BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel...
-
Upload
hoangquynh -
Category
Documents
-
view
222 -
download
0
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel...
39
Adila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Kelurahan Cigugur Tengah, Kecamatan
Cimahi Tengah, Kota Cimahi yang ditujukan pada peserta didik yang mengikuti
kursus bahasa inggris di lembaga PQEC Institute. Penelitian ini menjelaskan tentang
efektivitas metode pembelajaran CLT dalam meningkatkan kemampuan komunikasi
berbahasa inggris peserta didik di PQEC Institute.
2. Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2013, hlm. 117) bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2013, hlm. 115)
menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang
ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi
atau studi sensus.
Dalam penelitian ini populasi adalah peserta kursus tingkat mahir yaitu first
elementary, second elementary dan intermediate di PQEC Institute jalan raya cimindi
no.263. A Kelurahan Cigugur Tengah, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi.
Peserta didik tingkat mahir di Kursus PQEC Institute first elementary
sebanyak 23, second elementary sebanyak 19 orang, dan intermediate sebanyak 15
orang. Jumlah populasi yaitu 57 orang peserta kursus tingkat mahir.
40
Adila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
41
Adila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Sampel
Sampel menurut Sugiyono (2013, hlm. 118) adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam penelitian ini, peneliti tidak
mengambil seluruh populasi untuk dijadikan sampel akan tetapi mengambil sebagian
dari populasi untuk dijadikan sampel. Sedangkan menurut Arikunto (2013, hlm. 117)
mengatakan“Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang
diteliti)”.
Memerlukan teknik sampling atau metode tertentu, dalam penarikan
sampel.Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya
sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan suumber data sebenarnya, dengan
memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang
representatif.
Peneliti menentukan teknik sampling yaitu menggunakan proportionate
random sampling. Proportionate random sampling ialah pengambilan sampel dari
anggota populasi yang mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata
secara proporsional.
a. Sampel Peserta Didik
Pengambilan sampel peserta didik yang dilakukan dengan menggunakan
teknik proportionate random sampling. Penentuan jumlah sampel lulusan dilakukan
dengan perhitungan dari Bungin (2010, hlm. 105) sebagai berikut :
Dimana n = jumlah sampel
N = Jumlah Populasi
d2 = Presisi yang ditetapkan
Sumber: Bungin (2010, hlm. 105)
42
Adila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil dari perhitungan :
Dari perhitungan diatas, menghasilkan bahwa ukuran sampel minimal dalam
penelitian adalah dibulatkan menjadi 50. Maka peneliti pun akan mengambil
sampel minimal sebanyak 50 peserta didik.
Jumlah sampel minimal dalam penelitian ini adalah 50 peserta didik. Adapun
rumus untuk menentukan ukuran sampel pada masing-masing angkatan adalah
sebagai berikut :
Sumber: Bungin (2010, hlm. 106)
Keterangan :
N = ukuran sampel
Ni = ukuran populasi stratum ke 1
N = ukuran sampel keseluruhan
ni = ukuran sampel
Penarikan sampel siswa secara proporsional dilihat sebagai berikut :
n peserta E1 = 23 / 57 x 50 = 20,17 dibulatkan menjadi 20
n peserta E2 = 19 / 57 x 50 = 16,66 dibulatkan menjadi 17
n peserta I = 15 / 57 x 50 = 13,15 dibulatkan menjadi 13
Sehingga pengambilan sampel responden dari masing-masing tingkatan dirincikan
dalam tabel berikut ini:
43
Adila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1
Jumlah Sampel Peserta Didik Tahun 2014
Tingkat Jumlah Peserta Jumlah Sampel
First elementary 23 20
Second elementary 19 17
Intermediate 15 13
Jumlah 57 50
Sumber: Catatan Lembaga Kursus PQEC Institute, 2014
B. Desain Penelitian
Desain penelitian menurut Umar (2004, hlm. 6) adalah satu rencana kerja
yang terstruktur dalam hal hubungan-hubungan antar variabel secara komprehensif,
sedemikian rupa agar hasil risetnya dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan riset. Rencana tersebut mencakup hal-hal yang akan dilakukan periset,
mulai dari membuat hipotesis dan implikasinya secara operasional sampai pada
analisis akhir.
Desain merupakan rancangan dalam penelitian yang timbul karena adanya
permasalahan ataupun ganjalan yang merupakan kesenjangan yang dirasakan oleh
peneliti. Penelitian ini menghubungkan antara variabel bebas yaitu metode
pembelajaran CLT dengan variabel terikat yaitu kemampuan komunikasi bahasa
inggris.
44
Adila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Efektivitas Metode Pembelajaran CLT Dalam Meningkatakan
Kemampuan Komunikasi Berbahasa Inggris Peserta Didik
Gambar 3.1
Paradigma Penelitian
Sumber: Diolah Peneliti (2014)
Pada variabel X menjelaskan tentang metode pembelajaran CLT. Sedangkan
pada variabel Y menjelaskan bagaimana meningkatkan kemampuan komunikasi
berbahasa inggris peserta. Sehingga penelitian ini akan mengungkapkan berapa besar
efektivitas metode CLT dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa
inggris peserta di PQEC Institute.
C. Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2013, hlm. 3) bahwa secara umum metode penelitian
merupakan suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan antara penggunaan Metode
Pembelajaran CLT dengan Kemampuan berbahasa inggris peserta didik di Kursus
Variabel (X)
Metode
Pembelajaran CLT :
- Proses
pembelajaran
- Efektivitas
- Persepsi
- Faktor
Variabel (Y)
Kemampuan Komunikasi
Berbahasa Inggris :
45
Adila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PQEC Institute. Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian, maka penulis
menggunakan metode penelitian yang sesuai untuk memudahan pengumpulan data
sesuai dengan ketentuan dalam melakukan kegiatan penelitian.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif. Tujuan penggunaan metode deskriptif adalah untuk
memecahkan masalah atapun menjawab permasalahan yang sedang
dihadapi.Sedangkan tujuan penggunaan pendekatan kantitatif adalah untk mengetahui
besarnya efektivitas metode pembelajaran CLT dalam meningkatkan kemampuan
komunikasi berbahasa inggris peserta. Tahapan yang pertama yaitu pengumpulan
data, yang kedua disusun, yang ketiga dijelaskan, dan yang keempat dianalisa
sehingga dapat peneliti ambil kesimpulan dengan menyebarkan angket atau kuesioner
dan cara penggolahannya melalui perhitungan persentase.
Tahapan-tahapan yang dilakukan dengan pengumpulan, klasifikasi dan
pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk
membuat penggambaran tentang suatu keadaan secara objektif dalam suatu
situasi.Dengan menggunakan metode deskriptif penulis dapat mendeskripsikan hasil
dari penilitian dengan permasalahan yang ada dengan memusatkan pada kondisi yang
faktual dengan sesuai pada saat penelitian dilaksanakan.
D. Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam menggunakan istilah yang ada
dalam judul penelitian ini, maka perlu dijelaskan terlebih dahulu mengenai landasan
konseptual pada penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1. Efektivitas
Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil
atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiah populer
mendefinisikan efetivitas sebagai ketepatan penggunaan, hasil guna atau menunjang
tujuan. Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang
46
Adila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
telah ditentukan di dalam setiap organisasi, kegiatan ataupun program. Disebut efektif
apabila tercapai tujuan ataupun sasaran seperti yang telah ditentukan. Hal ini sesuai
dengan pendapat H. Emerson yang dikutip Soewarno Handayaningrat S. (1994, hlm.
16) yang menyatakan bahwa “Efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.”
2. Metode Pembelajaran CLT
Metode pembelajaran CLT menekankan pada situasi, misalnya dalam situasi
yang bagaimana suatu tuturan diucapkan.Dalam CLT terdapat berbagai kemampuan
berbahasa yang terintegrasi (integrated skills) yang mencakup kemampuan reading,
writing, listening, speaking, vocabulary dan grammar. Jadi melalui CLT ini para
pembelajar bahasa asing diharapkan dapat menguasai atau terampil berbahasa, tidak
hanya menulis tetapi juga berbicara dan tentunya dengan tata bahasa yang benar.
Dalam pembelajaran peserta diajak secara komunikatif, apabila terdapat kesulitan
maka akan dibantu oleh tutor.
CLT merupakan metode yang mampu membawa peserta didik secara tidak
langsung memahami struktur bahasa yang dipelajarinya, karena pembiasaan-
pembiasaan mengekspresikan bahasa. Jadi Communicative Language Teaching
mempunyai tujuan akhir pada communicative competence (kemampuan komunikasi
dengan bahasa) melalui proses pendekatan komunikatif. Peserta dapat
mengaplikasikan metode CLT dalam kebutuhan sehari-hari karena lebih bebas dalam
menyampaikan maksud dalam percakapan, karena dalam berkomunikasi secara lisan,
aturan-aturan tata bahasa diabaikan.
3. Kemampuan Bahasa Inggris
Menurut Mohammda Zain dalam Milman Yusdi
(http://milmanyusdi.blogspot.com/2011/07/pengertian-kemampuan.html?m=1.)
mengartikan bahwa kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kakuatan kita
berusaha dengan diri sendiri. Sedangkan Anggiat M.Sinaga dan Sri Hadiati
(http://milmanyusdi.blogspot.com/2011/07/pengertian-
47
Adila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kemampuan.html?m=1.)mendefenisikan kemampuan sebagai suatu dasar seseorang
yang dengan sendirinya berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan secara efektif atau
sangat berhasil. Peningkatan kemampuan adalah dimana peserta belajar dapat
bercakap-cakap menggunakan bahasa inggris serta dapat menyusun kalimat dengan
benar. Kemampuan disini adalah kemampuan speaking (berbicara)berbahasa inggris,
khususnya dalam berkomunikasi. Mengukur kemampuan bicara didasarkan pada
tersampaikan atau tidaknya pesan atau makna dari penutur kepada pendengar. Cara
mengukur kemampuan berbicara adalah : 1) Pengucapan, seberapa baik siswa dalam
mengucapkan satu kata atau kalimat , 2) Tata bahasa, seberapa baik siswa menjaga
aturan tata bahasa dalam berbicara, 3) kosa kata, seberapa banyak perbendaharaan
kosa kata yang dimiliki dan digunakan siswa dalam berbicara, 4) Kefasihan, seberapa
baik tingkat kefasihan siswa dalam berbicara, dan 5) Pemahaman, seberapa baik
tingkat pemahaman siswa terhadap komunikasi bahasa yang digunakan.
Jadi, yang dimaksud kemampuan komunikasi berbahasa inggris dalam
penelitian ini adalah kemampuan dalam berkomunikasi yang dapat dilihat dari
aktifnya peserta berbicara, struktur grammar yang digunakan, dapat menanggapi
maksud dari percakapan.
E. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2013, hlm. 148), instrumen penelitian adalah suatu alat
yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati secara
spesifik, semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Instrumen penelitian
disusun berdasarkan pada pokok permasalahan yang terdapat dalam kegiatan
penelitian, selanjutnya dikembangkan dalam bentuk pernyataan. Instrumen penelitian
digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Dengan demikian jumlah
instrumen yang akan digunakan untuk penelitian akan tergantung pada jumlah
variabel yang diteliti.
Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau
kuesioner. Menurut Suharsimi Arikunto (2013, hlm. 194)kuesioner adalah sejumlah
48
Adila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Bentuk angket
yang digunaan dalam penelitian ini angket terstruktur yaitu angket yang menyediakan
beberapa kemungkinan jawaban. Alasan peneliti menggunakan angket, karena angket
memiliki beberapa keuntungan, antara lain: (1) Dalam menyebarkan angket tidak
memerlukan hadirnya peneliti (2) Dalam menyebarkan angket dapat dibagikan secara
serentak kepada banyak responden (3) Dalam menyebarkan angket dapat dijawab
oleh responden menurut kecepatannya masing-masing, dan menurut waktu senggang
responden (4) Dalam menyebarkan angket dapat dibuat anonim sehingga responden
bebas jujur dan tidak malu-malu menjawab (5) Dalam menyebarkan angket dapat
dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-
benar sama.
Pada penelitian ini penulis menggunakan jenis kuesioner atau angket check
list. Peserta kursus tinggal membubuhhkan tanda check (√) pada kolom yang telah
disediakan.
Instrumen penelitian digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan
menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap instrumen harus mempunyai
skala. Dalam Sugiyono (2013, hlm. 133), dinyatakan bahwa :
“Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk
menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat
ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data
kuantitatif”
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skala likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang fenomena sosial. Dalam skala likert, maka variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator-indikator tersebut
dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa
pernyataan atau pertanyaan.
49
Adila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk keperluan analisis kuantitatif, skor setiap jawaban pertanyaan maupun
pernyataan pada kuesioner (angket) sebagai berikut :
a. Sangat Setuju, diberi skor 5
b. Setuju, diberi skor 4
c. Ragu-ragu, diberi skor 3
d. Tidak Setuju, diberi skor 2
e. Sangat tidak setuju, diberi skor 1
Adapun uji coba instrumen dilakukan terhadap 20 orang responden yang
mengikuti kursus bahasa inggris di PQEC Institute.
F. Proses Pengembangan Instrumen
1. Pengujian Validitas
Menurut Suharsimi Arikunto (2013, hlm. 211) validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu
instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen
yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
Dalam hal ini perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan reliabel
dengan instrumen yang tidak valid dan tidak reliabel.Instrumen yang valid berarti alat
ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari
variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan
sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel
yang dimaksud.
Untuk memperoleh instrumen yang valid peneliti harus bertindak hati-hati
sejak awal penyusunannya. Dengan mengikuti langkah-langkah penyusunan
instrumen, yakni memecah variabel menjadi sub variabel dan indikator baru
memuaskan butir-butir pertanyaannya, peneliti sudah bertindak hati-hati.
50
Adila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk menguji tingkat validitas sebuah instrumen penelitian digunakan rumus
korelasi pearson product moment yang dikemukakan oleh Karl Pearson dalam
Sugiyono (2013, hlm. 255) sebagai berikut:
n (∑ xy) – (∑x) (∑y)
{|n(∑x2) - (∑x)
2|n(∑y
2) - (∑y)
2}
Sumber: Sugiyono (2013, hlm. 255)
Keterangan:
r = Koefisien validitas item yang dicari
X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item
Y = Skor total
= Jumlah skor dalam distribusi X
= Jumlah skor dalam distribusi Y
= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X
= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y
n = Jumlah responden
Dengan menggunakan taraf signifikan α=0,05 koefisien korelasi yang
diperoleh dari hasil perhitungan dibandingkan dengan nilai dari tabel korelasi nilai r
dengan derajat kebebasan (n-2), dimana n menyatakan jumlah banyaknya responden.
Jika r hitung > r 0,05 dikatakan valid, sebaliknya jika r hitung ≤ r 0,05.tidak
valid. Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks
korelasinya.
Antara 0,800 – 1,000 : sangat tinggi
Antara 0,600 – 0,799 : tinggi
Antara 0,400 – 0,599 : cukup tinggi
X
Y
2X
2Y
rxy
=
51
Adila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Antara 0,200 – 0,399 : rendah
Antara 0,000 – 0,199 : sangat rendah (tidak valid)
(Riduwan, 2009, hlm. 98)
Tabel 3.2
Uji Validitas Kuesioner Penelitian
No. r hitung r tabel Keterangan
1 0.620974 0,4438 Valid
2 0.46043 0,4438 Valid
3 0.665595 0,4438 Valid
4 0.561788 0,4438 Valid
5 0.633117 0,4438 Valid
6 0.655605 0,4438 Valid
7 0.510831 0,4438 Valid
8 0.571304 0,4438 Valid
9 0.588389 0,4438 Valid
10 0.554069 0,4438 Valid
11 0.615658 0,4438 Valid
12 0.533578 0,4438 Valid
13 0.528172 0,4438 Valid
14 0.489071 0,4438 Valid
15 0.539921 0,4438 Valid
16 0.556073 0,4438 Valid
17 0.471456 0,4438 Valid
18 0.601185 0,4438 Valid
19 0.477945 0,4438 Valid
20 0.485493 0,4438 Valid
21 0.620473 0,4438 Valid
22 0.473719 0,4438 Valid
23 0.657759 0,4438 Valid
24 0.485869 0,4438 Valid
25 0.631567 0,4438 Valid
26 0.505466 0,4438 Valid
27 0.464103 0,4438 Valid
28 0.544188 0,4438 Valid
29 0.556066 0,4438 Valid
30 0.478952 0,4438 Valid
31 0.465606 0,4438 Valid
32 0.465233 0,4438 Valid
52
Adila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
33 0.588513 0,4438 Valid
34 0.462079 0,4438 Valid
35 0.472046 0,4438 Valid
36 0.489252 0,4438 Valid
37 0.580306 0,4438 Valid
38 0.519164 0,4438 Valid
39 0.534391 0,4438 Valid
40 0.591922 0,4438 Valid
41 0.628423 0,4438 Valid
42 0.552711 0,4438 Valid
43 0.669878 0,4438 Valid
44 0.763424 0,4438 Valid
45 0.797632 0,4438 Valid
46 0.451862 0,4438 Valid
47 0.491635 0,4438 Valid
48 0.511329 0,4438 Valid
49 0.56521 0,4438 Valid
50 0.663643 0,4438 Valid
51 0.591753 0,4438 Valid
52 0.681024 0,4438 Valid
53 0.649051 0,4438 Valid
54 0.484195 0,4438 Valid
Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan program SPSS 18.0 for windows
(2014)
Dari hasil perhitungan validitas variabel metode pembelajaran CLT, diketahui
nilai rtabel dengan tingkat kesalahan 5% dan dk = 20 – 2 = 18 diperoleh rtabel sebesar
0,443. Maka hasil perhitungan dari 60 item yang dinyatakan valid sebanyak 54 item
dan item yang dinyatakan tidak valid ada 6 item, kemudian item yang tidak valid
tersebut dibuang sehingga pada variabel metode pembelajaran CLT didapatkan 54
item pertanyaan.
2. Pengujian Reliabilitas
Menurut Suharsimi Arikunto (2013, hlm. 221) reliabilitas menunjuk pada satu
pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai
alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
53
Adila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Sugiyono (2013, hlm. 121) instrumen yang reliabel adalah instrumen
yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama.
Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden
untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya,
yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.
Pengujian reliabilitas kuesioner penelitian dilakukan dengan rumus Alpha.
Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1
dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian. (Arikunto, 2013, hlm. 225) Pengujian
reliabilitas instrumen dilakukan dengan internal consistency dengan teknik belah dua
(split half) yang dianalisis dengan rumus Spearmen Brown, yaitu:
b
b
ir
rr
1
2
Sumber: Sugiyono, 2013, hlm. 185
Keterangan:
ir = Reliabilitas seluruh instrumen
rb = Korelasi Product Moment antara belahan pertama dan kedua
Pengujian reliabilitas tersebut menurut Sugiyono (2013, hlm. 190)
diilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Butir-butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
instrumen ganjil dan instrumen genap.
2. Skor data dari tiap kelompok disusun sendiri dan kemudian skor total antara
kelompok ganjil dan genap dicari korelasinya.
Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jikakoefisian internal seluruh item (ri)rtabel dengan tingkat signifikasi 5%
maka item pertanyaan dikatakan reliabel.
54
Adila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Jika koefisian internal seluruh item (ri)<rtabel dengan tingkat signifikasi 5%
maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.
Untuk menentukan tinggi rendahnya koefisien korelasi, hasil perhitungan
reliabilitas dilakukan melalui perhitungan hasil uji reliabilitas dengan :
Tabel 3.3
Nilai Koefisien Reliabilitas
Interval
Koefisien
Tingkat Reliabilitas
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2013, hlm. 257)
Tabel 3.4
Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
No. Interval Soal r hitung r tabel Keterangan
1 Interval Soal 1-27 0.876429 0,4438 Reliabel
2 Interval Soal 28-54 0.934146 0,4438 Reliabel
Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan program SPSS 18.0 for
windows (2014)
55
Adila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan perhitungan reliabilitas yang dilakukan dengan bantuan program
SPSS 18.0 for windows, diperoleh hasil pengujian bahwa rhitung> rtabel, sehingga dapat
dinyatakan bahwa instrumen yang digunakan sebagai alat pengumpul data reliabel.
G. Teknik Pengumpulan data
Teknik Pengumpulan data yang sesuai dengan tujuan permasalahan pada
penelitian ini yaitu menggunakan teknik pengumpulan data dengan observasi,
wawancara, angket dan studi dokumentasi.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penyusun dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi menurut Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2013, hlm.
203)merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-
proses pengamatan dan ingatan.Teknik pengumpulan data dengan observasi
digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-
gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
2. Wawancara
Wawancara menurut Sugiyono (2013, hlm. 194), digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahulan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya
sedikit/kecil.
3. Angket
Menurut Sugiyono (2013, hlm. 199), angket merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
56
Adila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik yang
pengumpulam data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan
diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.
4. Studi Dokumentasi
Merupakan teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan
penelaahan terhadap dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah penelitian,
untuk memperoleh informasi yang sesuai.
H. Pengolahan dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data
Kegiatan yang penting dalam suatu penelitian adalah mengolah data. Mengolah
data ini bertujuan untuk mengambil kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan
yang diteliti berdasar pada data yang terkumpul. Langkah pengolahan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Menentukan jumlah skor kriterium (SK) dengan rumus :
SK = ST x JB x JR
Keterangan :
SK = skor kriterium
ST = skor tertinggi
JB = jumlah bulir
JR = jumlah responden
b. Membandingkan jumlah skor hasil kuesioner dengan jumlah skor kriterium,
untuk mencari jumlah skor hasil kuesioner dengan rumus :
xi = x1+ x2+ x3 + …. + xn
Keterangan :
xi =jumlah skor hasil kuesioner variabel X
x1- xn =jumlah skor kuesioner masing-masing reponden
57
Adila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Membuat daerah kategori kontinum menjadi lima tingkatan, contohnya sangat
tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut :
Menentukan kontinum tertinggi dan terendah.
Tinggi : SK = ST x JB x JR
Rendah:SK = SR x JB x JR
Keterangan :
ST = skor tertinggi
SR = skor terendah
JB = jumlah bulir
JR = jumlah responden
Menentukan selisih skor kontinum dari setiap tingkatan rumus :
d. Membuat garis kontinum dan menentukan daerah letak skor hasil penelitian.
Menentukan persentase letak skor hasil penelitian (rating scale) dalam garis
kontinum (S/Skor maksimal x 100%).
Gambar 3.2
Contoh Garis Kontinum Penelitian
e. Membandingkan skor total tiap variabel dengan parameter di atas untuk
memperoleh gambaran variabel Metode Pembelajaran CLT(X) dan variabel
Kemampuan Komunikasi Berbahasa Inggris (Y).
2. Uji Persyaratan Analisis
a. Uji Normalitas Data
Rendah Sedang Tinggi
58
Adila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada penelitian yang menggunakan statistik parametris seperti yang
digunakan pada penelitian ini, harus didasarkan pada asumsi bahwa data setiap
variabel yang akan dianalisis berdistribusi normal. Bila tidak normal, maka teknik
statistik yang digunakan adalah non parametris. Oleh karena itu kenormalan harus di
uji terlebih dahulu.
Pengujian normalitas pada penelitian ini akan dilakukan pada variabel X
(metode pembelajaran CLT) dan variabel Y (kemampuan komunikasi berbahasa
inggris). Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji normalitas
Kolmogrov Smirnov Tes dengan menggunakan SPSS Versi 18.0.
b. Transformasi Data Ordinal menjadi Interval Melalui MSI
Suatu penelitian yang menggunakan analisis parametrik memiliki syarat yang
salah satunya ialah data harus berskala interval. Sedangkan dalam penelitian ini
terdapat dua macam data yaitu berskala interval dan berskala ordinal, maka dari itu
perlu untuk mengubahnya ke dalam bentuk interval. Adapun teknik transformasi
yang paling sederhana yaitu dengan menggunakan Method of Successive Interval
(MSI). Langkah-langkah transformasi data ordinal ke data interval menurut (Riduwan
dan Kuncoro, 2012, hlm. 30) sebagai berikut :
1. Memperhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebar.
2. Pada setiap butir ditentukan berapa orang yang mendapat skor 1,2,3,4 dan 5.
3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut
proporsi.
4. Tentukan nilai proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai proporsi
secara berurutan perkolom skor.
5. Gunakan Tabel distribusi normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif
yang diperoleh.
6. Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh.
7. Tentukan nilai skala.
8. Tentukan nilai transformasi dengan rumus Y = NS + ⦋ 1+ (NSmin)
59
Adila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Teknik Analisis Data
a. Analisis Korelasi Sederhana
Setelah data yang terkumpul berhasil diubah menjadi data interval, maka
langkah selanjutnya adalah menghitungnya dengan menggunakan analisis korelasi
yang bertujuan mencari hubungan antara kedua variabel yang diteliti. Hubungan dua
variabel terdiri dari dua macam yaitu hubungan yang positif dan hubungan yang
negatif. Hubungan X dan Y dikatakan positif apabila kenaikan (penurunan) X pada
umumnya diikuti oleh kenaikan (penurunan) Y. Ukuran yang dipakai untuk
mengetahui kuat atau tidaknya hubungan antara X dan Y disebut koefisien korelasi
(r). Nilai koefisien korelasi paling sedikit -1 dan paling besar 1 (-1 ≤ r ≥ 1), artinya
jika:
r= 1, hubungan X dan Y sempurna dan positif (mendekati 1, hubungan sangat kuat
dan positif)
r = -1, hubungan X dan Y sempurna dan negatif (mendekati -1, hubungan sangat kuat
dan negatif)
r= 0, hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan.
Penentuan koefisien korelasi (r) dalam penelitian ini menggunakan teknik
korelasi Pearson’s product moment. Teknik korelasi Pearson’s product moment
digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua
variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau rasio. Rumus koefisien
korelasi Pearson’s product moment :
∑ ∑ ∑
√[ ∑ ∑ ][ ∑ ∑ ]
Sumber: Suharsimi Arikunto(2013, hlm. 213)
60
Adila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk mengetahui tingkat hubungan kedua variabel tersebut, maka dapat
dilihat pada tabel Guilford sebagai berikut:
Tabel 3.5
Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2013, hlm. 184)
b. Analisis Regresi Sederhana
Menurut Riduwan (2003, hlm. 244), analisis regresi sederhana merupakan
prosedur dimana dengan melalui formulasi persamaan matematis, hendak diamalkan
nilai variabel random kontinyu berdasarkan nilai variabel kuantitatif lainnya yang
diketahui.
Kegunaan analisis regresi sederhana adalah untuk meramalkan (memprediksi)
variabel terikat (Y) bila variabel bebas (X) diketahui. Regresi sederhana dapat
dianalisis karena didasari oleh hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat
(kausal) metode pembelajaran CLT (X) terhadap kemampuan komunikasi berbahasa
inggris (Y).
Persamaan regresi linier sederhana:
Sumber: Riduwan (2003, hlm. 244)
Keterangan:
Y = Kemampuan komunikasi berbahasa inggris
61
Adila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
X = Metode Pembelajaran CLT
a = harga Y apabila X = 0 (harga konstan)
b = koefisien regresi yang menunjukkan peningkatan atau penurunan
variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka
naik, bila b (-) maka terjadi penurunan.
c. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi adalah alat statistik untuk mengetahui besarnya
presentase pengaruh variabel X terhadap variabel Y dengan asumsi 0 ≤ r2
≥ 1, maka
dari itu digunakan koefisien determinasi sebagai berikut :
Sumber: Sugiyono (2013, hlm. 231)
Keterangan :
KD = koefisien determinasi
r = koefisien korelasi
Sebelum nilai r2 digunakan untuk membuat kesimpulan, terlebih dahulu harus
diuji apakah nilai-nilai r2ini terletak dalam daerah penerimaan atau penolakan.
4. Uji Hipotesis
Analisis terakhir dalam penelitian ini adalah uji hipotesis. Uji hipotesis dalam
penelitian ini Uji t.
t = √
√
Sumber : Sugiyono (2013, hlm. 184)
Keterangan:
62
Adila Rara Cynthia, 2014 Efektivitas metode communicative language teaching (clt) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi berbahasa inggris peserta kursus di pqec institute Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
r = Koefisien korelasi product moment
t = Distribusi student dengan derajat kebabasan (db) = n-2
n = banyaknya sampel
Uji t berkehendak untuk menguji hipotesa bahwa terdapat hubungan atau
tidak antara kedua variabel Metode pembelajaran CLT (X) dan kemampuan
komunikasi berbahasa inggris (Y), maka nilai selanjutnya dibandingkan
dengan nilai untuk kesalahan 5% uji dua pihak dan derajat kebebasan (dk) = n-
2, sehingga pengambilan kesimpulan menggunakan perbandingan dengan
kriteria sebagai berikut :
- Jika > Ho ditolak : Ha diterima
- Jika ≤ Ho diterima : Ha ditolak