dibenarkan

menggunakan statistik parametrik seperti rumus korelasi product

moment, uji-t, uji F, regresi, dan sebagainya. Namun peneliti harus

menggunakan rumus Chi-Kuadrat, Mann-Whitney atau Wilcoxon test,

Kendall’s tau, dan sebagainya (Arikunto, 2009: 299). Uji normalitas

dilakukan dengan menggunakan teknik Chi Square/Chi Kuadrat.

Langkah-langkah yang dilakukan menurut Riduwan (2012: 160)

adalah sebagai berikut.

1) Menentukan skor besar dan kecil.

2) Menentukan Rentangan (R); R = Skor terbesar – Skor terkecil

3) Menentukan Banyaknya Kelas (BK).

(Rumus Sturgess)

n = jumlah siswa

4) Menentukan panjang kelas (i) dengan rumus:

R = Rentang (skor terbesar – skor terkecil)

BK = Banyak Kelas

5) Menentukan rata-rata ( )

6) Menentukan simpangan baku (S)

√ ∑

= nilai rata-rata gain

= nilai gain yang diperoleh siswa

n = jumlah siswa

S = standar deviasi

7) Menentukan nilai baku z-score dengan menggunakan persamaan :

111

Anis Khoerunnisa,2013

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bk = batas kelas

8) Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan angka-

angka 0 – Z, yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua,

angka baris kedua dikurangi baris ketiga, dan begitu seterusnya.

Kecuali untuk angka yang berbeda pada baris paling tengah

ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.

9) Mencari frekuensi harapan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap

interval dengan jumlah responden.

10) Mencari harga Chi-Kuadrat 2( ) dengan menggunakan persamaan:

= chi kuadrat hasil perhitungan

Oi = frekuensi observasi

Ei = frekuensi yang diharapkan

11) Membandingkan harga dengan

Kaidah keputusan :

Jika

, maka distribusi data normal, sedangkan

Jika

, maka distribusi data tidak normal

Untuk proses uji normalitas, peneliti menggunakan bantuan

program SPSS 21. Menurut Sunyoto (2010: 104) langkah-langkahnya

sebagai berikut.

1) Buka file yang berisi variabel bebas dan variabel terikat

2) Klik analyze, pilih nonparametric tests

3) Klik legacy dialogs

4) Klik chi-square

5) Kemudian masukan data variabel (bebas atau terikat, hanya satu

variabel dulu diolah)

6) Tekan continue, kemudian OK

112

Anis Khoerunnisa,2013

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Fhitung = Varians terbesar

Varians terkecil

7) Muncul output SPSS (telah mengalami penyesuaian karena peneliti

menggunakan rumus kai kuadrat/chi square)

Setelah dilakukan uji normalitas, jika diketahui datanya

berdistribusi normal maka digunakan uji statistik parametrik. Untuk

menggunakan uji statistik parametrik, memerlukan satu uji lagi yaitu uji

homogenitas. Namun jika diketahui datanya berdistribusi tidak normal

maka digunakan uji statistik non parametrik, dalam penelitian ini akan

menggunakan uji wilcoxon.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan jika peneliti ingin menjeneralisasikan

hasil penelitiannya pada populasi yang lebih luas, dengan syarat

kelompok-kelompok yang menjadi sampel berasal dari populasi yang

sama. Kesamaan asal sampel dibuktikan dengan adanya kesamaan

variansi kelompok-kelompok yang membentuk sampel tersebut. Jika

ternyata tidak terdapat perbedaan variansi di antara kelompok sampel,

dan ini mengandung aerti bahwa kelompok-kelompok tersebut

homogen, maka dapat dikatakan bahwa kelompok-kelompok sampel

tersebut berasal dari populasi yang sama (Arikunto, 2009: 318).

Setelah dilakukan uji normalitas dan data menunjukan distribusi

normal, maka pengolahan data dilanjutkan pada uji homogenitas.

Tingkat homogenitas dapat ditentukan menggunakan distribusi F. Nilai

F hitung ditentukan dengan menggunakan rumus (Riduwan, 2012:158).

Kemudian nilai Fhitung dibandingkan dengan nilai Ftabel dengan

derajat kebebasan (db) = n – 1. Dengan kriteria pengujian:

Jika Fhitung FTabel, maka kedua variansi homogen

Jika Fhitung FTabel, maka kedua variansi tidak homogen

113

Anis Khoerunnisa,2013

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

t =

(

)

Untuk menghitung uji homogenitas, peneliti menggunakan bantuan

program SPSS versi 21.

c. Uji Hipotesis

1. Uji – t

Setelah diketahui data yang diperoleh normal dan homogen, maka

pengolahan data dilanjutkan dengan pengujian hipotesis, bertujuan

untuk mengetahui signifikan atau tidaknya hubungan dua variabel. Uji

statistik untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji – t. Rumus

yang digunakan adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2012: 197)

Keterangan :

= nilai rerata kelas eksperimen

= nilai rerata kelas kontrol

= varians kelompok eksperimen

= varians kelas kontrol

= jumlah siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

Setelah nilai thitung diperoleh, kemudian dibandingkan dengan ttabel.

Taraf signifikansi yang dipakai adalah 0,05. Maka berlaku ketentuan:

Jika thitung > ttabel, maka H1 diterima dan H0 ditolak.

Jika thitung < ttabel, maka H1 ditolak dan H0 diterima (Sugiyono, 2012:

199).

Dalam penghitungan uji-t ini, peneliti menggunakan bantuan

program SPSS versi 21.

114

Anis Khoerunnisa,2013

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Uji Wilcoxon

Jika dalam uji normalitas menghasilkan data distribusi yang tidak

normal, maka pengolahan data dilakukan dengan statistik non

parametrik. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Uji Wolcoxon.

Uji wilcoxon bertujuan untuk menentukan apakah ada perbedaan nyata

antara data pasangan yang diambil dari sampel. Uji statistiknya adalah

T0 = nilai terkecil dari nilai absolut hasil penjumlahan tanda jenjang.

Prosedur uji statistik menurut Hasan (2004:122-123) adalah sebagai

berikut.

a) Menentukan formulasi hipotesisnya

H0 : media tidak memiliki pengaruh terhadap peningkatan

pemahaman siswa

H1 : media memiliki pengaruh terhadap peningkatan pemahaman

siswa

b) Menetukan taraf nyata () menggunakan 5% = 0,05 dengan T

tabel. Pengujian dapat berbentuk satu sisi atau dua sisi

c) Menentukan kriteria pengujian

H0 diterima jika T0 T

H0 ditolak jika T0 < T

d) Menentukan nilai uji statistik (nilai T0). Dalam hal ini

menggunakan uji Z untuk sampel besar (n 25).

Z =

E (T) =

T =

Tahap-tahapnya sebagai berikut:

1) Menentukan tanda beda dan besarnya tanda beda antara

pasangan data

2) Mengurutkan bedanya tanpa memperhatikan tanda atau jenjang

(a) Angka 1 untuk beda terkecil, dan seterusnya

115

Anis Khoerunnisa,2013

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLĀM (PAI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MATERI AJAR PENGURUSAN JENAZAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(b) Jika terdapat beda yang sama, diambil rata-ratanya

(c) Beda nol tidak diperhatikan

3) Memisahkan tanda beda positif dan negatif atau tanda jenjang

4) Menjumlahkan semua angka positif dan angka negatif

5) Nilai terkecil dari nilai absolut hasil penjumlahan merupakan

nilai T0

e) Membuat kesimpulan bahwa H0 diterima atau ditolak

Untuk menghitung uji wilcoxon ini, peneliti menggunakan bantuan

program SPSS versi 21. Alur pengolahan data untuk membuktikan

hipotesis mengenai peningkatan pemahaman siswa mengenai tata cara

pengurusan jenazah dengan menggunakan media audio visual

ditunjukkan bagan di bawah ini.

DATA

UJI NORMALITAS

PENGUJIAN HIPOTESIS

DENGAN UJI WILCOXON

UJI HOMOGENITAS

PENGUJIAN HIPOTESIS

DENGAN UJI -t

KESIMPULAN

Ya

Tidak

Bagan 3.1 Alur Uji Statistik